menjadi jurnalis

5

Click here to load reader

Upload: dian-sari-pertiwi

Post on 29-Jun-2015

340 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menjadi Jurnalis

1 | J u r n a l i s t i k L i n g k u n g a n - T r a i n i n g D a s a r R A N I T A

JURNALISTIK

Oleh: Dian Sari Pertiwi1

Saat ini kita hidup di era informasi, di mana informasi menjadi komoditas. Tapi mungkin

dalam konteks paper ini, kita tidak membicarakan komoditas tersebut, melainkan

bagaimana kita dapat menyajikan berita dan informasi menjadi nilai sajian yang layak

disebarluaskan. Gunanya untuk menyadarkan khalayak bahwa isu-isu lingkungan penting

untuk diperhatikan.

Jurnalistik seperti pada umumnya, adalah teknik memberitakan. Definisi dari Robert Cox

mengenai jurnalisme adalah bagaimana seseorang (dalam hal ini jurnalis) mengumpulkan,

memverifikasi, memproduksi, mendistribusikan, dan menunjukkan informasi terbaru yang

berkaitan dengan berbagai peristiwa, permasalahan masyarakat serta hubungan dengan

dunia non manusia, di mana manusia berinteraksi di dalamnya.

Dalam menyajikan informasi, seorang jurnalis harus berpegang teguh pada nilai-nilai dan

prinsip yang berpihak pada kepentingan masyarakat. Kepentingan itu dalam bentuk

penyajian informasi atau berita yang benar.

Kebenaran yang mana? Bukankan kebenaran bisa dipandang dari kacamata yang berbeda-

beda? Tiap-tiap agama, ideologi atau filsafat punya dasar pemikiran tentang kebenaran yang

belum tentu persis sama satu dengan yang lain. Sejarah pun sering direvisi. Kebenaran

menurut siapa?

Bill Kovach pemimpin redaksi harian Atlanta Journali-Constitution dan Tom Rosenstiel

mantan wartawan harian The Los Angeles Times, merumuskan 9 elemen jurnalisme dalam

buku The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should

Expect.

Mereka berdua menerangkan masyarakat membutuhkan prosedur dan proses untuk

mendapatkan apa yang disebut kebenaran fungsional. Contohnya, polisi melacak dan

menangkap tersangka berdasarkan kebenaran fungsional. Hakim menjalankan peradilan

juga berdasarkan kebenaran fungsional. Pabrik-pabrik diatur, pajak dikumpulkan, dan

hukum dibuat. Guru-guru mengajarkan sejarah, fisika, atau biologi, pada anak-anak sekolah.

Semua ini adalah kebenaran fungsional.

Kebenaran fungsional itu dapat diberitakan jika wartawan melakukan kesembilan elemen

jurnalisme yang digagas oleh Kovach dan Rosenstiel.

Pertama, verifikasi. Gunanya, agar berita menjadi fair dan berimbang. Kovach dan

Rosenstiel menawarkan lima konsep dalam verifikasi:

1 RAN 09.262. Alumni UIN Jakarta jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jurnalis di Majalah Fortune

Indonesia, Kelompok Kompas Gramedia.

Page 2: Menjadi Jurnalis

2 | J u r n a l i s t i k L i n g k u n g a n - T r a i n i n g D a s a r R A N I T A

Jangan menambah atau mengarang apa pun;

Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar;

Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi Anda

dalam melakukan reportase;

Bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri;

Bersikap rendah hati

Kedua, memeriksa akurasi. David Yarnold dari San Jose Mercury News mengembangkan

satu daftar pertanyaan yang disebutnya “accuracy checklist”.

Apakah lead berita sudah didukung dengan data-data penunjang yang cukup?

Apakah sudah ada orang lain yang diminta mengecek ulang, menghubungi atau

menelepon semua nomor telepon, semua alamat, atau situs web yang ada dalam

laporan tersebut? Bagaimana dengan penulisan nama dan jabatan?

Apakah materi background guna memahami laporan ini sudah lengkap?

Apakah semua pihak yang ada dalam laporan sudah diungkapkan dan apakah semua

pihak sudah diberi hak untuk bicara?

Apakah laporan itu berpihak atau membuat penghakiman yang mungkin halus

terhadap salah satu pihak? Siapa orang yang kira-kira tak suka dengan laporan ini

lebih dari batas yang wajar?

Apa ada yang kurang?

Apakah semua kutipan akurat dan diberi keterangan dari sumber yang memang

mengatakannya? Apakah kutipan-kutipan itu mencerminkan pendapat dari yang

bersangkutan?

Ketiga, jangan berasumsi. Jangan percaya pada sumber-sumber resmi begitu saja.

Wartawan harus mendekat pada sumber-sumber primer sedekat mungkin. David Protess

dari Northwestern University memiliki satu metode. Dia memakai tiga lingkaran yang

konsentris. Lingkaran paling luar berisi data-data sekunder terutama kliping media lain.

Lingkaran yang lebih kecil adalah dokumen-dokumen misalnya laporan pengadilan, laporan

polisi, laporan keuangan dan sebagainya. Lingkaran terdalam adalah saksi mata.

Keempat, pengecekan fakta ala Tom French yang disebut Tom French’s Colored Pencil.

Metode ini sederhana. French, seorang spesialis narasi panjang nonfiksi dari suratkabar St.

Petersburg Times, Florida, memakai pensil berwarna untuk mengecek fakta-fakta dalam

karangannya, baris per baris, kalimat per kalimat.

Kelima, memantau kekuasaan dan menyambung lidah merea yang tertindas. Bukan berarti

mencari gara-gara dengan melukai mereka yang hidupnya nyaman, maksudnya adalah

jurnalis harus ikut menegakkan demokrasi. Seperti melakukan liputan investigasi, jenis

reportase yang membuat wartawan berhasil menujukkan siapa yang salah, siapa yang

Page 3: Menjadi Jurnalis

3 | J u r n a l i s t i k L i n g k u n g a n - T r a i n i n g D a s a r R A N I T A

melaukan pelanggaran hukum, dalam suatu kejahatan publik yang sebelumnya

diharasiakan.

Keenam, jurnalisme sebagai forum publik. Dulu kantor-kantor media massa dapat menjadi

forum bagi publik, di mana orang-orang dapat datang ke ruang tamu kantor tersebut,

menyampaikan pendapatnya, kritik.

Sekarang di era teknologi modern membuat forum ini lebih mudah diakses tanpa perlu

datang ke kantor media massa. Sekarang ada siaran langsung televisi maupun chat room di

internet. Tapi kecepatan yang menyertai teknologi baru ini juga meningkatkan kemampuan

terjadinya distorsi maupun informasi yang menyesatkan yang potensial merusak reputasi

jurnalisme.

Kovach dan Rosenstiel berpendapat jurnalisme yang mengakomodasi debat publik harus

dibedakan dengan “jurnalisme semu,” yang mengadakan debat secara artifisial dengan

tujuan menghibur atau melakukan provokasi.

Ketujuh, independensi. Wartawan harus independen, tidak terikat dengan pihak-pihak

tertentu yang mempengaruhi kualitas berita dan kebenaran informasi yang dituliskannya.

Kedelapan, wartawan wajib menjadikan beritanya proporsional dan komprehensif. Kovach

dan Rosenstiel mengatakan banyak suratkabar yang menyajikan berita yang tak

proporsional. Judul-judulnya sensional. Penekanannya pada aspek yang emosional. Mungkin

kalau di Jakarta contoh terbaik adalah harian Rakyat Merdeka. Suratkabar macam ini

seringkali tidak proporsional dalam pemberitaan.

Kesembilan, setiap wartawan harus mendengarkan hati nuraninya sendiri. Dari ruang

redaksi hingga ruang direksi, semua wartawan seyogyanya punya pertimbangan pribadi

tentang etika dan tanggungjawab sosial.

Menulis Berperspektif Lingkungan

Pertama, kita harus sensitif terkait isu lingkungan, dan terpanggil untuk mengangkatnya

untuk mendapat perhatian publik. Bagaimana kita pro keberlanjutan, artinya keberlanjutan

kehidupan manusia di muka bumi, kondisi lingkungan hidup yang dapat dinikmati oleh

generasi sekarang tanpa mengurangi kesempatan generasi mendatang. Misalnya bagaimana

kita melakukan advokasi terkait berita pencemaran lingkungan yang mengancam

keberlangsungan hidup (dan memberi opsi terkait renewable energy).

Kedua, kita harus memposisikan diri sebagai seorang jurnalis. Saat ini kita hidup di zaman

cyber yang memungkinkan kita untuk dapat memproduksi dan mendistribusikan berita

secara langsung. Konsep yang biasa disebut dengan citizen journalism harus dipahami betul

untuk dapat membagikan informasi secara baik dan komprehensif.

Page 4: Menjadi Jurnalis

4 | J u r n a l i s t i k L i n g k u n g a n - T r a i n i n g D a s a r R A N I T A

Menurut IGG Maha Adit dalam greenpress network, sebagai jurnalis berprespektif

lingkungan kita harus berpaham biosentris artinya memperjuangkan kesetaraan spesies,

mengakui bahwa setiap spesies memiliki hak terhadap ruang hidup, sehingga perubahan

lingkungan hidup (pembangunan) harus memperhatikan dan mempertimbangkan keunikan

setiap spesies dan sistem-sistem di dalamnya, pro keadilan lingkungan, Berpihak pada kaum

yang lemah, agar mendapatkan akses setara terhadap lingkungan yang bersih, sehat dan

dapat terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan, dan tentu saja profesional yakni

memahami materi dan isu-isu lingkungan hidup, menjalankan kaidah-kaidah jurnalistik,

menghormati etika profesi, dan menaati hukum.

Sebagai anggota Kelompok Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan, jurnalistik

lingkungan ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengadvokasi lingkungan dan menggiring

opini publik ke arah yang kita inginkan, bagaimana tulisan kita dapat meminimalisir dampak

lingkungan. Dan tentu saja bukan hanya isu-isu lingkungan tapi juga terkait isu kemanusiaan.

Ketiga, kedua kita harus dapat mengetahui narasumber yang memiliki informasi. Misalnya

jika kita memerlukan data terkait bencana kita dapat mengakses situs www.dibi.bnpb.go.id.

Saat ini telah banyak lembaga-lembaga yang memiliki situs dan twitter sebagai corongnya

yang dapat digunakan sebagai media informasi. Selain akses kepada narasumber terkait

fakta dan data, seorang jurnalis lingkungan juga perlu untuk memperkaya diri dengan

pengetahuan luas dengan banyak membaca buku-buku berisukan lingkungan dan update isu

dan informasi. Seorang jurnalis lingkungan harus menyadari bahwa tiap kejadian lingkungan

memiliki perangkat masalahnya sendiri dan bahwa cara-cara yang berbeda mungkin

ditunjukkan. Kiat yang mudah jurnalis harus mewawancarai sedikitnya dua orang

narasumber (pakar) yang mana dua orang ini memenuhi kriteria penulisan jurnalistik yakni

cover both side.

Lebih lanjut untuk menjadi jurnalis lingkungan memiliki tantangan seperti tingginya laju

kerusakan lingkungan, profesionalisme dan jurnalisme positif.

Berita lingkungan hidup memiliki beberapa ciri, antara lain:

• Menunjukkan interaksi saling memengaruhi antar-komponen lingkungan

• Berorientasi dampak lingkungan

• Pemberitaan dapat dari level gen hingga level biosfer

Tujuan penulisan berperspektif lingkungan adalah terbangunnya awareness di masyarakat

untuk dapat menyadari bahwa lingkungan perlu dijaga dan dilestarikan.

Ruang Lingkup Jurnalistik Lingkungan

Dalam buku The Reporter’s Environmental Handbook, terjamahan dalam bahasa Indonesia

Panduan Pemberitaan Lingkungan Hidup karya Bernadette West, Peter M. Sandman dan

Page 5: Menjadi Jurnalis

5 | J u r n a l i s t i k L i n g k u n g a n - T r a i n i n g D a s a r R A N I T A

Michael R. Greenberg, disebutkan beberapa topik yang dapat diangkat ke dalam jurnalisme

berperspektif lingkungan antara lain:

1. Manajemen Pembuangan Binatang Ternak

2. Keragaman fauna

3. Lahan tak terpakai

4. Kanker dan penyebab penyakit

5. Bahan kimiawi

6. Isu lingkungan antar negara tetangga

7. Pemasaran hijau

8. Ekonomi hijau

9. Dampak rumah kaca

10. Keadilan lingkungan dan sampah berbahaya

11. Radiasi makanan

12. Perubahan iklim dan pemanasan global

13. Berkurangnya lapisan ozon

Platform Advokasi Jurnalis Lingkungan

Perkembangan media informasi digital memungkinkan siapa saja untuk dapat menyuarakan

opininya baik melalui tulisan, gambar maupun video. Saat ini banyak media yang dapat

digunakan untuk menyuarakan opini, seperti facebook, twitter, youtube, blog, wordpress,

ada pula citizen journalism seperti kompasiana.com.

Dengan banyaknya media yang dapat digunakan, saat ini peluang untuk dapat membela

lingkungan dan memihak pada pelestarian alam semakin besar. Misalkan kita menemukan

ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di sekitar kita dengan menuliskannya atau

merekamnya ke dalam bentuk video kemudian mempublish ke platform media massa baru

berbasis digital dan internet.

Daftar Pustaka:

Greenberg, Michael R, dkk. Panduan Pemberitaan Lingkungan Hidup. 1998. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia

Kovach, Bill, dan Tom Rosenstiel. The Elements of Journalism: What Newspeople Should

Know and the Public Should Expect. 2001. New York: Three Rivers Press

greenpressnetwork.wordpress.com