perc. 1 makmin i

25
PERCOBAAN I IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif. II. TINJAUAN PUSTAKA Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dibentuk melalui proses fotosintesis pada tanaman. Pada ketiga ekstrak kasar semanggi air uji Molisch juga memberikan hasil positif (+), hal ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak kasar semanggi air memiliki kandungan karbohidrat. Reaksi positif (+) ini ditandai dengan adanya warna ungu antara dua lapisan. Gula pereduksi merupakan kelompok gula atau karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi. Monosakarida akan segera mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kupri (Cu2+). Hasil pengujian gula pereduksi menggunakan pereaksi Benedict menunjukkan bahwa hanya ekstrak kasar metanol semanggi air yang positif mengandung gula pereduksi. Asam amino yang terlarut pada pelarut metanol ini merupakan asam amino yang memiliki sifat polar (hidrofilik), baik yang bermuatan ataupun yang tidak bermuatan, seperti arginin, histidin, lisin (asam

Upload: khalisa-novitasari

Post on 11-Jul-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Makanan dan Minuman I

TRANSCRIPT

PERCOBAAN I

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara identifikasi

karbohidrat secara kualitatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dibentuk melalui proses fotosintesis

pada tanaman. Pada ketiga ekstrak kasar semanggi air uji Molisch juga

memberikan hasil positif (+), hal ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak kasar

semanggi air memiliki kandungan karbohidrat. Reaksi positif (+) ini ditandai

dengan adanya warna ungu antara dua lapisan. Gula pereduksi merupakan

kelompok gula atau karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi.

Monosakarida akan segera mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti

ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kupri (Cu2+). Hasil pengujian gula

pereduksi menggunakan pereaksi Benedict menunjukkan bahwa hanya ekstrak

kasar metanol semanggi air yang positif mengandung gula pereduksi. Asam

amino yang terlarut pada pelarut metanol ini merupakan asam amino yang

memiliki sifat polar (hidrofilik), baik yang bermuatan ataupun yang tidak

bermuatan, seperti arginin, histidin, lisin (asam amino polar bermuatan), treonin

(asam amino polar tak bermuatan) seperti yang dikemukakan dalam hasil

penelitian. Asam amino biasanya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut non

polar seperti eter, aseton, dan kloroform

(Nurjanah et al., 2012).

Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik

yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-

persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-

unsur carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya

mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n. Rumus umum ini memberikan kesan zat

karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat.

Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok

karbohidrat ini berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah

penghasil utama energi dalam makanan maupun didalam tubuh. Karbohidrat yang

terasa manis, biasa disebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat disebut

monosakarida atau monosa. Dua monosa yang saling terikat membentuk

disakarida atau diosa dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama

trisakarida atau triosa. Ikatan lebih dari tiga monosakarida disebut polysakarida

atau poliosa. Poisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak

begitu banyak disebut oligosakarida (Sediaoetama, 2004).

Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan metode

Nelson-Samogyi secara spektrofotometri. Kadar karbohidrat yang diukur dalam

penelitian ini adalah karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati. Pati dapat

dihidrolisis oleh enzim, misalnya enzim -amilase. Pemecahan amilosa akan

menghasilkan glukosa dan maltosa, sedang pemecahan amilopektin akan

menghasilkan glukosa, maltosa, dan limit dekstrin (Rahayu et al., 2005).

Karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil. Senyawa ini

juga memiliki gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan polihidroksi

aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili,

2009). Monosakarida yaitu gula yang paling sederhana terdiri dari molekul

tunggal. Monosakarida yang penting adalah gula yang mempunyai 6 karbon

(heksosa), contohnya : glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Oligosakarida yaitu gula

yang mengandung 2-10 molekul gula sederhana, contohnya : sukrosa, maltosa.

Polisakarida yaitu karbohidrat yang kompleks terdiri atas beberapa molekul

satuan gula sederhana (monosakarida). Beberapa yang dapat dicerna yaitu pati dan

dekstrin, sedang yang lain tidak (selulosa dan hemiseluosa seperti agar dan

pektin), tidak larut dalam air (Kusharto, 1992).

Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik

bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam

tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan

protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu

metabolisme lemak dan protein. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada

manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori.

Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi

beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat

(glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi (Hart,

1983).

Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula

sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang

tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Selulosa berperan sebagai

penyusun dinding sel tanaman. Buah-buahan mengandung monosakarida seperti

glukosa dan fruktosa. Beberapa sifat karbohidrat antara lain :

1. Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus

hidroksilnya, oleh karena itu golongan itu disebut gula.

2. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air)

dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alkohol) dan kemudian

dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.

Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch).

3. Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan

asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural

dan hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula

(Sediaoetama, 2004).

Sedangkan sifat-sifat umum karbohidrat adalah sebagai berikut :

1. Daya mereduksi

Bilamana monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam

larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata.

Sedangkan sakarosa tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini

disebabkan pada monosakrida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan

pada sakarosa tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1

pada glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom

tersebut saling mengikat maka daya reduksiya akan hilang, seperti apa yang

terjadi pada sakarosa.

2. Pengaruh asam

Monosakarida stabil terhadap asam mineral encer dan panas. Asam yang pekat

akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfural, yaitu suatu turunan aldehid.

3. Pengaruh alkali

Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini

terjadi pada atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-

atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan

berubah menjadi campuran : D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan

menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa

yang digunakan berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerasasi.

Sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan

pencoklatan non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana sedikit basa akan lebih

stabil terhadap reaksi hidrolisis (Soeharsono, 1978).

Menurut kompleksitasnya, karbohidrat digolongkan sebagai berikut :

1. Monosakarida

Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul

gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi :

aldosa dan ketosa. Sedangkan menurut jumlah atomnya dibedakan mejadi : triosa,

tetrosa, dll. Sifat-sifat monosakarida yaitu :

a. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.

b. Larutannya bersifat optis aktif.

c. Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran

disebut mutarrotasi.

d. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.

2. Disakarida

Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumlahnya lebih dari dua

disebut oligosakarida (terdiri dari 2-10 monomer gula). Ikatan antara dua moleku

monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk dari gugus hidroksil dari

atim C nomer 1 yang juga disebut karbon nomerik dengan gugus hidroksil pada

molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif

tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada

atom C nomer 1 sedangkan pada fruktosa terletak pada atom C nomer 2.

3. Polisakarida

Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari 15 monomer gula.

Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteroplosakarida.

Monosakrida dan disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan

“gula”. Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya. Sedangkan

polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat

dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sudarmadji, 2008).

Ciri-ciri umum polisakarida, yakni :

Merupakan polimer unit monosakarida

Unit monomer bisa :

Homoplosakarida

Heteropolisakarida

Berbeda antara satu dengan yang lain pada unit penyusunnya, ikatan yang

menghubungkan dan rantai cabang yang terbentuk saat bereaksi dengan

senyawa lain (Sediaoetama, 2004).

Identifikasi karbohidrat :

1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji molisch. Bila larutan karbohidrat diberi

beberapa tetes larutan α-naftol, kemudian H2SO4 pekat secukupnya sehingga

terbentuk 2 lapisan cairan, pada bidang batas kedua lapisan itu terbentuk cincin

ungu.

2. Tes Benedict, yang biasa digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini dapat juga

digunakan untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi

dari yang tidak mengandung gugus reduksi.

3. Tes Barfoed, reagen ini mengandung tembaga (II) asetat dalam larutan asam

laktat. Asam tidak cukup kuat untuk menghidrolisis karbohidrat.

4. Reaksi seliwanoff (khusus menunjukkan adanya fruktosa). Pereaksi seliwanoff

terdiri dari serbuk resorsinol + HCl encer.

5. Tes Iodin, yang akan memberikan perubahan warna bila bereaksi dengan

beberapa polisakarida (Sudarmadji, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini ialah alat pemanas,

penangas air, penjepit tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, rak tabung reaksi,

dan tabung reaksi pyrex.

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah glukosa,

fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa, arabinosa, amilum, air kelapa muda

masing-masing dalam larutan 1%, H2SO4 pekat, HCl 2N, HCl pekat (37%)

HNO3 pekat, kertas lakmus, larutan iodium, NaOH, natrium asetat, pereaksi

Barfoed, pereaksi Molisch, pereaksi Benedict, dan pereaksi Saliwanoff.

IV. PROSEDUR KERJA

a. Uji Molisch- Sebanyak 10 tetes sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,

dan air kelapa) masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi.

- Pereaksi molisch ditambahkan sebanyak 3 tetes dan asam sulfat pekat

beberapa tetes. Perubahan yang terjadi diamati pada larutan.

b. Uji Benedict

- Sebanyak 10 tetes sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,

dan air kelapa) masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi.

- Pereaksi benedict ditambahkan 15 tetes dan dikocok.

- Larutan dimasukkan tabung berisi kedalam penangas air yang

mendidih selama 5 menit. Perlahan-lahan didinginkan. Perubahan

yang terjadi diamati pada larutan.

c. Uji Iodium

- Amilum 1% sebanyak 3 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

- Air dan iodin ditambahkan dan diamati perubahan yang terjadi.

- Amilum 1% sebanyak 3 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

- Asam klorida dan iodin ditambahkan dan diamati perubahan yang

terjadi.

- Amilum 1% sebanyak 3 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

- Natrium hidroksida dan iodin ditambahkan dan diamati perubahan

yang terjadi.

d. Uji Barfoed

- Sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan air kelapa)

masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes.

- Pereaksi barfoed ditambahkan sebanyak 2,5 mL.

- Larutan dimasukkan kedalam penangas air lalu perubahan yang terjadi

diamati pada larutan.

e. Uji Saliwanoff

- Sampel (glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan air kelapa)

masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes.

- Pereaksi saliwanoff ditambahkan sebanyak 10 tetes, dimasukkan ke

dalam penangas air selama 1 menit.

- Perubahan yang terjadi di amati.

-

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Uji Molisch

No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Gambar

1. Glukosa 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Larutan berwarna coklat, dan

terdapat bercak coklat

2. Fruktosa 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4pekat

Larutan ungu dan coklat muda, terdapat satu bercak besar

3. Maltosa 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Terdapat endapan, berwarna coklat

dan larutan berwarna

coklat,terdapat bercak coklat

4. Laktosa 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Tidak mengendap,

larutan berwarna coklat dan

terdapat bercak coklat

5. Sukrosa 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Terdapat endapan ungu, berwarna coklat muda dan terdapat banyak

bercak

6. Amilum 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Larutan berwarna coklat muda, dan banyak terdapat

bercak diatas larutannya

7. Arabinosa 10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Terdapat endapan ungu. Larutan

berwarna coklat muda, dan

terdapat 1 bercak besar di tengah

larutan

8. Air kelapa muda 1 %

10 tetes

sampel + 3

tetes pereaksi

Molisch +

H2SO4 pekat

Terdapat endapan ungu dan larutan berwarna coklat

Uji Benedict

No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Gambar

1

.

Glukosa 5 tetes sampel + 15

tetes pereaksi

benedict, didihkan

Kuning

kehijauan

keruh, terdapat

endapan

2

.

Maltosa 5 tetes sampel + 15

tetes pereaksi

benedict, didihkan

Kuning

kehijauan

keruh, terdapat

endapan

3

.

Laktosa 5 tetes sampel + 15

tetes pereaksi

benedict, didihkan

Berwarna mint

tidak terdapat

endapan

4

.

Sukrosa 5 tetes sampel + 15

tetes pereaksi

benedict, didihkan

Berwarna

orange pekat

terdapat

endapan

5

.

Amilum 5 tetes sampel + 15

tetes pereaksi

benedict, didihkan

Tidak terjadi

peubahan

6

.

Air kelapa

muda 1 %

5 tetes sampel + 15

tetes pereaksi

benedict, didihkan

Berwarna

tosca dan tidak

terdapat

endapan

Uji Iodium

No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Gambar

1

.

Amilum 3 tetes sampel + air

+ iodin

Tidak terjadi

perubahan

2

.

Amilum 3 tetes sampel +

asam klorida + iodin

Tidak terjadi

perubahan

3

.

Amilum 3 tetes sampel +

natrium hidroksida

+ iodin

Tidak terjadi

perubahan

Uji Barfoed

No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Gambar

1

.

Glukosa 5 tetes sampel + 2,5

mL pereaksi barfoed

+ masukkan ke

dalam penangas air

Tidak terjadi

perubahan

2

.

Maltosa 5 tetes sampel + 2,5

mL pereaksi barfoed

+ masukkan ke

dalam penangas air

Tidak terjadi perubahan

3

.

Laktosa 5 tetes sampel + 2,5

mL pereaksi barfoed

+ masukkan ke

dalam penangas air

Tidak terjadi perubahan

4

.

Sukrosa 5 tetes sampel + 2,5

mL pereaksi barfoed

+ masukkan ke

dalam penangas air

Tidak terjadi perubahan

5

.

Amilum 5 tetes sampel + 2,5

mL pereaksi barfoed

+ masukkan ke

dalam penangas air

Tidak terjadi perubahan

6

.

Air kelapa

muda 1 %

5 tetes sampel + 2,5

mL pereaksi barfoed

+ masukkan ke

dalam penangas air

Tidak terjadi perubahan

Uji Saliwanoff

No Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Gambar

1

.

Glukosa 10 tetes sampel + 10

tetes pereaksi

saliwanoff,

masukkan ke dalam

penangas air 1 menit

Tidak terjadi

perubahan

2

.

Maltosa 10 tetes sampel + 10

tetes pereaksi

saliwanoff,

masukkan ke dalam

penangas air 1 menit

Tidak terjadi perubahan

3

.

Laktosa 10 tetes sampel + 10

tetes pereaksi

saliwanoff,

masukkan ke dalam

penangas air 1 menit

Tidak terjadi perubahan

4

.

Sukrosa 10 tetes sampel + 10

tetes pereaksi

saliwanoff,

masukkan ke dalam

penangas air 1 menit

Tidak terjadi perubahan

5

.

Amilum 10 tetes sampel + 10

tetes pereaksi

saliwanoff,

masukkan ke dalam

penangas air 1 menit

Tidak terjadi perubahan

6

.

Air kelapa

muda 1 %

10 tetes sampel + 10

tetes pereaksi

saliwanoff,

masukkan ke dalam

penangas air 1 menit

Tidak terjadi perubahan

,

B. Pembahasan

Praktikum kali ini berjudul ‘Identifikasi Karbohidrat’ yang bertujuan untuk

mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif. Bahan-bahan yang

digunakan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa,

arabinosa, amilum, air kelapa muda masing-masing dalam larutan 1 %, pereaksi

molisch, H2SO4 pekat, larutan iodium, pereaksi benedict, pereaksi barfoed, HCl

pekat (37 %), pereaksi saliwanoff, natrium asetat, HNO3 pekat, HCl 2 N, NaOH %

dan kertas lakmus.

Pada praktikum ini menggunakan pengujian molisch, benedict, iodium,

barfoed dan saliwanoff.

1. Uji Molisch

Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.

Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh

asam sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida. Uji positif adanya

karbohidrat jika terbentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

Hasil yang didapat pada uji molisch adalah pada fruktosa, sukrosa, arabinosa dan air

kelapan muda 1 % hasilnya positif, sedangkan pada glukosa, maltosa, laktosa dan

amilum hasilnya negatif. Reaksi :

2. Uji Iodium

Uji iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen,

dan dekstrin). Identifikasi ini didasarkan pada pembentukan kompleks adsorpsi

berwarna spesifik oleh polisakarida akibat penambahan iodium. Amilum atau pati

dengan iodium menghasilkan berwarna biru, dekstrin menghasilkan warna merah

anggur sedangkan glikogen dan sebagian pati terhidrolisis bereaksi dengan iodium

membentuk warna merah coklat. Hasil yang didapat adalah hasilnya negatif

semuanya yaitu untuk sampel amilum dan iodin yang ditambahkan masing-

masing air, HCl dan NaOH, hasil dari masing-masing sampel tersebut adalah

berwarna hitam pekat. . Reaksi :

3I2 + 6NaOH 5NaI + NaIO3 + 3H2O

3. Uji Benedict

Uji benedict bertujuan membuktikan adanya gula reduksi. Pengujian ini

berdasarkan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas mereduksi

ion Cu2+ dalam suasana alakalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O

berwarna merah bata. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna

biru kehijauan, kuning, atau merah bata terkandung kadar gula pereduksi yang

ada. Hasil yang didapat adalah pada uji laktosa, sukrosa dan air kelapan muda 1 %

hailnya positif, sedangkan pada sampel lain hasilnya negatif. Reaksi :

4. Uji Barfoed

Uji barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida.

Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana

asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada

disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Reaksi positif

ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata. Hasil yang

didapat adalah pada semua sampel hasilnya negatif. Reaksi :

5. Uji Saliwanoff

Uji saliwanoff bertujuan membuktikkan adanya ketosa (fruktosa). Dasar

teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan

hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami

kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Hasil positif

ditandai terbentuknya warna merah orange. Hasil yang didapat adalah semua

sampel hasilnya negatif. Reaksi :

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yag dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Pengujian pada uji karbohidrat secara kualitatif antara lain uji molisch, uji

benedict, uji iodium, uji barfoed dan uji saliwanoff.

2. Hasil positif untuk uji molisch adalah jika terbentuknya cincin berwarna ungu

pada batas antara kedua lapisan.

3. Hasil positif untuk uji iodium adalah terbentuknya warna biru.

4. Hasil positif untuk uji benedict adalah timbulnya endapan warna biru

kehijauan, kuning, atau merah bata.

5. Hasil positif untuk uji barfoed adalah terbentuknya endapan Cu2O berwarna

merah bata.

6. Hasil positif untuk uji saliwanoff adalah terbentuknya warna orange.

DAFTAR PUSTAKA

Hart, H. 1983. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.

Kusharto. C. M, Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Nurjanah., A. Azka & A. Abdullah. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Komponen

Bioaktif Semanggi Air (Marsilea Crenata). Jurnal Inovasi dan

Kewirausahaan. 1(3) : 152-158.

Rahayu, A., Suranto & T. Purwoko. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan

Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)

terfermentasi Aspergillus oryzae. Bioteknologi. 2(1) : 14-20.

Sediaoetama, A. D. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid ke-1. PT.

Dian Rakyat. Jakarta.

Soeharsono, N. 1992. Biokimia Jilid 1. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sumardji, D. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. ESG. Jakarta.