impaksi referat

19
BAB I PENDAHULUAN Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi kedalam lengkung geligi pada saatnya tumbuh dikarenakan terhalang gigi tetangganya, tulang yang tebal serta jaringan lunak yang padat. Gigi ini seumur hidup tidak akan erupsi, apabila tidak dilakukan tindakan pencabutan. (Andreasen,1997, Peterson, 1998; Dym,2001). Kondisi ini sering dijumpai pada pasien yang datang ke tempat praktek dokter gigi dengan keluhan sakit maupun kurang estetis gigi berupa crowding ataupun diastema. Gigi impaksi lebih sering terjadi pada molar ketiga baik rahang atas maupun rahang bawah, diikuti oleh kaninus rahang atas dan incisive 2 kadang-kadang kaninus rahang bawah serta premolar rahang atas dan bawah (Peterson,1998 ; Andreasen,1997). Gigi impaksi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan dan perawatannya dilakukan secara pembedahan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, meningkatkan kewaspadaan dan melakukan anamnesa yang lebih mendalam sebelum melakukan diagnosis dan rencana perawatan. Di samping itu, kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan serta referensi bagi mahasiswa kedokteran gigi, baik mahasiswa pre-klinik maupun mahasiswa

Upload: yohanesruth

Post on 17-Jul-2016

173 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

mouth m teeth

TRANSCRIPT

Page 1: Impaksi referat

BAB I

PENDAHULUAN

Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi kedalam lengkung geligi pada saatnya

tumbuh dikarenakan terhalang gigi tetangganya, tulang yang tebal serta jaringan lunak

yang padat. Gigi ini seumur hidup tidak akan erupsi, apabila tidak dilakukan tindakan

pencabutan. (Andreasen,1997, Peterson, 1998; Dym,2001). Kondisi ini sering dijumpai

pada pasien yang datang ke tempat praktek dokter gigi dengan keluhan sakit maupun

kurang estetis gigi berupa crowding ataupun diastema.

Gigi impaksi lebih sering terjadi pada molar ketiga baik rahang atas maupun

rahang bawah, diikuti oleh kaninus rahang atas dan incisive 2 kadang-kadang kaninus

rahang bawah serta premolar rahang atas dan bawah (Peterson,1998 ; Andreasen,1997).

Gigi impaksi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan dan

perawatannya dilakukan secara pembedahan.

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, meningkatkan

kewaspadaan dan melakukan anamnesa yang lebih mendalam sebelum melakukan

diagnosis dan rencana perawatan. Di samping itu, kiranya makalah ini dapat menambah

pengetahuan serta referensi bagi mahasiswa kedokteran gigi, baik mahasiswa pre-klinik

maupun mahasiswa profesi sehingga sejak dini kita dapat mempersiapkan diri sebaik-

baiknya; menguasai seluruh teknik dalam perawatan gigi dan mulut dan juga reaksi obat-

obatan yang akan kita gunakan sebelum terjun ke masyarakat. Tidak lupa kami harapkan

makalah inipun memberi manfaat bagi tenaga medis agar dapat menjalankan profesinya

seiring dengan sikap berhati-hati sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya

masyarakat pada tenaga medis kedokteran gigi.

Page 2: Impaksi referat

BAB II

IMPAKSI

I. Definisi

Gigi impaksi adalah gigi yang sebagian atau seluruhnya tidak erupsi dan

posisinya berlawanan dengan gigi lainya, jalan erupsi normalnya terhalang oleh tulang

dan jaringan lunak, terblokir oleh gigi tetangganya, atau dapat juga oleh karena adanya

jaringan patologis. Impaksi dapat diperkirakan secara klinis bila gigi antagonisnya sudah

erupsi dan hampir dapat dipastikan bila gigi yang terletak pada sisi yang lain sudah

erupsi. Hal ini dapat terjadi karena ketidaktersediaan ruangan yang cukup pada rahang

untuk tumbuhnya gigi dan angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut. Impaksi dapat

dipastikan dengan pemeriksaan radiografi. (Pedersen, 1988 ; Andreasen, 1997 ;

Dimitroulis, 1997)

II. Etiologi

Menurut Peterson 1998, gigi impaksi disebabkan oleh tidak tersedianya lengkung

dan ruang gigi yang cukup untuk erupsi. Dalam hal ini, total lengkung tulang alveolar

lebih kecil daripada total panjang lengkung gigi. Menurut Ogden, 2001 dan Andreasen,

1997, gigi gagal erupsi kedalam posisi yang normal memiliki beberapa alasan yaitu

folikel gigi mungkin berubah letaknya, gigi crowding, gigi terdekat hilang, pencabutan

gigi molar pertama dan kedua pada masa kanak-kanak. (Andreasen,1997 ; Peterson, 1998

; Ogden, 2001. Disamping itu juga dipengaruhi faktor sistemik dan faktor kurangnya

stimulasi otot.

Page 3: Impaksi referat

Kelainan yang dapat ditimbulkan akibat gigi impaksi :

Infeksi Perikoronitis

Terjadi pembentukan kista

Menimbulkan karies gigi

Menimbulkan rasa sakit

Menimbulkan gangguan pada telinga

Menimbulkan fraktur mandibular

III. Klasifikasi

A. Klasifikasi impaksi gigi molar ketiga rahang bawah (Archer, 1975)

Klasifikasi didasarkan pada pemeriksaan radiologis yaitu dengan menggunakan

photo periapikal , panoramik, oklusal dan Water’s.

Menurut Pell dan Gregory :

a) Berdasarkan hubungan ukuran antara lebar gigi molar tiga bawah terhadap jarak

antara ramus mandibula dan bagian distal gigi molar kedua bawah.

Kelas I : Ruangan antara ramus mandibula dan permukaan distal gigi

molar kedua cukup bagi ukuran mesio distal gigi molar

tiga.

Kelas II : Ruangan antara ramus mandibula dan permukaan distal gigi

molar kedua kurang dari ukuran mesiodistal gigi molar

tiga

Kelas III : Seluruh atau sebagian besar gigi molar tiga berada dalam ramus

mandibular

Page 4: Impaksi referat

b) Berdasarkan letak gigi molar tiga dalam tulang

Posisi A : Bagian tertinggi gigi molar tiga terletak setinggi atau diatas garis

oklusal gigi molar dua

Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar tiga terletak dibawah bidang oklusal,

tetapi diatas garis servikal gigi molar dua

Posisi C : Bagian tertinggi gigi molar tiga terletak dibawah servikal gigi

molar dua

c) Klasifikasi lain menurut Winter berdasarkan perbandingan sumbu panjang molar tiga

terhadap molar dua, yaitu :

1. Mesioangular

2. Distoangular

3. Vertikal

4. Horizontal

5. Bukoangular

6. Linguoangular

7. Inverted

Page 5: Impaksi referat

Hubungan Molar Tiga dan Kanalis Mandibularis

Analisa hubungan merupakan hal penting sebelum menentukan pengambilan

molar tiga bawah. Pada bidang frontal kanalis mandibularis mempunyai posisi lebih ke

bukal dari posisi normal molar tiga pada 1⁄2 sampai 2/3 kasus dan 6-7% kasus posisinya

lebih kelingual dibawah akar gigi. Pada bidang sagital jarak antara akar molar tiga dan

kanalis rata-rata 3 mm. Hampir mendekati 10% kasus, lokasi kanalis pada atau di atas

akar molar tiga (Andreasen, 1997) Berdasarkan penelitian klinis dan radiologis, dapat

ditentukan adanya indikasi hubungan sebenarnya antara akar gigi molar tiga dengan

kanalis mandibula sebagai berikut : (Andreasen, 1997)

1. Kehilangan lamina dura (superior dan atau inferior) dimana kanalis melewati

impaksi gigi molar tiga

2. Garis radiolusen yang melewati akar gigi molar tiga

3. Kanalis mandibula yang menyempit, ketika melewati akar gigi molar tiga

4. Sudut dari kanalis mandibula dalam regio/daerah yang dekat dengan akar gigi

molar tiga

5. Akar gigi molar tiga yang membelok pada kanalis mandibula

Page 6: Impaksi referat

B. Klasifikasi impaksi gigi M3 atas didasari pada posisi anatomi, menurut Pell and

Gregory terbagi atas :

a) Berdasarkan kedalaman relatif impaksi gigi M3 atas dalam tulang, yaitu:

Klas A : Bagian terbawah dari mahkota gigi impaksi M3 atas berada segaris

dengan oklusal gigi M2 disebelahnya.

Klas B : Bagian terbawah mahkota gigi impaksi M3 atas berada diantara dataran

oklusal dan garis servikal gigi M2 disebelahnya.

Klas C : Bagian terbawah dari mahkota gigi impaksi M3 atas berada pada atau

terletak diatas servikal gigi M2 disebelahnya.

b) Berdasarkan posisi dari sumbu panjang gigi impaksi M3 atas terhadap sumbu

panjang gigi M2 disebelahnya yaitu :

a. Mesioangular

b. Distoangular

c. Vertikal

d. Horizontal

e. Bukoangular

f. Palatoangular

g. Inverted

Page 7: Impaksi referat

Posisi gigi impaksi M3 atas yang paling sering ditemukan adalah vertikal

sebanyak 63%, distoangular 25%, mesioangular 12%, serta posisi lainnya sekitar

1% (Peterson, 2003).

c) Hubungan gigi impaksi M3 atas dengan sinus maksilaris, yaitu :

- “Sinus Maxillaris Apporoximation” yaitu antara gigi impaksi M3 atas dengan

sinus maksilaris terdapat hubungan langsung atau hanya dibatasi oleh selapis

tipis jaringan tulang.

- “No Sinus Maxillaris Apporoximation” yaitu antara gigi impaksi M3 atas

dengan sinus maksilaris dibatasi oleh sekitar 2 mm atau lebih jaringan tulang.

Page 8: Impaksi referat

C. Klasifikasi Kaninus Atas menurut Archer, 1975.

A. Kelas I : Kaninus rahang atas impaksi terletak disebelah palatinal dengan posisi :

horizontal, vertikal, semivertikal

B. Kelas II : Kaninus rahang atas impaksi terletak pada bagian bukal maksila dengan

posisi : horizontal, vertikal, semivertikal

C. Kelas III : Kaninus rahang atas impaksi terletak diantara bukal atau labial dengan

palatinal

D. Kelas IV : Kaninus rahang atas impaksi yang terletak didalam prosesus alveolaris,

biasanya secara vertikal antara gigi insisivus dan gigi premolar

E. Kelas V : Kaninus rahang atas impaksi terletak pada rahang atas yang tidak

bergigi

Page 9: Impaksi referat

BAB III

ODONTEKTOMI

I. Definisi

Odontektomi adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan

pengangkatan mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi dan juga

tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur atau rongeurs.

II. Indikasi & Kontraindikasi

a) Indikasi dilakukan tindakan odontektomi gigi impaksi yaitu:

- Sebagai tindakan pencegahan dari terjadinya infeksi  karena erupsi yang

terlambat dan abnormal (Perikoronitis), dan mencegah berkembangnya folikel

menjadi keadaan patologis (Kista odontegenik dan Neoplasia).

- Golden age (panjang akar 1/3 atau 2/3) dan sebelum mineralisasi tulang (15-

25 tahun.

- Bila terdapat kelainan patologis (odontegenik).

- Maloklusi

- Terdapat keluhan rasa sakit atau pernah merasa sakit

- Gigi impaksi terlihat mendesak gigi molar kedua.

- Diperkirakan akan mengganggu perawatan orthodonsia dan pembuatan

protesa.

- Akan mengganggu perawatan di bidang konservasi atau pembuatan mahkota

gigi pada gigi molar kedua

- Terdapat keluhan neurologi, misalnya : cephalgia, migrai

- Merupakan penyebab karies pada molar kedua karena retensi makanan

- Terdapat karies yang tidak dapat dilakukan perawatan

Page 10: Impaksi referat

- Telah terjadi defek pada jaringan periodontal pada gigi molar kedua.

b) Kontraindikasi odontektomi gigi impaksi yaitu:

- Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut.

- Bila panjang akar belum mencapai sepertiga atau dua pertiga.

- Bila tulang yang menutupi gigi yang tertanam terlalu banyak.

- Bila tulang yang menutupinya sangat termineralisasi dan padat yaitu pada

pasien yang berusia lebih dari 26 th atau usia lanjut

- Pasien dengan riwayat penyakit yang berat.

- Kemungkinan timbulnya kerusakan yang parah pada jaringan yang

berdekatan.

III. Penatalaksanaan Gigi Impaksi

Odontektomi :

- Tehnik “Split Bone “

- Tehnik Tooth Division / odontotomi

Tehnik “Split Bone”

Page 11: Impaksi referat

Tehnik Tooth Division / odontotomi

Prosedur odontektomi yang umumnya dilakukan pada pencabutan wisdom tooth rahang

bawah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan keadaan umum penderita, dengan anamnesa dan pemeriksaan klinis

2. Pemeriksaan penunjang : foto rontgen dan pemeriksaan laboratorium

3. Menentukan tahapan perencanaan pembedahan yang meliputi :

- Perencanaan bentuk, besarnya dan tipe flap

- Menentukan cara mengeluarkan gigi impaksi, apakah dengan pemotongan

tulang, pemotongan gigi impaksi atau kombinasi keduanya

- Perkiraan banyaknya tulang akan dibuang untuk mendapatkan ruang yang

cukup untuk mengeluarkan gigi impaksi

- Perencanaan penggunaan instrumen yang tepat

- Menentukan arah yang tepat untuk pengungkitan gigi dan menyebabkan trauma

Page 12: Impaksi referat

yang seminimal mungkin (Archer , 1975; Peterson, 2002)

4. Asepsis dengan betadine + saline

5. Anestesi mandibular blok dan ditunjang oleh anestesi infiltrasi bagian bukal.

6. Membuat insisi menggunakan blade no.15 untuk pembuatan flap tipe triangular

7. Pembukaan flap periosteal menggunakan rasparatorium

8. Pengambilan tulang yang menghalangi gigi dimulai dari bagian bukal dengan chisel

/ bur.

9. Pengambilan gigi

Pengambilan gigi dapat dilakukan secara :

- Intoto (utuh)

Tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga didapatkan

cukup ruangan untuk dapat meletakkan elevator di bawah korona. Kemudian

dengan elevator tersebut dilakukan gerakan mengungkit gigi tersebut.

- In separasi (terpisah)

Pada metode ini, pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan membuang

sedikit tulang. Gigi yang impaksi tersebut diambil dengan cara diambil

sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu).

10. Spooling betadine + aquadest

11. Lakukan kuretase

12. Spooling betadine + aquadest

13. Penghalusan tulang yang kasar

14. Spooling dengan betadine + saline

*dapat diberikan spongostan untuk mempercepat penyembuhan luka bekas pencabutan

15. Flap dikembalikan ke tempat semula dengan pinset chirrurgis.

16. Penjahitan flap tipe interrupted.

17. Gigit tampon yang telah diberi betadine.

Page 13: Impaksi referat

IV. Perawatan Pasca Odontektomi

Setelah operasi impaksi gigi rahang bawah, pasien akan mengalami

pembengkakan 3-4 hari yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk

penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir karena pembengkakan yang tidak

disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan

hilang tanpa meninggalkan bekas.

Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat

antibiotika, analgetik atau penahan sakit dan obat anti inflamasi atau anti radang.

Pasien dinstruksikan untuk diet makanan lunak, mengunyah pada sisi yang

berlawanan, jangan makan dan minum yang panas, berkumur yang terlalu keras,

serta jangan menghisap dan meludah. Setelah satu minggu benang jahitan dapat

dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.

V. Komplikasi Pembedahan

Komplikasi intra operatif

1. Perdarahan hebat

2. Fraktur tuberositas maksila

3. Gigi menembus dasar sinus

4. Pemindahan tempat/displacement mandibula

5. Fraktur akar/mahkota.

6. Fraktura mandibula pada odontektomi molar tiga bawah

7. Empisema karena penggunaan tekanan udara yang berlebihan

8. Kerusakan jaringan lunak.

9. Cedera pada N. Alveolaris inferior atau N. Lingualis.

10. Akar gigi menembus canalis mandibularis.

Page 14: Impaksi referat

11. Patahnya alat bedah.

Komplikasi pasca bedah.

1. Alveolitis /Dry socket.

2. Perdarahan sekunder

3. Trismus.

4. Edema

5. Parestesi

6. Kerusakan periodontal pada gigi sebelahnya

7. Hematoma.