distosia persalinan

31
Terjemahan Jurnal DISTOSIA PERSALINAN – RISIKO REKURENSI DAN PERSALINAN DENGAN INSTRUMEN PADA PERSALINAN SELANJUTNYA – SEBUAH STUDI KOHORT BERBASIS POPULASI Presentan : dr. K. Liana Dewi Counterpart : dr. M. Guntur Adriadi BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Upload: theofilus-ardy

Post on 12-Aug-2015

177 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: distosia persalinan

Terjemahan Jurnal

DISTOSIA PERSALINAN – RISIKO REKURENSI DAN

PERSALINAN DENGAN INSTRUMEN

PADA PERSALINAN SELANJUTNYA –

SEBUAH STUDI KOHORT BERBASIS POPULASI

Presentan :

dr. K. Liana Dewi

Counterpart :

dr. M. Guntur Adriadi

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

RSUP DOKTER KARIADI

SEMARANG

2013

Page 2: distosia persalinan

DISTOSIA PERSALINAN – RISIKO REKURENSI DAN PERSALINAN

DENGAN INSTRUMEN PADA PERSALINAN SELANJUTNYA –

SEBUAH STUDI KOHORT BERBASIS POPULASI

Tujuan

Untuk mengetahui risiko rekurensi distosia persalinan dan cara persalinan pada

persalinan kedua setelah menjalani persalinan pertama dengan mem-

pertimbangkan karakteristik dan janin dan ibu.

Desain

Studi kohort berbasis populasi

Setting

Daftar Kelahiran Medis Swedia dari tahun 1992 – 2006

Populasi

Sebanyak 239.953 wanita yang melahirkan bayi tunggal pertama dan kedua

mereka dengan presentasi kepala pada usia ± 37 minggu kehamilan dengan onset

persalinan spontan.

Metode

Kami menggunakan analisis regresi logistik untuk memperkirakan odds ratio

kasar dan yang disesuaikan

Pengukuran outcome utama

Persalinan distosia dan modus persalinan pada persalinan kedua

Hasil

Keseluruhan persalinan distosia hanya mempengaruhi 12% dari wanita dengan

riwayat distosia sebelumnya. Terlepas dari modus persalinan pertama, tingkat

distosia pada persalinan kedua lebih tinggi dibandingkan pada wanita dengan

tanpa distosia sebelumnya, tetapi lebih jelas pada wanita dengan riwayat operasi

caesar sebelumnya (34%). Analisis dengan kelompok skor risiko terjadinya

Page 3: distosia persalinan

distosia (faktor risiko tersebut adalah interval antar kehamilan yang panjang, usia

ibu ≥ 35 tahun, obesitas, perawakan ibu pendek, bukan kumpul kebo dan

kehamilan post-term) menunjukkan bahwa risiko kelahiran dengan instrumen

dalam persalinan kedua meningkat dengan riwayat distosia sebelumnya dan

meningkatkan skor risiko. Di antara perempuan dengan partus percobaan setelah

operasi caesar dengan riwayat distosia sebelumnya dan skor risiko 3 atau lebih,

66% mengalami kelahiran pervaginam dengan instrumen atau caesar (masing-

masing 17 dan 49%). Pada wanita dengan partus percobaan setelah operasi caesar

tanpa riwayat distosia sebelumnya dan skor risiko 0, risiko yang sesuai adalah

32% (14 dan 18%, masing-masing).

Kesimpulan

Riwayat persalinan distosia sebelumnya meningkatkan risiko distosia untuk

persalinan berikutnya. Mempertimbangkan persalinan pertama dan karakteristik

janin dan ibu adalah hal yang penting dalam penilaian risiko distosia dan

persalinan dengan instrumen dalam persalinan kedua.

Kata kunci : distosia persalinan, cara persalinan, rekurensi.

PENDAHULUAN

Distosia persalinan adalah penyebab utama dari intervensi selama persalinan dan

merupakan indikasi yang paling umum untuk operasi caesar primer. Dengan

pemikiran ini, distosia juga berkontribusi untuk sejumlah besar sectio caesar

berulang. Menurut sebuah studi di AS baru-baru ini hanya 29% dari wanita

dengan bekas luka sebelumnya yang melakukan partus percobaan setelah operasi

caesar (TOLAC), dan hanya 16% dari wanita dengan riwayat operasi caesar

sebelumnya melahirkan pervaginam.

Studi telah melaporkan meningkatnya insiden distosia dan intervensi karena

distosia. Hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor: ibu yang telah menjadi tua,

dan prevalensi ibu dengan kelebihan berat badan / obesitas dan bayi makrosomia

telah meningkat. Faktor iatrogenik, seperti masuk ke rumah sakit selama fase laten

Page 4: distosia persalinan

dan meningkatnya proporsi induksi persalinan, juga dapat berperan dalam

peningkatan kejadian distosia. Penelitian terbaru telah melaporkan kejadian

distosia antara 21 dan 37% pada wanita nulipara dan antara 2 dan 8% di kalangan

wanita multipara. Nuliparitas merupakan faktor risiko yang diketahui untuk

distosia, tetapi risiko rekurensi distosia pada persalinan kedua belum dapat

dijelaskan dengan baik. Bagaimana riwayat distosia sebelumnya dan modus

persalinan mempengaruhi persalinan selanjutnya juga menjadi ketertarikan

tersendiri. Sebagian besar studi mengenai distosia persalinan telah dilakukan pada

wanita nulipara atau kombinasi wanita nulipara dan multipara. Tujuan penelitian

nasional Swedia saat ini adalah untuk mengetahui risiko distosia dan cara

persalinan pada persalinan kedua dan karakteristik ibu dan janinnya.

METODE

Daftar kelahiran berbasis populasi medis Swedia mencakup informasi prospektif

yang dikumpulkan mengenai data demografi, riwayat reproduksi dan komplikasi

selama kehamilan, persalinan dan masa neonatal lebih dari 98% dari semua

kelahiran di Swedia. Dengan menggunakan nomor registrasi nasional yang unik

untuk masing-masing ibu, adalah mungkin untuk menghubungkan informasi

tentang kelahiran berturut-turut dalam daftar kelahiran medis dan untuk

menghubungkan informasi antara pendaftar. Karakteristik ibu dicatat secara

standar selama kunjungan pertama wanita tersebut untuk perawatan antenatal,

yang terjadi sebelum 15 minggu kehamilan pada lebih dari 95% dari kehamilan.

Dari pengukuran tinggi dan berat badan pada kunjungan antenatal pertama selama

kehamilan kedua setiap indeks massa tubuh wanita (BMI) dihitung. Perempuan

dikategorikan menurut definisi WHO terhadap BMI sebagai underweight (BMI ≤

18,5), berat badan normal (BMI 18,5-24,9), overweight (BMI 25,0-29,9), obesitas

kelas I (BMI 30,0-34,9) dan obesitas kelas II atau III (BMI ≥ 35). Tinggi badan

ibu dibagi menjadi enam kelompok sesuai dengan Tabel 1. Selama kehamilan

kedua, para wanita diklasifikasikan ke dalam: orang yang kumpul kebo atau tidak,

orang yang kumpul kebo dengan ayah bayi, dan bukan perokok, perokok sedang

Page 5: distosia persalinan

(1-9 batang per hari), atau perokok berat (minimal 10 batang rokok per hari) pada

kunjungan pertama ke perawatan antenatal. Usia ibu pada saat persalinan kedua

dikategorikan sebagai <25, 25-29, 30-34 dan ≥ 35 tahun. Dengan menghubungkan

daftar kelahiran medis ke daftar edukasi, kita memperoleh informasi mengenai

jumlah tahun pendidikan formal yang telah diselesaikan per 1 Januari 2005, yang

dikategorikan sebagai <11 tahun, 12 tahun, dan ≥ 13 tahun. Kewarganegaraan ibu

yang melahirkan diperoleh dengan menghubungkan ke Daftar Populasi Total dan

dikategorikan ke dalam negara Nordik (Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia

atau Swedia) atau non-Nordik.

USG untuk estimasi lama kehamilan telah ditawarkan kepada semua wanita hamil

di Swedia sejak tahun 1990 dan 95% dari perempuan menerima tawaran ini.

Dengan demikian, usia kehamilan terutama didasarkan pada pengukuran USG,

dan yang lainnya diestimasi pada tanggal rekaman dari hari pertama haid terakhir.

Usia kehamilan dikategorikan menjadi prematur (< 37 minggu), aterm (37-41

minggu) dan pos-term (≥ 42 minggu). Interval antar kehamilan didefinisikan

sebagai waktu yang berlalu antara kelahiran anak pertama dan estimasi tanggal

konsepsi anak kedua dan dikategorikan sesuai dengan Tabel 1.

Informasi tentang berat lahir diperoleh dari catatan anak yang terstandar, yang

secara rutin diisi segera setelah melahirkan. Berat lahir dibagi menjadi lima

kategori: >3000 g, 3000-3499 g, 3500-3999 g, 4000-4499 g dan ≥ 4500 g.

Informasi tentang onset persalinan, presentasi janin dan cara persalinan persalinan

pertama dan kedua diperoleh dari catatan persalinan yang terstandar.

Diagnosis selama kehamilan dan persalinan diklasifikasikan menurut Klasifikasi

Internasional Penyakit versi Swedia, revisi kesembilan (ICD-9; 1987-1996) dan

kesepuluh (ICD-10, yang digunakan sejak tahun 1997 dan seterusnya). Persalinan

distosia termasuk distosia primer (ICD-9: 661A atau ICD-10: O62.0) dan distosia

sekunder (ICD-9: 661B atau ICD-10: O62.1), inpartu kala satu yang

berkepanjangan (ICD-9: 662A atau ICD-10 : O63.0) dan inpartu kala dua yang

berkepanjangan (ICD-9: 662C atau ICD-10: O63.1), dan distosia yang tidak dapat

ditentukan (ICD-9: 662B dan 661C dan ICD-10: O62.2, O62.9 dan O63.9).

Page 6: distosia persalinan

Diagnosis ICD-10 O62.2 mencakup distosia yang tidak dapat ditentukan dan fase

laten berkepanjangan. Di Swedia, definisi-definisi berikut digunakan: distosia

primer: dilatasi serviks < 1 cm / jam selama fase aktif, distosia sekunder: tidak ada

kemajuan selama minimal 2 jam setelah kemajuan yang pada awalnya normal,

inpartu kala satu yang berkepanjangan: kala satu lebih dari 15 jam pada primipara

dan 11 jam pada wanita multipara, inpartu kala dua yang berkepanjangan: kala

dua 2-3 jam atau lebih untuk wanita primipara dan 1-2 atau lebih untuk multipara,

batas atas yang dimodifikasi dengan penggunaan potensial dari anestesi regional.

Pengkodean diagnosis dibuat oleh dokter petugas di bangsal persalinan atau pada

saat keluar dari rumah sakit.

Informasi tentang pre-eklampsia, hipertensi gestasional, hipertensi kronis,

diabetes mellitus dan diabetes gestational diperoleh dari diagnosis ibu pada saat

keluar dari rumah sakit (lihat materi Tambahan, Lampiran S1 untuk kode ICD)

atau dengan kotak cek dari catatan perawatan antenatal standar.

POPULASI STUDI

Terdapat total 371.086 wanita dengan kehamilan tunggal pertama dan kedua di

Swedia antara tahun 1992 dan 2006. Kami mengeksklusikan 2.612 ibu yang

melahirkan mati/ stillbrth pada saat antepartum atau intrapartum pada kehamilan

pertama atau kedua, 21.549 wanita dengan presentasi janin non-cephalik dan

19.719 wanita dengan informasi pada presentasi janin yang hilang. Kami juga

mengeksklusikan 23.794 wanita dengan kelahiran prematur pada kehamilan

pertama atau kedua dan 633 wanita dengan informasi usia kehamilan yang hilang.

Dari populasi yang tersisa sebanyak 302.779 wanita kami juga mengeksklusikan

wanita dengan induksi pada persalinan pertama (n = 27 523) atau kedua (n = 16

882), persalinan caesar sebelum onset persalinan pertama (n = 3235) atau kedua

(n = 8881), dan wanita dengan informasi onset persalinan pertama atau kedua

yang hilang (n = 6305). Populasi studi akhir terdiri dari 239.953 wanita (Gambar

1).

Page 7: distosia persalinan

ANALISIS STATISTIK

Analisis regresi logistik digunakan untuk memperkirakan odds ratio kasar dan

yang disesuaikan (OR), dengan interval kepercayaan 95% yang berhubungan

(95% CI), untuk terjadinya distosia pada kehamilan kedua. Mengenai modus

persalinan pada persalinan kedua, digunakan analisis regresi logistik polytomik.

Penyesuaian dibuat untuk distosia dan modus persalinan dari persalinan pertama,

berat lahir pada persalinan pertama, interval antar kehamilan, karakteristik ibu

pada kehamilan kedua (usia ibu, BMI pada awal kehamilan, tinggi badan,

pendidikan, status kumpul kebo, negara tempat melahirkan dan status merokok)

usia kehamilan persalinan kedua dan tahun kalender persalinan kedua dimana P

<0,05 dianggap signifikan secara statistik. Prognosis studi lebih lanjut untuk

modus persalinan persalinan kedua, kami menerapkan sistem skor risiko

berdasarkan OR yang disesuaikan untuk distosia pada persalinan kedua pada

Tabel 1, dimana OR dalam kisaran 1,25-1,49 mendapat 1 poin dan dalam kisaran

1,50-1,74 mendapat 2 poin. Jumlah maksimum skor adalah 9 poin. Semua analisis

dilakukan dengan menggunakan software SAS, versi 9.2 (SAS Institute Inc, Cary,

NC, USA).

HASIL

Pada populasi studi 239.953 wanita dengan onset persalinan pertama dan kedua

spontan berturut-turut, 51.526 (21,5%) didiagnosis dengan distosia selama

persalinan pertama dan 12.599 (5,3%) selama persalinan kedua. Rekurensi

distosia hanya mempengaruhi 12,3% dari wanita dengan distosia pada persalinan

pertama. Tabel 1 menampilkan distosia pada persalinan kedua oleh distosia dan

cara persalinan dari persalinan pertama. Dalam setiap strata cara persalinan

pertama, risiko distosia pada persalinan kedua lebih tinggi pada wanita dengan

daripada tanpa distosia dalam persalinan pertama. Dibandingkan dengan wanita

dengan persalinan pervaginam non-instrumental tanpa distosia, risiko distosia

dalam persalinan berikutnya meningkat sekitar empat kali lipat pada wanita

dengan riwayat distosia sebelumnya dan persalinan pervaginam non-instrumental

Page 8: distosia persalinan

atau instrumental, tetapi risiko absolut masing-masing adalah 10,3 dan 10,8 %

(Tabel 1). Proporsi TOLAC dengan onset spontan, termasuk hanya wanita dengan

onset persalinan spontan pertama, adalah 61,7%. Di antara perempuan dengan

operasi caesar sebelumnya, kejadian distosia pada persalinan kedua lebih tinggi

pada wanita dengan distosia sebelumnya dibandingkan pada wanita tanpa riwayat

distosia sebelumnya (34,1 vs 20,9%) (Tabel 1). Dibandingkan dengan wanita

dengan persalinan pertama pervaginam non-instrumental tanpa distosia, wanita

yang melahirkan dengan operasi caesar dengan dan tanpa riwayat distosia

sebelumnya dalam persalinan pertama masing-masing menghadapi 17 kali lipat

dan sembilan kali lipat risiko distosia untuk persalinan kedua merek.

Tabel 1 menampilkan risiko distosia pada persalinan kedua yang meningkat pada

interval antar kehamilan, usia ibu, BMI yang meningkat, meningkat dengan

menurunnya tinggi badan ibu, dan juga meningkat di kalangan perempuan yang

tidak kumpul kebo dengan ayah bayi atau memiliki kehamilan post-term(Tabel

1 ). Beberapa tahun pendidikan formal ibu dan melahirkan di negara non-Nordik

sedikit meningkatkan risiko distosia dalam persalinan kedua, sedangkan tidak ada

hubungan antara merokok dan distosia persalinan kedua (Tabel 1). Pre-eklampsia,

hipertensi gestasional dan kronis, serta diabetes mellitus dan diabetes gestational

tidak berhubungan dengan distosia dalam persalinan kedua (data tidak

ditampilkan).

Dalam analisis tambahan, wanita yang melahirkan bayi dengan cacat bawaan

primer (lihat materi Tambahan, Lampiran S1 untuk ICD kode, n = 8424) dan

wanita dengan diagnosis ICD-10 , O62.2 distosia yang tidak dapat ditentukan,

termasuk fase laten berkepanjangan (n = 837) dieksklusikan, dengan tidak ada

perbedaan mayor dalam hasil ini (data tidak ditampilkan).

Tabel 2 menampilkan cara persalinan persalinan kedua pada distosia dan cara

persalinan persalinan pertama. Secara keseluruhan 91% dari wanita dengan

distosia pada persalinan pertama melahirkan secara pervaginam non-instrumental

pada kehamilan berikutnya. Terlepas dari modus persalinan pertama, risiko

kelahiran pervaginam dan operasi caesar berperan dalam persalinan kedua lebih

Page 9: distosia persalinan

tinggi pada wanita dibandingkan dengan perempuan tanpa distosia sebelumnya.

Namun, tingkat persalinan pervaginam instrumental dan sectio caesar pada

persalinan kedua adalah sebagian besar tergantung pada cara persalinan

sebelumnya. Dibandingkan dengan wanita dengan persalinan pervaginam non-

instrumental sebelumnya tanpa distosia, wanita dengan persalinan pervaginam

instrumental dan distosia sebelumnya memiliki risiko lebih dari enam kali lipat

untuk persalinan pervaginam instrumental berulang dan peningkatan risiko lebih

dari tiga kali lipat untuk operasi caesar. Di antara perempuan dengan TOLAC

tanpa distosia sebelumnya 14,6% melahirkan secara pervaginam instrumental dan

22,9% menjalani operasi caesar saat melahirkan yang kedua. Di antara perempuan

TOLAC dengan riwayat distosia sebelumnya, risiko yang sesuai masing-masing

adalah 17,0 dan 32,1% (Tabel 2).

Tabel 3 menampilkan tingkat cara persalinan pada persalinan kedua dengan

distosia dan cara persalinan persalinan pertama. Kelompok skor risiko ini

didasarkan pada OR yang disesuaikan untuk distosia dalam persalinan kedua

disajikan pada Tabel 1 untuk interval antar kehamilan, karakteristik ibu, dan usia

kehamilan pada persalinan kedua. OR dalam kisaran 1,25-1,49 mendapat 1 poin

dan 1,50-1,74 mendapat 2 poin. Tingkat persalinan pervaginam dengan instrumen

dan operasi caesar pada persalinan kedua umumnya meningkat dengan riwayat

distosia sebelumnya dan skor risiko yang meningkat. Di antara perempuan dengan

TOLAC dan distosia sebelumnya dan skor risiko 3 atau lebih, 66,0% mengalami

kelahiran pervaginam instrumental atau caesar (16,8 dan 49,2%, masing-masing).

Pada wanita dengan TOLAC tanpa distosia sebelumnya dan skor risiko 0, risiko

yang sesuai adalah 31,9% (14,0 dan 17,9%, masing-masing) (Tabel 3).

Dari 239.953 wanita dalam populasi penelitian 32,1% menggunakan epidural

selama persalinan pertama, 5,0% digunakan baik epidural dan morfin dan 8,6%

hanya menggunakan morfin untuk analgesia. Selama persalinan kedua, 14,0%

digunakan epidural, 0,7% epidural dan morfin, dan hanya morfin sebanyak 3,6%.

Analisis tambahan yang dikelompokkan berdasarkan penggunaan epidural pada

persalinan kedua menunjukkan bahwa risiko absolut untuk mengalami distosia

Page 10: distosia persalinan

pada lebih tinggi pada wanita dengan epidural dibandingkan dengan tanpa. Baik

antara perempuan dengan dan tanpa epidural pada kehamilan kedua dan dalam

setiap strata cara persalinan pertama, kelompok dengan riwayat distosia

sebelumnya memiliki peningkatan risiko distosia persalinan kedua dibandingkan

dengan kelompok tanpa distosia sebelumnya (lihat materi Tambahan, Tabel S1

dan S2) .

PEMBAHASAN

Dalam studi dari 239.953 wanita dengan onset spontan persalinan pertama dan

kedua, riwayat distosia sebelumnya meningkatkan risiko distosia dalam persalinan

kedua, tetapi rekurensi keseluruhan distosia mempengaruhi hanya 12,3%. Risiko

distosia dalam persalinan kedua, selain distosia sebelumnya, juga dipengaruhi

oleh cara persalinan pertama. Risiko rekurensi distosia lebih jelas pada wanita

dengan operasi caesar sebelumnya dibandingkan pada wanita yang melahirkan

pervaginam, menunjukkan bahwa cara persalinan dapat digunakan sebagai

gambaran untuk keparahan distosia. Baik pada wanita dengan dan tanpa

menggunakan epidural, terlepas dari cara persalinan pertama, terdapat

peningkatan risiko rekurensi distosia. Akibatnya kami menemukan bahwa risiko

distosia pada kehamilan kedua tidak diakibatkan oleh penggunaan epidural.

Dalam penelitian ini kami lebih lanjut menemukan bahwa risiko distosia dalam

persalinan kedua meningkat dengan interval antar kehamilan yang meningkat,

usia ibu, BMI tinggi dan perawakan pendek ibu, yang sesuai dengan temuan

sebelumnya pada wanita nulipara atau wanita dengan paritas campuran.

Berbeda dengan laporan sebelumnya, kami tidak menemukan peningkatan risiko

terjadinya distosia pada persalinan kedua di antara wanita dengan diabetes atau

hipertensi. Perempuan yang tidak kumpul kebo dengan ayah si bayi dan wanita

yang lahir di luar negara-negara Nordik berada pada peningkatan risiko distosia

pada persalinan kedua. Hal ini dapat ditimbulkan oleh kurangnya dukungan sosial,

baik selama kehamilan dan persalinan dan oleh kesulitan komunikasi. Terdapat

bukti bahwa dukungan emosional dan fisik selama persalinan baik oleh para

Page 11: distosia persalinan

profesional dan non-profesional akan memperpendek proses persalinan, yang

dapat menjelaskan temuan kami.

Wanita yang telah mengalami distosia mungkin memiliki pengalaman yang lebih

negatif daripada wanita yang melahirkan dengan persalinan normal, yang dapat

mempengaruhi keinginan untuk kehamilan berikutnya, keinginan cara persalinan

dan tingkat keberhasilan kelahiran pervaginam non-instrumental. Untuk seorang

wanita dengan pengalaman distosia sebelumnya dan persalinan pervaginam non-

instrumental atau instrumental, risiko rekurensi distosia hanya sekitar 10%, dan

risiko yang rendah untuk persalinan instrumen jenis apapun. Memberikan

informasi tersebut dapat membantu perempuan untuk memilih melakukan

persalinan pervaginam pada kehamilan kedua.

Penelitian ini merupakan studi pertama yang menyelidiki risiko rekurensi distosia

dan kaitannya dengan cara persalinan persalinan pertama. Terlepas dari cara

persalinan pertama, tingkat kelahiran pervaginam dan operasi caesar yang

berperan dalam persalinan kedua adalah lebih tinggi pada wanita dengan riwayat

distosia sebelumnya dibandingkan pada wanita tanpa distosia sebelumnya.

Namun, tingkat persalinan pervaginam instrumental dan operasi caesar pada

persalinan kedua adalah sebagian besar tergantung pada modus persalinan

sebelumnya. Dalam studi case-control baru-baru ini, Melamed et al menemukan

bahwa wanita dengan persalinan pervaginam dengan instrumen sebelumnya

memiliki peningkatan hampir empat kali lipat untuk persalinan pervaginam

dengan instrumen dalam kehamilan berikutnya (4,7 vs 1,2%), dan 50%

peningkatan risiko persalinan caesar darurat (6,9 vs 4,4%). Kedua studi dari

Melamed et al dan penelitian kami menunjukkan peningkatan risiko persalinan

pervaginam instrumental atau operasi caesar setelah melahirkan pervaginam

instrumental dan distosia sebelumnya, meskipun risiko absolut masih relatif kecil.

Studi sebelumnya telah melaporkan tingkat keberhasilan untuk kelahiran

pervaginam setelah caesar (VBAC) sebesar 57-80%, tergantung pada pilihan

perempuan untuk menjalani TOLAC. Pedoman American College of

Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) untuk TOLAC dan beberapa studi

Page 12: distosia persalinan

menekankan kebutuhan untuk mengidentifikasi karakteristik demografis dan

kebidanan untuk memperkirakan kesempatan untuk VBAC dengan sukses.

Distosia sebagai indikasi untuk persalinan caesar awal ditekankan sebagai

prediktor negatif, tetapi tidak dijelaskan bagaimana rekurensi umum distosia.

Shipp et al menunjukkan bahwa tingkat caesar setelah TOLAC lebih tinggi pada

wanita dengan kegagalan kemajuan persalinan seperti indikasi sebelumnya untuk

operasi caesar. Mereka juga bisa menunjukkan bahwa lama persalinan lebih

pendek bagi mereka dengan operasi caesar sebelumnya untuk distosia

dibandingkan indikasi lain, yang menunjukkan bahwa dokter mungkin melakukan

intervensi awal pada wanita ini. Hal ini menunjukkan bahwa persentase yang

tinggi dari sectio caesar antara perempuan dengan TOLAC dan distosia

sebelumnya diperoleh dalam penelitian ini, terutama mereka yang memiliki skor

risiko 3 atau lebih, sebagian dapat dijelaskan oleh kecenderungan untuk intervensi

awal dalam proses persalinan.

Dalam studi ini, variabel interval antarkehamilan, karakteristik ibu (terutama usia,

BMI dan tinggi badan), dan usia kehamilan memilik, pengaruh besar pada

proporsi kelahiran kedua secara pervaginam non-instrumental, bersama-sama

dengan informasi tentang distosia sebelumnya dan proses persalinan. Evaluasi

informasi ini penting untuk perencanaan antenatal dan penilaian risiko persalinan.

Dibandingkan dengan persalinan caesar, VBAC dikaitkan dengan komplikasi

yang lebih kecil, tapi kegagalan TOLAC dikaitkan dengan komplikasi yang lebih

besar.

Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan, diantaranya desain berbasis populasi

nasional dan cakupan yang hampir lengkap dari perempuan yang melahirkan di

Swedia. Dengan menggunakan nomor registrasi pribadi yang unik, informasi dari

kelahiran pertama dan kedua telah diteliti. Untuk menghilangkan efek dari awal

persalinan, hanya wanita dengan onset spontan dari kedua persalinan dilibatkan.

Informasi tentang ibu, kehamilan dan persalinan faktor dikumpulkan secara

prospektif melalui catatan antenatal, obstetri dan neonatal standar, yang

meminimalkan potensi bias.

Page 13: distosia persalinan

Terdapat beberapa keterbatasan dengan penelitian. Informasi tentang distosia

didasarkan pada diagnosis yang diperoleh dokter kandungan di bangsal persalinan

atau saat pulang dari rumah sakit, dan pengkodean mungkin tidak lengkap atau

mungkin terjadi kesalahan klasifikasi. Sulit untuk membandingkan studi

mengenai distosia persalinan karena perbedaan populasi penelitian, kriteria

diagnostik dan pengontrolan faktor perancu. Selanjutnya, penelitian kami terbatas

pada informasi yang dimasukkan dalam Daftar Kelahiran, dan risiko distosia

beruang mungkin karena faktor ibu yang tidak terukur dan sisa yang memalukan.

Perkiraan resiko juga dapat bergantung pada protokol manajemen lokal dan

karena itu mungkin tidak dapat disamaratakan. Kami tidak memiliki informasi

tentang penggunaan oksitosin, yang umum digunakan di kalangan wanita dengan

atau berisiko mengalami distosia. Oleh karena itu kami tidak dapat mempelajari

apakah risiko distosia berulang dipengaruhi oleh penggunaan oksitosin yang lebih

bebas pada wanita dengan riwayat distosia sebelumnya.Variabel hilang yang lain

yang menarik adalah stres, kelelahan dan ketika dalam proses persalinan wanita

dirawat di rumah sakit.

KESIMPULAN

Singkatnya, penelitian ini menunjukkan bahwa risiko rekurensi distosia secara

keseluruhan tidak terlalu tinggi, tapi terdapat risiko yang besar untuk rekurensi

distosia persalinan pada wanita dengan riwayat persalinan caesar sebelumnya.

Persalinan pervaginam instrumental dan caesar pada persalinan kedua tidak hanya

terkait dengan distosia dan modus dari persalinan persalinan pertama, tetapi juga

dengan karakteristik janin dan ibu. Hal ini menekankan pentingnya mengevaluasi

data obstetrik individu dan demografis pada wanita sebelum persalinan.

Page 14: distosia persalinan

Tabel 1. Persalinan pertama dan karakteristik ibu dan janin dan risiko distosia persalinan pada persalinan kedua: wanita dengan onset

spontan persalinan pertama dan kedua dari tahun 1992 hingga 2006 di Swedia

Distosia persalinan kedua (n=12 599)

KarakteristikJumlah

kelahiran(%) OR kasar (95% Cl)

OR yang

disesuaikan(95% Cl)

Total 239 953 5.3

Persalinan pertama

Pervaginam non-instrumental

Tanpa distosia

Distosia

172 136

29 044

2.8

10.3

1.00

4.02

-

(3.83-4.22)

1.00

3.92

-

(3.71-4.15)

Pervaginam instrumental

Tanpa distosia

Distosia

12 249

18 527

5.4

10.8

2.01

4.23

(1.85-2.18)

(4.01-4.47)

1.98

4.01

(1.80-2.19)

3.75-4.27)

Sectio Caesar

Tanpa distosia

Distosia

4042

3955

20.9

34.1

9.25

18.18

(8.53-10.03)

(16.92-19.53)

8.93

17.46

(8.11-9.84)

(16.00-19.05)

Berat lahir kelahiran pertama (g)

<3000

3000-3499

25 193

89 131

4.7

4.9

0.91

1.00

(0.81-1.01)

-

0.94

1.00

(0.86-1.02)

-

Page 15: distosia persalinan

3500-3999

4000-4499

4500 atau lebih

Data hilang

90 229

30 365

4398

637

5.2

6.4

8.0

1.37

1.94

3.30

(1.30-1.45)

(1.83-2.05)

3.06-3.57)

0.99

1.07

1.10

(0.94-1.05)

(1.00-1.15)

(0.96-1.26)

Interval antar kehamilan (tahun)

<1

1 to <4

4 to <7

≥7

Data hilang

43 421

169 520

20 985

5981

46

4.9

5.1

6.7

7.6

0.97

1.00

1.35

1.54

(0.93-1.02)

-

(1.28-1.43)

(1.40-1.70)

0.91

1.00

1.36

1.74

(0.85-0.97)

-

(1.26-1.46)

(1.53-1.97)

Usia ibu pada persalinan kedua

(tahun)

≤24

25-29

30-34

≥35

31 299

89 045

88 860

30 749

4.5

4.8

5.4

6.9

0.95

1.00

1.14

1.47

(0.89-1.01)

-

(1.09-1.19)

(1.39-1.55)

0.94

1.00

1.11

1.31

(0.87-1.02)

-

(1.05-1.17)

(1.22-1.40)

BMI pada kehamilan kedua

<18.5

18.5-24.9

5103

136 102

4.3

4.7

0.91

1.00

(0.80-1.05)

-

1.02

1.00

(0.87-1.20)

-

Page 16: distosia persalinan

25.0-29.9

30.0-34.9

≥35

Data hilang

49 102

12 718

4068

32 860

6.1

7.0

8.7

1.33

1.52

1.93

(1.27-1.39)

(1.41-1.64)

(1.73-2.16)

1.17

1.29

1.61

(1.11-1.23)

(1.19-1.41)

(1.42-1.83)

Tinggi badan ibu (cm)

130-154

155-159

160-164

165-169

170-174

≥175

Data hilang

5282

19 885

58 286

72 025

56 428

24 235

3812

9.0

7.3

6.1

5.1

4.2

3.5

1.86

1.48

1.22

1.00

0.83

0.69

(1.68-2.06)

(1.39-1.58)

(1.17-1.28)

-

(0.79-0.87)

(0.64-0.74)

1.37

1.27

1.13

1.00

0.87

0.74

(1.18-1.58)

(1.17-1.37)

(1.06-1.19)

-

(0.82-0.93)

(0.68-0.81)

Edukasi ibu (tahun)

≤11

12

≥13

Data hilang

61 532

59 138

96 527

22 756

5.9

4.7

4.8

1.26

1.00

1.02

(1.20-1.32)

-

(0.97-1.07)

1.13

1.00

0.97

(1.07-1.20)

-

(0.92-1.03)

Situasi keluarga pada kehamilan

kedua

Page 17: distosia persalinan

Kumpul kebo

Tidak kumpul kebo

Data hilang

221 615

5083

13 255

5.2

7.0

1.00

1.38

-

(1.23-1.54)

1.00

1.34

-

(1.16-1.54)

Negara tempat melahirkan

Nordik

Non-nordik

210 525

29 428

5.0

7.0

1.00

1.42

-

(1.36-1.49)

1.00

1.19

-

(1.07-1.31)

Status merokok pada kehamilan

kedua

Tidak merokok

1-9 batang/hari

10 atau lebih

Data hilang

205675

14 292

5709

14 277

5.2

5.2

5.5

1.00

0.99

1.05

-

(0.92-1.07)

(0.94-1.18)

1.00

0.95

0.97

-

(0.87-1.04)

(0.85-1.11)

Usia kehamilan persalinan kedua

Aterm

Post-term

227 484

12 469

5.1

8.2

1.00

1.67

-

(1.57-1.79)

1.00

1.52

-

(1.40-1.65)

Tabel 2. Distosia persalinan dan cara persalinan pada persalinan pertama dan cara persalinan kedua pada wanita dengan onset

spontan persalinan pertama dan kedua dari tahun 1992 hingga 2006 di Swedia

Page 18: distosia persalinan

Cara persalinan pada

persalinan pertama

Total jumlah Cara persalinan pada persalinan kedua (n = 239 953)

Pervaginam instrumental (n = 5827) Caesar (n = 4659)

Jumlah

(%)

OR yang

disesuaikan

(95% Cl) Jumlah

(%)

OR yang

disesuaika

n

(95% Cl)

Pervaginam non-instrumental

Tanpa distosia

Distosia

172 136

29 044

1.1

2.1

1.00

1.86

-

(1.67-2.1)

0.8

1.2

1.00

1.41

-

(1.22-1.62)

Pervaginam instrumental

Tanpa distosia

Distosia

12 249

18 527

5.5

7.2

4.81

6.54

(4.33-5.34)

(6.01-7.12)

2.0

2.6

2.35

3.13

(2.00-2.76)

(2.77-3.54)

Sectio Caesar

Tanpa distosia

Distosia

4042

3955

14.6

17.0

20.07

29.54

(17.85-22.57)

(26.24-33.26)

22.9

32.1

40.24

63.76

(36.05-44.91)

(57.18-71.10)

Page 19: distosia persalinan

Tabel 3. Distosia persalinan dan cara persalinan pada persalinan pertama dan cara persalinan kedua yang dibagi menurut skor risiko

untuk distosia pada wanita dengan onset spontan persalinan pertama dan kedua dari tahun 1992 hingga 2006 di Swedia

Cara persalinan pada

persalinan pertama

Cara persalinan pada persalinan kedua (n = 239 953)

Pervaginam instrumental (n = 5827) Pervaginam instrumental (n = 5827)

Kelompok

dengan skor

risiko 0 (%)

Kelompok

dengan skor

risiko 1-2 (%)

Kelompok

dengan skor

risiko ≥3 (%)

Kelompok

dengan skor

risiko 0 (%)

Kelompok

dengan skor

risiko 1-2 (%)

Kelompok

dengan skor

risiko ≥3 (%)

Pervaginam non-instrumental

Tanpa distosia

Distosia

0.9

1.6

1.4

2.4

2.6

5.0

0.5

0.9

1.1

1.5

2.1

3.3

Pervaginam instrumental

Tanpa distosia

Distosia

4.3

5.8

6.4

8.2

11.5

12.5

1.4

1.9

2.5

3.2

4.6

5.6

Sectio Caesar

Tanpa distosia

Distosia

14.0

17.3

15.4

16.6

17.3

16.8

17.9

26.2

26.5

35.3

38.2

49.2