syok hemoragik - repositori.usu.ac.id

18
1 SYOK HEMORAGIK BASTIAN LUBIS 19841228 201012 1 003 DEPARTEMEN ANASTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

1

SYOK HEMORAGIK

BASTIAN LUBIS

19841228 201012 1 003

DEPARTEMEN ANASTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

2

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT yang

telahmemberikanrahmatdanhidayah-Nya sehinggapenulisdapatmenyelesaikantulisanini,

sebagai salah satutulisanpada Program

StudiAnastesiologidanTerapiIntensifFakultasKedokteranUniversitas Sumatera Utara.

Tulisaniniberjudul “SyokHemoragik”. Dalampenyelesaiantulisanini,

penulismendapatbanyakbantuandariberbagaipihak.

Untukitupenulisinginmenyampaikanucapanterimakasihdanpenghargaansetinggi-

tingginyakepadasemuapihak yang telahmembantu.

Penulismenyadaribahawatulisaninimasihjauhdarisempurna. Untukitu,

penulismengharapkanmasukanberupakritikdan saran yang membangun demi

kesempurnaantulisanini. Semogatulisaninidapatbergunabagikitasemua.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang 1 1.2. Tujuan 1

BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi 2

2.2. Etiologi 2 2.3 Klasifikasi 3 2.4. Patofisiologi 4 2.5. GejalaKlinis 5 2.6. Tatalaksana 6 2.7. Penyulit 12

BAB 3. KESIMPULAN 14 Daftar Pustaka 15

Universitas Sumatera Utara

Page 4: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latarbelakang

Pengaruhsistemikakibatkehilangandarahberkaitanlangsungdengan volume darah yang

keluardaripembuluhdarah. Ketikasebagianbesar volume darahdalamsirkulasihilang,

sepertipada trauma masif, penderitadapatsangatcepatmeninggalkarenaperdarahan.

Penderitadapatmengalamiperdarahantanpaadapetunjukperdarahaneksternalsamasekali.

Initerjadijikadarah yang keluardaripembuluhterkumpuldalamronggatubuh yang

besarsepertirongga pleura ataurongga peritoneum. Jenisperdarahan internal yang

mematikaniniseringsekaliterjadipadacidera yang berat, yang

menyebabkanylangigapatahdanmengoyakparuataujika trauma abdomen mengakibatkan

rupture limpaatauhati. Volume perdarahan juga dapatmemberikanpengaruh yang

berkaitandenganlajuterjadinyakehilangandarah. Kehilangan volume darah yang

lebihbesardapatditoleransilebihbaikjikaterjadisedikit demi

sedikitdaripadaterjadisecaracepatdalamjumlah yang besar.1

Syokbukanlahsuatu diagnosis. Syokmerupakankegagalansirkulasitepimenyeluruh

yang mengakibatkanhipoksiajaringan.

Kematianakibatsyokterjadibilakejadianinimenyebabkangangguannutrisidanmetabolisme

sel.2Syokbersifatprogresifdanterusmemburuk. Lingkaransetandarikemunduran yang

progresifakanmengakibatkansyokjikatidakditanganisecaraagresifselagidini.

Terapisyokbertujuanmemperbaikigangguanfisiologisdanmenghilangkanfaktorpenyebab.

Responterhadapterapiawal, digabungdenganpenemuansaatmelakukanprimary surveydan

secondary survey, biasanyamemberikancukupinformasiuntukmenentukanpenyebabsyoknya.

Perdarahanmerupakanpenyebabsyok yang paling seringditemukanpadapenderita trauma.

1.2.Tujuan

2,3

Tujuandaripenulisanrefaratiniadalahuntukmembahassecararingkasmengenaidefinisi, etiologi,

patogenesis, klasifikasi, patofisiologi, gejalaklinis, dantatalaksanasyokhemoragik.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan

metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang

adekuat ke organ-organ vital tubuh yang biasanya terjadi akibat perdarahan yang masif.

2.2. Etiologi

4,5

Beberapa penyebab tersering pada syok hemoragik:

• Terapi antitrombosis

6

• Koagulopati

• Perdarahan saluran pencernaan

o Varises esofagus

o Ulkus peptikum dan duodenum

o Ca gaster dan esofagus

• Obstetrik/ginekologi

o Plasenta previa

o Abruptio plasenta

o Ruptur kehamilan ektopik

o Ruptur kista ovarium

• Paru

o Emboli pulmonal

o Ca paru

o Penyakit paru yang berkavitas: TB, aspergillosis

• Rupturaneurisma

• Perdarahan retroperitoneal

• Trauma

o Laserasi

o Luka tembus pada abdomen dan toraks

o Ruptur pembuluh darah besar

Universitas Sumatera Utara

Page 6: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

6

Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian sirkulasi dan sebagai akibatnya

akan menurunkan aliran balik vena. Sebagai hasilnya, curah jantung menurun di bawah

normal dan timbul syok.

2.3. Klasifikasi

Sistem klasifikasi syok hemoragik berdasarkan dari American

CollegeofSurgeonCommitteeon Trauma dibagi menjadi 4 kelas. Sistem ini berguna

untuk memastikan tanda-tanda dini syok hemoragik.

Parameter

3

Tabel 2.1. Perkiraan Kehilangan Cairan dan Darah Berdasarkan Presentasi Penderita

Semula

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kehilangan darah (ml) <750 750 - 700 700 –

1100

>1100

Kehilangan darah (%) <7% 7% – 30% 30% -

40%

>40%

Nadi (x/menit) <100 >100 >50 >30

Tekanan darah Normal Menurun Menurun Menurun

Frekuensi pernapasan

(x/menit)

3 – 11 11 – 30 30 – 40 >35

Produksi urin (ml/jam) >30 11 – 30 5 – 7 Tidak berarti

Gejala pada saraf pusat

/ status mental

Normal Cemas Cemas,

bingung

Bingung, lesu

Penggantian cairan

(hukum 3:1)

Kristaloid Kristaloid Kristaloid

dan darah

Kristaloid dan

darah

Universitas Sumatera Utara

Page 7: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

7

Gambar 2.1 Perubahan konsumsi O

2.4. Patofisiologi

2

Perdarahan akut menyebabkan penurunan curah jantung dan tekanan nadi. Perubahan ini

dikenali oleh baroreseptor pada arkus aorta dan atrium. Dengan berkurangnya volume darah

yang beredar, terjadi peningkatan rangsang simpatis. Reaksi ini menimbulkan peningkatan

frekuensi nadi, vasokonstriksi, dan penurunan distribusi aliran darah pada organ-organ

nonvital, seperti kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.

Pada perdaharan, terjadi respon-responhormonal. Corticotropin-releasinghormone

terstimulasi secara langsung. Hal ini menyebabkan pelepasan glukokortikoid dan beta-

endorphin. Kelenjar pituitari posterior akan melepas vasopressin, menyebabkan retensi air

pada tubulus distal. Renin dilepaskan oleh kompleks juxtamedularis sebagai respon dari

penurunan MAP (MeanArerialPressure), sehingga meningkatkan aldosteron dan berujung

resoprsi natrium dan air. Hiperglikemia sering didapatkan pada perdarahan akut karena

7

Universitas Sumatera Utara

Page 8: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

8

glukagon dan growthhormone meningkat pada gluconeogenesis dan glikogenosis. Peredaran

katekolamin menghambat pelepasan dan aktivitas insulin secara relative sehingga terjadi

peningkatan kadar gula darah.7

Semakin memburuknya hipovolemia dan hipoksia jaringan, terjadi peningkatan

ventilasi sebagai usaha kompensasi dan dapat menjadi asidosis metabolik dari karbon

dioksida yang diproduksi.

2.5. Gejala klinis

6

Secara keseluruhan bagian tubuh yang lain juga akan melakukan perubahan spesifik

mengikuti kondisi tersebut. Terjadi proses autoregulasi yang luar biasa di otak dimana

pasokan aliran darah akan dipertahankan secara konstan melalui MAP. Ginjal juga

mentoleransi penuruunan aliran darah sampai 90% dalam waktu yang cepat dan pasokan

aliran darah pada saluran cerna akan turun karena mekanisme vasokonstriksi dari splanknik.

Pada kondisi tubuh seperti ini pemberian resusitasi awal dan tepat waktu bisa mencegah

kerusakan organ tubuh tertentu akibat kompensasinya dalam pertahanan tubuh.

Gejala klinis tunggal jarang ditemukan saat diagnosis syok ditegakkan. Pasien bisa mengeluh

lelah, kelemahan umum, atau nyeri punggung belakang (gejala pecahnya aneurisma aorta

abdominal). Penting diperoleh data rinci tentang tipe, jumlah, dan lama perdarahan, karena

pengambilan keputusan untuk tes diagnostik dan tatalaksana selanjutnya tergantung jumlah

darah yang hilang dan lamanya perdarahan.

Untuk perdarahan pada saluran cerna sangatlah penting dicari asal darah dari rectum atau

dari mulut. Karena cukup sulit menduga jumlah darah yang hilang dari saluran cerna bagian

bawah. Semua darah segar yang keluar dari rectum harus diduga adanya perdarahan hebat

sampai dibuktikan sebaliknya.

Syok umumnya memberi gejala klinis seperti turunnya tanda vital tubuh: hipotensi,

takikardi, penurunan urinoutput, dan penurunan kesadaran. Kumpulan gejala tersebut

merupakan mekanisme kompensasi tubuh. Gejala umum lainnya yang bisa timbul adalah

kulit kering, pucat, dan dengan diaphoresis. Pasien menjadi bingung, agitasi, dan tidak sadar.

Pada fase awal nadi cepat dan dalam dibandingkan denyutnya, tekanan darah sistolik bisa

saja masih dalam batas normal karena kompensasi. Konjungtiva pucat, seperti yang terdapat

pada anemia kronik.

Lakukan inspeksi pada hidung dan faring untuk melihat kemungkinan adanya darah.

Auskultasi dan perkusi dada juga dilakukan untuk mengevaluasi apakah terdapat gejala

hemotoraks, suara nafas akan turun, serta suara perkusi redup di area dekat perdarahan.7

Universitas Sumatera Utara

Page 9: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

9

o Pemeriksaan jasmani

Periksa abdomen dari tanda perdarahan intra-abdominal. Periksa panggul apakah ada

ekimosis yang mengarah ke perdarahan retroperitoneal. Lakukan pemeriksaan rectum untuk

mengetahui asal darah yang keluar dari rectum.

Pasien dengan riwayat perdarahan vagina dilakukan pemeriksaan pelvis lengkap dan

lakukan tes kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilanektopik.

2.6. Tatalakasana

Prinsippengelolaandasarsyokhemoragikialahmenghentikanperdarahandanmenggantikankehila

ngan volume darah.

Hal penting yang harus diperiksa adalah tanda-tanda vital, produksi urin, dan tingkat

kesadaran. Pemeriksaan pasien yang lebih rinci akan menyusul bila keadaan penderita

memungkinkan.

• Airwaydan Breathing

Prioritas pertama adalah menjamin airway yang paten dengan cukupnya

pertukaran ventilasi dan oksigenasi. Diberikan tambahan oksigen untuk

mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 95%.

• Circulation – kontrol perdarahan

Termasuk dalam prioritas adalah mengendalikan perdarahan yang jelas terlihat,

memperoleh akses intravena yang cukup, dan menilai perfusi jaringan. Perdarahan

dari luka di permukaan tubuh (eksternal) biasanya dapat dikendalikan dengan

tekanan langsung pada tempat perdarahan.

• Disability – pemeriksaan neurologi

Dilakukan pemeriksaan neurologi singkat untuk menentukan tingkat kesadaran,

pergerakan mata dan respon pupil, fungsi motoric dan sensorik. Informasi ini

bermanfaat dalam menilai perfusi otak, mengikuti perkembangan kelainan

neurologi dan meramalkan pemulihan.

• Exposure – pemeriksaan lengkap

Setelah mengurus prioritas untuk menyelamatkan jiwanya, penderita harus

ditelanjangi dan diperiksa dari ubun-ubun sampai ke jari kaki sebagai bagian dari

mencari cedera. Pemakaian penghangat cairan, maupun cara-cara penghangatan

internal maupun eksternal sangat bermanfaat dalam mencegah hipotermia.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

10

• Dilatasi lambung – dekompresi

Dilatasi lambung sering terjadi pada penderita trauma, khususnya pada anak-anak

dan dapat mengakibatkan hipotensi atau disritmia jantung yang tak dapat diterangkan,

biasanya berupa bradikardia dari stimulasi nervusvagus yang berlebihan. Distensi

lambung menyebabkan terapi syok menjadi sulit. Pada pasien tidak sadar, distensi

lambung membesarkan risiko aspirasi isi lambung dan dapat menjadi suatu

komplikasi yang bisa menjadi fatal. Dekompresi lambung dilakukan dengan

memasukkan NGT.

• Pemasangan kateter urin

Kateterisasi kandung kencing memudahkan penilaian urin akan adanya hematuria

dan evaluasi dari perfusi ginjal dengan memantau produksi urin. Darah pada uretra

atau prostat dengan letak tinggi, mudah bergerak, atau tidak tersentuh pada laki-laki

merupakan kontraindikasi mutlak bagi pemasangan kateter uretra sebelum ada

konfirmasi radiografis tentang uretra yang utuh.

• Pengobatan dengan posisi kepala di bawah. Dengan menempatkan penderita dengan

kepala 5 inci lebih rendah daripada kaki akan sangat membantu dalam meningkatkan

alir balik vena dan dengan demikian menaikkan curah jantung. Posisi kepala di bawah

ini adalah tindakan pertama dalam pengobatan berbagai macam syok.

3

o Akses pembuluh darah

2

Harus segera didapat akses ke sistem pembuluh darah. Ini paling baik dilakukan dengan

memasukkan dua kateter intravena ukuran besar sebelum dipertimbangkan jalur vena sentral.

Tempat yang terbaik untuk jalur intravena bagi orang dewasa adalah lengan bawah atau

pembuluh darah lengan bawah. Kalau keadaan tidak memungkinkan penggunaan pembuluh

darah perifer, maka digunakan akses pembuluh sentral (vena-vena femoralis, jugularis, atau

subklavia dengan kateter besar) dengan menggunakan teknik seldinger atau melakukan vena

seksi pada vena safena di kaki. Pada anak di bawah 6 tahun, teknik penempatan jarum intra

oseus harus dicoba sebelum menggunakan jalur vena sentral.

Foto toraks harus diambil setelah pemasangan CVP pada vena subklavia atau vena

jugularisinterna untuk mengetahui posisinya dan penilaian kemungkinan terjadinya

pneumotoraks atau hematotoraks.

o Terapi awal cairan

3

Untuk mengetahui jumlah volume darah seseorang, biasanya digunakan patokan berat

badan. Volume darah rata-rata pada orang dewasa kira-kira 7% dari berat badan. Bila

Universitas Sumatera Utara

Page 11: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

11

penderita gemuk maka volume darahnya diperkirakan berdasarkan berat badan ideal. Volume

darah anak-anak dihitung 8% - 9% dari berat badan (80-90 ml/kg).8

Lebih dahulu dihitung EBV (EstimatedBlood Volume) penderita. Kehilangan sampai 10%

EBV dapat ditolerir dengan baik. Kehilangan 10% - 30% EBV memerlukan cairan lebih

banyak dan lebih cepat. Kehilangan lebih dari 30% - 50% EBV masih dapat ditunjang untuk

sementara dengan cairan sampai darah transfusi tersedia. Total volume cairan yang

dibutuhkan pada kehilangan lebih dari 10% EBV berkisar antara 2-4 x volume yang hilang.9

Larutan elektrolit isotonik digunakan untuk resusitasi awal. Jenis cairan ini mengisi

intravaskular dalam waktu singkat dan juga menstabilkan volume vaskular dengan cara

menggantikan kehilangan cairan ke dalam ruang interstitial dan intraseluler. Larutan ringer

laktat adalah cairan pilihan pertama. NaCl fisiologis adalah pilihan kedua karena berpotensi

menyebabkan terjadinya asidosis hiperkhloremik. Kemungkinan ini bertambah besar jika

fungsi ginjal kurang baik.

Pada saat awal, cairan hangat diberikan dengan tetesan cepat sebagai bolus. Dosis awal

adalah 1-2 liter pada dewasa dan 11 ml/kg pada anak, diberikan dalam 30-60 menit pertama.

Jumlah cairan yang diperlukan untuk resusitasi sukar diramalkan pada awal evaluasi

penderita. Perhitungan kasar untuk jumlah total volulme kristaloid yang secara akut

diperlukan adalah mengganti setiap millimeter darah yang hilang dengan 3 ml cairan

kristaloid, sehingga memungkinkan restitusi volume plasma yang hilang ke dalam ruang

interstitial dan intraseluler. Ini dikenal sebagai “hukum 3 untuk 1” (“3 for 1 rule”). Namun

lebih penting untuk menilai responpenderia kepada resusitasi cairan dan bukti perfusi dan

oksigenasiend-organ yang memadai, misalnya keluar urin, tingkat kesadaran dan perfusi

perifer.

2,3

Universitas Sumatera Utara

Page 12: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

12

Table 2.2 Responterhadap pemberian cairan awal

Respon cepat Respon sementara Tanpa respon

Tanda vital Kembali ke normal Perbaikan

sementara, tekanan

darah dan nadi

kembali turun

Tetap abnormal

Dugaan kehilangan

darah

Minimal (10% -

11%)

Sedang, masih ada

(11% - 40%)

Berat (>40%)

Kebutuhan

kristaloid

Sedikit Banyak Banyak

Kebutuhan darah Sedikit Sedang-banyak Segera

Persiapan darah Tipe spesifik dan

crossmatch

Tipe spesifik Emergensi

Operasi Mungkin Sangat mungkin Hampir pasti

Kehadiran dini ahli

bedah

Perlu Perlu Perlu

Jumlah produksi urin merupakan indicator yang cukup sensitive untuk perfusi ginjal.

Produksi urin yang normal pada umumnya menandakan aliran darah ginjal yang cukup, bila

tidak dimodifikasi dengan pemberian obat diuretik. Sebab itu, keluaran urin merupakan salah

satu pemantau utama resusitasi dan respon penderita.

Penggantian volume yang memadai seharusnya menghasilkan keluaran urin sekitar 0,5

ml/kg/jam pada orang dewasa, 1 ml/kg/jam pada anakm dan 2 ml/kg/jam pada bayi (di bawah

umur 1 tahun). Bila kurang atau makin turunnya produksi urin dengan berat jenis yang naik,

maka ini menandakan resusitasi yang tidak cukup. Keadaan ini menuntut ditambah

penggantian volume dan usaha diagnostik.

Bila telah jelas ada perbaikan hemodinamik (tekanan sistolik ≥100, nadi ≤100, perfusi

hangat, urin 0,5 ml/kg/jam), infus harus dilambatkan dan biasanya transfuse tidak diperlukan.

Bahaya infus yang cepat adalah oedem paru, terutama pasien geriatri. Perhatian harus

ditunjukkan agar jangan sampai terjadi kelebihan cairan. Namun jika hemodinamik

memburuk, teruskan cairan (2-4x estimatedbloodloss), jika membaik tetapi Hb < 8 gr, Ht<

3

Universitas Sumatera Utara

Page 13: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

13

25%, beri transfusi darah dan koloid. Bila hemodinamik tetap buruk, segera diberikan

transfusi.

o Transfusi darah

9

Indikasi transfusi darah antara lain:

- Perdarahan akut sampai Hb <8 gr/dL atau Ht<30% pada orang tua, kelainan paru,

kelainan jantung, Hb <10 gr/dL.

- Bedah mayor kehilangan darah >11% volume darah.

Pemberian darah tergantung respon penderita terhadap cairan. Tujuan utama transfuse

darah adalah memperbaiki oxygen-carryingcapacity. Perbaikan volume dapat dicapai dengan

pemberian larutan kristaloid, yang sekaligus akan memperbaiki volume interstitial dan

intraseluler.

Darah yang baik digunakan adalah yang sepenuhnya crossmatched. Namun proses

crossmatching lengkap memerlukan sekitar 1 jam. Pengobatan mencakup transfusi darah

lengkap, apabila darah lengkap tidak tersedia, plasma biasanya dapat menggantikan darah

lengkap. Plasma tidak dapat memulihkan hematokrit normal, tetapi manusia biasanya dapat

bertahan pada penurunan hematokrit sampai kira-kira sepertiga normal sebelum

menimbulkan akibat serius jika curah jantung mencukupi. Karena itu pada keadaan akut

cukup beralasan untuk menggunakan plasma dalam menggantikan darah lengkap guna

mengobati syok hemoragik.

Kadang-kadang plasma juga tidak tersedia. Dalam hal ini, berbagai pengganti plasma

sudah dikembangkan, yang sama melaksanakan fungsi hemodinamika hampir tepat dengan

sasaran. Salah satunya adalah larutan dekstran. Syarat utama suatu pengganti plasma yang

benar-benar efektif adalah yang tetap tinggal di sistem sirkulasi yaitu tidak tersaring melalui

pori-pori kapiler ke dalam ruang jaringan. Selain itu larutan tidak boleh toksik dan

mengandung bahan yang mempunyai ukuran molekul cukup besar untuk mendesak tekanan

osmotik koloid.

Sejauh ini bahan yang paling memuaskan untuk tujuan tersebut adalah dekstran, suatu

polimer posakarida glukosa yang besar. Dekstran dengan besar molekul yang sesuai tidak

dapat melewati pori kapiler dank arena itu dapat menggantikan protein plasma sebagai bahan

osmotik koloid.

10

o Evaluasi resusitasi cairan dan perfusi organ

3

• Umum

Universitas Sumatera Utara

Page 14: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

14

Tanda dan gejala perfusi yang tidak memadai, yang digunakan untuk diagnosis syok,

dapat juga digunakan untuk menentukan respon penderita. Pulihnya tekanan darah ke

normal, tekanan nadi, dan denyut nadi merupakan tanda positif yang menandakan perfusi

sedang kembali ke normal. Walaupun begitu, pengamatan tersebut tidak memberi

informasi tentang perfusi organ. Perbaikan pada sistem saraf pusat dan peredarah darah

kulit adalah bukti penting mengenai peningkatan perfusi, tetapi kuantitas sukar

ditentukan.

• Khusus

8

- Capillaryrefilltime<2 detik

- MAP 65-70 mmHg

- Saturasi O2 >95%

- Urine output ?0,5 ml/kg/jam (dewasa); >1 ml/kg/jam (anak)

- Syok indeks = HR/SBP (normal 0,5-0,7)

o Jenis cairan intravena

Ada 4 pilihan pokok yang selama bertahun-tahun menjadi perbantahan sengit, yaitu:

• Transfusi darah

Ini adalah pilihan pokok apabila terdapat donor yang cocok. Hemodilusi dengan

cairan tidak bertujuan meniadakan transfusi, tetapi mempertahankan hemodinamik dan

perfusi yang baik sementara darah donor tetap perlu ditransfusikan dalam memberikan

koreksi deficit cairan ekstraseluler (ECF). Bila darah golongan yang sesuai tidak tersedia,

dapat digunakan universal donor yaitu golongan O dengan titer anti A rendah (Rh negatif)

atau packedred cell-O.

• Plasma Expander

9

Cairan koloid ini mempunyai nilai onkotik yang tinggi (dextran, gelatin, HES)

sehingga mempunyai volume effect lebih baik dan tinggal elbih lama di intravaskular.

Namun deficit ECF tidak dapat dikoreksi oleh pasmaexpander. Dari segi harga juga jauh

lebih mahal dibandingkan dengan Ringer Laktat. Reaksi anafilaktik dapat terjadi pada

pemberian dextran atau gelatin.

• Albumin

9

Albumin 5% ataupun Plasma Protein Fraction adalah alternatif yang baik dari segi

volume effect. Tetapi harganya sangat mahal dibandingkan dengan Ringer Laktat untuk

mendapatkan volume effect yang sama.

• Ringer Laktat atau NaCl 0,9%

9

Universitas Sumatera Utara

Page 15: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

15

Cairan ini mirip komposisinya dengan ECF. Meskipun pemberian infus diikuti

perembesan, namun akhirnya tercapai keseimbangan juga setelah cairan interstitial penuh.

Cairan lain seperti dextrose dan NaCl 0,45% tidak dapat digunakan.

Cairan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau dextrose, tidak

mengandung molekul besar. Kristaloid dalam waktu singkat sebagian besar akan keluar

dari intravaskular, sehingga volume yang diberikan harus lebih banyak (2,5-4 kali) dari

volume darah yang hilang. Kristaloid mempunyai waktu paruh intravaskular 11-30 menit.

Ekspansi cairan dari ruang intravaskular ke interstitial berlangsung selama 30-60 menit

sesudah infus dan akan keluar dalam 24-48 jam sebagai urin. Secara umum kristaloid

digunakan untuk meningkatkan volume ekstrasel dengan atau tanpa peningkatan volume

intrasel.11

Cairan kristaloid cukup baik untuk terapi syok hipovolemik. Keuntungannya yaitu

mudah tersedia, murah, mudah dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi, dan sedikit efek

samping. Kelebihan cairan kristaloid pada pemberian dapat berlanjut dengan edema

seluruh tubuh sehingga pemakaian berlebih perlu dicegah.

Larutan NaCl isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipovolemik dengan

hiponatremia, hipokhloremia, atau alkalosis metabolik. Larutan RL adalah larutan

isotonis yang paling mirip dengan cairan eksraseluler. RL dapat diberikan dengan aman

dalam jumlah besasr kepada pasien dengan kondisi seperti hipovolemia dengan asidosis

metabolik, kombusio, dan sindrom syok. NaCl 0,45% dalam larutan Dextrose 5%

digunakan sebagai cairan sementara untuk mengganti kehilangan cairan insensible.9

Ringer asetat memiliki profil serupa dengan Ringer Laktat. Tempat metabolism laktat

terutama adalah hati dan sebagian kecil pada ginjal, sedangkan asetat dimetabolisme pada

hamper seluruh jaringan tubuh dengan otot sebagai tempat terpenting. Penggunaan Ringer

Asetat sebagai cairan resusitasi patut diberikan pada pasien dengan gangguan fugsi hati

berat seperti sirosis hepatis dan asidosis laktat. Adanya laktat dalam larutan Ringer Laktat

membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam hati menjadi bikarbonat.

2.7.Penyulit

7

Penyulit akibat pemberian cairan dapat terjadi pada jantung, pada proses metabolisme, atau

pada paru.

a. Dekompensasi jantung

Dekompensasi ditandai oleh kenaikan PCWP

(PulmonaryCapillaryWedgePressure). Bahaya terjadinya dekompensasi jantung sangat

Universitas Sumatera Utara

Page 16: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

16

kecil, kecuali pada jantung yang sudah sakit sebelumnya. Pada pemberian koloid dapat

mengalami kenaikan PCWP 50% yang potensial akan mengalami dekompensasi

jantung.

b. Edema paru

9

Akibat pengenceran darah, terjadi transienthypoalbuminemia. Penurunan albumin

ini diikuti penurunan tekanan onkotik. Batasan aman kadar albumin terendah yang

masih aman adalah 2,5 mg%. apabila albumin perlu dinaikkan, pemberian infus

albumin 11-25% dapat diberikan dengan tetesan lambat 2 jam/100 ml. Dosis ini akan

menaikkan kadar 0,25-0,5 mg%.9

Jika terjadi edema paru, berikafurosemide 1-2 mg/kgBB. Gejala sesak napas akan

berkurang setelah urin keluar 1-2 L. Lakukan digitalisasi atau berikan dopamine drip 5-

10 µg/kgBB/menit. Sebagai terapi simptomatik berikan oksigen.

c. Asidosis asam laktat

9

Pemberian Ringer Laktat tidak dapat menambah buruk asidosis asam laktat karena

syok. Asam laktat diubah hepar menjadi bikarbonat yang menetralisir asidosis

metabolik pada syok. Perbaikan sirkulasi akibat pemberian volume justru menurunkan

laktat darah karena perbaikan transport oksigen ke jaringan, metabolismaerobic

bertambah.

d. Gangguan hemostasis

Gangguan karena pengenceran ini mungkin terjadi jika hemodilusi sudah mencapai

1,5 x EBV. Faktor pembekuan yang terganggu adalah trombosit, pemberian

FreshFrozen Plasma tidak berguna karena tidak mengandung trombosit, sedangkat

faktor V dan VIII dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Trombosit dapat diberikan sebagai

freshblood, platelet rich plasma, atau thrombocyteconcentrate dengan masa simpan

kurang dari 6 jam pada suhu 4oC. Dextran juga dapat menimbulkan gangguan jika dosis

melebihi 10 ml/kgBB.

9

Universitas Sumatera Utara

Page 17: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

17

BAB III

KESIMPULAN

Syokhemoragikadalahsuatusindrom yang

terjadiakibatgangguanhemodinamikdanmetabolikditandaidengankegagalansistemsirkulasiunt

ukmempertahankanperfusi yang adekuatke organ-organ vital tubuh yang

biasanyaterjadiakibatperdarahan yang masif.Gejalaklinistunggaljarangditemukansaat

diagnosis syokditegakkan. Pasienbisamengeluhlelah, kelemahanumum,

ataunyeripunggungbelakang (gejalapecahnyaaneurisma aorta

abdominal).Prinsippengelolaandasarsyokhemoragikialahmenghentikanperdarahandanmengga

ntikankehilangan volume darah.Penyulitakibatpemberiancairan dapat terjadi pada jantung,

pada proses metabolisme, atau pada paru.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: SYOK HEMORAGIK - repositori.usu.ac.id

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Price S, Wilson L. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. 6th

2. Muhiman M, Thaib MR, Sunatrio S, Dahlan R. Anestesiologi. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. FKUI; 1104.

ed. Vol. 1. Jakarta: EGC; 1103.

3. American CollegeofSurgeonsCommitteeon Trauma. Advanced Trauma Life SupportsforDoctors. United States of America; 1104.

4. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, Simadibrata M. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 4th

5. Ganong W. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 1102. ed. Jakarta: 1106

6. Gutierrez G, Reines HD, Wulf-Gutierrez ME. Clinicalreview: Hemorrhagicshock. Availablefrom: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1065003/. Publishedonline 2nd April 1104. Accessedon 1st

7. Udeani J. Hemorrhagicshock. Availablefrom

January113.

http://emedicine.medscape.com/article/432650-overview#a0104. Lastupdated 6thDecember115. Accessedon 1st

8. Steven, Parks N. Advanced trauma lifesupport (ATLS) fordoctors. Jakarta: Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI); 1104.

January113.

9. Wirjoatmodjo, Karjadi. Anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional; 1100.

10. Latief, Said A. Petunjuk praktis anestesiologi. 2nd

11. Mulyono I. jenis-jenis cairan. In: SymposiumofFluidandNutritionTherapy in TraumaticPatients. Jakarta: Bagian Anestesiologi FK UI/RSCM.

ed. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1102.

Universitas Sumatera Utara