bab iv temuan dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
53
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang Hubungan antara Modal Sendiri, kredit Non
Anggota dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha di Primer Koperasi Tahu Tempe
Indonesia “Handayani” Salatiga. Data yang diperoleh meliputi modal sendiri
koperasi, kredit non anggota koperasi serta jumlah perolehan sisa hasil usaha koperasi
yang diperoleh dari buku pertanggung jawaban pengurus koperasi . Selanjutnya data
yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi untuk pengujian
hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dengan bantuan
software SPSS versi 17.0. Tahap pengujian hipotesis bertujuan untuk melihat
hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan mengetahui seberapa
besar hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
A. TEMUAN
Pada bagian ini penulis menyajikan hasil uji normalitas data dan hasil
analisis korelasi antara variabel modal sendiri ( X1 ) dengan perolehan sisa hasil
usaha ( Y ), kredit non anggota ( X2 ) dengan perolehan sisa hasil usaha ( Y ) dan
variabel modal sendiri ( X1 ), kredit non anggota ( X2 ) dan perolehan sisa hasil
usaha ( Y ).
54
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data. Jika data
berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametik,
sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis
menggunakan statistik non parametik. Data berdistribusi normal jika taraf
signifikan hitung lebih dari taraf signifikan yang digunakan yaitu 0,05.
Tabel 4.1
Uji Normalitas Modal Sendiri dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha
Pada PRIMKOPTI “Handayani” di Salatiga Tahun 2009-2011
One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Modal Shu
N 36 36
Normal
Parametersa,,
b
Mean 1.0114E9 2.8986E7
Std. Deviation 2.66051E7 2.74201E7
Most
Extreme
Differences
Absolute .169 .198
Positive .089 .198
Negative -.169 -.148
Kolmogorov-Smirnov Z 1.013 1.188
Asymp. Sig. (2-tailed) .257 .119
Sumber : data yang diolah menggunakan SPSS, 2014
55
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-
Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for
windows release 17,0 dan berdasarkan penghitungan SPSS for windows
release bahwa harga One-Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk variabel
modal sendiri diperoleh hasil 0,257. Variabel sisa hasil usaha memperoleh
hasil 0,119. Variabel modal sendiri dengan perolehan sisa hasil usaha
berdistribusi normal karena memperoleh hasil lebih dari 0,05.
Tabel 4.2
Uji Normalitas Kredit Non Anggota dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha
Pada PRIMKOPTI “Handayani” di Salatiga Tahun 2009-2011
One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
shu Kreditnon
N 36 36
Normal
Paramete
rsa,,b
Mean 2.8986E7 1.1430E8
Std. Deviation 2.74201E7 2.23406E7
Most
Extreme
Differenc
es
Absolute .198 .105
Positive .198 .105
Negative -.148 -.068
Kolmogorov-Smirnov Z 1.188 .630
Asymp. Sig. (2-tailed) .119 .823
Sumber : hasil Olah Data menggunakan SPSS, 2014.
56
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
shu Kreditnon
N 36 36
Normal
Paramete
rsa,,b
Mean 2.8986E7 1.1430E8
Std. Deviation 2.74201E7 2.23406E7
Most
Extreme
Differenc
es
Absolute .198 .105
Positive .198 .105
Negative -.148 -.068
Kolmogorov-Smirnov Z 1.188 .630
Asymp. Sig. (2-tailed) .119 .823
Sumber : hasil Olah Data menggunakan SPSS, 2014.
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-
Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for
windows release 17,0 dan berdasarkan penghitungan SPSS for windows
release bahwa harga One-Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk variabel
kredit non anggota diperoleh hasil 0,823. Variabel sisa hasil usaha
memperoleh hasil 0,119. Variabel kredit non anggota dengan perolehan sisa
hasil usaha berdistribusi normal karena memperoleh hasil lebih dari 0,05.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Korelasi
Uji Koefisien Korelasi Menurut (Faenkel dan Wallen,
2008:328)“Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian
untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak
terdapat manipulasi variabel”. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
57
apakah modal sendiri dan kredit non anggota koperasi mempunyai hubungan
dengan perolehan sisa hasil usaha. Penghitungan uji analisis korelasi
menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 17.0
diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.3
Koefisien Korelasi antara Modal Sendiri ( X1 ) dengan Perolehan Sisa
Hasil Usaha ( Y ) Pada Primer Koperasi Tahu Tempe “Handayani” di
Salatiga Tahun 2009-2011.
Sumber: Hasil olah data menggunakan SPSS, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 dijelaskan sebagai
berikut:
Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi
antara modal sendiri koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha sebesar -
0,980 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000. Hasil itu menunjukkan adanya
hubungan yang sangat kuat antara modal koperasi dengan perolehan sisa hasil
usaha akan tetapi negatif. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan dengan taraf signifikansi yang diporoleh sebesar 0,000 ini
menunjukkan bahwa modal sendiri memiliki hubungan dengan perolehan sisa
hasil usaha. Maka, H0 ditolak dan Ha diterima . Hal ini berarti ada hubungan
Variabel
Bebas (X1)
Variabel
Terikat (Y) N
Koefisien
Korelasi (r) Signifikansi
Modal
Sendiri
Koperasi
Sisa Hasil
Usaha 36 - 0,980 0,000
58
yang signifikan antara modal koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha pada
Primkopti “Handayani” periode tahun 2009 – tahun 2011. Modal yang
dimiliki Primkopti “Handayani” berhubungan sangat kuat dengan perolehan
sisa hasil usaha .
Tabel 4.4
Koefisien Korelasi antara Kredit Non Anggota ( X2 ) dengan
Perolehan Sisa Hasil Usaha ( Y ) Pada Primer Koperasi Tahu
Tempe “Handayani” di Salatiga Tahun 2009-2011.
Sumber: Hasil olah data menggunakan SPSS, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.4 dijelaskan sebagai berikut:
Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi
antara kredit non anggota koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha sebesar -
0,441 dengan taraf signifikasi sebesar 0,007. Hasil itu menunjukkan adanya
hubungan yang cukup kuat antara modal koperasi dengan perolehan sisa hasil
usaha akan tetapi negatif. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan dengan taraf signifikansi yang diporoleh sebesar 0,007 ini
menunjukkan bahwa kredit non anggota memiliki hubungan dengan perolehan
sisa hasil usaha. Maka, H0 ditolak dan Ha diterima . Hal ini berarti ada
hubungan yang signifikan antara kredit non anggota koperasi dengan
Variabel
Bebas (X2)
Variabel
Terikat (Y) N
Koefisien
Korelasi (r) Signifikansi
Kredit Non
Anggota
Koperasi
Sisa Hasil
Usaha 36 - 0,441 0,007
59
perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” periode tahun 2009 –
tahun 2011. Kredit yang dimiliki Primkopti “Handayani” berhubungan cukup
kuat dengan perolehan sisa hasil usaha .
b. Uji Koefisien Korelasi Ganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah
jumlah anggota dan modal koperasi mempunyai hubungan dengan
perolehan sisa hasil usaha. Penghitungan uji koefisien korelasiganda
menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 16.0
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Koefisien Korelasi antara Modal Sendiri (X1) dan Kredit Non
Anggota (X2) dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) Pada
Primer Koperasi Tahu Tempe “Handayani” di Salatiga Tahun
2009-2011.
3.
4.
S
S
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.5 dijelaskan sebagai berikut:
Hasil uji koefisien korelasi ganda memperoleh hasil RSquare sebesar
0,966 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil itu menunjukkan adanya
hubungan yang sangat kuat antara modal sendiri koperasi dan kredit non
anggota dengan perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” tahun
Variabel Bebas
(X1)
Variabel
Bebas (X2)
Variabel
Terikat (Y) N
RSquare
Change Sig F Change
Modal Sendiri Kredit Non
Anggota
Perolehan
Sisa Hasil
Usaha
36 0,966 0,000
60
2009 - 2011 selama 36 bulan. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan karena signifikansi yang diporoleh tidak lebih dari
0,05. Maka, H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang
signifikan antara modal sendiri koperasi dan kredit non anggota koperasi
dengan perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” tahun 2009 -
2011 selama 36 bulan.
B. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah apakah modal sendiri dan
kredit non anggota koperasi memiliki hubungan yang signifikan dengan
perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” di Salatiga periode
tahun 2009 – tahun 2011. Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan modal sendiri dan kredit
non anggota koperasi memiliki hubungan yang signifikan dengan perolehan
sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” di Salatiga periode tahun 2009 -
tahun 2011 selama 36 bulan.
1. Hubungan Modal Sendiri Koperasi dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha
Pada Primkopti Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011
Modal Koperasi memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
perolehan sisa hasil usaha namun negatif. Hal ini disebakan karena sisa
hasil usaha yang di peroleh koperasi mengalami kenaikan dan penurunan
yang kurang stabil bahkan koperasi sering mengalami kerugian ini
61
disebabkan karena koperasi tidak dapat menutup biaya operasional yang
harus di keluarkan oleh koperasi seperti bunga pinjaman, gaji pegawai dan
lain sebagainya. Koperasi sering mengalami kerugian karena harga
penjualan dan pembelian pada devisi penyedian kedelai bagi para
pengrajin tahu tempe seperti saat koperasi melakukan pembelian kedelai
dengan harga yang tinggi akan tetapi saat koperasi menjualnya kepada para
pengrajin harga kedelai mengalami penurunan hal seperti ini yang sering
membuat koperasi mengalami kerugian jadi koperasi harus menutup biaya
yang telah di keluarkan oleh koperasi sebelumnya. Selain hal tersebut
perolehan sisa hasil usaha yang di peroleh koperasi bisa negatif karena dari
380 anggota yang bergabung di Primkopti Handayani Salatiga hanya 20%
anggota yang berpartisipasi aktif di Primkopti handayani 80% anggota
yang lain berpartisipasi hanya pada saat harga kedelai di Primkopti
Handayani lebih rendah dari harga di pasar padahal setiap harinya
Primkopti Handayani menyediakan kedelai dengan jumlah yang rata-rata
tetap sebagai contoh koperasi setiap harinya rata - rata menyediakan
kedelai bagi para pengrajin sebanyak 300 ton akan tetapi 20% anggota
yang aktif berpartisipasi melakukan pembelian kedelai di koperasi hanya
sebnyak 30 ton. Hal seperti ini yang menyebabkan koperasi sering
mengalami kerugian yang akhirnya berimbas pada perolehan sisa hasil
usaha yang dibagikan kepada anggota.
62
Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau
laba memerlukan modal. Modal tersebut merupakan pembiayaan bagi
kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi.
Oleh karena itu setiapbadan usaha atau koperasi akan selalu berusaha untuk
meningkatkan modal usahanya, karena semakin besar volume usaha yang
dapat dijalankan akhirnya laba yang diperoleh semakin besar. Keberhasilan
koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan usaha sangat
tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan menanamkan
modalnya Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk
melaksanakan kegiatan usaha koperasi. Modal dalam koperasi diutamakan
berasal dari anggota koperasi atau yang biasa disebut modal senidiri.
Modal sendiri koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, donasi / hibah. Besarnya sisa hasil usaha yang diterima oleh
setiap anggota koperasi akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi
modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tiktik Sartika Partomo (2009:49),
“semakin besar jumlah barang/jasa koperasi yang dimanfaatkan oleh para
anggota koperasi, akan semakin besar pula jasa anggota koperasi tersebut
terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Pendapatan inilah yang akan
membantu peningkatan sisa hasil usaha. Hasil pendapatan ini dihasilkan
dan banyaknya anggota yang ikut serta membangun usaha koperasi”.
63
2. Hubungan Kredit Non Anggota Koperasi dengan Perolehan Sisa Hasil
Usaha Pada Primkopti Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011.
Kredit non anggota koperasi mempunyai hubungan yang cukup kuat
dengan perolehan sisa hasil usaha namun negatif hal ini disebabkan
pembayaran angsuran anggota yang kurang disiplin, atau karena banyak
anggota koperasi yang bermasalah dengan Primkopti seperti halnya ada
anggota yang memiliki tunggakan angsuran, atau bahkan ada anggota
yang belum membayar selama beberapa bulan karena usaha yang sedang
dijalankan sedang mengalami penurunan penjualan, atau ada anggota
yang sedang mempunyai masalah dengan usahanya. Hal seperti ini yang
membuat kredit non anggota koperasi negatif pada saat – saat tertentu
koperasi menerima angsuran yang berasal dari kredit non anggota yang
banyak karena tunggakan bulanan atau kadang koperasi mengalami
kerugian karena tidak terlalu banyak peminjam yang menyetorkan
angsuran secara rutin. Walaupun koperasi telah memberikan teguran
ataupun perhatian khusus bahkan sampai ketindakan kepada nasabah
yang bukan merupakan anggota koperasi ini tetap saja masih banyak
orang yang tetap tidak memperhatikannya padahal sudah seharusnya
orang atau badan usaha yang telah melakukan transaksi kredit dengan
orang atau badan usaha mempunyai kewajiban dalam mengembalikannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2002:14) dalam bukunya yang
berjudul praktek perbankan, kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh
64
suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan
lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang
disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang.
3. Hubungan Modal Sendiri, Kredit Non Anggota Koperasi dengan
Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Primkopti Handayani Salatiga Tahun
2009 – 2011.
Modal Sendiri koperasi dan kredit non anggota koperasi secara
bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan perolehan sisa
hasil usaha. Kredit non anggota koperasi dan sisa hasil usaha bisa negatif
hal ini di sebabkan karena banyak non anggota koperasi yang meminjam
uang di koperasi tidak membayarkan angsuran perbulan secara rutin
kepada koperasi, untuk perolehan sisa hasil usaha koperasi sering
mengalami kerugian, kerugian ini disebabkan perolehan sisa hasil usaha
yang didapatkan lebih untuk menutup biaya operasional yang harus
dibayarkan koperasi, sedangkan modal sendiri yang dihimpun oleh
anggota rutin dilakukan setiap bulan seperti simpanan wajib, simpanan
simpanan dari anggota ini yang digunakan koperasi untuk menjalankan
kegiatan usahanya seperti simpan pinjam termasuk kredit yang diberikan
kepada non anggota koperasi, apabila kredit telah diberikan tentunya
dengan syarat dan kesepakatan yang telah ditentukan akan tetapi
peminjam tidak melakukan angsuran secara rutin ini menyebabkan
65
perolehan sisa hasil usaha digunakan untuk keperluan biaya yang lain
untuk menutup kerugian koperasi..
Kelangsungan usaha sebuah koperasi tentunya tidak lepas dari peran
aktif para anggotanya, baik itu dalam bentuk moril maupun
materi.Semakin banyak jumlah anggota koperasi yang menyimpan
dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan
koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan
diperoleh koperasi, yang pada akhirnya diharapkan pula akan
meningkatkan gerakan kegiatan yang dijalankan. Anggota sebagai
penghimpun modal koperasi dan non anggota sebagai pengkredit dalam
sebuah organisasi koperasi dapat sama – sama displin dalam
pengumpulan modal ataupun penyetoran angsuran pinjaman, maka
perolehan sisa hasil usaha yang akan di dapatkan akan semakin
meningkat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Tiktik Sartika Partomo, M.S.
bahwa “Seperti halnya pelayanan koperasi terhadap anggotanya, maka
pelayan koperasi terhadap non anggota juga akan menghasilkan
pendapatan koperasi. Namun, pendapatan koperasi yang berasal dari
pelayanan non anggota tersebut bukan merupakan hasil kontribusi
anggota terhadap pelayanan koperasi. Oleh karena itu besarnya jasa
usaha anggota koperasi dapat dikatakan sebagai besarnya partisipasi
anggota koperasi terhadap modal koperasi.