richard r. skemp psikologi p. math. (terjemahan)

Upload: adhiiesiiecouosetiia-slaluw

Post on 08-Jul-2018

695 views

Category:

Documents


71 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    1/68

     

    TERJEMAHAN

    PSIKOLOGI BELAJAR MATEMATIKA

    (RICHARD R. SKEMP)

    Di susun oleh:

    PASUKAN MASCOT 2012

    (Pend. Matematika A FMIPA UNY 2012)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    2/68

    BAB I

    PENGENALAN

    Saat ini, banyak perhatian dan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Di

    banyak bagian dunia, proyek, topik dan metode baru dalam pembelajaran metematika telah banyak

    diperkenalkan dan matematika modern menjadi ungkapan yang dapat diterima.

    Matematika di sekolah merupakan kumpulan aturan-aturan yang tidak mudah dipahami,

    sehingga dibutuhkan adanya perubahan. Akan tetapi, perubahan tidak selalu membawa ke arah yang

    lebih baik, dan pengenalan topik baru tidak akan secara otomatis membawa pemahaman yang lebih

    baik jika masih mengajar dengan cara lama yang sama buruknya.

    Beberapa pembaharu mencoba untuk menyajikan matematika sebagai suatu perkembangan

    logika. Pendekatan ini patut dipuji karena menunjukkan bahwa matematika masuk akal dan tidak

    berubah-ubah, tetapi pendekatan ini memiliki dua kesalahan. Pertama, pendekatan ini

    membingungkan pendekatan logis dan psikologis. Tujuan utama penyajian secara logis adalah untuk

    meyakinkan yang ragu; dan tujuan utama penyajian psikologis adalah untuk memberikan pemahaman.Kedua, pendekatan ini hanya memberi hasil akhir dari penemuan matematika dan gagal untuk

    membawa siswa ke dalam prosesnya.

    Permasalahan dari proses belajar mengajar adalah masalah psikologi. Dan sebelum kita dapat

    membuat banyak perbaikan dalam pengajaran matematika, kita perlu tahu lebih banyak tentang

    bagaimana itu belajar.

    Bagian pertama buku ini akan menjelaskan tentang apa itu pemahaman dan dengan cara apa

    kita dapat mewujudkannya. Kita pasti tahu, apakah kita paham akan sesuatu atau tidak, dan sebagian

    besar kita memiliki keyakinan bahwa hal itu penting. Apa yang terjadi ketika kita paham, tidak akan

    terjadi jika kita tidak paham. Kadangkala, kita berpikir bahwa kita telah memahami sesuatu, tetapi

    ternyata kita tidak paham. Jadi, sampai kita memiliki pemahaman yang lebih baik, kita akan berada

    dalam posisi yang lebih miskin, salah satunya dalam memahami matematika.

     Tentunya kemampuan utama yang diperlukan untuk matematika adalah kemampuan untuk

    membentuk dan memanipulasi ide-ide abstrak , dan pasti kemampuan ini bertepatan erat dengan apa

    yang kita maksud dengan kecerdasan.

    Kebiasaan Belajar dan Cerdas Belajar

    Ada perbedaan kualitatif antara 2 jenis pembelajaran yang bisa kita sebut kebiasaan belajar , atauhafalan - hafalan , dan belajar yang melibatkan pemahaman , yang mengatakan belajar cerdas .

    a. 

     Yang pertama dapat direplikasi di laboratorium tikus atau merpati , dan untuk berbagai

    alasan (seperti tingkat kontrol yang lebih eksperimental yang mungkin) psikolog

    kontemporer telah lama tampaknya lebih memilih untuk mempelajari pembelajaran

    semacam ini . Sebagai Profesor Ben Morris menulis , ' ... sebagian besar bekerja pada

    pembelajaran secara umum adalah dalam hal spesies sederhana dari homo sapiens dan tidak

    signifikan relevan dengan jenis pembelajaran dengan mana pendidikan yang bersangkutan ' .

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    3/68

    b.   Yang kedua jenis pembelajaran adalah bahwa di mana siswa paling unggul , dan di mana dia

    paling berbeda dari semua spesies lain . Sekarang , kecerdasan adalah subjek yang telah lama

    baik ke depan di penelitian psikologis. Namun penelitian di bidang ini telah di utama telah

    diarahkan baik terhadap psikometri atau kontribusi relatif dari keturunan dan lingkungan

    pada kecerdasan: sambil belajar teori miliki, sampai saat ini , sebagian besar mengabaikan

    interaksi antara kecerdasan dan belajar

    Untuk psikolog yang tertarik dalam belajar cerdas, yang berarti pembentukan struktur konseptual

    dikomunikasikan dan dimanipulasi dengan cara simbol , * matematika menawarkan apa yang mungkin

    merupakan contoh yang paling jelas dan paling terkonsentrasi . Dalam mempelajari pembelajaran dan

    pemahaman matematika , kita sedang mempelajari fungsi kecerdasan dalam apa yang sekaligus murni

    khususnya , dan juga tersedia secara luas .

    Apakah kecerdasan i tu ?

    Belum ada kesepakatan umum di kalangan psikolog tentang bagaimana mungkin kecerdasan

    didefinisikan . Sebuah diskusi lengkap dari topik ini adalah di luar lingkup , atau kebutuhan, diberikan

    oleh Vernon : ' . Kecerdasan B adalah jumlah kumulatif dari skema atau rencana mental yang dibangunmelalui interaksi individu dengan lingkungannya , sepanjang peralatan konstitusionalnya

    memungkinkan ' ^

    Dua istilah di sini memerlukan penjelasan lebih lanjut : ' Intelijen B ' , dan ' skema ' . ' Intelijen

    B ' adalah istilah yang diperkenalkan oleh Hebb tahun 1949 . Dengan kata ini : "Dari sudut pandang ini

    tampaknya kata " kecerdasan " memiliki dua makna yang berharga .

    ( A  ) Potensi bawaan  , kemampuan untuk pengembangan , properti sepenuhnya bawaan yang

    berjumlah milik otak yang baik dan metabolisme saraf yang baik .

    ( B ) Fungsi otak dimana pembangunan telah berlangsung , menentukan tingkat rata-rata kinerja

    pemahaman oleh menyimpang tumbuh atau dewasa orang . tentu saja, diamati secara

    langsung , tetapi kecerdasan A , potensi asli ' * Istilah "kecerdasan B ' telah menjadi banyak

    digunakan juga dalam konteks fungsi mental

    Matematika dan Inteli jen B

    Matematika adalah contoh yang sangat baik dari intelijen B.  Ada dua alasan untuk ini .

    Pertama pembelajaran matematika menghasilkan banyak dan jelas contoh perkembangan skema itu

    total Lalu, merupakan kecerdasan digambarkan oleh Vernon. Kedua , penerapan matematika untuk

    masalah ilmu alam , teknologi dan perdagangan begitu kuat bahwa matematika muncul sebagai salah

    satu yang paling , mungkin yang paling , sangat dikembangkan alat mental yang tersedia bagi kita

    untuk berurusan dengan lingkungan fisik kita . Jika kecerdasan B adalah kecerdasan jika berfungsi

    pemahaman , memprediksi dan mengendalikan lingkungan pisikal kita , maka matematika

    mencontohkan intelijen B di salah satu perkembangan yang paling sukses nya . 

    Potensi yang belum di realisasi homo sapiens

    Spesies kita sendiri , Homo sapiens , adalah terobosan baru dalam evolusi . Tapi intelijen di

    dalam kebohongan keunggulan kami tetap , dalam banyak kebudayaan , sebagian besar belum

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    4/68

    direalisasi . Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa perbedaan standar material antara

    teknologi paling primitif , adalahsama besar atau lebih besar dari perbedaan antara yang terakhir dan

    merupakan spesies tertinggi dari spesies hewan lainnya . yang terlebih dahulu, perbedaan hasil tidak

    dari perbedaan dalam kecerdasan A , tentang bukti yang masih cukup meyakinkan , tetapi dari

    perbedaan dalam kecerdasan B , karena hal inilah yang efektif dalam mengendalikan lingkungan .

     Tetapi bahkan dalam budaya-budaya di mana , melalui sekolah , perguruan tinggi, percetakan

    , penyiaran, dan sarana lainnya , potensi kecerdasan A lebih lengkap direalisasikan sebagai fungsi

    intelijen B, proses perkembangan masih hampir seluruhnya didasarkan pada tradisi dan pendapat

    daripada pengetahuan ilmiah dan penelitian. Jika kita mampu sadar dan sengaja untuk mendorong

    pertumbuhan kecerdasan B , siapa yang tahu langkah apa yang selanjutnya yang dilakukan peradaban

    kita? Dan jika kita ingin mengetahui bagaimana cara terbaik untuk melakukan hal ini , mana yang

    lebih baik yang dapat kita pelajari proses atau pada pembelajaran matematika? Kemungkinan jangka

    panjang penyelidikan yang sekarang kitamemulai sama pentingnya dengan itu.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    5/68

     

    BAB II

    PORMASI KONSEP MATEMATIKA

    ABSTRAKSI DAN KLASIFIKASI  

    Istilah “konsep” sering digunakan, tetapi tidak mudah untuk didefinisikan. Karena tidak ada

    definisi secara langsung dan tepat untuk mengartikan kata “konsep” itu sendiri. Konsep matematika

    adalah sebuah pengertian yang abstrak. Untuk dapat menangkap pengertian konsep tersebut akan

    dimulai dengan contoh-contoh. Pada kasus perkembangan bayi masa pra-verbal dapat dijelaskan

    sebagai berikut: pertama, seorang bayi yang berumur 12 bulan, ketika ia mendapati botol susunya

    yang kosong, ia merangkak menghampiri dua botol anggur yang kosong kemudian ia meletakan botol

    susunya di samping kedua botol tersebut. kedua, seorang bayi berumur 2 tahun, dia melihat bayi lainmerangkak, kemudian membelai kepalannya dan menepuk-menepuk punggungnya. (dia melakukan

    ini karena dia melihat kebayakan orang lain memperlakukan yang sama kepada anjing, tetapi tidak

    pernah melihat sebelumnya perlakuan pada bayi yang lainnya).

    Dari contoh kasus di atas dapat di simpulkan: pertama, mereka mengklasifikasikan sesuatu

    berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Kedua, memasangkan dari pengalaman mereka

    kedalam beberapa kelompok .

    Kitapun melakukan hal yang sama yaitu: kita mengambil pengalaman yang lalu untuk kita

    terapkan pada situasi saat ini. Aktivitas ini secara otomatis akan kita lakukan secara berkesinambungan

    atau terus menerus.

    Pada tingkatan bawah, kita mengelompokan setiap kali kita mengenal sebuah objek sebagai

    salah satu yang telah kita lihat sebelumnya. Dan ternyata tidak semua pengalaman ini sama, sampai

    kita dapat mengetahui perbedaan–perbedaan itu secara nyata. Dari perubahan ini kita

    mengabstrasikan ke dalam keberagaman sifat dan sifat-sifat ini masuk kedalam ingatan kita dalam

     jangka waktu yang lebih lama dari pada sesuatu yang kita lihat secara sepenggal-sepenggal dari suatu

    objek. Seperti pada diagram berikut: (gambar hal.20)

    C

    C1  C2  C3  C4

    C1, C2, C3... Cn menggambarkan pengalaman-pengalaman yang terdahulu tentang sejumlah

    objek yang mempunyai kesamaan yang disebut Parti cular chai r. Dari sini kita mengabstrasikan sifat-

    sifat umum dari objek-objek itu seperti yang di tunjukan oleh C. Ketika sebuah abstraksi itu terbentuk

    maka pengalaman-pengalaman yang lain akan mudah untuk kita bedakan apakah pengalaman itu

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    6/68

    masuk kedalam abstraksi kita atau di luar abstrasi kita. Jika pengalaman itu diluar abstraksi kita, maka

    kita akan membuat abstraksi yang baru dan proses ini akan berulang-ulang. Sehingga kemampuan kita

    semakin cepat dalam melakukan abstraksi. Sebagai contoh: meja, karpet, lemari kita abstraksikan

    kedalam kelompok perabotan, tanpa melihat pertimbangan-pertimbangan yang lain. Penamaan dari

    pengkelompokan objek ini, mempunyai kelebihan atau kekurangan. Kita seharusnya bisa

    mengklasifikasikan suatu objek berdasarkan fungsi dan kegunaan, hubungan, waktu penggunaan dan

    mungkin juga berdasarkan simbol.

    Kita lanjutkan ke abstraksi lebih lanjut. Dari kursiC, C’, C” , kita mengabstraksikan lebih lanjut

    dalam variasi lain, yaitu Ch sebagai anggota golongan ini. Hal ini disebut abstraksi kedua (dari

    kelompok abstraksiC, C’, C” ) yang diberi nama kursi. Variasi lain ini memiliki karakteristik yang lebih

    fungsional dan sedikt perceptual, yaitu lebih sedikit berkaitan dengan fisik sebuah kursi.

    Ketika saya melihat keranjang-usaha, telur-bentuk, dan dari tali. Hal itu sedikit membosabkan

    atau tidak mirip dengan kursi yang pernah saya lihat, tetapi saya mengenalinya saat sebagai kursi.

    Dari abstraksi kursi, bersama-sama dengan abstraksi lainnya seperti meja, karpet, almari;

    abstraksi lebih lanjut yaitu perabot rumah tangga, dll. Penggolongan ini tidak berarti diperbaiki.

     Terutama bagi anak kecil, kursi juga digolongkan sebagai sesuatu yang dapat berdiri, peralatan senam,

    dan rangka kerja dari rumah bermain. Meja terkadang digunakan sebagai kursi. Fleksibilitas dalam

    penggolongan ini berdasarkan waktu, lebih tepatnya penyesuaian.

    Penamaan sebuah golonogan objek memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggolongan yang

    terpenting adalah berdasarkan fungsi dan relasinya. Apa sajakah itu? Namun, saat benda digolongkan

    secara khusus, kita juga sedikit mengaitkan dengan penggolongan lain.  Kebanyakan, kita

    menggolongkan mobil sebagai kendaraan, waktu-tabungan, dan mungkin status lambang dan

    penggolongannya berdasarkan fungsinya. Beberapa juga melihatnya sebagai objek letal dan tingkah

    lakuny. Oleh karena itu, sedikit dihitung daripada harus menggolongkannya.

    Hal ini berguna untuk menghubungkan beberapa istilah yang digunakan lebih jauh.

    Mengabstraksikan adalah suatu kegiatan yang menjadikan kita sadar akan adanya persamaan dari

    sesuatu yang pernah kita lihat sebelumnya. Menggolongkan berarti mengumpulkan semua

    pengalaman berdasarkan adanya persamaan. Hasil abstraksi memungkinkan kita untuk meengenali

    pengalaman baru dengan melihat persamaannya lalu membentuk golongan. Ringkasnya, kita dapat

    menggolongkan sesuatu dengan mendefinisikan suatu golongan. Untuk membedakan antara abstraksi

    sebagai aktivitas dan abstraksi sebagai hasil, kita harus mengenal konsep. Suatu kutipan tanda

    menunjukkan nama konsep tetapi hal ini tidak berarti konsep berdiri sendiri.

    Dengan demikian, konsep memelukan bentuk pengalaman yang umum. Ketika membicarakan

    konsep, kita juga membcarakan mengenai contohnya. Setiap konsep berasal dari pengalaman sehari-

    Ch

    C C’ C’’

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    7/68

    hari dan conto bentuknya terjadi secara acak dalam konteks waktu. Kita sering menjumpai objek-objek

    yang secara umum dapat dikonsepkan lebih cepat tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

    Salah satu contohnya membandingkan. Contohnya:

    X mengeluarkan persepsi kita dari lima variasi bentuk O. objek yang tampak berbeda dari

    sekitarnya akan lebih mudah diingat dan persamaanya lebih abstrak dalam interval ruang dan waktu.

    Diagram itu juga menggambarkan fungsi bukan contoh dalam menentukan golongan. X yang

    berbeda dari semua bentuk, membuat persamannya lebih diperhatikan. Karakteristik esensial dari kursi

    dapat dijellaskan dengan menunjukkan bangku, dipan, tempat tidur, dan kursi taman bukanlah kursi.

    Hal ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki batas dari suatu golongan. Kita menggunakan objek

    yang mungkin menjadi contoh dan bukan contoh.

    Penamaan

    Bahasa bagi manusia sagat erat hubungannya dengan konsep dan bentuk konsep. Kita tidakdapat melepaskan penamaan dari diskusi ini. Tentu saja, banyak orang kesulitan untuk memisahkan

    konsep dengan namanya, seperti yang diilustrasikan oleh Vygotsky. Vygotsky menceritakan pada

    seorang anak untuk mengubah nama dari beberapa objek, kemudian akan menanyakan pertanyaan

    tentang objek itu. Seorang anak diminta menyebut seekor anjing dengan kata “sapi”. Dia kemudian

    bertanya, ‘Apakah sapi memiliki tanduk?’ anak: ‘Ya.’ Peneliti: ‘Tetapi, sapi ini sebenarnya seekor

    anjing.’ Anak: ‘Ya, jika anjing adalah sapi, jika itu dipanggil sapi, maka pastilah bertanduk. Begitu

    anjing dipanggil sapi, maka harus mempunyai tanduk kecil.’ Vygotsky juga mengutip cerita tentang

    seorang petani. Setelah mendengar dua orang siswa antronomi membicarakan tentang bintang, dia

    mengatakan dia mengerti bahwa dengan bantuan peralatan, dia dapat mengukur jarak dari bumi ke

    bintang dan menentukan posisinya dan pergerakannya. Permasalahannya, bagaimana mereka

    menemukan kata bintang.

    Perbedaan antara konsep dan nama itu adalah salah satu yang penting bagi pembahasan kita

    sekarang. Konsep adalah suatu ide. Nama sebuah konsep suara, atau tanda di atas kertas, yang terkait

    dengannya . Asosiasi ini dapat dibentuk setelah konsep telah terbentuk. Jika nama yang sama yang

    didengar atau dilihat setiap kali contoh konsep ditemui, pada saat suatu konsep dibentuk nama telah

    menjadi terkait erat dengan itu bahwa bukan hanya oleh anak-anak bahwa itu keliru untuk konsep itu

    sendiri. Secara khusus , angka (konsep-konsep matematika ) dan numeral ( nama-nama yang kita

    gunakan untuk angka) sangat membingungkan. Hal ini dibahas lebih lanjut dalam Bab 5 .

    Dikaitkan dengan konsep, penggunaan nama yang sehubungan dengan obyek membantu kita

    untuk mengklasifikasikannya. Bertujuan untuk mengenalinya sebagai kelas yang ada . ' Apa ini ? '

    Sebuah jenis baru dari pembuka botol, yang bekerja dengan udara terkompresi . " Sekarang kita telah

    mengklasifikasikan itu, yang kita dapat lakukan dengan sifat persepsi itu saja, jadi kita tahu apa yang

    harus dilakukan. Klasifikasi ini dilakukan dengan membawa konsep pembuka botol untuk kesadaran

    pada saat yang sama sebagai pengalaman baru .

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    8/68

    Berhubungan dengan konsep, penggunaan nama dalam menghubungkan suatu objek

    menolong kita untuk mengklasifikasi, yaitu untuk mengenali suatu benda termasuk ke dalam kelas

    yang sudah ada. Penamaan dapat berperan secara maksimal, kadang-kadang penting, dalam

    pembentukan konsep baru. Jika nama yang sama muncul dari pengalaman-pengalaman yang berbeda,

    akan mempengaruhi kita untuk mengelompokkan pengalaman itu ke dalam satu pikiran kita dan

    kemudian mengabstraksi kesamaan ekstrinsiknya sehingga membantu kita untuk dapat memisahkan

    kelompok mereka sendiri-sendiri.

    Komunikasi Konsep  

    Bisa kita lihat bahwa bahasa dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan sebuah

    konsep. Namun dapatkah bahasa digunakan untuk mempercepat mendefinisikan konsep yang

    sederhana secara verbal? pada keadaan tertentu hal ini sering dicoba. Perhatikan contoh berikut,

    misalnya kata “merah” dan bayangkan kita menanyakan arti kata ini pada orang yang buta sejak

    lahir. Arti dari kata itu adalah konsep yang terkait dengan kata itu, jadi tugas kita sekarang adalah

    bagaimana membuat orang tersebut mampu membentuk konsep merah dan menghubungkannya

    dengan kata merah.Ada dua cara yang mungkin dapat kita lakukan, yaitu memberikan suatu definisi misalnya

    “merah adalah warna yang kita nyatakan sebagai panjang gelombang cahaya pada daerah 0,6 mikro”.

    Apakah sekarang dia mengerti konsep ’merah’? Tentu saja bukan. Sehingga definisi sia-sia untuknya,

    dan tak diperlukan untuk yang lain. Secara intuitif, dari kasus tersebut dapat diberikan contoh

    beberapa objek yang berhubungan dengan kata merah misalnya, diary merah, dasi merah, penjepit

    merah dan seterusnya. Dari dua cara tersebut pemberian contoh merupakan cara yang lebih tepat pada

    kasus ini untuk dapat menemukan konsep merah dan memperoleh pengalaman baru sehingga dapat

    mengabstraksi sifat-sifat umum dari merah. Di sini penamaan merah tidak dipakai.

     Jika ada pertanyaan “apa artinya warna?” maka dengan mudah kita menyebut merah, biru,

    hijau, kuning, dan seterusnya yang disebut konsep. Jika dia telah memiliki konsep tersebut dalam

    pikirannya, kehadiran konsep tersebut dipikiranya tidak cukup maka kumpulan kata warna dari

    mereka yang mungkin, meskipun tidak dijamin proses ini adalah abstraksi. Penamaan sekarang

    menjadi faktor penting dari proses pengabstraksian.

    Sekarang kita perlu membedakan antara dua macam konsep, yaitu konsep-konsep pr imer , yang

    berasal dari rangsangan misalnya merah, berat, panas, manis, dan lain sebagainya, dan konsep-konsep

    sekunder  yang berasal dari pengalaman yang di abstraksikan dari konsep-konsep lain. Jika konsep A

    adalah contoh dari konsep B, maka kita katakan bahwa B setingkat lebih tinggi dari pada A. Secara

     jelas jika A sebuah contoh dari B, dan B dari C, maka C juga lebih tinggi tingkatannya dari B dan A.

    tingkat yang lebih tinggi di sini maksudnya adalah “diabstraksikan dari” (secara langsung atau tidak

    langsung).

    Bahwa tingkatan diantara konsep-konsep dan susunan konsep, membuat kita mampu

    mengkomunikasikan sebuah konsep dengan definisi. konsep-konsep seperti warna, cahaya, hanya

    dapat dibentuk jika konsep konsep seperti merah, biru, hijau dan lain sebagainya telah terbentuk. Pada

    umumnya konsep-konsep dengan tingkat tinggi tidak dapat dikomunikasikan dengan pendefinisian,

    tetapi hanya dengan menunjukkan contoh-contoh yang sesuai.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    9/68

    Apa digunakan, jika ada, kemudian, adalah definisi?

    Dua kegunaan dapat dilihat sekaligus, jika itu dibutuhkan (misalnya untuk filter warna

    fotografi) untuk menentukan ketetapan batas yang dapat kita sebut dengan warna merah, selanjutnya

    definisi di atas akan memungkinkan kita untuk berkata dimana merah itu bermula dan berakhir. dan

    setelah melangkah lebih jauh dalam proses abstaksi , yaitu pada pembentukan kelas yang lebih besar

    berdasarkan persamaannya, sebuah definisi memungkinkan kita untuk menyelidiki kembali langkah-

    langkah kita. Dengan menyatakan kepada semua (dan hanya mereka) kelas tentang konsep tertentu

    yang kami miliki, kita dibiarkan dengan hanya satu kemungkinan konsep- satu-satunya yang kita

    definisikan. Pada proses kami telah menunjukkan bagaimana kaitannya dengan konsep-konsep yang

    lain secara hirarki. Definisi  dapat sedemikian diperlihatkan sebagai 1 cara untuk menambahkan

    ketepatan batas-batas dari suatu konsep, sekali terbentuk, dan menyatakan dengan eksplisit

    hubungannya dengan konsep lain.

    Konsep-konsep baru, dari orde yang lebih rendah, dapat juga dikomunikasikan pertama kali

    dengan cara ini. Contohnya, jika kita seseorang yang buta bertanya ‘Apa itu warna magenta?’ dan kita

    tidak dapat menemukan sebuah kepastian untuk menunjukkan warna magenta padanya, kita dapat

    berkata “ini adalah warna, diantara merah dan biru, dan lebih condong ke warna biru daripadamerah.”Asalkan dia sudah memiliki konsep warna merah dan biru, dia paling tidak dapat membentuk

    permulaan dari konsep magenta meski tanpa mellihat warna ini.

    Karena sebagian konsep baru yang kita butuhkan pada kehidupan sehari-hari adalah konsep

    dengan orde rendah, kita biasanya dapat menemukan konsep-konsep dengan tingkat tinggi yang dapat

    dengan mudah dikomunikasikan dengan definisi sebagai sebuah konsep baru; sering diikuti dengan

    satu atau dua contoh , yang kemudian menyajikan sebuah perbedaan- berikut ilustrasinya. “Apa itu

    bangku?””Bangku adalah kursi untuk satu orang, tanpa sandaran”, adalah sebuah definisi yang cukup

    baik, tetapi meskipun demikian beberapa contoh akan menentukan konsep sedemikian rupa untuk

    mengecualikan kursi kaki, sofa-sofa, dan ayunan taman jauh lebih berhasil daripada menjelaskan

    definisi.

    Dalam matematika, bagaimanapun, tidak hanya konsep=konsep yang lebih abstrak daripada

    kehidupan sehari-hari, akan tetapi arah belajarnya adlah untuk menumbuhkan kemampuan abstraksi.

    Komunikasi dari konsep matematika cukup sulit, bagi komunikator maupun penerima. masalah ini

    akan dibahas lagi segera, setelah topik-topik umum tertentu sudah dijelaskan.

    Konsekuensi lain dari prinsip ini, kita dapat menyimpulkan bahwa konsep-konsep pada

    tingkat tinggi secara hirarki tidak dapat dikomunikan kepada seseorang dengan definisi. Ini adalah,

    bahwa konsep-konsep itu sendiri tidak dapat didefinisikan: untuk beberapa konsep tertentu harus

    dapat menjadi contoh dari konsep ini, dan kerannya ebh tinggi daripada konsep lain. We

    bagaimanapun dapat mendiskripsikan beberapa karakteristik dari konsep-konsep, mendiskusikan

    bagaimana fungsinya, dan membangun pemahaman umum tentang suatu ide dengan

    menguhungkannya dengan ide-ide yang lain. Hal ini memadai untuk tujuan kita, karena memang itu

    harus. Saya percaya bahwa matematika tidak dapat secara pasti didefinisikan, tetapi hanya dengan

    dicontohkan.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    10/68

    Konsep-konsep sebagai sebuah war isan budaya

    Konsep tingkat rendah dapat dibentuk, dan digunakan, tanpa menggunakan bahasa.

    Kriteria untuk memiliki konsep bukanlah dengan dapat menyebutkan namanya, tetapi dari

    kelakuannya yang dapat menunjukkan sebuah pengelompokan berdasarkan kesamaan. hewan

    berperilaku dengan cara yang satu mungkin cukup menyimpulkan bahwa mereka membentuk konsep

    sederhana. Perilaku hewan dapat dibentuk dengan suatu cara sehingga kita dapat menyimpukan

    bahwa mereka membentuk konsep sederhana. Seekor tikus, dilatih untuk memilih sebuah pintu

    berwarna middle abu2 yang lebih condong ke abu-abu terang, jika disajikan pintu berwarna middle

    abu-abu dan abu-abu gelap yang condong ke abu-abu gelap . itu memproses persyaratan data 'gelap

    yang'.

    Diskontinuitas paling jelas antara manusia dan hewan lain adalah bahwa manusia

    menggunakan bahasa. apa ini berarti kurang jelas. jika kita memilih sebuah kata secara acak kita akan

    hampir selalu menemukan bahwa konsep nama- arti kata-bukanlah objek tertentu atau pengalaman,

    tapi clasa. (kata benda pengecualian parsial).

    Sekarang, terdapat dua cara untuk menumbuhkan sebuah konsep; yaitu , menyebabkan ia

    mulai berfungsi. Pertama adalah dengan memberi contoh-contoh dari konsep. Konsep kemudiandijadikan sebagai bentuk tindakan untuk kemudian digunakan sebagai cara kita mengkalasifikasi

    contoh dan pengalaman dasar yang ditekankan adalah pengenalan . Cara yang lainnya adalah dengan

    mendengar , membaca , atau kalau tidak mengetahui nama atau simbol lain , untuk konsep . Hewan

    dapat melakukan pertama , dan yang kedua hanya bisa dilakukan manusia kedua . Dan alasan untuk

    itu tidak terletak pada keunggulan alat vokal unggul, tetapi kemampuan untuk mengisolasi konsep dari

    salah satu contoh dapat ,mereka lakukan . Hanya dengan melepas dari pengalaman sensorik dari mana

    mereka berasal konsep dapat dikumpulkan bersama sebagai contoh dari konsep-konsep baru , dan

    abstraksi yang lebih besar dapat dibentuk .

    Kami berharap kemampuan untuk melepas ini dapat berkaitan dengan kemampuan abstraksi ,

    karena semakin kuat organisasi mental yang tidak didasarkan pada data arti langsung tetapi pada

    kesamaan di antara mereka , semakin besar kita akan mengharapkan kemampuannya untuk berfungsi

    sebagai entitas independen . Pandangan ini didukung oleh bukti-bukti dari beberapa sumber . Anak

    denganKecerdasan yang sangat rendah tidak belajar bicara , meskipun perlengkapan vokalnya

    memadai. Simpanse , dikatakan paling dekat hubungannya dengan manusia, dia bisa belajar untuk

    duduk di meja dan minum dari cawan , tapi tidak bicara . Manusia adalah yang paling cerdas dan

    paling mudah beradaptasi daripada semua spesies . Dia juga satu-satunya spesies yang bisa bicara.

    Konsep dari pengalaman yang muncul pada mereka, dan keterikatan mereka bukan untuk

    bahasa, adalah inti dari superioritas manusia atas spesies lain . Ini adalah langkah pertama menuju

    realisasi potensi yang kecerdasannya lebih besar. Kecerdasan membuat pembicaraan mungkin, tetapi

    pembicaraan (yang harus dipelajari ) sangat penting untuk pembentukan dan penggunaan yang lebih

    tinggi agar konsep secara kolektif membentuk warisan ilmiah dan budaya kita .

    Konsep adalah cara pengolahan data yang memungkinkan pengguna untuk membawa

    pengalaman masa lalu yang berguna pada situasi sekarang. Tanpa bahasa masing-masing individu

    harus membentuk konsep sendiri langsung dari lingkungan. Tanpa bahasa, konsep-konsep primer

    tidak dapat dibawa bersama-sama untuk membentuk konsep tatanan yang lebih tinggi. Dengan

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    11/68

    bahasa, bagaimanapun, proses pertama dapat dipercepat, dan yang kedua adalah dimungkinkan.

    Selain itu, konsep masa lalu, dengan susah payah diabstraksikan dan perlahan-lahan terakumulasi oleh

    generasi berturut-turut, menjadi tersedia untuk membantu individu baru membentuk sistem

    konseptualnya sendiri .

    Pembangunan yang sebenarnya dari sebuah sistem konseptual adalah sesuatu yang setiap

    individu harus lakukan untuk dirinya sendiri. Tetapi proses dapat sangat dipercepat jika, sehingga

    untuk berbicara, bahan yang untuk tangan. Hal ini seperti perbedaan antara membangun perahu dari

    kayu gergajian, dan harus mulai dengan berjalan kaki ke hutan, penebangan pohon, menyeret mereka

    pulang, membuat papan - setelah pertama ditambang beberapa bijih besi dan dilebur untuk membuat

    kapak dan gergaji !

     Terlebih lagi, karya genius dapat dibuat oleh orang biasa. Konsep seperti gravitasi, hasil

    penelitian oleh salah satu kecerdasan dunia telah dikenal, menjadi tersedia untuk semua ilmuwan yang

    mengikuti. Orang pertama yang membentuk konsep baru ini harus mengabstraksikannya sendiri,

    tanpa bantuan. Setelah itu, bahasa dapat digunakan untuk mengarahkan pikiran mereka yang

    mengikuti sehingga mereka dapat membuat penemuan yang sama dalam waktu kurang dan dengan

    kecerdasan kurang. Namun bahkan newton itu tidak berarti sama sekali tanpa bantuan. Ia mengatakan, dengan kerendahan hati , " jika saya telah melihat sedikit lebih jauh daripada yang lain , itu karena

    saya telah berdiri di bahu raksasa ' . Struktur konseptual matematika sebelumnya dan ilmuwan yang

    tersedia baginya .

    Dalam konteks ini, ide umum dari suara berguna . Dengan ini dimaksudkan Data yang

    relevan dengan komunikasi tertentu, sehingga apa suara dalam satu konteks mungkin tidak begitu di

    lain hal. ( misalnya , jika kita mendengarkan musik ketika telepon berdering , suara bel menyampaikan

    informasi bahwa seseorang memanggil kita, tapi bunyi relatif terhadap musik. ) semakin besar suara,

    semakin sulit untuk membentuk konsep. Sebelum membaca, silakan memasukkan tangan Anda di atas

    diagram yang berada di sisi kanan halaman berikutnya. Cobalah untuk membentuk konsep dari

    contoh-contoh tinggi suara dan non - contoh. Sekarang menghapus tangan Anda dan mencoba untuk

    membentuk konsep dari contoh-suara rendah dari konsep yang sama .

    Dari contoh kanan jauh lebih mudah untuk melihat bahwa konsep ini memiliki garis

    berpotongan . Ekstra suara pada contoh kiri sebagian berasal dari garis tambahan , tetapi sebagian

    besar dari fakta bahwa masing-masing tampak seperti sesuatu .

    Sebuah atribut dari kecerdasan yang tinggi adalah kemampuan untuk membentuk konsep-

    konsep dalam kondisi kebisingan/ suara yang lebih besar. Tetapi sekali kita memiliki sebuah konsep,

    kita bisa melihat contoh itu di mana sebelumnya kita tidak bisa.

    Kekuatan pemiki ran konseptual

    Pemikiran konseptual menganugerahkan pada pengguna kekuatan besar untuk

    mengadaptasikan perilakunya terhadap lingkungan, dan untuk membentuk lingkungannya untuk

    memenuhi kebutuhan sendiri. Ini hasil sebagian dari detasemen konsep dari kedua hadir akal - data

    dan perilaku, dan manipulasi secara mandiri. Kami mengambil begitu banyak untuk diberikan bahwa

    kita tidak menyadari keuntungan besar dari tidak harus melakukan sesuatu dalam rangka untuk

    mengetahui apakah itu adalah hal terbaik untuk dilakukan! Tapi , tentu saja, semua kegiatan utama ,

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    12/68

    dari mendirikan bisnis untuk membangun pesawat terbang , disatukan dalam pikiran sebelum mereka

    dibangun pada kenyataannya .

    Kekuatan konsep juga berasal dari kemampuan mereka untuk menggabungkan dan

    menghubungkan banyak pengalaman yang berbeda , dan kelas pengalaman . Semakin abstrak konsep ,

    semakin besar kekuasaan mereka untuk melakukan hal ini . Orang yang mengatakan ' Jangan buat

    khawatir saya dengan teori – hanya berikan fakta-fakta ' adalah orang yang berbicara bodoh . Satu set

    fakta hanya dapat digunakan dalam situasi di mana mereka berada , sedangkan teori yang tepat

    memungkinkan kita untuk menjelaskan , memprediksi , dan mengendalikan sejumlah besar peristiwa

    tertentu di kelas yang berhubungan.

    Sebuah kontribusi lebih lanjut untuk kekuatan pemikiran konseptual berkaitan dengan

    rentang perhatian kami . Memori jangka pendek kami hanya dapat menyimpan , rata-rata , 7 kata atau

    simbol lainnya . ( Kisaran biasanya dikutip adalah 7 + - . 3 ) Jelas semakin tinggi urutan konsep yang

    merupakan simbol-simbol ini , semakin besar pengalaman yang mereka bawa. Matematika adalah

    yang paling abstrak , sehingga yang paling kuat dari semua sistem teoritis . Oleh karena itu , berpotensi

    paling berguna, ilmuwan pada khususnya , tetapi juga ekonom dan navigator , bisnis dan insinyur

    komunikasi , menemukan suatu alat yang sangat diperlukan (sistem pengolahan data ) untukpekerjaan mereka .

    Kegunaannya adalah, bagaimanapun, hanya potensi , dan banyak yang bekerja keras dan

    berusaha untuk belajar sepanjang mereka masih sekolah memberi sedikit manfaat , dan tidak ada

    kenikmatan . Hal ini karena mereka tidak benar-benar belajar matematika sama sekali. Yang terakhir

    adalah proses yang menarik dan menyenangkan , meskipun banyak akan menemukan ini sulit untuk

    percaya . Apa yang diderita banyak anak dan siswa adalah memanipulasi simbol yang memiliki sedikit

    atau tidak ada makna yang melekat , menurut sejumlah aturan hafal-menghafal. Hal ini tidak hanya

    membosankan (karena berarti), itu sangat sulit, karena aturan yang tidak berhubungan jauh lebih sulit

    untuk diingat daripada struktur konseptual terpadu. Titik terakhir akan diambil dalam capter

    berikutnya. Di sini kita akan memusatkan perhatian pada komunikasi konsep-konsep matematika .

    Belajar konsep matematika

    Kebanyakan dari pengetahuan sehari-hari kita dipelajari secara langsung dari lingkungan

    sekitar, dan konsep yang kita dapati tidak abstrak. Permasalahan khusus atau yang juga merupakan

    kekuatan dari matematika terletak pada hebatnya keabstrakan dan keumuman yang dicapai oleh

    generasi-generasi sebelumnya. Pelajar jaman sekarang harus mengolah konsep matematika yang telah

    ada, bukan konsep yang masih mentah. Hal ini bukan hanya sebuah keuntungan yang tak terkira,

    bahwa seorang siswa bisa memperoleh pengetahuan tentang konsep dengan cepat, padahal konsep-

    konsep itu memerlukan waktu berabad-abad untuk mengembangkannya. Selain itu, hal ini juga dapat

    menghadapkan kita pada suatu tantangan tertentu.

    Matematika tidak dapat dipelajari secara langsung dari lingkungan sehari-hari, namun hanya

    dipelajari secara tidak langsung dari matematikawan yang lain. Sisi baiknya, hal ini dapat membuat

    sebagian besar pelajar bergantung pada gurunya, termasuk pada siapa saja yang menulis buku-buku

    matematika. Sisi buruknya, hal ini menghadapkannya pada kemungkinan untuk memperoleh rasa

    takut seumur hidup dan membenci matematika.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    13/68

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    14/68

     

    Dari prinsip kedua memahami matematika disebutkan bahwa dibutuhkan pengabstraksian

    lebih lanjut dari konsep-konsep yang sudah dimiliki sebelumnya. Untuk melakukan ini kita harus

    menemukan konsep-konsep pembantu, dan untuk setiap konsep pembantu harus ditemukan lagi

    konsep pembantunya, begitu seterusnya sampai ditemukannya konsep primer dari pengalaman yang

    dianggap telah diketahui. Bila hal ini telah dikerjakan, maka dapatlah dibuat sebuah rencana

    pembelajaran yang cocok, yang nantinya akan disajikan kepada siswa, misalnya bisa berupa tugas.

    Analisa konseptual ini melibatkan jauh lebih banyak kerja daripada sekedar memberikan

    definisi-definisi. Bila hal ini dilaksanakan secara konsisten akan memberikan hasil yang

    menggembirakan. Ide seperti ini, mula-mula baru diajarkan di Universitas, sekarang dianggap cukup

    sederhana sehingga sudah dikenalkan pada Sekolah Dasar. Contohnya topik mengenai himpunan dan

    korespondensi satu-satu. Sementara itu, ada topik yang dinggap elementer, setelah dianalisa ternyata

    berisi ide-ide yang sebagian besar belum dikuasai oleh guru, seperti pada topik pecahan.

    Ada dua konsekuensi lain dari prinsip kedua ini. Pertama, dalam menyusun abstraksi-abstraksi

    haruslah berurutan. Sebab bila dalam suatu tingkatan tertentu konsep tidak dikuasai secara sempurna,maka pada tingkat selanjutnya akan semakin mengalami kesulitan. Keterkaitan seperti ini hanya

    dijumpai pada pelajaran Matematika tetapi tidak pada pelajaran-pelajaran yang lain. Kita dapat

    mengerti ilmu bumi tentang Afrika meskipun kita tidak mempelajari ilmu bumi tentang Eropa. Sejarah

    abad ke-19 dapat dikuasai walaupun kita tidak mempelajari peristiwa abad ke 18. Dalam fisika, orang

    bisa mengerti panas dan cahaya birapun ia tidak mengerti suara. Sedangkan untuk bisa menguasai

    Aljabar harus betul-betul memahami ilmu hitung, sebab ilmu hitung mendasari ilmu aljabar. Karena

    itu, belajar aljabar tanpa menguasai ilmu hitung adalah hal yang mustahil. Karena banyak siswa yang

    mempelajari ilmu tidak sempurna, tidaklah mengherankan bahwa matematika menjadi sebuah buku

    yang tertutup bagi mereka. Bahkan bagi mereka yang memulai (belajar) dengan baik, oleh karena

    absen, kurang perhatian, atau alasan lain, dapat gagal membentuk konsep pada suatu tahap tertentu.

    Akibatnya, konsep–konsep berikutnya yang tergantung pada konsep itu mungkin tidak akan pernah

    dipahami. Akibat lainnya, siswa bias kehilangan ketajaman pikirannya. Tetapi, akibat yang terakhir ini

    masih bias diperbaiki bila dimungkinkan untuk melakukan penjajakan kembali; misalnya kalau buku

    yang dipakai memuat penjelasan yang cukup rinci dan bukan sekedar berupa kumpulan soal–soal

    latihan. Berarti keberhasilan juga ditentukan sebagian oleh kemampuan siswa belajar sendiri.

    Konsekuensi yang kedua adalah sumbangan konsep-konsep yang diperlukan untuk

    menentukan langkah-langkah baru dalam mengabstraksi haruslah tersedia. Ini berarti bahwa kapan-

    kapan saja konsep masa lalu diperlukan, konsep itu harus yang dapat diakses. Dan hal ini tidak cukup

    hanya mempelajari konsep tersebut di masa lalu karena konsep itu setiap kali diperlukan. Lagi–lagi ini

    berkaitan dengan tersedia atau tidaknya syarat–syarat untuk melakukan pelacakan kembali. Bagi

    pemula, bimbingan guru sangat bermanfaat dalam melakukan pekerjaan ini. Sedang bagi siswa yang

    aktif akan lebih baik bila melakukannya atas kesadaran sendiri. Implikasinya, suatu jawaban dari

    pertanyaan mempunyai arti yang lebih banyak bagi yang bertanya dibanding yang mendengar.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    15/68

    Belajar dan Mengajar  

    Dalam belajar matematika, meskipun kita mampu mengkreasikan suatu konsep dalam pikiran

    kita, namun tidak bila lepas dari konsep-konsep matematika yang ditemukan oleh ahli matematika

    terdahulu. Seorang jeniuspun tidak akan melakukanya tanpa ini (konsep-konsep terdahulu). Hal ini

    terutama pada tahap awal menjadikan dan pada kebanyakan siswa sangat bergantung pada pengajaran

    yang baik. Untuk mengetahui apa iitu matematika, bagaimana mengajarkannya dan bagaimana

    mengkomunikasikannya pada orang yang tingkat konseptualnya lebih rendah merupakan beberapa hal

    yang perlu diperhatikan. Khusus mengenai bagaimana mengajarkan matematika pada orang yang

    tingkat konseptualnya lebih rendah saat ini kurang mendapat perhatian. Akibatnya banyak siswa

    selama sekolah tidak suka bahkan takut terhadap matematika.

    Banyak usaha yang telah dilakukan untuk memperbaiki hal ini. Misalnya, dengan

    memperkenalkan silabi model baru, penyajian yang lebih menarik, penyajian melalui TV dan lain-lain.

    Semua usaha ini akan lebih berarti bila proses mental yang terjadi dalam matematika juga

    diperhatikan. Dalam pembahasan ini, biarpun kita sedang membicarakan konsep-konsep matematika,

    namun kebanyakan contoh yang dipakai adalah non matematika. Konsep-konsep matematika

    dihasilkan dari beberapa pengabstraksian, disimpulkan dari abstraksi-abstraksi dan seterusnya,sehingga alas an psikologis yang semula dalam bahaya menjadi hilang oleh kekomplekkan contoh-

    contoh matematika. Bahkan setelah diperiksa topik-topik sederhana seperti menghitung perkalian

    panjang, banyak memuat konsep-konsep tingkat rendah.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    16/68

    BAB III

    IDE DARI SKEMA

    Meskipun dalam bab sebelumnya perhatian kita dipusatkan pada pembentukan konsep

    tunggal, masing-masing dengan sifatnya tertanam dalam struktur konsep lain . Setiap (kecuali konsep

    primer) berasal dari konsep lain , dan berkontribusi terhadap pembentukan dari yang lain, maka itu

    adalah bagian dari hirarki. Tetapi pada setiap tingkat klasifikasi alternatif yang mungkin, mengarah ke

    hirarki yang berbeda. Sebuah mobil dapat digolongkan sebagai kendaraan ( dengan bus, kereta api ,

    pesawat terbang ) , sebagai simbol status ( dengan judul , alamat yang baik , mantel bulu ) , sebagai

    sumber pendapatan pedalaman ( dengan tembakau , minuman , dan anjing lisensi ) ; sebagai ekspor (

    dengan piringan hitam , wiski Scotch , Harris tweed ) , dll. Terlebih lagi , konsep kelas di mana kita

    telah bicarakan sejauh ini tidak berarti satu-satunya jenis . Mengingat koleksi , bukan dari benda

    tunggal tetapi pasangan benda , kita mungkin menyadari kesamaan antara pasangan . Sebagai contoh:

    Puppy , dog ; kitten , cat ; chicken, ayam .

    Di sini kita melihat bahwa masing-masing pasangan ini dapat dihubungkan dengan gagasan '... adalah muda ... ' . Contoh lain :

    Bristol , Inggris ; Hull , Inggris , Rotterdam ; Belanda.

    Dalam hal ini , masing-masing pasangan dapat dihubungkan dengan gagasan ' ... adalah

    pelabuhan ...' . Kedua ide menghubungkan mereka sendiri adalah contoh ide baru yang disebut relasi .

    Sebuah hubungan matematis dapat dilihat dalam koleksi pasangan berikut .

    ( 6 , 5 ) , ( 2 , 1 ) , ( 9 , 8 ) , ( 32 , 31 ) ...

    Kita dapat menyebut relasi ini 'adalah salah satu lebih dari ' , atau ' adalah penerus dari ' .

    Contoh lain matematika :

    ( 1/2 , 2/4 ) , ( 1/ 3 , 2/6 ) , ( 1/4 , 2/ 8 ) ...

    Hubungan ini disebut ' setara dengan ' . Fraksi-fraksi di masing-masing pasangan , meskipun

    tidak identik , mewakili jumlah yang sama . Pemberitahuan ( 1 ) bahwa dalam matematika itu adalah

    biasa untuk menyertakan pasangan dalam hubungan yang diberikan dalam kurung , seperti di atas , (2

    ) bahwa urutan dalam pasangan biasanya penting . ini :

    ( 5 , 6 ) , ( 1 , 2 ) , ( 8 , 9 ) , ( 31 , 32 )

    Berada dalam hubungan yang berbeda dari ini :

    ( 6 , 5 ) , ( 2 , 1 ) , ( 9 , 8 ) , ( 32 , 31 )

    Kita bahkan dapat mulai mengelompokan hubungan ini . Mereka hubungan matematika yangdiberikan sebagai contoh di paragraf terakhir yang dipilih untuk contoh dua jenis tertentu : urutan

    hubungan , dan hubungan kesetaraan . Hubungan urutan lainnya adalah : lebih besar dari , adalah

    nenek moyang , yang terjadi setelah . Hubungan kesetaraan lainnya adalah : adalah ukuran yang sama

    seperti , adalah saudara kandung , adalah warna yang sama dengan . Kedua hubungan urutan dan

    hubungan kesetaraan memiliki sifat umum yang penting . Jadi kita tidak hanya memiliki struktur

    hirarkis konsep kelas , tetapi struktur lain hubungan individu, dan kelas hubungan , yang membentuk

    silang - hubungan dalam struktur pertama.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    17/68

    Sumber lain linkages silang muncul dari kemampuan kita untuk ' mengubah satu ide ke lain '

    dengan melakukan sesuatu untuk itu .

    Contoh : baik→ buruk panas→ dingin tinggi→ rendah

    Contoh lain : baik→ terbaik buruk→ terburuk tinggi→ tertinggi

    Ini 'sesuatu yang bisa kita lakukan untuk sebuah ide ' disebut transformasi , atau yang lebih

    umum fungsi . Ada banyak jenis transformasi , dan , terlebih lagi, kita dapat menggabungkan dua

    transformasi tertentu untuk mendapatkan transformasi lain (hanya salah satu dapat menggabungkan

    dua nomor untuk mendapatkan yang lain ) . Misalnya dengan menggabungkan dua transformasi di

    atas kita mendapatkan

    Baik→ terburuk , panas→ terdingin , dll

     Jadi transformasi keduanya terhubung di antara mereka sendiri , dan juga sumber lain

    hubungan antara ide-ide yang mereka terapkan .

    Hal tersebut di atas menawarkan singkat , dan mungkin lebih terkonsentrasi , sekilas kekayaan

    dan berbagai cara di mana konsep bisa saling terkait , dan struktur yang dihasilkan . Studi tentang

    struktur sendiri merupakan bagian penting dari matematika , dan studi tentang cara-cara di mana

    mereka dibangun , dan fungsi , di bagian paling inti dari psikologi pembelajaran matematika .

    Istilah umum psycholigical untuk struktur mental adalah skema  . Istilah tidak hanya

    mencakup struktur konseptual matematika kompleks, tetapi struktur yang relatif sederhana yang

    mengkoordinasikan aktivitas sensorik-motorik . Di sini kita seharusnya mengaitkan dengan skema

    konseptual abstrak . Bab sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsep-konsep memiliki asal-usul

    mereka dalam pengalaman indrawi , dan aktivitas motorik lebih ke arah , dunia luar . Tapi mereka

    segera dilepas dari asal-usul mereka , dan pengembangan lebih lanjut berlangsung dengan interaksi

    dengan matematikawan lain , dan dengan satu sama lain .

    Skema memiliki dua fungsi utama .mengintegrasikan pengetahuan yang ada , dan peralatan

    mental untuk mendapatkan pengetahuan baru .

    Menggabungkan Fungsi dari Skema

    Ketika kita mengenali sesuatu sebagai contoh dari suatu konsep kita dapat mengetahuinya pada

    dua tingkat: sebagai sesuatu itu sendiri, dan sebagai anggota dari suatu golongan. Demikian juga ketika

    kita melihat beberapa bagian dari mobil, dengan sendirinya kita dapat mngenalinya sebagai bagian

    dari golongan mobil pribadi. Tetapi golongan konsep ini dihubungkan oleh mental skema kita dengan

    skema yang sangat banyak, yang ada untuk membantu kita beradaptasi terhadap berbagai situasi yang

    diakibatkan dari mobil. Andaikan mobil tersebut akan dijual, kemudian semua pengalaman kitadengan mobil ikut dijual untuk menunjang mobil tsb, pemeriksaan-pemeriksaan penampilannya

    mungkin dapat terpanggil kembali, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipertanyakan sekarang pada

    mobil tersebut. Andaikan harganya di luar keseimbangan saldo bank kita saat ini, kemudian sumber

    penghasilan (pinjaman bank, biaya penyewaan) datang pada pemikiran. Andaikan dengan

    kemugkinan lain bahwa mobil tersebut berada di jalan, tetapi mengalami kendala (kerusakan),

    kemudian hal-hal yang dapat membantu antara lain bengkel terdekat, nomor telepon yang dapat

    dihubungi.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    18/68

    Kebanyakan skema ini sudah dihubungkan dengan konsep mobil yang sebelumnya. Tapi,

    andaikan sekarang kita parkir di tepi pantai, dan mendapati roda mobil kita terbenam di pasir yang

    halus. Masalah ini diselesaikan dengan skema dari pengalaman di medan lain yang mengharuskan

    dijual untuk menunjang: seperti perilaku pasang, cara untuk membuat permukaan yang kuat di atas

    pasir. Skema yang lain yang sudah kita miliki, menjadi kesempatan paling baik untuk meniru untuk

    kejadian yang tidak terduga. 

    Skema sebagai Alat Pembelajaran Lebih Lanjut

    Skema yang kita miliki sangat diperlukan sebagai pelengkap pengetahuan selanjutnya. Hampir

    semua yang kita pelajari bergantung pada sesuatu yang sudah kita ketahui sebelumnya. Untuk

    mempelajari desain pesawat terbang kita harus tahu aerodinamis, yang bergantung pada kalkulus,

    yang memerlukan pengetahuan tentang aljabar, yang bergantung pada aritmatika. Untuk mempelajari

    kemajuan psikologi, dibutuhkan biokimia yang memerlukan pengetahuan tentang kimia dasar. Hal ini

    dan semua pembelajaran tingkat tertinggi bergantung pada dasar skema dari menulis, membaca, dan

    berbicara (atau, kecuali mengomunikasikan dengan cara lain) dengan bahasa asli kita.

    Prinsip ini (ketergantungan pembelajaran baru pada skema yang cocok yang sudah ada) adalahgeneralisasi dari kedua prinsip pembelajaran konseptual yang dinyatakan dalam bab 2 halaman 32.

    Dalam bentuk umum, banyak hal baru yang penting yang kurang kita sadari ketika kita berpusat pada

    konsep pembelajaran tertentu, meskipun dengan belajar dari pengalaman yang lalu kita menjadi lebih

    paham pada konsep tersebut. Sebagai perkenalan, konsep ini akan berguna untuk melihat sebuah

    percobaan yang bertujuan untuk mencoba mengisolasi faktor skema dalam belajar, lebih tepatnya

    untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skema yang cocok untuk membuat jumlah materi baru

    yang dipelajari lebih banyak.

    Untuk tujuan percobaan tersebut, sebuah skema buatan dipikirkan, agak mirip bahasa isyarat

    Red Indian. Pada hari pertama subjek yang dipelajari mempunyai enam arti dasar dari tanda.

    Pada hari kedua, pengertian diberikan untuk memasangkan atau mengelompokkan tiga simbol.

    Arti dari kelompok simbol ini dihubungakan dengan arti dari masing-masing simbol tunggal,

    yang dapat diperiksa pembaca. Pada hari ketiga dan keempat, kelompok yang diajarkan ditingkatkan,

    pengertiannya dihubungkan dengan kelompok kecil.

     Tugas terakhir pada hari keempat adalah mempelajari dua halaman simbol yang masing-

    masing berisi seratus simbol pada sepuluh kelompok yang masing-masing mempunyai 8-12 simbol.

    Pada satu halaman, masing-masing kelompok diberikan sebuah arti yang berkaitan dengan arti dari

    kelompok kecil, seperti contoh yang diberikan. Halaman lain berisi kelompok-kelompok dengan arti

    yang sama untuk membandingkan kelompok, tetapi tidak pada subjek. kelompok pembanding telah

    belajar simbol yang sama tetapi mempunyai arti berbeda, dan ini sudah dibangun untuk sebuah skema

    yang berbeda. Jadi tugas akhir mereka, masing-masing kelompok mempunyai skema yang cocok untuk

    satu halaman. Dengan kata lain apa yang berarti untuk satu kelompok, bukan berarti mempunyai arti

    pada kelompok lain, dan sebaliknya.

    Ketika hasil pembelajaran dengan skema dan menghapal dibandingkan, perbedaannya

    mencolok.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    19/68

    Pada kasus ini, metode pembelajaran dengan skema dua kali lebih teringat dari pada

    menghapal, ketika diuji setelah itu, pada empat minggu ke depan, proporsinya berubah 7 kali lipat.

    Belajar dengan skema tidak hanya belajar yang baik, tetapi juga baik untuk mempertahankan.

    Secara objektif, dua halaman simbol sama untuk semua pelajaran. Satu-satunya perbedaan

    adalah pada struktur mental yang mereka miliki untuk belajar. Jelas oleh karena itu skema yang kita

    buat pada awal pembelajaran akan sangat penting untuk mengetahui kemudahan atau kesulitan untuk

    menguasai topik selanjutnya. Kekita belajar skematik kita tidak hanya belajar lebih efisien, kita juga

    dapat menyiapkan alat mental untuk menerapkan pendekatan yang sama untuk pembelajaran

    selanjutnya, di bidang tersebut. Berikutnya menggunakannya untuk mengkonsolidasi isi skema dari

    awal. Skema memberikan tiga kali lipat untuk mengingat.

    Kerugian yg mungkin untuk dipertimbangkan.

     Jika tugas yang dipertimbangkan dalam isolasi, skematik belajar mungkin memakan waktu

    lebih lama. Aturan untuk memecahkan persamaan yang sederhana atau untuk menggunakan logaitma

    capat mengingat lebih lama dari pada hanya mengerti. Sehingga jika semua ingin mempelajari yang

    melakukan pekerjaan khusus, mengingat sebuah cara cepat. Satu keinginan untuk maju kemuadian

    nomor dari peraturan untuk mempelajari dengan tekun lebih memberatkan sampai lebih banyak.Sebuah skema adalah lebih dari pada sebuah konsep. Lebih banyak skema matematika, semua itu

    dimaksudkan untukmenyalurkan ide mengaplikasikan matematika yang secara umum. Menghabiskan

    waktu memproleh itu semua tidak hanya hasil psikologi. Tetapi hasil matematika. Konteks yang

    dimaksud adalah, psikologi bagus maka matematika bagus.Skema memiliki efek yang rinci pada

    pengalaman kita. Tidak hanya skema yang tidak cocok sebuah atasan untuk belajar kedepan. Setiap

    skema yang sudah hasil yang nyata. Mengembangkan skema berarti yang struktur individu adalah

    pengalaman masa lalu mereka. Dan skema harus disimilasi data baru. Skema harus d akomondasi

    dengan data yang baru. Ini akan enjadi sulit , dan jika ini fatal maka setiap tidak dapat diatasi. Tidak

    hanya konsep baru untuk dimengerti pada pengalam baru mereka dan juga terdiri dari konsep dasar

    yang khusus. Skema terdiri dari hasil yang berdiri sendiri dan dapat mengubahnya menjadi

    menakjubkan. Skema memberikan perasaan kekuasaan dan membuasakan menyenanginya.

    Salah satu skema matematika paling dasar yang kita pelajari adalah menghitung angka

    (penjumlahan dan perkalian). Setelah belajar untuk menghitung sampai sepuluh, anak dengan cepat

    berkembang menjadi dua puluh, dan bersemangat untuk melanjutkan proses. Untuk memperluas

    penambahan dua digit nomor membutuhkan pemahaman tentang sistem dari penomoran berdasarkan

    nilai tempat, tetapi setelah itu dikuasai, penambahan tiga, empat, lima angka lagi akan langsung

    berjalan. Perkalian muncul dari penjumlahan berulang dan perkalian panjang dari perkalian

    sederhana. Selama proses tersebut, asimilasi mendominasi lebih dari pada akomodasi.

    Masalah muncul, ketika angka-angka pecahan yang ditemukan. Pecahan merupakan system

    penomoran baru dengan karakteristik yang berbeda misalnya, jumlah tak terbatas dari fraksi yang

    berbeda dapat digunakan untuk mewakili nomor yang sama. Perkalian tidak lagi dapat dipahami

    dalam hal penambahan berulang. Sebelum angka-angka pecahan dapat dipahami, akomodasi utama

    skema nomor diperlukan. Beberapa orang memang menjalani hidup tanpa pernah benar-benar

    memahami angka-angka pecahan. Guru mereka mungkin tidak pernah memahamkan mereka dengan

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    20/68

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    21/68

    Aturan : relasi dapat traversedif dan hanya jika jumlah simpul ganjil adalah nol , atau dua.

    Dengan aturan ini adalah mudah untuk memverifikasi relasi yang dapat dilalui, mulai di pojok kiri atas

    dan tidak bisa. Relasi yang lebih rumit menyajikan sedikit kesulitan besar.

    Dua kelompok anak usia 11 tahun diperkenalkan dengan ide-ide di atas. Kelompok 1 diberi peraturan

    ini , dan juga penjelasan ( yang akan diselenggarakan dari pembaca pada tahap ini ) dari alasan untuk

    aturan. Kelompok 2 diberi hanya aturan. Kedua kelompok anak-anak kemudian diberi 12 masalah

    semacam ini, termasuk beberapa relasi cukup rumit. Semua anak dari kedua kelompok mendapat

    semua masalah yang tepat. Pada tahap ini, seseorang tidak bisa membedakan dengan hasil mereka

    antara anak-anak yang mengerti alasan bagi kekuasaan dan mereka yang tidak.

    Satu set lebih lanjut dari masalah relasi ini kemudian disampaikan kepada 2 kelompok , dengan satu

    perbedaan kecil. Berikut adalah 4 relasi khas dari set. Masalah baru adalah mencoba untuk

    menemukan mana relasiyang bisa dilalui seperti sebelumnya, tapi kali ini berakhir di titik awal untuk

    mencoba menemukan aturan untuk melakukan hal ini . Sebelum membaca lebih lanjut , pembaca

    mungkin peduli untuk mencobanya sendiri.

    Kelompok ketiga, tanpa pengalaman sebelumnya masalah ini dan tidak ada pengetahuan

    tentang aturan, juga diberikan tugas baru ini. Hasilnya , dalam hal anak-anak menemukan aturan baruyang benar , adalah :

    Kelompok I

    ( aturan pertama dengan pemahaman )9 anak dari 12 anak 75 %

    Kelompok II

    ( aturan pertama tanpa pemahaman )3 anak dari 10 anak 30 %

    elompok III

    ( tidak memiliki pengetahuan

    sebelumnya )

    2 anak dari 12 anak 17 %

    Bahwa hasil awal dari kelompok 1 dan 2 telah dibedakan, ini masalah baru menunjukkan kesenjangan

    yang besar antara mereka. 75 % dari kelompok pertama lebih mampu beradaptasi dengan tugas baru,

    tetapi hanya 30 % yang kedua, yang melakukan sedikit lebih baik daripada group III tanpa pengalaman

    sebelumnya.Sekarang ambil selembar kertas polos dan salin di atasnya simpul hanya relasi.

    Selanjutnya, menggambar relasi dimulai pada setiap titik, tanpa mengangkat titik pensil Anda dari

    kertas. Perhatikan bahwa setiap kali Anda memasukkan dan meninggalkan titik, Anda menambahkan

    dua busur ke nomor yang bertemu di sana, yang Anda meningkatkan agar vertex oleh dua. Lakukan

    hal yang sama untuk relasi dan untuk relasi dimulai di pojok kiri.Penjelasan ini, yang tentu saja lebihsingkat dari yang diberikan kepada anak-anak, akan diharapkan memberi petunjuk yang cukup bagi

    pembaca untuk memahami aturan pertama.

    Saya baru-baru datang di program mahal yang disebut " Pengantar Topologi ", dipublikasikan

    dengan mesin pengajaran mahal, di mana aturan pertama diberikan, dan tanpa penjelasan . Dalam

    bentuk ini, tidak hanya sulit untuk beradaptasi dengan masalah jenis kedua. Hal ini tidak

    memungkinkan seseorang untuk menjawab pertanyaan terkait lainnya seperti " Bagaimana kita bisa

    yakin bahwa aturan ini relasi ? " , Dan terutama " Bagaimana bisa yakin bahwa relasi tersebut tidak

    dapat dilalui oleh seseorang cukup pintar ? " Semua pertanyaan ini dapat dijawab oleh seseorang yang

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    22/68

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    23/68

     

    BAB IV

    KECERDASAN INTUITIF DAN REFLEKTIF 

    Ada sebuah anekdot tentang seorang profesor matematika yang sangat terkenal. Dia

    menceritakan pengalamannya ketika menangani audien, kemudian menulis sebuah pernyataan

    matematis di papan yang berbunyi: “Ini, tentu saja, ini nyata”. Dengan melihatnya lagi, dia

    mengatakan “Setidak-tidaknya, saya berpikir bahwa ini nyata”. Keraguannya semakin bertambah,

    kemudian dia berkata “Permisi” dan dia mengambil pensil dan kertas, kemudian keluar dari ruang

    kelas sekitar 20 menit. Setelah kembali, dia berkata “Ya, saudara-saudara, ini adalah nyata”.

    Secara psikologis, yang menjadi daya tarik dari cerita ini adalah tidak adanya ketepatan dan

    kemantapan antara pernyataan pertama yang dapat dipercaya dengan lamanya waktu yang

    dibutuhkan untuk berpikir. Setelah timbul keraguan, maka tidak akan ada lagi kepercayaan yang

    didapat kembali oleh profesor tersebut. Pada pernyataan pertama, dapat diartikan “Secara intuisi kami

    dapat menerima kebenaran dari pernyataan itu”. Pada pernyataan kedua, diartikan bahwa melaluianalisis logika, penerimaan secara intuisi pada pernyataan pertama dibenarkan. Menjadi yakin akan

    sesuatu adalah satu hal; mengetahui mengapa sesuatu itu yakin adalah hal lain.

    Contoh lain yang serupa misalnya mengalikan 16 dengan 25. Maka akan timbul pertanyaan.

    1) Berapakah jawabannya? 2) Jelaskan bagaimana anda mengerjakannya! Mungkin untuk menjawab

    pertanyaan pertama, kita dapat menjawab cepat, tetapi untuk menjawab pertanyaan kedua, kita akan

    mengalihkan perhatian dari tugas pertama dan melibatkan proses mental dalam memperoleh jawaban

    pertanyaan kedua.

    Contoh lainnya yaitu penggunaan kata “i s ” pada dua kalimat berikut ini. “What I am wri ting

    wi th i s chalk ” dan “Chalk is whi te ”. Maka akan timbul pertanyaan 1) Tepatkah penggunaan kata “is ”?

    2) Apakah artinya sama? Pertanyaan pertama dapat segera dijawab; tetapi untuk menjawab pertanyaan

    kedua kita harus memikirkan penggunaan kata “is ” dalam setiap kalimat.

    Pada ketiga contoh di atas, terdapat perbedaan antara dua model fungsi kecerdasan yaitu

    intuitif dan reflektif. Intuitif dapat diartikan berdasarkan bisikan hati atau bersifat intuisi, yaitu daya

    atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari. Reflektif dapat

    diartikan gerakan badan diluar kesadaran atau kemauan atau bersifat refleks, yaitu gerakan otomatis

    dan tidak dirancang terhadap rangsangan dari luar yang diberikan suatu organ atau bagian tubuh

    yang terkena.

    Pada tingkat intuitif, kita menyadari bahwa melalui reseptor/ alat indera (terutama

    penglihatan dan pendengaran), kita dapat mengetahui lingkungan luar. Hal ini dikarenakan, secara

    otomatis data tersebut diklasifikasikan dan dihubungkan dengan data serupa yang sudah ada, dengan

       I   N   T   E   R   V   E   N   I   N   G

       M   E   N   T   A   L

       A   C   T   I   V   I   T   I   E   S RECEPTORS

    EFFECTORS    E   X   T   E   R   N   A   L

       E   N   V   I   R   O   N   M   E   N   T

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    24/68

    struktur konsep yang dijelaskan di Bab 2 dan 3. Dengan otot-otot yang dimiliki, kita dapat

    menggerakan kerangka untuk berbuat pada lingkungan luar (deskripsi terdiri atas berkata dan

    menulis). Aktivitas ini banyak dikontrol dan diarahkan oleh umban balik, informasi selanjutnya

    mengenai kemajuan dan hasilnya dapat diketahui melalui reseptor luar kita. Dalam banyak kasus, hal

    tersebut dapat berhasil sepenuhnya tanpa adanya kesadaran dari proses intervensi mental. Contohnya,

    ketika membaca nyaring, mengemudi mobil, atau menjawab pertanyaan ‘16x25?’.

    Pada tingkat reflektif, aktivitas mental yang berintervensi itu menjadi obyek kesadaran untuk

    introspeksi/ mawas diri. Seorang anak bertanya kepada kita mengapa kita dalam mengucapkan kata

    “accelerate” seperti “axelerate”, bukan “ackelerate”. Maka, kita akan menjelaskan (dalam hal yang

    tepat untuk pendengar dan dengan contoh-contoh) bahwa pada c yang pertama diucapkan keras

    karena diikuti dengan konsonan, sedangkan c yang kedua diucapkan lembut, karena diikuti e atau i.

    Kemudian perlu dijelaskan lebih lanjut dengan menunjukkan ketepatan (kekonsistenan) pengucapan

    kata-kata lainnya dengan kelas-kelas tertentu yang dapat diterima oleh respon. Atau, seorang siswa

    yang menumpang kendaraan bertanya kepada kita “Mengapa kita harus mengubah gigi (gear )

    sebelum melewati tikungan tajam?”. Seolah-olah kita telah melakukan “tanpa berpikir” (hal itu dapat

    dikatakan tanpa refleksi), kita tidak memiliki kesulitan dalam menjelaskan alasan kita. Atau, setelahmenjawab dalam sekejap ‘400’ untuk pertanyaan ‘16x25’ kita mungkin akan bertanya ‘Bagaimana

    kamu melakukan itu begitu cepat?’ dan setelah menjelaskan metode kita (ada banyak untuk memilih

    dari), kita mungkin juga akan diminta untuk membenarkan itu – lebih dari pertanyaan pencarian,

    melibatkan referansi ke properti asosiatif perkalian.

    Data-data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan, tidak datang dari

    lingkungan, tetapi dari sistem konseptual kita sendiri.

    (diagram hal. 56)

    Perhatian kita arahkan pada sumber data, sehingga dengan begitu mudah dan terbiasa kita

    mampu melakukan aktifitas secara refleks. Dari situlah akan timbul kejutan. Kesadaran kita akan dunia

    luar dapat diketahui melalui panca indera (misalnya mata, telinga, dan sebagainya) dan urat syaraf.

     Tetapi tidak ada susunan syaraf yang dapat mengungkapkan sesuatu yang ekuivalen dengan “melihat”

    bayangan atau “mendengar” ucapan batin kita. Kemampuan refleks ini sangat kurang pada anak-anak.

    Berikut ini dua contoh karya Piaget:

    1. Weng (7 tahun)

    Guru : “Sebuah meja panjangnya 4 meter, kemudian 3 meja disusun memanjang. Berapa

    panjang meja sekarang?”

    Weng: “12 meter”

    Guru : “Bagaimana kamu menghitungnya?”

    Weng: “Saya menambahkan 2 dan 2 dan 2 dan 2 dan 2, dan 2”

    Guru : “Mengapa 2? Mengapa tidak mengambil bilangan lain?”

    2. Gath (7 tahun)

    Guru: “Jika akan dibagikan 9 apel kepada 3 anak, maka berapa banyak apel yang diterima

    setiap anak?”

    Gath: “Tiga buah”

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    25/68

    Guru: “Bagaimana kamu menghitungnya?”

    Gath: “Saya mencoba berpikir”

    Guru: “Apa?”

    Gath: “Saya mencoba berpikir di kepala”

    Guru: “Apa yang dipikirkan di kepalamu?”

    Gath: “Saya menghitung … Saya mencoba melihat bagaimana itu terjadi dan akhirnya saya

    menemukan 3”

    Dengan mengetahui kemampuan anak mengerjakan suatu hal, maka kita dapat mengetahui

    bagaimana dia mengerjakan hal lain. Bagaimanapun juga tergantung dari perbedaan individu, dan

    penulis baru-baru ini memperolah jawaban dari seorang anak yang berusia 6 tahun 10 bulan

    (mengenai pertanyaan panjang meja) yaitu “12 kaki”. “Dapatkah kamu menjelaskan bagaimana

     jawabanmu?”. “Baik saya berangkat dari 3, 6, 9, 12”. Untuk pertanyaan kedua (mengenai membagi

    apel) yaitu “Tiga”. “Bagaimana kamu menemukannya?”. “3 dan 3 dan 3 menjadi 9”. Kemudian secara

    spontan “Cara cepatnya yaitu 3 sebanyak 3 yaitu 9”

    Setelah kita mampu memikirkan pada skema kita sendiri, langkah penting selanjutnya dapatdiambil, yaitu mengkomunikasikannya dan mempersiapkan skema baru. Seseorang anak mungkin

    tidak dapat menyelesaikan 16 x 25 secara cepat, tetapi setelah diberi petunjuk bahwa 16 x 25 dapat

    ditulis menjadi 4 x (4 x 25) = 4 x 100 maka dimungkinkan dapat langsung menemukan jawabannya

    yaitu 400. Sehingga dengan cara yang sama, diharapkan anak juga dapat menyelesaikan perkalian lain

    seperti 24 x 25 secara cepat, bahkan menyelesaikan 25 x 25. Jika seorang anak dapat menyelesaikan

    semua itu, ini akan menunjukkan bahwa anak tersebut telah mencapai skema sederhana dan tidak

    sekedar jawaban atas pertanyaan tertentu.

    Kita dapat mengganti skema lama dengan yang baru. Sebagai gambaran, jika pembaca pernah

    mencoba mendorong mobil dengan boat trailer atau caravan yang digandengkan, maka dia dapat

    mengapresiasi contoh non matematis berikut: Penulis menahan roda stir, sedangkan di sisi lain

    pembaca menginginkan trailer maju. Hal ini tidak akan berhasil, oleh karena itu teman pengemudinya

    menyarankan pendekatan alternatif yaitu jika pembaca hanya mendorongnya dengan tangan, maka

    akan mengalami kesulitan menyetirnya. Kemudian bayangkan jika diri anda sendiri mendorong mobil

    dengan menggunakan boat trailer yang digandengkan, maka mobil tersebut juga akan maju dengan

    mudah. Substitusi skema ini ternyata sangat berhasil.

    Kita dapat membenahi kesalahan dalam skema yang ada. Jika kita mengatakan “Saya melihat

    kesalahan yang saya lakukan”. Ini berarti kita tidak hanya berpikir pada metode yang kita gunakan,

    tetapi kita berusaha menemukan detail-detail khusus didalamnya yang menyebabkan kegagalan, yang

    biasanya diikuti dengan perubahan detail-detail itu. Tetapi yang belum diketahui adalah bagaimana

    kita mampu membuat perubahan pada skema kita.

    (diagram hal.58)

    Berikut ini contoh yang melibatkan aktifitas reflektif. Seseorang ingin mengetahui bagaimana

    mengalikan dua pecahan desimal, misalnya 1,2 dan 0,57. Maka kita dapat menerangkan bahwa titik

    desimal dapat dihilangkan terlebih dahulu, kemudian mengalikan 12 dan 57 dengan cara biasa, dan

    langkah terakhir menyisipkan kembali titik desimal dengan cara menghitung total banyaknya angka

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    26/68

    dibelakang titik desimal dari dua angka tersebut. Aturan ini memungkinkan anak mendapatkan

     jawaban benar, tetapi siswa tidak mengetahui pengertian notasi desimal.

    Setelah menyelesaikan perkalian tersebut, kita dapat melangkah ke bagian selanjutnya, tanpa

    disadari kita telah menggunakan metode komunikasi. Kemudian kita dapat memutuskan metode yang

    lebih baik nantinya untuk mendemonstrasikan metode yang utama, sebelum menunjukkan (atau

    meminta peserta didik untuk mencari) cara cepatnya. Sehingga kita akan dapat mengkomunikasikan

    skema perkalian desimal.

     Jenis aktifitas reflektif yang jangkauannya lebih jauh adalah aktivitas yang mengarah pada

    generalisasi matematis. Dalam proses mempelajari perkalian pangkat (sebagai contoh), kita dapat

    melalukan secara langsung maupun melalui berberapa tahapan.

     Jika = × kemudian = × × sehingga dengan mudah dilihat jika × = ×  × × × =  

    Sehingga dengan cara yang sama kita dapat memperoleh × =  Pembagian juga menggunakan cara yang sejenis sehingga dapat di peroleh × =  Setelah kita memperkenalkan cara-cara tersebut kepada anak, barulah kita memberitahukan anak

    bahwa

    × =   ÷ =  

    Dimana m dan n sebagai bilangan natural (Asli)

    (Sebagian teks hil ang/ dir angkum)

    Proses generalisasi matematis merupakan aktifitas yang rumit dan tangguh. Rumit karena

    melibatkan pemikiran pada bentuk metode di dalamnya. Sedangkan tangguh karena membutuhkan

    kesadaran yang tinggi, perlu pengendali dan harus akurat. Akurat yang dimaksud, tidak hanya pada

     jawaban tetapi pada langkah-langkahnya. Selanjutnya, kita menciptakan contoh-contoh baru yangsesuai dengan konsep tersebut.

    Sebuah contoh yang banyak ditemui generalisasi matematika berturut adalah bilangan. Secara

    historis, dan untuk pelajar individu, (menghitung) bilangan asli datang pertama. Ini adalah sifat dari

    set diskrit benda (dan sebagainya dihitung), dan metode untuk menambahkan dan mengurangkan,

    mengalikan dan membagi ini, yang dikembangkan selama berabad-abad, yang dipelajari dalam dekade

    pertama atau begitu oleh anak-anak dari budaya kita sendiri. Selanjutnya hal-hal lain yang dihadapi

    disebut 'pecahan', 'angka negatif', dan aturan yang diberikan yang diduga menjadi cara yang benar

    untuk menambah dan mengurangi, mengalikan dan membagi. Benar menurut kriteria apa? Semua

    terlalu sering, satu-satunya yang ditawarkan adalah bahwa apa pun guru memutuskan bahwa aturan

    dimiliki, atau belum, diikuti secara benar. Dalam kasus tersebut, pemahaman telah hilang, mungkin

    tidak pernah ditangkap kembali. Lebih buruk lagi, 'masuk akal' tidak lagi menjadi kriteria dimana

    pernyataan matematika itu dinilai . Terburuk, pelajar lain telah yakin bahwa matematika

    membosankan dan tak berarti, benar apa yang disajikan kepadanya di bawah kedok ini, tapi

    matematika palsu.

    Bagaimana mungkin gagasan tentang bilangan menjadi berhasil umum melalui tahapan

    angka-angka pecahan, bilangan bulat, bilangan rasional, dll. Sebuah jawaban rinci diberikan dalam

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    27/68

    Bab 10 dan 11, tetapi perlu mengambil awal di sini. Secara singkat, kita perlu merumuskan apa sifat

    formal dari sistem bilangan asli. Dengan sistem bilangan asli kita berarti himpunan bilangan asli,

    bersama-sama dengan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian, dimana setiap dua anggota dari

    himpunan dapat dikombinasikan (dalam satu cara atau yang lain) untuk mendapatkan anggota lain

    dari himpunan. Dengan sifat formal yang kita maksud properti-properti yang tidak bergantung pada

    contoh tertentu yang kita pilih. Jadi 12 + 9 = 21 dan 12 x 9 = 108 tidak sifat formal. Tapi 12 + 9 = 9

    + 12 dan 12 x 9 = 9 x 12 yang meskipun tidak dinyatakan secara umum. Kelima sifat formal sistem

    bilangan asli adalah:

    a + b = b + a

    a x b = b x a

    a + (b + c) = (a + b) + c

    a x (b x c) = (a x b) x c

    a x (b + c) = a x b + a x c

    di mana a, b, c adalah setiap bilangan (asli). Hal ini menggoda untuk menganggap sifat ini

    sebagai hal yang sepele, tetapi mereka adalah sangat dasar dari semua manipulasi numerik, seperti

    yang dijelaskan dalam Bab 9. Sebagai contoh, tanpa properti pertama ukuran tagihan belanja kamiakan tergantung pada yang kami beli pertama dan tanpa ketiga, itu akan tergantung pada dua item

    yang asisten tambahkan bersama pertama. Kelima sifat juga dengan bantuan notasi indeks, dasar

    aljabar dasar, seperti dijelaskan pada Bab 12.

     Ternilai meskipun sistem kami menghitung bilangan adalah, ia memiliki keterbatasan. Dengan

    bantuan unit dapat diperpanjang untuk memungkinkan pengukuran obyek terus-menerus; tapi kami

    segera menemukan bahwa angka-angka yang ada tidak mencantumkan semua yang kita perlu untuk

    berurusan dengan ukuran-ukuran yang kurang dari unit. Jadi bilangan baru, sesuai dengan unit-unit

    yang rusak, diperkenalkan. Tapi kami terlalu dini memanggil mereka bilangan, sebelum kita

    mengeneralisasikan skema 'sistem bilangan', kita harus memenuhi dua persyaratan konsistensi dan

    kegunaan. (Seorang ahli matematika murni akan puas dengan yang pertama - tetapi yang kedua

    biasanya mengikuti, cepat atau lambat. Beberapa ide-ide matematika umum yang besar gagal untuk

    menjadi berguna, dalam perjalanan waktu).

    Konsistensi berarti bahwa kita harus menciptakan cara 'menambahkan' dan 'mengalikan'

    entitas baru yang memiliki lima sifat formal yang sudah terdaftar. Kegunaan berarti bahwa hasil

    manipulasi harus memberitahu kami sesuatu yang kita ingin tahu dalam hal obyek material yang

    dirujuk entitas ini. Dan meskipun hal ini tidak penting, itu akan menjadi sangat membantu jika tanda-

    tanda untuk entitas baru dapat dikembangkan dari tanda-tanda umum yang sudah digunakan (sama

    seperti kita menggunakan huruf abjad yang ada kata-kata yang baru diciptakan), dan jika metode

    untuk 'menambahkan' dan 'mengalikan' dapat memanfaatkan sejumlah besar penambahan dan

    perkalian hasil yang telah kita pelajari. Semua persyaratan ini, ketika puas, memungkinkan asimilasi

    dari sistem nomor baru untuk skema kita yang sudah ada dan mudah dipraktekkan.

    Cara di mana mereka semua bertemu adalah subyek yang menarik, dan para pembaca yang

    mengeksplorasi lebih lanjut akan belajar banyak tentang dasar-dasar pemikiran matematis. Hal yang

    sama berlaku untuk pengembangan bilangan bulat positif dan negatif, bilangan rasional (sering

    diidentikkan dengan angka-angka pecahan), dan bilangan real (sistem yang mencakup irrationals

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    28/68

    seperti √ 2, π). Di sini kita prihatin terutama dengan proses daripada hasil, dan khususnya dengan

    aktivitas merenungkan sifat formal dari skema yang merupakan bagian dari proses daripada hasil, dan

    khususnya dengan aktivitas merenungkan sifat formal skema yang merupakan bagian dari proses

    generalisasi matematika, dan yang merupakan salah satu kegiatan yang paling canggih dari kecerdasan

    reflektif. Fungsi kecerdasan reflektif sangat penting untuk kemajuan matematika ke tingkat yang lebih

    tinggi, dan lebih penting lagi untuk mengetahui pada usia berapa mulai muncul kecerdasan reflektif,

    dan bagaimana kita dapat membantu atau mempercepat munculnya kecerdasan reflektif. Pertanyaan

    pertama dapat dijawab melalui penelitian Inhelder dan Piaget yang menunjukkan bahwa anak akan

    mengembangkan kemampuan untuk memikirkan pada isi (content ) selama usia 7 – 11, dan

    memanipulasi ide-ide konkret dengan berbagai cara, seperti melakukan aksi (dalam imajinasi). Tetapi

    mereka menemukan bahwa subyeknya tidak dapat beralasan secara formal sampai masa dewasa. Yang

    berkaitan erat dengan ini, mereka menyatakan bahwa anak-anak yang lebih muda tidak dapat

    membantah hipotesis meskipun hipotesis ini bertolak belakang dengan pengalaman mereka.

    Dalam penelitian ini, subyek diambil secara acak di sekolah Swiss. Dapat dikatakan, penelitian

    menunjukkan kemajuan perkembangan kecerdasan reflektif pada anak-anak, dengan interaksi

    kemampuan bawaannya dengan pengalaman kebudayaan dan pendidikan yang mereka dapati. Apayang tidak kita ketahui saat ini adalah sejauhmana tingkat perkembangan kecerdasan reflektif dapat

    membantu anak dalam belajar. Sebagai pertimbangan, kebanyakan anak belajar menyanyi secara

    spontan. Seorang anak laki- laki yang menjadi anggota koor King’s College, Cambridge, atau Magdalen

    College, Oxford, awalnya mendengar orang lain menyanyi kemudian menirunya. Tetapi pembelajaran

    ini banyak dipercepat sehingga banyak hal yang dicapai dalam waktu singkat. Sekarang perkembangan

    kemampuan reflektif dan pemberian alasan formal bukanlah subyek yang sengaja diajarkan. Hal ini

    dikarenakan tidak terlalu penting dan kita tidak tahu bagaimana cara mengajarkannya, karena kita

     juga belum tahu bagaimana hal itu dipelajari.

    Hipotesis yang beralasan mengenai pendapat terakhir tersebut adalah adanya situasi yang

    menghendaki siswa untuk merumuskan idenya secara eksplisit dan menunjukkan mereka dapat

    berpikir secara logis dari ide lain dan ide-ide yang dapat diterima secara umum. Dengan kata lain,

    saling pendapat dan diskusi adalah cara-cara pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi

    pengembangan kecerdasan reflektif.

    Guru telah mencoba mengajarkan kecerdasan reflektif. Dalam mengajarkan suatu topik, guru

    lebih menekankan pada klarifikasi pemikiran siswanya. Penelitian sederhana juga mendukung

    pandangan ini. Siswa-siswa SLTP yang berusia sekitar 14 tahun diajarkan beberapa topik yang berbeda

    oleh guru matematikanya. Masing-masing diberikan sebuah tes mengenai topik yang telah diajarkan,

    kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok yang sama berdasarkan hasil tes tersebut. Kelompok

    pertama mengajarkan apa yang telah mereka pelajari mengenai bilangan kepada kelompok kedua.

    Siswa yang beraksi sebagai tenaga pengajar berpikir bahwa siswanya akan dites mengenai apa yang

    telah diajarkan oleh mereka. Sebenarnya, pada akhir penelitian semua dites lagi atas topik yang telah

    mereka pelajari. Tujuannya adalah untuk membandingkan efek pengajaran suatu topik pada orang

    lain, dan terus mempraktekkannya sendiri. Hasilnya nampak sangat jelas bahwa kelompok siswa yang

    menjadi tenaga pengajar mempunyai hasil tes akhir yang lebih baik.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    29/68

    Komunikasi muncul sebagai salah satu pengaruh yang menguntungkan pada perkembangan

    kecerdasan reflektif. Salah satu faktor yang bersangkutan adalah perlunya mengkaitkan ide dengan

    simbol-simbol (selengkapnya dibahas pada bab berikutnya). Faktor lainnya adalah adanya interaksi

    ide-ide seseorang dengan ide-ide orang lain, tetapi ide umum yang dihasilkan kurang egosentris, lebih

    bebas sesuai pengalaman individu. Sebagaimana telah dikemukakan, arah dan tujuan diskusi pada

    pembelajaran adalah menjelaskan ide-ide dalam pikiran seseorang, menyebutnya dengan istilah-istilah

    yang tidak menimbulkan salah paham, menyatakan hubungannya dengan ide-ide lain; memodifikasi

    kelemahan pihak lain, dan akhirnya mendapatkan struktur yang lebih kuat dan lebih kohesif

    dibandingkan sebelumnya.

    Peringatan diinginkan di sini. Pembahasan sebelumnya telah membawa implikasi bahwa

    seorang individu pada tahap intuitif, mampu berpikir mengenai gabungan bentuk dan isi, dan mampu

    beralasan formal. Secara umum, jika seorang anak berada pada tahap tertentu yang seharusnya sedang

    mempelajari materi A, maka ia sudah mampu menguasai materi B. Sehingga melalui tahapan-tahapan

    serupa dalam setiap materi baru, mereka harus lebih cepat maju dibandingkan anak lain yang

    seumuran. Setiap orang hampir tidak dapat diharapkan untuk memikirkan konsep-konsep yang belum

    dibentuk, walaupun sistem reflektif seseorang dapat berkembang bagus. Sehingga tingkatan “intuitifsebelum reflektif” sebagian bisa benar untuk materi baru pada bidang studi matematika. Walaupun

    kita relatif kurang mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kecerdasan

    reflektif pada umumnya, tetapi satu hal dapat kita pastikan adalah kecerdasan reflektif pasti muncul

    walaupun terlambat.

    Siswa yang masih pada tahap intuitif, biasanya banyak tergantung pada cara penyajian materi

    oleh guru. Jika konsep baru yang didapati sangat jauh dari skema yang ada, mungkin dia tidak mampu

    mengasimilasikannya; khususnya karena tingkat akomodasi yang mungkin pada tingkat intuitif lebih

    rendah daripada yang dicapai dengan refleksi. Maka pada tahap-tahap awal, guru harus menganalisis

    konseptual siswa secara cermat sebagai dasar merencanakan pembelajaran, sehingga siswa dapat

    melakukan sintesa struktur-struktur dalam ingatannya sendiri. Itulah hal yang harus diperhatikan,

    tidak peduli apakah pembelajaran terjadi langsung oleh guru, maupun pembelajaran tidak langsung

    yaitu dari buku. Pembelajaran langsung oleh guru mempunyai keuntungan yaitu pertanyaan dapat

    diajukan, penjelasan dapat diberikan; dan bahkan keuntungan yang lebih besar bahwa guru yang

    sensitif dapat mempersepsikan perkembangan skema tiap siswanya, dan mengajarkan materi yang

    tepat sesuai dengan kondisi siswa. Pendekatan ini lebih fleksibel, disesuaikan dengan penguasaaan

    siswa sehingga tidak harus tepat sesuai rencana yang telah disiapkan.

    Kontribusi akhir dari guru adalah mengurangi ketergantungan siswa padanya. Contohnya,

    ketika seorang anak sedang mengerjakan sebuah teka-teki ( jigsaw puzzles ) untuk pertama kalinya,

    maka ibunya biasa memberi bagian-bagian yang dirasa cocok dengan apa yang telah dia tempatkan

    bersama. Tetapi ketika tahap intuitif dan reflektif telah dicapai, maka anak tidak akan suka jika dibantu

    dalam mengerjakan, sehingga guru harus memberi kebebasan kepada siswanya. Setelah seorang siswa

    mampu menganalisis materi baru untuk dirinya sendiri, maka dia dapat mencocokan pada skemanya

    sendiri dengan cara-cara yang paling berarti bagi dirinya sendiri; dan mungkin mempunyai cara yang

    sama dengan apa yang disajikan oleh guru.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    30/68

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan oleh tenaga

    pengajar matematika, yaitu:

    1. Guru harus menyesuaikan materi matematika sesuai dengan status perkembangan skema

    matematis siswa.

    2. Guru harus menyesuaikan cara penyajian materi sesuai dengan kemampuan berfikir

    siswa.

    3. Secara bertahap guru harus meningkatkan kemampuan analitiknya untuk mencerna

    terlebih dahulu sebelum materi diberikan kepada siswa, ketika siswa berada pada tahap dimana

    mereka tidak lagi tergantung pada guru.

    Dan meskipun kami memiliki beberapa dugaan yang masuk akal tentang bagaimana

    perkembangan terakhir ini mungkin didorong, pengetahuan kita di daerah ini masih jauh dari selesai.

    dalam hal ini, seperti di banyak negara lainnya, guru terbaik adalah mereka yang masih pelajar aktif.

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    31/68

    BAB V

    SIMBOL-SIMBOL

    Pada pembahasan sebelumnya kita telah dijelaskan mengenai bentuk-bentuk konsep, fungsi

    skema (struktur-struktur konsep) dalam pengetahuan integrasi yang sudah ada, asimilasi pengetahuan

    baru, dan kekuatan tambahan yang datang dari kemampuan merefleksikan suatu skema. Dalam setiap

    proses ini sebuah bagian yang penting adalah bagaimana bermain dengan simbol yang memiliki

    fungsi-fungsi penting.

    Fungsi simbol yaitu:

    i.  Komunikasi

    ii. 

    Mencatat pengetahuan

    iii.  Membentuk konsep baru

    iv.  Membuat bermacam-macam penggolongan menjadi mudah untuk dipahami

    v.  Memberi penjelasan-penjelasan

    vi. 

    Membuat mungkin kegiatan yang dipikirkanvii.

     

    Membantu menunjukkan struktur

    viii. 

    Membuat pengerjaan rutin menjadi otomatis

    ix.  Membangkitkan kembali informasi dan pengertian

    x. 

    Kegiatan mental yang kreatif.

    Kebanyakan dari ini saling berhubungan, terutama yang pertama. Mencatat pengetahuan

    adalah berkomunikasi dengan pembaca, penjelasan adalah jenis spesial dari komunikasi, refleksi

    adalah komunikasi tanpa orang lain, dan hubungan-hubungan yang lain akan ditunjukkan kemudian.

    Oleh karena itu judul dimaksudkan hanya untuk kenyamanan, seperti diskusi berikut, bukan sebagai

    partisi.

    i . 

    Komunikasi

    Konsep adalah murni mental objek-tak terdengar dan tak terlihat. karena kita tidak memiliki

    cara untuk mengamati secara langsung isi pikiran orang lain atau yang memungkinkan akses dari

    seseorang ke orang lain, kita harus menggunakan cara-cara yang dapat terdengar atau terlihat – kata-

    kata terucap atau suara-suara lain, kata-kata tertulis atau tanda di atas kertas (notasi). Simbol adalah

    suara, atau sesuatu yang terlihat yang secara mentalitasterhubung dengan ide. Ide ini adalah arti dari

    simbol.Tanpaadanya ide, simbol kosong, tidak berarti. Telah disebutkan bahwa simbol terhubung pada suatu konsep yang sama dalam pikiran A dan

    B yang kemudian diucapkan dengan simbol ini. A dapat membangkitkan memori konsep B kedalam

    pengetahuannya – dapat menyebabkan dirinya mampu memikirkan konsep ini di masa sekarang.

    Ketentuan ini, bagaimanapun, tidak ada yang kecil. Setelah koneksi terjalin, artinya diproyeksikan pada

    simbol, dan keduanya dianggap sebagai satu kesatuan. Jadi, sulit untuk menyadari bahwa apa yang

    bermakna bagi diri sendiri mungkin tidak berarti bagi pendengar. Kesulitan yang dialami oleh banyak

    orang ketika berbicara dengan orang asing atau sebuah maksud yang sama tetapi tidak dapat

    ditangkap. Contohnya kata ‘penjepit’, mungkin artinya bagi orang Inggris yaitu alat untuk menjepit

  • 8/19/2019 Richard R. Skemp Psikologi P. Math. (Terjemahan)

    32/68

    celana, tetapi bagi orang amerika yaitu sepasang tanda kurung { }. Kita mungkin berpikir bahwa kita

    sedang berkomunikasi disaat kita tidak berkomunikasi, dan memang mustahil untuk mengetahui

    secara pasti dan jika demikian untuk apakah suatu gelar itu. Untuk alasan di atas, kita biasanya

    menerima begitu saja tetapi link komunikasi sangat genting dan sangat tidak dapat diakses untuk

    belajar, itulah yang perlu dilakukan lebih baik agar terkejut bahwa kita dapat mengomunikasikan ide

    kita untuk tiap-tiap orang. Setelah semua, hal ini telah mengambil jutaan tahun evolusi untuk

    memproduksi sebuah hewan yang dapat melakukannya untuk segala bagian tanda.

    Mari kita memulai poin (i) bahwa sebuah simbol, dan gabungan konsep, adalah dua hal yang

    berbeda. (ii) ba