repository.upstegal.ac.idrepository.upstegal.ac.id/1706/1/skripsi_yudha wira... · web viewfungsi...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LIKUIDITAS,
RASIO LEVERAGE, SECURE DAN MATURITY TERHADAP RATING
SUKUK KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2019
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal
Oleh:
Yudha Wira Pamungkas
NPM : 4116500329
Diajukan Kepada:
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pancasakti Tegal
2020
i
ii
iii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang
lain).”
QS. Al-Insyirah :6-7
“Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses.
Tuhan hanya menyuruh kita berjuangan tanpa henti.”
(Emha Ainun Nadjib)
“Kesuksesan itu tidak bisa dinikmati secara instan layaknya indomie, karena
kesuksesan adalah buah dari ketekunan dan kesabaran”
(Alit Susanto)
“Hidup ini seperti sepeda . Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”
(Albert Einstein)
“Mereka yang pernah kalah, belum tentu menyerah”
(Iwan fals)
iv
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat serta salam selalu terucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Saya persembahkan dengan segenap cinta dan
doa Karya yang sederhana ini untuk :
1. Ibu Tin Aryani dan Bapak Sugiarto tercinta, yang tiada henti memberikan
do’a, dukungan, nasehat, motivasi dan kasih sayang.
2. Kakak dan adikku yang saya cintai, Mas Prima, Mas Sandi yang telah
memberikan semangatnya kepada saya, memberikan dorongan motivasi
yang tak pernah henti, adikku yang saya cintai Chintya Putri Aryani yang
setiap selalu ada untuk membantu.
3. Terimakasih untuk Mbah Kamulah, Tante Ana, dan Om joko yang telah
memberi dukungan dan semangat.
4. Seseorang yang istimewa dalam hidup saya Mba Siti Solikhatun Umroh
terimakasih atas do’a, canda tawa, semangat yang tiada henti, dan selalu
menemaniku saat dalam keadaan susah maupun senang.
5. Terimakasih teman-teman gameku DOTA2,ML,PUBG, yang telah
menemaniku disaat jenuh dan penat.
6. Terimakasih kepada sahabat-kerabat-teman yang pernah memberiku
semangat, dan do’a
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian di kemudian hari dan di
ampuni segala dosanya Aamiin Yarabaalallamin
v
ABSTRAK
vi
Yudha Wira Pamungkas (4116500329) . Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap Rating Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap rating sukuk korporasi. 2) Untuk Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas terhadap rating sukuk korporasi. 3) Untuk menganalisis pengaruh rasio leverage terhadap rating sukuk korporasi. 4) Untuk menganalisis pengaruh secure terhadap rating sukuk korporasi. 5) Untuk menganalisis pengaruh Maturity terhadap rating sukuk korporasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis data yang di gunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website masing-masing perusahaan. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan korporasi yang mengeluarkan sukuk dan tercatat di PT.PEFINDO periode 2016-2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan Regresi Ordinal Logistik, uji model fitting information, uji goodness of fit, uji pseudo r-square, uji parallel lines, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis menggunakan uji parameter estimates.
Hasil penelitian menunjukan 1) Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 2) Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 3) Rasio Leverage tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 4) Secure berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 5) Maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019.
Kata Kunci : Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Secure, Maturity, Rating sukuk.
vii
ABSTRACT
Yudha Wira Pamungkas (4116500329). Analysis of the Effect of Profitability Ratios, Liquidity Ratios, Leverage Ratios, Secure and Maturity to Corporate Sukuk Ratings listed on the Indonesian Stock Exchange for Period of 2016-2019.
This study aims to 1) To analyze the effect of profitability ratios on corporate sukuk ratings. 2) To analyze the effect of liquidity ratios on corporate sukuk ratings. 3) To analyze the effect of leverage ratio on corporate sukuk rating. 4) To analyze the effect of secure on corporate sukuk ratings. 5) To analyze the effect of Maturity on corporate sukuk ratings.
This research is a quantitative study, the type of data used is secondary data in the form of financial reports obtained from the Indonesia Stock Exchange and the website of each company. The object of research used was a corporation that issued sukuk and was registered at PT.PEFINDO for the period of 2016-2019. The sampling technique uses purposive sampling method. This research uses Ordinal Logistic Regression, fitting information model test, goodness of fit test, pseudo r-square test, parallel lines test, coefficient of determination test, and hypothesis testing using estimates parameter test.
The results showed 1) Profitability ratios influenced the rating of corporate sukuk for the period of 2016-2019. 2) Liquidity Ratio affects the rating of corporate sukuk for the period of 2016-2019. 3) Leverage Ratio has no effect on corporate sukuk rating for the 2016-2019 period. 4) Secure influenced the corporate sukuk rating for the 2016-2019 period. 5) Maturity does not affect the corporate sukuk rating for the 2016-2019 period.
Keywords: Profitability Ratio, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Secure, Maturity, Sukuk Rating.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia – Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian untuk
skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas,
Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap Rating Sukuk Korporasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019 “.
Proposal penelitian untuk skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyusun skripsi pada Program Strata (S1) di Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.
Peneliti menyadari dalam penyusunan proposal penelitian untuk skripsi ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada
kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dien Novianty Rahmatika, S.E, M.M, Akt, C.A, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.
2. Yuni Utami, S.E, M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.
3. Niken Wahyu C, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang sudah
membimbing, memberikan saran dan motivasi kepada peneliti.
4. Yuni Utami, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing II yang sudah membimbing,
memberikan saran dan motivasi kepada peneliti.
Kami menyadari proposal penelitian untuk skripsi ini tidak lepas dari
kekurangan, maka kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
proposal penelitian untuk skripsi ini.
Akhir kata, peneliti berharap proposal penelitian untuk skripsi ini berguna
bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Tegal,
Yudha Wira Pamungkas
ix
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI PROPOSAL..........................................iii
MOTO.....................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN....................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PUBLIKASI.................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................12
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................13
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................15
A. Landasan Teori...........................................................................................15
1. Pasar Modal.........................................................................................15
2. Obligasi...............................................................................................20
3. Sukuk...................................................................................................26
4. Rating Sukuk.......................................................................................33
x
5. Rasio Profitabilitas..............................................................................36
6. Rasio Likuiditas...................................................................................37
7. Rasio Leverage....................................................................................39
8. Secure..................................................................................................40
9. Maturity...............................................................................................41
B. Penelitian Terdahulu..................................................................................42
C. Kerangka Pemikiran Konseptual................................................................45
D. Hipotesis.....................................................................................................52
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................53
A. Jenis Penelitian...........................................................................................53
B. Populasi.....................................................................................................53
C. Sampel.......................................................................................................54
D. Definisi Konseptual dan Operasional variabel...........................................55
E. Metode Pengumpulan data.........................................................................59
F. Metode Analisis.........................................................................................60
1. Statistik Deskriptif...............................................................................61
2. Pengujian Hipotesis.............................................................................61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................71
A. Gambaran Umum.......................................................................................71
B. Hasil Penelitian..........................................................................................72
1. Analisis Statistik Deskriptif................................................................73
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian.............................................................84
a. Model Fitting Information..............................................................84
b. Goodness of Fit...............................................................................85
xi
c. Uji Pseudo R-Square......................................................................86
d. Uji Parallel Lines............................................................................86
e. Uji Koefisien Determinasi..............................................................87
f. Uji Hipotesis...................................................................................88
g. Pembahasan Analisis Penelitian.....................................................93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................101
A. Kesimpulan..............................................................................................101
B. Saran.........................................................................................................102
C. Keterbatasan Penelitian............................................................................103
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................104
LAMPIRAN.........................................................................................................107
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional.......................................................34
Standar Peringkat Sukuk........................................................................................37
Studi Penelitian terdahulu......................................................................................47
Sampel penelitian...................................................................................................55
Kategori peringkat sukuk.......................................................................................56
Operasional variabel...............................................................................................59
Hasil analisis deskriptif Rasio Profitabilitas..........................................................73
Data perkembangan variabel Rasio Profitabilitas..................................................73
Hasil analisis deskriptif Rasio Likuiditas...............................................................75
Data perkembangan variabel Rasio Likuiditas.......................................................75
Hasil analisis deskriptif Rasio Leverage................................................................77
Data perkembangan variabel Rasio Leverage........................................................77
Hasil analisis deskriptif Secure..............................................................................79
Data perkembangan variabel Secure......................................................................79
Hasil analisis deskriptif Maturity...........................................................................81
Data perkembangan variabel Maturity...................................................................81
Model fitting Information......................................................................................84
xiii
Goodness of Fit......................................................................................................85
Uji Pseudo R-Square..............................................................................................86
Uji Parallel lines.....................................................................................................87
Uji Koefisien Determinasi......................................................................................88
Hasil Uji Parameter individual...............................................................................89
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Statistik perkembangan sukuk..................................................................................6
Kerangka pemikiran konseptual.............................................................................54
Gambar perkembangan (ROA) Rasio Profitabilitas..............................................74
Gambar perkembangan (CR) Rasio Likuiditas......................................................76
Gambar perkembangan (DER) Rasio Leverage.....................................................78
Gambar perkembangan (SCRE) Secure.................................................................80
Gambar perkembangan (MTRTY) Maturity..........................................................82
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sukuk merupakan salah satu instrumen investasi di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang perkembangannya cukup pesat. Sukuk sendiri
merupakan investasi jangka panjang yang dilakukan berdasarkan prinsip
syariah. Sukuk diterbitkan oleh emiten kepada investor yang mewajibkan
emiten membayar pendapatan berupa bagi hasil dan fee kepada investor dan
membayar dana sukuk sampai tiba jatuh tempo (Pranoto et al., 2017: 13).
Investasi merupakan komitmen untuk menahan sejumlah dana dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Kegiatan
investasi sudah dilakukan oleh nabi Muhammad Saw. Dengan adanya
investasi akan tercapainya maslahah multiplayer effect, di antaranya
terciptanya lapangan usaha dan lapangan pekerjaan, menghindari dana
mengendap dan agar dana tersebut tidak berputar di antara orang kaya saja
(QS. Al-Hasyr [59]: 7, dalam Pardiansyah, 2017:337).
Konsep keuangan berbasis syariah dewasa ini telah diterima secara luas
di dunia dan telah menjadi alternatif baik bagi pasar yang menghendaki
kepatuhan syariah maupun bagi pasar konvensional sebagai sumber
keuntungan. Diawali dengan perkembangan yang pesat di negara-negara
Timur Tengah dan Asia Tenggara. Selain itu, lembaga-lembaga yang menjadi
infrastruktur pendukung keuangan Islam global juga telah didirikan seperti,
Accounting and Auditing Organization for Islamic Institution (AAOIFI),
1
2
International Financial Service Board (IFSB), International Islamic Financial
Market (IIFM), dan Islamic Research and Training Institute (Melis, 2017).
Adanya jenis kegiatan yang dilarang dalam Islam terdapat dalam fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 80/DSN-
MUI/III/2011 yaitu kegiatan perekonomian yang mengandung unsur
maisir(melibatkan perjudian), gharar (adanya ketidakpastian dalam akad),
riba (adanya bunga), bathil (dilakukan tidak sesuai dengan syariat Islam), bai
al- madum (kegiatan jual barang di mana barang tersebut belum dimiliki oleh
penjual), taghrir (upaya mempengaruhi orang lain yang mengandung
kebohongan agar menarik perhatian untuk melakukan transaksi), ihtikar
(membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga
mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya kembali pada saat
harganya lebih mahal), ghabn (ketidakseimbangan antara dua barang yang
dipertukarkan dalam suatu akad, baik segi kualitas maupun kuantitas), tadlis
(tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan oleh
penjual untuk mengelabui pembeli), tanajusy/najsy (tindakan menawar
barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud
membelinya, untuk menimbulkan kesan banyak yang berminat untuk
membeli), dharar (tindakan yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian
pihak lain) (Fatwa DSN No. 80, 2011).
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, sukuk merupakan surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten membayar pendapatan
3
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin atau fee, serta
membayar kembali dana obligasi syariah saat jatuh tempo (Fatwa DSN
No.32, 2002).
Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat di
anjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif
dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Investasi menurut definisi
adalah menanam atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana
pada sesuatu.
Untuk mengimplementasikan anjuran dalam berivestasi, maka harus
diciptakan sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan untuk menanamkan
modal dalam bentuk investasi. Sejumlah instrumen investasi yang disediakan
yang diharapkkan akan meningkatkan nilai di masa mendatang diantaranya
sukuk ritel dan deposito. Investasi itu sendiri berbeda dengan menabung,
karena investasi biasanya dilakukan dengan perencaan yang lebih matang
berbeda dengan menabung yang biasanya tanpa perencanaan. Dalam
prosesnya investasi dan menabung hampir sama tetapi orientasi Dari
keduanya yang berbeda jika menabung hanyalah kegiatan menetapkan
sejumlah dana yang kita miliki pada produk tabungan, dalam hal ini kita
hanya akan mendapatkan bunga atau bagi hasil Dari setiap bulannya akan
tetapi berbeda dengan investasi merupakan kegiatan penanaman modal untuk
suatu tujuan tertentu pada jangka menengah dan panjang yang berkaitan
dengan mengakumulasi suatu bentuk aktiva dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa depan dan investasi itu sendiri banyak jenisnya
seperti sukuk yang semakin diminati.
4
Salah satu bentuk instrumen keuangan syariah yang telah banyak
diterbitkan baik oleh korporasi maupun negara adalah sukuk. Di beberapa
negara, sukuk telah menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang
penting. Pada saat ini, beberapa negara telah menjadi regular issue dari
sukuk, misalnya Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab,
Qatar, Pakistan, dan State sof Saxony Anhalt – Jerman. Penerbitan sovereign
sukuk biasanya ditujukan untuk keperluan pembiayaan negara secara umum
(general funding) atau untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu, misalnya
pembangunan bendungan, unitpembngkit listrik, pelabuhan, bandar udara,
rumah sakit, dan jalan tol.Selain itu, sukuk juga dapat digunakan untuk
keperluan pembiayaan cash-mismacth, yaitu dengan menggunakan sukuk
dengan jangka waktu pendek (Islamic Tresury Bills) dan juga dapat
digunakan sebagai instrumen pasar uang.Total emisi sukuk internasional
berkembang pesat dari semula pada tahun 2002 hanya sekitar USD 1 miliar,
menjadi USD 17 miliar pada bulan April 2007. jumlah dan jenis
instrumen sukuk juga terus berkembang, dari semula hanya dikenal sukuk al
ijarah berkembang menjadi 14 jenis sukuk sebagaimana ditetapkan oleh The
Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions
(AAOIFI). adapun investor sukuk, tidak lagi hanya terbatas pada investor
islami, karena pada saat ini sebagain besar investor sukuk justru merupakan
investor konvensional.
Perkembangan sukuk yang menjadikan salah satu investasi pilihan
adalah karena sukuk memiliki keistimewaan tersendiri dibanding investasi
lain yang membuat pertumbuhan sukuk meningkat yaitu dikarenakan sukuk
5
memberikan penghasilan atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan
dibayarkan setiap bulannya, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai
dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah, memunginkan
didapatnya penghasilan tambahan berupa margin (capital gain) dan yang
terpenting sukuk aman dan terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir.
Dalam negeri sendiri, pasar keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga
tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya dibandingkan konvensional
masih relatif kecil. untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan
anggaran negara dan dalam rangka pengembangan pasar keuangan
syariah dalam negeri, pemerintah telah menyusun RUU tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN). UU SBSN tersebut akan menjadi legal
basis bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara atau SBSN.
Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa
Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta)
berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan
Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk
memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.
Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan
saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan
prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan
fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor
20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa
6
Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal
September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad mudharabah.
Gambar 1.1Grafik Perkembangan Sukuk
(Sumber: Laporan OJK Januari 2019)
Dari grafik ini dapat kita lihat bahwa perkembangan sukuk pertahunnya
hampir mengalami kenaikan. Dapat dilihat kenaikan nilai outstanding
sukuk mengalami kenaikan pertahunnya walaupun tidak terlalu signifikan
dibandingan dengan nilai akumulasi penerbitan yang terus meningkat
signifikan, akan tetapi perkembangan nilai akumulasi penerbitan yang
signifikan dikarenakan investasi pada produk sukuk semakin menarik minat
investor untuk berinvestasi dikarenakan banyaknya kelebihan yang
ditawarkan dari investasi sukuk.
7
Terdapat sejumlah kelebihan yang didapat bila menerbitkan sukuk
antara lain; (1) Investasi yang aman (pemerintah sebagai penjamin). (2)
Memberikan return yang relatif tinggi (12% gross => 9.6% nett)
dibandingkan produk konservatif lain seperti reksadana pasar uang atau
deposito. (3) Mendapatkan pembayaran imbalan yang dilakukan secara
berkala (perbulan). (4) Berpotensi memperoleh Capital Gain, ketika harga
sedang naik di pasar sekunder.
Namun dalam dunia investasi sukuk memiliki resiko yang harus
diperhatikan para investor antara lain, Resiko Gagal Bayar (Default
Risk), adalah resiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran
dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo.
berhubung yang menerbitkan pemerintah, resiko ini sangatlah kecil
(diasumsikan risk free). Resiko Pasar (Market Risk), adalah potensi
kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual sukuk ritel sebelum
jatuh tempo (pada saat nilainya turun). Resiko Likuiditas (Likuiditas
Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa disebabkan karena
kecenderungan produk syariah ditahan (tidak diperjual belikan hingga
jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah menjamin untuk
membeli kembali barang yang dijual oleh investor. Agar investor memiliki
gambaran tingkat risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka
sebelum perusahaan mengeluarkan sukuk, akan dilakukan proses pengujian
terhadap sukuk tersebut, dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam selaku
pengawas pasar modal dengan melakukan pengujian peringkat (rating) sukuk.
8
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas
merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional
perusahaannya. Sebaliknya, profitabilitas yang rendah mencerminkan
kegiatan operasional perusahaan yang kurang baik sehingga kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba menjadi rendah. Di bawah ini
merupakan beberapa contoh fenomena mengenai kasus profitabilitas
pengeluaran sukuk di perusahaan korporasi indonesia.
Meningkatnya permintaan terhadap produk telekomunikasi
berdampak pada meningkatnya keuntungan yang diperoleh perusahaan-
perusahaan telekomunikasi dari tahun ke tahun. Namun tidak semua
perusahaan telekomunikasi mendapatkan keuntungan yang terus
meningkat. Kinerja pendapatan dan laba bersih emiten telekomunikasi.
Yakni PT XL Axiata (EXCL). Menurut Departement Riset Finance Today.
Fluktuasi itu dipengaruhi akumulasi pengaruh eksternal dan internal
terutama pemulihan dari krisis global. PT XL Axiata berhasil
meningkatkan pencapaian pendapatan dari tahun 2017 sebesar 22,9
Triliyun menjadi 23,0 Triliyun tahun 2018. Jumlah hutang menurun dari
14,8 % menjadi 12,6% ini menjadi salah satu tolak ukur untuk menunjukan
9
kepada investor bahwa PT.XL Axiata terus mengalami Profit yang bagus
dalam setiap tahunnya.(Kompas.com)
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Fenomena bisnis dalam
kegiatan sukuk. Pefindo menurunkan peringkat PT Tiga Pilar Sejahtera
Food (AISA) atas obligasi dan sukuk yang akan jatuh tempo menjadi CCC
dari sebelumnya BB+. Peringkat tersebut mencerminkan kemampuan Tiga
Pilar untuk melunasi utang terkendala likuiditas lemah, sehingga rentan
gagal bayar. Dalam laporan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia
menunjukan, Pefindo menyematkan peringkat CCC dari yang sebelumnya
BB+ terhadap sukuk ijarah I tahun 2013 senilai Rp 300 miliar yang akan
jatuh tempo pada 5 April 2018.(Katadata.id)
Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aset dari
dana pinjaman untuk menciptakan hasil pengembalian (return) yang baik dan
mengurangi biaya. Rasio pada Leverage akan menjadi alat pertimbangan
penting bagi investor atau kreditur untuk menilai investasi mereka. Itulah
mengapa leverage bagi perusahaan dapat berdampak signifikan.
Secure adalah jaminan atau aset yang di jaminkan perusahaan salah satu
yang kini banyak diminati dan digunakan baik dari sisi pemerintah maupun
penggunanya adalah sukuk yang dipakai untuk pembiayaan proyek (project
financing sukuk). Ini salah satu instrumen yang mudah dipahami, yaitu dalam
Islam apabila ada suatu transaksi, maka harus ada jaminan atau underlying-
nya. Maka project financing sukuk diangap sebagai instrumen yang aman bagi
masyarakat umum, karena ada proyeknya dan dari proyek tersebut
10
dikeluarkanlah surat berharganya. Ada underlying asset berupa Barang Milik
Negara, proyek APBN dan jasa layanan Haji. Underlying asset adalah aset
yang dijadikan sebagai objek atau dasar transaksi dalam penerbitan Sukuk. Ini
merupakan salah satu aspek utama yang menjadi pembeda antara sukuk
dengan obligasi konvensional. Underlying Asset bukan merupakan
jaminan/kolateral menggunakan akad Ijarah, isthisna, dll.
Maturity adalah jangka waktu jatuh tempo sebuah sukuk, dimana
pemegang sukuk akan mendapatkan pembayaran kembali yang di milikiknya.
Periode jatuh tempo bervarian mulai dari satu sampai lima tahun.
Rating atau peringkat itu sendiri merupakan salah satu acuan Dari
investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating
sebuah obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Terdapat
dua kategori kelompok peringkat obligasi yaitu kategori kelas investasi
(investment grade) dan kategori bukan kelas investasi (non investment
grade). Sehingga muncul pertanyaan apakah pemeringkatan obligasi
sudah tepat dan akurat sebagai. pandangan para investor nantinya.
Peringkat obligasi syariah memberikan pernyataan informatif dan
memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan.
Peringkat juga berfungsi untuk membantu kebijakan publik untuk membatasi
investasi spekulatif para investor. Sehingga kualitas obligasi dapat dinilai dari
peringkatnya. (Margareta dan Poppy : 2009)
Dari rating inilah kita dapat menentukan apakah investasi yang kita
pilih adalah investasi yang baik dan mengguntungkan, dan rating ini
memberikan gambaran seberapa besar perkembangan suatu sukuk yang
11
diterbitkan kepada publik. Dan proses rating ini melewati pengolahan dari
data keuangan dan non keuangan, data keuangan untuk melakukan rating
didapat dari rasio – rasio keuangan perusahaan yang diolah dari data laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan dan data non keuangan yang
digunakan adalah kemampuan audit dari auditor independen yang
melakukan audit pada tingkat produktivitas, secure dan maturity yang
dimiliki perusahaan.
Di Indonesia terdapat salah satu lembaga pemeringkat sekuritas hutang
yaitu,PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih dikenal dengan
PEFINDO merupakan rating agency tertua di Indonesia. Hingga saat ini
PEFINDO telah memberi peringkat kepada lebih Dari 500 perusahaan dan
pemerintah daerah. Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk,
medium-term notes telah diperingkat oleh PEFINDO. PEFINDO juga
merupakan market leader rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan
peringkat yang diberikan oleh PEFINDO diharapkan penelitian ini dapat
mencakup sebagian besar sukuk yang telah diterbitkan di Indonesia. Karena
kebanyakan sukuk diperingkat oleh PEFINDO. Peringkat obligasi yang
diberikan oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
investment grade dan non-investment grade. Obligasi investment grade
memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB. Sedangkan untuk non-investment
grade dengan peringkat BB, B, CCC, dan D. Investment grade merupakan
obligasi dengan risiko kredit yang rendah sehingga berperingkat 3 tinggi.
Non investment grade merupakan obligasi yang memiliki risiko tinggi
sehingga berperingkat rendah.
12
Untuk mengukur peringkat sukuk tersebut Pefindo menggunakan
beberapa faktor untuk mengukur peringkat salah satunya rasio keuangan.
Sejumlah penelitian yang meneliti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
peringkat sukuk. Adapun diantaranya telah dilakukan oleh: Purwaningsih
(2013) yang memberikan bukti bahwa rasio leverage, likuiditas secure,
dan maturity mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk, begitu
juga dengan penelitian Afiani (2010) yang menemukan bahwa rasio likuiditas
dan profitabilitas mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk dan
rasio leverage dan produktivitas tidak dapat digunakan untuk memprediksi
peringkat sukuk. Penelitian Melis (2014) yang menemukan bahwa likuiditas
berpengaruh terhadap peringkat sukuk sedangkan profitabilitas, leverage,
produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap peringkat sukuk. Penelitian ini mencoba untuk menguji kembali
faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk. penelitian ini akan
menggunakan variabel Profitablitas, Likuiditas, Leverage, Secure dan
Maturity. Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian
sebelumnya masih terjadi perbedaan hasil, sehingga memotivasi penulis
mengambil variabel- variabel tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi ?
2. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi ?
3. Apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi ?
4. Apakah Secure berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi ?
5. Apakah Maturity berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi ?
13
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas (ROA) terhadap rating
sukuk korporasi.
2. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap rating sukuk
korporasi.
3. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Leverage (DER) terhadap rating
sukuk korporasi.
4. Untuk menganalisis pengaruh Secure (SCRE) terhadap rating sukuk
korporasi.
5. Untuk menganalisis pengaruh Maturity (MTRTY) terhadap rating sukuk
korporasi.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini di harapkan memberikan manfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Bagi pengembang ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini di harapkan
dapat bermanfaat sebagai referensi dan informasi terutama dalam hal
melihat pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage,
Secure dan Maturity terhadap Rating Sukuk.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam membantu memecahkan masalah dan pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut.
14
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage,
Secure dan Maturity terhadap Rating Sukuk.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini di harapkan menambah referensi dan infomasi
yang membahas penelitian tentang Rasio Profitabilitas, Rasio
Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap Rating
Sukuk. Dan Referensi ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian
selanjutnya.
c. Bagi Manajer Investasi
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi
khususnya bagi pimpinan perusahaan sebagai pertimbangan sebelum
pengambilan keputusan.
d. Bagi Investor
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai
masukan untuk berinvestasi sehingga dapat diperoleh gambaran yang
jelas mengenai pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage, Secure dan Maturity terhadap Rating Sukuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
Menurut (Bambang, 2009: 16) Pasar modal sering diartikan sebagai
pasar untuk berbagi instrumen keuangan (Surat berharga) jangka panjang
(usia jatuh temponya lebih dari 1 tahun). Selain pengertian itu pasar modal
sering di artikan sebagai tempat transaksi pihak yang membutuhkan dana
(perusahaan) dan pihak yang kelebihan dana (pemodal).
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek.
Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi
di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek
atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun dengan melalui wakil- wakilnya. Fungsi bursa efek ini
antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek
yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran (Siamat,
2005:48)
16
Menurut bursa efek Indonesia (Www.idx.co.id) Pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
(saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrument jangka panjang (lebih dari 1 tahun) seperti
saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrument
derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Pasar modal memliki peran penting untuk perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan risiko masing-masing instrument.
Perusahaan memasuki pasar modal bertujuan untuk mendapatkan
dana yang berasal dari investor agar mampu meningkatkan kinerja
perusahaan mereka, sedangkan investor menanamkan modal dengan
17
harapan memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di
masa yang akan datang. Dalam kegiatan diatas ada beberapa alternative
yang dapat dilakukan oleh investor, salah satu alternative yang bisa
dilakukan oleh investor adalah obligasi.
Berdasarkan beberapa pengertian dari pasar modal diatas, dapat
disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar untuk memperjual
belikan instrument keuangan baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah ataupun perusahaan swasta.
Pasar modal merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan dalam
mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan dan merupakan
sarana investasi untuk investor yang memiliki kelebihan dana.
1.1 Instrumen yang di perdagangkan di Pasar Modal
a) Saham
Tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada
sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak
dipilih para investor karena mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik.
b) Obligasi
Surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindah
tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga periode tertentu dan melunasi
18
pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut.
c) Derivative
Efek turunan dari efek “utama” baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek
“utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak
atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan
kinerja asset lain. Asset lain ini disebut sebagai underlying assets.
d) Reksadana
Salah satu alternative investasi bagi masyrakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memilki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas. Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia.
1.2 Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga
yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya
pasar modal yang sehat. (Tandelilin, 2010:71)
19
a. Biro Administrasi efek (Securities Administration Bureau)
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan
kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan
efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
b. Kustodian
Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa
penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta
jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya.
c. Wali Amanat
Wali amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili
kepentingan pemegang efek bersifat utang.
d. Penasihat Investasi
Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang
memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau
pembelian efek.
e. Pemeringkat Efek
Perusahaan pemeringkat efek (rating agencies) merupakan
lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi
antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi
standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.
20
2. Obligasi
Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat
dijadikan alternatif investasi selain saham. Berbeda dengan saham yang
memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya, obligasi merupakan
pinjaman yang diberikan oleh investor kepada penerbit obligasi (emiten).
Tandelilin (2010 : 245) mendefinisikan obligasi sebagai sebuah sekuritas
berupa surat hutang yang menjanjikan pembayaran bunga kupon obligasi
secara periodik kepada pemegangnya serta pelunasan obligasi pada saat
jatuh tempo obligasi.
Menurut bursa efek Indonesia obligasi merupakan surat utang
jangka menengah atau panjang yang dapat dipindah tangankan yang
berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut
(ww w .id x . c o.id ).
Menurut Subramanyam dan Wild perusahaan menginvestasikan
aset dalam sekuritas investasi (disebut juga dengan marketable
securuties). Tujuan dari sekuritas investasi ini adalah untuk
menggunakan kas yang menganggur secara produktif. Sekuritas investasi
dapat berupa utang atau ekuitas. Sekuritas utang (debt securities)
adalah sekuritas yang mewakili hubungan sebagai kreditor terhadap
pihak lain.
21
Misalnya obligasi perusahaan lain, obligasi pemerintah, surat utang,
dan sekuritas pemerintah kota. Sekuritas ekuitas (equity securities)
merupakan sekuritas yang mewakili kepemilikan pada entitas lain,
contohnya adalah saham biasa dan saham preferen yang tidak dapat ditarik
kembali. Perusahaan dapat menggolongkan sekuritas investasi menjadi
aset lancar atau tidak lancar, tergantung dari jangka waktu investasi untuk
sekuritas tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa obligasi
adalah surat utang jangka panjang yang dapat diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan yang berisi janji antara pihak penerbit dan investor
yang memberikan pendapatan tetap dengan memberikan keuntungan
kepada investor berupa bunga (kupon) maupun selisih antara harga beli
dan harga jual. Pada tanggal jatuh tempo yang sudah ditentukan, pihak
penerbit obligasi wajib mengembalikan pokok utang kepada investor.
2.1 Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
a. Dilihat dari sisi penerbit:
1. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan,
baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau
badan usaha swasta.
2. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat.
22
3. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah untut membiayai proyek-proyek yang
berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
b. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
1. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan
pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok
dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
2. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat
diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan
penerbitnya.
3. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar
perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
4. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon
bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut,
berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average
time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku
bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
c. Dilihat dari hak penukaran/opsi :
1. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak
kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi
tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
23
2. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak
ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
2. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga.
3. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.
4. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-
saham anak perusahaan yang dimilikinya.
24
5. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan
dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan
penerbitnya secara umum.
e. Dilihat dari segi nilai nominal:
1. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan
dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government
bonds.
f. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
1. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga.
2. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan
ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
a. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi
syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian
sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi
tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
b. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon
25
(fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
2.2 Karakteristik Obligasi
1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu
obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima
pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon
obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan
dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi
akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal
obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi
mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan
jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi,
sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan
obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.
Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin
tinggi Kupon / bunga nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit
obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi
Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi
tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi
26
tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating)
obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti
PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
3. Sukuk
Sukuk berasal dari Bahasa Arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak)
yang memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Dalam pemahaman
praktisnya, sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan.
Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat
sebagai bukti kepemilikan aset berwujud atau kegiatan investasi khusus
dengan penerimaan imbalan dan bagi hasil sebagai pembeda dari obligasi
konvensional yang menggunakan konsep pembagian bunga. Menurut
fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia nomor 32/DSN-
MUI/IX/2002, sukuk merupakan surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin atau fee, serta
membayar kembali dana obligasi syariah saat jatuh tempo. Di dalam
obligasi syariah terdapat beberapa ketentuan obligasi syariah, Menurut
(Sutedi 2008 : 96):
27
a. Ketentuan umum
1) Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi
yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan
bunga.
2) Obligasi yang dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada jatuh tempo.
b. Ketentuan khusus
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi
syariah antara lain;
1. Mudharabah
2. Musyarakah
3. Murabahah
4. Salam
5. Istishna
6. Ijarah
28
7. Jenis usaha yang dilakukan emiten tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-
MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk reksadana syariah.
8. Pendapatan investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang
obligasi syariah mudharabah harus bersih dari unsur nonhalal.
9. Pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai
akad yang digunakan.
10. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akal-akal
yang digunakan.
Menurut (Sutedi, 2008: 128) dalam bukunya yang berjudul Aspek
Hukum Obligasi dan Sukuk menjelaskan tentang karakteristik dan
ketentuan mekanisme obligasi syariah, sebagai berikut:
a. Karakteristik obligasi syariah
1. Obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan
berdasar kepada tingkat bunga (kupon) yang telah ditentukan
sebelumnya. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasar
kepada tingkat rasio bagi hasil yang besarnya telah disepakati oleh
pihak emiten dan investor.
2. Sistem pengawasannya selain diawasi oleh pihak wali amanat
maka mekanisme obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah sejak dari penerbitan obligasi syariah sampai
29
akhir dari masa penerbitan obligasi syariah tersebut. Dengan
adanya sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan
kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih terjamin.
3. Jenis industri yang dikelola emiten serta hasil pendapatan
perusahaan penerbit obligasi syariah harus terhindar dari unsur non
halal. Adapun lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan
penerbitan obligasi syariah masih sama seperti obligasi
konvensional.
b. Ketentuan mekanisme mengenai obligasi syariah
1. Obligasi syariah harus berdasarkan konsep syariah yang hanya
memberikan pendapatan kepada pemegang obligasi dalam bentuk
bagi hasil serta pembayaran utang pokok pada saat jatuh tempo.
2. Obligasi syariah mudharabah yang diterbitkan harus
berdasarkan pada bentuk pembagian hasil keuntungan yang
telah disepakati sebelumnya serta pendapatan yang diterima harus
bersih dari unsur non halal.
3. Nisbah harus ditentukan sesuai kesepakatan sebelum
penerbitan.
4. Pembagian pendapatan dapat dilakukan secara periodik atau
sesuai ketentuan bersama, pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan.
30
5. Sistem pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan
Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh
Dewan Syariah Nasional MUI.
6. Apabila perusahaan penerbit obligasi melakukan kelalaian atau
melanggar syarat perjanjian, wajib dilakukan pengembalian dana
investor dan harus dibuat suatu pengakuan utang.
7. Apabila emiten berbuat kelalaian atau cedera janji maka pihak
investor dapat menarik dananya.
8. Hak kepemilikan obligasi syariah mudharabah dapat dipindah
tangankan kepada pihak lain sesuai kesepakatan akad perjanjian.
Menurut Fasa (2016) sukuk dapat dikategorikan menjadi dua kategori
yaitu sukuk yang dapat diperdagangkan dan sukuk yang tidak dapat
diperdagangkan. Beberapa sukuk yang dapat diperdagangkan antara lain:
1. Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan
modal (Rab al-Mal) dan pihak lain mempunyai keahlian
(mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut dibagi berdasarkan
presentase bagi hasil yang telah disepakati pada awal transaksi,
dan kerugian yang timbul ditanggung sepenuhnya oleh pemilik
modal.
2. Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih
31
bekerja sama menggabungkan modal untuk membangun proyek
baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai
kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbuk di
tanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-
masing.
3. Sukuk Ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri
atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hal manfaat
atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode
yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan aset.
Sedangkan sukuk yang tidak dapat diperdagangkan antara lain:
1. Sukuk Istishna dan atau Murabahah, yaitu kepemilikan utang
yang semakin meningkat yang diperoleh dari jenis pembiayaan
istishna dan murabahah.
2. Sukuk salam, yaitu dana dibayarkan di muka dan komoditi
menjadi utang. Dana juga dapat dalam bentuk sertifikat yang
merepresentasikan utang.
Sukuk dapat meningkatkan stabilitas lembaga keuangan dengan
menyediakan portfolio, likuiditas, dan alat manajemen risiko yang lebih
baik. Sukuk menjadi sangat dituntut karena banyaknya permintaan agar
kepemilikan perusahaannya sesuai dengan hukum Islam. Permintaan
sukuk telah menjadi semakin populer dan telah mendapatkan penerimaan
universal sebagai alternatif yang layak untuk produk keuangan
32
konvensional. Sukuk telah berkembang sebagai salah satu mekanisme
paling signifikan untuk meningkatkan keuangan di pasar melalui struktur
yang dapat diterima sesuai hukum Islam (Fasa, 2016).
Secara prinsip, sukuk dan obligasi konvensional merupakan
obligasi yang berbeda. Obligasi konvensional merupakan fixed income
security yang memberikan bunga kepada pemegangnya sebagai
pendapatan bondholder, sedangkan sukuk tidak mendasarkan pada bunga
tapi pada bagi hasil/margin/fee, dimana jumlah margin fee tersebut telah
disepakati di awal sehingga jelas berapa return yang akan diperoleh
(Melis 2014). Secara garis besar, perbedaan sukuk dan obligasi
konvensional dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 2.1Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi
Sifat instrumenSertifikat kepemilikan/penyertaan atas suatu asset
Instrumen pengakuan hutang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga/kupon, capital gain
Jangka waktu Pendek-menengah Menengah-panjang
Underlying asset Diperlukan Tidak perlu
Pihak yang terkait Obligor, SPV,investor, Trustee Obligor/issuer, investor
Harga Market price Market price
33
Investor Islami, konvensional KonvensionalPembayaran pokok
Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi
Penggunaan hasil penerbitan Harus sesuai syariah Bebas
Sumber: Melis (2014)
4. Rating Sukuk
Menurut (Jogiyanto, 2017:230) Rating obligasi adalah simbol karakter
yang di berikan oleh agen pemeringkat untuk menunjukan risiko dari
obligasi.
Obligasi yang di jual ke publik dalam perspektif pembeli, melihatnya
berdasarkan peringkat (rating) (Situmorang, 2017:45). Peringkat tersebut
menggambarkan pada credible dan prospek layaknya obligasi tersebut
dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu current asset perusahaan. Oleh
karena itu tidak sembarangan obligasi yang akan dibeli, tetapi obligasi
yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi dari lembaga
pemeringkat yang selama ini telah di percaya dan teruji penilainya di
tingkat internasional.
Peringkat dalam sukuk diberikan oleh perusahaan pemeringkat
obligasi dan sukuk. Tujuan dari peringkat sukuk adalah untuk memberikan
informasi mengenai kinerja keuangan dari entitas yang menerbitkan
sukuk dalam bentuk peringkat kepada para investor. Sebelum
seorang investor menginvestasikan modal dalam bentuk surat utang baik
34
itu obligasi maupun sukuk, pasti investor tersebut akan melihat
laporan keuangan dan peringkat dari surat utang tersebut. Adapun surat
utang mempunyai risiko tersendiri yang perlu diperhatikan bagi para
investor yaitu adanya risiko gagal bayar yang bisa merugikan investor
dimana investor akan menerima jumlah lebih kecil daripada jumlah
pengembalian surat utang yang telah dijanjikan oleh pihak perusahaan
(Sudaryanti, Mahfudz, dan Wulandari, 2011).
Maka dari itu, lembaga pemeringkat ini bertugas melakukan analisis
dan evaluasi terhadap kemungkinan macetnya pembayaran surat utang.
Di Indonesia, lembaga yang memberikan peringkat terhadap surat utang
adalah PT Pefindo. Banyak perusahaan yang menerbitkan surat utang
yang listing di BEI menggunakan jasa Pefindo. Pefindo didirikan pada
tanggal 21 Desember 1993 atas inisiatif dari Otoritas Jasa Keuangan dan
Bank Indonesia. Pefindo telah melakukan pemeringkatan terhadap lebih
dari 700 perusahaan dan pemerintah daerah.
Dalam website resmi PT PEFINDO (pefindo.com) untuk jasa
pemeringkatan PT PEFINDO melakukan dua jenis pemeringkatan yaitu
pemeringkatan perusahaan dan pemeringkatan utang. Untuk peringkat
perusahaan yang biasa disebut General Obligation (GO) Rating atau
Issuer Rating adalah sebuah kajian kredit sebuah perusahaan atau
kemampuannya untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.
Proses untuk pemberian peringkat diawali dengan pihak perusahaan
melengkapi semua persyaratan administrasi. Kemudian pihak pemeringkat
35
melakukan proses analisis dengan review informasi yang telah disediakan
oleh perusahaan baik itu melalui dokumen maupun kunjungan lapangan.
Lalu mengidentifikasi informasi tambahan yang harus disajikan oleh
pihak manajemen perusahaan, apabila semua informasi yang dibutuhkan
telah terpenuhi maka komite peringkat akan memberikan rekomendasi
akhir peringkat kredit. Selanjutnya pihak perusahaan berhak untuk
melakukan pembelaan atas hasil pemeringkatan sementara dengan cara
menyajikan informasi tambahan serta alasan yang mendukung dalam
jangka waktu yang telah disepakati. Apabila pihak perusahaan tidak
menyetujui hasil akhir dari proses pemeringkatan tersebut, maka pihak
pemeringkat tidak akan mempublikasikan nya. Berikut ini standar
peringkat sukuk menurut PEFINDO (pefindo.com).
Tabel 2.2 Standar Peringkat Sukuk Menurut PEFINDO
Peringkat Keterangan
idAAA(sy) Instumen pendanaan syariah dengan peringkat idAAA(sy) adalah instrument dengan peringkat paling tinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah relative dibanding emiten Indonesia lainnya adalah superior.
idAA(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkatidAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah relative dibanding emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat
idA(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idA(sy) mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dalam kontrak pendanaan syariah relatif dibanding emiten Indonesia lainnya adalah kuat.
36
idBBB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkatidBBB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang memadai, namun kondisi ekonomi yang memburuk atau perubahan keadaan akan lebih mungkin melemahkan kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang kontrak pendanaan syariah relatif terhadap emiten Indonesia lainnya
idBB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idBB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang sedikit lemah. Kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya berdasarkan kontrak pendanaan syariah relatif dibandingkan emiten Indonesia lainnya, akan sangat mempengaruhi oleh keadaan yang merugikan karena ketidakpastian bisnis,keuangan atau perekonomian.
idB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang lemah. Kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang berdasarkan kontrak pendanaan syariah, relative dibanding emiten Indonesia lainnya, akan sangat mungkin diperlemah oleh adanya kondisi buruk bisnis, keuangan atau perekonomian.
idCCC(sy) Instrumen syariah berperingkat idCCC(sy) adalah rentan untuk gagal bayar, dan tergantung terhadap perbaikan kondisi bisnis dan keuangan emiten untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dalam kontrak pendanaan syariah.
idD(sy) Instrumen pendanaan syariah mendapat peringkat idD(sy) manakala mengalami gagal bayar pada saat pertama kali atas komitmen keuangan jangka panjangnya dalam kontrak pendanaan. Pengecualian diberikan manakala penundaan pembayaran terjadi dalam masa tenggang, atau penundaan pembayaran tersebut dilakukan dalam rangka penyelesaian atas persengketaan komersial yang dianggap layak.
Sumber: Definisi Rating Pefindo tahun 2020
5. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total maupun modal sendiri.
Sedangkan menurut (Pebruary 2016) profitabilitas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada
tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Semakin tinggi
37
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar (default) semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan tersebut.
Menurut Tandelilin (2010 : 374) Return On Assets adalah
menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.
Menurut Brigham dan Houston (2010 : 146) Rasio profitabilitas
adalah sekolompok rasio yang menunjukan kombinasi dari pengaruh
likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.
Rasio profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
dari Sudana (2015 : 25) yaitu Return on Assets dengan rumus:
Keterangan : Total net income = Laba bersih , Total assets = Total aktiva
6. Rasio Likuiditas
Menurut (Brigham dan Houston,2010 : 134) Rasio likuiditas adalah
rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan
lainya dengan kewajiban lancarnya.
Return On Assets (ROA) : Total Net Income Total Assets x
100%
38
Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini
berarti semakin likuid perusahaan. Sudana(2015 : 24)
Menurut Kasmir (2009:134) rasio likuiditas adalah untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh
tempo.
Rasio likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih. Jadi, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar
dari pada hutang lancarnya atau hutang pendeknya. Rasio likuiditas yang
akan di gunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Sudana
(2015 : 24) yaitu Current ratio dengan rumus:
Keterangan : Current asset = Aset Lancar
Current Ratio : Current Asset Current liabilities x 100 %
39
Current liabilities = Hutang Lancar
7. Rasio Leverage
Menurut (Kasmir,2009:150) rasio leverage adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang
apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Menurut (Sudana,2015:23) Rasio ini mengukur berapa besar
penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Semakin besar rasio
ini menunjukkan prosi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada
aktiva semakin besar, yang berarti pula risiko keungan perusahaan
meningkat dan sebaliknya.
Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme
leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan yang terjebak dalam tingkat
utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.
Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang
yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk membayar utang. Rasio likuiditas yang akan di gunakan dalam
40
penelitian ini menggunakan rumus dari Sudana (2015 : 23) yaitu Debt
Equity Ratio dengan rumus:
Keterangan :
Total liabilities = Total hutang
Total equity = Total Ekuitas
8. Secure
Dalam menerbitkan sukuk, perusahaan ada yang memberikan
jaminan (secure) dan juga ada yang tidak memberikan jaminan. Jaminan
ini dimaksudkan agar para investor mendapatkan pengganti ketika
perusahaan mengalami kegagalan pada masa yang akan datang (Al Haraqi
dan Ningsih, 2017). Menurut Werastuti (2015) biasanya para investor
lebih menyukai sukuk yang diberikan jaminan dibandingkan yang tidak
diberikan jaminan, karena investor akan merasa aman dalam berinvestasi
apabila sukuk tersebut telah diberikan jaminan. Tingkat risiko yang
terkandung dalam sebuah obligasi salah satunya dipengaruhi oleh jaminan.
Dengan adanya jaminan, risiko gagal bayar yang akan diterima para
investor akan berkurang. Jaminan ini dapat berupa aset yang dimiliki
perusahaan ataupun jaminan alternatif lain ialah tagihan piutang
perusahaan. Pemberian jaminan pada sukuk dapat menjadi daya tarik para
Debt To Equity (DER) : Total Liabilites Total Equity x
100%
41
investor, sehingga semakin banyak investor yang berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang berinvestasi sukuk
dalam perusahaan, maka akan semakin tinggi pula peringkat sukuk yang
akan didapatkan oleh perusahaan.
9. Maturity
Obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo atau maturity yang
terbatas, yaitu tanggal saat nilai nominal obligasi harus di lunasi oleh
perushaan yang menerbitkan obligasi. Jangka waktu obligasi sangat
bervariasi tergantung kebutuhan dana perusahaan, biasanya 5 tahun
(Sudana ,2015:89).
Maturity atau umur dari sukuk adalah jangka waktu sejak
diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
Obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek akan dianggap kurang
berisiko daripada obligasi jangka panjang, dan hal ini direfleksikan dalam
peringkat. Maturity merupakan waktu yang diberikan oleh pihak
perusahaan kepada para investor untuk mendapatkan kembali pembayaran
dari nilai pokok sukuk yang dimilikinya. Pada umumnya, sukuk
mempunyai periode jatuh tempo yang bervariasi 1 sampai 5 tahun.
Umur sukuk yang pendek akan menunjukkan tingkat risiko gagal bayar
yang kecil apabila dibandingkan dengan sukuk yang memiliki waktu jatuh
tempo lebih dari 5 tahun, biasanya investor cenderung lebih menyukai
sukuk dengan waktu jatuh tempo yang singkat atau pendek karena risiko
yang akan diterima para investor akan kecil.
42
B. Penelitian Terdahulu
(Sudaryanti 2011), melakukan penelitan yang berjudul “Analisis
Determinan Peringkat sukuk dan peringkat obligasi di indonesia”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi peringkat sukuk dan obligasi di indonesia.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hanya variabel ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap rating sukuk sedangkan yang lainya
tidak ( pertumbuhan profitabilitas, likuiditas, rasio leverage dan maturity).
Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan maturity mempengaruhi peringkat
obligasi diatas 5 tahun sementara pertumbuhan likuiditas, dan rasio
leverage tidak mempengaruhi peringkat obligasi secara signifikan.
Persamaan penelitian ini dengan (Sudaryanti 2011) terletak pada
variabel indepen yaitu peringkat sukuk. Sedangkat perbedaannya adalah
terletak pada variabel independen yaitu peringkat obligasi.
(Afiani 2013) melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh
likuiditas, produktivitas, profitabilitas, dan leverage terhadap peringkat
sukuk ( studi empiris pada bank umum syariah dan unit usaha syariah
periode 2008-2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
likuiditas, produktivitas, profitabilitas, dan leverage terhadap peringkat
43
sukuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara simultan
ke empat variabel tidak mempengaruhi peringkat sukuk. Pengujian
secara parsial, variabel likuiditas dan profitabilitas mempengaruhi peringkat
sukuk, sedangkan produktivitas dan leverage tidak mempengaruhi peringkat
sukuk.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian (Afiani 2013) terletak
pada variabel independen yaitu profitabilitas, leverage dan variabel
dependen adalah peringkat sukuk. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian (Afiani 2013) terletak pada variabel pengaruh likuditas ,
produktitas dan perbedaan tahun periode penelitian yang diambil.
(Chandra LD, dkk 2015) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Rasio Keuangan
terhadap Peringkat Obligasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Corporate Governance dan Rasio keuangan yang diantara lain
menggunakan ROA, DER dan CR terhadap peringkat obligasi. Hasil
Penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusi, kepemilikan
manajerial, komisaris independen, komite audit, CGPI, DER, ROA, dan CR
berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.
Penelitian yang di lakukan (Erny dan Eny 2015) dengan judul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size), Profitabilitas, Likuiditas,
Produktivitas, dan Leverage Terhadap Peringkat Obligasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Likuiditas, Produktivitas, dan Leverage terhadap peringkat obligasi. Dengan
44
variabel independen yang sama yaitu Profitabilitas, Likuiditas, Leverage
dalam penelitian kali ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran
perusahaan, produktivitas, dan leverage berpengaruh terhadap peringkat
obligasi, sedangkan profitabilitas dan likuiditas merupakan variabel yang
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Dwi Rahayuningsih dan Agung Budi Sulistiyo (2016) melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Secure, Maturity, Kualitas Auditor,
Komite Audit, dan Sinking Fund terhadap Rating Sukuk”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel secure berpengaruh tidak signifikan terhadap
rating sukuk. Sedangkan variabel maturity, kualitas auditor, komite audit,
dan sinking fund berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.
Silviana Pebruary (2016) dengan judul “Pengaruh Rasio
Profitabilitas,Likuiditas, Leverage, Pendapatan bunga terhadap rating
sukuk korporasi”. Melakukan penelitian dengan hasil menunjukan rasio
leverage 5% signifikan dan rasio liqudity berpengaruh signifikan terhadap
Peringkat sukuk. Dan signifikan 10%, rasio profitabilitas dan pendapatan
bunga berpengaruh signifikan terhadap Peringkat sukuk. Secara serempak
variabel berpengaruh signifikan terhadap prediksi Peringkat sukuk.
M. Siddiq Al Haraqi dan Endang Surasetyo Ningsih (2017) dengan
judul “Pengaruh Return On Asset, Secure, dan Maturity Terhadap Rating
Sukuk. Persamaan variabel independen Secure dan Maturity , variabel
dependen Rating sukuk. Menunujukan hasil penelitian ini menunjukkan
45
bahwa ROA, Secure, dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap
rating sukuk. ROA dan maturity secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap rating sukuk, sedangkan secure berpengaruh tidak
signifikan terhadap rating sukuk.
Tabel 2.3Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Peneliti Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Neneng
Sudaryanti
(2011)
Analisis Determinan Peringkat sukuk dan peringkat obligasi di indonesia
Variabel dependen Peringkat Sukuk
Variabel dependen Peringkat obligasi dan Tahun periode Penelitian
Variabel firm size dan maturity mempengaruhi peringkat obligasivariabel yang tidak mempengaruhi peringkat sukuk pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage dan maturity.
2. Afiani, D. (2013)
Pengaruh likuiditas,produktivitas,profitabilitas, dan leverage terhadap peringkat sukuk (Studi empiris pada bank umum syariah dan unit usaha syariah
Variabel independen Profitabilitas leverage, Variabel dependen Peringkat sukuk
Variabel independen pengaruh likuiditas, produktivitas, tahun periode penelitian
Secara parisal variabel variabel likuiditas dan profitabilitas mempengaruhi peringkat sukuk, sedangkan produktivitas dan leverage tidak mempengaruhi peringkat sukuk jika secara simultan keempat variabel tidak mempengaruhi
3. Kalia Melis (2014)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk.
Variabel independen Rasio Profitabilitas, leverage, likuditas Variabel dependen peringkat sukuk.
Tahun periode penelitian dan objek yang berbeda
Variabel likuiditas profitabilitas, leverage, dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Likuiditas sebagian berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Sementara itu,
46
profitabilitas, leverage dan reputasi auditor tidak mempengaruhi peringkat sukuk.
4.
.
Chandra LyDali, Sautma Ronni, dan Mariana Ing Malelak (2015)
Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan Rasio Keuangan terhadap Peringkat Obligasi
Variabel independen Rasio keunagan. Periode penelitian yang berbeda
Variable independen CGPI Tahun periode yang berbeda.
Variabel kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, CGPI, DER, ROA, dan CR berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.
5. Erny Indah Surya dan Eni Wuryani (2015)
Pengaruh UkuranPerusahaan (Firm Size), Profitabilitas, Likuiditas, Produktivitas, dan Leverage Terhadap PeringkatObligasi
Variabel independenProfitabilitas, Likuiditas Pengambilan sampel yang terdaftar di PT Pefindo
Variabel independen Firm size, Produktivitas
Variabel ukuran perusahaan, produktivitas, dan leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan profitabilitas dan likuiditas merupakan variabel yang tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
6. Dwi Rahayuningsih dan Agung Budi Sulistiyo (2016)
Pengaruh Secure, Maturity, Kualitas Auditor, Komite Audit, danSinking Fund terhadap Rating Sukuk
Variabel independen secure, maturity, Variabel dependen peringkat sukuk.
Variabel indenpenden Kualitas Auditor, Komite Audit dan Sinking Fund
variabel secure berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk. Sedangkan variabel maturity, kualitas auditor, komite audit, dan sinking fund berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.
7. Silviana Pebruary (2016)
Pengaruh Rasio Profitabilitas,Likuiditas, Leverage, Pendapatan bunga terhadap rating sukuk korporasi
Variabel independen Rasio Profitabilitas Likuiditas, Leverage, Variabel dependen Peringkat sukuk
Variabel independen Pendapatan Bunga, Tahun periode penelitian
Variabel leverage 5% signifikan dan rasio liqudity berpengaruh signifikan terhadap Peringkat sukuk. Dan signifikan 10%, rasio profitabilitas dan pendapatan bunga berpengaruh signifikan terhadap Peringkat
47
korporasi. sukuk. Secara serempak variabel berpengaruh signifikan terhadap prediksi Peringkat sukuk.
8. M. Siddiq Al Haraqi dan Endang Surasetyo Ningsih (2017)
Pengaruh Return On Asset,Secure, dan MaturityTerhadap Rating Sukuk
Variabel independen Secure dan Maturity Variabel dependen Rating Sukuk
Variabel ROA, Secure, dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap rating sukuk. ROA dan maturity secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ratingsukuk, sedangkan secure berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk
Sumber: Data yang diolah, 2020
C. Kerangka Pemikiran Konseptual
Kerangka befikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel
yang disusun dari berbagai teori yang telah di jadikan konsep deskripsi.
Berdasarkan teori-teori yang telah di deskripsikan tersebut, selanjutnya di
analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubugan antar variabel yang di teliti. Sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutnya di gunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,
2017: 90).
Peringkat sukuk adalah informasi investasi berbasis syariah yang
memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dari entitas yang
menerbitkan sukuk dalam bentuk peringkat kepada para investor.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap rating sukuk
48
Rasio profitabilitas yaitu mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba baik dalam hubunganya dengan penjualan,
asset maupun laba rugi bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets dengan rumus
Total Net Income dibagi dengan Total Assets. Rasio return on assets ini
untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.
Semakin tinggi rasio maka semakin tinggi keuntungan bersih yang di
peroleh, sehingga akan meningkatkan rating sukuk (Pebruary 2017:232) ,
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah
risiko ketidakmampuan membayar (default) dan semakin baik peringkat
yang diberikan terhadap perusahaan tersebut (Henny 2016:152).
2. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Rating sukuk
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Menurut
(Sudana, 2011 : 24) Semakin besar rasio ini berati semakin likuid
perusahaan. Tingkat likuiditas dapat dijadikan faktor untuk mengukur
peringkat sukuk. Penelitian Purwaningsih (2013), Afiani (2010),
Margareta & Poppy (2009), Melis (2014), menemukan hubungan
antara likuiditas dengan rating sukuk. Sehingga semakin tinggi tingkat
likuiditas suatu perusahaan maka semakin baik kemungkinan peringkat
sukuk perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan apabila
perusahaan memiliki rasio likuiditas yang tinggi, maka kemungkinan
49
peringkat sukuk akan tinggi. Rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah
Current ratio.
3. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Rating sukuk
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. .
Karena itu sebaiknya perusahaan harus mampu menyeimbangkan utang
yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk membayar utang. (Sudana, 2011 : 23 ) Semakin besar rasio ini
menunjukan porsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada
aktiva semakin besar. Penelitian Purwaningsih (2013), Sari (2007),
menemukan hubungan secara parsial dari leverage dengan rating sukuk,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat leverage perusahaan dapat
memprediksi peringkat sukuk perusahaan. Rasio leverage yang
digunakan adalah Debt to asset ratio.
Rumus debt to equity ratio ini adalah Total Liabilities dibagi total
Equity. Hasil dari debt to equity ratio ialah dengan semakin rendahnya
rasio leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan
terhadap perusahaan.
4. Pengaruh Secure terhadap Rating sukuk
Secure adalah jaminan kepada investor jika perusahaan mengalami
gagal bayar di masa akan datang (Al Haraqi dan Ningsih, 2017). Menurut
50
Werastuti (2015) biasanya para investor lebih menyukai sukuk yang
diberikan jaminan dibandingkan yang tidak diberikan jacminan, karena
investor akan merasa aman dalam berinvestasi apabila sukuk tersebut
telah diberikan jaminan. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah
obligasi salah satunya dipengaruhi oleh jaminan.
Dalam penelitiannya, Purwaningsih (2013) menyatakan bahwa secure
atau jaminan secara parsial berpengaruh positif terhadap rating sukuk.
Hal ini mengindikasikan bahwa investor akan lebih tertarik terhadap
sukuk yang dijamin dengan aktiva tertentu daripada sukuk yang tidak
dijamin dengan aktiva tertentu.
Pemberian jaminan pada sukuk dapat menjadi daya tarik para
investor, sehingga semakin banyak investor yang berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
5. Pengaruh Maturity terhadap Rating sukuk
Maturity adalah umur obligasi/sukuk yang memiliki jangka waktu
sejak di terbitkannya investasi tersebut sampai jatuh temponya. Menurut
(Al Haraqi dan Ningsih (2017) menyatakan bahwa suatu sukuk yang
jatuh temponya lama akan meningkatkan risiko investasi karena dalam
periode yang cukup lama, bisa saja ada risiko peristiwa yang dapat
menyebabkan kinerja perusahaan akan menurun.
Kerangka penelitian ini menggambarkan mengenai pengaruh Rasio
Profitabilitas , Rasio Likuiditas , Rasio Leverage , Secure dan Maturity
terhadap Rating sukuk korporasi. Gambar dibawah ini menyajikan
51
kerangka untuk pengembangan hipotesa pada penelitian ini. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah peringkat sukuk. Dan untuk
variabel independen nya profitabilitas diproksikan dengan return on
assets (ROA), likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR) dan
leverage di proksi kan dengan debt to equity ratio (DER), serta Secure di
proksikan dengan SECURE (SCRE) dan Maturity di proksikan dengan
Maturity (MTRTY).
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran Konseptual
Sumber : Kerangka berpikir
Rasio Profitabilitas (X1) H1
H3
H2
H4
H5
Rasio Likuiditas (X2)
Rasio Leverage (X3)
Secure (X4)
Maturity (X5)
Rating Sukuk Korporasi (Y)
52
Berdasarakan kerangka pikir diatas, maka variabel independen Rasio
Profitabilitas (ROA) , Likuiditas (CR) , Leverage (DER) , Secure dan
Maturity. Sedangkan variabel dependennya yaitu Peringkat sukuk (Rating
sukuk).
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, teori, penelitian
terdahulu dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Rasio Profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi.
H2 : Rasio Likuiditas (CR) berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi.
H3: Rasio Leverage (DER) berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi.
H4 : Secure berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi.
H5 : Maturity berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data kuantitatif.
Dimana data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik atau angka.
Penelitian ini menggunakan studi literatur mengenai faktor – faktor
yang mempengaruhi peringkat sukuk. Penelitian ini menggunakan Analisis
Ordinal Logistik terdiri dari statistik deskriptif, uji model fitting
information, uji goodness of fit, uji Pseudo R-Square, uji Parallel lines.
Rasio yang digunakan dalam Penelitian ini adalah rasio profitabilitas,
rasio likuiditas, rasio leverage, secure, dan maturity terhadap variabel
dependen yaitu rating sukuk. Sampel sukuknya ada sebanyak 10 sampel
dengan periode penelitian yaitu selama 4 tahun mulai dari tahun 2016
hingga 2019.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2017:61). Populasi yang di teliti dalam penelitian ini adalah seluruh
53
54
perusahaan sukuknya tercatat dan dinilai oleh PT. Pefindo pada periode
2016-2019. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa
sepanjang awal 2019 ini perusahaan di Indonesia telah menerbitkan
sebanyak 22 sukuk korporasi yang merupakan instrumen keuangan
syariah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki
populasi (Sugiyono, 2017:62). Pemilihan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2017:67)
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dari beberapa perusahaan yang sukuknya tercatat
dan dinilai oleh PT.Pefindo periode 2016-2019 hanya akan di gunakan
beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menerbitkan sukuk korporasi dan terdaftar di BEI
dan PT. Pefindo tahun 2016-2019
2. Perusahaan yang sukuknya dinilai dan diberi peringkat oleh PT.
Pefindo tahun 2016-2019
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap
selama periode pengamat
Setelah di lakukan teknik penentuan sampel dengan cara purposive
sampling maka dari total pengeluaran sukuk di indonesia yaitu 22 sukuk,
peneliti mendapatkan 10 perusahaan yang mengeluarkan sukuk pada
tahun 2016-2019 yang sesuai dengan kriteria penelitian.
55
Tabel 3.1Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. PT. ADHIKARYA (PERSERO) ADHI2. PT. ADIRA DINAMUKA MULTI FINANCE ADMF3. PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD AISA4. PT. XL AXIATA EXCL5. PT. ANEKA GAS INDUSTRI AGII6. PT. INDOSAT ISAT7. PT. ANGKASA PURA I APAI8. PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PPLN9. PT.SUMBERDAYA SEWATAMA SSMM10. PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR SMI
Sumber: Data sekunder yang diolah 2020
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
Definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi konseptual yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi
variabel bebas.
a. Rating Sukuk (Y)
Peringkat sukuk merupakan sebuah standarisasi yang diberikan
oleh lembaga pemeringkat sekuritas yang terkenal dan terpercaya yaitu
PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) yang telah bekerja sama
dengan BEI (Bursa Efek Indonesia) kepada para penerbit obligasi dan
yang dapat memberikan kemampuan tingkat kepercayaan untuk para
56
investor dalam pembayaran bunga dan pokoknya sesuai dengan jadwal
yang mereka sepakati.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini ialah
peringkat sukuk. Skala peringkat mulai dari AAA sampai dengan D
secara umum terbagi menjadi dua kategori, yaitu investment grade
(AAA, AA, A. BBB) dan non - investment grade (BB, B, CCC, D)
pengukuran variabel dilakukan dengan memberi nilai pada masing –
masing peringkat sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh
PEFINDO.
Tabel 3.2Kategori Peringkat Sukuk
Peringkat Sukuk Skala O
KategoriidAAA(sy) 3 High Grade InvestmentidAA(sy)+ 3 High Grade InvestmentidAA(sy) 3 High Grade InvestmentidAA(sy)− 3 High Grade InvestmentidA(sy)+ 2 Medium Grade InvestmentidA(sy) 2 Medium Grade InvestmentidA(sy)− 2 Medium Grade InvestmentidBBB(sy)+ 1 Low Grade InvestmentidBBB(sy) 1 Low Grade InvestmentidBBB(sy) − 1 Low Grade InvestmentidC(sy) – idD(sy) 1 Low Grade Investment
Sumber : Pefindo data diolah 2020
b. Variabel Independen
a. Rasio Profitabilitas (X1)
Rasio profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio
57
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on
Assets dengan rumus :
b. Rasio Likuiditas (X2)
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio
likuiditas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Ratio dengan rumus :
c. Rasio Leverage (X3)
Leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa jauh
perusahaan didanai oleh hutang atau pihak luar. Leverage pada
penelitian ini di proksikan dengan Debt to Equity Ratio :
d. Secure (X4)
Tingkat risiko yang ada dalam obligasi maupun sukuk dipengaruhi
oleh jaminan. Para investor sangat menyukai sukuk yang dijamin
dibandingkan yang tidak ada jaminannya. Dengan aset yang di jaminkan
Return On Assets (ROA) : Total Net Income Total Assets x 100 %
Current Ratio : Current Asset Current liabilities x 100%
Debt To Equity (DER) : Total Liabilites Total Equity x 100%
58
untuk sukuk maka peringkat suatu sukuk akan membaik sehingga sukuk
tersebut akan aman untuk di investasikan.
Pengukuran variabel ini menggunakan pengukuran Rahayuningsih
dan Sulistiyo (2016) yaitu menggunakan variabel dummy dengan kriteria
1 jika sukuk tersebut menggunakan jaminan dan bernilai 0 jika tidak
menggunakan jaminan.
e. Maturity (X5)
Jatuh tempo atau maturity adalah tanggal dimana pemegang
obligasi atau sukuk akan mendapatkan pembayaran kembali yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo pada sukuk sangat bervariasi mulai
darisatu sampai dengan diatas lima tahun. Perusahaan yang rating
obligasinya tinggi mempunyai umur obligasi yang pendek, investor
cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang
karena resiko yang akan didapat juga semakin besar.
Pengukuran variabel ini menggunakan pengukuran Purwaningsih
(2013) yaitu menggunakan variabel dummy dengan kriteria bernilai 1
jika obligasi tersebut mempunyai umur kurang dari 5 tahun dan bernilai
0 jika obligasi tersebut mempunyai umur lebih dari 5 tahun
b. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan proses penguraian variabel
penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel dan
pengukuran. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rating sukuk
59
korporasi sedangkan variabel independennya adalah Rasio Profitabilitas,
Rasio Leverage, Rasio Likuiditas, Secure dan Maturity.
Tabel 3.3Operasionalisasi Variabel
No Variabel Ukuran Skala Sumber1. Rasio
profitabilitas ROA=Laba Bersih Total Aktiva x 100% Rasio Sudana 2015 :
25
2. Rasio Likuiditas CR=
Aset Lancar Hutang lancar x 100% Rasio Sudana 2015 :
24
3. Rasio Leverage DER=
Total Hutang Total Ekuitas x 100% Rasio Sudana 2015 :
23
4. Secure Variabel dummy, bernilai 1 jika sukuk tersebut menggunakan jaminan dan bernilai 0 jika tidak menggunakan jaminan
Nominal Purwaningsih 2013 : 363
5. Maturity Variabel dummy, bernilai 1 jika sukuk mempunyai umur kurang dari 5 tahun dan bernilai 0 jika sukuk mempunyai umur lebih dari 5 tahun
Nominal Sudana 2015 : 89 Purwaningsih 2013: 363
6. Rating sukuk idAAAsy bernilai 4, idAAsy- hingga idAAsy+ bernilai 3, idAsy- hingga idAsy+ bernilai 2, dan idBBBsy-hingga idBBBsy+ bernilai 1
Ordinal Kategori peringkat Pefindo
Sumber : Data olahan, 2020
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Data dikumpulkan dimulai dengan melakukan studi
kepustakaan yaitu mempelajari bacaan yang berhubungan dengan pokok
bahasan penelitian. Selanjutnya mengkaji data yang dibutuhkan seperti
ketersediaan data, cara memperoleh data, dan cara mengolah data. Terakhir
60
penelitian pokok dengan mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan
dengan tujuan menjawab persoalan penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang sumber penelitiannya diperoleh secara tidak
langsung atau melalui media perantara. Pengumpulan data ini bertujuan
untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan perusahaan yang
berkaitan dengan kebutuhan penelitian ini yaitu laporan keuangan
perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun laporan keuangan
perusahaan diambil melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx .co.id
dan peringkat sukuk dilihat melalui website PT Pefindo www.pefindo. com.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis
analisis kuantitatif dengan analisis regresi ordinal logistik (ordered logistic
regression). Alat analisis regresi ordinal logistik digunakan sebagai metode
analisis data karena variabel dependen berupa skala ordinal dimana
peringkat idAAA lebih tinggi dibandingkan dengan idAA, dan idAA
mempunyai peringkat lebih tinggi dibandingkan dengan idA. Maka analisis
logistik harus menggunakan ordinal regression atau lebih dikenal dengan
PLUM (Polytomous Universal Model) (Ghozali, 2018:347).
Tahapan dalam pengujian regresi ordinal logistik (ordered logistic
regression) adalah dengan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis
61
penelitian. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai tahapan-tahapan
pengujian dalam penelitian ini :
1) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard
deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.
Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran rata-rata sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat
gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan
memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2018:19).
2) Langkah langkah Pengujian Hipotesis
a. Uji Model Fitting information
Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif variabel
yang dipergunakan dalam penelitian dengan cara mencocokan
keseluruhan model dengan uji hubungan secara keseluruhan. Dengan
kata lain, pengujian ini untuk mengetahui apakah dengan
memasukkan variabel independen (variabel bebas) ke dalam model
hasilnya lebih baik dibandingkan dengan model yang hanya
memasukkan intersep saja (Ghozali, 2016: 328).
Pada pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai
antara -2 log likelihood awal (intercept only) dengan -2 log likelihood
62
pada model final, yang akan terjadi pengurangan atau penurunan nilai
menandakan model baik. Tidak hanya melihat pada nilai -2 log
likelihood tetapi juga melihat bahwa p<0,05. Berdasarkan ketentuan
tersebut, akan menunjukkan bahwa model fit dengan data empiris
(Ghozali, 2016: 346).
b. Uji Goodnes of Fit
Untuk melihat seberapa baik model dari ordered logistic
regression (Goodness of Fit) tersebut dapat menggunakan beberapa
cara, yaitu: melihat ukuran pseudo R2, mengukur proporsi variasi data
yang dijelaskan oleh model. Melihat nilai pearson X2, semakin besar
nilai pearson X2 mengindikasikan model kurang baik karena terdapat
perbedaan besar antara observasi yang diamati dengan prediksi
kejadian dan sebaliknya semakin kecil nilai pearson X2
mengindikasikan model baik karena perbedaan besar antara observasi
yang diamati dengan yang diprediksi adalah kecil. Melihat nilai
deviance X2, dihitung dari perbedaan -2LL antara model dengan
saturated model yaitu dengan memasukkan interaksi antara variabel
independen, jika perbedaan keduanya kecil model adalah baik dan
sebaliknya jika perbedaan keduanya besar maka model kurang baik
(Ghozali, 2018:351).
c. Uji Pseudo R-Square
63
Untuk melihat model yang tepat dalam ordered logistic
regression dapat melihat nilai dari Cox and Snell, Nagelkerke,
McFadden. Nilai tersebut menunjukkan seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Uji goodness of fit
dalam regresi logistik adalah untuk mengetahui kebaikan model
dengan menggunakan ukuran Pseudo R2 Cox and Snell, Nagelkerke
dan McFadden. Statistika Cox and Snell R2 mengandung kelemahan
yaitu nilainya tidak pernah mendekati satu sehingga Nagelkerke
membuat modifikasi model Cox dan Snell R2 agar bisa menghasilkan
nilai antara 0 dan 1.
d. Uji Parallel Lines
Uji parallel lines menilai apakah asumsi bahwa semua kategori
memiliki parameter yang sama atau tidak. Nilai yang diinginkan
dalam uji ini adalah signifikan yaitu p>0,05. Uji parallel lines untuk
menilai apakah asumsi bahwa semua kategori memiliki parameter
yang sama atau tidak. Dengan menyesuaikan link function untuk
menghasilkan model yang terbaik, yaitu dapat mengganti link
function: logit, cauchit, negative log log, complemantary log log, dan
probit. Link function yang baik dapat dilihat dari uji parallel lines
yaitu jika nilai p > 0,05 maka model tersebut dapat dikatakan cocok
(Ghozali, 2018:353).
e. Uji koefisien determinasi
64
Uji koefisien determinasi menunjukkan apakah dengan
memasukkan variabel independen ke dalam model hasilnya lebih baik
dibandingkan dengan model yang hanya memasukkan intersep saja.
Jika uji final lebih kecil dari tingkat signifikansi maka menolak Ho
sehingga variabel independen memberikan akurasi yang lebih baik
untuk memprediksi variabel dependen. Sebaliknya apabila lebih besar
dari tingkat signifikansi maka menerima Ho, sehingga variabel
independen tidak memberikan akurasi yang lebih baik untuk
memprediksi variabel dependen
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel independen secara keseluruhan atau bersama-sama
mempengaruhi peringkat sukuk (memberikan akurasi yang lebih
baik). Dalam model ordered logistic regression digunakan uji
likelihood, berdasarkan pada perbedaan -2LL antara model yang
hanya mempunyai intersep dan model yang di estimasi. Atau diuji
melalui uji Chi Squares (X2) dalam model fitting informasi yang
sudah tersedia pada software analisis. Informasi terdiri dari dua yaitu
model hanya dengan intersep saja atau dengan kata lain koefisien
regresi variabel independen semua nol dan model yang diamati
(final). Seperti hipotesis berikut:
Ho: variabel independen tidak memberikan akurasi yang lebih baik
untuk memprediksi peringkat sukuk.
65
Ha: variabel independen memberikan akurasi yang lebih baik untuk
memprediksi peringkat sukuk.
Pengujian pada tingkat signifikansi (α = 5%) dengan kriteria
pengujian: jika uji final lebih kecil dari tingkat signifikansi maka
menolak Ho sehingga variabel independen memberikan akurasi
yang lebih baik untuk memprediksi peringkat sukuk. Sebaliknya
apabila lebih besar dari tingkat signifikansi maka menerima Ho,
sehingga variabel independen tidak memberikan akurasi yang lebih
baik untuk memprediksi peringkat sukuk (Ghozali, 2018:351).
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara
hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji
signifikansi parameter individual (significance test). Uji signifikansi
model logit ini menggunakan uji statistika Wald. Uji statistika Wald
menunjukkan apakah variabel independen mempengaruhi variabel
dependen dalam model. Uji Wald dengan melihat nilai probabilitas
Chi Squares (X2). Jika nilai probabilitas Chi Squares (X2) lebih kecil
dari tingkat signifikansi (α = 5%) maka signifikan dan menolak H0,
dan sebaliknya jika nilai probabilitas Chi Squares (X2) lebih besar
dari tingkat signifikansi (α = 5%) maka tidak signifikan dan menerima
H0.
66
Metode regresi logistik yang diperoleh menurut (Ghozali,2018: 352) adalah :
Logit(p1+p2+...+p4) = a+β1 Profitabilitas +β2 Likuiditas + β3 Leverage + β4
Secure + β5 Maturity + e
Keterangan :
Y = Rating sukuk
a = Konstanta
β = Koefisien
X1 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Leverage
X4 = Secure
X5 = Maturity
e = Error
Dimana p1= jika probabilitas peringkat idBB dengan nilai 1,p2
probabilitas peringkat IdA dengan nilai 2, p3 probabilitas peringkat idAA
dengan nilai 3 dan p4 untuk perusahaan yang mendapatkan peringkat id
AAA dengan nilai 3.
Langkah-langkah analisis dengan SPSS sebagai berikut :
67
1. Menggunakan uji ordinal logistic regresion
2. Pada kotak dependent di masukan rating sukuk perusahaanya dinilai
dengan (idBB=1, idA=2 ,idAA=3,idAAA=3)
3. Untuk variabel independen insertkan ke Covariate(s) dalam aplikasi
SPSS, dan variabel yang bentuknya nominal dan dummy di masukan
ke Factor(s), Variabel dummy dalam penelitian ini yaitu Variabel
Secure dan Maturity.
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan
nilai profitabilitas terhadap nilai signifikansi. Untuk mengetahui pengaruh
dari masing-masing variabel yaitu Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas,
Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap Rating sukuk Korporasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di
Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994,
PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor.
39/PM- PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di
Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan suatu peringkat
atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung
jawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada
masyarakat luas.
Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan
pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga menerbitkan dan
mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan
efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan
penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya. PEFINDO adalah Perseroan
Terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96
perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi,
Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan perusahaan sekuriti. Guna
meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam
melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO didukung oleh mitra globalnya
72
yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's). PEFINDO juga aktif
berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA).
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2018 : 19).
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Rasio
Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Secure, dan Maturity.
Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rating sukuk Korporasi. Skala yang digunakan pada variabel penelitian ini
menggunakan tiga skala yaitu skala rasio, skala nominal, dan skala
ordinal. Skala rasio digunakan pada variabel Rasio Profitabilitas (ROA),
Rasio Likuiditas (CR) , Rasio Leverage (DER). Sedangkan skala nominal
adalah variabel Secure (SCRE), Maturity (MTRTY). Dan untuk variabel
yang menggunakan rasio ordinal adalah Rating sukuk Korporasi.
Skala nominal merupakan kelompok dari suatu subjek dan skala
ordinal merupakan pengukuran tingkatan peringkat dari tinggi sampai
terendah. Skala ordinal dan nominal tidak dimasukan dalam
perhitungan statistik deskriptif karena angka dan tingkatan peringkat
tersebut hanya berfungsi sebagai label kategori dan tingkatan. Hasil
analisis pada penelitian ini kan di uraikan mengenai variabel-variabel
dengan menggunakan analisis deskriptif sebagai berikut :
73
a) Rasio Profitabilitas (ROA)
Tabel 4.1.1 Deksriptif Descriptive Statistics Rasio Profitabilitas (ROA)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationROA 40 -26,41 10,93 -4,2954 42,32300Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Hasil analisis dari penelitian analisis deskriptif ini menunjukan bahwa
variabel Rasio Profitabilitas dengan proksi ROA menunjukan nilai minimum
sebesar -264,10 dan nilai maksimum sebesar 10,93. Hasil ini menunjukan
bahwa besaran ROA yang menjadikan proksi pada sampel penelitian ini
berkisar antara -26,41 sampai 10,93, dengan nilai rata-rata -4,2954 lebih kecil
dari standar deviation yaitu 42,32300.
Tabel 4.1.2Data perkembangan variabel Rasio Profitabilitas
Tahun 2016-2019
No.
Kode Rasio Profitabilitas (ROA)Perusahaa
n 2016 2017 2018 20191 ADHI 0,46 1,82 2,14 1,822 ADMF 3,64 4,77 5,77 6,13 AISA 7,7 -26,41 -6,8 -6,44 EXCL 0,684 0,666 -5,722 1,1365 AGII 1,0994 1,5241 1,7205 1,4736 ISAT 2,5092 2,5699 -3,924 2,59567 APAI 10,7463 10,9344 10,0072 10,71238 PPLN 0,6407 0,3317 0,7756 0,27279 SSMM 2,9075 2,4579 2,9641 2,508110 SMI 2,7357 2,2786 2,45 2,2469
Rata-Rata -4,2954Tertinggi 10,93Terendah -26,41
Sumber : Data diolah 2020
74
Pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel Rasio Profitabilitas (ROA)
sukuk korporasi periode 2016-2019 mengalami perubahan naik turun yang
berbeda setiap tahunya, pada tabel diatas rata-rata ROA sukuk korporasi
sebesar -4,2954/ -4,3% nilai tertinggi yaitu 10,93% berada di PT. Angkasa Pura
I (APAI) pada tahun 2017 dan nilai terendah -26,41 pada PT. Tiga Pilar
Sejahtera food (AISA) pada tahun 2017. Dengan terjadinya kenaikan dan
penurunan pada ROA menunjukan bahwa perusahaaan menunjukan besar
kecilnya tingkat keuntungan yang di peroleh dalam hubunganya dengan
penjualan maupun investasi.
Gambar 4.1.1Grafik perkembangan ROA Tahun 2016-2019
ADHI ADMF AISA EXCL AGII ISAT APAI PPLN SSMM SMI
-30
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
2016201720182019
Sumber : Data diolah 2020
Pada gambar di atas dari 10 perusahaan yang sudah dipilih menjadi
sampel pada tahun 2016-2019, PT. Tiga pilar sejahtera food (AISA) mengalami
penurunan drastis hingga profitnya -26,41 pada tahun 2017 dan yang memiliki
nilai tertinggi berada di PT. Angkasa Pura I (APAI) pada tahun 2017 sebesar
10,93.
75
b) Rasio Likuiditas (CR)
Tabel 4.1.3Deksriptif Descriptive Statistics Rasio Likuiditas (CR)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationCR 40 14,68 345,68 116,2220 85,56122Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Hasil analisis dari penelitian analisis deskriptif ini menunjukan bahwa
variabel Rasio Likuiditas dengan proksi Current Ratio (CR) nilai minimum
sebesar 14,68 dan nilai maksimum sebesar 345,68. Hasil ini menunjukan
bahwa besaran CR yang menjadikan proksi pada sampel penelitian ini berkisar
antara -14,68 sampai 345,68 , dengan nilai rata-rata 116,2220 lebih besar dari
standar deviation yaitu 85,56122.
Tabel 4.1.4Data perkembangan variabel Likuiditas
Tahun 2016-2019
No.Kode Rasio Likuiditas (CR)
Perusahaan 2016 2017 2018 20191 ADHI 129,304 140,743 134,076 160,1042 ADMF 45,4108 61,6095 134,464 93,17543 AISA 237,555 21,2085 15,2375 14,67764 EXCL 47,0183 47,1595 44,8644 33,55925 AGII 112,731 150,478 122,199 87,48166 ISAT 42,2992 58,5124 37,5779 56,23647 APAI 315,161 345,681 265,46 342,8588 PPLN 81,0445 67,4438 71,8291 95,0219 SSMM 205,442 145,929 145,218 123,65910 SMI 109,067 158,898 84,8874 63,5997
Rata-Rata 116,222Tertinggi 345,68Terendah 14,68
Sumber : Data diolah 2020
76
Pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel Rasio Likuiditas (CR)
sukuk korporasi periode 2016-2019 mengalami perubahan naik turun yang
berbeda setiap tahunya, pada tabel diatas rata-rata CR sukuk korporasi sebesar -
116,222, nilai tertinggi yaitu 345,68 berada di PT. Angkasa Pura I (APAI)
pada tahun 2017 dan nilai terendah 14,68 pada PT. Tiga Pilar Sejahtera food
(AISA) pada tahun 2019. Dengan terjadinya kenaikan dan penurunan pada CR
menunjukan bahwa perusahaaan menunjukan kewajiban jangka pendeknya,
dengan begitu perusahaan bisa dinyatakan sebagai perusahaan yang likuid.
Gambar 4.1.2Grafik perkembangan CR Tahun 2016-2019
ADHI ADMF AISA EXCL AGII ISAT APAI PPLN SSMM SMI0
50
100
150
200
250
300
350
400
2016201720182019
Sumber : Data Diolah 2020
Pada gambar di atas dari 10 perusahaan yang sudah dipilih menjadi
sampel pada tahun 2016-2019, PT. Tiga pilar sejahtera food (AISA) memiliki
nilai likuiditas yang rendah yaitu 14,6776 pada tahun 2019 dan yang memiliki
nilai tertinggi berada di PT. Angkasa Pura I (APAI) pada tahun 2017 sebesar
345,681.
77
c) Rasio Leverage (DER)
Tabel 4.1.5Deksriptif Descriptive Statistics Rasio Leverage (DER)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationDER 40 -159,20 455,39 165,5628 150,70373Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Hasil analisis dari penelitian analisis deskriptif ini menunjukan bahwa
variabel Rasio Leverage dengan proksi Debt Equity Ratio (DER) nilai
minimum sebesar -159,208 dan nilai maksimum sebesar 455,39. Hasil ini
menunjukan bahwa besaran DER yang menjadikan proksi pada sampel
penelitian ini berkisar antara -159,208 sampai 455,39, dengan nilai rata-rata
165,5628 lebih besar dari standar deviation yaitu 150,70373.
Tabel 4.1.6Data perkembangan variabel Rasio Leverage
Tahun 2016-2019
No.Kode Rasio Leverage (DER)
Perusahaan 2016 2017 2018 20191 ADHI 268,1518 268,152 378,7637 434,30262 ADMF 455,3948 413,33 348,1438 334,67933 AISA 117,0185 -159,2 -152,635 -136,1574 EXCL 158,8331 160,376 214,0906 228,02725 AGII 111,8095 90,6946 111,1879 112,75436 ISAT 258,5969 241,945 337,8585 358,24857 APAI 106,2553 102,817 105,9305 92,30348 PPLN 44,8291 53,5464 60,9301 70,54969 SSMM 154,8549 159,318 157,146 158,604710 SMI 43,7688 61,3754 75,6616 105,7258
Rata-Rata 165,5628Tertinggi 455,39Terendah -159,2
Sumber : Data diolah 2020
78
Pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel Rasio Leverage (DER)
sukuk korporasi periode 2016-2019 mengalami perubahan naik turun yang
berbeda setiap tahunya, pada tabel diatas rata-rata DER sukuk korporasi
sebesar 165,562, nilai tertinggi yaitu 455,39 berada di PT. Adira dinamika
multi finance (ADMF) pada tahun 2016 dan nilai terendah -159,2 pada PT.
Tiga Pilar Sejahtera (AISA) pada tahun 2017. Dengan terjadinya kenaikan dan
penurunan pada DER menunjukan bahwa perusahaaan menunjukan seberapa
jauh perusahaan didanai oleh hutang atau pihak luar.
Gambar 4.1.3Grafik perkembangan DER Tahun 2016-2019
ADHI ADMF AISA EXCL AGII ISAT APAI PPLN SSMM SMI
-200
-100
0
100
200
300
400
500
2016201720182019
Sumber : Data Diolah 2020
Pada gambar di atas dari 10 perusahaan yang sudah dipilih menjadi
sampel pada tahun 2016-2019, PT. Tiga pilar sejahtera food (AISA) memiliki
nilai leverage yang rendah yaitu 159,2 pada tahun 2017 dan yang memiliki
nilai tertinggi berada di PT. Adira dinamika multi finance (ADMF) pada tahun
2016 yaitu 455,39.
79
d) Secure (SCRE
Tabel 4.1.7Deksriptif Descriptive Statistics Secure (SCRE)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationSecure 40 0 1 ,87 ,335Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Hasil analisis dari penelitian analisis deskriptif ini menunjukan bahwa
variabel Secure dengan proksi (SCRE) nilai minimum sebesar 0 dan nilai
maksimum sebesar 1, karena dalam penelitian ini jika perusahaan memiliki
jaminan sukuk maka di beri angka 1 dan tidak ada jaminan sukuk maka diberi
angka 0. Untuk Mean sebesar 0,87 dan std deviation sebesar 0,335.
Tabel 4.1.8Data perkembangan variabel Rasio Secure
Tahun 2016-2019
No. Kode Secure (SCRE)Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 1 1 1 12 ADMF 1 1 1 13 AISA 1 1 0 04 EXCL 1 1 1 15 AGII 1 1 1 16 ISAT 1 1 1 17 APAI 1 1 1 18 PPLN 1 1 1 19 SSMM 0 0 1 110 SMI 0 1 1 1
Sumber : Data diolah 2020
Pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel Secure atau jaminan sukuk
korporasi periode 2016-2019 kebanyakan memiliki jaminan atas sukuknya,
karena para investor sangat menyuki sukuk yang dijamin dibandingkan yang
80
tidak ada jaminanya, karena itu investor lebih percaya, jaminan bisa berupa
aset tetap yaitu tanah dan gedung.
Gambar 4.1.4Grafik perkembangan perusahaan yang mengeluarkan Secure
Tahun 2016-2019
ADHI ADMF AISA EXCL AGII ISAT APAI PPLN SSMM SMI0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2016201720182019
Sumber : Data Diolah 2020
Pada gambar di atas dari 10 perusahaan yang sudah dipilih menjadi
sampel pada tahun 2016-2019, rata-rata sudah menjaminkan sukuknya, namun
ada yang belum menjaminkan sukuknya yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
(AISA), dikarena perusahaan ini akan colapse karena peringkat sukuknya
sudah idC pada tahun 2018 dan tahun 2019 peringkatnya sudah idD. PT.
Sumberdaya Sewatama (SSMM) mulai berani menjaminkan sukuknya pada
tahun 2018-2019 karena melihat pesaingnya sudah melaksanakan penjaminan
sukuk agar disukai oleh investor.
81
e) Maturity (MTRTY)
Tabel 4.1.9Deksriptif Descriptive Statistics Secure (SCRE)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationMaturity 40 0 1 ,50 ,506Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Hasil analisis dari penelitian analisis deskriptif ini menunjukan bahwa
variabel Maturity dengan proksi (MTRTY) nilai minimum sebesar 0 dan nilai
maksimum sebesar 1, karena dalam penelitian ini jika perusahaan memiliki
maturity atau tempo waktu jatuh tempo kurang dari 5 tahun maka di beri angka
1 dan jika waktu jatuh tempo lebih dari 5 tahun maka diberi angka 0. Untuk
Mean sebesar 0,50 dan std deviation sebesar 0,506
Tabel 4.10Data perkembangan variabel Maturity
Tahun 2016-2019
No. Kode Maturity (MTRTY)Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 1 1 1 12 ADMF 1 1 1 13 AISA 1 1 1 14 EXCL 0 0 1 15 AGII 1 1 1 16 ISAT 0 1 0 17 APAI 0 0 0 08 PPLN 0 0 0 09 SSMM 1 1 1 110 SMI 1 1 1 1
Sumber : Data diolah 2020
Pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel Maturity atau jatuh tempo
sukuk korporasi periode 2016-2019, perusahaan yang sehat/baik memiliki
82
waktu jatuh tempo kurang dari 5 tahun, karena agar investor tidak menunggu
terlalu lama, apalagi jika waktu jatuh tempo yang terlalu lama bisa terjadi gagal
bayar, karena itu semakin panjang umur obligasi maka resikonya semakin
besar.
Gambar 4.5Grafik perkembangan perusahaan menurut Maturity
Tahun 2016-2019
ADHI ADMF AISA EXCL AGII ISAT APAI PPLN SSMM SMI0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2016201720182019
Sumber : Data Diolah 2020
Pada gambar di atas dari 10 perusahaan yang sudah dipilih menjadi
sampel pada tahun 2016-2019, perusahaan yang memiliki peringkat idAAA
yang rata-rata memiliki umur sukuk kurang dari 5 tahun, contohnya PT.XL
Axiata (EXCL), PT. Indosat (ISAT), PT. Angkasa Pura (APAI), PT.
Perusahaan Listrik Negara (PPLN). Peningkatan jaminan sukuk atau secure
perlu agar tidak terjadi resiko yang tidak dinginkan investor contohnya gagal
bayar, perusahaan colapse tiba-tiba.
83
f) Uji Statistik Deskriptif Secara bersama
Tabel 4.1.11 Hasil Uji Statistik Deksriptif Descriptive StatisticsDescriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationROA 40 -26,41 10,93 -4,2954 42,32300CR 40 14,68 345,68 116,2220 85,56122DER 40 -159,20 455,39 165,5628 150,70373Secure 40 0 1 ,87 ,335Maturity 40 0 1 ,50 ,506Peringkat sukuk 40 1 4 3,07 1,023Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.11, bahwa jumlah data (Valid N) yang ada di dalam
penelitian ini adalah sebanyak 40 sampel yang berasal dari 10 perusahaan
korporasi yang tercatat di PT.PEFINDO selama 4 periode, yaitu tahun 2016-
2018.
Hasil statistik deskriptif penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Rasio Profitabilitas (ROA) memiliki rata-rata sebesar -4,2954 dengan standar
deviasi 42,3230. Nilai maksimum sebesar 10,93 terletak pada PT. Angkasa
Pura I (APAI) tahun 2017. Nilai minimum sebesar -26,410 terletak pada PT.
Tiga Pilar Sejahtera (AISA) tahun 2017.
Variabel Rasio Likuiditas (CR) memiliki rata- rata sebesar 116,2220
dengan standar deviasi 85,56122. Nilai maksimum sebesar 345,68 terletak pada
PT. Angkasa Pura I (APAI) tahun 2017. Nilai minimum sebesar 14,68 terletak
pada PT. Tiga pilar Sejahtera (AISA) tahun 2019.
84
Variabel Rasio Leverage (DER) memiliki rata- rata sebesar 165,5628
dengan standar deviasi 150,704. Nilai maksimum sebesar 455,39 terletak pada
PT. Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) 2017. Nilai minimum sebesar -
159,20 terletak pada PT. Tiga pilar Sejahtera (AISA) tahun 2017.
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Model Fitting Information
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai -2 log
likelihood (intercept only) dengan -2 log likelihood (final). Ketika
terjadi penurunan nilai pada model final maka menunjukkan bahwa
model fit dengan data. Selain itu, juga melihat bahwa p<0,05. Berikut ini
hasil pengujian model fitting information disajikan di tabel 4.2.1
Tabel 4.2.1 Hasil Model Fitting InformationModel Fitting Information
Model-2 Log
Likelihood Chi-Square Df Sig.Intercept Only
97,307
Final 70,149 27,159 5 ,000Link function: Complementary Log-log.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil pengujian
menunjukkan nilai -2 log likelihood (intercept only) sebesar 97,307
sedangkan jika variabel independen dimasukkan ke dalam model nilai
-2 log likelihood (final) sebesar 70,149. Nilai tersebut terjadi penurunan
nilai -2 log likelihood sebesar 27, 159 dan sinifikan pada 0,000 yang
berarti (0,000<0,05). Jadi, model dengan Rasio Profitabilitas, Rasio
Likuiditas, Rasio Leverage , Secure dan Matuirty baik dalam
85
menentukan pengaruh terhadap peringkat sukuk di banding dengan
model yang hanya memasukkan intercept saja. Dengan kata lain model
tersebut dikatakan fit.
b. Uji Goodness of Fit
Uji goodness of fit digunakan untuk menguji kesesuaian data
dengan model yang digunakan sehingga model dikatakan fit dengan
data. Pada pengujia ini dilakukan dengan cara melihat apakah nilai
signifikan kurang atau lebih dari 0,05, jika p<0,05 maka model tidak
sesuai atau tidak cocok, namun jika p>0,05 maka model sudah sesuai
atau cocok dengan data empiris. Harapan dari pengujian ini adalah
p>0,05. Berikut ini hasil pengujian goodness of fit disajikan dalam tabel
4.2.2
Tabel 4.2.2 Hasil Goodness of FitGoodness-of-Fit
Chi-Square Df Sig.Pearson 142,062 112 ,059Deviance 79,460 112 ,991Link function: Complementary Log-log.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.2 dapat dilihat Nilai dari Pearson sebesar 0,59
dan Deviance sebesar 0,991 sesuai dengan ketentuan pengujian ini,
diharapkan bahwa nilai p>0,05, hal ini terbukti 0,059>0,05 untuk pearson
dan deviance 0,991>0,05. Pearson memiliki Chi Square sebesar 142,062
dan Deviance memiliki Chi-Square sebesar 79,640. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai signifikansi Pearson maupun Deviance lebih
86
dari signifikansi p>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
mampu menjelaskan data dengan baik.
c. Uji Pseudo R-Square
Pseudo r-square digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan cara melihat
nilai Mc-Fadden, pengujian ini dilakukan untuk melihat tingkat validitas
dependen yaitu peringkat sukuk yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
variabel independen yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage,
secure dan maturity . Berikut ini hasil pengujian Pseudo R-Square disajikan
dalam Tabel 4.2.3
Tabel 4.2.3 Hasil Uji Pseudo R-Square2
Pseudo R-SquareCox and Snell ,493Nagelkerke ,540McFadden ,279Link function: Complementary Log-log.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.3 dapat dilihat bahwa Metode nagelkerke
memberikan nilai terbesear diantara metode lainya yakni sebesar 0,540.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen sebesar 54.0% yang di wakili oleh
Nagelkerke. Sedangkan yang 46% dapat dijelaskan dengan variabel lain.
d. Uji Parallel Lines
Pengujian parallel lines untuk melihat apakah asumsi semua
kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Pengujian ini dilakukan
dengan cara membandingkan nilai signifikansi dengan 0,05. Nilai yang
diinginkan adalah tidak signifikan yaitu p>0,05. (Ghozali, 2018: 353).
87
Jika nilai p<0,05 berarti model tidak cocok, sebaliknya jika p>0,05 berarti
model dikatakan cocok. Berikut ini hasil pengujian parallel lines disajikan
dalam tabel 4.2.4
Tabel 4.2.4 Hasil Uji Parallel Lines
Test of Parallel Linesa
Model-2 Log
Likelihood Chi-Square Df Sig.Null Hypothesis
70,149
General 52,938b 17,211c 10 ,070The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories.a. Link function: Complementary Log-log.b. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number of step-halving.c. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.4 diatas menunjukan bahwa nilai Chi- Square
sebesar 17,211 dan p – value sebesar 0,070. Berarti model di katakan cocok
karena 0,070>0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kategori
antara variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Maka, dapat
disimpulkan bahwa model yang digunalan cocok atau sudah sesuai.
e. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi menunjukkan apakah dengan memasukkan
variabel independen ke dalam model hasilnya lebih baik dibandingkan
dengan model yang hanya memasukkan intersep saja (Ghozali, 2018). Jika
uji final lebih kecil dari tingkat signifikansi maka menolak Ho sehingga
variabel independen memberikan akurasi yang lebih baik untuk
88
memprediksi variabel dependen. Sebaliknya apabila lebih besar dari tingkat
signifikansi maka menerima Ho, sehingga variabel independen tidak
memberikan akurasi yang lebih baik untuk memprediksi variabel dependen.
Dalam penelitian ini hasil uji signifikan dalam tabel 4.2.5
Tabel 4.2.5 Hasil Uji Signifikan
Model Fitting Information
Model-2 Log
Likelihood Chi-Square Df Sig.Intercept Only
97,307
Final 70,149 27,159 5 ,000Link function: Complementary Log-log.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.5 nilai intercept only diatas menghasilkan -2 Log
Likelihood sebesar 97,307, sedangkan jika variabel independen X1 s.d X5
dimasukkan kedalam model maka, model final menghasilkan -2 Log
likelihood sebesar 70,149 atau terjadi penurunan Chi-Square sebesar 15,114,
Df sebesar 5 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 Hal ini menunjukkan
bahwa model dengan variabel independen memberikan akurasi yang lebih
baik untuk memprediksi variabel dependen, karena tingkat signifikan lebih
kecil dari α = 5% yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
sesuai dengan hipotesis.
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara hubungan
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian
ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi parameter
individual (significant test). Uji signifikansi model logit ini menggunakan
89
menggunakan uji statistika Wald. Uji statistika Wald menunjukkan apakah
variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam model. Dalam
penelitian ini, hasil pengujian signifikansi parameter individual disajikan
dalam tabel 4.2.6
Tabel 4.2.6 Hasil Uji Parameter Individual
Parameter Estimates
EstimateStd.
Error Wald Df Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Threshold [PeringkatSukuk = 1] -4,308 1,103 15,247 1 ,000 -6,471 -2,146[PeringkatSukuk = 2] -2,186 ,828 6,968 1 ,008 -3,809 -,563[PeringkatSukuk = 3] -1,354 ,776 3,046 1 ,081 -2,874 ,166
Location ROA ,025 ,009 6,972 1 ,008 ,006 ,044CR -,008 ,003 8,110 1 ,004 -,014 -,002DER -,002 ,002 ,458 1 ,498 -,006 ,003[Secure=0] ,154 ,755 2,997 1 ,038 -,685 1,473[Secure=1] 0a . . 0 . . .[Maturity=0] ,688 ,612 1,263 1 ,261 -,512 1,887[Maturity=1] 0a . . 0 . . .
Link function: Complementary Log-log.a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan pada hasil uji signifikansi individual yang disajikan pada
tabel 4.2.6 diatas, maka didapat persamaan regresi seperti berikut:
Logit (Peringkat sukuk 1) = -4,308 + 0,025(ROA) – 0,008(CR) – 0,002(DER) –
0,154(SCRE) + 0,688(MTRTY)
Logit (Peringkat sukuk 2) = -4,308 – 2,186 + 0,025(ROA) – 0,008(CR) –
0,002(DER) – 0,154(SCRE) + 0,688(MTRTY)
Logit (Peringkat sukuk 3) = -4,308 – 2,186 – 1,354 + 0,025(ROA) – 0,008(CR)
– 0,002(DER) – 0,154(SCRE) + 0,688(MTRTY)
90
Logit (Peringkat sukuk 1) = exp (P1+Variabel X)1+exp(P 1+Variabel)
Logit (Peringkat sukuk 2 ) = exp (P2+Variabel X)
1+exp(P 2+Variabel X )
Logit (Peringkat sukuk 3 ) = exp (P 3+Variabel X )
1+exp(P 3+Variabel X )
Keterangan :
P1= Estimate Peringkat sukuk 1
P2= Estimate Peringkat sukuk 2
P3= Estimate Peringkat sukuk 3
Variabel X = Estimate Variabel ROA,CR,DER,Secure dan Maturity.
Dimana p1= Probabilitas peringkat sukuk idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy)
p2= Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy)
p3= Probabilitas peringkat sukuk idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy)
1) Pengaruh Rasio Profitabilitas (ROA) terhadap peringkat sukuk dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: ROA = 1 dan variabel independen = 0
maka, exp= Exponensial (e) = 2,71828
Logit (Peringkat sukuk 1) = exp (−4,308+0,025)
1+exp(−4,308+0,025) = 0,01381,0138 = 0,01361
Logit (Peringkat sukuk 2 ) = exp (−2,186+0,025)
1+exp(−2,186+0,025) = 0,115211,11521 = 0,10331
Peringkat sukuk 2 = 0,013613 + 0,10331 = 0,11692
Logit (Peringkat sukuk 3 ) = exp(−1,354+0,025)1+(−1,354+0,025)
= 0,264741,26474 = 0,20932
Peringkat sukuk 3= 0,013613 + 0,10331 + 0,20932 = 0,32625
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit ROA akan menaikan
Odd rasio (exp 0,025) sebesar 0,01361 pada probabilitas peringkat sukuk
91
idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy) ; menaikan Odd rasio (exp 0,025) sebesar
0,10331 pada Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy) ; menaikan
Odd rasio (exp 0,025) sebesar 0,20932 pada Probabilitas peringkat sukuk
idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy).
2) Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap peringkat sukuk dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: CR = 1 dan variabel independen = 0
maka, exp= Exponensial (e) = 2,71828
Logit (Peringkat sukuk 1) = exp (−4,308−0,008)
1+exp(−4,308−0,008) = 0,01335
1,01335 = 0,01318
Logit (Peringkat sukuk 2 ) = exp (−2,186−0,008)
1+exp(−2,186−0,008) = 0,111471,11147 = 0,10029
Peringkat sukuk 2 = 0,01318 + 0,10029 = 0,11347
Logit (Peringkat sukuk 3 ) = exp(−1,354−0,008)1+(−1,354−0,008) = 0,25615
1,25615 = 0,20932
Peringkat sukuk 3= 0,01318 + 0,10029 + 0,20392 = 0,31738
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit CR akan menaikan Odd
rasio (exp -0,008) sebesar 0,01318 pada probabilitas peringkat sukuk
idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy) ; menaikan Odd rasio (exp -0,008) sebesar
0,10029 pada Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy) ; menaikan
Odd rasio (exp -0,008) sebesar 0,20392 pada Probabilitas peringkat sukuk
idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy).
3) Pengaruh Rasio Leverage (DER) terhadap peringkat sukuk dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: DER = 1 dan variabel independen = 0
maka, exp= Exponensial (e) = 2,71828
Logit (Peringkat sukuk 1) = exp (−4,308−0,002)
1+exp(−4,308−0,002) = 0,01343
1,01343 = 0,01326
92
Logit (Peringkat sukuk 2 ) = exp (−2,186−0,002)
1+exp(−4,308−0,002) = 0,11214
1,11214 = 0,10083
Peringkat sukuk 2 = 0,01326 + 0,10083 = 0,11409
Logit (Peringkat sukuk 3 ) = exp(−1,354−0,002)1+(−1,354−0,002)
= 0,257691,25769 = 0,20489
Peringkat sukuk 3= 0,01326 + 0,10083 + 0,20489 = 0,31898
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit DER akan menaikan
Odd rasio (exp -0,002) sebesar 0,01326 pada probabilitas peringkat sukuk
idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy) ; menaikan Odd rasio (exp -0,002) sebesar
0,10083 pada Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy) ; menaikan
Odd rasio (exp -0,002) sebesar 0,20489 pada Probabilitas peringkat sukuk
idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy).
4) Pengaruh Secure (SCRE) terhadap peringkat sukuk dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: Secure = 1 dan variabel independen = 0
maka, exp= Exponensial (e) = 2,71828
Logit (Peringkat sukuk 1) = (−4,308+0,154)
1+exp(−4,308+0,154) = 0,0157
1,0157 = 0,01546
Logit (Peringkat sukuk 2 ) = exp (−2,186+0,154)
1+exp(−2,186+0,154) = 0,131071,13107 = 0,11588
Peringkat sukuk 2 = 0,01546 + 0,11588 = 0,13134
Logit (Peringkat sukuk 3 ) = exp (−1,354+0 , 154)
1+exp(−1,354+0 , 154) = 0,301191,30119 = 0,23148
Peringkat sukuk 3= 0,01546 + 0,11588 + 0,23148 = 0,36282
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit Secure akan menaikan
Odd rasio (exp 0,154 ) sebesar 0,01546 pada probabilitas peringkat sukuk
idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy) ; menaikan Odd rasio (exp 0,154) sebesar
0,11588 pada Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy) ; menaikan
93
Odd rasio (exp 0,154) sebesar 0,23148 pada Probabilitas peringkat sukuk
idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy).
5) Pengaruh Maturity (MTRTY) terhadap peringkat sukuk dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: Maturity = 1 dan variabel independen =
0 maka, exp= Exponensial (e) = 2,71828
Logit (Peringkat sukuk 1) = exp (−4,308+0,688)
1+exp(−4,308+0,688) = 0,026783
1,026783 = 0,02608
Logit (Peringkat sukuk 2 ) = exp (−2,186+0,688)
1+exp(−2,186+0,688) = 0,2235771,223577 =
0,18272
Peringkat sukuk 2 = 0,02608 + 0,18272 = 0,20881
Logit (Peringkat sukuk 3 ) = exp(−1,354+0,688)1+(−1,354+0,688) = 0,51376
1,51376 = 0,33939
Peringkat sukuk 3= 0,02608 + 0,18272 + 0,33939 = 0,5482
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit Maturity akan menaikan
Odd rasio (exp 0,688) sebesar 0,02608 pada probabilitas peringkat sukuk
idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy) ; menaikan Odd rasio (exp 0,688) sebesar
0,18272 pada Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy) ; menaikan
Odd rasio (exp 0,688) sebesar 0,33939 pada Probabilitas peringkat sukuk
idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy).
g. Pembahasan Analisis Data
Berikut hasil uji signifikansi parameter individual dari variabel independen
yang terdiri dari Rasio Profitabilitas (ROA), Rasio Likuiditas (CR), Rasio
Leverage (DER) , secure (SCRE), dan maturity (MTRTY) terhadap variabel
dependen yaitu peringkat sukuk. Penjelasan dari masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
94
1. Pengaruh Rasio Profitabilitas (ROA) terhadap rating sukuk korporasi
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total maupun modal sendiri.
profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, asset, dan
modal saham tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin
baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut.
Menurut (Tandelilin 2010 : 374 Return On Assets adalah menggambarkan
sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba.
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh koefisien
positif sebesar exp 0,025 dengan nilai wald sebesar 6,972 dan tingkat
signifikansi pada 0,008. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh rasio
profitabilitas (ROA) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih kecil
daripada 0,05 (0,008<0,05). Artinya rasio profitabilitas berpengaruh
terhadap peringkat sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang menyatakan
bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi
dapat di terima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan Afiani
(2013), Pebruary (2016), Al Haraqi dan Ningsih (2017), yang menyatakan
bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA berpengaruh terhadap
rating sukuk korporasi periode 2010-2017. Namun hasil penelitian ini
95
menolak hasil penelitian Neneng (2011) , Erny dan Eni (2015) yang
menyatakan bahwa rasio profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap
rating sukuk korporasi.
ROA merupakan salah satu rasio yang menunjukan kinerja keuangan
perusahaan atau kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba yang optimal. Laba
merupakan salah satu pertimbangan paling penting bagi investor untuk
menentukan investasinya, sehingga investor cenderung tertarik pada
perusahaan-perusahaan yang memiliki profitable karena adanya laba yang
dihasilkan perusahaan, maka perusahaan tersebut (obligor) memiliki sumber
keuangan untuk menjamin sukuk tersebut, baik itu jaminan pembayaran
imbalan atas sukuk ataupun nilai nominal sukuk. Oleh karena itu, ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk korporasi karena
salah satu rating sukuk yang tinggi mengindikasikan bahwa obligor
memiliki kemampuan yang superior dalam memenuhi kewajibanya, dan
semakin besar laba yang di hasilkan maka perusahaan semakin superior
dalam memenuhi kewajibanya.
2. Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap rating sukuk korporasi
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Menurut
(Sudana, 2011 : 24) Semakin besar rasio ini berati semakin likuid
perusahaan. Sehingga semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan
maka semakin baik kemungkinan peringkat sukuk perusahaan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan apabila perusahaan memiliki rasio likuiditas
96
yang tinggi, maka kemungkinan peringkat sukuk akan tinggi. Rasio
likuiditas dalam penelitian ini adalah Current ratio.
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh koefisien
negatif sebesar exp -0,008 dengan nilai wald sebesar 8,110 dan tingkat
signifikansi pada 0,004. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh rasio
Likuiditas (CR) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah dilakukan
menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih kecil daripada
0,05 (0,004<0,05). Artinya rasio likuiditas berpengaruh terhadap peringkat
sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang menyatakan bahwa rasio
likuditas berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi dapat di terima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan Afiani
(2013), Melis (2014), Pebruary(2016) yang menyatakan bahwa rasio
likuiditas (CR) berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Namun hasil
penelitian ini menolak penilitian Neneng (2011), Erny dan Eni (2015) yang
menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi.
3. Pengaruh Rasio Leverage (DER) terhadap rating sukuk korporasi.
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
(Kasmir,2009:150)
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh
koefisien negatif sebesar exp -0,002 dengan nilai wald sebesar 0,458 dan
97
tingkat signifikansi pada 0,498. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh
rasio leverage (DER) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih
besar daripada 0,05 (0,498>0,05). Artinya rasio leverage tidak berpengaruh
terhadap peringkat sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang
menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap peringkat sukuk
korporasi dapat ditolak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan Neneng
(2011), Afiani (2013), Melis (2013) yang menyatakan bahwa rasio
leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi.
Namun hasil penelitian ini menolak penilitian Melis(2014), Erny dan eni
(2015), Pebruary (2016) yang menyatakan bahwa rasio leverage
berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Rasio leverage tidak
berpengaruh terhadap sukuk karena apabila suatu perusahaan memiliki
hutang yang tinggi dan laba yang tinggi maka perusahaan dapat
membayar kewajibannya sebelum jatuh tempo, tetapi melihat resiko
seperti itu perusahaan memiliki hutang yang tinggi dan tidak bisa
membayarnya, karena terjadi gagal bayar tersebut investor tidak menyukai
perusahaan yang gagal bayarnya tinggi karena terlalu banyak mengambil
resiko. Sehingga leverage yang menggunakan ratio DER tidak
berpengaruh terhadap rating sukuk.
4. Pengaruh Secure terhadap rating sukuk korporasi
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh
koefisien positif sebesar exp 0,154 dengan nilai wald sebesar 2,997 dan
98
tingkat signifikansi pada 0,038. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh
secure (SCRE) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah dilakukan
menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih kecil daripada
0,05 (0,038<0,05). Artinya secure berpengaruh terhadap peringkat sukuk
korporasi. Dengan demikian hal yang menyatakan bahwa secure tidak
berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi dapat ditolak.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan hasil yang dilakukan
Rahuyuning dan Sulistiyo (2016), Al haraqi dan Endang (2017) yang
menyatakan bahwa secure tidak berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi. Secure tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk karena
sukuk yang dijamin dengan aset tertentu maupun tidak dijamin dengan
aset tertentu tidak terlalu diperhitungkan dalam menentukan peringkat
sukuk. Perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas obligasi yang
diterbitkan merupakan perusahaan yang memiliki reputasi yang baik atau
memiliki goodwill. Tingkat kepuasan dan kepercayaan investor masih
terjaga karena perusahaan telah mengurangi risiko yang diterima dengan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.
Jadi meskipun perusahaan memberikan jaminan atau tidak memberikan
jaminan tidak terlalu diperhitungkan dalam menentukan peringkat sukuk.
Namun hasil ini menerima penilitian Purwaningsih (2013), yang
menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi. Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih tertarik
terhadap sukuk yang dijamin dengan aktiva tertentu daripada sukuk yang
tidak dijamin.
99
Oleh karena itu dengan adanya jaminan mempengaruhi peringkat
sukuk perusahaan yang termasuk kategori investment grade dan non-
investment grade. Ini mengindikasikan bahwa sukuk yang dijamin akan
lebih menarik investor karena risiko yang akan diterima investor kecil
kemungkinannya. Walaupun perusahaan tersebut sudah dikenal
perusahaan besar dan mendapatkan kepercayaan maupun goodwill saja
tidak cukup apabila perusahaan tersebut tidak memberikan jaminan kepada
investor. Karena investor juga tidak ingin ada risiko gagal bayar di masa
yang akan datang, sehingga jaminan penting dalam menerbitkan sukuk
ataupun obligasi.
5. Pengaruh Maturity terhadap rating sukuk korporasi
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh
koefisien positif sebesar exp 0,688 dengan nilai wald sebesar 1,263 dan
tingkat signifikansi pada 0,261. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh
maturity (MTRTY) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih
besar daripada 0,05 (0,261>0,05). Artinya maturity tidak berpengaruh
terhadap peringkat sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang
menyatakan bahwa maturity berpengaruh terhadap peringkat sukuk
korporasi dapat ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusbandiyah dan Wahyuni (2014). Maturity tidak berpengaruh signifikan
terhadap peringkat sukuk. Hal ini disebabkan karena agen pemeringkat
100
tidak mempertimbangkan variabel maturity dalam menyusun peringkat
obligasi syariah.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Purwaningsih
(2013) yang menyatakan maturity berpengaruh terhadap peringkat sukuk.
Menurut Purwaningsih, perusahaan yang memiliki obligasi syariah yang
pendek menunjukkan bahwa peringkat yang didapat adalah investment
grade atau tidak memiliki risiko yang banyak.
Hasil dari observasi data, lima dari sebelas perusahaan memiliki
umur sukuk yang pendek. Banyaknya perusahaan yang menerbitkan
sukuk dengan umur lebih dari lima tahun mengakibatkan umur sukuk
tidak mempengaruhi peringkat sukuk. Dan juga maturity bukan salah satu
hal yang dipertimbangkan oleh lembaga pemeringkat dalam menyusun
peringkat sukuk.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio
profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap
rating sukuk korporasi periode 2016-2019. Berdasarkan analisis dan
pembahasan yang dilakukan pada bab pembahasan sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Jika
semakin tinggi rasio maka semakin tinggi keuntungan bersih yang di
peroleh, sehingga akan meningkatkan rating sukuk korporasi.
2. Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Jika
semakin tinggi rasio maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, sehingga resiko rendah
dan rating sukuk korporasi meningkat.
3. Rasio Leverage tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi,
karena jika semakin tinggi rasio hutang maka resiko semakin tinggi,
sehingga rating sukuk akan semakin rendah.
4. Secure berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi, karena investor
akan tertarik dengan perusahaan yang menjamin atas sukuk yang
diterbitkan, karena pokok dan imbalan dijamin oleh negara, sehingga
menjadi investasi yang aman.
102
5. Maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi, semakin
lama masa jatuh tempo maka cenderung memiliki imbalan atau bunga
yang lebih tinggi, namun disisi lain investor dihadapkan pada berbagai
kemungkinan risiko yang mungkin di timbulkan dalam jangka waktu
tersebut. Berbeda dengan sukuk yang memiliki masa jatuh yang lebih
cepat, meskipun imbalan yang diterima atas sukuk relatif rendah
dibandingkan sukuk yang lama, namun kecenderungan resiko yang
mungkin di hadipinya relatif sangat kecil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan saran sebagai berikut
1. Penelitian menyarankan agar peneliti selanjutnya mengambil sampel
lebih banyak dan tambah periodenya
2. Peneliti menyarankan agar peneliti menambahkan faktor-faktor lain
sebagai variabel bebas dalam mempengaruhi peringkat sukuk, seperti
ukuran perusahaan, rasio solvabilitas, risiko industri
3. Dari uji Pseudo R-Square model ini dapat diartikan bahwa variabel
independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 54.0%
yang di wakili oleh Nagelkerke. Sedangkan yang 46% dapat dijelaskan
dengan variabel lain, dari faktor solvabilitas, ukuran perusahaan
maupun pertumbuhan bunga.
C. Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian saya ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi sehingga untuk penelitian yang akan datang semoga lebih baik dari
ini. Dalam penelitian saya menggunakan variabel Rasio Profitabilitas, Rasio
103
Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity dengan jumlah 10 sampel
perusahaan korporasi yang menerbitkan sukuk dan diperingkat oleh
PT.PEFINDO, selama periode 4 tahun dari tahun 2016-2019. Jadi saran
untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel struktur
sukuk, ukuran perusahaan dan periode tahun penelitian.
104
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, D. (2013). Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Peringkat sukuk. Accounting Analysis Journal 2 , Vol 2, No 4 hal.113-130. http://jim.unsyiah.ac.id/EKA/issue/view/252
Al haraqi, M. Siddiq & Ningsih E,S. (2017). Pengaruh Return on Asset,Secure dan Maturity Terhadap Rating Sukuk. Jurnal ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akutansi , 116-124. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/1151
Bambang, S. D. (2009). Pasar modal : Mekanisme perdagangan saham, analisis sekuritas, dan strategi investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yogyakarta: UPP STIM YKPN, Petakan pertama, November.
Brigham, Eugene, F., Houston, & Joel, F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Jakarata: Salemba Empat.
Dahlan, M. S. (2016). Analisis multivariat regresi logistik, Seri 9. Jakarta: Epideminologi Indonesia.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 32/DSN- MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah. https://dsnmui.or.id/
Fasa, & Muhamad, I. (2016). Sukuk: Teori Implementasi. Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam , Vol 1,No 1. https://ejournal.iainkendari.ac.id/lifalah/article/download/476/467
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jogiyanto, H. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Kedelapan). Yogyakarta: BPFE.
105
Kasmir, S. E. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Margareta, M. &. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(3) , 143-154. https://jurnaltsm.id
Melis, K. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya 3 , 1–21. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/issue/view/15
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. website diakses pada tanggal 24 Januari 2020.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 57/POJK.04/2017 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek Dan Perantara Pedagang Efek. Website diakses pada tanggal 24 Januari 2020.
Pardiansyah, E. (2017). Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis dan Empiris. Jurnal Ekonomi Islam , 8(2), 337-373.
Pebruary, S. (2016). “Pengaruh Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage Dan Pendapatan Bunga Terhadap Rating Sukuk Korporasi Periode 2010-2013. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis 13 , 94–112.
Pemeringkat Efek Indonesia. Website diakses pada tanggal 24 Januari 2020.
Pranoto, Galih,E.,Ratna A.,& Erika,T. (2017). “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Produktivitas, Dan Reputasi Auditor Terhadap Peringkat Sukuk. Journal UNJ , 13–27. https://journal.unj.ac.id/unj/index/download/2827
Purwaningsih, S. (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non-Akuntansi. Accounting Analysis Journal 3 , (3): 360–68. https://doi.org/ISSN 2252-6765.
106
Rahayuningsih, D. d. (2016). Pengaruh Secure, Maturity, Kualitas Auditor, Komite Audit, Dan Sinking Fund Terhadap Rating Sukuk. Artikel Ilmiah Mahasiswa Universitas Jember .
Sari, Maylia Pranomo. (2007). Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Pefindo). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi 14 , (2): 172–81. https://adoc.tips/kemampuan-rasio-keuangan-untuk-memprediksi-peringkat-obligas.html
Subramanyam, K. R. (2009). Financial statement analysis. . Includes index. E-book.
Sudana, I. M. (2015). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan. . Jakarta: Erlangga.
Sudaryanti, N. A. (2011). Analisis Determinan Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia. Islamic Finance & Business Review , Vol. 6 No.2.
Sugiyono. (2017). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, A. (2009). Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika.
Widiastuti, N. P. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Rasio Likuiditas, Maturity, dan Rasio Aktivitas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Jasa. E-jurnal Manajemen Unud. , Vol. 5, No. 11, hal. 6964:6993.
106
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Rasio Profitabilitas (ROA) : Laba Bersih To tal aset x 100 %
Kode Tahun Laba setelah pajak Jumlah aset ROAADHI 2016 315.107.783.135 20.037.690.162.169 0,015726
2017 517.059.848.207 28.332.948.012.950 0,0182492018 645.029.449.105 30.118.614.769.882 0,0214162019 665.048.421.529 36.515.833.214.549 0,018213
ADMF 2016 1.009.351 27.665.045 0,0364852017 1409150 29492933 0,0477792018 1815263 31496441 0,0576342019 2108691 35116853 0,060048
AISA 2016 719.228 9.254.539 0,0777162017 -5.234.288 1.981.940 -2,640992018 -123.513 1.816.406 -0,0682019 -99.532 1.546.898 -0,06434
EXCL 2016 375.516 54.896.286 0,006842017 375.244 56.321.441 0,0066632018 -3.296.890 57.613.954 -0,057222019 712.579 62.725.242 0,01136
AGII 2016 64.287 5.847.722 0,0109942017 97.598 6.403.543 0,0152412018 114.374 6.647.755 0,0172052019 103.431 7.021.882 0,01473
ISAT 2016 1.275.655 50.838.704 0,0250922017 1.301.929 50.661.040 0,0256992018 -2.085.059 53.139.587 -0,039242019 1.630.372 62.813.000 0,025956
APAI 2016 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,1074632017 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,1093442018 1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,1000722019 2.039.404.206.764 19.037.918.806.473 0,107123
PPLN 2016 8.150.383 1.272.177.975 0,0064072017 4.428.117 1.334.957.657 0,0033172018 11.575.756 1.492.487.745 0,0077562019 4.322.130 1.585.055.013 0,002727
SSMM 2016 605.050.858 20.810.319.657 0,029075
107
2017 532.437.613 21.662.711.991 0,0245792018 690.623.630 23.299.242.068 0,0296412019 613.020.426 24.441.657.276 0,025081
SMII 2016 1.212.803.362.287 44.332.137.017.474 0,0273572017 1.262.007.980.452 55.385.895.715.893 0,0227862018 1.531.109.955.765 62.493.190.581.375 0,02452019 1.703.593.594.680 75.818.614.841.004 0,022469
Lampiran 2 :
108
Rasio Likuiditas (CR) : Aset LancarHutang Lancar x 100%
Kode Tahun Aset Lancar Hutang Lancar CRADHI 2016 16.792.278.617.059 12.986.623.750.004 1,293044
2017 24.817.671.201.079 17.633.289.239.294 1,4074332018 25.386.859.425.078 18.934.699.447.367 1,3407592019 30.315.155.278.021 18.934.699.447.367 1,601037
ADMF 2016 52.984 116.677 0,4541082017 54.477 88.423 0,6160952018 68.363 50.841 1,3446432019 59.240 63.579 0,931754
AISA 2016 5.949.164 2.504.330 2,3755512017 881.092 4.154.427 0,2120852018 788.973 5.177.830 0,1523752019 687.988 4.687.321 0,146776
EXCL 2016 6.806.863 14.477.038 0,4701832017 7.180.742 15.226.516 0,4715952018 7.058.652 15.733.294 0,4486442019 7.145.648 21.292.684 0,335592
AGII 2016 1.479.828 1.312.711 1,1273072017 1.526.964 1.014.745 1,5047762018 1.585.943 1.297.840 1,2219872019 1.696.015 1.938.711 0,874816
ISAT 2016 8.073.481 19.086.592 0,4229922017 9.479.271 16.200.457 0,5851242018 7.906.525 21.040.365 0,3757792019 12.444.795 22.129.440 0,562364
APAI 2016 8.739.782.750.141 2.773.114.553.072 3,1516132017 10.674.199.571.313 3.087.875.111.223 3,4568112018 12.647.858.727.872 4.764.510.387.113 2,6545982019 12.776.102.781.513 3.726.359.539.201 3,428575
PPLN 2016 98.569.077 121.623.355 0,8104452017 93.797.251 139.074.658 0,6744382018 113.415.251 157.895.954 0,7182912019 151.366.673 159.298.153 0,95021
SSMM 2016 8.664.233.108 4.217.371.528 2,0544152017 9.158.268.565 6.275.827.667 1,4592932018 10.498.095.322 7.229.216.830 1,4521762019 11.150.744.753 9.017.332.185 1,23659
SMI 2016 84.278.178.496 77.271.706.750 1,090673
109
2017 183.868.873.415 115.715.250.193 1,5889772018 215.809.175.070 254.229.809.085 0,8488742019 132.295.289.395 208.012.585.681 0,635997
Lampiran 3 :
110
Rasio Leverage (DER) : Total Liabilites Total Equity x 100%
Kode Tahun Total Hutang Total Ekuitas DERADHI 2016 14.594.910.199.271 5.442.779.962.898 2,681518
2017 22.463.030.586.953 5.869.917.425.997 3,8268052018 23.806.329.077.039 6.285.271.896.258 3,7876372019 29.681.535.534.528 6.834.297.680.021 4,343026
ADMF 2016 22.665.905 4.977.199 4,5539482017 23.747.518 5.745.415 4,1332992018 24.468.242 7.028.199 3,4814382019 27.038.058 8.078.795 3,346793
AISA 2016 4.990.139 4.264.400 1,1701852017 5.329.841 -3.347.901 -1,591992018 5.267.348 -3.450.942 -1,526352019 4.842.364 -3.556.464 -1,36157
EXCL 2016 33.687.141 21.209.145 1,5883312017 34.690.591 21.630.850 1,6037552018 39.270.856 18.343.098 2,1409062019 43.603.276 19.121.966 2,280272
AGII 2016 3.086.882 2.760.840 1,1180952017 3.045.533 3.358.010 0,9069462018 3.499.963 3.147.792 1,1118792019 3.721.416 3.300.466 1,127543
ISAT 2016 36.661.585 14.177.119 2,5859692017 35.845.506 14.815.534 2,4194542018 41.003.340 12.136.247 3,3785852019 49.105.807 13.707.193 3,582485
APAI 2016 6.657.165.872.077 6.265.255.987.065 1,0625532017 7.561.503.434.179 7.354.346.366.072 1,0281682018 9.049.161.944.940 8.542.544.481.694 1,0593052019 9.137.978.611.155 9.899.940.195.318 0,923034
PPLN 2016 393.778.518 878.399.457 0,4482912017 465.541.053 869.416.604 0,5354642018 565.073.888 927.413.857 0,6093012019 655.674.600 929.380.413 0,705496
SSMM 2016 12.644.764.172 8.165.555.485 1,5485492017 13.308.969.928 8.353.742.063 1,5931752018 14.238.537.503 9.060.704.565 1,571462019 14.990.297.354 9.451.359.922 1,586047
SMI 2016 13.496.427.280.755 30.835.709.736.719 0,437688
111
2017 21.064.742.762.145 34.321.152.953.748 0,6137542018 26.917.300.925.196 35.575.889.656.179 0,7566162019 38.964.406.789.478 36.854.208.051.526 1,057258
Lampiran 4 : Nama Sampel Perusahaan
Nomor Nama Perusahaan Kode Perusahaan1 PT. ADHI KARYA (PERSERO) ADHI2 PT. ADIRA DINAMUKA MULTI
FINANCEADMF
3 PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD AISA4 PT. XL AXIATA EXCL5 PT. ANEKA GAS INDUSTRI AGII6 PT. INDOSAT ISAT7 PT. ANGKASA PURA I APAI8 PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PPLN9 PT. SUMBERDAYA SEWATAMA SSMM
10 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR SMILampiran 5 : Rasio Profitabilitas (ROA)
No.Kode Rasio Profitabilitas (ROA)
Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 1,57 1,82 2,14 1,822 ADMF 3,64 4,77 5,77 6,13 AISA 7,7 -26,409 -6,8 -6,44 EXCL 0,684 0,666 -5,722 1,1365 AGII 1,0994 1,5241 1,7205 1,4736 ISAT 2,5092 2,5699 -3,924 2,59567 APAI 10,7463 10,9344 10,0072 10,71238 PPLN 0,6407 0,3317 0,7756 0,27279 SSMM 2,9075 2,4579 2,9641 2,508110 SMI 2,7357 2,2786 2,45 2,2469
Lampiran 6 : Rasio Likuiditas (CR)
No. Kode Rasio Likuiditas (CR)
112
Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 129,304 140,743 134,076 160,1042 ADMF 45,4108 61,6095 134,464 93,17543 AISA 237,555 21,2085 15,2375 14,67764 EXCL 47,0183 47,1595 44,8644 33,55925 AGII 112,731 150,478 122,199 87,48166 ISAT 42,2992 58,5124 37,5779 56,23647 APAI 315,161 345,681 265,46 342,8588 PPLN 81,0445 67,4438 71,8291 95,0219 SSMM 205,442 145,929 145,218 123,65910 SMI 109,067 158,898 84,8874 63,5997
Lampiran 7 : Rasio Leverage (DER)
No.Kode Rasio Leverage (DER)
Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 268,1518
268,1518
378,7637
434,3026
2 ADMF 455,3948
413,3299
348,1438
334,6793
3 AISA 117,0185 -159,199 -152,635 -136,157
4 EXCL 158,8331
160,3755
214,0906
228,0272
5 AGII 111,8095 90,6946
111,1879
112,7543
6 ISAT 258,5969
241,9454
337,8585
358,2485
7 APAI 106,2553
102,8168
105,9305 92,3034
8 PPLN 44,8291 53,5464 60,9301 70,54969 SSMM 154,854
9159,317
5 157,146158,604
710 SMI 43,7688 61,3754 75,6616 105,725
8
113
Lampiran 8 : Secure (SCRE)
No.Kode Secure (SCRE)
Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 1 1 1 12 ADMF 1 1 1 13 AISA 1 1 0 04 EXCL 1 1 1 15 AGII 1 1 1 16 ISAT 1 1 1 17 APAI 1 1 1 18 PPLN 1 1 1 19 SSMM 0 0 1 110 SMI 0 1 1 1
Lampiran 9 : Maturity (MTRTY)
No. Kode Maturity (MTRTY)Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI 1 1 1 12 ADMF 1 1 1 13 AISA 1 1 1 14 EXCL 0 0 1 15 AGII 1 1 1 16 ISAT 0 1 0 17 APAI 0 0 0 08 PPLN 0 0 0 09 SSMM 1 1 1 110 SMI 1 1 1 1
114
Lampiran 10 : Rating Sukuk Korporasi
No.Kode Rating Sukuk Korporasi
Perusahaan 2016 2017 2018 2019
1 ADHI idA(sy) idA-(sy) idA-(sy) idA(sy)2 ADMF idAAA(s
y)idAAA(sy
) idAA-(sy)idAAA(s
y)3 AISA
idA(sy)idBBB(s
y)idCCC(s
y) idD(sy)4 EXCL
idA+(sy) idAA(sy) idAA(sy)idAAA(s
y)5 AGII idAAA(s
y)idAAA(sy
)idAAA(sy
)idAAA(sy
)6 ISAT idAA+
(sy)idAAA(sy
)idAAA(sy
)idAAA(sy
)7 APAI idAA-
(sy) idAA(sy) idAA(sy) idAA(sy)8 PPLN idAAA(s
y)idAAA(sy
)idAAA(sy
)idAAA(sy
)9 SSMM idA+(sy) idA+(sy) idA(sy) idA(sy)10 SMI idAAA(s
y)idAAA(sy
)idAAA(sy
)idAAA(sy
)
115
Lampiran 11 Perhitungan
No Nama Perusahaan Kode TahunROA (X1) CR (X2) DER (X3) Secure Maturity Peringkat Nilai
Perusahaan % % % (X4) (X5) Sukuk (Y)1. PT. ADHI KARYA (PERSERO) ADHI 2016 1,5726 129,304 268,1518 1 1 idA(sy) 2
2017 1,8249 140,743 382,6805 1 1 idA-(sy) 22018 2,1416 134,076 378,7637 1 1 idA-(sy) 22019 1,8213 160,104 434,3026 1 1 idA(sy) 2
2. PT. ADIRA DINAMUKA MULTI FINANCE ADMF 2016 3,6485 45,4108 455,3948 1 1 idAAA(sy) 32017 4,7779 61,6095 413,3299 1 1 idAAA(sy) 32018 5,7634 134,464 348,1438 1 1 idAA-(sy) 32019 6,0048 93,1754 334,6793 1 1 idAAA(sy) 3
3. PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD AISA 2016 7,7716 237,555 117,0185 1 0 idA(sy) 22017 -26,41 21,2085 -159,199 1 0 idBBB(sy) 12018 -6,8 15,2375 -152,635 0 0 idCCC(sy) 12019 -6,434 14,6776 -136,157 0 0 idD(sy) 1
4. PT. XL AXIATA EXCL 2016 0,684 47,0183 158,8331 1 1 idA+(sy) 22017 0,6663 47,1595 160,3755 1 1 idAA(sy) 32018 -5,722 44,8644 214,0906 1 1 idAA(sy) 32019 1,136 33,5592 228,0272 1 1 idAAA(sy) 3
5. PT. ANEKA GAS INDUSTRI AGII 2016 1,0994 112,731 111,8095 1 0 idAAA(sy) 32017 1,5241 150,478 90,6946 1 0 idAAA(sy) 32018 1,7205 122,199 111,1879 1 0 idAAA(sy) 32019 1,473 87,4816 112,7543 1 0 idAAA(sy) 3
116
6. PT. INDOSAT ISAT 2016 2,5092 42,2992 258,5969 1 0 idAA+(sy) 32017 2,5699 58,5124 241,9454 1 0 idAAA(sy) 32018 -3,924 37,5779 337,8585 1 0 idAAA(sy) 32019 2,5956 56,2364 358,2485 1 0 idAAA(sy) 3
7. PT. ANGKASA PURA I APAI 2016 10,7463 315,161 106,2553 1 0 idAA-(sy) 32017 10,9344 345,681 102,8168 1 0 idAA(sy) 32018 10,0072 265,46 105,9305 1 0 idAA(sy) 32019 10,7123 342,858 92,3034 1 0 idAA(sy) 3
8. PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PPLN 2016 0,6407 81,0445 44,8291 1 0 idAAA(sy) 32017 0,3317 67,4438 53,5464 1 0 idAAA(sy) 32018 0,7756 71,8291 60,9301 1 0 idAAA(sy) 32019 0,2727 95,021 70,5496 1 0 idAAA(sy) 3
9. PT. SUMBERDAYA SEWATAMA SSMM 2016 2,9075 205,442 154,8549 0 1 idA+(sy) 22017 2,4579 145,929 159,3175 0 1 idA+(sy) 22018 2,9641 145,218 157,146 1 1 idA(sy) 22019 2,5081 123,659 158,6047 1 1 idA(sy) 2
10. PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR SMII 2016 2,7357 109,067 43,7688 0 1 idAAA(sy) 32017 2,2786 158,898 61,3754 1 1 idAAA(sy) 32018 2,45 84,8874 75,6616 1 1 idAAA(sy) 32019 2,2469 63,5997 105,7258 1 1 idAAA(sy) 3
117
Lampiran 12 : Statistik Deskripitif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationROA 40 -264,10 10,93 -4,2954 42,32300CR 40 14,68 345,68 116,2220 85,56122DER 40 -159,20 455,39 165,5628 150,70373Secure 40 0 1 ,87 ,335Maturity 40 0 1 ,50 ,506Peringkat sukuk 40 1 4 3,07 1,023Valid N (listwise)
40
Lampiran 13 : Uji Model fitting Information
Model Fitting Information
Model-2 Log
Likelihood Chi-Square df Sig.Intercept Only
97,307
Final 70,149 27,159 5 ,000Link function: Complementary Log-log.
Lampiran 14 : Uji Goodness of fit
Goodness-of-FitChi-Square Df Sig.
Pearson 142,062 112 ,059Deviance 79,460 112 ,991Link function: Complementary Log-log.
118
Lampiran 15 : Uji Pseudo R-Square
Pseudo R-SquareCox and Snell ,493Nagelkerke ,540McFadden ,279Link function: Complementary Log-log.
Lampiran 16 : Parameter Estimasi
Parameter Estimates
EstimateStd.
Error Wald df Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Threshold [PeringkatSukuk = 1] -4,308 1,103 15,247 1 ,000 -6,471 -2,146[PeringkatSukuk = 2] -2,186 ,828 6,968 1 ,008 -3,809 -,563[PeringkatSukuk = 3] -1,354 ,776 3,046 1 ,081 -2,874 ,166
Location ROA ,025 ,009 6,972 1 ,008 ,006 ,044CR -,008 ,003 8,110 1 ,004 -,014 -,002DER -,002 ,002 ,458 1 ,498 -,006 ,003[Secure=0] -1,306 ,755 2,997 1 ,083 -2,785 ,173[Secure=1] 0a . . 0 . . .[Maturity=0] ,688 ,612 1,263 1 ,261 -,512 1,887[Maturity=1] 0a . . 0 . . .
Link function: Complementary Log-log.a. This parameter is set to zero because it is redundant.