tak (proposal)

19
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI (SESI IV) MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA BERCAKAP-CAKAP RUANG NAPZA RSJ. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA BARAT Oleh : EUIS SALSABILA IZATI 1410.721.006 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: euis-salsabila-izzati

Post on 07-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI (SESI IV) MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA BERCAKAP-CAKAPRUANG NAPZA RSJ. SOEHARTO HEERDJAN

JAKARTA BARAT

Oleh :

EUIS SALSABILA IZATI1410.721.006PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERANJAKARTA

2015TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

A. Topik

Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi Sesi 4 : Mengontrol Halusinasi Dengan Bercakap-cakap Orang LainB. Tujuan

1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi C. Landasan Teori

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modelitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam aktivitas kelompok tersebut akan terjadi dinamika yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Didapatkan pada Ruang Napza RSJ. Soeharto Heerjdan yang lebih dominan adalah pasien dengan halusinasi. Data pasien di ruang Napza pada saat ini berjumlah 15 orang. Klien yang mengalami Halusinasi 9 orang. Isolasi Sosial 1 orang. RPK/PK 3 orang dan klien yang mengalami Waham 2 orang.Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya untuk mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari tiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain untuk membagi pengalaman masing-masing. Terapi aktivitas kelompok merupakan terapi manual, reaksi dan teknik kreatif yang sering dipakai sebagai terapi tambahan untuk memfasilitasi seseorang dalam mengontrol halusinasinya.Terapi aktivitas kelompok yaitu aktivitas kelompok dimana seorang terapis mengajak klien sebagai anggota kelompok terapi untuk mengontrol halusinasi yang dialami dan memfasilitasi klien agar menyadari bahwa pengalaman aneh halusinasinya sebagai sesuatu yang harus diatasi. Pasien yang melakukan terapi ini adalah pasien dengan masalah stimulasi persepsi sensori: Halusinasi. Pada sesi kali ini diharapkan klien mampu mengontrol halusinasi yang mereka alami. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan pada Hari Jumat, Tanggal 15 Mei 2015 pada jam 09.00-09.30 dengan jumlah klien 9 klien dan ruang terapi yang digunakan yaitu ruang Napza.D. Klien

1. Kriteriaa. Klien yang tinggal di Ruang Napzab. Klien yang mengalami Halusinasic. Klien halusinasi yang sudah terkontrold. Klien yang kooperatif dan komunikatife. Klien dapat mengidentifikasi halusinasinya2. Proses seleksi a. Berdasarkan observasi dan wawancara

b. Menindak lanjuti asuhan keperawatan

c. Informasi dan keterangan dari klien sendiri dan perawatan

d. Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan

e. Klien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang diberikan

f. Mengadakan kontrak dengan klien

3. Nama-nama klien yang mengalami halusinasi di ruang Napzaa. Tn. Ab. Tn. Ec. Tn. ERd. Tn. Ye. Tn. Jf. Tn. Wg. Tn. Ph. Tn. PRi. Tn. H

j. Tn. M

E. Pengorganisasian

1. Waktu a. Hari: Jumat, 15 Mei 2015b. Tempat : Ruang Napzac. Waktu : 09.00-09.30 WIB (30 Menit)2. Tim terapis

a. Leader : Euis Salsabila Izzati1) Memperkenalkan diri 2) Menganalisa dan mengobservasi pola komunikasi dalam kelompok3) Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok4) Menjelaskan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai5) Memotivasi kelompok untuk aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok6) Memberi reinforcement positif7) Menyimpulkan keseluruhan proses terapi aktivitas kelompok

b. Co. Leader: Tri Wahyudi1) Membuka acara2) Mendampingi leader

3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

5) Menutup acara diskusi.

c. Fasilitator: Apricila Fitria hastuti1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.

d. Observer : Putri Ayu Wulandari1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)

2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.3. Metode dan Media

a. Metode1) Diskusi dan tanya jawab2) Bermain peran/simulasib. Alat/Media1) Pulpen/kertas/buku tulis/karton/flipchart2) Jadwal kegiatan harian klien c. Setting Tempat

Keterangan :

L

: LEADER

CL

: CO LEADERO

: OBSERVERF

: FASILITATORK

: KLIEN F. Proses Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesib. Terapis membuat kontrak dengan klien.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.2. Orientasi

a. Salam terapeutik.1) Salam dari terapis kepada klien.2) Klien dan terapis pakai papan nama

3) Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis (Nametag)b. Evaluasi/validasi1) Menanyakan perasaan klien saat ini.2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di pelajari (mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi.c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengontrol dengan bercakap-cakap halusinasi.2) Terapis menjelaskan aturan main, sebagai berikut:a) Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin kepada terapis.b) Lama kegiatan 30 menitc) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi Berikan pujian setiap klien bercerita

b. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakapc. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukand. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul Suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja atau Suster saya mau ngobrol tentang kapan saya boleh puang e. Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan percakapan dengan orang lain disebelahnyaf. Berikan pujian atas keberhasilan klieng. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak Lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klienc. Kontrak yang akan dating1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.2) Terapis menyepakati waktu dan tempatG. EVALUASI DAN DOKUMENTASIEvaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimuasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir evaluasi sebagai berikut.Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi : Halusinasi

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

NO.ASPEK YANG DINILAINAMA KLIEN

Tn. ATn. ETn. ErTn. YTn. JTn. WTn. PTn. PrTn. HTn. M

1Menyebutkan orang yang biasa di ajak bicara

2Memperagakan percakapan

3Menyusun jadwal percakapan

4Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: orang yang biasa di ajak untuk bicara, mmperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan 3 cara mengontrol dan mencegah halusinasi Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.Dokumentasi:Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk memulai bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang rawat. STRATEGI PELAKSANAAN

Judul

: Sensori Persepsi: HalusinasiFungsi

: Mengenal Halusinasi

Hari /tanggal: Jumat / 15 Mei 2015A. Proses Keperawatan

1. Kondisi pasiena. Ds : Semua klien merasa senangb. Do : 1) Semua klien terlihat kooperatif2) Semua klien terlihat gembira2. Diagnosa KeperawatanSensori Persepsi : Halusinasi

3. Tujuan

a. Klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi munculb. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi 4. Tindakan Terapi aktifitas kelompok tentang sensori persepsi: Halusinasi

B. Strategi pelaksanaan1. Fase Orientasia. Salam terapeutikMengucapkan salam kepada seluruh peserta dan memperkenalkan seluruh perawat yang mengatur jalannya TAK Selamat pagi Bapak-bapak dan Mas-Mas semua? Saya suster euis yang akan memimpin jalannya TAK pada hari ini. Sebelum kita memulai kegiatan TAK, kita akan berkenalan dengan seluruh perawat yang berada disini, di mulai dari sebelah kanan saya..b. Evaluasi/ValidasiMenanyakan perasaan klien saat ini. Bagaimana perasaan Bapak-bapak dan Mas-Mas hari ini..?c. Kontrak 1) Menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan serta tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan.

2) Menjelaskan kegiatan serta waktu dan lamanya kegiatan yang akan dilakukan.3) Menjelaskan aturan main yang akan dilaksanakan.

Bapak dan Mas semua tahu tidak hari ini kita mau melakukan kegiatan apa?? Iyaa.. bagus .. hari ini kita akan melakukan kegiatan TAK mencegah halusinasi dengan cara bercakap-cakap sesuai dengan apa yang kemarin suster sampaikan. Agar Bapak dan Mas bisa mencegah halusinasi yang muncul dengan memulai percakapan dengan orang lain. Waktu yang akan kita gunakan selama 30 menit dan kegiatannya kita lakukan diruangan ini. Untuk aturan mainnya, jadi Bapak/Mas yang mengikuti TAK hari ini harus mencari satu teman untuk diajak menari dengan menaruh satu buah jeruk yang ditempel dijidat Bapak/Mas dengan jidat teman didepannya, saat musik diputar Bapak/Mas harus menari atau berjoget dengan gerakan yang lincah, kepada siapapun yang buah jeruknya jatuh terlebih dahulu itu yang akan memulai percakapan didepan teman-teman lainnya dan begitu seterusnya. Apa bapak-bapak dan mas-mas mengerti?.. Bagus! Tepuk tangan untuk kita semua2. Fase kerja

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama klien dan nama panggilan klien) dimulai dari terapis secara bergantian searah jarum jam.

baik kita mulai yaa Bapak-bapak dan mas-mas!

b. Terapis dan klien memakai papan nama

c. Terapis memutar lagu untuk memulai kegiatan, diikuti dengan berputarnya bola.

d. Setelah lagu berhenti bola pun berhenti berputar, klien yang memegang bola terakhir akan berdiri dan mempragakan memulai percakapan dengan orang lain.e. yaa.. sekarang coba bapak atau mas peragakan bagaimana cara memulai percakapan dengan orang lain.

f. Beri re-inforcement positif pada klien yang berhasil mengungkapkan pengalaman halusinasinya.g. Ulangi kegiatan c s/d e sampai semua anggota kelompok memperagakan percakapan dengan orang lain.3. Fase terminasi

a. Evaluasi Respon Subjektif

Menanyakan tentang perasaan klien setelah melakukan kegiatan TAK yang sudah dilakukan. Bagaimana perasaan bapak-bapak dan mas-mas setelah kita melakukan kegiatan TAK hari ini? Coba yang berani mengungkapkan pendapat angkat tangannya?

b. Evaluasi Respon Objektif

Semua klien aktif dalam mengikuti TAK.

c. Tindak Lanjut

Saya harap bapak-bapak dan mas-mas semua dapat mencegah halusinasi dengan cara bercakap-cakap jika halusinasinya itu muncul dan Bapak atau mas bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian

d. Kontrak Yang Akan Datang

Untuk kegiatan kelompok selanjutnya, akan dilanjutkan oleh Bruder Yudi yang akan membicarakan cara mengontrol halusinasi dengan Patuh Minum ObatDAFTAR PUSTAKA

Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna. 2006. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Stuart, Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

L

Co L

K6

K1

K2

K7

K3

K8

K4

K9

F1

O

K5