penyakit pada tanaman vanili

26
”Deteksi Dini Penyakit Pada Tanaman Vanili Kasus Penyakit Busuk Sclerotium”

Upload: alekawa23

Post on 19-Jun-2015

1.725 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Membahas penyakit pada tanaman vcanili

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Pada Tanaman Vanili

”Deteksi Dini Penyakit Pada Tanaman Vanili

Kasus Penyakit Busuk Sclerotium”

Page 2: Penyakit Pada Tanaman Vanili

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Penyakit busuk sclerotium disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii (Cortisium

rolfsii). Penyakit ini pernah menyerang tanaman di Bali dan Lampung dengan luas

serangan mencapai 8-20 % dari pertanaman. Gejala penyakit ini agak sulit dibedakan

dengan gejala penyakit BBP, terutama pada gejala lanjut dimana batang sudah

mengering. Gejala khasnya adalah busuk berwarna coklat dan basah. Pada keadaan

lembab di sekitar tanah atau batang sakit ditemukan butir-butir mirip pasir yang

disebut sclerotia. Penyakit ini dapat disebarkan melalui bahan tanaman. Penularan

bisa terjadi melalui tanah, air atau binatang yang dilewati tanaman sakit.

Penyakit ini dapat diatasi dengan mengumpulkan tanaman yang terserang

berikut sclerotia dan memusnahkannya. Untuk keberhasilannya, diperlukan

pengamatan sedini mungkin dan dengan teratur di kebun. Tanaman yang terserang

terutama batang bawah disemprot dengan fungisida. Pengendalian secara hayati

dengan menggunakan Trichoderma spp pernah dilaporkan cukup berhasil namun

untuk pemakaiannya di lapangan masih memerlukan beberapa pengkajian.

I.2. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui tehnik deteksi dini propagul patogen BBP dalam tanah

dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman.

Page 3: Penyakit Pada Tanaman Vanili

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Perkebunan Vanili

Subsektor perkebunan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang

mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian

nasional. Sektor ini berperan cukup besar dalam memberi kontribusi penyediaan

lapangan kerja dan sumber devisa. Pada tahun 1999, subsektor perkebunan menyerap

17,1 juta tenaga kerja atau 1,03% angkatan kerja. Di samping minyak bumi yang

menjadi sumber utama devisa negara, sektor perkebunan juga menyumbangkan

devisa yang cukup besar. Nilai produksi nasional subsektor perkebunan pada tahun

yang sama sebesar Rp 18,3 trilyun dengan rata-rata nilai devisa per tahun yang

dihasilkan sebesar 3,9 milyar US$ atau 47,44% dari ekspor sektor pertanian.

Di samping itu, subsektor perkebunan mempunyai keunggulan komparatif

jika dibandingkan dengan subsektor lainnya antara lain disebabkan oleh tersedianya

lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal dan berada di kawasan dengan iklim

menunjang, ketersediaan tenaga kerja yang banyak, serta adanya pengalaman selama

krisis ekonomi yang membuktikan ketangguhan subsektor perkebunan dengan

pertumbuhan ekonomi yang selalu bernilai positif (3,1%). Kondisi ini merupakan hal

yang dapat memperkuat daya saing harga produk perkebunan Indonesia di pasaran

dunia dan menjadi alasan kuat untuk selalu mengembangkan produk perkebunan.

Salah satu komoditi perkebunan yang cukup penting dengan nilai ekonomi

yang cukup tinggi dan telah mempunyai nama cukup baik di pasaran internasional

adalah tanaman vanili dengan produk Java Vanilla Beans. Vanili termasuk dalam

komoditi non tradisional artinya komoditi yang memiliki volume ekspor masih

rendah tetapi memiliki nilai tinggi. Pada tahun 1988, kontribusi ekspor Indonesia

sekitar 0,5% dari total ekspor pertanian, kemudian meningkat pada tahun 1991

menjadi 0,9% dari total ekspor pertanian Indonesia.

Page 4: Penyakit Pada Tanaman Vanili

Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

rempah yang termasuk dalam famili anggrek (Orchidaceae). Di Indonesia, tanaman

ini banyak dikembangkan di Daerah Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa

Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Selatan, dan sebagian kecil di Papua. Pengusahaan perkebunan

vanili di Indonesia sampai saat ini sebagian besar dilakukan dalam bentuk

perkebunan rakyat dan sebagian kecil dalam bentuk perkebunan swasta nasional.

Data Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian tahun 2002 (angka

estimasi) menunjukkan luas areal penanaman vanili di seluruh Indonesia berjumlah

12.222 ha yang terdiri atas 12.101 ha perkebunan rakyat dan 97 ha perkebunan swasta

nasional.

Komoditi ini ditujukan untuk pasar ekspor dan kebutuhan dalam negeri.

Berdasarkan data ekspor tahun 2001, komoditi vanili Indonesia diekspor dalam

bentuk buah utuh kering dan vanili bentuk lainnya yang berjumlah 469 ton dengan

nilai ekspor sebesar US$ 19.309.437 (BPS, 2001), sedangkan untuk kebutuhan

industri dalam negeri berdasarkan proyeksi kebutuhan pada tahun 2001 tidak lebih

dari 630 ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1986). Peluang pasar komoditi ini

masih terbuka baik di dalam maupun luar negeri, karena jumlah permintaan dunia

akan vanili untuk tahun 1998 sebesar 2.500 – 3.000 metrik ton per tahun dengan

pasar utama di Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Swiss, dan Australia. Dengan

bertambahnya jumlah penduduk dunia, permintaan vanili ini pun diperkirakan terus

meningkat (Agribusiness Development Centre, 2000).

Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor vanili dunia mengalami

perkembangan ekspor dari tahun ke tahun yang fluktuatif antara lain akibat adanya

penanganan pascapanen dan pengelolaan budidaya yang kurang memadai. Oleh

karena itu sudah sewajarnya jika tanaman ini dikembangkan dan diperhatikan secara

intensif khususnya sistem pengolahan, budidaya dan penanganan pascapanennya.

Dengan demikian, peningkatan produksi vanili untuk ekspor tidak hanya akan

mencakup segi kuantitas, tetapi juga segi kualitasnya. Sehingga perkembangan ekspor

Page 5: Penyakit Pada Tanaman Vanili

vanili Indonesia tidak akan mengalami kecenderungan (trend) yang tidak menentu

melainkan akan selalu meningkat.

Vanili banyak digunakan sebagai bahan pembantu industri makanan dan

pewangi obat-obatan, (flavour and fragrance ingredients). Industri makanan yang

banyak menggunakan vanili sebagai bahan bakunya adalah industri biskuit, gula-gula,

susu, roti, dan industri es krim. Industri makanan menggunakan vanili sebagai

penyedap atau penambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai

pembunuh bakteri dan untuk menutupi bau tidak sedap bahan-bahan lain seperti obat

pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan

insektisida.

Salah satu sentra perkebunan vanili di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah

Kabupaten Manggarai, tepatnya di Kecamatan Borong. Di kecamatan tersebut

terdapat sebanyak 203 kepala keluarga yang membudidayakan tanaman vanili dengan

luas lahan sebanyak 107 ha yang terdiri atas 25 ha tanaman belum menghasilkan, 62

ha tanaman menghasilkan, dan 20 ha tanaman tua atau rusak. Tingkat produktivitas

tanaman vanili di Kecamatan Borong sekitar 177,42 kg/ha. Hampir semua komoditi

hasil tanaman vanili yang diperdagangkan di tingkat petani adalah buah vanili segar

yang baru dipetik dari pohon, (Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten

Manggarai, 2005).

Alasan petani memilih budidaya tanaman vanili di wilayah Kecamatan

Borong adalah adanya harga jual buah vanili yang cukup mahal, kemudahan dalam

pemeliharaan, dan agroklimat yang cocok. Berdasarkan in-depth interview yang

dilakukan dengan petani setempat, penanaman vanili dilakukan sebagai kesenangan

yang dapat mendatangkan pendapatan cukup besar karena tidak memerlukan

perawatan yang rumit serta tidak ada hama dan penyakit yang susah untuk

ditanggulangi. Bahkan untuk petani vanili di Kabupaten Manggarai sebagian besar

tidak tahu bagaimana cara memberi pupuk, jenis dan jumlah pupuk yang digunakan,

waktu pemupukan dilakukan serta tatacara melakukan pencegahan hama dan penyakit

tanaman secara kimiawi.

Page 6: Penyakit Pada Tanaman Vanili

Perhatian pemerintah daerah terhadap budidaya vanili ini cukup baik.

Pemerintah melalui Dinas Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Manggarai telah

memberikan penyuluhan secara langsung kepada petani tentang teknik penyerbukan

atau perkawinan tanaman vanili dan himbauan untuk melakukan pemetikan buah

yang sudah tua. Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan pelatihan

dan pemberian bantuan sarana pengolahan buah vanili segar menjadi buah vanili

kering guna meningkatkan pendapatan petani.

Budidaya tanaman vanili ini tidak saja menghasilkan buah vanili kering

sebagai komoditi ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga menyerap tenaga

kerja setiap ha sekitar 4 orang. Walaupun usaha budidaya tanaman vanili ini

menyerap tenaga kerja relatif sedikit, namun setidaknya dapat memberikan

kesempatan kerja bagi para pemuda yang sebelumnya kurang produktif di wilayah

Kabupaten Manggarai.

Perkebunan vanili di Kabupaten Manggarai sampai saat ini belum pernah ada

yang mendapat pembiayaan dari pihak perbankan, karena sifat pengusahaannya yang

masih sederhana dan dengan melakukan budidaya vanili secara bertahap sesuai

dengan kemampuan tenaga kerja dan modal. Sebetulnya, pihak perbankan (Bank

Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dan PT Bank Rakyat Indonesia) siap

untuk membantu penambahan modal bagi petani yang memerlukannya, baik

pembiayaan untuk modal investasi maupun modal kerja. Kantor Unit PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dapat memberikan pembiayaan modal sampai Rp.

25 juta berdasarkan skim Kupedes.

Page 7: Penyakit Pada Tanaman Vanili

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

III.1. Pemeriksaan di Lapangan, Isolasi dan Inokulasi

Penyakit busuk Sclerotium mudah dikenali di lapangan jika keadaan tanah agak

lembab. Adanya benang-benang putih di sekitar tanaman sakit yang dapat dilihat

dengan mata langsung, apabila adanya bulatan-bulatan mirip pasir pada miselia atau

pangkal batang di permukaan tanah, merupakan identitas khas dari jamur ini. Gejala

penyakit amat jarang ditemukan di bagian atas tanaman. Hal ini merupakan salah satu

pembeda jelas dengan penyakit busuk batang vanili yang disebabkan oleh Fusarium

oxysporum f.sp. vanillae.

Visualisasi keberadaan jamur sclerotium ini dapat didorong dengan

menempatkan pangkal batang bergejala dalam box plastik yang dilembabkan. Namun

sebelumnya permukaan batang sebaiknya dicuci dan dibebashamakan dengan

melapkan kertas tisu yang dibasahi oleh etanol 70%. Benang-benang putih yang

kemudian muncul jelas terlihat oleh mata, merayap sepanjang batang vanili.

Munculnya benang-benang tersebut antara 2-3 hari setelah pelembaban. Jika

dibiarkan, maka akan terbentuk butir-butir mirip pasir yang dinamakan sclerotia.

Sclerotia ini dapat digunakan langsung untuk menginokulasi batang atau daun vanili

guna mengetahui apakah jamur tersebut patogen bagi vanili atau tidak. Caranya,

ambil sclerotia tadi dengan pinset atau pencukil gigi yang telah dibebashamakan

dengan etanol 70% lalu tempatkan sclerotia tadi pada batang atau daun vanili sehat.

Simpan dalam box lembab.

Page 8: Penyakit Pada Tanaman Vanili

Dengan cara isolasi :

1. Isolasi asal tanaman sakit

Contoh tanaman sakit dipotong kecil-kecil antara bagian bergejala dengan

bagian sehat.

Cuci dalam air keran mengalir selama 15 menit.

Keringkan diatas kertas tisu.

Rendam dalam larutan Benzalkhlorium (Bayclin) atau 0,1 % penggelantang

selama 10 menit.

Pindahkan potongan tadi ke dalam air steril, biarkan beberapa saat.

Kemudian keringanginkan seperti pada langkah sebelumnya (diatas kertas

tisu).

Tempatkan potongan tadi ke dalam petri yang berisi media agar air (0,2%)

yang telah diberi asam laktat 10% 1 ml tiap 200 ml media agar.

Biarkan pada keadaan terang selama 2-3 hari. Pindahkan miselia ke media

kentang dekstrose agar. Biarkan tumbuh antara 5 hari. Miselia khas akan

mudah dikenali. Sclerotia biasanya muncul setelah 1 minggu pada keadaan .

strain-strain tertentu sedikit membentuk sclerotia.

2. Isolasi langsung dari Sclerotia

Kumpulkan sclerotia dari lapangan

Kocok dalam air steril dengan 2 atau 3 kali penggantian diselingi

pengeringan seperti pada cara isolasi sebelumnya (yaitu dikeringanginkan

diatas kertas tisu)

Rendam dalam larutan Benzalkhlorium (Bayclin) atau 0,1 % penggelantang

selama 10 menit

Pindahkan potongan tadi ke dalam air steril, biarkan beberapa saat.

Kemudian keringanginkan seperti pada langkah sebelumnya (diatas kertas

tisu)

Tempatkan potongan tadi ke dalam petri yang berisi media agar air (0,2%)

yang telah diberi asam laktat 10% 1 ml tiap 200 ml media agar.

Page 9: Penyakit Pada Tanaman Vanili

Biarkan pada keadaan terang selama 2-3 hari. Pindahkan miselia ke media

kentang dekstrose agar. Biarkan tumbuh antara 5 hari. Miselia khas akan

mudah dikenali. Sclerotia biasanya muncul setelah 1 minggu pada keadaan .

strain-strain tertentu sedikit membentuk sclerotia.

3. Dengan cara inokulasi :

Inokulasi jamur ini dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu mengoinokulasikan

langsung miselia atau sclerotia pada bagian tanaman vanili, mencampurkan sclerotia

dengan tanah kemudian menanami tanah tersebut dengan stek vanili atau dengan

membuat biakan jamur pada media yang terdiri dari tanah dan bubuk oat meal (bubuk

havermout) sebanyak 2,5% dari bobot tanah. Media tanah havermout ini harus

disterilisasikan terlebih dahulu kemudian ditanami miselia jamur dan diinkubasi

selama paling tidak 4 minggu. Biakan jamur dalam media ini dicampurkan dengan

tanah dengan perbandingan 2-5% dari bobot tanah. Kemudian tanaman/stek vanili

ditanam. tanaman yang terkena penyakit dapat diamati pada 2 atau 3 minggu

kemudian. Namun pada inokulasi langsung pada bagian tanaman vanili dengan

miselia atau slerotia, gejala dapat terlihat dalam lima hari. Keuntungan dengan

menggunakan cara inokulasi langsung adalah gejala yang cepat, namun cukup repot

untuk inokulasi jumlah tanaman banyak dan kurang alamiah. Sedangkan pada metode

pembiakan dengan media tanah-havermout dapat dilaksanakan untuk inokulasi

jumlah banyak dan lebih alamiah.

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN

Page 10: Penyakit Pada Tanaman Vanili

A. Deteksi Dini Propagul Patogen

Untuk mengetahui secara dini patogen BBP dalam tanah dapat dilakukan secara

langsung dan pengamatan laboratorium sebagai berikut:

1. Deteksi Langsung

a. Kalau lahan tersebut sudah ada tanaman vanili maka contoh tanah

sebaiknya diambil dari sekitar tanaman pada beberapa tanaman contoh

yang ditentukan secara sistem diagonal. Apabila lahan itu belum ada

tanaman vanili, maka contoh tanah diambil pada beberapa titik pada

kedalaman 10-15 cm. masing-masing 1 kg dari contoh tanah itu

dimasukkan ke dalam pot plastik dan selanjutnya ditanami setek vanili

sehat 2 buku.

b. Untuk lahan seluas 1 hektar diusahakan mengambil 25 contoh tanah. Pot

tanaman tersebut disimpan pada tempat yang teduh dan agak lembab

dan dipelihara sesuai dengan tehnik pembibitan. Gejala penyakit BBP

akan muncul antara 1 minggu sampai tanaman berumur 1 bulan, jika

tanaman itu mengandung patogen.

c. Setek vanili sehat dapat diperoleh dengan cara sbbL Setek diambil dari

tanaman yang belum berproduksi dan bebas gejala penyakit, kemudian

dicelupkan ke dalam larutan fungisida (Benlate, Topsin M, Dithane M-

45) selama 30 menit kemudian dkeringanginkan.

2. Deteksi Laboratorium

Kegiatan ini dapat dilaksanakan jika fasilitas laboratorium sederhana

tersedia. Menurut pengamatan kami bahwa laboratorium lapang (LL) yang

dimiliki oleh Dinas Perkebunan Dati I Bali dapat digunakan untuk kegiatan

ini.

a. Contoh tanah diambil sesuai dengan prosedur pada (1), selanjutnya

dikerjakan di laboratorium. Sebanyak 10 gram contoh tanah dicampur

Page 11: Penyakit Pada Tanaman Vanili

dengan 100 ml air steril kemudian dikocok. Suspensi tanah itu

diencerkan secara bertingkat dengan menggunakan air steril sampai

mencapai konsentrasi 104.

b. Sebanyak 0,5 ml suspensi yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam

media selektif Fusarium. Suspensi tanah tersebut dicampur merata

dengan media pada saat suhu media itu berkisar 400 C dan

diinkubasikan pada suhu kamar.

c. Koloni Fusarium oxysporum akan dapat dideteksi 4-7 hari setelah

perlakuan. Sebanyak 10 koloni F. oxysporum dalam petri dari masing-

masing contoh diambil dan dibiakkan pada AKD miring, kemudian

diinokulasi pada tanaman vanili untuk mengetahui persentase F.

oxysporum f.sp. vanillae dari populasi F. oxysporum yang ada dalam

contoh yang dianalisa.

B. Penilaian Tingkat Kerusakan Tanaman/Kebun

Tehnik penilaian tingkat kerusakan tanaman/kebun akibat serangan penyakit

dapat dilakukan dengan simulasi percobaan antara lain dengan percobaan

inokulasi dan pengendalian.

1. Percobaan Inokulasi

Percobaan inokulasi untuk mendeteksi kerusakan tanaman oleh patogen

dapat dilakukan pada tingkat rumah kaca. Dalam hubungannya dengan

deteksi dini maka perlakuan yang diberikanadl perbedaan kepadatan

populasi spora patogen. Percobaan ini dapat dilaksanakan dengan

memproduksi konidia di laboratorium dengan media sederhana yang

sederhana.

a. Produksi Konidia: F. oxysporum dibiakkan pada media AKD/KD pada

suhu kamar selama 4 hari, selanjutnya konidia dipanen dan dihitung

dengan hemacytometer. Konsentrasi konidia yang digunakan adalah

102, 103, 104 dan 105/gram tanah.

Page 12: Penyakit Pada Tanaman Vanili

b. Inokulasi: Sebanyak 1 kg tanah dicampur dengan suspensi konidia

F.o.f.sp. vanillae sesuai dengan konsentrasi diatas. Tnaah yang telah

mengandung patogen selanjutnya ditanami setek batang vanili sehat,

selanjutnya dipelihara di rumah kaca atau sejenisnya.

c. Penilaian Kerusakan: Pengamatan dilakukan terhadap masa inkubasi,

perkembangan gejala dan nilai kerusakan tanaman. Nilai kerusakan

tanaman dilakukan dengan sistem skoring indeks sebagai berikut:

0 = tidak ada gejala penyakit

1 = tanaman terinfeksi pada pangkal batang

2 = 30 % bagian tanaman terinfeksi

3 = 31 – 60 % bagian tanaman terinfeksi

4 = 61 – 80 % bagian tanaman terinfeksi

5 = 81 – 100 % bagian tanaman terinfeksi atau tanaman mati

Tingkat kerusakan pada tiap perlakuan dinilai dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Jumlah tanaman pada tiap skoring x (0-5)

NK = ————————————————— x 100 %

Jumlah tanaman yang diamati x 5

2. Percobaan Lapang

Penilaian tingkat kerusakan kebun akibat serangan patogen penyakit dapat

dilakukan dengan melaksanakan percobaan pengendalian. Lahan percobaan

dapat dipilih berdasarkan deteksi dini setelah terinfeksi patogen. Komponen

pengendalian yang digunakan antara lain:

a. Bibit sehat (BS), b. daun cengkeh (DC), c. gagang cengkeh (GC), d.

Fungisida (FS) dan e. pupuk kandang (PK). Kombinasi perlakuan sebagai

berikut:

BS + DC

BS + GC

Page 13: Penyakit Pada Tanaman Vanili

BS + PK

BS + FS

Tanpa perlakuan (K)

Penilaian kerusakan kebun dilaksanakan sesuai dengan percobaan 1. kalau

plot percobaan dalam skala kecil 25-50 tanaman, maka penggunaan sistem skoring

dilakukan setiap individu tanaman. Tetapi jika dalam skala luas maka dapat dilakukan

dengan memilih plot pengamatan berdasarkan sistem diagonal. Setiap plot

pengamatan dapat terdiri dari 10-15 tanaman contoh. Rancangan yang digunakan

adalah ACAK KELOMPOK dengan 3 ulangan. Untuk mengetahui nilai proteksi dari

setiap perlakuan yang diberikan dilakukan dengan sistem skoring sama seperti pada

percobaan rumah kaca ditambah dengan rumus sebagai berikut:

NK

NP = 1 - ———- x 100 %

K

NP = Nilai Proteksi

NK = Nilai Kerusakan

K = Kontrol (tanpa perlakuan)

Jadwal Kegiatan

Page 14: Penyakit Pada Tanaman Vanili

Jenis Kegiatan Bulan

  7 8 9 10 11 12 1 2 3

Pelatihan x x              

deteksi dini                  

Langsung   x x            

Laboratorium     x x          

Percobaan Inokulas     x x x x x    

Percobaan Lapang       x x x x x  

Pemeliharaan x x x x x x x x  

Pengamatan x x x x x x x x  

Pembuatan

Laporan               x x

Gambar : Tehnik Pengambilan contoh tanah

Page 15: Penyakit Pada Tanaman Vanili

Gambar : Tehnik Pengenceran Bertingkat

Gambar : Tehnik Pemilihan Contoh Tanaman

Page 16: Penyakit Pada Tanaman Vanili

No Tanaman Indeks Serangan

1 0

2 0

3 1

4 1

5 3

6 4

7 3

8 2

9 2

10 5

(0×2) + (1×2) + (2 x 2 ) + (3 x 2) + (4 x 1) + (5 x 1)

NK = —————————————————————- x 100 %

10 x 5

21

= —— x 10 %

50

= 42 %

Page 17: Penyakit Pada Tanaman Vanili

BAB VI

Kesimpulan

1. Tanaman vanili mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi dan mempunyai

nama cukup baik dipasaran Internasional.

2. Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

rempah yang termasuk dalam famili anggrek (Orchidaceae).

3. Komoditi vanili Indonesia diekspor dalam bentuk buah utuh kering dan vanili

bentuk lainnya yang berjumlah 469 ton.

4. Nilai kerusakan dari cara penilaian tingkat kerusakan kebun dari 10 tanaman

sebesar 42 %.

5. Penilaian tingkat kerusakan kebun akibat serangan patogen penyakit dapat

dilakukan dengan melaksanakan percobaan pengendalian.

6. Penyakit busuk Sclerotium mudah dikenali di lapangan jika keadaan tanah agak

lembab. Adanya benang-benang putih di sekitar tanaman sakit yang dapat

dilihat dengan mata langsung

7. Apabila adanya bulatan-bulatan mirip pasir pada miselia atau pangkal batang di

permukaan tanah, merupakan identitas khas dari jamur ini.

8. Inokulasi jamur ini dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu mengoinokulasikan

langsung miselia atau sclerotia pada bagian tanaman vanili, mencampurkan

sclerotia dengan tanah kemudian menanami tanah tersebut dengan stek vanili

atau dengan membuat biakan jamur pada media yang terdiri dari tanah dan

bubuk oat meal (bubuk havermout) sebanyak 2,5% dari bobot tanah.

Page 18: Penyakit Pada Tanaman Vanili

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1996. Materi Pelatihan Deteksi Dini Penyakit Tanaman Perkebunan.

Kerjasama Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman

dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Juli 1996.

Karden Mulya (2010). Deteksi Dini Penyakit Pada Tanaman Vanili Kasus Penyakit

Busuk Sclerotium. From

http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/01/18/deteksi-dini-penyakit-pada-

tanaman-panili-kasus-penyakit-busuk-sclerotium/

Karden Mulya (2010). Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini dan Penilaian Kerusakan

Akibat Serangan Penyakit Busuk Batang Pada Tanaman Vanili. From

http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/01/20/petunjuk-pelaksanaan-

deteksi-dini-dan-penilaian-kerusakan-akibat-serangan-penyakit-busuk-batang-pada-

tanaman-panili/