teknologi pemanenan cengkeh

Upload: dewi-ruhael-a

Post on 05-Mar-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

panen cengkeh

TRANSCRIPT

Teknologi Pemanenan Cengkeh

Waktu berbunga tanaman cengkeh pada masing-masing daerah tidak sama. Hal ini sangat tergantung pada keadaan iklim setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor lain yang sangat besar pengaruhnya. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan tanaman mulai berbunga dan waktu pemungutannya tidak sama, seperti di daerah-daerah sebagai berikut:1. Di sumatera : tumbuh kuncup bunga antara bulan Oktober-November maka musim panennya sekitar April-Juni

2. Di jawa : tumbuh kuncup bunga antara bulan November-Januari maka panennya jatuh pada bulan Mei-Juli3. Di maluku : tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei-Juli dan waktu panennya pada bulan Oktober-Januari

(Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).

Berdasarkan daerah-daerah tersebut, musim panen cengkeh di setiap daerah berbeda-beda karena waktu berbunga cengkeh tidak sama. Di Indonesia pada umumnya cengkeh berbunga satu tahun sekali, demikian pula waktu panennya. Waktu panen cengkeh tersebut minimal tiga bulan atau lebih, yang dapat disebabkan luas arealnya yang lebih luas sehingga pemanenannya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman cengkeh yang normal setelah umur 15-20 tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg per pohon. Hal ini merupakan suatu perhitungan yang normal. Pada saat pemanenan cengkeh sering dialami adanya pohon yang menghasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap pohon, tetapi pada suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berubah sesuai dengan siklusnya. Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-ratanya saja (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).Perbedaan tingkat kemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu pemetikan dan teknik pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasil yang berbeda pula. Di daerah penghasil cengkeh dengan musim kemarau yang bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim panennya juga dapat berbeda. Pengaruh pola hujan, temperatur dan tinggi tempat pertanaman akan membawa pengaruh pemanenan cengkeh yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna pucat yang sebelumnya itu berwarna hijau, kemudian menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Nurdjannah (2004), bahwa bunga cengkeh dapat dipanen pada waktu beberapa bunga dalam satu rangkaian bunga sudah berwarna kemerah-merahan. Ciri-ciri bunga cengkeh yang paling bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar bentuknya, berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda berarti sebentar lagi akan membuka (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh kering yang keriput, berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang sehingga harganya pun rendah sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya bunga banyak yang mekar akan menghasilkan cengkeh kering yang tidak berkepala sehingga ruas dan aromanya sangat berkurang. Oleh sebab itu, pemetikan cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat yaitu biasanya dilakukan setelah ada beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang sudah membuka (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak harus segera dipungut dan tidak boleh dibiarkan sampai mekar. Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih dahulu, perlakuan ini dimaksudkan agar bila ada beberapa bunga yang jatuh diwaktu pemetikan dapat mudah dipungut. Adapun cara pemetikan cengkeh tergantung pada keadaan tanaman, yaitu:1. Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan berdiri mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak tinggi dapat menggunakan kait supaya lebih mudah.

2. Jika tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan tangga yang berkaki tiga sehingga tangga tersebut mudah dipindah-pindahkan.

3. Pada pohon yang sangat besar yaitu umumnya lebih dari 25 tahun, pemetikannya bisa dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab rantingnya dapat ditarik dengan kait itu sehingga memudahkan pemetikan bunga cengkeh. Tapi pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan batang pokok. Untuk bunga cengkeh yang berada di batang yang sudah tinggi dan besar, maka diperlukan tiang dari bambu, diberi palang-palang dan diikat kuat-kuat pada sekitar pohon tersebut sehingga bisa dipergunakan untuk memanjat dengan demikian pemungutan dapat dilakukan lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga cengkeh terdapat pula pada pucuk-pucuk ranting yang jauh dari batang atau cabang, maka pemungutannya harus pandai jangan sampai merusaknya.(Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).

Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain karung berukuran kecil atau keranjang bambu dan karung besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki empat. Pemetikan yang lazim dilakukan yaitu dengan mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga sepasang daun akan ikut terpetik. Tetapi cara demikian sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya tandannya saja, sepasang daun pada tandan tidak diikutsertakan. Maksudnya untuk memperbanyak jumlah sirung baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di atas buku daun berakhir dengan menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam. Daun termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut dipetik agar tidak mengganggu pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat mengurangi jumlah tunas hingga 1/3 -1/2 bagian (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).

Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah disediakan dan dibawa mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkeh dipindahkan ke karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat pemprosesan selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja seseorang dapat memperoleh 20-30 kg cengkeh segar. Hal ini sangat tergantung pada banyaknya cengkeh yang bisa dipetik dan juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkeh biasanya dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali dengan jarak 5-7 hari. Hal ini tergantung pada umur dan besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang terdapat ribuan pohon dengan jenis yang berlainan, pemetikannya bisa dalam kurun waktu 3-4 bulan (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, 2013).Menurut Wahyuno dan Martini (2015), proses pemanenan dan pasca panen bunga cengkeh:

a) Panen waktu paling baik untuk memetik bunga cengkeh adalah 6 bulan setelah bakal bunga muncul, yaitu 12 bunga sudah mulai agak mekar dan berwarna kuning atau kemerahan.

b) Perontokan bunga dilakukan dengan tangan dan secara hati-hati.

c) Pemeraman dilakukan dengan tujuan untuk memperpendek waktu pengeringan.

d) Pengeringan bagusnya hingga kadar airnya sekitar 30%.

e) Sortasi atau penyeleksian bunga yang sudah dikeringkan.Untuk memisahkan bunga dari tangkainya, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) telah merancang bangun alat perontok bunga cengkeh kapasitas 76kg bunga cengkeh segar/jam yang digerakkan dengan motor penggerak berkekuatan 1 HP (Hidayat dan Nurdjannah, 1992 dalam Nurdjannah, 2004). Selain itu Balittro telah pula merancang bangun alat pengering energi surya yang dapat digunakan untuk proses pengeringan bunga cengkeh (Nurdjannah et al., 1997; Nurdjannah dan Kadarisman, 1988 dalam Nurdjannah, 2004).DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2013. Budidaya Tanaman Cengkeh. Surabaya: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.

Nurdjannah, N. 2014. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian.

Wahyuno, D dan Martini, E. 2015. Pedoman: Budi Daya Cengkeh di Kebun Campur. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program.