makalah jiwa edit

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien. Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional klien. Oleh karena itu penulis membahas makalah ini untuk mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji pasien dengan gangguan perawatan diri. 1.2 Tujuan Penulis 1.2.1 Tujuan Umum 1 | Defisit Perawatan Diri

Upload: ryzaimalia

Post on 26-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Jiwa Edit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan

kondisi kesehatannya.

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami

kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara

mandiri.

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,

keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan

personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi

fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial

budaya mempengaruhi praktik hygiene klien.

Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien

maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan

terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional klien. Oleh karena itu penulis

membahas makalah ini untuk mempelajari tentang defisit perawatan diri dan

mengkaji pasien dengan gangguan perawatan diri.

1.2  Tujuan Penulis

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah membuat dan mempresentasikan makalah ini diharapkan mahasiswa

mengerti dan mengetahui tentang gangguan defisit perawatan diri.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan mata kuliah Keperawatan Jiwa.Adapun tujuan lainnya yaitu:

1.2.1  Mahasiswa mengetahui dan memahami defisit perawatan diri.

      1.2.2 Mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi defisit perawatan diri.

     1.2.3    Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis defisit perawatan diri.

     1.2.4    Mahasiswa mengetahui mekanisme koping defisit perawatan diri.

1 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 2: Makalah Jiwa Edit

1.2.5 Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan diri

dan  dapat mengimplementasikannya.

1.3  Metode Penulis

Dalam penulisan makalah ini menggunakan penulisan metode studi pustaka, diskusi

kelompok dan browsing internet.

2 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 3: Makalah Jiwa Edit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Defisit Perawatan Diri

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan

diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,

berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu

melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

Tanda dan Gejala :

Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki

dan bau, serta kuku panjang dan kotor

Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,

pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,

pada pasien perempuan tidak berdandan.

Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada

tempatnya

Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau

buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik

setelah BAB/BAK

2.2 Jenis-Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan

3 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 4: Makalah Jiwa Edit

memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

3. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan

aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

2.3 Penyebab

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.Menurut DepKes (2000: 20) Penyebab kurang perawatan diri adalah :1.        Faktor Predisposisi

·      Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif

terganggu.

·      Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

·      Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yangkurang menyebabkan

ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

·      Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi

lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2.        Faktor Presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan

motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami

individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri

adalah:

a. Fisik

4 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 5: Makalah Jiwa Edit

Badan bau, pakaian kotor.

Rambut dan kulit kotor.

Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau

Penampilan tidak rapi

a. Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif.

Menarik diri, isolasi diri.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

b. Sosial

Interaksi kurang

Kegiatan kurang

Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur

BAK dan BAB di sembarang tempat

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene

adalah:

1. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan

kebersihan dirinya.

2. Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan

terjadi perubahan pola personal hygiene.

3. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

5 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 6: Makalah Jiwa Edit

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes

mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

6. Kebiasaan Seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri

seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7. Kondisi Fisik atau Psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuan untuk melakukannya.

2.4    Mekanisme Koping

             1.      Regresi

             2.      Penyangkalan

             3.      Isolasi diri, menarik diri

             4.      Intelektualisasi

      

2.5     Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri

sendiri adalah :

    1.    Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

             a.      Bina hubungan saling percaya.

             b.      Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

             c.      Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

      2.    Membimbing dan menolong klien merawat diri.

            a.       Bantu klien merawat diri

b.      Ajarkan ketrampilan secara bertahap

              c.       Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

      3.     Ciptakan lingkungan yang mendukung

         a.   Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

         b.   Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c.   Sediakan lingkungan   yang aman dan nyaman bagi klien

6 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 7: Makalah Jiwa Edit

misalnya,kamar mandi yang dekat dan tertutup

2.6 Pohon masalah

2.7 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

a) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif

a. Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-

apa,

Data obyektif

a. Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan

bau, kulit kotor

b) Isolasi Sosial

Data subyektif

a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri.

Data obyektif

b. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi

sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada

saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

c) Defisit Perawatan Diri

Data subyektif

a. Pasien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

7 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan

Isolasi sosial

Page 8: Makalah Jiwa Edit

a. Rambut kotor, acak – acakan

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau.

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawat

2.8Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

b. Isolasi Sosial

c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

2.9Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk

memperhatikan kebersihan diri

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Intervensi

a. Berikan salam setiap berinteraksi.

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat

berkenalan.

c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

f. Buat kontrak interaksi yang jelas.

g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik.

8 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 9: Makalah Jiwa Edit

b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara

menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.

d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien

terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara

kebersihan diri.

f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti

kebersihan diri.

g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali

pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan

sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika

panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

Intervensi

a. Motivasi klien untuk mandi.

b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk

mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.

c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.

e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas

perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan

diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan

sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara

mandiri.

Intervensi

a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan

untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai

sandal.

9 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 10: Makalah Jiwa Edit

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Intervensi

a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan

diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan

diri.

Intervensi

a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien

menjaga kebersihan diri.

b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan

klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang

telah dialami di RS.

c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap

kemajuan yang telah dialami di RS.

d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam

menjaga kebersihan diri klien.

e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga

kebersihan diri.

f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga

kebersihan diri.

g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:

mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-

lain.

Diagnosa 2 : Isolasi sosial

Tujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi

10 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 11: Makalah Jiwa Edit

a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.

b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-

buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-

tandanya

b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri atau mau bergaul

b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda

serta penyebab yang muncul

c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya

TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan

orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Intervensi

A. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan

dengan orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan

orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

B. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan

dengan orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

dengan orang lain

11 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 12: Makalah Jiwa Edit

b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan

dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Intervensi

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi

waktu

f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

TUK IV : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah

berhubungan dengan orang lain

Intervensi

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan

dengan orang lain

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan

dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan,

makan, BAB/BAK

Tujuan Umum :

Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus :

Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

12 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 13: Makalah Jiwa Edit

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Nn.Zana 20 th menunjukkan tanda sebagai berikut : malam keluyuran, siang tidur

terus menerus, mengalami kemunduran dalam kebersihan diri, dari badannya

tercium bau kurang sedap, rambut acak-acakan dan baju kotor. Sekolah kacau dan

sering bolos, teman bergaulnya bukan anak sekolah. Malam minggu klien dibawa

oleh polisi karena berada di diskotik dengan gejala mengulang-ulang perilaku,

curiga,agresif,mual,muntah dan euphoria. Kepada temannya ia mengatakan kurang

13 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 14: Makalah Jiwa Edit

percaya diri, merasa tidk aman dan lebih suka menyendiri, terutama setelah ke dua

orag tuanya becerai.

Pohon Masalah

                                               Defisit perawatan diri

                                                      Menarik diri

                                           (lebih suka menyendiri)

                                                  Harga diri rendah

                                          (kurang PD,merasa tidak aman)

                                          Koping individu tidak efektif

 

Faktor predisposisi                                             Faktor prepipitasi

(keluyuran tiap malam kediskotik)                      (perceraian orangtua)

1. Tindakan keperawatan

a.      Tindakan keperawatan pada pasien

1. Tujuan keperawatan

14 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 15: Makalah Jiwa Edit

a) Pasien mammpu melakukan kebersihan diri secara mandiri

b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik

c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri

2.      Tindakan keperawatan

a)      Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:

1.      Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri

2.      Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

3.      Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

4.      Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri

b)     Membantu pasien latihan berhias

Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. pada pasien laki-laki,

latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut, mencukur rambut, sedangkan

pada pasien perempuan  latihan meliputi latihan berpakaian , menyisir rambut, dan

berhias/ berdandan.

c)      Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara:

1.      Menjelaskan cara mempersiapkan makan

2.      Menjelaskan cara makan yang tertib

3.      Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

4.      Mempraktikkan cara makan yang baik

d)     Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan cara:

1)     Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

2)     Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

3)     Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

SP 1 pasien: mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan

melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.

15 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 16: Makalah Jiwa Edit

Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam

terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

1. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,

anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi

pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan

kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

2. Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik

atau kebersamaan.

-          Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai

menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

-          Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa

yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling

ketergantungan yang akan terjadi.

-          Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan

siapa dirinya.

3. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi

dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan

realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok,

dan penyelesaian masalah yang kreatif.

4. Fase terminasi

16 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 17: Makalah Jiwa Edit

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin

mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

2.10 Format Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A.    Proses keperawatan

Kondisi klien

Pasien menunjukkan tanda sebab:

Malam keluyuran, siang tidur terus menurus, mengalami kemunduran dalam

kebersihan diri, dari badannya tercium bau kurang sedap, rambut acak-acakan dan

baju kotor. Sekolahnya kacau dan sering bolos, teman bergaulnya bukan anak

sekolah.

Pada waktu malam minggu pasien dibawa oleh polisi karena berada di diskotik

dengan gejala mengulang-ngulang perilakunya, curiga, agresif, mual muntah dan

eforia.

Kepada temannya ia mengatakan kurang percaya diri, merasa tidak aman dan lebih

suka menyendiri, terutama setelah kedua orangtuanya bercerai.

Diagnosa Keperawatan

Deficit perawatan Diri

2.11 Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a.   FASE ORIENTASI

1.   Salam terapeutik

“Selamat pagi mbak, kenalkan saya suster Ratna, saya biasa dipanggil Ana.”

“Mbak siapa namanya dan senang dipanggil apa?”

“Saya yang akan merawat mbak pagi ini”.

2.   Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan mbak Zana hari ini ? “Dari tadi, saya lihat mbak menggaruk-

garuk badanya, gatal ya?”

3.   Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?”

17 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 18: Makalah Jiwa Edit

     Waktu : “Berapa lama kita berbicara ? 30 menit ya....?

     Tempat : Mau dimana.....? Disini saja ya?”

Baiklah jadi  kita akan berbicara di sini tentang kebersihan diri selama 30 menit

b.   FASE KERJA

“Berapa kali mbak Zana  mandi dalam sehari? Apakah mbak Zana sudah mandi

hari ini? Menurut mbak Zana apa kegunaanya mandi? Apa

alasan mbak Zanasehingga tidak bisa merawat diri? Menurut mbak Zana  apa

manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang

tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya….? Badan gatal ,mulut bau , apa

lagi....? Kalau tidak teratur menjaga kebersihan masalah apa

menurut mbak Zana yang bisa muncul? Betul ada kudis, kutu........... dan lain – lain?”

“Apa yang mbak Zana lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan

sajambak Zana menyisir rambut? Bagaimana dengan merias muka? Apa maksud

dan tujuan menyisir dan berhias?”

“Berapa kali mbak Zana makan sehari?

Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus menyikat gigi sesudah

makan.”

“Dimana biasanya mbak Zana buang air besar / buang air kecil? Bagaimana

membersihkannya?” iya..... kita buang air kecil dan besar harus di WC.” “ Nah itu

WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.”

“Menurut mbak Zana kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa

yang perlu kita persiapkan? Benar sekali, mbak Zana perlu menyiapkan pakaian

ganti, handuk, sikat gigi, sampo, sabun, dan sisir.”

“Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi , saya akan

membimbing mbakZana melakukannya. Sekarang, buka pakaian, dan siram  seluruh

tubuh mbak Zanatemasuk rambut lalu ambil shampo gosokaan pada

kepala mbak Zana sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali…

selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram

dengan air sampai bersih, jangan lupa  sikat gigi pakai odol, giginya disikat mulai

dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigimbak Zana mulai dari depan sampai

belakang. Bagus, lalu kumur- kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh

tubuh mbak Zana sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Mbak Zana bagus

18 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 19: Makalah Jiwa Edit

sekali melakukannya. Selanjutnya, mbak Zanapakai baju dan sisir rambutnya

dengan baik.”

c.    FASE TERMINASI

1.   Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

“Bagaimana perasaan mbak Zana setelah mandi dan mengganti pakaian ?

Cobambak Zana sebutkan lagi apa saja cara- cara mandi yang baik yang

sudah mbakZana  lakukan tadi?”

“Bagaimana perasaan mbak Zana setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya

kebersihan diri tadi ? Sekarang coba mbak Zana ulangi lagi tanda-tanda bersih dan

rapi.”

“Bagus sekali !

2.   Rencana tindak lanjut

“Nah.., mbak Zana mau berapa kali mandi dan sikat gigi....? dua kali pagi dan sore,

Mari .... kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian !”

“ Nah...... lakukan ya  mbak Zana...., ini saya beri lembar aktivitas harian dan beri

tanda kalau sudah dilakukan seperti pada kolom M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa

disuruh , B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan , dan T (tidak) tidak

melakukan.

3.   Kontrak yang akan datang

Topik : “Baik, besok kita latihan berdandan ya….”

Waktu  : “ Bagaimana kalau sesudah makan pagi besok? Jam 9 mungkin?” mau

berapa lama? 30 menit ya….’’

Tempat : “ tempatnya dimana? di sini saja ya”

Jadi besok kita akan berlatih cara berdandan jam 9 pagi di sini (kamar Zana).

2.12 Contoh Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Nn.Z

Umur : 20 tahun

Alamat : Jalan Sriti 4, Malang

Pekerjaan : Mahasiswi

19 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 20: Makalah Jiwa Edit

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

No. RM : 002011

Tanggal Dirawat : 12-06-2011

Tanggal Pengkajian : 12-06-2011

Ruang Rawat : Mawar

Dx : Defisit Keperawatan diri

Dr : Dr. B

2. Alasan Masuk

Keluarga pasien mengatakan anaknya mengurung diri dan mengalami

kemunduran dalam kebersihan diri.

3  Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi

Keluarga pasien mengatakan pasien kurang percaya diri dan merasa tidak aman

dan lebih suka menyendiri, terutama setelah kedua orangtuanya bercerai.

4. Faktor Predisposisi

a. Riwayat Penyakit Masa Lalu

1.   Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu

ð    Ya

ð    Tidak

Jika Ya, jelaskan: sebelumnya klien mengalami depresi dan menarik diri dari

lingkungan keluarganya.

2.   Pengobatan sebelumnya

ð    Berhasil

ð    Kurang berhasil

ð    Tidak berhasil

Jelaskan: klien tidak pernah mengonsumsi obat sebelumnya untuk mengatasi

masalah kejiwaannya.

3.   Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

ð    Ya

ð    Tidak

Bila Ya, jelaskan: klien tidak pernah mengalami penyakit fisik dari kecil hingga

saat ini.

5. Riwayat Trauma

20 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 21: Makalah Jiwa Edit

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

1.   Aniaya fisik - - - -

2.   Aniaya seksual - - - -

3.   Penolakan -

4.   Kekerasan

dalam keluarga

- - - -

5.   Tindakan

criminal

20 tahun  Polisi Klien Teman

klien

Jelaskan:klien pernah dibawa oleh polisi saat berada di tempat diskotik bersama

teman yang tidak satu sekolah dengan pasien

1. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio,

kultural, dan spiritual)

Semasa kecilnya klien selalu tidak diperhatikan oleh

orangtuanya karena kedua orangtuanya sering mengalami masalah dan

sering bertengkar sehingga menyebabkan kurang perhatian kepada anak.

Diagnosa keperawatan: deficit perawatan diri.

6.  Riwayat Penyakit Keluarga

1.   Anggota keluarga yang gangguan jiwa?

ð    Ada

ð    Tidak

Kalau ada:

·   Hubungan keluarga: hubungan keluarga tidak harmonis karena kedua orangtua klien

bercerai.

·   Gejala: klien tampak merasa sekelilingnya tidak aman dan lebih suka menyendiri.

·   Riwayat pengobatan: tidak ada

Diagnosa keperawatan : deficit perawatan diri.

7. Status Mental

a. Penampilan

ð    Tidak rapi

ð    Penggunaan pakaian tidak sesuai

ð    Cara berpakaian tidak seperti biasanya

21 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 22: Makalah Jiwa Edit

Jelaskan: cara berpenampilan klien tidak rapi, rambut acak-acakkan, baju yang

dipakai kotor dan bau badan tidak sedap.

Diagnosa keperawatan: defisit perawatan diri.

b.Kesadaran Menurun:

ð    Compos mentis

ð    Sopor

ð    Apatis/Sedasi

ð    Subkoma

ð    Somnolensia

ð    Koma

ð    Meninggi

ð    Hipnosa

ð    Gangguan Tidur: Ya

ð    Disosiasi: -

ð    Berubah

ð    Gangguan perhatian

Jelaskan: setiap malam klien  pergi ke diskotik bersama temannya.

Klien mengulang-ulang perilaku yang sama, agresif dan efhoria.

Diagnosa keperawatan: gangguan istirahat tidur

c.Disorientasi

ð    Waktu

ð    Tempat

ð    Orang

Jelaskan: pasien pada malam hari pergi keluyuran, dan pada saat siang hari pasien

justru menghabiskan waktunya untuk tidur.

Diagnosa keperawatan : .defisit perawatan diri

d. Pembicaraan

ð    Cepat

ð    Keras

ð    Gagap

ð    Apatis

ð    Lambat

ð    Membisu

22 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 23: Makalah Jiwa Edit

ð    Tidak mampu memulai pembicaraan

ð    Lain-lain: …

e. Aktifitas Motorik/Psikomotor

a.   Kelambatan

ð    Hipokinesia, hipoaktifitas

ð    Katalepsi

ð    Sub stupor katatonik

ð    Fleksibilitas serea

b.   Peningkatan

ð    Hiperkinesia, hiperaktifitas

ð    Gagap

ð    Stereotipi

ð    Gaduh Gelisah Katatonik

ð    Mannarism

ð    Katapleksi

ð    Tik

ð    Ekhopraxia

ð    Command automatism

ð    Grimace

ð    Otomatisma

ð    Negativisme

ð    Reaksi konversi

ð    Tremor

ð    Verbigerasi

ð    Berjalan kaku/Rigid

ð    Kompulsif: sebutkan .....

Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan :

f.Afek dan Emosi

ð    Adekuat

ð    Tumpul

23 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 24: Makalah Jiwa Edit

ð    Merasa kesepian

ð    Apatis

ð    Marah

ð    Dangkal/Datar

ð    Inadekuat

ð    Labil

ð    Anhedonia

ð    Eforia

ð    Ambivalensi

ð    Depresi/Sedih

ð    Cemas (Ringan, Sedang, Berat dan Panik)

Jelaskan:

Diagnosa keperawatan:harga diri rendah

g.Persepsi-Sensorik

a.   Halusinasi

ð    Pendengaran

ð    Penglihatan

ð    Perabaan

ð    Pengecapan

ð    Penciuman

b.   Ilusi

ð    Ada

ð    Tidak ada

c.    Depersonalisasi

ð    Ada

ð    Tidak ada

d.   Derealisasi

ð    Ada

ð    Tidak ada

e.   Gangguan Somatosensorik Pada Reaksi Konversi

ð    Ada

24 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 25: Makalah Jiwa Edit

ð    Tidak ada

Jelaskan: -

Diagnosa keperawatan:

h.Proses Pikir

a.   Arus pikir

ð    Koheren

ð    Inkoheren

ð    Sirkumstansial

ð    Neologisme

ð    Tangensial

ð    Logorea

ð    Kehilangan asosiasi

ð    Bicara lambat

ð    Flight of idea

ð    Bicara cepat

ð    Irrelevansi

ð    Main kata-kata

ð    Blocking

ð    Pengulangan pembicaraan/Perseverasi

ð    Afasia

ð    Asosiasi bunyi

Jelaskan: saat membicarakan suatu topik biasanya klien bicara terus menerus, dan

eforia

Diagnosa keperawatan: gangguan prooses pikir (arus pikir).

b.   Isi pikir

ð    Obsesif

ð    Ekstasi

ð    Fantasi

ð    Alienasi

ð    Pikiran bunuh diri

ð    Pre okupasi

ð    Pikiran isolasi sosial

25 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 26: Makalah Jiwa Edit

ð    Ide yang terkait

ð    Pikiran rendah diri

ð    Pesimisme

ð    Pikiran magis

ð    Pikiran curiga

ð    Fobia, sebutkan .....

ð    Waham:

ð    Agama

ð    Somatik/Hipokondria

ð    Kebesaran

ð    Kejar/Curiga

ð    Nihilistik

ð    Dosa

ð    Sisip pikir

ð    Siar Pikir

ð    Kontrol pikir

c.    Bentuk pikir

ð    Realistik

ð    Non realistik

ð    Dereistik

ð    Otistik

Jelaskan:pasien mengatakan kurang percaya diri dan merasa tidak nyaman dan

lebih suka menyendiri.

Diagnosa keperawatan: harga diri rendah.

i.Interaksi Selama Wawancara

ð    Bermusuhan

ð    Tidak kooperatif

ð    Mudah tersinggung

ð    Kontak mata kurang

ð    Defensif

ð    Curiga

26 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 27: Makalah Jiwa Edit

Jelaskan: saat pengkajian klien menunjukkan tidak kooperatif, kontak mata dengan

klien kurang, dan klien menaruh rasa curiga terhadap perawat yang baru dijumpai,

klien merasa terancam dengan kehadiran perawat yang baru.

Diagosa keperawatan: resiko menciderai orang lain.

j.Memori

ð    Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 bulan)

ð    Gangguan daya ingat jangka pendek (1 hari-1 bulan)

ð    Gangguan daya ingat saat ini (<24 jam)

ð    Amnesia

ð    Paraamnesia

ð    Konfabulasi

ð    Dejavu

ð    Jamaisvu

ð    Fausereconnaissance

ð    Hiperamnesia

Jelaskan: klien lupa dengan kejadian-kejadian yang baru saja dialaminya.

Diagnosa keperawatan : gangguan memori.

k.Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

ð    Mudah beralih

ð    Tidak mampu berkonsentrasi

ð    Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan: saat sedang mengobrol satu topik tiba-tiba klien bercerita tentang hal lain

yang tidak ada kaitannya dengan topik yang sedang dibicarakan bersama perawat.

Diagnosa keperawatan: ketidakmampuan berkonsentrasi.

l. Kemampuan Penilaian

ð    Gangguan ringan

ð    Gangguan bermakna

m. Daya Tilik Diri

27 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 28: Makalah Jiwa Edit

ð    Mengingkari penyakit yang diderita

ð    Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan: klien menyangkal bahwa klien saat ini sedang menderita penyakit jiwa.

Yang klien tahu hanya orangtuanya sudah bercerai.

Diagnosa keperawatan: kurangnya daya tilik diri.

8.Pemeriksaan Fisik

Tanggal :

a.Keadaan Umum: cukup

b.Tanda Vital:

·     Tekanan darah: 120/70 mmHg

·     Nadi: 85 kali/menit

·     Suhu: 36,5°C

·     RR: 20 kali/menit

c.   Ukur: BB: 55 kg                 TB: 165cm

ð    Turun

ð    Naik

d.   Keluhan Fisik:

ð    Tidak

ð    Ya

Jelaskan: sebelum sakit, klien memiliki BB 60 kg, karena semua aktivitasnya

menurun karena suka keluyuran malam ke diskotik sehingga berat badannya

menjadi turun.

e.   Pemeriksaan Fisik (head to toe):

·     Tidak ada abnormalitas pada bagian tubuh.

·     Rambut tampak berminyak, acak-acakkan, dan kulit kotor.

·     Klien memiliki bau badan yang tidak sedap.

Jelaskan: hanya penampilan klien yang tidak rapi,acak-acakan,baju px kotor.

Diagnosa keperawatan: defisit perawatan diri.

9. Pengkajian Psikososial

a.   Konsep Diri

a.   Citra tubuh: klien mengatakan tidak suka dengan keadaannya yang seperti itu

apalagi semenjak orangtuanya bercerai.

28 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 29: Makalah Jiwa Edit

b.   Identitas: klien mengatakan bahwa ia adalah seorang mahasiswi namun

sekarang sering tidak masuk kuliah.

c.   Peran: klien merasa tidak berguna bagi keluarganya karena keluargaklien tidak

lagi harmonis(orangtua bercerai).

d.   Ideal diri: klien hanya ingin keluarganya kembali harmonis dan menjadi anak

yang berguna bagi kedua orangtuanya dan keluarga lainnya.

e.   Harga diri: klien mengalami harga diri rendah karena klien merasa tidak aman

dan kurang percaya diri dengan kondisinya sekarang.

Diagnosa keperawatan: harga diri rendah, perubahan peran, gangguan citra tubuh.

b.   Hubungan sosial

a.   Orang yang berarti/terdekat: keluarga dan teman/sahabatnya.

b.   Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: sebelum sakit klien biasa

mengikuti kegiatan keagamaan.

c.   Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: saat sakit klien hanya

menyendiri saja, klien sering keluyuran malam dan pergi ke diskotik.

Diagnosa keperawatan: isolasi sosial.

c.   Spiritual

a.   Nilai dan keyakinan: saat ini klien tidak bisa menjelaskan tentang

spiritualitasnya.

b.   Kegiatan ibadah: klien tidak lagi menjalankan ibadah

Diagnosa keperawatan: ketidakefektifan kegiatan keagamaan.

10.        Kebutuhan Persiapan Pulang

a.   Makan

ð    Bantuan minimal

ð    Bantuan total

Jelaskan: klien hanya mampu untuk makan sendiri tetapi klien tidak mampu

dalam menyiapkan makanannya sendiri, sehingga membutuhkan orang untuk

menyiapkan makanannya.

b.   BAK/BAB29 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 30: Makalah Jiwa Edit

ð    Bantuan minimal

ð    Bantuan total

Jelaskan: klien mampu BAK dan BAB dengan mandiri.

c.   Mandi

ð    Bantuan minimal

ð    Bantuan total

Jelaskan: klien mampu mandi dengan mandiri hanya saja klien butuh arahan pada

saat akan mandi harus diingatkan untuk mandi.

d.   Berpakaian/Berhias

ð    Bantuan minimal

ð    Bantuan total

Jelaskan: klien hanya perlu diingatkan untuk mengganti pakaiannya dan

berhias karena klien malas melakukan aktifitas kebersihan dirinya.

e.   Istirahat dan tidur

ð    Tidur siang, lama : tidur sepanjang siang hari          

ð    Tidur malam, lama: jarang tidur malam karena klien sering kluyuran malam

dengan pergi ke diskotek

ð    Aktifitas sebelum dan/sesudah tidur:

ð    Jelaskan: klien biasanya saat siang hari hanya menghabiskan waktunya untuk

tidur, jarang tidur malam karena klien sering kluyuran malam dengan pergi ke

diskotek

f.Penggunaan obat

ð    Bantuan minimal

ð    Bantuan total

Jelaskan: klien hanya perlu disiapkan obatnya dan perawat harus menunggui klien

minum obat dan memastikan obat sudah benar-benar diminum oleh klien.

g.Pemeliharaan kesehatan

30 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 31: Makalah Jiwa Edit

Ya                   Tidak

     Perawatan lanjutan     x        

     Sistim pendukung       x

h.   Aktifitas dalam rumah

Ya                   Tidak

     Mempersiapkan makanan                    x

     Menjaga kerapihan rumah                    x

     Mencuci pakaian                                   x

     Pengaturan keuangan                                         x

i.   Aktifitas di luar rumah

Ya                   Tidak

Belanja                                        x      

Transportasi                                    x                                                                  

Jelaskan: klien keluyuran pada malam hari dengan pergi ke diskotik

Diagnosa keperawatan: hipoaktifitas

11.        Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

ð    Bicara dengan orang lain

ð    Mampu menyelesaikan masalah

ð    Teknik relaksasi

ð    Aktifitas konstruktif

ð    Olah raga

ð    Minum alkohol

ð    Reaksi lambat/berlebihan

ð    Bekerja berlebihan

ð    Menghindar

ð    Mencederai diri

Diagnosa keperawatan: inefektif koping, resiko menciderai diri dan orang lain.

12.    Masalah Psikososial dan Lingkungan

31 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 32: Makalah Jiwa Edit

ð    Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien tidak mendapatkan

dukungan dari kelompok, terutama teman sebaya untuk membantu menahan

emosinyaa.

ð    Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya lingkungan sekitar klien

memberikan stigma yang buruk terhadap klien bahwa klien adalah orang gila dan

tidak bisa disembuhkan.

ð    Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya klien tidak pernah mengikuti perkuliahan

dan tidak pernah memperhatikan kebersihan dirinya.

ð    Masalah dengan perumahan, spesifiknya klien ditolak oleh lingkungan sekitar.

ð    Masalah dengan ekonomi, pasien memiliki status ekonomi yang cukup dalam

mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

ð    Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya klien tidak pernah masuk

rumah sakit sebelumnya.

Diagnosa keperawatan: isolasi sosial.

13.    Pengetahuan Kurang Tentang

Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang

tentang suatu hal?

ð    Penyakit/Gangguan jiwa

ð    Sistem pendukung

ð    Faktor presipitasi

ð    Mekanisme koping

ð    Penyakit fisik

ð    Obat-obatan

Jelaskan: klien menyangkal bahwa klien sedang mengalami gangguan jiwa,

mekanisme koping yang digunakan klien juga tidak efektif dalam menghadapi suatu

masalah, selain itu klien juga tidak mengetahui obat-obatan apa yang dikonsumsi

klien dan manfaatnya.

Diagnosa keperawatan: kurang pengetahuan.

Analisa Data

NO. DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

32 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 33: Makalah Jiwa Edit

DS:

ü Keluargapasien mengatakkan sejak

kedua orangtuanya bercerai pasien

mengatakan kurang percaya

diri  .dan sering menyendiri.

ü Keluarga pasien mengatakan bahwa

pasien kurang percaya diri dengan

keadaannya yang seperti itu.

ü keluarga mengatakan ia adalah anak

yang tidak diinginkan oleh orang

tuannya.

ü Keluarga pasien mengatakkan bahwa

pasien mengalami kemunduran

dalam kebersihan dirinya.

ü Keluarga pasien mengatakan bahwa

pasien tidak pernah masuk sekolah

dan sering bolos .

ü .keluarga pasien mengatakan pasien

sering kluyuran malam dan pergi

kediskotik

ü klien mengatakan tidak pernah

melakukan ibadah lagi

DO:

  Rambut pasien tampak kotor dan

acak – acakan

   Badan dan pakaian kotor

dan bautidak sedap

  Mulut dan gigi kotor dan bau tidak

sedap

   Kulit kusam dan kotor, kuku panjang

Gangguan persepsi sensori:  waham

kebesaran

Daftar Diagnosa Keperawaatan

1.   Gangguan persepsi sensori halusinasi

33 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 34: Makalah Jiwa Edit

2.   Isolasi sosial.

3.   Ketidakefektifan kegiatan keagamaan.

4.   Harga diri rendah.

5.   Perubahan peran.

6.   Gangguan citra tubuh.

7.   Gangguan proses pikir (arus pikir).

8.   Gangguan tidur.

9.   Defisit perawatan diri.

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.     Deficit perawatan diri

2.     Ketidakefektifan kegiatan keagamaan

3.     Gangguan proses pikir (arus pikir).

4.     Perubahan peran

5.     Gangguan tidur

Rencana Tindakan

NO

.

DX.

DIAGNOSA

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUANKRITERIA

HASILINTERVENSI

I Defisit

Keperawatan

Diri : Higiene

Diri, Berhias,

Makan dan

Eliminsasi

Klien mampu

melakukan

kebersihan diri,

berhias, makan

dan

eliminasisecara

baik

-      Klien dapat

melakukan

kebersihan

diri secara

baik

-      Klien dapat

berhias

secara baik

-      Klien

mampu

makan secara

mandiri

-      Klien

TUK1:Klien dapat membina

            Hubungan Saling

Percaya

Intervensi :

 1. Salam terapetik,perkenalan

diri,

 2.  Jelaskan tujuan interaksi,

 3. Ciptakan lingkungan yg

tenang,

 4.Buat kontrak yang jelas

pada

tiap pertemuan (topic, tempat

dan waktu)

34 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 35: Makalah Jiwa Edit

mampu

BAB/BAK

secara

mandiri

TUK2: Melatih Pasien cara

             perawatan

kebersihan diri

 Intervensi

Ø Menjelaskan pentingnya

perawatan diri

Ø Menjelaskan alat – alat untuk

kebersihan diri

Ø Menjelaskan cara – cara

melakukan perawatan diri

Ø Melatih klien mempraktikan

cara menjaga kebersihan diri

TUK3: Membantu klien

             Latihan Berhias

Intervensi

Latihan berhias harus

dibedakan antara laki-laki dan

perempuan, latihan untuk klien

laki-laki meliputi :

1.   Bepakaian

2.   Menyisir rambut

3.   Bercukur,dll.

Untuk klien perempuan

meliputi :

1.   Berpakaian

2.   Menyisir rambut

3.   Berhias / berdandan,dll.

TUK4: Melatih Pasien makan

35 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 36: Makalah Jiwa Edit

             secara mandiri

Intervensi

1.    Menjelaskan cara

mempersiapkan makan

2.    Menjelaskan cara makan

yang tertib

3.    Menjelaskan cara merapikan

peralatan makan setelah

makan

4.    Mempraktikan cara makan

yang baik

TUK5: Mengajarkan Klien

             melakukan

BAB/BAK

             secara mandiri

Intervensi

1.   Menjelaskan tempat

BAB/BAK yang sesuai

2.   Menjelaskan cara membersih

kan diri setelah BAB/BAK

3.   Menjelaskan cara membersih

kan tempat BAB/BAK

Implementasi dan Evaluasi

   Nama: Nn. Z                              Ruang: Mawar                             No. RM: 002011

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

Defisit

Keperawatan Diri

: Higiene Diri,

·     BHSP dengan klien.

·     Melatih Pasien cara

     perawatan kebersihan diri

S S:

·     klien mampu menjelas

kan pentingnya perawa

36 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 37: Makalah Jiwa Edit

Berhias, Makan

dan Eliminsasi

    dengan cara :

Ø Menjelaskan pentingnya

perawatan diri

Ø Menjelaskan alat – alat untuk

kebersihan diri

Ø Menjelaskan cara – cara

melakukan perawatan diri

Ø Melatih klien mempraktikan

cara menjaga kebersihan diri

tan diri klien

·     klien mampu menyebut

kan alat – alat untuk per

awatan diri

·     klien mampu menjelas

kan cara-cara pera watan

diri

·     Klien mampu mem

praktikan cara menjaga

kebersihan diri

O:

·     klien menjelaskan

pentingnya perawatan diri

klien

·     Klien menyebutkan alat –

alat untuk per awatan diri

·     Klien mampumenjelaska

n cara-cara perawatan diri

·     Klien mampu

mempraktikan cara

menjaga kebersihan diri

A: Masalah teratasi

     sebagian TAK 1.

P: lanjutkan intervensi

     TAK 2 - 5

37 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 38: Makalah Jiwa Edit

BAB III

PENUTUP

3.1       Simpulan

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami

kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara

mandiri.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes

2000).

3.2 Saran

1)   Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam

ilmu serta wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan defisitperawatan

diri dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

38 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 39: Makalah Jiwa Edit

2)   Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kesehatan

dan jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai penyakit yang

wajar tetapi segera periksakan kedokter atau pelayanaan kesehatan yang terdekat

untuk mencegah komplikasi dan prognosis yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998.

Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan

Jiwa. Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon

Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta :

EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 –

2006. Jakarta : Prima Medika.

39 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i

Page 40: Makalah Jiwa Edit

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada

Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC

40 | D e f i s i t P e r a w a t a n D i r i