tugas layanan klinik tanaman macam-macam gejala penyakit pada tanaman akibat jamur patogen

33
TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN AKIBAT JAMUR PATOGEN OLEH ARGHYA NARENDRA NIM : 111510501105 (Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan DIKTI Tahun 2011 Program S-1 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNEJ)

Upload: arghya-narendra-dianastya

Post on 31-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMANMACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMANAKIBAT JAMUR PATOGEN

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN

MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN

AKIBAT JAMUR PATOGEN

OLEH

ARGHYA NARENDRA

NIM : 111510501105

(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan DIKTI Tahun 2011 Program S-1

Agroteknologi Fakultas Pertanian UNEJ)

PROGRAM STUDI S-1 BEASISWA UNGGULAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

I. PENDAHULUAN

Kegiatan budidaya tanaman dalam prakteknya selalu terkait dengan

keberadaan OPT karena tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan.

Keberadaan OPT yang berada pada lahan pertanian bisa disebabkan oleh adanya

hama, penyakit, maupun gulma. Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat

disebabkan oleh mikroorganime dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat

dengan menggunakan mata telanjang. Dampak dari serangan penyakit berbeda-

beda setiap jenis tumbuhan yang diseranggnya. Mikroorganisme yang

menyebabkan terjadinya penyakit pada tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus

dan Nematoda.

Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen

(parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk

terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi

antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Jika pada saat terjadinya kontak

dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang sangat dingin, sangat

panas, sangat kering, atau beberapa keadaan ekstrim lainnya, maka patogen

mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan

serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak

berkembang. Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat

berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen

tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu

komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit

dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan.

Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan sebagai

suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle). Setiap sisi

sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan

terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada

tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar maka

Page 3: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

segitiga penyakit dan jumlah penyakit akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika

tuimbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam

rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial penyakit akan

bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih virulen, dalam jumlah

berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan bertambah panjang

dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan lebih menguntungkan

yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban dan angin yang dapat

menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan akan menjadi lebih

panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar.

Jenis patogen yang menyerang diantaranya adalah dari golongan jamur.

Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir

semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga

buahnya. Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya

buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun,

akan menyebabkan bercak–bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut

akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh

permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.

Melihat fenomena bahwa banyaknya tanaman budidaya yang terserang

Jamur, untuk itu sangat pentingnya dalam matakuliah Layanan Klinik Tanaman

khususnya tentang Pengenalan Jamur dan Serangannya. Dengan tugas ini kita

dapat mengetahui morfologi jamur, gejala serangan dan juga pangendalian

serangan jamur sehingga dalam pengaplikasian dilapangan kita sudah mengetahui

semua tentang jamur.

Page 4: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

II. PEMBAHASAN

Jamur merupakan mikrorganisme yang mempunyai dinding sel, umumnya

tidak bergerak, tidak mempunyai klorofil serta tidak mampu melakukan proses

fotosintesis atau menhasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air

(organisme heterotrof). Klasifikasi jamur terbagi atas Divisio Oomycotina,

Divisio Zygomycotina, Divisio Ascomycotina, Divisio Basidiomycotina, dan

Divisio Deuteromycotina (Robinson, 2001).

Sifat hidup jamur terbagi atas :

1. Saprofit yakni sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau

bahan-bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan

tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana.

Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat

meningkatkan kesuburan tanah.

2. Parasit yakni fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang

masih hidup yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit

obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang

mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh inangnya, selanjutnya

hidup pada inang yang mati tersebut sebagai saprofit.

3. Simbion yakni jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis

dengan laga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis

dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.

Jamur (fungi) memilki peran yang menguntungkan & merugikan. Peran

menguntungkannya adalah sebagi berikut :

a. Berperan sangat penting dalam siklus materi terutama siklus karbon, yang

berperan bagi kelangsungan hidup seluruh organisme.

b. Sebagai dekomposer kedua kelompok tersebut dapat menguraikan sisa-sisa

tumbuhan, bangkai hewan dan bahan-bahan organic lainnya dan hasil

penguraianya dikembalikan ke tanah sehingga dapat menyuburkan tanah.

Page 5: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

c. Selain itu, fungi saprofit bersama dengan protozoa dan bakteri saprofit

merupakan organisme yang dapat menguraikan sampah.

d. Berperan dalam industri fermentasi tersebut adalah fungi, terutama dari

kelompok ragi. Contoh hasil fermentasi adalah: bir,roti,asam sitrat atau 2-

hidroksipropan serta asam trikasboksilat.

e. Berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini dihasilkan oleh fungi

Penicllium notatum.

f. Dapat sebagai bahan baku sumber makanan baru yaitu protein sel tunggal

(PST).

g. Sumber makanan bagi manusia, contoh: Agaricus campestris, Volvariella

volvaceae, Lentinus edodes, Pleurotes, Tuber melanosporum, Boletus spp,

Cantharellus cibaricus dan lain-lain.

Selain memiliki peran yang menguntungkan, jamur (fungi) juga memiliki

peran yang merugikan, berikut diantaranya :

a. Dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas makanan maupun bahan-bahan

lain yang penting bagi manusia.

b. Fungi dapat juga menyerang bahan-bahan lain yang bernilai ekonomi seperti

kulit, kayu, tekstil dan bahan-bahan baku pabrik lainnya.

c. Fungi juga dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada

umumnya lebih sering menyebabkan penyakit pada tumbuhan dibanding pada

hewan atau manusia.

d. Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi seperti

seperti Amanita phalloides, A.muscaria maupun Aspergillus flavus

(menghasilkan aflatoksin) yang sangat berbahaya bagi manusia karena dapat

menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan kematian.

Berdasarkan hal diatas, berikut contoh jamur patogen yang dapat

menyebabkan penyakit, diantaranya :

1. Jamur Plasmodiophora brassicae

Plasmodiophora brassicae adalah patogen yang berasal dari kingdom

fungi yang biasanya menyerang tanamn kubis-kubisan. Nama lapang dari

penyakit yang ditimbulkan patogen ini adalah penyakit akar gada, atau akar

Page 6: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

bengkak, atau disebut pula dengan akar pekuk. Serangan patogen jenis ini bisa

dapat mengakibatkan kerugian usaha tani kubis berkisar dari 50-100% (gagal

total). Namun di Indonesia rata-rata patogen ini dapat menyebabkan kerusakan

pada kubis-kubisan sekitar 88,60 %.

Disebut penyakit akar gada, karena akar tanamn yang terserang

membengkak seperti gada. Pembengkakan pada jaringan akar dapat mengganggu

fungsi akar seperti translokasi zat hara dan air dari dalam tanah ke daun.

Akibatnya, tanaman menjadi layu, kerdil, kering dan akhirnya mati. Jika suatu

tanah telah terinfestasi oleh Plasmodiophora brassicae maka patogen tersebut

akan selalu menjadi faktor pembatas dalam budi daya tanaman kubis (atau

sefamili dengannya) didaerah tersebut. Hal ini karena patogen ini mempunyai

daya tahan yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dalam tanah dan tergolong

patogen tular tanah yang unggul. Berikut siklus hidup dari jamur Plasmodiophora

brassicae:

Gambar 1. Siklus Hidup Plasmodiophora brassicae

Page 7: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

2. Jamur Aspergillus spp

A. Morfologi Jamur Aspergilus spp

Aspergillus spp adalah jenis jamur udara yang berserabut. Spesies

Aspergillus sangat aerobik dan ditemukan pada hampir semua lingkungan yang

kaya oksigen, dimana mereka umumnya tumbuh sebagai jamur pada permukaan

substrat, sebagai akibat dari ketegangan oksigen tinggi. Aspergillus spp ini hidup

sebagai saproba pada bermacam-macam bahan organik, seperti pada roti, daging

yang sudah diolah, butiran padi, kacang-kacangan dan lain-lain.

Aspergillus spp. membentuk badan spora yang disebut konidium dengan

tangkainya konidiofor. Koloninya berwarna abu - abu, hitam, kuning atau cokelat.

Aspergillus spp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma

sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali (Robinson, 2001).

Gambar 2. (a) Pengamatan Mikroskopik Jaringan Akar yang trinfeksi Plasmodiophora brassicae, (b) kubis yang terserang akar gada.

Gambar 3. Daur Infeksi Plasmodiophora brassicae

Page 8: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

B. Taksonomi Jamur Aspergillus spp

Taksonomi dari jamur Aspergillus spp ialah sebagai berikut :

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Subfilum : Pezizomycotina

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo               : Eurotiales

Family            : Trichocomaceae

Genus             : Aspergillus

Spesies           : Aspergillus spp.

(Anonymous , 2010)

C. Jenis-Jenis Jamur Aspergilus spp

Spesies Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi

organik. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan

penyakit pada manusia ialah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang-

kadang bisa juga akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang

semuanya menular dengan transmisi inhalasi.

Berikut jenis-jenis dari Aspergillus antara lain :

1. Aspergillus fumigates, bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada

saluran pernapasan unggas.

2. Aspergillus flavus, penghasil flatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit

kanker hati. Kapang ini benyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang

terbuat darinya.

3. Aspergillus niger, menghasilkan asam sitrat.

4. Aspergillus oryzae, untuk merombak zat pati dalam pembuatan minuman

berakohol.

5. Aspergillus nidulan, parasit pada telinga menyebabkan outomikosis.

6. Aspergillus soyae, untuk pembuatan kecap.

Gambar 4. Morfologi Jamur Aspergillus sp

Page 9: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

D. Siklus Hidup Aspergilus spp

Spesies Aspergillus secara alamiah ada dimana-mana, terutama pada

makanan, sayuran basi, pada sampah daun atau tumpukan kompos. Konidia

biasanya terdapat di udara baik di dalam maupun di luar ruangan dan sepanjang

tahun. Aspergillus juga bisa tumbuh di daun-daun yang telah mati, gandum yang

disimpan, kotoran burung, tumpukan pupuk dan tumbuhan yang membusuk

lainnya.

Jamur Aspergilus ini termasuk dalam phylum Ascomycotina. Berikut

siklus hidupnya :

E. Penyakit oleh Jamur Aspergilus spp pada Manusia

Beberapa spesies Aspergillus menyebabkan penyakit serius pada manusia.

Yang paling umum adalah spesies patogenik yang disebabkan oleh Aspergillus

fumigatus dan Aspergillus flavus. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoxin yang

bersifat racun dan karsinogen, dan yang dapat berpotensi mengkontaminasi

makanan. Yang paling sering menyebabkan alergi penyakit ialah Aspergillus

fumigatus dan Aspergillus clavatus.

Gambar 5. Siklus Hidup Aspergillus spp

Page 10: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

Aspergillus dapat menyebabkan spektrum penyakit pada manusia, bisa jadi

akibat reaksi hipersensitivitas hingga bisa karena angioinvasi langsung.

Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru - paru, yang menyebabkan empat

sindrom penyakit, yakni Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA),

Chronic Necrotizing Pneumonia Aspergillosis (CNPA), Aspergiloma, dan

Aspergilosis invasif. Pada pasien yang Imunokompromais Aspergilosis juga dapat

menyebar ke berbagai organ menyebabkan endoftalmitis, endokarditis, dan abses

miokardium, ginjal, hepar, limpa, jaringan lunak, hingga tulang. (Surange, 1985)

F. Tanaman yang diserang Jamur Aspergillus spp

Aspergillus spp. pertama kali dilaporkan di Turki pada tahun 1960, bahwa

kacang tanah yang diimpor dari Brasil tertular berat dan menyebabkan kerugian

yang besar bagi usaha tanaman kacang tanah dan toksinnya pada waktu itu diberi

nama aflatoksin (Swindale 1987). Aspergillus spp. kemudian dilaporkan di

banyak negara dan menjadi kendala terutama dalam kualitas biji-bijian sebagai

bahan pangan dan pakan. Christensen dan Meronuck (1986) melaporkan bahwa

dari 33 spesies yang ditemukan, A. flavus dan A. farasiticus adalah cendawan

yang mempunyai kesamaan yang erat dan menginfeksi biji-bijian dan beberapa

jenis tanaman lainnya.

Dari beberapa spesies Aspergillus spp, A. flavus teridentifikasi sebagai

penyakit penting yang menginfeksi biji jagung. Inang utama A. flavus adalah

jagung, kacang tanah, dan kapas. Penyakit ini mempunyai banyak inang alternatif,

sekitar 25 jenis tanaman, khususnya padi, sorgum, dan kacang tunggak (CAB

International 2001). Pakki dan Muis (2006) melaporkan bahwa A. flavus

ditemukan pada fase vegetatif dan generatif tanaman, serta pascapanen jagung.

Pada jagung, gejala Aspergillus spp. ditandai cendawan berwarna hitam,

(spesies A. niger) dan berwarna hijau (A. flavus). Infeksi A. flavus pada daun

menimbulkan gejala nekrotik, warna tidak normal, bercak melebar dan

memanjang, mengikuti arah tulang daun. Bila terinfeksi berat, dan berwarna

coklat kekuningan seperti terbakar. Gejala penularan pada biji dan tongkol jagung

ditandai oleh kumpulan miselia yang menyelimuti biji (Gambar 6).

Page 11: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

Hasil penelitian Pakki dan Muis (2006) menunjukkan adanya miselia

berwarna hijau dan beberapa bagian agak coklat kekuningan. Pada klobot tongkol

jagung, warna hitam kecoklatan umumnya menginfeksi bagian ujung klobot,

perbedaan warna sangat jelas terlihat pada klobot tongkol yang muda. Bentuk

konidia bulat sampai agak bulat umumnya menggumpal pada ujung hipa

(Gambar 7), berdiameter 3-6 µm, sklerotia gelap hitam dan kemerahan,

berdiameter 400-700 µm. Konidia A. flavus dapat ditemukan pada lahan

pertanian. Pada areal pertanaman kapas, A. flavus ditemukan lebih dari 3.400

koloni/g tanah kering, dan pada area lahan pertanaman jagung 1.231/g tanah

kering (Shearer et al. 1992). Keadaan ini menggambarkan bahwa populasi koloni

pada media tumbuh jagung dapat menjadi sumber inokulum awal untuk

perkembangannya. Perkembangan sklerotia dari tanah sampai mencapai rambut

jagung hanya dalam tempo 8 hari (Wicklow et al, 1984).

Gambar 6. Gejala serangan Aspergillus flavus pada biji

jagung

Gambar 7. Bentuk Konidia Aspergillus flavus

Gambar 8. Inang A. flavus pada tanaman kacang tanah tanah

Page 12: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

Dari 33 spesies yang telah dilaporkan CAB International tahun 2001, A.

flavus merupakan spesies dominan yang menginfeksi jagung. A. flavus merupakan

patogen utama pada pascapanen jagung dan banyak mendapat perhatian para

peneliti mikotoksin di Indonesia. Patogen ini memproduksi toksin dan

menginfeksi komoditas pertanian yang dikonsumsi manusia maupun ternak.

Karakter bionomi A. flavus memberi gambaran bahwa cendawan tersebut

mempunyai daya tular yang tinggi dari pertanaman ke tempat-tempat

penyimpanan.

3. Jamur Piricularia aryzae

A. Taksonomi Pyricularia oryzae

Kingdom : Fungi

Filum : Deuteromycetes

Famili : Moniliaceae

Genus : Pyricularia

Spesies : Pyricularia oryzae

B. Morfologi Patogen Pyricularia oryzae

Gambar 9. Pyricularia oryzae hasil dari scanning mikroskop elektron menggunakan 1% DMSO (A) dan ekstrak Desmos chinensis 15.6 μg/ml (B).

Page 13: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

C. Penyakit oleh Patogen Pyricularia oryzae

Penyakit blast atau busuk leher merupakan salah satu penyakit yang paling

banyak menyerang padi dan serealia lainnya. Kerugian akibat penyakit blast sulit

diperkirakan, namun kerugiannya selalu signifikan.

D. Gejala Serangan

Oryzae Pyricularia menyebabkan bintik-bintik atau luka pada daun,

tangkai, malai, dan biji, tetapi jarang pada pelepah daun. Gejala tersebut seperti

nekrotik. Bercak pada daun berbentuk gelendong dengan bagian tepi berwarna

coklat atau coklat kemerahan, bagian tengah bulat, dan berakhir runcing. Luka

berkembang dengan panjang 1,0 – 1,5 cm dan lebar 0,3 - 0,5 cm. Karakteristik

tersebut sangat berkaitan dengan usia luka, kerentanan tanaman, dan faktor

lingkungan. Ketika tangkai terinfeksi, maka akan menjadi hitam dan busuk.

Infeksi terjadi dari dasar malai dan menyebabkan busuk leher serta menyebabkan

malai gugur atau jatuh. Pada infeksi berat, rachillae sekunder dan biji-bijian juga

terpengaruh.

Gambar 10. Konidia dan konidiospora Pyricularia oryzae

Gambar 11. Gejala Blast pada tangkai padi

Gambar 12. Gejala Blast pada daun padi

Gambar 13. Gejala Blast pada leher padi

Page 14: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

4. Jamur Plasmopara viticola

A. Taksonomi Plasmopara viticola

Domain : Eukariota                                                                                

Kerajaan : Chlromalveolata                                                                     

Filum      : Heterokontophyta                                                                  

Kelas      : Oomycetes

Ordo       : Peronosporales

Famili     : Peronosporaceae

Genus     : Plasmopara

Spesies   : Plasmopara viticola

B. Gejala Serangan Jamur Plasmopara viticola

Serangan dari jamur Plasmopara viticola terdapat pada daun yang masih

muda. Serangan pada daun berupa bercak-bercak berwarna kuning kehijauan

dipermukaan daun bagian atas dan di bagian permukaan bawahnya muncul

semacam tepung berwarna putih terdiri dari Sporangium dan Sporangiofor. Pada

tunas dan sulur yang terserang akan memperlihatkan tepung putih di bawahnya,

sehingga tidak dapat tumbuh dengan sempurna, produksi turun sampai 70% dalam

satu musim.

Page 15: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

5. Jamur Pythium deryanum

Pythium debaryanum merupakan jamur patogen yang menyebabkan

kecambah busuk dan membusuknya akar pada tanaman budidaya (R. Hesse C.

Dalam André dan Cock. 2004). Serangan jamur ini terjadi dibeberapa tanaman

budidaya, diantaranya menyerang daun dan buah tanaman kacang panjang.

A. Taksonomi Jamur Pythium debaryanum

Kingdom : Chromalveolata

Phylum : Heterokontophyta

Class : Oomycetes

Order : Pythiales

Family : Pythiaceae

Genus : Pythium

Species : Pythium debaryanum

Binomial name : Pythium debaryanum

Sinomim : Eupythium debaryanum (R Hesse)

Gambar 14. Gejala Serangan Plasmopara viticola pada daun

tanaman anggur

Gambar 15. Gejala Serangan Plasmopara viticola pada buah

tanaman anggur

Gambar 16. Macrosporangia dan Sporangia Jamur Plasmopara viticola

Page 16: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

(Nieuwl dalam Van Der, 1981)

B. Morfologi dan Gejala Serangan Jamur Pythium debaryanum

Gambar 17. Morfologi Phytium debaryanum secara mikroskopis

Page 17: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

6. Jamur Sclerospora graminicola

A. Morfologi Jamur Sclerospora graminicola

Jamur Sclerospora graminicola merupakan organisme penyebab penyakit

bulu halus malai Downy mildew. Jamur ini mereproduksi secara aseksual melalui

zoospora dengan cara membebaskan sporangium dan bereproduksi secara seksual

melalui Oospora.

Gejala 18. Gejala Serangan Jamur Pithyum debaryanum

Gambar 19. Gejala Serangan Pithyum debaryanum

Gambar 20. Morfologi Jamur Sclerospora graminicola

Page 18: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

Ciri-ciri dari jamur ini sangat bervariasi seperti bereproduksi secara

seksual melalui Oospora dalam jaringan daun yang terinfeksi. Infeksi jamur

patogen tanaman ini timbul terutama melalui proses seksual, heterozigositas dan

rekombinasi somatik, mutasi, dan seleksi. Pergeseran besar dalam patogenisitas

terjadi karena perubahan ketahanan inang dan lingkungan. Jumlah variasi genetik

pada populasi jamur patogen mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi

dengan kondisi lingkungan serta berfluktuasi dan mempengaruhi ketahanan inang

sehingga ketahanan inang akan berubah dan menurun.

Ciri lain dari jamur ini adalah ukuran sporangiospora berkisar antara

panjang 150-200μm, diameter 16-20μm dengan cabang utama yaitu spora yang

mempunyai diameter kasar 8-16μm, yang berkerucut lalu bercabang kecil.

Sporangium berbentuk oval dan lebar agak bulat, dengan ukuran panjang dan

lebar 13-34μm × 12-23μm. Oospora berbentuk bulat mendekati oval, berwarna

kuning pucat atau kuning-coklat dengan diameter 26-42μm.

B. Gejala Serangan Jamur Sclerospora graminicola

Gejala terinfeksi jamur ini pada tanaman adalah sebgai berikut :

a. Perbungaan - malai berubah warna

b. Perbungaan - memutar dan distorsi

c. Daun - terjadi proses nekrotik

d. Daun - warna normal

e. Daun - pertumbuhan jamur

f. Daun - menguning atau mati

g. Akar – lambat laun akan membusuk

h. Batang - perubahan warna kulit batang

Gejala secara keseluruhan pada tanaman yang terinfeksi adalah adanya

variasi yang cukup besar dalam gejala, yang hampir selalu berkembang sebagai

akibat dari infeksi sistemik. Gejala bervariasi sesuai dengan ketahanan inangnya,

serta kondisi lapangan atau lingkungan tempat terjadinya infeksi sistemik ini,

biasanya diamati sejak 6 hari setelah tanam. Gejala sistemik umumnya muncul

Page 19: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

pada daun kedua, dan sesekali munculnya (jadi tidak secara bersamaan),

dilanjutkan pada semua daun berikutnya dan malai juga menggambarkan gejala,

kecuali dalam kasus-kasus resistensi pemulihan di mana tanaman dapat

mengatasi atau tahan terhadap infeksi tersebut (Singh dan Raja, 1988). Penyakit

ini juga dapat muncul pada daun pertama ketika infeksi sudah parah

perkembangannya.

Gejala daun dimulai dengan proses klorosis di dasar lamina daun dan

menginfeksi daun baru berturut-turut serta menunjukkan perkembangan cakupan

yang lebih besar dengan gejala daun. Gejala daun yang terinfeksi, ditandai dengan

daerah bagian daun yaitu basal sakit dan menyebar ke ujung. Dalam kondisi

kelembaban tinggi, luas daun terinfeksi akan mendukung terjadinya klorosis dan

menyebarnya sebagian besar spora, umumnya pada permukaan abaxial dari daun,

memberi mereka penampilan berbulu halus pada daun. Jika gejala terjadi mulai

awal, tanaman akan sangat kerdil dan klorosis dan selanjutnya akan mati, jika

gejala yang tertunda, kekerdilan mungkin belum terjadi hal tersebut dikarenakan

beberapa tunas mungkin lolos penyakit.

Tanaman sangat terinfeksi umumnya kerdil dan tidak menghasilkan malai.

Istilah 'Telinga hijau' berasal dari penampilan malai yang berwarna hijau karena

transformasi bagian bunga ke dalam struktur berdaun. Ini kadang-kadang disebut

sebagai virescence (Arya dan Sharma, 1962). Dalam kasus-kasus tertentu, telinga

hijau adalah satu-satunya manifestasi dari jamur ini. Gejala yang jarang terlihat

sebagai lesi lokal atau bintik-bintik terisolasi pada bilah daun (Saccas, 1954;

Girard, 1975). Tempat bervariasi dalam bentuk dan ukuran dan berada pada

klorosis pertama dan menghasilkan sporangia, dan kemudian menjadi nekrotik.

Berikut gambar gejala serangan jamur Sclerospora graminicola pada

tanaman :

Gambar 21. Gejala pada daun

Daun yang terinfeksi jamur ini menghasilkan pertumbuhan putih

berbulu halus pada permukaan daun yang terdiri dari spora dan

sporangium.

Page 20: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

7. Jamur Penicillium sp

Berikut gejala serangan Jamur Penicillium spp pada biji jagung :

Gambar 22. Gejala pada malaiKhas gejala penyakit bulai

sistemik.

Gambar 23. Gejala pada malaiCacat khas pada kepala

menunjukkan infeksi sistemik dengan perbungaan diubah menjadi

Gambar 24.Fase aseksual

Gambar 25. Kematangan sporangium

Gambar 26.

Fase seksual

Page 21: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

Patogen Penicillium spp. pada biji jagung ditemukan berupa gumpalan

miselia berwarna putih menyelimuti biji, diselingi warna kebiru-biruan (Gambar

27). Patogen ini adalah patogen tular benih yang mempunyai inang utama jagung.

Tanaman lain belum dilaporkan dapat menjadi inangnya, namun dapat

menginfeksi tanaman jagung pada fase prapanen dan pascapanen. Bagian tanaman

yang dapat terinfeksi adalah batang, daun, biji dan telah teridentifikasi 18 spesies

seperti tabel dibawah ini :

Intensitas penularan pada biji jagung dapat mencapai lebih dari 50%

(Handoo dan Aulakh 1999). Gejalanya ditandai oleh bercak pada kulit ari biji, bila

menginfeksi tongkol secara optimal menyebabkan pembusukan. Pengaruh

terhadap kualitas benih adalah penurunan daya tumbuh. Spesies P. oxalicum

memproduksi oxalid acid dan bersifat toksik terhadap biji.

Penicillium spp. dapat ditularkan melalui biji. Apabila ditanam, biji-biji

yang terinfeksi Penicillium spp. dari lokasi pertanaman dapat menularkan pada

pertanaman selanjutnya. Patogen akan berkembang baik pada suhu < 15 dan akan

tertekan perkembangannnya pada suhu > 25Oc. Penyebaran dalam suatu populasi

serangga. Semakin tinggi populasi serangga, semakin besar intensitas biji

terinfeksi Penicillium spp karena serangga dapat menjadi vektor penyebar

perkembangan patogen ini di pertanaman dan tempat penyimpanan.

Gambar 27. Gejala Penicillium spp pada biji jagung

Page 22: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

III. PENUTUP

Berdasarkan pembahasan diatas diperoleh kesimpulan bahwa jamur

merupakan salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir

semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga

buahnya. Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya

buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun,

akan menyebabkan bercak–bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut

akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh

permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok. Jamur-

jamur yang tergolong bersifat patogen terhadap tumbuhan diantaranya ialah

Plasmodiophora brassicae, Aspergillus spp, Pyricularia oryzae, Plasmopara

viticola, Pythium debaryanum, Sclerospora graminicola, dan Pinicillium spp

Page 23: TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN  MACAM-MACAM GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN  AKIBAT JAMUR PATOGEN

DAFTAR PUSTAKA

A J. van der Plaats-Niterink .1981. "Monograph of the genus Pythium". Studies in Mycology 21: 1–242

Aguskrisno. 2012. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Mengendalikan Penyakit pada Tumbuhan. http://aguskrisnoblog.wordpress.com. [Diakses 11 Maret 2013].

C. André Lévesque & Arthur W. M. de Cock. 2004. Molecular phylogeny and taxonomy of the genus Pythiu. Mycological Research, 108 (12) : 1363–1383

Jawetz. E , Melnick & Adelberg. 1996. Microbiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Robinson, Richard. 2001. Biology Macmillan Science Library. Macmillan Reference. USA

Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Kanisius