bab iii
TRANSCRIPT
BAB III
KAWASAN DAN RANAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Dalam definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational
Communication and Technology (AECT) tahun 1994 menyatakan teknologi pendidikan
adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta
penilaian proses dan sumber untuk belajar. Dari komponen-komponen definisi tersebut
memberikan penjelasan dan gambaran tentang apa yang diperbuat dan dipelajari oleh tenaga
profesi dalam bidang teknologi pendidikan.
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawasan
teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal
balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat
kebenaran teori yang ada. Prof. Yusufhadi Miarso dalam bukunya ”Menyemai Benih” tahun
2007, membagi kawasan bidang garapan teknologi pendidikan menjadi 6 bagian yaitu desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian.
Ronald L. Jacobs (1988) juga mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja
manusia yang mencakup teori dan praktik, dan mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi.
Berdasarkan kawasan yang diajukan Jacobs, terdapat 3 fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan,
fungsi pengembangan sistem kinerja dan komponen sistem kerja manusia yang menjadi
landasan konseptual untuk melakukan fungsi lain.
A. HUBUNGAN ANTAR KAWASAN.
Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada
pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan
kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu
kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat sinergik.
Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan
dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :
1. Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan
karakteristik pebelajar.
2. Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan
komputer dan teknologi terpadu lainnya.
3. Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya
meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi
dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan
regulasi pendidikan.
4. Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan
proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan
pengelolaan sistem informasi pendidikan.
5. Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi
melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi
sumatif dan penelitian kawasan pendidikan.
B. DESKRIPSI KAWASAN.
Untuk melihat keterkaitan antara teori, praktek dan penelitian berikut akan diuraikan
setiap kawasan teknologi pendidikan. Dalam makalah ini, hanya akan dibahas 2 kawasan
teknologi pendidikan, yaitu kawasan perancangan dan kawasan pengembangan.
1. Kawasan Desain/Perancangan.
Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim
Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai
berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi
pembelajaran. Demikian juga Gagne dan Briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan
keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep
pembelajaran menjadi hidup.
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat mikro seperti program dan kurukulum; dan
pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul.
Kawasan desain meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran, dan karakteristik pemelajar.
a. Desain Sistem Pembelajaran (DSP).
Adalah prosedur teroganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan,
pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang
sederhana, penganalisaan adalah proses perumusasn apa yang akan dipelajari;
perancangan adalah proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya;
pengembangan, adalah proses penulisan dan pembuatan bahan pembelajaran;
pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan stategi pembelajaran; dan penilaian
adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini harus tuntas agar
dapat berfungsi sebagai alat kontrol.
b. Desain Pesan.
Meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan (Grabowski,
1991) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan Levi (1993),
pesan dibatasi sebagai pola isyarat/simbol yang memodifikasi perilaku kognitif,
psikomotorik dan afektif. Karakteristik desain harus spesifik terhadap medianya dan
tugas belajarnya.
c. Strategi Pembelajaran.
Adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau
kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran meliputi situasi
belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar mengajar seperti
motivasi dan elaborasi (Reigeluth, 1978). Lingkup strategi pembelajaran
menggunakan penelitian motivasi untuk menentukan desain komponen pembelajaran.
Reigeluth (1983 dalam Seels dan Richey (1994) membagi strategi pembelajaran
menjadi 2 variabel strategi :
1) Variabel strategi mikro: mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu
gagasan tnggal seperti definisi, contoh, latihan dan bentuk sajian lain.
2) Variabel strategi makro: mengorganisasikan pembelajaran yang berhubungan
dengan lebih dari satu gagasan, seperti mengurutkan, membuat sintesis,
membuat ringkasan gagasan yang diajarkan.
d. Karakteristik Pemelajar.
Adalah segi-segi latar belakang pemelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas
proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi
untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana caranya
hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu, karakteristik pemelajar
mempengaruhi komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran.
Karakteristik pemelajar tidak hanya berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga
dengan situasi atau konteks dan isi (Bloom, 1976).
2. Kawasan Pengembangan.
Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Diawali dengan
perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media
film yang merupakan tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran
modern.
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi
teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan
dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori
dan manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan
pembelajaran.
Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak,
teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.
a. Teknologi Cetak.
Adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan
bahan visual, terutama melalui proses mekanis dan fotografis. Teknologi ini adalah
dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain.
Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh
penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam
bentuk cetakan, inilah yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari
teknologi cetak/visual :
1) Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.
2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.
3) Keduanya berbentuk visual statis.
4) Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi
visual.
5) Keduanya berpusat pada pemelajar.
6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
b. Teknologi Audiovisual.
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan
mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan
visual (melalui penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian
gambar hidup, pemutaran suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti
film, film bingkai dan transparansi. Televisi merupakan teknologi unik yang
menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi komputer dan terpadu. Karakteristik
teknologi audiovisual sebagai berikut :
1) Bersifat linier.
2) Menampilkan visual yang dinamis.
3) Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh
desainer/pengembangnya.
4) Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan
abstrak.
5) Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
6) Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan pemelajar.
c. Teknologi Berbasis Komputer.
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan
perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan
teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital
bukan sebagai bahan cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor.
Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI),
Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI).
Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan:
latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah
dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan
pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar
mengakses sendiri.
Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1) Digunakan secara acak disamping secara linier.
2) Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang
dirancang desainer/pengembang.
3) Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan
grafis.
4) Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
d. Teknologi Terpadu.
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan
beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari
sistem terpadu dapat terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat
mengakses secara acak, memiliki internal hard drive, dan sebuah monitor beresolusi
tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar video, alat penayangan
tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio. Sedang perangkat
lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi digital.
Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia
menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook.
Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
1) Digunakan secara acak disamping secara linier.
2) Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang
dirancang desainer/pengembang.
3) Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar,
relevan dengan kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.
4) Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
5) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan
dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
6) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif
sehingga pengethauan terbentuk pada saat digunakan.
7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.
3. Kawasan Pemanfaatan.
Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan
tertua diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara
teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran
sistematik.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka
yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar
dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi
dengan bahan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan
penilaian atas hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur
organisasi yang berkelanjutan.
a. Pemanfaatan Media.
Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.
b. Difusi Inovasi.
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana
dengan tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut
adalah pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
Implementasi dan Pelembagaan.
Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi
pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur
atau budaya organisasi.
c. Kebijakan dan Regulasi.
Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya
yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan.
Bidang Teknologi Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang
televisi pembelajaran dalam masyarakat.
4. Kawasan Pengelolaan.
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pendidikan / Pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Secara singkat ada empat
kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber,
pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.
a. Pengelolaan Proyek.
Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek
desain dan pengembangan. Menurut Rothwell dan Kazanas (1992) pengelolaan
proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis & staf.
b. Pengelolaan Sumber.
Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian
sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting artinya
karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil,
keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran.
c. Pengelolaan Sistem Penyampaian.
Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan,
pengendalian,”cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan…. Hal
tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai
dalam menyajikan informasi pendidikan/ pembelajaran kepada pemelajar” (Ellington
dan Harris, 1986:47). (dalam Seels, Barbara B, 1994:56).
d. Pengelolaan Informasi.
Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara
penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka
tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.
5. Kawasan Penilaian.
Dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Kawasan
penilaian mencakup : analisis masalah, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif,
penilaian sumatif. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan
belajar.
a. Analisis Masalah.
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.
Pengukuran Beracukan Patokan.
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan
pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Penilaian Formatif.
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan
dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
c. Penilaian Sumatif.
Penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan
untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.
Menurut Michael Scrives (1976) (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 62-63).
Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program
atau produk (atau orang, dsb.). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam
lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat
dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.
Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah
kiasan dari Bob Stake “Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif,
apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif (h.56).
Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar
atau para pengambil keputusan (sebagai contoh : lembaga penyandang dana atau
calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam
atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar
dilibatkan dari pada sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan
dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, bukannya
proses hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif (h.130).
C. KAWASAN PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN.
Suatu bidang kajian, seperti halnya teknologi pendidikan, hanya berhak menyatakan
dirinya sebagai suatu disiplin keilmuan apabila ditunjang oleh dan memberikan kesempatan
untuk dilakukannya beragam penelitian yang mengungkapkan objek formal yang menjadi
garapannya, yaitu belajar pada manusia. Karena pada hakikatnya semua penelitian itu
merupakan syarat bagi suatu bidang kajian dari suatu disiplin ilmu, selain itu juga untuk
mengungkap kebenaran (Miarso, 2007: 209).
Kawasan penelitian teknologi pendidikan sangat luas sekali bahkan boleh dikatakan
hampir tidak terbatas, sepanjang penelitian itu berkaitan dengan pemecahan masalah belajar.
Dasar pertimbangan kesimpulan ini adalah sebagai berikut (Miarso, 2007: 204) :
1. Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja, baik secara perorangan (individu) maupun
secara kelompok.
2. Belajar dapat dilakukan mengenai apa saja, meskipun yang menjadi perhatian utama
kita adalah yang bertujuan, terarah, dan disengaja serta yang sesuai dengan norma dan
nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
3. Belajar dapat berlangsung kapan saja, sejak dalam kandungan hingga akhir hayat.
4. Belajar dapat dilaksanakan dimana saja, di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di
tempat ibadah, di masyarakat luas.
5. Belajar dapat berlangsung dengan cara bagaimana saja (aneka proses), baik dilakukan
secara individu maupun secara massal.
6. Belajar dapat dilakukan dengan rangsangan internal dan eksternal, yaitu dari dalam
diri sendiri atau dari apa dan siapa saja di luar diri (aneka sumber).
Belajar dapat dilakukan untuk kepentingan apa saja, tentunya yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungannya.