long case elis
TRANSCRIPT
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 1/39
Long Case
KATARAK MATUR SENILIS ODS
Abdul Gofar (04104705002)
Sakinah Wenti Septiana (04104705003)
Elis Tresia (04104705039)
Zahnas Putri Jana A (04104705061)Argana Dwi Agusta (04104705105)
Pembimbing:
dr. Ramzi Amin, Sp.M
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI
RSMH PALEMBANG
2011
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 2/39
2
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi Kasus ( Long Case) berjudul Katarak Matur Senilis ODS
Disusun Oleh :
Abdul Gofar (04104705002)
Sakinah Wenti Septiana (04104705003)
Elis Tresia (04104705039)
Zahnas Putri Jana A (04104705061)
Argana Dwi Agusta (04104705105)
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior Periode 1 s.d 29 Agustus 2011 dibagian SMF Ilmu
Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RSUP dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
Palembang, Agustus 2011
Pembimbing
dr. Ramzi Amin, Sp.M
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 3/39
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yangtelah memberikan rahmat dan hidayah serta izin dan kesempatan sehingga penulis
bisa menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pada
kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu Penyakit Mata. Laporan kasus ini
dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, terutama dr. Ramzi, Sp.M
selaku pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktunya di tengah
kesibukan untuk memberikan bimbingan, masukkan, arahan dan semangat kepada
penulis, terima kasih kami ucapkan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya penulis mengharapkan masukkan berupa saran dan kritik yang
membangun agar dapat penulis perbaiki di kemudian hari. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan kedokteran.
Palembang, Agustus 2010
Penulis
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 4/39
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................ ................................ ........................ iHALAMAN PENGESAHAN ................................ ................................ ........... i
KATA PENGANTAR ................................ ................................ ...................... ii
DAFTAR ISI ................................ ................................ ................................ ..... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................ ................................ ............. 1
BAB II LAPORAN KASUS ................................ ................................ ..........
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ................................ ................................ ...
BAB IV ANALISIS KASUS ................................ ................................ ...........
DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ........................
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 5/39
5
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak adalah segala bentuk kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
kedua-duanya yang disebabkan oleh berbagai keadaan. Derajat kepadatan katarak
tidak sama dan penyebabnya bisa bermacam-macam, walaupun pada umumnya
berkaitan dengan umur (proses aging). Sebagian besar dapat bilateral, derajat
katarak dapat sama antara dua mata dapat pula tidak sama pada dua mata, maupun
unilateral.
Katarak merupakan gangguan visual tersering yang ditemukan di dunia.
Diperkirakan 30-45 juta orang di dunia mengalami kebutaan, 45%-nya
disebabkan oleh katarak Prevalensinya bervariasi luas pada daerah yang berbeda,
meningkat seiring usia. Katarak lebih sering terjadi di daerah dengan paparan
sinar matahari tinggi, juga pada daerah miskin yang kekurangan gizi diduga
sebagai faktor penting.
Penyebab katarak meliputi trauma, inflamasi, penyakit metabolik, nutrisi
dan proses penuaan. Perubahan biokimia yang secara konsisten terjadi pada
katarak meliputi perubahan pada volume cairan pada lensa, kehilangan potasium,
peningkatan kalsium, peningkatan konsumsi O2, penurunan asam askorbat.
Oksidasi dari komponen membran mungkin merupakan kejadian awal pada
pembentukan katarak. Perubahan usia pada lensa mungkin disebabkan oleh
fotooksidasi ultraviolet.
Lensa yang sedang dalam pembentukan katarak ditandai adanya sembab
lensa, perubahan protein, nekrosis dan terganggunya keseimbangan normal
serabut-serabut lensa. Pada umumnya, terjadinya perubahan lensa sesuai dengan
tahap perkembangan katarak (katarak insipien, immatur, matur dan hipermatur).
Pada katarak matur kekeruhan telah sempurna dan biasanya dapat kita lakukan
ekstraksi.
Pemeriksaan fisik oftalmologi adalah visus dasar yang nantinya kita
bedakan dengan kelainan refraksi atau kelainan media dan lensa, pinhole
sangatlah penting dalam menentukan ketebalan kekeruhan lensa dan jenis katarak
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 6/39
6
tersebut. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan oftalmoskopi dan shadow
test untuk menentukan apakah katarak immatur atau matur.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi. Tujuan anamnesis adalah untuk memperoleh riwayat katarak serta
memperkirakan semua hal yang berhubungan dengan katarak, seperti sudah
berapa lama katarak diderita, faktor-faktor predisposisi yang mendasari, gejala
yang berhubungan dan lain-lain. Pemeriksaan oftalmologi bertujuan
mengkonfirmasi kemungkinan diagnosis seperti derajat katarak, lamanya katarak,
kelainan lain yang timbul bersama-sama katarak dan tindakan yang akan
dilakukan.
Penatalaksanan tergantung pada diagnosis dan temuan-temuan pada
pemeriksaan. Tehnik atau prosedur operasi untuk memperbaiki keadaan ini seringdipakai berdasarkan kondisi katarak, keadaan yang timbul bersama-sama katarak
dan tehnik terbaik yang dipilih oleh operator dalam melakukan tindakan operatif.
Pada presentasi kasus ini akan dibahas mengenai seorang wanita berusia
68 tahun yang didiagnosis dengan katarak matur senilis ODS.
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 7/39
7
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. N
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Muara dua
Kunjungan ke poli mata RSMH pada tanggal 15 Agustus 2011
II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis, 15 Agustus 2011, pukul 10.30 WIB)
Keluhan Utama:
Pengelihatan semakin kabur sejak ± 3 bulan yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak ± 1 tahun yang lalu penderita mengeluh penglihatan kedua mata
agak kabur sehingga tidak dapat bekerja lagi akan tetapi masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. Pandangan seperti berasap (+), penglihatan
terasa silau pada siang hari (+), mata merah (-), mata seperti berair (-), nyeri (-
), mata seperti melihat pelangi (-), penglihatan yang turun mendadak seperti
tertutup tirai (-), sakit kepala (-), mual muntah (-), pandangan seperti melihat
terowongan (-).
Sejak ± 3 bulan yang lalu, penderita mengeluh penglihatan kedua mata
semakin kabur, penderita hanya bisa melihat dalam jarak ± 1 meter, jika
berjalan sambil meraba dinding atau dibantu oleh orang lain, pandangan seperti
berasap (+), penglihatan terasa silau pada siang hari (+), penglihatan lebih
terang pada pagi atau malam hari daripada siang hari (+), mata merah (-), mata
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 8/39
8
seperti berair-air (-), penglihatan kembar (+), pandangan seperti melihat
terowongan (-). Penderita tidak pernah memberi obat apapun pada matanya.
Sejak ± 1 hari yang lalu penderita mengeluh keluhannya semakin berat
dan tidak berkurang sehingga berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke poli mata
RSMH Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu:
y Riwayat kencing manis tidak ada.
y Riwayat darah tinggi (+) sejak 10 tahun yang lalu.
y Riwayat trauma kepala tidak ada.
y Riwayat mengkonsumsi obat steroid jangka panjang tidak ada
y Riwayat memakai kacamata tidak ada.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:
y Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
Status Gizi:
Habitus : piknikus
Berat Badan : 64 kg
Tinggi Badan : 154 cm
RBW : 26,98% (normoweight)
Status Ekonomi:
Cukup
III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 15 Agustus 2011)
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 420/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 9/39
9
Pernafasan : 20 x/menit tipe abdomino-torakal
Suhu : 37oC
Status Oftalmologikus
OD OS
Visus 1/60 PH (-) 1/60 PH (-)
TIO 18,5 mmHg 18,5 mmHg
KBM Orthoforia
GBM
Segmen Anterior
- Alis mata
- Kelopak atas
- Kelopak bawah
- Bulu mata
- Konjungtiva tarsal atas
- Konjungtiva tarsal bawah
- Konjungtiva bulbi
- Kornea
- BMD
- Iris- Pupil
- Lensa
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Jernih
Sedang, Jernih
Gambaran Baik
Bulat, Central,
Refleks Cahaya (+),
Ø 3 mm
Keruh,
Shadow Test (-)
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Jernih
Sedang, Jernih
Gambaran Baik
Bulat, Central,
Refleks Cahaya (+),
Ø 3 mm
Keruh,
Shadow Test (-)
Segmen Posterior
- Refleks fundus
- Papil
RFOD (+)
Detail sulit dinilai
RFOS (+)
Detail sulit dinilai
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 10/39
10
- Makula
- Retina
Detail sulit dinilai
Detail sulit dinilai
Detail sulit dinilai
Detail sulit dinila
IV. DIAGNOSIS BANDING
y Katarak
y Kelainan Refraksi
y Glaukoma Kronik
V. DIAGNOSIS SEMENTARA
y Katarak Matur Senilis ODS
VI. RENCANA PEMERIKSAAN
y Laboratorium (darah rutin, kimia klinik)
y EKG
y USG B-scan
y Keratometri
y Biometri
VII. PENATALAKSANAAN
y Informed consent
y Pro ECCE OD + IOL
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 11/39
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III. 1. Pendahuluan
III.1.1 Embriologi
Mata berkembang dari tiga lapis embrional primitif yaitu ektoderm
permukaan, termasuk derivatnya krista neuralis, ektoderm neural, dan mesoderm.
Ektoderm permukaan selain membentuk lensa juga membentuk glandula
lakrimalis, epitel kornea, konjungtiva, glandula adneksa, dan epidermis palpebra.
2-7
Perkembangan mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang
lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan. Dengan menutupnya tabung
saraf ,lekukan-lekukan ini membentuk kantong-kantong keluar pada otak depan,
yaitu gelembung mata. Gelembung ini selanjutnya menempel pada ektoderm
permukaan dan menginduksi perubahan ektoderm. Gelembung mata melakukan
invaginasi dan membentuk piala mata yang berdinding rangkap. Lapisan dalam
dan luar mata ini mula-mula dipisahkan oleh suatu rongga, ruangan intraretina,
yang segera akan menghilang dan kemudian kedua lapisan tersebut saling
berlekatan. Invaginasi juga meliputi sebagian permukan inferior piala yang
membentuk fissura koroidea. Pembentukan fissura ini memungkinkan arteri
hyaloidea mencapai ruangan dalam mata. Pada minggu ke-7, bibir-bibir fissura
koroidea bersatu dan mulut piala mata menjadi lubang bulat yang menjadi pupil.2-
7
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 12/39
12
Sel el ek t erm permukaan yang semula menempel pada gelembung
mata mulai meman jang dan membentuk plakoda (lempeng) lensa. Plakoda ini
melakukan invaginasi dan berkembang men jadi vesikel (gelembung) lensa.
Vesikel ini terdir i dar i satu lapis sel sel kuboid yang men jadi membran dasar
(kapsul lensa), dan mempunyai diameter k ira-k ira 0,2 mm. Pembentukan vesikel
ini ter jadi pada har i 33
kehamilan.2-7
Setelah pembentukan gelembung lensa, sel-sel dinding poster ior
meman jang ke arah depan dan membentuk serabut-serabut pan jang yang
berangsur-angsur mengisi lumen gelembung lensa tersebut. Pada har i ke 40
kehamilan lumen gelembung lensa secara lengkap menghilang. Sel-sel yang
meman jang disebut primary lens fiber (serabut lensa pr imer). Nuk lei serabut lensa
pr imer bergerak mendekati lamina basalis poster ior ke dalam serabut lensa dan
selan jutnya men jadi piknotik sebagai organel intraseluler. Walaupun sel-sel
lapisan poster ior gelembung lensa berdi erensiasi men jadi serabut lensa pr imer,
sel-sel anter ior gelembung lensa tidak berubah. Satu lapisan kuboid ini men jadi
epitel lensa.1,2
Gelembung Lensa
(33 har i)
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 13/39
13
Pada kehamilan 7 minggu, sel-sel epitel lensa pada daerah ekuator mulai
bermulti plikasi secara cepat dan meman jang untuk membentuk serabut lensa
sekunder. Sisi anter ior berkembang ke arah polus anter ior lensa yang
menyusupkan dir inya di sebelah bawah epitel lensa. Sisi poster iornya berkembang
ke arah polus poster ior lensa di dalam kapsul lensa. Serabut lensa poster ior
terbentuk pada usia kehamilan 2-8 bulan yang membentuk nuk leus fetal.1-2
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 14/39
14
Serabut-serabut lensa tumbuh pada bagian anterior dan posterior, ketika
serabut-serabut bertemu dan bersatu di bagian anterior dan posterior lensa,
serabut-serabut membentuk pola ́suture´. ´S uture´ bentuk Y tegak muncul di
anterior dan bentuk Y terbalik pada posterior. Pembentukan lensa selesai pada
usia 7 bulan penghidupan foetal. Pertumbuhan dan proliferasi dari serat-serat
sekunder berlangsung terus sepanjang hidup tetapi lebih lambat, karenanya lensa
menjadi bertambah besar lambat-lambat. Berat lensa saat lahir sekitar 90 mg, dan
makin meningkat massanya rata-rata 2 mg pertahun sebagai bentuk serabut yang
baru. Setelah 20 tahun pada daerah tengah serabut lensa kurang lunak dan nukleus
lensa menjadi kaku. Setelah umur 40 tahun kekakuan nukleus lensa secara klinis
menurunkan daya akomodasi, dan umur 60 tahun nukleus menjadi sklerosis dan
berubah warna yang sering membuat ́suture´ lensa sulit dibedakan.2,3
Saat lensa berkembang, suatu struktur pendukung nutrisi, tunika vaskulosa
lentis terbentuk mengelilinginya. Pada usia kehamilan 1 bulan, arteri hialoid
memberikan kapiler-kapiler kecil yang membentuk jaringan anastomosis yang
menutupi daerah posterior lensa yang sedang berkembang. Cabang-cabang kapsul
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 15/39
15
vaskuler posterior masuk ke dalam kapiler-kapiler kecil yang kemudian tumbuh
ke arah equator lensa, di mana mereka beranastomosis dengan vena-vena khoroid
dan membentuk bagian kapsulopupilari dari tunika vaskulosa lentis. Cabang-
cabang arteri lentis yang panjang beranastomosis dengan cabang-cabang bagian
kapsulopupilari , yang menutupi permukaan anterior lensa.2
III.1.2 Anatomi
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang
iris, lensa ditahan di tempatnya oleh zonula zinni (ligamentum suspensorium
lentis), yang melekat pada ekuator lensa menghubungkannya dengan korpus
siliaris. Zonula zinni berasal dari lamina basal epitel tidak berpigmen prosesus
siliaris. Zonula zinnia melekat pada bagian ekuator kapsul lensa, 1,5 mm pada
bagian anterior dan 1,25 pada bagian posterior. Di sebelah anterior lensa terdapat
humor akuos sedangkan di sebelah posteriornya, vitreus. Lensa dan vitreus
dipisahkan oleh membrana hyaloidea.2-4
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 16/39
16
Permukaan lensa pada bagian poster ior lebih cembung dar i pada permukaan
anter ior. Pada saat baru lahir jarak ekuator lensa sek itar 6,4 mm dan jarak
anter ioposter ior 3,5 mm dan beratnya sek itar 90 mg. Pada lensa dewasa jarak
ekuator sek itar 9 mm dan jarak anteroposter ior 5 mm dan beratnya sek itar 255
mg.2
Lensa tidak mempunyai persarafan dan pembuluh darah. Selama
embr iogenesis mendapatkan perdarahan dar i pembuluh darah hyaloids dan setelah
itu secara total suplainya tergantung pada humor akuous dan vitreus.Lensa terdir i
dar i tiga bagian yaitu kapsul elastis dan epitelium lensa yang ter letak pada
permukaan anter ior lensa, kor teks dan nucleus.1,2,3
Struk tur normal lensa manusia
1. Kapsul L sa
Kapsul lensa merupakan membrana basalis elastis yang dihasilkan oleh
epithelium lensa yang membungkus sekeliling lensa. Pada bagian anter ior
kapsul
kor tek
nuk leus
Polus anter ior
Aksis optik
Aksis optik zonula
serabut
Sel epitel kapsul
ekuato
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 17/39
17
dibentuk oleh sel-sel epitel dan di posterior oleh serabut kortikal. Sintesa kapsul
anterior berlangsung sepanjang kehidupan sehingga ketebalannya meningkat,
sedangkan kapsul posterior relative konstan. Ketebalan kapsul anterior 15,5
mikrometer dan kapsul posterior 2,8 mikrometer.1, 2
Di bawah mikroskop cahaya kapsul lensa terlihat homogen, tetap dengan
mikroskop elektron tampak terdiri 40 lamella. Lamella terdiri dari serabut
retikuler yang berisi matriks yaitu glikoprotein berhubungan dengan kolagen tipe
IV dan glikosaminoglikan sulfat. Mukopolisakarida heparin sulfat tersusun kurang
dari 1% pada kapsul lensa tetapi peranannya sangat penting dalam penentuan
struktur dari matriks, dimana pada keadaan kritis mempertahankan kejernihan
lensa.2
2. Epitel Lensa
Epitel lensa hanya ditemukan pada permukaan anterior lensa, pada daerah
ekuator sel ini memanjang dan berbentuk kolumner yang tersusun secara
meridional. Epitel ini mempunyai kapasitas metabolik untuk membawa keluar
semua aktivitas sel normal, termasuk DNA, RNA, protein dan biosintesa lemak,
dan untuk menghasilkan ATP yang berguna untuk menghasilkan energi yang
diperlukan lensa. 2,6
3. Nukleus dan Korteks
Nukleus lensa lebih keras dari korteks. Serabut-serabut lamellar subepitelial
terus berproduksi sesuai dengan usia, sehingga lensa secara gradual menjadi lebih
besar dan kurang elastis. Nukleus dan korteks terbuat dari lamellar konsentris
memanjang. Tiap serat mengandung inti, yang pipih dan terdapat di bagian
pinggir lensa dekat ekuator, yang berhubungan dengan epitel subkapsuler. Serat-
serat ini saling berhubungan di bagian anterior. Garis sutura dibentuk oleh
gabungan ujung ke ujung serabut lamellar ini dan bila dilihat dengan lampu celah
berbentuk ³Y´. Bentuk ³Y´ ini tegak di anterior dan terbalik di posterior huruf Y
yang terbalik. 1,2
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 18/39
18
III.1.3 Fisiologi Lensa
Sel-sel epitelial lensa pada ekuator membelah dan berkembang sepanjang
kehidupan dan tingkat metabolisme paling tinggi adalah epitel. Oksigen dan
glukosa diutilisasi oleh epitel lensa untuk sintesis protein dan transport aktif
elektrolit, karbohidrat, dan asam amino ke dalam lensa. Energi kimia diperlukan
untuk menjaga pertumbuhan sel dan transparansi. Aqueous humor berfungsi
sebagai sumber nutrisi dan tempat pembuangan sampah dari lensa. 2
1. Pemeliharaan keseimbangan air dan kation lensa
Mekanisme yang mengontrol keseimbangan air dan elektrolit, penting
dalam memelihara kejernihan lensa. Karena transparansi lensa berhubungan erat
dengan komponen struktural dan makromolekul, pertubasi hidrasi air dapat berujung pada pengeruhan. Sekitar 5% volume lensa adalah air yang terdapat
diantara serabut lensa di ruangan ekstraseluler. Konsentrasi natrium dalam lensa
sekitar 20 mM, dan konsentrasi kalium sekitar 120 mM. Pada aqueous humor dan
vitreous humor kadar natrium lebih tinggi, sekitar 150 mM, sedangkan kalium
sekitar 5 mM.2
2. Epitel lensa: situs transport aktif
Keseimbangan kation antara lensa sebelah dalam dengan bagian luarnya
adalah akibat sifat-sifat permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa
natrium (Na+, K+-ATPase) yang berada dalam membran sel epitel lensa dan tiap
sel serabut. Epitel merupakan situs utama transport aktif dalam lensa. Pompa
natrium berfungsi dengan memompa ion natrium keluar sambil mengambil ion
kalium masuk. Mekanisme ini bergantung pada pemecahan ATP dan diatur oleh
enzim Na+, K+-ATPase. Inhibisi Na+, K+-ATPase mengakibatkan hilangnya
keseimbangan kation dan peningkatann kadar air dalam lensa.2
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 19/39
19
3. T i pompa-kebocoran
Kombinasi transpor t ak tif dan permeabilitas membran ser ing disebut
sebagai sistem pompa-kebocoran lensa. Menurut teor i pompa-kebocoran, kalium
dan berbagai molekul lain seper ti asam amino secara ak tif ditranspor tasikan ke
dalam bagian anter ior lensa melalui epitel. Mereka kemudian berdifusi sesuai
dengan gradien konsentasi menu ju bagian belakang lensa, dimana tidak terdapat
mekanisme transpor t ak tif. Natr ium mengalir masuk melalui bagian belakang
lensa sesuai dengan gradien konsentrasinya dan kemudian di per tukarkan secara
ak tif sebagai ganti kalium oleh epitel. Kalium terkonsentrasi pada anter ior lensa
dan natr ium pada poster ior. epitel merupakan situs utama transpor t ak tif dalam
lensa. Maka, natr ium di pompa melalui sisi anter ior lensa ke dalam aqueous
humor, dan kalium bergerak dar i aquoeus humor menu ju lensa. Pada permukaan
poster ior lensa (perhubungan lensa-vitreous), pergerakan solute ter jadi sebagian
besar oleh difusi pasif. Pengaturan asimetr is ini berak i bat pada gradien natr ium
dan kalium pada lensa, dengan konsentrasi kalium yang lebih besar pada anter ior
lensa dan lebih sedik it pada poster ior. Sehingga, natr ium terkonsentrasi pada
bagian poster ior lensa dan kurang pada anter ior.2,3,10
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 20/39
20
Distribusi elektrolit yang tidak merata pada membran sel lensa berakibat
pada perbedaan potensial elektrik antara bagian dalam dan luar lensa. Bagian
dalam lensa adalah elektronegatif, sekitar -70 mV. Bahkan terdapat perbedaan
potensial sebesar -23 mV diantara permukaan anterior dan posterior lensa.
Perbedaan potensial normal sekitar 70 mV dapat berubah sewaktu-waktu dengan
perubahan aktivitas pompa atau permeabilitas membran. Kadar interseluler
normal kalsium pada lensa adalah sekitar 30 mM, sedangkan kadar kalsium di
luar lensa adalah mendekati 2 M. Gradien transmembran yang besar ini terutama
dipertahankan oleh pompa kalsium (Ca2+-ATPase). Membran sel lensa juga
relatif impermeabel terhadap kalsium. Kehilangan homeostasis kalsium dapat
sangat mengganggu metabolisme lensa.2,3,10
4. Akomodasi
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk menerima objek sinar dan
memfokuskan ke retina. Derajat akomodasi tergantung kapasitas lensa untuk
merubah bentuknya dari bentuk bulat panjang (penglihatan jauh) menjadi bentuk
bulat (penglihatan dekat). Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh,
otot-otot siliaris mengalami relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil
diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya terkecil sehingga berkas cahaya
paralel akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot
siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang, sehingga lensa yang
lentur ini berubah bentuknya menjadi lebih bulat. Kemampuan lensa untuk
berakomodasi lebih kuat pada usia muda. Kapasitas ini tergantung pada hubungan
kortek dengan inti. Pada usia muda, intinya kecil dan korteknya tebal dan lembut
yang memungkinkan perubahan bentuk secara leluasa, sehingga bentuk lensa
hampir bulat. Pada usia lanjut intinya besar dan korteknya tipis sehingga
perubahan bentuk lensa hanya sedikit.2,10
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 21/39
21
Pada mata yang alami terdapat lensa kr istal bening yang memilik i nuk leus
lensa, ditutupi oleh serat lensa yang menyelubungi kor teks dengan membran luar
yang lentur dan kapsul yang ber tindak sebagai pembungkus.1,2
Perubahan metabolisme pada lensa menyebabkan lensa men jadi keras dan
kehilangan sifat lenturnya. Katarak secara berangsur-angsur akan memperkeruh
lensa sampai akhirnya men jadi buram. Daerah buram tampak sebagai bintik abu-
abu atau putih, seper ti lensa kamera yang kabur dan akan menghasilkan gambar
yang buram, katarak juga menyebabkan penurunan kualitas gambar yang
dihasilkan retina.4
Pada katarak immatur, kekeruhan lensa tidak ter jadi di seluruh bagian lensa,
kemudian dengan ber tambahnya umur kekeruhan tersebut mengalami progesivitas
yang dapat menyebabkan kekeruhan seluruh lensa.1,2
Katarak dikatakan matur bila semua serat lensa telah men jadi keruh dan
lensa men jadi cembung. Semua gelombang cahaya yang di pancarkan
kepermukaan lensa akan di pantulkan. Gambaran lensa yang ada di belakang pupil
tampak putih dan retina di belakang lensa tidak dapat dilihat dan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Bila tidak diterapi dengan segera lensa akan
me jadi hi permatur dan bagian luar lensa berkerut dan lebih permeabel. Bagian
dalam lensa, par tikelnya mencair dan keluar menu ju ke bilik kamera depan
sehingga menyebabkan komplikasi. Lensa morgagni adalah lensa hi permatur
dengan kor teks lensa yang mencair sehingga menyebabkan lensa lebih cembung
dengan inti keruh yang ada di dalamnya.1,3
Gambar 2. Lensa yang jernih dan lensa yang mengalami katarak
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 22/39
22
Gambar 3. Gambaran mata dengan katarak matur
Katarak dapat disebabkan oleh trauma pada mata, penyakit mata kronis atau
efek samping obat seperti kortikosteroid. Katarak pada pasien tua berlangsung
beberapa tahun untuk sampai pada proses tak dapat melihat.5 Progresivitas katarak
sangatlah bervariasi. Progresivitas paling cepat terdapat katarak yang disebabkan
oleh trauma dikarenakan kapsul lensa robek. Lensa akan keruh total dalam
beberapa jam.
Ekstraksi katarak belum dianjurkan sampai penurunan tajam penglihatan
sampai pada tingkat yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Katarak
dapat terjadi pada semua usia namun lebih sering terjadi pada usia yang lebih
tua.6,7
III. 2. Epidemiologi
Katarak merupakan kelainan pada mata yang paling banyak menyebabkan
kebutaan di dunia. Dikatakan bahwa ada sekitar 30-45 juta orang di dunia yang
mengalami kebutaan dan katarak menjadi penyebab terbesar yaitu lebih kurang
45% sebagai penyebab kebutaan ini. Prevalensi katarak bervariasi. Katarak lebih
sering ditemukan pada daerah yang lebih sering terpapar sinar matahari. Katarak
juvenile dimana katarak yang terlihat pada usia diatas 1 tahun dan dibawah 40
tahun.1
Prevalensinya juga meningkat sesuai dengan usia dan lebih tinggi pada
wanita.
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 23/39
23
III. 3. Etiologi
Katarak dapat disebabkan berbagai macam faktor antara lain trauma,
peradangan, gangguan metabolik, radiasi dan proses penuaan. Perubahan biokimia
terjadi pada katarak dimana terjadi perubahan pada komposisi air, kehilangan
potasium, peningkatan kalsium, peningkatan konsumsi O2, penurunan dari
glutation, yang berhubungan dengan akumulasi atau pengurangan heksosa dan
pengurangan asam askorbat serta pengurangan protein.8,11
Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Katarak juvenile yang terlihat setelah usia 1
tahun dapat terjadi karena:9, 10
Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata
Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat penyakit lokal pada satu mata, seperti akibat uveitis anterior,
glaukoma, ablasio retina, miopia tinggi, ftisis bulbi yang mengenai
satu mata
Penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia
distrofi, yang mengenai kedua mata akibat trauma tumpul ataupun
tajam
III. 4. Klasifikasi Katarak
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan perkembangan, etiologi, lokasi
di lensa, bentuk serta derajat opfikasinya.
Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi
katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis.2,3,5
1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi
prenatal dimana kelanan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian
pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak
meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa.
2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir.
Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat
lensa. Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai ³ so f t
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 24/39
24
Gambar 5. Katarak Kor tikalis dengan vacuole danwat er clef t 7
cat aract ́ . Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dar i satu sediaan
penyak it keturunan lain.
3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling ser ing dijumpai. Telah
diketahui bahwa katarak senilis berhubungan dengan ber tambahnya usia dan
berkaitan dengan proses penuaan lensa.
Berdasarkan lokasinya di lensa ada tiga jenis katarak yaitu mengenai
kor teks, nuk lear dan subkapsular poster ior.
1. Katarak nuk lear is
Inti bagian sentral men jadi lebih keras dan secara optik men jadi lebih padat
sehingga berwarna kuning sampai cok lat. Katarak ini akan berkembang
lambat dan selalu diasosiasikan dengan menurunnya penglihatan dekat yangdisebabkan oleh perubahan lensa.
2. Katarak kor tikal
Merusak lapisan lensa ter luar. Kekeruhan yang tampak seper ti gelombang
ireguler (berbentuk seper ti ba ji) dar i per ifer ke sentral lensa. Kekeruhan terus
berkembang hingga mengganggu penglihatan jauh dan dekat.
Gambar 4. Katarak Nuk lear is7
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 25/39
25
3. Katarak subkapsular poter ior
Dikarak ter istikan oleh gumpalan sel-sel epitel yang abnormal pada kutub
poster ior lensa tepat didalam kapsul. Sel-sel tersebut secara cepat membentuk
plak yang keruh di pusat aksis visual. Keta jaman penglihatan ser ingkali
memburuk pada cahaya yang terang ketika pupil mengecil.
Berdasarkan stadiumnya, katarak di bagi men jadi stadiuminsi pien, stadium
imatur, stadium matur, dan stadium hi permatur.
1. Stadium insi pien
Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus.
Kekeruhan terutama terdapat pada bagian per ifer berupa bercak-bercak seper ti
ba ji ( jar i- jar i roda), terutama mengenai kor teks anter ior, sedangkan aksis
relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila
pupil dilebarkan.
2. Stadium imatur
Kekeruhan belum mengenai eluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat
di bagian poster ior dan bagian belakang nuk leus lensa. Kalau tidak ada
kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang
di pantulkan. Oleh karena kekeruhan di bagian poster ior lensa, maka sinar
oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan di pantulkan lagi, sehingga
pada pemer iksaan, ter lihat di pupil ada daerah yang terang sebagai ref leks
pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,
ak i bat bayangan ir is pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow t est
(+).
Gambar 6. Katarak Subkapsular is7
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 26/39
26
3. Stadium matur
Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar
yang melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada
bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara.
Shadow test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus
diperiksa lebih lanjut dengan midriatika, oleh karena pada katarak polaris
anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah
pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya
terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium
imatur, dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari,
bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada
persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan inidisebut vera matur.
4. Stadium hipermatur
Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga
nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui pupil, pada
daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian
bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu
kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang
menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa
menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini
disebut katarak Morgagni.
Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan
yang disebut intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa
sehingga lensa menjadi cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan
menjadi dangkal. Hal ini tidak selalu terjadi. Pada umumnya terjadi pada stadium
II.
III. 5. Gejala
Gejala awal yang paling umum adalah kaburnya penglihatan jauh. Seiring
dengan perkembangan katarak, nukleus lensa mengeras sehingga meningkatkan
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 27/39
27
kekuatan optik lensa pada penglihatan jarak dekat. Penglihatan baca akan lebih
sedik it di pengaruhi dar i pada penglihatan jauh.1
Keluhan utama:
y pandangan silau dan berkabut
y penurunan visus yang semak in lama semak in berat
y perasaan tidak nyaman
y keluar air mata dan mata merah
y kotoran mata tidak pernah ada
y di plopia
y lebih terang melihat pada pagi har i atau malam har i
Ge jala pada katarak juvenile atau katarak pada orang dewasa cukup
progresif, juga terdapat penurunan ta jam penglihatan. Besarnya penurunan ta jam
penglihatan tergantung dar i lokasi dan tingkat kekeruhan.2,3,11 Ketika kekeruhan di
nuk leus sentral lensa (katarak nuk lear), miopia ter jadi pada stadium dini, sehingga
pasien presbiopi dapat diketahui ketika pasien dapat membaca tanpa kacamata.
Mesk i pun jarang, katarak dapat menyebabkan timbulnya glaukoma sekunder dan
nyer i.2,10
Clear image
Nuclear Sclerotic Cataract
Diffusely blurred vision, f ilters
out the color blue.
Cor tical Cataract
Par t of vision is blurry, not severe.
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 28/39
28
Poster ior Subcapsular cataract
Central blurred vision with glare.
Poster ior subcapsular cataract
Severe glare visual loss. Person would
probably
have to close this eye to dr ive.
Gambar 7. Perbandingan penglihatan pada mata normal dengan mata pender ita katarak
Kekeruhan di belakang kapsul poster ior lensa (katarak subkapsular
poster ior) menimbulkan gangguan penglihatan mencolok karena kekeruhan antara
arah datangnya sinar terhadap benda. Katarak terutama bermasalah dengan
cahaya yang terang.12
Perubahan diet, obat tetes mata atau obat-obatan tidak akan mencegah atau
memper lambat pembentukan katarak. Ter lalu banyak membaca dan menonton
televisi atau melihat pada tempat gelap tidak akan menyebabkan atau
memperburuk katarak.8,10
III. 6 Penatalaksanaan
Perubahan resep kacamata dan pengontrolan refraksi yang ser ing dapat
membantu memper tahankan visus selama perkembangan katarak. Dilatasi pupilar i
kronik (dengan phenylephr ine 2,5%) berguna bagi opasitas lenticuler yang kecil.
Banyak dok ter mata merekomendasikan kacamata UV atau kacamata matahar i
untuk di pakai di bawah sinar matahar i.7,8
Salah satu terapi katarak adalah tindakan bedah. Bedah katarak sudah
berubah secara dramatis pada 20 tahun terakhir ini, yang disebabkan oleh
di perkenalkannya operasi dengan mikroskop, instrumentasi lebih baik, benang
jahit yang lebih baik dan lebih baiknya lensa okuler. Indikasi operasi untuk
operasi katarak termasuk pengkoreksian visus maksimal e20/50 (6/15) dan
kelemahan visus secara subyek tif yang menghalangiak tivitas sehar i-har i (seper ti
mengemudi, membaca, dan ak tivitas lainnya). Pandangan berbayang dapat
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 29/39
29
merupakan indikasi untuk pembedahan dan paling umum dengan katarak
subkapsular posterior. Indikasi yang jarang adalah penyakit lensa (seperti
glaukoma phocolytic, uveitis) atau kebutuhan untuk menampilkan fundus pada
penatalaksanna penyakit seperti retinopati diabetik atau glaukoma.3,11
Gambar 8. Perkiraan tempat insisi pada operasi katarak
Ekstraksi katarak biasanya menggunakan anestesi lokal dan sedasi IV. Ada
3 teknik ekstraksi katarak : ekstraksi katarak intrakapsular, dimana terdiri dari
pemindahan katarak dalam satu keping (jarang dilakukan lagi); ekstraksi katarak
ekstrakapsular, yang terdiri dari pemindahan nukleus sentral yang luas dalam satu
keping, kemudian pemindahan kortek yang lunak dalam kepingan kecil ganda,
dan fakoemulsifikasi, dimana menghancurkan nukleus sentral yang keras pada
mata dengan ultrasoundm, kemudian memecahkan ´soft cortex´ menjadi pecahan
kecil yang mulitpel, insisi yang terkecil menggunakan fakoemulsifikasi, karena proses penyembuhan yang cepat.
9
Pada kebanyakan kasus, pemberian antibiotika topikal dan kortikosteroid
dibatasi hanya untuk 4 minggu setelah pembedahan. Pasien diminta untuk
menggunakan penutup mata selama tidur, dilarang melakukan manuver valsava,
mengangkat beban berat dan berjalan jauh.9,10
³Ekstraksi katarak intra capsular (ICCE)´, yang jarang lagi dilakukan
sekarang adalah mengangkat lensa in toto yakni didalam kapsulnya melalui
limbus superior 140-160 derajat.12
Pada Ektraksi katarak ekstra capsular (ECCE) juga dilakukan incisi limbus
superior. Bagian anterior kapsul dipotong atau diangkat, nukleus diekstraksi dan
korteks lensa dibuang dari mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi,
sehingga meninggalkan kapsul posterior.
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 30/39
30
Fakofragmentasi atau fakoemulsi dengan ir igasi atau aspirasi atau
keduanya adalah teknik ekstrakapsuler yang menggunakan getaran-getaran
ultrasonik untuk mengangkat nuk leus dan kor teks melalui incisi limbus yang kecil
(2-5mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka operasi.
Gambar 9. Operasi faekoemulsi pada katarak
Setelah operasi semua pasien membutuhkan koreksi kekuatan tambahan
untuk memfokuskan benda dekat di bandingkan untuk melihat jauh. Akomodasi
hilang dengan dengan diangkatnya lensa. Kekuatan yang hilang pada sistem optik
mata tersebut harus digantikan oleh kacamata afak ia yang tebal, lensa katarak
yang ti pis atau implantasi lensa plastik (IOL) di dalam bola mata.9
IOL adalah sebuah lensa jernih berupa plastik f leksi bel yang dif iksasi ke
dalam mata atau dekat dengan posisi lensa alami yang mengir ingi ECCE. Sebuah
IOL, dapat menghasilkan pembesaran dan distorsi minimal dengan sedik it
kehilangan persepsi dalam atau ta jam penglihatan per ifer.
9
Gambar 10. IOL
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 31/39
31
IOL bersifat permanen, tidak membutuhkan perawatan dan penanganan
khusus dan tidak dirasakan pasien atau diperhatikan orang lain. Dengan sebuah
IOL kacamata baca dan kacamata untuk melihat dekat biasanya tetap dibutuhkan
dan umumnya dibutuhkan kacamata tipis untuk penglihatan jauh.12
Kontraindikasi implantasi IOL antara lain adalah uveitis berulang,
retinopati diabetik progresif, rubeosis iridis dan glaukoma neovaskuler.
Gambar 11. Teknik pemasangan IOL pada mata
Berikut ini dapat dilihat beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa
tehnik bedah katarak tersebut:
12
Jenis tehnik bedahkatarak
Keuntungan Kerugian
Extra capsular cataract extraction
(ECCE)
y Incisi kecil
y Tidak ada komplikasi vitreus
y Kejadian endophtalmodonesis
lebih sedikit
y Kekeruhan pada kapsul
posterior
y Dapat terjadi perlengketan
iris dengan kapsul
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 32/39
32
y Edema sistoid makula lebih
jarang
y Trauma terhadap endotelium
kornea lebih sedikit
y Retinal detachment lebih
sedikity Lebih mudah dilakukan
Intra capsular cataract extraction
(ICCE)
y Semua komponen lensadiangkat
Incisi lebih besar
Edema cistoid padamakula
Komplikasi pada vitreus
Sulit pada usia < 40 tahun
Endopthalmitis
Fakoemulsifikasi y Incisi paling kecil
y Astigmatisma jarang terjadi
y Pendarahan lebih sedikity Teknik paling cepat
y Memerlukan dilatasi pupilyang baik
y Pelebaran luka jika adaIOL
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 33/39
33
BAB IV
ANALISA KASUS
Seorang wanita berusia 68 tahun beralamat di muara dua (luar kota
Palembang) datang berobat ke RSMH dengan keluhan utama pengelihatan kedua
mata semakin kabur sejak ± 3 bulan yang lalu.
Dari anamnesis didapatkan sejak ± 1 tahun yang lalu penderita mengeluh
penglihatan kedua mata agak kabur sehingga tidak dapat bekerja lagi akan tetapi
masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Penderita mengeluh pandangan
seperti berasap, penglihatan terasa silau pada siang hari. Sejak ± 3 bulan yang
lalu, penderita mengeluh penglihatan kedua mata semakin kabur, penderita hanya
bisa melihat dalam jarak ± 1 meter, jika berjalan sambil meraba dinding ataudibantu oleh orang lain. Penderita sudah mulai kesulitan melakukan aktivitas
sehari-hari. Penderita mengeluh pandangan seperti berasap, penglihatan terasa
silau pada siang hari, penglihatan lebih terang pada pagi atau malam hari daripada
siang hari, penglihatan kembar (+). Sejak ± 1 hari yang lalu penderita mengeluh
keluhannya semakin berat dan tidak berkurang sehingga berobat ke Puskesmas
dan dirujuk ke poli mata RSMH Palembang.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal.
Dari status opthalmologis didapatkan VOD 1/60, S + 10 2/60 dan VOS 1/300 PH
(-), lensa kanan afakia, lensa kiri keruh dan shadow test (-).
Dari anamnese serta pemeriksaan fisik dan opthalmologis penderita di diagnosis
dengan katarak matur senilis ODS. Penyebab katarak diduga karena proses
penuaan. Karena kekeruhan lensa maka segmen posterior kedua mata yang dapat
memberikan informasi tambahan tentang keadaan bola mata tidak dapat dinilai.
Diagnosis kerja kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis, didapatkan mata tidak merah dan pandangan kabur yang
onsetnya perlahan. Dari gejala yang dikeluhkan tersebut didapatkan petunjuk
yaitu mata tenang visus turun perlahan, dengan kemungkinan diagnosis
banding berupa kelainan refraksi, glaukoma kronik, dan retinopati.
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 34/39
34
Menyingkirkan satu per satu diagnosis banding tersebut dapat dilakukan dengan
anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologi.
Pada pasien juga ada kemungkinan terjadi retinopati hipertensi mengingat
pasien telah menderita hipertensi selama 10 tahun. Namun, penegakan diagnosis
pastinya harus dilihat segmen posteriornya dengan menggunakan funduskopi,
namun karena lensa keruh, sehingga segmen posterior belum bisa dinilai.
Pada penderita direncanakan terapi pro ECCE (Extra Capsular Cataract
Extraction) OS. Tindakan ini selain untuk tujuan terapeutik, yaitu memperbaiki
visus, juga untuk tujuan diagnostik, yaitu melihat segmen posterior. Setelah
menjalani operasi katarak pada kedua matanya, pasien ini direncanakan untuk
diberikan kacamata koreksi untuk meningkatkan visus.
Operasi yang dipilih adalah ECCE bukan ICCE. Pada penderita ini tidak ada indikasi untuk dilakukan ICCE. Walaupun tehnik ini lebih sulit tetapi
keuntungannya lebih banyak. ICCE sudah ditinggalkan dalam pembedahan
katarak modern, akan tetapi dalam keadaan tertentu antara lain lensa yang tidak
stabil, intumesen, hipermatur dan luksasi, serta apabila diyakini zonulla zinii tidak
dapat menyokong manipulasi bedah maka ICCE dapat menjadi pilihan. Operasi
tidak dilakukan pada kedua mata dalam waktu yang bersamaan untuk
menghindari terjadinya komplikasi dan infeksi intra operatif.
Dari anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi didapatkan penglihatan
kabur dan visus mata kanan 1/60 pin hole (-), visus mata kiri 1/60 pin hole (-). Hal
ini menunjukkan bahwa tajam penglihatan pasien berkurang. Untuk mengetahui
apakah berkurangnya tajam penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi atau
media refraksi, maka harus dilakukan pemeriksaan pinhole. Setelah pemeriksaan
pinhole tajam penglihatan tidak maju, maka letak kelainan terjadi pada media
refraksi. Oleh karena itu, diagnosis banding kelainan refraksi dapat disingkirkan.
Walaupun pemeriksaan pada pasien ini kurang lengkap. Kemungkinan
glaukoma kronik dapat disingkirkan dari tidak adanya keluhan mata seperti
melihat pelangi bila melihat lampu dan pandangan seperti melihat terowongan.
Pemeriksaan tonometri tidak didapatkan peningkatan tekanan intraokuler. Pada
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 35/39
35
pasien tidak dilakukan uji provokasi (water dr ink ing test ) , kampimetri dan
gonioskopi.
Dari uraian di atas, maka diagnosis banding yang paling mungkin adalah
katarak. Hal ini ditegakkan dari keluhan penglihatan semakin lama semakin
kabur. Penglihatan jauh lebih kabur daripada penglihatan dekat, penderita
mengaku lebih jelas membaca tanpa kacamata baca. Penderita merasa pandangan
seperti berasap atau berkabut, penglihatan silau pada siang hari, dan penglihatan
lebih jelas pada malam hari daripada siang hari. Dari pemeriksaan oftalmologi
didapatkan penglihatan kabur dan visus mata kanan 6/30 pin hole 6/21, visus mata
kiri 6/21 pin hole 6/12.
Berdasarkan usia pasien ini, katarak terjadi pada usia lanjut sehingga jenis
katarak pada pasien ini adalah katarak senil. Katarak senil adalah semuakekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun.
Pada pemeriksaan oftalmologi pada pasien ini ditemukan tanda-tanda
katarak immatur yaitu kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa.
Pada katarak immatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya
tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif, kedalaman bilik mata depan
dangkal, terdapat bayangan iris pada lensa, sehingga uji bayangan iris positif.
Dari keluhan adanya gangguan yang lebih berat pada penglihatan jauh
daripada penglihatan dekat, lebih enak melihat saat senja, dan disertai adanya
keluhan pandangan silau. Pada slit lamp tampak gambaran kekeruhan seperti baji
(cortical spokes) dan tampak homogenesitas nucleus lensa dengan kehilangan
laminasi seluler. Jadi, tipe katarak pada pasien ini adalah katarak kortikonuklearis.
Tindakan operasi dilakukan jika katarak telah menimbulkan penyulit
seperti glaucoma. Operasi katarak dilakukan pada mata yang visus menurun lebih
berat atau jika sama berat maka dilakukan operasi pada mata kanan terlebih
dahulu.
Prognosis keadaan vital pasien ini umumnya baik karena tidak mengancam
kehidupan. Katarak pada pasien kemungkinan bukan akibat komplikasi penyakit
lain seperti hipertensi, diabetes mellitus, glaukoma, miopia tinggi dan iridosiklitis.
Prognosis fungsi pengelihatan pada pasien ini apabila dioperasi, memiliki
prognosis baik. Bila pasien ini dioperasi katarak dengan pemasangan IOL atau
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 36/39
36
tidak (menggunakan kacamata), maka hasilnya dapat meningkatkan visus. Hal ini
disebabkan karena belum terjadi kerusakan di retina.
Namun, penderita katarak memiliki risiko terjadi komplikasi antara lain:
glaukoma sekunder, uveitis, subluksasi lensa dan dislokasi lensa. Untuk
menghindari komplikasi tersebut, penderita diharapkan dapat kontol secara
teratur.
ANALISIS KASUS
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kekeruhan pada kedua lensa mata penderita
dan shadow tes (-) , dengan visus mata kanan dan kiri 1/300. Diagnosis pastiditegakkan dengan cara menyingkirkan differensial diagnostik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Kemungkinan amblyopia dan retinoblastoma dapat disingkirkan dari identifikasi
dimana penderita berusia 72 tahun. Amblyopia adalah berkurangnya tajam
penglihatan yang terjadi karena tidak normalnya perkembangan visus yang
dialami sejak usia dini, yaitu sejak lahir hingga usia 10 tahun. Pada penderita ini
penurunan visus mulai terjadi sejak dua tahun terakhir sedangkan sebelumnya
penglihatan baik.
Retinoblastoma merupakan kelainan kongenital yang biasanya baru terlihat pada
anak berumur 1 2 tahun. Pada pasien retinoblastoma, penurunan visus secara
perlahan biasanya disertai dengan perubahan gerak bola mata menjadi strabismus,
pupil melebar dengan refleks warna kuning mengkilat (amourot i cat¶s eye), dan
meningkatnya tekanan intraokuler.
Kemungkinan glaukoma kronis dapat disingkirkan dari anamnesis dimana
penderita tidak mengeluhkan gambaran pelangi maupun merasakan sakit kepala
yang hilang timbul. Dari pemerikan tonometri dengan tonometri Schiotz tidak
terdapat peningkatan tekanan intraokuler (TIOD =15,6 mmHg, TIOS = 15,6
mmHg).
Kemungkinan retinopati tidak dapat ditegakkan, karena pemeriksaan
opthalmologis pada segmen posterior mata kiri untuk menilai ada tidaknya
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 37/39
37
degenerasi atau kelainan dari retina sulit dilakukan karena adanya kekeruhan
lensa, pada funduskopi hanya didapatkan refleks fundus yang samar-samar.
Retinopati biasanya berhubungan dengan penyakit sistemik, misalnya penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, gangguan metabolisme dan endokrin. Dari
anamnesis pada penderita ini tidak terdapat riwayat penyakit yang dapat
menyebabkan retinopati yaitu diabetes mellitus sehingga kemungkinan
retinopati dapat disingkirkan .
Dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan terhadap penderita, didapatkan visus
mata kanan dan kiri 1/300. Pada pemeriksaan segmen anterior mata pada lensa
ditemukan kekeruhan dengan shadow test yang negatif pada mata kanan dan kiri
yang menunjukkan tanda katarak matur. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksanfisik diatas, penderita ini didiagnosis dengan katarak matur senilis ODS.
Pada pasien ini direncanakan dilakukan ECCE + IOL bila keadaan pasien stabil.
Pertimbangan pemilihan ECCE adalah karena ukuran insisi yang diperlukan lebih
kecil sehingga timbulnya trauma pada pada endotel kornea lebih sedikit; kapsul
posterior yang intak dapat menempatkan IOL pada posisi anatomis yang lebih
baik, mengurangi mobilitas iris dan vitreus, serta mengurangi insiden cystoid
macular edema, ablasi retina dan edema kornea; kapsul posterior yang intak juga
mencegah masuknya bakteri dan mikroorganisme, yang mungkin terdapat pada
bilik mata depan saat operasi, ke dalam badan vitreus dan menyebabkan
endopthalmitis.
Implantasi IOL sekunder, pembedahan filtrasi, transplantasi kornea dan
penyembuhan luka lebih mudah dilakukan dan tingkat keamanannya lebih tinggi
dengan tetap dipertahankannya kapsul posterior. Pemasangan IOL dilakukan
karena dianggap lebih praktis jika dibandingkan dengan lensa kontak atau
kacamata afakia yang suatu saat harus diangkat, dibersihkan atau dipasang
kembali oleh pasien dan berhubungan dengan pekerjaan pasien. Selain itu,
pemasangan IOL tidak ada kontraindikasi kecuali orang yang menderita uveitis.
Pada penderita ini diterapi dengan artificial tears 6 kali satu tetes pada mata kanan
dan kiri sebagai terapi pre operasi. Untuk terapi katarak tidak ada selain dengan
pembedahan. Penderita ini perlu kontrol ulang untuk menilai jahitan dan untuk
5/9/2018 Long Case Elis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/long-case-elis 38/39
38
persiapan operasi untuk terapi kataraknya. Prognosis pasien katarak umumnya
baik karena katarak tidak mengancam kehidupan, sehingga quo ad vitam bonam.
Fungsi mata penderita dapat kembali normal tergantung pembedahan dan
penatalaksanaan yang tepat, sehingga pada penderita ini prognosis quo ad
functionam dubia ad bonam.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Opthalmology. Lens and Cataract . Section 11. San
Fransisco: MD Association, 2005-2006
2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. O f tal mol og i Umum. Edisi 14.
Jakarta: Widya Medika, 2000.
3. Ilyas S. I l mu Penyak it Mata. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,
2003
4. Ilyas, S. Penuntun I l mu Penyak it Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta: 2005.
5. Ilyas S. K edaruratan Dal am I l mu Penyak it Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI; 2002.
6. J.P Shock. Lensa dalam Oftalmologi Umum. Edisi 14. 1996: 175-183
7. Johns J.K Lens and K ataract . Basic and Clinical Science Section 11.
American Academy of Ophthalmology. 2002.
8. Wayne F. A ge Rel ated Cataract . Last updated 15-08-2004.
www.medem.com download at 28-09-2006
9. Leedez J. Guide to Eye Cataract and Cataract S urgery. Last updated 27-09-
2005. www.allaboutvision.com download at 29-09-2006
10. Anonymous. Cataract . Last updated 27-12-2005. www.eyemedlink.com download at 29-09-2006
11. Wijaya N. I l mu Penyalit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;1983.
12. Allison M. J uvenil e Cataract . Last updated 04-07-2005.
www.springereye.com download at 30-09-2006