bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/8182/3/ali imron bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini terkait
sedimentasi telah dilakukan oleh Hendar Pangestu (2013), dalam penelitiannya
“Analisis Angkutan Sedimen Total Pada Sungai Dawas Kabupaten Musi
Banyuasin”. Penelitian ini bertujuan mengetahui angkutan sedimen total (Qt)
pada Sungai Dawas. Penelitian dilakukan dengan metode Yang, Bagnold dan
Shen dan Hung. Dari analisis yang telah dihitung maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Pada perhitungan debit angkutan sedimen total (Qt), didapatkan
angkutan sedimen yang dihasilkan pada tiap titik yang didapat dari tiap
– tiap persamaan adalah berbeda. Diantara tiga metode tersebut,
perbedaan besar rata – ratanya adalah metode Yang = 0,00007532 ton/s,
metode Bagnold = 0,00007418 ton/s dan Metode Shen and Hung =
0,00007 ton/s.
2 Dengan rata – rata debit angkutan sedimen metode Yang = 195,22944
ton/bulan, metode Bagnold = 192,27456 ton/bulan, dan Metode Shen
and Hung = 191,808 ton/bulan, bila tidak terangkut atau terhanyut maka
sungai akan mengalami pendangkalan, dengan kata lain morfologi
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
9
sungai akan mengalami perubahan tergantung pada berapa lamanya
pengangkutan sedimen itu berlangsung, sehingga perlu dilakukan
penjadwalan kegiatan pengerukan agar sungai dapat berfungsi dengan
baik.
3. Dari nilai rata – rata debit angkutan sedimen diatas, metode Yang
menghasilkan debit angkutan sedimen terbesar yaitu = 195,22944
ton/bulan, sehingga metode Yang dapat di jadikan metode yang dipilih,
sebagai tolak ukur dari metode angkutan sedimen lainnya.
Penelitian lain yang berkaitan dengan sedimentasi telah dilakukan oleh
Anton Tri Asmoro (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Volume
Sedimen Waduk Wonogiri di Muara Sungai Keduang”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui jumlah sedimen yang terbawa masuk ke Waduk Wonogiri
oleh Sungai Keduang. Analisis jumlah volume sedimen menggunakan metode
Meyer Peter dan Muller. Hasil analisis perhitungan sedimen Waduk Wonogiri
di Muara Sungai Keduang dari tahun 2006 sampai 2012 adalah 6.184.308,84
m3/tahun. Perhitungan sedimen berhubungan dengan debit di muara sungai
Keduang, dalam analisis peroleh persamaan rating curve : Y =
0,0146859801.X0,315965501
Penelitian yang berkaitan dengan prediksi debit (debit rencana) telah
dilakukan oleh Wahlul Sodikin (2017) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Debit Banjir Kala Ulang Sungai Kali Sapi”.Tujuan penelitian ini yaitu
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
10
untuk mengetahui besar debit banjir kala ulang 25 tahun, 50 tahun, dan 100
tahun dan mengetahui hubungan antara debit banjir kala ulang dengan
runtuhnya Jembatan Kali Sapi
Analisis curah hujan rencana menggunakan analisis frekuensi sedangkan
perhitungan debit banjirnya menggunakan metode haspers, weduwen dan
melchior. Berdasarkan hasil analisis besarnya debit banjir kala ulang di sungai
Kali Sapi untuk desain perencanaan dengan umur rencana 25,50 dan 100 tahun
dengan menggunakan metode Melchior berturut turut adalah sebagai berikut:
Q25 = 304,837 m3/dtk, Q50 = 333,651 m3/dtk dan Q100 = 362,251 m3/dtk. Debit kala
ulang 50 tahun (metode Haspers = 260,005 m3/dtk, Weduwen = 300,468 m3/dtk,
Melchior = 333,651 m3/dtk) masih lebih besar dari pada debit banjir saat kejadian
(50,15 m3/dtk) sehingga bisa dikatakan bahwa debit banjir bukan merupakan faktor
utama penyebab runtuhnya jembatan kali sapi.
B. Sedimentasi
Sedimentasi yaitu proses pengendapan dari suatu material yang berasal
dari angin, erosi air, gelombang laut serta gletser. Material yang dihasilkan dari
erosi yang dibawa oleh aliran air dapat diendapkan di tempat yang
ketinggiannya lebih rendah. Proses sedimentasi itu sendiri dalam konteks
hubungan dengan sungai meliputi, penyempitan palung, erosi, transportasi
sedimentasi (sediment transport), pengendapan (deposition), dan pemadatan
(compaction) dari sedimen itu sendiri. Karena prosesnya merupakan gejala
sangat komplek, dimulai dengan jatuhnya hujan yang menghasilkan energi
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
11
kinetik yang merupakan permulaan proses terjadinya erosi tanah menjadi
partikel halus, lalu menggelinding bersama aliran, sebagian akan tertinggal di
atas tanah, sedangkan bagian lainnya masuk kedalam sungai terbawa aliran
menjadi sedimen. Besarnya volume sedimen terutama tergantung pada
perubahan kecepatan aliran, karena perubahan pada musim penghujan dan
kemarau, serta perubahan kecepatan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Erosi dan Sedimentasi merupakan proses terlepasnya butiran tanah dari
induknya di suatu tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan air
atau angin kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terdapat di
tempat lain (Suripin, 2002).
Terjadinya erosi dan sedimentasi menurut Suripin (2002) tergantung
dari beberapa faktor yaitu karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman
penutup dan kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam
lapisan tanah dangkal, dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi
di sungai sehingga dapat mengurangi daya tampung sungai. Sejumlah bahan
erosi yang dapat mengalami secara penuh dari sumbernya hingga mencapai titik
kontrol dinamakan hasil sedimen (sediment yield). Hasil sedimen tersebut
dinyatakan dalam satuan berat (ton) atau satuan volume (m3) dan juga
merupakan fungsi luas daerah pengaliran. Dapat juga dikatakan hasil sedimen
adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
12
tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu (Asdak,
2002).
Dari proses sedimentasi, hanya sebagian aliran sedimen di sungai yang
diangkut keluar dari DAS, sedangkan yang lain mengendap di lokasi tertentu
dari sungai.
Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Proses Sedimentasi Secara Geologis
Sedimentasi secara geologis merupakan proses erosi tanah yang
berjalan secara normal, artinya proses pengendapan yang berlangsung
masih dalam batas-batas yang diperkenankan atau dalam keseimbangan
alam dari proses degradasi dan agradasi pada perataan kulit bumi akibat
pelapukan.
2. Proses Sedimentasi yang Dipercepat
Sedimentasi yang dipercepat merupakan proses terjadinya
sedimentasi yang menyimpang dari proses secara geologi dan
berlangsung dalam waktu yang cepat, bersifat merusak atau merugikan
dan dapat mengganggu keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan
hidup. Kejadian tersebut biasanya disebabkan oleh kegiatan manusia
dalam mengolah tanah. Cara mengolah tanah yang salah dapat
menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi yang tinggi.
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
13
C. Mekanisme Pengangkutan Sedimen
Proses pengangkutan sedimen (sediment transport) dapat diuraikan
dalam tiga proses sebagai berikut :
1. Pukulan air hujan (rainfall detachment)
Pukulan air hujan (rainfall detachment) terhadap bahan sedimen
yang terdapat di atas tanah sebagai hasil dari erosi percikan (splash
erosion) dapat menggerakkan partikel-partikel tanah tersebut dan akan
terangkut bersama- sama limpasan permukaan (overland flow).
2. Limpasan permukaan (overland flow)
Limpasan permukaan (overland flow) juga mengangkat bahan
sedimen yang terdapat di permukaan tanah, selanjutnya dihanyutkan
masuk ke dalam alur-alur (rills), dan seterusnya masuk ke dalam
selokan dan akhirnya ke sungai.
3. Pengendapan sedimen
Pengendapan sedimen terjadi pada saat kecepatan aliran yang
dapat mengangkat (pick up velocity) dan mengangkut bahan sedimen
mencapai kecepatan pengendapan (settling velocity) yang dipengaruhi
oleh besarnya partikel-partikel sedimen dan kecepatan aliran.
Konsentrasi sedimen yang terkandung pada pengangkutan sedimen
adalah dari hasil erosi total (gross erosion) merupakan jumlah dari erosi
permukaan (interillerosion) dengan erosi alur (rill erosion).
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
14
D. Angkutan Sedimen (Sediment Transport )
Ada tiga macam angkutan sedimen yang terjadi di dalam alur sungai
(Mulyanto, 2007) yaitu angkutan sedimen cuci (wash load), layang (suspended
load) dan dasar (bed load). Di bawah ini diterangkan secara garis besar ketiga
angkutan semen tersebut:
1. Wash Load
Wash load atau angkutan sedimen cuci terdiri dari partikel lanau
dan debu yang terbawa masuk ke dalam sungai dan tetap tinggal
melayang sampai mencapai laut, atau genangan air lainnya. Sedimen
jenis ini hampir tidak mempengaruhi sifat-sifat sungai meskipun
jumlahnya yang terbanyak dibanding jenis-jenis lainnya terutama pada
saat-saat permulaan musim hujan datang. Sedimen ini berasal dari
proses pelapukan Daerah Aliran Sungai yang terutama terjadi pada
musim kemarau sebelumnya.
2. Suspended Load
Suspended Load atau angkutan sedimen layang terutama terdiri
dari pasir halus yang melayang di dalam aliran karena tersangga oleh
turbulensi aliran air. Pengaruh sedimen ini terhadap sifat-sifat sungai
tidak begitu besar. Tetapi bila terjadi perubahan kecepatan aliran, jenis
ini dapat berubah menjadi angkutan jenis ketiga. Gaya gerak bagi
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
15
angkutan jenis ini adalah turbulensi aliran dan kecepatan aliran itu
sendiri. Dalam hal ini dikenal kecepatan pungut atau “pick- up velocity”.
Untuk besar butiran tertentu bila kecepatan pungutnya
dilampaui, material akan melayang. Sebaliknya, bila kecepatan aliran
yang mengangkutnya mengecil di bawah kecepatan pungutnya, material
akan tenggelam ke dasar aliran.
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam
suspensi, jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya
material halus saja yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil
pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar
yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar
dan umumnya disertai pemilahan butir yang buruk. Ciri lain dari jenis
ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar
aliran.
3. Bed Load
Bed Load atau Angkutan Sedimen Dasar adalah angkutan dasar
dimana material dengan besar butiran yang lebih besar akan bergerak
menggelincir atau menggelinding yang gerakannya mencapai
kedalaman tertentu dari lapisan sungai. Tenaga penggeraknya adalah
gaya seret (drag force) dari lapisan dasar sungai.
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
16
Berdasarkan pada jenis sedimen dan ukuran partikel-partikel
tanah serta komposisi mineral dari bahan induk yang menyusunnya
dikenal berbagai jenis sedimen seperti pasir, liat dan lainnya tergantung
pada ukuran partikelnya. Menurut ukurannya, sedimen dibedakan
menjadi beberapa jenis seperti pada tabel 2.1 (Asdak, 2007)
Tabel 2.1 Jenis sedimen berdasarkan ukuran partikel
Jenis Ukuran
Liat <0,0039
Debu 0,0039 – 0,0625
Pasir 0,0625 – 2,00
Pasir Besar 2,00 - 64
(Sumber : Asdak 2002)
E. Formula Angkutan Sedimen Shen and Hung
Shen dan Hung (1971) Mengasumsikan bahwa transportasi sedimen
begitu kompleks sehingga tidak satupun bilangan reynolds, bilangan fraude
ataupun kombinasi keduanya dapat ditemukan untuk menjelaskan transportasi
sedimen dengan semua kondisi. Shen & Hung mencoba untuk menemukan
variabel yang dominan yang mendominasi laju transportasi sedimen, mereka
merekomendasikan persamaan regresi berdasarkan 587 set data laboratorium.
Persamaan regresi Shen dan Hung dapat ditulis sebagai berikut:
Logct = -107404,45938164 + 324214,74734085 Y
-306329,58908739Y2– 109503,87232539 Y3.…………....…(1)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
17
Y = (���,��
� �,�� )�.��������…………….……………….…………….(2)
Dimana :
Y = Parameter
ω = Kecepatan jatuh sedimen (m/s)
V = Kecepatan aliran (m/s)
S = Kemiringan Saluran
(Sumber : Pangestu, 2013)
Qs = Qw x ct…….………………….…………...………………...(3)
Qs = Debit Sedimen (ton/hr)
Qw = Debit Aliran (m3/s)
Ct = Konsentrasi Sedimen (mg/l)
(Sumber : Kusumaningrum, R., 2015)
Menurut (A. Setyantiningtyas, 2010), untuk menghitung debit aliran
dengan volume aliran yang mengalir melalui suatu penampang melintang
sungai persatuan waktu, biasanya debit dinyatakan dalam satuan m3/detik atau
liter/detik. Aliran merupakan pergerakan air di dalam alur sungai.. Rumus yang
umumnya digunakan adalah :
Q = � .�...........................................................................................(4)
Dengan :
Q = Debit (m3/s)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
18
A = Luas (m2)
v = Kecepaan aliran rata – rata (m/s)
Luas penampang basah berbentuk persegi panjang dapat dihitung
dengan rumus :
A = h x b ………………………………………..………………....... (5)
Dengan :
A = Luas penampang basah (m2)
h = Tinggi penampang basah (m)
b = Lebar penampang basah (m)
Luas penampang basah berbentuk trapesium dapat dihitung dengan
rumus:
A = b.h + m.h2……….………………………………….……… (6)
Dengan :
A = Luas penampang basah (m2)
h = Tinggi penampang (m)
b = Lebar dasar penampang (m)
m = Kemiringan dinding saluran
Rumus untuk menghitung keliling basah saluran
(P) adalah sebagai berikut :
P = b + 2h x (m2 + 1)0,5……………………...………………………(7)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
19
Dimana:
P = Keliling Basah (m)
h = Tinggi penampang (m)
b = Lebar dasar penampang (m)
m = Kemiringan dinding saluran
Persamaan untuk menghitung jari–jari hidraulis ( R ) saluran adalah
sebagai berikut :
R = �
�……………………………………………………………...(8)
Dimana :
R = Jari – jari hidraulis (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
Nilai S bisa didapatkan dari rumus manning. Rumus manning banyak
digunakan pada pengaliran di saluran terbuka dan pengaliran pada pipa
(tertutup). Rumus manning umumnya dinyatakan dalam persamaan
V = �
��
�
���
� ………………...………………………………………...(9)
Dimana :
V = Kecepatan Aliran (m/s)
R = Jari – jari hidraulis (m)
S = Kemiringan Saluran
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
20
Pada tabel 4.8 dibawah ini. adalah beberapa Nilai koefisien n Manning
yang dianggap paling sering digunakan
Tabel 2.2 Tipikal harga koefisien manning’s (n)
No. Tipe saluran dan jenis bahan Harga n
Minimum Normal Maksimum
1. Beton
Gorong-gorong lurus dan bebas dari kotoran
Gorong-gorong dengan lengkungan dan
sedikit kotoran/gangguan
Beton dipoles
Saluran pembuang dengan bak kontrol
0,010
0,011
0,011
0,013
0,011
0,013
0,012
0,015
0,013
0,014
0,014
0,017
2. Tanah lurus dan seragam
Bersih baru
Bersih telah melapuk
Berkerikil
Berumput pendek, sedikit tanaman
pengganggu
0,016
0,018
0,022
0,022
0,018
0,022
0,025
0,027
0,020
0,025
0,030
0,033
3. Saluran alam
Bersih lurus
Bersih, berkelok-kelok
Banyak tanaman pengganggu
Dataran banjir berumput pendek – tinggi
Saluran di belukar
0,025
0,033
0,050
0,025
0,035
0,030
0,040
0,070
0,030
0,050
0,033
0,045
0,08
0,035
0,07
(Sumber : Manning’s,1889)
F. Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi dalam hidrologi digunakan untuk memperkirakan
curah hujan atau debit rancangan dengan kala ulang atau periode waktu
tertentu. Analisis frekuensi dalam hidrologi sendiri didefinisikan sebagai
perhitungan atau peramalan suatu peristiwa hujan atau debit yang menggunakan
data historis dan frekuensi kejadiannya.
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
21
1. Parameter statistik
Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis frekuensi
meliputi parameter nilai rata-rata (��), standar deviasi (S), koefisien
variasi (Cv), koefisien kemencengan (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck).
Sementara untuk mencari harga parameter statistik dilakukan dengan
perhitungan rumus dasar antara lain sebagai berikut: (Soemarto, C.D.
1999)
a. Standar Deviasi (Standard Deviation) :
S =� ∑ �Xi-X��2
n-1…………………………………...……………..(10)
b. Koefisien Variasi (Variation Coefficient) :
Cv =S
X�………………………………………………………...(11)
c. Koefisien Kemencengan (Skewness Coefficient) :
Cs = ∑ � Xi- X �³n
i=1
(n-1)(n-2)�� …………………………………….....….....(13)
d. Koefisien Kurtosis (Curtosis Coefficient) :
Ck =n2.Σ (Xi-X�)
4
(n-1)(n-2)(n-3)S4..………………..………………....…...….(14)
Dengan:
Xi = Debit sedimen tahunan (ton/hr)
X� = Debit sedimen rata-rata selama 10 tahun (ton/hr)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
22
n = Jumlah data debit sedimen tahunan
S = Standar deviasi (simpangan baku)
Cv = Koefisien variasi
Cs = Koefisien kemencengan
Ck = Koefisien kurtosis
2. Metode Distribusi
Berikut adalah metode-metode distribusi yang digunakan dalam
perhitungan analisis frekuensi:
a. Distribusi Gumbel
Adapun rumus – rumus yang digunakan dalam
perhitungan debit rencana dengan distribusi Gumbel adalah
sebagai berikut :
Xt=Xr+(K . Sx).....................................................................(15)
Dimana :
Xt = Qs = Debit Sedimen dalam periode tahun (ton/hr)
Xr = Harga rata – rata debit sedimen tahunan (ton/hr)
K = Faktor Frekuensi
K=Yt-Yn
��..............................................................................(16)
Dimana:
Yt = Reduce variate
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
23
Yn = Harga rata – rata reduce variate
n = Jumlah data
Sx = Standar deviasi
(Loebis, 1984)
Tabel 2.3 Reduced mean (Yn)
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,495 0,500 0,504 0,507 0,510 0,513 0,516 0,518 0,520 0,522
20 0,524 0,525 0,527 0,528 0,530 0,530 0,582 0,588 0,534 0,535
30 0,536 0,537 0,538 0,539 0,540 0,540 0,541 0,542 0,542 0,543
40 0,546 0,544 0,545 0,545 0,546 0,547 0,547 0,547 0,548 0,548
50 0,549 0,549 0,549 0,550 0,550 0,550 0,551 0,551 0,552 0,552
60 0,552 0,552 0,553 0,553 0,553 0,554 0,554 0,554 0,554 0,555
70 0,555 0,555 0,555 0,556 0,556 0,556 0,556 0,556 0,557 0,557
80 0,557 0,557 0,557 0,557 0,558 0,558 0,558 0,558 0,558 0,559
90 0,559 0,559 0,559 0,559 0,559 0,559 0,560 0,560 0,560 0,560
100 0,560
(Sumber: CD Soemarto, 1999)
Tabel 2.4 Reduced Standard Deviation (Sn)
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,950 0,968 0,983 0,997 1,010 1,021 1,032 1,041 1,049 1,057
20 1,063 1,070 1,075 1,081 1,086 1,092 1,096 1,100 1,105 1,108
30 1,112 1,116 1,119 1,123 1,126 1,129 1,131 1,134 1,136 1,139
40 1,141 1,144 1,146 1,148 1,150 1,152 1,154 1,156 1,157 1,159
50 1,161 1,162 1,164 1,166 1,167 1,168 1,170 1,171 1,172 1,173
60 1,175 1,176 1,177 1,178 1,179 1,180 1,181 1,182 1,183 1,184
70 1,185 1,186 1,187 1,188 1,189 1,190 1,191 1,192 1,192 1,193
80 1,194 1,195 1,195 1,196 1,197 1,197 1,198 1,199 1,199 1,200
90 1,201 1,201 1,203 1,203 1,204 1,204 1,205 1,205 1,206 1,206
100 1,207
(Sumber : CD Soemarto, 1999)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
24
Tabel 2.5 Reduced Variate (Yt)
Tahun Mendatang ke- Reduced Variate
2 0,3665
5 1,4999
10 2,2502
20 2,9606
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
200 5,296
500 6,214
1000 6,919
5000 8,539
10000 9,921
(Sumber : CD Soemarto,1999)
b. Distribusi Log Pearson III
Distribusi Log Pearson III apabila digambarkan pada
kertas peluang logaritmik akan merupakan persamaan garis
lurus, sehingga dapat dinyatakan sebagai model matematik
dangan persamaan sebagai berikut :
Log Rt=Log X+Gt ·S Log X………….....................(17)
(Soewarno, 1995)
dimana :
Rt = Qs = Besarnya Sedimen yang mungkin terjadi pada
periode tahun tertentu (ton/hr)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
25
X = Debit sedimen tahunan (ton/hr)
Gt = Faktor frekuensi
S Log x = Deviasi standar nilai Y
Langkah-langkah perhitungan kurva distribusi Log
Pearson III adalah :
1. Tentukan logaritma dari semua nilai variat X
2. Hitung nilai rata-ratanya :
Log x�������=∑ Log x
n…………………………………………...(18)
(CD. Soemarto, 1999)
3. Hitung nilai deviasi standarnya dari Log X :
S log x��������=� ∑ ( Log x- Log x�������)2
n-1….………..…………………...(19)
(CD. Soemarto, 1999)
4. Hitung nilai koefisien kemencengan
Cs=n ∑ �Log x- Log x��������
3ni-1
(n-1)(n-2)(s Log x ���������)3 ……………………………….(20)
(CD. Soemarto, 1999)
Sehingga persamaan garis lurusnya dapat ditulis :
Log x = Log x�������+Gt(s Log x ����������)……………..………..(21)
(CD. Soemarto, 1999)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
26
5. Menentukan anti Log dari log X, untuk mendapat nilai X
yang diharapkan terjadi pada tingkat peluang atau periode
tertentu sesuai dengan nilai Csnya.
Tabel 2.6 Harga k untuk Distribusi Log Pearson III
Kemencengan(CS)
Tahun Mendatang ke-
2 5 10 25 50 100 200 1000
Peluang ( % )
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
3,0 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051 4,970 7,250
2,5 -0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652 6,600
2,2 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705 4,444 6,200
2,0 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 5,910
1,8 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 5,660
1,6 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388 3,990 5,390
1,4 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110
1,2 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661 4,820
1,0 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,489 4,540
0,9 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401 4,395
0,8 -0,132 0,780 1,336 1,998 2,453 2,891 3,312 4,250
0,7 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223 4,105
0,6 0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960
0,5 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815
0,4 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670
0,3 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 3,525
0,2 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380
0,1 -0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400 2,670 3,235
0,0 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090
-0,1 0,017 0,836 1,270 1,761 2,000 2,252 2,482 3,950
-0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2,810
-0,3 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675
-0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2,540
-0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108 2,400
-0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016 2,275
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
27
-0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150
-0,8 0,132 0,856 1,166 1,488 1,606 1,733 1,837 2,035
-0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910
-1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800
-1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625
-1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465
-1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,200 1,216 1,280
-1,8 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,089 1,097 1,130
-2,0 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 1,995 1,000
-2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907 0,910
-2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 0,798 0,799 0,800 0,802
-3,0 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667 0,667 0,668
(Sumber : Soewarno, 1995)
c. Distribusi Log Normal
Rumus yang digunakan dalam perhitungan distribusi ini
adalah sebagai berikut :
�� = ��+ �� .��…………..………………………..(22)
dimana :
Rt = Qs = Besarnya Sedimen yang mungkin terjadi pada
periode tahun tertentu (ton/hr)
xr = Rata-rata debit sedimen tahunan (ton/hr)
kt = Standar variabel untuk periode ulang tahun
Sx = Standar deviasi
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
28
Tabel 2.7 Faktor frekuensi k untuk distribusi Log Normal
Peluang kumulatif (%)
Koefisien 50 80 90 95 98 99
Kemencengan (CS) Periode Ulang (tahun)
2 5 10 20 50 100
-2,0 0,2366 -0,6144 -1,2437 -1,8916 -2,7943 -3,5196
-1,8 0,2240 -0,6395 -1,2621 -1,8928 -2,7578 -3,4433
-1,6 0,2092 -0,6654 -1,2792 -1,8901 -2,7138 -3,3570
-1,4 0,1920 -0,6920 -1,2943 -1,8827 -2,6615 -3,2601
-1,2 0,1722 -0,7186 -1,3067 -1,8696 -2,6002 -3,1521
-1,0 0,1495 -0,7449 -1,3156 -1,8501 -2,5294 -3,0333
-0,8 0,1241 -0,7700 -1,3201 -1,8235 -2,4492 -2,9043
-0,6 0,0959 -0,7930 -0,3194 -1,7894 -2,3600 -2,7665
-0,4 0,0654 -0,8131 -0,3128 -1,7478 -2,2631 -2,6223
-0,2 0,0332 -0,8296 -0,3002 -1,6993 -2,1602 -2,4745
0,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
0,2 0,0332 0,8996 0,3002 1,5993 2,1602 2,4745
0,4 0,0654 0,8131 0,3128 1,7478 2,2631 2,6223
0,6 0,0959 0,7930 0,3194 1,7894 2,3600 2,7665
0,8 0,1241 0,7700 1,3201 1,8235 2,4492 2,9043
1,0 0,1495 0,7449 1,3156 1,8501 2,5294 3,0333
1,2 0,1722 0,7186 1,3057 1,8696 2,6002 3,1521
1,4 0,1920 0,6920 1,2943 1,8827 2,6615 3,2601
1,6 0,2092 0,6654 1,2792 1,8901 2,7138 3,3570
1,8 0,2240 0,6395 1,2621 1,8928 2,7578 3,4433
2,0 0,2366 0,6144 1,2437 1,8916 2,7943 3,5196
(Sumber : Soewarno,1995)
Tabel 2.8 Standard Variabel
T Kt T Kt T Kt
1 -186 20 1.89 96 3.34
2 -0.22 25 2.10 100 3.45
3 0.17 30 2.27 110 3.53
4 0.44 35 2.41 120 3.62
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
29
5 0.64 40 2.54 130 3.70
6 0.81 45 2.65 140 3.77
7 0.95 50 2.75 150 3.84
8 1.06 55 2.86 160 3.91
9 1.17 60 2.93 170 3.97
10 1.26 65 3.02 180 4.03
11 1.35 70 3.08 190 5.09
12 1.43 75 3.60 200 4.14
13 1.50 80 3.20 220 4.24
14 1.57 85 3.28 240 4.33
15 1.63 90 3.33 260 4.42
(Sumber : Sri Harto, 1981)
Berikut adalah syarat-syarat yang digunakan untuk
memilih jenis distribusi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9. Pedoman Penentuan Jenis Distribusi
No Jenis Distribusi Syarat
1 Log Normal Cs ≈ 3 Cv + Cv3 ≈ 1,2497
2 Log Pearson III Cs ≠ 0
3 Gumbel Cs ≤ 1,1396
Ck ≤ 5,4002
(Sumber : C.D. Soemarto, 1999)
G. Uji Kesesuaian
Untuk menentukan pola distribusi data debit sedimen yang paling sesuai
dari beberapa metode distribusi statistik yang telah dilakukan maka dilakukan
uji kesesuaian. Ada dua jenis uji kesesuaian yang digunakan pada penelitian ini,
yakni uji kesesuaian Chi Square dan Smirnov Kolmogorof. Pada tes ini
biasanya yang diamati adalah hasil perhitungan yang diharapkan.
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
30
1. Uji Chi Square
Uji kecocokan chi-square dimaksudkan untuk menentukan
apakah persamaan sebaran peluang yang telah dipilih dapat mewakili
dari distribusi statistik sampel data yang dianalisis didasarkan pada
jumlah pengamatan yang diharapkan pada pembagian kelas dan
ditentukan terhadap jumlah data pengamatan yang terbaca di dalam
kelas tersebut atau dengan membandingkan nilai Chi-Square (X²)
dengan nilai Chi-Square kritis (X²cr). Uji kecocokan Chi-Square
menggunakan rumus (Soewarno, 1995):
Xh2= ∑
�Oi-Ei�2
Ei…………………………………………………(23)
Dengan:
Xh2 = Parameter chi-kuadrat terhitung
Σ = Jumlah sub kelompok
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-i
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i
Parameter Xh2 merupakan variabel acak. Peluang untuk mencapai
nilai Xh2 sama ataulebih besar dari pada nilai Chi-Square yang
sebenarnya (X²). Suatu distrisbusi dikatakan selaras jika nilai X2 hitung
< X2 kritis. Nilai X2 kritis dapat dilihat di Tabel 2.10. Dari hasil
pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
31
kritis paling kecil.Untuk suatu nilai nyata tertentu (level of significant)
yang sering diambil adalah 5%. (Soewarno, 1995)
Derajat kebebasan yang digunakan pada perhitungan ini adalah
dengan rumus sebagaiberikut ::
DK=K-(P-1)……………………………………………...….(23)
Dengan:
Dk = Derajat kebebasan
P = Nilai untuk distribusi Metode Gumbel, P = 2
Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Apabila peluang lebih dari 5% maka persamaan dirtibusi teoritis
yang digunakan dapat diterima.
2) Apabila peluang lebih kecil dari 1% maka persamaan distribusi
teoritis yang digunakan dapat diterima.
3) Apabila peluang lebih kecil dari 1%-5%, maka tidak mungkin
mengambil keputusan, perlu penambahan data.
Tabel 2.10 Nilai kritis untuk uji Chi-Square
Dk α Derajat kepercayaan
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
1 0,0000393 0,000157 0,000982 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879
2 0,010 0,020 0,051 0,103 5,991 7,378 9,210 10,597
3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838
4 0,207 0,297 0,484 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860
5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750
6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
32
7 0,989 1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278
8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955
9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188
11 2,603 3,053 3,816 4,575 19,675 21,920 24,725 26,757
12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300
13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,688 29,819
14 4,075 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319
15 4,601 5,229 6,262 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801
16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267
17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718
18 6,265 7,015 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156
19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,582
20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,170 37,566 39,997
21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401
22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796
23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,683 44,181
24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558
25 10,520 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928
26 11,160 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290
27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645
28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336
30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672
(Sumber : Soewarno, 1995)
2. Uji Kesesuaian Smirnov Kolmogorof
Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorof dilakukan dengan
membandingkan probabilitas untuk tiap-tiap variabel dari distribusi
empiris dan teoritis sehingga didapat perbedaan (Δ). Perbedaan
maksimum yang dihitung (Δ maks) dibandingkan dengan perbedaan
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
33
kritis (Δcr) untuk suatu derajat nyata dan banyaknya variat tertentu,
maka sebaran sesuai jika(Δmaks)< (Δcr).(Soewarno, 1995).
Prosedur uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof adalah:
a. Urutkan data (dari yang terkecil ke yang terbesar)
b. Tentukan nilai sampel data (Xi), Banyak masing-masing nilai
pada data sampel (Fi), frekuensi kumulatif (Fk) , (Fi x Xi)2, (Xi2)
dan (Fi x Xi2)
c. Tentukan nilai rata-rata sampel data (X�)
(X�) = (∑ �� � ��)
�…………………………………………..….(24)
Dimana :
X� = Rata-rata sampel data
Xi = Sampel data
Fi = Banyak masing-masing nilai pada data sampel
n = Jumlah sampel data
d. Tentukan nilai standar deviasi (S)
S =�� (∑ �� � ���)�(∑ �� � ��)2
n (n-1)………………………..……..(25)
Dimana :
Xi = Sampel data
Fi = Banyak masing-masing nilai pada data sampel
n = Jumlah sampel data
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
34
e. Tentukan nilai Z, F(z), S (z), dan [F(z) -S (z)]
Z = (�� � ��)
�……………………………………………….(26)
F (z) = Diperoleh dari tabel statistik
S (z) = ��
�…………………………………………………..…(27)
Dimana :
Z = Angka baku
Xi = Data sampel
X� = Rata-rata sampel data
n = Jumlah sampel data
Fk = Frekuensi kumulatif
f. Ambil nilai maksimal dari [F(z) - S (z)], nilai ini merupakan nilai
mutlak.
g. Tentukan harga D0 berdasarkan tabel 2.11. nilai kritis (Smirnov-
kolmogorof test). Interprestasi dari hasil Uji Smirnov-
Kolmogorof adalah jika nilai D (data terhitung) lebih kecil dari
nilai D0 maka distribusi teoritis yang digunakan untuk
menentukan persamaan distribusi dapat diterima. Dan jika nilai
D (data terhitung) lebih besar dari nilai D0 maka distribusi
teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi
tidak dapat diterima. (Soewarno, 1995)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018
35
Tabel 2.11 Nilai delta kritis untuk uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorof
Jumlah data α Derajat Kepercayaan
N 0,20 0,10 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,3 0,34 0,4
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,2 0,23 0,27
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,2 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
N>50 1,07/n 1,22/n 1,36/n 1,63/n
(Sumber : Soewarno, 1995)
Analisis Prediksi Peningkatan..., Ali Imron, Fakultas Teknik Dan Sains UMP, 2018