upaya meningkatkan hasil belajar lompat tinggi …/upaya...pendidikan jasmani pada siswa kelas v sd...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI
MELALUI MODIFIKASI ALAT PENDIDIKAN JASMANI
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MINTARAGEN 7
KECAMATAN TEGAL TIMUR
KOTA TEGAL
SKRIPSI
Oleh:
SITI AISYAH
X4711158
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Aisyah
Nim : X4711158
Jurusan/Program Studi : Penjasorkes/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR LOMPAT TINGGI MELALUI MODIFIKASI ALAT
PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
MINTARAGEN 7 KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL TAHUN
PELAJARAN 2011 / 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya..
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Siti Aisyah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI
MELALUI MODIFIKASI ALAT PENDIDIKAN JASMANI
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MINTARAGEN 7
KECAMATAN TEGAL TIMUR
KOTA TEGAL
Oleh:
SITI AISYAH
X4711158
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta. Juli 2012
Pembimbing I
Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes
NIP. 196001191985031007
Pembimbing II
Hendrig Joko P, S.Pd. M.Or
NIP. 198008052008011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan
Pada hari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
:
Fadilah Umar, M.Or
Sekretaris
:
Haris Nugroho, S.Pd.M.Or
Anggota I
:
Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes
Anggota II
:
Hendrig Joko P, S.Pd.M.Or
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
A.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Prof.Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si
NIP. 196604151991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Siti Aisyah . UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT
TINGGI MELALUI MODIFIKASI ALAT PENDIDIKAN JASMANI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI MINTARAGEN 7 KECAMATAN TEGAL
TIMUR KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat
tinggi pada siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Timur Kota Tegal
tahun pelajaran 2011/ 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Timur Kota Tegal tahun pelajaran
2011/ 2012 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 23 siswa putra dan 9 siswa putri.
Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes
pengukuran dan observasi proses kegiatan pembelajaran lompat tinggi melaalui
modifikasi alat pendidikan jasmani. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan modifikasi alat
pendidikan jasmani dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi pada siswa
kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun
pelajaran 2011/ 2012. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan
hasil belajar lompat tinggi melalui modifikasi alat pendidikan jasmani dan jumlah
siswa yang tuntas belajar. Nilairata-rata lompat tinggi pada kondisi awal (64.59),
siklus I (78.09) dan siklus II (80.47), sehingga peningkatan dari kondisi awal
hinggasiklus II sebesar (15.88). Sedangkan jumlah siswa yang tuntas belajar pada
kondisi awal sejumlah 10 siswa(31,25%), siklus I sejumlah 24 siswa (75%) dan
siklus II sejumlah 32 siswa (100%).
Simpulan penelitian ini, bahwa upaya meningkatkan hasil belajar lompat
tinggi melalui modifikasi alat pendidikan jasmani pada siswa kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012
berhasil. Saran yang dapat diberikan, diharapkan guru mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan agar lebih kreatif Inovatif dalam menggunakan
media/alat pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran. dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa dan menjadikan
pembelajaran yang PAKEM.
Kata kunci : meningkatkan, hasil belajar, lompat tinggi, modifikasi alat
pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Allah tidak akan mengubah nasib manusia
sebelum manusia mengubah nasibnya.
(Q.S. Al-Ra’du:12)
Dengan ilmu hidup menjadi mudah,
Dengan iman hidup menjadi terarah, dengan seni hidup menjadi indah, dengan
cinta hidup menjadi gairah
( Al Ghozali )
Sukses untuk mencapai puncak tertinggi berawal dari sebuah keinginan kuat
untuk meraihnya dan disertai kesungguhan hati dalam setiap langkah untuk
menjadikannya sebuah kenyataan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriiring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“ Suamiku tercinta”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan
semangat dan selalu ada di sampingku baik disaat kutegar berdiri maupun saat
kujatuh dan terluka
“Anak-anaku”
kaulah inspirasiku semangatku, terimakasih atas semangat dan kerjasamanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahka rahmat dan hidayah-Nya, sehigga dapat mengyelesaikan
penulisan sekripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unuversitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
5. Hendrig Joko P, S.Pd, M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Siti Kholidah,S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Mintaragen 7
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
8. Siti Iriani, guru Penjasorkes SD Negeri Panggung 9 yang telah bersedia
menjadi mitra kolaborator.
9. Siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
tahun pelajaran 2011/ 2012 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik saran yang membangun penulis harapkan. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
HALAMAN ABSTRAK ..........................................................................................
HALAMAN MOTTO ...............................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
D. Manfaat Penelitian ............................................................................
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.................................................................................
A. Pendidikan Jasmani ...........................................................................
1. Manfaat Pendidikan Jasmani ……………………………..
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ………………………………
3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ……………………..
B. Belajar ................................................................................................
C. Pengertian Hasil Belajar ...................................................................
D. Pengertian Atletik ..............................................................................
E. Pembelajaran Lompat Tinggi ............................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
1
1
4
4
4
6
6
7
8
9
9
10
11
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
F. Alat Bantu Pendidikan Jasmani .........................................................
G. Kerangka Berfikir ..............................................................................
H. Hipotesis ...........................................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
B. Subjek Penelitian ..............................................................................
C. Sumber Data .....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
E. Teknik Analisis Data ........................................................................
F. Indikator Keberhasilan …………………………………..
G. Prosedur Penelitian ...........................................................................
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Survei Awal ………………………………………………..
B. Deskripsi Data Kondisi Awal……………………………..
C. Hasil Penelitian……………………………......................
1. Siklus I…………………………….............................
2. Siklus II……………………………............................
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………….
A. Simpulan …………………………………………………
B. Implikasi ………………………………………………….
C. Saran ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….
LAMPIRAN ………………………………………………………………
15
20
21
22
22
23
23
23
24
25
25
28
28
28
30
30
40
62
62
63
63
65
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Rincian Waktu dan Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................
Teknik Pengumpulan Data .........................................................................................
Prosentase Target Keberhasilan .................................................................................
Hasil Belajar Lompat Tinggi Siklus I .......................................................................
Hasil Belajar Lompat Tinggi Siklus II ......................................................................
Peningkatan Hasil Hasil Belajar Lompat Tinggi dari Kondisi
Awal ke Siklus II ........................................................................
Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat
Tinggi dari Kondisi Awal ke Siklus I .........................................
Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat
Tinggi dari Siklus I ke Siklus II ..................................................
Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat
Tinggi dari Kondisi Awal ke Siklus II ........................................
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pada Kondisi Awal ...........
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I .....................
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus II ......... .........
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Lompat Tinggi dari
Kondisi Awal ke Siklus I dan Siklus II .......................................
22
24
25
35
44
48
52
53
53
55
56
58
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1
2.2
2.3
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Gerakan saat Menolak ...............................................................................................
Gerakan saat Melayang diatas mistar dan mendarat .................................................
Penekanan Program Penjas Sekolah Dasar ...............................................................
Siklus Penelitian Tindakan Kelas ..............................................................................
Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
dari Kondisi Awal ke Siklus I ...................................................................................
Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ...........................................
Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
dari Siklus I ke Siklus II ..............................................................
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ...........................
Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
dari Kondisi Awal ke Siklus I dan Siklus II ................................
Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
dari Kondisi Awal ke Siklus I dan Siklus II ................................
Diagram Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi
Awal ............................................................................................
Diagram Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I.......
Diagram Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II......
Diagram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lompat Tinggi
dari Kondisi Awal ke Siklus I dan Siklus II ................................
14
15
18
27
37
38
46
47
53
50
54
56
57
59
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...........................................................
Lembar Absensi Siswa ...............................................................................................
Data Nilai Kondisi Awal ...........................................................................................
Data Nilai Siklus I .....................................................................................................
Data Nilai Siklus II ....................................................................................................
Dokumentasi Penelitian .............................................................................................
Surat Ijin Penelitian ...................................................................................................
Surat Keterangan dari Sekolah …..............................................
68
81
93
95
97
99
101
106
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di
sekolah memiliki peran sangat penting yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung sebagai pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat
dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional,
spotivitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.
Pendidikan Jasmani menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di Sekolah Dasar terdiri dari beberapa aspek diantaranya: (1) permainan
dan olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) aktivitas senam, (4) aktivitas
ritmik, (5) aktivitas air, (6) pendidikan luar kelas, (7) kesehatan. Permainan dan
olahraga merupakan salah satu aspek pendidikan jasmani yang terdiri dari:
olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor-non
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rouders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis dan beladiri serta aktivitas
lainnya.
Atletik merupakan salah satu bagian dari aspek permainan dan olahraga
yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Atletik diajarkan di sekolah mencakup empat nomor yaitu : (1) jalan, (2) lari, (3)
lompat, (4) lempar. Lompat tinggi merupakan salah satu nomor lompat yang
diajarkan di sekolah-sekolah. Untuk siswa Sekolah Dasar, lompat tinggi yang
diajarkan yaitu lompat gaya straddle. Jika dibandingkan dengan gaya lainnya,
lompat tinggi gaya straddle lebih sederhana dibandingkan dengan gaya lainnya,
sehingga lompat tinggi gaya straddle lebih awal diajarkan di Sekolah Dasar
sebelum mempelajari gaya lainnya.
Pendidikan Jasmani yang diberikan kepada siswa harus dapat
membangkitkan partisipasi dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan siswa aktif berpartisipasi maka tujuan Pendidikan Jasmani dapat tercapai.
Banyaknya metode, model, modifikasi, diharapkan dapat menumbuhkan dan
meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti Pendidikan Jasmani terutama
dalam lompat jauh. Partisipasi aktif siswa sangatlah penting untuk mencapai
tujuan Pendidikan Jasmani. Sebagai guru Penjas harus mampu mengemas
Pendidikan Jasmani menjadi suatu pendidikan yang menarik dan menyenangkan
sehingga siswa termotivasi dan berpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran, salah
satunya yaitu dengan menggunakan alat bantu.
Modifikasi alat dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting
bagi siswa terutama siswa Sekolah Dasar. Pada umumnya pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah termasuk Sekolah Dasar berdasarkan
keterampilan yang sebenarnya tanpa menggunakan modifikasi alat. Dari
pengetrapan keterampilan yang sebenarnya ini, ternyata siswa Sekolah Dasar
mengalami kendala atau kesulitan karena pada masa-masa ini kemampuan gerak
dasar siswa baru berkembang. Kendala atau kesulitan siswa harus segera dicarikan
solusinya, salah satunya yaitu dengan menggunakan modifikasi alat. Dengan
menggunakan modifikasi alat yang sederhana dan menarik perhatian siswa, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siwa akan lebih mudah dalam mengikuti pendidikan jasmani sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa.
Penggunaan modifikasi merupakan solusi untuk mengatasi kendala atau
kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat tinggi.
Penggunaan modifikasi alat ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam mengikuti pendidikan jasmani lompat tinggi. Namun penggunaan
modifikasi alat ini belum diketahui seberapa besar pengaruhnya untuk
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi siswa. Untuk membuktikan apakah
penggunaan modifikasi alat pendidikan jasmani dapat meningkatkan hasil belajar
lompat tinggi, maka perlu dibuktikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan modifikasi alat pendidikan
jasmani ini diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan
Tegal Timur Kota Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012. Ditinjau dari pelaksanaan
Pendidikan Jasmani di SD Mintaragen 7 ini belum maksimal, masih terdapat
siswa yang malas mengikuti Pendidikan Jasmani bahkan tidak mengikuti dengan
berbagai alasan. Hal ini dikarenakan materi terutama lompat tinggi yang
disampaikan guru berdasarkan pada keterampilan yang sebenarnya, sehingga
siswa merasa kesulitan dalam mengikutinya. Selain itu dalam penyampaian materi
masih monoton, tidak menarik, membosankan dan melelahkan. Banyak siswa
yang mengeluh capek dan malas mengikuti pembelajaran, sehingga partisipasi
Pendidikan Jasmani dalam lompat tinggi siswa masih rendah begitu juga dengan
nilai ketuntasan hasil belajar masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 73.
Penggunaan modifikasi alat pendidikan jasmani sangat penting agar
kendala atau kesulitan siswa dapat teratasi. Selain itu melalui modifikasi alat
pendidikan jasmani, siswa akan lebih tertarik dan senang dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga siswa aktif bergerak. Dengan siswa aktif bergerak maka
akan meningkatkan hasil belajar lompat tinggi. Maka perlu dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan hasil belajar Lompat Tinggi
melalui Modifikasi Alat Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal Tahun Pelajaran 2011/ 2012”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah penggunaan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar lompat tinggi pada siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi
dengan menggunakan modifikasi alat pendidikan jasmani pada siswa kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun pelajaran 2011/
2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi siswa
Dengan menggunakan modifikasi alat, hasil belajar lompat tinggi siswa
meningkat.
b. Bagi Guru
Sebagai wawasan dan menumbuhkan kreatifitas guru untuk meningkatkan
hasil belajar lompat tinggi pada siswa Sekolah Dasar.
c. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa penggunaan modifikasi alat dapat
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penlitian selanjutnya
yang berhubungan dengan hal yang sama.
b. Dapat digunakan sebagai media alternatif bagi guru sekolah lain untuk
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani sering kali disalah artikan oleh banyak orang. Banyak
anggapan bahwa, pendidikan jasmani hanyalah suatu pelajaran untuk membuat
anak bersenang-senang dan bergembira atau pelajaran selingan dari pelajaran lain
yang menuntut berpikir dengan keras. Bahkan juga dikatakan pendidikan jasmani
merupakan pendidikan yang tidak berbobot dibandingkan dengan mata pelajaran
lainnya seperti matematikan, bahasa inggris dan lain sebagainya. Agus Mahendra
(2004: 16) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi anak untuki mempelajari hal-hal yang penting. Oleh
karena itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah pentingnya dengan pelajaran
lain seperti; Matematika, Bahasa, IPS, IPA dan lain-lain”.
Pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani tidak kalah
pentingnya dengan mata pelajaran lainnya. Namun demikian tidak semua guru
menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani
dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran
negatif tentang pembelajaran pendidikan jasmani mulai dari kelemahan proses,
misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil
pembelajarannya seperti kebugaran jasmani yang rendah. Di kalangan guru
pendidikan jasmani sendiri ada anggapan bahwa, pelajaran pendidikan jasmani
dapat dilakukan seadanya, sehingga pelaksanaannya dengan cara menyuruh anak
pergi ke lapangan, menyediakan bola dan anak disuruh bermain sendiri, guru
mengawasi dari pinggir lapangan atau bahkan tanpa ada pengawasan dari guru.
Hal ini dapat terjadi karena ketidak pahaman guru tentang arti dan tujuan
pendidikan jasmani di sekolah. Di samping itu, kemungkinan guru yang
bersangkutan kurang mencintai sepenuh hati sebagai guru pendidikan jasmani.
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan jasmani menurut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sekolah dasar (2003: 6) bahwa, “Pendidikan jasmani
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan
direncanakan secara sistematis bertujuan untuk meningkatkan individu secara
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional”. Sedangkan
menurut Agus Mahendra (2004: 17) bahwa, “Pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk
mencapai tujuan pendidikan”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani
merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga yang
mempunyai pengertian mendidik. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan
mata pelajaran lainnya adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia
yang bergerak secara sadar. Gerak tersebut dirancang secara sadar oleh gurunya
dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak didik.
1. Manfaat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani
dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu. Tanpa ada pendidikan jasmani di lingkungan sekolah, maka akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Menurut Agus Mahendra (2004: 7-8) bahwa, ”Secara umum manfaat
pendidikan jasmani di sekolah mencakup: (1) Memenuhi kebutuhan anak
akan gerak, (2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya, (3)
Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna, (4) Menyalurkan
energi yang berlebihan, (5) Merupakan proses pendidikan secara serempak
baik fisik, mental maupun emosional”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, banyak manfaat yang
diperoleh dari pendidikan jasmani di antaranya sebagai pemenuhan akan
gerak anak, mengenalkan lingkungan dan potensi anak, menanamkan dasar-
dasar keterampilan yang berguna, untuk menyalurkan energi yang berlebihan
dan sebagai proses secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Hal ini artinya, pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang di
dalamnya mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan
pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga aspek
mental, emosional dan spiritual.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan jenis pendidikan yang
mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pendidikan. Berdasarkan
kurikulum pendidikan jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmani dari masing-
masing jenjang pendidikan berbeda-beda. Menurut Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (2006: 2-3) bahwa, “Pendidikan
Jasmani Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani di Sekolah
Dasar bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, pertumbuhan
fisk, perkembangan psikis, meningkatkan keterampilan gerak, membentuk
karakter moral yang baik, menumbuhkan sikap sportif, mengembangkan
keterampilan menjaga keselamatan dan pencapaian pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup yang sehat dan kebugaran serta memiliki sikap yang
sportif.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Ruang lingkup pendidikan jasmani untuk Sekolah Dasar mencakup
banyak aspek. Menurut M. Furqon H. (2007: 4) bahwa, ”Ruang lingkup
pendidikan jasmani olahraga meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan diri meliputi, aktivitas
senam , aktivitas ritmik meliputi, aktivitas air meliputi, pendidikan luar kelas
meliputi, kesehatan”.
Pendapat tersebut menunjukkan, ruang lingkup pendidikan jasmani
untuk Sekolah Dasar meliputi enam aspek yaitu: olahraga permainan,
pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air dan
pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut di dalamnya terdiri
beberapa macam cabang olahraga yang telah diatur berdasarkan kurikulum
yang berlaku.
Atletik merupakan salah satu aspek permainan olahraga yang
diajarkan di Sekolah Dasar. Cabang olahraga atletik terdiri dari beberapa
macam nomor, yaitu: jalan, lari, lompat, dan lempar. Lompat jauh merupakan
salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik.
B. Belajar
Robert M. Gagne (H. Din Wahyudin, 2004 : 3.25) berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman dan merupakan proses dari yang sederhana ke yang komplek,
oleh sebab itu proses belajar selalu bertahap mulai dari belajar tanda kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
melalui rangsangan reaksi belajar membedakan belajar konsep sampai pada
belajar prinsip dan belajar untuk memecahkan masalah. Hasilnya kapabilitas, baik
berupa pengetahuan, sikap ataupun ketrampilan tertentu. Gagne berpendapat
bahwa kapabilitas diperoleh melalui stimulus atau rangsangan yang datang dari
lingkugan dan melalui proses kognitif yang dilakukan peserta didik.
Dari pengertian belajar tersebut, disimpulkan ada tiga komponen pokok
cirri utama belajar yaitu : proses, perubahan perilaku dan pengalaman. Belajar
merupakan proses aktivitas mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila fikiran dan perasaannya aktif
melakukan sesuatu, sekalipun kegiatan itu tidak bisa diamati oleh orang lain.
Yang bisa diamati guru adalah manifestasi dari belajar. Belajar yang baik adalah
belajar yang menerapkan aktivitas mental dengan kadar yang tinggi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan
dari pengalaman belajar sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dimana
proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu ranah pengetahuan (kognitif),
ketrampilan motorik (psikomotorik) dan penguasaan nilai-nilai atau sikap
(afektif).
C. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan
perilku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar. Hasil
belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Dari dua pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Gagne mengungkap ada lima kategori hasil belajar, yaitu: informasi
verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara
belum mengungkap tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan
seseorang yang harus dapat dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Sudjana,1990:22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
D. Pengertian Atletik
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik,
noeromuskuler, intelektual, dan emosional melalui aktivitas fisik. Secara eksplisit
istilah pendidikan jasmani di bedakan dengan olahraga. Dalam arti sempit
olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong,
membangkitkan, mengembangkan, dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah
maupun rohaniah pada setiap manusia.
Dalam dunia olahraga, dikenal banyak sekali cabang olahraga, antara
lain adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang olahraga
tersebut, atletik mempunyai peranan penting, karena gerakan-gerakannya
merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik menurut Aip
Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang artinya
pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang
melakukannya dinamakan Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah
dikemukakan, bahwa atetik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau
diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
Atletik merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan
yang terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatan
latihan atletik, akan dapat diperoleh berbagai pengalaman yang sangat berguna
dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam melakukan kegiatan atletik akan
dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tekan,
koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta bertanggung jawab
(Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 : 60).
Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lompat yaitu nomor
lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Lompat tinggi
merupakan salah satu nomor atletik yang wajib diajarkan di SD, SMP dan SMA.
Dalam penelitian ini atletik yang akan dibahas adalah nomor lompat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
E. Pembelajaran Lompat Tinggi
1. Teknik lompat tinggi
Olahraga lompat tinggi terdiri dari dua kata yaitu lompat dan tinggi.
Lompat berarti bergerak dengan mengangkat kaki kedepan (kebawah, keatas)
dan dengan cepat menurunkanya lagi. Sedangkan tinggi adalah jarak yang
jauh dari posisi bawah keatas. Jadi lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan
melompat keatas dengan cara mengangkat kaki depan keatas sebagai upaya
membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh
(mendarat). Untuk mendapatkan lompatan yang maksimal maka perlu
dibutuhkan teknik dasar yang akan dikuasai dengan baik. Adapun teknik
dasar dari lompat tinggi adalah sebagai berikut:
a. Awalan
Awalan adalah gerakan permulaan dalam usaha untuk
mendapatkan kesempatan pada waktu akan melakukan tolakan. Adapun
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Jarak awalan tergantung tiap-tiap pelari (sekitar 7-9 langkah). Jarak
awalan harus cukup jauh dan lari cepat untuk mendapatkan momentum
yang paling besar
2) Kecepatan awalan dan irama langkah harus tepat. Pada melangkah
konsentrasi tertuju pada lompatan yang setinggi-tingginya.
3) Langkah terakhir agak diperpendek, supaya dapat menolak ke atas
dengan lebih sempurna.
4) Sikap lari seperti pada lari jarak pendek
b. Tolakan atau tumpuan
Untuk tolakan atau tumpuan, posisi kaki sama dengan lompatan
yang lainnya, yakni harus kuat/keras dengan bantuan ayunan kedua tangan
untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila tolakan menggunakan
kaki kanan, maka awalan harus dilakukan dari sebelah kiri mistar. Pada
waktu menolakkan kaki bersamaan dengan ayunan kedua tangan ke atas di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
samping kepala, di mana badan melompat ke atas dan membuat putaran
180 derajat dan dilakukan bersama-sama atau serentak.
c. Sikap badan di atas mistar
Sikap badan di atas mistar hendaknya terlentang dengan kedua kaki
tergantung lemas, dagu agak di tarik kedekat dada, serta punggung berada
di atas mistar seperti busur yang melenting.
d. Mendarat
Sebagai tempat untuk mendarat perlu dipersiapkan karet busa
dengan ukuran 5 × 5 meter dengan tinggi 60 cm lebih, di atas ditutup
dengan matras yang tebalnya 10-20 cm guna menjaga keamanan dan
keselamatan. Kemudian sikap yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pendaratan adalah pertama punggung dan bagian belakang kepala
kemudian dilanjutkan guling kebelakang lalu berdiri. Sebelum melangkah
meninggalkan matras, tidak ada salahnya melakukan teriakan untuk
menghilangkan ketegangan. Setelah kondisi badan benar-benar tenang
baru melangkah meninggalkan matras.
2. Gaya dalam lompat tinggi
Dalam olahraga lompat tinggi ada beberapa gaya yang dapat
dilakukan oleh masing-masing atlit sesuai dengan kemampuan dan
kemahirannya. Gaya yang dilakukan ini sebenarnya adalah sikap badan
sewaktu di atas mistar. Adapun gaya dalam lompat tinggi adalah sebagai
berikut:
a. Gaya gunting (the scissors style)
b. Gaya guling perut (the straddle style)
c. Gaya flop (Fosbury flop).
Dari ketiga gaya tersebut yang diterapkan SDN Mintaragen 7 adalah
gaya guling perut (the straddle style). Cara melakukan gaya guling perut
adalah sebagai berikut:
1) Dapat mengambil awalan dari samping, dengan sudut awalan antara
35 derajat sampai 45 derajat. Jarak awalan tergantung si pelompat itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sendiri. Biasanya menggunakan langkah ganjil. Tiga langkah terakhir
harus lebih panjang dan lebih cepat.
2) Melakukan tolakkan dengan kaki tersekat pada mistar sekuat-kuatnya
ke atas, dibantu dengan ayunan kaki belakang (kaki ayun) kedepan
atas dan dibantu oleh ayunan kedua lengan ke belakang atas.
Gambar 2.1: Gerakan Saat Menolak
3) Setelah kaki ayun mencapai tinggi maksimum, segera lewatkan di atas
mistar. Lengan kiri hendaknya jangan menyentuh mistar. Setelah kaki
ayun melewati mistar, segera badan diputar ke kiri dengan kepala
mendahului melewati mistar. Putarankan badan sehingga dada dan
perut menghadap ke bawah pada saat di atas mistar. Kaki kiri yang
digunakan untuk menolak segera lututnya dilipat kesamping kiri agak
ke atas dan agak ke belakang. Lengan kanan harus ke bawah dengan
santai.
4) Jika kaki kanan yang digunakan untuk kaki ayun, maka yang pertama
kali mendarat pada matras adalah kaki kanan dan tangan kanan secara
bersama-sama. Kemudian diteruskan berguling ke samping ke depan
dengan badan dibulatkan dan bertumpu pada bahu sebelah kanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 2.2: Gerakan saat melayang diatas mistar dan mendarat
F. Alat Bantu Pendidikan Jasmani
1. Hakikat Alat Bantu
Alat bantu mengajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan belajar mengajar. Kelancaran kegiatan pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh tersedianya alat bantu yang baik dan memadai. Srijono
Brotosuryo dkk. (1994: 294) menyatakan, “Alat-alat yang digunakan oleh
guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan mengajar”.
Menurut H.J. Gino dkk., (1998: 37) berpendapat, “Alat bantu belajar atau
pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam bahan kegiatan belajar
mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi)
pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima
(siswa)”. Sedangkan Slameto (1995: 67-68) menyatakan: “Media atau alat
pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pembelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh
siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
siswa”.
Alat bantu mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran.
Alat bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan materi pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kepada siswa. Selain itu, alat bantu akan memudahkan siswa dalam
mempelajari metari pembelajaran. Lebih lanjut Srijono Brotosuryo dkk.,
(1994: 297) menyatakan, “Dengan menggunakan alat bantu mengajar atau
media, pengajaran dapat menjadi lebih konkrit dan menarik, sehingga mudah
untuk dimengerti dan dipahami anak didik”. Sedangkan M. Sobry Sutikno
(2009: 106-107) menyatakan:
Ada beberapa fungsi penggunaan media atau alat dalam proses
pembelajaran di antaranya:
1) Menarik perhatian siswa.
2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran.
3) Memperjelas penyajian pesat agar tidak bersifat verbalitis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan)
4) Mengatasi keterbatasan ruang
5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau
menimbulkan gairah belajar
9) Melayani gaya belajar siswa beraneka ragam
10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran
Alat bantu atau media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan mendukung pencapaian hasil
belajar yang optimal. Oleh karena itu, seorang guru penjas harus mampu
memanfaatkan berbagai macam alat bantu pembelajaran, jika dalam
pembelajaran materi penjas banyak kendala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Penggunaan Alat Bantu dalam Pendidikan Jasmani
Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting.
Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran
materi penjas, karena keterbatasan alat bantu atau bahkan sama sekali tidak
ada alat bantu yang disediakan oleh sekolah. Rusli Lutan (2005: 45) bahwa,
“Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat. Tidak
tersedianya alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh
langsung terhadap struktur pelajaran pengaturan siswa”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, alat bantu dalam
pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting. Tersedianya alat bantu yang
relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses belajar
mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia menuntut seorang
guru berkreativitas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut Rusli Lutan (2000: 46)
menyatakan, “Terbuka kesempatan guru pendidikan jasmani untuk membuat
sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan
pelajaran”.
Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjas untuk menciptakan
untuk membuat alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Jika
siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran penjas, maka dapat
menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu tersebut pada prinsipnya
untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang
sebenarnya sulit dikuasai. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas
dapat menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu tersebut pada
prinsipnya untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan
yang sebenarnya sulit dikuasai. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran
penjas dapat menggunakan berbagai macam peralatan, misalnya
pembelajaran lempar lembing menggunakan bola berekor, tongkat estafet,
bilah, pembelajaran lompat jauh atau lompat tinggi dapat menggunakan
kardus, tali, ban bekas dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka harus ditunjang
alat bantu yang relevan. Dengan menggunakan alat bantu yang relevan, maka
siswa akan menjadi lebih senang dan motivasi belajar meningkat. Kesulitan-
kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran penjas dapat diatasi,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Pengaruh Alat Bantu
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian penting yang tidak
dapat dipisahkan dengan pelajaran lainnya. Toko Cholik dan Rusli Lutan
(2001: 10) menyatakan, “Program pendidikan jasmani di sekolah seharusnya
diarahkan pada upaya mengembangkan pribadi anak secara menyeluruh
(multilateral development)”.
Pendapat tersebut menunjukkan, dalam membelajarkan pendidikan
jasmani bagi siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya. Pembelajaran
pendidikan jasmani tidak hanya difokuskan pada salah satu materi saja,
namun berbagai macam materi pelajaran pendidikan jasmani harus diberikan.
Lebih lanjut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 10-11) menyatakan,
“Pembatasan aktivitas gerak pada anak akan merugikan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan kurang memiliki
kekayaan dan keluwesan gerak yang mana sangat dibutuhkan untuk
menghadapi tuntutan gerak yang kompleks lebih lanjut”. Sedangkan Wall dan
Ried (1992) yang dikutip M. Furqon H. (2002: 19) memberikan gambaran
penekanan program pendidikan jasmani di sekolah dasar sebagai berikut:
Tahun-tahun awal SD Tahun-tahun akhir SD
Gambar 2.3: Penekanan Program Penjas Sekolah Dasar
(M. Furqon H., 2002: 19)
SE K
KS
S
E K
WL
KS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Keterangan:
Perubahan penekanan program pendidikan jasmani di sekolah dasar. Catatan:
K = pengembangan, keterampilan, SE = pengembangan sosial-emosi, KS =
pengembangan kesegaran jasmani dan WL = kesadaran pemanfaatan waktu
luang.
Berdasarkan skema penekanan program pendidikan jasmani di
sekolah dasar, khususnya tahun-tahun akhir sekolah dasar atau kelas V
menunjukkan, pengembangan keterampilan memiliki prosesntase lebih besar
dibandingkan dengan pengembangan sosial-emosi kesegaran jasmani dan
kesadaran luang memanfaatkan waktu luang. Hal ini artinya, pada tahun-
tahun akhir atau kelas V sekolah dasar, pembelajaran pendidikan jasmani
harus ditekankan pada pengembangan kemampuan gerak dasar anak.
Membelajarkan pendidikan jasmani pada tahun-tahun akhir atau
kelas V lebih ditekankan pada keterampilan gerak. Untuk membelajarkan
pendidikan jasmani pada kelas V perlu didukung alat bantu pembelajaran
pendidikan jasmani. Namun pada kenyataannya masih banyak guru penjas
dan membelajarkan pendidikan jasmani dilakukan seperti kegiatan olahraga
orang dewasa agar anak didiknya mampu berprestasi. Pembelajaran
pendidikan jasmani seperti ini harus dirubah, karena akan berdampak buruk
terhadap kemampuan gerak anak. M. Furqon H. (2002: 20) menyatakan,
“Anak bukan orang dewasa kecil, tetapi anak adalah anak, yaitu anak harus
dipandang sebagai anak yang memiliki dunianya sendiri yang disesuaikan
dengan karakteristiknya. Tidaklah tepat mengharapkan anak melakukan
kegiatan seperti yang dilakukan orang dewasa dan tidak juga mengharapkan
anak melakukan kondisi yang sama sebagaimana yang dilakukan orang
dewasa”. Pendapat lain dikemukakan Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001:
11) bahwa:
Dewasa ini sering kita lihat bahwa pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah dasar pada umumnya dilaksanakan secara tradisional, dimana
kegiatan yang dilakukan anak sama dengan apa yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
orang dewasa tanpa melakukan modifikasi. Seharusnya modifikasi baik
dalam aturan, ukuran, alat dan lapangan, maupun jumlah pemain perlu
dilakukan agar sesuai dengan kemampuan anak. Dengan demikian anak
dapat ikut berpartisipasi aktif, senang dan menggairahkan mengikuti
pelajaran. Sebaliknya, anak akan sering mengalami kegagalan dan
kekecewaan sehingga akhirnya dapat menumbuhkan rasa tidak senang
dan frustasi.
Pendapat tersebut menunjukkan, melakukan modifikasi sarana
pembelajaran pendidikan jasmani atau menggunakan alat bantu sangat
penting agar anak terlibat aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani. Jika akan terlibat aktif dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, maka akan meningkatkan kemampuan larinya. Oleh karena itu,
menggunakan alat bantu sangatlah penting dalam pendidikan jasmani.
G. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan atau partisipasi siswa dalam proses pendidikan jasmani. Permasalahan
yang sering dihadapi dalam pendidikan jasmani khususnya cara penyampaian
materi kepada siswa. Sering kali materi yang disampaikan masih monoton,
berdasarkan pada keterampilan yang sebenarnya. Khususnya dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya Straddle. Siswa kesulitan melakukan gerakan keterampilan
lompat tinggi gaya Straddle yang diajarkan oleh guru karena berdasarkan pada
kterampilan yang sebenarnya.
Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah
kurangnya sarana pendidikan jasmani serta peran aktif atau partisipasi siswa
dalam kegiatan pendidikan jasmai. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Proses
pendidikan jasmani kurang menoptimalkan penggunaan modifikasi alat yang
dapat memancing peran aktif siswa.
Penggunaan model nyata atau modifikasi alat dapat diamati dan
dipegang secara langsung oleh siswa, memungkinkan siswa untuk terlibat secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
aktif dalam kegiatan pendidikan jasmani. Penggunaan modifikasi alat dalam
pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang
dipelajari. Secara garis besar modifikasi alat yang digunakan yaitu: karet, bilah, ,
bangku atau kotak yang digunakan untuk pembelajaran lompat tinggi gaya
straddle.
Kreatif guru dalam membuat dan mengembangakan model atau
modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani yang kurang dapat
mempengaruhi motifasi dan keaktifan siswa. Pemanfaatan modifikasi alat yang
sederhana, seperti bilah, bangku, sebagai sarana yang dapat membantu guru dalam
menyampaikan pembelajaran khususnya lompat tinggi gaya straddle. Melalui
modifikasi alat yang sederhana diharapkan siswa dapat lebih mudah mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu modifikasi alat dapat menarik
perhatian siswa sehingga dapat membangkitkan motivasi serta partispasi aktif
siswa dalam mengikuti pendidikan jasmani khususnya lompat tinggi gaya
straddle. Jika siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran maka hasil belajar lompat
tinggi akan meningkat.
H. Hipotesis
Melalui keranngka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis terhadap penelitian sebai berikut:
” Penggunaan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh pada siswa
kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun
pelajaran 2011/ 2012”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan april- juli
2012 sampai selesai.
Tabel 3.1: rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Tahun 2012
April Mei Juni Juli
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan Ijin Penelitian
2. Pelaksanaan Siklus I
a. Pembuatan RPP
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Pengumpulan Data
d. Analisis dan Refleksi
3. Pelaksanaan Siklus II
a. Pembuatan RPP
b. Pelaksanaan Tindakan
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. Pengumpulan Data
d. Analisis dan Refleksi
4. Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan
b. Seminar
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun pelajaran 2011/
2012 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 23 siswa putra dan 9 siswa putri.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah sebagai berikut:
1. Siswa, untuk mendapat data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dengan
menggunaan modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa
kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
2. Guru, sebagai kolabolator, untuk melihat tingkat keberhasilan peningkatan
hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dengan menggunakan modifikasi
alat pada siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal .
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
terdiri dari: tes dan observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat tinggi yang
dilakukan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
partisipasi siswa selama kegiatan pembelajaran lompat tinggi dengan
menggunakan modifikasi alat pendidikan jasmani (bilah, kotak atau kardus, ,
karet).
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
Tabel 3.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
NO Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1 Siswa Hasil keterampilan
lompat tinggi gaya
straddle
Tes praktek Tes keterampilan
lompat tinggi
gaya straddle
2 Siswa Partisipasi selama
kegiatan pembelajaran
Praktik dan
unjuk kerja
Melalui lembar
observasi siswa
E. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pendidikan jasmani.
1. Hasil keterampilan lompat tinggi yaitu dengan menganalisis nilai rata-rata tes
lompat tinggi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah
ditentukan.
2. Partisipasi dan kemampuan siswa dalam melakukan lompat tinggi gaya
straddle yaitu dengan mengobservasi partisipasi siswa serta menganalisis
gerakan lompat tinggi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi yang telah
ditentukan.
Dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk
kerja lompat tinggi gaya straddle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
F. Indikator Keberhasilan
Setelah siklus I dan Siklus II selesai dilaksanakan maka diadakan evaluasi
sebagai tolak ukur pencapaian keberhasilan. Persentase indikator pencapaian
keberhasilan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Rata-rata nilai tes hasil pembelajaran lompat tinggi gaya gunting dengan media
karet adalah diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu 73.
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 80 %.
Tabel 3.3: Persentase Target Keberhasilan
Aspek yang Diukur
Persentase Target Keberhasilan
Cara Mengukur Kondisi
Awal
Siklus
I
Siklus
II
Hasil pembelajaran
lompat tinggi gaya
gunting dengan
media karet
64% 74% 80%
Diamati saat guru
memberikan materi
pembelajaran lompat
tinggi dengan media
karet
G. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian
yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas. Langkah selanjutnya menentukan
banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya
berlangsug secara terus menerus da tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam
siklus yang peneliti berikan pada siswa yang dijadikan subjek penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, kepala sekolah) bekerja
sama, mulai dari orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan
pelaksanaan tindakan dalam sklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang
kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana alat batu,
koreksi atau bembetulan atau penyempurnaan pada siklus ke dua dan seterusnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap –tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau
kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
Meninjau sejauh mana pendidikan jasmani lompat tinggi diterapkan dalam
sekolah tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan instrumen penelitian serta evaluasi
c. Menetapkan indikator ketercapaian partisipasi dan ketuntasan hasil
belajar siswa dengan nilai KKM 73 sebesar 73% dari keseluruhan
jumlah siswa dan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 80%.
Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri dari:
1) Planning (merencanakan modiikasi alat pembelajaran lompat
tinggi).
2) Acting (memberi perlakukan dengan modifikasi alat pembelajaran
lompat tinggi, untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah diberi modifikasi alat).
3) Observasi (melakukan tes dan observasi partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran lompat tinggi, apakah hasil belajar siswa
meningkat setelah menggunakan modifikasi alat pendidikan
jasmani).
4) Reflecting (menyimpulkan hasil belajar lompat tinggi siswa setelah
mendapat perlakuan penggunaan modifikasi alat pendidikan
jasmani dengan membandingkan kondisi awal sebelum diberi alat
bantu dan sesudah diberi modifikasi alat pendidikan jasmani).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(PTK UNS: 2009)
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi penelitian yang terdiri
atas:
a. Kemampuaan siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani
b. Pelaksanaan pendidikan jasmani
c. Partisipasi dan keaktifan siswa
d. Tes kemampuan lompat tinggi gaya straddle siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran serta hasil
tes kemampuan lompat tinggi gaya straddle yang dideskritifkan melalui hasil
kualitatif
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Survei Awal
Peneliti melakukan kegiatan survei awal untuk mengetahui kondisi awal
siswa pada pembelajaran lompat tinggi yang ada di lapangan. Berikut adalah
hasil survei awal tersebut :
1. Siswa kurang antusias dan bermalasan-malasan dalam pelaksanaan
pembelajaran lompat tinggi.
2. Kurangnya modifikasi alat peraga yang membuat siswa merasa khawatir untuk
melakukan lompat tinggi.
3. Pembelajaran bersifat monoton dan teoritis hanya menjelaskan bagaimana
teknik lompat tinggi yang benar.
4. Kurangnya waktu tatap muka pembelajaran mengakibatkan aktivitas dan
pemahaman siswa sangat dangkal sehingga tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai kurang maksimal.
5. Guru kurang mempraktekkan teknik-teknik dasar lompat tinggi pada siswa.
Berdasar hasil survei diatas, peneliti melakukan penelitian terhadap materi
pempelajaran lompat tinggi melalui mofikasi media pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi pada siswa kelas V SD Negeri
Mintaragen 07 Kecamatan Tegal Timur KotaTegal tahun ajaran 2011/2012.
B. Deskripsi Data Kondisi Awal Hasil Belajar Lompat Tinggi
Sistematika pembelajaran lompat tinggi melalui modifikasi media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi pada siswa kelas V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun ajaran
2011/2012, secara umum sistematika penelitian ini terdiri dari 4 (empat) tahap,
yaitu : (1) persiapan peneliti sebelum pembelajaran, (2) kegiatan pendahuluan
yang mencakup : berdoa, presensi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa serta pemanasan, (3) kegiatan inti yang mencakup
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, (4) kegiatan penutup yang mencakup
pendinginan, fekleksi, evaluasi, dan tindak lanjut.
Sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajran yang telah dibuat, peneliti
menjelaskan materi lompat tinggi melalui modifikasi media pembelajaran, siswa
mendengarkan, memahami dan mempraktekkan. Pemberian materi dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat
pembelajaran atau kolaborator. Data observasi digunakan sebagai evaluasi
kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Kekurangan pada siklus I akan
ditindaklanjuti untuk perbaikan pada siklus II.
Berikut adalah data yang diperoleh dari gambaran kondisi awal hasil belajar
lompat tinggi melalui modifikasi media pembelajaran yang dilaksanakan pada
pembelajaran sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II. Observasi dan tes awal
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui data kondisi awal mengenai hasil
belajar lompat tinggi yang dicapai siswa.
Data kondisi awal hasil belajar lompat tinggi siswa kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012,
menunjukkan bahwa 68,75 % siswa belum mencapai KKM yaitu rata-rata 64,59.
Sebagian besar siswa (68,75%) belum mampu melakukan lompatan setinggi 70
cm dalam pembelajaran lompat tinggi. Tingkat kemampuan siswa terhadap
keberanian, kesenangan dan percaya diri pada pembelaaran lompat tinggi
ditentukan 80% dari batas ketuntasan, yaitu KKM 73. Masalah-masalah
pembelajaran di lapangan seperti inilah yang bisa digolongkan sebagai masalah
nyata karena didukung dengan data yang betul-betul dapat dipertanggung
jawabkan dan dipuyai oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dengan hasil tersebut peneliti menyusun tindakan untuk meningkatkan
hasil belajar lompat tinggi dengan modifikasi media pembelajaran berupa
modifikasi alat mistar diganti karet dan kardus untuk mengurangi kekhawatiran
siswa dalam melompat serta menumbuhkan keberanian, rasa kepercayaan diri dan
kesenangan dalam diri siswa. Pelaksanaan tindakan penelitian akan dilaksanakan
dalam empat tahap yaitu : (1) perencanaan, (2) palaksanaan tindakan, (3)
observasi, (4) analisis dan refleksi.
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II yang peneliti lakukan di SD
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar lompat tinggi. Secara rinci hasil penelitian dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. Siklus I
Untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi siswa kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 kecamatan Tegal Timur Kota Tegal maka modifikasi
media pembelajaran yang diberikan pada siklus I adalah dengan menggunakan
modifikasi alat mistar diganti karet dan kardus untuk mengurangi kekhawatiran
siswa dalam melompat serta menumbuhkan keberanian, rasa kepercayaan diri
dan kesenangan dalam diri siswa. Pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri
dari dua pertemuan dimana waktu pelaksanaan setiap pertemuannya adalah 2 x
35 menit.
a. Perencanaan Siklus I
Kegiatan siklus I diawali dengan melakukan konsultasi dengan
guru penjaskes yang merupakan mitra kolabotarif dalam penelitian kali ini.
Kegiatan konsultasi mencakup penentuan waktu tindakan, kelas yang akan
diberikan tindakan, serta perencanaan tindakan yaitu materi pembelajaran
dan penerapan media pembelajaran yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dari hasil konsultasi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I diadakan pada hari sabtu, 19 Mei 2012. Kelas yang diberi
tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal. Penentuan materi pembelajaran akan diberikan model
penerapan yang bersumber dari buku referensi dan buku pegangan guru.
Modifikasi media pembelajaran yang akan digunakan adalah alat mistar
diganti karet dan kardus.
Kegiatan perencanaan siklus I diakhiri dengan penyusunan RPP
yang memuat rangkaian perencanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada siklus I. Tahap terakhir kegiatan perencanaan adalah
melakukan persiapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
pembelajaran lompat tinggi antara lain : kardus, karet, tiang mistar, dan
matras.
b. Pelaksanaan Siklus I
Sesuai dengan RPP yang telah dibuat pelaksanaan siklus I
dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 mei 2012. Tempat pelaksanaannya
adalah lapangan olah raga SD Negeri Mintaragen 7. Waktu
pelaksanaannya 2 x 35 menit. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan
guru kolaborator yang bersangkutan dan sekaligus melaksanakan observasi
terhadap proses pembelajaran. Materi yang diberikan adalah praktik
melompat dengan modifikasi alat berupa kardus yang dilakukan secara
perorangan.
Kegiatan awal pertemuan diawali dengan kegiatan persiapan. Guru
menyiapkan peralatan / media pembelajaran, setting / tata letak alat
tersebut. Peneliti membuat jarak lompat antar kardus yang ditentukan dan
disusun sedemikian rupa sebagai jalur pelaksanaan lompat tinggi. Guru
menyiapkan pertanyaan - pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.
Dilanjutkan kegiatan pendahuluan selama 10 menit. Peneliti membuka
pertemuan dengan mengucapkan salam dan berdoa. Setelah presensi siswa
berbaris dengan tertib dan disiplin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dari 32 siswa kelas V, semua hadir dan dapat mengikuti
pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan peneliti melakukan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sedikit menyampaikan materi
lompat tinggi tentang teknik melompat dengan modifikasi alat karet dan
kardus, dan memotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan diakhiri dengan melakukan pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan tresing peregangan otot-otot. Guru
mempersiapkan siswa 3 atau 2 bersap dengan penuh disiplin. Guru
memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Dilapangan siswa
dibariskan 3 berbanjar. Barisan yang terdepan masing – masing memegang
bola dengan kedua tangan. Gerakannya, (1) memberikan bola dengan
kedua tangan lewat atas kepala kebarisan belakang sampai barisan yang
paling belakang, (2) Memberi bola dengan kedua tangan lewat bawah
diantara kaki (kangkang)
Memasuki kegiatan inti yang berlangsung sekitar 45 menit,
pertama-tama peneliti melakukan kegiatan eksplorasi yaitu melakukan
senam dasar latihan pendekatan ke gerakan-gerakan inti materi
pembelajaran. Guru menjelaskan cara melakukan awalan lompat tinggi
dengan kardus, menjelaskan cara awalan dengan bilah kayu, menjelaskan
cara lompat tinggi gaya straddle yang benar dimodifikasi dengan karet.
Peneliti menfasilitasi siswa dengan media atau alat pendukung
pembelajaran.
Setelah itu dilaksanakan kegiatan elaborasi yaitu strategi
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model tugas yaitu guru
menjelaskan cara melakukan teknik praktik melompat dengan alat
modifikasi kardus dan siswa mempraktikkannya secara persorangan.
Langkah pertama, siswa melakukan awalan lompat tinggi dengan
kardus. Setelah guru memberikan aba – aba siap “ ya ” siswa melakukan
awalan dengan kaki kiri / kanan tanpa hitungan dan melakukan lompatan
di atas kardus. Kemudian siswa melakukan lompatan dengan awalan lari.
Langkah kedua, melakukan gerakan pada lintasan awalan bersudut 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
derajat dari bilah kayu. Berdiri tegak merentangkan / meluruskan lengan
kiri kesamping ujung jari, jari tangan tepat dibawah bilah lompat dengan
mengambil jarak awalan 3 langkah. Selanjutnya siswa melakukan cara
lompat tinggi gaya straddle yang benar dimodifikasi dengan karet.
Gerakan dilakukan dengan awalan dari samping. Bila menumpu dengan
kaki kanan, kaki kiri diayunkan kearah mistar. Kepala, bahu dan lengan
bersama kaki kiri melompati mistar. Gerakan kaki kiri kebawah, kaki
kanan keatas. Kedua tangan dan kaki kiri terguling pada bahu atau pinggul.
Pada kegiatan elaborasi dilakukan kegiatan respirokal/timbal balik.
Peneliti mengatur siswa agar melakukan gerakan sesuai urutan barisannya
untuk melakukan kegiatan lompat tinggi dengan alat modifikasi karet
sebagai pengganti mistar. Siswa melaksanakan tugas ketrampilan lompat
tinggi yang telah diberikan oleh peneliti secara perorangan. Guru
memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan yang menumbuhkan
keberanian, rasa percaya diri dan kesenangan pada diri siswa.
Dalam kegiatan konfirmasi peneliti bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa. Peneliti bersama-sama siswabertanya jawab
meluruskan pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan inti
dari pembelajaran. Pertemuan pada siklus I diakhiri dengan kegiatan
penutup yaitu pendinginan, refleksi pengalaman belajar siswa, siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang hal-hal baru
yang baru dipelajarinya. Pada kegiatan pendiginan, siswa di bariskan 3
bersap dan melakukan pendinginan (cooling down) siswa melakukan
dengan disiplin, teliti dan penuh tanggung jawab.
Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran
yang telah dipelajari kepada siswa. Evaluasi umum terhadap proses dan
hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan ketrampilan). Siswa
dipersilahkan untuk berdoa, dilakukan dengan tekun, sungguh – sungguh
dan penuh toleransi. Peneliti memberikan penghargaan atas hasil kerja
siswa dan dilakukan kegiatan tindak lanjut yaitu pembiasaan dalam
kegiatan pembelajaran berikutnya serta dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Observasi dan Interpretasi Siklus I
Observasi dan interpretasi tindakan siklus I dilakukan selama
tindakan siklus I berlangsung. Diperoleh hasil observasi antara lain : siswa
cukup memiliki antusias dalam melaksanakan pembelajaran lompat
tinggi, tidak merasa bosan dan cukup berani dalam melakukan lompatan.
Siswa cukup menyenangi pembelajaran lompat tinggi dengan modifikasi
alat karet dan kardus. Siswa juga memahami teknik melakukan lompat
tinggi dengan gaya straddle yang diajarkan guru dan malakukan gerakan
yang benar. Siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru dengan
baik dan secara umum suasana pembelajaran cukup aktif dilihat dari
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal hingga
kegiatan akhir.
Interpretasi pelaksanaan tindakan siklus I yaitu : (1) peneliti dan
kolaborator melaksanakan pre test sebagai bahan acuan dalam
membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada akhir siklus I, (2)
peneliti dan kolaborator menyusun RPP sebagai pedoman atau acuan
dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti mengamati proses
pembelajaran pada materi lompat tinggi dengan modifikasi media
pembelajaran menggunakan karet dan kardus, melakukan teknik lompat
tinggi menggunakan karet dan kardus secara persorangan pada siswa kelas
V SD Negeri Mintaragen 7.
Proses pembelajaran siklus I berakhir, peneliti mengadakan tes
akhir siklus I. Bersama kolaborator, peneliti melakukan penilaian melalui
lembar observasi siswa. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh
peneliti berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung,
terkait sikap siswa selama mengikuti pembelajaran serta fasilitas yang
digunakan selama pembelajaran.
Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui antusiasme
siswa mencakup minat, keberanian, kepercayaan diri siswa serta tingkat
hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran lompat tinggi melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
modifikasi media pembelajaran alat karet dan kardus, melakukan teknik
lompat tinggi gaya straddle dengan benar secara perseorangan.
d. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus I
Hasil pembelajaran dari kondisi awal ke siklus I yang peneliti
lakukan di SD Negeri Mintaragen 7 Kota Tegal menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar. Berikut dipaparkan deskripsi data hasil belajar
lompat tinggi dan kriteria ketuntasan minimal hasil belajar siklus I pada
siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota
Tegal tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 4.1: Hasil Belajar Lompat Tinggi Dan Nilai Ketuntasan Minimal
Siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
No Nama
Kondisi Awal
(PreTest)
Kondisi Siklus I
Hasil
belajar KKM
Hasil
belajar
KKM
1 Eri Ardianto 60
73.00
70
73.00
2 Miftah Khafid 58 70
3 Soleh Riskiyanto 76 84
4 Nur Auliya 63 71
5 Alfin Nur Khakim 70 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
6 Aditia Hidayatullah 57 70
7 Annisa Salsabila 62 73
8 Aksan Bardan 60 75
9 Aldi Heru Trinanda 74 88
10 Defri Ardiansyah 74 88.5
11 Dia Nurcahyo 56 73
12 Erryka Sekar Anienah 64 85
13 Fathurrohman 75 88
14 Guntur Riyadi 61 76.5
15 Moh Dimas Yuniarto 75 84.5
16 Moh Tri Rozali 63 72
17 Moh Imam Sahowi 55 75
18 Moh Arif Hidayat 62 72
19 Nurul Arifah Guniarsih 74 81.5
20 Purwadi Bagas F 76 83
21 Rima Fitri Azizah 75 80.5
22 Rafiq Afdal 75 84
23 Rizki Iqbal 55 72
24 Sinta Novitasari 61 73
25 Syahrie Fathurohman 58 77.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
26 Siska Noviani Dewi 58 73
27 Tanti Kusuma Wahyuni 60 72
28 Rizal Ardiansyah 57 81.5
29 Tarsito 65 85.5
30 Ikhfal Farizi 59 73
31 Laras Ardhana Alifia 65 82
32 Syamsul Ma’arif 64 82
Rata-rata 64,59 78.09
Dari tabel diatas menunjukkan hasil belajar lompat tinggi siswa
kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dari
kondisi awal ke siklus I rata-ratanya meningkat 13,5 poin. Grafik
perbandingan peningkatan hasil belajar lompat tinggi siswa kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dari kondisi
awal ke siklus I dapat digambarkan pada grafik berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 4.1: Diagram Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lompat Tinggi dari
Kondisi Awal ke Siklus I
Grafik atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari kondisi awal sebelum penggunaan media pembelajaran modifikasi
yakni rata-rata 64,59 dan setelah dilakukan tindakan dengan penggunaan
media pembelajaran modifikasi alat karet dan kardus rata-rata naik 78,09.
Kenaikan 16,32% tersebut merupakan suatu realita bahwa penggunaan
media pembelajaran modifikasi alat karet dan kardus dapat meningkatkan
hasil belajar lompat tinggi sekaligus menumbuhkan minat dan antusiasme
siswa. Pencapaian ketuntasan belajar siswa juga sudah meningkat 31,25%
menjadi 75% dari target ketuntasan belajar 80%.
Persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan
pada diagram berikut ini :
50
55
60
65
70
75
80
85
90
64,599
78.09 Kondisi Awal
Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 4.2: Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I juga mengalami
peningkatan dari 10 siswa (31,25%) pada kondisi awal menjadi 24 siswa
atau 75% siswa mencapai ketuntasan. Jumlah anak yang tidak tuntas dari
22 siswa (68,75%) menjadi 8 siswa (25%). Hal ini disebabkan penggunaan
media pembelajaran modifikasi alat karet dan kardus diterapkan peneliti
berhasil menarik minat siswa, yang menimbulkan keberanian, rasa percaya
diri muncul sehingga hasil belajar siswa meningkat. Akan tetapi
peningkatan tersebut belum optimal karena belum memenuhi target yang
diharapkan oleh peneliti yaitu lebih dari 80% siswa tuntas diatas KKM.
Oleh karena itu, keberhasilan yang tertunda akan ditingkatkan di siklus 2.
Sedangkan pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam
pembuatan RPP maupun pelaksanaan pembelajaran secara umum dapat
dilihat dari data performansi guru dalam pembuatan RPP yang meliputi :
merumuskan kompetensi dasar/indikator, mengembangkan dan
mengorganisasikan materi, media pembelajaran dan sumber belajar,
merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, merangcang pengelolaan
kelas, merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian dan
tampilan dokumen rencana pembelajaran menunjukkan rencana penelitian
telah mencapai nilai yang dapat dikategorikan dalam nilai A atau sangat
baik.
25%
75%
Tidak Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Data performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi : kegiatan pra pembelajaran, membuka pelajaran, penjelasan
materi pelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan media
pembelajaran/sumber belajar, penilaian proses dan hasil belajar,
penggunaan bahasa dan kegiatan penutup, menunjukkan total nilai yang
diperoleh oleh peneliti 124 termasuk dalam kategori A atau sangat baik.
e. Analisis dan Refleksi Pembelajaran Siklus I
Hambatan dan kendala yang ditemukan proses pembelajaran
lompat tinggi antara lain : (1) ada beberapa siswa yang masih kesulitan
menerapkan teknik lompat tinggi dengan benar secara perorangan, (2)
beberapa siswa masih bergurau, tidak serius dalam pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan menurunnya konsentrasi mereka
dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga aplikasi tujuan pelaksanaan
pembelajaran dengan modifikasi media pembelajaran dalam meningkatkan
minat dan hasil belajar belum secara optimal terpenuhi.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada siklus I,
peneliti dan kolaborator melaukan analisis dan refleksi yaitu : (1) siswa
diminta untuk mengikuti pembelajaran lompat tinggi lebih serius lagi dan
menyimak penjelasan dengan baik sehingga mudah untuk melakukan
teknik dasar lompat tinggi secara perseorangan, siswa diharapkan lebih
fokus dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai targetbyang ditentukan, (2) peneliti dan kolaborator
lebih fokus dalam melaksanakan observasi sehingga dapat menguasai
kelas dengan baik agar kualitas pembelajaran dapat tercapai optimal.
Kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
tindakan siklus I antara lain : siswa merasa lebih antusias dan memiliki
rasa percaya diri, tidak merasa khawatir, timbul minat yang tinggi dan
tertarik dengan modifikasi media pembelajaran. Dengan penerapan
tersebut, siswa merasa tertantang dan timbul keberanian dalam melakukan
lompatan, pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berakibat hasil belajar
siswa meningkat. Materi yang diberikanpun dapat lebih terarah dan mudah
diterima siswa, sehingga pembelajaranpun menjadi aktif, komunikasi dua
arah dapat tercipta dengan sendirinya yang memudahkan pembelajaran
terlaksana dengan baik.
2. Siklus II
Tahapan yang dilakukan pada siklus 2 dalam penelitian tindakan kelas
ini meliputi :
a. Perencanaan Siklus II
Dari hasil refleksi sikkus I, diketahui bahwa ada beberapa siswa
yang masih kesulitan menerapkan teknik lompat tinggi dengan benar
secara perorangan, beberapa siswa masih bergurau, tidak serius dalam
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan menurunnya
konsentrasi mereka dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga aplikasi
tujuan pelaksanaan pembelajaran dengan modifikasi media pembelajaran
dalam meningkatkan minat dan hasil belajar belum secara optimal
terpenuhi. Oleh karena itu dalam siklus II ini lebih ditekankan pada upaya
penerapan modifikasi media pembelajaran secara lebih fokus dan terarah
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai target 80% ketuntasan yang
ditetapkan.
Peneliti dan kolaborator mendiskusikan perencanaan siklus II
meliputi materi yang akan dilaksanakan. Peneliti terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pembelajaran dan juga lebih terampil dalam menguasai
kelas dengan benar, menyajikan informasi tahap demi tahap, mengecek
tugas siswa lebih teliti, memberikan umpan balik kepada siswa yang
mampu memiliki prestasi baik.
b. Pelaksanaan Siklus II
Proses pelaksanaan siklus II lebih pada perbaikan dan pemantapan
sebab materi dasar telah diberikan pada siklus sebelumnya. Sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
RPP siklus II, pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada 2 Juni
2012 dengan alokasi waktu 2x 35 menit di lapangan olah raga SD Negeri
Mintaragen 7 Kota Tegal.
Pertemuan diawali dengan kegiatan yang serupa dengan siklus I
yaitu dengan kegiatan persiapan. Guru menyiapkan peralatan / media
pembelajaran, setting / tata letak alat tersebut. Peneliti membuat jarak
lompat antar kardus yang ditentukan dan disusun sedemikian rupa sebagai
jalur pelaksanaan lompat tinggi. Guru menyiapkan pertanyaan - pertanyaan
untuk mengelaborasi respon siswa. Dilanjutkan kegiatan pendahuluan
selama 10 menit. Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam dan berdoa. Setelah presensi siswa berbaris dengan tertib dan
disiplin.
Seluruh siswa V yang berjumlah 32 hadir dan dapat mengikuti
pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan peneliti melakukan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran, sekilas mengingatkan kembali
materi lompat tinggi tentang teknik melompat dengan modifikasi alat karet
dan kardus, dan memotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan diakhiri dengan melakukan pemanasan. Pemanasan
dilakukan dengan tresing peregangan otot-otot. Guru mempersiapkan
siswa 3 atau 2 bersap dengan penuh disiplin. Guru memberikan pemanasan
dalam bentuk permainan. Dilapangan siswa dibariskan 3 berbanjar.
Barisan yang terdepan masing – masing memegang bola dengan kedua
tangan. Gerakannya, (1) memberikan bola dengan kedua tangan lewat atas
kepala kebarisan belakang sampai barisan yang paling belakang, (2)
Memberi bola dengan kedua tangan lewat bawah diantara kaki (kangkang)
Memasuki kegiatan inti yang berlangsung sekitar 45 menit,
pertama-tama peneliti melakukan kegiatan eksplorasi yaitu melakukan
senam dasar latihan pendekatan ke gerakan-gerakan inti materi
pembelajaran. Guru menjelaskan cara melakukan awalan lompat tinggi
dengan kardus, menjelaskan cara awalan dengan bilah kayu, menjelaskan
cara lompat tinggi gaya straddle yang benar dimodifikasi dengan karet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Peneliti menfasilitasi siswa dengan media atau alat pendukung
pembelajaran.
Pada kegiatan elaborasi dilakukan strategi pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model tugas yaitu guru menjelaskan
cara melakukan teknik praktik melompat dengan alat modifikasi kardus
secara perorangan. Peneliti mempraktikkan teknik lompat tinggi : langkah
pertama, siswa melakukan awalan lompat tinggi dengan kardus. Setelah
guru memberikan aba – aba siap “ ya ” siswa melakukan awalan dengan
kaki kiri / kanan tanpa hitungan dan melakukan lompatan di atas kardus.
Siswa disuruh melakukan lompatan dengan awalan lari. Langkah kedua,
melakukan gerakan pada lintasan awalan bersudut 45 derajat dari bilah
kayu. Berdiri tegak merentangkan / meluruskan lengan kiri kesamping
ujung jari, jari tangan tepat dibawah bilah lompat dengan mengambil jarak
awalan 3 langkah. Selanjutnya siswa melakukan cara lompat tinggi gaya
straddle yang benar dimodifikasi dengan karet. Gerakan dilakukan dengan
awalan dari samping. Bila menumpu dengan kaki kanan, kaki kiri
diayunkan kearah mistar. Kepala, bahu dan lengan bersama kaki kiri
melompati mistar. Gerakan kaki kiri kebawah, kaki kanan keatas. Kedua
tangan dan kaki kiri terguling pada bahu atau pinggul.
Pada kegiatan respirokal/timbal balik, peneliti mengatur siswa agar
melakukan gerakan sesuai urutan barisannya untuk melakukan kegiatan
lompat tinggi dengan alat modifikasi karet sebagai pengganti mistar. Siswa
melaksanakan tugas ketrampilan lompat tinggi yang telah diberikan oleh
peneliti secara perorangan. Guru memotivasi siswa dalam melakukan
kegiatan yang menumbuhkan keberanian, rasa percaya diri dan kesenangan
pada diri siswa. Dalam kegiatan konfirmasi peneliti bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Peneliti bersama-sama siswa
bertanya jawab meluruskan pemahaman, memberikan penguatan dan
menyimpulkan inti dari pembelajaran.
Pertemuan pada siklus I diakhiri dengan kegiatan penutup yaitu
pendinginan, refleksi pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
untuk mengemukakan pendapatnya tentang hal-hal baru yang baru
dipelajarinya. Pada kegiatan pendiginan, siswa di bariskan 3 bersap dan
melakukan pendinginan (cooling down) siswa melakukan dengan disiplin,
teliti dan penuh tanggung jawab. Guru memberikan evaluasi dan tanya
jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. Evaluasi
umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan
ketrampilan). Siswa dipersilahkan untuk berdoa, dilakukan dengan tekun,
sungguh – sungguh dan penuh toleransi. Peneliti memberikan
penghargaan atas hasil kerja siswa dan dilakukan kegiatan tindak lanjut
yaitu pembiasaan dalam kegiatan pembelajaran serta dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan siklus II diakhiri dengan peneliti melakukan tes kepada
siswa. Penilaian kepada siswa dilakukan secara individual. Penilaian
dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator dengan mengisi form
yang sudah ditentukan.
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II
Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi pada
siklus II yaitu: (1) peneliti melakukan proses pembelajaran lompat tinggi
mengacu pada alur pembelajaran dan model pembelajaran, yakni adanya
penjelasan materi, demonstrasi/unjuk kerja, serta pelaksanaan instruksi
langsung oleh siswa, (2) peneliti mengamati proses pembelajaran hasil
relajar lompat tinggi dengan lebih fokus dan melakukan observasi lebih
luas agar dapat segera membantu siswa yang mengalami kesulitan
melakukan teknik lompat tinggi, (3) peneliti dan kolaborator memberikan
semangat lepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran lompat tinggi
dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses relajar
mengajar diperoleh gambaran, siswa dengan semangat melakukan apa
yang diperintahkan guru, siswa merasa senang, bersemangat dan lebih
berani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus II
Berikut tabel deskripsi data hasil belajar lompat tinggi dan kriteria
ketuntasan minimal hasil belajar siklus II pada siswa kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 4.2: Hasil Belajar Lompat Tinggi Dan Nilai Ketuntasan Minimal
Siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
No Nama
Kondisi Siklus I Kondisi Siklus II
Hasil
belajar KKM
Hasil
belajar
KKM
1 Eri Ardianto 70
73.00
76
73.00
2 Miftah Khafid 70 78
3 Soleh Riskiyanto 84 86
4 Nur Auliya 71 78
5 Alfin Nur Khakim 83 85
6 Aditia Hidayatullah 70 80
7 Annisa Salsabila 73 73
8 Aksan Bardan 75 76
9 Aldi Heru Trinanda 88 88
10 Defri Ardiansyah 88.5 88
11 Dia Nurcahyo 73 76
12 Erryka Sekar Anienah 85 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
13 Fathurrohman 88 88
14 Guntur Riyadi 76.5 82
15 Moh Dimas Yuniarto 84.5 85
16 Moh Tri Rozali 72 73
17 Moh Imam Sahowi 75 76
18 Moh Arif Hidayat 72 75
19 Nurul Arifah Guniarsih 81.5 82
20 Purwadi Bagas F 83 88
21 Rima Fitri Azizah 80.5 80
22 Rafiq Afdal 84 85
23 Rizki Iqbal 72 73
24 Sinta Novitasari 73 76
25 Syahrie Fathurohman 77.5 78
26 Siska Noviani Dewi 73 74
27 Tanti Kusuma Wahyuni 72 82
28 Rizal Ardiansyah 81.5 82
29 Tarsito 85.5 86
30 Ikhfal Farizi 73 77
31 Laras Ardhana Alifia 82 82
32 Syamsul Ma’arif 82 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Rata-rata 78,09 80,47
Dari tabel diatas menunjukkan hasil belajar lompat tinggi siswa
kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dari
siklus I ke siklus II rata-ratanya meningkat 2,3 poin. Diagram
perbandingan peningkatan hasil belajar lompat tinggi siswa kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dari siklus I ke
siklus II dapat digambarkan pada diagram berikut ini :
Gambar 4.3: Diagram Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lompat Tinggi dari
Siklus I ke Siklus II
Diagram atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus I dengan penggunaan media pembelajaran modifikasi yakni
rata-rata 78,09 dan setelah dilakukan tindakan pemantapan dengan
penggunaan media pembelajaran modifikasi alat karet dan kardus rata-rata
naik 80,47. Kenaikan 11,91% tersebut merupakan suatu realita bahwa
50
55
60
65
70
75
80
85
90
78,09
80,47 Siklus I
Siklus 1I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
penggunaan media pembelajaran modifikasi alat karet dan kardus dapat
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi sekaligus menumbuhkan minat
dan antusiasme siswa. Pencapaian ketuntasan belajar siswa juga sudah
meningkat 75% menjadi 100% dari target ketuntasan belajar 80%.
Persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan
pada diagram berikut ini :
Gambar 4.4: Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus II juga mengalami
peningkatan dari 24 siswa (75%) pada siklus I menjadi 32 siswa atau
100% siswa mencapai ketuntasan. Jumlah anak yang tidak tuntas dari 8
siswa (25%)pada siklus I menjadi tuntas semua (0%) pada siklus II. Hal ini
disebabkan penggunaan media pembelajaran modifikasi alat karet dan
kardus lebih dimantapkan sehingga peneliti berhasil menarik minat siswa,
keberanian yang tinggi, rasa percaya diri muncul sehingga hasil belajar
siswa meningkat 100%. Peningkatan tersebut sudah memenuhi target yang
diharapkan oleh peneliti yaitu lebih dari 80% siswa tuntas diatas KKM.
Sedangkan pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam
pembuatan RPP maupun pelaksanaan pembelajaran secara umum dapat
dilihat dari data performansi guru dalam pembuatan RPP yang meliputi :
0%
100%
Tidak Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
merumuskan kompetensi dasar/indikator, mengembangkan dan
mengorganisasikan materi, media pembelajaran dan sumber belajar,
merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, merangcang pengelolaan
kelas, merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian dan
tampilan dokumen rencana pembelajaran menunjukkan rencana penelitian
telah mencapai nilai yang dapat dikategorikan dalam nilai A atau sangat
baik.
Data performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi : kegiatan pra pembelajaran, membuka pelajaran, penjelasan
materi pelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan media
pembelajaran/sumber belajar, penilaian proses dan hasil belajar,
penggunaan bahasa dan kegiatan penutup, menunjukkan total nilai yang
diperoleh oleh peneliti 126 termasuk dalam kategori A atau sangat baik.
Berdasarkan hasil diatas masing-masing sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian tindakan
kelas ini cukup pada siklus 2.
Tabel 4.3: Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi Siswa Kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
Tahun Ajaran 2011/2012
No Nama
Peningkatan dari Kondisi awal
ke Siklus I dan II KKM
Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
1 Eri Ardianto 60 70 76
73,00 2 Miftah Khafid 58 70 78
3 Soleh Riskiyanto 76 84 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4 Nur Auliya 63 71 78
5 Alfin Nur Khakim 70 83 85
6 Aditia Hidayatullah 57 70 80
7 Annisa Salsabila 62 73 73
8 Aksan Bardan 60 75 76
9 Aldi Heru Trinanda 74 88 88
10 Defri Ardiansyah 74 88.5 88
11 Dia Nurcahyo 56 73 76
12 Erryka Sekar Anienah 64 85 85
13 Fathurrohman 75 88 88
14 Guntur Riyadi 61 76.5 82
15 Moh Dimas Yuniarto 75 84.5 85
16 Moh Tri Rozali 63 72 73
17 Moh Imam Sahowi 55 75 76
18 Moh Arif Hidayat 62 72 75
19 Nurul Arifah Guniarsih 74 81.5 82
20 Purwadi Bagas F 76 83 88
21 Rima Fitri Azizah 75 80.5 80
22 Rafiq Afdal 75 84 85
23 Rizki Iqbal 55 72 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
24 Sinta Novitasari 61 73 76
25 Syahrie Fathurohman 58 77.5 78
26 Siska Noviani Dewi 58 73 74
27 Tanti Kusuma Wahyuni 60 72 82
28 Rizal Ardiansyah 57 81.5 82
29 Tarsito 65 85.5 86
30 Ikhfal Farizi 59 73 77
31 Laras Ardhana Alifia 65 82 82
32 Syamsul Ma’arif 64 82 82
Rata-rata 64,59 78,09 80,47
Dari tabel diatas diperoleh data bahwa rata-rata hasil belajar lompat
tinggi siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal tahun ajaran 2011/2012 dari kondisi awal sampai dengan siklus
II mengalami peningkatan sebesar 15,58 poin. Kondisi awal rata-rata 64,59
setelah diberikan pembelajaran dengan modifikasi media pembelajaran
berupa karet dan kardus rata-rata meningkat menjadi 78,09 pada siklus I
dan 80,47 pada siklus II. Nilai ketuntasan pada kondisi awal hanya sekitar
31,25% pada siklus I meningkat menjadi 75% dan nilai ketuntasan 100%
pada siklus II.
Berikut diagram perbandingan peningkatan hasil belajar lompat
tinggi siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan
pada diagram berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 4.5: Diagram Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lompat Tinggi dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil pengmatan atau observasi selama pelaksanaan
siklus 2 berlangsung, hasil pekerjaan siswa telah memenuhi target dengan
capaian berhasil atau tuntas dengan target pencapaian 100% nilai siswa
diatas KKM, dari target 80% ketuntasan yang ditentukan dalam penelitian.
Beberapa kelemahan yang membuat kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus II antara lain : masih ditemukan beberapa
siswa yang kurang focus ketika diberi penjelasan materi, siswa masih
mengabaikan penerapan teknik melompat yang dilakukan secara
perseorangan hanya memperhatikan kesuksesan dalam melompat.
Beberapa siswa masih terlihat bercanda dan menggoda teman laian pada
saat pembelajaran berlangsung. Akibatnya pada saat pelaksanaan tidak
dapat melaksanakan instruksi guru dan hasil yang diperoleh belum
optimal.
50
55
60
65
70
75
80
85
90
Ko
nd
isi A
wal
Sikl
us
I
78,09
80,47
Kondisi Awal
Siklus 1
Sikl
us
II
64,59
Siklus 1I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus 2 yang
bisa digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan
pembelajaran siklus 2 antara lain :
1) Sebagian besar siswa memiliki semangat, keberanian, rasa percaya
diri serta minat yang besar dalam mengikuti pembelajaran lompat
tinggi. Siswa sudah termotivasi dalam kegiatan tersebut, sehingga
memiliki hasil belajar yang lebih baik dalam melakukan pembelajaran
lompat tinggi.
2) Melalui kegiatan perbaikan dan pemantapan dengan memodifikasi
media pembelajaran, siswa lebih mudah mempelajari teknik melompat
sesuai dengan teori yang telah diberikan sebelumnya. Siswa lebih
percaya diri, tidak merasa khawatir, takut salah atau takut jatuh dalam
pembelajaran lompat tinggi.
e. Analisis dan Refleksi Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan observasi pada siklus II, berikut analisi dan refleksi
siklus II:
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus II telah menunjukkan
hasil yang sesuai, sebab materi yang diberikan merupakan
penguatandan pemantapan pada sebagian siswa sedangkan yang lain
merupakan perbaikan atau penyempurnaan hasil pembelajaran
sebelumnya.
2) Hasil belajar siswa memenuhi target dari rencana yang ditentukan,
yaitu ketuntasan siswa 80%. Model pembelajaran dengan modifikasi
media pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru
kolaborator cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
siswa terhadap pembelajaran lompat tinggi sehingga proses belajar
mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Di bawah ini merupakan hasil penelitian pelaksanaan penelitian tindakan
kelas pada siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota
Tegal tahun ajaran 2011/2012.
1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi dari Kondisi
Awal ke Siklus I
Berikut tabel perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi
siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
dari kondisi awal ke siklus I :
Tabel 4.4: Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
Siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal dari kondisi awal ke siklus I
Kondisi Awal Siklus I Peningkatan Hasil
Belajar Prosentase
64,59 78,09 13,5 20,9%
Berdasarkan table diatas diketahui rata-rata hasil belajar siswa yang
penilaiannya didasarkan pada aspek pengetahuan, sikap dan praktik pada
kondisi awal ke siklus I mengalami kenaikan sebesar 13,5 poin atau 20,9%
dari kondisi awal siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi dari Siklus I ke
Siklus II
Berikut tabel perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi
siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
dari siklus I ke siklus II :
Tabel 4.5: Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
Siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal dari siklus I ke Siklus II
Siklus I Siklus II Peningkatan Hasil
Belajar Prosentase
78.09 80,47 2,38 3,05%
Berdasarkan table diatas diketahui rata-rata hasil belajar siswa yang
penilaiannya didasarkan pada aspek pengetahuan, sikap dan praktik pada
siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 2,38 poin atau 3,05% dari
kondisi siswa pada siklus I.
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi dari Kondisi
Awal ke Siklus II
Berikut tabel perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi
siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
dari Kondisi awal ke siklus II :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.6 : Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lompat Tinggi
Siswa Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal dari Kondisi Awal ke Siklus II
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan Hasil
Belajar Prosentase
64,59 80,47 15,88 24,59%
Berdasarkan table diatas diketahui rata-rata hasil belajar siswa yang
penilaiannya didasarkan pada aspek pengetahuan, sikap dan praktik pada
kondisi awal ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 15,88 poin atau 24,59%
dari kondisi awal siswa sebelum tindakan.
Berikut disajikan diagram rekapitulasi peningkatan hasil belajar
lompat tinggi siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan
pada diagram berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4.6:Diagram Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lompat Tinggi dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram diatas diketahui rata-rata hasil belajar siswa
yang penilaiannya didasarkan pada aspek pengetahuan, sikap dan praktik
pada kondisi awal ke siklus I mengalami kenaikan 13,5 poin, dari siklus I ke
siklus II mengalami kenaikan sebesar 2,38 poin. Jadi secara keseluruhan
kenaikan hasil belajar sebesar 15,88 poin atau 24,59% dari kondisi awal siswa
sebelum tindakan ke siklus II.
4. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal
Berikut tabel prosentase ketuntasan hasil belajar lompat tinggi siswa
Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal pada
kondisi awal pembelajaran :
Tabel 4.7: Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
50
55
60
65
70
75
80
85
90
Ko
nd
isi
Aw
al
Si
klu
s I
Nai
k 1
3,5
po
in
78,09
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 1I
80,47
Sikl
us
II
Nai
k 2
,38
po
in
64,59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kondisi awal ketuntasan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal tahun ajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) tidak
ada (0%), kategori baik (tuntas) tidak ada (0%), kategori cukup baik (tuntas)
sebanyak 10 orang (31%), kategori cukup (tidak tuntas) sebanyak 13 siswa
(41%), kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 9 orang (28%). Berikut
diagram prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran kondisi
awal.
Persentase pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi
awal dapat digambarkan pada diagram berikut ini Persentase pencapaian
ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat digambarkan pada
diagram berikut ini :
Rentang
Nilai Keterangan Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
90-100 Baik sekali Tuntas 0 0%
80-89 Baik Tuntas 0 0%
70-79 Cukup baik Tuntas 10 31%
60-69 Cukup Tidak Tuntas 13 41%
50-59 Kurang Tidak Tuntas 9 28%
Jumlah 32 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 4.7: Diagram Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
pada Kondisi Awal SD Negeri Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun
Ajaran 2011/2012
5. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I
Berikut tabel prosentase ketuntasan hasil belajar lompat tinggi siswa
Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal pada
pembelajaran siklus I :
Tabel 4.8:Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
Rentang
Nilai Keterangan Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
90-100 Baik sekali Tuntas 0 0%
80-89 Baik Tuntas 15 47%
TUN
TAS
41%
TUN
TAS
28
%
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5
RENTANG NILAI
PR
OS
EN
TA
SE
13
0%
9
50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
KURANG CUKUP CUKUP BAIK BAIK SANGAT BAIK TU
NTA
S
31
%
0%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
tahun ajaran 2011/2012 pada siklus I dengan kategori baik sekali (tuntas)
tidak ada (0%), kategori baik (tuntas) sebanyak 15 siswa (47%), kategori
cukup baik (tuntas) sebanyak 17 orang (53%), kategori cukup (tidak tuntas)
tidak ada (0%), kategori kurang (tidak tuntas) tidak ada (0%). Berikut
diagram prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I.
Persentase pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
dapat digambarkan pada diagram berikut ini :
Gambar 4.8 : Diagram Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa
Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun Ajaran
2011/2012
70-79 Cukup baik Tuntas 17 53%
60-69 Cukup Tidak Tuntas 0 0%
50-59 Kurang Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 32 100%
TUN
TAS
47
%
TUN
TAS
53
%
17 15
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5
RENTANG NILAI
PR
OS
EN
TA
SE
0% 0% 0%
50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
KURANG CUKUP CUKUP BAIK BAIK SANGAT BAIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
6. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Berikut tabel prosentase ketuntasan hasil belajar lompat tinggi siswa
Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal pada
pembelajaran siklus II :
Tabel 4.9: Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri
Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 kecamatan Tegal Timur Kota Tegal
tahun ajaran 2011/2012 pada siklus II dengan kategori baik sekali (tuntas)
tidak ada (0%), kategori baik (tuntas) sebanyak 18 siswa (56%), kategori
cukup baik (tuntas) sebanyak 14 orang (44%), kategori cukup (tidak tuntas)
tidak ada (0%), kategori kurang (tidak tuntas) tidak ada (0%). Berikut
diagram prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus
II.
Rentang
Nilai Keterangan Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
90-100 Baik sekali Tuntas 0 0%
80-89 Baik Tuntas 18 56%
70-79 Cukup baik Tuntas 14 44%
60-69 Cukup Tidak Tuntas 0 0%
50-59 Kurang Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 32 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Persentase pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II
dapat digambarkan pada diagram berikut ini :
Gamabar 4.9: Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V
SD Negeri Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
7. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Berikut table rekapitulasi ketuntasan hasil belajar lompat tinggi siswa
Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal pada
pembelajaran lompat tinggi dari kondisi awal, siklus I dan siklus II :
TUN
TAS
56
%
TUN
TAS
44
%
14
18
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5
RENTANG NILAI
PR
OS
EN
TA
SE
0% 0% 0%
50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
KURANG CUKUP CUKUP BAIK BAIK SANGAT BAIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.10: Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Lompat Tinggi Siswa
Kelas V SD Negeri Mintaragen 7 dari Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Prosentase ketuntasan hasil belajar lompat tinggi siswa kelas V SD
Negeri Mintaragen 7 dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II, dapat
gambarkan pada diagram berikut ini :
KONDISI Rentang
Nilai Keterangan Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
AWAL
90-100 Baik sekali Tuntas 0 0%
80-89 Baik Tuntas 0 0%
70-79 Cukup baik Tuntas 10 31%
60-69 Cukup Tidak Tuntas 13 41%
50-59 Kurang Tidak Tuntas 9 28%
SIKLUS I
90-100 Baik sekali Tuntas 0 0%
80-89 Baik Tuntas 15 47%
70-79 Cukup baik Tuntas 17 53%
60-69 Cukup Tidak Tuntas 0 0%
50-59 Kurang Tidak Tuntas 0 0%
SIKLUS
II
90-100 Baik sekali Tuntas 0 0%
80-89 Baik Tuntas 18 56%
70-79 Cukup baik Tuntas 14 44%
60-69 Cukup Tidak Tuntas 0 0%
50-59 Kurang Tidak Tuntas 0 0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 4.10: Diagram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lompat Tinggi
dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II SD Negeri
Mintaragen 7 Kota Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
Berdasarkan diagram diatas dapat diperoleh informasi bahwa ketuntasan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 kecamatan Tegal Timur Kota
Tegal tahun ajaran 2011/2012 memiliki peningkatan dari kondisi awal sampai
siklus II. Peningkatan ketuntasan siswa pada masing-masing kategori dan rentang
nilai bervariasi namun secara keseluruhan pada tiap siklus mengalami kenaikan
yang signifikan.
Dengan demikian peran penelitian tindakan kelas berupa perbaikan
pembelajaran sangat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa
S2
0%
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5
RENTANG NILAI
PR
OS
EN
TA
SE
SI
0%
KA
28%
KA
47%
SI S2
0% 0%
KA
31%
KA
0%
S1
47%
S2
56%
SI
53% S2
41%
50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
KURANG CUKUP CUKUP BAIK BAIK SANGAT BAIK
KA = Kondisi Awal
SI = Siklus I
SII = Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
terhadap pembelajaran lompat tinggi, rasa percaya diri, keberanian dan minat
siswa. Penggunaan media modifikasi pembelajaran berupa karet dan kardus
sangat mendukung keberhasilan dan menunjang ketuntasan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan yaitu : melalui modifikasi media pembelajaran pada pembelajaran
lompat tinggi siswa kelas V SD Negeri Mintaragen 7 Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkatkan minat siswa terhadap
materi pembelajaran. Minat tersebut menyebabkan rasa percaya diri, keberanian
siswa dan rasa senang timbul sehingga hasil belajar meningkat dan jauh lebih baik
daripada kondisi semula.
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan pada hasil belajar
siswa dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan nilai rata-
rata pembelajaran maupun nilai ketuntasan. Nilai rata-rata pembelajaran lompat
tinggi pada kondisi awal sebesar 64,59 , pada siklus I nilai rata-rata mengalami
kenaikan sebesar 13,5 poin dari kondisi awal menjadi 78,09. Pada siklus II
mengalami kenaikan 2,38 poin dari siklus I menjadi rata-rata 80,47. Secara
keseluruhan peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal ke siklus II sebesar
15,88 poin atau 24,59%.
Ketuntasan siswa dari kondisi awal sebelum tindakan ke siklus I dan siklus
II juga mengalami kenaikan yang signifikan dari KKM yang ditentukan yaitu
sebesar 73. Kriteria ketuntasan siswa sebesar 80% telah mampu dicapai oleh
peneliti. Siswa tuntas pada kondisi awal hanya sebesar 31,25% atau 10 siswa dan
siswa yang tidak tuntas 22 siswa atau 68,75%. Pada Siklus I keadaan tersebut
mengalami kenaikan sebesar 43,75 poin menjadi 75%. Siswa yang tidak tuntas
pada siklus I berkurang menjadi 8 siswa atau 25% dan siswa yang tuntas sebanyak
24 siswa atau 75%. Pada siklus II siswa tuntas mencapai 100% atau 32 siswa dan
yang tidak tuntas 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan
pendekatan yang sesuai dengan latar belakang masalah yang terjadi dan sesuai
dengan karakteristik siswa dapat meningkatkan minat belajar siswa baik proses
maupun hasil. Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai suatu bahan
pertimbangan dan referensi bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan serupa
dalam pembelajaran lompat tinggi.
Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olah raga Kesehatan dan
Rekreasi hasil penelitian dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran Penjaskesrek khususnya yang berkaitan
dengan peningkatan hasil belajar lompat tinggi yang efektif dan menarik,
membuat siswa lebih aktif dan menghapus persepsi pembelajaran lompat tinggi
sebagai pembelajaran yang membosankan.
Hasil penelitian yang diperoleh mempunyai implikasi bagi perkembangan
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya dan di SD
Negeri Mintaragen 7 Kota Tegal pada khususnya. Guru pendidikan jasmani dapat
menerapkan pembelajaran lompat tinggi melalui modifikasi media pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran melalui modifikasi media pembelajaran juga dapat
digunakan untuk pembelajaran atletik cabang dan nomor lainnya, sebagai variasi
dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi pembelajaran sehingga siswa
tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran atletik.
C. Saran
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain :
1. Bagi Guru
Guru hendaknya lebih inovatif menerapkan metode maupun media
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam pembelajaran atletik
sebaiknya penyampaian materinya dimodifikasi dengan media pembelajaran
yang mengarah pada teknik atau materi yang akan dilaksanakan agar dapat
meningkatkan ketertarikan peserta didik.
2. Bagi Siswa
Bersikap aktif dan bersungguh-sungguh, memiliki motivasi dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikuti akan lebih
bermanfaat.
3. Bagi Sekolah
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran lebih dilengkapi,
sehingga guru dapat mengajar dengan baik dan siswa lebih optimal dalam
menerima materi pelajaran.