perc. 1 makmin i
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Makanan dan Minuman ITRANSCRIPT
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara identifikasi
karbohidrat secara kualitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dibentuk melalui proses fotosintesis
pada tanaman. Pada ketiga ekstrak kasar semanggi air uji Molisch juga
memberikan hasil positif (+), hal ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak kasar
semanggi air memiliki kandungan karbohidrat. Reaksi positif (+) ini ditandai
dengan adanya warna ungu antara dua lapisan. Gula pereduksi merupakan
kelompok gula atau karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi.
Monosakarida akan segera mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti
ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kupri (Cu2+). Hasil pengujian gula
pereduksi menggunakan pereaksi Benedict menunjukkan bahwa hanya ekstrak
kasar metanol semanggi air yang positif mengandung gula pereduksi. Asam
amino yang terlarut pada pelarut metanol ini merupakan asam amino yang
memiliki sifat polar (hidrofilik), baik yang bermuatan ataupun yang tidak
bermuatan, seperti arginin, histidin, lisin (asam amino polar bermuatan), treonin
(asam amino polar tak bermuatan) seperti yang dikemukakan dalam hasil
penelitian. Asam amino biasanya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut non
polar seperti eter, aseton, dan kloroform
(Nurjanah et al., 2012).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-
unsur carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya
mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n. Rumus umum ini memberikan kesan zat
karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat.
Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok
karbohidrat ini berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah
penghasil utama energi dalam makanan maupun didalam tubuh. Karbohidrat yang
terasa manis, biasa disebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat disebut
monosakarida atau monosa. Dua monosa yang saling terikat membentuk
disakarida atau diosa dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama
trisakarida atau triosa. Ikatan lebih dari tiga monosakarida disebut polysakarida
atau poliosa. Poisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak
begitu banyak disebut oligosakarida (Sediaoetama, 2004).
Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan metode
Nelson-Samogyi secara spektrofotometri. Kadar karbohidrat yang diukur dalam
penelitian ini adalah karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati. Pati dapat
dihidrolisis oleh enzim, misalnya enzim -amilase. Pemecahan amilosa akan
menghasilkan glukosa dan maltosa, sedang pemecahan amilopektin akan
menghasilkan glukosa, maltosa, dan limit dekstrin (Rahayu et al., 2005).
Karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil. Senyawa ini
juga memiliki gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili,
2009). Monosakarida yaitu gula yang paling sederhana terdiri dari molekul
tunggal. Monosakarida yang penting adalah gula yang mempunyai 6 karbon
(heksosa), contohnya : glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Oligosakarida yaitu gula
yang mengandung 2-10 molekul gula sederhana, contohnya : sukrosa, maltosa.
Polisakarida yaitu karbohidrat yang kompleks terdiri atas beberapa molekul
satuan gula sederhana (monosakarida). Beberapa yang dapat dicerna yaitu pati dan
dekstrin, sedang yang lain tidak (selulosa dan hemiseluosa seperti agar dan
pektin), tidak larut dalam air (Kusharto, 1992).
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam
tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan
protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada
manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori.
Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi
beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat
(glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi (Hart,
1983).
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula
sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang
tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Selulosa berperan sebagai
penyusun dinding sel tanaman. Buah-buahan mengandung monosakarida seperti
glukosa dan fruktosa. Beberapa sifat karbohidrat antara lain :
1. Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus
hidroksilnya, oleh karena itu golongan itu disebut gula.
2. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air)
dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alkohol) dan kemudian
dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.
Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch).
3. Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan
asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural
dan hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula
(Sediaoetama, 2004).
Sedangkan sifat-sifat umum karbohidrat adalah sebagai berikut :
1. Daya mereduksi
Bilamana monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam
larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata.
Sedangkan sakarosa tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini
disebabkan pada monosakrida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan
pada sakarosa tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1
pada glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom
tersebut saling mengikat maka daya reduksiya akan hilang, seperti apa yang
terjadi pada sakarosa.
2. Pengaruh asam
Monosakarida stabil terhadap asam mineral encer dan panas. Asam yang pekat
akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfural, yaitu suatu turunan aldehid.
3. Pengaruh alkali
Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini
terjadi pada atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-
atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan
berubah menjadi campuran : D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan
menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa
yang digunakan berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerasasi.
Sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan
pencoklatan non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana sedikit basa akan lebih
stabil terhadap reaksi hidrolisis (Soeharsono, 1978).
Menurut kompleksitasnya, karbohidrat digolongkan sebagai berikut :
1. Monosakarida
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul
gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi :
aldosa dan ketosa. Sedangkan menurut jumlah atomnya dibedakan mejadi : triosa,
tetrosa, dll. Sifat-sifat monosakarida yaitu :
a. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
b. Larutannya bersifat optis aktif.
c. Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran
disebut mutarrotasi.
d. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.
2. Disakarida
Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumlahnya lebih dari dua
disebut oligosakarida (terdiri dari 2-10 monomer gula). Ikatan antara dua moleku
monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk dari gugus hidroksil dari
atim C nomer 1 yang juga disebut karbon nomerik dengan gugus hidroksil pada
molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif
tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada
atom C nomer 1 sedangkan pada fruktosa terletak pada atom C nomer 2.
3. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari 15 monomer gula.
Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteroplosakarida.
Monosakrida dan disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan
“gula”. Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya. Sedangkan
polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat
dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sudarmadji, 2008).
Ciri-ciri umum polisakarida, yakni :
Merupakan polimer unit monosakarida
Unit monomer bisa :
Homoplosakarida
Heteropolisakarida
Berbeda antara satu dengan yang lain pada unit penyusunnya, ikatan yang
menghubungkan dan rantai cabang yang terbentuk saat bereaksi dengan
senyawa lain (Sediaoetama, 2004).
Identifikasi karbohidrat :
1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji molisch. Bila larutan karbohidrat diberi
beberapa tetes larutan α-naftol, kemudian H2SO4 pekat secukupnya sehingga
terbentuk 2 lapisan cairan, pada bidang batas kedua lapisan itu terbentuk cincin
ungu.
2. Tes Benedict, yang biasa digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini dapat juga
digunakan untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi
dari yang tidak mengandung gugus reduksi.
3. Tes Barfoed, reagen ini mengandung tembaga (II) asetat dalam larutan asam
laktat. Asam tidak cukup kuat untuk menghidrolisis karbohidrat.
4. Reaksi seliwanoff (khusus menunjukkan adanya fruktosa). Pereaksi seliwanoff
terdiri dari serbuk resorsinol + HCl encer.
5. Tes Iodin, yang akan memberikan perubahan warna bila bereaksi dengan
beberapa polisakarida (Sudarmadji, 2008).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini ialah alat pemanas,
penangas air, penjepit tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, rak tabung reaksi,
dan tabung reaksi pyrex.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah glukosa,
fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa, arabinosa, amilum, air kelapa muda
masing-masing dalam larutan 1%, H2SO4 pekat, HCl 2N, HCl pekat (37%)
HNO3 pekat, kertas lakmus, larutan iodium, NaOH, natrium asetat, pereaksi
Barfoed, pereaksi Molisch, pereaksi Benedict, dan pereaksi Saliwanoff.
IV. PROSEDUR KERJA
a. Uji Molisch- Sebanyak 10 tetes sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,
dan air kelapa) masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi.
- Pereaksi molisch ditambahkan sebanyak 3 tetes dan asam sulfat pekat
beberapa tetes. Perubahan yang terjadi diamati pada larutan.
b. Uji Benedict
- Sebanyak 10 tetes sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,
dan air kelapa) masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi.
- Pereaksi benedict ditambahkan 15 tetes dan dikocok.
- Larutan dimasukkan tabung berisi kedalam penangas air yang
mendidih selama 5 menit. Perlahan-lahan didinginkan. Perubahan
yang terjadi diamati pada larutan.
c. Uji Iodium
- Amilum 1% sebanyak 3 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Air dan iodin ditambahkan dan diamati perubahan yang terjadi.
- Amilum 1% sebanyak 3 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Asam klorida dan iodin ditambahkan dan diamati perubahan yang
terjadi.
- Amilum 1% sebanyak 3 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Natrium hidroksida dan iodin ditambahkan dan diamati perubahan
yang terjadi.
d. Uji Barfoed
- Sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan air kelapa)
masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes.
- Pereaksi barfoed ditambahkan sebanyak 2,5 mL.
- Larutan dimasukkan kedalam penangas air lalu perubahan yang terjadi
diamati pada larutan.
e. Uji Saliwanoff
- Sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan air kelapa)
masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes.
- Pereaksi saliwanoff ditambahkan sebanyak 10 tetes, dimasukkan ke
dalam penangas air selama 1 menit.
- Perubahan yang terjadi di amati.
-
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Uji Molisch
No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan
Gambar
1. Glukosa 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Larutan berwarna coklat, dan
terdapat bercak coklat
2. Fruktosa 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4pekat
Larutan ungu dan coklat muda, terdapat satu bercak besar
3. Maltosa 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Terdapat endapan, berwarna coklat
dan larutan berwarna
coklat,terdapat bercak coklat
4. Laktosa 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Tidak mengendap,
larutan berwarna coklat dan
terdapat bercak coklat
5. Sukrosa 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Terdapat endapan ungu, berwarna coklat muda dan terdapat banyak
bercak
6. Amilum 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Larutan berwarna coklat muda, dan banyak terdapat
bercak diatas larutannya
7. Arabinosa 10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Terdapat endapan ungu. Larutan
berwarna coklat muda, dan
terdapat 1 bercak besar di tengah
larutan
8. Air kelapa muda 1 %
10 tetes
sampel + 3
tetes pereaksi
Molisch +
H2SO4 pekat
Terdapat endapan ungu dan larutan berwarna coklat
Uji Benedict
No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan
Gambar
1
.
Glukosa 5 tetes sampel + 15
tetes pereaksi
benedict, didihkan
Kuning
kehijauan
keruh, terdapat
endapan
2
.
Maltosa 5 tetes sampel + 15
tetes pereaksi
benedict, didihkan
Kuning
kehijauan
keruh, terdapat
endapan
3
.
Laktosa 5 tetes sampel + 15
tetes pereaksi
benedict, didihkan
Berwarna mint
tidak terdapat
endapan
4
.
Sukrosa 5 tetes sampel + 15
tetes pereaksi
benedict, didihkan
Berwarna
orange pekat
terdapat
endapan
5
.
Amilum 5 tetes sampel + 15
tetes pereaksi
benedict, didihkan
Tidak terjadi
peubahan
6
.
Air kelapa
muda 1 %
5 tetes sampel + 15
tetes pereaksi
benedict, didihkan
Berwarna
tosca dan tidak
terdapat
endapan
Uji Iodium
No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan
Gambar
1
.
Amilum 3 tetes sampel + air
+ iodin
Tidak terjadi
perubahan
2
.
Amilum 3 tetes sampel +
asam klorida + iodin
Tidak terjadi
perubahan
3
.
Amilum 3 tetes sampel +
natrium hidroksida
+ iodin
Tidak terjadi
perubahan
Uji Barfoed
No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan
Gambar
1
.
Glukosa 5 tetes sampel + 2,5
mL pereaksi barfoed
+ masukkan ke
dalam penangas air
Tidak terjadi
perubahan
2
.
Maltosa 5 tetes sampel + 2,5
mL pereaksi barfoed
+ masukkan ke
dalam penangas air
Tidak terjadi perubahan
3
.
Laktosa 5 tetes sampel + 2,5
mL pereaksi barfoed
+ masukkan ke
dalam penangas air
Tidak terjadi perubahan
4
.
Sukrosa 5 tetes sampel + 2,5
mL pereaksi barfoed
+ masukkan ke
dalam penangas air
Tidak terjadi perubahan
5
.
Amilum 5 tetes sampel + 2,5
mL pereaksi barfoed
+ masukkan ke
dalam penangas air
Tidak terjadi perubahan
6
.
Air kelapa
muda 1 %
5 tetes sampel + 2,5
mL pereaksi barfoed
+ masukkan ke
dalam penangas air
Tidak terjadi perubahan
Uji Saliwanoff
No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan
Gambar
1
.
Glukosa 10 tetes sampel + 10
tetes pereaksi
saliwanoff,
masukkan ke dalam
penangas air 1 menit
Tidak terjadi
perubahan
2
.
Maltosa 10 tetes sampel + 10
tetes pereaksi
saliwanoff,
masukkan ke dalam
penangas air 1 menit
Tidak terjadi perubahan
3
.
Laktosa 10 tetes sampel + 10
tetes pereaksi
saliwanoff,
masukkan ke dalam
penangas air 1 menit
Tidak terjadi perubahan
4
.
Sukrosa 10 tetes sampel + 10
tetes pereaksi
saliwanoff,
masukkan ke dalam
penangas air 1 menit
Tidak terjadi perubahan
5
.
Amilum 10 tetes sampel + 10
tetes pereaksi
saliwanoff,
masukkan ke dalam
penangas air 1 menit
Tidak terjadi perubahan
6
.
Air kelapa
muda 1 %
10 tetes sampel + 10
tetes pereaksi
saliwanoff,
masukkan ke dalam
penangas air 1 menit
Tidak terjadi perubahan
,
B. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul ‘Identifikasi Karbohidrat’ yang bertujuan untuk
mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif. Bahan-bahan yang
digunakan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa,
arabinosa, amilum, air kelapa muda masing-masing dalam larutan 1 %, pereaksi
molisch, H2SO4 pekat, larutan iodium, pereaksi benedict, pereaksi barfoed, HCl
pekat (37 %), pereaksi saliwanoff, natrium asetat, HNO3 pekat, HCl 2 N, NaOH %
dan kertas lakmus.
Pada praktikum ini menggunakan pengujian molisch, benedict, iodium,
barfoed dan saliwanoff.
1. Uji Molisch
Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh
asam sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida. Uji positif adanya
karbohidrat jika terbentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
Hasil yang didapat pada uji molisch adalah pada fruktosa, sukrosa, arabinosa dan air
kelapan muda 1 % hasilnya positif, sedangkan pada glukosa, maltosa, laktosa dan
amilum hasilnya negatif. Reaksi :
2. Uji Iodium
Uji iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen,
dan dekstrin). Identifikasi ini didasarkan pada pembentukan kompleks adsorpsi
berwarna spesifik oleh polisakarida akibat penambahan iodium. Amilum atau pati
dengan iodium menghasilkan berwarna biru, dekstrin menghasilkan warna merah
anggur sedangkan glikogen dan sebagian pati terhidrolisis bereaksi dengan iodium
membentuk warna merah coklat. Hasil yang didapat adalah hasilnya negatif
semuanya yaitu untuk sampel amilum dan iodin yang ditambahkan masing-
masing air, HCl dan NaOH, hasil dari masing-masing sampel tersebut adalah
berwarna hitam pekat. . Reaksi :
3I2 + 6NaOH 5NaI + NaIO3 + 3H2O
3. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan membuktikan adanya gula reduksi. Pengujian ini
berdasarkan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas mereduksi
ion Cu2+ dalam suasana alakalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna
biru kehijauan, kuning, atau merah bata terkandung kadar gula pereduksi yang
ada. Hasil yang didapat adalah pada uji laktosa, sukrosa dan air kelapan muda 1 %
hailnya positif, sedangkan pada sampel lain hasilnya negatif. Reaksi :
4. Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada
disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata. Hasil yang
didapat adalah pada semua sampel hasilnya negatif. Reaksi :
5. Uji Saliwanoff
Uji saliwanoff bertujuan membuktikkan adanya ketosa (fruktosa). Dasar
teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Hasil positif
ditandai terbentuknya warna merah orange. Hasil yang didapat adalah semua
sampel hasilnya negatif. Reaksi :
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yag dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Pengujian pada uji karbohidrat secara kualitatif antara lain uji molisch, uji
benedict, uji iodium, uji barfoed dan uji saliwanoff.
2. Hasil positif untuk uji molisch adalah jika terbentuknya cincin berwarna ungu
pada batas antara kedua lapisan.
3. Hasil positif untuk uji iodium adalah terbentuknya warna biru.
4. Hasil positif untuk uji benedict adalah timbulnya endapan warna biru
kehijauan, kuning, atau merah bata.
5. Hasil positif untuk uji barfoed adalah terbentuknya endapan Cu2O berwarna
merah bata.
6. Hasil positif untuk uji saliwanoff adalah terbentuknya warna orange.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, H. 1983. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Kusharto. C. M, Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Nurjanah., A. Azka & A. Abdullah. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Komponen
Bioaktif Semanggi Air (Marsilea Crenata). Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan. 1(3) : 152-158.
Rahayu, A., Suranto & T. Purwoko. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan
Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)
terfermentasi Aspergillus oryzae. Bioteknologi. 2(1) : 14-20.
Sediaoetama, A. D. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid ke-1. PT.
Dian Rakyat. Jakarta.
Soeharsono, N. 1992. Biokimia Jilid 1. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Sumardji, D. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. ESG. Jakarta.