p eerraakkiittaann add ann...

61
MAK :1800.033.022 PROPOSAL PENELITIAN PERAKITAN DAN PENGEMBANGAN TEST KIT DAN PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN LAHAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN Dr. Ladiyani Retno Widowati, MSc. Satker: 648680 BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

MAK :1800.033.022

PPRROOPPOOSSAALL PPEENNEELLIITTIIAANN

PPEERRAAKKIITTAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN TTEESSTT KKIITT

DDAANN PPEERRAANNGGKKAATT LLUUNNAAKK PPEENNGGEELLOOLLAAAANN LLAAHHAANN

MMEENNDDUUKKUUNNGG PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN PPEERRTTAANNIIAANN

BBEERRKKEELLAANNJJUUTTAANN

Dr. Ladiyani Retno Widowati, MSc.

Satker: 648680 BALAI PENELITIAN TANAH

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

Page 2: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

ii

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL RPTP : Perakitan dan Pengembangan Test Kit dan

Perangkat Lunak Pengelolaan Lahan Mendukung

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

UNIT KERJA : Balai Penelitian Tanah

ALAMAT UNIT KERJA : Jl. Tentara Pelajar No.12, Cimanggu, Bogor

SUMBER DANA : DIPA/RKAKL Satker: Balai Penelitian Tanah

Tahun Anggaran 2014

STATUS PENELITIAN : Lanjutan /Baru

PENANGGUNGJAWAB PROGRAM :

a. Nama : Dr. Ladiyani Retno Widowati, MSc,

b. Pangkat/Golongan : Penata/IV-a

c. Jabatan Fungsional : Peneliti Madya

LOKASI : Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan

AGROEKOSISTEM : Sawah dan Lahan Kering

TAHUN MULAI : 2014

TAHUN SELESAI : 2016

OUTPUT TAHUNAN : ROPP 1. 1. Tersusunnya sistem informasi konservasi

tanah berbasis web dan spasial di Provinsi Jawa Timur.

2. Tersusunnya sistem informasi rekomendasi pupuk berbasis web dan spasial di Provinsi Jawa Timur

ROPP 2. 3. Tersusunnya database kadar unsur hara NPK

dan pengelolaan kesuburan tanah sawah

irigasi di Provinsi Jawa Timur, serta

mempelajari model pengelolaan serta

“leverage factors” yang mempengaruhi

produktivitas lahan sawah irigasi di Provinsi

Jawa Timur dengan pendekatan sistem

dinamis.

ROPP 3.

4. Tervalidasinya perangkat uji hara tanaman

(PUHT) untuk tanaman kelapa sawit

Page 3: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

iii

ROPP 4.

5. Tersusunnya Perangkat Uji Tanah Sawah

(PUTS) - digital untuk meningkatkan akurasi

dalam pembacaan kadar hara tanah sawah

dan lebih tepat rekomendasinya

6. Diperolehnya informasi penerapan pereaksi

uji cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR)

untuk sulfat masam aktual, lebak dan

gambut

7. Tervalidasinya Perangkat Uji Tanah Kering

(PUTK) - horti untuk tanaman sayuran

berdaun, berumbi dan berbuah

8. Diperolehnya informasi metode deteksi

aktivitas mikroba

OUTPUT AKHIR : ROPP 1.

1. Tersusunnya sistem informasi konservasi

tanah berbasis web dan spasial untuk seluruh

wilayah Indonesia, serta tersusunnya sistem

informasi kesuburan tanah berbasis web dan

spasial untuk seluruh wilayah Indonesia

ROPP 2.

2. Tersusunnya database kadar unsur hara NPK

dan pengelolaan kesuburan tanah sawah

irigasi dan model pengelolaan tanah sawah

irigasi spesifik lokasi dan berkelanjutan.

ROPP 3.

1. Diperolehnya PUHT yang tervalidasi untuk

jenis tanaman perkebunan pewakil

ROPP 4.

1. Diperolehnya PUTS – digital tervalidasi untuk

padi sawah

2. Diperolehnya informasi kesesuaian PUTR untuk

lahan sulfat masam aktual (SMA), rawa lebak,

Page 4: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

iv

dan gambut dan tersusun rekomendasinya.

3. Diperolehnya PUTK Horti yang sesuai untuk

tanaman sayuran, buah, dan bunga, serta

rekomendasinya.

4. Diperolehnya pengekstrak terbaik untuk Bio-

test kit.

BIAYA PENELITIAN : Rp. 529.000.000 (Lima Ratus dua puluh sembilan

juta rupiah)

Koordinator Program

Dr. Neneng L. Nurida NIP. 19631229 199003 2 001

Penanggung Jawab RPTP

Dr. Ladiyani Retno Widowati, MSc. NIP. 19690303 199403 2 001

Mengetahui,

Plh Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Dr. Drs. Edi Husen, M.Sc NIP. 19600910 198303 1 003

Kepala Balai Penelitian Tanah

Dr. Ali Jamil 19650830 NIP. 19650830 199803 1 001

Page 5: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

v

RINGKASAN USULAN PENELITIAN 1 Judul Kegiatan RPTP/RDHP : Perakitan dan Pengembangan Test Kit dan Perangkat

Lunak Pengelolaan Lahan Mendukung Pembangunan

Pertanian Berkelanjutan

2 Nama dan Alamat Unit Kerja : Balai Penelitian Tanah

Jl. Tentara Pelajar, No.12, Cimanggu – Bogor

3 Sifat Usulan Penelitian : Lanjutan – Baru

4 Penanggungjawab : Dr. Ladiyani Retno Widowati, MSc.

5 Justifikasi : - Komponen produksi yang terpenuhi secara optimal

akan menghasilkan produksi yang optimum,

sehingga diperlukan informasi sistem dinamis

pengelolaan lahan sawah irigasi studi kasus di

Jawa Tengah

- Dengan perkembangan sistem informasi, sangat

dibutuhkan suatu sistem informasi lahan kering

berbasis web dalam upaya mendukung program

ketahanan pangan di Jawa

- Monitoring kadar hara dan penyusunan

rekomendasi pemupukan tanaman sawit saat ini

belum terintegrasi, sehingga penyusunan

rekomendasi tanaman kelapa sawit yang

konprehensif perlu disusun dan didukung dengan

alat bantu uji tanah secara cepat dengan PUHT

(Perangkat Uji hara Tanaman) sawit

- Peningkatan akurasi dalam pembacaan warna yang

dihasilkan dari ekstraksi hara N, P, K, pH perlu

ditingkatkan dengan cara menyusun PUTS Digital

- Pengembangan pemanfaatan PUTR untuk

penyusunan rekomendasi pemupkan lahan sulfat

masam aktual, lebak dan gambut untuk padi

diperlukan agar dapat diterapkan sistem

Page 6: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

vi

pengelolaan hara spesifik lokasi.

- Pengembangan pemanfaatan PUTK untuk

penyusunan rekomendasi pemupukan untuk

sayuran berdaun, berumbi dan berbuah dalam

upaya meningkatkan efisiensi pemupukan dan

menekan pencemaran lingkungan karena

pemupukan yang berlebihan

- Aktivitas mikroba tanah merupakan salah satu sifat

biokimia tanah yang sangat sensitif terhadap

perubahan kualitas tanah. Peranan mikroba tanah

tercermin dari aktivitsa biokimia di dalam tanah.

Aktivitas biokimia mikroba tanah dapat

digambarkan melalui aktivitas enzimatik, antara

lain aktivitas enzim dehidrogenase.

6 Tujuan

a. Jangka Pendek : ROPP 1. 1. Menyusun sistem informasi konservasi tanah

berbasis web dan spasial di Provinsi Jawa Timur.

2. Menyusun sistem informasi rekomendasi pupuk berbasis web dan spasial di Provinsi Jawa Timur

ROPP 2. 3. Menyusun database kadar unsur hara NPK

dan pengelolaan kesuburan tanah sawah

irigasi di Provinsi Jawa Timur, serta

mempelajari model pengelolaan serta

“leverage factors” yang mempengaruhi

produktivitas lahan sawah irigasi di Provinsi

Jawa Timur dengan pendekatan sistem

dinamis.

ROPP 3.

4. Memvalidasi perangkat uji hara tanaman

Page 7: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

vii

(PUHT) untuk tanaman kelapa sawit

ROPP 4.

5. Menyusun Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

- digital untuk meningkatkan akurasi dalam

pembacaan kadar hara tanah sawah dan lebih

tepat rekomendasinya

6. Memperoleh informasi penerapan pereaksi uji

cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR)

untuk sulfat masam aktual, lebak dan gambut

7. Memvalidasi Perangkat Uji Tanah Kering

(PUTK) - horti untuk tanaman sayuran

berdaun, berumbi dan berbuah

8. Memperoleh informasi metode deteksi

aktivitas mikroba

b. Jangka Panjang : ROPP 1.

1. Menyusun sistem informasi konservasi tanah

berbasis web dan spasial untuk seluruh wilayah

Indonesia

2. Menyusun sistem informasi kesuburan tanah

berbasis web dan spasial untuk seluruh wilayah

Indonesia

ROPP 2.

1. Menyusun database kadar unsur hara NPK dan

pengelolaan kesuburan tanah sawah irigasi

2. Membuat model pengelolaan tanah sawah irigasi

spesifik lokasi dan berkelanjutan.

ROPP 3.

1. Memperoleh PUHT yang tervalidasi untuk jenis

tanaman perkebunan pewakil

Page 8: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

viii

ROPP 4.

1. Memperoleh PUTS – digital tervalidasi untuk padi

sawah

2. Memperoleh informasi kesesuaian PUTR untuk

lahan sulfat masam aktual (SMA), rawa lebak,

dan gambut dan tersusun rekomendasinya.

3. Memperoleh PUTK Horti yang sesuai untuk

tanaman sayuran, buah, dan bunga, serta

rekomendasinya.

4. Memperoleh pengekstrak terbaik untuk Bio-test

kit.

7 Luaran yang diharapkan

a. Jangka Pendek : - 1 sistem informasi dinamis pengelolaan lahan

kering berbasis web untuk Provinsi Jawa Tengah

- 1 sistem informasi pengelolaan lahan sawah di

Jawa Tengah

- Validasi Perangkat Uji hara tanaman sawit

(PUHT)

- 1 prototipe PUTS Digital yang disempurnakan

- Informasi uji coba reagen uji cepat PUTR (sulfat

masam aktual, lebak dan gambut)

- 1 PUTK horti tervalidasi (sayuran berdaun,

berumbi dan berbuah)

- Informasi metoda deteksi aktivitas mikroba tanah

b. Jangka Panjang : - 1 sistem informasi pengelolaan lahan sawah di

Indonesia yang tervalidasi

- 1 sistem dinamis lahan sawah irigasi di Indonesia

- 1 Perangkat Uji hara tanaman (PUHT) yang

tervalidasi

- 1 Prototipe PUTS digital yang disempurnakan

- 1 Reagen uji cepat dengan PUTR yang dapat

Page 9: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

ix

dipergunakan untuk sulfat masam aktual, lebak,

dan gambut dan rekomendasi pemupukannya

- 1 Prototipe deteksi aktivitas mikroba tanah yang

tervalidasi

8 Outcome : - Diperolehnya sistem informasi dinamis pengelolaan

lahan kering berbasis web untuk Provinsi Jawa

Tengah

- Diperolehnya sistem informasi pengelolaan lahan

sawah di Jawa Tengah

- Tervalidasinya Perangkat Uji hara tanaman sawit

(PUHT)

- Tersempurnanya prototipe PUTS Digital yang

disempurnakan

- Diperolehnya informasi uji coba reagen PUTR

untuk sulfat masam aktual, lebak dan gambut

- Tervalidasinya PUTK horti tervalidasi untuk

sayuran sayuran berdaun, berumbi dan berbuah

- Diperolehnya informasi metoda deteksi aktivitas

mikroba tanah

9 Sasaran akhir : Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa test kit,

software dan paket informasi yang dapat

dipergunakan untuk mengelola lahan pertanian dalam

upaya mendukung upaya swasembada pangan

berkelanjutan dan lestari

10 Lokasi penelitian : Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa

Timur, Kalimatan Selatan, Kalimantan Barat,

Sumatera Selatan, dan Lampung

11 Jangka waktu : Mulai T.A. 2014, berakhir T.A. 2016

12 Sumber dana : DIPA/RKAKL Satker: Balai Penelitian Tanah, T.A.

2015

Page 10: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

x

SUMMARY

1 Title of RPTP/RDHP : Establishment and Development of test kits and

software for land management to support

development of sustainable agriculture

2 Implementation unit : Indonesia Soil Research Institute (ISRI)

Jl. Tentara Pelajar No. 12, Cimanggu – Bogor

3 Location : West Java, Jakarta, Central Java, Jogjakarta, East

Java, South Kalimantan, West Kalimantan, South

Sumatera, Lampung

4 Objective

a. Short term : ROPP 1. 1. To develop information system of soil

conservation based on web and spatial of

East Java province.

2. To develop information system of fertilizer

recommendation based on web and spatial

of East Java province.

ROPP 2. 3. To develop database on NPK nutrient

content and management of irrigated

paddy rice of East Java Province, also to

study management model and “leverage

factors” which govern irrigated lowland

productivity in East Java province with

dynamic system approach.

ROPP 3.

4. To validate nutrient test kit (PUHT) for

palm oil.

Page 11: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

xi

ROPP 4.

5. To develop digital Paddy Soil Test Kit

(PUTS) - for improving measurement of

soil nutrient content with the intention to

improve fertilizer reccomendation

6. To obtain acurate information for

implementation of PUTR for actual sulphate

soil, swampy and peat soil

7. To validate Upland Soil Test Kit (PUTK) –

horticulture for leavy, bulbous, and fruity

vagetable

8. To obtain information on detection on

nitrogenasi and phosphatase content in soil

b. Long term : ROPP 1. 1. To develop information system of soil

conservation and fertilizer recommendation based on web and spatial of Indonesia.

ROPP 2. 2. To develop database on NPK nutrient

content and management of irrigated

paddy rice of Indonesia, also to study

management model and “leverage factors”

which govern irrigated low land productivity

in East Java province with dynamic system

approach.

ROPP 3.

3. To validate nutrient content test kit (PUHT)

for crop estate.

ROPP 4.

4. To develop Paddy Soil Test Kit digital

(PUTS) - digital for improving

measurement and reading accuration of soil

nutrient content with the intention to

Page 12: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

xii

improve reccomendation accuration

5. To obtain acurate implementation of PUTR

for actual sulphate soil, swampy and peat

soil

6. To validate Upland Soil Test Kit (PUTK) –

horticulture for fruit crop

7. To obtain validate bio test kit prototype for

detection of nitrogenasi and phosphatase

soil content

5 Expected output

a. Short term : - 1 dynamic information system of upland

managment based on web for East Java

province

- 1 information system of lowland management

in Central Java province

- Validated plant nutrient test kit (PUHT) in palm

oil crop

- 1 enhanced Digital - PUTS prototype

- 1 packet information of implementation of

PUTR for actual sulphate soil, swampy and

peat soil

- 1 validated PUTK – horticulture for leavy,

bulbous, and fruity vagetable

- 1 informasi of detection methode of

nitrogenase and phosphatase in soil

b. Long term : - 1 unit validated information system of lowland

management in Indonesia

- 1 unit dynamic information system for irrigated

lowland in Indonesia

Page 13: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

xiii

- 1 validated nutrient content test kit (PUHT) for

horticulture

- 1 improved prototype of digital PUTS

- 1 Reagent of quick test of PUTR which

suitable for actual sulphate soil, swampy and

peat soil and equiped with fertilizer

recommendation

- 1 validated prototype for microbes activities

detection

6 Descriptions of

methodology

: - ROPP 1 dan 2. The first step of this acitivity is

to collect database for development of soil

management model. Those model then tested

the validity, if the obtained constant is low

closeness value, then refine the model till

reach the highest constant value.

- ROPP 3. Validation of PUHT have been

conducted at oil palm plantation at Garut, West

Java province. The research plot composhed of

fertilizer rate of N, P, K. The harvest

obserbvation will be conducted after 6-12

months ater fertilizer application.

- ROPP 4. Digital PUTS will be refined with

consider to color development and value

measurement, and followed by development of

fertilizer recommendation model as part of

supporting information. Establised PUTR will be

tested for actual sulphate soil, swampy and

peat soil. Then it is followed by correlation

test. If the obtained correaltion constant is low,

Page 14: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

xiv

the reagent will be modified. PUTK horticulture

is aimed for validated for main vagetable and

soil. Menawhile development of Bio-test kit,

for year 2015 will concentrate to select analysis

method for nitrogenase and phosphatase

content. The selected method then modified

for development of quick test kit.

7 Duration : Three Years. F.Y 2014/F.Y. 2016

8 Budget/fiscal year : Rp 580.000.000 (Five Hundred Eighty Million

Rupiahs)

9 Source of budget : DIPA/RKAKL 648680 Indonesia Soil Research

Institute (ISRI), Fiscal Year 2015

Page 15: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep pengembangan teknologi yang sederhana, murah, efektif dan

efisien di segala sektor pembangunan yang dikenal dengan inovasi frugal (frugal

innovation) merupakan strategi yang terbukti mampu mendorong kemajuan

pembangunan negara-negara berkembang seperti India dan Cina. Inovasi frugal

mempunyai ciri khas yaitu rumusan teknologi yang diintroduksikan mampu

melindungi kelestarian lingkungan (environmental protection), mengembangkan

ekonomi (economic development), dan kesetaraan sosial (social equity). Seiring

dengan perkembangan tersebut, pengelolaan dengan pendekatan sistem

merupakan salah satu solusi alternatif yang berpeluang untuk menjawab tujuan

pembangunan pertanian yang sudah ditetapkan dalam RPJP maupun RPJM

(Fizzanty et al., 2012).

Pendekatan sistem sudah banyak dilakukan dalam mencari solusi terhadap

masalah yang melibatkan banyak pemangku kepentingan (stakeholders), bersifat

kompleks, multidisiplin, dan interaksi (keterkaitan) yang rumit dari semua

komponen. Bersamaan dengan aplikasi pendekatan sistem, informasi geospasial

dan non geospasial yang disusun dalam bentuk database diperlukan agar

informasi model pengelolaan kesuburan lahan sawah irigasi dan lahan kering

terdegradasi menjadi lebih informatif. Hasil simulasi dalam modeling pengelolaan

lahan yang diintegrasikan dengan peta spasial secara digital akan memberikan

informasi pengelolaan lahan yang bisa diakses secara cepat oleh pengguna.

Efisiensi pupuk dan ketahanan kualitas lahan merupakan dua hal penting

yang hendak dicapai dalam sistim pertanian di Indonesia. Di satu sisi

peningkatan harga pupuk perunit hara yang dikandung tidak dapat dihindari

karena keterbatasan sumberdaya untuk produksi pupuk. Pemerintah harus

mengalokasikan dana yang cukup besar untuk pelaksanaan program subsidi

Page 16: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

2

untuk pupuk tertentu seperti Urea, NPK majemuk, serta pupuk hayati.

Sementara itu untuk perkebunan sawit yang tidak memperoleh subsidi

berkewajiban untuk mempertahankan produktivitas lahan dan juga kelestarian

lingkungan pertanian dengan penerapan pemupukan yang benar. Badan litbang

pertanian sebagai lembaga Kementerian Pertanian, diberi mandat untuk

melaksanakan penelitian yang dituangkan dalam Rencana Strategis. Salah satu

arah kebijakan Badan Litbang Pertanian adalah memprioritaskan penyediaan

inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan lahan (Renstra Badan Litbang

Pertanian, 2010). Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan

yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai

tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam

pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific

recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia

(a world class research institution).

Perbaikan sistem pengelolaan lahan termasuk teknologi pemupukan serta

serta monitoring, dan percepatan adopsi teknologi oleh petani melalui

penggunaan test kit uji tanah dan pupuk menjadi perhatian dalam riset dan

kajian di Litbang Kementerian Pertanian.

Agar program pemupukan berimbang, monitoring kualitas pupuk

anorganik makro dan perbaikan kesuburan lahan pertanian dapat berjalan baik

dan diimplementasikan secara tepat maka perlu didukung oleh alat uji cepat di

lapangan berupa test kit uji tanah dan uji pupuk. Saat ini telah digunakan secara

luas perangkat uji tanah sawah (PUTS) untuk parameter N, P, K, pH; perangkat

uji lahan kering (PUTK) untuk parameter P, K, C, pH dan kebutuhan kapur; dan

perangkat uji pupuk (PUP) untuk parameter N, P dan K, test kit uji pupuk organik

(PUPO) untuk parameter pH, C organik, N, P dan K; dan test kit uji tanah rawa

(PUTR) untuk parameter N, P, K, pH dan kebutuhan kapur. Seiring dengan

permintaan pengguna dan kebutuhan teknologi tepat guna, sedang

Page 17: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

3

dikembangkan beberapa perangkat uji yang berpotensi seperti, Perangkat Uji

Hara Sawit (PUHS) untuk parameter N, P, K, pH, dan B, dan Perangkat Uji

Hortikultur (sayuran) untuk penetapan P, K, pH, Kebutuhan Kapur dan C-organik.

Calon pereaksi yang telah diperoleh untuk PUHS (Perangkat Uji Hara Sawit) dan

PU-Horti (Perangkat Uji Hortikultur) masih perlu disempurnakan. Selain itu akan

dilaksanakan penyusunan PUTS digital sebagai pelengkap bagi PUTS yang sudah

establish saat ini, agar pembacaan kadar hara dapat meningkat ketepatannya.

Yang tidak kalah pentingnya, kesuburan tanah tidak hanya dipandang dari

kesuburan kimia saja akan tetapi juga kesuburan biologi tanah. Pendeteksian

aktivitas mikroba merupakan salah satu pendekatan yang menunjukkan tanah

tertentu adalah suur atau tidak.

Perangkat Uji Horti diperlukan karena sayuran merupakan komoditas

penting yang mendukung ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Luas

lahan sayuran dataran tinggi dan rendah sekitar 1,1 juta ha (Departemen

Pertanian, 2006b); 883,619 ha (FAOSTAT, 2005). Konsumsi pupuk untuk luasan

tersebut tentulah sangat besar mengingat untuk komoditas sayuran petani

terbiasa mengaplikasikan pupuk sumber N yang cukup tinggi (Widowati et al.,

2011). Ketidakseimbangan hara sering terjadi pada sistem pertanian ini karena

petani cenderung untuk menggunakan dalam jumlah yang sangat melebihi

kebutuhan tanaman (sumber N organik dan anorganik) sebagai upaya untuk

menjamin produksi sayuran yang tinggiDengan dibangunnya perangkat uji untuk

tanaman hortikultur, diharapkan efisiensi pupuk meningkat dan kelestarian lahan

pertanian dapat dipertahankan. Secara bertahap penyusunan rekomendasi

pemupukkan tanaman sayuran terus dilakukan yang dimulai dari jenis sayuran

yang menempati peringkat atas dari jumlah produksi dan konsumsi yakni

kentang, kubis, cabai dan bawang daun. Selanjutnya terus dikembangkan bagi

sayuran yang menempati peringakat 10 besar seperti yang tercantum dalam

Page 18: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

4

daftar produksi sayuran Indonesia 2013 (BPS Produksi Sayuran di Indonesia, 1997-

2013).

Dalam rangka memecahkan persoalan di atas dan upaya untuk

mendukung program pemupukan berimbang dan ketahanan kualitas lahan, serta

alih teknologi ke masyarakat pengguna maka pada DIPA tahun anggaran 2015

akan dilaksanakan kegiatan penelitian pengembangan sistem informasi

kesuburan tanah, Penelitian Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Lahan

Pertanian, validasi PUHS, penyusunan PUTS digital, penyempurnaan Perangkat

Uji untuk hortikultur dan rekomendasinya, serta informasi metoda deteksi

aktivitas mikroba.

1.2. Dasar Pertimbangan

1. Kebutuhan akan pangan terutama beras terus meningkat seiring dengan

pertambahan penduduk, sementara produktivitas lahan sawah cenderung

menurun atau tetap akibat pemanfaatan pupuk anorganik yang belum

diimbangi dengan pupuk organik. Selain penggunaan pupuk yang tidak

berimbang, rendahnya kadar bahan organik tanah pada sebagian besar

lahan sawah irigasi menyebabkan rendahnya efisiensi pemupukan yang

berkontribusi nyata terhadap penurunan produktivitas sawah irigasi.

Pengelolaan lahan sawah yang komprehensif dan menyeluruh dengan

pendekatan sistem merupakan alternatif yang efektif dalam upaya

meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Agar informasi yang

dibangun bisa diakses secara cepat, mudah, dan terdiseminasi secara luas

maka informasi harus bisa ditampilkan dalam bentuk peta. Untuk itu,

database geospasial dan non spasial diperlukan untuk diintegrasikan ke

dalam hasil simulasi sistem dinamik sehingga informasi pengelolaan

kesuburan lahan sawah irigasi menjadi yang spesifik lokasi.

2. Pembangunan pertanian di Indonesia sangat memerlukan dukungan

teknologi informasi yang akurat, cepat, lengkap, mudah, terkini (update)

Page 19: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

5

dan mampu diakses oleh semua orang. Perkembangan teknologi

komputer, internet dan web yang menjadi salah satu motor revolusi

pembangunan di dunia menjadi pilihan terbaik untuk dikembangkan

sebagai bagian dari motor penggerak pembangunan pertanian kita.

Teknologi informasi dalam bentuk perangkat lunak (software) berbasis

web akan menjadi pusat pencarian informasi dan pengambilan keputusan

di masa kini dan masa depan yang akan selalu berkembang sesuai

tuntutan jaman. Penggunaan teknologi spasial dalam penelitian ini

memiliki arti penting sebagai alat untuk mempermudah analisis lahan dan

operasional dari sistem pengambilan keputusan dan sistem informasi ini.

3. Indentifikasi kecukupan hara dalam daun kelapa sawit sangat diperlukan

karena kadar hara yang terkandung mencerminkan kecukupan hara saat

itu. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman tahunan sehingga respon

pemupukan baru teramati minimal 6 bulan setelah pemupukan, sehingga

identifikasi kecukupan hara adalah mendesak. Balai Penelitian Tanah telah

mendapatkan prototipe Perangkat Uji Hara Sawit pada TA 2012. Akan

tetapi untuk validitas penggunaan perangkat uji PUHS perlu dilakukan

validasi. Kegiatan validasi dimaksudkan untuk mengukur kadar hara baik

di daun dan tanah serta rekomendasi yang dihasilkan sesuai dengan

kondisi di lapang, baik kesesuaian pengukuran kadar haranya dan respon

rekomendasi pemupukannya.

4. Penetapan kadar hara tanah sawah secara cepat di lapang diperlukan

guna membantu praktisi pertanian dalam menetapkan kadar hara tanah

sawah. Mengingat akses petani ke laboratorium adalah terbatas,

sedangkan rekomendasi harus disusun secara cepat dan akurat, maka

diperlukan alat bantu berupa Perangkat Uji Cepat di Lapang. Saat ini telah

beredar perangkat uji dengan nama PUTS yang mengukur secara semi

Page 20: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

6

kuantitatif, dan dengan diciptakannya PUTS digital akan membantu

mengukur kadar hara tanah secara kuantitatif.

5. Lahan rawa dan lebak mempunyai potensi untuk budidaya padi sawah.

Dengan pengelolaan hara dan tata kelola air yang baik, produktivitas

lahan ini dapat dioptimalkan. Saat ini telah tersedia PUTR v 1.0 untuk

lahan sawah suflat masam potensial yang bermanfaat untuk menyusun

rekomendasi pupuk padi sawah secara spesifik lokasi. Perangkat ini akan

diuji untuk lahan SMP, lebak dan gambut agar ketiga jenis tanah tersebut

dapat ditetapkan kadar haranya secara cepat dan disusun

rekomendasinya.

6. Rekomendasi pemupukan untuk tanaman hortikultur terutama sayuran

sangat bervariasi antar sumber, serta sebagian besar tidak berdasarkan

pada hasil uji tanah. Sementara itu petani yang tidak tersentuh atau

mengabaikan rekomendasi yang berlaku cenderung melakukan

pemupukan melebihi kebutuhan tanaman. Pengumpulan data pemupukan

hasil penelitian instansi yang terkait seperti Puslitbanghort dan Balitsa

merupakan sumber informasi yang sangat berharga sebagai komponen

dalam penetapan rekomendasi pemupukannya. Selanjutnya untuk

mendukung program pemupukan yang efektif dan efisien untuk sayuran

dataran tinggi diperlukan alat bantu deteksi cepat kadar hara tanah

dengan naman Perangkat Uji Horti yang dilengkapi dengan rekomendasi

untuk tanaman sayuran.

7. Masalah yang harus dihadapi dalam aplikasi pupuk hayati adalah kesiapan

tanah/habitat untuk mendukung kehidupan organisme pupuk hayati

tersebut. Sesuai dengan kondisi tipologi lahan pertanian di Indonesia,

sebagian besar tanah mineral memiliki kekahatan hara N oleh tingginya

pencucian dan hara P oleh rendahnya kadar dalam bahan mineral tanah.

Page 21: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

7

Sehubungan dengan organisme penambatan N maupun organisme pelarut

fosfat dapat berasal dari beberapa jenis organisme tanah, maka untuk

memudahkan dalam evaluasi cukup ditetapkan besarnya aktivitas enzim

nitrogenase maupun aktivitas enzim fosfatase tanah sebagai indikator

kemampuan mikroba tanah menyediakan hara N dan P untuk produksi

pertanian.

1.3. Tujuan

a. Jangka pendek

ROPP 1. 9. Menyusun sistem informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial di

Provinsi Jawa Timur. 10. Menyusun sistem informasi rekomendasi pupuk berbasis web dan spasial

di Provinsi Jawa Timur ROPP 2.

11. Menyusun database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan

tanah sawah irigasi di Provinsi Jawa Timur, serta mempelajari model

pengelolaan serta “leverage factors” yang mempengaruhi produktivitas

lahan sawah irigasi di Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan sistem

dinamis.

ROPP 3.

12. Memvalidasi perangkat uji hara tanaman (PUHT) untuk tanaman kelapa

sawit

ROPP 4.

13. Menyusun Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) - digital untuk meningkatkan

akurasi dalam pembacaan kadar hara tanah sawah dan lebih tepat

rekomendasinya

14. Memperoleh informasi penerapan pereaksi uji cepat Perangkat Uji Tanah Rawa

(PUTR) untuk sulfat masam aktual, lebak dan gambut

15. Memvalidasi Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) - horti untuk tanaman sayuran

berdaun, berumbi dan berbuah

16. Memperoleh informasi metode deteksi aktivitas mikroba

Page 22: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

8

b. Jangka panjang

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah:

ROPP 1.

3. Menyusun database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah

sawah irigasi

4. Membuat model pengelolaan tanah sawah irigasi spesifik lokasi dan

berkelanjutan.

ROPP 2.

3. Menyusun sistem informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial

untuk seluruh wilayah Indonesia

4. Menyusun sistem informasi kesuburan tanah berbasis web dan spasial

untuk seluruh wilayah Indonesia

ROPP 3.

1. Memperoleh PUHT yang tervalidasi untuk jenis tanaman perkebunan

pewakil

ROPP 4.

1. Memperoleh PUTS – digital tervalidasi untuk padi sawah

2. Memperoleh informasi kesesuaian PUTR untuk lahan sulfat masam aktual

(SMA), rawa lebak, dan gambut dan tersusun rekomendasinya.

3. Memperoleh PUTK Horti yang sesuai untuk tanaman sayuran, buah, dan

bunga, serta rekomendasinya.

4. Memperoleh pengekstrak terbaik untuk Bio-test kit.

Page 23: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

9

1.4. Luaran yang diharapkan

a. Jangka pendek

ROPP 1. 9. Tersusunnya sistem informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial

di Provinsi Jawa Timur. 10. Tersusunnya sistem informasi rekomendasi pupuk berbasis web dan

spasial di Provinsi Jawa Timur ROPP 2.

11. Tersusunnya database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan

tanah sawah irigasi di Provinsi Jawa Timur, serta mempelajari model

pengelolaan serta “leverage factors” yang mempengaruhi produktivitas

lahan sawah irigasi di Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan sistem

dinamis.

ROPP 3.

12. Tervalidasinya perangkat uji hara tanaman (PUHT) untuk tanaman kelapa

sawit

ROPP 4.

13. Tersusunnya Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) - digital untuk meningkatkan

akurasi dalam pembacaan kadar hara tanah sawah dan lebih tepat

rekomendasinya

14. Diperolehnya informasi penerapan pereaksi uji cepat Perangkat Uji Tanah Rawa

(PUTR) untuk sulfat masam aktual, lebak dan gambut

15. Tervalidasinya Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) - horti untuk tanaman

sayuran berdaun, berumbi dan berbuah

16. Diperolehnya informasi metode deteksi aktivitas mikroba

b. Jangka panjang

ROPP 1.

1. Tersusunnya database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan

tanah sawah irigasi dan model pengelolaan tanah sawah irigasi spesifik lokasi

dan berkelanjutan.

Page 24: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

10

ROPP 2.

1. Tersusunnya sistem informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial

untuk seluruh wilayah Indonesia, serta tersusunnya sistem informasi

kesuburan tanah berbasis web dan spasial untuk seluruh wilayah

Indonesia

ROPP 3.

1. Diperolehnya PUHT yang tervalidasi untuk jenis tanaman perkebunan

pewakil

ROPP 4.

1. Diperolehnya PUTS – digital tervalidasi untuk padi sawah

2. Diperolehnya informasi kesesuaian PUTR untuk lahan sulfat masam aktual

(SMA), rawa lebak, dan gambut dan tersusun rekomendasinya.

3. Diperolehnya PUTK Horti yang sesuai untuk tanaman sayuran, buah, dan

bunga, serta rekomendasinya.

4. Diperolehnya pengekstrak terbaik untuk Bio-test kit.

1.5. Perkiraan manfaat dan dampak dari kegiatan yang dirancang

Database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah sawah

irigasi dan model pengelolaan tanah sawah irigasi spesifik lokasi dan

berkelanjutan sangat diperlukan oleh praktisi pertanian dan pengambil kebijakan

untuk menyusun rencana kerja serta untuk mendapatkan informasi yang lebih

cepat.

Sistem informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial untuk seluruh

wilayah Indonesia, serta tersusunnya sistem informasi kesuburan tanah berbasis

Page 25: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

11

web dan spasial untuk seluruh wilayah Indonesia juga sangat diperlukan oleh

pengambil kebijakan dan praktisi pertanian. Informasi konservasi tanah dan

kesuburan tanah dapat diperoleh secara cepat dengan sistem yang sangat

membantu untuk pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya.

Perangkat uji cepat seperti PUHT sangat dibutuhkan oleh pengguna di lapang

seperti petani, PPL, praktisi pertanian (perkebunan) untuk penentuan

rekomendasi pemupukan. Perangkat Uji tanaman hortikultur (sayuran)

diperlukan oleh PPL dan petani sayuran agar efisiensi pupuk meningkat dan

produksi optimal sedangkan pencemaran lingkungan dapat ditekan. Dengan

tersedianya test kit digital untuk PUTS, dapat membantu pengguna mendapatkan

data kualitatif sehingga pengambilan keputusan kadar hara lebih pasti. Dengan

diperolehnya Bio-test kit untuk nitrogenase dan fosfatase secara cepat, maka

pelaksaan aplikasi pupuk hayati akan lebih efektif dan efisien.

Page 26: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Pendekatan sistem adalah salah satu cara penyelesaian masalah yang

kompleks dengan metode dan alat analisis yang mampu mengidentifikasi,

menganalisis, mensimulasi, dan mendisain sistem dengan komponen-komponen

yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas desiplin dan komplementer

untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Eriyatno, 2004). Pendapat

lainnya menyebutkan keunggulan dari pendekatan sistem terletak pada cirinya

yaitu sibernetic, holistic, dan efective (SHE). Sibernetic maknanya adalah bahwa

penyelesaian masalah dalam pendekatan sistem tidak berorientasi pada pada

masalahnya (problem oriented), tetapi berorientasi pada tujuan (goal oriented).

Holistic maknanya adalah penekanan penyelesaian masalah secara utuh dan

menyeluruh. Effective maknanya adalah bahwa model yang dibangun harus bisa

diaplikasikan oleh pengguna (Hartrisari, 2007).

Hasil simulasi dalam modeling pengelolaan lahan yang diintegrasikan

dengan peta spasial secara digital akan memberikan informasi pengelolaan lahan

yang bisa diakses dengan mudah oleh pengguna. Teknologi peta juga akan

meningkatkan kualitas keputusan yang diambil dalam pemilihan teknologi

pengelolaan lahan karena bersifat lebih holistik (menyeluruh) dengan

mempertimbangkan hubungan kawasan yang lainnya dan meliputi skala kawasan

yang lebih luas. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk masa depan, pembangunan

pertanian di Indonesia sangat memerlukan dukungan teknologi informasi yang

akurat, cepat, lengkap, mudah, terkini (update) dan mampu diakses oleh semua

orang. Perkembangan teknologi komputer, internet dan web yang menjadi salah

satu motor revolusi pembangunan di dunia menjadi pilihan terbaik untuk

dikembangkan sebagai bagian dari motor penggerak pembangunan pertanian.

Teknologi informasi dalam bentuk perangkat lunak (software) berbasis web akan

menjadi pusat pencarian informasi dan pengambilan keputusan di masa kini dan

Page 27: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

13

masa depan yang akan selalu berkembang sesuai tuntutan jaman. Penelitian ini

dirancang untuk bisa memenuhi tuntutan dari perkembangan teknologi komputer

yang terkait dengan pengelolaan lahan sawah irigasi dan lahan kering.

Suatu teknologi yang dihasilkan akan mempunyai dampak yang luas bila

produk tersebut sesuai sasaran, mudah dipergunakan, sederhana

penggunaannya, dan relatif terjangkau harganya. Sasaran utama dari perangkat

uji yang disusun (PUHS) adalah ketahanan produk perkebunan untuk kelapa

sawit dengan cara meningkatkan efisiensi pemupukan yang sesuai kebutuhan

tanaman, dan untuk ketahanan tanaman sayuran ditunjang dengan disusunnya

Perangkat Uji Tanaman Sayuran (PU-Horti). Semua rekomendasi pemupukan

tersebut akan efektif bila pupuk yang dipergunakan sesuai dengan kadar yang

tercantum pada kemasan sehingga diperlukan PUTS digital agar dapat mengukur

secara kualitatif.

Sebagai contoh pemanfaatan teknologi bahwa sejak revolusi hijau

diadopsi tahun 1960-an, produktivitas padi meningkat pesat dari hanya sekitar 1

ton/ha sehingga mencapai rata-rata nasional 4,5 ton/ha (FAOSTAT, 2007).

Kemudian diikuti dengan pencanangan program peningkatan ketahanan pangan

oleh pemerintah sehingga swasembada beras tercapai di tahun 1984. Namun

demikian, meskipun program peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

pangan semakin berkembang akan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan

produktivitas lahan, malah cenderung mengalami stagnansi dan fluktuasi. Hal ini

terutama disebabkan oleh degradasi kesuburan tanah dan ketidaktepatan hara

yang diberikan. Kedua hal tersebut terutama disebabkan oleh pupuk yang tidak

berimbang dan pengelolaan lahan yang tidak optimal sehingga pupuk yang

diberikan tidak bermanfaat secara optimum dan efisien. Yang tak kalah penting

selain ketahanan pangan, yang perlu menjadi perhatian penanganan yakni

ketahanan produksi perkebunan seperti kelapa sawit, serta ketahanan tanaman

sayuran dengan sistem budidaya yang efisien dan berkelanjutan.

Page 28: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

14

Hasil pengamatan Syahfitri (2009), menunjukkan bahwa kelapa sawit

yang tumbuh di Pusat Penelitian Kelapa Sawit di Medan memperlihatkan kadar P

dalam kisaran 0,139-0,150% lebih rendah dari standar kecukupan yakni 0.16-

0.19%. Menurut Sutarta et al., (2005), ketersediaan pupuk secara tepat dosis

sesuai dengan umur kebutuhan tanaman sering menjadi masalah bagi

perkebunan kelapa sawit, hal ini yang menyebabkan kadarnya lebih rendah dari

standar kecukupan.

Selanjutnya, dalam hal pengolaan hara yang konprehensif, dilakukan

pendekatan yang saling terkait antara komponen fisika, kimia dan biologi tanah.

Sebagaimana diketahui organisme tanah yang mampu aktif melakukan

penambatan N cukup banyak seperti Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum, BGA,

yang mampu menyumbangkan N ke dalam tanah. Untuk menetapkan pilihan

jenis mikroorganimme yang tepat tidaklah mudah, memerlukan biaya dan waktu

yang tidak sedikit untuk identifikasi. Pada prinsipnya bahan aktif untuk

melakukan penambatan N2-bebas oleh organisme tanah diperankan oleh enzim

nitrogenase. Mekanisme penambatan N2-bebas oleh enzim nitrogenase.

Sehingga untuk memonitor aktivitas penambatan N dapat diukur dari

ketersediaan enzim nitrogenase. Selain nitrogen, bakteri pengurai P tanah juga

terdiri dari berbagai jenis mikroba. Terdapat hubungan antara kadar enzim

fosfatase dengan aktivitas pelarutan P dari matrik tanah, sehingga pendekatan

pengukuran secara cepat dapat diduga dari kadar enzim tersebut di tanah.

2.2. Hasil-hasil penelitian

Terkait dengan upaya pencapaian surplus beras 10 juta ton, Badan

Litbang Pertanian (2012) telah merekayasa model pengelolaan sumberdaya

lahan sawah irigasi teknis, semi teknis, dan sawah tadah hujan dengan

pendekatan sistem dinamis. Hasil simulasi menunjukkan bahwa leverage factors

Page 29: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

15

dalam pemodelan tersebut adalah luas lahan, masukan sarana produksi (benih

unggul dan pupuk), ketersediaan air untuk tanaman padi dengan perbaikan

saluran irigasi, efektivitas penyuluhan untuk meningkatkan adopsi teknologi, dan

insentif produksi dan pemasaran gabah/beras berupa kebijakan pemerintah

dengan subsidi pupuk dan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah

petani.

Pupuk sebagaiman uraian tersebut di atas dinyatakan sebagai Leverage

Factor. Hal ini harus diselesaikan permasalahannya dengan dukungan inovasi

teknologi, seperti perangkat uji cepat. Penetapan unsur hara secara cepat di

lapangan digunakan untuk menentukan dosis rekomendasi pupuk spesifik lokasi.

Penetapan sifat kimia tanah seperti N, P, K, bahan organik, dan kebutuhan kapur

di laboratorium memerlukan waktu lama dan relatif mahal. Untuk mengatasi

kesenjangan penerapan teknologi pemupukan berimbang, Balai Penelitian Tanah

(Balittanah) telah menyusun suatu perangkat uji cepat untuk menentukan

kandungan (status) hara tanah yang dapat dikerjakan di lapangan, disertai

rekomendasi pemupukannya.

Konsep awal pengembangan test kit secara umum dimulai dengan 1)

memilih jenis pengekstrak terbaik yang dapat digunakan untuk menetapkan hara

secara cepat dan 2) menentukan model rekomendasi pemupukan terbaik sebagai

komponen test kit (Nurjaya dan Setyorini, 2008). Alat bantu ini dinamakan

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan

Perangkat Uji Pupuk (PUP). PUTS dan PUTK digunakan untuk menetapkan status

hara N, P, K pada lahan lahan sawah dan lahan kering yang dilengkapi dengan

penetapan bahan organik serta kebutuhan kapur untuk lahan kering (Nurjaya

dan Setyorini, 2008). Adopsi PUTS dan PUTK telah berkembang di seluruh

Indonesia dimana kedua test kit tersebut dipergunakan sebagai salah alat bantu

untuk penetapan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yang tercantum di

Page 30: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

16

lampiran Permentan No. 40/Permentan/OT.140/04/2007 (Widowati et al., 2011b;

Koran Jakarta, 2009; Majalah Trubus, 2008). PUTS telah divalidasi pada

beberapa order tanah utama. Seluruh lokasi memberikan respon yang positif

berdasarkan perhitungan B/C ratio dibandingkan dengan rekomendasi yang

berlaku, praktek petani, dan kontrol (Widowati and Setyorini, 2011a; Widowati

and Setyorini, 2008). PUTK juga telah divalidasi pada tanah Ultisols Jagang and

Tamanbogo, Lampung, dan Andisols Segunung, Jawa Barat yang meningkatkan

hasil sebanyak 28.4 sampai 83.2% dibandingkan dengan Praktek Petani (Nurjaya

et al., 2007). Aplikasi pupuk yang tepat dapat mengurangi penggunaan pupuk

antara 10-30% N tetapi produksi tetap tinggi (Widowati et al., 2011).

Perangkat uji pupuk digunakan untuk menetapkan kandungan unsur

makro pupuk secara cepat. PUP ini sangat bermanfaat untuk menghindari

kerugian petani akibat banyaknya pupuk palsu yang beredar. Jumlah pupuk yang

memperoleh perijinan pendaftaran pada tahun 2011 sebanyak 317 dari jumlah

pendaftar 411 (Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian,

2012). Jumlah tersebut belum termasuk merek yang masih aktif masa

berlakunya. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sangat banyak, sehingga

diperlukan alat bantu identifikasi kadar hara secara cepat untuk praktisi

pertanian di lapang.

Selain PUTS, PUTK, PUP, PUPO dan pH-SRI yang sudah divalidasi,

beberapa test kit lainnya sedang dalam tahap pengembangan dan validasi

seperti PUHS/T (Perangkat uji hara tanaman sawit/tanaman), PU-Horti dan PUP

digital. PUPO yaitu perangkat uji pupuk organik telah dikembangkan untuk

menetapkan kandungan N, P dan pH, namun masih diperlukan penelitian untuk

menyempurnakan pereaksi untuk menetapkan C organik, K dan Fe yang tepat

(Hartatik et al., 2009). Pengawasan kadar hara pupuk organik yang beredar

dapat dibantu dengan penggunaan PUPO. Perangkat uji ini merupakan hasil

penelitian sejak 2010, yang terus mengalami penyempurnaan hingga 2012

Page 31: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

17

(Widowati et al., 2012). Pada tahun anggaran 2013 telah diperoleh perangkat uji

pH SRI. Perangkat uji ini dapat dipergunakan untuk mengukur pH secara cepat

untuk keperluan survai pemetaan tanah.

Masalah aplikasi pupuk yang kurang tepat juga terjadi di sentra

penanaman sayuran mulai di dataran rendah sampai dataran tinggi (Widowati et

al., 2011). Sementara rekomendasi pemupukan yang tersedia untuk sayuran

belum mengacu pada sistem tanah dan tanaman. Balai Penelitian Tanah telah

menghasilkan Perangkat uji Tanah Kering yang dipergunakan untuk mengukur

kadar hara lahan kering. Perangkat tersebut mempunyai peluang untuk

dipergunakan pada sistem produksi sayuran, akan tetapi masih memerlukan

dukungan rekomendasi pemupukan yang valid berdasarkan uji tanah. Beberapa

contoh aplikasi pupuk kentang di Dieng per ha sebesar 20-25 t pukan + 750 kg

Urea + 750 kg SP-36, sedangkan di Kejajar sebesar 25-70 t pukan + 300-750

Urea + 200-300 kg NPK (15-15-15) (Haryati et al., 2000; Widowati et al., 2011c).

Dari data tersebut terlihat bahwa untuk satu jenis sayuran dengan jumlah

aplikasi berbeda.

Capaian kegiatan tahun 2014 diuraikan sebagai berikut:

- Penelitian Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Lahan Pertanian

merupakan penelitian jangka panjang yang dimulai T.A 2013 meliputi

wilayah lahan kering di Prov. Jawa Barat. Pada T.A 2013 dan 2014

penelitian dilakukan pada agroekosistem lahan lahan kering di wilayah

Provinsi Jawa Barat dan hanya dibedakan pada output penelitian saja.

Sampai dengan saat ini telah dilakukan inventarisasi data base dan

penyusunan model Pengelolaan Lahan Pertanian.

- PUHS/T. Penetapan kadar hara dalam tanaman didekati dengan

mengekstrak secara cepat dengan beberapa calon pereaksi PUHS terhadap

kadar hara N, P, K, dan B tanaman kelapa sawit. Hasil analisa daun kelapa

sawit dari blok percobaan diperoleh nilai kadar hara N, P dan K dari rendah

Page 32: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

18

hingga tinggi. Diperoleh pula hasil analisa tanah blok percobaan dengan

kadar yang rendah hingga sedang. Pada tahun anggaran 2012-13 telah

diperoleh beberapa calon pereaksi yang terpilih serta telah dilakukan

pengumpulan contoh daun dan validasinya di perkebunan kelapa sawit PMA

yaitu dari Agro Muko Plantation. Pada tahun 2014 telah diperoleh data

produksi dari blok percobaan, serta telah dilakukan pemupukan di lokasi

kedua di Kebun Kelapa Sawit swasta di garut.

- PUTR. Perangkat uji ini telah dilaunching pada tanggal 13 September 2011

oleh Kepala Badan Litbang Pertanian pada acara Pekan Rawa Nasional di

Balittra, akan tetapi masih memerlukan uji lapang (validasi) pada tanah

pewakil yang lebih banyak agar didapat populasi data yang secara scientific

dapat dipercaya. Sampai TA 2013 baru dilakukan validasi di 4 lokasi, jumlah

ini termasuk minim untuk perangkat uji yang akan dipergunakan secara

luas. Keempat lokasi tersebut adalah dua di Sumatera Selatan, dan dua lagi

di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2015, PUTR akan

diuji pada ekosistem sulfat masam potensial, lebak dan gambut.

- Prototype perangkat uji tanah digital untuk PUTS. Pada tahun anggaran

2012 telah dihasilkan prototype perangkat uji tanah digital versi 0.1 yang

diperbaiki dari TA 2011. Prinsip kerja masih sama. Untuk mengukur objek

warna pada larutan pereaksi digunakan sensor warna. Tipe sensor warna

yang digunakan adalah Sensor Warna TCS 3200. Hasil pengukuran ekstrak

tanah dengan PUTS digital akan tertera pada LCD yang terdapat pada alat.

LCD merupakan perangkat elektronik yang terbuat dari kristal cair, yang

digunakan untuk menampilkan karakter atau bilangan sebagai informasi

dari kerja dari suatu sistem berbasis mikrokontroller. Setiap LCD sudah

dilengkapi IC driver yang berfungsi sebagai kontrolnya. Salah satu tipe LCD

yang banyak digunakan adalah LCD tipe M163, yaitu LCD yang mempunyai

Page 33: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

19

2 baris tampilan dan setiap baris dapat menampilkan hingga 16 kolom

karakter. Setiap baris dan kolom mempunyai alamat sendiri-sendiri. Hasil

pengukuran tanah pewakil dengan prototipe PUTS digital didasarkan pada

kelompok warna R (red) B (blue) dan G (green). Ketiga warna pewakil ini

masih perlu perbaikan karena masih diperlukan pembacaan pada range

warna lainnya. Mengingat dalam mengektrak tanah terdapat unsur dan

komponen pengganggu dalam pembacaan warna.

Page 34: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

20

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan/kerangka pemikiran

Pada tahun 2015 RPTP “Perakitan dan Pengembangan Test Kit dan

perangakat lunak penglolaan lahan mendukung pembangunan pertanian

berkelanjutan” akan melaksanakan penelitian berdasarkan unit penelitina yang

lebih kecil yakni ROPP. RPTP ini terdiri dari 4 ROPP, dimana ROPP 1 dan 2 adalah

ROPP baru, dan ROPP 3 dan 4 adalah lanjutan dari TA 2014. Dua kegiatan

lanjutan yang masih perlu di validasi dan disempurnakan yaitu validasi PUHS/T

dan penyempurnaan Perangkat Uji untuk Hortikultur (sayuran). Validasi PUHS/T

dilakukan di lapang dan penyempurnaan PU-Horti dilaksanakan di rumah kaca

dan lapang untuk menentukan rekomendasi pemupukannya.

3.2. Ruang lingkup kegiatan

Pada tahun anggaran 2015 terdiri dari 4 ROPP: 1) Penelitian

Pengembangan Sistem Informasi Konservasi Tanah; 2) Penelitian Pengembangan

Sistem Informasi Kesuburan Tanah; 3). Validasi PUHS/T pada Tanaman Kelapa

Sawit, 4) Penyusunan dan pengembangan Perangkat Uji yakni PUTS-Digital,

PUTK-Horti, Bio-Test Kit. ROPP pertama dan kedua akan dilakukan secara desk

work di Balai Penelitian Tanah, inventarisasi data dan pengumpulan data/contoh

lainnya (tanah, tanaman). ROPP ketiga yakni PUHS/T divalidasi pada kebun

kelapa sawit menghasilkan di Bengkulu dan Garut dengan hasil pengukuran

kadar hara kelapa sawit yang rendah agar respon pemupukan terlihat. Dan ROPP

keempat yang terdiri dari 4 kegiatan akan dilakukan di laboratorium, rumah

kaca, dan lapang. Pengembangan PUTS digital dilakukan di laboratorium –

Balittanah dan IPB, serta BB Mektan. Perangkat Uji untuk Hortikultur (PUTK-

Horti) disusun di Laboratorium Penelitian Tanah dan Rumah Kaca – Balai

Penelitian Tanah, Bogor, dan penelitian penetapan rekomendasinya dilakukan di

rumah kaca dan lapang di Balai Penelitian Tanaman Sayuran-Lembang untuk

tanaman sayuran dataran tinggi, dan dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian

Page 35: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

21

Tanah untuk sayuran dataran rendah. Selain itu dilakukan uji kalibrasi di lapang,

berdasarkan takaran yang diperoleh di rumah kaca dan laboratorium. Pengujian

PUTR dilakukan dengan mengambil contoh tanah pewakil dari tanah SMA, lebak

dan gambut, dan diuji di laboratorium Balittanah. Penelitian penyusunan Bio-Test

Kit akan dilaksanakan secara desk work dan di laboratorium untuk tahun 2015.

3.3. Bahan dan metoda pelaksanaan kegiatan

Secara umum bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

bahan kimia, bahan penunjang percobaan laboratorium, rumah kaca, dan

lapang. Untuk kegiatan pengembangan test kit digital dan pemrograman seperti

perangkat penyimpan data, program pengolah data, dan program-program

lainnya. Selain itu juga dibutuhkan ATK untuk pelaksanaan pembuatan proposal,

pelaporan serta kegiatan penelitian itu sendiri.

Secara khusus bahan-bahan dan alat penelitian yang digunakan untuk

setiap aktivitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1. Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat Perangkat Uji (PUHS/T, PUTS,

prototipe Perangkat Uji untuk Hortikultur) terdiri dari (1) bahan kimia p.a. antara

lain seperti HClO4, HNO3, HCl, NaOH, amonium asetat pH, air demineralisasi

hidroksilamin hidroklorida, pereaksi pewarna 2,2 bipiridil, dan lainnya; (2)

penunjang perangkat uji seperti: botol pereaksi, test tube, kertas saring, botol

semprot, alat ukur, dll, (3) peralatan laboratorium seperti neraca analitik,

tabung digest, erlenmeyer, mesin kocok, rak tabung, tabung reaksi dan AAS.

Sedangkan bahan dan alat yang digunakan untuk validasi Perangkat Uji terdiri

dari: 1) bahan kimia p.a., (2) Perangkat Uji, (3) dan peralatan untuk percobaan

lapang seperti saprodi (pupuk, benih, pestisida, peralatan pertanian).

3.3.2. Bahan dan alat yang digunakan untuk menyelesaikan PUTS digital terdiri dari

komponen-komponen sebagai berikut:

Page 36: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

22

Table 1. Bahan (komponen) elektronika yang digunakan

No. Komponen No. Komponen

1. Sensor warna TCS 3200 16. Jumper 2. IC mikrokontroler ATMEGA 16 17. ISP prog 3. Trafo DC max 5A 18. Tombol reset 4. Resistor 19. Socket AC – 6A 5. Kapasitor polar 20. Kabel AC 220 V 6. Kapasitor non polar 21. Fuse 7. IC converter to serial MAX 232 CPE 22. Serial port 8. IC Regulator LM7805CT 23. Downloader device 9. Dioda penyearah 24. USB port 10. Led 25. Terminal port 11. Bateray dan aksesoris 26. PCB 12. Saklar On/Off 27. Baut dan aksesoris 13. Kristal kapasitor Y1 1059200 28. Kabel data 14. Tombol pilihan 29. Kabel rangkaian listrik

(serabut) 15. LCD device 30. Socket port

Table 2. Peralatan yang digunakan

No. Alat No. Alat

1. Solder 11. Tang kabel 2. Timah 12. Gunting 3. Bor elektronik 13. Amplas 4. Gergaji acrylic 14. Larutan marking untuk PCB 5. Lem acrylic 15. Penghisap timah 6. Tang potong 16. Tempat solder 7. Obeng 17. Minyak pembersih solder 8. Pisau/cutter 18. Lem marking teks 9. Multi tester 19. Cat acrylic 10. Penghisap timah

3.4. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan dalam tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

3.4.1. Penelitian Pengembangan Sistem Informasi Kesuburan Tanah

Penelitian akan dilaksanakan bertahap sebagai berikut:

1. Penelitian akan dilaksanakan bertahap, yang diawali dengan kegiatan

pengumpulan data kondisi status kesuburan tanah sawah irigasi teknis yang

existing di wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan pemanfaatan data peta

Page 37: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

23

status P dan K lahan sawah irigasi teknis (2013), produktivitas lahan sawah

irigasi teknis, masukan pupuk N, P, K, dan pupuk organik, jenis dan tingkat

serangan hama/penyakit, harga gabah di tingkat petani. Pengumpulan data

ini dilakukan secara partisipatif dengan petani maju, PPL, kelompok tani, dan

instansi terkait melalui kegiatan FGD (focus group discussion).

2. Dari interaksi kompleks tersebut, dilakukan uji validasi statistik untuk

mengetahui tingkat kevalidan sistem secara statistik berupa AME (average

mean error) dan AVE (average variation error) pada selang kepercayaan

5%-10% untuk kasus penelitian laboratorium dan rumah kaca dimana

semua faktor lingkungan dapat dikendalikan, dan kisaran selang

kepercayaan 20-30% pada kasus penelitian lapang dimana faktor lingkungan

tidak bisa dikendalikan.

3. Selanjutnya simulasi semua faktor yang berinteraksi untuk membangun

model pengelolaan lahan sawah irigasi teknis dan lahan kering.

Tahap berikutnya adalah uji sensitivitas untuk melihat perilaku sistem dan

faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja sistem yang dibangun

(leverage factors). Pada lahan sawah irigasi teknis, faktor yang diinteraksikan

adalah lahan sawah seperti produksi dengan status kesuburannya, masukan

pupuk N, P, K, dan pupuk organik, benih padi unggul, iklim, serangan

hama/penyakit, harga gabah di tingkat petani.

3.4.2. Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Lahan Pertanian

Pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Penyusunan

sistem informasi rekomendasi pupuk berbasis web dan spasial di Provinsi Jawa

Timur, 2) Kegiatan penyempurnaan sistem pengambilan keputusan konservasi

tanah versi web yang terdiri dari rangkaian kegiatan: i) penyempurnaan atribut

peta dasar, (ii) penyempurnaan peta erodibilitas tanah (K), iii) penyempurnaan

basis data dan kalkulasi model, dan 3) Perakitan program konservasi tanah dan

Page 38: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

24

rekomendasi pemupukan ke dalam sistem informasi pengelolaan lahan

pertanian.

Penyusunan Sistem Informasi Rekomendasi Pupuk

Penyusunan sistem informasi rekomendasi pupuk akan menggunakan data

hasil analisis tanah dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan oleh Balai

Penelitian Tanah di seluruh wilayah Indonesia. Analisis tanah yang dilakukan

berupa analisis laboratorium dan analisis dari PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)

yang memiliki keunggulan dari segi efisiensi biaya dan tenaga. Ketersediaan

pupuk bagi tanaman di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh interaksinya

dengan unsur hara yang lain, pH, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, Mg

dan Al dapat ditukar, dan tekstur. Rekomendasi pupuk yang baik akan

mempertimbangkan hubungan antar parameter sifat tanah tersebut.

Pengetahuan mengenai rekomendasi pupuk ini juga disusun berdasarkan

berbagai hasil percobaan di tingkat laboratorium, rumah kaca, dan lapangan

dengan mempertimbangkan jenis tanaman dan agroekosistemnya.

Sistem informasi rekomendasi pupuk ini akan menghilangkan hambatan di

tingkat pengguna terhadap akses data parameter sifat tanah tersebut. Dalam

kegiatan TA 2015 ini akan menggunakan data spasial sebagai alat bantu

interpretasi. Data spasial berupa poligon yang berisi parameter sifat tanah yang

disusun secara lengkap yang merupakan hasil dari interpretasi peta tanah skala

1:250.000.

Basis pengambilan contoh tanah untuk dianalisis adalah batas administrasi

kecamatan yang mempertimbangkan aspek homogenitas karakteristik tanah.

Data yang tersedia adalah data rekomendasi pemupukan NPK untuk komoditas

padi, padi gogo, jagung, dan kedelai per kecamatan. Jenis komoditas tersebut

paling banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Format tabuler data akan

dirubah ke format spasial dengan batas administrasi sebagai polygon boundary-

Page 39: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

25

nya. Perubahan format tersebut akan dilakukan dengan perangkat lunak Arc GIS

maupun Arc View dengan penyelarasan format georeference-nya sehingga

memungkinkan untuk diintegrasikan dengan format spasial lainnya dalam sistem

informasi ini. Selain prinsip memudahkan bagi pengguna, integrasi sistem

rekomendasi pemupukan ke dalam sistem utama ini tetap memperhatikan segi

estetika dan validitas input dan output.

Prinsip Penentuan Rekomendasi

Peluang rekomendasi yang dihasilkan dari formula tersebut adalah

rekomendasi teknik pengelolaan lahan (P) dan pemilihan tanaman komoditas (C).

Penetuan rekomendasi di dalam DSS konservasi tanah versi web adalah teknik

penegelolaan lahan (P) karena tidak melibatkan faktor agroekosistem yang

sebagian komponennya tidak dapat dimodifikasi maupun dimanipulasi (given).

Contohnya adalah penentuan jenis tanaman komoditas yang sulit dipraktekkan

karena pemilihan tanaman komoditas sangat tergantung pada kesesuaian lahan

setempat, nilai budaya, modal, dan pemasaran. Rekomendasi teknik pengelolaan

lahan lebih mudah dilaksanakan oleh petani karena hambatannya paling sedikit.

Rekomendasi teknik pengelolaan lahan (P) diperoleh dari persamaan

berikut:

CSLKR

AP

**** ............................................................................. (2)

Nilai A diperoleh dari persamaan: A = IBE * TSL .................................................................................... (3)

Dimana, IBE : Indeks Bahaya Erosi TSL : Erosi yang masih dapat

dibiarkan

Page 40: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

26

IBE merupakan bilangan natural <1 sehingga diharapkan bahwa dengan

kondisi lahan sekarang, setiap alternatif teknik pengelolaan lahan yang

direkomendasikan dipastikan aman dari erosi yang berlebihan.

P adalah faktor pengelolaan lahan, merupakan indeks perlindungan lahan

terhadap agensia erosi. Kelemahan dari daftar faktor P ini adalah jumlahnya

yang terbatas, belum mengakomodir seluruh praktik pengelolaan lahan oleh

petani. Untuk mengurangi tingkat kesalahan, pengguna harus selektif dalam

memilih faktor P yang direkomendasikan oleh DSS konservasi tanah versi web.

Gambar 2. Bagan alir struktur kerja program DSS konservasi tanah versi Web

Perakitan Sistem Pengambilan Keputusan Program DSS Konservasi

Tanah dan Kebutuhan Pupuk Berbasis Web

Teknologi web pada dasarnya merupakan teknologi penyusunan dan

penyimpanan halaman informasi pada sebuah tempat yang disebut web server. Web ini

Page 41: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

27

dapat diakses oleh pengguna yang bertindak sebagai client dengan menggunakan

referensi Uniform Resource Identifier (URI) pada web browser dan selanjutnya sistem

mencari halaman yang diminta. Permintaan tersebut segera disampaikan ke server

dengan menggunakan HTTP (HyperText Transfer Protocol). HTTP tersebut memiliki

fungsi mirip sebagai intrepetter (penerjemah bahasa) antara dua pihak yang sedang

berkomunikasi. Setelah permintaan disampaikan kepada web server dan jika halaman

yang diminta sudah ditemukan maka web server akan memberikannya kepada client

juga dengan menggunakan intepretter atau protocol yang sama yaitu HTTP. Proses ini

hanya membutuhkan waktu beberapa mikrodetik saja hingga halaman web terrdisplay

(ditampilkan) pada komputer client (Gambar 3). Tetapi kecepatan ini juga sangat

tergantung pada koneksi internet dan

Gambar 3. Skema aplikasi teknologi web

Pada kegiatan penelitian ini, halaman web yang berisi sistem informasi

konservasi tanah dan kesuburan berupa sistem pengambilan keputusan akan

dipasangkan sebagai tautan (hyperlink) pada halaman web Balai Penelitian Tanah. Hal

ini juga dimaksudkan sebagai penegasan bahwa teknologi ini merupakan produk dari

Balai Penelitian Tanah.

Pada halaman web DSS konservasi tanah dan kesuburan ini terdapat fitur “add

placemark” atau penanda lokasi yang dipilih. Setelah pengguna setuju dan memberikan

konfirmasi pada letak penanda lokasi tersebut, maka direncanakan akan langsung

muncul jendela informasi mengenai 2 hal yaitu: i) informasi koordinat bumi dan lokasi

administrasi, serta ii) pilihan masuk ke menu “simulasi SPLaSH atau Rekomendasi

URL

Display

Web

Browser

Request

Response

Web

Server

Web

Files

Header

Header

Body

Body

Client

Page 42: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

28

Pupuk”. Menu tersebut sebenarnya merupakan menu dari sistem pengambilan

keputusan pengelolaan lahan berbasis konservasi tanah. Ada 3 sub menu yang

merupakan rangkaian tak terpisah dari sistem ini yaitu: i) sub menu Data, merupakan

menu interaktif dimana pengguna dapat memberikan input data yang diperlukan oleh

sistem ini, ii) sub menu Proses, merupakan display informasi akan hasil perhitungan

data berdasarkan input data sebelumnya, dan iii) sub menu Hasil, merupakan pilihan

teknologi pengelolaan lahan (faktor P) yang memberikan hasil erosi lebih rendah

dibandingkan dengan erosi yang masih dapat diabaikan di lokasi tersebut atau

rekomendasi kebutuhan pupuk yang efisien dan berimbang.

Sub menu Hasil juga memberikan tautan terhadap masing-masing teknologi

pengelolaan lahan terpilih tersebut yang isinya sama dengan menu “informasi teknik

konservasi tanah”. Pada aplikasi rekomendasi pupuk, maka sub menu Hasil juga

memberikan tautan terhadap identifikasi detil rekomendasi pupuk. Untuk lebih jelasnya,

berbagai menu dan hierarkinya dapat dilihat pada bagan alir Gambar 4.

Struktur Menu

Web Balai

Penelitian Tanah

Halaman Utama

DSS versi web

Menu Utama

(google map)

Info Teknik

Konservasi

Manual DSS

konservasi tanah Info lokasi

(koordinat,

admin)

Aplikasi

Rek.omendasi Pupuk

Data

Perhitungan

Hasil

Aplikasi SPLaSH

Page 43: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

29

Gambar 4. Bagan alir struktur menu sistem informasi konservasi tanah dan

kesuburan berbasis web

3.4.3. Penyusunan Rekomendasi dan Validasi PUHS/T

Pelaksanaan penyusunan rekomendasi dan validasi PUHS/T di lapang

dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit di Bengkulu. Penyusunan rekomendasi

meliputi percobaan lapang dengan memberikan perlakuan N bertingkat (0N;

1/2N; 3/4N; 1N; 1 1/2N), P bertingkat (0P; 1/2P; 3/4P; 1P; 1 1/2P), dan K

bertingkat (0K; 1/2K; 3/4K; 1K; 1 1/2K).

Penelitian akan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak

kelompok, dimana ulangan sebagai kelompok dan diulang 4 kali. Perlakuan

ditetapkan berdasarkan kebutuhan umum pohon kelapa sawit tanaman

menghasilkan serta rekomendasi yang berlaku di PPKS serta perkebunan lainnya.

Adapun perlakuan adalah sebagai berikut :

Lokasi : Talang Pete/Propinsi Bengkulu

Dolomit : 1,5 kg/pohon/tahun

Kaptan : 1,5 kg/pohon/tahun

1. Percobaan N :

Perlakuan ada 5 :

N0 = 0 kg Urea/pohon/tahun

N1 = 1 kg Urea/pohon/tahun

N2 = 2 kg Urea/pohon/tahun

N3 = 3 kg Urea/pohon/tahun

N4 = 4 kg Urea/pohon/tahun

Pupuk dasar : SP-36 = 2 kg/pohon/tahun, KCl = 2 kg/pohon/tahun, Borax =

100 g/ph/tahun.

Ulangan : 4 masing-masing perlakuan 5 pohon (tergantung kondisi lapangan)

Page 44: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

30

2. Percobaan P:

Perlakuan 5 :

P0 = 0 kg TSP/pohon/th

P1 = 0,75 kg TSP/pohon/th

P2 = 1,5 kg TSP/pohon/th

P3 = 2,25 kg TSP/pohon/th

P4 = 3 kg TSP/pohon/th

Pupuk dasar : Urea = 2 kg/pohon/th, KCl = 2 kg/pohon/th, Borax = 100

g/pohon/th,

Ulangan 4, masing–masing perlakuan 5 pohon (tergantung kondisi lapangan)

3. Percobaan K:

Perlakuan 5 :

K0 = 0 kg MOP/pohon/th

K1 = 0,75 kg MOP/pohon/th

K2 = 1,5 kg MOP/pohon/th

K3 = 2,25 kg MOP/pohon/th

K4 = 3 kg MOP/pohon/th

Pupuk dasar : Urea 2 kg/pohon/th, TSP = 2 kg/pohon/th, Borax = 100

g/pohon/th

Ulangan 4, jumlah pohon per perlakuan 5 pohon (tergantung kondisi lapangan)

4. Percobaan B :

B0 = 0 g Borax /pohon/th

B1 = 75 g Borax /pohon/th

B2 = 150 g Borax /pohon/th

B3 = 225 g Borax /pohon/th

B4 = 300 g Borax /pohon/th

Pupuk dasar : Urea 2 kg/pohon/th, TSP = 2 kg/pohon/th, MOP = 2 kg/pohon/th

Ulangan 4, masing-masing perlakuan 5 pohon (tergantung kondisi lapangan)

Page 45: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

31

Pengamatan:

Pengamatan dilakukan terhadap tanaman TM (tanaman menghasilkan).

Pengamatan pertama dilakukan 6 bulan setelah perlakuan pemupukan dimulai.

Paramater yang diamati adalah:

1. Jumlah tandan isi per pohon setiap 2 minggu atau sesuai dengan jadwal lapang

2. Bobot buah per tandan/pohon (6 bulan, 1 tahun, 1,5 tahun dan 2 tahun)

3. Analisis contoh tanah dan tanaman pada awal dan akhir percobaan.

Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Tata letak perlakuan

Tata letak perlakuan penelitian di lapang disesuaikan dengan kondisi lapang.

Umumnya tanaman kelapa sawit ditanam dengan pola segitiga sama sisi dimana

jarak antara sisi masing-masing 9 m. Adapun tata letak perlakuan disusun

dengan ketentuan antara perlakuan dipisahkan dengan border satu tanaman

yang tanpa diberi perlakuan namun diberi pupuk dengan dosis sesuai anjuran

perusahaan.

Pemupukan

Pupuk Urea, SP-36, dan KCl diberikan 2 kali dalam satu tahun atau tanaman

dipupuk setiap enam bulan sekali. Pemupukan dilaksanakan pada awal musim hujan dan

setelah musim hujan.

Pupuk diberikan pada piringan dan ditutup. Untuk pupuk tunggal, pupuk urea,

SP-36 dan KCl dicampur terlebih dahulu.

Pengamatan

a. Kadar hara dalam daun

Pengambilan contoh daun dilakukan pada 6 bulan setelah aplikasi sampai

2 tahun penelitian. Contoh daun diambil dari bagian tengah pada pelepah daun

Page 46: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

32

ke-17. Pengambilan contoh daun mengikuti prosedur baku (Jones, et al., 1991).

Contoh tanaman paling sedikit mewakili 10 tanaman yang letaknya diagonal.

Anak contoh tersebut selanjutnya digabung menjadi satu, separuh untuk

pengujian dengan PUHS dan separuhnya dikeringkan dan dihaluskan untuk

dianalisis. Analisis kadar hara meliputi kadar N, P, K dan B.

b. Kadar hara dalam tanah

Pengambilan contoh tanah dilakukan pada awal perlakuan dan akhir tahun

perlakuan, sehingga terdapat 3 kali pengambilan contoh tanah. Contoh tanah awal

sebelum perlakuan diambil untuk dianalisis sifat kimia yang terdiri dari pH ekstrak H2O

dan KCl, C-organik dan N-total, P dan K total (ekstrak HCl 25%), P-tersedia Bray 1, nilai

tukar kation Ca, Mg, K dan Na ekstrak NH4O-Ac 1N pH7, kejenuhan basa dan kapasitas

tukar kation (KTK). Setelah perlakuan, tanah kemudian dianalisis pH ekstrak H2O dan

KCl, N-total, P dan K total (ekstrak HCl 25%), P-tersedia Bray 1, nilai tukar kation K

ekstrak NH4O-Ac 1N pH 7.0, KTK.

Contoh tanah diambil bersamaan waktunya dengan pengambilan contoh

tanaman (daun), baik sebelum maupun setelah perlakuan pemupukan. Satu

contoh tanah komposit maksimum mewakili satu plot perlakuan. Satu anak

contoh tanah diambil dari empat titik di dalam priringan sekitar tanaman pada

arah yang berlawanan (utara, selatan, barat dan timur). Anak-anak contoh tanah

tersebut digabung menjadi satu dan dicampur sampai homogen kemudian

diambil sebanyak 1 kg untuk dianalisis di laboratorium.

c. Produksi sawit

Aspek produksi yang diamati adalah jumlah dan bobot tandan. Jumlah dan

bobot tandan diamati dan ditimbang setiap panen kemudian diakumulasikan dalam satu

bulan. Jumlah tandan (dihitung pada tahun ke dua)

Page 47: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

33

PENGOLAHAN DATA

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan jumlah dan bobot tandan akan dianalisis

dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diikuti dengan uji lanjutan menggunakan

Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 % untuk melihat perbedaan antar

perlakuan, serta dilakukan analisa regresi. Data analisis tanah dan tanaman akan

dianalisis secara deskriptif.

3.4.4. Penyusunan Perangkat Uji

3.4.4.1. Penyempurnaan test kit digital untuk PUTS

Pada tahun 2015 akan dilakukan penyempurnaan dan validasi prototype

test kit digital untuk PUP. Kegiatan ini terutama difokuskan pada perubahan

analog warna menjadi digital. Untuk itu dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga

dalam pengembangan sistim digitalnya. Pengembangan test kit digital diawali

dengan identifikasi peralatan untuk mengukur hara terekstrak dalam cairan

bening. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur kepekatan warna yang

kemudian ditangkap oleh sensor kemudian diubah menjadi bentuk data digital.

Sensor akan menangkap tiga warna utama yakni RBG (Red-Blue-Green) dan HVC

(Hue-Value-Chroma).

Adapun tahapan yang telah dilakukan untuk PUTS digital adalah sebagai

berikut :

(1) Shop drawing / Skematik Alat

(2) Alur kerja alat ukur

(3) Pembuatan Casing / boks alat ukur

Proses pengukuran diawali dengan ekstraksi tanah dengan PUTS lalu diukur

dengan PUP digital. Dari unsur N dan P yang menggunakan sistem pewarnaan

(colorimetry) dalam pengukurannnya, akan diukur oleh sensor dan dibaca oleh model.

Page 48: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

34

PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dari pengukuran dengan prototipe PUP digital akan

dikorelasikan atau diskoring dengan hasil pengukuran kadar hara dari hasil analisa di

laboratorium. Bila diperoleh keeratan data di atas 95 % maka PUP digital tersebut layak

dipergunakan, bila tidak maka akan dilakukan penyempurnaan kerja alat dan model

yang penyusunnya.

3.4.4.2. Pengujian PUTR untuk tanah SMP, Lebak dan Gambut

Pelaksanaan kegiatan pengujian untuk tanah SMP, Lebak, dan Gambut akan

diawali dengan pengambilan contoh tanah tersebut di Sumatera Selatan, Kalimantan

Selatan, dan Kalimantan Barat. Contoh tanah tersebut diambil pada kedalaman 0-20 cm

dari luasan yang diwakili. Contoh tanah kemudian di analisa di Laboratorium Balai

Penelitian Tanah untuk parameter N, P, K, pH, dan kadar Fe tersedia, dan juga contoh

tanah tersebut dianalisa dengan PUTR. Bila terjadi ketidaksesuaian antara hasil analisa

di laboratorium dan dengan PUTR maka, pereaksi PUTR akan diperbaiki modifikasi

hingga mempunyai kolerasi yang yang signifikan. Jumlah contoh tanah yang akan

diambil menyesuaian dengan sebaran tanah yang ada dan secara statistik mewakili

populasi contohnya.

Untuk contoh tanah dengan kadar bahan organik tinggi, biasanya akan terjadi

gangguan dalam pembentukan pewarnaan indikator, sehingga pembentukan warna ini

akan dilakukan modifikasi terhadap pereaksi maupun indikatornya agar dapat diukur

tetapkan secara semi kuantitatif.

Contoh tanah akan dianalisa dalam kondisi kadar air apa adanya dan kondisi

dikering angin. Kemudian dalam kalkulasi kadar, akan dikoreksi dengan kadar airnya.

PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh akan diuji korelasinya ataupun dilakukan skoring. Uji

korelasi dianggap nyata pada taraf kepercayaan 5%. Untuk sistem skoring, nilai nyata

akan di tetapkan pada nilai 75% sesuai dengan jumlah populasi minimal 15 contoh.

Page 49: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

35

3.4.4.3. Penyempurnaan Perangkat Uji Hortikultura (Sayuran)

Penyusunan Perangkat Uji Hortikultura (sayuran) 2014 melalui tahapan

pelaksanaan sebagai berikut : 1) Inventarisari dan identifikasi calon pereaksi untuk

pengekstrak dan pewarnaan; 2) Pengkoleksian contoh tanah pewakil dari tanah-tanah

sentra produksi sayuran di Indonesia; 3) Analisis N, P, K, pH, kebutuhan kapur, dan C-

organik contoh tanah di laboratorium; 4) Analisis calon pereaksi dengan koleksi contoh

tanah yang ada; 5) Pengolahan data dengan cara korelasi ataupun dengan sistem

skoring. Bila nilai korelasi atau kesesuaian masih rendah maka akan dilakukan perbaikan

pereaksi dan prosedur pelaksanaannya. Bila memungkinkan untuk perangkat uji ini akan

mengadopsi perangkat uji yang telah ada yakni PUTK yang akan dimodifikasi, sehingga

tahap 1 dapat dilaksanakan dengan tidak memulai dari awal dan dilanjutkan ke tahap 2.

Kemudian dilakukan penelitian korelasi di rumah kasa di Balitsa Lembang

dengan tanaman indikator cabai dan bawang daun. Serta melakukan kalibrasi

rekomendasi untuk tanaman sayuran utama seperti kentang (pewakil tanaman

berumbi), kubis (pewakil tanaman berdaun), di lapang berdasarkan data yang diperoleh

dari studi literatur dan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Untuk penetapan status hara dan kalibrasi akan dilakukan penelitian di lapang

(2015) dengan memberikan perlakuan N bertingkat (0N; 1/2N; 3/4N; 1N; 1 1/2N), P

bertingkat (0P; 1/2P; 3/4P; 1P; 1 1/2P), dan K bertingkat (0K; 1/2K; 3/4K; 1K; 1 1/2K)

pada status hara tanah pewakil yakni P dan K antara rendah sampai tinggi atau

kombinasinya. Besaran jumlah pupuk yang dipergunakan untuk N, P, dan K akan

mempertimbangkan kadar hara tanah, varietas, dan target hasil. Dari kegiatan ini akan

diperoleh selang status hara dan rekomendasinya. Rancangan yang dipergunakan

adalah rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan.

Untuk memperkuat informasi dan data dukung penyusunan rekomendasi

pemupukan maka dalam waktu bersamaan dilakukan pengkoleksian data hasil penelitian

pemupukan yang telah dilakukan oleh institusi terkait seperti universitas dan lembaga

penelitian.

Parameter pengamatan meliputi: 1) pengamatan agronomis (tinggi, jumlah

daun, produksi biomas dan produksi yang bernilai ekonomi), 2) analisis sifat kimia tanah

Page 50: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

36

awal dan panen di laboratorium, 3) analisa dengan PUTK, 4) analisa serapan hara N, P

dan K.

PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis dengan analisis sidik ragam

(ANOVA) dan diikuti dengan uji lanjutan menggunakan Duncan Multiple Range Test

(DMRT) pada taraf 5 % untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Serta melakukan

analisa regresi untukesesuaiannya. Data analisis tanah dan tanaman akan dianalisis

secara deskriptif. Selanjutnya karena data perlakuan adalah kontinyu, maka akan

dilakukan pembuatan grafik hubungan antara hasil analisa tanah dengan produksi, lalu

ditetapkan koefisien regresinya (linear/kuadratik).

3.4.4.4. Penyusunan Bio-test kit

Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca. Tanah lapang diambil

pada lapisan olah secara komposit. Penelitian diawali dengan melakukan inventarisasi

metode analisis aktivitas enzim nitrogenase dan enzim fosfatase tanah dari beberapa

laboratorium yang ada dan dari beberapa literatur. Selanjutnya dipilih diantara metode

yang layak untuk mendukung pengembangan pertanian.

1. Analisis aktivitas enzim nitrogenase

Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Faktorial Acak Kelompok

dengan: Faktor I : Beberapa metoda analisa aktivitas enzim nitrogenase

Faktor II : Jenis tanah (Oxisol, Ultisol, Inceptisol)

Faktor III : Kandungan bahan organik tanah (C-organik): tinggi, sedang, dan rendah

Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas enzim nitrogenase tanah, kandungan

NO32- dan kandungan NH4

+.

2. Analisis aktivitas enzim fosfatase

Rancangan percobaan menggunakan rancangan Faktorial Acak Kelompok

dengan: Faktor I : Beberapa metoda analisa aktivitas enzim fosfatase

Page 51: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

37

Fator II : Jenis tanah (Oxisol, Ultisol, Inceptisol)

Faktor III : kandungan P-potensial (P-HCl): tinggi, sedang dan rendah.

Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas enzim fosfatase tanah, kandungan

P-potensial (P-HCl) dan P-tersedia.

PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data untuk uji enzin nitorgenasi yakni uji korelasi-regresi antara

kandungan NO32- + NH4

+ dari masing-masing metode analisis. Metode analisis yang

memiliki hubungan korelasi terbaik dipilih sebagai metode analisis aktivitas enzim

nitrogenase untuk penelitian selanjutnya.

Dan untuk uji enzim fosfatase akan dilakukan uji korelasi-regresi antara

kandungan P-potensial (P-HCl) dan P-tersedia dari masing-masing metode analisis.

Metode analisis yang memiliki hubungan korelasi terbaik (R2> 0,750) dipilih sebagai

metode analisis aktivitas enzim fosfatase untuk penelitian selanjutnya.

Page 52: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

38

IV. ANALISIS RISIKO

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang diuraikan dalam proposal ini

kemungkinan terdapat beberapa risiko, kendala dan penangannya yang dihadapi

antara lain yaitu:

4.1. Daftar Risiko

No RISIKO PENYEBAB DAMPAK

1. ROPP 1: Tidak terkoleksinya data penunjang

Ketiadaan data dukung

Tertahannya proses penyusunan model

2. ROPP 2: Tidak terkoleksinya data penunjang

Ketiadaan data dukung

Ketidaklengkapan data memperlambat proses penyusunan web

3. ROPP 3: Tidak diperolehnya data validasi yang konprehensif

Musim dan pengumpulan data panen yang tidak lengkap

Akurasi data yang berkurang

Page 53: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

39

4. 4.1 4.2 4.3 4.4

ROPP 4: PUTR – SMP, Gambut, Lebak. - Terdapat gangguan dalam pembentukan warna Perangkat Uji Hortikultur – Rekomendasi pupuk berdasar uji tanah untuk tanaman sayuran dominan masih umum. PUTS-Digital –Kesinambungan pelaksanaan kegiatan Bio-test Kit - Tidak tersedianya metoda untuk penyusunan bio-test kit serta bahan penunjangnya

- Perbedaan ekosistem menyebabkan sifat tanah dominan yang berbeda-beda - Variasi tanah dan jenis tanaman yang tinggi. Teknisi lapang dan laboran terbatas. Harus berkoordinasi dan bekerjasama dengan tenaga Informatika dan elektronika dari luar balai. Ketidaksesuaian metoda yang diperoleh dan tidak tersedianya bahan penunjang di Indonesia

- Perlu penanganan

khusus dengan mencari komponen penyebab dan peanggulangannya

- Penelitian memerlukan waktu yang lebih lama.

- Ketergantungan terhadap pihak lain.

- Diperlukannya waktu dan biaya yang lebih

4.2. Daftar Penanganan Risiko

No RISIKO PENYEBAB PENANGGULANGAN

1. ROPP 1: Tidak terkoleksinya data penunjang

Ketiadaan data dukung

Menggali informasi dari berbagai sumber yang kompeten, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak

2. ROPP 2: Tidak terkoleksinya data penunjang

Ketiadaan data dukung

Menggali informasi dari berbagai sumber yang kompeten, menjalin kerjasama dengan berbagai

Page 54: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

40

pihak

3. ROPP 3: Tidak diperolehnya data validasi yang konprehensif

Musim dan pengumpulan data panen yang tidak lengkap

Meningkatkan pengawasan kepada petugas lapang dan koordinasi dengan pihak perkebunan

4. 4.1 4.2 4.3 4.4

ROPP 4: PUTR – SMP, Gambut, Lebak. - Terdapat gangguan dalam pembentukan warna Perangkat Uji Hortikultur – Rekomendasi pupuk berdasar uji tanah untuk tanaman sayuran dominan masih umum. PUTS-Digital –Ketidaksesuaian nilai ukur perolehan antara prototipe dan di hasil uji dengan PUTS, dan lab. Bio-test Kit - Sulit mendapatkan metoda untuk penyusunan bio-test kit serta bahan penunjangnya

- Perbedaan ekosistem menyebabkan sifat tanah dominan yang berbeda-beda - Variasi tanah dan jenis tanaman yang tinggi. Teknisi lapang dan laboran terbatas. Harus berkoordinasi dan bekerjasama dengan tenaga Informatika dan elektronika dari luar balai, dan pakar kimia anorganik. Ketidaksesuaian metoda yang diperoleh dan tidak tersedianya bahan penunjang di Indonesia

- Mencari pustaka

tentang pengurangan pengganggu dan melakukan pengujian

- Ditetapkan

komoditas sayuran (Berbuah-berdaun-berumbi) dan jenis tanah dominan (Andisol dan Inceptisol)

- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten

- Dilakukan

pengujian penyesuai pereaksi dan memodifikasi pereaksi yang bersifat hampir sama

Page 55: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

41

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA

5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan

Nama lengkap, Gelar dan NIP

Jabatan Kedudukan dalam kegiatan

Alokasi waktu

(OB) Fungsional Struktural

Dr. Ir. Ladiyani R. Widowati, M.Sc NIP. 19690303 199403 2 001

Peneliti Madya - Penanggungjawab RPTP dan ROPP 4

6

Dr. Ir. I Putu Wigena, MSi.

NIP. 19581231 198703 1 004

Peneliti Madya - Penanggungjawab

ROPP 1 4

Setiari Marwanto, SP., MSi.

NIP. 19770713 200212 1 003

Peneliti Pertama - Penanggungjawab

ROPP 2 4

Dr. Ai Dariah Peneliti Madya 3

Dr. Irawan Peneliti Madya 3

Ir. Nurjaya MP

NIP. 19

Penelity Madya - Penanggungjawab

ROPP 3 4

Dr. Subowo Peneliti Utama - Anggota 3

Dr. Diah Setyorini Peneliti Madya - Anggota 3

Dr. Husnain Peneliti Muda - Anggota 3

Sarmah, SP. Peneliti Pertama - Anggota 3

Hamdanah, SP. Peneliti Pertama - Anggota 3

Nanan Sri Mulyani, SSi. PNK Anggota 3

Supardi Suping, MSc. PNK - Anggota 3

Rini Rosliani, MSi./Balitsa Peneliti Madya - Anggota 3

Iin Dwi Suharti, SSi PNK Anggota 3

Tia Rostaman PNK - Anggota 3

Mulyadi Teknisi - Anggota 3

Koko Kusumah Teknisi - Anggota 3

Puji Wuningrum Analis - Anggota 3

Ichwan Safari Setiawan Analis - Anggota 3

Endang Windiyati, S.Si Teknisi - Anggota 3

Eep Syaiful Anwar Teknisi - Anggota 3

Ir. Tagus Vadari Teknisi

Erich Erlangga Programmer

Moch Jazem Programmer

Dr. Ali Jamil, MP. Ka. Balai Nara Sumber 1

Dr. Sri Rochayati, MSc. - Nara Sumber 1

Page 56: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

42

5.2. Jangka waktu kegiatan

Kegiatan Bulan (tahun 2015)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pembuatan proposal dan rencana kegiatan

Inventarisasi data dan metoda penunjang

Pelaksanaan penelitian desk work, laboratorium, rumah kaca, dan lapang

Penyusunan model, pengujian, dan penyempurnaan

Penyusunan data capaian dan pengujian

Analisa data dan pelaporan

Page 57: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

43

5.3. Pembiayaan

Tolak Ukur

Triwulan Total

x1.000 I II III IV

Belanja Bahan(521211)

- ATK dan komputer Supplier

3.000

3.000

2.000

2.000

10.000

- Fotocopy, penggandaan, penjilidan

2.000

3.000

3.000 2.000

10.000

- Bahan penunjang penelitian

15.000

20.000

10.000

5.000

50.000

- Bahan khemikali

12.000

13.000

10.000

15.000

50.000

Honor Output Kegiatan (521213)

- Upah tenaga kerja

15.000

25.000

15.000

5.000

60.000

- Upah analisis

10.000

15.000

11.000

3.000

39.000

- Upan progremer dan tenaga IT 5.000 5.000 5.000 5.000 20.000

- Upah penyusunan dan

penyempurnaan test kit 2.500 2.500 2.500 2.500 10.000

Belanja barang non opersional

lainnya (521219)

- Detasering penelitian 9.000 9.000 9.000 9.000 36.000

Belanja perjalanan biasa (524111)

- Perjalanan dinas dalam rangka

kegiatan penelitian

36.000

84.000

36.000

28.000

184.000

- Perjalanan dinas dalam rangka

kegiatan monev

4.000

28.000

24.000

4.000

60.000

Jumlah 113.500 207.500 127.500 80.500

529.000

Page 58: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

44

VI. DAFTAR PUSTAKA Al-Jabri. M., Suriadikarta. D.A. 2010. Perakitan dan Pengembangan Perangkat Uji

Tanah Sawah Sulfat Masam (PUTS-SM) dan Uji Cepat Hara Tanaman Sawit (PUHS) untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan >20%. Laporan akhir kegiatan penelitian insentif RISTEK. Balai penelitian tanah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Anonimus. 2009. Sistem Dinamis. Bahan Kuliah Sistem Dinamik. Fakultas Teknik. Universitas Veteran Nasional. Jakarta.

Anonimus. 2013. Teori Sistem Dinamik. www.id.wikipedia.org. 5 Mei 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010. Rencana Strategis 2010 – 2014. Departemen Pertanian. 24 hal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Workshop Nasional: Pengembangan Kebijakan Pertanian Mendukung Pencapaian Target Sukses Kementan 2014 Melalui Aplikasi System Modelling. Jakarta, 14 Juli 2012.

Departemen Pertanian. 2007b. Ministry of Agriculture, Republic of Indonesia. http://www.deptan.go.id/

Dirjenbun. 2009. Koreksi kebutuhan pupuk sector pertanian 2010-2025. Di unduh dari

http://ditjenbun.deptan.go.id/ tanggal 7 Agustus 2010.

Eriyatno. 2004. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Managemen. IPB Press. Bogor.

FAO. 2005. Fertiliser use by crop in Indonesia.

http://www.fertilizer.org/ifa/publicat/pdf/2005_fao_indonesia.pdf. Diunduh 7

Agustus 2010.

FAOSTAT 2005. Food and Agricultural Organization. Rome. Available at URL:

http://www.fas.usda.gov/offices.asp. Diunduh 8 Maret 2008.

Fitriatin, B.N., arief, D.H., Simarmata, T., Santosa, D.A., dan Joy, B. 2013. Aktivitas Fosfatase dan Kandungan P andisols serta Hasil Tanaman jagung manis yang dipengaruhi Bakteri Pelarut Fosfat. Pros. Semnas. Peningkatan Produktivitas Sayuran Dataran Tinggi. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, p: 315 – 327.

Fizzanty, T., N. Grace, D. Hidayat. 2012. Inovasi Frugal di Indonesia: Kajian terhadap Permintaan Efektif, Kemampuan Teknologi, dan Kewirausahaan. Forum Tahunan

Page 59: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

45

Ghulamahdi, M., Aziz, S.A., Melati, M., Dewi, N., dan Rais, S.A. 2006. Aktivitas Nitrogenase, Serapan Hara dan Pertumbuhan Dua Varietas Kedelai pada Kondisi Jenuh Air dan Kering. Bul.Agron. (34) (1): 32 – 38.

Giller K.E., M.H. Beare, P. Lavelle, A.M.N. Izac, and M.J. Swift. 1997. Agricutural Intensification, Soil Biodiversity and Agroecosystem Function. Applied Soil Ecology 6: 3 -16.

Hartatik, W. 2009. Laporan akhir penelitian DIPA 2009. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.

Haryati, U., Kurnia, U. 2000. Efek tehnik konservasi terhadap erosi dan produksi kentang (Solanum tuberosum) dari dataran tinggi Dieng. Prosiding Seminar Nasional “Reorientasi Pemanfaatan Sumberdaya Lahan, Klimat dan Pupuk” Cipayung, 31 Oktober – 2 November 2000. Pusat Penelitian Tanah. Bogor. Buku II. pp. 439-460.

Kartaatmadja, S. 2009. Benefits of promoting SSNM: Experience from Indonesia. Paper presented at IFA Crossroads Asia-Pacific Conference, 8-10 Dec 2009, Kota Kinabalu, Malaysia.

Koran Jakarta. 2009. Kuantum : Menakar Unsur Hara dalam Tanah. Terbit : 17 Juni 2009.

Lachman. L., Herbert. L., Josheph. L.K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. edisi 2. Terj. Dari The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press. 860-892.

Las I., S. Rochayati., D Setyorini. 2010. Peta Potensi Penghematan Pupuk Anorganik dan Pengembangan Pupuk Organik pada Lahan Sawah. Badan Litbang Deptan.

Nurjaya, D. Setyorini. 2008. Perangkat Uji Tanah Kering. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 30 No. 5.

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian. 2012. Realisasi

Pendaftaran Pupuk An-organik dan Organik Tahun 2011.

http://ppvt.setjen.deptan.go.id/ppvtpp. Diunduh pada tanggal 24 Februari 2013.

Rachman. A., A. Dariah. dan D. Santoso. 2006. Pupuk Hijau. p. 41-58 dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian.

Rochayati S., D. Setyorini and J. Sri Adiningsih. 2001. Peranan uji tanah dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Paper presented in seminar “Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Pupuk di Indonesia”. BPPT. Jakarta. 6 Mei 2002.

Page 60: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

46

Setyorini D., LR Widowati. S. Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah Intensifikasi . In Tanah Sawah and Pengelolaannya. Agus et al. Ed. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Shargel. L., Andrew. B., C. Yu. 1998. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. edisi 2. Terj. Dari Applied Biofarmaceutics and pharmacocinetics. oleh Fasich. Siti Sjamsiah. Universitas Airlangga Press. 1-545.

Sojka. R.E., Entry. J.A. 2007. Matrix-based fertilizer: A new fertilizer formulation concept to reduce nutrient leaching. In: Currie. L.D.. Yates. L.J.. editors. Proceedings of the Fertilizer & Lime Research Centre Workshop. Designing Sustainable Farms: Critical Aspects of Soil and Water Management. February 8-9. 2007. Palmerston North. New Zealand. p. 67-85.

Subowo, E. Santosa, dan I. Anas. 2010. Peranan Biologi Tanah Dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Kawasan Megabiodiversity Tropika Basah. Jurnal Sumberdaya Lahan, Vol. 4, No. 2: 93-102.

Sulaeman Y, Nursyamsi D. 2005. PKDSS v 2.0: User Manual. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.Bogor

Suriadikarta. D.A., T. Prihatini., D. Setyorini, dan W. Hartatik. 2005. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. p. 169-222 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Pusat Penelitian Tanah dan Agrklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Review. Cisarua. Bogor 4-6 Maret 1997. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Sutarta, E.S., W. Darmosarkoro, S. Rahutomo. 2005. Peluang penggunaan Pupuk Majemuk dan Pupuk Organik dari limbah kelapa sawit. http://ditjenbun.deptan.go.id//images/stiries/fruit/pupuk%20majemuk.pdf.

Syahfitri, M.M. 2009. Analis unsur hara fosfor (P) dalam daun kelapa sawit secara spektrofotometri di pusat Perkebunan Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Skripsi S-1. Famipa. USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf

Trubus (Majalah). 2008. Rahasia dalam Setengah Gram Tanah. Edisi : September 2008.

Widowati, L.R., and D. Setyorini. 2009. Fertilizer recommendation model validation on Inceptisols Karawang-West Java and Banten Serang. Proceedings of the National Seminar and Workshop: Crisis Management Strategies to Support Land Resources for Food and Energy Sovereignty. (Ed: S.D. Tarigan, B. Barus, D.R. Panuju, B.H. Trisasongko, B. Nugroho).

Page 61: P EERRAAKKIITTAANN ADD ANN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2016/rptp/RPTP TEST KIT...cepat Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) untuk sulfat masam aktual,

47

Soil Science and Land Resourches Department. Bogor Agriculture University. (In Bahasa)

Widowati, L.R., and D. Setyorini. 2011a. Persiapan penyusunan rekomendasi pemupukan dan validasi pemupukan pada tanah sawah Inceptisols dan Vertisols. Disajikan pada Seminar Nasional Sumberdaya Lahan. Banjarbaru, 13-14 Juli 2011.

Widowati, L.R., D. Nursyamsi, Sri Rochayati, and Mufrizal Syarwani. 2011b. Nitrogen Management on Agricultural Land in Indonesia. Proceedings of Internasional Seminar on Increase Agricultural Nitrogen Circulation in Asia: Technological chalange to Mitigate Agricultural Nitrogen Emissions. Thaiwan, October 2011. p.181-195.

Widowati, L.R., De Neve S., Sukristiyonubowo, Setyorini, D., Kasno, A., Sipahutar, I.A., Sukristyohastomo, D. 2011c. Nitrogen balances and nitrogen use efficiency of intensive vegetable rotations in South East Asian tropical Andisols. Nutrient Cycle in Agroecosistems 91:131-143

Widowati, L.R., Husnain, D. Setyorini, D.A. Suriadikarta, W. Hartatik. 2012. Penelitian Pengembangan Test Kit Mendukung Swasembada Pangan. Laporan Akhir DIPA-2012. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian.

Wolinska, A., and Stepniewska, Z. 2012. Dehydrogenase Activity in Soil Enviromnment.

http://dx.doi.org/10.5772/48294, p: 183 – 210.