kerukunan antar umat dan ham.doc

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu tatanan yang inklusif dan demokratis. Sayangnya wacana mengenai Pancasila seolah lenyap seiring dengan berlangsungnya reformasi. Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar umat beragama, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri. Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut. Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama di Indonesia seperti masyarakat dari berbagai golongan, pemerintah, dan organisasi-organisasi agama yang banyak berperan aktif dalam masyarakat. 1

Upload: aripranata

Post on 22-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan

aset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan

sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk

mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu

tatanan yang inklusif dan demokratis. Sayangnya wacana mengenai Pancasila

seolah lenyap seiring dengan berlangsungnya reformasi.

Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan

kerukunan antar umat beragama, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri.

Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan

banyaknya agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk

menghadapi kendala-kendala tersebut. Dari berbagai pihak telah sepakat untuk

mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama di Indonesia seperti masyarakat

dari berbagai golongan, pemerintah, dan organisasi-organisasi agama yang banyak

berperan aktif dalam masyarakat.

Keharmonisan dalam komunikasi antar sesama penganut agama adalah

tujuan dari kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat yang bebas dari

ancaman, kekerasan hingga konflik agama.

Dilihat dari kodrat manusia, hakekatnya telah dianugerahi hak-hak

pokok yang sama oleh Allah SWT. Hak-hak pokok inilah yang disebut sebagai

hak asasi manusia (HAM). HAM yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati,

universal, dan abadi berkaitan dengan martabat dan harkat manusia itu sendiri.

HAM juga menjadi keharusan dari sebuah negara untuk bisa menjaminnya dalam

konstitusinya.

Istilah HAM baru muncul setelah Revolusi Perancis, dimana para

tokoh borjuis berkoalisi dengan tokoh-tokoh gereja untuk merampas hak-hak

1

Page 2: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

rakyat yang telah mereka miliki sejak lahir. Akibat dari penindasan panjang yang

dialami masyarakat Eropa dari kedua kaum ini, munculah perlawanan rakyat dan

yang akhirnya berhasil memaksa para raja mengakui aturan tentang hak asasi

manusia. Diantaranya adalah pengumuman hak asasi manusia dari Raja John

kepada rakyat Inggris tahun 1216. Hak asasi ini lalu diadopsi oleh tokoh-tokoh

Revolusi Perancis dalam bentuk yang lebih jelas dan luas, serta dideklarasikan

pada 26 Agustus 1789.

Di Indonesia penegakan HAM dapat dikatakan kurang berjalan

maksimal. Faktor yang berpengaruh pada penegakan HAM di Indonesia terhambat

seperti masalah politik, dualisme peradilan, prosedural acara. Bagi masyarakat

muslim, belum pernah mengalami penindasan yang dialami Eropa, dimana sistem

perundang-undangan Islam telah menjamin hak-hak asasi bagi semua orang sesuai

dengan aturan umum yang diberikan oleh Allah kepada seluruh umat manusia.

Hak asasi dalam pandangan barat tidak dengan sendirinya mengharuskan negara

memberi jaminan keamanan atau pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam Islam,

konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat tersendiri dalam

pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam sebenarnya yang

telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam demokrasi,

pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang spesial. Berbagai

macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan mudah kita temukan

didalamnya konsep tentang penegakan HAM.

Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun

yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak

memiliki konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah ini akan

mencoba memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM dalam Islam.

2

Page 3: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari kerukunan?

2. Bagaimana kerja sama intern umat beragama ?

3. Apakah definisi kerukunan antar umat beragama?

4. Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?

5. Kendala apa yang menjadi permasalahan dalam mencapai kerukunan umat

beragama di Indonesia?

6. Bagaimana masyarakat menghadapi permasalahan/kendala dalam mencapai

kerukunan antar umat beragama di Indonesia?

7. Apakah Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam?

8. Bagaimana Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial?

9. Apa pengertian HAM itu?

10. Bagaimanakah sejarah perkembangan HAM ?

11. Bagaimana sejarah perkembangan HAM di Indonesia?

12. Apa hubungannya HAM dengan Islam?

13. Bagaimana bentuk penerapan HAM dalam islam?

3

Page 4: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui defenisi kerukunan

2. Mengetahui kerja sama intern umat beragama

3. Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama

4. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama

5. Mengetahui kendala yang menjadi permasalahan dalam mencapai kerukunan

umat beragama di Indonesia

6. Mengetahui cara masyarakat menghadapi permasalahan/kendala dalam

mencapai kerukunan antar umat beragama di Indonesia

7. Mengetahui agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam

8. Mengetahui kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial

9. Mengetahui pengertian HAM

10. Mengetahui sejarah perkembangan HAM

11. Mengetahui sejarah perkembangan HAM di Indonesia

12. Mengetahui hubungannya HAM dengan Islam

13. Mengetahui bentuk penerapan HAM dalam islam

1.4 MANFAAT PENULISAN

Umat beragama diharapkan perkuat kerukunan. Jika agama dapat

dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan

kemajuan negara.

Kerukunan antar-umat beragama dapat memperkuat kerukunan

beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan

berbangsa. Dan mahasiswa dapat diharapkan memahami hak asasi manusia

dalam islam.

4

Page 5: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KERUKUNAN

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan

“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan

“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran

(Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka

“kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat

manusia. Kerukunan [dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang

menopang rumah; penopang yang memberi kedamain dan kesejahteraan kepada

penghuninya] secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan

kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda secara suku, agama,

ras, dan golongan. 

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena

sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup

berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah

untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog,

saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan

antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat

beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan

kerja sama antarumat beragama.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan

hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social,

manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong

(ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan

ras, bangsa, dan agama.

5

Page 6: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

2.2 KERJA SAMA INTERN UMAT BERAGAMA

Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang mendapat

perhatian penting dalam islam. Al-qur’an menyebutkan kata yang mengandung

arti persaudaraan sebanyak 52 kali yang menyangkut berbagai persamaan, baik

persamaan keturunan, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Ukhuwah yang

islami dapat dibagi kedalam empat macam,yaitu :

1) Ukhuwah ’ubudiyah atau saudara sekemakhlukan dan kesetundukan kepada

Allah.

2) Ukhuwah insaniyah (basyariyah), dalam arti seluruh umat manusia adalah

bersaudara, karena semua berasal dari ayah dan ibu yang sama;Adam dan

Hawa.

3) Ukhuwah wathaniyah wannasab,yaitu persaudaraan dalam keturunan dan

kebangsaan.

4)   Ukhuwwah fid din al islam, persaudaraan sesama muslim.

Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan

bentuk perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib

sepenanggungan. Nabi menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya

yang artinya ” Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh,

apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh akan merasakan

demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan kebersamaan dan

kesatuan antar sesama. Kebersamaan di akalangan muslim dikenal dengan istilah

ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.

Persatuan dan kesatuan sebagai implementasi ajaran Islam dalam

masyarakat merupakan salah satu prinsip ajaran Islam. Salah satu masalah yang

di hadapi umat Islam sekarang ini adalah rendahnya rasa kesatuan dan persatuan

sehingga kekuatan mereka menjadi lemah. Salah satu sebab rendahnya rasa

persatuan dan kesatuan di kalangan umat Islam adalah karena randahnya

penghayatan terhadap nilai-nilai Islam. Persatuan di kalangan muslim tampaknya

belum dapat diwujudkan secara nyata. Perbedaan kepentingan dan golongan

6

Page 7: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

seringkali menjadi sebab perpecahan umat. Perpecahan itu biasanya diawali

dengan adanya perbedaan pandangan di kalangan muslim terhadap suatu

fenomena. Dalam hal agama, di kalangan umat islam misalnya seringkali terjadi

perbedaan pendapat atau penafsiran mengenal sesuatu hukum yang kemudian

melahirkan berbagai pandangan atau madzhab. Perbedaan pendapat dan

penafsiran pada dasarnya merupakan fenomena yang biasa dan manusiawi,

karena itu menyikapi perbedaan pendapat itu adalah memahami berbagai

penafsiran.

Untuk menghindari perpecahan di kalangan umat islam dan

memantapkan ukhuwah islamiyah para ahli menetapkan tiga konsep,yaitu :

1)    Konsep tanawwul al ’ibadah (keragaman cara beribadah). Konsep ini

mengakui adanya keragaman yang dipraktekkan Nabi dalam pengamalan agama

yang mengantarkan kepada pengakuan akan kebenaran semua praktek

keagamaan selama merujuk kepada Rasulullah. Keragaman cara beribadah

merupakan hasil dari interpretasi terhadap perilaku Rasul yang ditemukan dalam

riwayat (hadits).

2)    Konsep al mukhtiu fi al ijtihadi lahu ajrun(yang salah dalam berijtihad pun

mendapatkan ganjaran). Konsep ini mengandung arti bahwa selama seseorang

mengikuti pendapat seorang ulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi

ganjaran oleh Allah , walaupun hasil ijtihad yang diamalkannya itu keliru. Di sini

perlu dicatat bahwa wewenang untuk menentukan yang benar dan salah bukan

manusia, melainkan Allah SWT yang baru akan kita ketahui di hari akhir.

Kendati pun demikian, perlu pula diperhatikan orrang yang mengemukakan

ijtihad maupun orang yang pendapatnya diikuti, haruslah orang yang memiliki

otoritaskeilmuan yang disampaikannya setelah melalui ijtihad.

3)    Konsep la hukma lillah qabla ijtihadi al mujtahid (Allah belum menetapkan

suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang mujtahid). Konsep ini

dapat kita pahami bahwa pada persoalan-persoalan yang belum ditetapkan

hukumnya secara pasti, baik dalam al-quran maupun sunnah Rasul, maka Allah

7

Page 8: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

belum menetapkan hukumnya. Oleh karena itu umat islam,khususnya para

mujtahid, dituntut untuk menetapkannya melalui ijtihad. Hasil dari ijtihad yang

dilakukan itu merupakan hukum Allah bagi masing-masing mujtahid, walaupun

hasil ijtihad itu berbeda-beda.

Ketiga konsep di atas memberikan pemahaman bahwa ajaran Islam

mentolelir adanya perbedaan dalam pemahaman maupun pengalaman. Yang

mutlak itu hanyalah Allah dan firman-fiman-Nya,sedangkan interpretasi terhadap

firman-firman itu bersifat relatif. Karena itu sangat dimungkinkan untuk terjadi

perbedaan. Perbedaan tidak harus melahirkan pertentangan dan permusuhan. Di

sini konsep Islam tentang Islah diperankan untuk menyelesaikan pertentangan

yang terjadi sehingga tidak menimbulkan permusuhan, dan apabila telah terjadi,

maka islah diperankan untuk menghilangkannya dan menyatukan kembali orang

atau kelompok yang saling bertentangan.

Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan

masyarakat tidak selalu hanya dapat diharapkan dalam kalangan masyarakat

muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam masyarakat manapun, sebab secara

esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal. Kendatipun dapat dipahami

bahwa Isalam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep al-quran dan As-

sunnah, tetapi dampak sosial yanag lahirdari pelaksanaan ajaran isalam secara

konsekwen ddapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan. Demikian pula

pada tataran yang lebih luas, yaitu kehidupan antar bangsa,nilai-nilai ajaran Islam

menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan guna menyatukan umat manusia

dalam suatu kesatuan kkebenaran dan keadilan. Dominasi salah satu etnis atau

negara merupakan pengingkaran terhadap makna Islam, sebab ia hanya setia

pada nilai kebenaran dan keadilan yang bersifat universal. Universalisme Islam

dapat dibuktikan anatara lain dari segi, dan sosiologo. Dari segi agama, ajaran

Islam menunjukkan universalisme dengan doktrin monoteisme dan prinsip

kesatuan alamnya. Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan diminta untuk

bersama-sama menerima satu dogma yang sederhana dan dengan itu ia termasuk

8

Page 9: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

ke dalam suatu masyarakat yang homogin hanya denga tindakan yang sangat

mudah ,yakni membaca syahadat. Jika ia tidak ingin masuk Islam, tidak ada

paksaan dan dalam bidang sosial ia tetap diterima dan menikmati segala macam

hak kecuali yang merugikan umat Islam.

Ditinjau dari segi sosiologi, universalisme Islam ditampakkan bahwa

wahyu ditujukan kepada semua manusia agar mereka menganut agama islam,

dan dalam tingkat yang lain ditujukan kepada umat Islam secara khususu untuk

menunjukan peraturan-peraturan yang harus mereka ikuti. Karena itu maka

pembentukan masyarakat yang terpisah merupakan suatu akibat wajar dari ajaran

Al-Qur’an tanpa mengurangi universalisme Islam. Melihat Universalisme Islam

di atas tampak bahwa esensi ajaran Islam terletak pada penghargaan kepada

kemanusiaan secara univarsal yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan,dan

keadilan dengan mengedepankan kedamaian, menghindari pertentangan dan

perselisian, baik ke dalam intern umat Islam maupun ke luar. Dengan demikian

tampak bahwa nilai-nilai ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar umat

manusia secara universal dengan tidak mengenal suku,bangsa dan agama.

Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat

Islam, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua persoalan

tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicamputi pihak lain,

tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja samayang baik.

Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial

anatar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja

sama ydalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang,

bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.

9

Page 10: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

2.3 KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika

semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar

masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing

pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu

kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme

buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi

dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama

member ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang

berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.

Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar

umat beragama tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan

bahwa kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah

sesuatu yang dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari waktu ke waktu.

Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan sesame

umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai

kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bias diartikan dengan

toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya

masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat

beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama

lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan

lainnya tidak saling mengganggu. Departemen agama juga menjadikan

kerukunan antar umat beragama sebagai tujuan pembangunan nasional bangsa

Indonesia yang diarahkan dalam tiga bentuk yaitu:

a)   Kerukunan intern umat beragama.

b)   Keukunan antar umat beragama.

10

Page 11: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

c)   Kerukunan antar umat beragama dengan pemerinata.

Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar

tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat

Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam

kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama

bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung

memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

2.4 MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA

Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan

dialog antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang

modern yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai

kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam

suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar

umat beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama,

misalnya konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini terlihat

sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik yang

terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para

pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling

menghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat

beragama.

Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat yang

multkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat maupun

pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi

bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Supaya agama bisa menjadi alat

pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus dikelola dengan baik dan benar,

maka diperlukan cara yang efektif yaitu dialog antar umat beragama untuk

permasalahan yang mengganjal antara masing-masing kelompok umat beragama.

Karena mungkin selama ini konflik yang timbul antara umat beragama terjadi

11

Page 12: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara pemeluk agama dari satu

pihak ke pihak lain sehingga timbul prasangka-prasangka negatif.

Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan

agama terkait dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat

beragama terwujud  memerlukan 3 konsep yaitu :

1.    Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah masing-

masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan tersebut.

2.    Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki

kesamaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.

3.    Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan

damai bukan untuk saling menghancurkan.

Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada

masalah peribadatan tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, etika,

dan nilai spiritual, supaya efktif dalam dialog aantar umat beragama juga

menghindari dari latar belakang agama dan kehendak untuk memdominasi pihak

lain. Model dialog antar umat beragama yang dikemukakan oleh Kimball adalah

sebagai brikut :

1.        Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ). Dialog ini dilakukan

dengan melibatkan tokoh-tokoh umat beragama di dunia. Tujuannya adalah

mengembangkan kerjasama dan perdamaian antar umat beragama di dunia.

2.        Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ). Dialog ini melibatkan

organisasi-organisasi keagamaan. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan dan

memecahkan persoalan keumatan dan mengembangkan komunikasi di antara

organisasi keagamaan.

3.        Dialog Teologi ( theological dialogue ). Tujuannya adalah membahas

persoalan teologis filosofis agar pemahaman tentang agamanya tidak subjektif

tetapi objektif.

12

Page 13: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

4.        Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ). Dilakukan dalam bentuk

kerjasama dari komunitas agama yang plural dalam menylesaikan masalah praktis

dalam kehidupan sehari-hari.

Dialog Kerohanian (spiritual dialogue). Dilakukan dengan tujuan

mengembangkan dan memperdalam kehidupan spirituak di antara berbagai agama.

Cara lain menjaga kerukunan hidup antar umat beragama

Indonesia yang multikultural terutama dakam hal agama membuat Indonesia

menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu

menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya

untuk menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta

kerukunan hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat

Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut:

1.    Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama

lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran

yang positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.

2.    Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi

salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.

3.    Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena

ini bagian dari sikap saling menghormati.

4.    Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak

mendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan

sebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat

beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong

menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan agama dengan orang

lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar kehidupan

antar umat beragma bisa terwujud.

13

Page 14: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

2.5 KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA

Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan

di Tengah perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk

hidup rukun dan berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan.

Kesadaran akan kerukunan hidup umat beragama yang harus bersifat Dinamis,

Humanis dan Demokratis, agar dapat ditransformasikan kepada masyarakat

dikalangan bawah sehingga, kerukunan tersebut tidak hanya dapat

dirasakan/dinikmati oleh kalangan-kalangan atas/orang kaya saja. Karena,

Agama tidak bisa dengan dirinya sendiri dan dianggap dapat memecahkan semua

masalah. Agama hanya salah satu faktor dari kehidupan manusia.

Mungkin faktor yang paling penting dan mendasar karena memberikan

sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa untuk

mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi lainnya, termasuk ilmu

pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan

pengertian yang mendasar dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama

terhadap agama lain sangat penting.

Kalau kita masih mempunyai pandangan yang fanatik, bahwa hanya

agama kita sendiri saja yang paling benar, maka itu menjadi penghalang yang

paling berat dalam usaha memberikan sesuatu pandangan yang optimis. Namun

ketika kontak-kontak antaragama sering kali terjadi sejak tahun 1950-an, maka

muncul paradigma dan arah baru dalam pemikiran keagamaan. Orang tidak lagi

bersikap negatif dan apriori terhadap agama lain. Bahkan mulai muncul

pengakuan positif atas kebenaran agama lain yang pada gilirannya mendorong

terjadinya saling pengertian.

Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan

menganggap agama selain agama kita sebagai lawan yang sesat serta penuh

kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain, maka sekarang kita lebih

mengedepankan sikap keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.

14

Page 15: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

2.6 CARA MASYARAKAT MENGHADAPI PERMASALAHAN/KENDALA

DALAM MENCAPAI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI

INDONESIA

Kendala yang terjadi untuk mewujudkan kerukunan antar umat

beragama di Indonesia :

1. Rendahnya Sikap Toleransi

Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi

antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap

toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter.

Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect

encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif.

Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-

masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena

baik pihak yang berbeda  keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama

lain.

Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik. 2. Kepentingan Politik

Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai

kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan antar umat beragama

khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor

lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah

payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan

demikian kita pun hampir memetik buahnya.

Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut

memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah

15

Page 16: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang

sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita

tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari

itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita,

yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup

secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi

dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan

memanfaatkannya.

3. Sikap Fanatisme

Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan

berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang

pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan

fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik

keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya

diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih

berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat

menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin selamat, ia harus memeluk

Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim, menurut perspektif aliran ini,

tidak dapat diterima di sisi Allah.

Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena

masing-masing sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga

memiliki agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak

dari satu komando dan satu pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak

pemimpin agama dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki pandangan

yang berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu saja,

dalam agama Kristen juga ada kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok

Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa tujuan utama gereja adalah mengajak

mereka yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di

16

Page 17: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

luar” untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang

bergabung dengan gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan

abadi. Dengan saling mengandalkan pandangan-pandangan setiap sekte dalam

agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan.

Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa ketiga faktor tersebut

adalah akar dari permasalahan yang menyebabkan konflik sekejap maupun

berkepanjangan.

Solusi yang dapat diambil untuk mewujudkan kerukunan antar umat

beragama di Indonesia :

1. Dialog Antar Pemeluk Agama

Sejarah perjumpaan agama-agama yang menggunakan kerangka

politik secara tipikal hampir keseluruhannya dipenuhi pergumulan, konflik dan

pertarungan. Karena itulah dalam perkembangan ilmu sejarah dalam beberapa

dasawarsa terakhir, sejarah yang berpusat pada politik yang kemudian disebut

sebagai “sejarah konvensional” dikembangkan dengan mencakup bidang-bidang

kehidupan sosial-budaya lainnya, sehingga memunculkan apa yang disebut

sebagai “sejarah baru” (new history). Sejarah model mutakhir ini lazim disebut

sebagai “sejarah sosial” (social history) sebagai bandingan dari “sejarah politik”

(political history). Penerapan sejarah sosial dalam perjumpaan Kristen dan Islam

di Indonesia akan sangat relevan, karena ia akan dapat mengungkapkan sisi-sisi

lain hubungan para penganut kedua agama ini di luar bidang politik, yang sangat

boleh jadi berlangsung dalam saling pengertian dan kedamaian, yang pada

gilirannya mewujudkan kehidupan bersama secara damai (peaceful co-existence)

di antara para pemeluk agama yang berbeda.

Hampir bisa dipastikan, perjumpaan Kristen dan Islam (dan juga

agama-agama lain) akan terus meningkat di masa-masa datang. Sejalan dengan

peningkatan globalisasi, revolusi teknologi komunikasi dan transportasi, kita

akan menyaksikan gelombang perjumpaan agama-agama dalam skala intensitas

17

Page 18: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dengan begitu, hampir tidak ada lagi suatu

komunitas umat beragama yang bisa hidup eksklusif, terpisah dari lingkungan

komunitas umat-umat beragama lainnya. Satu contoh kasus dapat diambil:

seperti dengan meyakinkan dibuktikan Eck (2002), Amerika Serikat, yang

mungkin oleh sebagian orang dipandang sebagai sebuah “negara Kristen,” telah

berubah menjadi negara yang secara keagamaan paling beragam. Saya kira,

Indonesia, dalam batas tertentu, juga mengalami kecenderungan yang sama.

Dalam pandangan saya, sebagian besar perjumpaan di antara agama-agama itu,

khususnya agama yang mengalami konflik, bersifat damai. Dalam waktu-waktu

tertentu ketika terjadi perubahan-perubahan politik dan sosial yang cepat, yang

memunculkan krisis pertikaian dan konflik sangat boleh jadi meningkat

intensitasnya. Tetapi hal ini seyogyanya tidak mengaburkan perspektif kita,

bahwa kedamaian lebih sering menjadi feature utama. Kedamaian dalam

perjumpaan itu, hemat saya, banyak bersumber dari pertukaran (exchanges)

dalam lapangan sosio-kultural atau bidang-bidang yang secara longgar dapat

disebut sebagai “non-agama.”

Bahkan terjadi juga pertukaran yang semakin intensif menyangkut

gagasan-gagasan keagamaan melalui dialog-dialog antaragama dan kemanusiaan

baik pada tingkat domestik di Indonesia maupun pada tingkat internasional; ini

jelas memperkuat perjumpaan secara damai tersebut. Melalui berbagai

pertukaran semacam ini terjadi penguatan saling pengertian dan, pada gilirannya,

kehidupan berdampingan secara damai.

2. Bersikap Optimis

Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju

sikap terbuka, saling pengertian dan saling menghargai antaragama, saya kira

kita tidak perlu bersikap pesimis. Sebaliknya, kita perlu dan seharusnya

mengembangkan optimisme dalam menghadapi dan menyongsong masa depan

dialog.Paling tidak ada tiga hal yang dapat membuat kita bersikap optimis.

18

Page 19: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

Pertama, pada beberapa dekade terakhir ini studi agama-agama, termasuk juga

dialog antaragama, semakin merebak dan berkembang di berbagai universitas,

baik di dalam maupun di luar negeri. Selain di berbagai perguruan tinggi agama,

IAIN dan Seminari misalnya, di universitas umum seperti Universitas Gajah

Mada, juga telah didirikan Pusat Studi Agama-agama dan Lintas Budaya.

Meskipun baru seumur jagung, hal itu bisa menjadi pertanda dan sekaligus

harapan bagi pengembangan paham keagamaan yang lebih toleran dan pada

akhirnya lebih manusiawi. Juga bermunculan lembaga-lembaga kajian agama,

seperti Interfidei dan FKBA di Yogyakarta, yang memberikan sumbangan dalam

menumbuhkembangkan paham pluralisme agama dan kerukunan

antarpenganutnya.

Kedua, para pemimpin masing-masing agama semakin sadar akan

perlunya perspektif baru dalam melihat hubungan antar-agama. Mereka

seringkali mengadakan pertemuan, baik secara reguler maupun insidentil untuk

menjalin hubungan yang lebih erat dan memecahkan berbagai problem

keagamaan yang tengah dihadapi bangsa kita dewasa ini. Kesadaran semacam ini

seharusnya tidak hanya dimiliki oleh para pemimpin agama, tetapi juga oleh para

penganut agama sampai ke akar rumput sehingga tidak terjadi jurang pemisah

antara pemimpin agama dan umat atau jemaatnya. Kita lebih mementingkan

bangunan-bangunan fisik peribadatan dan menambah kuantitas pengikut, tetapi

kurang menekankan kedalaman (intensity) keberagamaan serta kualitas mereka

dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.

Ketiga, masyarakat kita sebenarnya semakin dewasa dalam

menanggapi isu-isu atau provokasi-provokasi. Mereka tidak lagi mudah disulut

dan diadu-domba serta dimanfaatkan, baik oleh pribadi maupun kelompok demi

target dan tujuan politik tertentu. Meskipun berkali-kali masjid dan gereja

diledakkan, tetapi semakin teruji bahwa masyarakat kita sudah bisa membedakan

mana wilayah agama dan mana wilayah politik. Ini merupakan ujian bagi agama

19

Page 20: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

autentik (authentic religion) dan penganutnya. Adalah tugas kita bersama, yakni

pemerintah, para pemimpin agama, dan masyarakat untuk mengingatkan para

aktor politik di negeri kita untuk tidak memakai agama sebagai instrumen politik

dan tidak lagi menebar teror untuk mengadu domba antarpenganut agama.

Jika tiga hal ini bisa dikembangkan dan kemudian diwariskan kepada

generasi selanjutnya, maka setidaknya kita para pemeluk agama masih

mempunyai harapan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan pada gilirannya

bisa hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai lawan.

2.7 AGAMA ISLAM MERUPAKAN RAHMAT BAGI SELURUH ALAM

1. Makna agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,penyerahan diri, taat dan

patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang

mengandung ajaran yang menciptakan kedamaian, keselamatan dan

kesejahteraan kehidupan ummat manusia pada sebagai penerima amanah allah

yang dapat menjalagkan amanah tersebut secara benar dan kaffah.

Agama islam adalah agama yang allah turunkan sejak manusia

pertama, nabi pertama yaitu nabi adam as. Agama islam itu kemudian allah

turunkan secara berkisenambungan pada para nabi dan rasul rasulnya. Aknir

proses penurunan agama islam itu baru menjadi pada masa kerasulan nabi

Muhammad pada awal abad ke-v11 masehi. Islam sbagai nama agama yang allah

turunkan belum dinyatakan secara eksplisit pada masa kerasulan sebelum nabi

Muhammad saw. Tetapi makna yang substansi ajaranya secara implicit memiliki

persamaan yang dapat dipahami yang dapat dipahami dari penyataan sikap para

rasul. Sebagaimana firman allah dalam surah al- baqarah ayat 132 yang artinya:

"hai anak anakku (kata Ibrahim )sesungguhnya allah telah memilih agama ini

bagimu maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama islam." (Q S

al-baqarah 132)

20

Page 21: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

Ajaran agama islam memiliki karakteristik sbb:

1. sesuai dengan fitrah manusia

2. ajarannya sempurna

3. kebenarannya mutlak

4. mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan

5. fleksibel dan ringan

6. berlaku scara universal

7. sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal

pikirannya

8. inti ajarannya adalah tauhid

9. menciptakan rahmat, kasih syang Allah terhadap mahluknya

2. makna ukhuwah insyaniah

Fungsi sebagai rahmat llah telah dijelaskan dalam al-quran surah al anbiya ‘ ayat

107 yang artinya:

‘’dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi

semesta alam’’(QS al- anbiya ‘ayat 107)"

Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran islam sbb:

1. Islam memberikan kebebasan pada manusia untuk menggunakan potensi yang

diberikan Allah

2. Islam menghargai dan menghormati manusiasebagai hamba allah, baik mereka

muslim maupun non muslim

3. Islam mengatur pemamfaatan alam secara baik dan professional

4. Islam menghormati kondisi spesifk indifidu manusia dan memberikan

pelakuan yang spesifik pula.

21

Page 22: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

3. Ukhuwah Islamiyah Dan Ukhuwah Insaniyah

1. makna ukhuwah islamiyah

kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati daan empati

antara dua orang atau lebih. Persaudaraan sesame muslim berarti saling

menghargai dan saling menghormati relativitas masing masing sebagai sifat

dasar kemanusiaan, seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi

penghalang untuk saling membantu atau menolong karena diantara mereka

terkait oleh satu keyakinan dan dan jalan hidup, yaitu islam.sebagaimana

disebutkan dalam al quran surat alhujarat ayat 10: yang artinya:

‘’sesungguhnya orang orang mukmin adalah bersaudara, karna itu

damaikanlah antara kedua”

2. makna ukhuwah insaniyah

konsep sesama persaudaran manusia (ukhuwah insaniyah) di landasi ajaran

bahwa semua ummat manusia adalah makhluk Allah. Sebagaimana Allah

menjelaskan dalam al-quran surah al-maidah ayat 48.

Dalam praktek keterangan yang sering timbul antar ummat beragama dengan

pemerintahan disebabkan oleh:

1. Sifat dari masing masing agama yang mengandung tugas dakwa atau misi

2. Kekurangan pengetahuan pemeluk agama akan agamanya atau sendiri atau

agama pihak lain

3. Para pemwluk agamma tidak mampu menahan diri, sehingga kurang

menghormati bahkan memandang renda agama lain.

4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan

toleransi dalam dalam kehidupan masayarakat

5. Kecurigaan masing masing akan kejujuran pihak lain, baik intern ummat,

beragama maupun antara ummat beragama dengan pemerintah

6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan

pendapat

22

Page 23: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

Dalam pembinaan ummat beragama, para pemimpin dan tokoh dalam

mempunyai peranan yang besar, yaitu:

1. Menerjemahkan nilai nilai dan norma norma agama dalam masyarakat

2. Menerjemahkan gagasan pembangunan kedalam bahasa yang di mengerti

masyarakat

3. Memberikan pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide ide dan cara

cara yang di lakukan untuk tugasnyanya pembangunan

4. Mendorong pembangunan dan membimbing masyarakat dan ummat

beragama untuk serta dalam usaha

2.8 KEBERSAMAAN UMMAT BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

1. pandangan agama islam terhadap ummat non Islam

Dari segi kaidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagai

agamanya di sebut kafir atau non islam . Kata kafir berarti orang yang menolak,

yang tidak mau menerima atau menolak menaati aturan allah yang diwujudkan

kepada manusia melalui ajaran islam.

Ketika rasulullah mulai menyampaikan ajaran islam kepada

masyarakat arab, sebagian dari mereka ada yang mau menerima ajaran tersebut

dan sebagianya lagi menolak orang yang menolak ajakan rasulullah saw tersebut

di sebut juga kafir. Mereka terdiri dari orang orang musrik yang menyembah

berhala di sebut orang watsani, dan orang orang ahli kitab baik orang yahudi

maupun orang nasrani.

2. Tanggung jawab sosial ummat Islam

Ummat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan allah dalam

kehidupan ini. Bentuk tanggung jawab sosial ummat islam meliputi berbagai

aspek kehidupan , di antaranya adalah:

1. Menjalin silaturahmi dengan tetangga dalam sebuah hadis rasulullah

menjadikan sebuah kebaikan seseorang kepada tetangganya menjadi salah satu

indicator keimanan

23

Page 24: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

2. Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalm

bentuk zakat maupun yang sunnah dalam bentuk sedekah.

3. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan ta’ziyah bila ada

anggota masyarakat yang meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai di

kuburnya.

4. Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan

5. Penyusunan system sosial yang efektif dan efesien untuk membangun

masyarakat, baik mental spiritual maupun fisik materialnya.

3. amar ma’ruf dan nahi munkar

Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah memerintahkan orang lain untuk berbuat

baik dan mencegah perbuatan jahat. Disamping system dan saran pendukung,

amar ma’ruf dan nahi munkar memerlukan juga kebijakan dalam bertindak.

Karna itu rasulullah memberikan tiga tingkatan yaitu:

1. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila ia mampu,

2. Menggunakan lisan, dan

3. Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak mmemungkinkan.

Bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar yang bersistem diantaranya adalah:

1. Mendirikan mesjid

2. Menyelenggarakan pengajian

3. Mendirikan lembaga wakaf

4. Mendirikan lembaga pendidikan islam

5. Mendirikan lembaga keuangan atau perbangkan syariah

6. Mendirikan media massa islam, Koran, radio, tv dan lain lain

7. Mendirikan panti rehabilitasi anak anak nakal

8. Mendirikan pesantren

9. Menyelenggarakan kajian-kajian islam

10. Membuat jaringan informasi social

24

Page 25: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

2.9 PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

Hak Asasi Manusia adalah hak manusia yang paling mendasar dan

melekat padanya dimanapun ia berada. Tanpa Adanya Hak ini berarti

berkuranglah harkatnya sebagai manusia yang wajar. Hak Asasi Manusia adalah

suatu tuntutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan, suatu hal yang

sewajarnya mendapat perlindungan hukum.

Dalam mukadimah Deklarasi Universal Hak-hak asasi manusia

(Universal Declaration of Human Rights) dijelaskan mengenai hak asasi manusia

sebagai:

“Pengakuan atas keseluruhan martabat alami manusia dan hak-hak yang sama

dan tidak dapat dipindahkan ke orang lain dari semua anggota keluarga

kemanusiaan adalah dasar kemerdekaan dan keadilan di dunia.”

Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi

manusia, yaitu berlaku secara universal, bersifat non-diskriminasi dan imparsial.

Prinsip keuniversalan ini dimaksudkan agar gagasan dan norma-norma HAM

telah diakui dan diharapkan dapat diberlakukan secara universal atau

internasional. Prinsip ini didasarkan atas keyakinan bahwa umat manusia berada

dimana-mana,disetiap bagian dunia baik di pusat-pusat kota maupun di pelosok

pelosok bumi yang terpencil. Berdasar hal itu HAM tidak bisa didasarkan secara

partikular yang hanya diakui kedaerahahan dan diakui secara lokal.

Prinsip kedua dalam norma HAM adalah sifatnya yang non-

diskriminasi. Prinsip ini bersumber dari pandangan bahwa semua manusia setara

(all human being are equal). Setiap orang harus diperlakukan setara. Seseorang

tidak boleh dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak bisa

dipandang sebagai suatu hal yang negatif, melainkan harus dipandang sebagai

kekayaan umat manusia. Karena manusia berasal dari keanekaragaman warna

kulit seperti kulit putih,hitam, kuning dan lainnya. Kenekaragaman agama juga

merupakan sesuatu hal yang mendapat tempat dalam sifat non-diskriminasi ini.

Pembatasan seseorang dalam beragama merupakan sebuah pelanggaran HAM.

25

Page 26: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

Prinsip ketiga ialah imparsialitas. Maksud dari prinsip ini

penyelesaian sengketa tidak memihak pada suatu pihak atau golongan tertentu

dalam masyarakat. Umat manusia mempunyai beragam latar belakang sosial

maupun latar belakang kultur yang berbeda antara satu dengan yang lain hal ini

meupakan sebuah keniscayaan. Prinsip imparsial ini dimaksudkan agar hukum

tidak memihak pada suatu golongan.

2.10 SEJARAH PERKEMBANGAN HAM

Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan

secara perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain dapat

ditelusuri sebagai berikut :

1. HAM di Yunani

Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM)

meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak – hak asasi

manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol

kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan

kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus

mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga negaranya.

2. HAM di Inggris

Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang

memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak

asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai

dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Magna Charta

Magna Charta (Piagam Agung) dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang

prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih

penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka

dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara

26

Page 27: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam

Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu

yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi

lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan

bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan

raja.

Magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang

tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum,tetapi ia

sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi

kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggungjawabannya dimuka hukum.

(Mansyur Effendi,1994)

a. Petition Of Right

Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak

rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja

di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak

sebagai berikut :

Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.

Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.

Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.

b. Hobeas Corpus Act

Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang

penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :

Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah

penahanan.

Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.

27

Page 28: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

c. Bill Of Rights

Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689

dan diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :

Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.

Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.

Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.

Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-

masing .

Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja

3. HAM di Amerika Serikat

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The

American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan

Montequuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia mempunya Hak merdeka

sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis jika seseorang itu harus di

belenggu sesudah ia lahir ke dunia.(Mansyur Effendi,1994)

Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli

1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13

negara bagian, merupakan pula piagam hak – hak asasi manusia karena

mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama

derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya

hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.

Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika

sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia

dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu

memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas

Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar”

28

Page 29: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

hak asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan

Jimmy Carter.

4.HAM di Prancis

Selanjutnya pada tahun 1789 lahirlah French Declaration (Deklarasi

Prancis), dimana ketentuan tentang hak lebih terinci lagi sebagaimana termuat

dalam Rule Of Law antara lain yang berbunyi “tidak boleh ada penangkapan

tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption Of Innocent,

yang artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak

dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan

hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.

2.11 SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA

Indonesia merupakan contoh dari kelompok konsep dunia ketiga yang tidak

ikut dalam perumusan The Universal Declaration of Human Rights tanggal 10

Desember 1948. The Universal Declaration of Human Rights merupakan suatu

deklarasi yang tidak memiliki watak hukum. Kekuatan mengikatnya karena ada

pengakuan terhadap deklarasi itu oleh sistem hukum bangsa-bangsa beradab atau

mendapat kekuatan dari hukum kebiasaan setelah memenuhi dua syarat yaitu

keajegan dalam kurun waktu yang lama dan adanya opinion necesitatis.

Konsep hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia telah dirumuskan dalam

Undang – Undang Dasar 1945. Perumusannya belum diilhami oleh The

Universal Declaration of Human Rights karena terbentuknya lebih awal. Dengan

demikian rumusan HAM dalam UUD’45 merupakan pikiran-pikiran yang

didasarkan kepada latar belakang tradisi budaya kehidupan masyarakat Indonesia

sendiri.

Pemahaman Ham di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang

hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah

29

Page 30: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

cukup lama. Secara garis besar Prof. Bagir Manan pada bukunya Perkembangan

Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia ( 2001 ), membagi perkembangan

HAM pemikiran HAM di Indonesia dalam dua periode yaitu periode sebelum

Kemerdekaan ( 1908 – 1945 ), periode setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang ).

1. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)

Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, menekankan pada hak politik yaitu

hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk menentukan nasib sendiri, hak

berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum serta hak untuk turut

dalam penyelenggaraan Negara.Pemikiran HAM sebelum kemerdekaan juga

terjadi perdebatan dalam sidang BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo di satu

pihak dengan Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin pada pihak lain.

Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan

dengan masalah hak persamaan kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak

berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan tulisan

dan lisan.

2.12 HUBUNGAN ANTARA HAM DENGAN ISLAM

Hak Asasi Manusia dalam islam tertuang secara transenden untuk

kepentingan manusia, lewat syariah islam yang diturunkan melalui wahyu.

Menurut syariah, manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab dan karena ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya

adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa

pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya

kebebasan sementara kebebasan secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya

tanggung jawab itu sendiri.

30

Page 31: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang

persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan

artinya Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan

yang sama, satu-satunya keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas

manusia lainnya hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai

dengan firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13, yang artinya sebagai

berikut :

“Hai Manusia, sesnungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan

permpuan dan kamu jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar

kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kaum adalah

yang paling takwa.”

Sedangkan kebebasan merupakan elemen penting dalam ajaran islam.

Kehadiran islam memberikan jaminan pada kebebasan manusia agara terhindar

dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama,

politik dan ideologi. Pada dasarnya HAM dalam islam terpusat pada lima hal

pokok yang terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga

al-huquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam islam). Konsep

itu mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu yaitu

hifdzu al-din (penghormatan atas kebebasan beragama), hifdza al-mal

(penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-ird(penghormatan atas

jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu al-‘aql (penghormatan atas

kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl (keharusan untuk menjaga keturunan).

Kelima pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat islam supaya

menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan atas

penghormatan individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat

dengan Negara dan komunitas agama dengan komunitas agama yang lainnya.

2.13 PERLINDUNGAN ISLAM TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

Adapun hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum islam

31

Page 32: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

1. Hak Hidup

Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan

dan meng-qishas pembunuh (lihat QS. 5: 32, QS. 2: 179). Bahkan hak mayit pun

dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat

saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan baik." Atau "Janganlah kamu

mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka telah melewati apa yang

mereka kerjakan." (Keduanya HR. Bukhari).

Hak hidup dibagi atas beberapa hak antara lain:

a. Hak Pemilikan

Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan

cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya,

sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta

sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu

bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta

benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya."

(QS. 2: 188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang

merugikan hajat manusia.

b. Hak Berkeluarga

Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman.

Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang

bujangan di bawah perwaliannya (QS. 24: 32). Allah menentukan hak dan

kewajiban sesuai dengan fitrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai

dengan beban yang dipikul individu.

Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga

yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas

wanita (QS. 4: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki

beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

32

Page 33: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai

satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. 2: 228)

c. Hak Keamanan

Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata

pencaharian dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah: "Allah

yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan

mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy: 3-4).

Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin (QS. 24:

27). Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban

menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi

tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh

karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap bayi

yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi Allah yang

tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam harta

negara ini, aku beri atau tidak aku beri." (Abu Yusuf dalam Al-Kharaj).

d. Hak Keadilan

Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syari’ah dan diberi

putusan hukum sesuai dengan syari’ah (QS. 4: 79). Dalam hal ini juga hak setiap

orang untuk membela diri dari tindakan tidak adil yang dia terima. Firman Allah

swt: "Allah tidak menyukai ucapan yang diucapkan terus-terang kecuali oleh

orang yang dianiaya." (QS. 4: 148).

Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa yang

sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya atau

kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan

memberikan jaminan keamanan yang cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin itu

sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung dengannya." (HR. Bukhari

dan Muslim).

33

Page 34: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

e. Hak Saling Membela dan Mendukung

Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak

kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela

hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan

sesama muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling muka. Sabda nabi

saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang

sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin."

(HR. Bukhari).

f. Hak Keadilan dan Persamaan

Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan

mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS.

Al-Hadid: 25, Al-A’raf: 157 dan An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata

hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti

aku potong tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada masa rasulullah banyak kisah tentang kesamaan dan keadilan hukum ini.

Misalnya kasus putri bangsawan dari suku Makhzum yang mencuri lalu dimintai

keringanan hukum oleh Usamah bin Zaid, sampai kemudian rasul menegur

dengan: "... Apabila orang yang berkedudukan di antara kalian melakukan

pencurian, dia dibiarkan. Akan tetapi bila orang lemah yang melakukan

pencurian, mereka memberlakukan hukum kriminal..."

2. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi

Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan

paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak

mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah: "Dan seandainya Tuhanmu

34

Page 35: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

menghendaki, tentulah beriman orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu

memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?" (QS. 10:

99).

Untuk menjamin kebebasan kelompok, masyarakat dan antara negara,

Allah memerintahkan memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap

kelompok lain (QS. 49: 9). Begitu pula hak beribadah kalangan non-muslim.

Khalifah Abu Bakar menasehati Yazid ketika akan memimpin pasukan: "Kamu

akan menemukan kaum yang mempunyai keyakinan bahwa mereka tenggelam

dalam kesendirian beribadah kepada Allah di biara-biara, maka biarkanlah

mereka." Khalid bin Walid melakukan kesepakatan dengan penduduk Hirah

untuk tidak mengganggu tempat peribadahan (gereja dan sinagog) serta tidak

melarang upacara-upacaranya.

3. Hak Bekerja

Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga

kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw

bersabda: "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang

daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR.

Bukhari). Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist:

"Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

35

Page 36: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat kami simpulkan berbagai

macam bahasan mengenai kerukunan antar umat beragama, yaitu : Kendala-

kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat antar beragama ada

beberapa sebab, antara lain;

1. Rendahnya Sikap Toleransi

2. Kepentingan Politik dan

3. Sikap Fanatisme

Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan

Dialog Antar Pemeluk Agama dan menanamkan Sikap Optimis terhadap tujuan

untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.

Berdasarkan paparan diatas dan pembahasan diatas dapat ditarik

kesimpulan berdasarkan analisis. Dilihat dari kodrat manusia, hakekatnya telah

dianugerahi hak-hak pokok yang sama oleh Allah SWT. Hak-hak pokok inilah

yang disebut sebagai hak asasi manusia (HAM). Istilah HAM baru muncul setelah

Revolusi Perancis, dimana para tokoh borjuis berkoalisi dengan tokoh-tokoh

gereja untuk merampas hak-hak rakyat yang telah mereka miliki sejak lahir.

Akibat dari penindasan panjang yang dialami masyarakat Eropa dari kedua kaum

ini, munculah perlawanan rakyat dan yang akhirnya berhasil memaksa para raja

mengakui aturan tentang hak asasi manusia.

Di Indonesia penegakan HAM dapat dikatakan kurang berjalan

maksimal. Faktor yang berpengaruh pada penegakan HAM di Indonesia terhambat

seperti masalah politik, dualisme peradilan, prosedural acara.

Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi manusia,

yaitu berlaku secara universal, bersifat non-diskriminasi dan imparsial. Prinsip

36

Page 37: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

keuniversalan ini dimaksudkan agar gagasan dan norma-norma HAM telah diakui

dan diharapkan dapat diberlakukan secara universal atau internasional. Prinsip

kedua dalam norma HAM adalah sifatnya yang non-diskriminasi. Prinsip ini

bersumber dari pandangan bahwa semua manusia setara (all human being are

equal). Prinsip ketiga ialah imparsialitas,maksud dari prinsip ini adalah

penyelesaian sengketa tidak memihak pada suatu pihak atau golongan tertentu

dalam masyarakat.

Hak Asasi Manusia dalam islam tertuang secara transenden untuk

kepentingan manusia, lewat syariah islam yang diturunkan melalui wahyu. Sistem

HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan

penghormatan terhadap sesama manusia.

3.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan

sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya

hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera.

Sebagai insan, menegakkan HAM dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya

kita sebagai insan politik tetapi juga sebagai umat pengikut ajaran agama yang

dibawa Nabi Muhammad SAW. Dengan menegakkan HAM, kepentingan satu sama

lain tidak akan saling berbenturan sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan

saling menghargai.

37

Page 38: Kerukunan antar umat dan HAM.doc

DAFTAR PUSTAKA

http://answer.yahoo.com/hamdalamislam

http://eki-blogger.blogspot.com/2012/09/hak-asasi-manusia-menurut-islam.html

https://harianggarahamdan.wordpress.com/2013/09/22/makalah-ham-dalam-islam/

http://humanrights.go.id

http://tugasku4u.com/2013/02/makalah-kerukunan-antar-umat-beragama.html

http://tugasku4u.com/2013/02/makalah-hak-asasi-manusia-dalam-islam.html

http://tugastugas.tumblr.com/post/40928943971/softskill-makalah-kerukunan-umat-

beragama

38