filosofi deming (teori 4 lensa).doc
TRANSCRIPT
![Page 1: Filosofi Deming (teori 4 lensa).doc](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082319/55cf9aaf550346d033a2e23f/html5/thumbnails/1.jpg)
Filosofi Deming adalah ajaran pokok William Edward Deming, maha guru manajemen kualitas.
Filosofi ini menawarkan theory (system) of profound knowledge, yang merupakan peta atau
panduan filosofi untuk mengembangkan kompetensi guna menjadi atau mengembangkan atau
melati pemimpin-pemimpin bisnis yang handal. Pelatihan mengenai Filosofi Deming dapat
dipahami dengan mempelajari empat lensa yang berbeda satu sama lain tetapi saling terkait.
1. Berpikir system (System Thinking) untuk memimpin system
Sistem adalah sebuah jaringan komponen-komponen yang saling bergantung satu sama
lain dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemimpin mempunyai fungsi strategis serata memiliki peran dan tanggung jawab penuh
dalam memastikan organisasi berjalan sesuai dengan visi yang ditetapkan serta
bagaimana dapat mencapai keluaran system semaksimal mungkin.
Untuk bisa Berpikir Sistem perlu diingat sedikitnya delapan hal
berikut :
a. Setiap system mempunyai tujuan yang jelas.
b. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-
komponen;
c. Masing-masing komponen berkontribusi pada tujuan sistem,
namun satu bagian tidak dapat secara mandirimencapai tujuan
system.
d. Masing-masing bagian mempunyai tujuan yang berbeda, tetapi
ketika berhubungan dengan seluruh sistem, bagian–bagian
tersebut saling tergantung;
e. Kita dapat mengerti suatu bagian dengan melihat bagaimana
bagian tersebut berperan dalam sistem – kita tidakdapat mengerti
sistem dengan mengidentifikasi setiap bagian atau hanya dengan
mengumpulkan saja bagiantersebut;
f. Melihat interaksi di antara bagian – bagian tersebut dapat
membantu kita untuk mengerti bagaimana sistem itubekerja.
g. Untuk mengerti sistem kita harus mengerti tujuannya, Interaksi
yang terjadi dan saling ketergantungannya padasistem yang lain;
![Page 2: Filosofi Deming (teori 4 lensa).doc](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082319/55cf9aaf550346d033a2e23f/html5/thumbnails/2.jpg)
h. Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang sangat kompleks.
2. Memahami Variasi (Variation) dalam perencanaan dan pemecahan masalah
Ada dua kategori variasi, yaitu variasi umum dan variasi khusus. Variasi tidak dapat
dihilangkan sama sekali, karena setiap system, setiap proses dan setiap orang memiliki
variasi. Variasi merupakan lensa yang sangat penting untuk mengukur kapasitas kinerja
system dan bahan penentuan proses perbaikan. Variasi menggambarkan seberapa jauh
keterandalan sebuah system. Dengan batas kemampuan komponen yang berbeda,
variasi keluaran system dan bahkan keluaran antar komponen pasti tidak terelakkan..
semakin kecil variasi maka akan semakin mudah keluaran diprediksikan sehingga
semakin tinggi pula kualitasnya. Pemimpin harus mencari cara guna menaikan angka
rata-rata dari sebuah variasi atau memperkecil rentang variasi itu sendiri.
3. Memahami pengetahuan (Knowledge) agar bisa melakukan perbaikan
Pengetahuan sangat penting karena digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan
sesuatu. Pengetahuan menjadi landasan bagi pengambilan keputusan dalam
perusahaan. Disini berlaku asumsi pokok bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang,
maka semakin tinggi pula kemampuan memperkirakan sesuatu, sehingga makin akurat
keputusan yang diambilnya. Keputusan yang akura menunjuk kenyataan bahwa hasul
sama dengan atau sekurang-kurangnya mendekati apa yang direncanakan sebelumnya.
4. Memahami Manusia (People)
Setiap manusia pada dasarnya unik, baik karakter, sifat, kebiasaan,
kompetensi, persepsi. Proses belajar dan kemampuan tiap orang
berbeda-beda satu dengan yang lain. Seorang pemimpin harus
memahami keunikan yang menjadi kekuatan orang-orangnya,
memafaatkan dan memaksimalkan kekuatan-kekuatan tersebut demi
kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan perusahaan agar
![Page 3: Filosofi Deming (teori 4 lensa).doc](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082319/55cf9aaf550346d033a2e23f/html5/thumbnails/3.jpg)
bisa tumbuh dan berkembang bersama. Tugas pemimpin untuk
menyediakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan orang-orangnya. Hal ini tidak dapat dilaksanakan bila
pemimpin hanya mengandalkan logika semata, ia harus belajar untuk
memahami adanya faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
manusia. Dengan mempelajari faktor-faktor psikologis ini, pemimpin
bisa menyadari bahwa, walaupun tiap orang memiliki keunikan dan
berbeda-beda satu dengan yang lain, pada dasarnya manusia juga
memiliki persamaan tertentu dalam faktor-faktor yang menggerakan
mereka .