sap gabungan makmin

Upload: sri-dwijastuti

Post on 17-Jul-2015

278 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KADAR AIR DAN NITRIT PADA SAMPEL MAKANANSenin, 14 Februari 2011 I. TUJUAN: 1. Untuk mengetahui kadar air dalam sampel makanan kering. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan nitrit pada sampel makanan secara kualitatif. II. PRINSIP 1. Analisis Kadar Air Sampel makanan kering yang telah ditimbang dimasukkan kedalam oven dan ditimbang kembali setelahnya. Akan terdapat selisih hasil penimbangan karena sampel mengalami pengurangan kadar air karena proses pemanasan. 2. Analisis Nitrit Sampel makanan yang ditambahkan air dan beberapa tetes larutan N-1-naftil etilen hidroksida dan asam sulfanilat, jika mengandung nitrit akan terjadi perubahan warna menjadi merah. III. REAKSI 1. Analisis KadarAir Pada analisis kadar air tidak terjadi reaksi kimia, melainkan hanya reaksi fisika berupa perubahan wujud air dari bentuk cair menjadi gas (penguapan) 2. Analisis Nitrit a. Reaksi positif nitrat Sampel + akuadest + naftil + asam sulfanil merah mudah b. Reaksi negative nitrat

Sampel + akuadest + naftil + asam sulfanil tidak terjadi perubahan c. Reaksi pembentukan nitrosamin dalam pengolahan atau

dalam perut yang suasana asam adalah sabagai berikut 1. R2NH + N2O3 R2N2NO + HNO2 2. R3N + N2O3 R2N2NO + R 1

IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat -Tabung Reaksi - Rak Tabung reaksi Timbangan Neraca analitik Oven Desikator Cawan porselin Pipet tetes - Gelas ukur 10 ml - Beker glass - Label

2. Bahan Bakso sapi Bakso ayam Sosis ayam Sosis sapi Sosis babi Naget ayam Kornet sapi Tepung kanji Aquadest Larutan asam sulfanilat 1% Larutan N-1-naftil etilen hidroksida 0,5%

2

V. PROSEDUR KERJA 1. Analisis Kadar Air Cawan porselen dicuci bersih Dikeringkan dalam oven kemudian dinginkan dalam desikator Ditimbang cawan porselin pada neraca analitik Dimasukkan bahan makanan kering (tepung kanji) 1-2 gram Dikeringkan dalam oven pada suhu 100 150o C selama 3 jam Didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang Dimasukkan kembali dalam oven selama 15 menit dan ditimbang Perlakuan ini diulang sampai tercapai berat konstan.

2. Analisis Nitrit Ditimbang bahan makanan sebanyak 0,5 gram Dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 2 ml aquadest Ditambahkan beberapa tetes larutan asam sulfanilat 1% dan larutan N-1-naftil etilen hidroksida 0,5% Dilihat perubahan warna yang terjadi

3

ANALISIS KADAR HCN DAN FORMALIN Senin, 21 Februari 2011 I. TUJUAN 1. Untuk menganalisa adanya formalin pada sampel makanan. 2. Untuk menganalisa adanya HCN pada sampel makanan. II. METODE 1. Menganalisa formalin pada makanan dengan pereaksi FeCl3 dan H2SO4 2. Menganalisa HCN pada sampel makanan dengan cara pemanasan III. PRINSIP 1. Analisis Formalin Larutan H2SO4 dan FeCl3 bila bereaksi dengan larutan formalin maka akan terbentuk senyawa kompleks cincin merah yang menandakan positif formalin 2. Reaksi antara asam pikrat dengan sianida dalam sampel makanan akan membentuk senyawa pikrosianat yang akan mengubah warna kertas saring menjadi merah muda IV. REAKSI 1. Analisis Formalin H2SO4 + FeCl3 + HCHO 2. Analisis HCN HCN + 2,4,6trinitrofenol 5-bromo-3-nitroanilina (asam pikrat) VI. ALAT dan BAHAN 1. Alat a. Mortar b. Beker glass c. Timbangan d. Tabung reaksi e. Rak tabung reaksi f. Petridish 4 pikrosianat Senyawa kompleks merah lembayung

g. Batang pengaduk h. Erlemeyer tertutup i. Kertas pikrat 2. Bahan a. Sampel Tahu kuning b. H2SO4 c. FeCl 30% d. Aquadest e. Sampel singkong rebus f. Asam tartrat 5% g. Na2CO3 8% VII. CARA KERJA 1. Analisis Formalin - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan - Sampel tahu ditumbuk halus kemudian ditimbang sebanyak 20 gr - Dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambahkan 100 ml air - Dimasukkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes FeCl3 30% - Ditambahkan sampel tahu sebanyak 5 ml - Apabila terbentuk cincin berwarna merah maka formalin positif 2. Analisis HCN - Ditimbang 5 10 gr sampel singkong rebus - Dimasukkan pada erlemeyer 250 ml - Ditambahkan 10 ml aquadest dan 50 ml larutan asam tartrat 5% - Kertas saring ukuran 1 x 7 cm dicelupkan dalam larutan asam pikrat jenuh kemudian dikeringkan di udara - Setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% dan digantungkan pada leher erlemeyer kemudian ditutup sedemikian rupa sehingga kertas tidak kontak dengan cairan dalam erlemeyer - Dipanaskan diatas penangas air dengan suhu 50o C selama 15 menit 5

- Apabila warna orange pada kertas pikrat berubah menjadi merah, berarti dalam sampel terdapat HCN

ANALISIS KADAR GULA METODE LUFF SCHOORL6

Senin, 7 Maret 2011 I. TUJUAN Praktikum penetapan kadar karbohidrat bertujuan untuk mengukur kadar gula dengan metode Luff Schoorl. II. METODE Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah penetapa karbohdrat dengan Luff Schoorl. III. PRINSIP Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. IV. REAKSI Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut : R-CHO + 2Cu2+ R-COOH + Cu2O 2 Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I2 2 S2O32- + I2 S4O62- + 2 IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat o Timbangan o o o o o o o o o o Neraca analitik Cawan petri Pipet tetes Gelas ukur 10 ml Beker glass Label Erlenmeyer Batang pengaduk Corong Buret 7 2. Bahan o Sampel (Buah jeruk dan minuman sari buah) o o o o o o Indikator BTB (Brom Timbol Blue) Na2S2O3 0,1 N Na2CO3 10% H2SO4 6N KI 20% dan aquades Amilum

o o

Kertas saring Pipet tetes

VI. PROSEDUR KERJA Sampel dihaluskan dan sebanyak 5-10 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml serta ditambah air aquades hingga tanda tera serta ditambahkan 3 tetes BTB (Brom Timol Blue). Netralkan dengan larutan NaCO3 10% sampai berwarna kehijauan. Masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda tera. Disaring dan dipipet 5,0 ml filtratnya, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 35 ml aquadest dan 10 ml larutan luff. Dipanaskan selama 2 menit sampai mendidih dan didihkan terusl. Didinginkan cepat. Setelah dingin ditambahkan 10 ml KI 20 % dan 17 ml H2SO4 6N dengan pelan-pelan melalui dinding erlenmeyer. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kekuningan dan tambahkan larutan amilum sebagai indikator setelah larutan menjadi berwarna putih kekuningan. Dititrasi kembali menggunakan Na2S2O3 hingga warna biru menjadi bening. Catat hasil penggunaan NaS2O3. Dihitung kadar gula pada sampel

ANALISIS KADAR PROTEIN PADA SAPEL MAKANANSenin, 14 Maret 2011 8

I. TUJUAN: Adapun tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Untuk mengetahui kadar protein dalam 1mL sampel makanan (kaldu babi) 2. Untuk mengetahui kadar protein dalam 2mL sampel makanan (kaldu babi) II. PRINSIP Prinsip pemeriksaan protein dengan metode biuret adalah Dalam larutan basa, Cu2+ membentuk kompleks dengan ikatan peptida pada protein dan menghasilkan warna ungu yang kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540nm. Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi protein dan tidak tergantung pada jenis protein. III. REAKSI O H | HOOC CH NH C C NH2 + CuSO4 + NaOH | | H H H H H | | | NH2 C C NH C COOH | | | H O H | Cu | H O H | | | HOOC C NH C C NH2 | | | H H H (senyawa berwarna biru-violet)

+ Na2SO4 + H2O

IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat Gelas beaker 2. Bahan Aquadest 9

4mL -

Labu takar 100 mL Pipet tetes Pipet volum 1mL,2mL dan Pipet ukur 10mL Ball pipet Tabung reaksi dan rak Aluminium foil dan label Vortex Spektrofotometer

-

Protein serum Larutan biuret special Eter

V. PROSEDUR KERJA 1. Pembuatan Larutan Standar Protein tanda 2. Pembuatan Kurva Standar Disiapkan empat buah tabung reaksi Pipet 1mL larutan standar protein kedalam tabung reaksi II, 2mL larutan Ditimbang 0,1gram serbuk protein serum Larutkan dengan akuades Masukkan kedalam labu takar 100mL, tambahkan akuades hingga tepat

standar protein kedalam tabung reaksi III, dan 4mL lartan standar protein kedalam tabung reaksi IV. 3. Tambahkan 4mL akuades kedalam tabung reaksi I, 3mL akuades Tambahkan 6mL larutan biuret spesial kedalam tiap-tiap tabung reaksi. Kocok, diamkan dalam suhu kamar selama 30menit Homogenkan dengan vortex, kemudian baca absorbansinya dengan kedalam tabung reaksi II, dan 2mL akuades kedalam tabung reaksi III.

spektrofotometer pada panjang gelombang 540nm. Preparasi Sampel Sampel kaldu dituangkan kedalam tabung sentrifuge Disentrifugasi pada kecepatan 1500rpm selama 15menit Buang lapisan lemak yang terpisah di bagian permukaan Sisa lemak pada sampel dilarutkan dengan eter Sentrifugasi kembali pada kecepatan 1500rpm selama 15menit 10

4. -

Buang lapisan minyak yang terbentuk, sampel siap diperiksa Siapkan dua buah tabung reaksi Pipet 1mL sampel kedalam tabung reaksi I dan 2mL sampel kedalam Tambahkan 3mL akuades kedalam tabung reaksi I dan 2mL akuades Tambahkan 6mL larutan biuret spesial kedalam tiap-tiap tabung reaksi. Kocok, diamkan dalam suhu kamar selama 30menit Homogenkan dengan vortex, kemudian baca absorbansinya dengan

Pemeriksaan Kadar Protein Sampel

tabung reaksi II kedalam tabung reaksi II

spektrofotometer pada panjang gelombang 540nm.

ANALISIS KADAR VITAMIN CSenin, 21 Maret 2011 11

I. TUJUAN Untuk mengetahui kadar vitamin C pada sampel minuman II. METODE Pemeriksaan vitamin C pada sampel minuman menggunakan metode Oksidimetri III. PRINSIP Larutan dye dalam suasana basa akan berwarna biru. Larutan asam direduksi oleh asam askorbat akan menjadi dehidroasamaskorbat IV. REAKSI C6H8O6 + dye V. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT Biuret Pipet volume 10 ml Labu ukur 100 ml Ball pipet Statif Erlenmeyer Pipet ukur C6H6O6 + H2O dye

2. BAHAN Larutan HP Aquadest Minuman rasa jeruk JUBA-JUBA Larutan dye 3%

Larutan asam askorbat

VI. CARA KERJA A. Standarisasi 12

1. 2. 3.

Dipipet 5 ml asam Askorbat dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer Dititrasi dengan larutan Dye sampai terbentuk warna merah jambu, Dihitung kadar standar vitamin C

titrasi dilakukan secara triplo

B. Penentuan kadar vitamin C pada sampel 1. 2. 3. 4. 5. Ditimbang 5 10 gr (untuk sampel padat) atau dipipet 5 10 ml (untuk Dilarutkan dengan aquadest sampai 100 ml dalam labu takar Dipipet 5 ml sampel, ditambahkan 2 ml HPO3 3 % dan dikocok hingga Dititrasi dengan larutan Dye sampai terbentuk warna merah jambu Dihitung kadar vitamin C pada sampel sampel cair)

homogen

ANALISIS KADAR LEMAK PADA SAMPEL MAKANANSenin, 18 April 2011 13

I. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar lemak pada sampel makanan II. METODE Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode ekstraksi soxhlet III. PRINSIP Lemak dalam sampel makanan diekstraksi dengan metode soxhlet. Yaitu ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umum sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan dapat meningkatkan laju ekstraksi. Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Lemak hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam sampel. IV. REAKSI Pada praktikum ini terjadi reaksi fisik larutnya lemak dalam pelarut lemak dietil eter yang dipengaruhi oleh kepolaran kedua senyawa tersebut yaitu lemak + Dietil eter V. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat Labu lemak Timbangan analitik Beaker glass Mortil Kertas saring bebas lemak Oven Desikator 14 Ekstrak lemak

2. Bahan

Alat ekstraksi soxhlet Sampel kacang goreng Aquades Dietil eter Aquades

VI. PROSEDUR KERJA Metode Ekstraksi Soxhlet Dibersihkan labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit dan di dinginkan dalam desikator Ditimbang labu lemak pada timbangan analitik dan catat beratnya Ditimbang sampel sebanyak 5 10 g kemudian dibungkus dengan kertas saring bebas lemak Dimasukkan sampel dalam alat ekstraksi soxhlet Ditambahkan dietil eter sebanyak 2 5 kali aliran Ekstraksi dilakukan 3 jam sampai semua lemak yang terkandung dilarutkan oleh dietil eter Dilepaskan labu lemak dari alat ekstraksi, kemudian dipisahkan dietil eter dengan lemak dengan cara pemanasan dalam oven pada suhu 70o C Ditimbang labu lemak yang sudah mengandung lemak

ANALISIS KADAR ABU25 April 2011

15

I.

TUJUAN Praktikum analisis kadar abu bertujuan untuk mengetahui kadar mineral pada sample

II. METODE Metode yang digunakan pada praktikum analisis lemak adalah metode pengabuan kering III. PRINSIP Prinsip dari praktikum analisis kadar abu yaitu berdasarkan sifat dari mineral. Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organic dan air. Sisanya terdiri dari unsur- unsur mineral. Unsur mineral juga di kenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak dan menghasilkan abu. Abu yang dihasilkan menunjukkan kadar zat anorganik yang terkandung dalam sampel. Abu yang dihasilkan diukur dan dinyatakan dalam persen IV. REAKSI Senyawa organik yang dibakar di dalam tanur dan terjadi reaksi O Sedangkan mineral yang merupakan anorganik tidak terbakar dan tersisa sebagai abu V. ALAT DAN BAHAN A. Alat-alat Mortar dan prestel Cawan porselen Tang cruse Sendok tanduk Neraca analitik Desikator Tanur Sampel makanan (Vita Oat cracker)

B. Bahan

16

VI. CARA KERJA 1. Siapkan bahan yang akan diabukan, bahan sebaiknya sudah dalam keadaan kering dan halus 2. Bersihkan cawan pengabuan, kemudian panaskan dalam tanur pada suhu 3000C selama 15menit 3. Keluarkan cawan dari tanur, kemudian dinginkan dalam desikator 4. Timbang cawan pada tibangan analitik, catat berat yang diperoleh 5. Tambahkan bahan sebanyak 2-5gram kedalam cawan, catat beratnya 6. Masukkan cawan yang telah diisi bahan kedalam tanur dan panaskan sampel pada suhu 450-5500C sampai terbentuk abu berwarna putih (5-7 jam). 7. Keluarkan cawan dari dalam tanur, dinginkan dalam desikator, kemudian timbang dengan neraca analitik.

ANALISIS KADAR KALSIUM PADA SAMPEL MAKANANSenin, 2 & 9 Mei 2011

17

I.

TUJUAN: Untuk mengetahui kadar mineral Ca pada sampel makanan

II. METODE : Pada praktikum ini dilakukan penentuan kadar mineral Ca secara kuantitatif dengan metode permanganometri III. PRINSIP Sampel abu ditambahkan HCl dan diencerkan dengan aquades. Ditambahkan ammonium oksalat dan ditambahkan metil merah agar berwarna merah. Bila larutan basa ditambahkan asam asetat. Disaring dengan menggunakan kertas saring untuk mengendapkan Ca dibilas dengan air panas agar mebghilangkan/ bebas oksalat dalam sampelditambah dengan CaCl2 2 %. Sampel pada kertas dibilas dengan H2SO4 panas. Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N dalam keadaan panas sampai berwarna merah muda. IV. REAKSI Pada praktikum analisis kadar kalsium yang dilakukan dengan metode permanganometri terjadi reaksi sebagai berikut: a. Reduksi MnO41. 2. 3. Dalam larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih Dalam larutan netral, pH 4 10 Dalam larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebih MnO + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O MnO4- + e- MnO42b. Reaksi dengan kalsium 5Ca2+ + MnO4- + 8H+ 5Ca2+ + Mn2+ + 4H2O V. ALAT DAN BAHAN A. Alat alat : Beaker gelas Gelas ukur Labu ukur 18

Batang pengaduk Pipet ukur Pipet volume Kertas saring (biasa dan Whatman no. 42) Erlenmeyer Electric heater Sampel setelah diabukan HCl 1 : 1 Ammonium oksalat 5% Indikator meti red CaCl2 2% H2SO4 (1:4) KMnO4 0,01N

B. Bahan bahan :

VI. PROSEDUR KERJA A. Pembuatan Larutan Kerja 1. Amonium Oksalat jenuh 5%

a. Ditimbang 25 gram bubuk ammonium oksalat. b. Dilarutkan dengan 500 ml aquadest pada beaker glass 600 ml dan aduk hingga homogen.

2.

Metil Red 1%

19

a. Ditimbang 0,25 gram bubuk dan dilarutkan dengan alkohol 70% sebanyak 25 ml pada beaker glass. b. Homogenkan. 3. CaCl2 2%

a. Ditimbang 2 gram bubuk CaCl2 b. Dilarutkan dengan 100 ml aquadest dalam labu ukur 100 ml c. Homogenkan. 4. KMnO4 0,01 N

V1xN1=V2xN2 V1x0,1=500x0,01 V1x0,1=5 V1=5/0,1 = 50 ml a. 50 ml larutan KMnO4 diencerkan dengan aquadest menjadi 500 ml pada labu ukur. b. Homogenkan. 5. Pembuatan HCl 1:1

a. Dipipet 75 ml aquadest dan ditambahkan 75 ml HCl pekat. b. Homogenkan. 6. Asam Asetat 10%

a. Dipipet 10 ml asam asetat 100% b. Dilarutkan dengan 100 ml aquadest dalam labu ukur. c. Homogenkan. B. Preparasi Sampel a. b. Larutkan abu dengan 10mL HCl (1:1) Saring larutan abu dengan kertas sarimg biasa

20

c.

Filtrat hasil penyaringan diencerkan dengan akuades hingga volume

100,0mL C. Prosedur Pemeriksaan a. b. red c. d. e. Tambahkan tetes demi tetes asam asetat hingga larutan berwarna merah Saring larutan dengan menggunakan kertas saring Whatman No.42, Bilas kertas saring dengan akuades panas hingga filtrat bebas oksalat. muda (pH 5,0) buang hasil saringan Filtrat bebas oksalat diketahui dengan cara menetesi filtrat dengan 2 tetes larutan CaCl2 2% hingga filtrat berwarna bening f. Pindahkan kertas saring beserta corong ke erlenmeyer lain. Bilas kertas saring dengan 15 mL H2SO4 (1:4), lubangi kertas saring dengan batang pengaduk, kemudian bilas kembali dengan 25mL akuades panas. g. h. i. Selanjutnya kertas saring dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian Panaskan larutan kemudian dalam keadaan panas titrasi dengan KMnO4 Titik akhir titrasi diperoleh saat warna larutan berubah menjadi merah tambahkan sisa H2SO4 (15mL). 0,01N muda yang konstan selama 20 detik. Pipet 5,0mL larutan abu dan dimasukkan kedalam beaker gelas 250mL, Tambahkan 10mL ammonium oksalat jenuh dan 2 tetes indikator metal kemudian tambahkan akuades sebanyak 25mL

ANALISIS PENETAPAN KADAR BESI (Fe)16 Mei 2011 21

I.

TUJUAN Untuk mengetahui kadar besi pada sampel makanan

II.

METODE Pada praktikum analisis kadar besi pengukuran dilakukan secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri

III. PRINSIP Prinsip dari praktikum analisis kadar besi yaitu Fe2+ (Potasium persulfat). Fe3+ direaksikan dengan KSCN Fe3+ dengan oksidator K2S2O8 Ferri Tiosulfat yang berwarna

merah. Warna merah diukur pada panjang gelombang 480 nm. IV. REAKSI Reaksi percobaan uji kadar besi: Fe2+ + K2S2O3 Fe3+ + 2(SO4)22-

Fe3+ + KSCN- K3Fe(SCN)6-

V.

ALAT dan BAHAN 1. Alat yang digunakan : Tabung reaksi Rak tabung reaksi Gelas beaker Pipet volume 1,0 ml, 2,0ml, 4,0ml, 5,0ml Spektrofotometer 2. Bahan yang digunakan : Larutan abu H2SO4 pekat K2S2 O8 KSCN 22

Aquabidest VI. PROSEDUR KERJA 1. Pembuatan Larutan Besi Standar Tabung reaksi disiapkan sebanyak 4 buah Larutan standar dipipet sebanyak 1,0 ml, 2,0ml, 4,0ml, 5,0ml Aquabidest ditambahkan pada tabung reaksi yang belum mencapai H2SO4 pekat ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak K2S2 O8 ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1,0 KSCN ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 2,0 Aquabidest ditambahkan sampai volume 15,0 ml, homogenkan Dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang

menggunakan pipet volume dan taruh pada masing-masing tabung reaksi volume 5 ml, dihomogenkan 0,5 ml, dihomogenkan ml, homogenkan ml, homogenkan

gelombang 480 nm 2. Pembuatan Blanko Aquabidest dimasukkan pada tabung reaksi sebanyak 5,0 ml dengan H2SO4 pekat ditambahkan pada tabung reaksi sebanyak 0,5 ml, K2S2 O8 ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1,0 KSCN ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 2,0 Aquabidest ditambahkan sampai volume 15,0 ml, homogenkan Dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang menggunakan pipet volume dihomogenkan ml, homogenkan ml, homogenkan

gelombang 480 nm

23

3. Pembuatan Sampel Larutan abu dimasukkan pada tabung reaksi sebanyak 5,0 ml dengan H2SO4 pekat ditambahkan pada tabung reaksi sebanyak 0,5 ml, K2S2 O8 ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1,0 KSCN ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 2,0 Aquabidest ditambahkan sampai volume 15,0 ml, homogenkan Dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang menggunakan pipet volume dihomogenkan ml, homogenkan ml, homogenkan

gelombang 480nm

ANALISIS KADAR ALKOHOL DAN KADAR GULA PADA SAMPEL MINUMAN BERALKOHOLSenin, 30 Mei 2011 24

I.

TUJUAN: 1. Untuk mengetahui kadar alcohol dan kadar gula dalam sampel minuman beralkohol.

II.

PRINSIP 1. Analisis Kadar Alkohol Kadar alcohol diperiksa dengan menggunakan alat alkohol meter atau hydrometer alkohol. Dibagian atas alcohol meter dilengkapi dengan skala yang menunjukkan kadar alcohol. Kerja alat ini didasarkan pada prinsip berat jenis campuran antara alcohol dengan air. Semakin rendah kadar alcohol, maka alat ini akan terangkat semakin tinggi dalam larutan, sehingga menunjukkan skala yang semakin kecil, begitu pula sebaliknya. 2. Analisis Kadar Gula Kadar gula yang terlarut dalam sampel minuman diperiksa dengan menggunakan alat yang bernama refraktometer. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer terdiri atas prisma dan papan skala. Refraktive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel. Jika sampel merupakan larutan yang berkonsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sampel besar. Maka pada papan skala sinar akan jatuh pada skala rendah. Jika sampel merupakan larutan pekat/konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil. Maka pada papan skala sinar akan jatuh pada skala besar.

III. REAKSI Tidak terjadi reaksi kimia pada pemeriksaan ini karena baik kadar alcohol maupun kadar gula diperiksa hanya dengan memanfaatkan prinsip berat jenis dan refraksi cahaya tanpa mereaksikan bahan dan reagen.

IV.

ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat a. Gelas ukur 100 ml b. Pipet tetes c. Beaker gelas d. Refraktometer 25

e. Alkoholmeter 2. Bahan a. Sampel minuman Bir Sand miguel V. CARA KERJA a. Analisis Kadar Alkohol 1. 70 ml sampel alkohol dituang ke gelas ukur ukuran 100 ml 2. Dimasukkan alkoholmeter pada sampel 3. Sedikit diputar tanpa menyentuh dinding tabung dan diamati hasilnya 4. Angka yang terlihat menunjukkan kadar alkohol pada sampel. b. Analisis Kadar Gula 1. Diteteskan satu tetes sampel alkohol pada refraktometer 2. Diamati refraktometer dengan menghadapkannya ke arah cahaya 3. Dibaca skala paling kiri diantara warna terang dan gelap yaitu antara warna kuning dan biru muda 4. Angka yang tertera menunjukkan kadar gula pada sampel minuman.

Denpasar, 8 Juni 2011 Pembimbing Praktikum I Ketua kelompok II

( A.A. Nanak Antarini,SST.,M.Si )

(Ni Md Sri Dwijastuti)

26

Pembimbing Praktikum II

Pembimbing Praktikum III

(Ni Wayan Rika Kumara Dewi, S.Si)

(Ni Nyoman Astika Dewi, S.Gz)

Penanggung jawab mata kuliah

(Ni Putu Agustini,SKM.,M.Si )

27