bab iii

15
BAB III KAWASAN DAN RANAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN Dalam definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) tahun 1994 menyatakan teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar . Dari komponen-komponen definisi tersebut memberikan penjelasan dan gambaran tentang apa yang diperbuat dan dipelajari oleh tenaga profesi dalam bidang teknologi pendidikan. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawasan teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. Prof. Yusufhadi Miarso dalam bukunya ”Menyemai Benih” tahun 2007, membagi kawasan bidang garapan teknologi pendidikan menjadi 6 bagian yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian. Ronald L. Jacobs (1988) juga mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktik, dan mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan Jacobs, terdapat 3 fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan sistem kinerja dan komponen sistem kerja manusia yang menjadi landasan konseptual untuk melakukan fungsi lain.

Upload: b4rret

Post on 06-Aug-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

KAWASAN DAN RANAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Dalam definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational

Communication and Technology (AECT) tahun 1994 menyatakan teknologi pendidikan

adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta

penilaian  proses dan sumber untuk belajar. Dari komponen-komponen definisi tersebut

memberikan penjelasan dan gambaran tentang apa yang diperbuat dan dipelajari oleh tenaga

profesi dalam bidang teknologi pendidikan.

Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawasan

teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal

balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat

kebenaran teori yang ada. Prof. Yusufhadi Miarso dalam bukunya ”Menyemai Benih” tahun

2007, membagi kawasan bidang garapan teknologi pendidikan menjadi 6 bagian yaitu desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian.

Ronald L. Jacobs (1988) juga mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja

manusia yang mencakup teori dan praktik, dan mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi.

Berdasarkan kawasan yang diajukan Jacobs, terdapat 3 fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan,

fungsi pengembangan sistem kinerja dan komponen sistem kerja manusia yang menjadi

landasan konseptual untuk melakukan fungsi lain.

A. HUBUNGAN ANTAR KAWASAN.

Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada

pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan

kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu

kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat sinergik.

Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan

dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :

1. Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi

perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan

karakteristik pebelajar.

2. Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi

pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan

komputer dan teknologi terpadu lainnya.

Page 2: BAB III

3. Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya

meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi

dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan

regulasi pendidikan.

4. Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan

proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan

pengelolaan sistem informasi pendidikan.

5. Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi

melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi

sumatif dan penelitian kawasan pendidikan.

B. DESKRIPSI KAWASAN.

Untuk melihat keterkaitan antara teori, praktek dan penelitian berikut akan diuraikan

setiap kawasan teknologi pendidikan. Dalam makalah ini, hanya akan dibahas 2 kawasan

teknologi pendidikan, yaitu kawasan perancangan dan kawasan pengembangan.

1. Kawasan Desain/Perancangan.

            Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim

Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai

berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi

pembelajaran. Demikian juga Gagne dan Briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan

keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep

pembelajaran menjadi hidup.

            Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk

menciptakan strategi dan produk pada tingkat mikro seperti program dan kurukulum; dan

pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul.

            Kawasan desain meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan,

strategi pembelajaran, dan karakteristik pemelajar.

a. Desain Sistem Pembelajaran (DSP).

Adalah prosedur teroganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan,

pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang

sederhana, penganalisaan adalah proses perumusasn apa yang akan dipelajari;

perancangan adalah proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya;

pengembangan, adalah proses penulisan dan pembuatan bahan pembelajaran;

pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan stategi pembelajaran; dan penilaian

Page 3: BAB III

adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini harus tuntas agar

dapat berfungsi sebagai alat kontrol.

b. Desain Pesan.

Meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan (Grabowski,

1991) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi

komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan Levi (1993),

pesan dibatasi sebagai pola isyarat/simbol yang memodifikasi perilaku kognitif,

psikomotorik dan afektif. Karakteristik desain harus spesifik terhadap medianya dan

tugas belajarnya.

c. Strategi Pembelajaran.

Adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau

kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran meliputi situasi

belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar mengajar seperti

motivasi dan elaborasi (Reigeluth, 1978). Lingkup strategi pembelajaran

menggunakan penelitian motivasi untuk menentukan desain komponen pembelajaran.

Reigeluth (1983 dalam Seels dan Richey (1994) membagi strategi pembelajaran

menjadi 2 variabel strategi :

1) Variabel strategi mikro: mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu

gagasan tnggal seperti definisi, contoh, latihan dan bentuk sajian lain.

2) Variabel strategi makro: mengorganisasikan pembelajaran yang berhubungan

dengan lebih dari satu gagasan, seperti mengurutkan, membuat sintesis,

membuat ringkasan gagasan yang diajarkan.

d. Karakteristik Pemelajar.

Adalah segi-segi latar belakang pemelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas

proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi

untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana caranya

hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu, karakteristik pemelajar

mempengaruhi komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran.

Karakteristik pemelajar tidak hanya berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga

dengan situasi atau  konteks dan isi (Bloom, 1976).

Page 4: BAB III

2. Kawasan Pengembangan.

            Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Diawali dengan

perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media

film yang merupakan tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran

modern.

            Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi

teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan

dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori

dan manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan

pembelajaran.

Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak,

teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.

a. Teknologi Cetak.

Adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan

bahan visual, terutama melalui proses mekanis dan fotografis. Teknologi ini adalah

dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain.

Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh

penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam

bentuk cetakan, inilah yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari

teknologi cetak/visual :

1) Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.

2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.

3) Keduanya berbentuk visual statis.

4) Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi

visual.

5) Keduanya berpusat pada pemelajar.

6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

b. Teknologi Audiovisual.

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan

mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan

visual (melalui penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian

gambar hidup, pemutaran suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti

film, film bingkai dan transparansi. Televisi merupakan teknologi unik yang

Page 5: BAB III

menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi komputer dan terpadu. Karakteristik

teknologi audiovisual sebagai berikut :

1) Bersifat linier.

2) Menampilkan visual yang dinamis.

3) Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh

desainer/pengembangnya.

4) Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan

abstrak.

5) Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.

6) Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan pemelajar.

c. Teknologi Berbasis Komputer.

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan

perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan

teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital

bukan sebagai bahan cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor.

Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI),

Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI).

Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan:

latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah

dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan

pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar

mengakses sendiri.

Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki karakteristik

sebagai berikut :

1) Digunakan secara acak disamping secara linier.

2) Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang

dirancang desainer/pengembang.

3) Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan

grafis.

4) Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.

d. Teknologi Terpadu.

Page 6: BAB III

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan

beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari

sistem terpadu dapat terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat

mengakses secara acak, memiliki internal hard drive, dan sebuah monitor beresolusi

tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar video, alat penayangan

tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio. Sedang perangkat

lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi digital.

Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia

menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook.

Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai

berikut :

1) Digunakan secara acak disamping secara linier.

2) Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang

dirancang desainer/pengembang.

3) Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar,

relevan dengan kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.

4) Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.

5) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan

dan pemanfaatan bahan pembelajaran.

6) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif

sehingga pengethauan terbentuk pada saat digunakan.

7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.

 

3. Kawasan Pemanfaatan.

Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan

tertua diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara

teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran

sistematik.

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka

yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar

dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi

dengan bahan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan

penilaian atas hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur

organisasi yang berkelanjutan.

Page 7: BAB III

a. Pemanfaatan Media.

Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk

belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan

berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.

b. Difusi Inovasi.

Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana

dengan tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut

adalah pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.

Implementasi dan Pelembagaan.

Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi

pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah

penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur

atau budaya organisasi.

c. Kebijakan dan Regulasi.

Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya

yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan.

Bidang Teknologi Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang

televisi pembelajaran dalam masyarakat.

4. Kawasan Pengelolaan.

Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pendidikan / Pembelajaran melalui

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Secara singkat ada empat

kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber,

pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.

a. Pengelolaan Proyek.

Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek

desain dan pengembangan. Menurut Rothwell dan Kazanas (1992) pengelolaan

proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis & staf.

b. Pengelolaan Sumber.

Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian

sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting artinya

karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil,

keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran.

c. Pengelolaan Sistem Penyampaian.

Page 8: BAB III

Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan,

pengendalian,”cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan…. Hal

tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai

dalam menyajikan informasi pendidikan/ pembelajaran kepada pemelajar” (Ellington

dan Harris, 1986:47). (dalam Seels, Barbara B, 1994:56).

d. Pengelolaan Informasi.

Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara

penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka

tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.

5. Kawasan Penilaian.

Dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Kawasan

penilaian mencakup : analisis masalah, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif,

penilaian sumatif. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan

belajar.

a. Analisis Masalah.

Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan

menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.

Pengukuran Beracukan Patokan.

Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan

pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Penilaian Formatif.

Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan

dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.

c. Penilaian Sumatif.

Penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan

untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.

Menurut Michael Scrives (1976) (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 62-63).

Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program

atau produk (atau orang, dsb.). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam

lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat

dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.

Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah

kiasan dari Bob Stake “Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif,

apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif (h.56).

Page 9: BAB III

Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar

atau para pengambil keputusan (sebagai contoh : lembaga penyandang dana atau

calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam

atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar

dilibatkan dari pada sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan

dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, bukannya

proses hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif (h.130).

C. KAWASAN PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN.

Suatu bidang kajian, seperti halnya teknologi pendidikan, hanya berhak menyatakan

dirinya sebagai suatu disiplin keilmuan apabila ditunjang oleh dan memberikan kesempatan

untuk dilakukannya beragam penelitian yang mengungkapkan objek formal yang menjadi

garapannya, yaitu belajar pada manusia. Karena pada hakikatnya semua penelitian itu

merupakan syarat bagi suatu bidang kajian dari suatu disiplin ilmu, selain itu juga untuk

mengungkap kebenaran (Miarso, 2007: 209).

Kawasan penelitian teknologi pendidikan sangat luas sekali bahkan boleh dikatakan

hampir tidak terbatas, sepanjang penelitian itu berkaitan dengan pemecahan masalah belajar.

Dasar pertimbangan kesimpulan ini adalah sebagai berikut (Miarso, 2007: 204) :

1. Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja, baik secara perorangan (individu) maupun

secara kelompok.

2. Belajar dapat dilakukan mengenai apa saja, meskipun yang menjadi perhatian utama

kita adalah yang bertujuan, terarah, dan disengaja serta yang sesuai dengan norma dan

nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

3. Belajar dapat berlangsung kapan saja, sejak dalam kandungan hingga akhir hayat.

4. Belajar dapat dilaksanakan dimana saja, di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di

tempat ibadah, di masyarakat luas.

5. Belajar dapat berlangsung dengan cara bagaimana saja (aneka proses), baik dilakukan

secara individu maupun secara massal.

6. Belajar dapat dilakukan dengan rangsangan internal dan eksternal, yaitu dari dalam

diri sendiri atau dari apa dan siapa saja di luar diri (aneka sumber).

Belajar dapat dilakukan untuk kepentingan apa saja, tentunya yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungannya.