majalah lensa

Upload: rizal-nanda-maghfiroh

Post on 26-Feb-2018

326 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    1/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    2/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    PUASA

    SALAM REDAKSI

    Syukur al-hamdulillahirobbil alamien,,,,! Kami ucapkankepada Allah SWT, atas karnia-Nya lah majalah Lensa HIMMABA

    dapat kembali mneyapa pembaca setia.

    Dengan harapan selangkah lebih maju, dalam penerbitan kali

    ini kami menghadirkan visi dan misi yang berbeda dari penerbitan

    Lensa sebelumnya. Namun perubahan ini tidak mengurangi dan

    memotong makna dibalik visi dan misi yang disajikan sebelumnya.

    LENSA : wahana kreasi dan komunikasi warga HIMMABA,

    bahwa yang dimaksud dengan Wahana : alat atau sarana pelancar

    (majalah Lensa ini diharapkan menjadi alat atau sarana pelancar

    komunikasi warga HIMMABA), Kreasi : hasil daya cipta,

    penciptaan (Majalah Lensa merupakan karya atau tercipta karena

    hasil daya cipta warga HIMMABA), Komunikai : Perhubungan

    atau pengkabaran (hubungan timbal balik antar warga HIMMABAmerupakan aspek yang tak kalah penting dalam penerbitan LENSA),

    Warga HIMMABA : semua kader yang ada dalam keluarga besar

    HIMMABAA.

    Edisi kali ini, kami menyajikan rubrik lensa lebih variatif. Kajian

    tuntas tentang kontrol Kitab Kunig, kami hadirkan di laporan utama.

    Kolom pendidikan, hukum, ekonomi, psikologi kami sajikan

    khususnya bagi pembaca yang ingin mengetahui isu-isu aktual

    didalamnya. Disamping itu rubrik konsultasi agama, kami harapkan

    bisa memberikan cakrawala pengetahuan tentang probelmatika

    hukum Islam kontemporer.

    Selanjutnya, tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih

    kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam menyumbang

    karya tulisnya, serta lembaga dan instansi atas partisipasinya

    sehingga terbitlah majalah Lensa ini. Begitu pula thanks you very

    much for segenap warga HIMMABA yang telah berperan aktif

    dalam menerbitkan majalah Lensa ini.

    Tak lupa di edisi ini, tentu saja masih banyak terdapat

    kekurangan meski kami hadirkan sesempurna mungkin. Oleh sebab

    itu kami mengharap kritik dan saran pembaca guna melangkah lebih

    baik di edisi selanjutnya. Akhir katasemoga berguna bagi pembaca

    dan tetaplah Ekspresikan Intelektualmu dalam Karya

    Bertintasukses selalu!

    Redaksi

    DAFTAR ISI

    Laporan UtamaKontrol Kitab Kuning Dulu dan Sekarang......................4

    Laporan KhususBahrul Ulum Tidak Punya Iktan Alumni Yang Jelas..........6

    Artik elAgam a Forma l VS Agam a Spir itual .... .... .... ..... ..... ..... ..7

    Konsultasi Agama ...........................................9

    PendidikanHutang dan Privatisasi Pendidikan ..........................10

    HukumProblematikan Nikah Sirri......................................11

    Pembangunan dalam Rangkan Konfigurasi Politikdengan Sistem Hukum Responsif.............................13

    English CornerTeaching And Learning Techniques Based On TheBrain Functions.................................................15

    Ar ab ic Co rn er ...............................................17

    ProfilPenjual Kasur Memimpin HIMMABA .........................18

    Al bu m- Ma nia ...............................................19

    Komentar.....................................................21

    PsikologiABA (Aplied Behaviour Analisys) Sebagai MetodeTerapi Untuk Anak Autis ......................................22

    EkonomiPeningkatan SDM lewat Membaca dan Menulis ............25

    HistorySejarah dan Perkembangan HIMMABA .....................26

    LiputanKurang Puas, HIMMABA Adakan Diklat Jurnalistik Lagi ...29Ramadhan HIMMABA Padatkan Kegiatan Religi .........31

    Sorotan .......................................................32

    CerpenPencuri Pintu Rumah ..........................................33

    InTiPS ..........................................................36

    Intermezo ....................................................37

    SUSUNAN REDAKSI MAJALAH LENSA

    Pelindung : Ketua HIMMABA Koms. UIN Malang

    Penasehat : Pembina HIMMABA Koms. UIN Malang, Drs. Sutiaji, Drs. Zainuddin, MA, Drs.

    Yahya Djafar, MA, Drs. Wasmukan, Drs. Badruddin, M.HI, Moh. Asrori Alfa, MA, Saiful

    Mustofa, M.Pd, Drs. Nur Ali M. PdPenaggung Jawab : Mariana Ulfa, Koordinator Bidang

    Penerbitan HIMMABA UIN Malang Pengarah :Abdul Mutholib, S.E, Ikhwan Haji, S.HIPimpinan Redaksi : Wawan Sulthon Fauzi Sekretaris Redaksi : Evi Nurus Suroya

    Bendahara : Titik Erni Ningsih Dewan Redaksi : Munirul Ikhwan, Aimmatus Sholichah,

    Naely RosyidahReporter :Aminatus Soidah, Nailul Hikmah Lay Out : Junaidi Abdillah

    Fotografer :Ali Mabrur, M. Nashir Sirkulasi : Rahma, RifaAlamat Redaksi : Jl. Sumbersari

    Gg. Ib No. 56 Malang (0341) 574656

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    3/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006 3

    SAMBUTANPEMBINA HIMMABA

    Bismillahiromanirohim.

    Assalamualaikum Wr.Wb

    SEBAGAI hamba yang beriman

    seyogyanya kita bersyukur kehadirat Al-

    lah SWT atas segala rahmat dan nikmat-

    Nya yang dianugrahkan kepada kita

    sehingga kita senantiasa mentaati

    perintahNya dan menjauhi laranganNyasemoga kita mampu terus berbakti

    kepadaNya.

    Pada dasarnya saya menyambut

    dengan baik dan gembira dengan

    diterbitkanya majalah HIMMABA ini.

    Rencana dari pengurus HIMMABA yang sekarang

    untuk menerbitkan majalah ini adalah merupakan

    sebuah langkah maju,yang berangkat dari perjalanan

    HIMMABA itu sendiri terutama HIMMABA yang ada di

    Malang.

    Hendaknya majalah ini juga belajar dari beberapa

    pengalaman yang terjadi misalnya majalah ini adalah

    sebagai tindak lanjut dari buletin, maka kita harus

    belajar dari kasus buletin. Barangkali pengalaman

    inilah mestinya segenap redaksi dari majalah ini bisa

    mengambil suatu hikmah sehingga keberadaan

    majalah ini bisa terus eksis.

    Bagaimanapun juga dengan adanya majalah ini

    kita mengharapkan terjadi suatu silaturrohim diantara

    pengurus, anggota, beberapa senior yang ada disini

    dan juga dapat terus terjalin hubungan antara Pondok

    Pesantren Bahrul Ulum. Majalah ini juga bisa

    mengakomodir tulisan dan informasi-informasi yangada di semua anggota HIMMABA.

    Selain meminta beberapa pendiri HIMMABA untuk

    memberikan tulisan dan motivasi, mungkin juga bisa

    memberikan suatu saran tentang pengalaman dari

    para senior yang telah berhasil baik yang

    berada di kota Malang maupun di kota-

    kota yang lain.

    Harapan saya semoga HIMMABA

    benar-benar dapat mencerminkan suatu

    bentuk organisasi dengan berbagai

    macam kegiatan yang bernilai positif

    dengan tidak melupakan satu ciri khas

    daripada santri yaitu bermanfaat bagimasyarakat. Mudah-mudahan majalah

    HIMMABA ini benar-benar bisa menjadi

    media kreasi dan komunikasi diantara

    warga HIMMABA.

    Akhirnya dengan mengharap ridho

    dari Allah SWT mudah-mudahan apa yang kita lakukan

    ini benar-benar bisa mendapatkan manfaat untuk

    pengembangan HIMMABA ke depan.

    Salamun Qoulan Min Rabbirrahiim

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Malang, 08 Oktober 2006

    PEMBINA HIMMABA

    Drs. H. Yahya Djafar, M.A

    Drs. H. Yahya Djafar, M.A

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    4/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 20064

    KITABkuning atau kata lain dari

    kitab klasik adalah istilah kitab-kitab

    berbahasa arab, yang dicetak dengan

    kertas berwarna kuning (karena belum

    ada kertas putih seperti sekarang)dengan alat cetak sederhana, monoton,

    kaku, dan cenderung kurang nyaman

    dibaca. Kitab-kitab ini seringkali tidak

    dijilid, melainkan hanya dilipat saja dan

    diberi cover dengan kertas yang lebih

    tebal.

    Pusat pendidikan Islam dengan

    kajian-kajian kitab kuning pertama kali

    adalah langgar, masjid atau rumah sang

    guru, di mana murid-murid duduk di lantai

    menghadap sang guru dan mengaji.

    Menurut Zuhairini (1997:212), tempat-

    tempat pendidikan Islam nonformal inilahyang menjadi embrio terbentuknya sys-

    tem pondok pesantren. Indonesia

    memiliki ribuan lembaga pendidikan Is-

    lam yang dikenal sebagai dayah dan

    rangkang di Aceh, surau di Sumatera

    Barat, dan pondok pesantren di Jawa.

    Setiap pondok pesantren harus memiliki

    unsur-unsur pokok yaitu kyai, masjid,

    santri, pondok dan kitab kuning. Itulah

    mengapa nama kitab kuning selalu

    dikaitkan dengan pesantren.

    Pondok pesantren yang telah

    diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun

    yang lalu memainkan peran penting

    dalam penyebaran agama Islam di pulau

    Jawa. Juga pada zaman penjajahan

    Belanda, hampir semua peperangan

    melawan pemerintah kolonial Belanda

    mendapat dukungan penuh dari

    pesantren. Banyak kebijakan pemerintah

    Belanda yang merugikan pesantren.

    Mereka mendirikan Priesterreden

    (Pengadilan Agama) yang bertugas

    mengawasi kehidupan beragama dan

    pendidikan pesantren. Dampak kebijakanini membuat kekuatan pesantren sebagai

    pusat pendidikan Islam di Indonesia

    menurun. Para pemuda yang inginmengikuti pendidikan pesantren semakin

    kecil, sehingga banyak pesantren-

    pe sa ntre n ke ci l ya ng ma ti se ba b

    santrinya kurang cukup banyak. Namun

    demikian, bisa dilihat data pondok

    pesantren tahun 1942 dan 1978 yang

    mencerminkan pesat dan tetap kuatnya

    pesantren di Jawa dan Madura walaupun

    dirugikan oleh kebijakan-kebijakan

    Belanda.

    Tahun 1942 (Survai Kantor Urusan

    Agama),

    Di pesantren, pengajaran kitab

    kuning memakai dua sistem. Pertama,

    system sorogan (individual) dan

    wetonan (kolektif). Kedua sistem ini

    masih tetap dilakukan sampai sekarang

    untuk mempertahankan pengajaran kitab-

    kitab klasik sebagai inti pendidikan di

    pe sa ntr en . Wal aupu n se ba gia n

    pesantren berorientasi modern, mereka

    tetap berusaha mengabadikan sejarah

    dengan mengintegrasikan system salafi

    dan sekolah formal (madrasah).

    Tradisi kajian kitab di lingkunganmahasiswa, pada bulan Ramadhan

    misalnya, tiap masjid, organisasi islam,

    Laporan Utama

    Kontrol KITAB KUNING

    Dulu dan Sekarang

    Tahun 1942 (Survai Kantor Urusan Agama),

    dan instansi keagamaan lainnyamengadakan kegiatan pesantren kilat

    dengan kajian macam-macam kitab

    kuning. Mahasiswa yang memiliki

    po tensi bes ar denga n ke ma tan gan

    jasmani, emosi dan akalnya diharapkan

    mampu menggunakan life skill nya

    sebagai mahasiswa muslim sebenarnya

    setelah mengkaji kitab kuning.

    Sejalan dengan maraknya

    modernisasi, banyak yang tidak

    mengetahui bagaimana kemunculan kitab

    ini sehingga penyudutan kitab kuning

    semakin menjadi-jadi dikatakan sebagai

    tidak sistematis, kuno, dan kolot.

    Sesungguhnya ini adalah bentuk

    interpretasi, kontekstualisasi ajaran Islam

    yang termaktub dalam Al-Quran dan

    Sunnah, yang dilakukan oleh ulama

    sepanjang abad dan di seluruh belahan

    dunia Islam. Di Jepang misalnya, telah

    melakukan penepisan itu dengan

    menempatkan kitab kuning dalam wacana

    ilmu pengetahuan kontemporer, diuji

    secara materi tidak kalah bermutu dengan

    pemikiran modern. Karena itu seseorangtidak mungkin mendapat gelar ulama atau

    kyai tanpa menguasai kitab dasar tersebut

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    5/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006 5

    Laporan Utama

    yang sering disebut kutubul

    muktabarah (kitab yang otoritatif), buku

    wajib bagi santri dan ulama pesantren.

    Sama dengan istilah warisan ilmu dari

    guru-guru yang mengajar. Apa yang

    disampaikan oleh guru pertama, kedua

    dan seterusnya tidak akan jauh berbeda

    karena ada masterpieces (karya tulis)

    yang mengikat ilmu-ilmu tersebut.

    Hingga kini, kitab-kitab kuning masih

    tinggi pangsa pasarnya. Pondok

    Pesantren Al-Kausar, Sentani, Irian Jaya

    misalnya juga memakai kitab-kitab

    kuning. Karena sulit mencari kitab-kitab

    tersebut, Al-Kausar sendiri harus

    memesan dari Jawa. Kiai Nawawi Banten

    menulis lebih dari dua ratus kitab yang

    dibaca oleh umat Islam seluruh dunia,

    Kiai Mahfudz termas yang mengarang

    kitab Manhaj Dawinnadzar di bidang

    ilmu hadits, bukunya menjadi buku wajib

    di beberapa universitas di Mesir.

    Sementara Kiai Ihsan Jampes sendiri

    yang tidak pernah keluar belajar di TimurTengah kitab-kitabnya menjadi bacaan

    umat Islam di Asia, Afrika, dan Eropa.

    Bertahun-tahun perkembangan kitab

    kuning (klasik) selalu memiliki kemajuan.

    Bagi mahasiswa muslim seperti kita tidak

    hanya mengkajinya dari sumber kitabnya

    langsung, tapi lebih suka mengakses

    kitab-kitab ini di dunia cyber yang

    merupakan dunia ultra modern lewat si-

    tus-situs atau website tertentu seperti

    http://www.almeshkat.net/,http://

    w w w. n u n i h o n . o r g / , h t t p : / /

    w w w . n g a j i s a l a f . w e b . i d , h t t p : /www.kotasantri.com/, http://

    www.almuhajir.net/, dan banyak lainnya.

    Hadirnya situs-situs tersebut

    memberikan nuansa baru bagi para

    pembaca kitab kuning. Dengan demikian

    berbagai kitab yang disajikan mulai dari

    Ulumul Quran, ilmu tafsir, musthalah

    hadist, fikih, tasawuf , aqidah, tata bahasa

    arab, sastra, ilmu faraid, ilmu falak, ilmu

    kedokteran , nasehat termasuk cerita dan

    hikayat, bisa dibuka siapa saja bahkan

    bi sa di down load secara gratis.

    Kemudahan yang diberikan situs ini,

    sebab seseorang yang ingin membaca

    kitab tertentu tinggal membuka situs ini,

    tidak harus meminjam di perpustakaan,

    pesantren atau pada kyai tertentu.

    Kini tersedia juga software kitab

    kuning bernama Al-Maktabatusy

    Syamilah, Al-Ishdar 2 (pustaka lengkap,

    versi 2) dan terdiri dari 1800 kitab,

    dikelompokkan dalam 29 bidang

    keilmuan. Daftar bidang ilmu dan jumlah

    kitabnya bisa dilihat lebih jauh di http://

    www.almeshkat.net/. Semua kitab

    tersebut telah termuat lengkap dalam

    software ini, oleh karena itu ukurannya

    sangat besar, Hard Disk yang dibutuhkan

    minimal 4,2 Giga Byte.

    Software ini memuat berbagai kitab

    dalam berbagai bidang. Di bidang tafsir

    (52 kitab), Ulumul Quran (43 kitab), Fiqih

    4 madzhab (19 kitab), Madzhab Imam

    Maliki ( 14 kitab), tasawuf , ushul Fiqih,

    Mustholah hadits dan bidang lainnya

    hingga 29 kelompok. Kemampuan utama

    software ini bisa membuka kitab apapun

    berdasar juz dan halamannya, berdasarindex atau bidang ilmunya, dan bisa

    langsung menulis judul kitabnya.

    Rata-rata tiap perguruan tinggi islam

    memang memiliki kurang lebih 70 %

    berlatar belakang pesantren atau pernah

    mempelajari kitab kuning dan hampir tiap

    perguruan tinggi di kota-kota besar In-

    donesia, mahasiswanya bertempat di

    pesantren. Tidak diragukan pula UIN

    Malang sendiri, seluruh mahasiswanya

    pernah mempelajari kitab kuning karena

    eksistensi dan system mahad-nya.

    Dulu, orang-orang atau santri

    mempelajari kitab kuning, sebagai hasil

    kodifikasi hukum Islam senantiasa

    diaplikasikaan dalam kesehariannya. Apa

    yang tertera dalam kitab kuning mereka

    ketahui sebagai sarana untuk

    mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

    Dengan keikhlasan dan kepatuhan

    mereka pada kyai, mereka membawa

    pesan moral kitab-ki tab yang pernah

    mereka pelajari semata-mata karena Al-

    lah SWT.

    Na mun r ea li ta kin i, se ba gi an

    mahasiswa yang pernah mempelajari

    kitab kuning ataupun belum pernah sama

    sekali (awam) terlihat serupa. Nilai-nilai

    keagamaan yang telah dienyam selama

    bertahun-tahun luntur dengan masuknya

    paham-paham liberalisme, sekulerisme,materialisme dan permisifisme (paham

    serba boleh) merupakan pangkal dari

    kerusakan moral dan akhlaq ummat

    manusia saat ini. Hingga akhirnya, kitab-

    kitab kuning yang pernah dipelajari, kini

    hanya menjadi wacana dan perdebatan

    semata. (*Nel)

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    6/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Sudah 23 tahun HIMMABA

    didirikan di Kota Malang,

    tentunya berbagai pembenahan

    dalam rangka kemajuan terus

    ditingkatkan terutama masalah

    wacana organisasi alumni

    Pondok Pesantren Bahrul Ulum.

    Berikut hasil wawancaraPimpinan Redaksi Majalah

    Lensa Wawan Sulthon Fauzi

    dengan Bpk.Drs. Sutiaji, pendiri

    dan pembina HIMMABA UIN

    Malang.

    Akhir-akhir ini pengurus Yayasan

    PPBU sedang hangat-hangatnya

    merencanakan penyatuan alumni, seba-

    gai langkah awal salah satunya dengan

    pendataan lewat internet. Bagaimana

    bapak selaku alumni menanggapi atas

    rencana ini,..?Untuk pendataan Alumni sebaiknya

    dilakukan secara manual dulu, bisa mencari

    data-data yang sudah terkumpul, seperti di

    Orda-orda, atau sekolah-sekolah maupun

    asrama-asrama. Pendataan melalui internet

    bagus juga, akan tetapi akan menyulitkan bagi

    daerah-daerah terpencil.

    Lalu bagaimana langkah

    kongkritnya,..?

    Perlu dibentuk tim khusus yang focus

    pa da pe n da ta an , ha l in i ha ru s te ta p

    dikomando dari pengurus Yayasan dengan

    mencari tokoh-tokoh atau orang-orangtertentu yang pernah berpengaruh pada

    periodenya.

    Mungkin bisa di jelaskan rancangan

    teknisnya,..?

    Misalnya di tahun sekian mereka pernah

    menjadi orang yang berpengaruh disebuah

    orda tertentu, ataupun disekolah-sekolah dan

    asrama-asrama. Nah.. kita coba hubungi lagi

    alumni-alumni yang berpengaruh itu guna

    mendapat informasi alumni-alumni yang

    pernah dipimpinnya, paling tidak mereka bisa

    membawahi satu karisidenan tertentu, karenarata-rata mereka pasti menjadi tokoh di

    masyarakatnya, jadi sangat disayangkan jika

    Laporan Khusus

    Bahrul UlumTidak Punya Ikatan Alumni Yang Jelas

    hal itu tidak kita manfaatkan.

    Jadi, apa harapan bapak setelah

    adanya pendataan,..?

    Jadi setelah menyandang sebagai alumnimereka secara moral tidak terputus begiti saja

    dengan pondok, malah mereka seharusnya

    mendapat anyoman dari pondok.

    Bagaimana dengan adanya

    organisasi alumni Bahrul Ulum,..?

    Melihat kembali sejarah, Bahrul Ulum

    Tambakberas secara resmi tidak punya ikatan

    alumni yang jelas. Awal dari terbentuknya

    alumni, ya di Malang ini, HIMMABA. Lalu

    menyusul terbentuknya ikatan alumni di

    Jogjakarta dan Surabaya.

    Sebagaimana diketahui, wadah-wadah

    alumni Bahrul Ulum cukup banyak,

    diantaranya adalah adanya wadah alumni di

    tingkatan Asrama, Madrasah, ORDA atau

    ditingkatan Mahasiswa,

    Adanya wadah-wadah alumni yang telah

    terbentuk, jangan disalahkan, tidak perlu

    menyatukan perbedaan, tapi yang perlu dikaji

    adalah bagaimana mencari titik temu atau

    persamaan dalam perbedaan itu. Artinya

    biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya.

    Tapi yang jelas dari berbagai wadah

    tersebut mampunyai nama tersendiri,

    bagaimana menanggapinya,..?Nama hanya sebuah symbol mengapa

    harus dipermasalahkan, yang penting

    orientasi, visi, misi dan tujuannya secara glo-

    bal sama.

    Menurut bapak apa salah satu tujuan

    diadakannya organisasi alumni,..?

    Selain sebagai wahana silaturrahim yang

    bernuansa ibadah juga diharapka ada ikatan

    profit yang artinya ada kerjasama dibidang

    ekonomi sesama anggota, misalnya sekarang

    ini ada alumni yang di Probolinggo

    mempunyai kebun-kebun mangga yang bisa

    dibilang luas sedangkan alumni di Malang

    mempunyai usaha pemasaran yang cukup

    bagus, fenomena ini begitu profit jika mereka

    melakukan kerjasama.

    Terus, apa kira-kira langkah yang

    bisa dilakukan oleh HIMMABA,..?

    Sempat diharapkan, bahwa HIMMABA

    bisa menjadi organisasi alternative di tengah-

    tengah pergolakan organisasi-organisasi yang

    ada di Kampus. Hal ini juga dapat dijadikan

    motivator untuk penyatuan alumni tersebut,karena jika hanya sekedar kumpul tanpa

    tujuan yang jelas maka serasa penyatuan

    alumni ini tidak mungkin, ditambah lagi

    mereka mempunyai kepentingan-kepentingan

    pribad i. Ja di se bai kn ya d al am se tia p

    kepengurusan harus punya target, target itu

    tidak perlu banyak, satu saja kalau berhasil

    dengan sukses itu lebih baik daripada banyak

    tapi masih nggelambyar. Misalnya untuk

    kepengurusan selanjutnya konsentrasi penuh

    pada pengegolan semua alumni yang ada di

    Malang atau kalau memungkinkan kerjasama

    dengan himpunan alumni Bahrul Ulum yang

    ada di daerah lain kemudian kita golkan semualapisan alumni.

    Bagaimana yang seharusnya perlu

    diperhatikan HIMMABA dalam

    kepengurusannya,..?

    Yang terpenting adalah setiap kegiatan

    dibutuhkan tujuan dan manfaat yang jelas bagi

    anggotanya. Begitu pula adanya dengan

    organisasi, sebuah organisasi bisa berlangsung

    jika organisasi itu mengetahui dan memahami

    kebutuhan anggotanya. Jadi anggota merasa

    memperoleh manfaat dari keikutsertaannya

    itu, buat apa mengadakan kegiatan yang tidakada nilai manfaat untuk anggota. (*)

    Drs. Sutiaji

    6

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    7/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Artikel

    JIKAkita cermati, sesungguhnya

    Islam adalah agama yang sangat per-

    hatian terhadap tradisi spiritualitas

    dan moralitas yang sudah berjalan

    selama 14 abad lebih. Dalam per-

    spektif sejarah Muhammad saw.

    adalah sosok yang telah melalui

    proses spiritualitas dimaksud. Beliau

    digambarkan sebagai anak muda

    yang jujur, pencari spiritual yang

    kritis yang, biasa berkontemplasi. Di

    sebuah bukit, tempat beliau

    mengasingkan diri itulah selanjutnya

    ia memperoleh pengalaman spiritual

    yang tinggi.Dalam sistem ajaran Islam, bah-

    wa semua perintah yang diberikan

    oleh Allah kepada hamba-Nya me-

    ngandung nilai kebaikan dan hik-

    mah-Nya. Ungkapan Tuhan melalui

    Al-Quran (QS. Al-Ankabut:35),

    bahwa shalat dapat mencegah per-

    buatan keji dan munkar itu ber-

    makna, bahwa orang disebut sebagai

    telah menegakkan shalat (iqamat al-

    shalah), jika mereka sudah mampu

    mencegah perbuatan keji dan mun-kar tersebut, dan inilah tujuan subs-

    tansial ajaran shalat dimaksud.

    Dalam perspektif Islam semua

    pesan keagamaan yang terakumulasi

    dalam ibadah mahdhah selalu ber-

    pihak pada ajaran sosial. Ibadah

    kurban misalnya, ia lebih dari se-

    kadar menyembelih binatang ternak

    yang kemudian dagingnya dibagi-

    bagikan kepada fakir-miskin, me-

    lainkan substansi yang diperin-

    tahkan oleh Allah SWT melaluiberkurban itu adalah berkurban

    untuk melahirkan nilai-nilai takwa,

    bukan membuat orang lain jadi

    korban, atau terkorbankan, seperti

    yang terjadi selama ini (QS. Al-

    Hajj:37).

    Ibn Taimiyah menjelaskan, bah-

    wa dalam beragama (baca: Islam),

    orang memulai dengan Islam dulu,

    kemudian berkembang ke arah iman

    dan memuncak dalam ihsan. Me-

    nurut Ibn Taimiyah, orang yangmenerima warisan kitab suci namun

    masih juga berbuat zalim adalah or-

    ang yang baru ber-Islam. Kemudian

    pada tahap selanjutnya ia meningkat

    menjadi seorang yang beriman. Pada

    tingakatan ini ia terbebas dari per-

    buatan zalim, namun perbuatan

    kebajikannya sedang-sedang saja.

    Dan kemudian pada tahap berikut-

    nya adalah di mana orang tidak

    hanya terbebas dari perbuatan zalim

    bahkan ia bergegas dalam berbuatkebajikan dan menjadi penggerak

    kebajikan itu sendiri. Dan itulah or-

    ang yang sudah memasuki tahap

    ihasan. Tahap di mana orang tidak

    sekadar mampu meninggalkan

    larangan Tuhan tetapi sekaligus

    menjadi teladan perbuatan baik. Or-

    ang ini menurut Ibn Taimiyah akan

    masuk surga tanpa hisab, sedangkan

    orang yang baru tahap ber-Islam,

    yang masih berbuat zalim, ia akan

    masuk surga setelah melalui azab

    akibat dosa-dosanya. Dengan

    demikian, jika diklasifikasi, adaIs-

    lam potensial-pasif dan Islam aktual-

    transformatif. Maka persoalan relasiantara sistem keimanan dengan

    sistem sosial dalam ajaran Islam

    tidak bisa dipisahkan keduanya. Al-

    lah SWT memberikan penegasan

    dalam beberapa surat dan ayat-Nya.

    Misalnya saja dalam QS. An-Nisa :

    36-37 dan Al-Anam : 151. Rasyid

    Ridha, penulis tafsir al-Manar, me-

    nyebutkan bahwa ayat-ayat tersebut

    sebagai sepuluh wasiat Tuhan dan

    merupakan bukti representatif, bahwa

    ajaran Islam sangat perhatian terha-dap masalah-masalah kemanusiaan.

    Fakta bahwa Islam lebih dari

    sekadar sebuah agama formal, tetapi

    juga risalah yang agung bagi trans-

    formasi sosial dan tantangan bagi

    kepentingan-kepentingan pribadi

    dibuktikan oleh penekanannya pada

    shalat dan zakat. Dalam kebanyakan

    ayat al-Quran, shalat tidak pernah

    disebutkan tanpa diiringi dengan

    zakat. Orang yang selalu menum-

    puk kekayaan dan tidak mau menge-luarkan zakatnya dicap sebagai or-

    AGAMA FORMAL VS

    AGAMA SPIRITUAL

    Oleh M. Zainuddin*

    7

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    8/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Artikel

    ang yang arogan.

    Secara alamiah Islam dimulai

    dari gerakan moral dan kemanu-

    siaan, seperti pengakuan Nabi sen-

    diri dia diutus oleh Allah SWT untuk

    menyempurnakan akhlak manusia

    (Innama Buistu Li utammima Husn

    al-Akhlaq). Gerakan yang dilakukan

    Nabi berorientasi pada masalah-

    masalah pembangunan umat dan

    pembinaan masyarakat yang bebasdari eksploitasi, penindasan, do-

    minasi dan ketidakadilan dalam

    bentuk apapun.

    Seperti ungkap Asghar Ali (1991:

    89), ketika al-Quran secara tegas

    mengutuk penindasan dan keti-

    dakadilan, maka perhatiannya ter-

    hadap wujud sosial yang baik dari

    masyarakat yang egaliter tidak bisa

    disangkal lagi. Karena itu menurut

    Ali, terlepas dari signifikasinya,istilah-istilah al-Quran juga mem-

    punyai konotasi-konotasi sosial

    ekonomi. Dengan demikian, term

    kafir dalam al-Quran tidak hanya

    bermakna hanya ingkar terhadap

    Tuhan, melainkan secara tidak lang-

    sung juga menentang terhadap ka-

    eadilan dan kejujuran yang seharus-

    nya diwujudkan dalam suatu mas-

    yarakat. Orang yang mengaku beri-

    man kepada Allah harus me-

    nunjukkan keberpihakannya (komit-men) terhadap orang-orang yang

    lemah (al-mustadhafin) seperti:

    anak-anak yatim, orang miskin dan

    orang terlantar serta menegakkan

    keadilan di muka bumi ini.

    Andai saja semua orang ber-

    agama selalu mengedepankan nilai

    spiritualitas atau ihsan dalam kebera-

    gamaannya, niscaya akan tercipta

    suasana yang harmonis di antara

    umat manusia. Sebab, inti yang

    terdalam dari agama dan keberaga-maan manusia adalah ada dalam

    nilai spiritualitas tadi. Dengan de-

    mikian yang dimaksud dengan aga-

    ma rahmat adalah agama yang

    termanifestasi dalam sikap dan

    tindakan manusia beragama untuk

    memberikan kemanfaatan kepada

    orang lain dan lingkungan sosial

    maupun alamnya. Itulah sebabnya

    Nabi menyatakan, bahwa sebaik-

    baik manusia adalah siapa saja yang

    mampu memberikan yang terbaikbagi manusia lain.

    Nilai spiritualitas selalu muncul

    dari keperibadian dan religiusitas

    manusia melalui sikap ikhlas, tanpa

    pamrih, ia adalah sejenis al-akhlaq

    al-karimah. Agama demikian ini

    menurut Masdar F. Masudi disebut

    sebagai agama ojektif, yaitu akhlak

    karimah dan realitas kehidupan

    manusia yang agung. Dalam konteks

    kehidupan manusia secara indi-vidual, muara akhlak karimah ada-

    lah kejujuran, sedangkan dalam

    konteks kehidupan sosial muaranya

    adalah keadilan. Agama dalam

    tataran ini adalah terbuka dan dan

    tidak mengenal SARA, ia adalah

    jiwa.

    Hakikat nilai spiritualitas bu-

    kanlah sikap keberagamaan yang

    secara empirik nampak dalam wujud

    simbol dan formalisme agama, tetapi

    ia adalah substansi, nilai dan fungsi

    yang melampaui batas ritualisme,

    simbolisme dan formaslime. Itulahsebabnya dikatakan Nabi, Bahwa

    sesungguhnya Allah itu tidak me-

    lihat atau menilai bentuk dan rupa

    manusia (hamba-Nya), melainkan

    yang dinilai oleh-Nya adalah ha-

    tinya. Dalam al-Quran (lihat QS. Al-

    Hujurat:13 ) Allah juga menyatakan,

    bahwa yang disebut orang yang pal-

    ing mulia menurut-Nya adalah or-

    ang yang paling takwa. Semoga!

    * Penulis adalah Pembina

    HIMMABA dan Dosen Fak. Tarbiyah

    UIN Malang

    Segenap Crew Redaksi Majalah Lensa

    Mengucapkan

    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1427 H

    Mohon Maaf Lahir dan Bathin

    Semoga Amal Ibadah Kita DiterimaOleh Allah SWT

    8

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    9/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Pertanyaan :

    Bagai mana pandang an isl am

    mengenai hiburan TV yang lebih

    banyak mengundang madharat

    seperti infotaiment ?

    Jawaban :

    Pada dasarnya melihat TV adalah

    mubah, meskipun secara sepintas TV

    lebih banyak madlorotnya. Hal ini

    disebabkan beberapa acara yang

    yang seharusnya tidak perlu di-

    tayangkan, atau paling tidak acara

    tersebut kurang cocok untuk semua

    umur. Namun demikian, tidak dapat

    menjadi alasan terlarangnya ta-

    yangan TV untuk dinikmati karena

    disisi lain masih banyak acara yangpositif. Selai itu, islam menganjurkan

    umatnya untuk bisa memenej waktu,

    maksudnya menyeimbangkan antara

    waktu kerja dan istirahat, salah satu

    bentuk istirahat itu adalah menonton

    TV. Namun demikian melihat TV

    jug a bis a ber ganti hukum, yang

    asalnya boleh menjadi tidak boleh

    apabila TV tersebut menjadikan

    kelalaian dan merusak akal manusia.

    Seperti halnya tayangan-tayanganinfotaiment yang akhir-akhir ini

    Konsultasi Agama

    Bersama : Drs. Badruddin, M.HI

    menjadi topik yang hangat dibahas.

    Karena ada pihak yang dirugikan

    (pergunjingan) yaitu para selebritis,

    dalam hal ini Islam melarangnya

    karena menggunjing orang lain

    dilarang oleh Allah sebagaimana

    firmanNya dalam surat Al-Hujurat

    ayat 12 :

    Artinya:

    Ha i or an g- or an g yang beri -

    man, jauhilah kebanyakan dari

    prasangka , ses un gguhnya seba-

    gian dari prasangka itu dosa. dan

    janga nlah mencar i-cari kebu ru-

    kan orang dan janganlah meng-

    gunjingkan satu sama lain. Ada-

    kah seorang diantara kamu yang

    suka memakan dag ing sauda ra-nya yang sudah mati? Maka

    tentulah kamu merasa jijik kepa-

    danya. dan bertakwalah kepada

    Allah. Sesungguhnya Allah Maha

    Penerima Taubat lag i Maha Pe-

    nyayang.

    Semantara itu, pada dasarnya

    frame pikiran manusia itu sangat

    ditentukan oleh arsitip (prototype),

    yaitu bentuk frame pikiran yang dapatmembentuk kepribadian manusia.

    Misalnya, jika sejak kecil sampai

    dewasa seseorang sudah sering

    melihat tayangan-tayangan yang

    negatif maka terkonstruk pula frame

    pemikiran yang negatif.

    Artinya, apapun bentuk tayangan

    TV boleh untuk dinikmati guna

    refresing pikiran. Namun demikian

    apabila tayangan itu melanggar

    aturan syariat Islam, maka hukum

    pun bisa berubah, dari boleh menjadi

    tidak boleh.

    Oleh karena itu kita sebagai manusia

    yang telah dibekali akal untuk dapat

    membedakan yang haq dan bathil,

    seharusnya kita dapat membedakan

    antara tayangan-tayangan yang ber-

    dampak negatif dan tayangan-ta-

    yangan yang berdampak positif.

    Keterangan :

    Redaksi menerima pertanyaan

    tentang probelamtika hukum Islam,

    yang akan dibahas tuntas bersama

    Bpk. Drs. Badruddin, M.HI. Kirimkan

    pe rtan ya an te rs eb ut ke Re da ksi

    Majalah Lensa Jl. Sumbersari Gg. Ib

    No. 56 Malang

    atau [email protected]

    Dalam waktu seratus tahun engkau tak dapat

    menjadi sempurna, tetapi sebaliknya dalam

    tempo satu hari engkau dapat menjadi jahat

    9

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    10/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Pendidikan

    PENDIDIKAN adalah hak

    asasi manusia, setiap

    warga Negara berhak

    untuk mendapatkan pendidikan

    bermutu dan tanpa biaya (khu-

    susnya untuk pendidikan dasar)

    Negara wajib menyediakannya.

    Hal ini dijamin dalam UUD 1945.

    tetapi kenyataannya, Negara-

    negara miskin telah memi-

    nimalkan perannya dalam me-nyelenggarakan pendidikan dan

    lebih banyak menyerahkannya

    pada masyarakat dan pihak

    swasta. Pelepasan tanggung

    jawab ini juga terjadi disektor

    kesehatan, air dan listrik sehingga

    dapat dikatakan sebagai Priva-

    tisasi Pelayanan Publik.

    Privatisasi pendidikan adalah

    proses Negara melepaskan

    tanggung jawabnya menyediakan

    pelayanan pendidikan yang

    bermutu dan gratis. Sebagai

    bagian dari pemenuhan hakwarga negara. Bentuk dari pria-

    tisasi pendidikan adalah ko-

    mersialisasi pendidikan,dengan

    menyerahkan pengelolahan

    pendidikan kepada swasta de-

    ngan orientasi profit,dibebankan-

    nya pembiayaan pendidikan

    kepada pemerintah-pemerintah

    lokal melalui otoda, dan pemo-

    tongan subsidipenyelenggaraan

    pendidikan.Situasi semacam ini sedang

    terjadi dan trendnya di Indone-

    sia semakin menguat. Hal ini

    diindikasikan dengan Rancangan

    Peraturan Pemerintah (RPP)

    tentang Pendidikan Dasar dan

    Menengah. Dalam RPP tersebut

    tidak membicarakan tanggung

    jawab pemerintah untuk menye-

    lenggarakan pendidikan dasar 9

    tahun. Pasal 3 ayat : wargaNegara diatas 15 tahun tidak

    dibiayai pemerintah jika ingin

    menyelesaikan wajib belajar 9

    tahun, hal ini berdampak pada

    anak wilayah pedalaman seperti

    Papua dan Kalimantan yang

    mereka rata-rata umur 15 tahun

    lebih masih SD. Hal ini

    diperparah dengan Negara

    melegitimasi komersialisasi

    pendidikan dengan

    memperkenalkan Badan Hukum

    Pendidikan.

    Dampak Privatisasi Pendidkandi Indonesia adalah pertama,

    proses pemiskinan dan pem-

    bodohan semakin kuat. Semakin

    kuatnya kecenderungan tidak

    memberikan perhatian dan dana

    untuk perbaikan kualitas pen-

    didikan. Kedua, Semakin ter-

    kotak-kotaknya masyarakat In-

    donesia berdasarkan status

    sosial ekonomi, antara yang kaya

    dan miskin.Menurut hemat penulis solusi

    dari situasi tersebut adalah 1.

    cabut seluruh perundang-un-

    dangan dan peraturan yang

    melegitimasi privatisasi pendidikan

    dan tidak berorientasi pada

    pemenuhan hak rakyat atas

    pendidkan bermutu dan bebas

    biaya (khususnya untuk pen-

    didikan dasar 9 tahun). 2.

    Hapuskan korupsi dan tingkatkantransparasi keuangan khususnya

    di sektor pendidikan. 3. Hapuskan

    hutang (bukan hutang swasta),

    dan alihkan anggaran tersebut

    untuk digunakan menyediakan

    pelayanan punlik termasuk pend-

    idikan.

    *Penulis adalah Mantan

    Ketua HIMMABA Koms. UIN

    Malang periode 2004-2005.

    HUTANG DAN PRIVATISASI

    PENDIDIKAN DI INDONESIA

    M. Masyhur

    10

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    11/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Hukum

    I

    SLAM adalah agama fitrah,

    agama ayang sejalan dengan

    tuntunan watak dan sifatpembawaan kejadian manusia. Oleh

    karena itu, islam memperhatikan

    kenyataan-kenyataan manusiawi,

    kemudian mengaturnya agar sesuai

    dengan nilai-nilai ketuamaan islam.

    Begitu juga dengan pernikahan, yang

    menjadi salah satu aplikasi dari

    maqosidus syariah yang berupa hifzdul

    an nasl (menjaga keturunan)

    mempunyai aturan-aturan tertentu dan

    tujuan tertentu.

    Pernikahan adalah suatu prosesperalihan status haram menjadi halal,

    laki-laki dikatakan suami dan wanita

    dikatakan isteri dengan memenuhi

    syarat dan rukun-rukun yang telah

    ditentukan oleh agama dengan tujauan

    meneruskan keturunan sesuai dengan

    mengikuti sunnah Nabi Muhammad.

    Pernikahan bukanlah sesuatu yang

    mudah untuk dijalankan, karena dalam

    pernikahan membutuhkan persiapan

    kusus dan bekal lahir batin. Jika tidak,

    maka di dalam melakukan tugas suamiisteri rawan terjadi ketidak cocokan

    yang berujung pada perceraian.

    Perakawinan menurut pasal 1

    Undanga-undang No 1 Tahun 1974,

    yaitu : ikatan lahir batin antara

    seorang pria dengan seorang wanita

    sebagai suami isteri dengan tujuan

    membentuak keluarga (aruamah

    atangga) yang bahagia dan kekal

    berdasarkan aKetuhanan Yang Maha

    Esa.Sedangkan Pasal 2 ayat (2) UU

    No 1 Tahun 1974, yang amenjelaskan

    bahwa:tiap-tiap perkawinan dicatat

    menurut peraturan perundang-

    PROBLEMATIKA

    NIKAH SIRRI

    undangan yang berlaku. Dari dua

    bunyi pasal diatas, yang dinamakan

    perkawinan adalah ikatan antara pria

    dan wanita yang dicatatkan sesuaidengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku di Indonesia. Karena

    pernikahan harus dicatatkan, dalam hal

    ini KUA adalah lembaga yang

    be rw ena ng, da n di la ngsungka n

    dihadapan PPN (Pejabat Pencatat

    Nikah) maka jika ada pernikahan yang

    dilakukan tanpa dicatatkan maka

    perni ka ha n se perti it u ti da k sa h

    menurut hukum yang berlaku di Indo-

    nesia. Pernikahan seperti ini biasa

    disebut dengan pernikahan sirri

    (perniakahan yanga tidak diakui oleh

    negara).

    Menurut Masjfuk Zuhdi

    pengertian dan praktek nika h si rri

    diartikan masyarakat Indonesia ada tigatipe:Pertam a, nikah sirri diartikan

    sebagai nikah yang dilangsungkan

    menurut ketentuan syariat Islam (telah

    memenuhi rukun dan syaratnya). Pada

    tipe pertama ini suami isteri belum

    tinggal dan hidup bersama sebagai

    suami isteri. Karena isteri masih anak-

    anak, belum dewasa biasanya si suami

    menunggu kedewasaan si isteri, ia

    be la ja r di pondok pes an tren at au

    tinggal bersama mertua untuk

    membantu pekerjaan mertua. Kedua,nikah sirri diartikan sebagai nikah yang

    telah memenuhi ketentuan syariat Is-

    lam dan juga telah dilangsungkan

    dihadapan PPN (Pegawai Pencatat

    Nikah). Akan tetapi pernika hannya

    masih bersifat interen keluarga dan

    belum adanya walimatul urs, sehingga

    masih belum banyak yang tahu akan

    pernikahan yang telah dilangsungkan.

    Ketiga, nikah sirri diartikan sebagai

    nikah yang hanya dilangsungkan sesuai

    syariat Islam, karena terbentur pada PPNomor 10 Tahun 1983 tentang izin

    pe rkawi na n da n pe rceraia n ba gi

    pegawai negeri sipil dan PP Nomor 45

    Tahun 1990 tentang perubahan atas PP

    Nomor 10 Tahun 1983 tersebut. Pada

    tipe ketiga ini perkawinan dilakukan

    untuk menghindari hukum disiplin

    berupa pemberhentian dengan hormat

    tidak atas permintaan sendiri sebagai

    pegawai negeri sipil (PP Nomor 10

    Tahun 1983 pasal 4 ayat (2) dan pasal

    13).

    Dari ketiga tipe di atas, yang

    termasuk kategori nikah sirri murni dan

    Oleh

    Dwi Hidayatul Firdaus, S.HI*

    11

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    12/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Hukum

    be rte nt an ga n dengan hukum

    per kaw ina n indonesi a adalah tipe

    pertama dan ketiga, karena keduanya

    jelas bertentangan dengan Pasal 2 ayat

    (2) UU No 1 Tahun 1974 tentang

    pen ca ta ta n pe rnik ah an . Se ti ap

    pernikahan yang sah harus dicatatakan.

    Jika tidak, maka pernikahan tersebut

    tidak diakui oleh negara.

    Apabila memperhatikan dari

    dilakukannya nikah sirri sesuai dengan

    ketiga kriteria yang telah diutarakan

    oleh Masfuk Zuhdi di atas, ada

    beb erapa fa ktor yang mendasaar i

    terjadinya nikah sirri secara garis besar

    sebagai berikut:

    1. menjaga dari hubungan antara

    laki-lakidan perempuan agar terhindar

    dari hal-hal yang dilarang agama.

    2. tidak adanya izin dari wali

    nikah (orang tua).

    3. sulitnya mendapat izin dari

    isteri pertama untuk menikah lebih dari

    satu (poliagami).4. tidak adanya biaya untuk

    melangsungkan walimatul urs.

    Dalam Islam, pernikahan yang

    memenuhi syarat dan rukun sudah

    dianggap sah. Akan tetapi tidak

    dianggap sah menurut negara sebelum

    dicatatkan. Maksud yang terkandung

    dari pencatatan nikah adalah untuk

    menghindari danpak negatif yang

    ditimbulkan dari nikah yang tidak

    dicatatkan. Dalam hal perkawinan sirri,

    dampak yang ditimbulkan sebagai

    berikut:

    a. Terahadap Isteri

    Paerkawinan sirri berdampak

    buruk bagi isteri, baik secara hukum

    maupun sosial. Antara lain:

    1. Secara Hukum

    a. tidak sah sebagai isteri

    menurut hukum perkawinan Indone-

    sia

    b. tidak ber hak at as wa ri sa n

    apabila suami meninggal karena tidak

    mempunayai akad nikah

    c. tidak berhak atas harta gono-

    gini jika terjadi perpaisahan

    2. Secara Sosial

    Seaorang isteri akan sulit

    bersosialisasi di masyarakat, karena

    dianggap telah tinggal serumah denganlaki-laki tanpa ikatan perkawinan yang

    sah (kumpul kebo) atau dianggap

    sebagai isteri simpanan.

    b. Terahadap Anak

    Tidak sahnya pernikahan sirri

    menurut hukum negara memiliki

    danpak negatif bagi status anak hasil

    perkawinan tersebut, yakni:

    1. status anak dianggap sebagai

    anak tidak sah. Konsekuensinya anak

    hanya mempunyai hubungan perdata

    dengan ibu dan keluarga ibu.

    2. anak tidak berhak atas biaya

    hidup, pendidikan dan warisan dari

    ayahnya.

    Pada intinya nikah sirri banyak

    mendatangkan mudlorot daripada

    kemaslahatannya. Nikah sirri bukan

    masalah sah atau tidak sah, boleh atau

    tidak boleh. Melainkan masalah

    dampak yang ditimbulkan dari nikah

    sirri tersebut. Perlu diperhatikan,

    semua tindakan manusia tidak mungkin

    lepas dari baik dan jelek, maslahat dan

    maifsadat. Jika perbuatan itu menarik

    kepada kemaslahatan maka itu boleh

    dilakukan (masyruu: adakalanya

    wajib, sunnah dan mubah). Dan

    sebaliknya, apabila lebih banyak segi

    mudlorotnya, maka perbuatan itu tidakboleh dilakukan (ghoiru masyruu:

    adakalanya harom dan makruh).

    * Penulis adalah Mantan Ketua

    HIMMABA Periode 2003-2004

    12

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    13/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Hukum

    Pendahuluan

    Pembangunan pada hakikatnya

    berdasarkan asas berkeadilan, demokra-

    tis dan berkelanjutan. Dalam rangka

    pencapaian asas tersebut sebuah pem-

    ban gunan tidak ha nya sem ata -ma ta

    mementingkan untuk mengejar tagetsehingga akan berakibat pada : high cast

    development, economical loss, ecologi-

    cal discruction dan social cultural deg-

    radation.

    Dalam sebuah kehiduapan bermas-

    yarakat sebuah aturan sangat dibutuh-

    kan untuk mewujudkan ketertiban,

    keamanan, ketentraman serta tercapainya

    keadilan di tengah masyarakat. Hal ini

    merupakan salah satu fungsi hukum

    yang harus dikedepankan secara ber-

    sama-sama disetiap sendi umat manusia.

    Dalam pembuatan suatu produkhukum, tidak hanya memandang dari segi

    yuridis saja, artinya pembentukan

    sebuah produk hukum tidak hanya

    berdasarkan nila i hukum yang harus

    ditetapkan namun juga harus

    memandang aspek filosofis dan aspek

    sosiologis. Kedua aspek ini tentu

    bertujuan supaya hukum mengakar serta

    diterima oleh masyarakat. Pertimbangan

    terhadap aspek filosofis dan aspek

    sosiologis akan mendapat respon hukum

    dari masyarakat. Mereka tidak akan

    memandang hukum sebagai kepentingan

    namun masyarakat akan menyadari

    makna dari kebutuhan hukum tersebut.

    Pengertian Konfigurasi Politik

    Dalam kamus Besar Indonesia kon-

    figurasi diartikan sebagai wujud atau

    bentuk. Dalam kamus lain juga dise-

    butkan bahwa konfigurasi berarti su-

    sunan. Dengan demikian akan sangat

    sulit mengartikan konfigurasi baik dalam

    arti bentuk, wujud politik maupun dalam

    arti susunan politik. Atau bahkan akapahkonfigurasi itu terkait dengan susunan

    kekuasaan, wujud negaranya, bentuk

    pemerintahannya dan sebagainya, agak

    sulit untuk dimengerti karena konsep

    politik memiliki banyak dimensi.

    Konfigirasi politik yang demokratis

    akan menjadikan produk hukum yang

    responsive, begitu juga sebaliknya,

    konfigurasi politik yang otoriter akan

    menjadikan produk hukum yang kon-

    serfativ/ortodok.

    Produk hukum responsive adalah

    produk hukum yang mencerminkan rasa

    keadilan dan memenuhi harapan masya-

    rakat. Dalam proses pembuatannya

    memberikan peranan besar dan partisipasi

    penuh kelompok kelompok social atau

    individu dalam masyarakat. Hasilnya juga

    akan respon terhadap kepentingan

    seluruh elemen, baik dari segi masyarakat

    ataupun dari segi penegak hukum. Hasil

    dari produk hukum tersebut mengako-

    modir kepentingan rakyat dan pengua-

    sanya. Prinsip check and balance selalu

    tumbuh terhadap dinamika kehidupan

    masyarakat.

    Secara rinci, system hukum yang re-sponsive ditandai, antara lain oleh hal-

    hal :

    1. Dalam pembuatannya produk

    hukum yang responsive menyerap

    aspirasi masyarakat seluas-luasnya

    (partisipatif).

    2. Cerminan isi produk hukum

    yang responsive adalah aspiratif dalam

    arti mencerminkan kehendak dan aspirasiumum masyarakat.

    3. Cakupan isi hukum yang re-

    sponsive biasanya rinci, mengatur hal-

    hal secara jelas dan cukup detail (limita-

    tive) sehingga tidak dapat ditafsirkan

    secara sepihak oleh lembaga eksekutif.

    Pembangunan Dalam Ragka Konfi-

    gurasi Politik dengan Sistem Hukum

    Responsif

    Pembangunan hukum responsive

    harus disertai dengan masyarakat yang

    responsive pula. Karena pilar utama daripenegakan hukum ada dalam diri mas-

    yarakat. Masyarakat responsive adalah

    masyarakat atau komunitas yang lebih

    tanggap terhadap tuntutan warganya

    dan mau dan mau mendengarkan keluhan

    serta keinginan-keinginan warganya.

    Masyarakat jenis responsive ini adalah

    masyarakat yang dalam mengungkapkan

    dan menegakkan nilai-nilai sosialnya,

    tujuan-tujuannya, kepentingan-kepen-

    tingannya tidak dilakukan dengan me-

    lalui cara paksaan akan tetapi cenderung

    dilakukan dengan cara menyebarluaskan

    informasi, pengetahuan dan komunikasi.

    Suatu krisis mesyarakat mempunyai

    pengar uh yang lebih besar terhadap

    hukum daripada terhadap lain-lain akti-

    vitas social. Perubahan dalam dasar-dasar

    masyarakat mengubah pula dasar-dasar

    nilai hukum. Dasar-dasar hukum dengan

    jelas dipen garuhi oleh dasar poli tik,

    ekonomi, social, kesusilaan, sebaliknya

    hukum mempunyai tugas memberi ke-

    padanya bentuk dan ketertiban.

    Konsekuansinya dalam memecah-kan masalah-masalah social, politik,

    ekonomi, budaya dan hankamnya teru-

    Pembangunan Dalam Rangka Konfigurasi

    Politik Dengan Sistem Hukum Responsif

    Oleh Ikhwan Haji, S.HI*

    13

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    14/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Hukum

    tama dilakukan dnegan cara-cara persua-

    sive dan dengan memberikan dorongan,

    bukannya unjuk kekuasaan atau bahkan

    melembagakan budaya kekerasan. Ke-

    nyataan ini menunjukkan betapa pen-

    tingnya pembangunan hukum respon-

    sive harus diiringi dengan masyarakat

    yang responsive.

    Tuntutan untuk mengagendakan

    hukum yang responsive secara teoritis

    dilandasi oleh suatu asumsi bahwa

    hukum, selain dapat digunakan sebagaitool of social control juga seharusnya

    dipergunakan supa sebagai tool social

    engineeringyang akan menuntun peru-

    bahan-perubahan dan keadilan. Dalam

    perspektif konstitusional, hukum respon-

    sive yang aspiratif dalam arti mengako-

    modir segala kepentingan masyarakat

    banyak dan dengan demikian juga berarti

    bah wa hu kum ter sebut bers ifat me-

    lindungi social defence menemukan

    legitimasinya dalam UUD 1945.

    Dalam mencapai tatanan hukum

    yang responsive, paradigma politik jugaharus diubah, tujuannya adalah agar

    kepentingan plitik sesaat tidak selalu

    ditonjolkan, yang terjadi dalam era

    reformasi sekarang ini adalah bahwa

    pembautan sebuah produk hukum akan

    selali ditonjolkan kepentingan politik.

    Untuk membangun sebuah produk

    hukum yang responsive arah perpolitikan

    Indonesia harus disertai dengan politik

    bermoral dengan tujuan kebersamaan

    untuk masyarakat. Kalau saat ini banyak

    partai politik yang menonjolkan kepen-

    tingan partainya maka untuk masa yang

    akan datang arah politik tersebut lebih

    menjurus terhadap kepentingan rakyat.

    Karena kita sadari bersama bahwa hukum

    merupakan produk dari politik, kalau

    politiknya baik maka akan menghasilkan

    hukum yang baik, kalau politiknya buruk

    akan melahirkan produk hukum yang

    menyengsarakan rakyat.

    Untuk masa yang akan datang dalam

    proses perubahan, serta informasi yang

    kita hadapi peran masyarakat akan sangat

    dibutuhkan untuk menegakkan hukum,

    apalagi saat ini banyak para elit politikyang mengatasnamakan rakyat namun

    untungnya adalah untuk elit politik

    sendiri, midah mudahan dalam mem-

    bangun hukum res ponsive demi ke-

    pentin gan bersa ma. Apabi la pemba -

    ngunan hukum responsive terwujud,

    maka budaya hukum masyarakat akan

    datang dengan sendirinya. Karena deng-

    an produk hukum yang dihasilkan secara

    responsif maka lahirlah atauran aitu

    adalah kehendak bersama masyarakat

    bukan kehendak pembuat kebijakan.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa ada-nya konfigurasi politik dalam menentu-

    kan sukses tidaknya pembangunan suatu

    bangsa, sebab selalu dipengaruhi oleh

    kepentingan-kepentingan pelaku politik.

    Pembagunan yang diformat melalui

    undang-undang otonomi daerah telah

    mengalami perubahan sebanyak enam

    kali, ini menandakan adanya ketidaksta-

    bilan politik perundang-undangan dibi-

    dang otonomi daerah, hal ini bukan berarti

    bahwa tiap peraturan perunda ng-un -

    dangan harus selalu everlasting dari

    sudut keberlakuannya.

    Berkaitan dengan ini, Harun Al-

    Rasyid mengatakan bahwa Undang-

    Undang sebagai suatu produk hukum

    adalahsubject to change artinya apabila

    dirasakan sudah tidak sesuai dan tidak

    lagi mampu untuk mengakomodasi

    kebutuhan-kebutuahan riil yang hidup di

    masyarakat, maka suatu undang-undang

    dapat segera di-amandemen-kan, bahkan

    kalau perlu amandemen tersebut dapat

    dilakukan sesering mungkin. Hal ini

    secara positif dapat dilihat sebagai

    pencerminan adanya lembaga legislativeyang responsive terhadap perubahan

    social yang terjadi dalam masyarakat.

    Dengan frekuensi prubahan un-

    dang-undang yang cukup tinggi, perkem-

    bangan ini jika ditinjau dari sisi positif

    mungkin menandakan bahwa diskursus

    mengenai otonomi daerah terus berkem-

    ban g da n ber usah a mem enuhi per -

    kembangan yang terjadi. Namun subtasi

    dari niliai-nilai normative yang ada selama

    ini apakah sudah cukup memberikan

    pedoman yang jelas bagi pembangunan

    pola pikir otonomi daerah, .? sehingganuansa politis selalu dapat memegang

    peranan penting dibandingkan dengan

    nuansa teoritis normative dan me-

    nimbulkan efek bahwa Indonesia terus

    berada dalam pencar ian bentuk ideal

    dalam rangka otonomi daerah.

    * Penulis adalah Mantan Ketua

    HIMMABA Periode 2000-2002, dan

    Mahasiswa Semester Akhir PPS

    Magister Ilmu Hukum UNISMA

    Malang

    Segenap Pengurus HIMMABA UIN Malang

    Mengucapkan

    Selamat dan SuksesAtas Terbitnya

    Majalah Lensa HIMMABA Edisi-8

    14

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    15/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    English Corner

    BASICALLY, every student is able to reachtheir bright achievement however many of them

    do not show it yet. To reach a good achievement,

    there are many factors which should be known

    and done by either the teachers or the students.One of the factors is the appropriateness of teach-

    ing and learning method with the indi-

    vidual learning style which is able to

    make the students enjoy their teach-

    ing and learning process. Generally,the way used by every student in un-

    derstanding the knowledge is differ-

    ent. The difference is called modality.It is divided into three parts, they are:

    visual, auditoria, and kinesthetic. The

    visual feels easier to learn from whatthey see, the auditory feels happier

    to learn from what they hear while

    the kinesthetic will understand morewhen they do minor movements. The

    teacher should be able to identify the

    individual modality in order to be ableto give the appropriate method in the

    teaching and learning process

    The teaching method used can be based onthe way human brain works. The human brain is

    divided into two main sections called hemispheres.

    These contain complementary abilities broadly re-ferred to as left-brain and right-brain. The way

    human use the abilities of these hemispheres de-

    termines much of their personality and behavior.The most significant determinant is which hemi-

    sphere they prefer to use in responding to sen-

    sory input and external stimuli. Someone who pre-dominantly reacts to life using their left hemisphere

    abilities is called left-brain dominant. This doesnt

    mean that the right-brain is atrophied or disabled

    in any way - merely that the left hemisphere is

    that persons preferred response hemisphere. Thisdominance can change from time to time through-

    out an individuals life. Your eyes and other bodysigns indicate the pattern of switching hemispheres.

    As an example you may observe that some people

    fold their arms in different ways - left over right or

    vice versa. Trying to change the way you foldyour arms will quickly demonstrate how comfort-

    able you are with the way you have

    learnt to do it and another way feels

    strange.

    What does this demonstrate? It isan indication of your pattern of hemi-

    spheric dominance at the time when

    you learnt to fold your arms. For mostof us, this occurred at an age between

    2 and 3. The feeling of strangeness

    when we try to change the patterndemonstrates how comfortable we

    have become with the choice we made

    and how infrequently we have everchallenged that choice.

    Some human use their left brain

    more dominantly than their right brain.Left brain is responsible for verbal abil-

    ity, such as speaking, reading, writing and account-

    ing. Its process of thinking is systematic, logicaland analytic, such as language, mathematics, ab-

    straction and reasoning. This brain has short term

    memory. While right brain relates with music, lyric,imagination, color, emotion, picture, and diagram.

    Its process of thinking is creative, irregular and

    comprehensive. This brain has long term memory.Based on the functions of both left and right

    brain, we know that right brain can remember

    things longer than the left one. That is why whenwe meet our old fiends, we often remember their

    face but we forget their names. It happens be-

    cause face (picture) is processed in the right brain,

    while name (word) is processed in the left brain.

    The way both of these two brains can be used infinding the appropriate learning technique, such

    TEACHING AND LEARNING TECHNIQUES BASED

    ON THE BRAIN FUNCTIONS

    O l e h :

    Lina Hanifiyah, S.S*

    15

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    16/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    English Corner

    as reading, writing, and mnemonic memory tech-

    nique.Reading can be very boring for some people.

    They do not always get much information from

    the book they read. Some people even do notunderstand the content of the book they read or

    they only get little information from it although

    they have read it several times. To solve thatproblem, we can use reading technique using SQ3R

    method they are Survey, Question, Read, Re-

    cite, and Review.Many students feel that they cannot re-

    member their lesson in longer period. This prob-

    lem can be solved by using some memory tech-niques, such as LOCI, ASSOSIATION, and

    CHUNKING technique.

    LOCI is a technique which was used by an-cient orators to remember speeches, and it com-

    bines the use of organization, visual memory, and

    association. Before using the technique, you mustidentify a common path that you walk. This can

    be the walk from your dorm to class, a walk aroundyour house, whatever is familiar. What is essentialis that you have a vivid visual memory of the

    path and objects along it. Once you have deter-

    mined your path, imagine yourself walking alongit, and identify specific landmarks that you will pass.

    For example, the first landmark on your walk to

    house could be your dorm room, next may bethe front of the residence hall, next a familiar statue

    you pass, etc. The number of landmarks you

    choose will depend on the number of things you

    want to remember.CHUNKING is a technique used when remem-

    bering numbers, although the idea can be usedfor remembering other things as well. It is based

    on the idea that short-term memory is limited in

    the number of things that can be contained. Acommon rule is that a person can remember 7

    (plus or minus 2) items in short-term memory.

    In other words, people can remember between 5

    and 9 things at one time. You may notice that

    local telephone numbers have 7 digits. This is con-

    venient because it is the average amount of num-bers that a person can keep in his or her mind at

    one time. This technique can be applied in memo-

    rizing several digits of this number:

    08152121825007. All these digits are difficult toremember in a short time without any technique

    however we can remember it by using our right

    brain. Divide those digits into separate parts: 0815- 212 - 1825 - 007. Relate these digits of

    number with our surrounding, such as 0815 refers

    to mobile phone number, 212 refers to WiroSablengs ax, 1825 refers to Diponegoro War, 007

    refers to James bond.

    Some techniques and methods which are ap-propriate with the brain functions will help the learn-

    ers to solve their problems faced in the teaching

    and learning process. Every individual should tryto use their right brain in order to have long term

    memory since most of them use their left brain

    more dominantly than the right one.

    Glossary:

    Achievement: hasil, prestasiModality: modalitas, perbedaan dalam menyerap

    informasi (pelajaran)Long term memory: memori jangka panjangShort term memory: memori jangka pendek

    Recite: menceritakan

    Convenient: sesuai, cocok, tepatSequence: urutan

    * Penulis adalah Mantan Wakil SekretarisHIMMABA Koms. STAIN Malang 2000-2001,

    dan Staf Pengajar di UIN Malang

    Orang genius adalah mereka

    yang melakukan apa yang harus

    ia lakukan, sedangkan orang

    yang berbakat adalah mereka

    yang melakukan sesuatu yang

    dapat ia lakukan

    16

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    17/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Arabic Corner

    17

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    18/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 200618

    Albumania

    1-SERIUS : Peserta eL-OMt mendengarkan nara sumber menyampaiakn

    materi.

    2-GEMBIRA : segenap panitia TIR-2006 di akhir acara.

    3-KESEMPATAN : segenap panitia Launching dan Bedah Buku

    menyempatkan Foto Bersama Nara Sumber.

    4-HENING : Peserta taarruf HIMMABA saat mendengarkan pengarahan

    dari Pengurus.

    5-SANTAI : Peserta Dikjur saat menerima materi Lay Out dari Radar

    Malang.

    6-AKRAB : Segenap Crew Majalah Lensa bersama Pim. Red Radar

    Malang di depan kantor kerjanya, saat kunjungan Redaksi.

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    19/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Albumania

    19

    7-MENAHAN DINGIN : Tim Expedisi HIMMABA di Gunung Bromo. 8-PUNCAK : Tim Expedisi HIMMABA di puncak Panderman..

    9-KOMPAK : Anggota HIMMABA UIN Malang saat acara Buka Puasa

    Bersama dan Dialog Interaktif.

    10-RELA : Meskipun harus berdiri di tengah jalan demi mendapatkan

    sumbangan untuk gempa di Jogja.

    11-KUNJUNGAN : Peserta Dikjur sedang menerima pengarahan dari

    Redaktur Radar Malang di Ruang Redaksi.

    12-SOLID : Pertemuan rutin HIMMABA se-Malang saat Buka Puasa

    Bersama di depan Rektorat UNIBRAW.

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    20/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 200620

    Profil

    KORENG, demikianlah sosok

    pemuda yang nggak terlal u

    tinggi ini biasa di panggil.

    Entah dari mana laqob yang begitu khas

    itu disandangnya. Tapi yang jelas, sejakdari Jombang sampai Malang, panggilan

    itu selalu melekat padanya. Pemuda yang

    dalam akta kelahiranya bernama Saifudin

    Zuhri ini telah dipercaya anggotanya

    untuk menjadi ketua HIMMABA periode

    2005-2006, menggantikan M. Masyhur

    yang menjabat sebagai ketua

    sebelumnya.

    Graduasi pendidikannya dimulai dari

    SDN 02 Suwayuwo dan MI Hidayatul

    Mubtadiin di kota kelahirannya,

    Pasuruan. Setelah itu melanjutkan di MTsAl-Maarif Singosari Malang dan

    mengakhiri jenjang pendidikannya di

    MAN Tambakberas Jombang. Cowok

    yang lahir 26 Pebruari 1986 ini sekarang

    adalah mahasiswa semester V Fak.

    Tarbiyah UIN Malang.

    Arek Persekapas yang hobinya

    ngopi ini bisa dibilang sukses dalam

    kepemimpinanya, melalui kegiatan

    Konser Amal dan Doa Bersama yang

    terangkum dalam agenda do it for jogja,

    dan Launching dan Bedah BukuPerempuan Tanpa V karya Miss Waria

    Indonesia Merlyn Sopyan, telah

    membawa nama HIMMABA bukan

    hanya dikenal dikalangan civitas

    akademika UIN Malang saja tetapi juga

    masyarkat kota Malang.

    Cowok humoris yang berwibawa ini

    bi asa men gh ab is ka n pa gi ha ri nya

    sebelum kuliah di warung kopi, tak lupa

    juga sebatang rokok selalu menghiasi

    tangan kanannya. Menghisap rokok

    dan juga cangkruan diwarungbukanlah hanya sembarang aktivitas

    untuk mengisi waktu luang, melainkan

    itu semua bagiku adalah media untuk

    mencari ilmu di luar kampus dan

    mencari imajinasi bagaimana

    mengembangkan HIMMABA masa

    depan, tuturnya ketika ditemui oleh

    redaksi LENSA.

    Saat ini, beliau hampir satu tahun

    menjabat sebagai ketua komisariat

    HIMMABA dengan berbagai kegiatan

    yang bisa dibilang sukses. Walau dalam

    mengemban kepengurusannya inidibutuhkan pengorbanan yang tidak

    sedikit, mulai waktu, tenaga dan materi

    bahkan bisa dikatakan perasaan karena

    tidak jarang cowok yang digosipkan

    sudah punya calon istri ini mendapat

    kritikan dan cemoohan yang pastinya

    tidak merdu didengar.

    Keunikan koreng yang sulit

    didapatkan dari orang lain adalah

    keuletannya dalam memenej waktu dan

    mengatur kegiatan organisasi, kuliah,

    bahkan urusan keluarga. Alma rhumayahnya sangat bangga memiliki putra

    seperti dia, warga HIMMABA pun

    merasa makmur dibawah ke-

    pemimpinanya. Saat senggang, selalu dia

    luangkan pulang kampung untuk

    melakukan pekerjaan yang seharusnya

    be lu m sa atn ya di a la kuk an de mikelancaran kuliahnya. Mulai dari menjual

    kasur sampai mengelola sebuah

    perusahaan yang memberikan jasa pada

    pertanian. Dengan sepeda motor supra

    X warna merah yang selalu setia

    menemani disetiap aktifitasnya.

    Kelebihan yang membuatnya akrab

    dengan rakyatnya (warga HIMMABA)

    adalah rasa humornya, adalah sebuah

    metode pendekatan emosional yang

    menurutnya tidak mengurangi harga diri

    dan kewibawaannya.Dia berpesan supaya kader penerus

    yang nantinya menggantikan tampuk

    kepemimpinanya bisa melakukan lang-

    kah-langkah baru guna kemajuan

    HIMMABA masa depan. kadang-

    kadang saya ragu melihat kader-kader

    generasi penerus HIMMABA sekarang

    ini, bisa tidak sedulur-seduluri me-

    neruskan keeksistensian HIMMABA

    ditengah arus globalisasi dan wes-

    ternisasi ? karena melihat kondisinya

    sekarang, kelihatannya mereka belumsiap padahal beberapa bulan lagi akan

    dilaksanakan kepengurusan baru di

    organisasi tercinta kita ini. Tapi disisi

    lain saya percaya kalau sebenarnya

    mereka mempunyai banyak bakat

    dalam mengoptimalkan jiwa kele-

    adershipan Cuma mereka saja yang

    belum ada waktu untuk itu. Saya ingin

    untuk pemerintahan HIMMABA

    berikutnya, bisa membawa organisasi

    ini selangkah lebih maju dengan

    melakukan terobosan terobosanterkini, harapnya pada kader-kader

    penerusnya.(kront &wa2n)

    PENJUAL KASUR

    MEMIMPIN HIMMABA

    Saifuddin Zuhri

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    21/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Komentar

    Walau sangat capek, tapi diklatnya

    asyik, soalnya narasumbernya en-

    joy dan familia r apal agi waktu

    materi lay out. Harapan saya

    semoga saya bisa memahami dan

    mengamalkan jurnalistik lebihkhususnya bisa mengabdi sebagai

    crew Majalah HIMMABA.

    Kebersamaan tercipta,

    kekeluargaan terjalin. Harapan

    saya semoga saya mampu

    memperbaiki kesalahan-kesalahan

    dimasa lalu untuk terus berjuang

    menjadi best of the best.

    Banyak mendapat pengalaman

    tentang dikjur dan berani menulis

    walaupun banyak kesalahan

    terutama berani bertanya untuk

    mendapat berita. Harapan saya

    semoga tetap adanya kekompakan

    antar peserta dikljur, belajar bareng

    dan segera dapat menerbitkan bul-letin atau majalah.

    Sangat bermanfaat coz apa yang

    saya tidak tahu menjadi tahu.

    Harapan saya semoga apa yang

    telah saya dapatkan pada dikjur ini

    dapat mengaplikasikannya

    khususnya untuk HIMMABA tercinta.

    Sangat mengesankan dan juga

    banyak mendapatkan pengalaman

    dan ketekunan dalam tulis menulis.

    Harapan saya harus bisa

    mengembangkan dan pemikiran

    yang valid dalam karya tulis menulis.

    Waouwwww..!!! very good

    fantastis, coz apa yang gak pernah

    saya temukan ternyata ketemu in

    dikjur ini tanpa diduga barang

    sekejap. Harapan saya semoga

    dapat meneruskan dan

    mempelajari jurnalistik lebihmendalam coz belajar 2 hari tu

    singkat banget.

    Banyaksekali, saya merasa ketika

    itu bisa menjadi wartawati

    sementara, saya mendapat

    berbagai macam ilmu pengetahuan

    yang sebelumnya belum pernah

    saya dapatkan sama sekali. Harapan

    yang sangat mendalam adalah

    bagaimana agar saya bisa menjadiseorang penulis yang handal.

    Yang pasti seru banget

    gitu,karena pemateri dari para

    pakarnya dan yang paling penting,

    ini sebuah pengalaman baru karena

    selama ini saya belum pernah

    mengikuti dikjur. Harapan saya

    semoga tambah pengetahuan dan

    akan semakin menggali potensi yang

    selama ini masih terkebumikan.

    Diklat Jurnalistik yang dilaksanakan HIMMABA Koms. UIN Malang 29-30 Agustus 2006 di PP. Mambaul IrsyadDieng Malang, meninggalkan kesan tersendiri dari para peserta diklat. Selain tempatnya yang cukup representative

    diklat ini tergolong sangat istimewa sebab bisa mendapatkan bimbingan lansung dari Wartawan Radar Malang.Berikut kesan dan harapan dari para peserta Diklat Jurnalistik HIMMABA

    Wa2n

    Joen

    Kron

    Alim

    Titik

    Ephi

    Ema

    Aam

    21

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    22/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Psikologi

    A.Pendahuluan

    Sekarang istilah Autis sudah tidak

    asing lagi di pendengaran kita, karena

    semakin lama gangguan perkembangan

    ini semakin bervariasi jenisnya. Seiring

    dengan berkembangnya ilmu

    pengetahuan, usaha untuk menanganigangguan autis semakin bermunculan

    pada akhir-akhir ini. Banyak pakar autis

    yang telah melakukan penelitian-

    pen el iti an se ba ga i us aha un tu k

    menemukan metode yang tepat guna

    menangani gangguan autis yang

    semakin lama semakin banyak jumlah

    penderitanya.

    Penelitian-penelitian pada kasus

    Autis mengungkapkan bahwa semakin

    dini dikenali gejala-gejala pada bayi dan

    anak pra sekolah akan memudahkan

    menentukan prognosa dan menentukanterapi yang seharusnya dilakukan pada

    kasus tersebut dan membedakannya

    antara kasus satu dengan yang lainnya.

    Dengan demikian diharapkan akan dapat

    mengurangi gejala-gejala yang tampak

    dan mempercepat proses kesembuhan.

    B. Macam Metode Terapi Anak Autis

    Banyak metode terapi yang telah

    berkembang untuk memban tu proses

    penyembuhan Autis. Di antaranya yang

    pertama adalah Metode ABA (Applied

    Behaviour Analisys)juga sering disebutmetode Lovaas karena metode ini

    dikembangkan oleh Prof. DR. Ivar O.

    Lovaas dari University of California, Los

    Angeles (UCLA) Amerika Serikat, untuk

    menerapi anak autis dan memperoleh

    hasil yang memuaskan. Kedua,

    De to ksi fik as i Th era py yang

    dikemukakan oleh Stephen Edelson,

    M.D., seorang dokter yang

    mengkhususkan diri dalam pengobatan

    menggunakan pengetahuan mengenai

    nutrisi dan toksikologi. Ia mengemukakan

    bagaimana bahan-bahan beracun dari

    lingkungan dianggap menghambat

    perkembangan normal otak pada anak

    autis. Ketiga, The Option Method

    dikembangkan oleh Suzi dan Bary

    Kaufman dari The Option di Sheffield

    Massachusetts, AS. Tujuan utamanya,

    meningkatkan kebahagiaan penderita

    autis dengan membantu mereka

    menemukan sistem kepercayaan diri

    masing-masing. Keempat,Sensory Inte-

    grati on Therapy adalah kemampuan

    untuk memproses implus yang diterimadari berbagai indera secara simultan.

    Banyak anak autis yang diketahui

    mengalami kesulitan dalam memproses

    stimulus sensorik yang komplek.

    Sebaliknya, adapula anak autis yang

    terlalu sensitif terhadap suatu stimulus

    spesifik.

    C.Pengerti an Metode ABA (Applie d

    Behaviour Analisys)

    Menurut DR. Dr. Y. Handojo, MPH.

    dalam bukunya Autisma, metode ABA

    (Applied Behaviour Analisys) adalah

    metoda tata laksana perilaku yang telah

    berkembang sejak puluhan tahun yang

    lalu. Penemunya atau penciptanya tidak

    jelas, mungkin saja dikembangkan oleh

    banyak orang secara berangsur-angsur,

    sehingga tak seorangpun yang dapat

    mengklaim sebagai penemunya.

    Prof. DR. Ivar O. Lovaas dari Uni-versity of California, Los Angeles

    (UCLA) Amerika Serikat, menggunakan

    metode ini secara intensif pada anak

    autisma. Melihat keberhasilannya, maka

    Lovaas mulai mempromosikan metode ini

    dan merekomendasikan untuk

    penanganan anak autis, sehingga metode

    ini lebih dikenal sebagai metode Lovaas.

    Kemudian ternyata bahwa metode ini

    juga sangat bermanfaat untuk menangani

    anak-anak dengan kelainan perilaku

    lainnya, seperti Asperger, ADHD dan

    sebagainya.Sedangkan menurut Muhammad Ali

    Nurdin metode ABA(Applied Behaviour

    Anali sys) adalah implementasi dan

    evaluasi dari berbagai prinsip dan tehnik

    yang membentuk teori pembelajaran

    perilaku(behavioral learning), dengan

    memberikan reinforcement yang positif

    sebagai kunci dalam merubah perilaku.

    Sehingga perilaku yang baik dapat terus

    dilakukan, sedangkan perilaku buruk

    dihilangkan melalui time out, hukuman,

    atau dengan kata tidak.

    D. Jenis Terapi Metode ABA (Applied

    Behaviour Analisys)

    Menurut DR. Dr. Handojo, MPH.

    Didalam metode ABA jenis terapi dibagi

    menjadi 4 yaitu :

    1. Terapi Perilaku

    Berbagai jenis terapi perilaku telah

    dikembangkan untuk mendidik anak

    dengan kebutuhan khusus, mengurangi

    per ila ku yang tid ak laz im da n

    menggantinya dengan perilaku yang bisa

    diterima dalam masyarakat. Pada terapi

    perilaku inilah metode ABA diaplikasikan

    dan menurut DR. Dr. Y. Handojo, MPH.

    ABA (Aplied Behaviour Analisys)

    SEBAGAI METODE TERAPI UNTUK ANAK AUTIS

    Oleh: Suda Hidayah, S.Psi

    22

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    23/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Psikologi

    Terapi perilaku ini terdiri dari :

    a. Terapi Okupasi

    Pada anak autis perlu diberi bantuan

    terapi okupasi untuk membantu

    menguatkan, memperbaiki koordinasi

    dan ketrampilan ototnya. Para terapis

    okupasi juga seringkali memakai Sensory

    Integration(SI) untuk menerapi kelainan

    sensoris pada anak autis.

    b. Terapi Wicara

    Bagi anak autis yang mempunyai

    keterlambatan bicara dan kesulitanberbahasa,Speech Therapy adalah suatu

    keharusan, tetapi pelaksanaannya harus

    dengan metode ABA agar hasilnya

    terlihat nyata.

    c. Sosialisasi dengan menghilangkan

    perilaku tidak wajar

    Untuk menghilangkan perilaku yang

    tidak dapat diterima oleh umum, perlu

    dimulai dari kepatuhan dan kontak mata.

    Kemudian diberikan pengenalan konsep

    atau kognitif melalui bahasa reseptif dan

    ekspresif. Setelah itu baru anak dapat

    diajarkan hal-hal yang bersangkutandengan tata krama dan sebagainya.

    2. Terapi Biomedik (obat, vitamin,

    mineral, food suplements)

    Obat-obatan juga dipakai terutama

    untuk anak autis, tetapi sifatnya sangat

    individual dan perlu berhati-hati. Jenis

    obat, food suplement dan vitamin yang

    sering dipakai saat ini untuk anak autis

    adalah risperidone (risperdal), ritalin,

    baloperidol, pyirodoksin (vit B6),DMG

    (vit B15), TMG, magnesium, omega 3 dan

    omega6. Dosis dan jenisnya sebaiknya

    diserahkan kepada dokter spesialis yang

    memahami dan mempelajari autis,

    biasanya dokter spesia lis jiwa anak.

    Terapi ini tidak dimaksudkan untuk

    mengoreksi kelainan susunan syaraf

    yang ditemukan pada anak autis,

    melainkan memanipulasi kerja

    Neurotransmiter agar anak autis bisa

    berperilaku normal.

    3. Sosialisasi ke sekolah reguler

    Di lingkungan sekolah normal, anak

    autis ini dapat dilatih untuk kemampuan

    komunikasi dan sosialisasi dengan anak-anak sebayanya. Sedangkan materi

    akademiknya jika mengalami kesulitan,

    tetap dapat diajarkan secara one on one.

    Perlu diingat pula bahwa bagi anak autis

    yang masuk sekolah normal harus

    dibayangi terus oleh Shadower atau

    helper.

    4. Sekolah (Pendidikan Khusus)

    Pada kenyataannya dari kelas

    Terpadu terevaluasi bahwa tidak semua

    anak autis dapat transisi ke sekolah

    reguler. Anak-anak ini sangat sulit untuk

    dapat berkonsentrasi dengan adanya

    distraksi di sekeliling mereka. Beberapaanak memperlihatkan potensi yang

    sangat baik dalam bidang tertentu

    misalnya olah raga, musik, melukis,

    komputer, matematika, ketrampilan dan

    sebagainya. Anak-anak ini sebaiknya

    dimasukkan ke dalam Kelas khusus,

    sehingga potensi mereka dapat

    dikembangkan secara maksimal.

    E. Tujuan Metode Metode ABA (Applied

    Behaviour Analisys)

    Sedangkan tujuan yang lebih

    khusus dari terapi dengan metode ABAini ada 5 yaitu: 1) Komunikasi dua arah

    yang aktif 2) Sosialisasi ke dalam

    lingkungan yang umum 3)

    Menghilangkan atau meminimalkan

    pe r il ak u ya ng tid ak waja r 4)

    Mengajarkan materi akademik dan 5)

    Kemampuan bantu diri atau bina diri dan

    ketrampilan lain.

    Metode ini dipilih karena beberapa

    alasan, antara lain karena metode ini

    sangat terstruktur sehingga mudah untuk

    diajarkan kepada para terapis yang akan

    menangani anak Autis. Di samping itu

    metode ABA telah mempunyai cara

    pen ilaian keberh asi lan an ak da lam

    menguasai materi yang baku dan mudah

    dilaksanakan. Kelebihan lain yang

    dimiliki oleh metode ABA ini yaitu karena

    telah melalui berbagai penelitian yang

    terus-menerus dikembangkan dan telah

    terbukti keberhasilannya dibandingkan

    dengan metode lainnya.

    Untuk menunjang keberhasilan

    kesembuhan anak dari autis dengan

    menggunakan metode ABA inidibutuhkan seorang terapis yang

    mempunyai bekal dasar yang telah

    tertanam pada dirinya, yakni pertama

    kasih sayang, karena dasar semua

    pendidikan adalah kasih sayang yang

    murni tanpa pamrih dan tidak

    memanjakan anak. Kedua Profesional,

    siapapun yang akan menerapi anak harus

    memiliki pengetahuan tentang kelainan

    perilaku anak dan metode yang akan

    dipakai dalam proses terapi. Ketiga

    Disiplin, Terapi harus dilaksanakan

    secara tertib dan tepat. Waktu yang

    dipakai untuk terapi harus ditepati sesuaidengan metode yang dipakai. Metode

    ABA menetapkan minimal 40 jam/minggu

    dan maksimal selama anak bangun.

    Keempat etika, setiap terapis seharusnya

    memiliki kesadaran dan tanggung jawab

    terhadap aturan, tatakrama dan norma

    yang berlaku umum. Namun patut

    disayangkan banyak terapis lebih

    memprioritaskan masalah finansial.

    F. Pedoman Materi Program Kurikulum

    Dalam metode ABA Materi program

    kurikulum dikelompokkan ke dalamKategori, Materi dan Aktifitas, dan terdiri

    dari tiga tingkatan yaitu tingkat dasar,

    tingkat intermediate dan tingkat ad-

    vanced. Tingkat dasar dan intermediate

    terdiri dari enam kategori yaitu: Kategori

    A = kemampuan mengikuti pelajaran,

    Kategori B = kemampuan imitasi

    (menirukan), Kategori C = kemampuan

    bahasa reseptif (kognitif), Kategori D =

    kemampuan bahasa ekspesif, Kategori E

    = kemampuan pre-akademik, dan

    Kategori F = kemampuan bantu diri.

    Untuk tingkat advanced ada tiga

    tambahan kategori yaitu kemampuan

    sosialisasi dan kemampuan bahasa

    abstrak serta kesiapan masuk sekolah.

    Terapi dengan menggunakan

    metode ABA ini tidak dapat berjalan

    sendiri tanpa adanya kerjasama yang

    terencana antara terapis, psikiatris,

    psikolog dan orang tua serta lingkungan

    sekitarnya. Dan juga terapi ini akan lebih

    terlihat hasilnya apabila diiringi dengan

    terapi biomedis, yakni terapi yang

    menggunakan obat-obatan, foodsuplemen dan vitamin-vitamin untuk

    memanipulasi kerja neurotransmiter agar

    23

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    24/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Psikologi

    anak autis bisa berperilaku normal serta

    untuk menjaga imunitas tubuh anak.

    Menurut DR. Dr. Y. Handojo, MPH.

    dalam bukunya Autisma, setelah

    melakukan pengamatan kurang lebih

    selama empat tahun pada sekolah khusus

    untuk autis yang dikelolanya, maka

    kendala atau masalah yang paling sering

    dijumpai dalam penerapan metode ABA

    (Applied Behaviour Analisys) pada

    proses terapi autis diant aranya, biaya

    terapi yang tinggi, pengadaan terapisyang profesional yang masih sulit, or-

    ang serumah yang seringkali menjadi

    penghalang dan terpenuhinya intensitas

    waktu terapi yakni 40 jam per minggu

    atau selama anak bangun.

    G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Keberhasilan Metode ABA (Applied

    Behaviour Analisys)

    Tingkat keberhasilan pelaksanaan

    program pendidikan dan pengajaran anak

    autis dengan menggunakan metode ABA

    ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

    yaitu: 1) Berat ringannya kelainan/gejala,

    2) Usia pada saat diagnosis, 3) Tingkat

    kemampuan berbicara dan berbahasa, 4)

    Tingkat kelebihan (st re ng) dan

    kekurangan (weaknes) yang dimiliki

    anak, 5) Kecerdasan/IQ, 6) Kesehatan

    dan kestabilan anak, 7) Terapi yang tepat

    dan terpadu meliputi guru/terapis,

    kurikulum, metode dan manajemen,

    sarana pendidikan, lingkungan (keluarga,

    sekolah dan masyarakat).

    H. Penutup

    Setiap metode dalam suatu proses

    terapi autis memegang peranan pentingdalam menunjang keberhasilan atau

    kesembuhan anak. Oleh karena itu

    pe ng el ol aann ya har us dil akuk an

    sungguh-sungguh, sehingga apabila ada

    permasalahan dapat diketahui dan segera

    dipecahkan. Hal ini dimaksudkan untuk

    memperoleh hasil terapi yang optimal

    terutama dalam penerapan metode ABA

    (applied behaviour analisys) yang

    merupakan metode yang terstruktur dan

    telah disusun untuk menerapi anak autis

    dan anak kebutuhan khusus lainnya.

    Metode ini sangat cocok

    dikembangkan untuk anak autis atau

    kebutuhan khusus lainnya karena

    mempunyai tujuan yang lebih khusus

    yaitu:1) Komunikasi dua arah yang aktif

    2) Sosialisasi ke dalam lingkungan yang

    umum 3) Menghilangkan atau

    meminimalkan perilaku yang tidak wajar

    4) Mengajarkan materi akademik dan 5)

    Kemampuan bantu diri atau bina diri dan

    ketrampilan lain.

    Selain itu juga mudah dipelajari oleh

    siapapun, termasuk orang tua anak autis

    yang ingin menerapi anaknya sendiri

    dirumah. Namun metode ini

    membutuhkan biaya yang agak banyak,sehingga orang-orang yang berasal dari

    kalangan menengah kebawah tidak dapat

    melaksanakan metode ini secara maksimal

    karena keterbasan biaya yang mereka

    miliki. Dengan adanya permasalahan ini

    maka para terapis dituntut untuk kreatif

    dalam mengembangkan media dan

    sarana prasarana yang diperlukan dalam

    proses terapi agar biaya yang dikeluarkan

    tidak terlalu tinggi.

    * Penulis adalah Anggota

    HIMMABA angkatan 2002 dan

    wisudawati terbaik Fak. Psikologi

    UIN Malang, 2 Sept 2006.

    24

  • 7/25/2019 MAJALAH LENSA

    25/38

    Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006

    Oleh : M. Aan Sulton, S.Pd

    MELIHAT fenomena sekarang di

    Malang merupakan kota yang penuh

    dengan berbagai kampus pendidikanyang notabene berjuluk kota

    pendidikan tapi mengapa sumber daya

    manusia dalam membaca dan menulis

    sangat rendah baik di kalangan

    masyarakat serta mahasiswa, ini

    merupakan suatu tanda tanya besar

    bagi kita semua. Kita awali yang

    terjadi di kalangan mahasiswa dan

    masyarakat sangat kurang sekali

    bahkan tidak sama sekali dalam

    membaca (buku-buku yang ilmiah.red)

    dan menulis. Mahasiswa dalam

    membaca hanya sebatas apabila ada

    tugas dari dosen dan tidak lebih dari

    itu, padahal membaca itu sangat

    penting maka kita perlu mencermati

    sebuah surat dalam Al-Quran yaitu

    surat Al Alaq : 2) di dalam surat

    tersebut di jelaskan bahwa Nabi

    Muhammad pertama kali yang di

    ajarkan oleh Malaikat jibril adalah

    Iqro yang artinya bacalah, disini

    Tuhan (Allah) mengajarkan manusia

    lewat membaca dan menulis, dalam

    konteks lain membaca tidak hanyasebatas pada buku, majalah, koran,

    dll tapi bisa membaca pada sebuah

    keadaan yang ada pada sekitar kita

    dan dapat memahaminya dengan

    begitu sumber daya manusia akan

    meningkat dengan di dorong oleh

    kemajuan peradaban, pendidikan,

    ilmu pengetahuan, dan tuntunan daya

    saing pasar global yang di dasari

    dengan membaca.

    Setelah kita dapat mengerti

    tentang arti membaca secaramenyeluruh baik secara realita dan

    Ekonomi

    abstraks, sebaiknya marilah kita

    hubungkan membaca dengan

    menulis, saya percaya semua orang

    bisa menulis, tapi disini menulis

    konteksnya menuangkan ide-ide yangada dipikiran kita tuangkan dalam

    lembaran-lembaran kertas putih yang

    masih bersih. Dalam bukunya Helvy

    Tiana Rosa (HTR), bahwa ide di dapat

    melalui 7 Di Plus yaitu pertama apa

    yang Di Dengar, apa yang Di Baca, apa

    yang Di alami, baik yang dialami

    sendiri ataupun orang lain, apa yang

    Dilakukan, dan apa yang

    Di...di...di..lainnya, ah ternyata Cuma

    5 Di Plus yang lainnya bisa di pikirkan

    sendiri mengenai Di..di..di yang

    berhubungan dengan ide-ide dalam

    menulis.

    Sekarang mari kita uraikan

    mengenai 5 Di Plus yang pertama yang

    Di Dengar yaitu apabila mendengar

    sebuah berita, omongan orang lain

    ataupun yang lain maka di otak kita

    akan keluarlah sebuah pikiran yang

    akhirnya mendatangkan sebuah ide

    dari mendengar tentunya tidak hanya

    didengar masuk telinga kanan dan

    keluar telinga kiri , dalam sebuah

    psikologi pendidikan terdapat katasebagai berikut Saya melihat saya

    mendengar dan saya mendengar

    belum tentu melihat dari kata

    tersebut mendengar sangat peka

    sekali dan cepat masuk ke otak kita

    dan berproses untuk merekamnya dan

    jadilah sebuah ide pemikiran, lain

    halnya dengan Di yang kedua yakni Di

    Baca, apabila ada sebuah wacana

    atau berita ataupun keadaan di sekitar

    harus di baca, makna harus di baca

    disini tidak sekedar di baca tidak sesuaidengan pikiran kita buang bukan

    begitu melainkan di baca di sini harus

    juga di pahami dalam otak kita yang

    akan berproses maka akan keluarlah

    ide dari di baca di pahami, sedangkan

    Di yang ketiga dan keempat yakniyang Di alami sendiri dan Di alami or-

    ang lain ataupun yang di sebut

    pengalaman, kita mengenal kata-kata

    mutiara bahwa pengalaman adalah

    guru terbaik, dengan pengalaman

    yang kita alami sendiri ataupun dari

    orang lain kita dapat menguraikan

    kembali dari yang di alami baik dari

    kita sendiri maupun orang lain dengan

    menulis pada sebuah agenda (diary)

    ataupun catatan tentang pengalaman.

    Dan Di tambahan yang terakhir atau

    ke lima Di mengerti bahwa dari Di

    yang pertama sampai k