stroke pada anak 2014
DESCRIPTION
penjelasan tentang stroke pada anakTRANSCRIPT
STROKE PADA ANAK
I. PENDAHULUAN
Penyakit serebrovaskular adalah penyebab kematian pada lebih dari 3000
orang muda dibawah 45 tahun per tahun dan merupakan salah satu bagian dari
10 kasus penyebab kematian anak . Anak-anak dan orang dewasa yang lebih
muda dari 45 tahun mencapai 5% sampai 10% dari semua kasus stroke . Di
negara berkembang, proporsinya lebih tinggi, dengan 19% sampai 30% dari
stroke terjadi pada individu dengan usia di bawah 45 tahun. Dampak stroke
sangat merugikan anak-anak dan dewasa muda, keluarga mereka, dan
masyarakat.
Ada perbedaan penting dalam insiden, presentasi, faktor risiko, dan
prognosis stroke terjadi pada individu usia dibawah 45 tahun dibandingkan
dengan individu usia diatas 45 tahun. Terdapat Juga, perbedaan yang signifikan
dalam parameter ini dalam kelompok usia yang luas, dari neonatus ke masa
kanak-kanak ke dewasa muda.[1]
II. EPIDEMIOLOGI
Terdapat fluktuasi di seluruh dunia dalam tingkat insidensi stroke pada
orang muda. Tingkat puncak stroke pada populasi ini terjadi pada periode
perinatal, dengan 26,4 % kasus stroke dari 100.000 yang lahir hidup usia
kurang dari 30 hari (6,7 % untuk stroke hemorragik dan 17,8 % untuk stroke
iskemik). Insidensi stroke pada anak-anak di Amerika Serikat stabil selama 10
tahun periode yaitu 1988-1999. Dari semua kejadian stroke pada anak dibawah
15 tahun adalah 6,4 per 100.000 pada tahun 1999, angka ini tidak meningkat
secara signifikan dibandingkan dengan statistik dari tahun 1988. perkiraan
konservatif pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sekitar 3000 anak-anak dan
orang dewasa usia di bawah 20 tahun akan mengalami stroke setiap tahun di
Amerika Serikat.
1
Presentasi stroke berbeda pada neonatus dan anak-anak dibandingkan
dengan kelompok umur yang lebih tua. Stroke iskemik perinatal didefinisikan
sebagai “peristiwa serebrovaskular” yang terjadi selama hidup janin atau
neonatal, sebelum 28 hari, dengan bukti patologis atau radiologi infark arteri
fokal otak. Tanda-tanda dalam kelompok usia ini mungkin tidak spesifik,
termasuk hypotonia, apnea, atau kejang neonatal. Mungkin tidak terdeteksi
tanda-tanda fokal neurologis yang jelas di awal, tapi tanda-tanda neurologis
fokal mungkin muncul selama tahun pertama setelah keterampilan motorik
berkembang. Stroke dapat bermanifestasi selama tahun pertama sebagai
preferensi awal seperti reflex patologis, kejang onset baru, atau kegagalan
untuk mencapai tahap perkembangan. Pada anak-anak dengan stroke, cukup
sering penanganannya terlambat dari timbulnya gejala sampai menuju ke
rumah sakit. Oklusi vena cerebri cenderung didiagnosis lebih cepat, mungkin
karena adanya kejang.
Anak anak dengan stroke biasanya datang dengan lemah separuh badan
tiba-tiba, sering dikaitkan dengan kejang. Kejang di awal atau segera setelah
stroke lebih sering terjadi pada anak-anak, khususnya anak-anak dibawah usia
dari 4 tahun. Bayi yang baru lahir dengan kejang neonatal secara klinis
mungkin sebagai manifestasi stroke iskemik, atau mereka mungkin memiliki
tanda-tanda lain dari ensefalopati, seperti kelainan bicara atau makan. Anak-
anak dengan stroke yang mengakibatkan afasia dapat datang dengan hilangnya
suara, parafasia, dan disgrafia.[1]
III. ETIOLOGI
Penelitian tentang stroke pada anak telah berkembang tergantung pada
kasus yang muncul pada suatu populasi, periode waktu, sistem klasifikasi, dan
investigasi lebih lanjut. Aterosklerosis dan penyakit pembuluh darah kecil tidak
menjadi kasus besar untuk manusia yang berumur di bawah 35 tahun, akan
tetapi sebagian besar kasus stroke pada usia ini adalah etiologi non-tradisional
2
seperti: penyakit protrombik, penyakit moyamoya, vaskulitis dan stroke tanpa
etiologi yang jelas (idiopatik). Penelitian tentang semua penyakit itu selalu
dilakukan dan didiskusikan secara rutin. Kardioemboli yang dapat diwarisi
(kongenital) tidak selalu menjadi penyebab yang sering muncul untuk kasus-
kasus stroke pada anak kecil dan remaja. Menurut Trial of ORG-1072 in Acute
Stroke Therapy (TOAST) mengindikasikan bahwa untuk anak 1 hingga 15
tahun, 48% diketahui etiologinya, 38% tidak diketahui etiologinya, 14% karena
kadioemboli. Untuk kasus-kasus pada usia 15 hingga 18 tahun, 55% diketahui
etiologinya, 18% tidak diketahui etiologinya, dan 27% karena kardioembolik.
Dan pada kasus-kasus 18 hingga 45 tahun, 44% diketahui etiologinya, 23%
tidak diketahui etiolognya, 16% aterotrombotik, 14% kardioemboli, 3%
penyakit pembuluh darah kecil.[1]
Saat ini, hipertensi, fibrilasi atrium dan aterosklerosis adalah penyebab
umum dari stroke dewasa, jarang pada anak-anak. Faktor resiko umum untuk
stroke pada anak antara lain:
Penyakit arteri
gangguan jantung
infeksi
Gangguan akut atau kronis kepala dan leher
Pembekuan darah abnormal
Penyakit sel sabit (cicle cell disease)
IV. ANATOMI
Otak dan medula spinalis merupakan organ yang sangat bergantung
terhadap darah yang teroksigenasi, sehingga organ tersebut sangat bergantung
terhadap aliran pembuluh darah serebri. Sekitar 18% dari total volume darah
tubuh didistribusikan ke jaringan otak yang memiliki berat 2% dari total berat
tubuh. Darah mengangkut oksigen, nutrisi, dan zat lainnya yang diperlukan
untuk metabolisme jaringan otak dan mentransportasikan sisa metabolisme
keluar dari jaringan otak.[4]
1. Sistem Pembuluh Darah Arteri Otak
3
Empat pembuluh darah yang besar menyuplai otak dengan otak dengan
darah, arteri karotis interna kanan dan kiri serta arteri vertebralis kanan dan
kiri. Arteri karotis interna memiliki caliber yang sama pada kedua sisi,
tetapi kedua arteri vertebralis sering memiliki ukuran yang berbeda pada
seorang individu. Semua arteri yang menyuplai otak melalui sirkulus
arteriosus Willisi. Pembuluh darah tersebut juga saling berhubungan di
ekstrakranial melalui cabang-cabang kecil di otot dan jaringan ikat, yang
dapat menjadi penting pada proses patologis tertentu yang mengenai
pembuluh darah, tetapi terlalu kecil untuk dapat dilihat.
Struktur di fosa kranii anterior dan fosa kranii media terutama disuplai
oleh arteri karotis interna (yang disebut sirkulasi anterior), sedangkan
struktur di fosa kranii posterior diperdarahi oleh arteri vertebralis yang
disebut sirkulasi posterior).[4]
a. Arteri Karotis Interna (ICA)
Arteri karotis interna berasal dari bifurkasio arteri karotis
komunis setinggi kartilago tiroidea dan berjalan nail ke basis kranii
tanpa membentuk cabang. Arteri ini berjalan melewati kanalis
karotikus ossis petrosi, yang dipisahkan dari telinga tengah hanya oleh
dinding tulang yang tipis, dan kemudian memasuki sinus kavernosus.
Setelah keluar dari kanalis karotikus, arteri karotis interna berjalan ke
arah rostral, bersebelahan dengan klivus dan di bawah dura mater, ke
sinus kavernosus. Arteri ini melengkung ke atas dan ke belakang di
dalam sinus kavernosus, membentuk suatu lengkung yang terbuka ke
arah posterior. Cabang-cabang ekstradural yang halus dari arteri
karotis interna memperdarahi dasar kavitas timpati, dura mater klivus,
ganglion semilinare, dan kelenjar hipofisis.[4]
4
Gambar 1 : Perjalanan ekstrakranial arteri utama yang menyuplai otak (arteri karotis
komunis)
Cabang-cabang untuk daerah serebri antara lain adalah :
1. Arteri Oftalmika
Arteri karotis interna memasuki ruang subarachnoid di
medial prosesus klinoideus anterior. Arteri oftalmika berasal dari
arteri karotis interna di titik ini. Dengan demikian sudah berada di
intradural sejak muncul pertama kali. Arteri ini masuk ke orbita
bersama dengan nervus opyikus dan tidak hanya menyuplai isi
orbita, tetapi juga sinus sfenoidalis, selulae etmoidales, mukosa
nasal, dura mater fosa kranialis anterior dan kulit dahi, pangkal
hidung, dan kelopak mata. Cabang kutaneus arteri oftalmika
membentuk anastomosis dengan cabang arteri karotis eksterna,
yang dapat menjadi jalur sirkulasi kolateral penting di sekitar
5
stenosis atau oklusi arteri karotis interna (kolateral oftalmika).
Ruptur aneurisma atau cedera di distal tempat berasalnya arteri
oftalmika menyebabkan perdarahan subarachnoid.[4]
2. Arteri Komunikans Posterior
Arteri ini merupakan komponen sirkulus Willisi dan
hubungan anastomosis terpenting antara sirkulasi anterior dan
posterior. Arteri komunikans posterior membentuk cabang
perforantes yang halus ke tuber sinereum, korpus mamilare,
nucleus rostralis talami, subtalamus dan sebagian kapsula interna.
Asal arteri komunikans posterior dari ICA merupakan tempat
terbentuknya aneurisma yang sering. Aneurisma tersebut biasanya
berasal dari dinding samping arteri karotis interna, dan jarang
berasal dari arteri komunikans posterior itu sendiri.[4]
3. Arteri Khoroidalis Anterior
Arteri ini berasal dari arteri karotis interna tepat di distal
arteri komunikans posterior, berjalan ke arah oksiput parallel
dengan traktus optikus, dan kemudian memasuki fisura khoroidea
untuk menyuplai pleksus khoroideus kornus temporale ventrikuli
lateralis. Di sepanjang perjalanannya, arteri ini membentuk
cabang ke traktus optikus, unkus, hipokampus, amigdala,
sebagian khoroidea basalia, dan sebagian kapsula interna. Secara
klinis bermakna bahwa arteri khoroidea anterior juga menyuplai
bagian traktus piramidalis. Arteri ini memiliki hubungan
anastomosis dengan arteri khoroidea posterior lateralis. [4]
4. Arteri Serebri Media
Arteri serebri media (MCA) adalah cabang terbesar arteri
karotis interna. Setelah keluar dari ICA di atas prosesus
klinoideus anterior, pembuluh darah ini berjalan di lateral di
fisura Sykvii (sulkus lateralis), trunkus utama arteri serebri media
membentuk banyak cabang perforantes ke ganglia basalia dan ke
krus anterius dan genu kapsulae internae, serta ke kapsula
6
eksterna dan klaustrum. Arteri serebri media terbagi menjadi
cabang-cabang kortikal utama di dalam sisterna insularis.
Cabang-cabang ini memperdarahi area lobus parietalis, frontalis,
dan temporalis yang luas. [4]
5. Arteri Serebri Anterior
Arteri serebri anterior (ACA) berasal dari bifurkasio arteri
karotis interna dan kemudian berjalan ke arah medial dan rostral.
Arteri serebri anterior kedua sisi terletak berdekatan satu dengan
lainnya pada garis tengah di depan lamina terminalis, dari lokasi
kedua arteri berjalan secara parallel ke atas dan ke posterior.
Tempat ini juga merupakan tempat hubungan anastomosis antara
kedua arteri serebri anterior melalui arteri komunikans anterior,
komponen penting lainnya dari sirkulus Willisi. [4]
Gambar 2 : Suplai arteri bagian dalam otak, a. potongan koronal. b. potongan
horizontal4
b. Arteri Vertebralis
Arteri vertebralis berasal dari arteri subklavia masing-masing sisi
dan sering memiliki caliber yang berbeda pada kedua sisi. Arteri
7
vertebralis sinistra jarang berasal langsung dari arkus aorta. Arteri
vertebralis berjalan naik di leher dalam kanal tulang yang dibentuk
oleh foramina transverasae vertebrae servikalis, yang di masuki oleh
arteri tersebut setinggi C6 (yi., tidak melewati foramen transversum
C7). Setinggi atlas (C1), arteri ini meninggalkan kanal tulang dan
melengkung mengelilingi massa lateral atlas di bagian dorsal dan
medial, menempati sulkus arteriae vertebralis di permukaan atas arkus
posterior C1. Pembuluh ini kemudian berjalan kea rah ventral di
antara oksiput dan atlas dan melewati membrane atlanto-oksipitalis.
Pembuluh ini biasanya menembus dura mater setinggi foramen
magnum. Di ruang subarachnoid, arteri vertebralis melengkung ke
arah ventral dan kranial mengelilingi batang otak, kemudian
bergabung dengan arteri vertebralis kontralateral di depan bagian
kaudal untuk membentuk arteri basilaris. [4]
Cabang-cabang untuk daerah cranium antara lain adalah:
1. Cabang Meningeal
Merupakan cabang yang kecil dan mensuplai tulang dan dura di
bagian fossa cranium posterior.
2. Cabang Spinalis Posterior
Dapat berasal dari arteri vertebralis atau arteri serebelum posterior
inferior. Arteri ini turun pada permukaan posterior dari medula
spinalis yang berdekatan dengan cabang posterior dari saraf spinal.
3. Arteri Spinalis Anterior
Arteri ini terbentuk dari gabungan cabang akhir dari arteri
vertebralis. Arteri ini tertanam dalam pia mater sepanjang fisura
longitudinalis anterior dan berjalan turun pada permukaan anterior
medula oblongata dan medula spinalis. Arteri ini juga bergabung
dengan arteri radikularis.
4. Arteri Serebri Posterior Inferior
Merupakan cabang terbesar dari arteri vertebralis. Arteri inii
mensuplai vermis bagian inferior, nukleus sentral dari serebelum,
8
bagian dasar dari hemisfer serebelum, medula oblongata, pleksus
koroid dari ventrikel 4.
5. Arteri Medularis
Merupakan cabang arteri yang kecil yang berfungsi untuk
mendistribusikan darah ke medula oblongata4
c. Arteri Basilaris
Arteri basilaris berasal dari penggabungan arteri vertebralis kanan
dan kiri di depan batang otak setinggi pons bawah. Cabang utamanya
adalah dua pasang arteri serebeli dan arteri serebri posterior. Arteri
basilaris juga membentuk banyak cabang arteri perforantes yang kecil
ke batang otak rami paramediani serta rami sirkumferensiales breves
dan longi. Oklusi pada cabang-cabang ini menyebabkan sindrom
batang otak. [4]
Cabang-cabang arteri basilaris adalah :
1. Arteri Inferior Anterior Serebeli (AICA)
Cabang mayor pertama arteri basilaris adalah AICA yang
menyuplai flokulus serebeli dan bagian anterior hemisfer serebeli.
Ukuran teritorinya berbanding terbalik dengan teritori arteri
inferior posterior serebeli (PICA) ipsilateral pada beberapa
individu, bagian hemisfer serebeli yang biasanya di suplai oleh
PICA justru disuplai oleh AICA. AICA juga membentuk cabanf
arteri labirinti di telingan dalam.
2. Arteri Superior Serebeli (SCA)
Arteri superior serebeli berasal dari arteri basilaris di bawah
ujungnya dan mendarahi bagian rostral hemisfer serebeli dan
bagian atas vermis serebeli. Ketika membelok ke arah
mesensefalon, arteri ini membentuk cabang-cabang ke tegmentum.
3. Arteri Serebri Posterior
Berbelok posterior dan mundur ke sekitar belakang otak tengah dan
bergabung dengan arteri komunikans posterior dari arteri karotis
9
interna. Cabang kortikal mensuplai daerah permukaan inferolateral
dan medial dari lobus temporalis juga permukaan lateral dan
medial dari lobus oksipitalis yang berfungsi sebagai korteks visual.
Cabang sentral menembus jaringan otak dan mensuplai talamus dan
nukleus lentiformis disertai dengan otak tengah, kelenjar pineal,
dan korpus genikulatum medial. Cabang koroidal masuk ke
ventrikel melalui bagian inferior dari ventrikel lateral dan
mensuplai pleksus koroidalis. [4]
Gambar 3 : arteri yang berada pada permukaan inferior otak. Terlihat
pembentukan lingkaran Willis
d. Persarafan dari Arteri Serebri
Arteri serebri menerima serabut dari saraf simpatis postganglionik.
Saraf ini berasal dari ganglion simpatis servikal superior. Efek yang
dapat ditimbulkan dari stimulsii saraf ini adalah vasokonstriksi dari
10
arteri serebri. Dalam kondisi normal, aliran pembuluh darah di otak
diatur oleh konsentrasi dari karbon dioksida, ion hidrogen, dan
oksigen yang terdapat pada jaringan saraf sehingga apabila terjadi
kenaikan dari karbon dioksida, ion hidrogen, dan penurunan jumlah
oksigen dapat mengakibatkan terjadinya vasodilatasi. [4]
2. Sistem Pembuluh Darah Vena Otak
a. Vena Serebri Eksterna
Terdiri atas vena serebri superior yang menuju sinus sagitalis,
vena serebri media superfisialis untuk permukaan lateral dari hemisfer
otak yang berjalan di bawah sulkus lateral menuju sinus kavernosus,
dan vena serebri media profunda untuk drainasi insula dan bergabung
dengan vena serebri anterior dan vena striata untuk membentuk vena
basalis yang berfungsi untuk menggabungkan vena serebri magna yang
dilanjutkan ke straight sinus.
Gambar 4 : Drainase vena dari aspek lateral
b. Vena Serebri Interna
Terdapat 2 vena serebri interna yang dibentuk dari penggabungan
vena talamostriata dan vena koroidalis pada foramen interventrikular.
Dua vena tersebut berjalan pada bagian posterior koroid tela dari
11
ventrikel 3 dan bergabung dibawah splenium korpus kalosum untuk
membentuk vena serebri magna yang dilanjutkan ke straight sinus.[4]
Gambar 5 : Drainase vena dari aspek medial.
V. PATOFISIOLOGI
Pada neonates terdapat 2 sirkulasi, yaitu sirkulasi maternal dan fetal yang
berhubungan dengan plasenta. Pada masa melahirkan, system koagulasi maternal
menjadi lebih protrombik. Dengan kenaikan vitamin K-depending Clotting factor,
pengurangan dari protein S-level, dan aktivasi endotelium. Faktor resiko maternal
haematologik adalah berhubungan langsung dengan stroke pada neonatus.
Preeklamsia bisa menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya infark plasenta karena
perfusi yang tidak seimbang, begitu juga dengan diabetes yang mengakibatkan
aktivasi endotelial dan trombosis. Infark plasenta bisa menuju ke infark otak pada
fetus karena terjadinya embolisasi. Respon inflamasi yang menyerang komponen
darah fetus dapat mengakibatkan hemoragik: fetal/ neonatal auto imun
trombositopenia bis bergejala dengan perdarahan intrakranial pada neonatus, infants,
kemudian ke “anak”.
JANTUNG
Dalam sebuah diskusi terbaru pada sebuah daerah epidemiologi, anak dengan
penyakit jantung kongenital dan kerusakan vaskuler dapat menambah faktor risiko
12
stroke. Abnormalitas aliran darah muncul karena aritmia, abnormal anatomi, dan
luka bekas operasi dapat menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya trombus pada
otak. Kateter jantung dapat memicu munculnya stroke karena disrupsi dari lapisan
endotelial, sehingga bisa menyebabkan trombosis. Anak dengan penyakit jantung
kronik dan lemah jantung dapat mengakibatkan berkurangnya asupan ke otak dan
juga mengarah ke polisitemia yang dapat mengarah ke berkurangnya viskositas
darah dan lemahnya semburan. Kondisi ini bisa lebih parah dengan anak yang
defisiensi besi karena munculnya sel mikrositik yang kurang fleksibel, membawa
sedikit oksigen, dan memiliki waktu bertahan yang pendek.
HEMATOLOGIK
Abnormalitas pada sistem komponen koagulasi bisa mengarah kepada trombotik dan
kardioembolik atau intrakranial hemoragik. Perjalanan abnormalitas protrombotic
yang berdampak pada pediatrik stroke adalah berlangsung lama. Penelitian dari
deVeber and colleagues and Nowak-Gottl and colleagues menemukan bahwa faktor
resiko protrombotik pada anak adalah 25% untuk menjadi stroke. Neonates memiliki
level vitamin K-depending clotting factors yang rendah, sehingga dapat
mengakibatkan perdarahan otak jika tidak dikontrol.
METABOLIK
Penyakit metabolic dapat mengakibatkan stroke karena berkontribusi langsung
dengan kerusakan arteri atau kelemahan dinding pembuluh darah, atau kerusakan
langsung pada neuron penderita. Mutasi gen Homocysteniuria dan C677T methylene
tetrahydrofolate reductase (MTHFR) dapat menyebabkan elevasi level plasma
homocystein yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lapisan endotelium. Pada
penyakit fabry, kerusakan pada dinding arteri dapat mengakibatkan akumulasi
glikolipid pada endothelium. Hiperlipedimia dapat menyebabkan aterosklerosis.
Pada defisiensi a1-antitrypsin keseimbangan antara protease dan anti protease
terganggu, berpredisposisi untuk terjadinya perubahan stenosis, diseksi, dan
pembentukan aneurisma. Dengan kontras, penyakit mitokondrial seperti MELAS
(mitokondrial enchepalopaty, lactic acidosis, and strok like symptoms) dapat
menyebabkan kerusakan sel secara langsung karena stres oksidatif.
MIGREN DAN VASKULOPATI
13
Banyak kasus stroke terjadi setelah terjadinya migrane, karena vasospasme arteri.
Autoimun inflammatory vasculopathy, seperti angitis dari system saraf pusat dapat
menyebabkan multiple vaskular stenosis dan berujung pada kematian kecuali diobati
dengan agresi imunosupresive. Malformasi vaskular dapat mengakibatkan
pendarahan secara spontan dan mengakibatkan hemoragik bahkan infark.
INFEKSI
Meningitis bisa mengakibatkan infark yang diakibatkan karena arteritis dan
disamminated intravascular coagulopathy. Pada pasien penderita AIDS dapat
mengakibatkan meningitis, bahkan bisa mngakibatkan arteriopati dan berakibat pada
pembuluh darah kecil karena adanya infeksi.
TRAUMA
Trauma adalah salah satu kausa penting stroke pada anak dan bayi. Trauma bisa
mengakibatkan diseksi karena ada thrombosis dan kebocoran vaskular. Kelainan
tulang spinal dan keabnormalitas dapat mengakibatkan diseksi setelah trauma kecil.
Luka pada soft palate, yakni yang terjadi karena jatuhnya seorang anak pada tungkai
popsikelnya dapat mengakibatkan diseksi arteri karotis interna. Anak dengan riwayat
trauma tulang sangat jarang dapat mengakibatkan infark otak yang disebabkan oleh
emboli lemak pada bone marrow.
OBAT DAN RACUN
Asparaginase dapat menyebabkan turunnya level antitrombin, plasminogen, dan
fibrinogen. Phenylpropanolamine dapat memperburuk resiko stroke dan tidak lagi
digunakan sebagai penanganan pada udara dingin di Amerika. Kokain dapat
membuat vasospasme dan dapat mengakibatkan stroke pada anak yang ibunya
mengkonsumsi kokain ketika hamil. Merokok dapat merangsang aktivasi endotelial
dan trombosis.
VI. GEJALA KLINIS
Seizure dan tanda neurologis fokal sangat umum ditemukan pada anak yang
menderita iskemik stroke, infark metabolik dari penyakit mitokondrial, trombosis
sinovenous, dan perdarahan intrakranial. Sakit kepala atau nyeri leher merupakan
14
tanda dari neurologis fokal yang terjadi setelah trauma ringan. Demam dan tanda
neurologis fokal bisa terjadi bila stroke yang diakibatkan oleh endokarditis. Demam,
berat badan menurun, cemas, penyakit ginjal, dan penyakit kulit adalah tanda klinis
dari vaskulitis. Penderita dapat muncul dengan ensepalopati atau defisit fokal atau
multifokal. Demam, meningismus, dan defisit neurologis fokal bisa merupakan gejala
dari stoke yang berhubungan dengan meningitis, paling sering disebabkan oleh
Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, atau Neisseria meningitides. Anak
dengan riwayat infeksi telingan berulang bisa bergejala demam dan mastoiditis. Sakit
kepala sering muncul pada penderita sinovenous thrombosis dan perdarahan
intrakranial. Sakit kepala, demam, dan lesu dan tanda-tanda dari peningkatan tekanan
intrakranial, seperti muntah, edema papil, dan abduscens nerve palsy, bisa terjadi pada
sinovenus thrombosis. Sakit kepala, meningeal signs, bertambahnya tekanan
intrakranial, koma, dan kematian bisa muncul karena malformasi vaskuler dan
aneurisma yang berhubungan dengan SAH. Penurunan kesadaran dan adanya
presentasi dari SAH menunjukkan prognosis yang buruk. Sangat berbeda dengan
presentasi stroke akut pada remaja (adults), gejala klinis stroke pada anak sulit
ditandai dan terjadi secara berangsur-angsur, yang biasanya tidak disadari oleh orang
tua dan dokter. Anak dengan infark multiple karena penyakit jantung kongenital,
penyakit Sickle cell, atau abnormalitas mitokondria dapat hanya menunjukkan
terhambatnya pertumbuhan dan masalah pembelajaran. Suatu gejala vaskulitis
idiopatik yang terbatas pada SSP, bisa menghasilkan kerusakan neurobehavioral dan
defisit neurologis.[1]
Pada usia remaja seizure dan defisit neurologis fokal berhubungan dengan
iskemik stroke, infark metabolik, sinovenous thrombosis, dan perdarahan intracranial
yang terjadi ketika masih berumur anak. Remaja muda dengan migren, defisit
neurologis fokal, dan riwayat keluarga penyakit migren bisa memiliki autosomal
dominant arteriopathy dan infark subkortikal dengan leukoensepalopati (CADASIL).
Sakit kepala akut bisa muncul karena sinovenous thrombosis dan perdarahan
intracranial. Remaja muda yang mengkonsusmsi obat-obatan, seperti: amphetamines,
estasi, kokain, phencyclidine (PCP), dan menghisap lem adalah sangat beresiko untuk
infark dan perdarahan otak. Wanita muda yang mengkonsumsi obat kontrasepsi oral
50mg dan esterogen dapat menimbulkan stroke tromboembolik. Wanita dengan
kanker payudara dan mengkonsumsi tamoxifen, atau obat-obatan untuk menurunkan
15
resiko berkembangnya kanker payudara, adalah sangat beresiko untuk terjadinya
trombosis vena dan arteri.[1]
VII. DIAGNOSIS
P emeriksaan Radiologi
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah metode yang paling sensitif
untuk mendiagnosis stroke iskemik, namun pada anak usia < 8 tahun, sedasi atau
anestesi mungkin diperlukan untuk menjalani pemeriksaan tersebut karena harus
terus diam dalam jangka waktu tertentu.[2]
Secara umum, CT-scan kepala umumnya tidak memerlukan sedasi atau
anastesi, tetapi sensitivitas metode ini untuk mendeteksi stroke iskemik cukup
rendah. Bahkan, sebuah studi dari pusat besar kesehatan anak-anak di Australia
menemukan bahwa 62 dari 74 anak (84%) yang menderita stroke iskemik tidak
dapat divisualisasikan melalui CT-scan kepala, melainkan dikonfirmasi dengan
MRI otak.[2,3]
STROKE ISKEMIK
16
Gambar 1 : Arteriopathy pada stroke pediatrik. a. MRI; gambar menunjukkan stroke akut thalamic
(area terang, panah) pada seorang gadis yang sebelumnya sehat, umur 8 tahun. | b. koefisien difusi
gelap dan menegaskan stroke akut (panah). | c. Time-of-flight, ..
STROKE HEMORRAGIK
Gambar 2 : Stroke hemorragik akut pada CT-scan dan MRI kepala . a | CT-scan kepala; gambar
menunjukkan lesi tunggal, kecil frontal di sebelah kanan dengan perdarahan akut di parenkim . b |
MRI kepala; gambar menunjukkan perdarahan di frontal kanan dan beberapa tempat lain.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah pada pasien anak juga harus mencakup hasil
pemeriksaan darah yang sama seperti pada pasien yang lebih tua, yaitu jumlah sel
darah, kadar glukosa, kadar kolesterol dan trigliserida, tingkat sedimentasi
eritrosit, fibrinogen, serta C-reaktif protein. 2
STROKE ISKEMIK
Evaluasi laboratorium anak dengan stroke iskemik harus dinilai tanda
peradangan, hiperlipidemia, penyakit rematologi dan trombosis. Dengan
demikian, tes untuk hitung darah lengkap, laju endap darah, kadar protein C-
reaktif, profil lipid puasa dan kadar antibodi antinuklear harus dilakukan.
Evaluasi trombofilia dasar juga harus dilakukan.
STROKE HEMORRAGIK
17
Sebuah meta-analisis yang sama dengan yang ada di stroke iskemik belum
dilakukan untuk stroke hemoragik untuk mengidentifikasi faktor risiko
perdarahan . Pada anak dengan kondisi ini, tes harus mencakup jumlah
trombosit , studi pembekuan dasar (seperti penentuan waktu protrombin atau
rasio normalisasi internasional) dan penentuan waktu tromboplastin parsial
teraktivasi, dengan pengujian lebih lanjut yang dipandu oleh riwayat gangguan
perdarahan pada keluaga dan gambaran klinis.
VIII. PENATALAKSANAAN
Tidak ada percobaan terkontrol pengobatan pada anak-anak dengan stroke,
semakin banyak prosedur yang digunakan pada anak-anak dengan penyakit
serebrovaskular yang diadaptasi dari studi pada orang dewasa. Pengalaman dengan
antitrombotik dan pengobatan antikoagulan pada anak-anak menunjukkan bahwa agen
ini dapat digunakan secara aman pada anak-anak, meskipun keberhasilan mereka dan
dosis yang tepat masih perlu dibentuk oleh percobaan terkontrol. Agen trombolitik
harus sama efektif pada anak-anak seperti pada orang dewasa, tetapi data keamanan
tidak memadai untuk anak-anak dan waktu dan dosis perlu ditentukan untuk anak-
anak dan remaja.
- Aspirin
- Heparin dan Berat Molekul Rendah Heparin
- Warfarin
- Agen trombolitik
- Transfusi
- Terapi antitrombotik, mengacu pada obat yang digunakan untuk mencegah
penggumpalan darah dari masa pertumbbuhan anak, dapat digunakan pada
anak-anak tetapi tidak untuk bayi. Bedah berhubungan dengan stroke
hemoragik, ini dilakukan untuk mengurangi tekanan pada otak.
Pengobatan umum untuk stroke pediatrik meliputi:
- Perawatan pendukung untuk mempertahankan suhu tubuh normal,
18
- hidrasi yang tepat dan kadar gula darah normal
- Mengontrol tekanan darah tinggi
- Mendeteksi dan mengobati kejang dengan monitoring EEG dan obat
antikonvulsan
- Menurunkan tekanan intrakranial
IX. PROGNOSIS
Satu studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan subkortikal stroke memiliki
hasil yang lebih baik daripada anak-anak dengan stroke kortikal. meskipun 86% dari
anak-anak dengan stroke subkortikal memiliki hasil yang baik, hanya 38% dengan
stroke kortikal memiliki hasil yang sama.
Anak-anak yang bertahan dari awal stroke iskemik dapat memiliki berbagai
tingkat hemiparesis, ketidakmampuan belajar, perhatian defisit / gangguan hiperaktif,
keterbelakangan mental, kejang dan gangguan gerak. Gambaran klinis tertentu atau
faktor risiko yang dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk. Anak-anak yang datang
dengan kejang cenderung memiliki prognosis yang lebih buruk untuk perkembangan
intelektual dan insiden yang lebih tinggi untuk kejang yang berulang dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mengalami kejang selama fase akut.
Ada beberapa studi jangka panjang yang prognosis CVST pada anak-anak. Data
dari Canadian Pediatric Stroke Survey pada anak-anak (0-18 tahun) menemukan
bahwa 8% dari 160 pasien meninggal. Kematian terjadi pada 5 dari 42 anak-anak
dalam studi lain dan terkait dengan presentasi anak yang mengalami koma. Prediktor
hasil kognitif yang baik termasuk usia yang lebih tua, kurangnya kelainan parenkim ,
antikoagulan, dan lateral atau sinus sigmoid atau keduanya.
Komplikasi CSVT yang dapat bertahan termasuk pseudotumor cerebri, kognitif
dan cacat perilaku, epilepsi, dan kelainan neurologis fokal persisten. Dalam sebuah
penelitian kecil dari 17 anak-anak dengan CVST, anak-anak yang selamat memiliki
prognosis baik, dengan sebagian besar menunjukkan perkembangan kognitif dan fisik
yang normal.
Dalam sebuah penelitian terhadap 56 anak-anak dengan hemoragik stroke yang di
follow up di atas rata-rata dari 10,3 tahun, Kematian terjadi pada 23% sebagai akibat
19
dari awal perdarahan, perdarahan ulang terjadi pada 16%, yang mengakibatkan
kematian pada 33%, dan kejan 11%. Meskipun sebagian besar masih hidup anak-anak
berfungsi secara umum, hanya 25% dari anak-anak ini bebas dari penurunan fisik atau
kognitif.
X. KESIMPULAN
Stroke pada anak-anak dan orang dewasa muda terutama berbeda dalam hal
kejadian, presentasi, faktor risiko, dan prognosis dibandingkan dengan stroke pada
kelompok usia yang lebih tua. Faktor risiko yang luas dan beragam pada populasi ini.
ini adalah area yang menarik dari penelitian yang dilakukan di mana ada motivasi
tinggi untuk mencari cara untuk mencegah stroke.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Biller jose. Stroke in children and young adults: Second edition Stroke in
Children and Young Adults: Overview, Risk Factors, and Prognosis;
Applied Anatomy of the Brain Arteries, Stroke in Neonates and Children:
Overview: 2009: 1-2, 73-74.
2. Brainin Michael and Heiss wolf-Dieter: Textbook of Stroke Medicine:
Diagnostics and syndromes: Common stroke syndromes; Ischemic stroke
in the young and in children 2009: 121-123, 203
3. Hills A. E and Jordan L.C: Challenges in the diagnosis and treatment of
pediatric stroke: neuroimaging challenges 2012
4. Baehr M., Frotscher M.: duus’ Topical Diagnosis in Neurology: Blood
Supply and Vascular Disorders of the Central Nervous System :418-427
21