makalah jiwa c.rowo

Upload: ryan-d-ace-manchunian

Post on 07-Mar-2016

266 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Jiwa c.rowo

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA TN M DENGAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUANG CUCAKROWORSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG - MALANGDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan JiwaTanggal 25 Januari 06 Februari 2016

Disusun Oleh :1. Diyah Restiningtyas2. Esti Dwi Hanifah3. Elvitri Septiawati4. Riant Achmad Hidayat5. Yeni Sukarwati6. Wahyuni Yuniati

PRODI DIII KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TA. 2015/16LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN M DENGAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUANG CUCAKROWO Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG - MALANGLAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA INI TELAH DISETUJUI

Lawang, Februari 2016

Pembimbing Institusi

( M.Mudzakkir,M.Kep, Ns ) NIP

Pembimbing Klinik Ruang Cucak Rowo

( ) NIP

Mengetahui,Koordinator Praktik Klinik DIII Keperawatan/Profesi

( ) NIP

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Praktik Keperawatan Jiwa ini dengan baik.Dalam menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan Jiwa ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:1. Subardi Agan, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan 2. M.Mudzakir,M.Kep,Ns dan Endah Tri W, M.Kep,Ns. selaku Pembimbing keperawatan Jiwa di Ruang Cucakrowo .3. Istajib selaku Pembimbing Ruangan Cucakrowo RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Makalah Asuhan Keperawatan Jiwa ini.4. Bapak dan ibu perawat yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun spiritual. 5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan Jiwa ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah Praktik Keperawatan Jiwa ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah Praktik Keperawatan Jiwa ini. Semoga Laporan Praktik Keperawatan Jiwa ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Lawang , 31 Januari 2016

Penyusun,BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSehat menurut WHO adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial,bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan,tidak hanya terbebas dari penyakitserta kelemahan (http://hanafebriyanti.blogspot.com). Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakitnya biasanya akut dan bisa kronis atau menahun. Di masyarakat ada stigma bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan dan aib bagi keluarganya. Pandangan lain yang beredar di masyarakat bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh guna-guna orang lain. Ada kepercayaan di masyarakat bahwa gangguan jiwa timbul karena musuhnya roh nenek moyang masuk kedalam tubuh seseorang kemudian menguasainya (Hawari,2003). Faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa bervariasi tergantung pada jenis-jenis gangguan jiwa yang dialami. Secara umum gangguan jiwa disebabkan karena adanya tekanan psikologis yang disebabkan oleh adanya tekanan dari luar individu maupun tekanan dari dalam individu. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah ketidaktahuan keluarga dan masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini, serta ada beberapa stigma mengenai gangguan jiwa ini (Hawari,2001). Berdasarkan Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2007. Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar. Gejala yang timbul diantaranya gejala positif dan negatif berupa berkhayal, halusinasi, gangguan proses pikir, sulit mengekspresikan emosi , dan menarik diri dari lingkungan, tidak minat beraktivitas, dan kurang perawatan diri.Menarik diri adalah individu yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya secara wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang tidak relaistis (stuart and Sundeen, 2001). Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (rawlin, 2002, hal 36). Ruang Cucakrowo RSJ dr Radjiman Wediodiningrat merupakan salah satu ruangan rawat inap yang berkapasitas 29 pasien. Di dalam ruangan tersebut saat ini terdapat 14 pasien. Dengan hasil observasi kami adalah HDR sebanyak 2 orang, ISOS sebanyak 6 orang, Waham sebanyak 2 orang, Halusinasi 4 orang. Atas Dasar Tersebut, Maka Kami Mengambil Salah Satu Masalah Yaitu Isolasi Sosial Sebagai Bahan Asuhan Keperawatan Jiwa Di Ruang Cucakrowo RS Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. 1.2 Tujuan penulisan1.2.1 Tujuan umumTujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Isolasi Sosial Menarik Diri di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dengan menggunakan metode pendekatan proses keperawatan. 1.2.2 Tujuan khususTujuan khusus dan perumusan yang hendak dicapai adalah kemampuan untuk: 1. Mampu melakukan pengkajian pada Tn.M dengan gangguan konsep diri Isolasi Sosial Menarik Diri. 2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan gangguan konsep diri Isolasi Sosial Menarik Diri.3. Mampu menyusun keperawatan pada Tn.M dengan gangguan konsep diri Isolasi Sosial Menarik Diri.4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.M dengan gangguan konsep diri Isolasi Sosial Menarik Diri sesuai dengan keperawatan yang telah disusun.5. Mampu melakukan evaluasi sesuai implementasi yang dilakukan pada Tn. M dengan gangguan konsep diri Isolasi Sosial Menarik Diri.6. Mendokumentasikan proses keperawatan pada kasus isolasi sosial di Ruang cucakrowo. 1.3 Manfaat Penulisan1.3.1 TeoritisMenambah Ilmu Pengetahuan khususnya dalam hal pengembangan ilmu yang sesuai dengan materi mata kuliah.

1.3.2 Praktis Bagi Institusi Pendidikan Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan Isolasi Sosial dalam hal pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai wawasan bagi perawat dalam memberikan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Isolasi Sosial sesuai dengan teori yang ada guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat meningkatkan bahan baca atau referensi pengetahuan dalam pembuatan study kasus isolasi sosial yang lebih baik lagi.1.3.3 Tempat dan Waktu Tempat : Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dilakukan di ruang Cucakrowo RS Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Waktu : Penyusunan karya tulis ilmih untuk eminar tanggal 25 Januari 2016 sampai 06 Januari 2016.1.4 Metode penulisanDalam penyusunan Makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap pasien dan keluarga. Observasi pasien secara langsung, dokumentasi, dan studi kepustakaan.1.4.1 Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung, baik kepada pasien maupun keluarga pasien untuk mendapatkan data yang subjektif maupun objektif dengan menggunakan format pengkajian.1.4.2 ObservasiYaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung kepada pasien untuk mendapatkan data yang objektif dengan menggunakan format pengkajian. 1.4.3 DokumentasiCatatan terhadap pasien serta hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, perawat, analis, maupun tim medis lain.1.4.4 Studi kepustakaanYaitu dengan mempelajari buku yang berhubungan dengan Karya Tulis Ilmiah ini.1.5 Sistematika PenulisanMakalah ini ditulis secara sistematika yang terdiri :Bab I PendahuluanPendahuluan terdiri dari latar belakang, Ruang Lingkup, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.Bab 11 Landasan TeoritisLandasan Teoritis yang terdiri dari Landasan Teoritis Medis meliputi Defenisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Diagnostik, dan Penatalaksanaan Medis.Landasan Teoritis Keperawatan terdiri dari : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Keperawatan.Bab I11 KasusTinjauan Kasus yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.Bab IV PeembahasanKesenjangan dan kesesuain teori dan kasusBab IV PenutupPenutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

BAB IILANDASAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar2.1.1 DefinisiIsolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak terima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Deden dan Rusdi,2013,Hal.34 ).Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negative atau mengancam (Nanda-1,2012).Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaktif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial ( Depkes RI, 2000 ).Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang tidak realistis (Erlinafsiah,2010,Hal.101).

2.1.2 Etiologi1) Faktor Predisposisia) Faktor Tumbuh KembangPada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

b) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.c) Faktor Sosial BudayaIsolasi social atau mengasingkan diri dari dari lingkungan social merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini di sebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota yang tidak produktif seperti usia lanjut, penyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.d) Faktor Biologis Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan social adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan social memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel.

2) Faktor Presipitasia) Faktor EksternalContohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluargab) Faktor Internal Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas atau kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya (Ade Herman Surya Direja,2011,Hal.123).

3) Perilaku Perilaku pada klien gangguan social menarik diri yaitu: kurang sopan, apatis, sedih, afek tumpul, kurang perawatan diri, komunikasi verbal turun, menyendiri, kurang peka terhadap lingkungan, kurang energy, harga diri rendah dan sikap tidur seperti janin saat tidur. Sedangkan perilaku pada gangguan sosial curiga meliputi tidak mempercayai orang lain, sikap bermusuhan, mengisolasi diri dan paranoia. Kemudian perilaku pada klien dengan gangguan social manipulasi adalah kurang asertif, mengisolasi diri dari lingkungan, harga diri rendah, dan sangat tergantung pada orang lain (Sujono Riyadi dan Teguh Purwanto,2009,Hal.157).

4) Rentang ResponRentang respon berhubungan dapat berfluktuasi dari respons berhubungan adaktif samapai maladaktif

RespRespon AdaktifRespon MaladaktifMenyendiri/solitudeMerasa sendiriManipulasi OtonomiMenarik diriImpulsifBekerja samaTergantung NarcissmSaling tergantung(interdependen)

Respon AdaktifRespon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat di terima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku ( masih dalam batas normal ), meliputi:a) Menyendiri/solitudeRespon seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan sosial dan juga suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.

b) Otonomi Kemampuang individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.c) Bekerja Sama Kondisi hubungan interpersonal dimana individu mampu untuk saling member dan menerima.d) Saling Tergantung (interdependen)Suatu hubungan saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

Respon MaladaptifRespon individu dalam penyelesaianmasalah menyimpang dari norma-norma sosial dan budaya lingkungannya, meliputi:a) ManipulasiOrang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.b) ImplusifTidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, dan tidak dapaat diandalkan.c) Narkisme Harga diri yang rapuh, secara terus-menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung (Deden Dermawan Rusdi,2013,Hal.35).2.1.3 PatofisiologiMenurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga, yang biasa dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan.Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri.Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi (Ernawati Dalami dkk,,2009,Hal.10).Pattern of Parenting (Pola Asuh Keluarga)Inefectieve coping (Koping individu tidak efektif)Lack of Develop ment Task (Gangguan Tugas Perkembangan)Stressor internal and external (stress internal dan eksternal)

Misal :Pada anak yang kelahirannya tidak dikehendaki (unwanted child) akibat kegagalan KB, hamil diluar nikah, jenis kelamin yang tidak diinginkan, bentuk fisik kurang menawan menyebabkan keluarga mengeluarkan komentar-komentar negative, merendahkan, menyalahkan anakMisal :Saat individu menghadapi kegagalan mengalahkan orang lain, ketidakberdayaan mengangkat tidak mampu menghadapi kenyataan dan menarik diri dari lingkungan. Misal :Kegagalan menjalin hubungan intim dengan sesame jenis atau lawan jenis, tidak mampu mandiri Misal :Stress terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasi. Ansietas terjadi akibat berpisah dengan orang terdekat, hilang pekerjaan atau orang yang dicintai.

(Iyus Yosep,2007,Hal.230).2.1.4 Pohon masalah

2.1.5 Manifesti Klinisa. Tanda dan GejalaObservasi yang dilakukan pada klien dengan isolasi social akan ditemukan data objektif meliputi apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari orang lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain, komunikasi kurang, klien tampak tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat, tidak ada kontak mata atau kontak mata kurang, klien lebih sering menunduk, berdiam diri dikamar. Menolak berhubungan dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, meniru posisi janin pada saat lahir, sedangkan untuk data Subjektif sukar didapat, jika klien menolak komunikasi, beberapa data subjektif adalah menjawab dengan singkat dengan kata-kata tidak, ya dan tidak tahu.

b. Mekanisme KopingIndividu yang mengalami respon social maladaktif menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Gail,W Stuart 2006).Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisocial antara lain proyeksi, splitting dan merendahkan orang lain, koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang splitting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan orang lain dan identifikasi proyeksi.2.5.3 Sumber kopingMenurut Gail W. Stuart 2006, sumber koping berhubungan dengan respon social mal-adaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luasan teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, music atau tulisan (Ernawati Dalami dkk,2009,Hal.10).

2.1.6 KomplikasiKlien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi resiko gangguan sensori persepsi: halusinasi, mencederai diri sendiri, orang lain serta lingkungan dan penurunan aktivitas sehingga dapat menyebabkan defisit perawatan diri (Deden Dermawan dan Rusdi,2013,Hal.40).2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik1. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog dalam menentukan kepribadian seseorang yang terdiri dari 556 pernyataan benar atau salah.

2. Elektroensefalografik (EEG)Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan antara etiologi fungsional dan organik dalam kelainan mental. 3. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan oleh genetik.4. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan kelainan struktur anatomi tubuh.2.1.8 Penatalaksanaan 1. Obat anti psikotika. Clorpromazine (CPZ)Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas,kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi -fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari -hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

Efek samping: Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatik,mulut kering, kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung tersumbat,mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung),gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindromaparkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan endokrin, metabolik, hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.b. Haloperidol (HLD)Indikasi: Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari hari.Efek samping: Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi,hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguanirama jantung).c. Trihexy phenidyl (THP)Indikasi:Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis dan idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpin dan fenotiazine.Efek samping:Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan otonomik (hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut kering, kesulitanmiksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung) (http://nophienov.wordpress.com).2. Therapy Farmakologi3. Electro Convulsive TherapiElectro Convulsive Therapi (ECT) atau yang lebih dikenal dengan Elektroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energy shock listrik dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk terapi pasien gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri pada dosis terapinya. ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologist italia Ugo Cerletti dan Lucio Bini pada tahun 1930. Diperkirakan hampir 1 juta orang didunia mendapat terapi ECT setiap tahunnya dengan intensitas antara 2-3 kali seminggu.ECT bertujuan untuk menginduksi suatu kejang klonik yang dapat memberi efek terapi (Therapeutic Clonic Seizure) setidaknya 15 detik. Kejang yang dimaksud adalah suatu kejang dimana seseorang kehilangan kesadarannya dan mengalami rejatan. Tentang mekanisme pasti dari kerja ECT sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan dengan memuaskan. Namun beberapa penelitian menunjukkan kalau ECT dapat meningkatkan kadar serum Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) pada pasien depresi yang tidak responsive terhadap terapi farmakologis.4. Therapy KelompokTherapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan memberi stimulus bagi klien dengan ganggua interpersonal.5. Therapy LingkunganManusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus psikologi seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan, karena lingkungan tersebut akan memberikan dampak baik pada kondisi fisik maupun kondisi psikologis seseorang (Deden Dermawan dan Rusdi,2013,Hal..40).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan2.2.1 PengkajianPengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang sistematis dimulai dari pengumpulan data, penentuan data validitas, pengelompokan serta pencatatan data hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan (Haryanto,2008).Menurut Budi Anna Keliat (2006), meliputi beberapa faktor antara lain:1. Identitas klienMeliputi nama klien, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan,alamat, tanggal dirawat, no. Rekam medis, diagnosa medis.2. Alasan MasukUmumnya klien Isolasi Sosial dibawa ke rumah sakit karena keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala yang dinampakan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.3. Faktor PresipitasiYaitu stimulus yang diperesepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan dan memerlukan energi ekstra untuk mengatasinya( faktor memperberat / memperparah gannguan jiwa ). Meliputi : Tanyakan riwayat timbulnya gangguan jiwa? Penyebab ? Upaya yang dilakukan dan hasilnya?.

4. Faktor PredisposisiYaitu faktor pencetus penyebab utama stress.Meliputi : Kejadian jiwa dimasa lalu, trauma masa lalu, faktor genetik dan silsilah orangtua dan pengalaman nasa lalu yang tidak menyenangkan( trauma), riwayat pengobatan, napza, penyakit fisik.5. Pemeriksaan Fisik TTV, TB, BB, Keluhan yang dirasakan pasien.6. Psikososial GenogramSilsilah keluarga pasien dengan 3 generasi, bagaimana hubungannya, komunikasi, pengambil keputusan, pola asuh keluarga. Konsep Diri Yaitu semua jenis pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya. Yang terdiri dari :a. Citra tubuh Peresepsi Individu terhadap dirinya.

b. Identitas diri Bagaimana individu mengenal dirinya.c. PeranSerangkain perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial.d. Ideal diriHarapan dari individu terhadap penyakitnyae. Harga DiriPerasaan negatif dan positif terhadap dirinya. Hubungan SosialPasien Isos cenderung menarik diri dari Lingkungan. SpiritualKemampuan pasien dalam menjalankan perintah agamnya dan anggapan pasien terhadap penyakitnya menurut agamanya.

7. Status Mental Penampilan : Observasi perawat terhadap karakteristik fisik yaitu penampilan usia, cara berpakain, kebersihan, cara berjaln , dan ekspresi wajah. Pembicaraan : Biasanya pasien Isos cenderung bicara apatis, membisu (diam), pelan. Aktifitas MotorikPasien Isos cenderung menurun. Alam perasaan (Afek dan Emosi )Afek adalah respon pasien terhadap rangsangan yang menyenangkan dan menyedihkan. (tumpul, datar)Emosi adaah perasaan. Interaksi selama wawancara Kooperatif, tidak kooperatif, kontak mata kurang. Peresepsi SensorikAdakah halusinasi atau tidak. Proses Pikira. Bentuk pikir : Realistis atau non realistis.b. Arus Pikir : sirkumtansial ( pikiran berputar), tangensial (pembicaraan berbelit tidak sampai tujuan ), Fligh of idea( pembicaraan berbagai ide ide), Blocking pembicaraan yng berhenti secara tiba tiba.)8. Tingkat Kesadaran Orientasi : tempat, waktu, dan orang. Kuantitatif : Amati penurunan kesdaran. Kualitatif : Relasi dan Imitasi9. Memoria. Memori Jangka Panjang : Setelah lebih setahun berlalu.b. Memori Jangka PendekMengingat peristiwa seminggu yang lalu.

10. Tingkat Konsentrasi dan berhitung Kemampuan menyelesaikan tugas dan berhitung sederhana.11. Kemampuan Penilain Gannguan Ringan : Jika dapat mengambil keputusan Gangguan bermakna : Jika diam.12. Daya Tilik Diri Mengingkari atau mengakui penyakit.13. Kebutuhan Persiapan Pulang Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan ( BAK, BAB, Makan, Minum, perawatan kesehatan, transportasi, tempat tinggal, tidur).14. Mekanisme koping Kemampuan untuk menahan ketengan/ penyelesaian masalah (koping adaptip/ mal adaptip)15. Masalah psikososial dan lingkungan Masalah dengan dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan pelayanan kesehatan.16. Kurang pengetahuanPengetahuan tetang penyakit jiwa, faktor presipitasi, sistem pendukung, obat-obatan koping.

17. Aspek medisMeliputi diagnosa medis dan terapi medis (nama, dosis, frekuesi, cara pemberian)18. Masalah keperawatanKumpulan dari masalah keperawatan yang berkaitan dengan pengkajian.

19. Pohon masalahMenurut Nita Fitria (2010), masalah keperawatan dalam keperawatan jiwa digambarkan sesuai pohon masalah seperti brikut:

EfectPerilaku menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Effect Resiko Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

Core Problem Isolasi Sosial: Menarik Diri

CauseKoping individual inefektif

2.2.2 Analisa Dataa. Gejala Subjektif :1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.3) Respons verbal kurang dan sangat singkat.4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.7) Klien merasa tidak berguna8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.9) Klien merasa ditolak.b. Gejala Objektif :1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara.2) Tidak mengikuti kegiatan.3) Banyak berdiam diri dikamar.4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat.5) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.6) Kontak mata kurang.7) Kurang spontan.8) Apatis (acuh terhadap lingkungan).9) Ekspresi wajah kurang berseri.10) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.11) Mengisolasi diri.12) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.13) Masukan makan dan minuman terganggu.14) Aktivitas menurun.15) Kurang energy (tenaga).16) Rendah diri.17) Postur tubuh berubah, misalnya sikap fectus/janin (khususnya pada posisi tidur) (Iyus Yosep,2011,Hal.231).c. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang diangakat adalah : 1. Isolasi Sosial2. Harga Diri Rendah Kronik3. Resiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi.

2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan(Terlampir)

BAB IIITINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATANKESEHATAN JIWA3.1 IDENTITAS PASIENNama: Tn. MUmur: 36 tahunPendidikan: SDAgama: IslamStatus: Belum MenikahAlamat: PasuruanPekerjaan: TaniNo RM: tanggal dirawat:5 januari 2016tanggal pengkajian: 25 januari 2016ruang rawat: cucak rowosumber informasi: dari keluarga

3.2 ALASAN MASUKData primerPasien mengatakan di bawa oleh Perangkat Desa ke RSJ. Pasien mengatakan Tidak Apa Apa, mbak ! , Sudahlah itu Aib , tidak boleh diceritakan !, ketika ditanya alasan MRS. (Sambil meninggalkan perawat di tempat kontrak )Data SekunderMenurut perawat ruang cucak rowo pasien dibawa ke RSJ karena pasien marah, sehingga mencederai salah satunya keluarganya.

3.3 FAKTOR PRESIPITASI1. Menurut keterangan Pasien :Pasien mengatakan, Dulu memecahkan piring, Mbak . Sudahlah mbak ! Aib ! itu tidak boleh diceritakan . ( Sambil pasien pergi meninggalkan perawat ).2. Menurut Keterangan Keluarga Keluarga mengatakan pasien tipe orang yang cenderung diam. Ketika ada masalah , pasien tidak pernah mengatakan permasalahannya. Pasien sulit diajak berkomunikasi . Ketika ditanya pasien hanya menjawab seperlunya saja.Awal penyebabnya yaitu pasien bertemu dengan salah satu wanita janda beranak satu setelah lulus dari pondok. Pasien sangat senang dengan wanita tersebut . Keinginanya selalu ingin bersama wanita tersebut. Ingin bekerja bersama sama , kemana- mana berdua. Tetapi Ibunya melarang jika pasien berhubungan dengan wanita tersebut dan melarangnya menikah dengannya. Karena menurut Ibunya, wanita tersebut bukanlah wanita baik baik.Semenjak saat itu pasien sering menyendiri dan melamun. Pasien tidak mau bekerja dan aktivitas. Dan pada akhirnya pasien terlihat tertawa sendiri. Setiap hari dia mencangkul tanah sangat dalam , kurang lebih 3 meter. Saat ditanya oleh keluarga, pasien menjawab didalam tanah tersebut terdapat uang. Disinilah keluarga mulai menyimpulkan bahwa pasien sedang mengalami sakit jiwa ( setress ). Suatu hari pasien meminta rokok kepada adik perempuannya. Tetapi permintaan tersebut tidak dituruti. Pasien marah marah, saat itu pasien yang sedang memegang piring dan sendok langsung menghantam adik perempuannya dengan piring dan sendok yang dibawa tersebut sampai berdarah. Tidak hanya itu saja, adik iparnya yang berusaha melerai juga dihantam.

3.4 FAKTOR PREDISPOSISI RIWAYAT PENYAKIT LALU1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?Jika Ya, Jelaskan :Pasienmengatakan tidak pernah dirawat di RSJ, saat ditanya apakah mas M pernh kesini sebelumnya.Jelaskan :Tidak ada pengobatan sebelumnya, keluarga mengatakan bahwa mas M baru pertama kali dibawa ke RSJ.Masalah keperawatan : Tidak ditemukan.2. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)Jelaskan : Keluarga mengatakanPasien tidak pernah memakai NAPZA dan pasien perokok aktif, dan pasien tidak pernah mendapatkan penyakit fisik dirawat di RS.Keluarga mengatakan pasien tidak mengalami keterlambatan berbicara atau berjalan di masa kecil.Masalah keperawatan : Tidak ditemukan

RIWAYAT TRAUMANOTaumaUsiaPelakuKorbanSaksi

1Aniaya fisik----

2Aniaya seksual----

3Penolakan----

4Kekerasan dalam keluarg----

5Tindakan kriminal- --

Jelaskan : - keluarga mengatakan pasien pernah menghantam kepala adik perempuannya dan adik iparnya hingga berdarah.

3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio, Psiko, Sosio, Kultural dan Spiritual)Jelaskan :Pasien mengatakan Tidak punya , saat ditanya apakah mas M punya pengalaman masa lalu yang membuat mas M sedih ? . ( Sambil meninggalkan perawat )Keluarga mengatakan dulu pasien pernah mencintai seorang janda dan ingin menikahinya tetapi Ibunya tidak mengijinkan. Sehinga pasien menjadi murung, menyendiri, dan banyak diam hingga akhirnya melakukan tindak kriminal.Masalah keperawatan : Regiment pasca Trauma ( PK )

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa?Keluargamengatakan : TidakAda, Mbak ! saat ditanya apakah ada keluarga yang mengalami sakit seperti yang dialami pasien.Masalah keperawatan : Tidak Ditemukan

4 PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan umum :Baik2. Tanda vitalTekanan darah: 120/80 mm/HgNadi: 78 x/mSuhu : 36, 5 CPernafasan: 20 x/m3. Ukur Berat badan: 65 kgTinggi badan: 170 cm

4. Keluhan fisikJelaskan :Pasien mengatakan Saya tidak sakit, tidak pusing, tidak apa- apa , saat ditanya apakah mas M tidak enak badan ? .

5. Pemeriksaan Fisik Kepala (rambut) : rambut kusam, bentuk kepala : simetris, mata : pandangan kabur, telinga : fungsi pendengaran baik, mulit : mukosa bibir kering dan kotor, cyanosis, tidak ada gingivitis/stomatitis, ekstermitas : normal. Integuman : sawo matang.Jelaskan :Keadaan tubuh Tn. T mulai dari kepala sampai dengan, ekstermitas secara umum tidak mengalami gangguanMasalah keperawatan :

5 PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)1. Genogram

43

Keterangan :

43: umur pasien: lakilaki: perempuan: meneninggal: orang yang terdekat: orang yang tinggal serumah: pasienJelaskan :Keluarga mengatakan , Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara.Keluarga mengatakan sejak kecil pasien hidup bersama ayah dan ibunya serta bersama 3 saudaranya. Setelah lulus SD pasien dipondokkan. Dalam merawat pasien, Ayahnya tidak pernah keras tetapi ibunya berwatak keras. Dalam Pengambil keputusan keluarga, Ibunya yang paling dominan (otoriter). Bentuk komunikasi keluarga adalah protektif , terutama ibunya.Pasien paling dekat dengan Ayah dan adik perempuannya.

2. Konsep diria. Citra tubuhPasien mengatakan biasa saja dengan anggota tubuhnya. Pasien dapat menyebutkan kegunaan salah satu tubuhnya yaitu kaki untuk berjalan.b. Indentitas Pasien mengatakan namanya Mustofa, umur 36 tahun, asal dari Pasuruan dan berjenis kelamin laki-laki dan menerima jenis kelaminnya.Pendidikan terakhir SD. Tidak melanjutkan ke SMP karena disuruh mondok oleh Ibu. Pasien diam dan pergi saat ditanya sudah menikah atau belum.c. PeranPasien mengatakan selama di rumah berperan sebagai anak pertama. Pasien bekerja di PT Surya Pasuruan . Pasien bertugas membantu mencari nafkah untuk keluarga dan memenuhi kebutuhannya, dan selama sakit pasien tidak mau bekerja sehingga tidak bisa memenuhi tugasnya. d. Ideal diriKeluarga mengtakan Pasien ingin pulang ke rumah dan berjanji tidak marah marah lagi.

e. Harga diriPasien mengatakan : Enggak boleh , Mbak ! Ini tidak boleh , Saya malu, karena ini adalah Aib , saat ditanya mengapa mas M tidak mau menceritakan alasan MRS. Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah3. Hubungan sosiala. Orang yang berarti/terdekat :Rumah : Keluarga mengatakan Pasien apabila ada masalah kadang mau cerita dengan Ayahnya dan adik perempuannya. Tetapi lebih banyak memendamnya sendiri dari pada bercerita.RS :Pasien mengatakan dengan Tn D , teman dekatnya. Tapi selama observasi di RS , meskipun bersama teman temannya pasien tidak pernah ngobrol hanya diam, bicara seperlunya.b. Peran kerja dalam kegiatan kelompok/masyarakat :Pasien mengatakan dulu ketika masih di Pondok , pasien aktif mengikuti kegiatan pondok yang diadakan di pondok. Menurut keterangan keluarga , dirumah pasien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangganya. Pasien lebih sering diam di rumah.Menurut observasi di RS : Pasien aktif mengikuti kegiatan, tetapi sering diam. Pasien mengambil makanan untuk makan.c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Pasien mengatakan , Tidak Enak di sini, Enak sendiri, saat ditanya kenapa mas M sering sendiri?Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spirituala. Nilai dan keyakinanPasien mengatakan agamanya Islam, ketika ditanya menurut agama bapak sakit bapak ini bagaimana? Pasien menjawab saya tidak sakit. ( Pasien pergi menghindar )b. Kegiatan ibadahPasien mengatakan di rumah pasien sholat dengan keluarganya, di RSJ pasien shalat 5 waktu, dengan alasan karena ini perintah Allah.Masalah keperawatan : Tidak ditemukan.3.5 STATUS MENTAL1. PenampilanPasien tampak tidak rapi menggunakan baju ruang cucakrowo. Kerah baju pasien bagian belakang melipat kedalam. Sedikit berbau, Keadaan rambut pasien tampak kurang bersih, gigi kurangbersih, kuku pendeknamunkurangbersih, kulitkusam, mukosa bibir kotor, gigi kuning. Masalah keperawatan : defisit perawatan diri2. Interaksi selama wawancara.Saat diajak berkenalan sampai mengawali cerita dari dia sakit sampai dibawa ke RSJ Lawang. Pasien cenderung diam saat tidak ditanya. Tidak ada kontak mata, pasien tidak mampu memenuhi kontrak waktu.. Pasien sering pergi saat berinteraksi.Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial3. Pembicaraan.Pasien mengutarakan pembicaraan dengan suara lambat, cenderung diam, menjawab dengan singkat,Pasien berhenti menjawab ketika pasien sadar bahwa sedang ditanya tentang alasan MRS , kemudian pasien pergi meninggalkan tempat pertemuan tiba tiba. Masalah Keperawatan :Kerusakan komunikasi Verbal

4. Aktivitas motorik.Menurut Observasi di RS , pasien tampak lesu, terlihat dari px sering tidur, berbaring di tempat tidur, kx lebih awal tidur dari teman-teman nya, sering diam dan menyendiri, kx apatisMasalah Keperawatan : defisit aktivitas 5. Kesadarana. KuantitatifKesadaran Compos Mentis. GCS 4.5.6 . px dapat membuka mata secara spontan, reflek verbal baik, reflek motorik px baik, px dapat melakukan perintah dengan benarb. KualitatifSecara kualitatif kesadaran Tn.M berubah: Terbukti pasien lebih suka menyendiri walaupun bersama teman-temannya kx tetap diam. Ketika di tanya kx menjawab semaunya, ketika tidak di tanya px diam dan pergi tiba-tiba. Masalah Keperawatan :Gangguan Proses Pikir6. Orientasi Waktu:Ketika di tanya hari apa ini hari apa? Kx menjawab hari ini adalah hari selasa. Saat di tanya jam berapa ini? Kx juga mengatakan sekrang pukul 10.05. Tempat:Saat di tanya Mas.M sekrang ada di mana? Px menjawab RS lawang Orang:Saat ditanya siapa nama temanmu itu? Kx menjawab Tn.DDan saat di tanya lagi siapa nama temanmu disana? Kx menjawab itu Tn.A.Masalah Keperawatan :tidak ditemukan

7. Perasaan a. Emosi Saat ditanya bagaimana perasaan Mas.m saat ini? Px menjawab saya tidak senang, disini tidak enak, saya pengen pulang b. Afek Tidak ada perubahan mimik wajah ( datar) saat px diberikan cerita-cerita lucu dan menyedihkan.Masalah Keperawatan : isolasi sosial8. Persepsi sensori ( isi, frekuensi, waktu dan situasi, respon klien )Keluarga mengatakan ketika di rumah kx sering diam, kalau ada masalah tidak mau menceritakan kepada siapa pun. Apalagi setelah tidak di izinkan menikah oleh ibunya. Kx sering menyendiri dan tidak mau bekerja, suatu hari pasien terlihat tersenyum dan tertawa sendiri. Kemudian dia menggali tanah kurang lebih 3 meter kedalamannya. Setelah ditanya kx menjawab di dalam tanah tersebut ada uang. Masalah Keperawatan :Resiko Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi9. Proses pikira. Arus pikirPasien berhenti menjawab ketika pasien sadar bahwa sedang ditanya tentang alasan MRS , kemudian pasien pergi,meninggalkan tempat kontrak yang disepakati.Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir : Blockingb. Isi pikirPikiran Isos :Saat ditanya mengapa Mas M tidak ngobrol sama teman temannya ? pasien menjawab Enak sendiri, mbak !.Menurut keterangan keluarga , pasien mengatakan ingin pulang dan merasa bersalah. Pasien berjanji tidak marah marah lagi.Masalah Keperawatan : Gangguan Isi Pikir : pikiran isosc. Bentuk pikir : Saat ditanya pasien lama untuk merespon atau menjawab, Pasien tampak lebih sering melamun (Otisik ).Masalah Keperawatan :gangguan proses pikir10. Memori Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari 1 bulan )Setelah diajak berkenalan px ditanya siapa nama saya kemaren, kx menjawab Ny.D. Gangguan daya ingat jangka panjang Saat ditanya apakah mas M masih mengingat kejadian sebelum MRS ? Pasien menjawab, sudahlah , Mbak ! itu Aib Msalah keperawatan : Tidak ditemukan11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi Tidak mampu berhitung sederhanaJelaskan : kx mengatakan kurang lebih 2 minggu berada disini, saat ditanya sudah berapa lama mas M disini?12. Kemampuan Penilaian Gangguan penilaian Gangguan bermaknaJelaskan : kx diam dan menghindar, saat ditanya kenapa mas M sendirian, apakah menurut mas M hal ini wajar?Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir13. Daya tilik diri Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal- hal diluar dirinyaJelaskan : Kx mengatakan, saya tidak sakit mbak, hanya emosi saat ditanya apakah mas M mengetahui kalau mas M sakit jiwaMasalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

3.6 KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG1. Makan Bantuan Minimal Bantuan TotalJelaskan : kx dapat makan secara mandiri, sebelum makan kx membantu mengambil makan sendiri tanpa menunggu disuruh perawat, setelah makan kx mencuci piring2. BAB/ BAK Bantuan minimal Bantuan totalJelaskan : kx dapat melakukan BAB/BAK secara mandiri, tahu tempatnya.3. Mandi Bantuan minimal Bantuan TotalJelaskan : kx mandi 2x sehari, tanpa bantuan4. Berpakaian/ berhias Bantuan minimal Bantuan totalJelaskan : kx berpakaian secara mandiri, walaupun tidak rapi, kerah baju melipat kedalam yang bagian belakang5. Istirahat dan Tidur Tidur siang, lama : 2 s/d 3 jam Tidur malam, lama :4 s/d 6 jam Aktifitas sebelum/ sesudah tidur :duduk, bangun tidur, dan siang terbangun, dari hasil observasi kebutuhan tidur kx terpenuhi6. Penggunaan obat Bantuan minimal Bantuan totalJelaskan : pasien patuh minum obat, dari hasil pengamatan px minum obat sesuai anjuran perawat dan oleh advis dokter7. Pemeliharaan kesehatanYa TidakPerawatan lanjutSistem pendukung8. Aktivitas dalam rumahYaTidakMempersiapkan makananMenjaga kerapian rumahMencuci pakaianPengaturan keuangan9. Aktivitas diluar rumahYa TidakBelanjaTransportasiLain- lainJelaskan : px masih membutuhkan dukungan dari keluarga tetapi, teman sejawat dan kelompok, karena px masih menyendiri.

3.7 MEKANISME KOPINGAdaptifMaladaptif

Bicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan masalah Teknik relaksasi Aktifitas konstruksi Olahraga Lain- lain............. Minum alkohol Reaksi lambat/ berlebihan Bekerja berlebihan Menghindar Menciderai diri Lain- lain......

Masalah Keperawatan : Mekanisme Koping tidak efektif

4 MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok, spesifikasinya :Apakah mas M pernah mengikuti kegiatan kelompok sebelumnya? Pernah! Dimana? Pondok! Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya :Menurut keterangan keluarga, kx jarang berkomunikasi dengan tetangga sekitar. Kx banyak diam dirumah. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya :Mas M pendidikan terakhirnya apa? SD mbak! Kenapa tidak melanjutkan SMP? Kx diam dan menghindar Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya :Ketika mas M masih bekerja? Masalah apa yang sering dirasakan? Kx menjawab : tidak ada! Masalah dengan perumahan, spesifiknya :Apakah mas M punya masalah dengan tetangga? Tidak ,jawab kx Masalah dengan ekonomi, spesifikasinya :Apakah mas M sudah menikah belum? Apakah mas M kesulitan dalam mencari pekerjaan? Masalah dengan pelayanan kesehatan kesehatan, spesifikasinya :Apakah kx merasa puas atau tidak percaya dengan pelayanan kesehatan? Tidak! Masalah lainnya, spesifikasinya :Masalah Keperawatan :3.8 PENGETAHUAN KURANG TENTANGApakah kx mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang sesuatu hal ? Penyakit/ atau gangguan jiwa Sistem pendukung Faktor presipitasi Mekanisme koping Penyakit fisik Obat- obatan Lain- lain, jelaskanJelaskan : Apakah mas M mengetahui tentang sakit yang mas derita? Kx hanya diam, tidak menjawab Apakah mas M tahu, alasan mas M masuk kesini? Kx menjawab sudahlah mbak tidak usah di ceritakan, aib. Kx menghindar. Apakah mas M selalu dikunjungi oleh keluarga? Iya! Apakah mas M sekarang sakit? Apakah badannya sakit? Kx menjawab tidak! Kalau mas M ada masalah? Bagaimana cara mas M untuk mengatasi hal tersebut? Menurut keterangan keluarga mas M tidak pernah menceritakan masalahnya, dia hanya memendam sendiri Apakah mas M tahu tentang manfaat minum obat secara teratur? Kx menjawab iya, supaya cepat sembuhMasalah Keperawatan3.9 ASPEK MEDISDiagnosa Medik : F.20.10Terapi medik :1) Haloperidol 5 ml 1-0-12) Diazepam 5 ml 0-0-13) Clozapine 25 ml 0-0-14) Trihexapemidol 2 mg 1-0-1

3.10 Analisa Data No.DataDiagnosa Keperawatan

1.Ds: Kx mengatakan enak sendiri mbak,

Do:

Isolasi Sosial

2. Ds: Kx mengatakan iya mbakDo: Kx pembicaraannya datar, Suara lambat Sering meninggalkan kontrak secara tiba-tiba

Kerusakan Komunikasi Verbal

3.11 Pohon Masalah

PK

Resiko Halusinasi

ISOLASI SOSIAL

Mekanisme KopingTidak Efektif

3.12 Daftar Masalah Keperawatan 1. ISOS 2. HDR3. Kerusakan Komunikasi Verbal4. Gangguan Proses Pikir5. Defisit Perawatan Diri6. Kurang Pengetahuan7. Resiko Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Penglihatan8. Defisit Aktivitas9. Regiment Paska Trauma10. Gangguan Isi Pikir3.13 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATANIsolasi Sosial3.14 Rencana Tindakan Keperawatan ( Terlampir )

STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATANHari: Senin, 25 Januari 2016Interaksi I

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi KlienDs : klien diamDo : klien nampak sering diam, tidak melakukan kontak mata, ekspresi wajah tidak pernah tersenyum (datar), klien tidak mengenal beberapa teman didalam ruangan, tidak komunikatif (klien tertutup), suara lambat.

2. Diagnosa KeperawatanIsolasi sosial

3. Tujuan khususa. Kx dapat menjalin hubungan saling percayab. Kx dapat mengidentifikasi penyebab ISOSc. Kx mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang laind. Kx mengetahui kerugian berinteraksi dengan orang laine. Kx mengetahui cara berkenalan dengan 1 orangf. Kx dapat memasukkan kegiatan berbincang bincang dengan orang lain kepada dalam kegiatan harian

4. Tindakan Keperawataa. BHSPb. Mengidentifikasi penyebab ISOSc. Mendiskusikan dengan pasien tentang keuntungan berinteraksidengan orang laind. Mendiskusikan dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang laine. Menganjurkan pada pasien cara berkenalan dengan satu orang (perawat)f. Menganjurkan pada pasien cara untuk memasukkan kegiatan berbincang- bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutikSelamat pagi, perkenalkan nama saya dyah resti, bisa dipanggil dyah. Nama mas siapa? Biasanya senang dipanggil apa? Wah bagus namanya. Saya disini akan merawat selama di RS, jika membutuhkan bantuan, saya siap membantu.

2. Evaluasi/ validasiBagaimana perasaan saat ini? Apa keluhan saat ini?

3. KontrakTopik: bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang masalah yang masa hadapi?Waktu: berapa lama mas punya waktu untuk berbincang- bincang bagaiman kalau 15 menit saja?Tempat:dimana mas mau berbincang- bincang dengan saya, bagaimana kalau diruangan ini?

b. FASE KERJA Dengan siapa Mas.M tinggal serumah atau seruangan? Siapa yang paling dekat dengan Mas.M? siapa anggota keluarga dan teman Mas.M yang tidak dekat dengan Mas.M? apa yang membuat Mas.M jarang ngobrol dengan teman-teman? Siapa yang jarang ngobrol dengan Mas.M? Apa yang Mas.M rasakan selama di rawat di Rs. Ini? Apakah Mas.M merasa kesepian/ sendirian? Siapa saja yang mas M kenal diruangan ini? Apa saja kegiatan yang dialkukan dengan teman yang dikenal? Apa yang menghambat Mas M ngobrol dengan teman? Menurut Mas M apa keuntungan kalau kita punya banyak teman? Kalau sebaliknya tidak ada teman, apa kerugiannya? Kalau begitu inginkah Mas M belajar bergaul dengan orang lain? Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain, contohnya : nama saya dyah resti, senang dipanggil dyah, selanjutnya Mas M menanyakan orang yang diajak berkenalan. Setelah Mas M berkenalan bisa melanjutkan percakapan tentang hal- hal yang menyenangkan seperti : hobi, pekerjaan.

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi Subyektif (Klien)Bagaimana perasaan Mas M setelah kita berbincang- bincang tadi?

Evaluasi Obyektif (Perawat)Bagaimana Mas masih dapat mengingat apa yang kita pelajari tadi? Coba itu peragakan lagi?

2. Rencana Tindak LanjutPelajari lagi ya Mas M apa yang sudah kita pelajari, sehingga Mas M lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.

3. Kontrak Yang Akan DatangTopik:Mas M cukup sampai disini dulu ya? Kita akan bertemu besok lagi, dengan berinteraksi dengan orang lain secara bertahapWaktu:besok sekitar jam 10.00 saya akan kembali, maunya berapa lamaTempat:bagaimana kalau ditempat ini saja, baiklah mas sampai jumpa besok

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama: Tn. MRuang :C.rowoRM.No:No. DxTanggal & JamIMPLEMENTASI KEPERAWATANEVALUASI

25 januari 20161. BHSPSapa kx dengan ramah baik verbal atau non verbal dan perkenalkan diri, jelaskan maksud dan tujuan melakukan interaksi2. Mengidentifikasi penyebab ISOSTanyakan tentang : Orang yang tinggal sekamar, orang yang paling dekat, orang yang tidak dekat, alasan kx tidak dekat, upaya yang dilakukan kx Mendiskusikan dengan klien penyebab ISOS, tidak mau bergaul dengan orang lain Memberikan pujian terhadap kemampuan kx3. Mendiskusikan dengan kx tentang kerugian dan keuntungan apabila berinteraksi dengan orang lain dan tidak berinteraksi4. Mengajarkan pada kx tentang cara berkenalan dengan satu orang Perawat mencontohkan dengan menyebutkan nama lengkap panggilan , alamat dan hobi5. Menganjurkan kx memasukkan kegiatan berbincang- bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

S : kx mengatakan : selamat sore mbak. Saya mustofa dari Pasuruan.tidak enak disini, dibawa oleh perangkat desa, sama keluargatau ini didingak tauitu aib tidak boleh

O : kx mau menjawab salam kx mau berjabat tangan kx mau duduk berdampingan kx ada kontak mata kx mau mengungkapkan perasaannya kx menghindar saat ditanya tentang penyebab ISOS

A : kx mampu menjawab salam kx tidak mampu berkontak mata kx mampu berjabat tangan kx mampu menjawab beberapa pertanyaan kx mampu duduk berdampinagn kx mampu mengungkapkan perasaannya kx tidak mampu menyebutkan penyebab ISOS kx tidak mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi dan kerugian apabila tidak berinteraksi kx mampu berinteraksi dengan 1 orang

P : ulangi SP 1 No 2,3,4,5

STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATANHari: Senin, 25 Januari 2016Interaksi II

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi KlienDs :klien menyatakan hayoo ape takok-takok opo neh?Do : klien masih tampak sendiri,saat bersama teman-temannya kx masih tampak diam,tidak beriteraksi,wajah kx datar Diagnosa KeperawatanIsolasi sosial

2. Tujuan khususa. Kx dapat mengidentifikasi penyebab ISOSb. Kx mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lainc. Kx mengetahui kerugian berinteraksi dengan orang laind. Kx mengetahui cara berkenalan dengan 1 orange. Kx dapat memasukkan kegiatan berbincang bincang dengan orang lain kepada dalam kegiatan harian

3. Tindakan Keperawata

a. Mengidentifikasi penyebab ISOSb. Mendiskusikan dengan pasien tentang keuntungan berinteraksidengan orang lainc. Mendiskusikan dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang laind. Menganjurkan pada pasien cara berkenalan dengan satu orang (perawat)e. Menganjurkan pada pasien cara untuk memasukkan kegiatan berbincang- bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutikSelamat sore mas M

2. Evaluasi/ validasiBagaimana perasaan mas saat ini? Apa yang dirasakan ?Sudah diingat:lagi pelajaran, kita tentang berkenalan .Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan saya!(wah bagus sekali)

3. KontrakTopik: bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang masalah yang mas hadapi seperti kemarin?Waktu: nah,seperti janji saya kemarin,kita akan bercakap-cakap lagi kurang lebih 10 menit ya? Bagaimana mas?mas m stuju?Tempat:bagaimana kalau ditempat seperti yang kemarin

b. FASE KERJA Ada yang mas M rasakan saat berada di RS ? Apakah mas M meras sendirian? Apa yang membuat mas M sering menyendiri dan tidak mengobrol? Mengapa mas M sering diam ketika bersama teman-teman? Siapa teman dekat mas M ?Kegiatan apa yang sering mas M lakukan Apa keuntungan dan kerugian jika mas M banyak teman?

c. FASE TERMINASI1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi Subyektif (Klien)Bagaimana perasaan Mas M setelah kita berbincang- bincang tadi?

Evaluasi Obyektif (Perawat)Dibandingkan kemarin sore , mas M nampak lebih baik .selamjutnya mas M ingat-ingat lagi,apa keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.Mas M sudah mau bercakap-cakap dengan orang lain. Mas M sudah mau bercakap-cakap dengan ornag lain.Pertahankan ya mas!

2. Rencana Tindak LanjutSelanjutnya mas M bisa menambahkan kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap Kita tambahkan lagi dijadwal harian .Jadi , dalam sehari mas M dapat berbincang lebih satu orang.

3. Kontrak Yang Akan DatangTopik:besok kita akan betemu lagi untuk mempraktekkan cara berkenalan dengan berkenalan (satu orang perawat lain setuju kan) Waktu:kita bertemu lagi jam yang sama ,jam 10:00 WIB. Tempat:Di tempat yang sama di ruangan ini.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn.MRuang:C.RowoRM.No:No. DxTanggal & JamIMPLEMENTASI KEPERAWATANEVALUASI

25 januari 20161. Mengidentifikasi penyebab ISOSTanyakan tentang : Orang yang tinggal sekamar, orang yang paling dekat, orang yang tidak dekat, alasan kx tidak dekat, upaya yang dilakukan kx Mendiskusikan dengan klien penyebab ISOS, tidak mau bergaul dengan orang lain Memberikan pujian terhadap kemampuan kx2. Mendiskusikan dengan kx tentang kerugian dan keuntungan apabila berinteraksi dengan orang lain dan tidak berinteraksi3. Mengajarkan pada kx tentang cara berkenalan dengan satu orang Perawat mencontohkan dengan menyebutkan nama lengkap panggilan , alamat dan hobi4. Menganjurkan kx memasukkan kegiatan berbincang- bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

S : kx mengatakan : Tidak enak di RS Didi teman saya Punya teman punya saudara ,itu Ari saudara saya Tidak ada teman Hallow Mustofa dari Pasuruan Sudah tidak usah tanya

O : kx menghindar saat ditanya penyebab isos

A : kx mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi kx mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi kx mampu menyebutkan penyebab ISOS P : ulangi SP 1 No 2 dan SP II

STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATANHari: Selasa, 26 Januari 2016Interaksi I

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi KlienDs : klien mengatakan iyaDo : kx masih sering menghindar tiba-tiba, kx masih diam, dan blocking, kx tidak bisa memulai pembicaraan, kx menjawab pertanyaan secara singkat dan datar.

2. Diagnosa KeperawatanIsolasi sosial

3. Tujuan khususSP 1 :a. Kx mampu mengidentifikasi penyebab isosSP 2 :b. Kx dapat berinteraksi dengan orang lain c. Kx dapat memasukan dalam jadwal harian

4. Tindakan KeperawataSP 1 :a. mengidentifikasi penyebab isos

SP 2 :a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pxb. Membantu kesempatan kepada ppx mempraktekan cara berkenalan dengan satu orang (perawat lain)c. Membantu px memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutikSelamat pagi Mas.M???

2. Evaluasi/ validasiBagaimana perasaan saat ini? Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? coba sebutkan sambil bersalaman ? dan sebutkan manfaat dan kerugian berinteraksi dengan orang lain! (bagus, sekali Mas.M)

3. KontrakTopik: nah, seperti janji saya kemaren, akan mencoba mengajak berkenalan dengan teman saya perawat Waktu: tidak lama kok hanya 10 menitTempat:disini kab tempatnya, di rungan yang sama.

b. FASE KERJA selamat pagi mas.m! perawat R ingin berkenalan dengan mas.m? baiklah mas.m bisa mempraktikan cara berkenalan yg kita pelajari kemren.( memberi salam, nama perawat, asal daerah, hobi). Ada lagi yang mas.m tanyakan pada perawat R, kalau ada tanyakan keluarganya. Kalau tidak ada lagi yang ingin dibid=carakan mas.m sudah bisa sudahi perkenalan ini. Dan bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan lain yang baru di kenal dimasukan dalam kegiatan harian.

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi Subyektif (Klien)Bagaimana mas.m setelah berkenalan dengan perawat R? Evaluasi Obyektif (Perawat)Mas M tampak bagus saat berkenalan tadi pertahankan terus supaya perkenalannya lancar.

2. Rencana Tindak LanjutJangan lupa untuk menanyakan topik lain, mualnya keluarga dan hobi. Bagaimana coba dengan perawat lain? Mari kita masukan pada jadwal. Mau berapa hari ssehari? Bagaimana kalau 2 kali?? Nanti Mas.m coba sendiri ya?

3. Kontrak Yang Akan DatangTopik:dalam sehari kita akan berkenalan 2xWaktu:bertemu lagi ya nanti, jam 12.30 Tempat:di ruang ini saja, seperti kemaren mas.m setuju ?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. MRuang:C.RowoRM.No:

No. DxTanggal & JamIMPLEMENTASI KEPERAWATANEVALUASI

26 januari 2016SP 1 :a. Mengidentifikasi penyebab isos

SP 2 :a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pxb. Memberikan kesempatan kepada kx mempraktikan cara berkenalan dgn satu orang (perawat lain)c. Membantu px memasukan kegiatan berbincang-bincang dgn orang lain sebagai kegiatan harian. S : kx mengatakan : selamat pagi mbak! Mas! iya saya Mustofa dari Pasuruhankediri mana kenal Gusmiksudah meninggal ? sudahlahsudah

O : Kx mau berkenalan Kx mampu berinteraksi dengan perawat lain (kx-p-p) Kx tidak mau kontak mata Kx menghindar, berdiri lalu pergi.A : Kx mampu berkenalan Kx mau berinteraksi dengan perawat lain (kx-p-p) Kx tdk mampu memasukan dalam kegiatan harian.P :Ulangi SP 1 no. 2 dan ulangi Sp 2 no. 3

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari : Selasa, tgl 26 Januari 2016

Interaksi II

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi KlienDs : klien mengatakan halo mbakDo : kx sudah mau berkenaln, kx sudah mau berinteraksi (bercakap-cakap), sudah ada kontak mata,, kx masih sering menghindar secara tiba- tiba meninggalkan tempat kontrak

2. Diagnosa KeperawatanIsolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK)SP 1 a. Kx mampu mengidentifikasi penyebab ISOSSP 2 b. Kx dapat memasukkan kegiatan berbincang- bincang kedalam jadwal hariannya

4. Tindakan KeperawatanSP 1a. Mengidentifikasi penyebab ISOSSP2b. Memasukkan kegiatan berbincang-bincang kedalam jadwal harian kx

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI1. Salam TerapeutikSelamat siang Mas M

2. Evaluasi/ ValidasiBaagaimana perasaannya siang hari ini? Masih ingat cara berkenalan kemarin? Wah.... pinter

3. KontrakTopik: baiklah mas, seperti kemarin, hari ini kita akan berkenalan dalam sehari 2-3kali ya? setuju?Waktu:tidak lama kok 5-10 menit ajaTempat:Disini aja seperti biasa

b. FASE KERJA

Apa yang mas rasakan? Mengapa mas jarang ngobrol dengan teman-teman? Kenapa mas pengen pulang Ayo coba di praktekkan ulang lagi, hari ini kita akan berkenalan dalam sehari 2x ya! Bagaimana Mas M, apakah Mas M setuju? Coba mas perkenalkan diri Mas M, sesuai yang saya contohkan kemarin Bagaimana Mas M, apakah mas M mau menyapa mbak- mbaknya perawat yang ada disana?( bagus)? Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan dalam kegiatan harian? Berkenalan dengan orang yang telah dikenal

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatnEvaluasi Subyektif (klien)Bagaimana perasaan Mas M saat berkenalan tadi? Siapa saja nama orang yang diajak berkenalan

Evaluasi obyektif (perawat)Mas M sangat bagus sekali dalam berkenalan tadi? Pertahankan terus ya Mas?

2. Rencana Tindakan LamjutJangan lupa tanyakan topik topik lain, dan bagaimana kalau kita besok menambahkan lagi cara berkenalan dengan 2-3 orang

3. KontrakTopik:nah kita akan berkenalan dengan perawat- perawat lainWaktu :berte,u lagi ya nanti, mungkin Cuma 10 menitTempat:ditempat sini aja ya?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. MRuang : C.RowoRM.No :No DxTanggal & JamIMPLEMENTASI KEPERAWATANEVALUASI

SP 1.1. Mengidentifikasi penyebab ISOSSP 2.1. Memasukkan kegiatan berbincang- bincang dg orang lain dalam kegiatan harianS : kx mengatakan : tidak enak disinigak papa , mbakenak sendiri sajagak papa, saya pengen pulangtidak betah mbakhallo, saya mustofa dari pasuruan, dari mana?mbake, mustofa dari pasuruandari mana?

O : Kx menjawab pertanyaan dengan baik Kx mau menceritakan masalahnya Kata- kata singkat dan datar Kx diam Kx mau berkenalan Kx tiba- tiba pergi, mengindar Kx blocking

A : Kx mampu mengidentifikasi penyebab ISOS Kx mampu berinteraksi dengan kx-perawat-perawat lain

P : Lanjutkan SP III

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari : Rabu, tgl 27 Januari 2016

Interaksi I

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi KlienDs : klien mengatakan selamat pagi mbakDo : kx sudah mau menyapa dan berkenalan ,meskipun kata-kataku singkat dan datar ,kx sudah mau menyebutkat penyebab isos 2. Diagnosa KeperawatanIsolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK)SP 1 c. Kx dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap (kx-p-p-kx)(kx-kelp.kecil)4. Tindakan Keperawatan1. Mengevaluasi jadwal kegiatan px2. Memberikan kesempatan kepada kx berkenalan dengan kx lain atau perawat lain3. Menganjurkan kx memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI1. Salam TerapeutikSelamat pagi Mas M

2. Evaluasi/ ValidasiBaagaimana perasaannya?Sudahkah mas M mempraktikkan cara perkenalan yang sudah saya ajarkan kemarin ?Bagus Praktekan terus ya mas M !

3. KontrakTopik: Hari ini kita akan belajar berkenalan lagi ya ,tapi ditambah lagi Kita akan berkenalan dengan teman-teman lain dan perawat lain ? setuju?Waktu:tidak lama kok seperti kemarin kurang lebih 10 menitTempat:Disini ya di tempat makan ?

b. FASE KERJA

Apakah mas Msudah mempraktikan cara berkenalan seperti kemarin?(Bagus!dipertahankan terus ya mas) Coba !sekarang mas M,berkenalan lagi dengan teman yang lain dan perawat lain? Masih ingatkan cara yang saya ajarkan kemarin ? coba praktikan Bagaimana kalau kita sekarang ke tempat makan ?di sana ada ams F dan perawt perawat lain yang berkumpul dan teman-teman lain ? Dan kita akan melakukannya ,berkenalan dengan orang lain dalam kegiatan harian kita ,setuju?

c. FASE TERMINASI

4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatnEvaluasi Subyektif (klien)Bagaimana mas M ?apakah mas M senang berkenalan dengan banyak orang?

Evaluasi obyektif(perawat(perawat)Kx tampak berkenalan dengan orang yang baru dikenalnya 3 orang

5. Rencana Tindakan LamjutMas,jika saya tidak ada ,mas dapat melakukannya kemudian ibu ingat nama yang pernah diajak kenalan 6. KontrakTopik:baiklah pertemuan kita cukup,besok kita akan berinteraksi dengan 3 orang atau lebihWaktu :berapa lama ibu punya waktu ,bagaimana 15 menit?Tempat:bagaimana kalau di tempat ini lagi?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. MRuang : C.RowoRM.NoNo DxTanggal & JamIMPLEMENTASI KEPERAWATANEVALUASI

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian px2. Memberikan kesempatan kepada kx berkenalan dengan kx lain /perawt lain 3. Menganjurkan kx ,memasukan jadwal kegiatan harian.S : kx mengatakan : Pagi,mbak!!Saya Mustofa dari pasuruan Mustofa dari Pasuruan Sudah!!Bisa tidur nyenyakMustofa dari pasuruan Hallow mbak MustofaO : Kx mau menyapa perawt Kx bicara singkat dan datar Kx mau berkenalan dengan 2 orang lebih Kx masih sering pergi begitu sajaA : Kx mampu berinteraksi dengan orang lain (kx-p-p-kx) Kx mampu melaksanakan kegiatan berkenalan dalam kegiatan harian P : Lanjutkan SP IV

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari : Rabu, tgl 27 Januari 2016

Interaksi II

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi KlienDs : klien mengatakan saya sekarang sudah mau berkenalan mbakDo : kx sudah mau menyapadan berkenalan ,meskipun kata-katanya singkat dan datar ,kx sudah mau menyebutkat penyebab isos 2. Diagnosa KeperawatanIsolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK)SP 1 d. Kx dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap (kx-p-p-kx)(kx-kelp.kecil)4. Tindakan Keperawatan1. Mengevaluasi jadwal kegiatan px2. Memberikan kesempatan kepada kx berkenalan dengan 2 orang atau lebih3. Menganjurkan kx memasukan dalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI4. Salam TerapeutikSelamat siang Mas M

5. Evaluasi/ ValidasiBaagaimana perasaan mas M saat ini ? Apakah mas M kmarin berkenalan dengan mbak mbak perawatnya ? Bagaimana perasaan mas M ? Apakah mas M senang karena punya teman lagi ?

6. KontrakTopik: kalau begitu mas M ingin punya banyak teman lagi ? Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain (p-kx)Waktu:tidak lama kok seperti kemarin kurang lebih 10 menitTempat:Disini ya di tempat makan ?b. FASE KERJA

Selamat siang , ini ada mas M yang mau berkenalan Baiklah mas M , mas M sekarang sudah bisa berkenalan dengannya seperti yang tealah mas M lakukan sebelumnya (px mendemonstrasikan cara berkenalan , memberi salam , nama , nama panggilan , asal dan hobi) Ada lagi yang mas M ingin tanyakan kepada mbak-mbak nya perawat dan teman lain? Kalau tidak ada , kegiatan ini tetap kita masukkan ya dalam kegiatan sehari-hari . Berkenalan setiap hari dengan teman-teman.

c. FASE TERMINASI

7. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi Subyektif (klien)Bagaimana mas M ?apakah mas M senang berkenalan dengan banyak orang?

Evaluasi obyektif(perawat(perawat)Dibanding tadi pagi , mas M tampak lebih baik saat berkenalan dengan teman-teman dan mbak perawat . Pertahankan terus yaa

8. Rencana Tindakan LamjutSelanjutnya kegiatan hari ini berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain dimasukkan dalam kegiatan sehari-hari.

9. KontrakTopik:baiklah pertemuan kita cukup,besok kita akan bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman mas MWaktu :berapa lama ibu punya waktu ,bagaimana 15 menit?Tempat:bagaimana kalau di tempat ini lagi?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. MRuang : C.Rowo RM.No

No DxTanggal & JamIMPLEMENTASI KEPERAWATANEVALUASI

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Memberikan kesempatan pada kx berkenalan dengan 2 orang / lebih3. Menganjurjan px memasukkan dalam kegiatan harianS :sudah mbakiya mbakiyasaya mustofa dari pasuruaniya mbaksaya mustofa dari pasuruansaya mustofa dari pasuruansudah makandulu mondokbanyakbesok saya pulang mbakiyasenangtanicangkuljumatmustofa dari pasuruanpasuruan radjimustofa dari pasuruansenang mbak kenal dengan temannya

O : Kx sudah mau berkenalan Kx sudah mau bercakap cakap Kx sudah mau berinteraksi (kx-p-p-kx) Kx sudah mau mengungkapkan perasaannya

A : Kx sudah mampu berinteraksi dengan sosial secara bertahap dengan : (kx-p-p-kx) Kx sudah mamou mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan oranglainP :Hentikan tindakan pasiren pulang

BAB IV PEMBAHASANPada bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan askep jiwa dengan isolasi sosial.4.1 PENGKAJIAN 4.1.1 IDENTITAS PASIEN Terdapat kesesuaian identitas data pasien dengan data yang didapat dari pengkajian pasien perawat. Alasan masuk rumah sakit sesuai dengan tinjauan pustaka yang dinyatakan oleh pasien atau keluarga atau pihak terkait (Keliet , 2005) sedangkan pada tinjauan kasus alasan diuaraikan berdasarkan data dari keluarga dan penjabaran penyebab pasien berdasar status.4.1.2 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASITerdapat kesesuaian antara teori dengan faktor yang memperberat atau memperparah gangguan jiwa. Pada tinjauan kasus menjabarkan sakit satu bulan yang lalu karena keluarga merasa pasien gangguan jiwa yang ditandai dengan pasien tertawa sendiri mencangkul tanah sedalam 3 meter dan berperilaku amuk hingga kemudian dibawa ke RSJ Lawang.4.1.3 FAKTOR PREDISPOSISITerdapat kesesuaian antara teori dan kasus pasien tampak menyendiri dan diam semenjak keluar menolak keinginannya u ntuk menikah dengan seorang janda.4.1.4 PEMERIKSAAN FISIK Sesuai dengan tinjauan pustaka yang difokuskan pada pengukuran TTV dan keluhan fisik yang dirasakan pasien (Keliat , 2005) sedangkan pada tinjauan kasus ditujukan pada hal tersebut.4.1.5 PSIKOSOSIALAspek psikososial didalam teori dan kasus terdapat kesesuaian. Perkembangan hubungan sosial yang tidak adekuat menyebabkan kegagalan individu untuk belajar dan mempertahankan interaksi (Fitria,2011)4.1.6 STATUS MENTALSesuai dengan sub sub yang terdapat pada status mental terdapat kesesuaian antara tinjauan teori dengan kasus yang ditemukan : 1. Pada aktivitas motorik pasien aktivitas nya menurun dan sering menyendiri (defisit aktivitas). 2. Afek dan emosi terdapat kesesuaian antara tinjauan pustaka dengan kasus. Perubahan afek datar dan emosi sedih.3. Interaksi selama wawancara pasien terdapat kesesuain antara tinjauan pustaka dan kasus yang dijumpai selama wawancara baik verbal maupun non verbal dengan pembicaraan pasien blocking kontak mata tidak ada pasien diam.4. Persepsi sensori terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pasien. Tapi pasien tidak menampakkan adanya gangguan persepsi sensori hanya pasien beresiko mengalaminya.4.1.7 KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANGTerdapat kesenjangan antara teori dengan kasus pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri.4.1.8 MEKANISME KOPINGTerdapat kesesuaian pada tinjauan pustaka dan kasus. Pasien menghadapi suatu permasalahan dengan cara maladaptif (menarik diri) , diam menghindar diajak berbicara.4.1.9 MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGANTerdapat kesesuaian antara teori dan kasus. Pasien jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.4.1.10 ASPEK MEDISTerapui medis disesuaikan dengan kondisi pasien secara nyata sehingga permasakahan dapat diatasi.4.2 DIAGNOSA KEPERAWATANTerdapat kesesuaian antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa yang muncul dalam tinjauan kasus. Penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan isos sebagai masalah utama.4.3 RENCANA TINDAKANTerdapat kesesuaian antara teori dan rencana yang akan dilakukan yaitu meliputi TUM , TUK yang berfokus pada P (Problem). Sehingga permasalahn pasien dapat teratasi.

4.4 TINDAKAN KEPERAWATANTerdapat kesesuaian antara tindakan dengan teori karena penulis mengacu pada SPTK ISOS yaitu SP I sampai SP IV.4.5 EVALUASIEvaluasi pada askep jiwa menggunakan evaluasi formatif dan sumatif. SP I terlampaui selama 3 kali interaksi dengan kriteria pasien mampu menjalin BHSP dan pasien mampu mengidentifikasi penyebab ISOSSP II , III dan IV dapat terlaksana dengan mudah karena pasien sudah mulai kooperatif.Evaluasi sumatif tujuan teratasi dengan kriteria klien bersedia minum obat klien tersenyum klien dapat melaksanakan dalam jadwal kegiatan harian.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanSetelah dilakukan pengkajian dan pendekatan terhadap pasien dengan Isolasi Sosial di Ruang Cucakrowo dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang, maka data yang dapat disimpulkan adalah :1. Pengkajian pada Tn M di Ruang Cucakrowo RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang didapatkan data fokus bahwa : keluarga mengatakan ketika dirumah , pasien hanya diam dan jarang berbicara. Dalam pembicaraannya pasien mengalami gannguan proses pikir : blocking, yaitu pasien berhenti menjawab saat sedang ditanya penyebab MRS.2. Beberapa Diagnosa yang muncul pada Tn M adalah : Isolasi Sosial HDR Kerusakan Komunikasi Verbal Gangguan Proses Pikir Regiment pasca Trauma Resiko Gangguan Peresepsi Sensorik Halusinasi : Penglihatan Defisit Aktivitas Kurang Pengetahuan Defisit Perawatan DiriDari hasil pengkajian , maka diagnosa prioritas keperawatan yang kami pilih adalah Isolasi Sosial.3. Intervensi Keperawatan yang kami gunakan sebagai rencana tindakan sesuai dengan teoritis diagnosa Isolasi Sosial, dengan menggunakan TUK, Diawali dari BHSP sampai Anjuran bagi pasien untuk berhubungan dengan orang lain secara bertahap.4. Implementasi yang kami gunakan mengacu pada SP 1 sd 4 dimana kegiatan tersebut dilakukan selama 3 hari setelah pengkajian. 5. Evaluasi dari tindakan tersebut yaitu : Pasien mampu menjalin hubungan saling percaya dengan perawat. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab isos. Pasien mampu berinteraksi secara bertahap Pasien mampu melaksanakan kegiatan bercakap cakap dalam kegiatan harian.

5.2 SaranBerdasar hasil kesimpulan asuhan keperawatan pada Tn M maka saran dari penulis adalah :1. BHSP pasien dengan seramah mungkin agar pasien nyaman dan percaya, sehingga mempermudah kita untuk melakukan pengkajian.2. Dalam melakukan pengkajian pada pasien Isos hendaknya mahasiswa lebih sabar.3. Dan dalam pemberian intervensi dan implementasi, selalu sesuaikan dengan teori yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.