seminar halusinasi menur (aneka)2

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya dapat menyejukan dan menyedihkan. Apabila seseorang mempunyai gangguan mental yang disebut skizofrenia yang oleh masyarakat awam banyak disebut “gila”. Hal ini dapat dipahami karena salah satu unsur manusia yang tergabung dalam bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural terganggu. Gejala ini tidak hanya di anggap sebagai bencana bagi dirinya sendiri akan tetapi juga bagi lingkungannya mulai dari keluarga teman-temannya masyarakat di sekelilingnya. (Majalah psikiatri “Jiwa” tahun 1995 : 49). Sementara itu angka gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan meningkat satu perseribu penduduk. Gangguan jiwa psikosa di Indonesia diperkirakan 1-3 perseribu penduduk, sedangkan angka gangguan jiwa neurosia termasuk neurosis cemas obsetif dan histeris serta gangguan jiwa psikosomatik sebagai akibat tekanan hidup berkisar antara 20-60 per seribu penduduk (Maramis, 1996; 98). Salah satu gangguan jiwa psikosa adalah skizofrenia akut. Gangguan psikotik akut skizofrenia akut merupakan suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala psikokotik yang secara koperatif bersifat cukup setabil dan memenuhi kreteria untuk skizofrenia tetapi hanya berlangsuyng kurang dari satu bulan lamanya (PPDGJ III, 1993 hal 128).

Upload: dean-putra-arudam

Post on 07-Jul-2016

343 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Keperawatan Jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya dapat menyejukan dan

menyedihkan. Apabila seseorang mempunyai gangguan mental yang disebut

skizofrenia yang oleh masyarakat awam banyak disebut “gila”. Hal ini dapat

dipahami karena salah satu unsur manusia yang tergabung dalam bio, psiko,

sosial, spiritual dan kultural terganggu. Gejala ini tidak hanya di anggap sebagai

bencana bagi dirinya sendiri akan tetapi juga bagi lingkungannya mulai dari

keluarga teman-temannya masyarakat di sekelilingnya. (Majalah psikiatri “Jiwa”

tahun 1995 : 49).

Sementara itu angka gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2000

diperkirakan meningkat satu perseribu penduduk. Gangguan jiwa psikosa di

Indonesia diperkirakan 1-3 perseribu penduduk, sedangkan angka gangguan jiwa

neurosia termasuk neurosis cemas obsetif dan histeris serta gangguan jiwa

psikosomatik sebagai akibat tekanan hidup berkisar antara 20-60 per seribu

penduduk (Maramis, 1996; 98). Salah satu gangguan jiwa psikosa adalah

skizofrenia akut.

Gangguan psikotik akut skizofrenia akut merupakan suatu gangguan

psikotik akut dengan gejala-gejala psikokotik yang secara koperatif bersifat

cukup setabil dan memenuhi kreteria untuk skizofrenia tetapi hanya berlangsuyng

kurang dari satu bulan lamanya (PPDGJ III, 1993 hal 128).

B. Batasan Masalah

Penggolongan dari gangguan jiwa begitu banyaknya. Sedangkan dari

penulisan mengalami keterbatasan dalam hal waktu, kemampuan, pengetahuan,

serta biaya. Maka penulis membatasi laporan ini hanya pada asuhan keperawatan

pada klien dengan skizofernia hebefrenik berkelanjutan di rumah sakit Jiwa

Daerah Menur di Surabaya.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengalaman nyata dan memgembangkan pola pikir

ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus medis

Page 2: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

skizofrenia hebefrenik berkelanjutan dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menyusun konsep dasar teori dan asuhan keperawatan pada klien

dengan diagnosa medis skizofrenia hebefrenik berkelanjutan.

b. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien melalui tahapan

proses perawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi.

c. Mampu mendokumentasi hasil asuhan keperawatan.

d. Mampu membandingkan, mengidentifikasikan serta menyimpulkan dan

merumuskan kesenjangan yang ada antara konsep dasar dengan kasus

nyata dilapangan.

e. Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam taraf sederhana secara

ilmiah untuk mengembangkan asuhan keperawatan dengan kasus medis

skizofrenia hebefrenik berkelajutan bagi sama profesi.

D. Metode Pemikiran

Dalam penyusunan laporan ini, penulis memperoleh data yang diperlukan

dengan menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Metode diskriptif

Metode sifatnya mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi waktu

sekarang.

2. Studi kepustakaan

Mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dari buku-buku yang ada

hubungannya dengan kasus skizofrenia berkelanjutan.

3. Wawancara dan observasi

Suatu proses komunikasi dan pengamatan langsung untuk memperoleh atau

mendapatkan data dan informasi yang tepat dari klien, dengan komunikasi

verbal

4. Studi dokumentasi

Suatu cara untuk memperoleh data dengan cara mempelajari status klien,

catatan keperawatan, catatan medis, dan hasil dari pemeriksaan penunjang

lainnya.

Page 3: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara langsung kepada klien.

b. Observasi dengan mengamatu terhadap reaksi, sikap dan perilaku klien yang

dapat ditangkap dengan panca indera.

c. Pemeriksaan yang meliputi : pemeriksaan laboratorium yang dapat

menunjang tegaknya diagnosa dan penanganan selanjutnya, pengamatan

psikologi.

F. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dengan wawancara serta observasi dari klien.

b. Data Sekunder

1. Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, psikolog dan tenaga pekerja

sosial.

2. Catatan yang dibuat oleh tenaga kesehatan dalam bentuk dokumentasi

medik.

3. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang hasil-hasil laboratorium.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan studi kasus ini dibagi dalam empat bab yang disusun

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB III Tinjauan Kasus

BAB IV Penutup

Page 4: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

a. Skizofrenia

Skizofrenia yaitu sekelompok gangguan psikosis dengan gejela

terpecahnya unsur-unsur kepribadian (proses berfikir, afek / emosi,

kemauan dan psikomotor) yang mulai timbul pada usia kurang dari 45

tahun (UPF, 94 : 37).

b. Skizofrenia Hebefrenik

Skizofrenia Hebefrenik dimana permulaannya perlahan atau sub

akut dan sering timbuk pada masa remaja atau antara usia 15-25 tahun.

Gejala yang mencolok adalah gangguan adanya depersonalisasi,

gangguan psikomotor seperti prilaku kekanak-kanakan yang sering

terdapat pada hebefrenik (W.F. Maramis, 1995, 99).

c. Hubungan sosial dengan perilaku menarik diri

Menarik diri adalah suatu tindakan melepas diri dari alam

sekitarnya, individu tidak minat dan perhatian terhadap lingkungan sosial

secara langsung. Dengan menarik diri tersebut klien kurang berespon

terhadap orang lain maupun lingkungannya sehingga mengakibatkan

kegagalan dalam membina hubungan dengan orang lain. Dimana individu

tersebut mampu mempengaruhi, mengubah perilaku individu yang lain

dan alam sekitarnya.

2. Etiologi

a. Teori keturunan

1). Faktor keturunan

Faktor keturunan ternyata juga berpengaruh. Hal ini telah

dibuktikan melalui penelitian tentang keluarga skizofrenia dan

keturunannya. Bagi anak dengan salah satu orang tua menderita

skizofrenia kemungkinan menderita 7-16%. Bila kedua orang tua

menderita skizofrenia 40-60%. Bagi saudara kandung 7-15%. Namun

pengaruh ini dapat kuat atau lemah tergantung juga faktor

lingkungan.

2). Endokrin

Skizofrenia mungkin terjadi karena gangguan endokrin teori

muncul dengan timbulnya skizofrenia sewaktu puberitas, kehamilan,

Page 5: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

puerperium maupun klimakterium. Tetapi hal ini belum dapat

dibuktikan.

3). Metabolisme

Teori ini muncul karena umumnya penderita skizofrenia tampak

pucat dan tidak sehat. Hipotesa ini tidak dibenarkan oleh para sarjana.

Belakangan ini teori ini mendapat perhatian lagi berhubungan dengan

afek penggunaan obat-obatan halusinogenik yang mirip dengan

gangguan skizofrenia tetapi reversibel.

4). Susunan saraf pusat

Ada yang mencari penyebab ke arah kelainan patologis ini

ditemukan sebagai akibat perubahan post mortem atau artefact

sewaktu membuat sediaan.

b. Teori psikogenik

1). Teori Adoft Mayer

Skizofrenia tidak timbul, sebagai penyakit badaniah. Namun penyakit

badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Skizofrenia

merupakan suatu reaksi yang salah atau maladaptasi. Oleh karena itu

timbul suatu disorganisasi kepribadian yang lama kelamaan individu

itu akan menjauhkan diri dari kenyataan.

2). Teori Sigmund Freud

Pada skizofrenia terdapat :

1.1 Kelemahan ego yang dapat timbul karena penyebab psikogenik

ataupun somatik.

1.2 Super ego dikesampingkan dan idlah yang berkuasa.

1.3 Kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference)

sehingga dapat terapi psikonalitik tidak mungkin.

3). Eugen Bleuler

Menganjurkan penggunaan istilah skizofrenia yang lebih

menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah

belah. Adanya disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan

perbuatan. Gejala primer skizofrenia terdapat pada gangguan proses

pikir, gangguan emosi, gangguan kemauan otisme. Sedangkan gejala

sekunder berupa waham, halusinasi, gangguan psikomotor utamanya

gejala katatonik.

Page 6: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

c. Teori yang lain

1). Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang disebabkan oleh berbagai

macam sebab antara lain : keturunan, pendidikan yang salah, tekanan

jiwa.

2). Suatu gangguan psikosomatis. Gejala yang nampak pada badan hanya

sekunder, karena gangguan dasar yang psikogenik.

3. Patofisiologi

Krilin dan Bleuler mengajukan suatu hipotesa bahwa keadaan

neuropatologi tertentu merupakan penyebab dari timbulnya skizofrenia, maka

dengan datangnya kemajuaan ilmu kesehatan yang di dukung oleh

kecanggihan peralatan medis maka banyak dilakukan penelitian dengan

menggunakan CT-Scan, penelitian diawali oleh Jhon Ston (1976-1978)

dengan dilanjutkan oleh beberapa tokoh sampai sekarang dan banyak

dilakukan oleh para peneliti adanya kelainan gambaran CT-Scan kepala klien

skizofrenia dan yang paling sering dikemukakan adalah adanya pelebaran

ventrikel baik lateralis maupun vent rikel III, juga adanya atropi dari kortek

serebri terutama daerah prefromtal, juga pernah dilaporkan adanya kalianan

patologi atau vermis serebelum pada klien skizofrenia tetapi masih banyak

juga para peneliti yang tidak menemukan adanya kelainan dengan CT-Scan

pada klien skizofrenia. Tetapi walaupun dengan hasil pemeriksaan tersebut

belum bisa menerangkan dengan pasti patofisiologi dari timbulnya

skizofrenia.

4. Gejala Klinik

Gejala-gejala khas yang meliputi berbagai hal psikologis terdiri dari

beberapa aspek yaitu :

a. Isi pikiran : gangguan utama pada isi pikir ialah waham yang seringkali

majemuk, terpecah atau aneh, misalnya berupa waham kerja dan waham

yang menyangkut dirinya (delusion of reference).

b. Bentuk pikiran : adanya gangguan pikiran formal, berbentuk sebagai

assosiasi longgar, inkoherensi, kemiskinan pembicaraan dan lain-lain.

c. Persepsi : gangguan utama adalah berbagai jenis halusinasi, tetapi yang

paling sering adalah halusinasi dengar.

d. Afek : sering sekali berupa afek yang datar atau tidak serasi.

e. Rasa kesadaran diri : sering bermanifestasi sebagai rasa perpleksitas yang

parah tentang identitas dirinya dan maka eksistensinya.

f. Dorongan kehendak (volition) : gangguan dapat berupa minat atau

dorongan yang tidak adekuat.

Page 7: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

g. Hubungan dengan dunia luar : sering terjadi kecenderungan untuk

menarik diri dari dunia luar, berfreokupasi pada ide atau fantasi yang ego

sentrik dan apabila keadaanya parah, maka jatuh ke dalam keadaan

autisme.

h. Tingkah laku psikomotor : gangguan tingkah laku psikomotor bisa

beraneka ragam, dapat berupa berkurangnya gerakan dan aktivitas

spontan atau dapat pula berupa gerakan motorik yang berlebihan.

i. Gambaran penyerta : hampir semua gejala dapat timbul tampak

kehilangan akal, berpakaian atau berdadan eksentrik, aktivitas motorik

yang tidak wajar afek tidak menyenangkan, depersonalisasi, derealisasi

dan gangguan yang mirip wahan yang mengangkut dirinya.

Gambaran utama pada skizofrenia tipe hebefrenik adalah berupa :

1). Inkoherensi yang jelas.

2). Afek datar, tak serasi atau ketolol-tololan.

3). Sering di sertai tertawa-tawa kecil atau senyum tak wajar.

4). Waham atau halusinasi yang terpecah-pecah.

Gambaran penyerta yang sering dijumpai adalah :

1). Menyeringai, pelegakan (mannerism) berkelakar.

2). Kecenderungan untuk menarik diri secara ektrem dari hubungan

sosial.

3). Berbagai perilaku tanpa tujuan.

5. Jenis skizofrenia

a. Skizofrenia simplex

1). Timbul pertama kali pada masa puberitas.

2). Gejala utama emosi yang dangkal dan kemauan menurun.

3). Tidak pernah terdapat waham, halusinasi dan tidak menunjukkan

tanda-tanda psikotik yang jelas seperti kelompok skizofrenia.

4). Pertama kali menarik diri dari pergaulan semakin lama semakin

mundur dalam pekerjaan, akhirnya jadi pengangguran, pengemis,

penjahat atau gelandangan.

5). Oneet kronis.

6). Prognosa : paling jelek.

b. Skizofrenia hebefrenik

Permulaannya perlahan-lahan dan sering timbul pada masa remaja /

antara 15-25 tahun.

Page 8: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Gejala utama :

1). Gangguan bentuk pikiran.

2). Gangguan inkoherensi yang jelas.

3). Waham yang aneh.

4). Tingkah laku kekanak-kanakan.

5). Efek emosi datar, inade kuat.

Gejala tambahan :

1). Gangguan psikomotor.

2). Menyeringai, berkelakar, menarik diri.

3). Oneet penyakit : sub akut-kronis

4). Prognosa : jelek.

c. Skizofrenia katatonik

Usia 15-30 tahun. Biasanya bersifat akut, didahului dengan stres

emosional.

Macam : 1). Stupor katatonik

- Tidak ada perhatian dengan lingkungannya.

- Emosi dangkal

2). Gaduh gelisah katatonik

Terdapat hiperaktivitas motorik dan tak di sertai

emosi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya.

d. Skizofrenia paranoid

Usia lebih dari 30 tahun. Gejala yang jelas waham primer, waham

sekunder dan halusinasi. Terdapat gangguan pada proses berfikir, afek

emosi, kemauan. Sering menyerang orang berkepribadian skizoid (mudah

tersinggung suka menyendiri).

e. Episode skizofrenia acut

Timbul mendadak sebab dan klien seperti dalam keadaan mimpi.

Kesadarannya mungkin berkabut sehingga dapat timbul perasaan seakan-

akan dunia luar maupun dirinya berubah.

Prognosa baik dalam beberapa minggu, dan kurang dari 6 bulan klien

sudah baik.

f. Skizofrenia residual

Keadaan skizofrenia dengan gejala primer Bleuler, tapi tidak jelas adanya

gejala sekunder. Keadaan ini timbul setelah beberapa kali serangan

skizofrenia.

Page 9: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

g. Skizofrenia afektif

Disamping gejala skizofrenia yang menonjol terdapat juga gejala defresi

dan manis. Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tapi mungkin juga

timbul lagi serangan.

Page 10: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS (MASALAH UTAMA)

Halusinasi

PROSES TERJADINYA MASALAH

DEFINISI

Halusinasi adalah persepsi terhadap stimulus eksternal tanpa adanya

rangsangan dari luar (W. Kusuma, 1997 : 48).

Halusinasi pendengaran (Auditif, akustik) adalah halusinasi yang mengancam

dan memberi perintah yang membicarakan atau menertawakan tanpa

bnetuk verbal atau tidak realistik (Rusdi Muslim, 2000 : 84).

Halusinasi pendengaran dapat berupa suara manusia, hewan, mesin, barang,

kejadian alamiah dan musik. (Maramis, 1994 : 119).

ETIOLOGI

Halusinasi biasanya disebabkan oleh skizofrenia gangguan mental organic,

penggunaan zat halusinogenik, ketidak seimbangan endoktrin, gangguan

efektif, depresi, sindrom putus zat dan keracunan obat.

Adapun 2 teori menurut Stuart dan sundeen tentang halusinasi.

1. Teori Biokimia

Halusinasi terjadi karena respon metabolisme terhadap stress yang

dapat mengakibatkan lepasnya zat-zat “Halusinogenetik

neurokimia”.

2. Teori Psikoanalisa

Halusinasi merupakan mekanisme pertahanan ego untuk melawan

rangsangan dari luar yang mengancam dan muncul dalam alam

sadar.

TANDA DAN GEJALA

Data Obyektif

Apatis, ekspresi wajah sedih, efek tumpul.

Menghindar dari orang lain (menyendiri) kx tampak memisahlam diri

dari orang lain, misal pada saat makan, ngobrol, dll.

Page 11: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Komunikasi kurang / tidak ada, tidak tampak bercakap-cakap dengan

perawat.

Tidak ada kontak mata, kx lebih sering menunduk.

Berdiam diri di kamar / tempat terpisah, kx kurang mobilitasnya.

Menolak berhubungan dengan orang lain, kx memutuskan percakapan /

pergi jika diajak bercakap-cakap.

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari artinya perawatan diri dan kegiatan

rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.

Data Subyektif

Data subyektif sukar didapat jika klien sulit diajak berkomunikasi.

Beberapa data subyektif adalah menjawab dengan singkat, dengan kata-

kata : Tidak, Ya, Tidak Tahu.

FAKTOR PREDISPOSISI

Teori Biologi

Indikasi pada faktor genetik.

Kecacatan sejak lahir.

Peningkatan dari depomin neurotransmitter yang menghasilkan gejala

peningkatan aktifitas yang berlebihan dan pemecahan asosiasi.

Teori Sikososial

Teori sistem keluarga (Bowen, 1978) perkembangan disfungsi keluarga

saling mempengaruhi.

Teori Interpersonal (Sullivan, 1953)

Hubungan yang menghasilkan tingkat ansietas tinggi maka konsep diri

seseorang akan ambivalen.

Teori adalah hasil dari suatu ego yang lemah dipertahankan trhadap ansietas

maka terjadi suatu yang maladaptif.

PROSES TERJADINYA HALUSINASI

a. Fase pertama

Kx mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian, yang

memuncak dan tidak dapat diselesaikan, kx mulai melamun dan

memikirkan hal-hal yang menyenangkan cara ini dapat menolong

sementara.

b. Fase kedua

Kecemasan meningkat, menurun dan berfikir sendiri jadi dominan mulai

di rasakan ada bisikan yang tidak jelas, kx tidak ingin orang lain tahu.

c. Fase ketiga

Page 12: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Bisikan suara isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan

mengontrol kx, kx menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap

halusinasinya.

d. Fase keempat

Halusinasi berubah menjadi ancaman, memerintah dan memerintah dan

memarahi kx, kx menjadi takut, tak berdaya, hilang kontrol dan tidak

dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.

Jenis-jenis halusinasi

a. Halusinasi dengar

Dengar suatu pembicaraan, mengejek, menertawakan, mengancam tetapi

tidak ada sumber disekitarnya.

b. Halusinasi penglihatan

Melihat pemandangan orang, binatang dan sesuatu yang tidak ada tetapi

klien yakin ada.

c. Halusinasi penciuman

Menyatakan mencium bau bunga, kemenyan yang tidak dirasakan orang

lain dan tidak ada sumber.

d. Halusinasi pengecap

Merasa mengecap sesuatu di mulut tetapi tidak ada.

e. Halusinasi raba

Merasa ada binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada.

POHON MASALAH

Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji

Resiko tinggi kekerasan

DS :

Kx marah-marah dan ingin memukul siapa saja yang ada

didepannya.

Kx mengatakan tidak puas jika tidak memukul orang apabila

menghadapai masalah.

Resiko tinggi kekerasan (akibat)

Perubahan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran, penglihatan → Cp

Kerusakan interaksi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Page 13: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

DO : Ekspresi wajah tegang, muka merah, tangan meremas-remas

sewaktu menceritakan apa yang terjadi.

Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran

DS : Kx mendengar suara-suara yang ingin membunuhnya.

Kx khawatir dengan suara-suara tersebut.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi prilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan sensori

persepsi : halusinasi pendengaran.

3. Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran berhubungan

dengan isolasi sosial menarik diri.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan

Resiko tinggi prilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan sensori

persepsi : halusinasi pendengaran.

1.1 Tujuan Umum

Klien tidak melakukan perilaku kekerasan.

1.2 Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat mengenal halusinasinya.

c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.

d. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya.

e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Page 14: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

BAB III

TINJAUAN KASUS

G. PENGKAJIAN

Identitas Klien

Nama : Sdr A

Umur : 17 th

Informan : Klien + RM + keluarga

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Duduk Sampeyan gresik

Pendidikan : Pelajar

Tanggal Pengkajian : 03 – 05 - 2006

Tanggal Dirawat : 28 April 2006

Diagnosa Medis : Skrzofrenia Hebefrenik episode berulang

No. RM : 02 85 21

Alasan Masuk

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pada hari sabtu kemaren dua hari yang lalu pasien dipukul,

semalam tiba-tiba pasien mengamuk da bicara tidak karuan. Kalau pasie

ingat perlakuan temanya. Pasien bicara sendiri sejak tadi malam.Pasien

makannya masih mau tapi kalau ada orang bicara pasien menghentikan

makannya.Kalau sudah ngamuk pasien bisa memukul dirinya sendiri dan

memukul tembok, pasien ingin membalas perlakuan temannya tapi tidak

bisa karena pasien sendirian, pasien sudah lama diancam temannya tapi

pasien tidak pernah bercerita pada keluarganya, pasien pernah bilang pada

keluarga kalau kiamat tinggal 5 tahun lagi,

Keluhan Utama

Page 15: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Kx bicara ngelantur tidak dapat diarahkan, kontak mata kurang, kx

memejamkan mata, kadang kx mulutnya komat-kamit, bicara sendiri.

Faktor Predisposisi

Sebelumnya kx pernah mengalami gangguan jiwa dan pernh masuk rumah

sakit dengan sakit yang sama selama 15 hari. Dan pengobatan berhasil.

Pengalaman sebelumnya kx pernah mengalami penganiayaan fisik yaitu pasien

pernah dikeroyok temannya. kx pernah dibentak sama ibu karena

menghilangkan STNK oleh karena itu penyakit pasien kambuh sehingga

pasien dirawat kembali

Masalah Keperawatan:

Resiko tinggi kekambuhan

Dari keluarga kx tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan. pasien pernah dikeroyok temannya

dan dibentak oleh orang tuanya

Masalah keperawatan:

Distres masa lalu

Fisik

TTV = TO : 130 /70 mmHg N : 88 x/menit S : 37 oC P : 20 x/menit.

Ukuran = TB : 163 cm BB : 55 kg.

Keluhan fisik :

Keadaan umum kx : pasien mengeluh kepalanya pusing, kurang tidur,

Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman .

Psikososial

Genogram Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

: Tinggal serumah

: Menikah 21 Th

Page 16: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Kx : Kx mundok selam 3 tahun kalau pulang kx pulang kerumahnya dan

berkumpul dengan orang tuanya.

Konsep Diri

Gambaran Diri

Pasien mengatakan dirinyan tidak cakep tapi pasien menyukai dirinya.

Identitas Diri

Kx berjenis kelamin laki-laki, kx sebagai siswa kelas 2 SMA kx anak

kelima dari 5 bersaudara dan kx belum menikah.

Peran

Kx sebagai anak terakhir dalam keluarganya, kx masih pelajar SMA

Idieal Diri

Kx ingin segera pulng dan ingin berkumpul dengan keluargnya serta

mau kembali kesekolah.

Harga Diri

Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak disukai teman- temanya, Kx

merasa malu untuk berteman

Masalah keperawatan:

Gangguan konsep diri ( harga diri rendah )

Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti.

Orang yang berarti adalah kakaknya karna kakaknya selalu

memperhatikanya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat.

Kx jarang bergaul dengan tetangga, saat di RSJ pasien jarang

berkomonikasi dengan pasien yang lain.

c. Hambatan dalam berhubungan dengn orang lain.

Kx adalah orang yang pemalu

Masalah keperawatan :

Gangguan interaksi sosial.

Spiritual

1. Nilai Dari Keyakinan

Kx beragama Islam dan berkeyakinan bahwa penyakitnya cobaan dari

Allah.

2. Kegiatan Ibadah

Page 17: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Sebelum MRS kx sangat rajin menjalankan sholat 5 waktu, mengaji,

pada saat MRS pasien tidak pernah sholat dan mengaji.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.

Status Mental

Penampilan

Saat dilakukan pengkajian penampilan kx secara umum tidak rapi, rambut

kotor serta acak acakan

Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri / personal hygene.

Pembicaran

Saat ditanya pasien dapat menjawab sesuai pertanyaan dengan volume

pelan, dan terkadang pasien bicara ngelantur

Masalah Keperawatan : Ganggun komunikasi non verbal.

Aktivitas Motorik

Saat dilakukan pengkajian aktivitas motorik kx terlihat malas, dan lebih

sering tidura karna pasien difiksasi.

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

Alam Perasaan

Kx sangat sedih terhadap apa yang dialaminya karna berpisah dengan

kakaknya

Masalah keperawatan:

Afek

Afek kx tidak menunjukanmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Masalah Keperwatan : Tidak ada masalah

Interksi Selama Wawancara

Pada saat dilakukan wawancara kx tidak kooperatif dan jika diajak bicara

tidak mau mentap.

Masalah Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial (menarik diri).

Persepsi (Halusinasi)

Pada persepsi (halusinasi) kx mendengar bisikan bahwa pasien tidak boleh

mengaji, bisikan itu timbul pada saat pasien diam, dan bisikan itu serng

datang pada pagi dan siang hari, saat bisikan itu datang, pasien menolak

dengan cara memberontak dan mau melawan.

Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi

pendengaran).

Proses Pikir

Page 18: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Dalam proses pikir kx tidak ada masalah kx dalam berbicara (komunikasi

non verbal tulisan) dapat merespon / pertanyaan dan jawaban sesuai.

Isi Pikir

Pasien tidak mengalami gangguan isi fikir maupun waham.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

Tingkat Kesadaran

Pada tingkat kesadaran kx dapat membedakan pagi, siang, malam dan

masih dapat mengenal tempat dan orang.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah.

Memori

Pada saat dilakukan pengkajian tidak ada masalah daya ingat px bagus lx

masih mengenal orang tua dan saudara.

Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Pada tingkat konsentrasi dan berhitung kx tidak mengalami masalah kx

dapat berhitung 1-10 dan konsentrasi dengan baik.

Kemampuan Penilaian

Pada saat ditanya lebih dulu mana kaos kaki dan sepatu dipakai ? pasien

menjawab kaos yang pertama dipakai.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.

Daya Tilik Diri

Kx dapat mengungkapkan (dengan komunikasi non verbal) bahwa kx

sedang sakit dan dirawat di RSJ Menur.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.

Kebutuhan Pulang

1. Kemampuan pasien memenuhi / menyediakan kebutuhan :

Dalam hal ini kx mengalami penurunan kemampuan klien untuk memenuhi

kebutuhannya, kx tidak bisa makan sendiri ( kebutuha ADL dibantu

keluarga )

Kegiatan hidup sehari-hari

a. Perawatan Diri

Pada perawatan diri kx masih membutuhkan bantuan sebagian

misalnya kx masih sendiri, ganti baju masih dibantu perawat /

keluarga.

Masalah Keperawatan : Defesit perawatan diri.

b. Nutrisi

Page 19: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Pada pola makan kx, kx tidak ada perubahan kx makan 3x/hari, kx

makan habis 1 porsi .

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

c. Tidur

Pada saat pengkajian keluarga pasien mengatakan dirumah sakit

pasien semalam sering terbangun

Masalah Keperawatan : Gangguan pola tidur.

d. Kemampuan kx

Kx tidak dapat mengantisipasi kebutuhan sendiri, kx tidak dapat

mengambil keputusan berdasarkan keinginan sendiri, kx bisa

mengatur penggunaan obat.

Masalah Keperawatan : mmmmmmmmmmmmmmmm

e. Sistem pendukung

Kx mendapat perhatian dari keluarga dan keluarga berharap semoga

kx cepat sembuh dan segera pulang.

f. Kegiatan yang dapat dinikmati

Saat dirumah kx sangat senang olah raga sepak bola, mengaji, wiritan

pada saat dirumah sakit kx tidak mengaji, wiritan, dan sholat sehingga

kx dikamar, kx jarang mengumpul dengan teman yang lain.

Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas.

Mekanisme Koping

Pasien apabila ada masala lebih suka menyendiri hanya kadang-kadang bicara

sama kakaknya

Masalah keperawatan : Mekanisme koping mal adaptif.

Masalah Psikososial dan Lingkungan.

1. Masalah dengan dukungan kelompok.

Kx dalam tahap isolasi

2. Masalah hubungan dengan lingkungan spesifik.

Kx jarang keluar kamar karna difiksasi,

3. Masalah pendidikan.

Kx masih pelajar kelas 2 SMA .

4. Masalah dengan pekerjaan.

Kx saat ini belum bekerja.

5. Masalah dengan perumahan.

Kx tinggal dirumah bersama keluarga

6. Masalah ekonomi.

Page 20: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Biaya kx ditanggung bapak dan ibunya.

7. Masalah dengan kesehatan.

Apabila kx sakit kx berobat kedokter terbukti kx pernah rawat inap selama

15 hari dengan sakit yang sama.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

Pegetahuan

Kx mengerti tentang penyakitnya, Faktor presipitasi, koping dan obat yang

diminum.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

Pada tanggal 17 – 05 – 2005

Faal Hati Harga normal

Bil total :0,6 mg/dl 0,2 – 1,0

SGT : 14 unit L : 11 – 49, P : 7 - 32

SGOT : 19 u/l L : 40, P : 37

SGPT : 11 u/l L : 40, P : 37

Faal Ginjal

BUN : 24 mg/d 16 – 50 mg/d

*****: 0,9 mgd L : 0,8 – 1,5 P : 0,6 – 1,2

gula darah puasa : 67 mg/dl 60 – 110 mg/d

LED : 45/75 mg/g

Diagnosa medik Skizofrenia Katatonik Stupon

Terapi medik :

- Chlor promazin (CPZ) 1 x 100 mg.

- Stelasin 2x5 mg.

- Lodomer (inj) 2x1 ampul.

- Artan 2x2 mg.

- Amoxilin 3x500 mg.

- GG (Gliser Glukonat) 3x1 tab.

- Infus DS 5 % 14 tetes.

Daftar Masalah Keperawatan

1. Gangguan konsep diri (HDR).

2. Menarik diri.

3. Koping individu tidak efektif.

Page 21: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

4. Penurunan aktivitas motorik.

5. Distress masa lalu.

6. Intoleransi aktivitas.

7. Gangguan interaksi sosial.

8. Gangguan komunikasi verbal.

9. Gangguan afek (tumpul).

10. Gangguan persepsi (halusinasi pendengaran).

11. Gangguan isi pikir (waham agama, obsesi).

12. Orientasi waktu.

13. Defesit perawatan diri.

14. Gangguan pemenuhi kebutuhan nutrisi.

15. Kurangnya pengetahuan tentang obat.

Daftar Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori perseptual (halusinasi dengar) berhubungan dengan

menarik diri.

Analisa Data

No. Tanggal Data Etiologi Masalah TT

1. 17–05-05 S :

O :

- Lx mengatakan

bahwa ada yang

menyuruh diam.

- K/U lemah,

lemas.

- Kontak mata

kurang.

- Ekspresi wajah

sedih.

- Afek tumpul

- Kx selalu

komat-kamit dan

tidak mau bicara.

- Kx mengurung

diri didakam

kamar.

Menarik

diri

Ganguan

persepsi

sensori,

halusinasi

dengar.

Page 22: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

RENCANA KEPERAWATAN JIWA

Tgl 17 – 05 – 05

Diagnosa keperawatan

Gangguan persepsi sensori (halusinasi dengat) sehubungan dengan menarik diri.

Tujuan : I

Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain, lingkungan sehingga

halusinasi dapat dicegah.

Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Kriteria evaluasi

Setelah 2 kali pertemuan klien dapat menerima kehadiran perawat.

Tindakan keperawatan

Bina hubungan saling percaya :

- Sikap terbuka dan empat.

- Terima klien apa adanya.

- Sapa kx dengna ramah.

- Tepati janji.

- Jelaskan tujuan pertemuan.

- Pertahankan kontak mata selama interaksi.

- Penuhi klien saat itu.

Rasional

Kejujuran, kesedihan, dan penerimaan, meningkatkan keperacayaan hubungan

antara kx dan perawat.

Tujuan II

Umum : Kx dapat mengenal perasaan yang menyebabkan prilaku menarik diri.

Khusus : Setelah 3x pertemuan kx dapat menyebutkan penyabab / alasan

kriteria evaluasi menarik diri pada dirinya.

Tindakan keperawatan

1. Kaji pengetahuan klien tentang prilaku menarik diri.

2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

penyabab menarik diri.

3. Diskusikan bersama klien tentang prilaku menarik diri.

4. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

prasaannya

Rasional

Page 23: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang menarik diri

sehingga perawat dapat merencanakan tindakan selanjutnya.

2. Untuk mengetahui alasan klien menarik diri.

3. Meningkatkan pengetahuan klien dan mencari pemecahan bersama

tentang masalah klien.

4. Meningkatkan harga diri klien sehingga klien berani bergaul dengan

lingkungan.

Tujuan III

Khusus kx dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.

Kriteria evaluasi

Kx dapat menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain misalnya :

- Membalas sapaan perawat.

- Menatap mata.

- Mau berinteraksi.

Tindakan Keperawatan

1. Dorong kx untuk menyebutkan cara

berhubungan dengan orang lain.

2. Dorong dan bantu kx behubungan dengan orang

lain secara bertahap antara lain.

- Klien – Perawat.

- Klien – Perawat – Perawat Lain.

- Klien – Perawat – Perawat Lain – Klien.

- Klien – Keluarga.

3. Libatkan klien dalam kegitan dalam TAK dan

ADL ruangan.

4. Reinformen positif atas keberhasilan yang telah

dicapai klien.

Rasional

1. Untuk mengetahui pemahan klien terhadap informasi yang telah

diberikan.

2. Kx mungkin dapat mengalami perasaan tidak nyaman, malu dalam

berhubungan sehingga perlu dilatih secara bertahap dalam berhubungan

dengan orang lain.

3. Membantu kx dalam mempertahankan hubungan inter personal.

4. Rein for cement positif meningkatkan harga diri.

Page 24: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Tujuan IV

Khusus : Kx dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Evaluasi

Kx dapat menyebutkan 2 dan 3 manfaat berhubungan dengan orang lain.

- Mendapatkan teman.

- Mengungkapkan perasaan.

- Membantu memecahkan masalah.

Rencana tindakan

1. Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

2. Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat berhubungan

dengan orang lain.

3. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan

manfaat berhubungan dengan orang lain.

Rasional

1. Meningkatkan pengatahuan tentang perlunya hubungan dengan orang lain.

2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman klien terhadap informasi yang telah

diberikan.

3. Rein for cement positif meningkatkan harga diri.

Tujuan V

Khusus : Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam berhubungan dengan

orang lain.

Kriterian Evaluasi

Setelah 2 kali pertemuan kx dapat membina hubungan dengan keluarganya.

Tindakan keperewatan.

1. Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan anggota keluarga.

2. Dorong klien untuk mengemukakan perasaan tentang keluarganya.

3. Dorong klien untuk mengikuti kegiatan bersama keluarganya seperti

makan, ibadah dan rekreasi.

Rasional

1. Mengidentifikasi hambatan yang dirasakan oleh klien.

2. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan interpersonal kx dengan

kelarganya.

3. Membantu kx dalam meningkatkan hubungan interpersonal dengan

keluarganya.

Page 25: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

POHON MASALAH

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi dengar

Isolasi sosial (menarik diri)

Harga diri rendah

(Akibat)

Etiologi

Page 26: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

Tgl Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi

17-05-05

jam

10.00

Jam

12.00

Gangguan persepsi

sensori

TUK I

Salam terapeutik “Selamat pagi mas,

(tersenyum, membungkuk)

- Memperkenalkan diri

- Berjabat tangan

- Duduk berhadapan

- Mengingatkan kontrak

Nama saya Siti, saya mahasiswa

Akper UM Surabaya, praktek disini

(R-Napza) selama 2 minggu setiap

hari senin sampai sabtu. Nama mas

siapa ? dan suka dipanggil apa ?

bersama perawat disini saya akan

merawat pasien lain juga mas, apakah

mas mempunyai masalah ? mungkin

saya bisa bantu

- Salam terapeutik “selamat siang

mas .... N

- Mengingatkan kontrak, topik,

waktu dan tempat.

Apakah mas masih ingat pertemuan

kita tadi pagi ?

- Apakah mas sudah makan ?

- Mengadakan kontrak berikutnya

Mas, besok kita bertemu lagi yah ?

jam 10.00 dikamar mas aja kita

akan membicarakan kenapa mas

S : kx hanya diam

O : kx diam, mulut komat

kamit membaca wirid,

kratak mata kurax,

kadang-kadang kx

memejamkan mata

A : hubungan saling

percaya perlu

ditingkatkan

P : pertemuan berikutnya

pk.12.00 dengan

topik tetap (TUK I

dipertahankan)

S : kx hanya diam

(menganggukkan

kepala)

O : kx diam, mulut komat

kamit membaca wirid,

mau makan jika

dipaksa kx tidak mau

bicara

A : hubungan saling

percaya teratasi

P : TUK I dipertahankan

Page 27: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

18-05-05

jam

10.00

19-05-05

jam

10.00

menarik diri ? pertemuan

berikutnya besok jam 10.00

TUK I :

- Selamat pagi mas N

- Mengingatkan kontark “Apakah

mas masih ingat saya, masalah yang

akan kuta bicarakan ?

TUK II

Mas apakah anda punya masalah ?

kalau anda punya masalah ceritakan

pada saya mungkin saya bisa

membantu anda

- Mengadakan kontrak untuk

pertemuan berikutnya

“Mas, besok hari kamis, kita

bertemu lagi jam 10.00 (tetap disini

saja yach (dikamar)

TUK I

- Salam terapeutik “Selamat pagi

mas N ? gimana perasaannya

sekarang ?

- Mengingatkan kontrak

“Apakah mas masih ingat dengan

saya

TUK II

- Mas sekarang bisa bicara gak ?

“mengapa mas suka menyendiri dan

gakk mau ngumpul dengan temannya

dilanjutkan TUK II

S : kx hanya diam

(menganggukkan kepala)

O : kx diam, mulut komat

kamit membaca wirid,

kontak mata menurun

A : hubungan saling

percaya belum

teratasi

P : TUK I dipertahankan

dilanjutkan TUK II

S : kx hanya diam

O : mulut komat kamit

membaca wirid, kontak

mata menurun

A : masalah belum teratasi

P : TUK I, II dipertahankan

dilanjutkan TUK III

pertemuan berikutnya

tanggal 19-05-05

S : kx hanya diam

O : tetap

A : masalah belum teratasi

P : TUK I tetap

dipertahankan

S : -

O : kontak mata menurun,

kx hanya diam bicara

Page 28: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

20-05-05

jam

10.00

TUK III

Membantu kx berhubungan dengan

orang lain

“Mas ayo makan bersama ngumpul

nonton TV”

TUK I

- Salam terapeutik “selamat pagi

mas N ?

- Mengingatkan kontrak

“Apakah mas masih ingat dengan

saya ?

- Bagaimana perasaan mas hari ini

TUK II

- Menayakan pada kx tentang

penyebab menarik diri

- Mas mengapa kok suka

menyendiri

sendiri tidak ada respon

A : masalah belum teratasi

P : TUK II dipertahankan di

lanjutkan TUK III

S : -

O : kx dapat berinteraksi

bila dipaksa, kx diam,

kx sedikit kooperatif

A : masalah teratasi

sebagian

P : TUK III dipertahankan

pertemuan berikutnya

tgl 20-05-05 jam 10.00

S : kx diam dan

menganggukan

kepala, kadang

menulis jawaban di

buku

O : kontak mata meningkat,

Ekspresi wajah sedih,

Mulut tetap komat-

kamit dengan membaca

wirid

A : masalah teratasi

sebagian

P : TUK I tetap

dipertahankan

S : (menggunakan kon non

verbal / gak’ papa)

O : kontak mata meningkat,

Ekspresi wajah sedih,

Mulut tetap komat-

Page 29: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

- Apakah mas dulu pernah disakiti kamit dengan membaca

wirid

A : masalah teratasi

P : rencana tindakan

dihentikan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus didepan maka

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Skizofrenia merupakan terpecahnya unsur-unsur kepribadian yang

mengakibatkan terjadinya gangguan proses pikir, gangguan kemauan dan

adanya dipersonalisasi.

2. Dalam melakukan suatu pengkajian terutama untuk merumuskan diagnosa

keperawatan diperlukan kecermatan ketelitian dan kepekaan dalam menggali

Page 30: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

data teritama data subyektif sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar

valid.

3. Perencanaan tindakan keperawatan dalam kasus nyat di buat berdasarkan

urutan prioritas masalah yang mengancam jiwa, mengganggu fungsi organ

dan mengganggu kesehatan dengan menekankan pada keadaan jiwa klien.

4. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. P dengan skizofrenia

hebefrenik berkelanjutan dengan masalah perilaku menarik diri pada

prinsipnya di lakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan.

5. Evaluasi pada akhirnya asuhan keperawatan dengan melihat hasil respon

klien yang bertitik tolak pada kriteria hasil yang telah di buat sebelumnya.

B. Saran-saran

1. Keluarga sebaiknya memberikan informasi yang berhubungan dengan

penderita secara benar karena kekurangan informasi tersebut sangat

menunjang perawatan dan pengobatan penderita. Menumbuhkan sikap

terbuka dan menerima apa adanya keadaan penderita sehingga dapat

menimbulkan kesabaran dalam membimbing penderita bila sudah berada

dalam lingkungan penderita.

2. Perawat perlu memberikan perhatian khusus dari pada klien karena

klien dengan menarik diri dapat melakukan suatu tindakan yang

membahayakan dirinya dan klien cenderung kurang memperhatikan diri.

3. Sikap simpati, menghargai dan kesabaran sangat diperlukan dalam asuhan

keperawatan penderita penyakit jiwa.

4. Sebelum melakukan interaksi dengan penderita sebaiknya mengetahui seluk

beluk penderita, karena walaupun dengan diagnosa medik sama belum tentu

mempunyai masalah yang sama.

5. Jika klien sudah pulang agar tidak mengucilkannya tetapi memperlakukannya

sama seperti anggota keluarga yang lain.

6. Tepat mempertahankan tatanan yang sudah baik dan selalu meningkatkan

pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat.

7. Kerja sama antara perawat, keluarga serta klien perlu adanya peningkatan

dalam melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan

agar tujuan tercapai.

8. Dalam menerapi klien dengan menarik diri diperlukannya terapi kelompok.

Page 31: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2

DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.F, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya Airlangga, 1992.

Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab / UPF Kedokteran Jiwa FK Universitas

Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994.

Standar Asuhan Keperawatan Kehsehatan Jiwa, RSJD Menur Surabaya, 1997.

Majalah Psikiatri “Jiwa” tahun 1995 : 49.

Page 32: Seminar Halusinasi Menur (ANEKA)2