penyakit tanaman hutan

Upload: ferditya-bagus-anggoro

Post on 12-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • PENYAKIT TANAMAN HUTAN

  • Tanaman hutan, dalam hal ini hutan industri, banyak menghadapi kendala hama dan penyakit tumbuhan. Jamur patogen yang umum menyerang tanaman hutan antara lain adalah: Fusarium sp., Phoma sp., Alternaria sp., Pestalotia sp., Alternaria sp., Pythium sp., Phytophthora sp., Diplodia sp., Rhizoctonia sp., Upasia sp., dan Ganoderma sp., Bakteri patogen tanaman jarang dijumpai pada tanaman hutan. Bakteri yang umum menyerang tanaman hutan adalah Pseudomonas sp.

  • 1. Jati1.1. Penyakit Mati Pucuk (Die Back) oleh jamur Phoma sp. Gejala: pucuk gagal tumbuh/bersemiPada pucuk terdapat lapisan jamur berwarna hitam disertai kerusakan fisik akibat serangga bertipe alat mulut penggerek pengisap. Jaringan pucuk yang diserang serangga ini menjadi kering, rapuh dan busuk Akibat serangan mati pucuk, pertambahan tanaman menjadi tidak lurus dan kualitas pertumbuhannya pun menurun.

  • Faktor yang mempengaruhi:Masa betatan (musim hujan yang diselingi masa kering pendek) merupakan faktor predisposisi yang melemahkan tanaman, sehingga patogen dapat menyerang tanamanKelembaban dan suhuPengendalianPucuk tanaman bergejala dipotong untuk menghilangkan inokulumPangkas tanaman pada saat musim hujan untuk mengurangi kelembaban dan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak disukai Phoma sp.Tanaman terserang dipisahkan/ditandai untuk dipotong lebih awalMonitoring tanaman

  • 2. Sengon2.1. Penyakit Akar Merah oleh jamur Ganoderma pseudoffereum.Gejalanya dapat dilihat pada tajuk atau pada akar. Bila terjadi pada tajuk: daun-daun yang menguning, kering, dan akhirnya rontok. Sedangkan penyakit akar merah yang menyerang akar terlihat adanya selaput miselium berwarna merah bata dilekati oleh butir-butir tanah. Miselium yang baru saja tumbuh umumnya berwarna putih, krem dan merah yang khas hanya terjadi bila miselium menjadi tua. Pada tingkatan serangan lebih, jamur membentuk badan buah (basidiokarp) pada pangkal batang, bahkan dapat pula merabat sampai ke bagian atas batang pohon.

  • Faktor yang mempengaruhipH 6,0 7,0 merupakan pH yang sangat mendukung perkembangan jamurpada pH 4,0 5,5 pertumbuhan jamur tertekan oleh musuh alaminya, yaitu Trichoderma sp. Terdapatnya sisa tonggak kayu di dalam tanah, dapat menjadi temapt bertahanPengendalianPenebangan pohon/pemanenan dilakukan segera setelah pohon masak tebangPembersihan tunggul/tonggak kayu sisaEradikasi tanaman sakitDrainase dibuat lancarPembuatan parit isolasi di sekitar perakaran

  • 2.2. Jamur upas (Upasia salmonicolor)Gejala:Daun pada cabang terserang menguning, kemudian mengering. Pada cabang atau ranting terserang terlihat pustul berwarna putih atau lapisan kerang merah jambuFaktor yang mempengaruhiSuhu, kelembabanKurangnya intensitas cahaya matahariPengendalianMemilih lokasi tumbuh yang tepatMonitoring Eradikasi sebagian atau seluruh tanamanPenggunaan fungisida berbahan aktif tembaga

  • 2.3. Karat PuruPatogen: jamur Uromycladium tepperianumGejala:pada awal terlihat berupa benjolan yang berwarna cokelat muda sampai cokelat tua pada tulang daun ataupun pada pucuk bibit tanaman yang lama-kelamaan akan membesar sampai mencapai ukuran diameterlebih dari 10 cm. Apabila karat puru telah menjadi tua, maka benjolan/tumor (Gall) akan berubah warna menjadi merah tua sampai hitam.

  • PATOGEN BAKTERI PADA TANAMAN JATI

    Pseudomonas tectonae

  • Patogen merupakan penyebab penyakit layu pada bibit tanaman jatiPenyakit layu yang disebabkan patogen ini sering disebut penyakit akar

    Inang : Bibit tanaman jati (Tectona grandis), solanaceae, gulma

  • Patogen

    Pseudomonas tectonaeBakteri merupakan parasit pada jaringan pembuluh yang dapat mengakibatkan tersumbatnya jaringan pembuluh tersebut dan pengangkutan air dari akar ke bagian atas tanaman terhambat.Infeksi bakteri ke dalam tanaman dapat melalui sistem perakaran yang terluka atau melalui tanaman inang perantara di sekitarnya.

  • Gejala

    Gejala awal berupa bercak berwarna coklat muda sampai coklat tuaUkuran bercak seragam dan tersebar pada permukaan atas daunDaun jati yang terserang mengering disertai hilangnya turgor pada sendi pangkal daun sehingga daun menjadi layu dan rontokJika bibit jati yang terserang dicabut dan dilihat perakarannya, maka jaringan xylem dan floem terlihat berwarna hitam gelap, sedangkan batang dekat permukaan tanah dan akar tunggang menjadi lunak dan basahGejala akan lebih mudah terlihat pada bibit yang masih muda daripada bibit yang lebih tua.

  • Faktor yang mempengaruhi

    Penyebaran bakteri dapat melalui air irigasi dan alat pertanianBakteri bertahan di dalam tanah pada suhu 30,5C-36,1CSuhu optimum untuk perkembangan bakteri adalah 25C-30CKelembapan tinggi dapat memacu perkembangan bakteri dalam tanah

  • Pengelolaan patogen

    Tempat pesemaian dan pembibitan harus diusahakan tidak terlalu lembab dengan cara mengatur sistem pengairan yang baik.Gulma yang dapat menjadi inang perantara bagi patogen harus selalu dibersihkanWaktu penanaman harus dilakukan dengan tepat untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi oleh bakteri patogenApabila dilakukan sistem tumpangsari, hendaknya jangan memilih tanaman famili Solanaceae.

  • Tindakan pengelolaan patogen apabila tanaman jati di pesemaian dan pembibitan sudah terserang patogen adalah sebagai berikut.

    Melakukan sanitasi dan eradikasi dengan mencabut, mengumpulkan, dan membakar bibit tanaman jati sakitTempat pesemaian dan pembibitan yang telah terserang patogen untuk sementara tidak ditanami jenis tanaman yang pekaJika tempat pesemaian atau pembibitan akan digunakan lagi untuk menyemaikan bibit, maka tanah pesemaian disterilisasi dengan larutan formalin 4% atau larutan dihydrostreptomycin 0,005% dengan dosis 0,5-1 liter/m2Pengasaman tanah menggunakan belerang diikuti dengan pemberian kapur pada waktu penanaman dengan dosis 10 g belerang ditambah 38 g CaC03/m2.