penyakit tanaman

22
DASAR-DASAR PROTEKSI TANAMAN “Beberapa Penyakit Pada Tanaman” Oleh: Rista Ardy Priatama A14100078 DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

Upload: prayuga-deka-rusyana

Post on 02-Aug-2015

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit tanaman

DASAR-DASAR PROTEKSI TANAMAN

“Beberapa Penyakit Pada Tanaman”

Oleh:

Rista Ardy Priatama

A14100078

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Penyakit tanaman

Penyakit : Mosaik Tembakau

Patogen : Tobacco Mosaic Virus (TMV)

Inang : Tembakau

Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang

menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan

(Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang

menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.

Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat

menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali

ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang

diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika

ekstrak itu disaring dengan saringan keramik yang sangat halus sehingga bakteri pun

tidak dapat menembus dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular.

Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala

tersebut.

Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan

dengan mikroskop elektron. Virus ini menginfeksi tanaman dan berkembang biak dalam

jasad inang. Ketika Tembakau Mosaic Virus menulari tanaman tembakau, virus

memasuki mekanis (Misalnya melalui dinding sel tumbuhan pecah) dan bereplikasi.

TMV menulari tanaman tembakau secara mekanis melalui dinding sel yang pecah, lalu

berreplikasi. Virus yang telah berreplikasi tersebut menyebar ke sel tetangga melalui

plasmodesmata. TMV menghasilkan protein yang disebut P30, protein ini akan

memperbesar plasmodesmata dan virus tersebut akan bergerak dari sel ke sel sebagai

suatu kompleks RNA.

Gejala pertama yang terlihat adalah terdapat warna hijau muda pada urat-urat

daun muda. Diikuti oleh adanya “mosaik” atau bintik-bintik terang dan gelap pada daun.

Gejala ini berkembang cepat pada daun muda. Virus ini menginfeksi pada awal musim

sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.

Selain TMV, virus mozaik juga ditemukan pada tomat, mentimun, dan lada. Selain TMV,

virus tungro juga merupakan virus pada tumbuhan. Virus spesifik ini menyerang padi dan

mengakibatkan tanaman padi mengerdil sehingga produktivitas menurun.

Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat

sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan

tanaman secara mekanis misalnya pada saat pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala

Serangan daun tanaman yang terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau

Page 3: Penyakit tanaman

tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika

menyerang tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil. Virus

ini mampu menular secara mekanis yakni melalui tangan manusia saat memetik daun

tembakau, perasan air daun tembakau yang terjangkit dan melalui pembibitan.

Gambar 2. Tembakau yang terjangkit Tobacco mosaic virus

Penyakit : Belang Kacang Tanah

Patogen : Peanut Mottle Virus (PMoV)

Inang : Kacang tanah

Penyakit belang disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai virus

Belang Kacang Tanah atau Groundnut Mottle Virus. Gejala yang sering dijumpai

di lapang adalah gejala belang berwama hijau tua dikelilingi daerah yang lebih

terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun muda

terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang menjadi

belang-belang melingkar. Pada daun tua berwarna hijau kekuningan dengan

belang-belang berwarna hijau tua. Pertembuhan tanaman yang terinfeksi menjadi

terhambat sehingga tanaman menjadi pendek dibandingkan tanaman sehat

terutama apabila terinfeksi pada saat tanaman muda. Penyimpangan anatomi juga

terdapat pada lembaga biji tanaman sakit.

Penyakit belang dapat ditularkan secara mekanik dengan menggosokkan

cairan daun sakit ke daun tanaman yang diuji dengan efektivitas penularan 22,5 -

100 %. Penularan secara mekanik melalui kontak gesekan daun atau akar tanaman

sangat kecil kemungkinannya terjadi. Di lapang penyebaran virus dilakukan oleh

serangga vector. Serangga vector yang dapat menularkan penyakit belang kacang

Page 4: Penyakit tanaman

tanah adalah beberapa jenis kutu daun yaitu Aphis craccivora, A. glysines, A.

porii, Rhopalosiphum maydis, R, padi. Scizaphis rotundiventrism

Trichosiphonaphis sp. Hysteroneura setariae dan Mycus perslcae. Biji-biji

kacang tanah yang mengandung virus tidak dapat dibedakan dengan biji sehat

hanya dengan mendasarkan pada pengamatan biji secara visual, meskipun ada

tendensi bahwa biji kacang tanah yang kecil dan keriput kemungkinan

mengandung virus lebih besar dibandingkan yang besar dan bernas. Besar

penularan penyakit melalui biji kacang tanah ditentukan oleh strain virus, varietas

kacang tanah, umur tanaman pada saat terinfeksi dan beberapa factor lain yang

terkait. Selain tanarnan kacang tanah, virus belang kacang tanah dapat

menginfeksi tanaman kacang-kacangan lain seperti kedelai, kacang buncis, kapri

dan lain-lain.

Gambar 3. Kacang tanah yang terkena penyakit Belang Kacang Tanah

Penyakit : Kuning

Patogen : Gemini Virus

Inang : Cabai, Babadaton (Ageratum Conyzoides)

Penyakit virus kuning pada cabai telah mengakibatkan kerugian di

berbagai sentra produksi cabai di Indonesia. Di DIY, Jawa Tengah, Sumatera

Barat dan Lampung, epidemi penyakit ini telah menyebabkan kerugian bagi petani

hingga mencapai milyaran rupiah. Samapai sekarang belum ditemukan varietas

cabai yang tahan terhadap penyakit ini. Virus mempunyai kisaran inang yang luas

Page 5: Penyakit tanaman

dan mampu menginfeksi beberapa jenis tanaman, diantaranya tomat dan gulma

wedusan/babadotan (Ageratum conyzoides).

Gambar 4. Cabai yang terkena penyakit Kuning.

Tanaman cabai yang terserang virus ini menunjukkan gejala: daun

menguning cerah/pucat, daun keriting (curl), daun kecil-kecil, tanaman kerdil,

bunga rontok, tanaman tinggal ranting dan batang saja, kemudian mati (Gambar

1-2). Infeksi virus pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman

menjadi kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Gejala kuning dapat

dilihat dari kejauhan. Sedangkan gejala pada tanaman tomat adalah berupa tepi

daun menguning atau pucat dan melekuk ke atas seperti mangkok (cupping),daun

mengeras, daun mengecil dan tumbuh tegak, tanaman menjadi kerdil apabila

terinfeksi virus sejak awal pertumbuhan.

Penyakit kuning cabai di Indonesia disebabkan oleh virus dari

kelompok/Genus Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic virus), Famili

Geminiviridae. Geminivirus dicirikan dengan bentuk partikel kembar berpasangan

(geminate) dengan ukuran sekitar 30 x 20 nm. Di Cuba, penyakit kuning pada

cabai disebakan oleh Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV).

Virus ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci) secara

persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam tubuh kutu

tersebut (Gambar 4). Virus tidak ditularkan lewat biji dan juga tidak ditularkan

lewat kontak langsung antar tanaman.

Page 6: Penyakit tanaman

Penyakit : Bunchy Tap

Patogen : Banana Bunchy Top Virus (BBTV)

Inang : Pisang

Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh ‘Banana Bunchy Top Virus’

(BBTV). Gejala awal ditandai oleh adanya gejala hijau gelap bergaris pada

tangkai dan tulang daun menyerupai sandi morse. Pada lembaran daun di dekat

ibu tulang daun terdapat bercak/garis bengkok hijau gelap. Ketika tanaman

semakin tua, pertumbuhan daun menjadi terhambat, berukuran kecil, kaku dan

mengarah ke atas, tanaman menjadi kerdil.

Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui

vektor Pentalonia negronervosaCoq. Gejalanya adalah daun muda tampak lebih

tegak, pendek, lebih sempit dan tangkainya lebih pendek dari yang normal, daun

menguning sepanjang tepi lalu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah,

Tanaman terlambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung

batang palsunya. Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan

sanitasi kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti abaca (Musa

textiles),Heliconia spp danCanna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong

kecil-kecil agar tidak ada tunas yang hidup. Cara lain adalah dengan

menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor terutama di

pesemaian.

Gambar 5. Pisang terkena penyakit Bunchy Top

Page 7: Penyakit tanaman

Penyakit : Tungro

Patogen : Tungro Virus

Inang : Padi

Gejala penyakit tungro adalah berkurangnya jumlah anakan dan

pertumbuhan yang kerdil. Helaian daun dan pelepah daun memendek. Helaian

daun muda yang tidak menggulung dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya

terpuntir atau menggulung sedikit. Warna daun berubah menjadi kuning kemerah-

merahan atau oranye mulai dari ujung daun-daun yang tua. Daun muda mungkin

menjadi belang atau bergaris-garis hijau pucat. Malai tanaman yang terinfeksi

biasanya kecil dan keluar tidak sempurna. Bulir-bulirnya tertutup bercak coklat

dan beratnya kurang dibanding bulir normal.

Tanaman padi yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan.

Pembungaan yang terlambat bisa menyebabkan tertundanya panen. Malai

seringkali kecil, steril dan keberadaanya tidak sempurna. Tanaman tua yang

terinfeksi bisa tidak menimbulkan gejala serangan sebelum panen tetapi gejala

akan terlihat saat singgang yang tumbuh setelah panen.

Semakin muda umur tanaman yang terserag dan semakin rentang varietas

padi maka semakin berat infeksi penyakit virus tungro ini. Tungro adalah penyakit

virus padi yang paling penting di Asia Tropika. Serangannya dapat merusak

pertanaman yang sangat luas dalam waktu yang singkat.

Penyakit tungro pada tanaman padi disebabkan oleh virus tungro. Penyakit

ini ditularkan oleh hama wereng daun terutama wereng hijau (Nephotettix

virescens) dan wereng zigzag.

Sebenarnya untuk mengendalikan penyakit ini cukup sulit karena

serangannya yang cepat dan menyebar. Namun ada beberapa hal yang bisa

dilakukan untuk mengendalikannya:

1. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular

ketanaman yang sehat.

2. Rotasi dengan tanaman palawija dapat memutus siklus hidup wereng daun.

3. Kendalikan serangan wereng dengan cara tepat dan pergunakan insektisida

yang terbaik untuk mengendalikan wereng .

Page 8: Penyakit tanaman

Gambar 6. Padi yang terkena penyakit Tungro.

Penyakit : Busuk Basah

Patogen : Erwina carotovora pv. carotovora

Inang : Kubis

Busuk lunak (Soft Rot) adalah penyakit yang merugikan pada tanaman-

tanaman sayur, termasuk kubis-kubisan, baik di lapangan maupun dalam

penyimpanan dan pengangkutan sebagai penyakit pascpanen. Penyakit tersebar

umum di seluruh dunia. Meskipun di Indonesia belum pernah diteliti secara

khusus, namun penyakit sering ditemukan di pertanaman maupun di pasar-pasar.

Busuk lunak merupakan penyakit yang penting di Malaysia, Thailand, dan

Filiphina (Beningno dan Quebral, 1977; Giatgong, 1980;Ho, 1985). Erwinia

carotovora pernah menyebabkan masalah serius di Eropa dalam produksi kentang,

hal ini disebabkan penanaman, pemanenan, penyimpanan dari buah kentang di

bawah kondisi optimum. Tanaman dengan mudah terinfeksi patogen. Kemajuan

teknologi yang dicapai ilmuan pada akhir dekade ini untuk menekan penyebaran

patogen Erwinia carotovora melalui molekul signal pada patogen dikuatirkan akan

manciptakan galur yang resisten. Teknik perbanyakan secara tradisional tidak

dapat digunakan sebagai senjata yang ampuh karena kurangnya sifat resisten.

Penelitian lebih lanjut masih dikebangkan untuk menangani masalah ini.

Gejala yang umum pada tanaman kubis-kubisan adalah busuk basah,

berwarna coklat atau kehitaman, pada daun, batang, dan umbi. Pada bagian yang

terinfeksi mula-mula terjadi bercak kebasahan. Bercak-bercak tersebut membesar

Page 9: Penyakit tanaman

dan mengendap (melekuk), bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua

kehitaman. Jika kelembaban tinggi jaringan yang sakit tampak kebasahan,

berwarna krem atau kecoklatan, dan tampak agak berbutir-butir halus. Disekitar

bagian yang sakit terjadi pembentukan pigmen coklat tua atau hitam. Pada

serangan lanjut daun yang terinfeksi melunak berlendir dan mengeluarkan bau

yang khas. Jaringan yang membusuk pada mulanya tidak berbau, tetapi dengan

adanya serangan bakteri sekunder jaringa tersebut menjadi berbau khas yang

mencolok hidung (Machmud, 1984). Bau tersebut merupakan gas yang

dikeluarkan dari hasil fermentasi karbohidrat kubis.

Penyebab busuk lunak adalah Erwinia carotovora. Sel bakteri berbentuuk

batang dengan ukuran (1,5×2,0)x(0,6×0,9) micron, umunya membentuk rangkaian

sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul, dan tidak berspora. Bakteri

bergerak dengan menggunakan flagela 2-3 peritrik. Bakteri ini bersifat gram

negatif. Hidup bakteri ini soliter atau berkelompok dalam pasangan atau rantai,

termasuk jenis bakteri fakultatif anaerob. E. carotovora memproduksi banyak

enzim ekstraselluler seperti pektinase yang mendegradasi pektin yang berfunsi

untuk merekatkan dinding-dinding sel yang berdampingan, sellulase yang

mendegradasi sellulase, hemicellulases, arabanases, cyanoses dan protease.

Suhu yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri ini yaitu berkisar

27-30oC.

Infeksi bakteri lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada

waktu pengangkutan (pascapanen) dari pada di lapangan. Bakteri busuk lunak

merupakan parasit lemah yang merupakan penetrasi pada inangnya hanya melalui

luka misalnya pada bercak yang diinfeksi oleh patogen lainnya, luka karena

gigitan serangga, atau luka karena alat pertanian yang digunakan untuk memanen

kubis.

Bakteri ini dapat menyerang berbagaimacam tanaman pertanian maupun

hasilnya, khususnya tanaman hortikultura seperti kentang, wortel dan lain

sebagainya. E. carotovora dapat mempertahankan diri dalam tanah dan sisa-sisa

tanaman dilapang. Suhu yang optimal untuk perkembangan bakteri yaitu 27oC.

pada keadaan suhu rendah dan kelembaban yang rendah bakteri akan terhambat

pertumbuhannya.

Page 10: Penyakit tanaman

Pada umunya infeksi terjadi melalui luka atau lentisel. Infeksi dapat terjadi

melalui luka-luka karena gigitan serangga atu alat-alat pertanian yang tertempel

dengan bakteri tersebut. Larva dan imago lalat buah dapat menularkan bakteri

karena serangga ini membuat luka dan mengandung bakteri dalam tubuhnya.

Gambar 7. Penyakit Busuk Basah pada kubis.

Untuk mengendalikan penyakit ini digunakan beberapa cara antara lain:

1. Melalukan sanitasi. Menjaga kebersihan kebun khususnya dari sisa-sisa

tanaman sakit sebelum penanaman.

2. Menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindarkan

kelembaban yang terlalu tinggi, terutama di musim hujan.

3. Pada waktu memelihara tanaman diusahakan untuk sejauh mungkin

menghindari terjadinya luka yang tidak perlu, khususnya pada waktu hama

menyerang.

4. Pengendalian pascapanen dilakukan dengan

Mencucui tanaman dengna air yang mengandung chlorine

Krop yang terserang sebelum disimpan daun-daun yang terinfeksi dibuang

dan dimusnahkan.

Mengurangi terjadinya luka pada waktu penyimpanan dan pengangkutan

Menyimpan dalam ruangan yang cukup kering, mempunyai ventilasi yang

cukup, sejuk dan difumigasinya sebelumnya.

Penyakit : Kresek

Patogen : Xanthomonas campestis pv. oryzae

Page 11: Penyakit tanaman

Inang : Padi

Penyakit kresek merupakan penyakit yang tersebar luas di pertanaman

padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit ini pada umumnya

terjadi pada musim hujan atau lembab >75%, terutama pada lahan sawah yang

selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi. Penyakit kresek merupakan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.

yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai stadium pertumbuhan.

Penyakit kresek pertama kali ditemukan di Fukuoka Jepang pada tahun

1884. Pada awal abad XX penyakit ini telah diketahui tersebar luas hampir di

seluruh Jepang kecuali di pulau Hokkaido. Di Indonesia, penyakit ini mula-mula

ditemukan oleh Reitsma dan Schure pada tanaman muda di daerah Bogor dengan

gejala layu. Penyakit ini dinamai kresek dan patogennya dinamai xanthomonas

kresek Schure. Terbukti bahwa penyakit ini sama dengan penyakit hawar daun

bakteri yang terdapat di Jepang.

Pengembangan varietas padi unggul dengan hasil tinggi tetapi peka

terhadap penyakit menyebabkan semakin tersebar luasnya penyakit ini. Akhir-

akhir ini penyakit kresek dilaporkan telah terdapat di negara-negara yang

mewakili hampir seluruh benua, misalnya Bangladesh, India, Korea Malaysia,

Filipina, Cina, Taiwan dan Vietnam. Penyakit ini bahkan telah dilaporkan dari

Rusia, Afrika dan Amerika Latin.

Penyakit kresek pada tanaman padi bersifat sistemik dan dapat

menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit ini

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1). Gejala layu (kresek) pada

tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka, (2). Gejala hawar dan (3). Gejala

daun kuning pucat.

Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek umumnya

terdapat pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau tanaman

dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian

daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna

hijau keabu-abuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu

seperti tersiram air panas. Seringkali bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu

terkulai ke permukaan air dan menjadi busuk.

Page 12: Penyakit tanaman

Pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala terus berkembang

hingga seluruh permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai

mengering. Pada pagi hari atau cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke

permukaan bercak berupa cairan berwarna kuning menempel pada permukaan

daun dan mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan daun atau percikan air

hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.

Kultivar padi mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap

Xanthomonas. Ketahanan disebabkan karena: 1. Bakteri terhambat penetrasinya,

2. Bakteri tidak dapat meluas secara sistemik, dan 3. Tanaman bereaksi langsung

terhadap bakteri. Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Xanthomonas

dibantu juga oleh hujan, karena hujan akan meningkatkan kelembaban dan

membantu pemencaran bakteri. Intensitas penyakit yang tertinggi terjadi pada

akhir musim hujan, menjelang musim kemarau. Suhu optimum untuk

perkembangan Xanthomonas adalah sekitar 300C.

Kerugian hasil padi di Jepang yang diakibatkan oleh penyakit hawar daun

bakteri setiap tahunnya mencapai 30% bahkan lebih. Di India penyakit ini juga

merupakan kendala utama produksi padi, berjuta-juta hektar sawah tiap tahun

terserang penyakit tersebut dengan kerugian bervariasi antara 20-60%.

Di daerah tropis seperti Indonesia dan Filipina, penyakit ini juga sangat

merugikan meskipun besar kerugian kurang diketahui secara pasti. Di Indonesia

kerugian akibat penyakit ini diperkirakan berkisar antara 15-25% tiap tahun.

Kerusakan berat terjadi bila penyakit ini menyerang tanaman muda yang peka,

sehingga menimbulkan gejala kresek dan kemudian tanaman mati.

Pengendalian penyakit hawar daun bakteri akan lebih berhasil bila

dilaksanakan secara terpadu, mengingat berbagai faktor dapat mempengaruhi

penyakit ini di lapangan, misalnya keadaan tanah, pengairan, pemupukan,

kelembaban, suhu dan ketahanan varietas padi yang ditanam. Usaha terpadu yang

dapat dilaksanakan mencakup penanaman varietas yang tahan, pembuatan

persemaian kering atau tidak terendam air, jarak tanam tidak terlalu rapat, tidak

memotong akar dan daun bibit yang akan ditanam, air tidak terlalu tinggi pada

waktu tanaman baru ditanam dan menghindari pemberian pupuk N yang terlalu

tinggi.

Page 13: Penyakit tanaman

Upaya pengendalian untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan melakukan

beberapa hal :

1. Perbaikan cara bercocok tanam, melalui: pengolahan tanah secara

optimal, pengaturan pola tanam dan waktu tanam serempak dalam

satu hamparan, pergiliran tanam dan varietas tahan, penanaman

varietas unggul dari benih yang sehat, pengaturan jarak tanam,

pemupukan berimbang (N,P, K dan unsur mikro) sesuai dengan

fase pertumbuhan dan musim, pengaturan sistem pengairan sesuai

dengan fase pertumbuhan tanaman.

2.  Sanitasi lingkungan.

3. Pemanfaatan agensia hayati Corynebacterium.

4. Penyemprotan bakterisida anjuran yang efektif dan diizinkan

secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan.

Gambar 8. Serangan penyakit kresek pada tanaman padi.

Penyakit : Layu

Patogen : Rolstonia solanacearum

Inang : Tomat

Penyakit layu pada tanaman yang paling sering terjadi adalah akibat

serangan jamur atau akibat bakteri. Hanya pada umumnya petani kita suka salah

kaprah dalam menganalisa dan pemberian langkah pengendaliannya. Menurut

Page 14: Penyakit tanaman

hasil pengamatan kami dilapangan yang paling sering terjadi adalah akibat

serangan jamur/cendawan Fusarium sp.

Gejala awal penyakit layu Fusarium tomat berupa pucatnya tulang daun,

terutama daun sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai, dan

akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan. Seringkali kelayuan didahului

dengan menguningnya daun, terutama daun bagian bawah. Kelayuan dapat terjadi

sepihak. Pada batang kadang terbentuk akar adventif. Pada tanaman yang masih

muda dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak karena pada

pangkal batang terjadi kerusakan.

Cara paling mudah dan sederhana untuk membedakan antara kedua

mikroorganisme penyebab layu,yaitu dengan cara memotong secara melintang

batang tanaman (tomat,cabe,atau kentang). Batang tanaman yang layu,apabila

dipotong melintang terdapat warna coklat kehitaman ,maka dugaan besar,tanaman

terserang oleh cendawan/jamur Fusarium sp. Untuk lebih meyakinkan

lagi,rendamlah batang tanaman tersebut,pada botol plastik yang diisi air,apabila

dalam tempo satu malam,tidak keluar cairan seperti lendir,maka sudah bisa

dipastikan bahwa tanaman terkena layu akibat,JAMUR. Namun ,Apabila dari

batang tersebut keluar eksudat lendir,maka bisa dipastikan bahwa tanaman

terserang BAKTERI, Pseudomonas sp.

Gambar 9. Layu pada tanaman tomat.

Penyakit : Sapu Setan

Page 15: Penyakit tanaman

Patogen : Fitoplasma

Inang : Kacang tanah

Penyakit kerdil pada kacang panjang mempunyai beberapa sebutan, yaitu

penyakit sapu, sapu setan dan pemyakit keriting. Penyakit ini disebabkan oleh

mikroplasma yaitu organisme sejenis virus. Organisme ini berbentuk bulat atau

lonjong dan ada yg berbentuk benang sangat kecil (mikroskopis). Mikroplasma ini

bisa ditemukan di pembuluh tapis pada jaringan floem. Perkembangbiakan

mikroplasma berlangsung di dalam jaringan floem tersebut sehingga

menyebabkan terganggunya fungsi floem. Di samping itu keberadaan

mikroplasma menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon di dalam

tumbuhan. Akibatnya pertumbuhan abnormal. Penyakit ini ditularkan oleh

wereng Orosius argentatus.

Gejalanya tanaman tampak kerdil, daun-daun kecil melengkung ke bawah,

bergelombang dan berwarna hijau tua (lebih gelap). Ruas batang pendek-pendek

dan banyak tunas-tunas yg tumbuh di ketiak daun sehingga tanaman tampak

rimbun dan terlihat seperti sapu. Penyakit ini menyebabkan tanaman kacang

panjang tidak bisa berbuah meskipun mampu berbunga.