bab iii

Upload: rery-tiara

Post on 09-Mar-2016

233 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kedoktern, kesehatan, bahan alam, toksisitas

TRANSCRIPT

23

BAB IIIKERANGKA KONSEP3.1 Kerangka Konsep

Pemberian Dekokta antihipertensi kumis kucing pada dosis toksikEfek ToksikTerpenoidKematian ikan dewasa (Uji LC50)methylripariochromene A ekskresi K+Deplesi K+AritmiaCardiac DeathHipokalemiKematian embrio (Uji LC50)Ikan zebra Ikan zebra FertilisasiPeriode LarvaPeriode ZigotPeriode CleavagePeriode BlastulaPeriode GastrulaPeriode segmentasiPeriode FaringulaPeriode PenetasanPro-oksidanMenurunkan fungsi mitokondriaFlavonoidDeplesi ATPKematian selAbrasi kromosomSitotoksikGangguan perkembangan multi-organ embrio

Keterangan:= Dekokta kumis kucing= Variabel yang diamati= Menyebabkan= Menghambat

Pada penelitian ini, telur ikan zebra diperoleh dari hasil pemijahan ikan zebra jantan dan ikan zebra betina berusia 6 bulan. Embriogenesis ikan zebra terdiri dari beberapa tahapan, yakni periode zigot, cleavage, blastula, gastrula, segmentasi, faringula, masa penetasan sampai terbentuknya larva. Pemberian dekokta Orthosiphon stamineus, Benth diberikan selama awal periode gastrulasi sampai akhir masa penetasan. Bahan aktif dekokta kumis kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) flavonoid, terpenoid dan methylripariochromene A diduga memiliki efek sebagai anti-hipertensi (Adnyana, 2013). Namun pada dosis berlebih bahan aktif tersebut memiliki efek toksik. Flavonoid dalam dosis berlebih akan menjadi pro-oksidan sehingga dapat menurunkan fungsi mitokondria, yang akan menyebabkan deplesi ATP dan memicu kematian sel (Skibola, 2000). Selain itu, terpenoid dalam dosis berlebih memiliki sifat sitotoksik dan dapat menyebabkan abrasi kromosom (Ramos et al, 2002). Kedua hal tersebut dapat menghambat pembentukan multi-organ pada ikan zebra, sehingga dapat menyebabkan kematian embrio. Methylripariochromene A pada dosis berlebih juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalium sehingga dapat menyebabkan hipokalemi. Hipokalemi akan memicu terjadinya aritmia sehingga dapat terjadi cardiac death yang akan menyebabkan kematian ikan zebra dewasa (Kjeldsen, 2010).3.2 HipotesaH0 : - Pemberian dekokta Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) pada dosis tertentu tidak menyebabkan kematian 50% embrio ikan zebra (Danio rerio).- Pemberian dekokta Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) pada dosis tertentu tidak menyebabkan kematian 50% ikan zebra (Danio rerio) dewasa.

H1: - Pemberian dekokta Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) pada dosis tertentu menyebabkan kematian 50% embrio ikan zebra (Danio rerio).- Pemberian dekokta Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) pada dosis tertentu menyebabkan kematian 50% ikan zebra (Danio rerio) dewasa.

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel BebasDekokta Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) dalam beberapa konsentrasi dosis.3.3.2Variabel Terikat - Nilai LC50 pada embrio ikan zebra- Nilai LC50 pada ikan zebra dewasa

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian1. Dekokta Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) adalah ramuan dengan dosis terapi yakni 83 ppm, yang diekstraksi dengan metode dekok yang dipapar pada kelompok penelitian embrio dan ikan zebra dewasa yakni kelompok P1, kelompok P2, kelompok P3, kelompok P4 dan kelopok P5 dari jam ke-24 sampai jam ke-96.

2. Nilai Lethal concentration 50% (LC50) embrio ikan zebra adalah konsentrasi atau dosis dekokta kumis kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) yang dapat menyebabkan kematian sebanyak 50% embrio yang dilihat dari jam ke-24 sampai jam ke-96 melalui penggumpalan atau koagulasi telur pada kelompok penelitian dengan konsentrasi dosis 438 ppm, 578 ppm, 763 ppm, 1007 ppm dan 1328 ppm.

3. Nilai Lethal concentration 50% (LC50) ikan zebra dewasa adalah konsentrasi atau dosis dekokta kumis kucing (Orthosiphon stamineus, Benth) yang dapat menyebabkan kematian sebanyak 50% ikan dewasa dari jumlah sampel pengamatan selama 96 jam yang ditandai dengan mengapungnya ikan dan hilangnya pergerakan ikan pada kelompok penelitian dengan konsentrasi dosis 1.528 ppm, 1.752 ppm, 2.012 ppm, 2.311 ppm dan 2655 ppm.

22