hipertrofi dan atrofi1

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami membuat makalah dengan judul Hipertrofi dan Atrofi adalah karena banyak sekali sekarang masyarakat yang berlatih demi mendapatkan ukuran tubuh khususnya bagian tertentu untuk di perbesar terutama hal ini telah banyak dilakukan oleh kaum pria hal ini membuat kami bertanya-tanya apa saja yang membuat mereka melakukan hal seperti itu dan factor apa saja yang mempengaruhi pembesaran itu. Selain pembesaran kami juga akan mencari tahu mengenai pertumbuhan abnormal lainnya yaitu atrofi hal ini disebabkan karena dalam setiap organ atau jaringan, peningkatan atau penurunan pertumbuhan berada pada lingkup fisiologikal dan patologikal sebagai bagian respon penyesuaian atau adaptasi sel sesuai perubahan permintaan pertumbuhan B. Ruang Lingkup Dalam makalah ini kami hanya membahas masalah- masalah mengenai hipertrofi dan atrofi dari pengertian, jenis-jenisnya, etiologi, beserta tanda dan gejalanya. C. Tujuan Hipertrofi dan Atrofi | 1

Upload: novia-tiyas

Post on 26-Dec-2015

113 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Hipertrofi Dan Atrofi1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang kami membuat makalah dengan judul Hipertrofi dan

Atrofi adalah karena banyak sekali sekarang masyarakat yang berlatih demi

mendapatkan ukuran tubuh khususnya bagian tertentu untuk di perbesar

terutama hal ini telah banyak dilakukan oleh kaum pria hal ini membuat kami

bertanya-tanya apa saja yang membuat mereka melakukan hal seperti itu dan

factor apa saja yang mempengaruhi pembesaran itu. Selain pembesaran kami

juga akan mencari tahu mengenai pertumbuhan abnormal lainnya yaitu atrofi hal

ini disebabkan karena dalam setiap organ atau jaringan, peningkatan atau

penurunan pertumbuhan berada pada lingkup fisiologikal dan patologikal

sebagai bagian respon penyesuaian atau adaptasi sel sesuai perubahan

permintaan pertumbuhan

B. Ruang Lingkup

Dalam makalah ini kami hanya membahas masalah-masalah mengenai

hipertrofi dan atrofi dari pengertian, jenis-jenisnya, etiologi, beserta tanda dan

gejalanya.

C. Tujuan

Tujuan kami menulis makalah ini adalah kami ingin mengetahui dan

memahami mengenai hal-hal yang menyangkut atrofi dan hipertrofi .

Hipertrofi dan Atrofi | 1

Page 2: Hipertrofi Dan Atrofi1

BAB II

PEMBAHASAN

A. HIPERTROFI

1. Pengertian Hipertrofi

Hipertrofi adalah salah satu penyakit kelainan progresif yaitu suatu

kelainan yang disebabkan oleh bertambahnya volume suatu jaringan alat

tubuh, Bertambah besarnya alat tubuh terjadi oleh karena masing-masing sel

yang membentuk alat-alat tubuh tersebut membesar yang diakibatkan

peningkatan ukuran sel-sel pembentuknya.hipertrofi juga dapat diartikan

penambahan jumlah organel,(misalnya miofilamen) dan ukuran sel yang

mengakibaatkan peningkatan ukuran organ. jadi Hipertrofi dapat

didefinisikan sebagai pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran

sel, selain itu hipertrofi juga menyakan peningkatan ukuran sel didalam

perubahannya meningkatkan ukuran alat tubuh. Hipertrofi dapat dilihat pada

berbagai jaringan, tetapi khususnya sangat mencolok terdapat pada berbagai

jenis otot. Peningkatan beban pekerjaan pada otot merupakan rangsang yang

sangat kuat bagi Hipertrofi.

Pada penonjolan otot bisep pada atlet angkat besi merupakan contoh

Hipertrofi otot yang nyata dapat kita lihat. Hal yang sama juga dapat terjadi

akibat respon adaptasi yang penting pada miokardium. Jika seseorang

mempunyai katud jantung abnormal yang menimbulkan beban mekanik

yang luar biasa pada ventrikel kiri atau jika ventrikel memompa melawan

tekanan darah sistemik yang meninggi, akibat hipertrofi miokardium disertai

penebalan dinding ventrikel. Fenomena yang serupa dapat terjadi pada otot

polos yang dipaksa bekerja melawan beban yang meningkat. Suatu ginjal

juga dapat menjadi Hipertrofi bila ginjal lainnya sejak semula tetap kecil

karena aplasi atau hipoplasi. Pembesaran ginjal yang terjadi pada keadaan

ginjal lainnya kecil disebut atrofi kompensatorik.

Hipertrofi dapat berupa fisiologis maupun patologis dan disebabkan oleh:

Hipertrofi dan Atrofi | 2

Page 3: Hipertrofi Dan Atrofi1

Peningkatan kebutuhan konfensional, misalnya hipertrofi otot lurik pada

binaragawan (fisiologi) atau otot jantung pada penyakit jantung

(patologis)

Stimulus hormonal spesifik misalnya hipertrofi uterus selama kehamilan

2. Etiologi hipertrofi

Penyebab terjadinya hipertrofi adalah perubahan adaptif terhadap

peningkatan beban kerja atau pengaruh rangsang hormone yang bersifat

khas. Bertambahnya jaringan atau alat tubuh yang disebabkan oleh

masing-masing sel membesar sehingga membentuk jaringan atau organ

tubuh untuk beradaptasi dengan fungsi alat tubuh yang terlalu berat.

Selain itu hipertrofi juga dapat terjadi karena dipicu oleh

membran sel yang melipputi faktor mekanis ( regangan) dan zat kimia

trofik ( faktor dan zat vasoaktif). Hal ini menyebabklan peristiwa intra

seluler diatur gen yang meliputi tidak hanya penambahan organel sel tetapi

juga perubahan fenotipik pada sel yang hipertrofi. Pada jantung misalnya

ada perubahan isoform dari miosis kerantai berat beta dan dari akin

kebentuk skeletal alfa. Keduanya menghasilkan perlambatan kontraksi

yang baik bagi serat otot yang hipertrofik.hipertrofi pada akhirnya akan

mencapai suatu batas, dan saat itu terjadi perubahan degeneratif di sel serta

jantung sehingga terjadilah gagal jantung.

3. Klasifikasi hipertrofi dan tempat terjadinya

Hipertrofi dapat terjadi pada semua jaringan atau alat-alat tubuh

tempat sel-selnya tidak dapat memperbanyak diri diantaranya pada otot,

jantung, ginjal, kelenjar endokrin dan otot-otot polos serta pada bagian alat-

alat dalam yang berlumen dan berongga seperti usus dan ureter.

Berikut macam-macam hipertrofi:

a. Hipertrofi otot rangka (skeletal muscles)

Hipertrofi ini disebabkan oleh Peningkatan diameter dari serat-

serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot berkontraksi kuat. Sebagian

besar serat menebal sebagai akibat peningkatan sintesis filamen aktin dan

Hipertrofi dan Atrofi | 3

Page 4: Hipertrofi Dan Atrofi1

miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan jembatan silang

berinteraksi dan meningkatkan kekuatan kontraktil otot

Pada Hipertrofi yang terjadi pada otot rangka (skeletal muscles) sangat

jelas contohnya, misalnya terdapat pada otot tungkai pengemudi becak, hal

ini disebakan adanya peningkatan beban pekerjaan otot yang kuat.

b. Hipertrofi pada serabut otot jantung ventrikel kiri

Hipertrofi ini terjadi apabila jantung dituntut untuk bekerja lebih

keras untuk melawan tahanan yang lebih besar agar darah dapat dipompa

keseluruh tubuh pada sinus aorta, sama halnya jika seseorang mempunyai

katub jantung abnormal yang menimbulkan beban mekanik yang luar biasa

pada ventrikel kiri, atau jika ventrikel memompa melawan tekanan darah

sistemik yang meninggi akibatnya Hipertrofi miokardium disertai

penebalan dinding ventrikel. Hipertrofi pada jantung ini dapat

menyebabkan payah jantung atau biasa disebut dengan hipertropi

kardiomegali.

c. Hipertrofi pada kelenjar endokrin

Hipertrofi ini dapat terjadi pada berbagai endokrinofatilai, seperti

pada tyhroid dan hipofisis, pada keadaan ini ditemukan sel yang

bertambah besar dan mengalami pembentukan sel baru.bila pada alat tubuh

yang berongga timbul obstruksi maka otot-otot polos pada dinding

proksimal terhadap tempat obstruksi menjadi hipertropik, sebagai suatu

usaha agar dapat mendorong isinya ketempat yang lebih distal.

d. Hipertrofi pada otot-otot bisep

Hipertrofi pada otot bisep ini sering terdapat pada penonjolan otot

bisep pada atlet angkat besi yang dapat kita lihat nyata. Hal ini diakibatkan

oleh peningkatan beban yang diangkat atau dilakukan.

e. Hipertrofi pada ginjal

Hipertrofi ginjal dapat terjadi dan dapat menjadi hipertrofik pada

ginjal lainnya. Sejak semula tetap kecil karena aplasi atau hipoplasi.

Pembesaran pada ginjal dapat diakibatkan oleh adanya penambahan epitel

tubulus dan kapiler glomerulus pada masing-masing nefron, hal itulah

yang menyebabkan hipertrofi.

Hipertrofi dan Atrofi | 4

Page 5: Hipertrofi Dan Atrofi1

4. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala pada hipertrofi sebenarnya berbeda-beda hal ini

dilihat dari alat tubuh yang mengalami hipertrofi, tetapi pada umumnya

tanda dan gejalanya sebagai berikut:

Panas, berkeringat dan menggigil

Peningkatan jumlah miofibril, filamen aksin dan miosin

Otot menjadi tegang

Penigkatan elastisitas

Nyeri dada, pingsan dan sesak napas

B. ATROFI

1. Pengertian Atrofi

Atrofi adalah salah satu penyakit kelainan progresif yaitu merupakan

berkurangnya ukuran suatu organ atau sel karena mengecilnya ukuran sel,

sering oleh mekanisme yang ikut serta pada apoptosis. Jaringan atau sel yang

mengalami atrofi disebut dalam keadaan atrofik atau atrophied. Atrofi

merupakan respon penyesuaian yang penting terhadap berkurangnya

permintaan tubuh berkaitan dengan fungsi organ atau selnya. Penting

diperhatikan bahwa terjadinya atrofi tidak hanya berhentinya pertumbuhan

tetapi juga pengukuran yang aktif dari ukuran sel dan jumlah yang diperantarai

oleh apoptosis. Definisi lain tetapi memiliki maksud yang sama yaitu keadaan

dengan mengecilnya sel-sel jaringan alat tubuh, sebagai akibat hilangnya

beberapa unsure penyusun intraseluler, menyebabkan mengecilnya alat tubuh

yang bersangkutan. Mengecilnya alat tubuh tersebut terjadi karena sel-sel

spesifik, yaitu sel-sel parenchyma yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut

mengecil. Jadi bukan mengenai sel-sel jaringan ikat atau stroma alat tubuh

tersebut. Stroma tampaknya bertambah yang sebenarnya hanya relatif, karena

stroma tetap. Meskipin atrofi biasanya merupakan proses patologik juga sering

disebut patofisiologik. Beberapa alat tubuh dapat mengecil atau menghilang

sama sekali selama masa perkembangan/ kehidupan dan jika alat tersebut

sudah mencapai pada masa usia tertentu tidak menghilang maka dianggap

patologik. Misalnya: kelenjar thymus dan duktus thyroglossus. Atrofi kadang-

Hipertrofi dan Atrofi | 5

Page 6: Hipertrofi Dan Atrofi1

kandang juga terjadi akibat jumlah sel parenchyma berkurang biasanya disebut

dengan numeric

2. Etiologi atrofi

Atrofi memiliki vbanyak penyebabya diantaranya sebagai berikut:

Berkurangnya beban kerja

Hilangnya persarafan

Berkurangnya perbekalan darah

Nutrisi yang tidak memadai

Hilangnya rangsangan hormon

Iskemik kronik

Kurangnya suplai Oksigen pada klien/seseorang

Hilangnya stimulus/rangsangan saraf

Hilangnya stimulus/rangsangan endokrin

Kekurangan nutrisi

Disuse/inaktivitas (organ tidak sering digunakan, maka akan

mengakibatkan pengecilan organ tersebut).

Penyebab atrofi yang sering dijumpai adalah iskemia kronik.

Penyebab atrofi lain yang juga sering dijumpai, terutama yang

menyerang otot rangka adalah disuse antrophy. Jika tungkai yang patah

diletakkan dalam pembalut dari gips yang tidak dapat digerakkan dalam

waktu yang cukup lama maka masa ekstremitas tersebut akan berkurang

dengan bermakna disebabkan oleh aftrofi otot yang tidak digunakan.

3. Klasifikasi atrofi

a. Atrofi senilis

Atrofi Senilis juga sering disebut dengan istilah penuaan yang

sistemik atau menyeluruh. Sesungguhnya merupakan bentuk Atrofi

hormonal dan vaskuler oleh berkurangnya rangsangan endokrin dan

gangguan vaskularisasi karena artetiosclerosis. Dapat terlihat misalnya

kulit menjadi tipis dan keriput, tulang-tulang baik tulang panjang

maupun tulang tengkorak menjadi menipis dan ringan akibat

reabsorpsi, sehingga tulang- tulang ini menjadi berlubang-lubang,

ringan dan mudah patah oleh trauma ringan. Otak juga mengeci dan

Hipertrofi dan Atrofi | 6

Page 7: Hipertrofi Dan Atrofi1

mengisut, siklus-siklus melebar, susunan ventrikel membesar, sel

ganglion berkurang, sebaliknya sel glio bertambah atau sering disebut

gliosis. Perubahan otak menyebabkan kemunduran dalam kejiwaan

yang disebut dermantia senilis.

b. Atrofi fisiologik

Atrofi Fisiologik juga disebut involusi misalnya mengecil sampai

hilangnya kelenjar timus pada individu usia pubertas, pembentukan

ligamentum teres hepatis, obliterasi duktus arteri usus botalli dan

penutupan fosamer ovale jantung setelah anak lahir maupun hilangnya

duktus omphalomesentericus dan urakus. Bila onvolusi ini tidak

sempurna maka akan tersisa jaringan alat tubuh tersebut seutuhnya atau

sebagian dalam keadaan samar-samar rudimeter yang dapat pula

berakibat gangguan.

Bentuk involusi yang lain misalnya mengecilnya uterus setelah

melahirkan dan mengecilnya kembali payudara setelah melahirkan juga

dapat diambil sebagai contoh involusi.

c. Atrofi nutrisional

Atrofi nutrisional atau kelaparan (starvation atrophy) terjadi bila

tubuh tidak dapat mendapat makan untuk waktu yang lama, misalnya

terjadi pada orang yang sengaja berpuasa untuk waktu yang lama tanpa

berbuka puasa, orang yang memang tidak mendapat makanan sama

sekali karena terdampar dilaut atau padang pasir, oran yang menderita

gangguan pada saluran pencernaan. Misalnya karena terdapat

penyempitan (styrikura) esophagus pada penderita tersebut terakhir

mungkin mendapat makanan dan minuman yang cukup, tetapi makanan

ini tidak mencapai lambung dan usus karena disemprotkan kembali.

Karena itu, alat-alat tubuh tidak mendapat makanan yang cukup.

Atrofi Nutrisional ini dapat menyebabkan badan menjadi kurus

kering, mengalami emasiasi, serta inanisi. Pada penderita ini

menggunakan simpanan atau cadangan karbohidrat, lemak, dan protein

tubuhnya sebagai pengganti tenaga bagi kehidupannya.

d. Atrofi inaktivitas

Hipertrofi dan Atrofi | 7

Page 8: Hipertrofi Dan Atrofi1

Atrofi inaktivitas atau dengan kata lain disuse atrophy terjadi akibat

inaktivitas alat tubuh atau jaringan. Misalnya inaktivitas yang

menyebabkan otot-otot tersebut mengecil. Atrofi yang paling nyata

adalah bila terdapat kumpulan otot-otot tersebut mengecil. Atrofi yang

paling nyata adalah bila terdapat kumpulan otot akibat hilangnya

persyarafan seperti pada polimyelitis. Atrofi ini disebut juga atrofi

neorotrofik karena atrofi ini terjadi akibat hilangnya impuls tropik.

Tulang terjadi pada orang yang terkena suatu keadaan terpaksa

berbaring lama sehingga mengalami atrofi inaktivitas. Tulang tersebut

menjadi berlubang-lubang karena kehilangan kalsium sehingga tidak

dapat tumbuh dengan baik dan sel-sel kelenjar akan rusak apabila

saluran keluarnya tersumbat untuk waktu yang lama. Misalnya pada

pankreas, maka sel-sle asinus pankreas (eksorin) menjadi atrofi

e. Atrofi desakan

Atrofi desakan (preassure atrophy) dapat terjadi akibat desakan terus-

menerus atau desakan untuk waktu yang lama yang mengenai suatu alat

tubuh atau jaringan. Atrofi desakan fisiologik terjadi pada gusi akibat

desakan gig yang akan tumbuh.

Atrofi desakan patologik terjadi pada sternum akibat aneurisma aorta.

Karena desakan tinggi dan terus-menerus mengakibatkan sternum

menipis. Pada parenchyma ginjal juga dapat pada suatu alat tubuh

karena menerima desakan suatu tumor didekatnya yang makin lama

semakin membesar.

f. Atrofi setempat

Adalah atrofi yang terjadi pada sebagian jaringan atau lokal karena

sebab-sebab tertentu. Misal; stroke pada ekstremitas kanan atas.

g. Atrofi pada Testis

Testis mengalami atrofi karena berbagai hal. Kebanyakan, atrofi testis

diawali dengan orkitis yaitu peradangan pada testis yang disebabkan oleh

infeksi. Biasanya, infeksi tersebut ditandai dengan gejala pembengkakan

testis. Pada orkitis dapat terjadi kerusakan pembuluh darah pada korda

spermatic (saluran yang berisi pembuluh darah, persarafan, kelenjar

Hipertrofi dan Atrofi | 8

Page 9: Hipertrofi Dan Atrofi1

getah bening, dan saluran sperma) yang dapat menyebabkan atrofi testis.

Akibatnya, testis tersebut mengalami kegagalan fungsi untuk

memproduksi sperma. Sehingga akan terjadi gangguan dalam

menghasilkan keturunan.

h. Atrofi pada Otak, Penderita Alzheimer

Alzheimer termasuk salah satu kepikunan berbahaya yang dapat

menurunkan daya pikir dan kecerdasan seseorang. Fenomena alzheimer

ditandai dengan adanya kemunduran fungsi intelektual dan emosional

secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial

sehari-hari (Quartilosia, 2010). Secara anatomi, serebrum mengalami

atrofi, yaitu girus serebrum menjadi lebih kecil/menciut sedangkan

sulkusnya melebar.

Penderita Alzheimer biasanya akan sulit mengingat nama atau lupa

meletakkan suatu barang. Orang-orang di sekitar penderita, biasanya

akan mengalami kekhawatiran terhadap penderita alzheimer. Ini

merupakan akibat atrofi otak yang sangat mematikan, karena sel-sel saraf

pada otaknya mati.

i. Atrofi pada otot Bisep

Telihat dengan jelas bahwa lengan atasnya mengalami pengecilan. Pada

umumnya, kondisi ini disebabkan oleh inaktivitas/disuse otot lengan

tersebut. Lengan tersebut jarang digunakan untuk mengankat beban, atau

jarang digunakan untuk bekerja sehingga mengalami penyusutan. Atrofi

ini disebut atrofi inaktivitas patologik.

Seseorang yang mengalami atrofi otot akan mengalami penurunan

kekuatan bahkan yang lebih fatal yaitu dapat mengakibatkan

kelumpuhan. Namun, ada cara-cara mengatasinya diantaranya yaitu,

dilakukannya program olah raga rutin dengan pengontrolan terapis, perawat,

atau dokter; latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot; dan

mengonsumsi makanan bergizi seimbang (obat-penyakit.com, 2010).

4. Tanda dan gejala atrofi

Adapun tanda dan gelajanya berbeda- beda pada setiap jenis

atrofi diantaranya sebagai berikut:

Hipertrofi dan Atrofi | 9

Page 10: Hipertrofi Dan Atrofi1

Pada atrofi senilis tanda-tandanya terlihat dari kulit menjadi tipis dan

keriput, tulang-tulang baik tulang panjang ataupun tulang tengkorak

menjadi menipis akibat reabsorbsi sehingga menjadi ringan ,berlubang

dan mudah patah. Gejalnya diakibatkan oleh penuaan.

Pada atrofi fisiologik tandanya terlihat dari pembentukan

ligamentusteres hepatis, obliterasi duktus arteri usus botalli dan

penutupan fosamer ovale jantung setelah anak lahir maupun hilangnya

duktus omphalomesentericus dan urakus. Gejala ini akibat involusi

Pada atrofi nutrisional atau kelaparan tandanya dapat terlihat dari badan

menjadi kurus kering, mengalami emasiasi, inasisi.

Pada atrofi inaktivitas tanda dan gejalanya dapat terlihat daritulangnya

menjadi berlubang karena kehilangan kalsium yang menyebabkan tidak

akan tumbuh dengan baik serta rusaknya sel-ssel kelenjar.

Pada atrofi desakan gejal dan tandanya dapat dilihat dari gusi apabila

akan ada gigi yang akan tumbuh selain menipisnya sternum akibat

aneurisma aorta

Pada atrofi setempat tanda dan gejalanya dapat terlihat daritekanan

darah yang tinggi akibat gejala stroke.

C. MORFOLOGI

1. Metaplasia adalah perubahan sel dari satu subtype ke subtype lainnya. Metaplasia

biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi kontinu yang

menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. Dengan mengalami metaplasia, sel-

sel yang lebih mampu bertahan terhadap iritasi dan peradangan kronik akan

menggantikan jaringan semula.

Contoh metaplasia yang paling umum adalah perubahan sel saluran pernapasan

dari sel epitel kolumnar bersilia menjadi sel epitel skuamosa bertingkat sebagai

respons terhadap merokok jangka panjang.Contoh lain yang dapat kita amati pada

kasus kanker serviks. Pada perubahan sel kolumnar endoserviks menjadi sel

skuamosa ektoserviks terjadi secara fisiologis pada setiap wanita yang disebut sebagai

proses metaplasia. Karena adanya faktor-faktor risiko yang bertindak sebagai ko-

karsinogen, proses metaplasia ini dapat berubah menjadi proses displasia yang

Hipertrofi dan Atrofi | 10

Page 11: Hipertrofi Dan Atrofi1

bersifat patologis. Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi

untuk menjadi ganas.

Jadi, intinya metaplasia bisa terjadi dalam bentuk fisiologis namun hanya sesaat saja

karena pasti akan ada factor yang menyebabkan metaplasia ini berubah sifat menjadi

patologis.

contoh kasus peradangan kronis pada jaringan

Salah satu contoh peradangan kronis misalnya pada penyakit gastritis. Gastritis adalah

suatu peradanganpada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster. Salah satu

etiologi terjadinya gastritis adalah Helycobacter pylory ( pada gastritis kronis ).

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel

permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon

radang kronispada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia.

Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu

dengan mengganti sel mukosa gaster misalnya dengan sek squamosa yang lebih kuat.

Karena sel squamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. pada saat

mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel

penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya akan

menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa

pada lapisan lambung, sehingga akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah

lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.

Gastritis akut

gastritis akut yang bersifat peradangan terjadi di mukosa atau sub mukosa yang

bersifat iritasi lokal, gejala biasanya ringan seperti : rasa tidak enak di daerah

epigastrik, kram di perut / tegang juga dapat menimbulkan terjadinya perdarahan, di

samping itu pada gastritis dapat terjadi peningkatan yang dapat dapat menimbulkan

mual dan muntah juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh

karena kontak HCL dengan mukosa gaster.

2. Hiperplasia

Hiperplasia merupakan suatu kondisi membesarnya alat tubuh/organ tubuh karena

pembentukan atau tumbuhnya sel-sel baru (Saleh, 1973). Sama halnya dengan atrofi,

terdapat dua jenis hyperplasia, yaitu hyperplasia fisiologis dan patologis. Contoh yang

sering kita temukan pada kasus hyperplasia fisiologis yaitu bertambah besarnya

Hipertrofi dan Atrofi | 11

Page 12: Hipertrofi Dan Atrofi1

payudara wanita ketika memasuki masa pubertas. Sedangkan hyperplasia patologis

sering kita temukan pada serviks uterus yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Sel-

sel pada serviks tersebut mengalami penambahan jumlah. Biasanya hyperplasia ini

diakibatkan oleh sekresi hormonal yang berlebihan atau faktor pemicu pertumbuhan

yang besar

BAB IIIHipertrofi dan Atrofi | 12

Page 13: Hipertrofi Dan Atrofi1

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah yang kami siusun mengenai atrofi dan hipertrofi ini kami dapat

menyimpulkan hal- hal sebagai berikut:

Atrofi dan hipertrofi merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan

progresif yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan

seseorang yang tidak wajar.

Atrofi dan hipertrofi ini di sebabkan oleh sel dari suatu jaringan yang mengalami

penyusutan dan pembesaran

Hipertrofi biasanya banyak terjadi pada semua jaringan atau alat tubuh yang

selnya tidak dapat memperbanyak diri. Diantaranya pada otot, jantung, ginjal, kelenjar

endokrin serta pada otot polos dan bagian alat dalam yang berlumen, berongga seperti

usus , ureter.

B. SARAN

Dari makalah yang kami susun diatas kami hanya dapat menyarankan bahwa

pentingnya kita mengetahui tentang hipertrofi dan atrofi ini sehingga kita dapat

menngerti dan memahami hal ini sebab setiap manusia akan mengalami atrofi

khususnya atrofi sinilis ketiika kita berusia tua.

Hipertrofi dan Atrofi | 13

Page 14: Hipertrofi Dan Atrofi1

DAFTAR PUSTAKA

Prawiro A, Andoko. (1988). Catatan Kuliah PATOLOGI UMUM. Jakarta: EGC.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta:

EGC

Vinay kumar, ramzi s. contran & Stanley I Robbins 2007. Buku ajar patologi ed.7.jakarta: EGC

Kowalak, Jennifer P.2011.Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta :EGC

Hipertrofi dan Atrofi | 14