referat osteoartritis

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoarthrosis (OA) atau yang lebih banyak dikenal dengan Osteoarthritis juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif, adalah sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi , termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral . Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun sebenarnya penderita osteoartritis tidak mengalami inflamasi atau hanya mengalami inflamasi ringan. Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, 1 | Page

Upload: beibzz-dieta

Post on 21-Jul-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat osteoartritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoarthrosis (OA) atau yang lebih banyak dikenal dengan Osteoarthritis juga dikenal

sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif, adalah sekelompok kelainan

mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang

subchondral. Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro

yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun sebenarnya penderita osteoartritis

tidak mengalami inflamasi atau hanya mengalami inflamasi ringan.

Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan

menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada

orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering

disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga

orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai

sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas,

sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat

deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis

osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun

dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini

meningkat dengan bertambahnya usia.

Klinis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien dengan

osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi.

Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian besar

pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sering

menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah

dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa

segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam setelah

aktivitas.

1 | P a g e

Page 2: referat osteoartritis

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dalam hal ini penulis merasa perlu untuk

mengangkat judul ‘osteoarthrosis’ dikarenakan dewasa ini OA telah menjadi permasalahan

yang seringkali muncul ke permukaan dan cukup mengganggu bagi pasien-pasien yang

terkena OA.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui dan mempelajari tentang penyakit Osteoarthritis

2. Mengetahui penyebab Osteoarthritis

3. Mengetahui gejala klinis Osteoarthritis

4. Mengetahui cara mendiagnosa Osteoarthritis

5. Mengetahui penatalaksanaan Osteoarthritis

2 | P a g e

Page 3: referat osteoartritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Osteoartritis

Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu penyakit

sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago)

sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

Osteoartritis merupakan suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor

resiko yang berperan. Keadaan ini ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago

artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas,

deformitas.

2.2 Epidemiologi

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak mengenai terutama pada orang-orang 40 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun menggambarkan osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun prevaleensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita.

Di Indonesia, prevalensi osteoartritis mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Untuk osteoartritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Pasien OA biasanya mengeluh nyeri waktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada

3 | P a g e

Page 4: referat osteoartritis

derajat nyeri yang berat dan terus menerus bisa mengganggu mobilitas. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang la njut usia di Indonesia menderita cacat karena OA.

Grafik – 1 Prevalensi OA pada usia 45 - > 75 tahun

2.3 Etiologi

Faktor resiko Osteoarhtritis antara lain :

1. Umur

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang

terkuat. Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan

bertambahnya umur. OA hampir tidak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di

bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas 60 tahun. Hal ini disebabkan karena

adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan

pada kartilago sendi.

2. Jenis kelamin

Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis

pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun Osteoarthritis lebih

sering terjadi pada pria dari wanita. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA

banyak sendi, dan lelaki lebih sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher.

3. Suku bangsa

4 | P a g e

Page 5: referat osteoartritis

Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan

prevalensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis. Hal ini mungkin berkaitan dengan

perbedaan cara hidup maupun perbedaaan pada frekuensi pada kelainan kongenital

dan pertumbuhan.

4. Genetik

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen

prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti

kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada

osteoartritis.

5. Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi

penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. Kegemukan

ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung

beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain

(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit

jantung koroner,diabetes melitus dan hipertensi.

6. Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus-menerus, berkaitan

dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Demikian juga cedera sendi dan oleh

raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih

tinggi.

7. Kelainan pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Perthex dan dislokasi

kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda.

8. Faktor-faktor lain

Tingginya kepadatan tulang dikaitkan dapat meningkatkan risiko timbulnya OA. Hal

ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi

benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi

menjadi lebih mudah robek. Faktor ini diduga berperan pada lebih tingginya OA pada

orang gemuk dan pelari (karena tulangnya lebih padat) dan kaitannya negatif antara

osteoporosis dengan OA.

5 | P a g e

Page 6: referat osteoartritis

2.4 Klasifikasi

Osteoartritis dibagi menjadi 2 berdasarkan etiologi yang mendasari terjadinya OA yaitu :

1. Osteoartritis Primer

Osteoarthritis primer atau dapat disebut osteoarthritis idiopatik, tidak memiliki

penyebab yang pasti ( tidak diketahui ) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik

maupun proses perubahan lokal pada sendi. Osteoartritis primer disebabkan oleh

tekanan yang berlebihan pada sendi yang menahan berat tubuh atau tekanan yang

normal pada sendi yang lemah. OA primer sering menyerang sendi jari-jari, panggul

dan lutut, tulang belakang servikal dan lumbal, serta ibu jari. Obesitas juga

meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan berat badan.

2. Osteoartritis Sekunder

Osteoartritis sekunder disebabkan oleh trauma kronik atau tiba-tiba pada sendi. OA

sekunder dapat terjadi pada beberapa sendi. OA sekunder berhubungan dengan

beberapa faktor, antara lain:

Trauma, termasuk trauma olah raga

Stress yang berulang berhubungan dengan pekerjaan

Episode artritis gout atau artritis septik yang berulang

Postur tubuh yang kurang baik atau kelainan tulang yang disebabkan oleh

perkembangan yang tidak normal

Kelainan metabolik dan endokrin

2.5 Manifestasi Klinis

Pada umumnya, pasien Osteoarthritis mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang

dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan. Berikut adalah

keluhan yang dapat dijumpai pada pasien osteoarthritis :

a. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya bertambah dengan

gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu terkadang

dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat

ditemukan meski osteoarthritis masih tergolong dini ( secara radiologis ). Umumnya

6 | P a g e

Page 7: referat osteoartritis

bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bisa

digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris ( seluruh arah

gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ).

b.Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan dengan

pertambahan rasa nyeri.

c. Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan

banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama,

bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.

d.Krepitasi

Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit.

e. Pembesaran sendi ( deformitas )

Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar.

f. Pembengkakan sendi yang asimetris

Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya

tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan

sendi berubah.

g.Tanda – tanda peradangan

Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa

hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya

synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan

penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.

h.Perubahan gaya berjalan

Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman yang

besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan ini

selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada

OA lutut.

7 | P a g e

Page 8: referat osteoartritis

2.6 Patofisiologi

Pada Osteoarthritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktifitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu substansi atau zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk menhasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler.

Gambaran utama pada Osteoarthritis adalah :

1. Dektruksi kartilago yang progresif2. Terbentuknya kista subartikular3. Sklerosis yang mengelilingi tulang4. Terbentuknya osteofit5. Adanya fibrosis kapsul

Distribusi sendi pada Osteoartritis

8 | P a g e

Page 9: referat osteoartritis

Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh-pengaruh yang lain yang merupakan efek dari tekanan. Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai perubahan yang tidak sesuai dari kolagen. Pada level teratas dari tempat degradasi kolagen memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik.

Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan. Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan sendi. Melalui mikroskop terlihat permukaan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis. Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi.

Pada tepi sendi akan timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan osteofit. Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggaop suatu usaha untuk memperbaiki dan membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit diharapkan dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi pada Osteoarthritis. Lesi akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi.

Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang yang dibawahnya juga ikut terlibat. Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak terkena. Sehingga tulang subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas dan invasi vaskular, akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi).

Pada akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala Osteoarthritis seperti nyeri sendi, kaku, dan deformitas. Melihat adanya proses perbaikkan yang sekaligus terjadi maka Osteoarthritis dapat dianggap sebagai kegagalan sendi yang progresif.

2.7 Diagnosa

Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta klinis dan

laboratorium :

a. Klinis:

Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:

1. umur > 50 tahun

2. kaku sendi < 30 menit

3. krepitus

4. nyeri tekan tepi tulang

5. pembesaran tulang sendi lutut

9 | P a g e

Page 10: referat osteoartritis

6. tidak teraba hangat pada sendi

Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.

b. Klinis, dan radiologis:

Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:

1. umur > 50 tahun

2. kaku sendi <30 menit

3. krepitus disertai osteofit

Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.

c. Klinis dan laboratoris:

Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:

1. usia >50 tahun

2. kaku sendi <30 menit

3. Krepitus

4. nyeri tekan tepi tulang

5. pembesaran tulang

6. tidak teraba hangat pada sendi terkena

7. LED<40 mm/jam

8. RF <1:40

9. analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis

Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.

Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku dan

disertai 3 atau 4 kriteria berikut:

1. pembengkakan jaringan keras > 2 diantara 10 sendi tangan

2. pembengkakan jaringan keras > 2 sendi distal interphalangea (DIP)

3. pembengkakan < 3 sendi metacarpo-phalanea (MCP)

4. deformitas pada ≥ 1 diantara 10 sendi tangan

Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masing-

masing tangan. Sensitivitas 94% dan spesifisitas 87%.

10 | P a g e

Page 11: referat osteoartritis

2.8 Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan Radiologi

Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan gambaran

radiologis.

Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA, ialah:

Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada daerah yang

menanggung beban)

Peningkatan densitas (sclerosis) tulang

subkondral

Kista tulang

Osteofit pada pinggir sendi

Perubahan struktur anatomi sendi

Berdasarkan perubahan-perubahan radiografi di atas, secara radiografi OA dapat digradasi menjadi ringan sampai berat menurut kriteria Kellgren & Lawrence. Harus diingat bahwa pada awal penyakit, radiografi sendi masih tampak normal.

Kriteria

Perubahan

1 Pembentukan osteofit pada sisi sendi atau pada perlekatan ligamentum

2 Periarticular ossicles (kista), ditemukan terutama pada sendi DIP dan PIP

3 Penyempitan rongga sendi disebabkan karena sklerosis tulang subkondral

4 Daerah kista dengan dinding sklerotik pada tulang subkondral

5 Perubahan bentuk ujung tulang, sebagian besar pada kaput femoralis

Kriteria perubahan radiologi menurut Kellgren & Lawrence

11 | P a g e

Page 12: referat osteoartritis

Klasifikasi Kellgren and Lauwrence

Berdasarkan kriteria radiologi di atas maka digunakan sistem grading, yaitu :

Derajat 0 : Tidak ada Osteoartritis

Derajat 1 : Osteoartritis Meragukan

Derajat 2 : Osteoartritis Minimal

Derajat 3 : Osteoartritis Moderat (Sedang)

Derajat 4 : Osteoartritis Berat

b) Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak banyak berguna.

Pemeriksaan laboratorium akan membantu dalam mengidentifikasi penyebab pokok pada OA

sekunder. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas normal kecuali

OA generalisata yang harus dibedakan dengan arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi

(ANA, faktor rhematoid dan komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan,

mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan

ringan sel peradangan (<8000/m) dan peningkatan protein.

12 | P a g e

Page 13: referat osteoartritis

c) Pemeriksaan Marker

Destruksi rawan sendi pada OA melibatkan proses degradasi matriks molekul yang

akan dilepaskan kedalam cairan tubuh, seperti dalam cairan sendi, darah, dan urin. Beberapa

marker molekuler dari rawan sendi dapat digunakan dalam diagnosis, prognostik dan monitor

penyakit sendi seperti RA dan OA dan dapat digunakan pula mengidentifikasi mekanisme

penyakit pada tingkat molekuler.

Marker yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik pada OA antara lain: Keratan

sulfat, Konsentrasi fragmen agrekan, fragmen COMP (cartilage alogometric matrix protein),

metaloproteinase matriks dan inhibitornya dalam cairan sendi. Keratan sulfat dalam serum

dapat digunakan untuk uji diagnostik pada OA generalisata. Marker sering pula digunakan

untuk menentukan beratnya penyakit, yaitu dalam menentukan derajat penyakit.

Selain sebagai uji diagnostik marker dapat digunakan pula sebagai marker prognostik

untuk membuat prediksi kemungkinan memburuknya penyakit. Pada OA maka hialuronan

serum dapat digunakan untuk membuat prediksi pada pasien OA lutut akan terjadinya

progresivitas OA dalam 5 tahun. Peningkatan COMP serum dapat membuat prediksi

terhadap progresivitas penggunaan untuk petanda lainnya maka marker untuk prognostik ini

masih diteliti lagi secara prospektif dan longitudinal dengan jumlah pasien yang lebih besar.

Marker dapat digunakan pula untuk membuat prediksi terhadap respons pengobatan.

Pada OA maka analisa dari fragmen matriks rawan sendi yang dilepaskan dan yang masih

tertinggal dalam rawan sendi mungkin dapat memberikan informasi penting dari perangai

proses metabolik atau peranan dari protease. Sebagai contoh maka fragmen agrekan yang

dilepaskan dalam cairan tubuh dan yang masih tertinggal dalam matriks, sangatlah konsisten

dengan aktivitas 2 enzim proteolitik yang berbeda fungsinya terhadap matriks rawan sendi

pada OA. Enzim tersebut ialah strolielisin dan agrekanase. Penelitian penggunaan marker ini

sedang dikembangkan.

2.9 Diagnosa Banding

Rheumatoid Arthritis (RA)

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

Gout Arthritis

13 | P a g e

Page 14: referat osteoartritis

Carpal Tunnel Syndrom

2.10 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah:

1. Meredakan nyeri

2. Mengoptimalkan fungsi sendi

3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup

4. Menghambat progresivitas penyakit

5. Mencegah terjadinya komplikasi

Penatalaksanaan OA pada pasien berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena)

dan berat ringannya sendi yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari 3 hal:

Terapi non-farmakologis :

Edukasi : memberitahukan tetang penyakitnya, bagaimana menjaganya agar

penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat dipakai.

Menurunkan berat badan : Berat badan berlebih merupakan faktor resiko dan faktor

yang akan memperberat penyakit OA. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga

agar tidak berlebihan. Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan

penurunan berat badan, bila mungkin mendekati berat badan ideal.

Terapi fisik dan Rehabilitasi medik/fisioterapi

o Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan

melatih pasien untuk melindungu sendi yang sakit. Fisioterapi, yang berguna

untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan menambah luas pergerakan

sendi. Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan OA, yang meliputi

pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas

yang sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan

kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin, dan obat-obat

gosok jangan dipakai sebelum pemanasan. Berbagai sumber panas dapat

dipakai, seperti hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonik, inframerah,

diatermi, mandi parafin, dan mandi dari pancuran panas.

14 | P a g e

Page 15: referat osteoartritis

Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot

yang biasanya atropik pada sekitar sendi OA. Latihan isometrik lebih baik daripada

isotonik karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang

timbul pada tungkai yang lumpuh, timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh

karena otot-otot periartikular memegang peranan penting terhadap perlindungan rawan

sendi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

Jenis-jenis Latihan untuk OA

Terapi Farmakologis :

A. Obat Sistemik

1. Analgesik oral

o Non narkotik: parasetamol

o Opioid (kodein, tramadol)

2. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)

15 | P a g e

Page 16: referat osteoartritis

Obat pilihan utama untuk paien OA adalah Acetaminophen 500mg maksimal

4gram perhari. Pemberian obat ini harus hati-hati pada pasien usia lanjut karena dapat

menimbulkan reaksi pada liver dan ginjal.

3. Chondroprotective

Yang dimaksud dengan chondoprotectie agent adalah obat-obatan yang dapat

menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien OA,

sebagian peneliti menggolongkan obat-obatan tersebut dalam Slow Acting Anti

Osteoarthritis Drugs (SAAODs) atau Disease Modifying Anti Osteoarthritis Drugs

(DMAODs). Sampai saat ini yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah:

etrasiklin, asam hialuronat, kondrotin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin-C,

superoxide desmutase dan sebagainya.

Tetrasiklin dan derivatnya mempunyai efek menghambat kerja enzime MMP.

Salah satu contohnya doxycycline. Sayangnya obat ini baru dipakai oleh

hewan belum dipakai pada manusia.

Glikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam

degradasi tulang rawan, antara lain: hialuronidase, protease, elastase dan

cathepsin B1 in vitro dan juga merangsang sintesis proteoglikan dan asam

hialuronat pada kultur tulang rawan sendi. Pada penelitian Rejholec tahun

1987 pemakaian GAG selama 5 tahun dapat memberikan perbaikan dalam

rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja (mangkir), yang secara

statistik bermakna.

Kondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada jaringan kelompok

vertebra, dan terutama terdapat pada matriks ekstraseluler sekeliling sel.

Menurut penelitian Ronca dkk (1998), efektivitas kondroitin sulfat pada

pasien OA mungkin melalui 3 mekanisme utama, yaitu : 1. Anti inflamasi 2.

Efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan. 3. Anti

degeneratif melalui hambatan enzim proteolitik dan menghambat oksigen

reaktif.

Vitamin C, dalam penelitian ternyata dapat menghambat aktivitas enzim

lisozim dan bermanfaat dalam terapi OA

16 | P a g e

Page 17: referat osteoartritis

Superoxide Dismutase, dapat diumpai pada setiap sel mamalia dam

mempunyai kemampuan untuk menghilangkan superoxide dan hydroxyl

radicals. Secara in vitro, radikal superoxide mampu merusak asam hialuronat,

kolagen dan proteoglikan sedang hydrogen peroxyde dapat merusak

kondroitin secara langsung. Dalam percobaan klinis dilaporkan bahwa

pemberian superoxide dismutase dapat mengurangi keluhan-keluhan pada

pasien OA. (Fifi & Brandt, 1992)

4. Tranuzemad (medikamentosa terbaru, masih dalam penelitian)

Didalam salah satu studi dan penelitian didapatkan bukti konsep pengobatan

tranezumad dikaitkan sengan penurunan nyeri sendi dan peningkatan fungsi dengan

efek samping ringan diantara pasien dengan OA lutut dari sedang sampai parah.

Tranezumad adalah suatu humanis IgG2 monoklonal antibodi yang bekerja

menghambat nerve growth factor yang memblik interaksi antara nerve factor dengan

receptor.

B. Obat topikal

1. Krim rubefacients dan capsaicin.

Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia dengan cara kerja pada umumnya

bersifat counter irritant.

2. Krim NSAIDs

Selain zat berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan campuran

yang dipergunakan untuk penetrasi kulit. Salah satu yang dapat digunakan adalah

gel piroxicam, dan sodium diclofenac.

C. Injeksi intraartikular/intra lesi

Injeksi intra artikular ataupun periartikular bukan merupakan pilihan utama

dalam penanganan osteoartritis. Diperlukan kehati-hatian dan selektifitas dalam

penggunaan modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal

maupun sistemik. Pada dasarnya ada 2 indikasi suntikan intra artikular yakni

penanganan simtomatik dengan steroid, dan viskosuplementasi (DMAODs) dengan

17 | P a g e

Page 18: referat osteoartritis

hyaluronan untuk modifikasi perjalanan penyakit. Dengan pertimbangan ini yang

sebaiknya melakukan tindakan, adalah dokter yang telah melalui pendidikan

tambahan dalam bidang reumatologi.

1. Steroid Intra-artikuler (triamsinolone hexacetonide dan methyl prednisolone)

Pada penyakit arthritis rhematoid menunjukan hasil yang baik. Kejadian

inflamasi kadang-kadang dijumpai pada pasien OA, oleh karena itu obat ini

dipakai dan obat ini mampu mengurangi rasa sakit walaupun hanya dalam waktu

singkat. Penelitian selanjutnya tidak menunjukan keuntungan yang nyata pada

pasien OA, sehingga hal ini masih kontroversial.

Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan

inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian NSAIDs, tak dapat

mentolerir NSAIDs atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi

terhadap pemberian NSAIDs. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar

untuk menghindari penyulit yang timbul. Sebagian besar literatur tidak

menganjurkan dilakukan penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3 bulan atau

setahun 3 kali terutama untuk sendi besar penyangga tubuh.

Dosis untuk sendi besar seperti lutut 40-50 mg/injeksi, sedangkan untuk

sendi-sendi kecil biasanya digunakan dosis 10 mg.

2. Asam hialuronat

Disebut juga vicosupplement oleh karena salah satu manfaat obat ini

adalah memperbaiki viskositas cairan synovial. Obat ini diberikan intra-artikuler.

Obat ini memegang peranan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan

melalui agregasi dengan proteoglikan.

Di Indonesia terdapat 3 sediaan injeksi Hyaluronan. Penyuntikan intra

artikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa.

Diberikan berturut-turut 5 sampai 6 kali dengan interval satu minggu masing-

masing 2 sampai 2,5 ml Hyaluronan. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan

benar. Kalau tidak dapat timbul berbagai penyulit seperti artritis septik, nekrosis

jaringan dan abses steril. Perlu diperhatikan faktor alergi terhadap unsur/bahan

18 | P a g e

Page 19: referat osteoartritis

dasar hyaluronan misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur. (ada 3

sediaan di Indonesia diantaranya adalah Hyalgan, dan Osflex.

3. Stem sells

Akhir-akhir ini banyak penelitian baru mengenai penggunaan stem sel

untuk terapi OA terutama OA pada lutut, salah satunya di Iran. Dilakukan

penelitian selama periode satu tahun, dengan menyuntikan stem sel intraartikular

kepada pasien dengan OA lutut yang berat. Didapatkan hasil ysng puas dan tidak

ditemukan efek samping lokal atau sistemik. Nyeri, status fungsional lutut, dan

berjalan kaki cenderung ditingkatkan hingga enam bulan pasca injeksi, setelah itu

rasa sakit tampaknya sedikit meningkat dan kemampuan pasien berjalan sedikit

menurun. Perbandingan gambar resonansi magnetik (MRI) pada awal dan enam

bulan pasca-suntikan sel didapatkan peningkatan ketebalan tulang rawan,

perluasan jaringan perbaikan atas tulang subchondral dan penurunan yang cukup

besar dalam ukuran patch pembengkakan subchondral dalam tiga dari enam

pasien.

Selanjutnya, terapi ini memiliki potensi regenerasi kartilago artikular yang

hancur dalam lutut osteoarthritic. Menurut hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa

semua parameter dievaluasi muncul semakin meningkatkan hingga enam bulan

pasca injeksi. Nilai ini sedikit berkurang sampai 12 bulan pasca injeksi. Untuk

alasan ini, dapat disimpulkan bahwa suntikan kedua akan membutuhkan enam

bulan setelah injeksi pertama. (Emadedin, 2012)

D. Pembedahan

Sebelum diputuskan untuk terapi pembedahan, harus dipertimbangkan terlebih

dahulu risiko dan keuntungannya.

Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila :

1. Deformitas menimbulkan gangguan mobilisasi

2. Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan penganan medikamentosa dan rehabilitatif

Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint

19 | P a g e

Page 20: referat osteoartritis

1) Realignment osteotomi

Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah

sudut dari weightbearing. Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang

sebagian besar berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau

meniscus repair.

2) Arthroplasty

Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru

ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam

high-density polyethylene.

Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis :

a) Partial replacement/unicompartemental

b) High tibial osteotmy : orang muda

c) Patella &condyle resurfacing

d) Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan sebagian oleh

ligament asli dan sebagian oelh sendi buatan.

e) Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang&severe instability

Indikasi dilakukan total knee replacement apabila didapatkan nyeri,

deformitas, instability akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis. Sedangankan

kontraindikasi meliputi non fungsi otot ektensor, adanya neuromuscular dysfunction,

Infeksi, Neuropathic Joint, Prior Surgical fusion. Komplikasinya antara lain, Deep vein

thrombosis, Infeksi, Loosening, Problem patella; rekuren subluksasi/dislokasi,

loosening prostetic component, fraktur, catching soft tissue. Sedangkan keuntungan

dari Total Knee Replacement adalah mengurangi nyeri, meningkatkan mobilitas dan

gerakan, koreksi deformitas, menambah kekuatan kaki, meningkatkan kualitas hidup.

20 | P a g e

Page 21: referat osteoartritis

2.11 Komplikasi

Komplikasi yang utama pada OA adalah nyeri. Tingkat nyeri berbeda-beda, dari

ringan menjadi berat. Komplikasi berat bisa menyebabkan kelumpuhan.

2.12 Pencegahan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar terhindar dari osteoarthritis:

1. menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka

2. mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan

3. minum obat untuk mencegah osteoarthritis

2.13 Prognosa

Prognosis Osteoartritis umumnya baik. Dengan obat-obat konservatif, sebagian besar

nyeri pasien dapat teratasi. Hanya kasus-kasus yang berat memerlukan operasi. Akan tetapi

harus diingat pasien-pasien OA dilaporkan mempunyai resiko meningkatnya hipertensi dan

penykit jantung.

21 | P a g e

Page 22: referat osteoartritis

BAB III

KESIMPULAN

Osteoartritis (OA) ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor

resiko yang berperan.

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya OA, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Di

samping itu, diduga terdapat peran hormonal pada patogenesis OA, sehingga wanita lebih

banyak mengalami OA daripada laki-laki. Namun, berdasarkan hasil penelitian, adanya

predominasi wanita terhadap pria tersebut juga dipicu oleh pemakaian sepatu ber-hak tinggi

dalam jangka waktu lama, sehingga terjadi peningkatan tekanan terhadap sendi

pallatofemoral dan kompartemen medial lutut.

Predileksi OA pada sendi-sendi tertentu, terutama sendi-sendi besar dan sendi

penyangga beban tubuh. Oleh sebab itu, obesitas merupakan faktor resiko timbulnya OA dan

perlu untuk mendapatkan penatalaksanaan.

Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter

dan pada pemeriksaan fisik, yang khas adalah adanya krepitasi.

Diagnosis OA ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan radiologi. Penilaian radiologi

berdasarkan kriteria Kellgren & Lawrence masih digunakan hingga saat ini.

Penatalaksanaan OA secara umum terbagi atas farmakologi dan non farmakologi.

Saat ini sudah mulai dikembangkan terapi-terapi baru untuk OA, terutama terapi untuk

mencegah perkembangan lebih lanjut dari OA.

Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang dapat dicegah. Mengatur berat badan

ideal merupakan faktor utama untuk mencegah OA pada sendi-sendi yang menahan tubuh.

Sedangkan prognosis untuk OA umumnya baik dengan penatalaksanaan yang tepat dan

adekuat.

22 | P a g e

Page 23: referat osteoartritis

DAFTAR PUSTAKA

1. Osteoartritis. Dalam Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 1996 : 1317

2. Tarigan, Pangarapan. Osteoartritis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I

edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 1996 :

3. Mansjoer, Arif., dkk. Osteoartritis. Dalam Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi

ketiga. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 1999 : 535-6

4. Kasjmir, Yoga. Penatalaksanaan Osteoartritis yang Refrakter Terhadap NSAIDs.

Dalam Penyakit Kronik dan Degeneratif – Penatalaksanaan dalam Praktek Sehari-

hari. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2003 : 57-63

5. Mubin, Halim. Osteoartritis. Dalam Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam -

Diagnosis dan Terapi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2001 : 523-4

6. Osteoarthritis. Dalam www.emedicine.com. Diakses pada tgl 23 April 2013.

7. Herring, William. Degeneratif Joint Disease. Dalam www.learningradiology.com.

Diakses pada tgl 23 April 2013.

8. Wiken. 2009. Osteoartritis. http://www.health&medicine.com/share. Diakses

tanggal 23 April 2013.

9. Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com. Diakses

tanggal 23 April 2013.

10. Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya:

Airlangga University Press.

11. Setyohadi B, 2000. Panduan Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. www.

technorati favorites.com. Diakses tanggal 28 Desember 2009Adam, W.

2006.Osteoarthritis and How Is It.

http://arthritis.about.com/od/oa/a/osteoarthritis.htm, diakses tanggal 23 April 2013.

23 | P a g e