proposal mra-gcg - smart accounting | … · web viewvinola herawaty dosen universitas trisakti dan...
TRANSCRIPT
PERAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
MODERATING VARIABLE DARI PENGARUH EARNINGS
MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Vinola Herawaty
Dosen Universitas Trisaktidan mahasiswa Pasca Sarjana Program Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia
The objective of the empirical studi is to examine the role of Corporat Governance Practises as a variabel that moderates the effect of Earnings Management to the value of the firm and to answer the effectinessness of Corporate Governance Practises in controlling the company’s management’s ability with Earnings Management that affect the Firm Value. Four proxies used for Corporate Governance Practices are Manajerial Ownership, Institusional Ownership, Outside Independent Director, Audit Quality. Company size is use as a control variable. The value of the firm is measured by using proxy Tobin’s Q Model. The analysis method used is Ordinary Least Square, t-test and F-test. The sample of this empirical study is the company that listed in Jakarta Stock Exchange in the period of 2004-2006. The result gives the evidence that Corporate Governace Practises that have a signifikan impact to the value the firm are Outside Independent Director and Institusional Ownership, in the model regression with moderating variable. It also indicates that Outside Independent Director, Audit Quality and Institusional Ownership are moderating variables of the relationship between Earnings Managementt and the value of the firm, but not the Manajerial Ownership. Thus, Earnings Management can be minimized with the monitoring mechanism i.e. (1) Outside Independent Director that can monitor the management of the company in aligning the interest of principal and agent, (2) Institusional Ownership shareholders - the sophitisticed investor that also monitor the management to decrease the motivation of management to manipulate Earnings and (3) Audit Quality with the role of auditors to give the credibility of the reported financial statement by management. The result also shows that Manajerial Ownership does not represent the moderating variable of the realtionship between Earnings Management and Firm Value, it proves that the role of manajerial ownership is not significant to minimize the management’s ability to manipulate Earnings that affects the Firm Value
Keywords: Corporate Governance, Earnings Management, Manajerial Ownership, Outside Independent Director, Institusional Ownership, dan Audit Quality..
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu cara yang dilakukan manajemen dala proses penyusunan
laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan adalah
Earnings Management yang diharapkan dapat meningkatkan Nilai Perusahaan
pada saat tertentu. Tujuan Earnings Management adalah meningkatkan
kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat
perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan
sebagai suatu keuntungan (Fischer dan Rosenzweirg, 1995), Scot 1997: 294.
Earnings Management yang dilakukan manajemen perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan (Tobin’s Q) lalu kemudian akan turun (Morck,
Scheifer & Vishny (1988). l
Earnings Management dapat menimbulkan masalah masalah keagenan
(agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan
kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pengelola / manajemen
perusahaan (agent). Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki informasi
tentang perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham
sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan
praktek akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja
tertentu. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya oportunistik manajemen
yang akan mengakibatkan laba yang dilaporkan semu, sehingga akan
menyebabkan nilai perusahaan berkurang dimasa yang akan datang ,
Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah Earnings
Management dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri melalui Good
Corporate Governance. Praktek Earnings Management oleh manajemen dapat
diminimumkan melalui mekanisme monitoring untuk menyelaraskan (alignment)
perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen antara lain dengan;(1)
memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (manajerial
ownership) (Jensen Meckling, 1976); (2) kepemilikan saham oleh institusional
karena mereka dianggap sebagai sophisticated investor dengan jumlah
kepemilikan yang cukup signifikan dapat memonitor manajemen yang berdampak
mengurangi motivasi manajer untuk melakukan Earnings Management. (Pratana
dan Mas’ud,2003); (3) peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris
independen (Barnhart & Rosenstein, 1998); (4) kualitas audit yang dilihat dari
peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan bersikap independen
sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas
angka-angka akuntansi yang dilaporkan manajemen (Mayangsari, 2003).
Hubungan praktek Corporate Governance memiliki hubungan yang
signifikan terhadap Earnings Management seperti penelitian yang dilakukan
Watfield et al., 1995, Gabrielsen, et al, 1997, Wedari 2004, Midiastuty dan
Machfoedz, 2003. Sedangkan menurut Siregar dan Bachtiar, 2004; Darmawati,
2003, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara praktek Corporate
Governance terhadap Earnings Manajement. Konflik keagenan yang
mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan
rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan
pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor,
sehingga nilai perusahaan akan berkurang.
Berdasarkan uraian tentang praktek Earnings Management terdapat
potensi bahwa peran corporate governance sebagai pereda praktek Earnings
Management yang dilakukan manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan
nilai perusahaan, sehingga pertanyaan penelitian adalah:
Apakah Earnings Management berpengaruh positif terhadap Nilai
perusahaan ?
Apakah praktek Corporate Governance berpengaruh positif baik secara
bersama-sama maupun parsial terhadap Nilai perusahaan?
Apakah pengaruh Earnings Management terhadap Nilai perusahaan
diperlemah dengan praktek Corporate Governance yang diproksi dengan
komisaris independen, kepemilikan manajerial, Kepemilikan Institusional
dan kualitas audit?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris (1) pengaruh
Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. (2) pengaruh praktek
Corporate Governance berpengaruh baik secara bersama-sama maupun parsial
terhadap Nilai Perusahaan. (3) pengaruh praktek Corporate Governce terhadap
hubungan antara Earnings Management dan Nilai Perusahaan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada
(1) para pemakai laporan keuangan dan manajemen perusahaan dalam memahami
peranan praktek Corporate Governance terhadap praktek Earnings Management
yang dilakukan yang perusahaan dalam upaya meningkatkan Nilai Perusahaan. (2)
pengembangan ilmu mengenai positif accounting theory khususnya agency theory
dan corporate governance theory, sehingga dapat memperoleh permodelan-
permodelan praktek Corporate Governance yang secara konseptual berpengaruh
terhadadap Earnings Management serta dampaknya pada Nilai perusahaan.
Telaah Literatur dan Hipotesa
1. Teori Agensi Perspektif teori agensi digunakan merupakan dasar yang digunakan guna
memahami isu Corporate Governanace dan Earnings Management. Adanya
pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam
sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenen diantara principal
dan agen. Jensen dan Meckling (1976), Watts & Zimmerman (1986) menyatakan
bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan
dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan
laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggung jawaban
kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh
mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya dan serta
sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen.
Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori
keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan
kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka
investasikan. Corporate Governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin
bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer
tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-
proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana /kapital yang telah
ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor
mengendalikan para manajer (Sheifer dan Vishny, 1997).
Corporate Governanace
Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan berbagai mekanisme
yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan
kepentingan shareholders (terutama minority interest). Mekanisme corporate
governance dibagi menjadi dua kelompok: (1) berupa internal mechanism
(mekanisme internal) seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan
manajerial dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanisms seperti
pengendalian oleh pasar dan level debt financing.(Barnhart & Rosentein, 1998).
Utama (2003) prinsip-prinsip CG yang diterapkankan memberikan manfaat
diantaranya yaitu : (1) meminimalkan agency costs dengan mengontrol konflik
kepentingan yang mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen; (2)
meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para
penyedia modal; (3) meningkatkan citra perusahaan; (4) meningkatkan nilai
perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah, dan (5)
peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan
perusahaan yang lebih baik.
Earnings Management
Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif dalam
mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan
akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
mengelola laba. Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya manajemen laba
adalah perilaku opportunistic manajer dan efficient contracting. Sebagai perilaku
ooportunistic manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapai kontrak
kompensasi dan hutang, dan political cost (Scott, 2000). Perilaku opportunis ini
direflesikan dengan melakukan rekayasa keuangan dengan menerapkan income
increasing atau income decreasing decretionary accrual. Sedangkan sebagai
efficient contracting yaitu meningkatkan keinformatifan laba dalam
mengkomunikasikan informasi privat. Perilaku manajemen oportunis dikenal
dengan istilah Earnings Management., oleh Healy dan Wahlen (2000: 368)
didefinisikan sebagai berikut :Earnings management terjadi ketika manajemen
menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan yang dapat merubah laporan
keuangan sehingga menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusaaan.
Nilai Perusahaan
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan
adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor
James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena
menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian
dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan
bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang
lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan meransang investasi baru.
Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik.
Jadi rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif
manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Copeland (2002), Lindenberg dan Ross (1981)
yang dikutip oleh Darmawati (2004), menunjukkan bagaimana rasio-q dapat
diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa
perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih besar dari satu. Teori
ekonomi mengatakan bahwa rasio-q yang lebih besar dari satu akan menarik arus
sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio-q mendekati satu. Seringkali sukar
untuk menentukan apakah rasio-q yang tinggi mencerminkan superioritas
manajemen atau keuntungan dari dimilikinya hak paten.
Earnings Management dan Nilai Perusahaan
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik
(pemegang saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi. Manajer
diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.
Sinyal yang diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan
tersebut penting bagi pengguna ekternal perusahaan karena kelompok itu berada
dalam kondisi yang paling tidak tinggi tingkat kepastiannya.( Ali, 2002)
Asimetri antara manajemen dan pemilik memberikan kesempatan pada
manajer untuk melakukan manajemen laba (Earnings Management) guna
meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu sehingga dapat menyesatkan
pemilik (pemegang saham) mengenai nilai perusahaan sebenarnya. Sloan (1996)
menguji sifat kandungan informasi komponen akrual dan komponen aliran kas
apakah terefleksi dalam harga saham. Terbukti bahwa kinerja laba yang berasal
dari komponen akrual sebagai aktifitas Earnings Management memiliki
persistensi yang lebih rendah dibanding aliran kas. Laba yang dilaporkan lebih
besar dari aliran kas operasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan saat ini
Hipotesa 1 : Earnings Management berpengaruh positif terhadap Nilai
perusahaan.
Corporate Governanace Dan Nilai Perusahaan
Dalam perspektif teori agensi, agen yang risk adverse dan cenderung
mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan resources (berinvestasi) dari
investasi yang tidak meningkatkan nilai perusahaan ke alternative investasi yang
lebih menguntungkan. Permasalahan agensi akan mengindikasikan bahwa nilai
perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku
manajemen agar tidak menghamburkan resources perusahaan, baik dalam bentuk
investasi yang tidak layak maupun dalam bentuk shirking. Corporate Governance
merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para
pemegang saham. Dengan demikian, penerapan Good Corporate Governance
dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Silveira dan Barros (2006) meneliti pengaruh kualitas CG terhadap nilai
pasar atas 154 perusahaan Brazil yang terdaftar di bursa efek pada tahun 2002.
Mereka membuat suatu governance index sebagai ukuran atas kualitas CG.
Sedangkan ukuran untuk market value perusahaan adalah dengan menggunakan
dua variabel yaitu Tobin’s Q dan PBV. Temuan yang diperoleh menunjukkan
adanya pengaruh kualitas CG yang positif dan signifikan terhadap nilai pasar
perusahaan
Black, Jang, and Kim (2005) membuktikan bahwa CG index secara
keseluruhan merupakan hal penting dan menjadi salah satu faktor penyebab yang
dapat menjelaskan nilai pasar bagi perusahaan-perusahaan independen di Korea.
Johnson dkk (2000) memberikan bukti bahwa rendahnya kualitas
Corporate Governace dalam suatu negara berdampak negatif pada pasar saham
dan nilai tukar mata uang negara bersangkutan pada masa krisis di Asia. Dengan
ukuran variabel Corporate Governance yang digunakan seperti La Porta dkk
(1998) yang terdiri dari judicial efficiency, corruption, rule of law, enforceable
minority shareholder rights, antidirector rights, creditor rights dan accounting
standars, menunjukkan bahwa variabel-variabel corporate lebih bisa menjelaskan
variasi perubahan nilai tukar mata uang dan kinerja pasar modal, dibanding
dengan variabel-variabel makro.
Klapper dan Love (2002) menemukan adanya hubungan positif antara
Corporate Governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan return on
asets (ROA) dan Tobin’s Q. Penemuan penting lainnya adalah bahwa penerapan
corporate governance di tingkat perusahaan lebih memiliki arti dalam negara
berkembang dibandingkan dalam negara maju. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan yang menerapkan corporate governance yang baik akan memperoleh
manfaat yang lebih besar di negara-negara yang lingkungan hukumnya buruk.
Hipotesa 2 : praktek Corporate Governance berpengaruh positif baik secara
bersama-sama maupun parsial terhadap Nilai perusahaan
Corporate Governance, Earnings Management dan Nilai Perusahaan
Dengan alasan meningkatkan nilai perusahaan, manajemen melakukan
tindakan oportunis dengan melakukan Earnings Management. Oleh karena itu
adanya praktek Corporate Governance di perusahaan akan membatasi Earnings
Management karena adanya mekanisme pengendalian dalam perusahaan tersebut.
Praktek Corporate Governance dapat diproksi dengan komisaris independen,
kepemilikan manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit.
a. Kepemilikan Institusional
Investor institusional yang sering sebut sebagai investor yang canggih
(sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode
sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non instusional.
Balsam dkk (2002) menemukan hubungan yang negatif antar discretionary
accrual yang tidak diekspektasi dengan imbal hasil di sekitar tanggal
pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber
informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan
pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual.
Hasil penelitian Jiambavo dkk (1996) menemukan bahwa nilai absolut
diskresioner berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional. Hasil hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa ada efek feedback dari kepemilikan
instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan.
Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi
akan meningkatkan pengelolaan laba tetapi jika pengelolaan laba yang dilakukan
perusahaan bersifat oportunis maka kepemilikan institusional yang tinggi akan
mengurangi Earnings Management.
b. Kepemilikan manajerial
Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial
berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer
dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang
saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan
pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer
diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya.
Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan
terjadinya perilaku oprtunistik manajer akan meningkat (Shleifer dan Vishny,
1986). Warfield et al (1995) dalam penelitiannya yang menguji kepemilikan
manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba
menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan dengan negatif
dengan discretionary accrual. Demikian halnya penelitian oleh Midiastuty dan
Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah
satu mekanisme yang dapat membatasi perilaku oprtunistik manajer dalam bentuk
Earnings Management, walaupun Wedari (2004) menyimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial juga memiliki motif lain . Dalam penelitian ini mengacu
pada teori yang ada yang menyatakan kepemilikan manajerial dapat berfungsi
sebagai mekanisme Corporate Governanace sehingga dapat mengurangi tindakan
manajer dalam memanipulasi laba, hal ini berarti kepemilikan manajerial
berhubungan negatif dengan Earnings Management.
c. Kualitas audit
Penelitian yang dilakukan Becker dkk (1998) menemukan bahwa klien
dari auditor Non Big 6 melaporkan discretionary accrual yang secara rata-rata
lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big 6. Berarti dapat
disimpulkan klien dari auditor non Big 6 cenderung lebih tinggi dalam melakukan
Earnings Management. Teoh dan Wong (1993) berargumen bahwa kualitas audit
berhubungan positif dengan kualitas earnings yang diukur dengan Earnings
Response Coeficient (ERC). Karena pada saat penelitian ini Big 6 telah berubah
menjadi Big 4, juga diduga bahwa klien dari auditor non Big 4 cenderung lebih
tinggi dalam melakukan Earnings Management. Hal ini berarti kualitas audit
berhubungan negatif dengan Earnings Management. Walaupun demikian untuk
kasus Indonesia sebagaimana penelitian yang dilakukan Siregar dan Utama (2006)
tidak menemukan pengaruh yang signifikan dengan Earnings Management yang
dilakukan perusahaan.
d. Komisaris independen
Klein (2002a) dalam penelitiannya membuktukan bahwa besarnya
discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki komite audit
yang terdiri dari sedikit komisaris independen dibanding perusahaan yang
menpunyai komite audit yang terdiri banyak komisaris independen. Hal ini
mendukung penelitian Dechow dkk (1996) bahwa perusahaan memanipulasi laba
lebih besar kemungkinannya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi
oleh manajemen dan lebih besar kemungkinannya memiliki Chief Executive
Officer (CEO) yang merangkap menjadi chairman of board. Hal ini berarti
tindakan memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari
luar perusahaan. Jika fungsi independensi dewan direksi cenderung lemah, maka
ada kecendrungan terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh para direktur
perusahaan untuk kepentingannya melalui pemilikan perkiraan-perkiraan akrual
yang berdampak pada manajemen laba dan konsisten dengan Wedari (2004) yang
menyimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap discretionary accruals.
Perusahaan yang menyelenggarakan sistem Corporate Governance
diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Oleh sebab itu,
semakin tinggi kualitas audit , semakin tinggi proporsi komisaris independen,
kepemilikan manajerial, semakin kecil kemungkinan Earnings Management
dilakukan, Sehingga hubungannya negatif antara Corporate Governanace dan
Earnings Management ini dapat memperlemah pengaruh antara Earnings
Management dan Nilai Perusahaan
Hipotesa 3 : Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai perusahaan
diperlemah dengan adanya praktek Corporate Governance
Metode Penelitian
Rancangan Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode random sampling. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan random sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan non keuangan yang telah listing di Bursa Efek Jakarta tahun 2004,
2005, dan 2006.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang berakhir
pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan 2004, 2005, dan 2006.
Proses pengambilan dilakukan secara random.
3. Perusahaan yang memiliki data mengenai komisaris independen, Kepemilikan
Institusional, kepemilikan manajerial dan auditor.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder berupa
data kuantatif yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek
Indonesia yang berupa Laporan Tahunan yang dikeluarkan perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEJ, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
JSX Statistics, Fact Book dan Daftar Kurs Efek (DKE).
Operasional Variabel
1. Earnings Management
Earnings Management diproksi dengan Discretionary accrual dengan
menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et.al, 1995)
TAC = NIit – CFOit 1)
Nilai total Akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut:
TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1 ) + β2 (∆ Revit/Ait-1 ) + β3 (PPEit/Ait-1 ) + e 2)
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accruals
(NDA) dapat dihitung dengan rumus :
NDAit = β1(1/Ait-1 ) + β2(∆Revit/Ait-1-∆Recit/Ait-1) + β3(PPEit/Ait-1) + e 3)
DAit = TAit /Ait-1 – NDAit-1 4)
2. Corporate Governance
Corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, karyawan serta
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka atau sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Yang termasuk dalam praktek corporate governance adalah
Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan
Kualitas Audit.
2.1. Komisaris independen
Komisaris independen yang memiliki sekurang-kurangnya 30% (tiga
puluh persen) dari jumlah seluruh anggota komisaris, berarti telah memenuhi
pedoman good corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan
keputusan yang efektif, tepat, dan cepat.
2.2. Kepemilikan Institusional
Adanya Kepemilikan Institusional dapat memantau secara profesional
perkembangan investasinya maka tingkat pengendalian terhadap manajemen
sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan.
2.3. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki
manajemen dari total saham yang beredar. Kepemilikan saham yang besar dari
segi nilai ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan dengan
principals
2.4. Kualitas Audit
Untuk mengukur kualitas audit digunakan Ukuran Kantor Akuntan
Publik (KAP). Jika perusahaan diaudit oleh KAP Besar pada saat penelitian ini
yaitu KAP Big4 maka kualitas auditnya tinggi dan jika diaudit oleh KAP Non
Big 4 (KAP kecil) maka kualitas auditnya rendah. Banyak penelitian menemukan
kualitas audit berkorelasi positif dengan kredibilitas auditor dan berkorelasi
negatif dengan kesalahan laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas
merupakan salah satu elemen penting dari Corporate Governance.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan variabel dependen yang diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q yang dihitung dengan menggunakan rumus:
MVE + D Q ________________
BVE + D
Q= Nilai perusahaanMVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value)D= Nilai buku dari total hutang BVE = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value)
Market Value Equity (MVE) diperoleh dari hasil perkalian harga saham dan
penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada
akhir tahun. BVE diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total
kewajibannya.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur dari natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan
pada akhir, yaitu jumlah saham beredar pada akhir tahun dikalikan dengan harga
pasar saham akhir tahun.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda. Dalam
melakukan analisi regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
klasik (asumsi heteroskedasitas dan otokorelasi, multikolinearitas antar variabel
independen) agar memenuhi sifat estimasi regresi bersifat BLUES (Best Linear
Unbiased Estimator).
Model Penelitian
Berdasarkan pengembangan hipotesis diatas maka dapat diterapkan model
regresi berganda sebagai berikut:
Qit = α0 + α1 EMit+α2 UPit Qit = α0 + α1 KomIndit + +α2 KepManit + α3KAit+ α4 KepInstit + α5 UPit
Qit = α0 + α1 EMit +α2 KomIndit + α3 KepManit + α4KAit+ α5 KepInsit+ α6 EM*KomIndit + α7 EM*KepManit + α8
EMit*KAit+ α9 EMit* KepInsit +α10 UPit
EM = Earnings Management diproksi dengan Akrual abnormal
(DA).KomInd = Persentase komisaris independen dibanding total dewan
komisaris yang adaKepMan = Kepemilikan Manajerial = dummy variable dengan nilai 1
jika ada kepemilikan manajerial dan 0 sebaliknyaKA = Kualitas Audit = dummy variable dengan nilai 1 jika diaudit
oleh KAP Big 4 dan 0 sebaliknyaKepIns = Kepemilikan Institusional = berapa besar presentase
Kepemilikan Institusional dalam struktur saham perusahaanQ = Tobin’s Q = proksi dari Nilai perusahaanUP Ukuran Perusahaan diproksi dengan Log natural nilai pasar
ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah saham beredar pada akhir tahun dikalikan denga harga pasar saham akhir tahun.
Berikut adalah kerangka konseptual berdasarkan telaah literatur
diatas, yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram skematik
sebagai berikut :
: Gambar Model Penelitian
Analisis HasilStatistik deskriptif
Rata-rata Earnings Management adalah -0.013005 dan standar deviasi
0.2404 yang berarti rata-rata perusahaan dalam sampel penelitian cenderung
melakukan strategi decreasing income. Nilai Tobin’s Q rata-rata sebesar 1.423
dengan standar deviasi 0.776. Komisaris independen yang dibentuk oleh
Variabel independenEarnings Managementt Variabel Dependen
Nilai Perusahaan(Tobin’s Q)
Variabel kontrolUkuran Perusahaan
Praktek Corporate Governanance :-komisaris independen,-kepemilikan manajerial-Kepemilikan Institusionalonal-kualitas audit
perusahaan telah memenuhi persyaratan independesi.Rata-rata Komisaris
Independen adalah 37.917% dan standar deviasi 0.1127 yang berarti komisaris
independen yang dibentuk oleh perusahaan telah memenuhi persyaratan
independesi. Ukuran independensi tersebut dilihat dari sudut pandang peraturan
yaitu minimal jumlah komisaris independen sebesar 30% dari jumlah dewan
komisaris.Rata-rata Kepemilikan Institusional 22.83% dengan standar deviasi
32.38%. Proporsi audit oleh Big 4 dalam sampel penelitian sebesar 60.4% dan
non Big 4 sebesar 39.6%. Rata-rata ukuran perusahaan 26.98 dengan standar
deviasi 1.944. Proporsi perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dalam
sampel penelitian hanya sebesar 11.5% dan yang tidak memiliki kepemilikan
manajerial sebesar 88.5%. Rata-rata ukuran perusahaan 26.98 dengan standar
deviasi 1.944. Analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1
Uji Asumsi Klasik
Pengujian alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya
pengujian asumsi klasik. Pada model 1 dan Model 2 telah lolos uji asumsi klasik,
tetapi untuk Model 3 terdapat masalah multikolinearitas. Multikolinearitas dalam
model regresi tersebut dapat diabaikan karena korelasi antar variable independen
tersebut terjadi disebabkan oleh interaksi antar variabel independennya. Juga
terdapat masalah autokorelasi karena Nilai Durbin Watson untuk model regresi 3
dengan adanya variabel moderating senilai 2.418. berada pada daerah tanpa
keputusan. Uji heteroskedasitas dilakukan dengan menggunakan Uji White.
Hasilnya dari ketiga model regresi, variabel-variabel independennya selain
Kualitas Audit tidak mengalami masalah heteroskedasitas. Kualitas Audit
mengalami masalah heteroskedasitas karena umumnya perusahaan masih
menggunakan kantor akuntan publik yang sama dengan KAP tahun sebelumnya
selama belum batas melewati 5 tahun.
Uji HipotesisHasil pengujian model pertama menunjukkan bahwa variabel Eanings
Management, variabel kontrol Ukuran Perusahaan yang secara statistik signifikan.
Earnings Management berpengaruh secara negatif terhadap Nilai Perusahaan
artinya penggunaan Earnings Management akan menurunkan Nilai Perusahaan
yang bertentangan dengan hipotesa. Perusahaan dalam sampel penelitian ini
menggunakan Earnings Management bukan sebagai strateginya meningkatkan
Nilai Perusahaan.
Tabel 3Variabel Prediksi Model 1 Model 2 Model 3Variabel dependen : Tobin’s QVariabel Indenpenden Koefisien
(t stat)Koefisien
(t stat)Koefisien
(t stat)C -2.966
(-2.968**)-2.128
(-1.959*)-0.377
(-.0355)EM + -0.622
(-2.080**)4.948
(2.042**)OwnIns + 0.154
(0.629)1.514
(4.129***)OwnMgr + -0.394
(-1.804*)-3.159
(-1.467)KA + 0.381
(2.612**)0.086
(0.431)Komind + -0.790
(-1.229)-3.159
(-2.929***)UP + 0.160
(4.321***)0.135
(3.349***)0.093
(2.340**)EMxOwnIns - 10.133
(4.266***)EMxOwnMgr - 0.443
(0.436)EMxKomInd - (-16.413)
-2.613**EMxKA -2.490
-2.367**N 96 96 96Adjusted R squared 0.185 0.23 0.452F-statistic 11.804 6.681 8.833P value (F-statistic) 0.000 0.000*** 0.000****** signifikan 1%, ** signifikan 5%,*signifikan 10% (two tail)
Pada pengujian model regresi kedua, Kepemilikan Manajerial dan Kualitas
audit berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dengan demikian dari
empat variabel Praktek Corporate Governance, hanya dua variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan dengan arah yang berbeda.
Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan
sedangkan Kualitas audit berpengaruh positif. Hasil penelitian ini menyatakan
adanya kepemilikan manajerial akan menurunkan Nilai Perusahaan dimungkin
karena belum banyak manajemen perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan
dalam sampel) memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang
cukup signifikan. Hal ini berlawanan dengan hipotesa bahwa adanya kepemilikan
manajerial akan meningkatkan nilai perusahaan sebagaimana hasil penelitian Ross
et.all (1999) dalam Tarjo (2002) bahwa semakin besar proporsi kepemilikan
manajemen dalam perusahaan maka manajemen cenderung berusahan lebih giat
untuk kepentingan pemegang saham yang juga termasuk dirinya. Kualitas Audit
yang berpengaruh secara positif terhadap Nilai Perusahaan artinya Nilai
Perusahaan akan meningkat jika diaudit oleh auditor yang berasal dari KAP besar
(Big 4). Hal ini mendukung hipotesa yang berarti mekanisme fungsi pengawasan
dan kontrak yang bertujuan untuk mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara
agen dan principal melalui audit atas laporan keuangan agar tingkat kepercayaan
pihak eksternal perusahaaan (salah satunya Principal) terhadap
pertanggungjawaban semakin tinggi dapat dilakukan melalui penggunaan jasa
pihak ketiga (auditor) yang berasal dari KAP dengan berkualitas. (KAP Big 4).
Tingkat kepercayaan pihak pemakai informasi keuangan yang diaudit terutama
pihak ekternal perusahaan tersebut dipengaruhi oleh kualitas audit dari auditor.
Sebagaimana hasil penelitian Piot (2001), Teoh dan Wong (1993), Jang dan Lin
(1993) bahwa pengguna laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit dari
auditor yang berkualitas. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif
terhadap Nilai Perusahaan, menunjukkan semakin besar perusahaan semakin
besar tingkat Nilai Perusahaannya.
Hasil pengujian model ketiga menghasilkan koefisien yang lebih konsisten
dengan hipotesa. Variabel Eanings Management berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dua dari variabel Praktek Corporate
Governance berpengaruh secara signifikan dengan arah yang berbeda, dimana
Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
sedangkan Komisaris Independen berpengaruh negatif. Dari penelitian ini terbukti
Praktek Corporate Governance sebagai moderating variable atas hubungan
Earning Management terhadap Nilai perusahaan. Koefisien Earning Management
yang positif diperlemah dengan adanya Audit oleh Big 4 dan Komisaris
Independent sebagai variabel pemoderasi hubungan Earnings Management dan
Nilai Perusahaan. Kualitas audit sebagai variabel moderating sesuai dengan yang
diprediksi teori bahwa digunakannya KAP Big4 akan dapat mengurangi aktifitas
manajemen laba demikian halnya Komisaris Independen, sesuai dengan yang
diprediksi semakin besar proporsi komisaris independen dapat mengurangi
aktivitas manajemen laba. Walaupun demikian, tidak sepenuhnya Praktek
Corporate Governance dapat memperlemah hubungan keduanya karena
Kepemilikan Institusional justru secara signifikan memperkuat dan kepemilikan
manajerial juga memperkuat hubungan tersebut walaupun tidak signifikan.
Dengan demikian maka semakin besar Kepemilikan Institusional akan semakin
mendorong manajemen untuk melakukan Earnings Management, merupakan
sesuatu yang bertentangan dengan harapan fungsi dari praktek Corporate
Governance.
Angka adjusted R square untuk model regresi 3 seperti yang disajikan dalam
tabel 4 adalah sebesar 0.452 lebih besar dibandingkan dengan model 1 (0.183) dan
model 2 (0.23) menunjukkan model 3 dengan menggunakan moderating variabel
lebih bagus menjelaskan variasi Nilai Perusahaan.
Dari uji ANOVA atau F test, F hitung untuk ketika model tersebut
menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Karena probabilitasnya (0.000)
jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi
Nilai Perusahaan atau bisa dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan
oleh masing-masing model regresi tersebut secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dengan tiga model regresi ditemukan:
1. Earnings Management berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Besarannya negatif dalam model regresi tanpa memasukkan
variabel Corporate Governance, sebaliknya koefisien Earnings
berpengaruh positif terhada Nilai Perusahaan dalam model regresi yang
mempertimbangkan variabel praktek Corporate Governance
2. Variabel Corporate Governance yang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Nilai perusahaan bervariasi tergantung model
regresinya. Untuk model regresi yang menggunakan moderating variabel,
Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Nilai perusahaan, sedangkan model
regresi tanpa moderating variable, Kualitas Audit dan Kepemilikan
Manajerial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Kepemilikan Manajerial akan menurunkan Nilai Perusahaan sedangkan
Kualitas Audit akan meningkatkan Nilai Perusahaan sehingga hasil
pengujian ini tidak sepenuhnya konsisten dengan prediksi yang
diharapkan.
3. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa Komisaris Independen,
Kualitas audit dan Kepemilikan Institusional merupakan variabel
pemoderasi antara Earnings Management dan Nilai Perusahaan,
sedangkan Kepemilikan Manajerial bukan merupakan variabel
pemoderasi.
4. Earnings Management dapat diminimumkan dengan mekanisme
monitoring oleh; (1) komisaris independen dapat memonitor manajemen
dalam rangka menyelaraskan perbedaan kepentingan pemilik dan
manajemen (2) Kualitas auidt dengan peran auditor menjadi pihak yang
dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi
yang dilaporkan manajemen. Tetapi kepemilikan saham institusional yang
merupakan sophisticated investor yang juga dapat memonitor manajemen
yang berdampak mengurangi motivasi manajemen untuk melakukan
Earnings Management justru memperkuat hubungan Earnings
Management dan Nilai Perusahaan. Kepemilikan manajerial bukan
sebagai variabel pemoderasi membuktikan bahwa perannya belum
siginifikan dalam meminimalisir tindakan manajemen dalam
memanipulasi laba.
5. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan di setiap
model regresi yang dilakukan. Artinya semakin besar perusahaan semakin
besar Nilai Perusahaan.
Keterbatasan penelitian
Dari hasil penelitian ini, beberapa keterbatasan yang terdapat ini antara lain:
1. Data CG yang digunakan pada tahun yang sama dengan Nilai Perusahaan,
sehingga mungkin belum dirasakan efek dari praktek CG dalam waktu
singkat terhadap Nilai Perusahaan.
2. Adanya masalah heteroskedasitas pada data kualitas audit, karena memang
dalam kenyataan sebagian perusahaan menggunakan KAP yuang sama
dengan tahun sebelumnya selama belum sampai 5 tahun periode audit.
3. Ada masalah kurang teratasinya multikorelasi pada model regresi 3
dengan variabel moderating, maka hasil penelitian ini kurang sempurna.
4. Pemilihan tahun penelitian yaitu 2004-2006 dan jumlah sampel yang
hanya 96 perusahaan dalam 3 tahun dikarenakan keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Irfan. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol XIX. No 2 Juli 2002.
Arsjah, Regina Jansen. (2002). Pengaruh Corporate Covernance pada kinerja perusahaan di BEJ. Thesis., Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Barnhart, Scott & Rosentein, Stuart. (1998) Board Composition, Managerial Ownership and Firm Performance : An Empirical Analysis. The Financial Review; November 1998, 33-34.
Balsam, S., E. Bartov and C. Marquardt. (2002). Accrual Management, Investor Sophisticated, and Equity Valuation: Evidence from 10-Q Fillings. Journal of Accounting Research Vol.40 No.4, p.987-1012.
Black, Bernard S.; H. Jang dan W Kim. (2003). Does Corporate Governance affect Firm Value? Evidence from Korea. http://papers.ssrn.com
Darmawati, Deni dkk. (2004). Hubungan Corporate Governance Dan Kinerja perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember 2004.
Dechow, P. (1995). Accounting Earnings and Cash flow as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18: p.2-42.
Dechow, P., R.G. Sloan, and A.P. Sweeney (1996). Causes and Consequences of earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by SEC. Contemporary Accounting Research Vol. 13 No.1, p.1-36.
Fischer, Marly dan Kenneth Rozenzweigg (1995). Attitude of Student Practitiones Concerting the Ethical Acceptability of Earnings Management, Journal of Business Ethic 14 ; 433-444.
Gabrielsen, Gorm., Jeffrey D. Gramlich dan Thomas Plenborg. (1997). Managerial Ownership, Information Content of Earnings, and Discretionary Accruals in a Non US Setting. Jurnal of Bussiness Finance and Accounting, Vol 29. No. 7 &8. September/Oktober, p. 967-988.
Heally, P.M and Wahlen, J.M. (1999). A Review of The Earnings Management Literature and its Implication for Standard Setting, Accounting Horizon (December), 365-383
Jehsen, Michael C. & W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviuor, Agency Cost and Ownwership Structure. Journal of Financial Economics 3. pp. 305-360.
Johnson, Simon; P. Boone; A. Breach; dan E. Friedman. (2000). Corporate Governance in Asian Financial Crisis. Journal of Financial Economics, 58. hal 141-186.
Jiambavo, J. (1996). Discussion of Causes and Consequenses of Earnings Manipulation. Contemporary Accounting Research. Vol 13. Spring, p 37-47.
Klapper, Leora. F. & I. Love. (2002). Corporate Governance, Investor Protection and Performance in Emerging Market. World Bank Working Paper. http:// ssrn. com.
Klein, A (2002a). Audit Committee, Board of Directors characteristic and Earning management. Journal of Accounting and Economics 33, p. 375-400.
Mayangsari, Sekar. (2003). Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI, pp 1255-1267.
Morck, R. And A. Shleifer, and R.W. Vishny (1988), Management Ownership and Market Valuation: An Empirical Analysis. Journal of Financial Economics, 20, 293-315.
Pratana Puspa Midiastuty dan Mas’ud Machfoed (2003). Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governanace dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI. IAI, 2003.
Scott, William R. (2006). Financial Acconting theory”. 4th Edition. Canada Inc : Pearson Education.
Silveira and Barros (2006). Corporate Governance Quality and Firm Value in Brazil. http: //papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=923310
Sloan, Richard G. (1996). Do Stock fully Reflect Information in Accrual and Cash Flow About Future Earning, the Accounting Review, p.289-315.
Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas’ud (2006), Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Shleifer, A dan R.W. Vishny (1997). A Survey of Corporate Governance. Journal of Finance. Vol 52. No.2 Juni. 737-783.
Siregar,Sylvia Veronica N.P & Bachtiar, Yanivi S.(2004). Good Corporate Governance, Information Asymmetry, and Earnings Management”, Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar-Bali : hal 57-69.
Siregar,.Sylvia. Veronica N.P, dan Utama, Siddharta. (2006) Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management), Journal Riset Akuntansi Indonesia Vol 9 No.3. Hal 307-326
Tarjo, 2002. “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia”. Tesis S2 Program Pasca sarjana UGM, Yogyakarta.
Teoh, Siew Hong dan T,J, Wong, 1993. Perceived Auditor Quality and the Earnings ResponseCoefficient. The Accounting Review. 346-366.
Utama, Siddharta (2003). Corporate Governance, Disclosure and its Evidence in Indonesia. Usahawan no.04 th XXXII. hlm. 28-32
Utama, Siddharta dan Afriani, Chyntia (2005). Praktek Corporate Governance dan Penciptaan Nilai Perusahaan : Studi Empiris di BEJ. Usahawan no.88 th XXXIV.
Watts R. and J.L. Zimmerman. (1986). Positive Accounting Theory. New York: Prentice Hall.
Watfield, Terry D., J.J. Wild dan K.L Wild (1995). Managerial Ownership, Accounting Choices, and Informativesness of Earning. Journal of Accounting and Economics 20, hal 61-91.
Wedari, L.K.(2004). Analisis Pengaruh Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Makalah SNA VII. Denpasar. 963-974
Tabel 1 Descriptive Statistics
96 -.778 1.736 -.13005 .24042396 .485 3.908 1.42377 .77565496 .000 .980 .22834 .32386396 .000 1.000 .11458 .32019096 .200 .670 .37917 .11275296 .000 1.000 .60417 .49159696 23.400 31.380 26.98542 1.94481496 -.193 .010 -.02380 .04521696 -.516 1.736 -.00475 .20079096 -.259 .579 -.04964 .08313996 -.778 .349 -.08390 .13869896
Earning ManagementTobin's QInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Proporsi (Dummy=1) Proporsi (Dummy=0)KA 60.4% 39.6%Kepemilikan Manajerial 11.5% 88.5%
Tabel 2Variabel VIFEarnings Management (EM) 97.734Kepemilikan Institusional (Own Inst) 4.059Manajerial Ownership (OwnMgr) 1.657Komisaris Independen (KAI) 4.260Kualitas Audit (KA) 2.755Ukuran Perusahaan (UP) 1.714EM x OwnIns 3.323EM x OwnMgr 11.00EM x KomInd 78.556EM x KA 6.132
*)dari hasil regresi model 3
Lampiran 1
Regression Model 1 dgn variabel independen Earnings Management & Ukuran Perusahaan sebagai kontrol variabel.
Correlations
1.000 -.206 .407-.206 1.000 -.032.407 -.032 1.000
. .022 .000.022 . .377.000 .377 .
96 96 9696 96 9696 96 96
Tobin's QEarning ManagementSizeTobin's QEarning ManagementSizeTobin's QEarning ManagementSize
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Tobin's QEarning
Management Size
Model Summaryb
.450a .202 .185 .700107 .202 11.804 2 93 .000 2.171Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-W
atson
Predictors: (Constant), Size, Earning Managementa.
Dependent Variable: Tobin's Qb.
ANOVAb
11.572 2 5.786 11.804 .000a
45.584 93 .49057.156 95
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Size, Earning Managementa.
Dependent Variable: Tobin's Qb.
Coefficientsa
-2.966 .999 -2.968 .004 -4.950 -.982-.622 .299 -.193 -2.080 .040 -1.215 -.028 -.206 -.211 -.193 .999 1.001.160 .037 .400 4.321 .000 .086 .233 .407 .409 .400 .999 1.001
(Constant)Earning ManagementSize
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial PartCorrelations
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Tobin's Qa.
Charts
Scatterplot
Dependent Variable: Tobin's Q
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3-4-5
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
Lampiran 2
Hasil regresi CG& UP sbg independent var
Regression
Model Summaryb
.520a .271 .230 .680553 .271 6.681 5 90 .000 2.084Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-W
atson
Predictors: (Constant), Size, Managerial Ownership, Komisaris Independent, Audit Quality, Institusional Ownershipa.
Dependent Variable: Tobin's Qb.
ANOVAb
15.472 5 3.094 6.681 .000a
41.684 90 .46357.156 95
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Size, Managerial Ownership, Komisaris Independent, AuditQuality, Institusional Ownership
a.
Dependent Variable: Tobin's Qb.
Coefficientsa
-2.128 1.086 -1.959 .053 -4.286 .031.154 .245 .064 .629 .531 -.333 .642 .209 .066 .057 .771 1.296
-.394 .218 -.163 -1.804 .075 -.828 .040 -.183 -.187 -.162 .998 1.002-.790 .643 -.115 -1.229 .222 -2.068 .487 -.094 -.128 -.111 .927 1.079.381 .146 .241 2.612 .011 .091 .670 .329 .265 .235 .949 1.053.135 .040 .337 3.349 .001 .055 .214 .407 .333 .301 .799 1.252
(Constant)Institusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySize
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial PartCorrelations
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Tobin's Qa.
Charts
Scatterplot
Dependent Variable: Tobin's Q
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
4
3
2
1
0
-1
-2
Lampiran 3Hasil Regresi dgn CG sbg moderating variable
Descriptives
Descriptive Statistics
96 -.778 1.736 -.13005 .24042396 .485 3.908 1.42377 .77565496 .000 .980 .22834 .32386396 .000 1.000 .11458 .32019096 .200 .670 .37917 .11275296 .000 1.000 .60417 .49159696 23.400 31.380 26.98542 1.94481496 -.193 .010 -.02380 .04521696 -.516 1.736 -.00475 .20079096 -.259 .579 -.04964 .08313996 -.778 .349 -.08390 .13869896
Earning ManagementTobin's QInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Regression
Correlations
1.000 -.206 .209 -.183 -.094 .329 .407 .047 -.060 -.175 -.407-.206 1.000 .077 .133 -.006 -.046 -.032 .097 .823 .971 .460.209 .077 1.000 -.022 .244 .108 .424 -.712 -.008 .048 .067
-.183 .133 -.022 1.000 -.006 -.043 -.027 .079 -.066 .151 -.007-.094 -.006 .244 -.006 1.000 -.086 .072 -.198 .003 -.206 .088.329 -.046 .108 -.043 -.086 1.000 .190 -.081 -.072 -.013 -.492.407 -.032 .424 -.027 .072 .190 1.000 -.015 -.116 -.010 .045.047 .097 -.712 .079 -.198 -.081 -.015 1.000 .024 .150 .117
-.060 .823 -.008 -.066 .003 -.072 -.116 .024 1.000 .789 .078-.175 .971 .048 .151 -.206 -.013 -.010 .150 .789 1.000 .416-.407 .460 .067 -.007 .088 -.492 .045 .117 .078 .416 1.000
. .022 .020 .037 .180 .001 .000 .323 .282 .044 .000.022 . .228 .098 .477 .330 .377 .173 .000 .000 .000.020 .228 . .415 .008 .147 .000 .000 .469 .321 .257.037 .098 .415 . .477 .338 .397 .222 .261 .070 .472.180 .477 .008 .477 . .203 .242 .027 .487 .022 .196.001 .330 .147 .338 .203 . .032 .216 .242 .448 .000.000 .377 .000 .397 .242 .032 . .441 .131 .463 .332.323 .173 .000 .222 .027 .216 .441 . .408 .072 .127.282 .000 .469 .261 .487 .242 .131 .408 . .000 .226.044 .000 .321 .070 .022 .448 .463 .072 .000 . .000.000 .000 .257 .472 .196 .000 .332 .127 .226 .000 .
96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
Tobin's QEarning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaTobin's QEarning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaTobin's QEarning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxka
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Tobin's QEarning
ManagementInstitusionalOwnership
ManagerialOwnership
KomisarisIndependent Audit Quality Size emxownin emxownmg emxkoimi emxka
Model Summaryb
.714a .510 .452 .574235 .510 8.833 10 85 .000 2.418Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-W
atson
Predictors: (Constant), emxka, Managerial Ownership, Size, Komisaris Independent, emxownmg, emxownin, Audit Quality, InstitusionalOwnership, emxkoimi, Earning Management
a.
Dependent Variable: Tobin's Qb.
ANOVAb
29.127 10 2.913 8.833 .000a
28.028 85 .33057.156 95
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), emxka, Managerial Ownership, Size, KomisarisIndependent, emxownmg, emxownin, Audit Quality, Institusional Ownership,emxkoimi, Earning Management
a.
Dependent Variable: Tobin's Qb.
Coefficientsa
-.377 1.063 -.355 .724 -2.491 1.7364.948 2.423 1.534 2.042 .044 .131 9.765 -.206 .216 .155 .010 97.7341.514 .367 .632 4.129 .000 .785 2.242 .209 .409 .314 .246 4.059-.347 .237 -.143 -1.467 .146 -.818 .124 -.183 -.157 -.111 .604 1.657
-3.159 1.078 -.459 -2.929 .004 -5.303 -1.014 -.094 -.303 -.222 .235 4.260.086 .199 .054 .431 .668 -.310 .481 .329 .047 .033 .363 2.755.093 .040 .233 2.340 .022 .014 .172 .407 .246 .178 .584 1.714
10.133 2.375 .591 4.266 .000 5.410 14.856 .047 .420 .324 .301 3.323.443 1.016 .115 .436 .664 -1.578 2.464 -.060 .047 .033 .083 11.999
-16.413 6.281 -1.759 -2.613 .011 -28.901 -3.925 -.175 -.273 -.198 .013 78.556-2.490 1.052 -.445 -2.367 .020 -4.581 -.398 -.407 -.249 -.180 .163 6.132
(Constant)Earning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxka
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial PartCorrelations
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Tobin's Qa.
Coefficient Correlationsa
1.000 .538 -.192 .084 .826 .066 .781 .098 .177 -.514.538 1.000 -.069 -.090 .597 .091 .451 .127 -.054 -.205
-.192 -.069 1.000 -.060 -.168 -.436 -.252 -.551 -.088 .167.084 -.090 -.060 1.000 .027 -.258 .053 -.310 .861 -.755.826 .597 -.168 .027 1.000 .199 .668 .225 .109 -.491.066 .091 -.436 -.258 .199 1.000 .123 .819 -.296 .159.781 .451 -.252 .053 .668 .123 1.000 .115 .084 -.361.098 .127 -.551 -.310 .225 .819 .115 1.000 -.272 .126.177 -.054 -.088 .861 .109 -.296 .084 -.272 1.000 -.911
-.514 -.205 .167 -.755 -.491 .159 -.361 .126 -.911 1.0001.106 .134 -.008 .095 .883 .165 .163 .038 1.169 -1.310.134 .056 -.001 -.023 .144 .051 .021 .011 -.081 -.117
-.008 -.001 .002 -.003 -.007 -.041 -.002 -.008 -.022 .016.095 -.023 -.003 1.163 .029 -.660 .011 -.123 5.831 -1.972.883 .144 -.007 .029 1.033 .481 .135 .084 .697 -1.210.165 .051 -.041 -.660 .481 5.642 .058 .713 -4.422 .918.163 .021 -.002 .011 .135 .058 .040 .008 .105 -.174.038 .011 -.008 -.123 .084 .713 .008 .134 -.625 .112
1.169 -.081 -.022 5.831 .697 -4.422 .105 -.625 39.448 -13.859-1.310 -.117 .016 -1.972 -1.210 .918 -.174 .112 -13.859 5.869
emxkaManagerial OwnershipSizeKomisaris IndependentemxownmgemxowninAudit QualityInstitusional OwnershipemxkoimiEarning ManagementemxkaManagerial OwnershipSizeKomisaris IndependentemxownmgemxowninAudit QualityInstitusional OwnershipemxkoimiEarning Management
Correlations
Covariances
Model1
emxkaManagerialOwnership Size
KomisarisIndependent emxownmg emxownin Audit Quality
InstitusionalOwnership emxkoimi
EarningManagement
Dependent Variable: Tobin's Qa.
Charts
Scatterplot
Dependent Variable: Tobin's Q
Regression Standardized Predicted Value
43210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
3
2
1
0
-1
-2
Uji heteroskedascity
White Heteroskedasticity Test:F-statistic 1.757303 Probability 0.056929Obs*R-squared 27.95341 Probability 0.062768
Test Equation:Dependent Variable: RESID^2Method: Least SquaresDate: 05/28/08 Time: 17:34Sample: 1 96Included observations: 96
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.001241 0.000741 1.674248 0.0981
EM/UP 0.092916 0.124911 0.743855 0.4592(EM/UP)^2 9.895730 6.763746 1.463055 0.1475
OI/UP 0.028793 0.027061 1.064010 0.2906(OI/UP)^2 -0.241931 0.805394 -0.300389 0.7647
OM/UP -0.070119 0.059505 -1.178374 0.2423(OM/UP)^2 1.673782 1.586563 1.054974 0.2947
KI/UP -0.135895 0.094417 -1.439303 0.1541(KI/UP)^2 3.084920 3.013579 1.023673 0.3092
KA/UP -0.044656 0.038012 -1.174805 0.2437(KA/UP)^2 1.388877 0.997748 1.392011 0.1679
MOI/UP 0.072788 0.152280 0.477988 0.6340(MOI/UP)^2 -13.99970 20.44920 -0.684609 0.4956
MOM/UP -0.072878 0.067767 -1.075425 0.2855(MOM/UP)^2 -6.555593 5.401363 -1.213692 0.2286
MKI/UP -0.188315 0.343906 -0.547578 0.5856(MKI/UP)^2 -24.58789 26.47949 -0.928564 0.3560
MKA/UP -0.094772 0.068450 -1.384536 0.1702(MKA/UP)^2 -9.014041 5.490331 -1.641803 0.1047
R-squared 0.291181 Mean dependent var 0.000404Adjusted R-squared 0.125484 S.D. dependent var 0.000578S.E. of regression 0.000541 Akaike info criterion -12.03209Sum squared resid 2.25E-05 Schwarz criterion -11.52457Log likelihood 596.5405 F-statistic 1.757303Durbin-Watson stat 1.885550 Prob(F-statistic) 0.046929
PERAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
MODERATING VARIABLE DARI PENGARUH EARNINGS
MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Dibuat Oleh:VINOLA HERAWATY
Dosen Universitas Trisakti& mahasiswa Program Doktor Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi
Universitas Indonesia
2008