crs parotitis
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Crs Parotitis
1/46
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur terbesar dan berada di region preaurikula
dibawah kulit dan jaringan subkutis. Sel asinar terutama mensekresikan secret serosa. Nervus
fasialis membagi kelenjar menjadi kelenjar supraneural mayor (lobus superficial) dan
komponen infraneural minor (lobus profunda). Batas superior kelenjar parotis adalah
igomatikus! posterior dengan meatus auditori eksterna dan inferior dengan prosesus stiloid!
m.stiloid! dan darah karotis interna dan jugularis.Bagian ujung kecil jaringan parotid meluas
ke posterior melewati prosesus mastoid dan berimpit dengan otot sternokleidomastoideus."
#uktus stensen muncul dari batas anterior kelenjar! "!$cm dibawah ygoma. #uktus
panjangnya hampir %&'cm! berjalan ke anterior menyilang m.masseter! berjalan kemedial dan
menembus m.buccinator! dan akhirnya membuka ke rongga oral berhadapan dengan gigi
molar atas. Nervus fasial cabang buccal berjalan dengan duktus ini. "
Gambar 1.Kelenjar parotis dan N.**.nervus keluar dari foramen stylomastoid lateral ke
prosesus styloid."
1
-
8/17/2019 Crs Parotitis
2/46
Gambar 2. Kelenjar liur +
Gambar 3. Kelenjar ,iur -ayor (Besar)
espon air liur terhadap rangsangan tergantung pada refle/ saraf yang dibawa oleh
system saraf parasimpatis. Sedangkan saraf simpatis yang menyokong kelenjar liur mayor
berasal dari ganglion servikalis superior melalui jalan ple/us arteri. angsangan simpatis
kelenjar liur mayor dilaporkan menyebabkan aliran yang meningkat diikuti penurunan aliran
sebagai kompensasi. Karena tidak adanya elemen otot dalam kelenjar&kelenjar itu sendiri!
maka hal ini diyakini bahwa peningkatan aliran ini mungkin oleh kontraksi dari mioepitel !
atau sel&sel basket yang berhubungan dengan duktus striata.
2
-
8/17/2019 Crs Parotitis
3/46
Gambar . Struktur Kelenjar ,iur 0
1.2 !e"inisi
1arotitis adalah peradangan dari kelenjar parotis. *nflamasi pada kelenjar parotis ini dapat
disebabkan oleh virus! bakteri! autoimun atau kombinasi dari etiologi tersebut.%
1.3 Klasi"i#asi Pen$a#it In"lamasi Kelenjar %i&rTabel 1. Klasifikasi penyakit inflamasi kelenjar liur 2
Pen$a#it In"lamasi Kelenjar %i&r
Non'in"e#si
• Sialolithiasis
• 3hronic sialadenitis
• Sj4gren syndrome
• Benign lymphoepithelial
lesion
• Kimura disease
• Necrotiing sialometaplasia• 5denomatoid hyperplasia
• Sarcoidosis
In"e#si
• -umps virus
• 3o/sackie virus
• *nfluena virus
• 6chovirus
• 7uman immunodeficiency
virus
• Bacteria
• 8ranulomatous infections
Sumber : Current Diagnosis and Treatment in Otolaringology Head and Neck Surgery Secon
Ed
1. (tiologi
5gen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok paramy/ovirus!
yang juga termasuk didalamnya virus parainfluena! measles! dan virus newcastle disease.
9kuran dari partikel paramy/ovirus sebesar 0: ; 2:: m
-
8/17/2019 Crs Parotitis
4/46
irus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama %
hari pada suhu ruangan. 1aramy/ovirus dapat hancur pada suhu >% ?3! oleh formalin! eter!
serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 2: detik.irus masuk dalam tubuh melalui hidung
atau mulut.irus bereplikasi pada mukosa saluran napas atas kemudian menyebar ke kalenjar
limfa local dan diikuti viremia umum setelah "&$ hari (masa inkubasi) yang berlangsung
selama 2&$ hari.Selanjutnya lokasi yang dituju virus adalah kalenjar parotis! ovarium!
pancreas! tiroid! ginjal! jantung atau otak.irus masuk ke system saraf pusat melalui ple/us
choroideus lewat infeksi pada sel mononuclear. -asa penyebaran virus ini adalah &2 minggu
melalui dari ludah! cairan serebrospinal! darah! urin! otak dan jaringan terinfeksi lain. irus
dapat diisolasi dari saliva '&+ hari sebelum onset penyakit dan 0 hari sesudah munculnya
pembengkakan pada kalenjar ludah. 1enularan terjadi % jam sebelum pembengkakan
kalenjar ludah dan 2 hari setelah pembengkakan menghilang.@
".$ )ani"estasi Klinis Parotitis
Aidak semua orang yang terinfeksi oleh virus 1aramy/ovirus mengalami keluhan!
bahkan sekitar 2:&%: penderita tidak menunjukkan tanda&tanda sakit (subclinical). Namun
demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan! yaitu dapat
menjadi sumber penularan penyakit tersebut. -asa tunas (masa inkubasi) penyakit 8ondong
sekitar "&% hari dengan rata&rata "+&"@ hari. 5dapun tanda dan gejala yang timbul setelah
terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut =
1ada tahap awal ("& hari) penderita 8ondong mengalami gejala= demam (suhu badan
2@!$ ; %: derajat celcius)! sakit kepala! nyeri otot! kehilangan nafsu makan! nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka
mulut).2
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali
dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.1embengkakan biasanya berlangsung sekitar 2 hari kemudian berangsur
mengempis.Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula)
4
-
8/17/2019 Crs Parotitis
5/46
-
8/17/2019 Crs Parotitis
6/46
".@ Kom*li#asi #linis
Komplikasinya meliputi septicemia! osteomielitis mandibular! ekstensi fasial!
obstruksi jalan napas! mediastinitis! thrombosis vena jugulris interna! dan disfungsi nervus
fasialis.8ondongan telah dilaporkan menyebabkan meningoensefalitis! pankretitis! orkitis!
miokarditis! perikarditis! arthritis! dan nefritis.
7ampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit! tetapi
kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar minggu. Keadaan seperti ini dapat
menimbulkan komplikasi! dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur.7al
tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.
#ibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yangkurang dini menurut Nelson (:::) =
". -eningoensepalitis
1enderita mula&mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan! yang kemudian disusul
oleh muntah&muntah! gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia).Komplikasi ini
merupakan komplikasi yang sering pada anak&anak.
. Ketulian
Auli saraf dapat terjadi unilateral! jarang bilateral walaupun insidensinya rendah
("="$.:::)! parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral! kehilangan pendengaran
mungkin sementara atau permanen.
2. Hrkitis
1eradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh! testis yang terkena
mungkin akan menciut. Garang terjadi kerusakan testis yang permanen Sehingga kemandulan
dapat terjadi pada masa setelah puber dengan gejala demam tinggi mendadak! menggigil
mual! nyeri perut bagian bawah! gejala sistemik! dan sakit pada testis. Aestis paling sering
terinfeksi dengan atau tanpa epidedimitis. Bila testis terkena infeksi maka terdapat
perdarahan kecil. Hrkitis biasanya menyertai parotitis dalam @ hari setelah parotitis.
Keadaan ini dapat berlangsung dalam 2 ; "% hari.Aestis yang terkena menjadi nyeri dan
bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah. ata&rata lamanya % hari.Sekitar 2:&%:
6
-
8/17/2019 Crs Parotitis
7/46
testis yang terkena menjadi atrofi. 8angguan fertilitas diperkirakan sekitar "2. Aetapi
infertilitas absolut jarang terjadi.
%. 6nsefalitis atau -eningitis
1eradangan otak atau selaput otak.8ejalanya berupa sakit kepala! kaku kuduk!
mengantuk! koma atau kejang. $&": penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan
sembuh total. " diantara %::&'.::: penderita yang mengalami ensefalitis cenderung
mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen! seperti ketulian atau kelumpuhan otot
wajah.
$. Hoforitis
Aimbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada sekitar + pada penderita wanita
pasca pubertas
'. 1ankreatitis
1eradangan pankreas! bisa terjadi pada akhir minggu pertama.1enderita merasakan
mual dan muntah disertai nyeri perut. 8ejala ini akan menghilang dalam waktu " minggu dan
penderita akan sembuh total. Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba&tiba pada
parotitis. Biasanya gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing! mual! muntah! demam
tinggi! menggigil! lesu! merupakan tanda adanya pankreatitis akibat mumps.
+. Nefritis
Kadang&kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria
terdeteksi pada +$. Irekuensi keterlibatan ginjal pada anak&anak belum diketahui. Nefritis
yang mematikan! terjadi ":&"% hari sesudah parotitis.Nefritis ringan dapat terjadi namun
jarang. #apat sembuh sempurna tanpa meninggalkan kelainan pada ginjal.
@. Airoiditis
Jalaupun tidak biasa! pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat terjadi pada
umur sekitar " minggu sesudah mulai parotitis dengan perkembangan selanjutnya antibodi
antitiroid pada penderita.
0. -iokarditis
7
-
8/17/2019 Crs Parotitis
8/46
-anifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi! tetapi infeksi ringan
miokardium mungkin lebih sering daripada yang diketahui.-iokarditis ringan dapat terjadi
dan muncul $;":hari pada parotitis. 8ambaran elektrokardiografi dari miokarditis seperti
depresi segmen S&A! flattening atau inversi gelombang A. #apat disetai dengan takikardi!
pembesaran jantung dan bising sistolik.
":. 5rtritis
Garang ditemukan pada anak&anak.5tralgia yang disertai dengan pembengkakan dan
kemerahan sendi biasanya penyembuhannya sempurna. -anifestasi lain yang jarang tapi
menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang sering kali berpindah&pindah. 8ejala sendi
mulai "&minggu setelah berkurangnya parotitis.Biasanya yang terkena adalah sendi besar
khususnya paha atau lutut.1enyakit ini berakhir "&" minggu dan sembuh sempurna.
"". Kelainan pada mata
Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis! pembengkakan yang nyeri! biasanya bilateral!
dari kelenjar lakrimalis neuritis optik (papillitis) dengan gejala&gejala bervariasi dari
kehilangan penglihatan sampai kekaburan ringan dengan penyembuhan dalam ":;: hari
uveokeratitis! biasanya unilateral dengan fotofobia! keluar air mata! kehilangan penglihatan
cepat dan penyembuhan dalam : hari skleritis! tenonitis! dengan akibat eksoftalmus
trombosis vena sentral.
Selain itu juga terdapat komplikasi yaitu pareses nervus facialis.
1.+ Parese Ner,&s Fa-ialis
1.+.1 Anatomi dan Fisiologi Sara" Fasialis
Saraf fasialis mempunyai subdivisi ! yaitu=@!0
". Saraf fasialis propius= yaitu saraf fasialis yang murni untuk mempersarafi otot&otot
ekspresi wajah! otot platisma! stilohioid! digastrikus bagian posterior dan stapedius di
telinga tengah.
. Saraf intermediet (pars intermedius wisberg)! yaitu subdivisi saraf yang lebih tipis
yang membawa saraf aferen otonom! eferen otonom! aferen somatis.
- 5feren otonom= mengantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga depan lidah.
Sensasi *enge-a*an dari 23 bagian de*an lida/ dihantar melalui saraf lingual
8
-
8/17/2019 Crs Parotitis
9/46
ke korda timpani dan kemudian ke ganglion genikulatum dan kemudian ke nukleus
traktus solitarius.
- 6feren otonom (parasimpatik eferen)= datang dari nukleus salivatorius superior.
Aerletak di kaudal nukleus. Satu kelompok akson dari nukleus ini! berpisah dari
saraf fasilalis pada tingkat ganglion genikulatum dan diperjalanannya akan
bercabang dua yaitu ke gland&la la#rimalis dan gland&la mosa nasal.
Kelompok akson lain akan berjalan terus ke kaudal dan menyertai korda timpani
serta saraf lingualis ke ganglion submandibularis. #ari sana! impuls berjalan ke
gland&la s&bling&alis dan s&bmandib&laris! dimana impuls merangsang salivasi.
- 5feren somatik= rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba) dari
sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh saraf trigeminus. #aerah
overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf atau tumpang tindih) ini terdapat dilidah0 *alat&m0 meat&s a#&sti#&s e#sterna0 dan bagian l&ar membran tim*ani.
*nti motorik saraf ** terletak di pons. Serabutnya mengitari saraf *! dan
keluar di bagian lateral pons. Saraf intermedius keluar di permukaan lateral pons di
antara saraf ** dan saraf ***. Ketiga saraf ini bersama&sama memasuki meatus
akustikus internus. (lihat gambar ) #i dalam meatus ini! saraf fasialis dan intermediet
berpisah dari saraf *** dan terus ke lateral dalam kanalis fasialis! kemudian ke atas
ke tingkat ganglion genikulatum. 1ada ujung akhir kanalis ! saraf fasialis
meninggalkan kranium melalui foramen stilomastoideus. #ari titik ini! serat motorik
menyebar di atas aja/. #alam melakukan penyebaran itu! beberapa melubangi
gland&la *arotis.@!0
8ambar " Bagan Saraf Iasialis
9
-
8/17/2019 Crs Parotitis
10/46
8ambar Saraf Iasialis
Sewaktu meninggalkan pons! saraf fasialis beserta saraf intermedius dan saraf
*** masuk ke dalam tulang temporal melalui porus akustikus internus. #alam
perjalanan di dalam tulang temporal! saraf ** dibagi dalam 2 segmen! yaitu segmen
labirin! segman timpani dan segmen mastoid."Segmen labirin terletak antara akhir
kanal akustik internus dan ganglion genikulatum . panjang segmen ini &% milimeter."
Segmen timpani (segmen vertikal)! terletak di antara bagian distal ganglion
genikulatum dan berjalan ke arah posterior telinga tengah ! kemudian naik ke arah
tingkap lonjong (venestra ovalis) dan stapes! lalu turun kemudian terletak sejajar
dengan kanal semisirkularis horiontal. 1anjang segmen ini kira&kira " milimeter."
Segmen mastoid ( segmen vertikal) mulai dari dinding medial dan superior kavum
timpani . perubahan posisi dari segman timpani menjadi segmen mastoid! disebut
segman piramidal atau genu eksterna. Bagian ini merupakan bagian paling posterior
dari saraf **! sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi. Selanjutnya segmen
ini berjalan ke arah kaudal menuju segmen stilomaoid . panjang segmen ini "$&:
milimeter.$
Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan yang
mengarahkan gerakan ekspresi emosional pada otot&otot wajah. Guga ada hubungan
dengan gangglion basalis. Gika bagian ini atau bagian lain dari sistem piramidal
10
-
8/17/2019 Crs Parotitis
11/46
menderita penyakit penyakit! mungkin terdapat penurunan atau hilangnya ekspresi
wajah (hipomimia atau amimi).""
1.+.2 !e"inisi
Kelumpuhan saraf fasialis (N **) merupakan kelumpuhan otot&otot wajah
dimana pasien tidak atau kurang dapat menggerakkan otot wajah! sehingga wajah pasien
tidak simetris. 7al ini tampak sekali ketika pasien diminta untuk menggembungkan pipi
dan mengerutkan dahi.$
1.+.3 (*idemiologi
Ioester melaporkan bahwa kerusakan saraf fasialis sebanyak ": dari 20:+ kasus
(2) dari seluruh trauma kepala saat 1erang #unia *. Iriedman dan -erit menemukan
sekitar + dari %2: kasus trauma kepala. 5dapun kelumpuhan saraf fasialis yang tidak
diketahui penyebabnya (BellLs 1alsy) sekitar :&2: kasus per "::.::: penduduk
pertahun! sekitar ':&+$ dari semua kasus merupakan paralysis nervus fasialis
unilateral.":
*nsiden pada laki&laki dan perempuan sama! namun rata&rata muncul pada usia %:
tahun meskipun penyakit ini dapat timbul di semua umur. *nsiden terendah adalah padaanak di bawah ": tahun! meningkat pada umur di atas +: tahun. Irekuensi kelumpuhan
saraf fasialis kanan dan kiri sama. Kausa tumor merupakan hal yang jarang! hanya
sekitar $ dari semua kasus kelumpuhan saraf fasialis.""
1.+.. (tiologi
1enyebab kelumpuhan saraf fasialis bisa disebabkan oleh kelainan congenital! infeksi!
tumor! trauma! gangguan pembuluh darah! idiopatik! dan penyakit&penyakit tertentu."
1. Kongenital
Kelumpuhan yang didapat sejak lahir ( congenital ) bersifat irreversible dan terdapat
bersamaan dengan anomaly pada telinga dan tulang pendengaran." 1ada kelumpuhan
saraf fasialis bilateral dapat terjadi karena adanya gangguan perkembangan saraf
fasialis dan seringkali bersamaan dengan kelemahan okular (sindrom -oibeus).2
2. In"e#si
11
-
8/17/2019 Crs Parotitis
12/46
1roses infeksi di intracranial atau infeksi telinga tengah dapat menyebabkan
kelumpuhan saraf fasialis. *nfeksi intracranial yang menyebabkan kelumpuhan ini
seperti pada Sindrom amsay&7unt! 7erpes otikus. *nfeksi Aelinga tengah yang dapat
menimbulkan kelumpuhan saraf fasialis adalah otitis media supuratif kronik
( H-SK ) yang telah merusak Kanal Iallopi."2
3. T&mor
Aumor yang bermetastasis ke tulang temporal merupakan penyebab yang paling
sering ditemukan. Biasanya berasal dari tumor payudara! paru&paru! dan prostat. Guga
dilaporkan bahwa penyebaran langsung dari tumor regional dan sel schwann! kista
dan tumor ganas maupun jinak dari kelenjar parotis bisa menginvasi cabang akhir darisaraf fasialis yang berdampak sebagai bermacam&macam tingkat kelumpuhan. 1ada
kasus yang sangat jarang! karena pelebaran aneurisma arteri karotis dapat
mengganggu fungsi motorik saraf fasialis secara ipsilateral."%
. Tra&ma
Kelumpuhan saraf fasialis bisa terjadi karena trauma kepala! terutama jika terjadi
fraktur basis cranii! khususnya bila terjadi fraktur longitudinal. Selain itu luka tusuk!
luka tembak serta penekanan forsep saat lahir juga bisa menjadi penyebab. Saraf
fasialis pun dapat cedera pada operasi mastoid! operasi neuroma akustikCneuralgia
trigeminal dan operasi kelenjar parotis."$
. Gangg&an Pemb&l&/ !ara/
8angguan pembuluh darah yang dapat menyebabkan kelumpuhan saraf fasialis
diantaranya thrombosis arteri karotis! arteri maksilaris dan arteri serebri media."
. Idio*ati# 4 Bell’s Palsy 5
1arese Bell merupakan lesi nervus fasialis yang tidak diketahui penyebabnya atau
tidak menyertai penyakit lain. 1ada parese Bell terjadi edema fasialis. Karena terjepit
di dalam foramen stilomastoideus dan menimbulkan kelumpuhan tipe ,-N yang
disebut sebagai Bell’s alsy.$
12
-
8/17/2019 Crs Parotitis
13/46
6. Pen$a#it'*en$a#it tertent&
Kelumpuhan fasialis perifer dapat terjadi pada penyakit&penyakit tertentu! misalnya
#-! hepertensi berat! anestesi local pada pencabutan gigi! infeksi telinga tengah!
sindrom 8uillian Barre.$
1.+.. )ani"estasi Klinis
Htot&otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari sisi. Karena itu! terdapat
perbedaan antara gejala kelumpuhan saraf ** jenis sentral dan perifer. 1ada gangguan
sentral! sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari sisi! tidak lumpuh yang
lumpuh ialah bagian bawah dari wajah. 1ada gangguan N ** jenis perifer (gangguan
berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin
juga termasuk cabang saraf yang mengurus pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan
bersama N. Iasialis.$
Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat persarafan
dari korteks motorik kontralateral! sedangkan yang mengurus wajah bagian atas
mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral) (gambar 2). Karenanya
kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari saraf ** (lesi pada traktus piramidalis
atau korteks motorik) akan mengakibatkan kelumpuhan pada otot&otot wajah bagian
bawah! sedangkan bagian atasnya tidak. 1enderitanya masih dapat mengangkat alis!
mengerutkan dahi dan menutup mata (persarafan bilateral) tetapi pasien kurang dapat
mengangkat sudut mulut (menyeringai! memperlihatkan gigi geligi) pada sisi yang
lumpuh bila disuruh. Kontraksi involunter masih dapat terjadi! bila penderita tertawa
secara spontan! maka sudut mulut dapat terangkat.$
1ada lesi motor neuron! semua gerakan otot wajah! baik yang volunter maupun
yang involunter! lumpuh. ,esi supranuklir (upper motor neuron) saraf ** sering
merupakan bagian dari hemiplegia. 7al ini dapat dijumpai pada strok dan lesi&butuh&
ruang (space occupying lesion) yang mengenai korteks motorik! kapsula interna!
talamus! mesensefalon dan pons di atas inti saraf **. #alam hal demikian pengecapan
dan salivasi tidak terganggu. Kelumpuhan saraf ** supranuklir pada kedua sisi dapat
dijumpai pada paralisis pseudobulber. $
13
-
8/17/2019 Crs Parotitis
14/46
-
8/17/2019 Crs Parotitis
15/46
8ejala dan tanda kilinik seperti pada (")!()!(2) disertai dengan nyeri di belakang dan
didalam liang telinga! dan kegagalan lakrimal. Kasus seperti ini dapat terjadi
pascaherpes di membrana timpani dan konka. Sindrom amsay&7unt adalah
kelumpuhan fasialis perifer yang berhubungan dengan herpes oster di ganglion
genikulatum. Aanda&tandanya adalah herpes oster otikus ! dengan nyeri dan
pembentukan vesikel dalam kanalis auditorius dan dibelakang aurikel (saraf aurikularis
posterior)! terjadi tinitus! kegagalan pendengaran! gangguan pengecapan! pengeluaran
air mata dan salivasi.
. %esi di meat&s a#&sti#&s intern&s
8ejala dan tanda klinik seperti diatas ditambah dengan tuli akibat terlibatnya nervusakustikus.
. %esi ditem*at #el&arn$a sara" "asialis dari *ons!
8ejala dan tanda klinik sama dengan diatas! disertai gejala dan tanda terlibatnya saraf
trigeminus! saraf akustikus dan kadang ; kadang juga saraf abdusen! saraf aksesorius
dan saraf hipoglossus.
15
-
8/17/2019 Crs Parotitis
16/46
8ambar %. komponen serat saraf fasialis dan intermediet dan tanda&tanda kerusakan
segmen individualnya
1.+.. Klasi"i#asi Kel&m*&/an Fasialis
8ambaran dari disfungsi motorik fasial ini sangat luas dan karakteristik dari
kelumpuhan ini sangat sulit. Beberapa sistem telah usulkan tetapi semenjak
pertengahan "0@: sistem 7ouse&Brackmann yang selalu atau sangat dianjurkan . pada
klasifikasi ini grade " merupakan fungsi yang normal dan grade ' merupakan
kelumpuhan yang komplit. 1ertengahan grade ini sistem berbeda penyesuaian dari
fungsi ini pada istirahat dan dengan kegiatan. *ni diringkas dalam tabel='
Aabel ". Klasifikasi 7ouse&Brackmann
8rade 1enjelasan Karakteristik
* Normal Iungsi fasial normal
** #isfungsi ringan Kelemahan yang sedikit yang terlihat pada inspeksi dekat!
bisa ada sedikit sinkinesis.
1ada istirahat simetri dan selaras.
1ergerakan dahi sedang sampai baik
-enutup mata dengan usaha yang minimal
Aerdapat sedikit asimetris pada mulut jika melakukan
pergerakan
16
-
8/17/2019 Crs Parotitis
17/46
*** #isfungsi sedang Aerlihat tapi tidak tampak adanya perbedaan antara kedua
sisi
5danya sinkinesis ringan
#apat ditemukam spasme atau kontraktur hemifasial
1ada istirahat simetris dan selaras
1ergerakan dahi ringan sampai sedang
-enutup mata dengan usaha
-ulut sedikit lemah dengan pergerakan yang maksimum
* #isfungsi sedang
berat
Aampak kelemahan bagian wajah yang jelas dan asimetri
Kemampuan menggerakkan dahi tidak ada
Aidak dapat menutup mata dengan sempurna
-ulut tampak asimetris dan sulit digerakkan.
#isfungsi berat Jajah tampak asimetris
1ergerakan wajah tidak ada dan sulit dinilai
#ahi tidak dapat digerakkan
Aidak dapat menutup mata
-ulut tidak simetris dan sulit digerakkan
* Aotal parese Aidak ada pergerakkan
1.+.6. Uji !iagnosti#
#iagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan fungsi saraf fasialis. Aujuan
pemeriksaan fungsi saraf fasialis adalah untuk menentukan letak lesi dan menentukan derajat
kelumpuhannya.$
17
-
8/17/2019 Crs Parotitis
18/46
#erajat kelumpuhan ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan fungsi motorik yang dihitung
dalam persen.
". 1emeriksaan fungsi saraf motorik
Aerdapat ": otot&otot utama wajah yang bertanggung jawab untuk terciptanya
mimic dan ekspresi wajah seseorang. 5dapun urutan ke sepuluh otot&otot tersebut
secara berurutan dari sisi superior adalah sebagai berikut =
a. -.frontalis = diperiksa dengan cara mengangkat alis ke atas
b. -.sourcilier = diperiksa dengan cara mengerutkan alis
c. -.piramidalis = diperiksa dengan cara mengerutkan alis
d. -.orbicularis oculi = diperiksa dengan cara memejamkan kedua mata kuat&
kuat
e. -.igomatikus = diperiksa dengan cara tertawa lebar sambil
memperlihatkan gigi
f. -.relever komunis= diperiksa dengan cara memoncongkan mulut kedepan
sambil memperlihatkan gigi
g. -.businator = diperiksa dengan cara menggembungkan kedua pipi
h. -.Hrbikularis Hris = diperiksa dengan menyuruh penderita bersiul
i. -.triangularis = diperiksa dengan menyuruh penderita bersiul .
j. -.mentalis = diperiksa dengan cara memoncongkan mulut yang tertutup
rapat ke depan.
1ada tiap gerakan dari ke sepuluh otot tersebut! kita bandingkan antara kanan
dan kiri =
a. 9ntuk gerakan yang normal dan simetris dinilai dengan angka tiga (2)
b. Sedikit ada gerakan dinilai dengan angka satu (")
c. #iantaranya dinilai dengan angka dua ()
d. Aidak ada gerakan sama sekali dinilai dengan angka nol (:)
Seluruh otot ekspresi tiap sisi muka dalam keadaan normal akan
mempunyai nilai 2:
2. Ton&s
1ada keadaan istirahat tanpa kontraksi maka tonus otot menentukan terhadap
kesempurnaan mimic C ekspresi muka. Ireyss menganggap penting akan fungsi
tonus sehingga mengadakan penilaian pada setiap tingkatan kelompok otot muka!
bukan pada setiap otot. 3awthorne mengemukakan bahwa tonus yang jelek
18
-
8/17/2019 Crs Parotitis
19/46
memberikan gambaran prognosis yang jelek. 1enilaian tonus seluruhnya berjumlah
lima belas ("$) yaitu seluruhnya terdapat lima tingkatan dikalikan tiga untuk setiap
tingkatan. 5pabila terdapat hipotonus maka nilai tersebut dikurangi satu (&")
sampai minus dua (&) pada setiap tingkatan tergantung dari gradasinya.$
2. G&stometri
Sistem pengecapan pada C2 anterior lidah dipersarafi oleh n. Korda timpani! salah
satu cabang saraf fasialis." Kerusakan pada N ** sebelum percabangan korda
timpani dapat menyebabkan ageusi (hilangnya pengecapan).
1emeriksaan dilakukan dengan cara penderita disuruh menjulurkan lidah!
kemudian pemeriksa menaruh bubuk gula! kina! asam sitrat atau garam pada lidah
penderita. 7ali ini dilakukan secara bergiliran dan diselingi istirahat. Bila bubuk
ditaruh! penderita tidak boleh menarik lidahnya ke dalam mulut! sebab bubuk akan
tersebar melalui ludah ke sisis lidah lainnya atau ke bagian belakang lidah yang
persarafannya diurus oleh saraf lain. 1enderita disuruh untuk menyatakan
pengecapan yang dirasakannya dengan isyarat! misalnya " untuk rasa manis!
untuk rasa pahit! 2 untuk rasa asin! dan % untuk rasa asam.$
1ada pemeriksaan fungsi korda timpani adalah perbedaan ambang rangsang
antara kanan dan kiri. Ireyss menetapkan bahwa beda $: antara kedua sisi
adalah patologis.$
. Sali,asi
1emeriksaan uji salivasi dapat dilakukan dengan melakukan kanulasi kelenjar
submandibularis. 3aranya dengan menyelipkan tabung polietilen no $: kedalam
duktus Jharton. Sepotong kapas yang telah dicelupkan kedalam jus lemon
ditempatkan dalam mulut dan pemeriksa harus melihat aliran ludah pada kedua
tabung. olume dapat dibandingkan dalam " menit. Berkurangnya aliran ludah
sebesar $ dianggap abnormal. 8angguan yang sama dapat terjadi pada jalur ini
dan juga pengecapan! karena keduanya ditransmisi oleh saraf korda timpani.$
. S-/imer Test ata& Naso'%a-r$mal 7e"le8
#ianggap sebagai pemeriksaan terbaik untuk pemeriksaan fungsi serabut&serabut
pada simpatis dari saraf fasialis yang disalurkan melalui saraf petrosus
superfisialis mayor setinggi ganglion genikulatum. Kerusakan pada atau di atas
saraf petrosus mayor dapat menyebabkan berkurangnya produksi air mata. $
Aes Schimer dilakukan untuk menilai fungsi lakrimasi dari mata. 3ara
pemeriksaan dengan meletakkan kertas hisap atau lakmus lebar :!$ cm panjang $&
19
-
8/17/2019 Crs Parotitis
20/46
": cm pada dasar konjungtiva. Setelah tiga menit! panjang dari bagian strip yang
menjadi basah dibandingkan dengan sisi satunya. Ireys menyatakan bahwa kalau
ada beda kanan dan kiri lebih atau sama dengan $: dianggap patologis.$
. 7e"le#s Sta*edi&s
9ntuk menilai refle/ stapedius digunakan elektoakustik impedans meter! yaitu
dengan cara memberikan ransangan pada muskulus stapedius yang bertujuan
untuk mengetahui fungsi N. stapedius cabang N.**.
6. Uji a&diologi#
Setiap pasien yang menderita paralisis saraf fasialis perlu menjalani pemeriksaan
audiogram lengkap. 1engujian termasuk hantaran udara dan hantaran tulang!
timpanometri dan refle/ stapes. Iungsi saraf cranial kedelapan dapat dinilai
dengan menggunakan uji respon auditorik yang dibangkitkan dari batang otak. 9ji
ini bermanfaat dalam mendeteksi patologi kanalis akustikus internus. Suatu tuli
konduktif dapat memberikan kesan suatu kelainan dalam telinga tengah! dan
dengan memandang syaraf fasialis yang terpapar pada daerah ini! perlu
dipertimbangkan suatu sumber infeksi. Gika terjadi kelumpuhan saraf ketujuh pada
waktu otitis media akut! maka mungkin gangguan saraf pada telinga tengah.
1engujian reflek dapat dilakukan pada telinga ipsilateral atau kontralateral dengan
menggunakan suatu nada yang keras! yang akan membangkitkan respon suatu
gerakan reflek dari otot stapedius. 8erakan ini mengubah tegangan membrane
timpani dan menyebabkan perubahan impedansi rantai osikular. Gika nada tersebut
diperdengarkan pada belahan telinga yang normal! dan reflek ini pada
perangsangan kedua telinga mengesankan suatu kelainan pada bagian aferen saraf
kranialis. '
9. Sin#inesis
Sinkinesis menetukan suatu komplikasi dari kelumpuhan saraf fasialis yang sering
kita jumpai. 3ara mengetahui ada tidaknya sinkinesis adalah sebagai berikut ="
a. 1enderita diminta untuk memenjamkan mata kuat&kuat kemudian kita melihat
pergerakan otot&otot pada daerah sudut bibir atas. Kalau pergerakan normal
pada kedua sisi dinilai dengan angka dua (). Kalau pergerakan pada sisi
paresis lebih (hiper) dibandingkan dengan sisi normal nilainya dikurangi satu (&
") atau dua (&)! tergantung dari gradasinya.
b. 1enderita diminta untuk tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi! kemudian
kita melihat pergerakan otot&otot pada sudut mata bawah. 1enilaian seperti
pada (a).
20
-
8/17/2019 Crs Parotitis
21/46
c. Sinkinesis juga dapat dilihat pada waktu penderita berbicara (gerakan emosi)
dengan memperhatikan pergerakan otot&otot sekitar mulut. Nilai satu (") kalau
pergerakan normal. Nilai nol (:) kalau pergerakan tidak simetris.
+. :emis*asme
7emispasme merupakan suatu komplikasi yang sering dijumpai pada
penyembuhan kelumpuhan fasialis yang berat. #iperiksa dengan cara penderita
diminta untuk melakukan gerakan&gerakan bersahaya seperti mengedip&ngedipkan
mata berulang&ulang maka bibir akan jelas tampak gerakan otot&otot pada sudut
bibir bawah atau sudut mata bawah. 1ada penderita yang berat kadang&kadang
otot&otot platisma di daerah leher juga ikut bergerak. 9ntuk setiap gerakan
hemispasme dinilai dengan angka (&").$
Iungsi motorik otot&otot tiap sisi wajah orang normal seluruhnya berjumlah
lima puluh ($:) atau "::. 8radasi paresis fasialis dibandingkan dengan nilai
tersebut dikalikan dua untuk persentasenya.$
1.10 Abses Leher Dalam
1.1;.1 !e"inisi
Nyeri tenggorok dan demam yang disertai dengan terbatasnya gerakan membuka
mulut dan leher! harus dicurigai kemungkinan disebabkan oleh abses leher dalam. 5bses
leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibat
penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi! mulut! tenggorok! sinus paranasal!
telinga tengah dan leher. 8ejala dan tanda klinik biasanya berupa nyeri yang pembengkakan
di ruang leher dalam yang terlibat."'
Kebanyakan kuman penyebab adalah golongan Streptococcus ! Staphylococcus!
kuman anaerob Bacterioides atau kuman campuran. 5bses leher dalam dapat berupa abses
peritonsil! abses retrofaring! abses parafaring! abses submandibula! dan angina ,udovici
(,udwigLs angina)."'
1.1;.2 Klasi"i#asi
a. Abses Peritonsil
5bses peritonsil adalah kumpulan nanah yang terdapat pada daerah peritonsil yang
merupakan jaringan ikat longgar! diantara fossa tonsilaris dan muskulus konstriktor
faring superior.'
21
-
8/17/2019 Crs Parotitis
22/46
(tiologi
1roses ini terjadi sebagai komplikasi tonsillitis akut atau infeksi yang
bersumber dari kelenjar mucus weber di kutub atas tonsil. Biasanya kuman
penyebab sama dengan penyebab tonsillitis ! dapat ditemukan kuman aerob dan
anaerob."'
Patologi
#aerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar! oleh
karena itu infiltrasi supurasi ke ruang potensial peritonsil tersering menempati
daerah ini! sehingga tampak palatum mole membengkak. Jalaupun sangat jarang!
abses peritonsil dapat terbentuk di bagian inferior. 1ada stadium permulaan
(stadium infiltrate) selain pembengkakan tampak permukaannya hiperemeis. Bila
proses tersebut berlanjut! terjadi supurasi sehingga daerah tersebut lebih lunak.
1embengkakan peritonsil akan mendorong tonsil dan uvula kearah kontralateral.
Bila prosesnya berlangsung terus! peradangan jaringan disekitarnya akan
mneyebabkan iritasi m!pterigoid interna sehingga menimbulkan trismus. 5bses
dapat pecah spontan ! mungkin dapat terjadi aspirasi ke paru. "'
• 8ejala dan tanda
Selain gejala dan tanda tonsillitis akut juga terdapat odinofagia (nyeri menelan)
yang hebat! biasanya pada sisi yang sama juga terdapat nyeri telinga! mungkin
terdapat muntah! mulut berbau (foetor e/ ore)! banyak ludah! suara gumam (hot
potato voice)! dan kadang&kadang sukar membuka mulut (trismus) serta
pembengkakan kelenjar submandibula dengan yeri tekan. "'
• 1emeriksaan Iisik
22
-
8/17/2019 Crs Parotitis
23/46
Kadang&kadang sukar memeriksa seluruh faring! karena trismus. 1alatum mole
tampak membengkak dan menonjol ke depan! dapat teraba fluktuasi. 9vula
bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral. Aonsil bengkak! hiperemis! mungkin
banyak detritus dan terdorng kea rah tengah ! depan dan bawah. "'
• Aerapi
1ada stadium infiltrasi ! diberikan antibiotika golongan penisilin atau klindamisin!
dan obat simptomatik. Guga perlu kumur&kumur dengan cairan hangat dan kompres
dingin pada leher. Bila telah terbentuk abses! dilakukan pungsi pada daerah abses!
kemudian di insisi untuk mengeluartkan nanah. Aempat insisi adalah di daerah
paling menonjol dan lunak! atau pada pertengah garis yang menghubungkan dasar
uvula dengan geraham atas terakhir pada sisi yang sakit. Kemudian pasien
dianjurkan untuk operasi tonsilektomi . Bila dilakukan bersama&sama tindakan
drainase abses! disebut tonsilektomi EaL froidF. 1ada umumnnya tonsilektomi
dilakukan sesudah infeksi tenang yaitu &2 minggu sesudah drainase abses."'
• Komplikasi
b. Abses 7etro"aring.
5bses retrofaring adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada
daerah retrofaring. Keadaan ini merupakan salah satu infeksi pada leher bagian dalam
( deep neck in"ection ). 1ada umumnya sumber infeksi pada ruang retrofaring berasal
dari proses infeksi di hidung! adenoid! nasofaring dan sinus paranasal! yang menyebar
ke kelenjar limfe retrofaring. Hleh karena kelenjar ini biasanya atrofi pada umur % ; $
tahun! maka sebagian besar abses retrofaring terjadi pada anak&anak dan relatif jarang
pada orang dewasa."+
• etiologi
Secara umum abses retrofaring terbagi jenis yaitu =". 5kut
23
-
8/17/2019 Crs Parotitis
24/46
Sering terjadi pada anak&anak berumur dibawah % ; $ tahun. Keadaan ini terjadi
akibat infeksi pada saluran nafas atas seperti pada adenoid nasofaring! rongga
hidung! sinus paranasal dan tonsil yang meluas ke kelenjar limfe retrofaring
( limfadenitis ) sehingga menyebabkan supurasi pada daerah tersebut.
Sedangkan pada orang dewasa terjadi akibat infeksi langsung oleh karena
trauma akibat penggunaan instrumen ( intubasi endotrakea! endoskopi! sewaktu
adenoidektomi ) atau benda asing.
. Kronis
Biasanya terjadi pada orang dewasa atau anak&anak yang lebih tua. Keadaan ini
terjadi akibat infeksi tuberkulosis ( AB3 ) pada vertebra servikalis dimana pus
secara langsung menyebar melalui ligamentum longitudinal anterior. Selain itu
abses dapat terjadi akibat infeksi AB3 pada kelenjar limfe retrofaring yang
menyebar dari kelenjar limfe servikal. 1ada banyak kasus sering dijumpai
adanya kuman aerob dan anaerob secara bersamaan. Beberapa organisme yang
dapat menyebabkan abses retrofaring adalah
". Kuman aerob = Streptococcus beta #$emolyticus group % (paling sering)
Streptococcus pneumoniae& Streptococcus non#$emolyticus&
Stap$ylococcus aureus & Haemop$ilus sp
. Kuman anaerob = Bacteroides sp& 'eillonella& eptostreptococcus&
(usobacteria
• gejala dan tanda klinis
#ari anamnesis biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas atas. 8ejala dan tanda
klinis yang sering dijumpai pada anak =
". demam
. sukar dan nyeri menelan
2. suara sengau
%. dinding posterior faring membengkak ( bulging ) dan hiperemis pada satu sisi.
$. pada palpasi teraba massa yang lunak! berfluktuasi dan nyeri tekan
'. pembesaran kelenjar limfe leher ( biasanya unilateral ).
1ada keadaan lanjut keadaan umum anak menjadi lebih buruk! dan bisa dijumpai
adanya =
24
-
8/17/2019 Crs Parotitis
25/46
+. kekakuan otot leher ( neck sti""ness ) disertai nyeri pada pergerakan
@. air liur menetes ( drooling )
0. obstruksi saluran nafas seperti mengorok! stridor! dispnea
8ejala yang timbul pada orang dewasa pada umumnya tidak begitu berat bila
dibandingkan pada anak. #ari anamnesis biasanya didahului riwayat tertusuk
benda asing pada dinding posterior faring! pasca tindakan endoskopi atau adanya
riwayat batuk kronis. 8ejala yang dapat dijumpai adalah =
". demam
. sukar dan nyeri menelan
2. rasa sakit di leher ( neck pain )
%. keterbatasan gerak leher
$. dispnea
1ada bentuk kronis! perjalanan penyakit lambat dan tidak begitu khas sampai
terjadi pembengkakan yang besar dan menyumbat hidung serta saluran nafas."@
Penatala#sanaan
* . -empertahankan jalan nafas yang adekuat =
& posisi pasien supine dengan leher ekstensi
& pemberian H
& intubasi endotrakea dengan visualisasi langsung C intubasi "iber optik
& trakeostomi C krikotirotomi
**. -edikamentosa". 5ntibiotik ( parenteral )
1emberian antibiotik secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnyatanpa
menunggu hasil kultur pus. 5ntibiotik yang diberikan harus
mencakupterhadap kuman aerob dan anaerob! gram positip dan gram negatif.
#ahuludiberikan kombinasi 1enisilin 8 dan -etronidaole sebagai terapi
utama! tetapisejak dijumpainya peningkatan kuman yang menghasilkan B ;
laktamasekombinasi obat ini sudah banyak ditinggalkan. 1ilihan utama
adalah clindamycinyang dapat diberikan tersendiri atau dikombinasikan
dengan sefalosporin generasikedua ( seperti ce"uro)ime ) atau beta #
lactamase # resistant penicillin sepertiticarcillin * clavulanate& piperacillin *
ta+obactam& ampicillin * sulbactam!1emberian antibiotik biasanya dilakukan
selama lebih kurang ": hari.. Simtomatis
25
-
8/17/2019 Crs Parotitis
26/46
2. Bila terdapat dehidrasi! diberikan cairan untuk memperbaiki keseimbangan
cairan elektrolit.
%. 1ada infeksi Auberkulosis diberikan obat tuberkulostatika. "@
***. Hperatif
a. 5spirasi pus ( needle aspiration ) b. *nsisi dan drainase =
• 1endekatan intra oral ( transoral ) = untuk abses yang kecil dan terlokalisir.
1asien diletakkan pada Eposisi ArendelenburgF! dimana leher dalam
keadaan hiperekstensi dan kepala lebih rendah dari bahu. *nsisi vertikal
dilakukan pada daerah yang paling berfluktuasi dan selanjutnya pus yang
keluar harus segera diisap dengan alat penghisap untuk menghindari
aspirasi pus. ,alu insisi diperlebar dengan forsep atau klem arteri untuk
memudahkan evakuasi pus.
• 1endekatan eksterna ( e/ternal approach ) baik secara anterior atau
posterior = untuk abses yang besar dan meluas ke arah hipofaring.
1endekatan anterior dilakukan dengan membuat insisi secara horiontal
mengikuti garis kulit setingkat krikoid atau pertengahan antara tulang
hioid dan klavikula. Kulit dan subkutis dielevasi untuk memperluas
pandangan sampai terlihat m. sternokleidomastoideus. #ilakukan insisi
pada batas anterior m.sternokleidomastoideus. #engan menggunakan
klem arteri bengkok! m. sternokleidomastoideus dan selubung karotis
disisihkan ke arah lateral. Setelah abses terpapar dengan cunam tumpul
abses dibuka dan pus dikeluarkan. Bila diperlukan insisi dapat diperluas
dan selanjutnya dipasang drain ( enrose drain ). 1endekatan posterior
dibuat dengan melakukan insisi pada batas posterior m.
sternokleidomastoideus. Kepala diputar ke arah yang berlawanan dari
abses. Selanjutnya fasia dibelakang m. sternokleidomastoideus diatas
26
-
8/17/2019 Crs Parotitis
27/46
abses dipisahkan. #engan diseksi tumpul pus dikeluarkan dari belakang
selubung karotis. "+
-. Abses S&bmandib&la5bses submandibula adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus
pada daerah submandibula. 5bses submandibula menempati urutan tertinggi dari
seluruh abses leher dalam. +:&@$ kasus yang disebabkan oleh infeksi gigi
merupakan kasus terbanyak! selebihnya disebabkan oleh sialadenitis! limfadenitis!
laserasi dinding mulut atau fraktur mandibula ."'
• 6tiologi
Kebanyakan abses disebabkan oleh banyak mikroba! sebagai contoh mereka mengandung flora
campuran! dan dalam studi didapatkan ada lebih dari $ spesies yang dapat di isolasi darisatu kasus.
1ada ruang submandibula! infeksi dapat bersumber dari gigi! dasar mulut! faring! tonsil!sinus! dan
kelenjar liur atau kelenjar limfe submandibula. -ungkin juga sebagian kelanjutaninfeksi ruang
leher dalam lainnya. Kuman penyebab biasanya campuran kuman aerob dananaerob. 1roliferasi
bakteri dan invasi bakteri melalui organ enamel menyebabkan nekrosis tulangdi sekeliling akar
gigi. Biasanya ini terjadi pasien yang sedang menjalani pengobatan gigi dan drainase abses akar
gigi. Gika absen akar gigi tidak di drainase dan tidak diperiksa! infeksi dapat menyebar dengan
abses ke bagian leher dan mediastinum. *nfeksi kebanyakan menyebar darigigi mandibula. #an di
beberapa kasus dari luka mukosa mulut. 5bses dapat juga disebabkanoleh trauma!tonsilitis lidah
atau penyakit kelenjar ludah. *nfeksi dapat menyebar keruang leherdalam! ke ruang
submandibula! ruang parafaring dan ruang retrofaring.uang prevertebral
dapat juga terlibat. *nfeksi ruang leher dalam dapat menyebabkan komplikasi berbe
da yang dapatmenganca nyawa seperti obstruksi saluran nafas atas dan mediastinitis.
#an ketika ketiga ruang submandibula (bilateral submandibula dan ruang sublingual) terinfeksi
maka disebut dengan ,ud-ig’s angina! Berawal dari etiologi diatas seperti infesi gigi. Nekrosis
27
-
8/17/2019 Crs Parotitis
28/46
pulpa karena karies dalam yangtidak terawat dan periodontal pocket dalam merupakan jalan
bakteri untuk mencapai jaringanperiapikal. Karena jumlah bakteri yang banyak! maka infeksi
yang terjadi akan menyebar ketulang spongiosa sampai tulang cortical . Gika tulang ini tipis!
maka infeksi akan menembus danmasuk ke jaringan lunak. 1enyebaran infeksi ini tergantung dari
daya tahan jaringan dan tubuh *nfeksi odontogen dapat menyebar melalui jaringan ikat
(perikontinuitatum)! pembuluhdarah (hematogenous)! dan pembuluh limfe (limfogenous). Mang
paling sering terjadi adalah penjalaran secara perkontinuitatum karena adanya celahCruang di
antara jaringan berpotensisebagai tempat berkumpulnya pus. 1enjalaran infeksi pada rahang atas
dapat membentuk absespalatal! abses submukosa! abses gingiva! cavernous sinus
thrombosis! abses labial! dan absesfacial. 1enjalaran infeksi pada rahang bawah dapat
membentuk abses subingual! absessubmental! abses submandibular! abses submaseter! dan angina
ludwig. 9jung akar molar keduadan ketiga terletak dibelakang bawah linea mylohyoidea
(tempat melekatnya m. -ylohyoideus)yang terletak di aspek daam mandibula! sehingga jika
molar kedua dan ketiga terinfeksi dan membentuk abses! pus nya dapat menyebar ke ruang
submandibula dan dapat meluas ke ruangparafaringeal. 5bses pada akar gigi menyebar ke ruang
submandibula akan menyebabkan sedikitketidaknyamanan pada gigi! dan pembengkakan sekitar
wajah di daerah bawah. Setelah 2 hari pembengkakan akan terisi pus. Gika tidak diberikan
penanganan! maka pus akan keluar! menyebabkan terbentuknya fistel pada kulit. 1us tersebut juga
dapat menyebar ke jaringan lain sekitar tenggorokan! dan ini dapat menyebabkan problem
pernafasan. Gadi abses submandibularmerupakan kondisi yang serius. "'
• Gejala #linis
Secara umum! gejala abses adalah =
Nyeri
Bengkak
6ritema pada jaringan
Arismus
#emam
28
-
8/17/2019 Crs Parotitis
29/46
1embengkakan pada abses biasanya =
Aerasa nyeri
1anas
Kurang dari minggu
Berkembang sangat cepat
#isertai sakit gigi atau terlihat karies gigi8ejala klinis abses submandibula meliputi demam tinggi! nyeri leher disertai pembengkakan
dibawah mandibula dan atau di bawah lidah! mungkin berfluktuasi. #apat juga terjadi sakit pada
dasar mulut! trismus! indurasi submandibula dan kulit di bawah dagu eritema dan oedem.
#iagnosis di tegakkan berdasarkan anamnesa! pemeriksaan fisik! dan pemeriksaan penunjang .$
5namnesis
Sesuai etiologi yang paling sering mengakibatkan abses submandibula! dari anamnesis
didapatkan adanya riwayat sakit gigi! mengorek atau mencabut gigi atau adanya
riwayathigiene gigi yang buruk. #ari anamnesis juga didapatkan gejala berupa sakit pada
dasarmulut dan sukar membuka mulut.
1emeriksaan fisik
1ada pemeriksaan tanda vital biasa ditemukan demam. Selain itu juga ditemukan adanya
pembengkakan di bawah dagu. Bila di palpasi! akan terasa kenyal dan terdapat pus.
1emeriksaan penunjang
1emeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa 3A scan. 3A scan merupakan
pencitraan pilihan yang dipakai untuk infeksi leher dalam karena dapat mengetahuilokalisasi
kumpulan abses yang tidak dapat diperiksa. 3A scan menunjukkan lokasi!batas&batas! dan
hubungan infeksi ke struktur neurovascular sekitarnya. 1ada 3A scanabses terlihat sebagai lesi
densitas rendah! ataupun gambaran air fluid level . Selain itufoto panoramik rahang juga
dapat membantu untuk menentukan tempat fokal infeksinya. #apat juga dilakukan kultur
darah bila terjadi sepsis dan kultur abses untuk pengobatanyang tepat terhadap kuman
penyebab."'
• Penatala#sanaan
1enatalaksanaan abses submandibula meliputi=
&1enatalaksanaan terhadap abses
&1enatalaksanaan terhadap penyebab
29
-
8/17/2019 Crs Parotitis
30/46
5ntibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan secaraparenteral. 5bses
submandibula sering disebabkan oleh infeksi gigi dan paling sering menyebabkan trismus. -aka
sesegera mungkin setelah trismus hilang! sebaiknya pengobatan terhadap penyebab segera
dilakukan. 6vakuasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal untuk abses yang dangkal
danterlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas.*nsisi dibuat pada
tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os hyoid! tergantung letak dan luas abses. 1asien
dirawat inap sampai "& hari gejala dan tanda infeksi reda."'
d. Abses Para"aring
5bses parafaring adalah abses leher dalam paling sering terjadi kedua setelah abses
peritonsilar.
• 6tiologi
uang parafaring dapat mengalami infeksi dengan cara ") ,angsung! yaitu akibat
tusukan jarum pada saat melakukan tonsilektomi dengan analgesia. 1eradangan
terjadi karena ujung jarum suntik yang telah terkontaminasi kuman menembus
lapisan otot tipis (m.konstriktor faring superior) yang memisahkan ruang
parafaring dari fosa tonsilaris. ) 1roses supurasi kelenjar limfa leher bagian dalam!
gigi! tonsil! faring! hidung! sinusparanasal! mastoid dan vertebra servikal dapat
merupakan sumber infeksi untuk terjadinya abses ruang parafaring. 2) 1enjalaran
infeksi dari ruang peritonsil! retrofaring atau submandibula."'
• 1atologi
Sekali terjadi infeksi dimulai pada jaringan lunak leher! jika tidak segera terdeteksi!
akan meluas ke salah satu ruang fasia leher yang paling lemah. #ari sana dapat
mengalir ke atas! ke bawah atau ke lateral! mengikuti ruang&ruang fasia. *nfeksi
leher dalam merupakan selulitis fregmentosa dengan tanda&tanda setempat yang
sangat mencolok atau menjadi tidak jelas karena tertutup jaringan yang
melapisinya. Seringkali dimulai pada daerah prastiloid sebagai suatu selulitis! jika
tidak diobati akan berkembang menjadi suatu trombosis dari vena jugalaris interna.
5bses dapat mengikuti m.stiloglosus ke dasar mulut dimana terbentuk abses.
30
-
8/17/2019 Crs Parotitis
31/46
*nfeksi dapat menyebar dari anterior ke bagian posterior! dengan perluasan ke
bawah sepanjang sarung&sarung pembuluh darah besar! disertai oleh trombosis
v.jugularis atau suatu mediastinitis. *nfeksi dari bagian posterior akan meluas ke
atas sepanjang pembuluh&pembuluh darah dan mengakibatkan infeksi intrakranial
atau erosi a.karotis interna."'
• -anifestasi Klinis
1ada infeksi dalam ruang parafaring terdapat pembengkakan dengan nyeri tekan di
daerah submandibula terutama pada angulus mandibula! leukositosis dengan
pergeseran ke kiri dan adanya demam. Aerlihat edem uvula! pilar tonsil! palatum
dan pergeseran ke medial dinding lateral faring. Sebagai perbandingan pada abses
peritonsil! hanya tonsl yang terdorong ke medial. Arismus yang dapat disebabkan
oleh meregangnya m.pterigoid internus merupakan gejala yang menonjol! tetapi
mungkin tidak terlihat jika infeksi jauh di dalam sampai prosesus stiloid dan
struktur yang melekat padanya sehingga tidak mengenai m.pterigoid internus. "@
• #iagnosis
#iagnosa ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit! gejala dan tanda klinik. Bila
meragukan! dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa fotorontgen! jaringan
lunak 51 atau 3A scan. Ioto jaringan lunak leher antero&posterior dan lateral
merupakan prosedur diagnostik yang penting. 1ada pemeriksaan foto jaringan
lunak leher pada kedua posisi tersebut dapat diperoleh gambaran deviasi trakea!
udara di daerah subkutis! cairan di dalam jaringan lunak dan pembengkakan daerah
jaringan lunak leher. Keterbatasan pemerikasaan foto polos leher adalah tidak dapat
membedakan antara selulitis dan pembentukan abses. 1emeriksaan foto toraks
dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya edema paru! pneumotoraks!
pneumomediastinum atau pembesaran kelenjar getah hilus. 1emeriksaan tomografi
komputer dapat membantu menggambarkan lokasi dan perluasan abses. #apat
ditemukan adanya daerah densitas rendah! peningkatan gambaran kontras pada
31
-
8/17/2019 Crs Parotitis
32/46
dinding abses dan edema jaringan lunak disekitar abses. 1emeriksaan kultur dan tes
resistensi dilakukan untuk mengetahui jenis kuman dan pemberian antibiotika yang
sesuai."@
• AatalaksanaAatalaksana abses parafaring dilakukan dengan medikamentosa dan terapi bedah.
Aerapi medikamentosa meliputi pemberian antibiotika baik untuk kuman aerob
maupun anaerob dan simptomatis sesuai keluhan serta gejala klinik yang timbul.
Aerapi bedah dapat dilakukan dengan cara pendekatan eksternal atau intra oral.
Gika terdapat pus maka tidak ada cara lain kecuali dengan evakuasi bedah.
Sebelumnya diperlukan tirah baring dan kompres panas untuk menekan lokalisasi
abses. Aerapi antimikroba sangat perlu! lebih baik berdasarkan tes sensitivitas."@
1emberian antibiotika
Banyak mikroorganisme yang dapat menjadi penyebab infeksi kepala dan
leher! dan berasal dari berbagai sumber. Ilora bakteri campuran sering
ditemukan pada hasil kultur. Bakteri gram positif! streptococcus beta
hemolitik dan staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling sering
ditemukan. Bakteri gram negatif dan juga anaerob juga sering ditemukan.
5naerob biasanya ditemukan terutama pada infeksi&infeksi akibat
penyebaran dentogen. Bakteri&bakteri penghasil beta laktamase ditemukan
meningkat frekuensinya pada infeksi kepala dan leher. #engan insidensi
bakteri gram negatif dan bakteri penghasil beta laktamase yang tinggi!
penisilin bukan lagi merupakan obat pilihan untuk kasus infeksi ini. Sebelum
hasil kultur dan uji sensitifitas didapatkan! antibiotik yang digunakan adalah
yang memiliki spektrum terhadap bakteri gram positif! gram negatif! anaerob
dan penghasil beta laktamase. Biasanya diberikan kombinasi antibiotik!
seperti klindamisin dan cefuro/ime serta ampisilin dan sulbaktam! sebagai
pilihan yang paling baik. "+
". #rainase abses
32
-
8/17/2019 Crs Parotitis
33/46
Sebagian besar abses leher dalam perlu dilakukan drainase untuk
penyembuhan dan mencegah komplikasi. Aindakan drainase pada abses
parafaring dilakukan dengan dengan pendekatan eksterna dan intra oral.+
a. *nsisi intraoral*nsisi intra oral dilakukan jika timbul penonjolan ke dalam faring!
dilakukan anestesi sebelum tindakan dan dilanjutkan dengan insisi dan
drainase. *nsisi intra oral dilakukan pada dinding lateral faring harus
dilakukan dengan memakai klem arteri! eksplorasi dilakukan dengan
menembus m. konstriktor faring superior ke ruang parafaring. *nsisi
intra oral dilakukan bila perlu dan sebagai terapi tambahan dari insisi
eksternal.
b. *nsisi eksterna
*nsisi ekterna jika suatu abses menonjol ke luar atau tampak
pembengkakan yang jelas. #rainase eksterna dilakukan secara teknik
-osher yaitu insisi seperti huruf EAF yang dilakukan pada jari di
bawah dan sejajar mandibula. Secara tumpul eksplorasi dilanjutkan dari
anterior m. sternokleidomastoideus ke arah kranio&posterior menyusuri
medial mandibula dan m. pterygoid internus mencapai ruang parafaring
dengan meraba prosesus styloideus. Bila nanah terdapat di selubung
karotis! insisi dilanjutkan secara vertikal dari pertengahan insisi
horiontal ke bawah di depan m. sternokleiodomastoideus."+
e. Angina %&do,i-i
5ngina ludovici adalah infeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan tanda
khas berupa pembengkakan seluruh ruang submandibula! tidak membentuk abses !
sehingga keras pada perabaan submandibula."'
• 6tiologi
Sumber infeksi seringkali berasal dari gigi atau dasar mulut ! oleh kuman aerob dan
anaerob. "'
33
-
8/17/2019 Crs Parotitis
34/46
• 8ejala dan Aanda
Aerdapat nyeri tenggorok dan leher disertai pembengkakan didaerah
submandibula! yang tampak hiperemis dan keras pada perabaan. #asar mulut
membengkak! dapat mendorong lidah ke atas belakang! sehingga menimbulkan
sesak napas! karena sumbatan jalan napas. "'
• #iagnosis
#iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat sakit gigi! mengorek atau cabut gigi !
gejala dan tanda klinik. "'
• Aerapi
Sebagai terapi diberikan antibiotik dengan dosis tinggi! untuk kuman aerob dan
anaerob ! diberikan secara parenteral. Selain itu dilakukan eksplorasi yang
dilakukan untuk tujuan dekompresi (mengurangi ketegangan) dan evakuasi pus
(pada angina ludovici jarang terdapat pus) atau jaringan nekrosis. *nsisi dilakukan
di garis tengah secara horiontal setinggi os hyoid (2:% jari dibawah mandibula).
1erlu dilakukan pengobatan terhadap sumber infeksi (gigi)! untuk mencegah
kekambuhan. 1asien dirawat inap sampai infeksi reda. "@
34
-
8/17/2019 Crs Parotitis
35/46
BAB II
I%UST7ASI KASUS
I!(NTITAS PASI(N
Nama = Ny. M
9mur = 2@ Aahun
Genis Kelamin = 1erempuan
1ekerjaan = *bu umah Aangga
Suku Bangsa = -inang
5lamat = Gl. 5ur #uri *** No % 1arak 8adang
ANA)N(SIS
Seorang pasien perempuan berumur 2@ tahun dirawat di bangsal A7A&K, S91 #.-
#jamil 1adang pada tanggal "% 5pril :"' dengan keluhan =
Kel&/an &tama= Bengkak dan nyeri di rahang kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
35
-
8/17/2019 Crs Parotitis
36/46
Kel&/an tamba/an= Aidak ada.
7ia$at *en$a#it se#arang <
Bengkak dan nyeri di rahang kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. 5walnya
pasien merasakan adanya benjolan seukuran manik&manik pada rahang kiri seminggusebelum masuk rumah sakit dan semakin lama semakin membesar. 1asien berobat ke
klinik B1GS dan mendapatkan obat de/amethasone! amo/icillin dan paracetamol!
namun! bengkak semakin membesar dan terasa nyeri. 1asien kemudian dirujuk ke S
swasta dan dirujuk ke S91 #r. - #jamil 1adang.
Nyeri saat membuka mulut dan berbicara sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
menjalar sampai ke telinga dan ke leher.
#emam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. #emam dirasakan terus menerus.
Suara bergumam tidak ada
5ir ludah berkumpul di mulut tidak ada
iwayat telinga berair ridak ada
iwayat trauma pada wajah tidak ada
iwayat wajah mencong tidak ada
iwayat cabut gigi bulan sebelum masuk rumah sakit
Kaku dan sulit menggerakan leher tidak ada
iwayat batuk pilek tidak ada
Nyeri pada wajah saat sujud tidak ada.
Bersin&bersin di pagi hari tidak ada.
Sakit kepala hebat tidak ada
7ia$at *en$a#it da/&l& <
iwayat cabut gigi bulan sebelum masuk rumah sakit.
1asien mengaku gusi sering membengkak dan mengecil dengan sendirinya
iwayat hipertensi ada! minum obat tidak teratur.
iwayat dm tidak ada.
7ia$at *en$a#it #el&arga <
• Aidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.
7ia$at *e#erjaan0 sosial e#onomi dan #ebiasaan <
1asien seorang *bu rumah tangga
7ia$at *engobatan <
36
-
8/17/2019 Crs Parotitis
37/46
• 1asien telah mendapatkan obat de/amethasone! amo/icillin! dan paracetamol dari
klinik B1GS dan mengonsumsinya secara teratur. 1asien tidak merasakan perubahan
pada nyeri dan bengkak di rahang kiri.
P()(7IKSAAN FISIK
Stat&s Generalis
Keadaan 9mum = Sakit sedang
Kesadaran = Kompos mentis kooperatif
Aekanan darah = ":C@: mm7g
Irekuensi nadi = @@ /Cmenit
Irekuensi nafas = : /Cmenit
Suhu = 2'!@ :3
Pemeri#saan Sistemi#
Kepala = normochepal! rambut hitam
-ata = konjungtiva tidak anemis! sklera tidak ikterik
,eher = tidak ditemukan pembesaran K8B
1aru
*nspeksi = simetris kiri! kanan statis dan dinamis
1alpasi = fremitus kiri kanan
1erkusi = sonor kiri kanan
5uskultasi = suara nafas vesikuler normal! rhonki &C&! wheeing &C&
Gantung
*nspeksi = ictus tidak terlihat
1alpasi = ictus kordis teraba jari medial ,-3S *3
1erkusi = batas jantung normal
5uskultasi = bunyi jantung murni! irama teratur! bising tidak ada
5bdomen
*nspeksi = tak tampak membuncit
1alpasi = hepar dan lien tidak teraba
1erkusi = timpani
5uskultasi = bising usus O normal
6/tremitas = akral hangat! perfusi baik.Stat&s %o#alis T:T
37
-
8/17/2019 Crs Parotitis
38/46
Telinga
1emeriksaan Kelainan #ekstra Sinistra
#aun telinga
Kel kongenital Aidak ada Aidak ada
Arauma Aidak ada Aidak ada
adang Aidak ada Aidak adaKel. -etabolik Aidak ada Aidak ada
Nyeri tarik Aidak ada Aidak ada
Nyeri tekan tragus Aidak ada Aidak ada
#inding liang
telinga
3ukup lapang (N) 3ukup lapang (N) 3ukup lapang(N)
Sempit & &
7iperemis Aidak ada Aidak ada
6dema Aidak ada Aidak ada
-assa Aidak ada Aidak ada
Serumen
5da C Aidak 5da 5da
Bau Aidak ada Aidak ada
Jarna Kekuningan KekuninganGumlah Sedikit Sedikit
Genis ,embek ,embek
-embran timpani
9tuh
Jarna 1utih mengkilat 1utih mengkilat
eflek cahaya (O) arah jam $ (O) arah jam +
Bulging Aidak ada Aidak ada
etraksi Aidak ada Aidak ada
5trofi Aidak ada Aidak ada
1erforasi
Gumlah perforasi Aidak ada Aidak ada
Genis Aidak ada Aidak ada
Kwadran Aidak ada Aidak ada
1inggir Aidak ada Aidak ada
-astoid
Aanda radang Aidak ada Aidak ada
Iistel Aidak ada Aidak ada
Sikatrik Aidak ada Aidak ada
Nyeri tekan Aidak ada Aidak ada
Nyeri ketok Aidak ada Aidak ada
Aes garpu tala
inne ( O ) ( O )
Schwabach Sama dengan
pemeriksa
Sama dengan
pemeriksa
Jeber Aidak ada lateralisasi
Kesimpulan Aelinga Normal Aelinga Normal
5udiometri Aidak dilakukan Aidak dilakukan
:id&ng
1emeriksaan Kelainan
#eformitas Aidak ada
Kelainan kongenital Aidak adaArauma Aidak ada
38
-
8/17/2019 Crs Parotitis
39/46
7idung luar adang Aidak ada
-assa Aidak ada
Sin&s *aranasal
1emeriksaan #ekstra Sinistra Nyeri tekan Aidak ada Aidak ada
Nyeri ketok Aidak ada Aidak ada
7inos#o*i Anterior
1emeriksaan Kelainan #ekstra Sinistra
estibulum ibrise 5da 5da
adang Aidak ada Aidak ada
3avum nasi
3ukup lapang (N) O O
Sempit & &,apang & &
Sekret
,okasi
Genis -ukoid -ukoid
Gumlah Sedikit Sedikit
Bau Aidak ada Aidak ada
Konka inferior 9kuran 6utrofi 6utrofi
Jarna -erah muda -erah muda
1ermukaan ,icin ,icin
6dema Aidak ada Aidak ada
Konka media 9kuran 6utrofi 6utrofi
Jarna -erah muda -erah muda
1ermukaan ,icin ,icin
6dema Aidak ada Aidak ada
Septum
3ukup
lurusCdeviasi3ukup ,urus
1ermukaan ,icin
Jarna -erah muda
Spina Aidak ada
Krista Aidak ada
5bses Aidak ada
1erforasi Aidak ada
-assa
,okasi Aidak ada Aidak ada
Bentuk Aidak ada Aidak ada
9kuran Aidak ada Aidak ada
1ermukaan Aidak ada Aidak ada
Jarna Aidak ada Aidak ada
Konsistensi Aidak ada Aidak ada
-udah digoyang Aidak ada Aidak ada
1engaruh
vasokonstriktor
Aidak ada Aidak ada
39
-
8/17/2019 Crs Parotitis
40/46
7inos#o*i Posterior 4S&lit !ila#an5
1emeriksaan Kelainan #ekstra Sinistra
Koana
3ukup lapang (N)
Sempit
,apang
-ukosa
Jarna
6dem
Garingan granulasi
Konka superior
9kuran
Jarna
1ermukaan
6dem
5denoid 5daCtidak
-uara tuba
eustachius
Aertutup sekret
6dem mukosa
-assa
,okasi
9kuran
Bentuk
1ermukaan
1ost Nasal #rip 5daCtidak
Genis
=ro"aring dan m&l&t
1emeriksaan Kelainan #ekstra Sinistra9vula 6dema Aidak ada
Bifida Aidak ada
1alatum mole O
5rkus Iaring
SimetrisCtidak Simetris
Jarna -erah muda
6dem Aidak ada
BercakCeksudat Aidak ada
#inding faring Jarna -erah muda -erah muda
1ermukaan ,icin ,icin
Aonsil
9kuran A" A"
Jarna -erah muda -erah muda1ermukaan ,icin ,icin
-uara kripti Aidak melebar Aidak -elebar
#etritus Aidak ada Aidak ada
6ksudat Aidak ada Aidak ada
1erlengketan
dengan pilar Aidak ada Aidak ada
1eritonsil
Jarna -erah muda -erah muda
6dema Aidak ada Aidak ada
5bses Aidak ada Aidak ada
,okasi Aidak ada Aidak adaBentuk Aidak ada Aidak ada
40
-
8/17/2019 Crs Parotitis
41/46
Aumor
9kuran Aidak ada Aidak ada
1ermukaan Aidak ada Aidak ada
Konsistensi Aidak ada Aidak ada
8igi KariesCadiks 5da karies -"!
-2! radiks -
Karies m"
Kesan 7igiene oral kurang
,idah
Jarna -erah muda
Bentuk Normal
#eviasi Aidak ada
-assa Aidak ada
8ambar
%aringis#o*i Indire# 4Tida# dila#an5
1emeriksaan Kelainan #ekstra Sinistra
6piglotis
Bentuk
Jarna
6dema
1inggir rataCtidak
-assa
5riteniod
Jarna
6dema
-assa
8erakan
entrikular band
Jarna
6dema
-assa
1lica vokalis
Jarna
8erakan
1inggir medial
-assa
SubglotisCtrakea -assaSekret
41
-
8/17/2019 Crs Parotitis
42/46
Sinus piriformis -assa
Sekret
alekula -assa
Sekret ( jenisnya )
7egio Parotis
Aeraba pembengkakan dengan diameter $&' cm! konsistensi keras! berbatas tegas! fluktuasi
tidak ada! tidak ada kemerahan! tidak ada pus! angulus mandibula teraba.
Pemeri#saan Kelenjar geta/ bening le/er <
*nspeksi = tidak tampak adanya tanda&tanda pembesaran kelenjar getah bening leher.
1alpasi = tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening leher .
Pemeri#saan %aboratori&m <
7b = "! grCdl
,eukosit = "2.:::Cmm2
7t = 20
Arombosit = '%.::: C mm2
1A = 0!' detik
51AA = 2+
8#S = ":@ mgCdl
9reum = " mgCdl
Kreatinin = :!@ mgCdl
42
-
8/17/2019 Crs Parotitis
43/46
7(SU)(
4!ASA7 !IAGN=SIS5
1 Anamnesis <
Bengkak dan nyeri di rahang kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. 5walnya
pasien merasakan adanya benjolan seukuran manik&manik pada rahang kiri seminggu
sebelum masuk rumah sakit dan semakin lama semakin membesar. 1asien berobat ke
klinik B1GS dan mendapatkan obat de/amethasone! amo/icillin dan paracetamol!
namun! bengkak semakin membesar dan terasa nyeri. 1asien kemudian dirujuk ke S
swasta dan dirujuk ke S91 #r. - #jamil 1adang.
Nyeri saat membuka mulut dan berbicara sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
menjalar sampai ke telinga dan ke leher.
#emam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. #emam dirasakan terus menerus.
Suara bergumam tidak ada
5ir ludah berkumpul di mulut tidak adaP
iwayat telinga berair ridak ada
iwayat trauma pada wajah tidak ada
iwayat wajah mencong tidak ada
iwayat cabut gigi bulan sebelum masuk rumah sakit
Kaku dan sulit menggerakan leher tidak ada
iwayat batuk pilek tidak ada
Nyeri pada wajah saat sujud tidak ada.
Bersin&bersin di pagi hari tidak ada.
Sakit kepala hebat tidak ada
2 Pemeri#saan "isi# <
Hrofaring dan mulut = 5rkus faring simetris! uvula di tengah! tonsil A"&A" permukaan
rata! tidak terdapat pelebaran muara kripti dan detritus! dinding faring tidak rata.
7idung =
43
-
8/17/2019 Crs Parotitis
44/46
o KN# = Kavum nasi cukup lapang! sekret O! jenis mukoid! K* dan K- eutrofi!
edem (&)! hiperemis (&)! permukaan licin
o KNS = Kavum nasi cukup lapang! sekret O! jenis mukoid! K* dan K- eutrofi!
edem (&)! hiperemis (&)! permukaan licin
Aelinga =
o 5# = liang telinga cukup lapang! edem (&)! hiperemis (&)! membran timpani
utuh! tidak terdapat retraksi! reflek cahaya O pada arah jam $! sekret O
o 5S = liang telinga cukup lapang! edem (&)! hiperemis (&)! membran timpani
utuh! tidak terdapat retraksi! reflek cahaya O pada arah jam +! sekret O
PAeraba pembengkakan dengan diameter $&' cm! konsistensi keras! berbatas tegas! fluktuasi
tidak ada! tidak ada kemerahan! tidak ada pus! angulus mandibula teraba.
3 !iagnosis Utama < 1arotitis Sinistra.
!iagnosis Tamba/an < '
!iagnosis Banding
-
8/17/2019 Crs Parotitis
45/46
BAB III
!ISKUSI
Seorang pasien perempuan berumur %@ tahun dirawat di bangsal A7A S91 #r. -.
#jamil 1adang pada tanggal "% 5pril :"' dengan keluhan utama bengkak dan nyeri di
rahang kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. #ari anamnesis selanjutnya didapatkan!
awalnya pasien merasakan adanya benjolan seukuran manik&manik pada rahang kiri
seminggu sebelum masuk rumah sakit dan semakin lama semakin membesar. Bengkak pada
rahang kiri ini membuat pasien tidak bisa membuka mulut dan sulit untuk berbicara. Selain
itu pasen juga demam sejak 2 hari yang lalu. Kekakuan leher! dan air liur yang menetes
disangkal oleh pasien.
9ntuk lebih mengetahui penyakitnya telah lakukan pemeriksaan fisik dan ditemukan
pembengkakan pada regio parotis sinistra! konsistensi kenyal padat! terfiksir dan tidak nyeri
ketika ditekan. Aidak ditemukan pembesaran kelenjar K8B pada leher dan lokasi lain.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis pasien ini
adalah parotitis sinistra.. Seseorang dikatakan mengalami parotitis jika memiliki gejala berupa
demam (2@!$ ; %:o3)! sakit kepala! nyeri otot! kehilangan nafsu makan! nyeri rahang bagian
belakang saat mengunyah! bahkan kaku rahang sehingga kesulitan membuka mulut
Iaktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya tonsillitis kronis pada pasien ini
adalah pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. 1asien mengaku bila keluhan nyeri
menelan yang sangat mengganggu muncul! pasien segera minum antibiotik dan
pa racetamol yang kemudian ak an meng uran gi ke lu han yang di ras ak an namun
pasien mengaku tidak pernah merasa benar&benar sembuh.
1enyebab dari parotitis yang terbanyak adalah paramy/ovirus! namun dapat pula
disebabkan oleh bakteri Stap$ylococcus aureus Aerapi yang diberikan untuk penderita
parotitis adalah terapi medikamentosa terlebih dahulu seperti pemberian antibiotik!
kortikosteroid! dan analgetik.
#5IA5 19SA5K5
45
-
8/17/2019 Crs Parotitis
46/46
". Benjamin 3. Stong! -ichael 6. Gohns! -ichael -. Gohns *** 5natomy and 1hysiology
of the Salivary 8lands dalamBailey head and neck surgery&otolaryngology! %th
6dition.::'
. 8eorge ,. 5dams. 8angguan&gangguan kelenjarliur dalamBoiesbuku ajar penyakitA7A 6disi '. Gakarta= :". 7al $2%&$+
2. 5nil K. lalwani. 3urrent #iagnosis R Areatment in Htolaryngology 7ead R Neck
Surgery! nd 6dition. Newyork.::@. 1p = 0%&2":
%. 3enter for disease control and prevention. 6pidemiology and prevention of vaccine&
preventable disease. "2th edition.:"$.
$. Iachruddin! #. 5bses ,eher #alam. *n= Soepardi 65! *skandar N! Bashiruddin G eds.Buku 5jar *lmu
Kesehatan Aelinga 7idung Aenggorokan Kepala R ,eher. 6disi ke&+.Gakarta= Balai 1enerbit IK9*.
:".
'. Iandi 5gus J! #ewa 5rtha 6ka 1. 5bses 1eritonsil! Gurnal ilmiah Kedokteran!:"
+. ambe 5M-. 5bses etrofaring. Iakultas Kedokteran Bagian *lmu 1enyakit Aelinga
7idung Aenggorokan. 9niversitas Sumatera 9tara! :":.
@. -urray 5#! -arcincuk -3. #eep Neck *nfection. 5vailable
in=http=Cemedicine.medscape.com.CarticleC@2+:%@&overview. #iunduh pada "% 5pril :"'
0. 3ummings 3J! obbins KA. Htolaryngology 7ead and Neck Surgery. %th6d.1ennsylvania=
6lsevier -osby. ::$. 1age '%&'+
":. Aom! ,awrence. #isease of oral cavity! Hropharyn/ and Nasopharyn/. #alam= Snow G
dan Ballenger G. BallengerLs otorhinolaryngology. 6disi enam belas. Hntario=
Bedecker! ::2.
"". 5dams! , george. 1enyakit&penyakit nasofaring dan orofaring. #alam= 5dams ,!
Boies ,! 7igler 1. Boies buku ajar penyakit A7A 6disi keenam. Gakarta= 683! :".". S-. ,umbantobing. Neurologi .linik& emeriksaan (isik dan /ental . Gakarta = Balai
1enerbit IK&9*! ::'.
"2. 1eter #uus. #iagnosis Topik Neurologi %natomi& (isiologi& Tanda& 0e1ala. Gakarta =
Balai 1ustaka! "00'.
"%. K.G.,ee. Essential Otolaryngology and Head and Neck Surgery. ***rd 6dition! 3hapter
": = Iacial Nerve 1aralysis! ::'.
"$. Nelson. :::. *lmu Kesehatan 5nak 6disi "$. Gakarta= 1enerbit Buku Kedokteran
"'. Iachruddin! #. 5bses ,eher #alam. *n= Soepardi 65! *skandar N! Bashiruddin G eds.Buku 5jar *lmu
Kesehatan Aelinga 7idung Aenggorokan Kepala R ,eher. 6disi ke&+.Gakarta= Balai 1enerbit IK9*.
:"."+. ambe 5M-. 5bses etrofaring. Iakultas Kedokteran
Bagian *lmu 1enyakit Aelinga 7idung Aenggorokan. 9niversitas Sumatera 9tara!
:":.
"@. -urray 5#! -arcincuk -3. #eep Neck *nfection. 5vailable
in=http=Cemedicine.medscape.com.CarticleC@2+:%@&overview. #iunduh pada "% 5pril :"'