referat syok hemoragik
DESCRIPTION
Tatalaksana Syok HemoragikTRANSCRIPT
TATALAKSANA SYOK HEMORAGIK
Oleh:Elisia
M. Deyanta Hafidz Iraqi
Pembimbing:DR. dr. Koernia S.O., Sp.B, FINACS, FICS(K)Trauma
DEFINISI SYOK
• Suatu keadaan di mana aliran darah tidak memadai untuk memenuhi permintaan kebutuhan oksigen jaringan
• Hipoperfusi akut, terjadi hipoksia jaringan , disfungsi organ vital
2
DEFINISI SYOK HEMORAGIK
• Kehilangan akut volume peredaran darah kondisi perfusi jaringan menurun inadekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel.
3
KLASIFIKASI SYOK HEMORAGIK
• Pre Syok (compensated)– perdarahan <15% (750 ml) volume darah– KU: pusing, takikardi ringan sistolik 90-100
mmHg• Syok ringan (compensated)
– perdarahan 15-30% (750-1500 ml) volume darah.
– KU: (-) perubahan kesadaran, volume urin N/↓, gelisah, keringat dingin, haus, sistolik 80-90 mmHg
4
• Syok sedang– ↓ perfusi organ tahan iskemia (hati, usus,
dan ginjal)– Oligouria (urin < 0,5 ml/kgBB/jam) , asidosis
metabolic, kesadaran masih baik ,sistolik 70-80 mmHg
• Syok berat– Perfusi di otak & jantung (-) adekuat
kompensasi vasokonstriksi, anuria , ↓ kesadaran , hipoksia.
– Perdarahan massif >40% dari volume darah henti jantung, sistolik 0-40 mmHg) koma, nadi (-) teraba dan apneu
5
PATOFISIOLOGI SYOK HEMORAGIK
6
DERAJAT SYOK HEMORAGIK
7
PRINSIP DASAR PENANGANAN SYOK
Tujuan utama pengobatan syok adalah memberikan penanganan awal dan khusus untuk– Menstabilkan kondisi pasien– Memperbaiki volue cairan sirkulasi
darah– Mengefesiensikan sirkulasi darah
8
TERAPI SYOK SECARA UMUM
• Pemeriksaan Fisik– Airway and Breathing– Circulation– Disabililty– Exposure
• Pemasangan Kateter Urin• Akses Pembuluh Darah• Terapi awal cairan
9
TERAPI KAUSAL SYOK HEMORAGIK
menormalkan kembali volume intravaskular dan interstisial. Bila defisit volume intravascular hanya dikoreksi dengan memberikan darah masih tetap defisit interstisial tanda-tanda vital yang masih belum stabil & produksi urin yang kurang kombinasi cairan koloid (darah plasma, dextran, dsb) dan cairan garam seimbang.
10
• Catat tanda-tanda vital– Pasang infus dan ambil sampel darah
untuk pemeriksaan lab– Pilih RL/NaCl 0,9% tetes cepat (1000-
2000 ml dalam 30-60 menit)– Jika hemodinamik membaik, infus
dilambatkan dan tidak perlu transfuse– Jika hemodinamik memburuk, teruskan
cairan, jika membaik tetapi Hb <8 g, Hct <25%, beri transfuse darah dan koloid
11
12
EVALUASI RESUSITASI CAIRAN DAN PERFUSI ORGAN• Umum:
– Tanda & Gejala Syok• Khusus
– Capillary Refill Time <2 detik– MAP 65-70 mmHg– O2 saturation>95%– Urine output>0,5 ml/kg/jam (dewasa); >1 ml/kg/jam
(anak)– Shock index = HR/SBP (normal 0,5-0,7)– CVP 8 to 12 mmHg– SCV O2 >70%
13
KOMPLIKASI PENATALAKSANAAN
• Koagulopati– Dilusi
• Kristaloid : efek samping seperti efek dilusi pada koagulasi, asidosis, edema interstisial, sifat cepat keluar dari vascular space tiap liter cairan hanya bisa digunakan untuk 20-30% volume darah 3 liter cairan kristaloid digunakan untuk 1 liter volume intravaskuler
• Koloid : lebih baik dibandingkan kristaloid. HES (Hydroxyethyl starch) efluk dari protein plasma dari darah ke ruang interstisial, pengurangan pada konsentrasi plasma faktor koagulasi VIII dan faktor von Willebrand
14
• RBC, FFP, dan Platelet mungkin menyebabkan dilusi dimana produk diatas disimpan dalam solusi antikoagulan sehinggga mengurangi factor koagulasinya
– Hipotermia• Resiko dari perdarahan yang tidak terkontrol.• disfungsi platelet, aktivitas faktor koagulasi yang
berkurang (<33) dan induksi fibrinolisis Koagulopat– Asidosis
• hipoperfusi dan pemberian berlebih dari ionic chloride seperti NaCl selama resusitasi asidosis (pH <7,4) struktur dan bentuk platelet berubah perubahan pada trombin dan degradasi dari fibrinogen
– Penyakit dan obat-obatan• DIC, penggunaan vitamin K antagonis pada pasien
dengan fibrilasi atrium atau katup jantung buatan, dan warfarin, Clopidogrel
15
PEMBERIAN PRODUK DARAH• Sel darah merah
– Respon terhadap perdarahan rendahnya hematokrit kontribusi terhadap koagulopati
– Fungsi eritrosit :• marginalisasi dari platelet konsentrasi
platelet di endotel berjumlah tetap kira-kira 7x dpada konsentrasi darah perkembangan thrombin melalui paparan membrane fosfolipidnya dan mengaktifkan platelet melalui pembentukan ADP.
– RBC harus diberikan pada pasien yang kondisinya tetap tidak stabil setelah resusitasi dengan 2000 ml cairan
16
• Fresh Frozen Plasma– Angka mortalitas lebih rendah pada ratio
FFP:RBC 2:1 dan juga dari hasil meta analysis mortalitas yang rendah pada pasien trauma yang menggunakan FFP atau PLT
– Kapan dan dosis plasma yang perlu ditransfusikan untuk trauma dengan perdarahan berat masih kontroversi
17
• Platelet– Laporan kasus retrospektif hubungan
antara trombositopenia, perdarahan postoperasi dan mortalitas.
– Holcomb et al mengemukakan bahwa angka tingkat hidup tertinggi pada pasien yang menerima rasio Platelet: RBC tinggi dan pada rasio FFP:RBC tinggi.
– FFP diberikan jika pasien menunjukkan tanda koagulopati yaitu setelah 6-8 unit RBC, karena platelet akan terdeplesi dengan transfusi darah yang berlebihan
18
• Protokol Transfusi Masif – Penelitian observasional menunjukkan adanya
survival benefit dari pemberian ratio tinggi FFP:RBC dan atau PLT:RBC
• Implementasi TEP(trauma exsanguation protocol) dengan 10 RBC,4 FFP,2 apheresis PLT untuk 211 pasien trauma ( 94 pasien yang menggunakan TEP sedangkan 117 adalah kelompok control)
Pasien TEP menunjukkan laju mortalitas yang rendah (menurunkan 30 hari mortalitas), dan angka kejadian pneumonia serta sindom kompartement abdomen yang rendah
19
• Beberapa penelitian melaporkan : pasien yang memerlukan transfusi masif dan diberikan produk darah dengan perbandingan 1:1:1
tingkat mortilitas yang rendah dan memerlukan jumlah transfusi yang lebih sedikit.
• Duschene et al melaporkan pasien trauma dengan laparatomi yang diberikan tatalaksana resusitasi plasma dan platelet bersamaan dengan pemberian RBC
• mortalitas yang rendah dibanding pasien dengan terapi konvensional.
20
• Fresh Whole Blood– Efek yang tidak dingiinkan komponen
darah yang terfraksi penggunaannya pun sudah jarang
• Anti Fibrinolitik– Untuk mencegah hilangnya darah pada
pasien dengan respon fibrinolisis baik yang normal maupun pada operasi cegah plasminogen berikatan dengan fibrin dan cegah degradasi dari plasmin
– Percobaan terkait, asam traneksamat terbukti ↓ mortalitas.
21
• Faktor VIIA rekombinan– Untuk meningkatkan regenerasi
thrombin pada pasien defisiensi factor VII kongenital dan hemofilia A atau B
– Terapi adjuvant pada trauma resiko tromboemboli.
• Konsentrat Fibrinogendilusi dari sintetik koloid seperti HES
• dicegah dengan pemberian konsentrat fibrinogen
koagulopati
22
• Konsentrat komplek prothrombin / PCC– Termasuk di dalamnya adalah factor II,
VII, IX, dan x.– Indikasi: obati ggg koagulasi kongenital
dan ganti vitamin K antagonis PO
• Faktor XIII– untuk clot firmness (↑ resistensi dari klot
yang terbentuk untuk cegah fibrinolisis)
23
24