modul banyak kencing

Upload: zarah-alifani-dzulhijjah

Post on 14-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    1/30

    MODUL I

    BANYAK KENCING

    SKENARIO

    Seorang wanita umur 37 tahun BB 64 kg dan TB 155 cm datang ke doter dengan

    keluhan sering lemas. Dia menduga keluhannya itu karena tidurnya pada malam

    hari akibat dia selalu terbangun beberapa kali untuk buang air kecil, wanita ini

    juga merasa heran karena beberapa bulan terakhir ini pakaiannya menjadi longgar.

    KATA KUNCI

    Wanita 37 tahun

    BB 64 kg, TB 155 cm

    Keluhan sering lemas

    Menduga keluhannya itu karena tidurnya kurang

    Terbangun beberapa kali untuk buang air kecil

    Pakaiannya menjadi longgar

    PERTANYAAN

    1. Jelaskan tentang fisiologi sistem regulasi cairan dan organ yang terkait!

    2. Bagaimana status gizi pada wanita di skenario?

    3. Jelaskan etiologi dari poliuria dan bagaimana patomekanismenya!

    4. Bagaimana patomekanisme dari masing-masing gejala pada skenario!

    5. Jelaskan tentang langkah-langkah diagnostik!

    6. DD dari skenario!

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    2/30

    PEMBAHASAN

    1. Fisiologi sistem regulasi cairan

    FISIOLOGI REGULASI CAIRAN

    Ada 5 mekanisme pembentukan urin di ginjal.

    1. Filtrasi

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    3/30

    Darah yang melewati glomerulus akan difiltrasi dari seluruh zat

    kecuali protein yang molekulnya lebih besar

    2. Reabsorpsi

    3. Sekresi

    4. Augmentasi

    5. Ekskresi

    INSULIN

    Gen insulin diekspresikan pada sel beta islet pankreas, tempat insulin

    disintesis dan disimpan dalam granula sebelum dikeluarkan. Pengeluaran

    dari sel beta berlangsung dalam suatu proses bifasik yang melibatkan dua

    simpanan insulin. Peningkatan kadar glukosa darah mendorong pelepasan

    segera insulin, yang diperkirakan berasal dari simpanan pada granula sel

    beta. Jika rangsangan sekretorik tersebut berlanjut, timbul respon tipe

    lambat dan berkepanjangan yang melibatkan sintesis aktif insulin.

    Rangsangan terpenting yang memicu pengeluaran glukosa adalah insulin,

    yang juga memacu sintesis insulin. Perubahan dalam metabolisme intrasel

    yang dipicu oleh glukosa ini, disertai input kolinergik normal dari sistem

    saraf otonom, meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta. Zat lain,

    termasuk hormon usus dan asam amino tertentu (leusin dan arginin), serta

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    4/30

    sulfonilurea merangsang pengeluaran insulin, tetapi tidak sintesisnya.

    Insulin adalah hormon anabolik utama. Insulin diperlukan untuk (1)

    pengangkutan glukosa dan asam amino melewati membran, (2)

    pembentukan glikogen dalam hati dan otot rangka, (3) perubahan glukosa

    menjadi trigliserida, (4) sintesis asam nukleat, dan (5) sintesis protein.

    Fungsi metabolik utamanya adalah mneingkatkan laju pemasukan glukosa

    kedalam sel tertentu di tubuh. Sel tersebut adalah sel otot serat lintang,

    termasuk sel miokardium; fibroblast; dan sel lemak, yang secara kolektif

    mewakili sekitar dua pertiga dari seluruh berat tubuh. Insulin berinteraksi

    dengan sel-sel sasarannya mula-mula dengan berikatan dengan reseptor

    insulin; jumlah dan fungsi reseptor ini penting untuk mengendalikan kerja

    insulin. Reseptor insulin adalah suatu tirosin kinase yang memicu sejumlah

    response intrasel yang mempengaruhi jalur metabolisme. Salah satu

    respon dini yang penting terhadap insulin adalah translokasi glucose

    transport unit (GLUTs, yang memiliki banyak tipe spesifik jaringan) dari

    aparatus golgi ke membran plasma, yang mempermudah penyerapan

    glukosa oleh sel. Oleh karena itu, hasil akhir utama kerja insulin adalah

    dibersihkannya glukosa dari sirkulasi.

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    5/30

    2. Status gizi dari wanita pada skenario yaitu obes 1 (antara 25-29,9 kg/m2),

    dihitung dari Indeks Massa Tubuh yaitu 26,64 kg/m2.

    IMT = BB/ TB2

    = 64/(1,55)2

    = 26,64 kg/m2

    3. Etiologi dari poliuria dan patomekanismenya

    Poliuria adalah keadaan di mana volume air kemih dalam 24 jam

    meningkat melebihi batas normal disebabkan gangguan fungsi ginjal

    dalam mengkonsentrasi air kemih. Definisi lain adalah volume air kemih

    lebih dari 3 liter/hari, biasanya menunjukkan gejala klinik bila jumlah air

    kemih antara 4-6 liter/hari. Poliuria biasanya disertai dengan gejala lain

    akibat kegagalan ginjal dalam memekatkan air kemih antara lain rasa haus,

    dehidrasi, dll.

    Menurut Brenner poliuria dibagi 2 macam :

    1. Poliuria non fisiologis : pada orang dewasa dengan konsumsi diet

    Eropa, poliuria didapatkan bila air kemih lebih dari 3 liter/hari.

    2. Poliuria berbasis fisiologi : volume air kemih dibandingkan dengan

    volume air kemih yang diharapkan karena rangsangan yang sama,

    dikatakan poliuri bila volume air kemih lebih besar dari volume yang

    diharapkan.

    Patofisiologi

    Poliuria merupakan hasil dari satu dari empat mekanisme ini :

    (a) peningkatan cairan yang masuk,

    (b) peningkatan GFR (glomerular filtration rate),

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    6/30

    (c) peningkatan bahan seperti sodium chlorida dan glukosa yang keluar,

    dan

    (d) ketidakmampuan ginjal untuk mereabsorpsi air di tubulus distal.

    Etiologi

    1. cuaca dingin

    2. intake cairan berlebih

    3. gangguan sekresai ADH oleh berbagai sebab (trauma kepala, tumor

    hipofisis)

    4. psikogenik

    5. gangguan sistem urinarius

    Penyebab poliuria yang sering adalah diabetes mellitus, diabetes insipidus

    sentral (diabetes insipidus neurogenik, diabetes insipidus kranial atau

    hipotalamik), diabetes insipidus nefrogenik (diabetes insipidus renal,

    diabetes insipidus resisten ADH), polidipsi primer atau diabetes insipidus

    dipsogenik. Diantara berabagai penyebab di atas yang, penyebab yang

    paling utama adalah diabetes mellitus dan diabetes insipidus.

    Selain itu dalam beberapa keadaan fisiologik dapat meningkatkan

    pengeluaran urin misalnya : stress, latihan, dan cuaca panas dengan minumyang berlebihan.

    4. Patomekanisme dari masing gejala pada skenario

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    7/30

    Karena aktivitas insulin yang rendah memicu pola metabolik pasca-absorpsi,

    perubahan yang terjadi adalah penguatan dari keadaan tersebut, kecuali

    hiperglikemia. Pada keadaan puasa biasa, kadar glukosa darah sedikit di bawah

    normal. Hiperglikemia akibat dari defisiensi insulin maupun karena resistensi

    insulin, menyebabkan terjadi penurunan penyerapan glukosa oleh sel-sel,

    disertai oleh peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati (1). Pengeluaran

    glukosa oleh hati meningkat karena proses-proses yang menghasilkan glukosa,

    yaitu glikogenolisis dan glukoneogenesis, berlangsung tanpa hambatan karenainsulin tidak ada. karena sebagian besar sel tubuh tidak dapat menggunakan

    glukosa tanpa bantuan insulin, timbul keadaan ironis, yakni terjadi kelebihan

    glukosa ekstrasel sementara terjadi defisiensi glukosa intraselkelaparan di

    lumbung padi. Walaupun otak yang tidak bergantung pada insulin mendapat

    nutrisi yang adekuat pada diabetes mellitus, akibat-akibat lebih lanjut dari

    penyakit ini akhirnya akan menyebabkan disfungsi otak.

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    8/30

    Kadar glukosa darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah glukosa yang

    difiltrasi melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi, glukosa akan

    timbul di urin (glukosuria) (2). Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik

    yang menarik H2O bersamanya, menimbulkan diuresis osmotic yang ditandai

    oleh poliuria (sering berkemih) (3). Cairan yang berlebihan keluar dari tubuh

    menyebabkan dehidrasi (4), yang pada gilirannya dapat menyebabkan

    kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah turun mencolok (5).

    Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki, dapat menyebabkan kematian

    karena aliran darah ke otak turun. Akibat dari hiperglikemia menyebabkan

    viskositas darah meningkat sehingga aliran darah ke otak menjadi lambat, otak

    yang kekurangan suplai O2 mengakibatkan seseorang merasa lemas. Selain itu,

    akibat dari tidak adanya glikogen yang terbentuk akibat defesiensi maupun

    resistensi insulin, mengakibatkan sel-sel intrasel yang membutuhkan energi

    untuk metabolisme sel, sehingga sel mengambil energi melalui pemecahan

    protein dan lemak melalui proses glikogenolisis dan lipolisis. Kedua proses

    tersebut menyebabkan penurunan massa otot dan jaringan lemak sehingga

    pasien akan mengalami penurunan berat badan sekaligus merasa lemas.

    5. Langkah-langkah diagnostik

    Anamnesa dan pemeriksaan.

    Pertama

    ANAMNESIS

    Keluhan Utama : poliuri, polidipsi, polifagia

    umur :Anak dan remaja : DMT 1

    < 45 tahun (usia produktif) :DMT 2 dan DI

    > 45 tahun :

    DMT 2

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    9/30

    Riwayat keluarga

    Positif DMT2

    Negatif DMT1 = autoimun dan idiopatik

    DI = Trauma / tumor hipofisis

    Riwayat kebiasaan minum

    apakah yang menyebabkan poliuria tersebut akibat pemasukan bahan

    (dalam hal ini air) yang berlebihan ke ginjal (polidipsi) atau pengeluaran

    yang berlebihan(poliuri). Bila pada anamnesa ditemukan bahwa pasien

    memang minum banyak, maka wajar apabila poliuria itu terjadi.

    Kedua

    Riwayat penyakit

    apakah penyebab poliuria ini adalah factor renal atau bukan. Poliuria bisa

    terjadi pada penyakit gagal ginjal akut pada periode diuresis ketika

    penyembuhan. Namun, apabila poliuria ini terjadi karena penyakit gagal

    ginjal akut, maka akan ada riwayat oligouria (sedikit kencing).

    PEMFIS

    Inspeksi :Kurus DMT1 dan DI

    Gemuk DMT2

    pemeriksaan urin

    Apakah bahan utama yang membentuk urin pada poliuria tersebut adalah

    air tanpa atau dengan zat-zat yang terlarut. Pada umumnya, poliuria akibat

    Diabetes Insipidus mengeluarkan air murni, namun tidak menutup

    kemungkinan ditemukan adanya zat-zat terlarut. Apabila pada tes benedict

    atau tes carik celup ditemukan zat-zat terlarut berupa kadar glukosa yang

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    10/30

    tinggi (abnormal) maka dapat dicurigai bahwa poliuria tersebut akibat DM

    yang merupakan salah satu Differential Diagnosis dari Diabetes Insipidus.

    Pemeriksaan Penunjang

    Jika kita mencurigai poliuria akibat Diabetes melitus

    Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan

    GDP mencapai level plasma vena >126 mg/dl, darah kapiler >110 mg/dl

    GD2PP (minimal 8 jam) mencapai level plasma vena > 200 mg/dl, darah

    kapiler > 200 mg/dl

    GDS mencapai level plasma vena >200 mg/dl, darah kapiler >200 mg/dl

    Jika kita mencurigai penyebab poliuria ini adalah Diabetes Insipidus, maka

    harus melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis dan untuk

    membedakan apakah jenis Diabetes Insipidus yang dialami, karena

    penatalaksanaan dari dua jenis diabetes insipidus ini berbeda. Ada

    beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:

    1.Hickey Hare atau Carter-Robbins

    2.Fluid deprivation(water deprivation test)

    Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya

    untuk diabetes insipidus adalah. Selama menjalani pemeriksaan ini

    penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena

    itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek

    dokter. Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat

    badan diukur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan

    darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat

    badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan

    hormon antidiuretik. Diagnosis diabetes insipidus semakin kuat jika

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    11/30

    sebagai respon terhadap hormon antidiuretik: - pembuangan air kemih

    yang berlebihan berhenti - tekanan darah naik - denyut jantung kembali

    normal.

    3.Uji nikotin

    Apapun pemeriksaannya, prinsipnya adalah untuk mengetahui volume,

    berat jenis, atau konsentrasi urin. Sedangkan untuk mengetahui jenisnya,

    dapat dengan memberikan vasopresin sintetis, pada Diabetes Insipidus

    Sentral akan terjadi penurunan jumlah urin, dan pada Diabetes Insipidus

    Nefrogenik tidak terjadi apa-apa.

    6. Differential Diagnosis

    DM TYPE 2 DM TYPE 1 DIABETESINSIPIDUS

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    12/30

    Etiologi Sekresi insulin

    yang normal atau

    bahkanmeningkat, tetapi

    terjadi penurunan

    kepekaan sel

    sasaran terhadap

    insulin.

    Kerusakan sel beta

    pankreas atau

    penyakit-penyakityang mengganggu

    produksi insulin .

    SENTRAL :

    disebabkan oleh

    kegagalan pelepasanhormone antidiuretik

    ADH yang merupakan

    kegagalan sintesis atau

    penyimpanan. Hal ini

    bisa disebabkan oleh

    kerusakan nucleus

    supraoptik,

    paraventrikular, dan

    filiformis hipotalamus

    yang mensintesis

    ADH.

    Poliuri + + +

    Polidipsi + + +

    Nokturia + + +

    Riwayat

    Trauma

    - - +

    Dari hasil di atas kami menyimpulkan bahwa diagnosis sementara pada

    skenario, pasien kemungkinan menderita Diabetes Mellitus Type 2.

    Namun, kami juga akan membahas tentang Diabetes Mellitus Type 1 dan

    Diabetes Insipidus.

    PENJELASAN PENYAKIT

    A. DIABETES MELLITUS

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    13/30

    Diabetes melitus merupakan suatu sindrome dengan terganggunya

    metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh

    berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensivitas jaringan terhadap

    insulin. Terdapat 2 tipe diabetes mellitus :

    1. Diabetes tipe I, yang juga disebut diabetes melitus tergantung-insulin

    (IDDM), disebabkan kurangnya sekresi insulin.

    2. Diabetes tipe II, yang juga disebut diabetes melitus tidak tergantung

    insulin (NIDDM), disebabkan oleh penurunan sensivitas jaringan target

    terhadap efek metabolik insulin. Penurunan sensitivitas terhadap insulin

    ini seringkali disebut sebagai resistensi insulin.

    Pada kedua jenis diabetes melius, metabolisme semua bahan makanan

    utama terganggu. Pengaruh mendasar resistensi atas tidak adanya

    insulin terhadap metabolisme glukosa adalah mencegah efisienasi

    penggunaan dan pengambilan glukosa oleh sebagian besar sel-sel

    tubuh, kecuali oleh otak. Hasilnya, konsentrasi glukosa darah

    meningkat, penggunaan glukosa oleh sel menjadi sangat berkurang dan

    penggunaan lemak dan protein meningkat. ,

    Sebelum lebih jauh mengulas tentang kelainan sekresi insulin dan

    penyakitnya, berikut uraian ringkas fisiologi insulin normal :

    Gen insulin diekspresikan pada sel beta islet pankreas, tempat insulin

    disintesis dan disimpan dalam granula sebelum dikeluarkan. Pengeluaran

    dari sel beta berlangsung dalam suatu proses bifasik yang melibatkan dua

    simpanan insulin. Peningkatan kadar glukosa darah mendorong pelepasan

    segera insulin, yang diperkirakan berasal dari simpanan pada granula sel

    beta. Jika rangsangan sekretorik tersebut berlanjut, timbul respon tipe

    lambat dan berkepanjangan yang melibatkan sintesis aktif insulin.

    Rangsangan terpenting yang memicu pengeluaran glukosa adalah insulin,

    yang juga memacu sintesis insulin. Perubahan dalam metabolisme intrasel

    yang dipicu oleh glukosa ini, disertai input kolinergik normal dari sistemsaraf otonom, meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta. Zat lain,

    termasuk hormon usus dan asam amino tertentu (leusin dan arginin), serta

    sulfonilurea merangsang pengeluaran insulin, tetapi tidak sintesisnya.

    Insulin adalah hormon anabolik utama. Insulin diperlukan untuk (1)

    pengangkutan glukosa dan asam amino melewati membran, (2)

    pembentukan glikogen dalam hati dan otot rangka, (3) perubahan glukosa

    menjadi trigliserida, (4) sintesis asam nukleat, dan (5) sintesis protein.

    Fungsi metabolik utamanya adalah mneingkatkan laju pemasukan glukosa

    kedalam sel tertentu di tubuh. Sel tersebut adalah sel otot serat lintang,

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    14/30

    termasuk sel miokardium; fibroblast; dan sel lemak, yang secara kolektif

    mewakili sekitar dua pertiga dari seluruh berat tubuh. Insulin berinteraksi

    dengan sel-sel sasarannya mula-mula dengan berikatan dengan reseptor

    insulin; jumlah dan fungsi reseptor ini penting untuk mengendalikan kerja

    insulin. Reseptor insulin adalah suatu tirosin kinase yang memicu sejumlah

    response intrasel yang mempengaruhi jalur metabolisme. Salah satu

    respon dini yang penting terhadap insulin adalah translokasi glucose

    transport unit (GLUTs, yang memiliki banyak tipe spesifik jaringan) dari

    aparatus golgi ke membran plasma, yang mempermudah penyerapan

    glukosa oleh sel. Oleh karena itu, hasil akhir utama kerja insulin adalah

    dibersihkannya glukosa dari sirkulasi.

    Patomekanisme dan komplikasi yang bisa terjadi pada pasien DM

    Konsikuensi-konsikuensi akut diabetes mellitus dapat dikelompokkan

    berdasarkan efek kekurangan insuin pada metabolisme karbohidrat, lemak,

    dan protein. Karena aktivitas insulin yang rendah memicu pola metabolik

    pasca-absorpsi, perubahan yang terjadi pada diabetes mellitus adalah

    penguatan dari keadaan tersebut, kecuali hiperglikemia. Pada keadaan

    puasa biasa, kadar glukosa darah sedikit di bawah normal. Hiperglikemia,

    tanda utama diabetes mellitus, terjadi akibat penurunan penyerapan

    glukosa oleh sel-sel, disertai oleh peningkatan pengeluaran glukosa oleh

    hati (1). Pengeluaran glukosa oleh hati meningkat karena proses-proses

    yang menghasilkan glukosa, yaitu glikogenolisis dan glukoneogenesis,

    berlangsung tanpa hambatan karena insulin tidak ada. karena sebagian

    besar sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan insulin,

    timbul keadaan ironis, yakni terjadi kelebihan glukosa ekstrasel sementara

    terjadi defisiensi glukosa intraselkelaparan di lumbung padi.

    Walaupun otak yang tidak bergantung pada insulin mendapat nutrisi yang

    adekuat pada diabetes mellitus, akibat-akibat lebih lanjut dari penyakit iniakhirnya akan menyebabkan disfungsi otak.

    Kadar glukosa darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah glukosa yang

    difiltrasi melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi, glukosa

    akan timbul di urin (glukosuria) (2). Glukosa di urin menimbulkan efek

    osmotik yang menarik H2O bersamanya, menimbulkan diuresis osmotic

    yang ditandai olehpoliuria (sering berkemih) (3). Cairan yang berlebihan

    keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi (4), yang pada gilirannya dapat

    menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah turun

    mencolok (5). Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki, dapat

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    15/30

    menyebabkan kematian karena aliran darah ke otak turun (6) atau

    menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak

    adekuat (7). Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami

    dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel

    yang hipertonik (8). Sel-sel otak sangat peka terhadap penciutan, sehingga

    timbul gangguan fungsi system saraf (9). Gejala khas lain pada diabetes

    mellitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan), yang sebenarnya

    merupakan mekanisme kompensasi untuk mengatasi dehidrasi.

    Karena terjadi defisiensi glukosa intrasel, nafsu makan (appetite)

    meningkat, sehingga timbul polifagia (pemasukan makanan berlebihan)

    (11). Akan tetapi, walaupun terjadi peningkatan pemasukan makanan,

    berat tubuh menurun secara progresif akibat efek defisiensi insulin pada

    metabolism lemak dan protein. Sintesis trigliserida menurun saat lipolisis

    meningkat, sehingga terjadi mobilisasi besar-besaran asama lemak dari

    simpanan trigliserida (12). Peningkatan asam lemak dalam darah sebagian

    besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternative. Peningkatan

    penggunaan lemak oleh hati menyebabkan pengeluaran berlebihan badan

    keton ke dalam darah dan menimbulkan ketosis (13). Karena badan-badan

    keton mencakup beberapa asam seperti asam aetoasetat yang berasala dari

    penguraian tidak sempurna lemak oleh hati, ketosis ini menyebabkan

    asidosis metabolic progresif (14). Asidosis menekan fungsi otak dan,apabila cukup parah, dapat menimbulkan koma diabetes dan kematian

    (15).

    Tindakan kompensasi untuk asidosis metabolik adalah peningkatan

    ventilasi untuk meningkatkan pengeluaran CO2 pembentuk asam (16).

    Ekshalasi salah satu badan katen, yaitu aseton, yang menyebabkan napas

    berbau buah. Orang dengan diabetes Tipe I jauh lebih rentan mengalami

    ketosis dariapda pengidap diabetes Tipe II.

    Efek tidak adanya insulin pada metabolism protein menyebabkanpergeseran netto kea rah katabolisme protein. Penguraian protein-protein

    otot menyebabkan otot rangaka lisut dan melemah (17) dan, pada diabetes

    anak, penurunan pertumbuhan keseluruhan. Penurunan asupan asam amino

    disertai peningkatan penguraian protein menyebabkan peningkatan asama

    amino dalam darah (18). Peningkatan kadar asam amino dalam sirkulasi

    darah dapat digunakan untuk glukoneogenesis, yang semakin

    memperparah hiperglikemia (19).

    DIAGNOSIS

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    16/30

    Anamnesis Tambahan:/

    Apakah ada riwayat keluarga?

    Apakah ada riwayat DM sebelum trauma?

    Jika ada, apakah pasien merasa matanya mulai rabun saat

    mengendarai motor?

    Apakah poliuri dialami sebelum atau sesudah pasien mengalami

    trauma kepala?

    Bagaimana penanganan pasien setelah mengalami kecelakaanterutama saat pasien mengalami ketidaksadaran selam 5 hari? Apa

    sebabnya?

    Apakah pernah mengkonsumsi obat sebelumnya?

    Daerah yang mengalami trauma?

    Kriteria diagnosis diabetes melitus dan gangguan toleransi Glukosa pada

    penderita diabetes melitus adalah:

    Diagnosis diabetes melitus apabila:

    1. Terdapat gejala khas diabetes mellitus ditambah

    2. Salah satu dari : GDP > 126 mg/dl, GD2PP > 200 mg/dl atau

    glukosa darah random > 200 mg/dl.

    Diagnosis Diabetes melitus apabila :

    1. Tidak terdapat gejala diabetes melitus

    2. Terdapat dua hasil : GDP > 126 mg/dl, 2 jam PP > 200 mg/dl atau

    glukosa darah random 200 mg/dl.

    3. Gangguan toleransi glukosa (GTG) apabila: GDP < 126 mg/dl dan

    2 jam PP antara 140 200 mg/dl

    Untuk kasus meragukan dengan hasil

    GDP < 126 mg/dl dan 2 jam PP > 126 mg/dl maka diulangi pemeriksaan

    laboratorium sekali lagi dengan persiapan minimal 3 hari dengan diet

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    17/30

    karbohidrat lebih dari 150 gr per hari dengan kegiatan fisik seperti biasa

    kemungkinan hasil adalah :

    1. Diabetes militus, apabila hasilnya sama atau tetap, yaitu GDP < 126

    mg/dl dan 2 jam PP > 200 mg/dl atau apabila hasilnya memenuhi

    kriteria A atau B

    2. TTGO, apabila hasilnya cocok dengan kriteria C.

    KOMPLIKASI

    A. Komplikasi Akut

    1. Koma hipoglikemia

    2. Ketoasodosis Diabetika (KAD)

    3. Hiperosmolar nonketotik (HONK)

    B. Komplikasi Kronik

    1. Makroangiopati

    Makroangipati disebut juga dengan arterioselerosis diabetik yaitu

    penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri yang melibatkan

    pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi,

    serta pembuluh darah otak. Pasien diabetes melitus dengan kelainan

    makrovaskuler dapat memberikan gambaran kelainan pada tungkai bawah,

    baik berupa ulkus maupun gangren diabetik. Pasien dengan gangguan

    serebrovaskuler dapat memberikan gambaran sisa berupa kelumpuhan.

    Infark jantung juga dapat terjadi akibat kelainan makrovaskuler. Berbeda

    dengan biasanya, pasien pada diabetes melitus rasa nyeri dada sering tidak

    dijumpai (silent infarction) akibat adanya neuropati.

    2. Mikroangiopati

    Makroangiopati terjadi pada kapiler dan arteriol biasanya mengenai

    pembuluh darah kecil. Proses adhesi dan egregasi trombosit yang

    kemudian terbentuk mikrotrombus merupakan basis biokimiawi utama.

    Disfungsi endotel dan trombosis merupakan biang keladinya.

    a. Ratinopati diabetik

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    18/30

    Pasien dengan retinopati diabetik akan dapat mengalami gejala penglihatan

    kabur sampai kebutaan. Keluhan penglihatan kabur tidak selalu

    disebabkan oleh retinopati. Katarak pada pasien Diabetes Melitus

    terjadinya lebih dini dibanding pada populasinormal.

    b. Nefropati diabetika

    Pasien dengan nefropati diabetik dapat menunjukan gambaran gagal ginjal

    menahan seperti lemas, mual, pucat sampai keluhan sesak nafas akibat

    penimbunan cairan. Adanya gagal ginjal dibuktikan dengan kenaikan

    kadar kreatinin/ureum serum. Adanya proteinuria pada persistensi tanpa

    adanya kelainan ginjal yang lain merupakan salah satu tanda awalnefropati diabetik.

    3. Neuropati diabetika

    Keluhan yang tersering adalah berupa kesemutan dan rasa lemah. Pada

    pasien dengan neuropati autonom diabetika mungkin dapat dijumpai gejala

    berupa mual, gembung, muntah dan diare terutama pada malam hari.

    Manifestasi neuropati otonom diabetik lain adalah adanya hipotesis

    orthostatik serta adanya keluhan gangguan pengeluaran keringat.

    Terkadang pula dapat terjadi inkontinensia fatal maupun urin.

    Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran

    kemih.

    PENATALAKSANAAN

    Berdasarkan hasil survei : National Healt Interview Survey th 1997 1999

    bahwasanya di Amerika 17 % penderita Diabetes Melitus hanya perlu

    menjaga makan dan minum, 49 % penderita diabetes melitus memakan

    obat hipoglikemi oral, 22 % penderita diabetes melitus memakai insulin

    saja dan 11 % penderita diabetes melitus memakai insulin dan obat

    hipoglikemi oral.

    Untuk lebih lanjutnya kita akan membahas satu persatu penatalaksanaan

    penyakit diabetes melitus ini :

    1. Berolah raga dan menjaga makanan dan minuman.

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    19/30

    Untuk penderita diabetes melitus dianjurkan untuk berolah raga secara

    teratur, 3 4 kali seminggu selama lebih kurang setengah jam yang

    sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rismical, Interval, Progesive, dan

    Endurance Training). Olah raga dilakukan terus-menerus tanpa berhenti,

    otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur selang-seling antar gerak

    cepet dan gerak lambat, berangsur-angsur dari sedikit menjadi olah raga

    yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Olah

    raga yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, renang,

    bersepeda dan melayang. Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau

    zona olah raga yaitu 75 85 % denyut nadi maksimal. Hal yang perlu

    dilakukan dalam olah raga adalah jangan memulai olah raga sebelum

    makan, memakai sepatu pas, harus didampingi orang yang tahu mengatasiserangan hipoglikemia, harus selalu membawa permen, membawa tanda

    pengenal sebagai pasien diabetes melitus dalam pengobatan dan

    pemeriksaan kaki secara cermat setelah berolah raga.

    Pada konsensus Perkumpulan Endokrinilogi Indonesia (PERKENI) telah

    ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan

    karbohidrat (60 70 %) Protein (10 15 %) dan lemak (20 25 %).

    Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, dan umur,

    stress akut dan kegiatan olah raga untuk mencapai berat badan ideal.

    Jumlah kandungan kolesterol < 300 mg/hari. Jumlah kandungan serat lebih

    kurang dari 25 gr/hari, diutamakan jenis serat larut. Komposisi garam

    dibatasi apabila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.

    2. Obat Hipoglikemi Oral (OHO)

    Golongan Sensitizing

    1. Biguanid

    Saat ini golingan biguanid yang banyak di pakai adalah metformin.Metformin terdapat dalam konsentrasi yang tinggi di dalam usus dan

    hati, tidak di metabolisme tetapi secara cepat di keluarkan melalui

    ginjal. Karena cepatnya proses tersebut maka metformin biasanya di

    berikan 2-3 kali sehari kecuali dalam bentukextende release.

    Mekanisme kerja. Metformin menurunkan glukosa darah melalui

    pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat seluler, distal reseptor

    insulin dan menurunkan produksi glukosa hati. Metformin

    meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan

    glukosa darah dan juga di duga menghambat absorbsi glukosa di usus

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    20/30

    sesudah asupan makanan. Setelah di berikan secara oral, metformin

    akan mencapai kadar tertinggi dalam darah setelah 2 jam dan di

    ekskresi lewat urin dalam keadaan utuh dengan waktu paruh 2-5 jam.

    Metformin dapat menurunkan glukosa darah tapi tidak akan

    menyebabkan hipoglikemia sehingga tidak dianggap sebagai obat

    hipoglikemik, tetapi obat anti hiperglikemik. Pada pemakaian

    kombinasi dengan sulfonilurea, hipoglikemia dapat terjadi akibat

    pengaruh sulfonilureanya. Pada pemakaian tunggal metformin dapat

    menurunkan glukosa darah sampai 20% dan konsentrasi insulin plasma

    pada keadaan basal juga turun. Metformin tidak menyebabkan kenaikan

    berat badan seperti pada pemakaian sulfonilurea.

    Efek samping gastrointestinal tidak jarang didapatkan pada pemakaian

    awal metformin dan ini dapat dikurangi dengan memberikan obat

    dimulai dengan dosis rendah dan diberikan bersamaan dengan

    makanan.

    2. Glitazone

    Golongan Fhiazolidinediones atau glitazone adalah obat yang jugamempunyai efek farmakologis untuk untuk meningkatkan sensitivitas

    insulin. Obat ini dapat diberikan secara oral dan secara kimiawi maupun

    fungsional tidak berhubungan dengan obat oral lainnya.

    Glitazone (Tiazolindion) merupakan agonist peroxisome proliferator-

    activated receptor gamma (PPAR) yang sangat selektif dan poten.

    Reseptor PPAR gamma terdapat di jaringan target kerja insulin seperti

    jaringan adiposa, otot skelet dan hati, sedang reseptor pada organ

    tersebut merupakan regulator homeostasis lipid, deferensiasi adiposit,

    dan kerja insulin.

    Glitazone dapat merangsang ekspresi beberapa proteinyang dapat

    memperbaiki sensitivitas insulin dan memperbaiki glikemia, seperi

    GLUT-1, GLUT-4, p85alphaPI-3K dan uncoupling protein-2 (UCP).

    Selaindari pada itu juga dapat mempengaruhi ekspresi dan pelepasan

    mediator resisten insulin, seperti TNF alfa, leptin,dll.

    Glitazone diabsorbsi dengan cepat dan konsentrasi tertinggi terjadi

    setelah 1-2 jam dan makanan tidak mempengaruhi farmakokinetik obat

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    21/30

    ini. Waktu paruh berkisar antara 3-4 jam bagi rosiglitazone dan 3-7 jam

    bagi pioglitazone.

    Penggunaan dalam klinik. Rosiglitazone dan pioglitazone saat ini dapat

    digunakan sebagai kombinasi dengan metformin dan sekretagok

    insulin. Secara klinik rosiglitazone dengan dosis 4 dan 8 mg/hari (dosis

    tunggal atau dosis terbagi 2 kali sehari) memperbaiki konsentrasi

    glukosa puasa sampai 55mg/dL dan AIC sampai 1,5% dibandingkan

    dengan plasebo. Sedang pioglitazon juga mempunyai kemampuan

    menurunkan glukosa darah bila digunakan sebagai monoterapi atau

    sebagai terapi kombinasi dengan dosis sampai 45mg/dL dosis tunggal.

    Golongan Sekretagok Insulin

    Sekretagok insulin mempunyai efek hipoglikemik dengan cara stimulasi

    sekresi insulin oleh sel beta pankreas.

    Sulfonilurea

    Obat ini telah digunakan untuk pengobatan Dmtipe 2 sejak tahun 1950-

    an. Obat ini digunakan sebagai terapi farmakologis pada awal

    pengobatan diabetes dimulai, terutama bila konsentrasi glukosa tinggi

    dan sudah terjadi gangguan pada sekresi insulin. Sulfonilurea sering

    digunakan sebagai terapi kombinasi karena kemampuannya untuk

    meningkatkan atau mempertahankan sekresi insulin.

    Mekanisme kerja. Efek hipoglikemia sulfonil urea adalah dengan

    merangsang channel K yang tergantung pada ATP dari sel beta

    pancreas. Bila sulfoniurea terikat pada reseptor (SUR) channeltersebut

    maka akan terjadi penutupan. Keadaan ini akan menyebabkan

    terjadinya penurunan permeabilitas K pada membrane sel beta, terjadidepolarisasi membrane dan membuka channel Ca tergantung voltase,

    dan menyebabkan meningkatan Ca intrasel. Ion Ca akan terikat pada

    Calmodulin, dan menyebabkan eksositosis granul yang mengandung

    insulin.

    Golongan obat ini bekerja dengan merangsang sel beta pancreas untuk

    melepaskan insulin yang tersimpan. Karena itu tentu saja hanya dapat

    bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai kemampuan untuk

    sekresi insulin. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada diabetes

    mellitus tipe 1.

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    22/30

    Kombinasi sulfonilurea dengan insulin. Pemakaian kombinasi kedua

    obat ini didasarkan bahwa meratanya kadar glikosa darah sepanjang

    hari terutama ditentukan olah kadar kadar glukosa darah puasanya.

    Imumnya kenaikan kadar gukosa darah sesudah makan kurang lebih

    sama, tidak tergantung dari kadar glukosa darah pada keadaan puasa.

    Dengan memberikan dosis insulin kerja sedang atau insulin glargin

    pada malam hari, produksi glukos hati malam hati dapat dikurangi

    sehingga kadar glukosa darah puasa dapat turun. Selanjutnya kadar

    glukosa darah siang hari dapat diatur dengan pemberian sulfonylurea

    seperti biasanya.

    Kombinasi sulfonylurea dan insulin ini ternyata lebih baik dari pada

    insulin sendiri dan dosis insulin ynang diperlukan pun ternyata lebih

    rendah. Dan cara kombinasi ini lebih dapat diterima pasien dari pada

    penggunaan insulin multiple.

    3. Suntikan insulin

    Ada beberapa indikasi untul pemberian preparat insulin pada penderita

    diabetes melitus.

    1. Diabetes Melitus tipe I2. Ketoasidosis diabetik/koma hiperosmolar non ketotil

    3. Diabetes dengan berat badan berkurang

    4. Diabetes yang mengalami stress (infeksi, operasi, dll)

    5. Diabetes Melitus dengan kehamilan

    6. Kegagalan pemakaian obat hipoglikemik oral

    4. Pembedahan

    Pembedahan pada penderita Diabetes Melitus sampai sekarang ini masih

    dalam penelitian para ahli. Tetapi pada binatang percobaan yaitu

    pencangkokan sel kelenjar pada binatang percobaan telah berhasil

    dilakukan dan hal ini akan memungkinkan untuk dilakukan pada manusia

    agar tubuhnya kembali menghasilkan insulin secukupnya atau sesuai

    dengan yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

    PROGNOSIS

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    23/30

    Sekitar 60 % pasien diabetes melitus tipe I yang mendapatkan insulin

    dapat bertahan hidup seperti orang normal. Sisanya dapat mengalami

    kebutaan, gagal ginjal kronik dan kemungkinan meninggal lebih cepat.

    Sedangkan untuk pasien DM tipe II, jika pasien cepat didiagnosa dan

    diobati maka akan memperlambat terjadinya komplikasi pada pasien

    sehingga morbiditas dan mortalitasnya menurun. Namun, jika telat

    didiagnosa dan diobati, maka tingkat mortalitas dan morbiditasnya akan

    meningkat karena komplikasi mudah terjadi.

    B. DIABETES INSIPIDUS

    Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah

    yang banyak yang disebabkan oleh dua hal:

    1. Gagalnya pengeluaran vasopressin/ADH

    2. Gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVP

    Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit

    ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme

    neurohypophyseal renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh

    dalam mengkoversi air.

    GEJALA KLINIS

    Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan

    polidipsia. Jumlah cairan yang diminum maupun produksi urin per 24 jam

    sangat banyak, dapat mencapai 510 liter sehari. Berat jenis urin biasanya

    sangat rendah, berkisar antara 10011005 atau 50200 mOsmol/kg berat

    badan. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat gejalagejala

    lain kecuali jika ada penyakit lain yang menyebabkan timbulnya gangguan

    pada mekanisme neurohypophyseal-renal reflex.

    PATOGENESIS

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    24/30

    Secara patogenesis diabetes insipidus di bagi atas dua, yaitu diabetes

    insipidus sentralis dan diabetes insipidus nefrogenik.

    Diabetes Insipidus Sentralis (DIS)

    DIS disebabkan oleh berapa hal diantaranya adalah:

    1. pengangkutan ADH/AVP yang tidak bekerja dengan baik akibat rusaknya

    akson pada traktus supraoptikohipofisealis

    2. sintesis ADH terganggu

    3. kerusakan pada nucleus supraoptik paraventricular

    4. Gagalnya pengeluaran Vasopresin

    PATOFISIOLOGI

    Vasopresin arginin merupakan suatu hormon antidiuretik yang dibuat di

    nucleus supraoptik, paraventrikular, dan filiformis hipotalamus, bersama

    dengan pengikatnya yaitu neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut

    dari badan-badan sel neuron tempat pembuatannya, melalui akson menuju

    ke ujung-ujung saraf yang berada di kelenjar hipofisis posterior, yang

    merupakan tempat penyimpanannya. Secara fisiologis, vasopressin dan

    neurofisin yang tidak aktif akan disekresikan bila ada rangsang tertentu.

    Sekresi vasopresin diatur oleh rangsang yang meningkat pada reseptor

    volume dan osmotic. Suatu peningkatan osmolalitas cairan ekstraseluler

    atau penurunan volume intravaskuler akan merangsang sekresi vasopresin.

    Vasopressin kemudian meningkatkan permeabilitas epitel duktus

    pengumpul ginjal terhadap air melalui suatu mekanisme yang melibatkan

    pengaktifan adenolisin dan peningkatan AMP siklik. Akibatnya,

    konsentrasi kemih meningkat dan osmolalitas serum menurun. Osmolalitas

    serum biasanya dipertahankan konstan dengan batas yang sempit antara

    290 dan 296 mOsm/kg H2O.

    Gangguan dari fisiologi vasopressin ini dapat menyebabkan pengumpulan

    air pada duktus pengumpul ginjal karena berkurang permeabilitasnya,

    yang akan menyebabkan poliuria atau banyak kencing.

    Selain itu, peningkatan osmolalitas plasma kan merangsang pusat haus,

    dan sebaliknya penurunan osmolalitas plasma akan menekan pusat haus.

    Ambang rangsang osmotic pusat haus lebih tinggi dibandingkan ambang

    rangsang sekresi vasopresin. Sehingga apabila osmolalitas plasma

    meningkat, maka tubuh terlebih dahulu akan mengatasinya dengan

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    25/30

    mensekresi vasopresin yang apabila masih meningkat akan merangsang

    pusat haus, yang akan berimplikasi orang tersebut minum banyak

    (polidipsia).

    Secara patogenesis, diabetes insipidus dibagi menjadi 2 yaitu diabetes

    insipidus sentral, dimana gangguannya pada vasopresin itu sendiri dan

    diabetes insipidus nefrogenik, dimana gangguannya adalah karena tidak

    responsifnya tubulus ginjal terhadap vasopresin.

    Diabetes insipidus sentral dapat disebabkan oleh kegagalan pelepasan

    hormone antidiuretik ADH yang merupakan kegagalan sintesis atau

    penyimpanan. Hal ini bisa disebabkan oleh kerusakan nucleus supraoptik,

    paraventrikular, dan filiformis hipotalamus yang mensistesis ADH. Selainitu, DIS juga timbul karena gangguan pengangkutan ADH akibat

    kerusakan pada akson traktus supraoptikohipofisealis dan aksin hipofisis

    posterior di mana ADH disimpan untuk sewaktu-waktu dilepaskan ke

    dalam sirkulasi jika dibutuhkan.

    DIS dapat juga terjadi karena tidak adanya sintesis ADH, atau sintesis

    ADH yang kuantitatif tidak mencukupi kebutuhan, atau kuantitatif cukup

    tetapi tidak berfungsi normal. Terakhir, ditemukan bahwa DIS dapat juga

    terjadi karena terbentuknya antibodi terhadap ADH.

    Etiologi

    Ada beberapa keadaan yang mengakibatkan diabetes insipidus sentral,

    termasuk di dalamnya adalah tumor-tumor pada hipotalamus, tumor-tumor

    besar hipofisis dan menghancurkan nucleus-nukleus hipotalamik, trauma

    kepala, cedera operasi pada hipotalamus, oklusi pembuluh darah pada

    intraserebral, dan penyakit-penyakit granuomatosa.

    Gejala klinik

    Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan

    polidipsia. Jumlah produksi urin maupun cairan yang diminum per 24 jam

    sangat banyak. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat

    gejala-gejala lain, kecuali bahaya baru yang timbul akibat dehidrasi yang

    dan peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut yang timbul akibat gangguan

    rangsang haus.

    Diabetes Nefrogenik (DIN)

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    26/30

    DIN adalah diabetes insipidus yang tidak responsive terhadap ADH

    eksogen

    Etiologi

    Diabetes Insipidus Nefrogenik dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu

    1. Penyakit ginjal kronik

    Penyakit ginjal polikistik

    Medullary cystic disease

    Pielonefretis

    Obstruksi ureteral

    Gagal ginjal lanjut

    2. Gangguan elektrolit

    Hipokalemia

    Hiperkalsemia

    DIAGNOSIS

    Ada sebuah cara untuk mendiagnosa penyebab suatu poliuria adalah akibat

    Diabetes Insipidus, bukan karena penyakit lain. Caranya adalah dengan

    menjawab tiga pertanyaan yang dapat kita ketahui dengan anamnesa dan

    pemeriksaan.

    Pertama, apakah yang menyebabkan poliuria tersebut adalah pemasukan

    bahan tersebut (dalam hal ini air) yang berlebihan ke ginjal atau

    pengeluaran yang berlebihan. Bila pada anamnesa ditemukan bahwapasien memang minum banyak, maka wajar apabila poliuria itu terjadi.

    Kedua, apakah penyebab poliuria ini adalah factor renal atau bukan.

    Poliuria bisa terjadi pada penyakit gagal ginjal akut pada periode diuresis

    ketika penyembuhan. Namun, apabila poliuria ini terjadi karena penyakit

    gagal ginjal akut, maka akan ada riwayat oligouria (sedikit kencing).

    Ketiga, Apakah bahan utama yang membentuk urin pada poliuria tersebut

    adalah air tanpa atau dengan zat-zat yang terlarut. Pada umumnya, poliuria

    akibat Diabetes Insipidus mengeluarkan air murni, namun tidak menutup

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    27/30

    kemungkinan ditemukan adanya zat-zat terlarut. Apabila ditemukan zat-zat

    terlarut berupa kadar glukosa yang tinggi (abnormal) maka dapat dicurigai

    bahwa poliuria tersebut akibat DM yang merupakan salah satu Differential

    Diagnosis dari Diabetes Insipidus.

    Anamnesis

    Menanyakan keseringan dan banyaknya kencing pasien perhari?

    Apakah disertai rasa haus serta bagaimana timbulnya?

    Apakah pasien sering bangun dan tidurnya terganggu karena buang air

    kecil?

    Apakah ada riwayat keluarga DM?

    Bagaimana dengan riwayat trauma kepala 3 bulan yang lalu?

    Apa penyebab ketidaksadarannya selama 5 hari?

    Sebelum mengalami kecelakaan, apakah memang sudah mengalami

    rabun pada mata?

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Jika kita mencurigai penyebab poliuria ini adalah Diabetes Insipidua, maka

    harus melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis dan untuk

    membedakan apakah jenis Diabetes Insipidus yang dialami, karena

    penatalaksanaan dari dua jenis diabetes insipidus ini berbeda. Ada

    beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:

    1. Hickey Hare atau Carter-Robbins

    Cairan NaCl hipertonis diberikan intravena dan akan menunjukkan

    bagaimana respon osmoreseptor dan daya pembuatan ADH. Caranya

    (Williams)

    a. Infuse dengan dextrose dan air sampai terjadi dieresis 5 ml/menit

    (biasanya 8-10 ml/menit).

    b. Infuse diganti dengan NaCl 2,5 % dengan jumlah 0,25 ml/menit/kgbb.

    Dipertahankan selama 45 menit.

    c. Urin ditampung selama 15 menit.

    Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok.

    Perhatian : pemeriksaan ini cukup berbahaya.

    2. Fluid deprivation

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    28/30

    Sebelum pengujian dimulai, pasien diminta untuk mengosongkan kandung

    kencingnya kemudian ditimbang berat badannya, diperiksa volum dan

    jenis atau osmolalitas urin oertama. Pada saat ini pasien diambil sampel

    plasma untuk diukur osmolallitasnya.

    Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin paling sedikit setiap jam.

    Pasien ditimbang setiap jam bila dieresis lebih dari 300ml/jam atau setiap

    3 ja bila dieresis kurang dari 300ml/jam. Setiap sampel urin sebaiknya

    diperiksa osmolalitasnya dalam keadaan segar atau kalau hal ini tidak

    mungkin dilakukan semua sampel harus disimpan dalam botol yang

    tertutup rapat serta disipan dalam lemari es. Pengujian dihentikan setelah

    16 jam atau berat badan menurun 3-4% tergantung mana yang terjadi lebih

    dahulu.

    Apapun pemeriksaannya, prinsipnya adalah untuk mengetahui volume,

    berat jenis, atau konsentrasi urin. Sedangkan untuk mengetahui jenisnya,

    dapat dengan memberikan vasopresin sintetis, pada Diabetes Insipidus

    Sentral akan terjadi penurunan jumlah urin, dan pada Diabetes Insipidus

    Nefrogenik tidak terjadi apa-apa.

    PENATALAKSANAAN

    Pengobatan pada Diabetes Insipidus harus sesuai dengan gejala yang

    ditimbulkannya. Pada pasien DIS parsial mekanisme haus yang tanpa

    gejala nokturia dan poliuria yang mengganggu tidur dan aktivitas sehari-

    hari tidak diperlukan terapi khusus.

    Pada DIS yang komplit, biasanya diperlukan terapi hormone pengganti

    (hormonal replacement) DDAVP (1-desamino-8-d-arginine vasopressin)

    yang merupakan pilihan utama. Selain itu, bisa juga digunakan terapi

    adjuvant yang mengatur keseimbangan air, seperti:

    Klorpropamid

    Meningkatkan efek ADH yangmasih ada terhadap tubulus ginjal dan

    mungkin pula dapat meningkatkan penglepasan ADH dari hipofisis.

    Dengan demikian obat ini tidak dapat dipakai pada diabetes inipidus

    sentral komplit atau diabetes insipidus nefrogenik. Efek samping yang

    harus dipehatikan adalah timbulnya hipoglikemia. Dapat dikombinasi

    dengan tiazid untuk mencapai efek ,aksimal. Tidak ada sulfonylurea

    yang lebih efektif dan kurang toksik dibandingkan dengan

    klorpropamid pengobatan diabetes insipidus.

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    29/30

    Komplikasi

    Konsumsi cairan yang tidak memadai dapat menyebabkan komplikasiberikut :

    a. Dehidrasi

    Mulut kering

    Kulit kering

    Membran mukosa kering

    Tampilan cekung mata

    Cekung fontanalles (soft spot) pada bayi

    Demam

    Denyut jantung cepat

    Berat badan

    Kelemaha otot

    Tekanan darah rendah (hipotensi)

    Hipernatremia

    b. Ketidakseimbangan elektrolit

    Kelelahan

    Kelesuan

    Sakit kepala

    Sifat lekas marah

    Nyeri otot

    Prognosis

    Diabetes insipidus nefrogenik primer merupakan penyakit seumur hidup

    dengan prognosis baik jika dehidrasi hipernatremik dapat dihindari.

    Konseling genetic harus diberikan pada keluarganya. Prognosis bentuk

    penyakit sekunder tergantung pada sifat gangguan primer. Sindrom ini

    dapat sembuh sesudah koreksi lesi obstruktif.

  • 7/27/2019 Modul Banyak Kencing

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    Guyton and Hall, 2008,Buku Ajar Fisiologi Kedoktean Edisi 11 Revisi, Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Price, A.Sylvia dan LorraineM. Wilson, 2006,Patofisiologi Edisi 6 volume 2,

    Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Seluruh Indonesia, 2006,Buku

    AjarPenyakitDalamJilid3Edisi 4, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Sherwood, Lauralee, 2001,Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Edisi 2, Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC.