tafsir ibnu katsir lengkap - internet archive...l danfirmanallahta’ala,4 jy. f' —...
Post on 11-Aug-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
^1J| dj$iu
AL - BALAD( Negeri
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-90 : 20 ayat
aDengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
2j Uj j$\jj Qp api Sf
J J tiLjJ rn -o liL ji) m-W» T®_y ^ (J ' <—*— Op 1
JlJ ^ U C^JUfcl Jlyiji Op .wl
9'<< ' /k/y x3^ >?Ai^jjbj m j uUjj hh rD
^ t 'f
33
benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah), (QS. 90:1) dan
kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini, (QS. 90:2) demi
bapak dan anaknya
.
(QS. 90:3) Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia berada dalam susah payah
.
(QS. 90:4) Apakah manusia itu me-
472 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
90. ALBALAD
nyangka bahwa sekali-kali tidak ada seorangpun yang berkuasa atasnyaf
(QS. 90:5) Dia mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak."
(QS. 90:6) Apakah dia menyangka bahwa tidak ada seorang pun yang
melihatnya
?
(QS. 90:7) Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua
buah mata,(QS. 90:8) lidah dan dua buah bibir. (QS. 90:9) Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan. (QS. 90:10)
Yang demikian itu merupakan sumpah dari Allah Tabaaraka wa Ta’ala
dengan kota Makkah, Ummul Qura pada saat penghuni di sana dihalalkan,
untuk mengingatkan akan keagungan dan kemuliaannyapada saatpenduduk-
nya berihram. Dari Mujahid, Khushaif mengatakan, 4 j!—»' 'i ^ 'Aku
benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah),” tidak ada penolakan atas
mereka. Aku bersumpah dengan negeri ini. Syabib bin Bisyir mengatakan
dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, 4 p-~»' 'i ^ “Aku benar-benar bersumpah
dengan kota ini,” yakni, kota Makkah. 4 i' J—=- ^ “Dan kamu(Muhammad) bertempat di kota Makkah ini.
” Dia berkata: “Hai Muhammad,diperbolehkan bagimu untuk berperang di dalamnya.” Demikian juga yang
diriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, Abu Shalih, ‘Athiyyah, adh-Dhahhak,
Qatadah, as-Suddi, dan Ibnu Zaid. Mujahid mengatakan, “Apa yang engkau
dapatkan di dalamnya maka ia halal bagimu.” Al-Hasan al-Bashri mengatakan:
“Allah menghalalkannya untuk beliau sesaat dari waktu siang hari.” Dan inilah
makna yang mereka katakan. Dan hal itu juga telah disebutkan oleh hadits
yang keshahihannya telah disepakati:
Jll j» aiil 9- JdJl lJi!a 01 ))
'j&j ap\1» A Ullj (J&j Slj S(* ' s s s S s s
(( . Ljull 1
“Sesungguhnya negeri ini telah diharamkan (disucikan) oleh Allah pada saat
Dia menciptakan langit dan bumi. Dan negeri tersebut tetap dalam keadaan
haram (suci) dengan keharaman (kesucian) yang telah ditetapkan oleh Allah
sampai hari Kiamat kelak. Pepohonannya tidak boleh ditebang, tanamannya
yang masih hidup tidak boleh dicabut. Dan sesungguhnya dihalalkan bagiku
(berperang di sana) saat di siang hari saja. Dan pada hari ini pengharamannya
telah berlaku lagi, sebagaimana diharamkan hari kemarin. Ketahuilah, hendak-
lah orang yang hadir pada hari ini menyampaikannya kepada orang yang tidak
hadir.”
Dan dalam lafazh yang lain disebutkan:
(( .^$3 Dili 4IjL'J Oil 2ul 01 iil J\ai j&t-'J fed 01$ ))
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 473
90. AL BALAD
“Jika ada seseorang yang merasa diberi keringanan karena peperangan yang
pernah dilakukan Rasulullah, maka katakanlah: ‘Sesungguhnya Allah meng-
izinkan bagi-Rasul-Nya dan tidak mengizinkannya bagi kalian.’”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 aJJ ^3 -^33 4 “Dan demi bapak dan anaknya. ”
Mujahid, Abu Shalih, Qatadah, adh-DKahhak, Sufyan ats-Tsauri, Sa’id bin
Jubair, as-Suddi, al-Hasan al-Bashri, Khushaif, Syarhabil bin Sa’ad dan lain-
lain mengatakan: “Yang dimaksud dengan bapak di sini adalah Adam sedang
anaknya adalah anak Adam.” Dan apa yang menjadi pendapat Mujahid dan
para sahabatnya inilah yang baik lagi kuat, karena setelah Allah Ta’ala ber-
sumpah dengan Ummul Qura, yaitu tempat-tempat yang didiami, Dia ber-
sumpah dengan orang yang mendiaminya, yaitu Adam, bapak ummat manusia
dan semua anaknya. Ibnu Jarir memilih berpendapat bahwa hal tersebut ber-
sifat umum yang mencakup setiap orang tua dan anaknya. Dan pendapat
inipun mengandung kemungkinan.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 <3 oCjV' aa! f “Sesungguhnya Kamitelah mendptakan manusia berada dalam susahpayah. ” Sa’id bin Jubair berkata
tentang 4 // 4 mengatakan: “Yakni, dalam kesusahan dan pencarian ke-
hidupan.”Ibnu Jarir memilih berpendapat bahwa yang dimaksudkan adalah
berbagai urusan yang sulit lagi payah.
Firman-Nya selanjutnya, 4 o' LU-jf 4 “Apakah manusia
itu menyangka bahwa sekali-kali tidak ada seorangpun yang berkuasa atasnya?”
Al-Hasan al-Bashri mengatakan: “Yakni mengambil hartanya.” Mengenai
firman-Nya, 4 4^ 3-»-4 <j' L-Lk.1 4 “Apakah manusia itu menyangka bahwa
sekali-kali tidak ada seorangpun yang berkuasa atasnya/” Qatadah mengatakan:
“Anak Adam mengira bahwa mereka tidak akan ditanya tentang harta tersebut,
dari mana dia memperolehnya dan ke mana dia menyalurkannya.” Mengenai
firman-Nya ini, 4^ 4^ 4 “Apakah manusia itu menyangka
bahwa sekali-kali tidaUada seorangpun yang berkuasa atasnya?" As-Suddi me-
ngatakan: “Allah berfirman.”
Kemudian firman-Nya, 4 V'-* cJClii Jj/ 4 “Dia mengatakan. Akutelah menghabiskan harta yang banyak. Artinya, anak Adam mengatakan:
“Aku telah membelanjakan harta yang cukup banyak.” Demikian yang di-
kemukakan oleh Mujahid, al-Hasan, Qatadah, as-Suddi, dan lain-lain.
4 // /y, jU o\ L-U-jf 4 “Apakah dia menyangka bahwa tidak ada seorangpun
yang melihatnya, ” Mujahid mengatakan: “Yakni, apakah dia mengira Allah
tidak melihatnya?” Demikian juga perkataan ulama Salaf lainnya.
Dan firman-Nya, 4 J// ^ jU' ^ “Bukankah Kami telah memberikan
kepadanya dua buah mata, ” yakni melihat dengan keduanya. 4 —^3 4 “Dan
lidah, "yakni dengannya dia berbicara sehingga dia dapat mengungkapkan apa
yang ada dalam hati kecilnya. 4 4 “Dan dua buah bibir,” dengan kedua
bibir itu dia meminta bantuan untuk dapat berbicara, memakan makanan,
474 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
90. AL BALAD
sekaligus untuk memperindah wajah dan mulutnya. 4 4 “Dan
Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.”Yakni, dua jalan. Sufyan ats-
Tsauri berkata dari ‘Abdullah, yakni bin Mas’ud, 4 4 “Dan Kamitelah menunjukkan kepadanya dua jalan,
” dia mengatakan: “Kebaikan dan
keburukan.” Demikian yang diriwayatkan dari ‘Ah, Ibnu ‘Abbas, Mujahid,
‘Ikrimah, Abu Wa-il, Abu Shalih, Muhammad bin Ka’ab, adh-Dhahhak, ‘Atha’
al-Khurasani. Dan perbandingan ayat ini adalah firman Allah Ta’ala:
4 IjjjA ^ Ljl . 1j2_v£Sj
4JL1J A aUi tJab- ljl ^" ' * * ' ' ' s s * s '
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (denganperintah dan larangan), karena itu Kamijadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya
jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”(QS. Al-Insaan:
2-3)
/'t' ,rb U-Jo
Maka tidaklah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang
mendaki lagi sukar
f
(QS. 90:11) Tahukah kamu apakah jalan yang men-
daki lagi sukar itu? (QS. 90:12) (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
(QS. 90:13) atau memberi makanpada hari kelaparan, (QS. 90:14) (kepada)
anak yatim yang ada hubungan kerabat, (QS. 90:15) atau orang miskin
yang sangatfakir. (QS. 90:16) Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang
yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk
berkasih sayang. (QS. 90:17) Mereka (orang-orang yang beriman dan saling
berpesan itu) adalah golongan kanan. (QS. 90:18) Dan orang-orang yang
kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. (QS. 90:19)
Mereka berada dalam Neraka yang tertutup rapat. (QS. 90:20)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar mengenai firman-Nya,
4 (A*»1 ^*‘Maka tidaklah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh, ” yang
90. AL BALAD
s' s' B
berarti masuk. 4 —!' f “Jalan yang mendaki lagi sukar,
” dia mengatakan:
“Gunung-gunung di NerakaJahannam.” Qatadah mengatakan: “Kata tersebut
berarti kesulitan yang teramat berat lagi menyusahkan, lalu mereka pun men-
ceburkan diri dalam kesulitan mentaati Allah Ta’ala.” Lebih lanjut Qatadah
berkata tentang firman-Nya, 4 SljSf ^*j ^“Tahukah kamu apakah jalan
yang mendaki lagi sukar itu?”kemudian Allah Ta’ala memberitahukan mengenai
kesulitan yang dihadapinya, di mana Dia berfirman, 4 j' •vj il* ^ “(Yaitu)
melepaskan budak dari perbudakan atau memberi makan. ” Ibnu Zaid mengata-
kan: “4 4 “Maka tidaklah sebaiknya (dengan harta itu) ia menempuh
jalan yang mendaki lagi sukar, ” yakni, tidakkah dia menempuh jalan yang di
dalamnya terdapat keselamatan dan kebaikan.” Selanjutnya, Allah Ta’ala ber-
firman, ^ j' .Lsj iJi t_ij 4“Tahukah kamu apakah jalan yang
mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dariperbudakan atau memberi
makan. "Dibaca1 dengan menggunakan idhafah (mudhafmudhafilaihi). Dan
juga dibaca2sebagai kata kerja yang di dalamnya terdapat kata gantifa’il (subjek)
sedangkan‘
raqabah ’ (budak) berkedudukan sebagai maful (obyek). Kedua
bacaan tersebut mempunyai pengertian yang berdekatan.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’id bin Mirjanah bahwasanya dia
pernah mendengar Abu Hurairah berkata: “Rasulullah H§ bersabda:
.tfl, ^ , . s o o ' o f a . < \ . s /a f a* s''' ' . f . '
jL-ul y bj) ' A —IjJsP ^ y* ))
« » &>) 4 4* 4 Jr
‘Barangsiapa memerdekakan budak wanita yang beriman, maka Allah akan
membebaskan untuk setiap anggota tubuhnya satu anggota tubuh orang yang
membebaskan dari api Neraka sehingga dia dapat membebaskan tangannya
dengan tangan (budak dari perbudakan), kaki dengan kaki, dan kemaluan
dengan kemaluan.’”
Kemudian ‘Ali bin al-Husain bertanya: “Engkau mendengar langsung
hal tersebut dari Abu Hurairah?” Sa’id pun menjawab, “Ya.” Lebih lanjut,
‘Ali bin al-Husain berkata kepada salah seorang puteranya yang paling cerdas,
“Panggil Mithraf.” Setelah Mithraf hadir di hadapannya, maka ‘Ah berkata,
“Pergilah, engkau sekarang bebas karena Allah.”
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-
Nasa-i. Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa anak muda yang dimerdeka-
kan oleh ‘Ah bin al-Husain adalah Zainal ‘Abidin, yang juga diberi uang 10.000
dirham.
1 Bacaan tersebut dilakukan oleh Nafi*, Ibnu ‘Amir, ‘Ashim dan Hamzah.2 Dibaca oleh Ibnu Katsir, Abu ‘Umar, dan al-Kisa-i.
476 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
L
Dan firman Allah Ta’ala, 4 jy. »f'
—
'M j 4 "Atau memberi
makan pada hari kelaparan. ” Ibnu*1Abbas mengatakan: “Yaitu orang yang
berada dalam kelaparan.” Demikian pula yang dikemukakan oleh ‘Ikrimah,
Mujahid, adh-Dhahhak, Qatadah, dan lain-lain. Kata LJZJ\ berarti kelaparan.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 4 "Anak yatim
,
” yakni memberi makan seorang
anak yatim pada hari seperti itu. 4. ‘Zf*'** 4 "Yang masih ada hubungan kerabat, ”
yakni anak yatim yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan-
nya. Demikian yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, al-Hasan,
adh-Dhahhak, dan as-Suddi, sebagaimana yang terdapat di dalam hadits yang
diriwayatkan oeh Imam Ahmad dari Salman bin ‘Amir, dia berkata: “aku
pernah mendengar Rasulullah j|§ bersabda:
** s P s o ^ / f s o ^ } s ^
((.iU?j 43JW» tOL_s2) igb Ipj 4 ))
+ * / r / / r r ^
‘Shadaqah kepada orang miskin itu mempunyai pahala shadaqah saja. Danshadaqah kepada kerabat itu mempunyai pahala shadaqah dan juga pahala
silaturahmi?”’ Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.
Firman Allah Ta’ala, 4 j 4 "Atau orang miskin yang sangat
fakir. ” Yakni orang yang benar-benar hidup miskin yang tidur beralaskan
tanah. Ibnu ‘Abbas mengatakan:“Dzaa matrabah berarti orang yang terbuang
di jalanan, yang tidak memiliki rumah atau sesuatu yang menjaganya dari
tanah.” Sedangkan ‘Ikrimah mengemukakan: “Yaitu orang miskin yang mem-punyai hutang dan dalam keadaan benar-benar membutuhkan.”
Firman Allah Ta’ala, 4 'y^* ^ j 4 "Dan dia termasuk orang-
orang yang beriman, ” maksudnya, dengan sifat-sifat yang terpuji lagi suci ter-
sebut, maka dia termasuk orang yang beriman dengan hatinya serta mengharap
Sebagaimanayang difirmankan Allah Ta’ala:
>4^ $ es*-"j o*
j
^ "Dan barangsiapa
yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-
sungguh sedang ia seorang mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang
usahanya diberi balasan dengan baik. ” (QS. Al-Israa’: 19).
pahala tersebut di sisi Allah i)§>.
/t* s'*. * J fe S 4 4, / i j’» ^ 1* o J J jr
\ t* ^ J*" *
Dan firman Allah Ta’ala, 4 y^ ^ "Danberpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. ”Yakni, dia
termasuk orang mukmin yang selalu mengerjakan amal shalih dan senantiasa
memberi nasihat untuk bersabar atas gangguan orang lain serta berpesan untuk
saling mengasihi, sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadits:
(( ^ ja ^5Z*-jj ^ j* 'j**"y s' (*$**"j±
“Orang-orang yang penuh kasih akan selalu dikasihi oleh Rabb Yang Maha-pemurah. Kasihilah orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya kalian
akan dikasihi Rabb yang ada di langit.”
90. AL BALAD
Abu Dawud3 meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata,
“Barangsiapa yang tidak menyayangi anak kecil di antara kami dan (tidak)
mengetahui hak orang yang lebih tua di antara kami berarti dia bukan dari
golongan kami.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 L>\—'*Zj\ ihJjf 4 “Mereka (orang-orang
yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. "Yakni, orang-
orang yang menyifati diri dengan sifat-sifat tersebut termasuk golongan kanan.
Kemudian Dia berfirman, 4 s->'—
^
^ “Dan orang-
orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri”Yakni,
orang-orang yang termasuk dalam golongan kiri. 4 jl—; 4
*Mereka
berada dalam Neraka yang tertutup rapat. "Yakni, yang tertutup rapat bagi
mereka sehingga mereka tidak bisa menghindari dan tidak juga mereka bisa
keluar darinya. Mujahid mengatakan: “Pintu yang tertutup, menurut bahasa
kaum Quraisy, yaitu terkunci.” Adh-Dhahhak mengatakan: “Mu'shadah berarti
semua berwujud dinding dan tidak memiliki pintu.
3 Sunan Abi Dawud, kitab al-Adab. Juga Jaami’ at-Tirmidzi, kitab al-Birr, dan dia
mengatakan: “Hadits hasan shahih.”
478 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
mmASY - SYAMS
( Matahari
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-91 : 15 ayat
“Dengan menyebutNama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang. ”
Demi matahari dan cahayanya dipagi hari, (QS. 91:1) dan bulan apabila
mengiringinya, (QS. 91:2) dan siang apabila menampakkannya, (QS. 91:3)
dan malam apabila menutupinya, (QS. 91:4) dan langit serta pembinaan-
nya, (QS. 91:5) dan bumi serta penghamparannya, (QS. 91:6) danjiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), (QS. 91:7) maka Allah mengilhamkankepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan, (QS. 91:8) sesungguhnya
91. ASY SYAMS
beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu, (QS. 91:9) dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)
Mujahid mengatakan, 4 4 "Demi matahari dan cahayanya
dipagi hari, ” yakni sinarnya. Sedangkan Qatadah mengatakan, 4 4"Pada pagi hari, ” yakni siang secara keseluruhan. Ibnu Jarir mengatakan bahwa
yang benar adalah dengan mengatakan: “Allah bersumpah dengan matahari
dan siangnya, karena sinar matahari yang paling tampak jelas adalah pada siang
hari.” 4 'M jLs"3 4 "Dan bulan apabila mengiringinya, "Mujahid mengatakan:
“Yakni mengikutinya.” Sedangkan Qatadah mengatakan: “Yakni jika meng-
ikutinya pada malam bulan purnama, jika matahari tenggelam maka rembulan
akan muncul. Ibnu Zaid mengatakan: “Bulan mengikutinya pada pertengahan
pertama setiap bulan. Kemudian matahari mengikutinya, di mana bulan men-dahuluinya pada pertengahan terakhir setiap bulan.”
• * £
Dan firman-Nya, 4 'M j^'3 4 “Dan siang apabila menampakkan-
nya. ” Mujahid mengatakan: “Bersinar.” Sedangkan Qatadah mengatakan:
“4 i— lit y— 4 Dan siang apabila menampakkannya, ’ jika diliputi oleh
siang.” Ibnu Jarir mengatakan: “Sebagian penduduk Arab menafsirkan hal
tersebut dengan pengertian: ‘Jika siang menyelimuti gelap,’ karena dalalah
pembicaraan mengarah ke sana. Dapat saya katakan, jika orang yang mengata-
kan itu menafsirkan 4 lil 4 "Dan siang apabila menampakkannya, ”
dengan pengertian bentangan, maka akan lebih baik dan akan benar pula pe-
nafsirannya terhadap firman Allah Ta’ala, 4 1—»'— 'M J—P'3 4 “Dan malamapabila menutupinya,” niscaya akan lebih baik dan kuat. Walloahu a’lam. Oleh
karena itu, mengenai firman-Nya, 4 '
—
'M j'—
4
“Dan siang apabila
menampakkannya, ” Mujahid mengatakan: “Yang demikian itu sama seperti
firman Allah Ta’ala, 4 <J^ 'M j'—«-"3 4 Dan siang apabila terang benderang.’
(QS. Al-Lail: 2).”''
Sedangkan Ibnu Jarir lebih memilih untuk mengembalikan dhamir
(kata ganti) dalam semuanya itu pada matahari, karena arus penyebutannya.
Dan mengenai firman Allah Ta’ala, 4 -- •? 'M J—i"3 4 “Dan malam apabila
menutupinya,”mereka mengatakan: “Yakni jika malam menutupi matahari,
yaitu saat matahari terbenam sehingga seluruh ufuk menjadi gelap.”
Firman Allah Ta’ala, 4 '—*3 4 “Dan langit serta pembinaan-
nya, ” kata maa di dalam ayat ini mencakup kemungkinan sebagai mashdar
dengan pengertian, “Dan langit dan pembangunannya.” Yang demikian itu
merupakan pendapat Qatadah. Dan mungkin juga kata maa tersebut berarti
man (siapa), dengan pengertian, “Langit dan yang membangunnya”. Danyang terakhir ini merupakan pendapat Mujahid. Kedua pengertian tersebut
saling berhubungan. Dan kata al-binaa ’ berarti peninggian. Demikian pula
firman Allah Ta’ala, 4 ^3 <>j^'3 4 “Dan bumi sertapenghamparannya, ”
Mujahid, Qatadah, adh-Dhahhak, as-Suddi, ats-Tsauri, Abu Shalih, dan Ibnu
480 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
91. ASY SYAMS
Zaid mengatakan: “l—
^
berarti menghamparkannya.” Dan itulah yangpaling populer. Pengertian itu pula yang diberikan oleh mayoritas ahli tafsir
dan yang dikenal oleh para ahli bahasa.
Firman Allah Ta’ ala, 4 £ “Dan jiwa sertapenyempurnaan-
nya, " yakni penciptaannya yang sempurna lagi tegak pada fitrah yang lurus.
Sedangkan firman-Nya, 4 'y».j 1—K>J** 4 “Maka Allah mengilhamkankepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan, ” yakni Dia mengarahkankepada kekejian dan ketakwaan. Artinya, Dia menjelaskan kepadanya seraya
menunjukkan kepada apa yang ditakdirkan untuknya. Mengenai firman-Nya,
4 i
—
*\'y»j i— 4 “Maka Allah mengilhamkan kepadajiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaan, ” Ibnu 'Abbas mengatakan: “Dia menjelaskan yangbaik dan yang buruk kepadanya.” Demikian pula yang disampaikan oleh
Mujahid, Qatadah, adh-Dhahhak, dan ats-Tsauri. Ibnu Jarir menceritakan
dari Abui Aswad ad-Daili, dia berkata, ‘Imran bin al-Hushain pernah berkata
kepadaku, “Tahukah engkau apa yang dikerjakan dan diupayakan oleh ummatmanusia di sana maka akan diberikan keputusan kepada mereka dan diberlaku-
kan pula ketetapan bagi mereka, baik ketetapan yang telah berlalu maupunyang akan mereka terima dari apa yang dibawa oleh Nabi mereka, Muhammad
dan ditegaskan pula hujjah bagi mereka?” Aku katakan: “Tetapi ada sesuatu
yang telah ditetapkan bagi mereka.” Dia bertanya, “Apakah yang demikianitu berupa kezhaliman?” -Dia berkata, maka aku benar-benar terkejut men-dengarnya. Dia berkata, lalu kukatakan kepadanya, “Tidak ada sesuatu punmelainkan Dia yang menciptakan dan menguasainya, dia tidak akan dimintai
tanggung jawab atas apa yang Dia kerjakan tetapi mereka yang akan dimintai
tanggung jawab.” Dia berkata, “Mudah-mudahan Allah meluruskanmu, se-
sungguhnya aku bertanya kepadamu hanya untuk menguji akalmu bahwasanyaada seseorang dari Muzinah atau Juhainah datang kepada Rasulullah seraya
bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurut pendapatmu tentang apayang dikerjakan dan diusahakan ummat manusia di sana, adakah sesuatu yangditetapkan atas mereka dan berlaku bagi mereka ketetapan yang telah lebih
dulu ada ataukah sesuatu yang mereka terima dari apa yang dibawa oleh Nabimereka^ serta ditegaskan hujjah atas mereka?” Beliau menjawab, “Tetapi
sesuatu telah ditetapkan atas mereka.” Orang itu bertanya, “Lalu untuk apa
kami beramal?” Beliau menjawab, “Barangsiapa diciptakan oleh Allah untuksalah satu dari kedua kedudukan yang disediakan untuknya. Dan yang mem-benarkan hal tersebut terdapat di dalam Kitabullah Ta’ala:
4 liiyZj UljL Lj 4 "Dan jiwa serta penyempurnaannya, makaAllah mengilhamkan kepadajiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. "Diriwayat-
kan oleh Ahmad dan Muslim.
Firman Allah Ta’ala, 4 f s-’li- f 4 “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya. "Ada kemungkinan hal itu berarti beruntunglah orang
yang menyucikan dirinya, yakni dengan mentaati Allah, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Qatadah, dan membersihkannya dari akhlak tercela dan
berbagai hal yang hina. Hal senada juga diriwayatkan dari Mujahid, ‘Ikrimah,
dan Sa’id bin Jubair. Dan seperti firman-Nya, 4 - J? y a* 4“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
dan dia ingat Nama Rabb-nya, lalu dia shalat.”(QS. Al-A’laa: 14-15).
4 J» ^ “Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori-
nya. "Yakni mengotorinya, yaitu membawa dan meletakkannya pada posisi
menghinakan dan menjauhkan dari petunjuk sehingga dia berbuat maksiat
dan meninggalkan ketaatan kepada Allah dan mungkin juga mempunyaipengertian; beruntunglah orang yang disucikan jiwanya oleh Allah dan merugi-
lah orang-orang yang jiwanya dibuat kotor oleh-Nya. Sebagaimana yang di-
sampaikan oleh al-‘Aufi dan ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas. ImamAhmad meriwayatkan dari Zaid bin Arqam, dia berkata: “Rasulullah jfjjf telah
bersabda:
.j#> jSJ'ij .J-Sio jWi y ^ iiii'/ / / / *
. liSjij 0j cJf .lilS"} ji '£ cJi oT^ m '' 9 M ' 9 m
S *S * m 'Z *
jaj *J c-ii j* 'dXt yj—&\ ^—jl
‘Ya Allah, sesimgguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan ke-
malasan, juga ketuaan, pengecut, kikir dan adzab kubur. Ya Allah, berikanlah
ketakwaan pada jiwaku dan sucikanlah, sesungguhnya Engkau sebaik-baik
Rabb yang menyucikannya, Engkau Pelindung sekaligus Penguasanya. YaAllah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak pernah
khusyu’ dan dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, juga ilmu yang tidak
bermanfaat serta do’a yang tidak dikabulkan.’”
Zaid berkata: “Rasulullah 3§§ pernah mengajarkan do’a itu kepada kami
dan kami pun mempelajarinya.” Diriwayatkan oleh Muslim.
i''Z> >. yj' . 'Z '< * t'. J-ts » <"
482 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
91. ASY SYAMS
(Kaum) Tsamud telah mendustakan (Rasulnya) karena mereka melampauibatas, (QS. 91:11) ketika bangkit orang yangpaling celaka di antara mereka,
(QS. 91:12) lalu RasulAllah (Shalih) berkata kepada mereka: "(Biarkanlah)
unta betina Allah dan minumannya." (QS. 91:13) Lalu mereka mendusta-
kannya dan menyembelih unta itu, maka Rabb mereka membinasakanmereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka(dengan tanah), (QS. 91:14) dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-
Nya itu. (QS. 91:15)
Allah Ta’ala mengabarkan tentang kisah kaum Tsamud, di mana mereka
mendustakan Rasul-Rasul mereka yang disebabkan karena adanya kesewenang-
wenangan dan melampaui batas dalam diri mereka. Oleh karena itu, Allah
menimpakan kedustaan dalam diri mereka terhadap petunjuk dan keyakinan
yang dibawa oleh Rasul mereka ij 4“Ketika bangkit orang
yangpaling celaka di antara mereka, ” yakni kabilah yang paling celaka, yaitu
Qadar bin Salif yang telah membunuh unta, yang tidak lain dia adalah UhaimarTsamud. Dialahyang pernah difirmankan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
4 S2** tA'— 4 "Kemudian mereka memanggil kawan mereka,
lalu dia pun datang (alu menyembelihnya, ”dan ayat seterusnya. (QS. Al-Qamar:
29). Orang ini sangat mulia dan dihormati oleh kaumnya sekaligus sebagai
pemimpin yang ditaati. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmaddari ‘Abdullah bin Zam’ah, dia berkata: “Rasulullah |jj§ pernah berkhutbah,
lalu beliau menyinggung masalah unta (unta Shalih) dan menyebutkan orang
yang menyembelihnya, di mana beliau bersabda:
(( •***) (j—l' J** tj gh* J*rj $ ))" * * * ^ ^ ' / / /
‘Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. Bangkitlah se-
seorang yang besar, yang paling disegani di tengah-tengah kaumnya, seperti
Abu Zam’ah.’”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam kitab at-Tafsiir dan juga Muslimdi dalam kitab Shifatun Naar. Juga at-Tirmidzi dan an-Nasa-i dalam kitab at-
Tafsiir pada kitab Sunan keduanya.
Firman Allah Ta’ala, 4 Jj—-'j ^4 J'—«» 4 “Lalu Rasul Allah berkata
kepada mereka, "yakni Nabi Shalih 4 221—j 4“Unta betina Allah.
”
Maksudnya, jauhkan diri kalian dari unta Allah dan janganlah kalian meng-gangunya, 4 4 “Dan minumannya. ” Maksudnya, janganlah kalian ber-
lebihan dalam meminumnya, karena ia mempunyai jatah minum satu hari
dan kalian pun mempunyai jatah minum satu hari tertentu. Allah Ta’ala ber-
firman, 4 4 “Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta
itu, ” yakni mereka mendustakan apa yang dibawa oleh Rasul kepada mereka,
sehingga sikap mereka itu dibalas dengan hukuman berupa penyembelihan
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 483
91. ASY SYAMS
unta betina yang dikeluarkan oleh Allah dari bebatuan sebagai tanda kekuasaan
bagi mereka sekaligus sebagai hujjah atas mereka. 4 J4A (4/j fAoi ^ "Maka
Rabb mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, ” yakni kemurkaanAllah atas mereka dan menimpakan kebinasaan atas mereka. 4 ^ “Lalu
Allah menyamaratakan mereka (dengan tanah), "yakni Dia menjadikan hukumanitu turun kepada mereka secara merata. Qatadah mengatakan: “Kami pernah
mendengar bahwa Uhaimar Tsamud tidak menyembelih unta betina itu
melainkan (pasti) diikuti oleh anak-anak dan orang-orang dewasa di antara
mereka, laki-laki maupun perempuan di antara mereka. Setelah kaumnyaikut menyembelihnya maka Allah menyamaratakan mereka dengan tanah
atas dosa yang telah mereka lakukan.”
Dan firman-Nya, 4 AUAG $ “Dan Allah tidak takut,*dan juga dibaca
dengan y^.24 'i!—A ^ “Terhadap akibat tindakan-Nya itu. ”Ibnu ‘Abbas
mengatakan: “Allah tidak takut terhadap tuntutan dari siapa pun juga.”
1
Dibaca dengan menggunakan wawu oleh Hamzah, Abu ‘Amr, Ibnu Katsir, ‘Ashim dan al-
Kisa-i.
2Dibaca dengan menggunakanfa oleh Nafi’ dan Ibnu ‘Amir.
484 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - LAIL
( Malam
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-92 : 21 ayat
£5IV'
“Dengan menyebutNama Allah Yang Mahapemurab lagi
Mabapenyayang. ”
m M diy.'h' *' hr. 't'*' c. hh
<j-Ws>j LjJ cv^l i>* Uli OJ o! (JU
0 $ ££t
liiitejgc; di ^£22 di £11 11?
1U ^Dewi malam apabila menutupi (cahaya siang), (QS. 92:1) dan siang apabila
terang benderang, (QS. 92:2) dan penciptaan laki-laki dan perempuan, (QS.
92:3) sesungguhnya usahamu memang berbeda-beda. (QS. 92:4) Adapunorang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa, (QS. 92:5)
dan membenarkan adanyapahala yang terbaik (Surga), (QS. 92:6) makaKami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (QS. 92:7) Dan
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 485
L
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, (QS. 92:8)
serta mendustakan pahala yang terbaik, (QS. 92:9) maka kelak Kami akan
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (QS. 92:10) Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS. 92:11)
Allah Ta’ala telah bersumpah, 4 ^ f “Demi malam apabila
menutupi (cahaya siang), "yakni jika menutupi makhluk dengan kegelapannya.
4 (_s—lSsJ til^ “Dan siang apabila terang benderang ” yakni dengan cahaya
dan sinarnya. 4 <^/'3 3^' '-*j £ “Dan penciptaan laki-laki dan perempuan. ”
Yang demikian itu sama seperti firman Allah Ta’ala: 4 cP-33 <_P i>*3 £
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan. ” (QS. Adz-Dzaariyaat:
49). Ketika sumpah itu dengan menggunakan hal-hal yang saling bertentangan,
maka yang disumpahkan pun juga saling bertentangan (berlawanan). Oleh
karena itu, Dia berfirman, 4 ^ £ “Sesungguhnya usahamu memangberbeda-beda. "Yakni, berbagai amal perbuatan hamba-hamba-Nya yang mereka
kerjakan saling bertentangan dan juga bertolak belakang, di mana ada yang
berbuat kebaikan dan juga ada yang berbuat keburukan.
Allah Ta’ala berfirman, 4 "Adapun orangyang mem-
berikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa. ” Yakni, mengeluarkan apa yang
diperintahkan untuk dikeluarkan dan bertakwa kepada Allah dalam segala
urusannya. 4 “Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik.
"
Yakni, diberi balasan atas semuanya itu. Demikian yang dikemukakan oleh
Qatadah. Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Yaitu dengan peninggalan.” Abu ‘Abdir-
rahman as-Sulami dan adh-Dhahhak mengatakan: “Yaitu dengan kalimat Laa
ilaaha illallaah (tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah).
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata, aku pernah
bertanya kepada Rasulullah j|| mengenai kata al-husnaa, maka beliau men-
jawab: “Al-husnaa berarti Surga.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4. <s'j—PU VfjlLi j» “Maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah. "Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Yakni
menuju kepada kebaikan.”
Sedangkan firman-Nya, 4. <_WP ^'3 ^ “Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup.”‘tkrimah berkata dari Ibnu ‘Abbas:
“Yakni, kikir terhadap hartanya dan tidak membutuhkan Rabb-nya Di-
riwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. 4 P-^3 ^ “Serta mendustakan pahala
yang terbaik. ” Yakni, mendustakan pahala di alam akhirat kelak.
^ “Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang
sukar. "Yakni jalan keburukan, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala:
i 'opU; j ppj p Jjf ^ i p iP Up > “Dan (begitu
pula) Kami memalingkan hati daripenglihatan mereka seperti mereka belum
pernah beriman kepadanya (al-Qur-an)padapermulaannya, dan Kami biarkan
mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangatjauh. ” (QS. Al-An’aam: 110).
486 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
92. AL LAIL
Ayat-ayat al-Qur-an yang membahas tentang pengertian ini cukup
banyak yang menunjukkan bahwa Allah iSts akan memberi balasan kepada
orang yang menuju kepada kebaikan berupa taufiq untuk mengarah kepada-
nya. Dan barangsiapa menuju kepada keburukan, akan diberi balasan berupa
kehinaan. Semuanya itu sesuai dengan takdir yang ditetapkan.
Dan hadits-hadits yang menunjukkan pengertian itu juga cukup banyak.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib «$3 , dia berkata:
“Kami pernah bersama Rasulullah j§§ di kuburan Baqi’ al-Gharqad untukmengantar jenazah, beliau bersabda:
(( U* OJlftiLoj J-a OJj&A JUJj j£-l l£lo la))
^ ^ x ^ ^ ^ ^ ^ ^
‘Tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan telah ditetapkan tempat
duduknya di Surga dan tempat duduknya di Neraka.’
Pada Sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, mengapa kita tidak pasrah
saja?’
Beliau pun menjawab: ‘Beramallah kalian, karena masing-masing akan
diberikan kemudahan menuju kepada apa yang diciptakan untuknya.’ Setelah
itu, beliau membaca ayat:
4 -*)j Jt- isfAi i'jLSsLi .jLUii, .j£\j JhA !'Adapun orang
yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkanadanyapahala yang terbaik (Surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya
jalan yang mudah -sampai firman-Nya- baginya (jalan) yang sukar.
Ibnu Jarir mengatakan: “Dan disebutkan bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq '•
J5*"'‘u' ^ ‘Adapun orang yang memberi-
kan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala
yang terbaik (Surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yangmudah.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 isff '*1 'C.j 4 “Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.” Mujahid mengatakan: “Yakni jika
dia mati.” Abu Shalih dan Malik berkata dari Zaid bin Aslam: “Yakni, jika
telah binasa di dalam Neraka.”
£^ / / i/ 'f \ ss 'V // s s 4 S ss i .
m dyj Lfjl' 00 jpi\ 'i no
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 487
92. AL LAIL
- '> 'Titi /y*'*''J^fUj Rp t3_>i <*£j^ Q3 1 L^Jc>w^j
^»/// <^3^? ''*£•* »/ S'' •' 'i «'k >'
‘-^J Q3 di^' j^J ^rJ 03 &Jr
TH 'Z> j
Sesungguhnya kewajiban Kami-lah memberi petunjuk
,
(QS. 92:12) dan
sesungguhnya kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. (QS. 92:13) Maka
,
Kami memperingatkanmu dengan Neraka yang menyala-nyala. (QS. 92:14)
Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka
,
(QS.
92:15) mendustakan (kebenaran) dan (berpaling) dari iman. (QS. 92:16)
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari Neraka itu, (QS.
92:17) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan-
nya, (QS. 92:18) padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat
kepadanya yang harus dibalasnya, (QS. 92:19) tetapi (dia memberikan itu
semata-mata) karena mencari karidhaan Rabb-nya Yang Mahatinggi. (QS.
92:20) Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (QS. 92:21)
4 JU ££ oi ",Sesungguhnya kewajiban Kami-lah memberi petunjuk, ”
mengenai ayat ini Qatadah mengatakan: “Yakni, kami jelaskan yang halal dan
yang haram. Sedang yang lainnya mengungkapkan: “Barangsiapa menempuhjalan petunjuk, niscaya dia akan sampai kepada Allah.” Dan menjadikannya
seperti firman Allah Ta’ala: 4 ^ “Dan hak bagi Allah (menerang-
kan) jalan yang lurus. ” (QS. An-Nahl: 9). Demikian yang diriwayatkan oleh
Ibnu Jarir.
Dan firman Allah Ta’ala, ^ 'j='j— I—li otj ^ “Dan sesungguhnya
kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. ” Maksudnya, segala sesuatu adalah
milik Kami dan Kami yang mengendalikannya. Dan firman-Nya:
4 ^s—hk ij '—s ‘fsjjjli “Maka, Kami memperingatkanmu dengan Neraka yang
menyala-nyala. ” Mujahid mengatakan: “Yakni berkobar-kobar.” Imam Ahmadmeriwayatkan, Muhammad bin Ja’far memberitahu kami, Syu’bah memberi-
tahuku, Abu Ishaq memberitahuku, aku pernah mendengar an-Nu’man bin
Basyir berkutbah seraya berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah
bersabda:
Jw J £i>j Jj^3uYop jl*)l fi\ djA\ 01 ))
* * / / / * / ^ 'S '
> ./ ,/ / 8
‘Sesungguhnya penghuni Neraka yang paling ringan siksaannya adalah orang
488 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
92. AL LAIL
yang pada kedua telapak kakinya diletakkan dua bara api yang keduanya mem-buat otaknya mendidih.’” (HR. Al-Bukhari).
Firman Allah Ta’ala, 4 ^ Yl TisCau' 'i 4 “Tidak ada yang masuk ke
dalamnya kecuali orangyang paling celaka. "Yakni tidak ada yang memasukinya
dengan dikepung api dari semua penjuru melainkan orang yang paling celaka.
Kemudian Allah menafsirkan hal tersebut seraya berfirman, 4. vaS" 4
“Yang mendustakan, ” yakni dengan hatinya. 4 Syj ¥ “Dan berpaling. "Yakni
dari amal dengan seluruh anggota tubuhnya dan rukun-rukunnya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah
H§ bersabda:
(( J* fjdsif ji'
))
‘Setiap ummatku akan masuk Surga pada hari Kiamat kelak, kecuali orang
yang enggan.’
Para Sahabat bertanya:
J 'd ij—iV °j*j
‘Siapakah orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?’
Beliau menjawab:y XX O X X
(( -J) j* ))
‘Barangsiapa mentaatiku maka dia akan masuk Surga dan barangsiapa bermaksiat
kepadaku berarti dia telah enggan.’” (HR. Al-Bukhari).
Firman Allah Ta’ala, 4 <_s^' 4 “Dan kelak akan dijauhkan orang
yangpaling takwa dari Neraka itu. "Maksudnya, akan dijauhkan dari api Neraka
orang yang benar-benar bertakwa dan orang yang paling menjaga diri. Selanjut-
nya, Dia menafsirkannya melalui firman-Nya, 4 jfjZ ^ ^“Yang
menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya. "Yakni mem-belanjakan hartanya dalam ketaatan kepada Rabb-nya untuk mensucikan
diri, harta, dan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadanya berupa agama
dan dunia. 4 <sy*£ cj" 4 “Padahal tidak ada seseorangpun mem-
berikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. ” Maksudnya, dia tidak
mengeluarkan hartanya itu untuk balasan bagi orang yang telah berbuat (baik)
kepadanya. Dia berikan harta itu kepadanya sebagai imbalan atasnya. Tetapi
dia berikan harta itu, 4 \ ^ “Karena mencari keridhaan Rabb-
nya Yang Mahatinggi. "Yakni, karena keinginan keras untuk bisa melihat-Nya
di akhirat kelak, di taman-taman Surga.
Allah Ta’ala berfirman, 4 4 “Dan kelak dia benar-benar
mendapat kepuasan. ” Maksudnya, pasti Dia akan meridhai orang yang men-
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 489
L
sifati diri dengan sifat-sifat tersebut. Lebih dari satu orang mufassir yang me-
nyebutkan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar
bahkan ada sebagian mereka yang mengisahkan ijma’ dari para ahli tafsir
mengenai hal tersebut. Dan tidak diragukan lagi bahwa beliau pasti akan masuk
ke dalam ayat tersebut sekaligus sebagai ummat terbaik dari ummat secara
keseluruhan karena lafazhnya adalah lafazh umum. Dan di dalam kitab ash-
Shahihain disebutkan bahwa Rasulullah ji§ bersabda:
((fj& iil & u: :7&Ji h'j* iit JLi J Jjrjj 'jtf ))
^ ^ XXX **
“Barangsiapa memberi nafkah dua orang isteri di jalan Allah, maka Malaikat
penjaga Surga akan memanggilnya, ‘Wahai hamba Allah, yang demikian itu
sangatlah baik.”
Kemudian Abu Bakar bertanya: “Wahai Rasulullah, siapa yang dipanggil
darinya dalam keadaan darurat, apakah akan dipanggil seseorang darinya secara
keseluruhan?” Beliau menjawab: “Ya, dan aku berharap engkau termasuk salah
seorang di antara mereka.” 1
1Muttafaq ‘alaih.
490 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
ADH - DHUHAA(Waktu Matahari Sepenggalahan Naik
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-93 : 1 1 ayat
“Dengan menyebutNama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang. ”
''y' 'c*' ' ' y. . i y'
^ ^Ssfes>r$S
y$>z> T''' 'i*','» y$' 5^$^? ^Q[0 OJ»t3c£Ajj Jl+juj Ulj
De/n* waktu matahari sepenggalahan naik, (QS. 93:1) dan demi malamapabila telah sunyi, (QS. 93:2) Rabb-mu tidak meninggalkanmu dan tiada
(pula) benci kepadamu, (QS. 93:3) dan sesungguhnya akhir itu lebih baik
bagimu dari permulaan. (QS. 93:4) Dan kelak pasti Rabb-mu memberikan
Tafsir ibnu Katsir Juz 30 491
93. ADH DHUHAA
karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (QS. 93:5) Bukan-
kah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. (QS.
93:6) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia mem-berikan petunjuk. (QS. 93:7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang
kekurangan , lalu Dia memberikan kecukupan. (QS. 93:8) Adapun terhadap
anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. (QS. 93:9)
Dan terhadap orang yang minta-minta makajanganlah kamu menghardik-
nya. (QS. 93:10) Dan terhadap nikmat Rabb-mu maka hendaklah kamumenyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS. 93:11)
Imam Ahmad meriwayatkan, Abu Nu’aim Sufyan memberitahu kami
dari al-Aswad bin Qais, dia berkata, aku pernah mendengar Jundub berkata:
“Nabi 3|| pernah bersedih hati sehingga beliau tidak bangun satu atau dua
malam. Kemudian datang seorang perempuan berkata, ‘Wahai Muhammad,aku tidak melihat syaitanmu melainkan dia telah meninggalkanmu.’ Kemudian
Allah iSsl menurunkan ayat: 4 J* C. ,J*L. ii| Jl5ij 4 ‘Demi
waktu Dhuha (matahari sepenggalahan naik). Dan demi 'malam apabila telah
sunyi. Rabb-mu tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) benci kepadamu. ” Di-
riwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.
Yang demikian itu merupakan sumpah Allah Ta’ala dengan waktu
Dhuha dan juga cahaya yang dipancarkan pada waktu itu. 4 ’M J—“Dan demi malam apabila telah sunyi "Yakni telah menjadi tenang, lalu digelap-
kan. Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid, Qatadah, adh-Dhahhak,
Ibnu Zaid, dan lain-lain. Dan hal itu yang menjadi dalil nyata yang menunjuk-
kan kekuasaan sang Khaliq.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 4 “Rabb-mu tidak meninggal-
kanmu, ” yakni tidak membiarkanmu. 4 is—
’f“Dan tidak (pula) benci
kepadamu.” Yakni membencimu. 4 Kr^'j ^ ‘Dan sesungguhnya
akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. "Maksudnya, alam akhirat itu lebih
baik bagimu daripada alam dunia ini. Oleh karena itu, Rasulullah ^f| sebagai
orang yang paling zuhud di dunia ini sekaligus paling bijaksana menyikapinya,
dan itu sudah sangat dikenal di dalam sirah beliau. Dan ketika diajukan pilihan
kepada beliau |§§ di akhir hayatnya, antara tetap hidup di dunia sampai ber-
akhir dan kemudian mendapatkan Surga dengan menghadap Allah iSt>, makabeliau memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang hina ini. ImamAhmad meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: “Rasulullah s|§
pernah berbaring di atas tikar sehingga menimbulkan bekas pada lambungnya.
Pada saat beliau bangun, aku mengusap lambung beliau dan kukatakan, ‘Wahai
Rasulullah, berikanlah perkenan kepada kami sehingga kami bentangkan se-
suatu di atas tikar tersebut untukmu.’ Maka Rasulullah -i§ bersabda:
(( .tfjj £ij p jfc s-n/ S’jJl jij^ Uji OiUj))
492 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
93. ADH DHUHAA
‘Aku tidak mempunyai kepentingan terhadap dunia ini. Perumpamaankudengan dunia ini tidak lain hanyalah seperti orang yang sedang berkendaraan
yang berteduh di bawah sebatang pohon, kemudian pergi dan meninggalkan-
nya.’” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi mengata-
kan: “Hasan shahih.”
Firman Allah Ta’ala, 4 —iA U*', UJAj Uj—U', h-“Dan kelak pasti
Rabb-mu memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.”
Yakni, di alam akhirat kelak, Dia akan memberikan karunia kepada beliau
sehingga Dia meridhainya untuk memberi syafa’at kepada ummatnya dan
menerima apa yang telah disediakan untuk beliau berupa kemuliaan. ImamAbu ‘Amr al-Auza’i meriwayatkan dari ‘Ali bin ‘Abdillah bin ‘Abbas, dari
ayahnya, dia berkata: “Pernah diperlihatkan kepada Rasulullah j|§ sesuatu
yang telah dibukakan gudang penyimpanan barang berharga untuk ummatnyasepeninggal beliau. Maka Rasulullah- sangat gembira dengan hal tersebut
sehingga Allah menurunkan ayat, 4 U^UJ “Dan kelak pasti
Rabb-mu memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.”
Maka Allah pun memberi beliau di Surga satu juta istana. Di setiap istana ter-
dapat isteri-isteri dan juga pelayan. Demikian yang diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari jalannya. Dan ini adalah sanad yang shahih
kepada Ibnu ‘Abbas. Dan perumpamaan ini tidak diungkapkan melainkan
sebagai penghentian. As-Suddi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, di antara
bentuk kepuasan Muhammad |!§ adalah tidak adanya seorang pun dari keluarga-
nya yang masuk Neraka. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim.
Al-Hasan mengungkapkan: “Yang dimaksudkan dengan hal itu adalah syafa’at.”
Demikianlah yang dikemukakan oleh Abu Ja’far al-Baqir.
Kemudian sambil menghitung nikmat-nikmat-Nya yang diberikan
kepada hamba sekaligus Rasul-Nya, Muhammad j|§, Allah Ta’ala berfirman,
4.
SlusJ Jji 4 “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu
Dia melindungimu. ” Yang demikian itu karena ayahnya telah wafat ketika
beliau masih dalam kandungan ibunya. Ada juga yang menyebutkan, setelah
beliau lahir, ibunya -Aminah binti Wahb- pun wafat, ketika itu beliau masihberusia 6 tahun. Kemudian beliau berada di bawah pengasuhan kakeknya,
‘Abdul Muththalib sampai meninggal dunia, ketika itu beliau berusia 8 tahun.
Kemudian beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Kemudian, Abu Thalib
masih terus mendukung, meninggikan derajatnya dan menghormatinya serta
menghentikan segala bentuk gangguan dari kaumnya terhadap beliau, setelah
Allah mengangkat beliau menjadi seorang Rasul, di awal umur 40 tahun, se-
dangkan Abu Thalib masih tetap memeluk agama kaumnya, yaitu menyembahberhala. Semuanya itu terjadi atas takdir Allah dan pengaturan-Nya yang baik
sampai akhirnya Abu Thalib meninggal dunia sesaat sebelum beliau hijrah.
Kemudian orang-orang bodoh dari kaum Quraisy pun semakin berani,
sehingga Allah memilihkan hijrah untuk beliau dari tengah-tengah mereka
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 493
93. ADH DHUHAA
ke negeri Anshar, dari suku Aus dan Khazraj (Madinah). Sebagaimana Allah
telah memberlakukan Sunnah-Nya dengan penuh kesempurnaan dan ke-
lengkapan, maka setelah beliau sampai kepada mereka, mereka pun memberikan
perlindungan dan pertolongan serta pengawalan. Dan mereka pun ikut ber-
perang bersama beliau, mudah-mudahan Allah memberikan keridhaan kepada
mereka semua. Semuanya itu merupakan bentuk penjagaan, perlindungan,
dan pertolongan Allah kepada beliau.
^ S -
Dan firman Allah Ta’ala, 4 ^ “Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. "Yang demikian
itu sama seperti firman-Nya:
^4? l'J tdZ- Yj L>&3\ c; g;>£ zJ? £
\5J.\ \^/j d&l iUirj }
“Dan demikianlahKami wahyukan kepadamu wahyu (al-Qur-an) dengan perintah
Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (al-Qur-an) dan
tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur-an itu
cahaya, yangKami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami.” (QS. Asy-Syuura: 52).
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
ayat itu adalah Nabi |j§ pernah tersesat di jalanan gunung yang terletak di
Makkah, ketika itu beliau masih kecil, dan kemudian beliau bisa pulang kembali.
Dan pada saat itu beliau tengah bersama pamannya menuju ke Syam. Beliau
naik unta pada malam hari, lalu iblis datang dan menyelewengkan beliau dari
jalan yang sebenarnya. Selanjutnya Jibril datang, lalu menyembur dengan
sekali tiupan kepada iblis sehingga dia pergi darinya menuju ke Habasyah dan
kemudian mengarahkan binatang kendaraan itu ke suatu jalan. Demikian yang
dikisahkan oleh al-Baghawi.
_
a <*
Dan firman Allah Ta’ala, t f “Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. ” Artinya,
engkau sebagai seorang miskin yang banyak kekurangan, lalu Allah memberi-
mu kecukupan dari selain-Nya. Dengan demikian. Dia menggabungkan untuk
beliau dua kedudukan, sebagai seorang miskin yang senantiasa bersabar dan
seorang kaya yang selalu bersyukur —-j iil Dalam kitab ash-
Shahihain disebutkan melalui jalan ‘Abdurrazzaq dari Ma’mar dari Hammambin Munabbih, dia mengatakan: “Inilah diberitahukan kepada kami oleh AbuHurairah. Dia berkata: “Rasulullah j|§ bersabda:
(( • (J* J* ))/ s ' s' S s' s'
‘Tidaklah dikatakan kaya orang yang memiliki banyak harta, tetapi orang
kaya adalah yang kaya jiwanya.’”
494 Katsir Juz 30
93. ADH DHUHAA
Dan di dalam kitab Shahih Muslim dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia ber-
kata: “Rasulullah bersabda:
(( . o\sT Uu 4iii a*£j iflUT 3jjj j* yit Jii))
‘Berbahagialah orang yang memeluk Islam dan diberi rizki yang cukup dandijadikan puas oleh Allah atas apa yang telah Dia berikan kepadanya.’”
Kemudian Allah Ta’ala berfirman, 4 ^^ $ “Adapun terhadap
anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. ” Yakni, sebagai-
mana engkau dulu sebagai seorang anak yatim, lalu Allah memberikan per-
lindungan kepadamu. Oleh karena itu, janganlah engkau menghardik anak
yatim. Artinya janganlah engkau menghinakan, berbuat kasar terhadapnya
serta janganlah menghalanginya, tetapi hendaklah bersikap baik dan berlemah
lembut terhadapnya. Qatadah mengatakan: “Jadilah engkau bagi anak yatimseperti seorang anak yang penuh kasih sayang.”
4 W JsllJt &\j ^ "Dan terhadap orangyang minta-minta, makajangan-lah kamu menghardiknya. ” Maksudnya, sebagaimana dulu engkau pernah ter-
sesat, lalu Allah memberi petunjuk, maka janganlah kamu menghardik orang
yang meminta ilmu dan bimbingan. Selain itu, Qatadah juga mengemukakan:“Yakni, menolak orang miskin dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.”
x ^ "Dan terhadap nikmat Rabb-mu maka hendaklah
kamu menyebut-nyebuinya (dengan bersyukur). ” Maksudnya, sebagaimana dulu
engkau seorang yang miskin lagi kekurangan, lalu Allah membuatmu kaya,
maka sebut-sebutlah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepadamu. Dandi dalam kitab ash-Shahihain
, dari Anas bahwa kaum Muhajirin pernah ber-
kata: “Wahai Rasulullah, kaum Anshar telah membawa pergi semua pahala.”
Maka beliau menjawab, “Tidak, selama kalian mendo’akan kebaikan untukmereka dan pujian yang kalian berikan kepada mereka.”
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 495
ALAM NASYRAH(Bukankah Kami telah Melapangkan )
Surat Makkiyyah
Surat ke-94 : 8 ayat
“Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang.”
</»asn £&J ££
5
j) & ^ ^
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? (QS. 94:1) dan Kamitelah menghilangkan daripadamu bebanmu
,
(QS. 94:2) yang memberatkan
punggungmu? (QS. 94:3) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
(QS. 94:4) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(QS. 94:5) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:6)
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (QS. 94:7) dan hanya kepada Rabb-
mulah hendaknya kamu berharap." (QS. 94:8)
94. ALAM NASYRAH
Allah Ta’ala berfirman, 4 di! —lii jjf ^ “Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu?"Maksudnya, Kami telah menerangi dadamu,yaitu dengan cahaya Kami. Dan Kami jadikan dadamu lapang, lebar, dan luas.
Yang demikian itu seperti firman-Nya, 4. ®jju» ^“Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberi petunjuk kepadanya, makaDia akan melapangkan dadanya untuk Islam.
"
(QS. Al-An’aam: 125). Dansebagaimana Allah telah melapangkan dada beliau, maka Dia pun menjadikan
syari’at-Nya demikian lapang dan luas, penuh toleransi dan kemudahan, tidak
mengandung kesulitan, beban, dan kesempitan.
Firman Allah Ta’ala, 4 &2»33 ^ “Dan Kami telah menghilang-
kan daripadamu bebanmu, ” mempunyai pemgertian.
4 tij diyi y (jas \
—
i Jii di! yJJ $ “Supaya Allah memberi ampunan kepada-
mu akan dosa yang telah engkau perbuat dulu dan yang akan datang. ” (QS. Al-
Fat-h: 2).
4 yji!l 4 “Yang memberatkan punggungmu?” Kata i'—a;Y di
sini berarti suara. Dan lebih dari satu ulama Salaf yang mengenai firman-Nya,
4 'j**'' i/i!' £ “Yang memberatkan punggungmu, ” mengatakan: “Yakniyang bebannya telah memberatkanmu.”
Firman Allah M, 4 i ih 1^33 ^ ‘Dan Kami tinggikan bagjmu sebutan
(namajmu. ” Mujahid mengatakan, “Aku tidak disebut melainkan disebutkan
bersamaku kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Qatadahmengatakan, “Allah meninggikan sebutan beliau di dunia dan di akhirat. Tidakada khathib, orang yang mengucapkan syahadat dan juga orang yang mengerja-
kan shalat melainkan menyebutkan kesaksian:
” .i>t b\j ii» V] ti\ 'i bi”
“Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain
Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.”
Dan saya sebutkan sejumlah bait sya’ir Hassan bin Tsabit.
\ A" * ° \ ' o J o ^ 'i'
.
»|/ » . f
JJ* o* 4>J' U* ***
& * * * / ^ /
0ip\ j J6 ii j\ l^\p ifyi p,J
idlAj$ JpJ*5\ Jdi <Ut—-Ml! ijA <J JjJdJ
Dipancarkan pada penutup kenabian,
dari Allah berupa cahaya yang kemilau lagi disaksikan
Ilah telah menggabungkan nama Nabi pada Nama-Nya,Di mana pada kumandang kelima mu-adzdzin menyebutkan syahadat
i*
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 497
94. ALAM NASYRAH tm
Dan diambil nama dari Nama-Nya untuk mengagungkannya.
Demikianlah Pemilik Arsy sangat terpuji, dan inilah Muhammad.
Firman Allah Ta’ala, 4. £• <->i- fJ-4 od 4 “Karena sesung-
guhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan. "Allah Ta’ala memberitahukan bahwa bersama kesulitan
itu terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita tersebut. Ibnu
Jarir meriwayatkan dari al-Hasan, dia berkata; “Nabi 5|t pernah keluar rumah
pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam
keadaan tertawa seraya bersabda:
& «<’
^ , os a f i* o t s i» o|
Ijij—*«4 s-W <y
((
y »
\j~j oi
‘Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, satu ke-
sulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, karena bersama
kesulitan itu pasti terdapat kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu
terdapat kemudahan.’”
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui
pada dua keadaan, di mana kalimatnya dalam bentuk mufrad (tunggal). Sedang-
kan kemudahan (al-yusr) dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) se-
hingga bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu, beliau bersabda, “Satu
kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.”
Ibnu Duraid berkata: “Abu Hatim as-Sijistani mengumandangkan
sya’ir untukku:
L» jtCaJl <0 L_J tfV— ^ *' 'M^ ^ ^ «*
Zj°Ja£sJl J—
3
Cwijlj u Qj\ ll O
*il ^ S/j'j—iall c3\ J Jj
iii La :bii» * iiii yj-J^ auJX O z' O X t ,X
J X
crjJ_oji jj ’yjj> cj&\ y>\ j s'j
Jika hati telah menguasai keputusasaan
Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang lapang.
Ia menginjak semua yang tidak disuka dan menjadi tenang,
Dan menancapkan kesulitan di beberapa tempat.
Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat jalan
Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan
94. ALAM NASYRAH sszszss
Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan.
Dan setiap kejadian itu jika berakhir,
Maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.
Penya’ir lainnya mengungkapkan:
}l L g:* 4)1 *L£j Ipji ^ vall aijL-J jJj^ y ^ y y i* ^
flJ 'i 'gffeT OlSTj C^-jd \^3' Sly- C^iCk£*»l di cJL^T
Tidak jarang musibah itu membuat sempit gerak pemuda,dan pada sisi Allah jalan keluar diperoleh.
Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika kepungannya mendominasi,Maka terbukalah jalan, yang sebelumnya dia menduga musibah itu
tiada akhir.
Firman Allah Ta’ala, 4 J\j L-ialu liU 4“Maka apabila
kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.”
Maksudnya, jika engkau telah selesai mengurus berbagai kepentingan dunia
dan semua kesibukannya serta telah memutus semua jaringannya, maka ber-
sungguh-sungguhlah untuk menjalankan ibadah serta melangkahlah kepadanya
dengan penuh semangat, dengan hati yang kosong lagi tulus, serta niat karena
Allah. Dari pengertian ini terdapat sabda Rasulullahm di dalam hadits yangdisepakati keshahihannya:
((.01— <U3lJb jAj *jj f
\ , «b o) J&v o))
“Tidak ada shalat di hadapan makanan dan tidak ada pula shalat dalam keadaan
menahan buang air kecil dan besar.”1
Dan dari Ibnu Mas’ud: “Jka engkau telah selesai mentmaikan berbagai
kewajiban, maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul Lail.
Dan di dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, 4 v*
j
1» J(j 4“Dan
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya
kamu berharap, "setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkaumasih dalam keadaan duduk. ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu‘Abbas, ia berkata: “Dan jika engkau telah selesai, maka bersungguh-sungguh-
lah, yakni dalam berdo’a.
Wallaahu a'lam.
1 Riwayat Muslim di dalam kitab al-Masaajid, Abu Dawud dan Imam Ahmad di dalam kitab
Musnadnya.
V.
AT - TIIN
( Buah Tin
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-95 : 8 ayat
Malik dan Syu’bah meriwayatkan dari ‘Adi bin Tsabit dari al-Barra’
bin ‘Azib: “Nabi dalam suatu perjalanannya pernah membaca surat at-tiin
waz zaitun dalam satu dari dua rakaat shalat yang beliau kerjakan. Dan aku
tidak pernah mendengar seorang pun suara atau bacaan yang lebih bagus dari
beliau.” Diriwayatkan oleh al-Jama’ah di dalam kitab mereka masing-masing.
“Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang. ”
500 Tafcir Ibnu Katsir Juz 30
95.ATTIIN
Demi (buah) tin dan (buah) zaitun, (QS. 95:1) dan demi bukit Sinai, (QS.
95:2) dan demi kota (Makkah) ini yang aman. (QS. 95:3) Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS.
95:4) Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(Neraka), (QS. 95:5) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih; maka bagi merekapahala yang tiada putus-putusnya. (QS. 95:6)
Maka apakah yang menyebabkanmu mendustakan (hari) pembalasansesudah (adanya keterangan-keterangan) itu
?
(QS. 95:7) Bukankah Allah
Hakim yang seadil-adilnya? (QS. 95:8)
Di sini, para ahli tafsir masih berbeda pendapat dengan pendapat yang
cukup banyak. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan at-tiin
di sini adalah masjid Damaskus. Ada juga yang berpendapat, ia merupakanbuah tin itu sendiri. Juga ada yang menyatakan bahwa ia adalah gunung yangterdapat di sana. Sedangkan al-Qurthubi mengatakan:
“At-tiin adalah masjid
Ash-habul Kahfi.” Dan diriwayatkan oleh al-‘Aufi dari Ibnu ‘Abbas bahwaat-tiin adalah masjid Nuh yang terdapat di bukit al-Judi. Mujahid mengatakan:
“Ia adalah at-tiin kalian ini.” 4 oj— £ “Dan demi zaitun, "Ka’ab al-Ahbar,
Qatadah, Ibnu Zaid, dan lain-lain mengatakan: “Yaitu masjid Baitul Maqdis.
Mujahid dan ‘Ikrimah mengatakan: “Yaitu buah zaitun yang kalian peras.”
4 —- jJ*j £ “Dan demi bukit Sinai. ” Ka’ab al-Ahbar dan lain-lain
mengatakah: “Yaitu bukit di mana Allah berbicara langsung dengan NabiMusa 4 hlii UiJ £ “Dan demi kota ini yang aman. "Yakni, kota
Makkah. Demikian yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Abbas, Mujahid, ‘Ikrimah,
al-Hasan, Ibrahim an-Nakha’i, dan tidak ada perbedaan pendapat mengenaimasalah tersebut.
Firman Allah Ta’ala, 4 f-y^jLi-i cs—* <j^V' '— -hJ 4 “Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. ” Daninilah yang menjadi obyek sumpah, yaitu bahwa Allah Ta’ala telah mencipta-
kan manusia dalam wujud dan bentuk yang sebaik-baiknya, dengan perawakanyang sempurna serta beranggotakan badan yang normal. 4 SJ p ^“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. ”Yakni
ke Neraka. Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid, Abui ‘Aliyah, al-
Hasan, Ibnu Zaid, dan lain-lain. Kemudian setelah penciptaan yang baik dan
menajubkan itu, mereka akan diseret ke Neraka jika mereka tidak taat kepada
Allah dan tidakmengikuti para^Rasul. Oleh karena itu, Dia berfirman:
4 —«J'—taJi tjLJe-j'j— j—
j
jJi ^ “Kecuali orang-orang yang beriman danmengerjakan amal shalih.
” Dan firman-Nya, 4 y~* ’jy j— ^4^ 4 "Maka bagi
mereka pahala yang tiada putus-putusnya. "Yakni, tiada putus-putusnya, seperti
yang telah disampaikan sebelumnya.
Lebih lanjut, Allah Ta’ala berfirman, 4 ^ 4 “Maka apakah yang
menyebabkanmu mendustakan,”hai anak Adam, 4 o—Al '— ^ “(Hari) pem-
Tafisir Ibnu Katsir Juz 30 501
J
balasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?” Yakni, pembalasan pada
hari kebangkitan, padahal kamu telah mengetahui penciptaan pertama dan
juga telah mengetahui bahwa Rabb yang mampu memulai, sudah pasti mampuuntuk mengembalikan lagi. Lalu apa yang membuatmu mendustakan hari
Kiamat padahal kamu sudah mengetahui semuanya itu? Ibnu Abi Hatim me-
riwayatkan dari Manshur, dia berkata: “Aku pernah katakan kepada Mujahid,
4 jAlij aL dX>j£J i 1i “Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan
(hari)pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?” Yang dimaksud-
kan adalah Nabi i§§. Mujahid mengatakan, “Nu 'uudzubillaah, yang dimaksud-
kan di sini adalah manusia.” Demikian itu pula yang dikemukakan oleh ‘Dkrimah
dan lain-lain.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 0^'—
^
“Bukankah Allah
Hakim yang seadil-adilnya?”yakni, bukankah Dia adalah Hakim yang paling
bijak, tidak berbuat sewenang-wenang dan tidak juga menzhalimi seorang pun.
Di antara bentuk keadilan-Nya adalah Dia akan mengadakan hari Kiamat,
lalu Dia akan menuntut keadilan untuk orang yang dizhalimi di dunia dari
orang yang menzhaliminya.
502 Tafcir Ibnu Katsir Juz 30
AL - ‘ALAQ
( Segumpal Darah
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-96 : 19 ayat
“Dengan menyebutNama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
4*JJ ^ fjp 'J\
qp (T) fJSn
Bacalah dengan (menyebut) Nama Rabb-mu yang menciptakan, (QS. 96:1)
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2) Bacalah
,
ditw Rabb-mulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3) Yang mengajar(manusia)
dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4) Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah, dia mengatakan: “Wahyuyang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah H§ adalah mimpi yang benar
melalui tidur. Di mana beliau tidak bermimpi melainkan datang sesuatu seperti
falaq Shubuh. Setelah itu, beliau menjadi lebih senang mengasingkan diri.
Kemudian beliau mendatangi gua Hira. Di sana beliau beribadah untuk be-
berapa malam dengan membawa perbekalan yang cukup. Setelah itu, beliau
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 503
96. AL ‘ALAQ
pulang kembali kepada Khadijah untuk mengambil bekal yang sama sampaiakhirnya datang kepada beliau wahyu secara tiba-tiba, yang ketika itu beliau
masih berada di gua Hira. Di gua itu beliau didatangi oleh Malaikat Jibril
seraya berkata, ‘Bacalah!’ Rasulullah 3|§ bersabda, “Maka kukatakan: ‘Akutidak dapat membaca.’” Lebih lanjut, beliau bersabda: “Lalu Jibril memegangkuseraya mendekapku sampai aku merasa kepayahan. Selanjutnya, Jibril melepas-
kanku dan berkata: ‘Bacalah.’ ‘Aku tidak dapat membaca,’ jawabaku. KemudianJibril mendekapku untuk kedua kalinya sampai aku benar-benar kepayahan.
Selanjutnya, dia melepaskanku lagi seraya berkata, ‘Bacalah.’ Aku tetap men-jawab: ‘Aku tidak dapat membaca.’ Lalu dia mendekapku untuk ketiga kalinya
sampai aku benar-benar kepayahan. Setelah itu, dia melepaskanku lagi seraya
berkata, 4 iLj p—Lb \'j\‘Bacalah dengan Nama Rabb-mu yang men-
ciptakan -sampai pada pada ayat- ^ p'—^ ^ Apa yang tidak diketahuinya.
Dia berkata: “Maka beliau pun pulang dengan sekujur tubuh dalam keadaan
menggigil hingga akhirnya masuk menemui Khadijah dan berkata: “Selimuti
aku, selimuti aku.” Mereka pun segera menyelimuti beliau sampai akhirnya
rasa takut beliau hilang. Selanjutnya, beliau bersabda, “Apa yang terjadi padaku?”
Lalu beliau menceritakan peristiwa yang dialaminya seraya bersabda, “Akukhawatir sesuatu akan menimpa diriku.” Maka Khadijah pun berkata kepada
beliau: “Tidak, bergembiralah. Demi Allah, Allah tidak akan pernah meng-hinakanmu. Sesungguhnya engkau adalah orang yang paling suka menyambungtali silaturahmi, berkata jujur, menanggung beban, menghormati tamu, danmembantu menegakkan pilar-pilar kebenaran.”
Kemudian Khadijah mengajak beliau pergi hingga akhirnya dia mem-bawa beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin
Qushay, yaitu anak paman Khadijah, saudara laki-laki ayahnya. Dia seorang
penganut Nasrani pada masa Jahiliyyah. Dia yang menulis sebuah kitab ber-
bahasa Arab dan juga menulis Injil dengan bahasa Arab dengan kehandakAllah. Dia adalah seorang yang sudah berumur lagi buta. Lalu Khadijah ber-
kata, “Wahai anak paman, dengarkanlah cerita dari anak saudaramu ini.”
Kemudian Waraqah berkata, “Wahai anak saudaraku, apa yang telah terjadi
padamu?” Kemudian Rasulullah ^j§ menceritakan apa yang beliau alami ke-
padanya. Lalu Waraqah berkata, “Ini adalah Namus (Malaikat Jibril) yang
diturunkan kepada Musa. Andai saja saat itu aku masih muda. Andai saja nanti
aku masih hidup saat engkau diusir oleh kaummu.” Kemudian Rasulullah 3§§
bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak
akan ada seorang pun yang datang dengan membawa apa yang engkau bawamelainkan akan disakiti. Dan jika aku masih hidup pada masamu, niscaya aku
akan mendukungmu dengan pertolongan yang sangat besar.” Dan tidak lama
kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu terhenti, sehingga Rasulullah
IH benar-benar bersedih hati. Berdasarkan pada berita yang sampai kepada
kami, kesedihan beliau itu berlangsung terus-menerus, agar beliau turun dari
puncak gunung. Setiap kali beliau sampai di puncak gunung dengan tujuan
504 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
96. AL ‘ALAQ
menjatuhkan diri, maka Jibril muncul seraya berkata, “Wahai Muhammad,sesungguhnya engkau benar-benar Rasul Allah.” Dengan demikian, maka hati
beliau pun menjadi tenang dan jiwanya menjadi stabil dan setelah itu beliau
kembali pulang. Dan jika tenggang waktu tidak turunnya wahyu itu terlalu
lama, maka beliau akan melakukan hal yang sama. Di mana jika beliau sampai
di puncak gunung, maka Malaikat Jibril tampak olehnya dan mengucapkanhal yang sama kepada beliau.
Hadits di atas diriwayatkan di dalam kitab ash-Shahihain, dari hadits
az-Zuhri. Dan kami telah membicarakan sanad, matan, dan pengertian hadits
ini di awal syarah kami untuk kitab Shahih al-Bukhari secara rinci. Oleh karena
itu bagi yang berminat, di buku itulah penjelasannya. Dan segala puji dan
sanjungan hanya bagi Allah. Ayat al-Qur-an yang pertama turun adalah ayat-
ayat yang mulia lagi penuh berkah ini. Ayat-ayat ersebut merupakan rahmat
pertama yang dengannya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya sekaligus
sebagai nikmat pertama yang diberikan kepada mereka. Di dalam ayat-ayat
tersebut juga termuat peringatan mengenai permulaan penciptaan manusia
dari segumpal darah. Dan bahwasanya di antara kemurahan Allah Ta’ala adalah
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan demi-
kian, Dia telah memuliakannya dengan ilmu. Dan itulah hal yang menjadikan
bapak ummat manusia ini, Adam mempunyai kelebihan atas Malaikat.
Terkadang, ilmu berada di dalam akal fikiran dan terkadang juga berada dalam
lisan. Juga terkadang berada dalam tulisan. Secara akal, lisan, dan tulisan meng-
haruskan perolehan ilmu, dan tidak sebaliknya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala
berfirman, 4 jUC jUL o'—loV' jU* .(J2JU jU* < •fA’V' \'J\ j» “Bacalah, dan
Rabb-mulah Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ” Didalam atsar disebutkan: Cl—2xJi—
>
“Ikatlah ilmu itu dengan tulisan.”
Selain itu, di dalam atsar juga disebutkan: “Barangsiapa mengamalkan apa yang
diketahuinya, maka Allah akan mewariskan kepadanya apa yang tidak diketahui
sebelumnya.”1
<s S /'y S 'i C/ s 4 ^ **
(JR O w 0| L&t cM
^ tVT ' '.k n ? i
Sunan ad-Darimi, bab Min Rukhshati Kitaabil \Ilm .
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 505
96. AL ‘ALAQ
A»J2^ K^ ffc
&$$&&&% qp &»iit^
Ajijjif ^uir. (^| {^}
// "
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar?benar melampaui batas, (QS.
96:6) karena dia melihat dirinya serba cukup. (QS. 96:7) Sesungguhnya
hanya kepada Rabb-mulah kembali(mu). (QS. 96:8) Bagaimanapendapatmu
tentang orang yang melarang; (QS. 96:9) seorang hamba ketika dia mengerja-
kan shalat, (QS. 96:10) bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang
itu berada di atas kebenaran , (QS. 96:11) atau dia menyuruh bertakwa
(kepada Allah). (QS. 96:12) Bagaimanapendapatmu jika orang yang me-
larang itu mendustakan dan berpaling? (QS. 96:13) Tidakkah dia mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah melihat segalaperbuatannya? (QS. 96:14) Ketahui-
lah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (QS. 96:15) (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan
lagi durhaka. (QS. 96:16) Maka biarkanlah dia memanggil golongannya
(untuk menolongnya), (QS. 96:17) kelak Kami akan memanggil Malaikat
Zabaniyah, (QS. 96:18) sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepada-
nya; dan sujud dan dekatkanlah (dirimu kepada Rabb). (QS. 96:19)
Allah Ta’ala memberitahukan tentang manusia, bahwa ia merupakan
makhluk yang bisa senang, jahat, sombong, dan sewenang-wenang jika dia
melihatnya dirinya telah merasa cukup dan memiliki banyak harta. Kemudian
Dia memberikan peringatan, mengancam sekaligus menasihatinya, di manaDia berfirman, 4 ^
“Sesungguhnya hanya kepada Rabb-mulah
kembali(mu).” Yakni, hanya kepada Allah tempat kembali. Dan Dia akan
menghisabmu atas harta yang engkau miliki, dari mana engkau mengumpul-
kannya dan untuk apa pula engkau membelanjakannya.
Lebih lanjut, Allah Ta’ala berfirman, 4 ls—L’ 'M '-V1
-ls—
&
cP' 4
“Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang seorang hamba ketika
dia mengerjakan shalat. ” Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahal, semoga
Allah melaknatnya, yang mengancam Nabi *§§ jika akan mengerjakan shalat
di Baitullah. Kemudian Allah menasihati beliau dengan sesuatu yang lebih baik.
Untuk langkah pertama, di mana beliau bertanya, 4 olS' <M UJU' 4
“Bagaimanapendapatmujika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran. ”
Maksudnya, bagaimana dugaanmu jika orang yang engkau larang itu berada
di jalan yang lurus dalam perbuatannya itu atau menyuruh untuk bertakwa
506 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
96. AL ‘ALAQ
melalui ucapannya, sedang dirimu justru melarang dan mengancamnya atas
shalat yang dikerjakannya itu. Oleh karena itu, Dia berfirman:
4 <sji &' ob jU 4 “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat
segala perbuatannya?”Maksudnya, tidakkah orang yang melarang itu mengetahui
bahwa Allah melihatnya dan mendengar ucapannya serta akan memberi ganjaran
atas apa yang telah dia kerjakan itu dengan ganjaran yang benar-benar sempurna.
Kemudian, dengan nada mengancam dan mengintimidasi, Allah Ta’ala
berfirman, 4 4 “Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti, ” yakni
jika dia tidak kembali dari keingkaran dan pembangkangannya itu, 4—
%
4 “Niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, ” yakni Kami akan warnai dia
dengan warna hitam pada hari Kiamat kelak. Selanjutnya, Dia berfirman,
4 4 “Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. ”
Yaitu ubun-ubun Abu Jahal yang penuh kebohongan dalam ucapannya dan
menyimpang dalam perbuatannya. 4 —J ^ “Maka biarkanlah dia me-
manggil golongannya (untuk menolongnya), ” yakni kaum dan kelompoknya.
Maksudnya, hendaklah dia memanggil mereka untuk meminta pertolongan
kepada mereka. 4 v'—ijJ’ ^ "Kelak Kami akan memanggil Malaikat
Zabaniyah. ” Mereka itu adalah para Malaikat adzab, sehingga dia dapat me-
ngetahui, apakah pasukan kami yang menang ataukah pasukannya? Imam al-
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: “Abu Jahal pernah
berkata, ‘Jika aku melihat Muhammad mengerjakan shalat di Ka’bah, niscaya
akan aku injak lehernya.’ Kemudian Nabi jp mendengar berita tersebut dan
berkata, ‘Jika dia berani melakukan hal tersebut, pasti Malaikat akan meng-
hukumnya.’ Demikianlah yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.
Imam Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa-i, dan Ibnu Jarir meriwayatkan,
dan ini adalah lafazhnya dari Ibnu ‘Abbas, di mana dia berkata: “Rasulullah |i§
pernah mengerjakan shalat di maqam, lalu Abu Jahal bin Hisyam melewatinya
seraya berkata, ‘Hai Muhammad, bukankah aku telah melarangmu mengerja-
kan ini?’ Dia mengancam beliau. Maka Rasulullah jS| bersikap kasar terhadap-
nya seraya menghardiknya, lalu dia berkata, ‘Hai Muhammad, dengan apa
engkau mengancamku? Demi Allah, sesungguhnya aku memiliki kelompok
yang lebih banyak di lembah ini.’ Lalu Allah menurunkan ayat:
4 ajUjJi ipl; jsJj 4 Maka biarkanlah dia memanggil golongannya (untuk
menolongnya). KelakKami akan memanggilMalaikat Zabaniyah Ibnu ‘Abbas
mengatakan, “Seandainya dia memanggil kelompoknya, pasti Malaikat adzab
akan menimpakan adzab kepadanya saat itu juga.” At-Tirmidzi mengatakan:
“Hadits ini hasan shahih.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 Sf S'S' 4 “Sekali-kali jangan, janganlah
kamu patuh kepadanya. ” Maksudnya, hai Muhammad, janganlah kamu men-
taati larangannya itu, yaitu larangan untuk terus beribadah dan memperbanyak-
nya. Shalatlah sekehendak hatimu dan jangan engkau mempedulikannya,
karena Allah akan selalu menjaga dan menolongmu, dan Dia senantiasa me-
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 507
96. AL ‘ALAQ
meliharamu dari orang-orang. 4 v.A'3 4“'Dan sujud dan dekatkanlah. ”
Sebagaimana yang telah disebutkan hadits shahih di dalam Shahih Muslim,dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah 3§§ pernah bersabda:
((.«.iPAll jAj JL*)l U
))
“Saat paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah saat dia
melakukan sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa.”
Rasulullah ju^a bersujud saat membaca surat 4 LjsI' i lil f dan
surat 4 jA L? iLj Al l/l b.2
! Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dan ats-Tsauri dari Abu Hurairah, bahwa mereka biasa me-
lakukan sujud saat membacanya bersama Rasulullah ig.
508 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - QADR( Kemuliaan
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-97 : 5 ayat
0 &“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur-an) pada malam ke-
muliaan. (QS. 97:1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu
?
(QS. 97:2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. 97:3)
Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan MalaikatJibril dengan izin
Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. (QS. 97:4) Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbitfajar. (QS. 97:5)
Allah Ta’ala memberitahukan bahwa Dia menurunkan al-Qur-an pada
waktu Lailatul Qadar, yaitu satu malam yang penuh berkah, yang oleh Allah
difirmankan: i *d) l\2'j\ di ^ “Sesungguhnya Kami telah menurun-
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 509
97. AL QADR
kan al-Qur-an pada suatu malam yangpenuh berkah. ” (QS. Ad-Dukhaan: 3).
Dan itulah malam al-Qadar, yang^ada pada bulan Ramadhan, sebagaimana
yang difirmankan Allah Ta’ ala: 4 oifj—sJi 4J Jj—;i(5-Ui ji— —i 4 “Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Cjur-an. ” (QS. Al-Baqarah:
185). Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya mengatakan: “Allah menurunkanal-Qur-an itu sekaligus (30 juz), dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit
dunia. Kemudian diturunkan secara bertahap, sesuai konteks realitasnya dalam
kurun waktu dua puluh tiga tahun, kepada Rasulullah s|§.”
Selanjutnya, dengan mengagungkan keberadaan Lailatul Qadar yang
Dia khususkan dengan penurunan al-Qur-an al-‘Azhim padanya, Allah Ta’ala
berfirman, 4 ^ sff L—* 4 “Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Ketika malam kemuliaan itu menyerupai ibadah selama seribu bulan, makaditegaskan di dalam kitab ash-Shahihain dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
5®| bersabda:
((.«uli ^Xs2 U <J jip UUJj jUiJl <dl) °y
> ))
“Barangsiapa yang bangun pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan
penuh keimanan dan pengharapan akan pahala, maka akan diberikan ampunankepadanya atas dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 j—
‘ch ’r&j'—«i* Sy? 4
“Pada malam itu turun Malaikat-Mataikat dan MalaikatJibril dengan izin Rabb-
nya untuk mengatur segala urusan. "Yakni, banyak turunnya para Malaikat
pada malam ini karena banyaknya berkah yang terdapat padanya. Dan para
Malaikat itu selalu turun bersamaan dengan turunnya berkah, sebagaimana
mereka senang untuk turun saat al-Qur-an dibaca. Selain itu, para Malaikat
ini akan mengelilingi halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu) dan meletakkan
sayap mereka bagi pencari ilmu dengan penuh kejujuran, sebagai bentuk peng-
hormatan terhadapnya.
Sedangkan mengenai ruh, telah dijelaskan sebelumnya di surat an-
Nabaa’ ayat 38. Wallaahu a'lam.
Firman Allah, 4 4“Untuk mengatur segala urusan. ” Mujahid
mengatakan: “Malam kesejahteraan untuk mengatur semua urusan.” Sedang-
kan Sa’id bin Manshur berkata: “'Isa bin Yunus memberitahu kami, al-A’masy
memberitahu kami, dari Mujahid, mengenai firman-Nya, 4 'j* 4'Malam
itu (penuh) kesejahteraan, ’ dia mengatakan: ‘Ia aman, di mana pada waktu itu
syaitan tidak dapat melakukan kejahatan atau melancarkan gangguan.’” Sedang-
kan Qatadah dan lain-lain mengatakan: “Pada waktu itu semua urusan diputus-
kan, berbagai ajal dan rjzki juga ditetapkan, sebagaimana yang difirmankan
Allah Ta’ala: 4 /*' J? ^0** & 4“Pada malam itu dijelaskan segala urusan
yangpenuh hikmah. ”^(QS. Ad-Dukhaan: 4).
510 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
97. AL QADR
FASAL
Para ulama berbeda pendapat, apakah Lailatul Qadar itu terdapat pada
ummat-ummat terdahulu ataukah ia merupakan keistimewaan bagi ummatini? Dalam hal ini terdapat dua pendapat: Abu Mush’ab Ahmad bin Abi Bakar
az-Zuhri mengatakan, Malik memberitahu kami bahwasanya pernah disampai-
kan kepadanya bahwa Rasulullah^ pernah diperlihatkan kepada beliau umur-umur manusia sebelumnya atau apa saja yang dikehendaki Allah mengenaihal tersebut, seakan-akan umur ummat beliau ini terlalu pendek untuk bisa
mencapai amal yang telah dicapai oleh ummat lainnya dalam hal panjang umur.
Kemudian Allah memberinya Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari
seribu bulan. Dan telah disandarkan pula dari sisi lain. Dan apa yang dikemuka-
kan oleh Malik ini masih memerlukan pengkhususan ummat ini pada Lailatul
Qadar tersebut. Dan telah dinukil oleh salah seorang imam penganut fahamasy-Syafi’i dari Jumhur Ulama. Wallaahu a’lam. Dan al-Khuthabi meriwayat-
kan ijma’ padanya dan dinukil oleh ar-Radhi secara tegas dari pendapat tersebut.
Dan yang ditunjukkan oleh hadits1
, bahwa Lailatul Qadar itu juga terdapat
pada ummat-ummat terdahulu seperti ummat kita sekarang ini.
FASAL
Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar itu terdapat
pada malam keduapuluh satu. Yang demikian itu didasarkan pada hadits AbuSa’id al-Khudri, dia berkata: “Rasulullah ji| pernah beri’tikaf pada sepuluh
pertama dari bulan Ramadhan. Dan kami juga pernah beri’tikaf bersama beliau,
lalu Jibril mendatangi beliau seraya berakta, ‘Sesungguhnya apa yang engkauminta sudah berada di depanmu. Oleh karena itu, beri’tikaflah pada sepuluh
pertengahan.’ Maka kami pun beri’tikaf bersama beliau. Lalu Jibril mendatangi
beliau dan berkata, ‘Sesungguhnya apa yang engkau minta sudah ada di depan-
mu.’ Kemudian Nabi j|§ berdiri untuk menyampaikan khutbah pada pagi
hari kedua puluh dari bulan Ramadhan seraya berucap, ‘Barangsiapa yangberi’tikaf bersamaku maka hendaklah dia pulang kembali, karena sesungguhnya
aku telah melihat Lailatul Qadar. Dan sesungguhnya aku melupakannya, dan
sesungguhnya ia ada pada sepuluh terakhir pada malam ganjil. Dan aku melihat
seakan-akan aku bersujud di tanah dan air.’ Dan pada waktu itu atap masjid
masih berupa pelepah kurma dan kami tidak bisa melihat sesuatu di langit.
Lalu Lailatul Qadar itu datang secara tiba-tiba sehingga hujan turun menyiramkami. Selanjutnya, Nabi 0, mengerjakan shalat bersama kami sehingga aku
melihat bekas tanah dan air pada dahi Rasulullah 3§§, sebagai bentuk pembenaranmimpi beliau.”
1 Kami tidak sampaikan hadits ini di sini karena matannya yang terlalu panjang dan ketidak-
jelasan dalalabnyz dalam masalah ini serta pertentangannya terhadap yang populer.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 511
97. AL QADR
Dan dalam sebuah lafazh disebutkan; yaitu pada pagi hari keduapuluh
satu. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab asb-Shahihain.
Asy-Syafi’i mengatakan: “Dan hadits ini merupakan riwayat yang paling
shahih dari riwayat-riwayat mengenai hal ini.” Dan ada juga yang mengatakan:
“Malam keduapuluh tiga.” Yang demikian itu didasarkan pada hadits ‘Abdullah
bin Unais di dalam kitab Shahih Muslim, yang siyaq (redaksi)nya berdekatan
dengan riwayat Abu Sa’id. Waallahu a'lam. Dan ada juga yang mengatakan:
“Malam keduapuluh lima.” Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan
oleh al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Abbas bahwa Rasulullah j|§ pernah ber-
sabda:
L_J& Jj ja »
„e / ^ ^ p ' ' ' ' * ' ’ ^ * *
(( -J& J“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan, pada
sembilan hari yang tersisa, pada tujuh hari yang tersisa dan pada lima hari
yang tersisa.”
Banyak orang yang menafsirkannya sebagai malam-malam ganjil. Dan
yang ini lebih jelas dan lebih populer. Ulama lain membawanya kepada malam-
malam genap, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Sa’id
di dalam kitab Shahihayu bahwa dia membawanya pada hal tersebut. Walaahu
a’lam.
Dan ada juga yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar itu jatuh pada
malam keduapuluh tujuh. Hal tersebut didasarkan pada hadits Muslim di dalam
ShahihnyiL dari Ubay bin Ka’ab, dari Rasulullah |g bahwasanya ia adalah malam
keduapuluh tujuh. Selain itu, ada juga yang menyatakan bahwa Lailatul Qadar
itu ada pada malam keduapuluh sembilan. Imam Ahmad bin Hanbal me-
riwayatkan dari ‘Ubadah bin ash-Shamit bahwa dia pernah bertanya kepada
Rasulullah mengenai Lailatul Qadar, lalu Rasulullah £jj§ bersabda:
jd J
J
9^ T^ S us-* '*jh**sM ))/ p y * ^ s s s / * ^ ^
s s < * " <s O O / O O f * o O. S OS ° l
S ® 9. °''t ° I
^ ° °t - * A A °I
A-*5 J' u Cr** j’ j’ j'
(( ts-» J’p s *
“Pada bulan Ramadhan, carilah ia (Lailatul Qadar) pada malam sepuluh ter-
akhir, karena ia ada di malam ganjil; malam keduapuluh satu, atau keduapuluh
tiga, atau keduapuluh lima, atau keduapuluh tujuh, atau keduapuluh sembilan,
atau pada malam terakhir.”
512 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
FASAL
Imam asy-Syafi’i -mengenai riwayat-riwayat ini- mengatakan: “Pernah
terlontar jawaban dari Nabi j|| bagi seorang penanya ketika ditanyakan kepada
beliau, ‘Apakah kami harus mencari malam qadar pada malam tertentu?’ Beliau
menjawab, ‘Benar.’ Sesungguhnya Lailatul Qadar itu merupakan malam ter-
tentu yang tidak akan berpindah.’” Dinukil oleh at-Tirmidzi darinya sekaligus
pengertiannya. Dan diriwayatkan dari Abu Qilabah bahwasanya dia pernah
berkata, “Lailatul Qadar itu berpindah-pindah pada sepuluh malam terakhir.”
Dan inilah yang diriwayatkan dari Abu Qilabah yang din<zs/?kan padanya
oleh Malik, ats-Tsauri, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahwaih, Abu Tsaur,
al-Muzani, Abu Bakar bin Khuzaimah, dan lain-lain. Dan juga diriwayatkan
dari asy-Syafi’i yang dinukil oleh al-Qadhi. Dan inilah yang mirip. Wallaahu
a'lam.
Pendapat ini disandarkan pada hadits di dalam kitab ash-Shahihain
dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwasanya ada beberapa orang dari Sahabat
Nabi jfl diperlihatkan Lailatul Qadar melalui mimpi pada malam keduapuluh
tujuh dari bulan Ramadhan. Lalu Nabi bersabda:
OL ® ^ —ijj ))
(( J“Aku melihat mimpi kalian itu telah jatuh pada malam tujuh terakhir. Oleh
karena itu, barangsiapa yang ingin memperolehnya maka hendaklah dia me-
ngejarnya pada tujuh malam terakhir.”
Dan disunnahkan untuk memperbanyak do’a di sepanjang waktu dan
di bulan Ramadhan perbanyaklah pada sepuluh malam terakhir di bulan yang
sama, kemudian pada malam-malam ganjil. Dan yang disunnahkan dalam
do’a ini adalah membaca do’a berikut ini:
o o
" .j* 'dS[ "
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf yang menyukai maaf, karena-
nya berikanlah maaf kepadaku.”
Yang demikian itu didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari ‘Abdullah bin Buraidah bahwa ‘Aisyah pernah ber-
kata, “Wahai Rasulullah, jika aku bisa mendapatkan Lailatul Qadar, apakah
do’a yang sebaiknya aku panjatkan?” Beliau menjawab, “Bacalah:
.J* Jpi» j,ju\ L*S y* aiS| ‘f$i\-
‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf Yang menyukai maaf, karena-
nya berikanlah maaf kepadaku.’”
fj^glpr 97. AL QADR
Dan diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi, an-Nasa-i, dan Ibnu Majah
serta al-Hakim di dalam Mustadraknyz, dan dia mengatakan: “Hadits ini shahih
dengan syarat Syaikhani (al-Bukhari dan Muslim). Dan juga diriwayatkan
oleh an-Nasa-i.
514 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - BAYYINAH( Bukit
)
Surat Madaniyyah
Surat ke-98 : 8 ayat
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Rasu-
lullahH bersabda kepada Ubay bin Ka’ab: ‘Sesungguhnya^Allah menyuruhku
untuk membacakan kepadamu, 4 <-»L_33i Jil ^ JU 4 Ubay ber-
tanya, T)ia menyebut namaku kepadamu?’ Beliau menjawab^ 'Ya.’ Maka Ubaypun menangis.”
1
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan an-
Nasa-i.
“Dengan menyebutNama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang.”
fb fb £Jf
1 Di antara maksud dari hal itu bahwa yang Sunnah untuk diikuti sampai sekarang ini adalah
pendengaran seorang penuntut ilmu kepada syaikhnya, tata cara pelaksanaannya sehingga
terlontar dari mulut syaikhnya panjang dan pendek waktu serta yang lainnya.
98. AL BAYYINAH
>>VjV ^ 'f " M *'*'\yj\ oull Q2 a*~3
«B2. i' Z**j2 3tW£ 1^.1 Zj 0 2gt
fh ^3f^4^;j§l«y&TijL&^ "x
Orang-orang kafir,yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan
bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang ke-
pada mereka bukti yang nyata, (QS. 98:1) (yaitu) seorang Rasul dari Allah
(Muhammad) yang membacakan lembaran yang disucikan (al-Qur-an), (QS.
98:2) di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus. (QS. 98:3) Dantidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan al-Kitab (kepada
mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (QS.
98:4) Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah ke-
pada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunai-
kan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5)
Adapun Ahlul Kitab adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang
Nasrani. Dan yang dimaksud dengan orang-orang musyrik adalah para pe-
nyembah berhala dan api, baik dari masyarakat Arab maupun non Arab.
Mujahid mengatakan bahwa mereka 4 j— \ “Tidak akan meninggalkan. ”
Artinya, mereka tidak akan berhenti sehingga kebenaran tampak jelas di
hadapan mereka. Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Qatadah.
4O 'J JS- “Sehingga datang kepada mereka bukti yang nyata. "Yaitu, al-
Qur-an ini. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:
4 b' (_s—S- s-’AJI 0- P ¥ “Orang-orang
kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka)
tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang
nyata. "Kemudian Allah Ta’ala menafsirkan bukti tersebut melalui firman-
Nya, ^ biiA \°0 Sfi'j ^ “Yaitu seorang Rasul dari Allah yang mem-
bacakan lembaran yang disucikan (al-Qur-an). "Yakni, Muhammad j|§ dan al-
Qur-an al-‘Azhim yang beliau bacakan, yang sudah tertulis di Mala-ul A’la
di dalam lembaran-lembaran yang disucikan.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 LA i
—
£ $ “Di dalamnya terdapat (isi)
Kitab-Kitab yang lurus. "Ibnu Jarir mengatkan: “Yakni di dalam lembaran-
lembaran yang disucikan itu terdapat kandungan Kitab-Kitab dari Allah yang
sangat tegak, adil, dan lurus, tanpa adanya kesalahan sedikit pun, karena ia
berasal dari Allah
•* 4*
516 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
98. AL BAYYINAH
Firman Allah Ta’ala, 4 ^ Ai- C. aiJ OtSdl\°J°J ^
"Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan al-Kitab (kepada
mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. "Yang
demikian itu seperti firman Allah lainnya:
^ li- 1—» axj y l ljiy ySidi' iy j Slj ^a'Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yangjelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa yang berat. ” (QS. Ah ‘Imran: 105). Yang dimaksudkan
dengan hal tersebut adalah orang-orang yang menerima Kitab-Kitab yang
diturunkan kepada ummat-ummat sebelum kita, di mana setelah Allah mem-berikan hujjah dan bukti kepada mereka, mereka malah berpecah belah dan
berselisih mengenai apa yang dikehendaki Allah dari Kitab-Kitab mereka.
Mereka mengalami banyak perselisihan.
Dan firman Allah Ta’ala, ^ 4 "Padahal
mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama, ” ^ A— 4 “Yang lurus, ”
Yakni yang melepaskan kemusyrikan menuju kepada tauhid. Dan pembahasan
tentang kata hanif ini telah diberikan sebelumnya dalam surat al-An’aam,
sehingga tidak perlu diulang kembali di sini. 4 »
4
“Dan supaya
mereka mendirikan shalat, ” yang merupakan ibadah jasmani yang paling mulia.
4 i 4 “Dan menunaikan zakat, "yaitu berbuat baik kepada kaum fakir
miskin dan orang-orang yang membutuhkan. 4 ’u—
^
dUij 4 “Dan yang
demikian itulah agama yang lurus. ” Yakni agama yang berdiri tegak lagi adil,
atau ummat yang lurus dan tidak menyimpang. Dan banyak imam, seperti
az-Zuhri dan asy-Syafi’i yang menggunakan ayat mulia ini sebagai dalil bahwaamal perbuatan itu masuk dalam keimanan.
'Ju>hrJ4 jll& iIjjg t>l
n>*'
fy'* s ' f"*;'?' .
' ' >/,*
> x ./ /
ij j4j
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 517
98. AL BAYYINAH
Sesungguhnya orang-orang kafir,yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
(akan masuk) ke NerakaJahannam; mereka kekal di dalamnya. Merekaitu adalah seburuk-huruk makhluk. (QS. 98:6) Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-
baik makhluk. (QS. 98:7) Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah Surga
'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalam-
nya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada Rabb-nya. (QS. 98:8)
Allah Ta’ala mengabarkan tentang tempat kembali orang-orang jahat
dari orang-orang kafir Ahlul Kitab dan juga orang-orang musyrik yang me-
nolak Kitab-Kitab Allah yang diturunkan serta menentang Nabi-Nabi Allah
yang diutus, bahwa pada hari Kiamat kelak tempat mereka adalah NerakaJahanam, mereka kekal di dalamnya, yakni tidak akan pindah dari Neraka
itu untuk selamanya. 4 J—i ^—» dhiji 4 "Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk. "Yakni seburuk-buruk makhluk yang diciptakan dan diadakan oleh
Allah. Kemudian Allah Ta’ala menceritakan tentang keadaan orang-orang
yang berbuat baik, yaitu yang beriman dengan sepenuh hati dan mengerjakan
amal shalih dengan badan mereka bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk.
Abu Hurairah dan sejumlah ulama telah menjadikan ayat ini sebagai dalil
pengutamaan orang-orang mukmin atas para Malaikat. Hal itu didasarkan
pada firman-Nya, 4 '4 ihJjt 4 "Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. ”
Kemudian Allah Ta’ala berfirman, 4 (*-$o 4 "Balasan mereka di sisi
Rabb mereka
,
" yakni pada hari Kiamat kelak:
4 V' ^ <s-j** «LiLr 4 "Adalah surga 'Adn yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.^ ”Yakni
tidak akan pernah terputus dan tidak juga berakhir. 4 *s-
1
4
"Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. ” Dan posisi
keridhaan-Nya atas mereka lebih tinggi daripada berbagai kenikmatan yang
diberikan kepada mereka. 4 Lp 4“Dan mereka pun ridha kepada-Nya,
"
dari apa yang telah Dia berikan kepada mereka berupa anugerah yang sangat
luas.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 dhi 4 “Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Rabb-nya. "Yakni balasan ini akan di-
berikan kepada orang-orang yang takut dan bertakwa kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa serta beribadah kepada-Nya seakan-akan dia melihat-
Nya, dan dia juga mengetahui kalau memang dia tidak melihat-Nya, makasesungguhnya Dia melihatnya.
518 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
L
AL - ZALZALAH( Kegoncangan )
Surat Madaniyyah
Surat ke-99 : 8 ayat
At-Tirmidzi meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata:
“Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah^ seraya berkata, ‘Bacakanlah
untukku, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda kepadanya, ‘Bacalah tiga kali
dari surat-surat yang memiliki ar-raa (»!_,— Kemudian orang itu berkata ke-
pada beliau, ‘Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras dan lidahku
sudah kaku.’ Beliau bersabda, ‘Bacalah dari surat-surat yang memiliki haamiim
(p—>).’ Kemudian orang itu mengucapkan ungkapan yang sama dengan yang
pertama. Beliau bersabda, ‘Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki
kata tasbih.’ Orang itu tetap mengatakan seperti ungkapannya yang pertama.
Kemudian orang itu berkata, ‘Tetapi bacakanlah untukku, wahai Rasulullah,
satu surat yang mencakup.’ Kemudian beliau membacakan untuknya:‘4 l—
j
'M ^ 'Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya,
’
sehingga ketika beliau selesai membaca surat itu, orang tersebut berkata,
‘Demi Rabb yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, aku
tidak akan memberi tambahan padanya untuk selamanya.’ Kemudian orang
itu pun berbalik, lalu Rasulullah bersabda, ‘Beruntunglah orang itu, ber-
untunglah orang itu.’” -Kemudian dia mengatakan: “Lalu orang itu mendatangi
beliau, maka beliau berkata kepadanya-: ‘Aku diperintahkan pada hari raya
‘Idul Adh-ha untuk menjadikannya sebagai hari raya untuk ummat ini.’”
Lalu orang itu berkata kepada beliau, “Bagaimana pendapatmu jika aku tidak
mendapati kecuali hanya domba betina, apakah aku boleh berkurban dengan-
nya?” Beliau menjawab, “Tetapi hendaklah engkau memotong rambutmu,memotong kukumu, mencukur kumismu, dan mencukur bulu kemaluanmu.
Yang demikian itu merupakan kesempurnaan kurbanmu di sisi Allah
Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i.1
1 Di sini penulis menyebutkan beberapa hadits yang diriwayatkan secara tersendiri oleh at-
Tirmidzi yang menunjukkan bahwa idzaa zulzilat (surat az-Zalzalah) menyamai seperempat
al-Qur-an atau setengahnya. Wallaahu a'lam.
“Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), (QS.
99:1) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nyay
(QS. 99:2) dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?" (QS. 99:3)
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,(QS . 99:4) karena sesungguh-
nya Rabb-mu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. (QS.
99:5) Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)pekerjaan
mereka. (QS. 99:6) Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah
pun, niscaya dia akan melihat (balasanjnya. (QS. 99:7) Dan barangsiapa
yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasanjnya pula. (QS. 99:8)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, 4 '—fi'jij 'M $ “Apabila bumi di-
goncangkan dengan goncangannya,
”yakni bergerak Hari bawahnya.
4,Ifiui! 4 “Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya.
”
Yakni, bumi akan melemparkan isi perutnya yang terdiri dari mayat-mayat.
Demikian yang dikatakan oleh lebih dari satu orang ulama Salaf. Di dalam
kitab Shabibnyu, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata:
“Rasulullah j|§ bersabda:
520 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
99. AL ZALZALAH
JjlJJi &u)tj jjl ^ Jteif IajlT S^f ^5—aL'))
jjCJi c^j cJdJ (ia y j^i ^\iii <cii tj& y j^i* , - > o / ^ ^ .
/ / / > > /#/ • * A r kli 'i* ^ , ,
* * •»»./ • • |o •*''*
((. Ul^ <Ud 0jJL^-U ^3 4jjPJb ^3 i(J Jb cJuai tJ& JjiJ
‘Bumi akan memuntahkan bagian-bagian yang terdapat di dalam perutnya
yang besar, seperti tiang-tiang yang terbuat dari emas dan perak. Lalu seorang
pembunuh akan datang seraya mengatakan dalam hal ini, ‘Aku telah mem-bunuh.’ Kemudian seorang pemutus silaturahmi datang dan berkata dalam
kesempatan ini, ‘Aku telah memutus hubungan kekerabatanku.’ Selanjutnya,
seorang pencuri datang dan berkata mengenai hal ini, ‘Aku telah memotongtanganku.’ Kemudian dia meninggalkannya dan tidak mengambil sesuatu pundarinya.’”
Dan firman Allah iS§>, i—i J\ij 4 “Dan manusia bertanya,
Mengapa bumi (jadi begini)?”Yakni, dia menolak kejadian yang dialami bumisetelah sebelumnya dalam keadaan bulat, tenang dan permanen. Di manabumi ini berdiri tegak di atas punggungnya. Artinya, keadaannya berbalik
total, di mana bumi ini menjadi bergerak dan berguncang keras. Sebab, telah
datang perintah dari Allah Ta’ala untuk menimpakan goncangan yang telah
disiapkan baginya, yang tidak ada tempat berlindung baginya dari goncangan
tersebut. Kemudian bumi akan mengeluarkan semua yang ada di dalam perut-
nya, yang terdiri dari mayat-mayat dari orang-orang terdahulu dan orang-
orang yang hidup terakhir. Dan pada saat itulah ada orang-orang yang meng-
ingkari kejadian itu dan menukar bumi selain bumi dan langit yang ada dan
mereka pun menampakkan diri kepada Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa.
Firman Allah Ta’ala, 4 ^ ^ “Pada hari itu bumi men-
ceritakan beritanya. ” Maksudnya, membicarakan apa yang telah dikerjakan
oleh orang-orang yang berada di atasnya. Imam Ahmad meriwayatkan, Ibrahim
memberitahu kami, Ibnul Mubarak memberitahu kami, at-Tirmidzi, Abu‘Abdirrahman an-Nasa-i dan lafazh ini miliknya dari Abu Hurairah, dia ber-
kata, “Rasulullahm membaca ayat ini: 4. 4 'Pada hari itu
bumi menceritakan beritanya, ’ beliau bertanya, ‘Apakah' kalian mengetahui
apa berita yang disampaikannya?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya
yang lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya beritanya adalah dia
bersaksi bagi setiap hamba, laki-laki maupun perempuan atas apa yang telah
mereka lakukan di atasnya. Dia akan mengatakan, ‘Dia mengerjakan ini dan
itu, pada hari ini dan itu.’ Demikian itulah beritanya.’” Kemudian at-Tirmidzi
mengatakan: “Ini merupakan hadits hasan shahih gharib.”
Firman Allah Ta’ala, 4 Q ^ 4 "Karena sesungguhnya Rabb-
mu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.” Imam al-Bukhari
mengatakan, “Kata auhaa laha, auhaa ilaihaa, wahaa lahaa, dan wahaa ilaihaa
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 521
99. AL ZALZALAH
adalah satu (yaitu, mewahyukan kepadanya).” Demikian pula Ibnu ‘Abbas
mengatakan, “Auhaa lahaa adalah sama dengan auhaa ilaihaa.” Secara lahiriah,
kandungan ini bermakna memberikan izin kepada bumi. Syabib bin Bisyr
meriwayatkan dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, ^ —i-i lisjj “Pada
hari itu bumi menceritakan beritanya,” dia. mengatakan, “Rabb-nya berkata
kepadanya, ‘Katakanlah,’ maka bumi itu pun berkata.” Mujahid mengatakan,
‘Auhaa lahaa maksudanya, Allah memerintahkannya.’ Al-Qurazhi mengata-
kan, “Allah memerintahkannya untuk membelah diri.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 '
—
^ )>“Pada hari itu bumi
menceritakan beritanya. ” Maksudnya, mereka menentang terhadap keberadaan
hisab dalam wujud yang beragam, yakni macam dan golongan dalam hal men-
dapatkan kesengsaraan dan kebahagiaan. Ada yang diperintahkan supaya
masuk Surga. Dan ada pula yang diperintahkan masuk Neraka.
Firman Allah Ta’ala, 4 GS^ 4 “Supaya diperlihatkan kepada mereka
pekerjaan mereka.” Maksudnya, supaya mereka mengetahui dan diberi balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia, baik dalam bentuk kebaikan
maupun keburukan. Oleh karena itu, Dia berfirman:
4'
\Jd iji JUi* J1L' . a'Jiji Jui» JlL f “Barangsiapa yang mengerja-
kan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasanjnya. Danbarangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat balasannya pula. ”Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah ji§ bersabda:
CS .j)j J±j Jtj> >» r&M j^J»
»
* * f S f s
J)\#je cJl>f OJ 4&JJ j J Jbti \&j
J\\i> ci£-\i tyO» cJ&S <4 *£*-Z~* OtT 4>#lj pji
, f o o »/ o /-/-, 9 / o S' ^ i'* rf ° K f 4 ^ 1 ^ u ^ ® I ^ .T o z'. X<Jl iji *Jj <Ua Cj'j«L9 Oj* 1^1 jjj iAj Ol— lAjb' CoL_T
^ ^ ' *
i jrjj -S-rf auai .a' oi_uj- aus bir M ju
9* a'^ lijjjb v3 %iij 'Jj/ /- /- / z' ** ^ / ’
(( ojj aus Ji^ lujj0* * 4* /*
“Kuda itu untuk tiga orang. Bagi seseorang kuda itu akan menjadi pahala,
bagi seorang lagi akan menjadi satar (penutup), dan bagi seorang yang lain-
nya akan menjadi dosa. Adapun orang yang mendapatkan pahala adalah orang
yang mengikat kuda itu di jalan Allah, lalu dia membiarkannya di tempat peng-
gembalaan atau taman dalam waktu yang lama, maka apa terjadi selama masa
penggembalaannya di tempat penggembalaan dan taman itu’ maka ia akan
522 Tafcir Ibnu Katsir Juz 30
99. AL ZALZALAH
menjadi kebaikan baginya. Dan jika dia menghentikan masa penggembalaan-
nya lalu kuda itu melangkah satu atau dua langkah, maka jejak kaki dan juga
kotorannya akan menjadi kebaikan baginya. Dan jika kuda itu menyeberangi
sungai lalu ia minum air dari sungai tersebut, maka yang demikian itu menjadi
kebaikan baginya, dan kuda itu pun bagi orang tersebut adalah pahala. Danorang yang mengikat kuda itu karena untuk memperkaya diri dan demi ke-
hormatan diri tetapi dia tidak lupa hak Allah dalam pemeliharaannya, makakuda itu akan menjadi satar baginya. Serta orang yang mengikatnya karenaperasaan bangga dan riya’, maka ia hanya akan menjadi dosa baginya.”
Kemudian Rasulullah ji§ ditanya tentang keledai, maka beliau bersabda:
o tc *
(( Lr5, J*
J
0 -
“Allah tidak menunmkan sedikitpun mengenainya melainkan ayat yangmantap dan mencakup ini: ‘Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah
pun, niscaya dia akan melihat (balasanjnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasanjnya pula.m
Diriwayatkan oleh Muslim.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 523
AL - ‘AADIYAAT
( Kuda Perang yang Berlari Kencang)
Surat Makkiyyah
Surat ke-100 : 11 ayat
V'.
°Dengan menyebutNama Allah YangMabapemurab lagi
Mabapenyayang. ”
^ .s*' ^ K ^''T-f''
C^l o |L)J <2 j -XI»)
x ^ \t T “'i ;k^ t**’"' 'f"'. /Z' ' »'A' ir^H,<j ‘mSji l <jl fG J * * fr -«^ / > la> n V* fi) uiii^iAjOr>» l'fj
„> » » << ^..'T 'f'' -"'t
^>4 34-5
J.j pp -Vr*^ cP1 > S S * S *.''**' S*< ^ ^
L* ^_jO lij
i* i/^i > t / • / < <* *
'
U'} -k-f^ /P/rJdl jj-WaJ1(3u <J-^=^j
Z)ct7w kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah
,
(QS. 100:1)
dtfw kuda yang mencetuskan api denganpukulan (kuku kakinya), (QS. 100:2)
dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, (QS. 100:3)
maka ia menerbangkan debu, (QS. 100:4) dan menyerbu ke tengah-tengah
kumpulan musuh, (QS. 100:5) Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar.
524 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
tidak berterima kasih kepada Rabb-nya, (QS. 100:6) dan sesungguhnya
manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, (QS . 100:7) dan sesung-
guhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. (QS. 100:8) Makaapakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam
kubur, (QS. 100:9) dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? (QS. 100:10)
Sesungguhnya Rabb merekapada hari itu Mahamengetahui keadaan mereka.
(QS. 100:11)
Allah Ta’ala bersumpah dengan kuda yang jika diperjalankan di jalan-
Nya maka ia akan berlari dan meringkik. Meringkik adalah suara yang terdengar
dari kuda saat berlari. 4 £ “Dan kuda yang mencetuskan api dengan
pukulan (kuku kakinya). "Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga
mengeluarkan percikan api. 4 ^4^ ^ Dan kuda yang menyerang dengan
tiba-tiba di waktu pagi. "Yakni penyerbuan pada waktu pagi, sebagaimana
Rasulullah pernah melakukan penyerangan pada pagi hari. Jika beliau men-
dengar adzan, beliau tidak melakukan penyerangan dan jika tidak mendengar,
maka beliau akan melakukan penyerangan.
Firman Allah Ta’ala, 4 *>. 4 “Maka, ia menerbangkan debu. ”
Yaitu, debu di tempat berpacunya kuda. 4 -o ^ “Dan menyerbu ke
tengah-tengah kumpulan musuh. "Maksudnya, kuda-kuda itu berkumpul meng-
ambil posisi di tengah-tengah medan.
Firman-Nya lebih lanjut, 4 **'J oCJY' 4 “Sesungguhnya manusia
itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Rabb-nya. ” Dan inilah yang
menjadi obyek sumpah. Dengan pengertian bahwa manusia itu kufur dan
ingkar akan nikmat-nikmat Allah. Dan firman Allah Ta’ala:
4 j—
I
giJ ilili{S-& Z\j 4 “Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri
keingkarannya. ” Qatadah dan Sufyan ats-Tsauri mengatakan, “Sesungguhnya
Allah benar-benar menjadi saksi atas semuanya itu. Mungkin juga dhamir itu
kembali kepada manusia (insaan). Demikian yang dikemukakan oleh Muhammadbin Ka’ab al-Qurazhi, sehingga perkiraan maknanya sebagai berikut: “Dan
sesungguhnya dengan keingkarannya itu manusia akan menjadi saksi, yakni
dengan lisan halnya.” Artinya, hal tersebut tampak melalui ucapan dan per-
buatannya.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 j—4^' Aj 4 “Dan sesungguhnya
dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. ” Maksudnya, sesungguhnya
kecintaannya pada harta benar-benar tinggi. Dalam hal ini terdapat dua pen-
dapat:
1. Artinya, dia benar-benar cinta kepada harta.
2. Sesungguhnya dia benar-benar tamak dan kikir karena cintanya pada
harta.
Kedua pengertian tersebut benar.
Selanjutnya, dengan memotivasi untuk tidak tergoda oleh dunia dan
menganjurkan untuk lebih menyukai akhirat serta memperingatkan akan
keadaan yang ada setelah keadaan ini dan berbagai hal menyeramkan yang
akan di hadapi manusia, maka Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman:
4 j^i' ^ £ jjJ lii ^ "Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkit-
kan apa 'yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggal
dunia dikeluarkan dari dalam kubur. 4 jj-ivaJi —» t* ^ "Dan dilahirkan
apa yang ada di dalam dada.” Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya mengatakan:
“Yakni memperlihatkan dan menampakkan apa yang mereka sembunyikan
di dalam diri mereka.” 4 ^ oj ^ "Sesungguhnya Rabb merekapada
hari itu Mahamengetahui keadaan mereka. ""Maksudnya, Dia Mahamengetahui
semua yang mereka perbuat dan kerjakan serta akan memberikan balasan
atasnya dengan balasan yang lebih banyak dan tidak akan pernah menzhalimi
mereka sekecil apapun.
526 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
i i
AL - QAARI’AH
( Hari Kiamat
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-101 : 11 ayat
"Dengan menyebut Nama Allah YangMabapemurab lagi
Mabapenyayang.”
Hari Kiamat
,
(QS. 101:1) Apakah hari Kiamat itu? (QS. 101:2) Tahukahkamu apakah hari Kiamat itu?(QS. 101:3) Pada hari itu manusia seperti
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 527
101. AL QAARI’AH
anai-anai yang bertebaran, (QS. 101:4) dan gunung-gunung seperti bulu
yang dihambur-hamburkan. (QS. 101:5) Dan adapun orang-orang yang
berat timbangan (kebaikan)nya, (QS. 101:6) maka dia berada dalam ke-
hidupan yang memuaskan. (QS. 101:7) Dan adapun orang-orang yang ringan
timbangan (kebaikan)nya, (QS. 101:8) maka tempat kembalinya adalah
Neraka Hawiyah. (QS. 101:9) Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah
itu? (QS. 101:10) (Yaitu) api yang sangatpanas. (QS. 101:11)
Al-Qaari’ah adalah salah satu nama hari Kiamat, seperti nama lainnya;
al-Haaqqah, ath-Thaammah, ash-Shaakhkhah, al-Ghaasyiyah, dan lain-lain.
Kemudian dengan mengagungkan urusan hari Kiamat ini serta membesarkan
keadaannya, Allah T a’ ala berfirman, 4 L—* '—'j ¥ “Tahukah kamu
apakah hari Kiamat ituf” Lebih lanjut, Dia menafsirkannya melalui firman-
Nya: 4 eJ/LJi 3i '<-y, ^ “Pada hari itu manusia seperti anai-anai
yang behebaran. "Yakni, dalam hal ketersebaran, perpecahan, kepergian dan
kedatangan mereka karena perasaan bingung atas apa yang mereka alami,
seakan-akan mereka itu seperti kapas yang dihamburkan, sebagaimana yang
difirmankan Allah Ta’ala dalam ayat yang lain: 4 j—^ /4^ ^ “Seakan-
akan mereka itu belalang yang bertebaran. " (QS. Al-Qamar: 7).
Dan firman Allah Ta’ala, 4 J'—
£
“Dan gunung-
gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. ” Maksudnya, gunung-gunung
itu seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan yang mudah terbang dan
robek.
Kemudian Allah Ta’ala memberitahukan akibat dari apa yang pernah
mereka perbuat serta apa yang akan mereka terima selanjutnya, baik kemuliaan
maupun kehinaan^ sesuai dengan amal perbuatan mereka. Di mana Dia ber-
firman, 4 ‘Aj'y hJLC‘J* 4 “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya. " Yakni, kebaikannya lebih unggul daripada keburukannya,
4 wlj oAI£- 4 “Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. ”
Yakni/di dalam Surga. 4 ‘<y J'j $ “Dan adapun orang-orang yang
ringan timbangan (kebaikah)nya. "Yakni, amal keburukannya lebih unggul
daripada kebaikannya.
Adapun firman Allah Ta’ala, 4 Jj'—* Lii “Maka tempat kembalinya
adalah Neraka Hawiyah. ” Ada yang mengatakan: “Artinya, maka dia akan
jatuh ke Neraka Jahannam dengan kepala di bawah. Dia mengungkapkan
dengan menggunakan kata ummuhu yang berarti otaknya. Hal senada diriwayat-
kan dari Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Abu Shalih, dan Qatadah. Ada juga yang
berpendapat: “Artinya, tempat yang menjadi rujukan dan kembalinya pada
hari kebangkitan kelak adalah Neraka Hawiyah.” Hawiyah ini adalah salah
satu nama Neraka. Ibnu Jarir mengatakan, “Hawiyah disebut dengan sebutan
ummuhu (induknya), karena tidak ada tempat kembali baginya kecuali Neraka
tersebut. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman seraya menafsirkan kata
528 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
101. AL QAARI’AH
Hawiyah, firman-Nya 4 V1
*J 4 ‘Azw tahukah kamu apakah
Neraka Hawiyah ituV Yaitu api yang sangat panas.” Firman-Nya karena
Neraka itu benar-benar sangat panas dan mempunyai kobaran dan sengatan
yang sangat kuat. Abu Mush’ab meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwaNabi jf§ pernah bersabda:
_ * / «tf/ / . o
,o / y o os o o A * o A •*© A * . ' ~T ' * k'
(( d**-’ dr* «-j*-
vr51
f-5 ' Ju ))
“Api anak cucu Adam yang biasa kahan nyalakan itu hanya satu bagian dari
tujuh puluh bagian Neraka Jahannam.”
Para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, satu bagian saja sudah sangat
cukup?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya satu bagian api itu masih ditambah
lagi dengan enam puluh sembilan bagian.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
Muslim.
Tafsir ibnu Katsir Juz 30 529
AT - TAKAATSUR( Bermegah-megahan
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-102 : 8 ayat
“Dengan menyebutNama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
.Jp O^JLjo _y O^J 0>*Lo jV-> fjLJ Oj-*-Lo
>
—
;o %•
\
y'Z t''''? 'Z\SJ> ^ m oL>'
c.' s .«•»
-Lu*l> /\LLoJ m <juJ 1
Bermegah-megahan telah melalaikanmu, (QS. 102:1) sampai kamu masuk
ke dalam kubur. (QS. 102:2)Janganlah begitu
,
£e/<z£ kamu akan mengetahui
(akibat perbuatanmu itu), (QS. 102:3) dan janganlah begitu, kelak kamuakan mengetahui. (QS. 102:4) Janganlah begitu, jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin, (QS. 102:5) niscaya kamu benar-benar
akan melihat NerakaJahim, (QS. 102:6) dan sesungguhnya kamu benar-
benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, (QS. 102:7) kemudian kamu
530 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
102. AT TAKAATSUR
pasti akan ditanyaipada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-
megahkan di dunia itu). (QS. 102:8)
Allah Ta’ala berfirman, kalian terlalu disibukkan oleh kecintaan pada
dunia, kenikmatan dan berbagai perhiasannya, sehingga lupa untuk mencari
dan mengejar kehidupan akhirat. Dan hal tersebut terus menimpa kalian
sehingga kematian menjemput kalian, lalu kalian mendatangi kuburan danmenjadi salah satu dari penghuninya. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Ibnu Zaid bin Aslam dari ayahnya, dia berkata: “Rasulullah^ bersabda:
((,£#ii j&te jS- i 'jj\—£jt ^ > -iPiLh jp- i > ))
‘Bermegah-megahan telah melalaikanmu, ’ -dari ketaatan- ‘Sampai kamu masukke dalam kubur,
’sampai kematian menjemput kalian.”
Al-Hasan al-Bashri mengatakan, 4 y'—^3' ^ “Bermegah-megahan
telah melalaikanmu, "yakni dalam hal harta dan anak. Dan dalam kitab Shahih
al-Bukhari mengenai ar-riqaaq (perbudakan), dari Ubay bin Ka’ah, dia berkata:
“Kami pernah melihat hal ini dari al-Qur-an sehingga turun, 4 y'— ^^4‘Bermegah-megahan telah melalaikanmu. ’ Yakni, seandainya anak Adam me-miliki lembah emas.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Mithraf, yakni Ibnu ‘Abdillah bin
asy-Syikhkhir dari ayahnya, dia berkata: “Kami pernah sampai kepada Rasu-
lullah ji| yang ketika itu beliau mengatakan, ‘4. yt—£3i i— £ ‘Bermegah-
megahan telah melalaikanmu.’ Kudu Adam mengatakan: ‘Hartaku, hartaku.’
Tidaklah kamu mendapatkan dari hartamu itu kecuali apa yang kamu makan,lalu habis atau kamu pakai lalu usang, atau kamu sedekahkan sehingga akanterus mengalir?” Diriwayatkan oleh Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa-i.
Imam al-Bukhari meriwayatkan, Rasulullah j|§ bersabda:
£^3 <d*Pj i! Laj alit ai-si LJu))
^ ^ * / T/ /
((.4i«aP aJUj <(JLai
“Ada tiga hal yang mengantarkan jenazah, lalu dua di antaranya masih kembali
sedang satu lagi tetap bersamanya; jenazah itu diantarkan oleh keluarga, harta,
dan amalnya, lalu keluarga dan hartanya kembali pulang sedangkan amalnyatetap bersamanya.” Diriwayatkan oleh Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa-i.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi |j§ bersabda:
% y' O Oyy o y'
/ O * * |** s «.O'* * * “T * 9. A * O y'
(( ))
“Anak Adam itu akan menjadi tua dan ada dua hal yang akan tetap bersama-
nya; ketamakan dan angan-angan.”
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 531
102. AT TAKAATSUR
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab ash-Shahihain.
Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir menyebutkan di dalam biografi al-Ahnaf bin
Qais dan namanya adalah adh-Dhahhak, bahwasanya dia pemah melihat uang
dirham di tangan seseorang, lalu dia bertanya, “Milik siapa dirham ini?” Lalu
orang itu berkata kepadaku, dia mengatakan, “Uang itu akan menjadi milikmu
jika engkau menginfakkannya, baik untuk memperoleh pahala maupun untuk
mendapatkan rasa syukur.” Kemudian al-Ahnaf mengumandangkan ungkapan
seorang penya’ir:
dJJ (J'A'* asA6j\ 13] jL_Ui C-5'
/ / /
Engkau akan menjadi milik hartamu jika engkau menahannya,
dan jika engkau manafkahkannya maka harta itu menjadi milikmu.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah mengenai firman-
Nya, 4 4 "Bermegah-megahan telah melalaikanmu, ” dia mengatakan:
“Ayat ini turun berkenaan dengan dua dari beberapa kabliah Anshar pada
Bani Haritsah dan Bani al-Harits. Mereka berbangga-bangga dan bermegah-
megah. Kemudian salah satu dari kedua kabilah itu berkata, ‘Apakah di antara
kalian terdapat seperti fulan dan fulan bin fulan?” Sedangkan yang lainnya
juga mengatakan hal yang sama. Mereka membangga-banggakan orang-orang
yang masih hidup. Kemudian mereka berkata, ‘Mari ikut kami ke kuburan.’
Selanjutnya, salah seorang dari kedua kabilah itu berkata, ‘Apakah di antara
kalian terdapat orang seperti si fulan itu?’ Mereka menuju ke kuburan. ‘Dan
seperti si fulan?’ Dan kabilah yang lain juga mengatakan hal yang sama. Ke-
mudian Allah menurunkan ayat, 4 .>_J3 {JT0 4 Bermegah-
megahan telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. ’ Dan yang
benar bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya, 4 pjj "Sampai
kamu masuk ke dalam kubur, ” yakni kalian akan berangkat menuju ke sana
dan dimakamkan di dalamnya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits
shahih bahwa Rasulullah |j§ pernah masuk menemui seorang Badui untuk
menjenguknya, beliau bersabda, “Tidak ada masalah, insya Allah suci.” Lalu
dia berkata: “Aku katakan: ‘Dia suci, tetapi ia adalah demam yang cukup
parah yang menimpa orang tua yang telah mendekati kubur.’” Beliau ber-
sabda, “Benar, kalau begitu.”1
Dan firman Allah Ta’ala, 4 ^ yk p d yk 4 "Jangan-
lah begitu, kelak kamu akan mengetahui, kemudian janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui,”al-Hasan al-Bashri mengatakan: “Ini adalah ancaman
di atas ancaman.”
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam kitab Shahihnyz, kitab al-Manaaqib. Dan ImamAhmad di dalam Musnadnyz dari Anas bin Malik.
532 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
102. AT TAKAATSUR
't'B O^ '
Adh-Dhahhak berkata tentang firman Allah Ta’ala, 4 <I> 'SJ»^ 4
“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. "Yakni, wahai orang-orang
kafir. 4 oyS ^ p 4 “Danjanganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui ”
Yakni, wahai orang-orang yang beriman.
Dan firman-Nya, 4 o ‘J y£ 4 “Janganlah begitu, jika kamumengetahui dengan pengetahuan yang yakin. " Maksudnya, seandainya kalian
mengetahui dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian tidak akan dibuat lengah
oleh sikap bermegah-megah dari mengejar kehidupan akhirat sampai akhirnya
kalian masuk ke dalam kubur.
Lebih lanjut, Allah Ta’ala berfirman, 4 ui*?' 'yk P k/jZ £
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahim. Dan sesungguhnya
kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. ” Hal ini merupakan
penafsiran ancaman sebelumnya, yaitu firman-Nya:
4 oPS£ '<->j—L yS .p oj—ICj ^ “Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui "Allah telah
mengancam mereka dengan keadaan seperti ini, yaitu para penghuni Neraka
itu akan melihat saat api Neraka bernafas satu kali nafas, maka setiap Malaikat
Muqarrabun (yang mendekatkan diri) dan Nabi yang diutus akan tersungkur
di atas kedua lututnya, lantaran kehebatan, kedahsyatan, dan kengerian yang
terlihat, seperti yang disebutkan oleh atsar yang diriwayatkan mengenai hal
tersebut.
Firman Allah Ta’ala, 4 p
—
J* p 4 “Kemudian kamu pasti
akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. "Yakni, selanjutnya pada hari
itu kalian akan ditanya tentang rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerah-
kan oleh Allah kepada kalian, baik berupa kesehatan, keamanan, rizki, dan
lain-lain yang demikian banyak jika kalian menerima nikmat-nikmat Allah
dengan rasa syukur atasnya dan beribadah kepada-Nya. Ibnu Jarir meriwayat-
kan, al-Husain bin ‘Ali ash-Shuda-i memberitahuku dari Abu Hurairah <$s ,
dia berkata: “Ketika Abu Bakar dan ‘Umar tengah duduk-duduk, tiba-tiba Nabi
3S§ mendatangi mereka berdua seraya bertanya, ‘Mengapa kalian duduk-duduk
di sini?’ Keduanya menjawab, ‘Demi Rabb yang telah mengutusmu dengan
kebenaran, tidak ada yang mengeluarkan kami dari rumah kami kecuali rasa
lapar.” Beliau bersabda, “Demi Dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran,
tidak ada yang mengeluarkan diriku kecuali karena alasan yang sama (rasa
lapar).’ Kemudian mereka bertolak sehingga mendatangi rumah salah seorang
dari kaum Anshar. Lalu mereka disambut oleh seorang wanita, maka Nabi *|§
bertanya kepadanya, ‘Mana si fulan?’ Wanita itu menjawab, ‘Pergi mencari
air untuk kami.’ Setelah itu, Sahabat mereka itu datang dengan membawaqirbahnya (kantong air yang terbuat dari kulit binatang ternak yang telah
disamak). Dia berkata, ‘Selamat datang. Tidak ada kunjungan seorang hambayang lebih baik selain kunjungan seorang Nabi kepadaku pada hari ini.’ Ke-
mudian orang itu menggantungkan qirbahnya di dahan kurma. Kemudian
Tafeir Ibnu Katsir Juz 30 533
102. AT TAKAATSUR
dia pergi lagi dan mendatangi mereka kembali dengan membawa setandan
anggur. Maka Nabi jg§ berkata, ‘Mengapa engkau tidak memilahnya?’ Orangitu menjawab, ‘Aku lebih suka kalian sendiri yang memilih sesuai dengan
selera kalian.’ Kemudian dia mengambil pisau. Lalu Nabi ££§ berkata kepada-
nya, ‘Hindarilah olehmu perahan.’ Pada hari itu, dia juga menyembelihkankambing untuk mereka. Maka mereka pun memakannya. Selanjutnya, Nabi
|£§ bersabda kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau benar-benar akan ditanya
mengenai hal ini pada hari Kiamat kelak. Rasa lapar telah membuat kalian
keluar rumah, lalu kalian tidak pulang sehingga kalian mendapatkan ini, dan
ini adalah bagian dari kenikmatan.’” Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Ya’la,
dan Ibnu Majah. Juga diriwayatkan oleh para penulis kitab as-Sunan.
Mujahid mengatakan (tentang kenikmatan dalam ayat di atas): “Dari
setiap kelezatan dari kelezatan-kelezatan dunii. ” Sedangkan ‘Ali bin AbiThalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, 4 J* j£y. p 4 “Kemudiankamu pasti akan ditanyaipada hari itu tentang kenikmatan
,
” dia mengatakan:
“Kenikmatan itu adalah kesehatan badan, pendengaran, dan penglihatan. Allah
akan menanyakan kepada semua hamba untuk apa semuanya itu merekapergunakan. Dan Dia lebih mengetahui haHersebut daripada mereka. Danitulah firman-Nya: ^ ^^ ik'Sfjl JS' 4
<
Sesungguhnya
pendengaran,penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintaipertanggungan-
jawabnya. ”’ (QS. Al-Israa’: 36).
Dan telah ditegaskan pula di dalam Shahih al-Bukhari, Sunan at-Tirmidzi,
Sunan an-Nasa-i, dan Sunan Ibni Majah, dari hadits ‘Abdullah bin Sa’id bin AbiHindi dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: “Rasulullah |g; bersabda:
(( 'o*OlJliij
))
‘Ada dua nikmat yang membuat banyak orang tertipu olehnya, yaitu nikmat
sehat dan waktu luang.’”
Hal itu berarti bahwa mereka terlalu sedikit mensyukuri kedua nikmat
tersebut, di mana mereka tidak menunaikan kewajiban yang dituntut kedua-
nya. Dan orang yang tidak menunaikan hak yang diwajibkan atasnya berarti
dia telah tertipu.
534 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - ‘ASHR( Masa
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-103 : 3 ayat
Mereka menyebutkan bahwa ‘Amr bin al-‘Ash pernah diutus untuk
menemui Musailamah al-Kadzdzab. Hal itu berlangsung setelah pengutusan
Rasulullah dan sebelum dia (Amr bin al-‘Ash) masuk Islam. Musailamah
al-Kadzdzab bertanya kepada ‘Amr bin al-‘Ash, “Apa yang telah diturunkan
kepada Sahabatmu ini (Rasulullah) selama ini?” Dia menjawab, “Telah diturun-
kan kepadanya satu surat ringkas namun sangat padat.” Dia bertanya, “Surat
apa itu?” Dia (‘Amr) menjawab:
^ yJ I fJ oUdUaJl I I VI .J—
^
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam "kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran. ”
Kemudian Musailamah berpikir sejenak, setelah itu dia berkata, “Dantelah diturunkan pula hal serupa kepadaku.” Kemudian ‘Amr bertanya ke-
padanya, “Apa itu?” Musailamah menjawab, “jX*3 otlii oJl UjIj <.Jj 'C J'j \—
C
j—** —1-3 (Hai kelinci, hai kelinci, sesungguhnya kamu memiliki dua
telinga dan satu dada. Dan semua jenismu suka membuat galian dan lubang).”
Kemudian dia bertanya, “Bagaimana menurut pendapatmu, hai ‘Amr.” Maka‘Amr berkata kepadanya, “Demi Allah, sesungguhnya aku tahu bahwa engkau
telah berdusta.”
Wabr adalah binatang sejenis kucing, yang anggota badannya yang
paling besar adalah kedua telinga dan dadanya, sedangkan anggota tubuh lain-
nya kurang bagus. Dengan halusinasi itu, Musailamah al-Kadzdzab bermaksud
menyusun kalimat yang bertentangan dengan apa yang disampaikan al-Qur-an.
Namun demikian, hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh seorang penyembahberhala pada saat itu.
Imam asy-Syafi’i mengatakan, “Seandainya manusia mencermati
surat ini secara seksama, niscaya surat ini akan mencukupi mereka.”
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 535
103. AL ‘ASHR
sgrt, 0“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.*
1 / / ^ 'i* 'w
L| Ij \y&\yj3^ ^ ^y>&\yj | \
Dm/ mtfstf. (QS. 103:1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, (QS. 103:2) kecuali orang-orang yang beriman dan me-
ngerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran
dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)
Al-c
Ashr berarti masa yang di dalamnya berbagai aktivitas anak cucu
Adam berlangsung, baik dalam wujud kebaikan maupun keburukan. ImamMalik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam: “Kata al-Ashrherzm shalat ‘Ashar.
Dan yang populer adalah pendapat yang pertama.
Dengan demikian, Allah Ta’ala telah bersumpah dengan masa tersebut
bahwa manusia itu dalam kerugian, yakni benar-benar merugi dan binasa.
4 ijLSj i i#. Yl “Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih. "Dengan"demikian, Allah memberikan pengecualian
dari kerugian itu bagi orang-orang yang beriman dengan hati mereka dan
mengerjakan amal shalih melalui anggota tubuhnya. 4 <3^ 'j—^>'j?j ^ “Dan
nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran. ” Yaitu, mewujudkan semua
bentuk ketaatan dan meninggalkan semua yang diharamkan. ^ j 'j^'jjj
“Dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”Yakni bersabar atas segala
macam cobaan, takdir, serta gangguan yang dilancarkan kepada orang-orang
yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
536 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - HUMAZAH( Pengumpat
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-104 : 9 ayat
“Dengan menyebutNama Allah YangMabapemurah lagi
Mabapenyayang.
"
*"tss „'A.''* \*2 i° J ^ C2 |Jr^ /S** 4^=4 J
$>$$ 0 0 mrc^i<^3^5
. „"*'A -" . >*//*>; 's '*'*?<!
Q3 r*->-^j^4 Cp 5-u>>(4c^i Cp i-^ 1
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, (QS. 104:1) yang me-
ngumpulkan harta lagi menghitung-hitung, (QS. 104:2) w mengira bahwahartanya itu dapat mengekalkannya. (QS . 104:3) Sekali-kali tidak! Sesung-
guhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. (QS. 104:4)
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu
?
(QS. 104:5) (Yaitu) api (yang di-
sediakan) Allah yang dinyalakan, (QS. 104:6) yang (membakar) sampai
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 537
104. AL HUMAZAH
ke hati
.
(QS. 104:7) Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (QS.
104:8) (sedang mereka itu) diikatpada tiang-tiang yangpanjang. (QS. 104:9)
Al-hammaz berarti orang yang melakukan umpatan dalam bentuk
ucapan, sedangkan al-lammaz berarti orang yang melancarkan celaan dalam
bentuk perbuatan. Artinya, merendahkan dan menilai orang lain kurang. Danpenjelasan mengenai hal ini telah diberikan sebelumnya, yaitu pada firman
Allah Ta’ala, 4 4 “Yang banyak mencela, yang kian ke mari meng-
hamburfitnah. ”(QSf. Xl-Qalam: 11). Ibnu ‘Abbas mengatakan:“HumazatiUumazah
berarti orang yang suka mencela dan menilai cacat orang lain.” Ar-Rabi’ bin
Anas mengatakan:“Al-humazah berarti melakukan pengumpatan di hadapan-
nya, sedangkan al-lumazah adalah celaan yang dilakukan di belakang.” Qatadah
mengatakan: “Al-humazah dan al-lumazah itu adalah dengan lidah dan matanya
serta memakan daging orang lain dan melontarkan celaan kepada mereka.”
Lebih lanjut, sebagian dari mereka mengatakan: “(Orang) yang dimaksud
dengan hal tersebut adalah al-Akhnas bin Syuraiq.” Dan ada juga yang me-
ngatakan selainnya. Mujahid mengatakan: “Ia bersifat tuntun.”
Firman Allah Ta’ala, 4 —*• <^*' 4 "Yang mengumpulkan
harta lagi menghitung-hitung. ”Yakni mengumpulkan sebagian hartanya dengan
sebagian lainnya seraya menghitung jumlahnya. Yang demikian itu seperti
firman-Nya yang lain, 4 4 “Serta mengumpulkan (harta benda) lalu
menyimpannya. ” (QS. Al-Ma’aarij: 18). Demikian yang dikemukakan oleh
as-Suddi dan Ibnu Jarir.
Dan mengenai firman-Nya, 4 VLJ ¥ “Yang mengumpulkan
harta lagi menghitung-hitung, "Muhammad bin Ka’ab mengatakan: “Hartanya
membuatnya lalai pada siang hari, yang ini sampai kepada yang lainnya. Danjika malam tiba, ia teronggok seperti bangkai busuk.”
Firman-Nya, 4 »^>4 iJLJ. of LU-J 4 “Dia mengira bahwa hartanya itu
dapat mengekalkannya. "Maksudnya, dia menduga bahwa pengumpulan harta
yang dia lakukan dapat menjadikannya hidup kekal di dunia ini. 4^ 4 “Sekali-
kali tidak. "Yakni, masalahnya tidak seperti yang diaku dan dikira. Kemudian
Dia berfirman, 4 j 4 “Sesungguhnya dia benar-benarakan dilempar-
kan ke dalam Huthamati. "Yakni, orang yang mengumpulkan dan menghitung-
hitung hartanya itu akan diceburkan ke dalam Huthamah. Huthamah adalah
salah satu nama Neraka. Disebut demikian karena Neraka itu menghancurkan
penghuninya. Oleh karena itu, Dia berfirman:
4 »1»Sft .ilLiJl 6 T— 4 “Dan tahukah kamu apa
Huthamah itu? Yaitu api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (mem-
bakar) sampai ke hati. "Tsabit al-Bannani mengatakan: “Api membakar mereka
sampai ke dalam hati, sedang ketika itu mereka dalam keadaan hidup.” Ke-
mudian dia mengatakan: “Adzab itu sudah ada yang menimpa beberapa orang
dari mereka. Dan setelah itu dia menangis.” Muhammad bin Ka’ab mengatakan:
538 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
“Api itu memakan segala sesuatu dari tubuhnya sehingga ketika api sampai
di hatinya mendekati tenggorokannya, api itu kembali ke jasadnya.”
Firman Allah Ta’ala, 4 0. 4 “Sesungguhnya api itu ditutup
rapat atas mereka.* Yakni ditutup rapat, sebagaimana penjelasannya telah
diberikan pada tafsirnya di dalam surat al-Balad.1
Firman Allah Ta’ala, 4 <J £ “(Sedang mereka itu) diikat pada
tiang-tiang yangpanjang.” ‘Athiyyah al-‘Aufi mengatakan: “Yakni tiang-tiang
yang terbuat dari besi.” As-Suddi mengatakan: “Yakni berasal dari api.” Syabib
bin Bisyir meriwayatkan dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas: “4» 4
‘(Sedang mereka itu) diikatpada tiang-tiang yangpanjang,’
yakni pintu-pintunya
yang panjang.
1 Ayat 20.
AL - FIIL
( Gajah
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-105 : 5 ayat
UJJI aOi'
"Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang. *
_?-> —J |30 i/3? c3—
^
.) L> CC|
V <>/ ///
> f/ i» ^^ 1 // <^ i ^ r i
^ Q3Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabb-mu telah bertindak
terhadap tentara gajah
?
(QS. 105:1) Bukankah Dia telah menjadikan tipu
daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia
,
(QS. 105:2) danDia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, (QS.
105:3) yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang ter-
bakar, (QS. 105:4) lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yangdituakan (ulat)? (QS. 105:5)
Ini merupakan salah satu dari nikmat yang dengannya Allah menguji
kaum Quraisy, yaitu berupa penghindaran mereka dari pasukan Gajah yang
540 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
105. AL FIIL
telah bertekad bulat untuk menghancurkan Ka’bah serta menghilangkan bekas
keberadaannya. Maka Allah membinasakan dan menghinakan mereka, meng-
gagalkan usaha mereka, menyesatkan perbuatan mereka, serta mengembalikan
mereka dengan membawa kegagalan yang memalukan. Mereka adalah kaumNasrani. Agama mereka pada saat itu lebih dekat dengan agama kaum Quraisy,
yaitu penyembahan berhala.
Tetapi peristiwa itu termasuk tanda sekaligus pendahuluan bagi peng-
utusan Rasulullah ||§. Sebab, menurut pendapat yang paling populer, padatahun itu beliau dilahirkan. Secara tersirat, Allah Ta’ala mengatakan,
“Kamitidak menolong kalian, wahai sekalian kaum Quraisy, untuk mengalahkankaum Habsyi, karena posisi kalian yang lebih baik daripada mereka, akan tetapi
Kami menghancurkan mereka untuk memelihara Baitul \Atiq (Ka’bah) yangakan senantiasa Kami muliakan, agungkan, serta hormati melalui pengutusan
seorang Nabi yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis), Muhammadjlt, penutup para Nabi.
Berikut ini kisah pasukan Gajah yang disajikan secara ringkas dansingkat. Telah disampaikan sebelumnya, dalam kisah Ash-habul Ukhdud(orang-orang yang membuat parit) bahwa Dzu Nawwas, yang merupakan raja
terakhir kejaraan Himyar, dia seorang musyrik. Dialah orang yang membunuhAsh-habul Ukhdud. Ash-habul Ukhdud adalah orang-orang Nasrani yangjumlahnya mendekati 20.000 orang. Tidak ada yang selamat darinya kecuali
Dawus Dzu Tsa’laban. Kemudian Dawud pergi dan meminta bantuan kepadaKaisar, raja Syam, yang juga penganut Nasrani. Kemudian dia menulis surat
kepada Najasyi, raja Habasyah, karena keberadaannya yang lebih dekat denganmereka. Dia mengutus Dawus yang didampingi oleh dua orang amir; Aryathdan Abrahah bin ash-Shabah Abu Yaksum disertai satu pasukan besar. Kemudianmereka masuk ke Yaman dan menyelinap ke rumah-rumah, hingga akhirnya
mereka berhasil merebut kerajaan dari Himyar dan Dzu Nawwas pun akhirnya
binasa, tenggelam di laut. Habasyah berhasil menaklukkan Yaman dan merekadipimpin oleh dua orang pemimpin; Aryath dan Abrahah. Kemudian keduapemimpin itu berselisih pendapat dalam suatu urusan sehingga keduanyaberadu mulut dan berperang. Lalu salah satu dari keduanya berkata kepadayang lainnya, “Sesungguhnya kita tidak perlu mengerahkan pasukan di antara
kita, tetapi mari kita berhadapan satu lawan satu. Siapa di antara kita yangberhasil membunuh lawan, maka dialah yang berhak menduduki posisi raja.
Kemudian tantangan itu pun disambut oleh yang lainnya, sehingga keduanyabertarung. Masing-masing dari keduanya meninggalkan parit, lalu Aryathmenyerang Abrahah, kemudian menebasnya dengan pedang sehingga hidung-
nya terpotong, mulutnya robek, dan wajahnya terkoyak. Kemudian ‘Utudah,
pembantu Abrahah ikut menyerang Aryath, lalu membunuhnya. KemudianAbrahah pulang dalam keadaan terluka. Lalu dia mengobati lukanya hinggaakhirnya dia pun sembuh dan kemudian dia mampu melatih bala tentara
Habasyah di Yaman. Selanjutnya, Najasyi menulis surat kepadanya yang isi-
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 541
105. AL FIIL
nya mencela apa yang telah dilakukannya seraya mengancam dan bersumpah
akan menduduki negaranya dan menelungkupkan ubun-ubunnya. Kemudian
Abrahah mengirimkan utusan kepada raja Najasyi untuk menyampaikan rasa
dukanya sambil berbasa-basi kepadanya. Bersama utusan tersebut, Abrahah
mengirimkan hadiah dan sekantong tanah Yaman. Semuanya itu dikirimkan
bersamanya dan dia mengatakan dalam suratnya supaya raja menginjak kantong
ini sehingga dia terbebas dari sumpahnya dan inilah ubun-ubunku telah aku
kirimkan bersamanya kepadamu. Ketika semuanya itu sampai kepadanya,
dia sangat terheran dibuatnya dan merasa puas dengannya serta mengakui
keberadaannya. Kemudian Abrahah mengirimkan utusan untuk mengatakan
kepada Najasyi, “Aku akan bangunkan untukmu sebuah gereja di negeri
Yaman yang belum pernah dibuat bangunan sepertinya. Lalu dia memulai
pembangunan gereja yang sangat besar di Shan’a, sebuah bangunan yang sangat
tinggi serta pelataran yang tinggi pula, yang dihiasi di semua sisinya. Bangsa
Arab menyebutnya dengan al-qalis, karena bangunannya yang tinggi. Sebab,
orang yang melihatnya akan mengangkat kepala sehingga qalansuwah (peci)
yang dikenakannya hampir terjatuh dari kepalanya karena tingginya bangunan.
Dan Abrahah al-Asyram bertekad untuk memindahkan haji bangsa Arab ke
gereja tersebut sebagaimana mereka selama ini berhaji ke Ka’bah di Makkah.
Dan dia serukan hal tersebut di wilayah kekuasaannya, sehingga mengundang
kebencian warga Arab ‘Adnan dan Qahthan. Kaum Quraisy benar-benar
murka karenanya, sehingga sebagian dari mereka ada yang mendatangi gereja
itu dan memasukinya pada malam hari serta menghancurkan isi di dalamnya,
kemudian dia kembali pulang. Ketika para penjaga mengetahui kejadian ter-
sebut, mereka pun melaporkan hal itu kepada raja mereka, Abrahah seraya
berkata kepadanya, “Yang demikian itu dilakukan oleh beberapa orang Quraisy
yang marah karena rumah mereka (Baitullah) diserupakan dengan ini. Selanjut-
nya, Abrahah bersumpah akan pergi menuju Baitullah di Makkah dan akan
menghancurkannya berkeping-keping.
Muqatil bin Sulaiman menyebutkan bahwasanya ada sekelompok
orang dari kaum Quraisy yang memasuki gereja itu dan membakarnya. Pada
hari itu panas benar-benar terik sehingga gereja itu terbakar, runtuh dan rata
dengan tanah. Kemudian Abrahah menyiapkan diri dan pergi dengan mem-bawa pasukan yang cukup banyak dan kuat agar tidak ada seorang pun yang
mampu melawannya, yang disertai dengan seekor gajah yang sangat besar,
belum ada seekor gajah pun sebelumnya yang terlihat sepertinya, yang diberi
nama Mahmud. Dan Najasyi, raja Habasyah juga mengirimkan pasukan untuk
hal yang sama. Ada juga pendapat yang menyebutkan, bersama Abrahah ter-
dapat delapan gajah. Ada juga yang menyatakan, dua belas gajah lainnya.
Wallaahu a’lam. Dengan tujuan untuk menghancurkan Ka’bah, dengan me-
letakkan rantai pada pilar-pilarnya sedang ujung rantai lainnya diikatkan pada
leher gajah, kemudian gajah itu digerakkan agar menjatuhkan tembok itu
sekaligus.
542 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
105. AL FIIL
Ketika warga Arab mendengar kedatangannya, mereka pun berpendapat
yang (pendapat itu) mewajibkan mereka untuk mempertahankan Baitullah
serta melawan setiap orang yang hendak menghancurkannya dengan meng-
gunakan taktik tipu daya. Kemudian salah seorang yang paling terhormat dari
penduduk Yaman sekaligus sebagai raja mereka yang bernama Dzu Nafar
mengajak kaumnya dan orang-orang Arab yang berminat untuk melawan dan
memerangi Abrahah dalam rangka mempertahankan Baitullah dan semua
tempat yang hendak dihancurkan olehnya. Maka mereka pun menyambut
seruan tersebut dan siap memerangi Abrahah, tetapi Abrahah berhasil mengalah-
kan mereka, sesuai dengan kehendak Allah untuk memelihara kemuliaan
dan keagungan Baitullah. Dan Dzu Nafar pun ditawan. Lalu Abrahah me-
mintanya untuk menemaninya. Kemudian dia melakukan perjalanan sehingga
ketika sampai di daerah Khats’am, dia dihadang oleh Nufail bin Habib al-
Khats’ami bersama kaumnya selama dua bulan terus-menerus, lalu mereka
melakukan penyerangan terhadap Abrahah, tetapi mereka pun berhasil di-
kalahkan oleh Abrahah, dia berhasil menawan Nufail bin Habib dan bermaksud
hendak membunuhnya, lalu dia mengampuninya dan meminta agar dia (Nufail)
mau menyertainya untuk menjadi petunjuk bagi Abrahah di negeri Hijaz.
Ketika mendekati daerah Tha-if, penduduknya keluar menemuinya serta
berbasa-basi kepadanya karena takut akan rumah mereka yang ada di tengah-
tengah mereka yang mereka beri nama al-Lata. Lalu mereka mengormatinya
dan mengirimkan Abu Raghal bersamanya sebagai penunjuk arah. Setelah
Abrahah sampai di kota al-Mughammas, yaitu sebuah tempat yang berdekatan
dengan kota Makkah, maka dia pun singgah, lalu bala tentara Abrahah me-
rampas harta kekayaan penduduk Makkah yang terdiri dari unta-unta dan
lain sebagianya. Mereka mengambilnya begitu saja. Di antara yang dirampas
itu terdapat 200 ekor unta milik ‘Abdul Muththalib. Dan yang melakukan
perampasan atas perintah Abrahah adalah panglima perang yang bernama al-
Aswad Ibnu Maqshud. Dan dia diserang oleh beberapa warga Arab, seperti
yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Dan Abrahah mengirim Hanathah al-Himyari
ke Makkah dan memerintahkan supaya memanggil pemuka kaum Quraisy
serta memberitahukan kepadanya bahwa raja Abrahah tidak datang untuk
memerangi kalian kecuali kalian menghalanginya untuk menyerang Baitullah.
Kemudian Hanathah al-Himyari datang dan menghampiri ‘Abdul Muththalib
bin Hisyam dan memberitahukan tentang keberadaan Abrahah seperti yang
dipesankan. Lalu ‘Abdul Muththalib mengatakan kepadanya, “Demi Allah,
kami tidak hendak memeranginya dan kami tidak mempunyai kekuatan untuk
itu. Ini adalah Baitullah yang suci dan rumah kekasih-Nya, Ibrahim. Kalau
memang dia dilarang mendatanginya, maka yang demikian itu karena ia me-
rupakan rumah sekaligus tempat suci-Nya. Demi Allah, kami tidak mampuuntuk melarangnya.” Kemudian Hanathah berkata kepadanya, “Kalau begitu,
datanglah bersamaku untuk menghadapnya (Abrahah).” Kemudian ‘Abdul
Muththalib pun pergi bersamanya. Ketika melihatnya, Abrahah menyambut-
nya. ‘Abdul Muththalib adalah seorang yang berbadan tegap lagi tampan. Lalu
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 543
105. AL FIIL
'•i
Abrahah turun dari singgasananya dan duduk di lantai bersamanya. Abrahahbertanya melalui penerjemahnya, “Katakan, apa maksud kedatangannya?”
‘Abdul Muththalib berkata kepada penerjemahnya itu, “Aku hanya ingin
agar raja mengembalikan 200 ekor unta milikku.” Maka Abrahah pun berkata
kepada penerjemahnya, “Katakan kepadanya, ‘Kamu benar-benar telah mem-buatku terheran-heran saat aku melihatmu, tetapi kemudian aku menjadi
berang kepadamu saat kamu berbicara menuntut 200 ekor unta milikmu yang
hilang, tetapi kamu biarkan rumah yang menjadi agamamu dan agama nenek
moyangmu. Sesungguhnya aku datang untuk menghancurkannya, sedang
engkau tidak menyinggungnya sama sekali dalam pembicaraanmu denganku.’”
Kemudian ‘Abdul Muththalib berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku adalah
pemilik unta-unta itu, sedangkan rumah (Ka’bah) itu mempunyai pemilik
sendiri (Allah) yang akan selalu mempertahankannya.” Abrahah berkata, “Dia
tidak akan sanggup menghalangiku.” “Kamu tidak akan mampu menandingi-
Nya,” sahut ‘Abdul Muththalib.
Ada yang menyatakan bahwa Abrahah pergi dengan ‘Abdul Muththalib
bersama sejumlah pemuka Arab. Kemudian mereka menawarkan sepertiga
kekayaan kepada Abrahah sebagai ganti supaya dia membatalkan niatnya
menghancurkan Ka’bah. Namun dia menolak tawaran mereka itu dan me-
ngembalikan unta-unta ‘Abdul Muththalib. Kemudian ‘Abdul Muththalib
kembali kepada kaum Quraisy, lalu dia memerintahkan mereka supaya keluar
dari Makkah dan berlindung di puncak-puncak gunung, karena khawatir
mereka akan merasakan amukan bala tentara Abrahah. Selanjutnya, ‘Abdul
Muththalib berdiri, lalu memegang daun pintu Ka’bah. Dan ikut pula berdiri
bersamanya beberapa orang Quraisy seraya berdoa kepada Allah serta meminta
pertolongan-Nya supaya membinaskan Abrahah dan bala tentaranya. Kemudian
dengan memegang pintu Ka’bah, ‘Abdul Muththalib mengumandangkan sya’ir:
/ ^ V- o S V"
z'. I »./ 8 /O . * ^ |O / > / O ° \ l 1**'"'
f.yj\
Tidak ada kebimbangan. Sesungguhnya seseorang telah
mempertahankan rumahnya, karenanya perhankanlah rumah-Mu.
Kekuatan dan tipu daya mereka tidak akan pernah dapat
mengalahkan tipu daya-Mu untuk selamanya.
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa selanjutnya ‘Abdul Muththalib me-
lepaskan gagang pintu dan selanjutnya mereka pergi menuju puncak gunung.
Muqatil bin Sulaiman menyebutkan bahwa mereka meninggalkan 100 ekor
anak unta di Baitullah dengan diberi kalung, kemungkinan sebagian bala
tentara ada yang mengambil sebagian darinya dengan cara tidak benar, sehingga
Allah akan menuntut balas dari mereka.
544 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
105. AL FIIL
Pada pagi harinya, Abrahah bersiap-siap untuk memasuki Makkahdan dia pun telah menyiapkan gajahnya yang bernama Mahmud. Selain itu,
dia pun telah menyiagakan pasukannya. Setelah mereka mengarahkan gajah
mereka menuju Makkah, Nufail bin Habib datang hingga akhirnya berdiri
di samping gajah itu, lalu memegang kupingnya dan berkata, “Duduklah, hai
Mahmud, dan kembalilah ke tempat asalmu, karena sesungguhnya kamusekarang ini tengah berada di negeri Allah yang suci.” Kemudian Nufail me-
lepaskan kupingnya, dan gajah itu pun duduk berderum. Selanjutnya, Nufail
bin Habib keluar dan pergi hingga akhirnya mendaki gunung. Sementara,
mereka memukul-mukul gajah agar berdiri, tetapi gajah itu enggan berdiri.
Kemudian mereka memukul kepala gajah itu dengan kapak dan mereka me-
masukkan tongkat mereka yang berujung lengkung ke belalainya lalu mereka
menariknya supaya ia mau berdiri, tetapi gajah itu menolak. Lalu merekamengarahkannya kembali ke Yaman, maka gajah itu berdiri dan berjalan cepat.
Mereka juga mengarahkannya ke Syam, maka ia melakukan hal yang sama.
Lalu mereka mengarahkannya ke timur, maka ia melakukan hal yang sama,
yakni berjalan cepat. Kemudian mereka mengarahkannya ke Makkah, makagajah itupun duduk menderum.
Selanjutnya, Allah mengirimkan kepada mereka burung dari lautan
semacam burung alap-alap, pada masing-masing burung membawa tiga batu:
satu batu di paruhnya dan dua batu lainnya di kedua kakinya, batu sebesar
biji kedelai dan biji adas, yang tidak seorang pun dari mereka yang terkena
batu tersebut melainkan akan binasa. Tidak semua dari mereka terkena batu
itu, mereka pergi dan lari terbirit-birit menempuh jalan mencari Nufail agar
dia mau menunjukkan jalan kepada mereka. Demikianlah yang mereka alami
di daratan, sedang Nufail berada di puncak gunung bersama kaum Quraisy
dan warga Arab Hijaz menyaksikan siksaan yang ditimpakan Allah kepada
pasukan Gajah tersebut. Nufail berkata:
utfft j4 flj&ji
f
h°\j JDi manakah tempat berlindung jika Allah sudah mengejar,
Dan Asyramlah yang terkalahkan dan bukan yang menang.
Ibnu Hisyam mengatakan: “Al-ababil berarti kawanan, dan masyarakat
Arab tidak menggunakan kata itu dalam bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan
as-sijjil, Yunus an-Nahwi dan Abu ‘Ubaidah memberitahuku bahwa menurut
masyarakat Arab, kata itu berarti yang sangat keras.” Dia mengatakan: “Beberapa
orang ahli tafsir menyebutkan bahwa keduanya berasal dari bahasa Persi yang
oleh masyarakat Arab dijadikan sebagai satu kata, di mana kata as-sanaj berarti
batu sedangkan al-jill berarti tanah Hat.” Lebih lanjut, dia mengatakan: “Danbatu itu berasal dari kedua jenis tersebut, yaitu batu dan tanah liat.” Dia juga
mengatakan: “Kata al- Wjfberarti daun tanaman yang belum dipotong. Bentuk
mufradnya adalah 'ashfah. Sampai di sini apa yang diucapkannya.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 545
105. AL FIIL
Hammad bin Salamah meriwayatkan dari ‘Amir, dari Zurr, dari‘Abdullah dan Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, 4 J 4, dia mengatakan:
“Yaitu beberapa kawanan btmmg.” Ibnu ‘Abbas dan adh-Dhahhak mengata-
kan: “Ababil berarti sebagian mengikuti sebadan lainnya.” Al-Hasan al-Bashri
dan Qatadah mengemukakan: “Ababil berarti yang sangat banyak.” Mujahid
mengatakan: “Ababil berarti sekumpulan yang saling mengikuti dan ber-
kumpul.” Sedangkan Ibnu Zaid mengatakan: “Al-ababil berarti yang berbeda-
beda, yang datang dari semua penjuru.” Al-Kisa-i menyebutkan: “Aku pernah
mendengar beberapa orang ahli nahwu mengatakan: ‘Bentuk tunggal dari kata
abaabiil adalah ibiil.”’
Firman Allah Ta’ala, 4 Jj—^ j
*—*
4
“Lalu Dia menjadikan
mereka seperti daun-daun yang dimakan.”Sa’id bin Jubair mengatkan: “Yakni,
jerami yang kaum awam menyebutnya dengan habur.” Dan dalam sebuah
riwayat dari Sa’id, yaitu daun gandum. Dan dari Ibnu ‘Abbas, al-'ashfberarti
kulit yang ada di atas biji, semacam penutup pada biji gandum. Ibnu Zaid
mengatakan: “Al-‘ashfberarti daun tanaman atau daun kol jika dimakan oleh
binatang, lalu dikotori sehingga menjadi kotoran.” Artinya, bahwa Allah
Tabaaraka wa Ta’ala membinasakan, melenyapkan, dan mengembalikan mereka
dengan tipu muslihat dan kemarahan mereka. Dan mereka tidak mendapatkan
kebaikan sama sekali. Mereka dibinasakan secara keseluruhan dan tidak ada
seorang pun dari mereka yang kembali memberitahu melainkan dalam keadaan
terluka, sebagaimana yang dialami oleh raja mereka, Abrahah. Di antara yang
menggambarkan hal tersebut adalah sya’ir ‘Abdullah bin az-Zab’ari berikut ini:
yr CJjuI ciL-T \ $tl jLu
fyj'ji ^ >! jj
J\j jJ Jjil»V /• y y yo y o y y & oy y
,/ > o —y . y o y O y o fj y o f- y of.oA» * y O» *OS>
Jju Jj (H wh OjS-l
Zj s\ &ji °ja iutj^gi°9 °pA°yrj l# ciL_ST
Mereka mundur (menyingkir) dari tengah kota Makkah, sesungguhnya
kota Makkah itu kesuciannya tidak dapat diusik
Pada malam-malam yang dijaga tersebut bintang asy-Syi’ra tidak pernah
muncul karena tidak ada seorang manusia pun yang mampu men-jamahnya
Tanyakan kepada komandan pasukan tentangnya, apa yang dia lihat,
maka orang yang mengetahuinya akan memberitahukannya kepada
orang-orang yang tidak mengetahuinya.
546 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
105. AL FIIL
Enampuluh ribu prajurit tidak kembali ke negerinya, bahkan prajurit
yang kembali dalam keadaan sakit akhirnya meninggal dunia.
Dahulu pernah datang ke sana bangsa/kaum ‘Aad danJurhum sebelum
mereka, namun Allah dari atas hamba-hambanya selalu menegakkannya(menjaganya).
Dan kami telah sampaikan pada penafsiran surat al-Fa-th,1bahwasanya
Rasulullah j|§, ketika beliau pada saat terjadi peristiwa Hudaibiyah menurunilembah, tiba-tiba unta beliau menderum. Kemudian mereka menghardiknya,
tetapi unta itu tetap duduk menderum. Kemudian mereka berkata, al-Qushwa’
duduk mengembik. Maka Rasulullah |£| bersabda:
-J\i Lj- jlili 'j*j\—?- 02- Uj cJfe- \—
a
))* * * + * *
£z-S V! k oL_i> Cijii'4 sLi- £31 H 4JC ^ i
« •«&s
“Al-Qushwa’ tidak mengembik dan itu bukan sifatnya. Tetapi ia telah dihalangi
oleh apa yang menghalangi gajah.” -Kemudian beliau bersabda- “Demi Rabbyang jiwaku berada di tangan-Nya, pada hari ini mereka tidak akan menuntutbagian dariku, yang padanya mereka mengagungkan apa-apa yang ada di sisi
Allah melainkan Dia menjadikan mereka menyukainya.”
Kemudian beliau menghardik unta tersebut, maka unta itu pun akhir-
nya mau berdiri. Hadits tersebut termasuk hadits yang diriwayatkan oleh al-
Bukhari sendirian. Dan dalam kitab ash-Shahihain disebutkan bahwa Rasulullah
bersabda pada hari Fat-hu Makkah:
'OJ L_p 1x3 fyj J frj—Lj 0* JaLj li\ bl))
^ '''' " ^
(( .LJtsii Vi'fj2\
“Sesungguhnya Allah menahan pasukan Gajah dari memasuki kota Makkah.Dan Dia menguasakan kota Makkah kepada Rasul-Nya dan orang-orang yangberiman. Dan sesungguhnya kehormatan kota Makkah pada hari ini telah
kembali seperti kehormatannya kemarin. Ingatlah, hendaklah orang yanghadir memberitahu orang yang tidak hadir.”
1 Ayat 26.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 547
QURAISY( Suku Quraisy
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-106 : 4 ayat
'ti.
"Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
0 JLiii ^'4
^ C*ul »-XJb c-J*J IjJUwjCAs
L>i1 *J
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (QS. 106:1) (yaitu) kebiasaan mereka
bepergian pada musim dingin dan musim panas. (QS. 106:2) Maka hendak-
lah mereka beribadah kepada Rabb Pemilik rumah ini (Ka'bah). (QS. 106:3)
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. 106:4)
Surat ini terpisah dari surat sebelumnya dalam shuhufimam
,
mereka
menulis antara keduanya garis bismillaahirrahmaanirrahiim, meskipun ia
bergantung pada surat sebelumnya, sebagaimana yang disampaikan secara
gamblang oleh Muhammad bin Ishaq dan ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam,
548 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
106 . QURAISY
karena pengertian menurut keduanya, Kami menghalangi pasukan Gajahmemasuki kota Makkah, dan Kami binasakan penduduknya karena kebiasaan
orang-orang Quraisy, yakni karena kebiasaan dan perkumpulan mereka di
negeri mereka (Makkah) dalam keadaan aman sentosa. Ada juga yang me-nyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan hal itu adalah kebiasaan merekamelakukan perjalanan pada waktu musim dingin ke kota Yaman dan padamusim panas ke kota Syam untuk berdagang dan keperluan lainnya. Kemudianmereka kembali ke negeri mereka dengan aman dalam perjalanan merekakarena keagungan mereka dalam pandangan orang-orang, sebab mereka ter-
masuk penduduk tanah suci Allah (Makkah). Orang yang mengetahui merekapasti akan menghormati mereka. Bahkan orang yang ikut berjalan dengan
mereka pun merasa aman. Demikianlah keadaan mereka dalam perjalanan
mereka, baik pada waktu musim dingin maupun musim panas. Sedangkanmengenai pemukiman mereka di negeri tersebut adalah sebagaimana yangdifirmankan Allah Ta’ala: 4 ‘y LiSakhj \f\
\‘/J 4"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah
menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya
rampok-merampok. ” (QS. Al-'Ankabuut: 67). Oleh karena itu, Dia berfirman,
4 4 "Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan
mereka, "sebagai pengganti pertama sekaligus sebagai penafsir baginya. Olehkarena itu, Dia berfirman, 4 j 4 "(Yaitu) kebiasaan mereka
bepergian pada musim dingin dan musim panas/' Ibnu Jarir mengatakan: “Yangbenar bahwa huruf lam tersebut adalah lam ta’ajjub (keheranan), seakan-akan
mereka dibuat heran oleh kebiasaan kaum Quraisy dan juga nikmat Allah
yang Dia berikan kepada mereka dalam hal tersebut.”
Lebih lanjut, Ibnu Jarir mengatakan: “Yang demikian itu karena adanya
ijma’ kaum muslimin yang menyatakan bahwa keduanya merupakan surat
yang terpisah dan masing-masing berdiri sendiri.”
Selanjutnya, Allah Ta’ala membimbing mereka untuk mensyukurinikmat yang agung ini, di mana Dia berfirman, 4 4 "Makahendaklah mereka beribadah kepada Rabb Pemilik rumah. "Maksudnya, hendak-
lah mereka mentauhidkan-Nya dengan beribadah sebagaimana Dia telah men-jadikan bagi mereka tanah suci yang aman sekaligus rumah yang suci, sebagai-
mana yang Dia firmankan:
^ y* (1)1 iaJUl oJl
a
(jl iZjy\ i
“Aku hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Rabb negeri ini (Makkah)
yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan akudiperintah-kan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. ” (QS. An-Naml: 91).
Dan firman Allah Ta’ala, 4 <y (*4**k' 4 “Yang telah memberimakan kepada mereka untuk menghilangkan lapar, " yakni Dia adalah Pemilikrumah ini. Dia-lah yang telah memberi makan mereka dari rasa lapar.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 549
106. QURAISY
4 'o* 4 "Drftf mengamankan mereka dari ketakutan. "Maksudnya,
Dia menganugerahkan kepada mereka rasa aman dan juga keringanan. Karena-
nya, hendaklah mereka mengesakan-Nya dalam beribadah hanya kepada-Nya
semata yang tiada sekutu bagi-Nya, serta tidak beribadah kepada selain diri-
Nya baik itu dalam bentuk patung, sekutu, maupun berhala. Oleh karena
itu barangsiapa memenuhi perintah tersebut, niscaya Allah akan menggabung-
kan untuknya rasa aman (di) dunia dan rasa aman (di) akhirat. Dan barangsiapa
yang mendurhakai-Nya, maka Dia akan mengambilnya.
550 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - MAA’UUN(Barang-Barang yang Berguna
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-107 : 7 ayat
0“Dengan menyebut Nama Allah yang Mabapemurab lagi
Mabapenyayang.”
^ 4^2 4' sJL *“ ** ^ s' y' ^ ^ ^
V S< s.s -i 'S / -'\'i/V—
>
>1*1» /ic1
J.J LjO ,A J
1
•* c mS> s' ** y’ ^ ^ S"^ S:»
'J/&_ p.
Tabukah kamu (orang) yang mendustakan agama
?
(QS. 107:1) Itulah orang
yang menghardik anak yatim, (QS. 107:2) dan tidak menganjurkan mem-beri makan orang miskin. (QS. 107:3) Maka kecelakaanlah bagi orang-
orang yang shalat, (QS. 107:4) (yaitu) orang-orang yang lalai dari sbalatnya.
(QS. 107:5) Orang-orang yang berbuat riya. (QS. 107:6) dan enggan (me-
nolong dengan) barang berguna. (QS. 107:7)
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 551
107. AL MAA’UUN
Allah Ta’ala berfirman: “Apakah kamu tahu, hai Muhamma d, orangyang mendusatakan ad-Diin, yaitu hari kebangkitan serta pemberian balasan
dan pahala?” 4 p-P' 1 %. iJJ-ii 4 "Itulah orang yang menghardik anak yatim.”
Yakni, orang yang berbuat sewenang-wenang terhadap anak yatim dan men-zhalimi haknya, tidak memberinya makan serta tidak juga berbuat baik
kepadanya. 4 J' Vj 4”Dan tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin.*Yang demikian itu sama seperti firman-Nya:
4 Js- d Sfj .'^Q\ oy- V ^ 4aSekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak juga saling
mengajak memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Fajr: 17-18). Yakni orangfaqir yang tidak memiliki apapun untuk memenuhi dan mencukupi ke-
butuhannya.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman:
4 oyk* (vfr^>0 yf- iy,sJi J°/j» 4 "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat. Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.”Ibnu ‘Abbas dan juga
yang lainnya mengatakan: “Yakni orang-orang munafik yang mengerjakanshalat ketika di hadapan banyak orang dan tidak mengerjakannya ketika dalamkesendirian. Oleh karena itu, Dia berfirman, 4 4 "Bagi orang-orang
yang shalat,”yang mereka juga berasal dari orang-orang yang biasa mengerjakan
shalat dan mereka juga rajin mengerjakannya, hanya saja di dalam mengerja-
kannya mereka lalai, baik lalai mengerjakannya secara keseluruhan seperti
yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Abbas, maupun lalai mengerjakannya padawaktu yang telah ditentukannya menurut syari’at sehingga sudah keluar dari
waktunya secara keseluruhan, seperti yang dikemukakan oleh Masruq danAbudh Dhuha. ‘Atha’ bin Dinar mengatakan: “Segala puji bagi Allah yangtelah berfirman, 4 o
y
1— y 4‘Yang lalai dari shalatnya. ’ Dalam ayat
ini, Dia tidak mengatakan: ^ (di dalam shalatnya).” Baik lalai dari
permulaan waktunya sehingga mereka mengerjakannya di akhir waktu shalat
secara terus menerus atau kebanyakan, atau dari pelaksnaannya dengan rukundan syarat-syaratnya sesuai yang diperintahkan, maupun dari kekhusyu’an di
dalam menjalankannya serta mencermati makna-maknanya. Dengan demikian,
lafazh tersebut mencakup semua itu. Setiap orang yang mensifati diri dengan
sebagian darinya berarti dia sudah termasuk ke dalam apa yang disebutkan
di dalam ayat di atas. Dan orang yang mensifati diri dengan keseluruhan hal
tersebut berarti telah sempurna bagian untuknya dalam hal itu dan sempurnapula baginya kemunafikan amali, sebagaimana yang ditegaskan di dalam kitab
ash-Shahihain bahwa Rasulullah H§ bersabda:
Ci 'ji iilij c JSI uJl oVw? kilL C(j3V n>ll iilii))
((.!>ai ^ 1^3 *>l */X h liT)! OikUi J? '£ CJlT I3j Jh- Ji
“Itu adalah shalat orang mtmafik, itu adalah shalat orang munafik, itu adalah
shalat orang munafik. Dia duduk menunggu matahari sehingga jika matahari
552 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
107. AL MAA’UUN
itu sudah berada di antara dua tanduk syaitan, maka dia berdiri lalu naik turun
empat kali tanpa berdzikir kepada Allah di dalamnya kecuali hanya sedikit
sekali.”
Dan itulah akhir waktu shalat ‘Ashar yang merupakan shalat wustha,
sebagaimana yang ditegaskan oleh nash sampai akhir waktunya, yaitu waktuyang dimakruhkan untuk mengerjakan shalat. Setelah masuk waktu yangdimakruhkan itu, orang munafik baru akan mengerjakan shalat ‘Ashar, lalu
dia shalat dengan mematuk seperti patukan burung gagak, tidak tenang dan
tidak juga khusyu’ dalam menjalankannya. Oleh karena itu, beliau mengatakan:
“Orang itu tidak berdzikir kepada Allah melainkan hanya sedikit sekali.”
Mungkin yang mendorongnya mengerjakan shalat itu adalah pandangan orang-
orang dan bukan karena mencari keridhaan Allah, sehingga dia sama seperti
jika dia tidak shalat sama sekali.
Allah Ta’ala berfirman:
"Vj —1T I —!j
I lilj <5)1 j (jyjil Ljl jl ^
"vi iiii j
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidak-
lah mereka menyebut Nama Allah kecuali sedikit sekali. ” (QS. An-Nisaa’: 142).
Sedangkan di sini Allah Ta’ala berfirman, 4 jA'J ^“Orang-orang yang
berbuat riya’.”Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas t dari Nabi
ji|, beliau bersabda:
Otf-i oy 3JU**jf iUili j* foljJ cJ OJ ))S & 'S S s s ’ o'
’ *
4)1 Oli fis> (-S 4)1 olsS* Jy#£d JUAz» <Ul y Jl iill'i^ ^ O' ^ ^ »' /'/'/' // / /- / ^
(( •<&' Js~*» r j&Jj <&' ^4* jl r&Uj
“Sesungguhnya di Neraka Jahannam terdapat satu lembah, di manaJahannamitu selalu berlindung dari lembah tersebut setiap hari sampai empat ratus kali.
Lembah tersebut disediakan untuk orang-orang yang riya’ dari ummat Muham-mad, bagi orang yang membawa Kitabullah dan orang yang bersedekah bukankarena Allah, juga bagi orang yang beribadah haji ke Baitullah, serta bagi orang
yang keluar di jalan Allah.”
Imam Ahmad meriwayatkan, Abu Nu’aim memberitahu kami, al-
A’masy memberitahu kami, dari ‘Amr bin Murrah, dia berkata: “Kami pernah
duduk-duduk di sisi Abu ‘Ubaidah, lalu mereka menyebut perihal riya’, lalu
ada seseorang yang berkun-yah Abu Yazid berkata: ‘Aku pernah mendengar‘Abdullah bin ‘Amr berkata, RasulullahM bersabda:
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 553
107. AL MAA’UUN
0 ^ 0 1
(( .0yL^j 0jA?-j 4£Jb- mu 4j 4)1 *^u 4UAt ^Ui *«wj ))
‘Barangsiapa memperdengarkan amal perbuatannya kepada orang lain, makaAllah akan memperdengarkan amal orang itu kepada makhluk-Nya serta
menghinakan dan merendahkannya.’”
Juga diriwayatkan dari Ghundar dan Yahya al-Qaththan, dari Syu’bah,
dari ‘Amr bin Murrah, dari seseorang, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi
jjff, dan apa yang berkaitan dengan firman Allah Ta’ala, 4 ^ ^“Orang-orang yang berbuat riya,
” bahwa barangsiapa yang mengerjakan suatu
amalan karena Allah lalu orang-orang melihatnya, kemudian ia merasa kagum(gembira) terhadap amalnya, maka yang demikian itu tidak termasuk riya’.
Dan yang menjadi dalil hal tersebut adalah apa yang diriwayatkan oleh AbuYa’la dari Abu Hurairah 4*5 >
dia mengatakan bahwa ada seseorang yang
berkata, “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mengerjakan suatu amalan
secara sembunyi-sembunyi, dan jika ada orang lain melihatnya maka orang
tersebut merasa terkagum olehnya” Lebih lanjut, dia berkata: "Rasulullah 5f|
bersabda, 'Baginya dua pahala, pahala sembunyi-sembunyi dan pahala terang-
terangan.'” Diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi, kemudian dia mengatakan:
“Gharib.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 o
y
1'— o
^
“Dan enggan (menolong
dengan) barang berguna. "Maksudnya, mereka tidak mau berbuat baik dalam
beribadah kepada Allah dan tidak juga berbuat baik kepada sesama makhluk-
Nya, bahkan tidak mau meminjamkan barang yang bisa dimanfaatkan dan
membantu orang lain padahal barang tersebut tetap utuh dan akan dikembali-
kan kepada mereka lagi. Orang-orang seperti itu pasti lebih enggan dan kikir
untuk mengeluarkan zakat dan berbagai amal kebajikan. Ibnu Abi Najih
meriwayatkan dari Mujahid, ‘Ali berkata:“Al-maa’uun berarti zakat.” Al-
A’masy dan Syu’bah meriwayatkan dari al-Hakam dari Yahya bin al-Kharaz
bahwa Abui ‘Abidin pernah bertanya kepada ‘Abdullah bin Mas’ud tentang
kata al-maa’uun, maka dia berkata, “Yaitu barang yang biasa dipinjamkan di
antara orang-orang baik itu berupa kapak maupun kuali.”
Al-Mas’udi meriwayatkan dari Salamah bin Kuhail, dari Abui ‘Abidin
bahwasanya Ibnu Mas’ud pernah ditanya tentang al-maa’uun, maka dia men-
jawab, “Yaitu barang yang biasa diberikan antar sesama manusia, baik itu
berupa kapak, kuali, ember, dan yang semisalnya.”
Sedangkan Ibnu Jarir juga berkata: “Kami, para Sahabat Muhammad
H pernah berbicara bahwa al-maa’uun adalah ember, kapak, dan kuali yang
merupakan barang-barang yang selalu dibutuhkan.”
Khalad bin Aslam memberitahu kami, an-Nadhr bin Syamil memberi-
tahu kami, Syu’bah memberitahu kami, dari Abu Ishaq, dia berkata: “Aku
554 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
107. AL MAA’UUN
pernah mendengar Sa’ad bin ‘Iyadh pernah menyampaikan berita mengenai
hal serupa dari para Sahabat Nabi |j§.”
Al-A’masy menceritakan dari Ibrahim, dari al-Harits bin Suwaid, dari
‘Abdullah bahwasanya dia pernah ditanya tentang al-maa'uun, maka dia men-
jawab: “Yaitu, barang yang biasa dipinjamkan sesama mereka, baik itu kapak,
ember, dan yang semisalnya.”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari ‘Abdullah, dia berkata, “Kami bersama
Nabi m, sedang kami telah membicarakan tentang al-maa'uun, yaitu menahanember dan yang semisalnya.”
Dan hal yang senada juga telah diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
an-Nasa-i dari Qutaibah dari Abu ‘Awanah dengan sanadnya. Dan lafazh an-
Nasa-i dari ‘Abdullah, dia berkata, “Setiap kebaikan itu sedekah, dan kamimengkategorikan al-maa'uun pada masa Rasulullah j|§ sebagai peminjamanember dan kuali.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, ayahku memberitahu kami, “Affan
memberitahu kami, Hammad bin Salamah memberitahu kami, dari ‘Ashim,
dari Zurr, dari ‘Abdullah, dia berkata,“Al-Maa’uun adalah barang-barang yang
biasa dipinjamkan, yaitu kuali, timbangan, dan ember.”
Ibnu Abi Najih berkata dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas:
4 oJ>\.—Ui j $ “Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. ”Yakni
barang-barang perabotan rumah tangga.” Demikian pula yang dikemukakan
oleh Mujahid. ‘Ikrimah mengatakan, “Kepala al-maa'uun adalah zakat dan
bagian paling bawahnya adalah saringan, ember, dan jarum.” Dan diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim. Dan apa yang dikemukakan oleh ‘Ikrimah ini adalah
baik, karena ia mencakup semua pendapat secara keseluruhan, dan semuanya
kembali kepada satu hal, yaitu keengganan memberikan pertolongan dalambentuk harta maupun barang-barang bermanfaat.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 555
dj$a
u
AL - KAUTSAR
(Sungai di Surga )
Surat Makkiyyah
Surat ke-108 : 3 ayat
£)v. 0P.“Dengan menyebutNama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang. ”
f S' * 'fS s' V* S’s S S ^ x s ''f r-'V*
‘ij (iJLJ J^a3 m bl
S^S
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
(QS. 108:1) Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu; dan berkurbanlah.
(QS. 108:2) Sesungguhnya orang-orang yang membecimu, dialah yang ter-
putus. (QS. 108:3)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Rasu-
lullahm mengantuk sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya sambil ter-
senyum, baik beliau yang berkata kepada mereka maupun mereka yang berkata
kepada beliau, ‘Mengapa engkau tertawa?’ Rasulullah |§| menjawab, ‘Sesung-
guhnya belum lama tadi telah diturunkan satu surat kepadaku.’ Kemudianbeliau membaca: 4 '}‘y^ L?l <5)1
,,— )>‘Dengan menyebut
Nama Allah YangMahapemurah lagi Mahapenyayang. Sesungguhnya Kami telah
556 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
108. AL KAUTSAR
memberikan kepadamu nikmat yang banyak,’ sampai akhir ayat. Lalu beliau
bertanya, ‘Tahukah kalian, apakah al-Kautsar itu?’ Mereka menjawab, ‘Allah
dan Rasul-Nya yang lebih tahu.’ Beliau bersabda, ‘Ia adalah sungai yang di-
berikan Rabb-ku kepadaku di Surga, padanya terdapat banyak kebaikan,
di mana pada hari Kiamat kelak ummatku akan hilir mudik ke sungai itu.
Bejananya sebanyak jumlah bintang di langit. Lalu ada seorang hamba dari
mereka yang gemetaran, maka kukatakan, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya
dia termasuk ummatku.’ Kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya engkau tidak
mengetahui apa yang mereka lakukan sepeninggalmu.’” Demikianlah yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim,
Abu Dawud, dan an-Nasa-i.
Banyak dari para ahli qira-ah yang menggunakannya sebagai dalil
bahwa surat ini termasuk surat Madaniyyah. Dan banyak pula ahli fiqih yang
menyebutkan bahwa ‘basmalah’ termasuk dalam surat tersebut dan ia juga
diturunkan bersamanya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, dia berkata: “Rasulullah j|§
bersabda:
* S
'/j£\ : Jvi ij*r LJ IJLa U :cis (ty *L-Jl
(( M‘Aku masuk Surga dan ternyata aku sudah berada di sungai yang kedua sisinya
dipenuhi oleh kemah-kemah mutiara. Kemudian aku memukul dengan tangan-
ku kepada tempat mengalir air, ternyata ia adalah minyak adzfar. Lalu kutanya-
kan: ‘Apa ini, wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Itu adalah al-Kautsar yang di-
berikan kepadamu oleh Allah Diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam
kitab Shahihnya dan Muslim.
Firman Allah Ta’ala, 4 J**® ^ “Maka dirikanlah shalat karena
Rabb-mu; dan berkurbanlah. ”Maksudnya, sebagaimana Kami telah memberimukebaikan yang banyak di dunia dan akhirat. Di antaranya adalah sungai yang
sifatnya telah dijelaskan di depan. Oleh karena itu, tulus ikhlaslah dalam
menjalankan shalat wajib dan sunnahmu serta dalam berkurban hanya untuk
Rabb-mu. Ibadahilah Dia semata yang tiada sekutu bagi-Nya dan berkurbanlah
dengan menyebut Nama-Nya semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Ibnu ‘Abbas,‘Atha’, Mujahid, ‘Ikrimah, dan al-Hasan mengatakan: “Yang dimaksud dengan
hal itu adalah kurban fisik dan yang semisalnya.” Demikian itu pula yang
dikemukakan oleh Qatadah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, adh-Dhahhak,
ar-Rabi’, ‘Atha’ al-Khurasani, al-Hakam, Sa’id bin Abi Khalid dan lain-lain
yang jumlahnya lebih dari satu orang ulama Salaf. Dan itu jelas berbeda dengan
J
apa yang berlangsung di kalangan orang-orang musyrik yang berupa sujud
kepada selain Allah dan menyembelih binatang dengan menyebut selain nama
Allah.
Firman Allah Ta’ala, i y> dtel—'t- ol £“Sesungguhnya orang-orang
yang membecimu, dialah yang terputus. ” Maksudnya, sestmgguhnya orang yang
membencimu, hai Muhammad, serta membenci apa yang engkau bawa, baik
berupa petunjuk, kebenaran, bukti nyata, dan cahaya yang terang benderang
adalah orang yang terputus, yang paling minim jumlahnya, dan paling hina.
Demikian yang disebutkan oleh Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, dan
Qatadah. Ayat ini turun berkenaan dengan al-‘Ash bin Wa-il. Muhammadbin Ishaq meriwayatkan dari Yazid bin Rauman ,
dia berkata: “Al-‘Ash bin
Wa-il jika disebutkan, maka Rasulullah j|§ bersabda: ‘Biarkanlah orang itu,
karena ia seorang yang tidak memiliki penerus. Jika dia binasa, maka terputus-
lah penyebutannya.’ Lalu Allah menurunkan surat ini.”
Al-Bazzar meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, “Ka’ab bin
al-Asyraf pernah datang ke Makkah, lalu kaum Quraisy berkata kepadanya:
“Engkau adalah pemuka mereka, tidakkah engkau melihat orang lemah yang
terpisah dari kaumnya ini? Dia mengaku lebih baik dari kami sedang kami
orang yang ahli di bidang argumentasi, ahli berdebat, dan orang yang suka
memberi minum.” Lalu dia berkata: “Kajian lebih baik darinya.” Dia berkata:
“Lalu turunlah ayat, i ’j—ZSf' J* ol $“'Sesungguhnya orang-orang yang
membecimu, dialah yang terputus. "Demikianlah yang diriwayatkan al-Bazzar,
yang ia termasuk sanad yang shahih.
Dan dari ‘Atha’, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Lahab. Hal
itu terjadi saat putera Rasulullah ££§ wafat. Kemudian Abu Lahab pergi kepada
orang-orang musyrik seraya berkata, “Tadi malam Muhammad telah terputus.”
Lalu Allah menurunkan ayat berkenaan dengan hal tersebut: 4 /Y' y* ol ^
“Sesungguhnya orang-orang yang membecimu, dialah yang terputus. ”
Dan dari Ibnu ‘Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahal.
Dan dirinya, 4 dL'—- ol ^“Sesungguhnya orang yang membencimu,” yakni
musuhmu. Dan itu mencakup seluruh orang yang mensifati diri dengan hal
tersebut, baik yang disebutkan maupun yang lainnya. ‘Ikrimah mengatakan:
“Al-abtar berarti yang sendirian.” As-Suddi mengatakan: “Mereka itu, jika
anak laki-laki salah seorang dari mereka meninggal dunia, maka mereka me-
ngatakan, ‘Terputuslah.’ Dan ketika anak laki-laki Rasulullah^ wafat, maka
mereka mengatakan, ‘Terputuslah keturunan Muhammad.’ Lalu Allah me-
nurunkan ayat, <£ yVl J* ol ^‘
Sesungguhnya orang-orang yang membeci-
mu, dialah yang terputus. ”’ Dan im kembali kepada apa yang telah kami katakan
bahwa al-abtar berarti orang yang jika meninggal dunia, maka terputus pula
penyebutannya. Kemudian mereka bingung karena kebodohan mereka, di
mana jika anak laki-laki beliau wafat, maka terputuslah sebutan beliau. Sekali-
558 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
108 . AL KAUTSAR
kali tidak demikian, tetapi Allah telah mengabadikan beliau di dalam benaksemua orang. Dan Dia telah mewajibkan syari’at-Nya di atas pundak hamba-hamba-Nya, secara terus-menerus dan untuk selamanya sampai hari Kiamat.
Mudah-mudahan shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau
sampai hari pemanggilan.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 559
AL - KAAFIRUUN( Orang-Orang Kafir
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-109 : 6 ayat
Telah ditegaskan di dalam kitab Shahih Muslim, dari Jabir bahwasanya
Rasulullah *!§ membaca surat ini dan juga surat Qul Huwallaaku Ahad (al-
Ikhlash) dalam dua rakaat shalat thawaf. Dan di dalam kitab Shahih Muslim
juga dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah if§ pernah membaca kedua
surat tersebut dalam dua rakaat shalat Shubuh (qabliyah).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah |j§
pernah membaca dalam dua rakaat shalat sunnah sebelum Shubuh dan dua
rakaat shalat setelah shalat Maghrib sebanyak duapuluh kali lebih atau sepuluh
kali lebih dengan surat Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun (al-Kaafiruun) dan Qul
Huwaallahu Ahad (al-Ikhlash).
Tmam Ahmad juga meriwayatkan dari al-Harits bin Jabalah, dia ber-
kata, “Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu surat yang
bisa aku baca saat akan tidur.’ Maka beliau bersabda: ‘Jika engkau akan tidur
pada malam hari, maka bacalah: ‘Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun (al-Kaafiruun),
karena sesungguhnya ia akan berlepas diri dari kesyirikan.” Wallaahu a’lam
.
“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.*
560 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
109. AL KAAFIRUUN
^ k' > *A. v'»Tj ojju-joUjl-^1 V Q ^•i/" Hi «'l-; t*
Vj Hj u jJb ui fjp JL£>I U 6jJulx-
Ly Qj UojjuLc- _>ui
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir!" (QS. 109:1) «&« tidak akan menyembahapa yang kamu sembah
.
(QS. 109:2) Dan kamu bukan penyembah Ilah
yang aku sembah. (QS. 109:3) Dan aku tidak pernah menjadipenyembahapa yang kamu sembah, (QS. 109:4) dan kamu tidakpernah (pula) menjadi
penyembah Ilah yang aku sembah. (QS. 109:5) Untukmulah agamamu,dan untukkulah agamaku. (QS. 109:6)
Surat ini merupakan surat yang menyatakan berlepas diri dari perbuatan
yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, di mana ia memerintahkan untukikhlas di dalam mengerjakannya. Dengan demikian, firman Allah Ta’ala,
4 \^j\ i_J js 4 “Katakanlah, Hai orang-orang kafir, mencakup setiap
orang kafir yang ada di muka bumi ini, tetapi orang-orang yang dituju oleh
khithab (pembicaraan) ini adalah orang-orang kafir Quraisy. Ada juga yangmengatakan bahwa karena kebodohan mereka, mereka mengajak Rasulullah
j|§ untuk menyembah berhala selama satu tahun, dan mereka akan menyembahRabb beliau selama satu tahun juga. Kemudian Allah Ta’ala menurunkan surat
ini dan di dalamnya Dia memerintahkan Rasul-Nya ji§§ untuk melepaskandiri dari agama mereka secara keseluruhan, di mana Dia berfirman:
4 jjAi; C. V 4 “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. ” Yaknipatung dan tandingan. 4 t* Yj 4 “Dan kamujuga bukan penyembahIlah yang aku sembah. ” Yaitu Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan kata
maa di sini bermakna man (siapa).
Selanjutnya, Allah Ta’ala berfirman, 4 jL'-rif- £ —i Yj 4 “Dan aku
tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.6Maksudnya, dan aku
tidak akan pernah menyembah sembahan kalian. Artinya, aku tidak akanmenempuh jalan kalian dan tidak juga mengikutinya. Tetapi, aku akan se-
nantiasa beribadah kepada Allah dengan cara yang Dia sukai dan ridhai. Olehkarena itu, Dia berfirman, 4 oj'y—e ’^\ Yj 4 “Dan kamu tidak pernah
(pula) menjadipenyembah Ilah yang aku sembah. ” Maksudnya, kalian tidak akan
mengikuti perintah-perintah Allah dan syari’at-Nya dalam menyembah-Nya,tetapi kalian telah memilih sesuatu dari diri kalian sendiri. Dengan demikian,
Rasulullah jl§ terlepas dari mereka dalam segala aktivitas mereka, karena se-
sungguhnya setiap orang yang beribadah sudah pasti memiliki sembahan danibadah yang ditempuhnya. Dan Rasulullah $£§ serta para pengikutnya senantiasa
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 561
109. AL KAAFIRUUN
beribadah kepada Allah atas apa yang Dia syari’atkan. Oleh karena itu, kalimat
Islam berbunyi: M VJ V “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”, artinya tidak
ada sembahan kecuali Allah semata, dan tidak ada jalan yang bisa mengantarkan
kepada-Nya kecuali apa yang dibawa oleh Rasul-Nya jf§. Sedangkan orang-
orang musyrik menyembah selain Allah dengan ibadah yang tidak dizinkan
oleh-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah |!§ berkata kepada mereka:
4 u—i* IJj p— 4 “Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.”
Sebagaimana firman Allah Ta’ala ini:
lisj \-Jj TL. bjLj JS j ja 'AjJst 4 "Jika
mereka mendustakamu, maka katakanlah
,
‘Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas
diri terhadap apa yang kamu kerjakan.'” (QS. Yunus: 41).
Al-Bukhari mengatakan: “Dikatakan, 4 ^ 4 Bagimu agamamu,’
(yaitu) kekufuran, 4 'Jj 4 ‘Dan bagiku agamaku,’
(yaitu) Islam. Di sini Allah
tidak mengatakan: ‘Dumi (agama-Ku),’ karena ayat-ayat dengan menggunakan
nun sehingga huruf ya dihilangkan, seperti yang Dia firmankan, 4. jtMi b 4‘Maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,
’ dan juga, 4 o—^J 4 ‘fian Dia
yang menyembuhkanku.”' Ibnu Jarir menukil dari beberapa orang ahli Bahasa
Arab bahwa hal tersebut termasuk dalam bab penekanan. Hal itu seperti
firman-Nya: 4 ol» 4 “Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. 'Sesunahnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyrah: 5-6). Dan ada juga ungkapan pendukungnya.
Abui ‘Abbas Ibnu Taimiyyah menyebutkan di dalam beberapa kitab-
nya, yaitu bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya, 4 S/ 4 “Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, "fi’ilnya dinafikan, karena ia
merupakan jumlahfi’liyah (bentuk kata kerja). 4 ^ -M
—
'*'
—
j' 'ij 4 “Dan
aku tidak pernah menjadipenyembah apa yang kamu sembah.”Penerimaan hal
tersebut dinafikan secara total, karena penafian dalam bentuk jumlah ismiyah
lebih kuat, seakan-akanfi'il dinafikan. Dan karena ia bisa menerima hal ter-
sebut. Dan artinya adalah penafian kejadian itu sekaligus penafian kemungkinan
menurut syari’at. Dan itu pun merupakan ungkapan yang baik pula. Wallaahu
a'lam.
Imam Abu ‘Abdillah asy-Syafi’i dan jugayang lainnya telah mengguna-
kan ayat yang mulia ini, 4 u—^ p
—
—
&
4 “Bagimulah agamamu dan
untukkulah agamaku, "sebagai dalil bahwa kekufuran itu secara keseluruhan
merupakan satu millah (agama), sehingga ada kemungkinan orang Yahudi
menerima warisan dari orang Nasrani, dan demikian pula sebaliknya, jika
antara keduanya mempunyai hubungan nasab atau sebab yang bisa menjadikan
mereka saling waris-mewarisi, karena semua agama selain Islam adalah satu
dalam kebathilan. Imam Ahmad bin Hanbal dan orang-orang yang sejalan
dengannya mempunyai pendapat yang menyatakan tidak dibolehkannya
562 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
109. AL KAAFIRUUN
penerimaan warisan oleh orang Nasrani dari orang Yahudi, dan demikian
sebaliknya. Hal tersebut didasarkan pada hadits ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya
dari kakeknya, dia berkata: “Rasulullah j|§ bersabda:
(< -J* v ))
‘Tidak ada waris-mewarisi antara dua millah (agama) yang berbeda/”1
1 HR. Abu Dawud di dalam Sunannya, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad di dalam
Musnadnya (11-195).
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 563
AN - NASHR( Pertolongan
)
Surat Madaniyyah
Surat ke-110 : 3 ayat
An-Nasa-i meriwayatkan dari ‘Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah, dia
berkata: “Ibnu ‘Abbas pernah berkata kepadaku, ‘Wahai Ibnu ‘Utbah, apakah
engkau tahu akhir surat al-Qur-an yang diturunkan?’ ‘Ya, 4 ’°S Ai- 'M f
‘Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, ’ jawabku. Dia punberkata, ‘Engkau benar.’” Dua orang hafizh, Abu Bakar al-Bazzar dan al-Baihaqi
meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: “Surat ini, 4 Ai- 'M ^Apabila telah datangpertolongan Allah dan kemenangan,' turun kepada Rasu-
lullah |§§ di pertengahan hari-hari Tasyriq, sehingga beliau mengetahui bahwaia merupakan surat yang terakhir. Kemudian beliau memerintahkan binatang
tunggangannya, al-Qushwa’, untuk melakukan perjalanan, maka unta beliau
pun berangkat. Selanjutnya beliau berdiri dan berkhutbah kepada orang-orang.
Lalu disebutkan khutbah beliau yang sangat terkenal itu.
Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.”
/ >> ~ s' <\i' 'i >
>**,>». 'y*' / \
9'\ *i
e»
S»S X(V 'V"" » ^ ~ Wijj J i \| 4 m Uji! 4di! 0^3 ,J
JO 0!j>(jk^=»
564 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
110. ANNASHR
Wi
Apabila telah datangpertolongan Allah dan kemenangan, (QS. 110:1) dan
kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,(QS.
110:2) maka bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu dan mohonlah ampunkepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Mahapenerima taubat. (QS. 110:3)
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: “'Umarpernah memasukkan diriku ke dalam deretan para pemuka perang Badar. Adabeberapa orang di antara mereka yang merasa keberatan dan mengatakan,‘Mengapa orang ini dimasukkan ke dalam deretan kami, padahal kami me-miliki anak-anak yang seusia dengannya?’ Maka ‘Umar berkata, ‘Sesungguhnya
dia termasuk orang yang sudah kalian kenal.’ Pada suatu hari dia memanggilmereka, lalu dia memasukkannya ke dalam deretan mereka. Pada hari itu akutidak mengira kalau dia memanggilku ke tengah-tengah mereka melainkanuntuk memberikan pendapat kepada mereka. ‘Umar berkata: ‘Bagaimanapendapat kalian mengenai firman Allah -i- ISI 4 ‘Apabila
telah datangpertolongan Allah dan keprenangan. ”’ Sebagian mereka mengatakan:
‘Kita diperintahkan untuk memanjatkan pujian kepada Allah dan memohonampunan kepadanya, karena Dia telah memberikan pertolongan dan ke-
menangan kepada kita.’ Ada sebagian lainnya yang terdiam tidak melontarkan
sepatah kata pun. Kemudian ‘Umar bertanya kepadaku, ‘Apakah pendapatmujuga demikian, wahai Ibnu ‘Abbas?’ Lalu kukatakan, ‘Tidak.’ ‘Lalu bagaimanapendapatmu?’ tanya ‘Umar. Maka aku pun menjawab, ‘Itulah ajal Rasulullah
jl§ yang Dia beritahukan kepada beliau. Allah berfirman, 4 *ui ISI ^Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dari demikianlahtanda ajalmu. 4 oCS iJi iri) alk. kli $ ‘Maka bertasbihlah denganmemuji Rabb-mu dan mohonlah ampun 'kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Mahapenerima taubat. ’ Kemudian ‘Umar bin al-Kahththab berkata: ‘Aku tidak
mengetahuinya kecuali apa yang engkau katakan itu.’” Hadits tersebut hanyadiriwayatkan oleh al-Bukhari.
Dan penafsiran yang diberikan oleh beberapa orang Sahabat dari teman-
teman ‘Umar ^3 secara keseluruhan adalah bahwa kita telah diperintahkan
untuk memanjatkan pujian kepada Allah, bersyukur kepada-Nya serta ber-
tasbih dan memohon ampunan kepada-Nya, karena Dia telah memberikankepada kita atas beberapa kota dan benteng. Dan itu merupakan penafsiran
yang benar, yang telah ditetapkan satu syahid baginya dari shalat Nabi j|§
pada saat berlangsungnya pembebasan kota Makkah pada pagi hari sebanyakdelapan rakaat. Ada beberapa orang yang menyatakan bahwa yang demiki an
itu merupakan shalat Dhuha. Pernyataan itu dijawab bahwa beliau tidak
mengerjakan shalat tersebut secara terus-menerus setiap hari, lalu bagaimanamungkin beliau mengerjakan shalat tersebut pada hari itu padahal pada saat
itu beliau dengan keadaan sebagai seorang musafir dan tidak berniat untukbermukim di Makkah? Oleh karena itu beliau bermukim di sana sampai akhi r
bulan Ramadhan, hampir mendekati 19 hari beliau mengqashar shalat dantidak berpuasa yang juga diikuti oleh seluruh bala tentara yang jumlahnyasekitar 10.000 orang.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 565
110. ANNASHR
Orang-orang itu mengatakan bahwa shalat tersebut adalah shalat al-
Fat-h (kemenangan). Mereka mengatakan: “Dengan demikian, disunnahkan
bagi panglima perang jika mendapatkan kemenangan atas suatu negeri untuk
mengerjakan shalat di sana ketika pertama kali memasuki negeri tersebut
sebanyak delapan rakaat.” Dan demikianlah yang dikerjakan oleh Sa’ad bin
Abi Waqqash pada hari pembebasaan beberapa kota. Kemudian sebagian
mereka mengatakan: “Dia mengerjakan delapan rakaat itu dengan satu salam.”
Dan yang benar adalah dia mengucapkan salam setiap dua rakaat sekali, sebagai-
mana yang disebutkan di dalam Sunan Abi Dawud bahwa Rasulullah jjp pada
saat terjadi pembebasan kota Makkah mengucapkan salam setiap dua rakaat.
Sedangkan penafsiran yang diberikan oleh Ibnu ‘Abbas dan ‘Umar tjggs bahwa
di dalam surat ini Allah memberitahu Rasulullah tentang ruh beliau yang
mulia. Dan Dia memberitahu, jika kamu (Muhammad) telah berhasil mem-bebaskan kota Makkah, yaitu kampungmu sendiri yang dirimu dulu telah
diusir darinya, sedang orang-orang berduyun-duyun memeluk agama Allah.
Dan kini perhatian Kami kepadamu di dunia telah berkahir, karenanya bersiap-
siaplah untuk menghadap Kami. Sebab, akhirat lebih baik bagimu daripada
dunia. Dan kelak, Rabb-mu akan memberimu anugerah sehingga kamu menjadi
puas. Oleh karena itu, Dia berfirman, 4 —S' A -Ak, f
“Maka bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Mahapenerima taubat. ”
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata: “Rasulullah
jp memperbanyak bacaan dalam ruku’ dan sujudnya:
((61 ))
“Mahasuci Allah, ya Allah, ya Rabb kami, dan dengan pujian-Mu. Ya Allah,
berikanlah ampunan kepadaku.”
Dan diriwayatkan oleh al-Jama’ah kecuali at-Tirmidzi. Dan dia mengata-
kan: “Ibnu Jarir memberitahu kami. Dan kami telah menulis hadits kaffarat
majelis dari semua jalan dan lafazh-lafazhnya yang disampaikan di dalam satu
buku tersendiri.1 Dan kami telah menguraikan tentang perang al-fath ini di
dalam buku kami, as-Sirah, dan bagi yang berminat, silakan merujuk padanya.
1 Dan lafazh hadits dari Abu Hurairah,dari Rasulullah j§|, beliau bersabda: “Barangsiapa
duduk di suatu majelis lalu banyak melakukan kesia-siaan, kemudian dia mengucapkan se-
belum dia berdiri dari majelis itu:
.adi ^ h of/ / / / + ss
‘Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan segala puji-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada ilah
yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau semata, aku memohon ampunan sekaligus
bertaubat kepada-Mu.’
Melainkan akan diberikan ampunan kepadanya di majelisnya itu.” Diriwayatkan oleh para
penulis kitab Sunan dengan sanad yang shahih.
566 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
AL - LAHAB( Gejolak Api
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-111 : 5 ayat
“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang. ”
'S '' "\ >r> " *<>'l— J V_A^— LA ^ J (_4 i i
>A #•/
- ^ ^ i^
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
(QS. 111:1) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang
dia usahakan. (QS. 111:2) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang ber-
gejolak. (QS. 111:3) Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.
(QS. 111:4) Yang di lehernya ada tali dari sabut. (QS. 111:5)
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Nabi j§|
pernah pergi ke tanah lapang, Mu beliau mendaki bukit seraya berseru, “Wahai
sekalian kaum.” Kemudian orang-orang Quraisy berkumpul mendatangi
111. AL LAHAB
'•i
beliau, kemudian beliau bersabda: “Bagaimana kalian jika aku memberitahukalian bahwa musuh akan menyerang kalian di pagi atau sore hari, apakah
kalian mempercayaiku?” “Ya,” jawab mereka Beliau bersabda: “Sesungguhnya
aku adalah pemberi peringatan kepada kalian akan adzab yang sangat pedih.”
Lalu Abu Lahab berkata, “Apakah untuk ini engkau kumpulkan kami?
Kebinasaanlah bagimu.” Lalu Allah menurunkan, 4 L-Jj L__gJ ^—J TjJ o—5 4“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. " Sampai
akhir ayat.
Dan dalam sebuah riwayat disebutkan, kemudian Abu Lahab berdiri
sambil mengibaskan tangannya dan berkata: “Kecalakaan bagimu sepanjang
hari ini, apakah untuk ini engkau kumpulkan kami?” Lalu Allah menurunkan
ayat: 4 v-o s-4* Ll LA ^ “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesung-
guhnya dia akan binasa. ” Yang pertama sebagai kutukan baginya, sedangkan
yang kedua sebagai pemberitahuan mengenai keadaannya.
Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah i§§, yang namaaslinya adalah ‘Abdul ‘Uzza bin ‘Abdul Muththalib dan nama kun-yahnya
adalah Abu ‘Utaibah. Disebut Abu Lahab karena wajahnya yang memancarkan
cahaya. Dia termasuk orang yang banyak menyakiti, membenci, mencaci dan
merendahkan Rasulullah |jj§ dan juga agama beliau.
Imam Ahmad meriwayatkan, Ibrahim bin Abil ‘Abbas memberitahu
kami, ‘Abdurrahman bin Abiz Zinad memberitahu kami, dari ayahnya, dia
berkata: “Ada seseorang yang bernama Rabi’ah bin ‘Abbad dari Bani ad-Dail
-yang dulunya dia seorang Jahiliyyah yang kemudian masuk Islam- mem-beritahuku, di mana dia berkata, ‘Aku pernah melihat Nabi j|§ pada masa
Jahiliyyah di pasar Dzul Majaz, beliau bersabda: ‘Wahai sekalian manusia,
katakanlah: ‘Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah,
niscaya kalian beruntung.’ Dan orang-orang pun berkumpul menemuinya
sedang di belakangnya terdapat seseorang yang wajahnya bersinar terang,
yang memiliki dua tanda mengatakan: ‘Sesungguhnya dia (Rasulullah) adalah
seorang pemeluk Shabi’ah lagi pendusta.’ Dia mengikuti beliau ke mana saja
beliau pergi. Kemudian aku tanyakan mengenai dirinya, maka orang-orang
menjawab: ‘Ini adalah pamannya, Abu Lahab.’ Kemudian diriwayatkan dari
Syuraih dari Ibnu Abiz Zinad dari ayahnya, lalu dia menyebutkannya. AbuzZinad berkata: “Aku katakan kepada Rabi’ah, ‘Apakah pada saat itu engkau
masih kecil?’ Dia menjawab: ‘Tidak, demi Allah. Sesungguhnya pada saat itu
aku sudah berakal.’” Diriwayatkan oleh Ahmad seorang diri.
Dengan demikian, firman Allah Ta’ala, 4 s-4* {J'^ ^ “Binasa-
lah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. "Yakni benar-
benar merugi lagi gagal, amal perbuatan dan usahanya pun telah tersesat.
4 Lij $ yakni binasa lagi benar-benar terbukti kerugian dan kebinasaannya.
568 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
111. ALLAHAB
Firman-Nya, 4 s—^ ^ ^ ££ ,JA "U ^ “Tidaklah berfaedah baginya
harta bendanya dan apa yang ia usahakan. "Ibnu ‘Abbas dan yang lainnya me-
ngatakan, 4 v-LS' '—
£
“Dan apa yang ia usahakan
,
” yakni anaknya. Dan hal
yang senada juga diriwayatkan dari ‘Aisyah, Mujahid, ‘Atha’, al-Hasan, dan
Ibnu Sirin. Dan disebutkan pula dari Ibnu Mas’ud bahwa ketika Rasulullah
mengajak kaumnya untuk beriman, Abu Lahab berkata: “Jika apa yang
dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka aku akan menebus diriku
dari siksaan pada hari Kiamat kelak dengan harta dan anakku. Maka Allah
Ta’ala pun menurunkan, 4 s— l iJ 6 ££<Js-\ ^ “Tidaklah berfaedah baginya
harta bendanya dan apa yang ia usahakan. ”
Firman-Nya, 4 'j'-
—" 4 “Kelak dia akan masuk ke dalam
api yang bergejolak. "Yakni, api yang memiliki bunga api yang besar dan daya
bakar yang sangat panas. 4 4 “Dan (begitu pula) isterinya,
pembawa kayu bakar. ”Dan isterinya yang termasuk wanita Quraisy terhormat,
yaitu Ummu Jamil dan namanya Arwa binti Harb bin Umayyah, yang me-
rupakan saudara perempuan Abu Sufyan, dia menjadi pembantu setia suaminya
dalam kekufuran, keingkaran, dan perlawanannya Oleh karena itu, pada hari
Kiamat kelak dia pun akan menjadi pembantu suaminya dalam menjalani
siksaan-Nya di Neraka Jahannam. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
4 f* q iJCU- ^ “Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu
bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. "Yakni dia biasa membawa kayu
bakar dan menyerahkannya kepada suaminya untuk menambah (berat) apa
yang dia alami itu, sedang dia senantiasa siap melakukan hal tersebut.
4 AA Ji> Jli- 1
—
(J__9 4 “Yang di lehernya ada tali dari sabut.
”Mujahid dan
‘Urwah mengatakan: “Cari sabut Neraka.” Dari Mujahid, ‘Ikrimah, al-Hasan,
Qatadah, ats-Tsauri, dan as-Suddi, 4 ^J^]\ aJlii- ^ “Pembawa kayu bakar, ” di
mana isterinya ini biasa berkeliling untuk melancarkan adu domba. Danpendapat itu pula yang menjadi pilihan Ibnu Jarir.
Al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ‘Athiyyah al-Jadali, adh-
Dhahhak, dan Ibnu Zaid: “Dia biasa meletakkan duri di jalanan (yang dilalui)
Rasulullah j|§.” Dan yang benar adalah pendapat yang pertama. Wallaahu
a’lam. Sa’id bin al-Musayyab mengatakan: “Dia memiliki kalung yang sangat
mewah. Dan dia mengatakan: ‘Aku akan dermakan kalungku ini untuk me-
musuhi Muhammad.’ Yakni, sehingga Allah akan menimpakan (adzab) dengan
meletakkan tali di lehernya yang terbuat dari sabut Neraka.” Ibnu Jarir me-
riwayatkan dari asy-Sya’bi, dia mengatatakan: “Al-masad berarti serabut.”
‘Urwah bin az-Zubair mengatakan: “Al-masad berarti rantai yang panjangnya
70 hasta.”
Mengenai firman-Nya, 4 Sk~ ^—* £ “Yang di lehernya ada
tali dari sabut, ” Mujahid mengatakan: “Yakni kalung dari besi.” Sedangkan
Ibnu Abi Hatim pernah meriwayatkan dari Asma’ binti Abi Bakar, dia ber-
kata: “Ketika turun ayat, 4 Di U? 4 ‘Binasalah kedua tangan Abu
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 569
111. AL LAHAB
Labab,’
seorang wanita yang buta sebelah matanya, Ummu Jamil binti Harbmuncul, di mana dia mempunyai lengkingan (suara) yang sangat tinggi sedang
di tangannya terdapat batu. Dia mengatakan:
SOS y * * o JV
l
o
y\j uJls Cl CJu
‘Dia orang hina yang kami abaikan,
agamanya kami remehkan,
dan perintahnya pun selalu kami durhakai.’
Dan Rasulullah duduk di sebuah masjid bersama Abu Bakar. Ketika
melihatnya (isteri Abu Lahab), Abu Bakar berkata: ‘Wahai Rasulullah, dia
telah muncul sedang aku khawatir dia akan melihatmu/ Maka Rasulullah j|§
bersabda: ‘Sesungguhnya dia tidak akan pernah melihatku.’ Dan beliau mem-baca al-Qur-an yang beliau pegang teguh. Sebagaimana yang difirmankan oleh
Allah T a’ ala, 4 L
j
y*y Sf ^431 l— okA' ^
‘Dtfra apabila kamu membaca al-Qur-an niscaya Kami adakan antara kamu dan
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang
tertutup.’ (QS. Al-Israa': 45). Kemudian dia datang sehingga berhenti dekat
Abu Bakar tanpa melihat Rasulullah s|§, lalu dia berkata: ‘Wahai Abu Bakar,
sesungguhnya aku beritahu bahwa Sahabatmu telah mencaciku.’ Abu Bakar
berkata: ‘Tidak. Demi Rabb Pemelihara rumah ini, dia tidak mencacimu.’
Kemudian dia berpaling seraya berkata: ‘Kaum Quraisy telah mengetahui
kalau aku anak perempuan pemukanya.’”
Para ulama mengatakan: “Dan di dalam surat ini terkandung mukjizat
yang sangat nyata dan dalil yang sangat jelas tentang kenabian, di mana sejak
firman Allah Ta’ ala ini turun:
4 JuJ A •'tA^ Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu
bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut,” (melalui ayat ini) Allah mengabar-
kan bahwa keduanya akan mendapat kesengsaraan dan tidak akan beriman.
Keduanya atau salah satu dari keduanya tidak akan pemah beriman, baik lahir
maupun bathin, secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dan hal
itu merupakan bukti yang paling kuat dan jelas yang menunjukkan kenabian.
570 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
IOC <*Nli
AL - IKHLASH( Memurnikan Keesaan Allah
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-112 : 4 ayat
SEBAB TURUNNYA SURAT INI DAN KEUTAMAANNYA.Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab bahwa orang-orang
musyrik pernah berkata kepada Nabi “Hai Muhammad, terangkanlah
Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala
urusan. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan-Nya.”’Demikianlah yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi
dan Ibnu Jarir dari Ahmad bin Mani’. Ibnu Jarir dan at-Tirmidzi menambah-kan, dia mengatakan: “4 -L—taJl 4 yang tidak beranak dan tidak pula diper-
anakkan, karena tidak ada sesuatu pun yang dilahirkan dan tidak ada pula
sesuatu yang mati melainkan akan meninggalkan warisan. Sedangkan Allah
tidak akan pernah mati dan tidak juga meninggalkan warisan.”
4 ii ji—Jj 4 "Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”
Tidak ada yang serupa dan tidak ada pula yang sebanding dengan-Nya. Dantidak ada sesuatu yang sama dengan-Nya. Diriwayatkan pula oleh Ibnu AbiHatim dari hadits Abu Sa’id Muhammad bin Muyassar. Kemudian diriwayat-
kan pula oleh at-Tirmidzi dari Abui ‘Aliyah. Lalu dia menyebutkannya secara
mursal. Dan dia tidak menyebutkan:“Haddatsanaa.” Lebih lanjut, at-Tirmidzi
mengatakan: “Dan ini lebih shahih daripada hadits Abu Sa’id.”
HADITS LAINTENTANGKEUTAMAANSURAT AL-IKI ILASII.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah , bahwa Nabi 5l§
pernah mengutus seseorang dalam suatu peperangan dan dia membacakan al-
Qur-an untuk para Sahabatnya dalam shalat mereka, lalu dia menutupnya
menurunkan firman-Nya,
Ji 4“ “Katakanlah: Dia-lah
kepada kami nasab Rabb-mu.” Maka Allah Ta’ala
i \'^k Ji; ‘Jj ,‘jJj ‘Jj ai; ‘J .iLUii ;^\ iii'J,
dengan surat 4 S® J* K Ketika mereka kembali, mereka menceritakan
hal itu kepada Nabi j|§, maka beliau berkata: “Tanyakan kepadanya, untukapa dia melakukan hal tersebut.” Kemudian mereka pun bertanya kepadanya,
lalu dia menjawab: “Karena ia merupakan sifat ar-Rahmaan, sedang aku lebih
suka membacanya.” Maka Nabi ji§ bersabda: “Beritahukan kepadanya bahwaAllah menyukainya.” Dan diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasa-i.
HADITS LAIN TENTANG KEUTAMAANNYA YANG ME-NYAMAI SEPERTIGA AL-QUR-AN.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa’id bahwasanya ada se-
seorang mendengar orang lain membaca: 4 <&' y> J» 4 yang dia ulang ber-
kali-kali. Setelah pagi hari tiba, dia mendatangi Nabi dan menceritakan
peristiwa itu kepada beliau. Dan orang itu merasa masih terlalu sedikit mem-bacanya, maka Nabi jp bersabda: “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-
Nya, sesungguhnya surat itu menyamai sepertiga al-Qur-an.” Diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i.
HADITS LAINTENTANG BACAAN SURAT INIMENGHARUS-KAN PEMBACANYA MASUK SURGA.
Imam Malik bin Anas meriwayatkan dari TJbaidillah bin ‘Abdirrahman,
dari ‘Ubaid bin Hanin, dia berkata: “Aku pernah mendengar Abu Hurairah
berkata: ‘Aku pernah pergi bersama Nabi ||§, lalu beliau mendengar seseorang
membaca: 4 ai-l J—* maka Rasulullah jp bersabda: ‘Wajib baginya,’
-kutanyakan, ‘Apa yang wajib?’ Beliau menjawab:- ‘Surga.’” Diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i dari hadits Malik. At-Tirmidzi mengatakan:
“Hasan shahih gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Malik.”
Dan telah juga disebutkan sebelumnya: ‘Kedntaanmu padanya (surat al-Ikhlash)
akan memasukkanmu ke Surga.’”1
HADITS LAIN.
‘Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dari Usaid bin Abi Usaid,
dari Mu’adz bin ‘Abdillah bin Habib, dari ayahnya, dia berkata: “Kami pernah
merasa haus dan berada dalam gelap gulita, sedang kami tengah menungguRasulullah shalat bersama kami, lalu beliau keluar dan memegang tangan-
ku seraya berkata: ‘Katakanlah.’ Maka aku pun terdiam. Beliau berkata lagi:
‘Katakanlah.’ Kutanyakan: ‘Apa yang harus aku katakan?’ Beliau menjawab:
‘Qul Huwallaahu Ahad dan al-Mu‘awwidzatain (an-Falaq dan an-Naas) saat
572 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
1 12. AL IKHLASH
memasuki waktu sore dan saat memasuki waktu pagi hari sebanyak tiga kali,
niscaya akan diberikan kecukupan kepadamu setiap hari dua kali.”’ Diriwayat-
kan oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa-i, dari hadits Ibnu Abi adz-
Dzi-b. At-Tirmidzi mengatakan: “Hasan shahih gharib dari sisi ini.” Danjuga diriwayatkan oleh an-Nasa-i melalui jalan lain dari Mu’adz bin ‘Abdillah
bin Habib, dari ayahnya dari ‘Uqbah bin ‘Amir, lalu dia menyebutkan hadits
tersebut. Dan lafaznya: “Maka ia akan mencukupi segala sesuatu.”
HADITS LAIN.
Imam al-Bukhari meriwayatkan, Qutaibah memberitahu kami, al-
Mufadhdhal memberitahu kami, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari TJrwah,
dari ‘Aisyah bahwa Nabi *i§ jika berbaring di tempat tidur setiap malam,
maka bebau menyatukan kedua telapak tangan bebau, lalu meniupnya seraya
membaca pada keduanya: “Q«/Huwallaahu Ahad, Qul a ’uudzu bi Rabbilfalaq,
dan Qul a’uudzu bi Rabbin naas” dan kemudian beliau mengusapkan kedua
telapak tangan beliau itu ke bagian-bagian tubuh yang bisa beliau jangkau,
bebau memulainya dari kepala, wajah, dan anggota tubuh bagian depan. Beliau
melakukan hal tersebut sebanyak tiga kak. Demikian itu yang diriwayatkan
oleh para penulis kitab as-Sunan.
aDengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang."
' * >>
jj
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Mahaesa." (QS. 112:1) Allah adalah
Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. (QS. 112:2) Dia tidak
beranak dan tidak ada pula diperanakkan, (QS. 112:3) dan tidak ada se-
orangpun yang setara dengan-Nya. (QS. 112:4)
Di depan telah disampaikan sebab turunnya ayat ini. ‘Ikrimah mengata-
kan: “Ketika orang-orang Yahudi mengatakan: ‘Kami menyembah ‘Uzair
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 573
112. AL IKHLASH
putera Allah,’ dan orang-orang Nasrani mengatakan: ‘Kami menyembah al-
Masih putera Allah.’ Sedangkan orang-orang Majusi mengatakan: ‘Kami me-
nyembah matahari dan bulan.’ Adapun orang-orang musyrik mengatakan:
‘Kami menyembah berhala,’ maka Allah menurunkan kepada Rasul-Nya0ayat, 4 j* J
—
»4 ‘Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Mahaesa.’ Yakni, Dia
Yang Tunggal dan satu-satunya, yang tiada tandingnya, tanpa pembantu, juga
tanpa sekutu, serta tidak ada yang menyerupai dan menandingi-Nya. Dankalimat itu tidak bisa dipergunakan pada seorang pun dalam memberikan
penetapan kecuali hanya kepada Allah karena Dia yang sempurna dalam
semua sifat dan perbuatan-Nya.”
Dan firman Allah Ta’ala, 4 £ “Allah adalah Ilah yang bergantung
kepada-Nya segala urusan. ” ‘Ikrimah mengatakan dari Ibnu ‘Abbas: “Yakni
Rabb yang bergantung kepada-Nya semua makhluk dalam memenuhi segala
kebutuhan dan permintaan mereka.” ‘Ah bin Abi Thalhah meriwayatkan dari
Ibnu ‘Abbas, Dia adalah Rabb yang benar-benar sempurna dalam kewibawaan-
Nya dan Mahamulia yang benar-benar sempurna dalam kemuliaan-Nya, Maha-
agung yang benar-benar sempurna dalam keagungan-Nya, Mahapenyantun
yang benar-benar sempurna dalam kesantunan-Nya, Mahamengetahui yang
benar-benar sempurna dalam keilmuan-Nya, Mahabijaksana yang benar-benar
sempurna dalam kebijaksanaan-Nya. Dan Dia adalah Rabb yang telah sempurna
dalam semua macam kemuliaan dan kewibawaan-Nya. Dia adalah Allah Maha-
suci. Semuanya itu merupakan sifat-Nya yang tidak pantas disandang kecuali
hanya oleh-Nya, tidak ada yang menandingi-Nya, serta tidak ada sesuatu pun
yang setara dengan-Nya. Mahasuci Allah, Yang Mahatunggal lagi Mahaperkasa.
Al-Hasan mengatakan: “4^aJ' 4 Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri
sendiri, yang tidak akan pernah berakhir.” Sedangkan ‘Ikrimah mengatakan:
“4 altaJl f yang tidak ada sesuatu pun keluar dari-Nya dan tidak juga makan.”
Ar-Rabi’ bin Anas mengungkapkan: “Dia adalah Rabb yang tidak beranak
dan tidak diperanakkan,” seakan-akan Dia menjadikan ayat setelahnya sebagai
penafsir baginya, yaitu firman-Nya, 4’^J‘^j ’Aj ^ “Dia tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan. ” Dan itu merupakan penafsiran yang sangat bagus.
Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’idbin al-Musayyab, Mujahid, ‘Abdullah
bin Buraidah, ‘Ikrimah, Sa’id bin Jubair, ‘Atha’ bin Abi Rabah, ‘Athiyyah
al-‘Aufi, adh-Dhahhak, dan as-Suddi mengatakan: “4 -uLJl 4 yang kokoh.”
Sufyan menceritakan dari Manshur dari Mujahid: “4 ’YAjA 4 yakni, al-mushmat
yang berarti kuat dan kokoh.” Asy-Sya’bi mengatakan: “Yaitu yang tidak
makan dan tidak minum.” ‘Abdullah bin Buraidah juga mengatakan: “4 f
cahaya yang berkilauan.” Semua itu diriwayatkan dan dikisahkan oleh Ibnu
Abi Hatim, al-Baihaqi, dan ath-Thabrani. Demikian juga dengan Abu Ja’far
bin Jarir menyebutkan lebih banyak dari itu dengan sanadnya sendiri. Al-
Hafizh Abui Qasim ath-Thabrani menyampaikan di dalam kitab as-Sunnah
miliknya setelah menyampaikan beberapa kali pendapat-pendapat di atas
574 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
112. AL IKHLASH
mengenai penafsiran kalimat 4 £.” Semua itu benar, dan ia merupakan
sifat-sifat Allah, Rabb kita iS.
Firman Allah T a’ ala, 4 \'*k J $ .jSJ$ aL' JLJ > ‘Dia tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan-Nya.” Maksudnya, Dia tidak memiliki anak dan tidak juga dia sebagai
ayah atau ibu. Mengenai firman-Nya, 4 ^ j*—5 ^ ‘Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan-Nya, ” Mujahid mengatakan: “Yakni, Dia tidak
mempunyai pendamping.” Dan dalam kitab Shahih al-Bukhari disebutkan:
9 A *• A 9 S S J S t* t'* J t * 9 I O O > ^ } S * f ^ f- ^ 9 f f
i4U
' J'* *> Jt— y ))' / / /
O 9* A'
((
“Tidak ada yang lebih sabar atas suatu hal menyakitkan yang didengar melebihi
kesabaran Allah. Di mana mereka menjadikan bagi-Nya seorang anak, padahal
Dia yang memberi rizki dan kesehatan kepada mereka.”
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi s|§,
beliau bersabda:
C& aJ ‘jtj jJ'j cdJJ’i 4J jkj ^
j
ili J\i ))
t45ilpj OjAU Jjt ^3tJb USi" ^ Al
jjj jJjf jjj ttff jy lifj ijJj ili J&fi iJja Isti \-Jj
«& ^“Allah {M telah berfirman, ‘Anak Adam telah mendustakan-Ku, sedang dia
tidak berhak melakukan hal tersebut, dia juga mencela-Ku padahal dia tidak
berhak untuk itu. Kedustaan yang dia lakukan terhadap-Ku itu adalah ucapan-
nya, ‘Dia tidak akan pernah dapat mengembalikan diriku sebagaimana Dia
telah memulai diriku. Dan tidaklah pengawalan itu tidak lebih mudah dari
pengulangannya. Dan caciannya kepada-Ku adalah ucapannya bahwa Allah
telah mengambil anak, padahal Aku Mahatunggal yang bergantung segala
urusan, Aku tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan-Ku.”
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 575
SURAT AL - MU’AWWIDZATAIN
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Zurr, dia berkata: “Aku pernah
bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, kukatakan: ‘Wahai Abui Mimdzir, sesung-
guhnya saudaramu, Ibnu Mas’ud pernah berkata begini dan begitu.’1
Lalu dia
menjawab: ‘Sesungguhnya aku pernah bertanya kepada Nabi |f§, maka beliau
menjawab: ‘Dikatakan kepadaku sehingga aku mengucapkannya.’ Sehingga
kami pun mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Rasulullah *|§.’” Di-
riwayatkan oleh an-Nasa-i. Dan itulah yang populer di kalangan banyak ahli
qira-at dan ahli fiqih, yaitu bahwa Ibnu Mas’ud tidak menulis al-Mu’awwidzatain
di dalam mush-hafnya, barangkali dia tidak mendengar keduanya dari Nabi
|jj§ dan tidak mutawatir pula padanya. Kemudian barangkali dia beralih dari
pendapatnya itu kepada pendapat jama’ah. Sebab, para Sahabat ^ telah
menegaskan kedua surat tersebut dalam mush-haf-mush-haf para imam dan
menyebarluaskannya ke seluruh belahan bumi. Segala puji dan sanjungan
hanya milik Allah.
Telah diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Sbahibnya dari ‘Uqbah
bin ‘Amir, dia berkata: “Rasulullah |jj bersabda:
iy' J* ^ J ^ iy'J* \ ji <* Obi JS ))* - ' -- - #
'
(( A vy
‘Tidakkah engkau melihat beberapa ayat yang telah diturunkan malam ini
yang belum pernah ada sama sekali sebelumnya yang serupa dengannya: Qula’uudzu bi Rabbilfalaq dan Qul a’uudzu bi Rabbin naas.’”
Diriwayatkan oleh Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i. At-Tirmidzi
mengatakan: “Hasan shahih.”
Imam Malik meriwayatkan dari ‘Aisyah bahwasanya jika Rasulullah
merasa sakit, maka behau membacakan imtuk dirinya al-Mu’awwidzatain
1 Yakni, mengatakan bahwa al-Mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas) bukan bagian
dari al-Qur-an al-Karim. Dan hal itu ditentang oleh ijma’ para Sahabat /M.
.
576 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
113 - 114. AL MU’AWWIDZATAIN
dan meniupkan. Dan ketika rasa sakitnya semakin parah, maka aku mem-bacakan kepada beliau al-Mu’awwidzaat, lalu aku mengusapkan tangan beliau
padanya dengan mengaharapkan berkahnya. Diriwayatkan oleh al-Bukhari
dari ‘Abdullah bin Yusuf, dan Muslim dari Yahya bin Yahya serta Abu Dawuddari al-Qa’nabi dan an-Nasa-i.
AL - FALAQ( Waktu Shubuh )
Surat Makkiyyah
Surat ke-113 : 5 ayat
0 &*Dengan menyebutNama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang.
"
-i " r f?* 4<?r - t r-
yj yj J5
> ><
y' i
^ 1 V- ,< ,t?tt r . CO s-Ai <3^^
£XisijlX;2
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Rabh yang menguasai Shubuh, (QS.
113:1) dari kejahatan makbluk-Nya, (QS. 113:2) dan dari kejahatan malamapabila telah gelap gulita, (QS. 113:3) dan dari kejahatan-kejahatan wanita
tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, (QS. 113:4) dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." (QS. 113:5)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Jabir, dia mengatakan: “Al-Falaq
berarti waktu Shubuh. Yaitu demikian itu seperti firman-Nya yang lain,
4 t jJU 4 “Dia menyingsingkan pagi. ”
113 - 114. AL MU’AWWIDZATAIN
Firman Allah Ta’ala, 4 'J*- £ 'J* <y
Yakni dari kejahatan semua makhluk. 4
"Dari kejahatan makhluk-Nya.
"
'i B' t***'— V-i ,v' ) £ “Dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita. "MujaHiH mengatakan: “Kejahatan
malam jika telah gelap gulita, yaitu saat matahari telah terbenam.” Diriwayat-
kan oleh al-Bukhari darinya. Demikian pula yang diriwayatkan Ibnu Abi
Najih darinya. Dan seperti itu juga Ibnu ‘Abbas, Muhammad bin Ka’ab al-
Qurazhi, adh-Dhahhak, Khashif, al-Hasan, dan Qatadah mengatakan: “Sesung-
guhnya ia adalah waktu malam jika telah datang gelapnya.” Ibnu Jarir dan
juga yang lainnya mengatakan: “Yaitu bulan.”
Dapat saya katakan, dan pijakan orang-orang yang berpegang pada
pendapat tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad; AbuDawud al-Hafri memberitahu kami, dari Ibnu Abi Dzi’b, dari al-Harits bin
Abi Salamah, dia berkata: “’Aisyah \j£g> berkata: ‘Rasulullah pernah me-
megang tanganku dan memperlihatkan bulan kepadaku pada saat terbit dan
beliau bersabda:
((.LJjj '^1 iJfo J* aJlb 3
))
‘Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan bulan ini jika terbenam.’”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i di dalam kedua kitab
tafsir dari Sunan keduanya. At-Tirmidzi mengatakan: “Hadits hasan shahih.”
Dan lafazhnya sebagai berikut:
((.L-9
j
li' lila tliiA jZi Ja aUb iSSyd ))/ / -* / / / />
“Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan ini, karena sesungguhnya ini
adalah bulan jika terbenam.”
Sedangkan lafazh an-Nasa-i berbunyi:
^ ^ x° x*
“Z ^ t x o Z x x
((.LJjj \$\ lj& riJilA Ja aJlb
))z' x X- X y'
“Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan ini. Ini adalah bulan jika terbenam.”
Pemegang pendapat pertama menyatakan bahwa bulan merupakan
salah satu tanda malam jika telah masuk. Dan itu tidak bertentangan dengan
pendapat kami, karena bulan merupakan tanda malam dan tidak memiliki
kekuasaan kecuali pada malam hari. Demikian juga bintang-bintang yang tidak
akan bersinar kecuali pada malam hari, dan ia kembali kepada apa yang telah
kami kemukakan. Wallaahu a’lam.
Dan firman Allah Ta’ala, 4 j 'y» yj “Dan dari kejahatan-
kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.”Mujahid,
‘Ikrimah, al-Hasan, Qatadah, dan adh-Dhahhak mengatakan: “Yakni tukang
sihir.” Mujahid mengatakan: “Yaitu ketika wanita-wanita itu membaca mantra
dan menghembus pada buhul.” Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Thawus,
578 Tafsir ibnu Katsir Juz 30
113-1 14. AL MU’AWWIDZATAIN
dari ayahnya, dia berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih dekat dengan ke-
musyrikan melebihi jampi ular dan orang gila.”
Dan dalam hadits lain disebutkan bahwa Jibril pernah datang kepada
Nabi j||, lalu bertanya: “Apakah engkau merasa sakit hai Muhammad?” Beliau
menjawab: “Ya.” Lalu Jibril mengucapkan:
".ClL&J ijl t jaj 'Sjjji JT ja ili
"
* 5? j? ^ ^ ^ / / / > ^
“Dengan Nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap penyakit yang mengganggu-
mu dan dari kejahatan setiap orang yang dengki dan mata yang hasad. DanAllah akan menyembuhkanmu.”
Mungkin yang demikian itu akibat keluhan yang dirasakan oleh Rasu-
lullah }f!. Ketika beliau terkena sihir, Allah Ta’ala dengan segera menyehatkan
dan menyembuhkan beliau serta menyerang balik tipu muslihat para penyihir
yang dengki dari kalangan orang-orang Yahudi kepada tokoh mereka semua.
Dan Dia jadikan kehancuran mereka melalui perbuatan mereka itu sekaligus
mempermalukan mereka. Tetapi dengan demikian, Rasulullah^ tidak ber-
sikap buruk terhadap orang tersebut pada suatu waktu, tetapi cukuplah Allah
yang menjadi Pelindung, menyembuhkan sekaligus menyehatkan.
Imam al-Bukhari meriwayatkan di dalam kitab ath-Thibb dalam Shabih-
nya, dari ‘Aisyah, dia berkata: “Rasulullah j|§ pernah disihir, di mana beliau
melihat seakan-akan mendatangi beberapa orang isteri padahal beliau tidak
mendatangi mereka. Sufyan mengatakan: ‘Ini merupakan sihir yang palin gparah, jika keadaannya seperti itu.’ Kemudian beliau bersabda: ‘Wahai ‘Aisyah,
tahukah engkau bahwa Allah telah memfatwakan kepadaku mengenai sesuatu
yang dulu engkau pernah meminta fatwa tentangnya?’ Aku telah didatangi
oleh dua orang (Malaikat), lalu salah seorang di antaranya duduk di dekat
kepalaku dan yang lainnya di dekat kakiku. Kemudian yang duduk di dekat
kepalaku berkata: ‘Apa yang dialami oleh orang ini?’ Yang lainnya menjawab:
‘Dia terkena sihir.’ ‘Lalu siapa yang menyihirnya?’ tanyanya lebih lanjut.
Dia menjawab: ‘Labid bin A’sham, seorang dari Bani Zuraiq, sekutu Yahudi,
yang dia seorang munafik.’ Dia bertanya: ‘Dalam wujud apa sihir itu?’ Diamenjawab: ‘Pada sisir dan bekas rontokan rambut.’ ‘Lalu di mana semuanyaitu berada?’ tanya temannya. Dia menjawab: ‘Di kulit mayang kurma jantan
di bawah dasar sumur Dzarwan.’” ‘Aisyah berkata melanjutkan perkataannya:
“Kemudian Rasulullah ji| mendatangi sumur itu dan mengeluarkan sihir ter-
sebut. Selanjutnya beliau berkata: ‘Wahai ‘Aisyah, inilah sumur yang pernah
diperlihatkan kepadaku, seakan-akan airnya adalah celupan pacar, dan pohonkurmanya seperti kepala syaitan.’” Dan perawi hadits ini berkata: “Kemudianbeliau mengeluarkannya.” Dan diriwayatkan pula oleh Muslim.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 579
1 13 - 1 14. AL MU’AWWIDZATAIN
AN - NAAS( Manusia
)
Surat Makkiyyah
Surat ke-114 : 6 ayat
X. P* -3
“Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurab lagi
Mahapenyayang.
"
0v oi\—'^on\yj‘P {$}
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan me-
nguasai) manusia. (QS. 114:1) Raja manusia. (QS. 114:2) Ilah manusia
,
(QS. 1 14:3) dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, (QS.
114:4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, (QS. 114:5)
dari (golongan) jin dan manusia (QS. 114:6)
Inilah tiga dari sifat-sifat Rabb ife, yaitu Rububiyyah, raja, dan Ilahiyyah.
Di mana Dia adalah pemelihara segala sesuatu sekaligus sebagai raja dan Ilah-
nya. Dengan demikian, segala sesuatu yang ada ini adalah makhluk ciptaan-
Nya, hamba sekaligus abdi-Nya. Oleh karena itu Dia memerintahkan kepada
semua yang hendak memohon perlindungan agar berlindung kepada Dzatyang memiliki ketiga sifat di atas, dari kejahatan bisikan syaitan khannas
,
yaitu syaitan yang ditugaskan untuk menggoda manusia, karena tidak ada
seorang pun keturunan Adam melainkan dia memiliki satu teman yang akan
580 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
senantiasa menjadikan segala perbuatan keji itu indah dipandang dan dia tidak
akan mengenal kata lelah dalam menjalankannya. Dan orang yang terlindungi
adalah orang yang mendapat perlindungan Allah.
Telah ditegaskan di dalam hadits shahih bahwasanya:
tK tS K J»* Jo o ** « » . f o o ^ o
(( ^ (P J J* ))
“Tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan telah diwakilkan kepadanya
pendampingnya.”
Para Sahabat bertanya: “Termasuk juga engkau, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Ya, hanya saja Allah membantuku dalam menyikapinya
sehingga ia masuk agama Islam, karenanya dia tidak menyuruhku kecuali
hal yang baik-baik.”2
Dan ditegaskan pula dalam kitab ash-Shahibain, dari Anas tentang kisah
kunjungan yang dilakukan oleh Shafiyyah kepada Nabi j||, yang ketika itu
beliau tengah beri’tikaf. Juga kepergian beliau bersamanya pada malam hari
untuk mengantarnya pulang. Kemudian beliau berpapasan dengan dua orang
laki-laki dari kaum Anshar. Ketika melihat Nabi j|§, keduanya mempercepat
jalannya, maka Rasulullah bersabda: “Berjalanlah seperti biasa, karena se-
sungguhnya dia adalah Shafiyyah binti Huyay.” Kemudian keduanya berkata:
“Mahasuci Allah, wahai Rasulullah.” Beliau pun bersabda:
^ IjjJij jl ^ jlj ^Xll jfjJ* JA tj J 0} ))
(( j'- ^“Sesungguhnya syaitan itu mengalir dalam tubuh anak Adam seperti aliran
darah. Dan sesungguhnya aku khawatir dia akan memasukkan sesuatu kedalam hati kalian berdua -atau beliau mengatakan: ‘Kejahatan’-.”
Imam Ahmad meriwayatkan, Muhammad bin Ja’far memberitahukami, dari orang yang pernah membonceng Rasulullah j|§, dia berkata: “Keledai
Nabi j|§ pernah terpeleset, lalu kukatakan: ‘Celaka syaitan.’ Maka Nabi j|§
bersabda: ‘Janganlah engkau mengatakan: ‘Celakalah syaitan,’ karena sesung-
guhnya jika engkau mengatakannya, niscaya dia akan merasa bertambah besar
dan mengatakan: ‘Dengan kekuatanku aku menjatuhkannya.’ Dan jika engkau
mengucapkan: ‘Bismillaah (Dengan menyebut Nama Allah),’ niscaya dia akan
merasa bertambah kecil sehingga dia menjadi seperti lalat.’” Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad seorang diri, dengan sanad yang jayyid dan kuat. Dan di
dalamnya terkandung dalil yang menunjukkan bahwa hati jika berdzikir
kepada Allah, niscaya syaitan akan merasa bertambah kecil dan kalah. Dan
2 HR. Muslim, kitab Shifatul Qiyaamah. Dan Imam Ahmad di dalam kitabMusnadnya (1/385).
113 - 114. ALMU’AWWIDZATAIN
jika tidak berdzikir kepada Allah, niscaya syaitan akan merasa bertambah
besar dan menang.
Mengenai firman Allah Ta’ ala, 4 cr'j— 4 “Syaitan yang biasa
bersembunyi, ” Sa’id bin Jubair mengatakan dari Ibnu ‘Abbas: “Yaitu syaitan
yang selalu bercokol di dalam hati manusia, di mana jika manusia lengah dan
lalai, maka dia akan memberikan bisikan, dan jika manusia berdzikir kepada
Allah maka syaitan itu akan bersembunyi.”
Firman Allah Ta’ ala, 4 'yy*y- 4“Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia. ” Apakah yang demikian itu khusus pada
anak Adam saja sebagaimana yang tampak pada lahiriahnya, ataukah mencakup
anak Adam dan juga jin? Mengenai hal tersebut terdapat dua pendapat. Di
mana mereka semua telah masuk ke dalam lafazh an-naas. Ibnu Jarir mengata-
kan: “Dan tidak jarang jin laki-laki dipekerjakan oleh manusia. Oleh karena
itu, bukan suatu hal yang aneh jika jin-jin itu disebut dengan sebutan an-naas
(manusia).”
Firman Allah Ta’ala, 4 'y 4 “Darijin dan manusia. ” Apakah
yang demikian itu sebagai penjelas bagi firman Allah Ta’ala:
4 a"1— jyd*
'o"y*y. y^' 4”Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia. ” Kemudian Dia memperjelas mereka, di mana Dia berfirman: “Dari
jin dan manusia.” Yang demikian itu memperkuat pendapat kedua.
Ada juga yang berpendapat bahwa firman-Nya, 4 y^'j iLJl 4 “Dari
jin dan manusia. ” sebagai tafsiran bagi pihak yang selalu memberi bisikan ke
dalam dada manusia yang terdiri dari syaitan, manusia, dan jin. Sebagaimana
yang difirmankan oleh Allah Ta’ala:
4 OjS* <J\ y-
y
3^0 y^f 'i&O- y) 4“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-
syaitan (dari jenis) manusia dan (darijenis) jin, sebagian mereka membisikkan
kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia). ” (QS. Al-An’aam: 112).
Imam Ahmad meriwayatkan, Waki’ memberitahu kami dari Ibnu
‘Abbas, dia berkata: “Ada seseorang datang kepada Nabi 2f§ seraya berkata:
‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya telah terbersit di dalam diriku sesuatu, di
mana jatuh dari langit lebih aku suka daripada harus membicarakannya.’”
Lebih lanjut, dia menceritakan: “Lalu Nabi |j§ bersabda:
((ojCT iu JU^Jt
))
‘Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, segala puji hanya bagi Allah yang telah
mengembalikan tipu dayanya kepada godaan.’” Diriwayatkan oleh Abu Dawuddan an-Nasa-i.
582 Tafsir Ibnu Katsir Juz 30
113 - 1 14- AL MU’AWWIDZATAIN
Demikianlah akhir dari tafsir al-Qur-an ini. Segala puji dan sanjungan
hanya milik Allah. Pujian bagi Allah, Rabb semesta alam.”
Dilanjutkan dengan pembahasan tentang keutamaan al-Qur-an yangjuga milik penulis tafsir ini (Ibnu Katsir). Dengan pembahasan tersebut, kitab
ini akan ditutup, insya Allah. Segala puji dan sanjungan sepenuhnya hanyabagi Allah, karena Dia satu-satunya pemberi nikmat.
Tafsir Ibnu Katsir Juz 30 583
top related