petunjuk praktikum kfd 2012 lay out_2

40
i KIMIA FARMASI DASAR [Type the document su 2012 [Type the comp PETUNJUK PRAKTIKUM Disusun oleh: Hendri Wasito, S. Farm Rahajeng Puput A., S. Far Sarmoko, M.Sc., Ap LABORATORIUM KIMIA-FA JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-I UNIVERSITAS JENDERAL SOE PURWOKERTO ubtitle] Asus pany name] 1/1/2012 m., Apt. rm., Apt. pt. ARMASI ILMU KESEHATAN EDIRMAN

Upload: oca-monica

Post on 14-Dec-2014

219 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

i

KIMIA FARMASI

DASAR [Type the document subtitle]

2012

[Type the company name]

PETUNJUK PRAKTIKUM

Disusun oleh:

Hendri Wasito, S. Farm., Apt.

Rahajeng Puput A., S. Farm., Apt.

Sarmoko, M.Sc., Apt.

LABORATORIUM KIMIA-FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

KIMIA FARMASI

[Type the document subtitle]

Asus

[Type the company name]

1/1/2012

Hendri Wasito, S. Farm., Apt.

Rahajeng Puput A., S. Farm., Apt.

Sarmoko, M.Sc., Apt.

FARMASI

ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Page 2: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

ii

Page 3: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT sehingga penyempurnaan buku

petunjuk praktikum Kimia Farmasi Dasar dapat diselesaikan.

Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam

memahami pelaksanaan praktikum yang merupakan bagian

dari materi kuliah Kimia Farmasi Dasar.

Mata acara praktikum pada buku ini untuk memperkenalkan

kimia dalam ruang lingkup farmasi. Selain itu juga diberikan

dasar-dasar keselamatan kerja di laboratorium, pengenalan

alat-alat yang biasa digunakan di laboratorium.

Untuk menambah pengetahuan mengenai paktikum,

disarankan mahasiswa membaca buku referensi atau

rujukan yang ada dalam daftar pustaka petunjuk praktikum

ini, atau referensi lainnya baik sumber tertulis maupun dari

internet.

Sebagai penutup, saran dari pembaca kami terima sebagai

penyempurnaan untuk penerbitan pada tahun yang akan

datang.

Purwokerto, September 2012

Penyusun,

Page 4: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

iv

JURNAL PRAKTIKUM

1. Jurnal praktikum merupakan catatan aktivitas, data dan

pengamatan Anda selama praktikum dan juga berfungsi

sebagai laporan akhir.

2. Jurnal ini merupakan buku F4/A4 bergaris. Tuliskan

nama, NIM, golongan dan kelompok praktikum Anda di

bagian cover.

3. Jurnal yang Anda buat harus benar-benar Anda pahami

karena akan memandu Anda dalam bekerja di

laboratorium dan sebagai dokumentasi Anda (tidak

sekedar menyalin ulang prosedur yang tertera di buku

petunjuk ini). Yang terpenting adalah Anda berusaha

memahami dan membayangkan apa yang akan Saudara

lakukan saat praktikum. Oleh karena itu, Anda bisa

berkreativitas dalam membuat prosedur pengerjaan

percobaan (bisa dengan diagram gambar, diagram alir atau

kalimat inti).

4. Nilai jurnal terutama berdasarkan pada terdapatnya

kelengkapan bagian-bagian jurnal tersebut dan ketepatan

isi masing-masing bagian tersebut.

5. Bagian-bagian jurnal adalah:

a. Identitas praktikan

b. Hari dan tanggal pelaksanaan praktikum

c. Judul percobaan

d. Tujuan percobaan

e. Prinsip percobaan: merupakan prinsip umum

percobaan yang akan dilakukan. Maksimal 2 paragraf.

f. Alat dan bahan

g. Prosedur percobaan dalam bentuk diagram alir

h. Data percobaan dan perhitungan

i. Diskusi: catatan materi diskusi kelompok dengan

asisten.

Page 5: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

v

j. Pembahasan. Membahas hasil percobaan (PENTING:

pembahasan bukan mengulang cara kerja)

k. Kesimpulan

l. Daftar pustaka: Literatur (jurnal ilmiah, website atau

buku) yang Anda pelajari sebagai penunjang untuk

memahami materi praktikum (PERHATIAN: buku

petunjuk praktikum ini tidak termasuk di dalamnya)

6. Mahasiswa melengkapi point i-k di luar jam

praktikum dan diserahkan kembali ke laboratorium

maksimum 1 minggu setelah praktikum.

7. Kecurangan dalam pembuatan jurnal praktikum,

mencontek laporan mahasiswa/i lain akan

menyebabkan hukuman bagi kedua belah pihak.

Page 6: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

vi

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Prosedur ini mengacu pada dokumen SOP yang berlaku di

Laboratorium Kimia Farmasi Unsoed, No: 12/KF/U/004

1. Peserta praktikum (praktikan) harus sudah berada di

dalam laboratorium sesuai waktu praktikum dengan

memenuhi semua persyaratan dan kelengkapan untuk

mengikuti praktikum.

a. Persyaratan mengikuti praktikum adalah telah

menyiapkan jurnal praktikum.

b. Kelengkapan praktikum adalah jas laboratorium

lengan panjang, name tag, sepatu, lap/serbet, dan

masker. Pastikan Anda selalu membawanya setiap

praktikum.

2. Mahasiswa mengisi daftar hadir praktikum dan

menyerahkan jurnal praktikum untuk diperiksa oleh

asisten.

3. Mahasiswa mengerjakan soal pre test dan dikumpulkan

ke asisten yang bertugas. Nilai minimal tes awal adalah

50, jika nilai kurang dari 50 akan diadakan tes lisan

atau tugas terstruktur tambahan.

4. Mahasiswa mengikuti pengarahan singkat acara

praktikum yang akan dilakukan

5. Mahasiswa meminjam alat-alat dan bahan yang

diperlukan dengan mengisi bon peminjaman alat

kepada petugas laboratorium. Pastikan Anda

memeriksa jumlah dan kondisi alat dengan baik.

Tandatanganilah bon peminjaman alat masing-masing

jika Anda sudah memeriksa alat-alat tersebut.

6. Mahasiswa mencatat semua data yang diperoleh dalam

buku jurnal

Page 7: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

vii

7. Tiga puluh menit sebelum berakhirnya praktikum, alat-

alat yang sudah tidak digunakan supaya dibersihkan

dan di kembalikan ke petugas laboratorium.

8. Jika ada alat yang dipinjam rusak/pecah, segera

lakukan penggantian alat maksimal sebelum akhir

semester.

9. Simpan tas anda ditempat yang telah disediakan.

10. Asisten akan memberikan sesi khusus menjelang akhir

praktikum untuk berdiskusi dengan seluruh kelompok

untuk membahas materi praktikum.

11. Jaga kebersihan dan kerapihan lingkungan

laboratorium.

12. Kehadiran pada praktikum adalah wajib, kecuali karena

sakit (dengan menyerahkan bukti dari pihak

berwenang). Praktikum susulan tidak menjadi prioritas

untuk diselenggarakan. Nilai akhir dihitung dari jumlah

nilai total dibagi jumlah percobaan (kecuali bagi yang

sakit, dibagi kehadiran).

13. Hal-hal lain yang belum disampaikan mengenai

praktikum akan dijelaskan dalam bagian lain pada

buku ini atau disampaikan langsung pada saat

praktikum dilaksanakan atau melalui pengumuman

laboratorium.

Page 8: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

viii

http://yellowpencil.deviantart.com/art/Lab-Safety-Poster-100183349

Page 9: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

ix

PANDUAN KESELAMATAN KERJA

DI LABORATORIUM KIMIA

1. Taati dan patuhi setiap aturan laboratorium untuk

keselamatan Anda.

2. Pelajari prosedur kerja yang akan Anda lakukan dengan

baik. Tanyakan pada asisten kelompok Anda jika

terdapat hal yang masih kurang jelas.

3. Laboratorium kimia merupakan tempat bersifat

membahayakan bagi tubuh, berhati-hatilah selama

berada didalamnya.

4. Selama di laboratorium dilarang merokok, bersolek

termasuk memakai pelembab bibir dan lensa kontak,

makan dan minum. Gunakanlah selalu jas lab lengan

panjang dan sepatu tertutup sebagai alas kaki Anda

(bukan sandal). Jika Anda keluar leb, jas wajib

ditanggalkan.

5. Ikat rambut yang panjang ke arah belakang ketika

bekerja dengan bahan kimia, bahan dengan bahaya

biologi, radiosiotop atau mesin yang sedang beroperasi.

6. Usahakan tempat bekerja bersih dan bebas dari bahan

kimia dan alat yang tidak dibutuhkan lagi.

7. Bacalah MSDS (Material Safety Data Sheet) sebelum

bekerja dengan bahan kimia berbahaya.

8. Jangan pernah mencicipi atau mencium bahan kimia di

leb (kecuali ada intruksi khusus).

Page 10: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

x

9. Tempatkan limbah padat maupun limbah cair pada

tempatnya. Jagalah kebersihan tempat kerja Anda.

10. Limbah cair dapat berupa larutan yang mengandung ion

logam berat atau pelarut organik. Masing-masing

disediakan tempat penampungnya di laboratorium.

11. Asam pekat maupun zat-zat yang berbahaya ditangani

pengerjaannya didalam lemari asam.

12. Pada umumnya zat-zat yang digunakan pada praktikum

ini telah tersedia di laboratorium. Zat-zat ini diberi label

tertentu pada wadahnya. Baca dan perhatikan dengan

teliti setiap keterangan pada label zat sebelum Anda

menggunakannya. Bekerjalah dengan cermat, jangan

menukar-nukar pipet atau tutup botol zat karena dapat

merusak zat. Selain itu jika Anda harus mengganti untuk

mengambil zat, tunggulah giliran Anda secara tertib dan

tetap hati-hati.

13. Jangan pernah bercanda, mengobrol atau bermain-main

dengan teman selama berada di laboratorium. Ingat,

potensi terjadinya kecelakaan di tempat ini sangat besar,

yang diantaranya disebabkan oleh kelalaian,

ketidakseriusan dan tidak berhati-hati ketika berada di

dalamnya. Jangan sampai Anda menyesal karena

kesalahan sendiri.

14. Jadikan laboratorium sebagai tempat untuk

mengeksplorasi dan mengasah kemampuan Anda

meneliti. Amati dengan cermat, catat, pikirkan setiap

hal yang Anda peroleh selama Anda bekerja.

15. Kecelakaan merupakan hal yang tidak dapat kita duga

kapan terjadinya. Tanamkan dalam diri Anda untuk

TIDAK PANIK.

Page 11: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

xi

16. Jika terdapat alat gelas yang pecah, jangan bereskan

dengan menggunakan tangan. Gunakan sapu dan

sendok sampah untuk membersihkannya. Sekali lagi

jangan gunakan tangan kosong, karena selain pecahan

gelas tajam juga terdapat zat kimia di dalamnya.

17. Jika kulit terkena zat kimia, segera cuci dengan air kran.

Jika anggota badan yang terkena sangat banyak, segera

tanggalkan jas lab anda. Lapor segera ke asisten Anda

atau petugas laboratorium untuk penanganan lebih

lanjut.

18. Jika mata atau muka terkena zat kimia, semprot

langsung dengan air kran jangan digosok dengan tangan.

Ingat tangan Anda sangat mungkin telah menempel

dengan sejumlah zat kimia lain dan sangat mungkin

Anda belum mencuci tangan. Segera hubungi asisten

atau petugas laboratorium untuk membantu hal ini.

19. Apabila terjadi kebakaran di meja Anda, jangan panik

dan menjauhlah dari meja Anda jika Anda tidak

mengetahui cara menanganinya dan segera hubungi

petugas laboratorium atau asisten Anda. Kebakaran kecil

dapat diatasi dengan menutup objek dengan kain/lap

basah dan biarkan api mati sendiri atau dengan cara

disemprot dengan alat pemadam kebakaran di lab.

20. Matikan air, listrik, dan alat-alat lain sebelum Anda

meninggalkan lab.

21. Panduan keselamatan ini hanyalah upaya kita mencegah

dan meminimalkan potensi kecelakaan maupun

kerusakan di lab.

Page 12: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

1

PERCOBAAN I

TEKNIK-TEKNIK DASAR

DI LABORATORIUM KIMIA

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengenal jenis dan fungsi alat-

alat yang terdapat di laboratorium kimia farmasi dasar dan

dapat menggunakannya dengan baik sesuai tujuan

penggunaan dan fungsi alat tersebut.

II. PENDAHULUAN

Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia

berdasarkan fungsinya secara umum dapat dibagi kedalam

tiga kelompok, yaitu alat ukur, alat tampung, dan alat

pendukung.

Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk

menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat ini digunakan

terutama dalam keperluan analisis kuantitatif yang

memerlukan ketepatan hasil. Alat-alat yang termasuk

kelompok alat ukur umumnya memiliki nilai ketelititan

pengukuran pada bagian depannya. Yang termasuk sebagai

alat ukur adalah gelas ukur, labu takar, pipet volume, pipet

ukur, buret dan lain-lain.

Alat tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya

adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas

zat. Seringkali memang pada alat ini tercantum sejumlah

skala, namun skala ini bisa dikatakan skala kasar saja, dan

tidak dapat dijadikan patokan terutama jika digunakan

untuk keperluan analisis kuantitatif. Beberapa contoh alat

tampung adalah gelas kimia dan labu Erlenmeyer.

Page 13: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

2

Selain alat ukur dan alat tampung terdapat pula alat

yang terbuat dari gelas yang berfungsi sebagai pendukung.

Alat-alat ini diantaranya adalah batang pengaduk, corong

pendek, kaca arloji, botol timbang, pipet tetes dan lain-lain.

Penggunaan alat-alat laboratorium harus diupayakan

tepat sesuai tujuan dan fungsi alat tersebut.

1. Termometer

Hal yang terlihat sepele padahal cukup berisiko adalah tidak

digunakannya batang pengaduk ketika mengaduk larutan,

atau menggunakan termometer sebagai alat pengaduk.

Termometer terbuat dari bahan getas lebih mudah patah

dibandingkan batang pengaduk. Selain itu jika patah,

mungkin saja raksa yang terdapat dalam termometer menjadi

ancaman bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Sekali lagi

perhatikan dan pahami tujuan prosedur dan fungsi alat gelas

yang digunakan hendaknya sesuai.

2. Neraca

Neraca merupakan alat yang penting di laboratorium

dalam mengukur jumlah zat padat yang diperlukan. Proses

menimbang dalam analisis kuantitatif sangat penting seperti

dalam pembuatan larutan standar primer untuk analisis

kuantitatif asam basa. Saat ini selain neraca dengan

menggunakan dua lengan beban juga terdapat neraca digital

atau dikenal juga sebagai neraca analitik. Pastikan Anda

mengenal dan dapat mengoperasikan alat ini dan senantiasa

menjaga kebersihannya baik dari debu maupun sisa-sisa zat

yang ditimbang. Hindarkan pula menimbang sesuatu yang

melebihi kapsitas maksimal neraca untuk meminimalkan

potensi terjadinya kerusakan. Anda dapat menimbang zat

secara langsung maupun dengan timbang selisih. Jangan

timbang alat yang masih panas. Sebelum anda timbang,

dinginkan terlebih dulu alat di dalam eksikator beberapa

saat.

Page 14: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

3

Gambar 1.1. Gambar neraca analitik

3. Bak cuci

Bak cuci yang terdapat di laboratorium bukan tempat

pembuangan sampah. Anda tidak diperkenankan membuang

sampah yang berupa padatan seperti padatan korek api,

kertas dan lain-lain ke dalamnya. Buang sampah padat

ditempat limbah padat. Zat-zat cair juga memiliki aturan

sendiri. Jika anda membuang sidikit sisa asam maupun basa,

buang sambil membuka aliran air kran kedalam bak cuci.

Zat-zat yang mengandung logam berat seperti Cu, Pb dan

lain-lain harus dibuang terlebih dahulu di tem

cair. Pelarut organik juga memiliki tempat penampungan

khusus. Jangan buang pelarut organi ke bak cuci.

III. PROSEDUR PERCOBAAN

III.1. Pengenalan Alat Laboratorium

Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan

digunakan di Laboratorium Kimia, Gambarlah alat tersebut

pada buku kerja kalian dan praktekkan cara penggunaan alat

tersebut sesuai dengan instruksi yang diberikan.

ambar neraca analitik

bukan tempat

tidak diperkenankan membuang

sampah yang berupa padatan seperti padatan korek api,

. Buang sampah padat

zat cair juga memiliki aturan

g sidikit sisa asam maupun basa,

buang sambil membuka aliran air kran kedalam bak cuci.

zat yang mengandung logam berat seperti Cu, Pb dan

lain harus dibuang terlebih dahulu di tempat limbah

juga memiliki tempat penampungan

ke bak cuci.

Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan

digunakan di Laboratorium Kimia, Gambarlah alat tersebut

penggunaan alat

Page 15: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

4

Gambar 1.2. Peralatan umum di laboratorium

III.2. Teknik Dasar Kerja Laboratorium

Berikut ini diuraikan beberapa teknik dasar kerja di

Laboratorium Kimia, praktekkan cara penggunaan alat

tersebut sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Page 16: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

5

Gambar 1.3. Menentukan volume larutan dalam suatu

buret atau gelas ukur

Gambar 1.4 Botol penyimpanan zat kimia

Page 17: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

6

Gambar 1.5. Teknik mencium bau/gas

Page 18: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

7

Gambar 1.6. Teknik pemipetan dan pemindahan larutan

* jangan pernah memipet bahan dengan mulut, gunakanlah

peralatan yang tepat untuk pemipetan

Gambar 1.7. Teknik menempatkan kertas saring dalam

corong

Page 19: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

8

Teknik pengenceran larutan menggunakan labu takar

Page 20: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

9

PERCOBAAN II

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengetahui dan menguasai

teknik-teknik dasar dan prinsip proses pemisahan dan

pemurnian suatu campuran.

II. PENDAHULUAN

Pemisahan dan pemurnian suatu campuran menjadi

komponen penyusunnya merupakan kegiatan yang sering

dilakukan, khususnya yang bergelut dibidang kimia. Proses

memperoleh suatu unsur seringkali merupakan proses

panjang yang mungkin terdiri dari banyak tahap. Misalnya

logam tembaga murni baru diperoleh melalui serangkaian

tahap tertentu. Garam meja yang kita konsumsi melewati

banyak tahap sebelum bisa diperoleh sebagaimana yang kita

dapat di rumah. Demikian pula halnya dengan bahan bakar

yang kita kenal seperti solar, merupakan fraksi dari berbagai

campuran yang kemudian dipisahkan dari sumbernya.

Beberapa proses pemisahan yang biasa dilakukan adalah

dekantasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, destilasi, dan

kromatografi.

Page 21: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

10

Gambar 2.1. Pemisahan dengan cara filtrasi

Jika kita memiliki campuran, misalnya antara

padatan dan zat cair yang masing-masing telah terpisah,

maka kita bisa memisahkan padatan dan zat cair yang

terpisah/tidak larut tersebut dengan cara menuangkan zat

cairnya. Proses ini disebut dekantasi. Namum ada kalanya

padatan dan zat cair masih tercampur sehingga membantu

memisahkannya dengan cara sentrifugasi. Biasanya zat padat

dapat kita pisahkan dengan cara lain seperti filtrasi

menggunakan alat bantu berupa suatu kertas saring dengan

ukuran pori tertentu. Proses ini dpat dimodifikasi dengan

menggunakan alat tambahan untuk mempercepat proses

penyaringan, misalnya dengan menggunakan pengisap

Buchner.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan

perbedaan kelarutan relatif suatu zat didalam zat cair yang

berbeda. Proses ekstraksi yang sederhana dapat dilakiukan

dengan memnggunakan suatu corong pisah. Prinsip ekstraksi

Page 22: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

11

juga mendasari penggunaan soxhlet. Pemilihan jenis pelarut

yang paling optimum dalam proses ekstraksi sangat penting,

sehingga ekstraktan yang dipilih harus memiliki kemampuan

melarutkan yang lebih baik dibandingkan pelarut semula.

Kromatografi merupakan teknik pemisahan

berdasarkan perbedaan kekuatan interaksi suatu zat

diantara dua fasa yang dikenal sebagai fasa gerak dan fasa

diam. Bearan yang dikenal dalam proses kromatografi

diantaranya adalah factor retensi (Rf).

Destilasi merupakan pross pemisahan yang

berdasarkan perbedaan titik didih zat cair. Titik didih zai cair

merupkan suatu suhu saat tekanan uap zat tersbut sama

dengan tekanan luar/tekanan atmosfir. Tekanan uap

merupakan sifat fisis zat yang tergantung pada suhu, dan

cenderung meningkat dengan meningkatnya suhu. Pada saat

tekanan uap zat cair sama dengan tekanan luar, maka

seluruh bagian zat cair mimiliki kemampuan/energi yang

mencukupi untuk dapat berubah menjadi uap. Dua tahap

penting yang terjadi dalam proses destilasi adalah pendidihan

dan pengembunan. Beberapa contoh teknik destilasi adalah

destilasi sederhana, destilasi uap dan destilasi vakum.

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Masukkan 2-3 sendok bubuk kapur ke dalam gelas kimia

yang berisi air 30 ml lalu. Masukkan 1/3 campuran ke

dalam sebuah tabung reaksi. Diamkan selama 30 menit.

Pisahkan dengan cara dekantasi. Sisa campuran dalam

gelas dipisahkan dengan cara filtrasi menggunakan

kertas saring. Bandingkan hasil yang diperoleh !

2) Larutkan garam dapur yang masih kotor dengan air

sedikit mungkin. Saring dengan menggunakan kertas

saring dan corong pendek. Tampung filtrat dalam cawan

Page 23: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

12

penguap kemudian panaskan hingga semua air

menguap. Apa yang Anda peroleh?

3) Ambil 5 ml larutan berwarna lalu masukkan ke dalam

corong pisah dan encerkan dengan 100 mL aquadest.

Tambahkan 25 mL kloroform kedalam corong pisah,

kocok secara perlahan selama 5 menit dan didiamkan

beberapa saat, amati apa yang terjadi ? Tampung fraksi

air dan lakukan kembali ekstraksi dengan 25 mL

kloroform, Apa yang terjadi dan apa kesimpulan Anda ?

4) Ambil 5 ml larutan berwarna lalu masukkan dalam

tabung reaksi. Tambahkan sejumlah karbon aktif ke

dalamnya. Dekantasi campuran tersebut! Apa yang

terjadi dengan campuran? Apa kesimpulan Anda?

5) Buat kertas saring seperti pada gambar berikut!

A B C D

Gambar 2.2. Kromatografi kertas

6) Totolkan spidol aneka warna pada masing-masing titik

A, B,C dan D. Rekatkan kertas pada pensil/bolpoint

dengan menggunakan selotip sedemikian rupa

sehingga dapat diletakkan dalam posisi tegak lurus

dan ujung bagian bawahnya tercelup pada larutan

alkohol dalam gelas. Keluarkan kertas saring dari

Page 24: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

13

dalam gelas jika alkohol sudah mencapai batas atas,

kemudian keringkan. Apa kesimpulan Anda?

7) Pisahkan zat pewarna dari pelarutnya dengan

menggunakan peralatan destilasi sederhana! Pasang

peralatan seperti yang terlihat pada gambar! Jangan

lupa masukkan batu didih! Catat suhu terjadinya

tetesan destilat pertama! Anda akan dibantu asisten

untuk melakukan percobaan ini.

Gambar 2.3. Pemisahan dengan cara destilasi

sederhana

Page 25: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

14

PERCOBAAN 3

MENGENAL REAKSI KIMIA

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengenal ciri-ciri umum

terjadinya beberapa reaksi kimia.

II. PENDAHULUAN

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu

menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa

ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi

disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya

dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan

menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki

ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi

kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan

elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia,

walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga

dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel

elementer seperti pada reaksi nuklir.

Reaksi kimia merupakan contoh yang paling sesuai

untuk perubahan kimia. Pada reaksi kimia, satu zat atau

lebih diubah menjadi zat baru. Zat-zat yang bereaksi disebut

pereaksi (reaktan). Zat baru yang dihasilkan disebut hasil

reaksi (produk).

Reaksi kimia bisa diidentifikasikan berdasarkan

beberapa ciri yang menyertainya. Perubahan yang terjadi

dapat berubahnya warna, timbulnya gas, naiknya

suhu/turunnya suhu, atau terbentuk zat lain berupa

endapan. Tidak setiap pencampuran dua zat kimia

Page 26: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

15

membentuk reaksi secara langsung. Sejumlah reaksi

memerlukan kondisi-kondisi yang mendukung untuk dapat

terjadi.

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Sediakan 3 buah tabung reaksi bersih, 1, 2 dan 3,

kemudian tempatkan larutan-larutan berikut masing-

masing sebanyak 10 tetes. Dalam tabung 1 larutan HCl

0,1 M, tabung 2 CH3COOH 0,1 M, dan tabung 3 NaOH

0,1 M. Amati perubahan yang terjadi pada masing-

masing tabung setelah ditambahkan 1 tetes indikator!!

Tambahkan 10 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung 1

dan tabung 2. Amati apa yang terjadi!!! Sebutkan reaksi

yang terjadi!

2) Tempatkan 1 ml H2C2O4 dalam sebuah tabung reaksi,

kemudian tambahkan 2 tetes H2SO4 2 M, lalu kocok

tabung dan amati. Tambahkan KMnO4 0,05 M tetes

demi tetes (sambil dikocok) hingga warna larutan yang

terbentuk tidak hilang. Ulangi pekerjaan ini dengan

mengganti H2C2O4 dengan Fe2+. Bandingkan laju

hilangnya warna ungu diantara kedua prosedur ini !!!

Sebutkan jenis reaksi ynag terjadi !

3) Sebanyak 1 ml NaCl 0,1 M direaksikan dengan AgNO3

0,1 M sebanyak 5 tetes. Apa yang terjadi?

4) Sediakan 4 buah tabung reaksi, A, B, C, dan D. Isi

tabung A dan B dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Isi tabung C

dan D dengan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M. Tambahkan 10 tetes

HCl 1 M ke dalam tabung A dan C lalu kocok.

Bandingkan!. Tambahkan 10 tetes NaOH 1 M ke dalam

tabung B dan D lalu kocok. Bandingkan! Apa

kesimpulan Anda ?

5) Ambil 1 ml larutan I2, tambahkan indikator amilum.

Kemudian tambahkan vitamin C berlebih. Amati

Page 27: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

16

perubahan warna yang terjadi. Apa yang dapat Anda

simpulkan?

6) Siapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan

kertas lakmus. Tempatkan 5 ml larutan (NH4)2SO4

dalam tabung kemudian tambahkan 5 tetes NaOH 1M,

dan segera hubungkan tabung dengan pipa kaca yang

dibagian ujungnya telah terdapat kertas lakmus. Amati

perubahan yang terjadi!

7) Siapkan kertas/selulosa secukupnya kemudian

bakarlah dengan menggunakan api, apa yang terjadi?

Kerjakan prosedur yang sama, namun sebelum kertas

terbakar sempurna, masukkan kertas yang terbakar

tersebut pada beker glass dan tutup rapat, apa yang

terjadi? Apa yang dapat anda simpulkan?

Page 28: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

17

PERCOBAAN IV

KIMIA ASAM-BASA

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu memahami prinsip menyangkut

suatu asam-basa, membuat indikator asam basa dari bahan

lingkungan rumah, menentukan pH kira-kira bahan-bahan

yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mengenal

teknik titrasi asam-basa.

II. PENDAHULUAN

Zat kimia yang bersifat sebagai suatu asam dan basa

merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan

kita. Dari 10 zat terbanyak yang digunakan di industri setiap

tahunnya, 6 diantaranya merupakan suatu asam/basa (asam

sulfat, asam klorida, asam nitrat, ammonia, natrium

hidroksida, natrium karbonat). Sejumlah zat pembersih

anionik seperti alkil benzen sulfonat linier, alfa olefin

sulfonat, dan natrium tripolifosfat merupakan bahan aktif

dasar yang diproduksi oleh industri sabun dan deterjen. Obat

maag (antacids) sebagian diantaranya mengandung kalsium

karbonat. Asam sitrat yang terdapat pada buah-buahan

digunakan dalam pembuatan aneka juice, jelly, dan selai.

Tingkat keasaman maupun kebasaan suatu larutan

diukur berdasarkan konsentrasi ion hidrogen didalamnya.

Konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan dapat

bervariasi mulai dari konsentrasi yang lebih besar dari 1 M

(asam kuat) hingga lebih kecil dari 10-14 M yang merupakan

suatu basa kuat. Dalam suatu larutan, konsentrasi ion

hidrogen, [H+], lebih banyak dinyatakan dalam bentuk negatif

logaritma konsentrasi ion hidrogen yang dikenal dengan pH

larutan.

Page 29: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

18

pH = -log [H+]

Penentuan pH dapat dilakukan dengan menggunakan

suatu zat yang dikenal dengan nama indikator visual.

Penambahan ini ke dalam suatu larutan dapat menyebabkan

perubahan yang dapat teramati (perubahan warna), sehingga

pada pH larutan yang berbeda, perubahan yang terjadi juga

berbeda. Indikator asam-basa merupakan suatu senyawa

organik dengan massa molekul besar. Senyawa ini bersifat

sebagai suatu asam lemah yang berdisosiasi.

HIn ↔ H+ + In-

Bentuk spesi yang lebih dominan menentukan warna

yang akan teramati. Jika HIn lebih dominant maka warna

yang teramati kita istilahkan sebagai warna asam, dan

sebaliknya jika spesi In- yang lebih dominant maka kita sebut

sebagai warna basa. Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan

akan mempengaruhi kesetimbangan disosiasi indikator dalam

larutan tersebut.

Beberapa indikator pH yang umum digunakan

diantaranya adalah fenolftalein, metil merah, metil jingga dan

lain-lain. Indikator ini digunakan dalam proses titrasi untuk

menentukan titik akhir titrasi. Proses titrasi asam-basa

dikenal dengan istilah reaksi netralisasi. Berikut ini

merupakan data interval pH dan perubahan warna masing-

masing indikator tersebut.

Indikator

Warna Interval

pH Asam Basa Titik

Akhir

Fenolftalein Tidak

berwarna Ungu

Merah

muda 8 - 10

Metil

Merah Merah Kuning Jingga 4 – 6

Metil

Jingga Merah Kuning Jingga 3 - 5

Page 30: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

19

Dalam proses titrasi asam basa dikenal suatu zat yang

disebut sebagai standar, yaitu zat yang kita ketahui

konsentrasinya dengan pasti. Zat standar ini digunakan

untuk menentukan konsentrasi sampel. Zat standar terbagi

menjadi standar primer seperti asam oksalat dan standar

sekunder seperti NaOH.

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Siapkan beberapa macam bunga berwarna – warni atau

sayur/buah (kol ungu, anggur, stroberi, arbei). Potong

kecil-kecil, lalu gerus dengan menggunakan mortar.

Tambahkan sejumlah 5 ml isopropil alkohol ke dalamnya,

lalu aduk dengan menggunakan batang pengaduk. Saring

dan tampung filtratnya dalam tabung reaksi. Apa warna

indikator yang Anda peroleh? simpan indikator ini untuk

percobaan berikutnya!

2) Siapkan plat tetes, lalu isi lubang-lubangnya dengan

larutan berbagai pH (pH 1-12) masing-masing sebanyak 5

tetes. Tambahkan masing-masing 2 tetes filtrat yang Anda

peroleh dari tahap sebelumnya. Amati perubahan yang

terjadi dan tentukan trayek perubahan warna indikator

yang Anda punyai!!! Sebagai pembanding, lakukan

langkah kerja yang sama dengan menggunakan indikator

universal, fenolftalein, metil merah. Tentukan trayek

perubahan warna ketiga indikator ini? Berdasarkan hasil

yang diperoleh, kira-kira indikator Anda dapat digunakan

untuk aplikasi apa ???

Page 31: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

20

1 2 3 4 5 6

A

B

C

D

3) Bawalah sejumlah bahan yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari (5 jenis per orang) seperti : sabun,

pasta gigi, minuman ringan, dan lain-lain. Tempatkan

masing-masing 3 tetes dalam plat tetes, kemudian

tambahkan 1 tetes indikator universal. Berapa pH masing-

masing bahan yang anda bawa tersebut? Termasuk asam

atau basa-kah bahan-bahan tersebut ?

4) Pengenalan Titrasi Asam – Basa. Ambil 25 ml sampel HCl

yang belum diketahui kadarnya dalam labu titrasi. Titrasi

dengan larutan NaOH yang telah diketahui adarnya (telah

dibakukan) menggunakan indikator fenolftalein. Tentukan

konsentrasi sampel HCl !

pH3 pH4 pH5 pH6 pH7 pH8

pH9

pH10

pH11 pH12

Page 32: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

21

Gambar 4.1. Teknik mengisi buret dengan larutan NaOH

dan titrasi

Page 33: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

22

PERCOBAAN 5

LARUTAN ELEKTROLIT

DAN NON ELEKTROLIT

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu memahami prinsip daya hantar

listrik beberapa larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

Mahasiswa mengetahui sifat fisika kimia beberapa larutan

elektrolit dan non elektrolit tentang daya hantar listrik,

perbedaan voltase dan arus listrik yang ditimbulkan.

II. PENDAHULUAN

Daya hantar listrik adalah kemampuan substansi

tenaga listrik dari ujung substan sampai ujung yang lain.

Daya hantar ini tidak hanya dimiliki oleh benda padat

namun juga benda cair maupun larutan. Perpindahan

tenaga listrik tersebut berarti akan menyebabkan timbulnya

arus listrik. Adanya arus listrik ternyata disebabkan oleh

perpindahan elektron dari unsur yang lain, terutama dalam

reaksi kimia seperti raksi reduksi-oksidasi. Perpindahan

elektron tersebut berlangsung dari reduktan ke oksidan.

Mobilitas ion dipengaruhi oleh:

1. Kekuatan listrik, kekuatan yang menimbulkan

potensial antara dua elektrode dan muatan ion yang

menyebabkan gerakan menuju ke salah satu elektrode

2. Sifat elektroforetik, terjadi bila muatan yang

berlawanan mengelilingi ion yang bersangkutan

sehingga terjadi dua lapisan muatan, kejadian ini

Page 34: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

23

akan menyebabkan menurunnya sifat konduktivitas

larutan.

3. Sifat relaksasi, mobilitas ion seolah-olah ditarik oleh

ion yang bermuatan berlawanan dibelakang ion

tersebut, sehingga akan menghambat mobilitas ion

sesungguhnya.

Konduktan adalah daya hantar listrik yang memiliki

satuan siemens atau Ohm-1. Titrasi konduktometri dapat

digunakan untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat.

Penggunaan langsung memang kurang spesifik karena semua

jenis ion yang ada ikut berperan dalam konduktivitas, yang

sering digunakan adalah untuk mengontrol pembuatan air

bebas mineral dan air suling karena air murni mempunyai

konduktivitas sekitar 5x10-5 Ohm per cm. Konduktometri

dapat juga dipergunakan untuk pemantauan limbah senyawa

anorganik pada air buangan industri dan sebagai detektor

pada pemisahan dengan cara kromatografi penukaran ion

dan untuk memantau proses interaksi kimia.

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada

jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat

menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun

konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat.

Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar

lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit

lemah.

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Percobaan pertama

1. Siapkan larutan NaCl 0,1 M dalam air suling 100,0

ml

2. Pindahkan larutan tersebut ke dalam buret 50,0 ml

3. Ambillah larutan tersebut masing-masing 5,0 ml;

20,0 ml; dan 50,0 ml dengan menggunakan buret,

Page 35: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

24

dan masukkan dalam labu takar kemudian encerkan

menjadi 100,0 ml dengan air suling.

4. Tuangkan air suling sebanyak 100,0 ml ke dalam

gelas piala, dan ukur daya hantar listriknya seperti

pada gambar.

Ket : Multimeter dihubungkan dengan larutan garam

yang berada dalam gelas piala, dan adaptor,

sedangkan dari adaptor terdapat logam sebagai

anoda yang masuk kedalam larutan garam

Gambar 5.1. Percobaan daya hantar listrik

5. Tuangkan larutan uji (larutan 3) kedalam gelas piala

200 ml, ukur daya hantar listrik dengan

memindahkan tombol multi meter ke Ohm meter.

Ujung-ujung kawat dari multi meter diletakkan di

tepi kiri dan kanan dinding gelas piala dengan ujung

menyentuh dasar gelas

6. Buatlah daya hantar (ohm) untuk tiap jenis larutan

yang berbeda tingkat pengencerannya. Buatlah garis

hubungan antara pengenceran dan daya hantar.

kabel

Gelas piala dan lar. Garam

El. Logam

Adaptor

- +

Multimedia

Kabel

Page 36: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

25

7. Buatlah kurva hubungan daya hantar Ohm sebagai

sumbu X dan tingkat pengenceran sebagai sumbu Y.

B. Percobaan kedua

1. Buatlah larutan garam CuSO4 0,1 M dalam seratus

(100,0 ml) air suling, kemudian lakukan seperti

percobaan pertama. (lakukan pula percobaan blanko)

2. Catat dan buat tabel pengenceran dan daya hantar

listrik, serta buat kurva hubungan antara

pengenceran (Y) dan daya hantar listrik (X).

3. Pertanyaan: Mengapa sifat daya hantar kedua

larutan garam tersebut berbeda?

- Hitung bagaimana cara membuat larutan

NaCl 0,1 M dalam 100,0 ml

- Membuat larutan asam asetat 0,1 M dalam

100,0 ml

- Membuat larutan glukosa 1% dalam 100 ml

- Membuat larutan CuSO4 0,1 M dalam 100,0

ml

- Mengapa larutan tersebut diatas semuanya

tidak dapat menghantarkan arus listrik?

- Mengapa larutan CuSO4 0,1 M berbeda daya

hantar listriknya dengan larutan NaCl 0,1 M

Page 37: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

26

Cara pengamatan percobaan : Daya Hantar Listrik

No Jenis larutan Ampere Ohm

(tahanan)

Daya

hantar

Volt

NaCl 0,1 M

20x

5x

Lar CuSO4 0,1 M

20x

5x

Lar Glukosa 1%

As.Asetat 0,1 M

20x

5x

Etanol 96%

Etanol 10%

Aquadest

Page 38: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

27

DAFTAR PUSTAKA

Bradi, J.E., 1990, General Chemistry, Principles and Structure,

John Wiley and Sons, New York.

Chang, R., 2003, Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Ch. Petrucci, R. H., and Harwood W. S., 1997, General

Chemistry, Principles and Modern Applications,

Prentice Hall International, New Jersey.

Hunter, R.J., Simson, P.G., DR. Carswell, D.J., 1983, Part 1,

Chemical Scence, Science Press, Sidney.

Skoog, D.A., 1983, Prinsip of instrumental Analisis, Saunder

College Publishing, Tokyo, Japan.

Page 39: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2
Page 40: Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2

29

http://farmasi.unsoed.ac.id