materi kuliah neurologi kds
DESCRIPTION
Kejang DemamTRANSCRIPT
KEJANG PADA KEJANG PADA ANAK ANAK
Dr. Masdar Muid, Sp.A KDr. Masdar Muid, Sp.A K
Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw /Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw /RSUD Dr. Saiful Anwar RSUD Dr. Saiful Anwar
MalangMalang
Kejang merupakan Kedaruratan Neurologi
Anak < 16 tahun 5% pernah kejang 1 kali
Dapat sederhana berhenti sendiri
sedikit memerlukan pertolongan lanjutan
Merupakan awal penyakit berat
Status epileptikus
Langkah awal :
Menentukan kejang atau bukan
Identifikasi kemungkinan penyebab
KEJANG :
Kelainan syaraf mendadak
Merupakan suatu gejala bukan penyakit OK : gangguan fungsi otak (kelainan/penyakit)
t0 tinggi
Radang selaput/otak
Gangguan elektrolit
Gangguan metabolisme
Trauma
Tumor
Dll
DEFINISI :
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik di neuron otak
Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus menerus disamping akibat inhibisi yang tidak sempurna
PATOFISIOLOGI :
Pada tingkat seluler berhubungan dengan terjadinya paroxysmal depolarization shift (PDS)Terjadi lepasnya muatan listrik yang berlebihan pada neuron-neuron merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listrikPDS menyebabkan hipereksitabilitas neuron diduga disebabkan oleh :1. Kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron
untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan2. Berkurangnya inhibisi oleh GABA 3. Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam
glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang
Diagnosis kejang berdasar :
Anamnesis
Pemeriksaan membedakan kejang atau serangan yang menyerupai kejang
Pada epilepsi dapat terjadi serangan yang menyerupai kejang :
Aritmia
Sinkop
Distonia
I. Kejang parsial (fokal, lokal)
a. Kejang fokal sederhana
b. Kejang parsial kompleks
c. Kejang parsial yang menjadi umum
II. Kejang umum
: Absens; Klonik; Mioklonik; Tonik; Tonik –klonik; Atonik
Klasifikasi kejang berdasarkan International League Against Epilepsy of Epileptic Seizures (1981)
III. Kejang tidak terdeteksi
ETIOLOGI
Kejang demam sederhana
Infeksi
Infeksi intrakranial : meningitis, ensefalitis
Shigellosis
Keracunan
Alkohol
Teofilin
Kokain
Lain-lain :
Ensefalopati hipertensi
Tumor otak
Perdarahan intrakranial
Idiopatik
Gangguan metabolik
Hipoglikemia
Hiponatremia
Hipoksemia
Hipokalsemia
Gangguan elektrolit atau dehidrasi
Defisiensi piridoksin
Gagal ginjal
Gagal hati
Gangguan metabolik bawaan
Penghentian obat anti epilepsi
Trauma kepala :
Trauma langsung
Luka goncangan
ANAMNESIS dan PEMERIKSAAN FISIS
Riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang
Faktor pencetus dan penyebab kejang
Riwayat kejang sebelumnya
Kondisi medis yang berhubungan
Obat-obatan
Trauma
Gejala-gejala infeksi
Keluhan neurologis umum maupun fokal
Nyeri maupun cedera akibat kejang
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda-tanda vital
Tanda-tanda trauma akut kepala dan kelainan sistemik
Paparan zat toksik
Infeksi
Kelainan neurologis
Kesadaran
Funduskopi
Tanda rangsang meningeal
Peningkatan tekanan intrakranial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Glukosa darah elektrolit
Darah lengkap
Prothrombin time
Urium
Kreatinin
Kalsium
Magnesium
Kultur darah
Kultur cairan cerebrospinal meningitis
Polymerase chain reaction (PCR) ensefalitis
TATALAKSANA KEJANG
Stabilisasi penderita
Identifikasi dan pengobatan penyebab akut
Pengamatan lanjutan yang baik
Kejang Kejang DemamDemam
Lab/ SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw /
RSU Dr. Saiful Anwar
Malang
Dr. Masdar Muid, Sp.ADr. Masdar Muid, Sp.A
A n a k :A n a k :
Sirkulasi darah otak 65% (dewasa 15%)
10C ( > 380C )
BMR naik 10 – 15%
Kebutuhan oksigen naik 20%
Nilai ambang kejang 38,3 – 41,40C
Definisi Kejang DemamDefinisi Kejang Demam
Bangkitan kejang pada anak yang
terjadi pada suhu yang meninggi
disebabkan proses ekstrakranium
Patofisiologi :Patofisiologi :
Nilai ambang kejang turun
Kecepatan kenaikan temperatur
Aktifitas enzim Karbonik Anhidrase
meningkat
BMR meningkat kebutuhan oksigen
otak meningkat
Gangguan keseimbangan elektrolit, air
Kejang
T : 10C metab. Basal 10 – 15% & keb. O2 20%
Perubahan keseimbangan membran
Difusi ion K dan natrium
Muatan listrik lepas >>>
Meluas keseluruh sel + melalui neurotransmiter ke sel tetangga
D e m a mD e m a m
(tergantung tinggi rendahnya ambang kejang anak)
Singkat :gx. sisa (-)
lama : ( > 15’ )
KEJANG
Apneu
Kebutuhan O2 hipoksia + hiperkapneu
Kebutuhan E metabolisme anaerob asidosis
Denyut jantung irreguler
Aktivitas otot T0 metabolisme
Edema otak neuron rusak dapat terjadi epilepsy
Faktor yang berpengaruh :
1. Umur : 6 bln – 5 thn
2. Jenis kelamin : ♂ : ♀ = 2 : 1
3. Suhu badan : 38,30C – 41,40 C
4. Faktor keturunan
5. Penyebab demam terbanyak : ISPA ,
gastroenteritis
Gambaran klinis :1. Kejang umum2. Singkat3. Segera sadar
LIVINGSTONE :
Kejang demam sederhana :
1. Umur : 6 bln – 4 th
2. Lama kejang : < 15 menit
3. Sifat umum
4. 16 jam pertama timbulnya demam
5. Tidak ada kelainan neurologi
6. Frek. < 4x 1 tahun
7. EEG normal
Kejang demam kompleks (Epilepsi yang diprovokasi demam)
Anamnesis, Pemeriksaan fisik, Penunjang
Panas ?
Kejang ?
Pola
Lama
Frekuensi
Keadaan
Sebelum
Selama
Sesudah
Diagnosa
Riwayat keluarga
Kejang demam
Penyakit syaraf
Riwayat sebelumnya
Kehamilan
Persalinan
Penyakit dahulu
Perkembangan mental, motorik
Proses intrakranial
Rangsangan meningeal (kaku kuduk, Kernig sign, Brudzinski I, II)
Paresis, paralisa
Spastisitas
Reflek patologis
Reflek fisiologis
Tingkat kesadaran
Pemeriksaan darah
Darah lengkap
Glukosa darah, elektrolit, ureum, Ca
Pungsi lumbal
Tekanan; warna; konsistensi
None, pandi
CEL: PMN/MN
Kimia darah : glukosa, protein
Funduskopi; Elektroensefalografi;
Neuroimaging (Foto rontgen kepala;
CTScan; MRI)
B. Gangguan metabolik
Hypoglicemia
Defisiensi Vit. B6
Gangguan elektrolit
Keracunan
C. Epilepsi
Meningitis
Abses otak
Encephalitis
Toxoplasmosis
Inf. Subdural
Inf. Epidural
Cytomegali
Inclusion D.
A. Kelainan Intrakranial
DIAGNOSIS BANDING
Penatalaksanaan
A. Pengobatan akut
Menghilangkan kejang
Turunkan panas
Pengobatan penyebab panas
Suportive
B. Pengobatan pencegahan
Intermittent
Terus menerus
BAGAN MEMBERANTAS KEJANG
DIAZEPAMdo. iv : 0,3 mg/kgBB/xRectal : < 10 kg : 5 mg
> 10 kg : 10 mgtunggu 15 menit
Kejang + Kejang - Pemberian diazepam dapat diulang dengan cara dandosis yang sama
PHENOBARBITALDosis awal :
neonat : 30 mg IM1 bln – 1 thn : 50 mg IM1 tahun : 75 mg IM
4 jam kemudianPengobatan MaintenancePhenobarbital dengan dosis :
pada hari 1 & 2 : 8 – 10 mg/kgBBhari berikutnya : 4 – 5 mg/kgBB (terbagi dalam 2 dosis)
Diazepam
Diazepam
Phenobarbital + Paraldehid
General anasthesi
Faktor lain
15’ Kejang +
15’ Kejang +
15’ Kejang +
Bersamaan mengatasi kejang :Bebaskan jalan nafas, oksigenasiTidur posisi supine cegah traumaAntipiretika :
Acetasol, parasetamolKompres hangatHybernasi : largactil 2 – 4 mg/kgBB, phenergen 4 – 6 mg/kgBB
Cari penyebab demam
Kejang > 30’Cortison : 20 – 30 mg/kgBBDexametason : 0,5 – 0,6 mg/kgBB parenteralKeseimbangan air elektrolit iv
Pengobatan Pencegahan
Kejang dapat terjadi sewaktu panas
Kejang lama dapat menyebabkan kerusakan otak
Pencegahan terus menerus
Phenobarbital 10 – 25 ug/ml
8 – 10 mg/kgBB (selama 2 – 3 hari)
4 – 5 mg/kgBB/hari
selama 2 – 3 tahun bebas kejang/umur 5 – 6 thn
Pencegahan Intermitten :
Diazepam : 0,4 – 0,6 mg/kgBB (peroral/per
rectal)
Luminal, dilantin tidak efektif
Panas (+); pada penderita dengan riwayat
pernah kejang demam
Kasus yang perlu MRS :
1. Kejang berlangsung lama
2. Kejang 2x dalam 24 jam status konvulsi
3. Tidak segera sadar
4. Umur < 6 bulan ; > 6 tahun
5. Anamnesa sulit dipercaya
Prognosa1. Berulangnya kejang demam
< 1 tahunfaktor keturunan
2. Epilepsy : Livingstone3% : KDS90% : KDKkelainan perkembangan dan neurologis
3. Kelainan motorik0,1 – 0,2% hemiparese permanen
4. Gangguan mental dan belajarNelson : kejang > 15’ & > 1x/1 hari Ellenberg : gangguan mental/belajarTidak ada perbedaan gangguan mental belajar
Kesimpulan :
1. Kejang hanya suatu gejala causa?
2. Kejang berbahaya
Segera dihentikan
Jangan berulang
Usahakan akibat kejang <
3. Diazepam
4. Prophylaxis continue : KDK
Obat-obat yang sering digunakan dalam penghentian kejang
Ket Diazepam Lorazepam Fenintoin Fenobarbital Midazolam
Dosis
inisial
Maksimum
dosis awal
Dosis
ulangan
0,3-0,5mg/kg
10 mg
5-10 mnt
dapat diulang
satu-dua kali
0,05-0,1 mg/kg
4 mg
5-10 mnt dapat
diulang satu
kali
15-20 mg/kg
----
bila kejang tak
terkontrol,
periksa kadar
serum setelah
1-2 jam dapat
diberikan
setengah dosis
10-20 mg/kgb
----
10-15 mnt
5-10 kg/kg
0,05-0,1 mg/kgb
Obat-obat yang sering digunakan dalam penghentian kejang
Ket Diazepam Lorazepam Fenintoin Fenobarbital Midazolam
Lama kerja
Pemberian
Catatan
Efek samping
15mnt-4 jam
iv, rektal
dilanjutkan
dgn Fenintoin
atau OAE
somnolen, ataksia
depresi napas
sampai 24 jam
iv
hindarkan
pengulangan
sampai 48 jam
bingung,
depresi napas
sampai 12 jam
iv perlahan
kec. 50mg/mnt
dpt diencerkan
dengan NaCl
0,9%
monitor tanda
vital
hipotensi,
depresi napas, aritmia
sampai 24 jam
iv atau im
hipotensi,
depresi napas
1-6 jam
iv perlahan 0,2
mcg/min dan
titrasi dengan
infus 0,4-
0,6mcg/kg/mnt
hipotensi,
bradikardi
b. Pengobatan jangka panjang
Pengobatan jangka panjang diberikan pada penderita yang dalam 3 bulan pertama mengalami kejang berulang
Pengobatan selalu dimulai dengan 1 jenis obat (monoterapi)
Dimulai dosis rendah dosis terapiutik
Jika dengan dosis maksimal masih kejang kombinasi dengan OAE yang lain
Dianjurkan 2 – 3 tahun setelah kejang berakhir
KESIMPULAN
Penanganan kejang dimulai dengan pemastian adanya kejang
Kejang dapat berhenti sendiri atau memerlukan pengobatan saat kejang
Tatalaksana kejang yang adekuat dibutuhkan untuk mencegah kejang menjadi status konvulsivus
Setelah kejang tertangani cari penyebab kejang
Pengobatan lanjutan ditentukan ada tidaknya faktor pencetus
Dr. Masdar Muid, Sp.ADr. Masdar Muid, Sp.A
Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw /Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw /RSUD Dr. Saiful Anwar RSUD Dr. Saiful Anwar
MalangMalang
EPILEPSEPILEPSII
Asal kata : Epilambanein = serangan
Serangan dari luar penderita jatuh
Sudah dikenal sejak 2000 tahun SM
Hipocrates epilepsi sebagai suatu penyakit
Penelitian tentang epilepsi telah banyak dilakukan
namun penanggulannya masih belum memuaskan
MEKANISME DASAR SERANGAN EPILEPSI
Epilepsi ialah manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai etiologi, namun gejala tunggal khas yakni serangan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dan paroksismal
Kejang dapat berupa : fokal sederhana, parsial komplek atau fokal menjadi umum, absens mioklonik, atonik atau tonik-klonik
Bukan penyakit
Timbul akibat penyakit
Serangan terjadi oleh karena pelepasan aktivitas energi yang berlebihan dan mendadak dalam otak, sehingga terjadi gangguan kerja otak
Kemudian otak mengoreksi normal
Diluar serangan penderita sebagai orang normal
ETIOLOGI :
ETIOLOGI : 2 golongan
1. Epilepsi primer = idiopatik
2. Epilepsi sekunder
1. Epilepsi Primer
Tidak ditemukan kelainan jaringan otak
Diduga gangguan keseimbangan zat kimiawi dalam sel saraf
Gangguan zat kimiawi terjadi cetusan listrik yang abnormal
2. Epilepsi sekunder
Terjadi oleh karena adanya kelainan jaringan otak
Sebab bermacam-macam
PENYEBAB SPESIFIK EPILEPSI :
1. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin / kehamilan ibu : obat-obatan yang dapat merusak janin, infeksi, alkohol, trauma, radiasi
2. Kelainan yang terjadi saat kelahiran : asfiksia, trauma persalinan, dll
3. Cedera kepala
Kejang dapat terjadi saat cedera kepala atau 2 – 3 tahun setelah cedera
4. Tumor otak
5. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah
6. Infeksi : meningitis, ensefalitis
7. Penyakit keturunan : phenyl keton uria, sclerosis tuberosa, neurofibromatosis
8. Epilepsi karena keturunan
Penyebab Spefisik Epilepsi………….
FAKTOR PENCETUS dan AMBANG RANGSANG SERANGAN
Ambang rangsang serangan / kejang penderita epilepsi pada beberapa keadaan menurun
Kurang tidur
Stres emosional
Infeksi
Obat-obat tertentu : antidepresan trisiklik, obat tidur (sedatifa), fenotiasin
Alkohol
Perubahan hormonal
Terlalu lelah
Foto sensitif
Gambaran klinik serangan epilepsi tergantung pada fungsi daerah yang mencetuskan lepas muatan listrik abnormal serta jalur-jalur yang dilalui sehingga serangan epilepsi dapat menjelma beraneka ragam dan komplek
Dinding sel permeabel dan selektif
Sodium pump perbedaan konsentrasi ion-ion potensial membrane
Ujung terminal neuron-neuron berhubungan dengan dendrit dari badan neuron-neuron lain membentuk sinaps pada sinaps terdapat neuro transmitter
Neuro transmitter eksitasi : glutamat, aspartat, asetilkholin
Neuro transmitter inhibisi : GABA, glisin
Aksi potensial mencetuskan depolarisasi membrane neuron seluruh sel akan melepas muatan listrik
Pengaruh kedua transmitter pada sinaps impuls diteruskan ke neuron berikutnya
Segera setelah terjadi depolarisasi dalam waktu singkat potensial membrane kembali semula
Neuro transmitter ada 2 :
1. Neuro transmitter eksitasi depolarisasi
2. Neuro transmitter inhibisi hiperpolarisasi
Pada keadaan patologis dapat mengganggu fungsi membrane neuron sehingga Na dan Ca mudah masuk ke intra seluler
Influks Ca mencetuskan depolarisasi membrane dan lepas muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan tidak terkendali
Lepas muatan listrik demikian oleh sejumlah besar neuron secara sinkron serangan epilepsi
Sifat khas serangan epilepsi : setelah beberapa saat serangan berhenti oleh karena proses inhibisi
Sebab lain serangan epilepsi berhenti :
Kelelahan neuron-neuron akibat habisnya zat-zat yang penting untuk fungsi otak : O2, ATP, kreatin fosfat dan neuro transmitter, meningkatnya zat-zat inhibitor : CO2, sisa metabolisme, dan zat asam amino
Lepas muatan listrik dapat bersifat lokal tanpa gejala klinik pada EEG mungkin terdapat gelombang runcing atau lambat fokal
Lepas muatan listrik epileptik dapat menjalar kesemua arah
Gambaran klinik serangan fokal tergantung daerah kortek yang terlibat misal : sensorik, motorik dan parsial komplek
KLASIFIKASI SERANGAN EPILEPSII. Serangan parsial (fokal, lokal), kesadaran tak berubah
A. Serangan parsial sederhana (kesadaran tetap baik)1. Dengan gejala motorik2. Dengan gejala somatosensorik atau sensorik
khusus3. Dengan gejala autonom4. Dengan gejala psikis
B. Serangan parsial kompleks (kesadaran menurun)1. Berasal sebagai parsial sederhana dan
berkembang ke penurunan kesadarana. Tanpa gambaran lainnyab. Dengan gambaran seperti A. 1 – 4c. Dengan automatismus
2. Dengan penurunan kesadaran sejak awitana. Tanpa gambaran lainnyab. Dengan gambaran seperti A. 1 – 4c. Dengan automatismus
II. Serangan umum (konvulsif atau non-konvulsif)A. 2. Absence
1. Absence tak khasB. MioklonikC. KlonikD. TonikE. Tonik-klonikF. Atonik
III. Serangan epilepsi tak terklasifikasi misalnya : gerakan ritmis pada mata, gerakan mengunyah dan renang
Klasifikasi serangan epilepsi…..
KLASIFIKASI INTERNASIONAL EPILEPSI DAN SINDROM EPILEPSI
I. Hubungan lokalisasi epilepsi dan sindron (fokal, lokal, partial)
1. Idiopatik dengan onset berhubungan dengan umur :
Epilepsi anak benigna dengan gelombang paku di sentrotemporal.
Epilepsi anak dengan paroksismalitas di oksipital.
Epilepsi reading primer.
2. Simtomatik
Epilepsi parsial kontinua progresif kronik pada anak (sindrom kojewnikows).
Sindrome yang ditandai oleh bangkitan dengan cara presipitasi yang khas sindrom yang berdasarkan tipe bangkitan, lokalisasi anatomik dan etiologi: epilepsi lobus temporalis, epilepsi lobus frontalis, epilepsi lobus parietalis dan epilepsi lobus oksipitalis.
3. Kriptogenik : digolongkan menjadi simtomatik dan etiologinya tidak diketahui
II. Epilepsi umum dan sindrom
1. Idiopatik dengan onset berhubungan dengan umur :
Kejang neonatal familial benigna
Kejang neonatal benigna
Epilepsi mioklonik benigna pada bayi
Epilepsi absens pada anak
Epilepsi absens juvenil
Epilepsi mioklonik juvennil (petit mal impulsif)
Epilepsi dengan bangkitan grand mal pada waktu bangun
Epilepsi idiopatik umum lain yang tidak tersebut diatas
Epilepsi dengan bangkitan yang didahului oleh bentuk aktivitas yang khas
2. Kriptogenik atau simtomatik, menurut penampilan umur:
Sindrom West (spasme infatil, Blitz-Nick-Salam krampfe)
Sindrom Lennox Gastaut
Epilepsi dengan bangkitan mioklonik-astatik
Epilepsi dengan absens mioklonik
3. Simtomatik:
a. Etiologi tidak khas
Ensefalopati mioklonik dini
Ensefalopati epileptik infatil dini dengan Suppession burst
Epilepsi umum simtomatik lain yang tidak tersebut diatas
b. Sindrome spesifik
Bangkitan epilepsi yang mungkin menyebabkan komplikasi banyak penyakit, yang termasuk ini adalah penyakit-penyakit dengan bangkitan/serangan yang merupakan manifestasi utama.
III. Epilepsi dan sindrom yang tidak dapat ditentukan sifatnya fokal atau umum
1. Dengan keduanya bangkitan umum atau fokal :
Kejang neonatal
Epilepsi mioklonik berat pada bayi
Epilepsi dengan gelombang paku-ombak terus-menerus selama tidur dengan gelombang lambat.
Afasia epileptik didapat (sindrom Landau-Kleffner)
Epilepsi lain yang tidak dapat ditentukan dan bukan tersebut diatas
2. Tanpa sifat yang jelas bangkitan umum atau fokal
Ini termasuk semua kasus grand mal tonik klonik yang secara jelas serangan umum dan hubungannya dengan lokalisasinya, seperti pada banyak kasus serangan grand mal waktu tidur.
IV. Sindrom Spesial
Bangkitan yang berhubungan dengan situasi :
Kejang demam
Bangkitan tersendiri atau status epileptikus tersendiri
Bangkitan yang terjadi hanya apabila ada kelainan metabolik akut atau kejadian toksik akut misalnya karena alkohol, obat-obatan, eklamsia, dan hiperglikemia non ketotik
OBAT ANTI EPILEPTIK
1. Fenobarbital
Indikasi : Serangan kejang umum dan parsial
Efek samping : Mengantuk, hiperaktifitas, agresif, gangguan kognitif dan daya ingat
Dosis : 3 – 8 mg/kgbb/hr
2. Fenitoin
Indikasi : Serangan kejang umum atau parsial
Efek samping : Hiperplasia gusi, hirsutisme, gejala ekstra piramidal
Dosis : 5 – 8 mg/kgbb/hr
3. Karbamazepim
Indikasi : Kejang umum, kejang parsial, sederhana dan komplek
Efek samping dan keracunan : Tergantung dari dosis, diplopia, ataksia, mengantuk, pusing
Dosis : 10 – 20 mg/kgbb/hr dibagi dalam 3 dosis
4. Diazepam
5. Klonazepam
Indikasi : Semua tipe epilepsi
Efek samping : Mengantuk, hipotonia, hipersalivasi, hipersekresi bronkus
Dosis : 0,1 – 0,2 mg/kgbb/hr dibagi dalam 3 dosis
6. Nitrazepam
7. Sodium Valproat
Indikasi : Hampir semua jenis epilepsi
Kontra indikasi : Penyakit hati
Dosis : 15 – 40 mg/kgbb/hr dibagi dalam 3 dosis
Efek samping : Nyeri perut, rambut rontok
8. Azetazolamid
Suatu sulfonamid dan inhibitor anhidrasi karbon
Indikasi : Pada absens, kejang umum, tonik klonik dan parsial
Dosis : 10 mg/kgbb/hr dibagi dalam 3 dosis
9. Etosuksimid
Indikasi : Epilepsi jenis absens
Dosis : 20 – 40 mg/kgbb/hr dibagi dalam 3 dosis
Efek samping : Nyeri lambung
S e k i a S e k i a nn