kimia analisis kualitatif
TRANSCRIPT
KIMIA ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK
OLEH :Lestyo Wulandari
Bagian Kimia Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Jember
UJIAN HARI RABU
Analisis Kualitatif Senyawa Organik (Cara Konvensional)
1. Uji lakmus
2. Uji kelarutan
3. Uji Gugus Fungsi
Analisis Kualitatif Senyawa Organik (Cara Konvensional)
Uji Gugus Fungsi1) Inti aromatis
2) Alkohol
3) Fenol
4) Karbonil
5) Eter
6) Ester
7) Amin
8) Amida
9) Asam sulfonat
Uji lakmus
Jika zat berupa padat basahi kertas lakmus dan letakkan zat di atasnya.
Kertas lakmus Contoh
Merah asam-asam bebas, garam
asam dll.
Biru basa-basa bebas, gr. alkali
dari asam lemah dll.
Uji Kelarutan
- Larut dalam air : seny. heteropolar, garam-garam dan gula
- Larut dalam air dan dalam eter:
– C H O : asam, anhidrida, aldehida, keton, fenol
– C H O N : Amina dan nitril alifatik
– C H O Hal : Asam halida, halogen asam
- Larut dalam air, tak larut dalam eter:
– C H O : glikol, poli-alkohol, as. hidroksi
– C H O N : amida, asam amino
– C H O S : asam dan garam sulfonat
Uji Kelarutan - Larut dalam HCI encer: C H O N : Amina, hidrazina
- Larut dalam 5 % NaOH:
CHO Asam, fenol, enol
CHON Barbiturat, imida, as, nitro, nitrofenol Asam
halogeno, Fenol-halogen, Asam halida
CHOS Sulfonamida, as. aminosulfonat
CHONS Sulfonamida, as. aminosulfonat
CHOS Tiofenol, merkaptan
CHOHal Asam halogeno, Fenol-halogen, Asam halida
Uji Kelarutan - Tidak larut dalam asam sulfat pekat:
– C H O : Hidrokarbon asiklis dan siklis, hidrokarbon aromatik
– C H O Hal : Turunan halogen seny. hidrokarbon tsb
- Larut dalam Asam sulfat pekat (dengan atau tanpa reaksi):
C H O Alkohol tinggi, Aldehid, anhidrid, ester, keton, eter,
Hidrokarbon tak jenuh
C H O N Seny, nitro, amida tinggi
C H O S Sulfonamida, Senyawa mengandung S
C H O N S Sulfonamida amina sekunder
C H O Hal Alkil halida, turunan halogen
Uji Inti Aromatis
1. Reaksi dengan HNO3 pekat
Cara : zat ditambah asam nitrat pekat terbentuk warna kuning
2. Reaksi GuerbetCara : Sedikit zat + HNO3 pekat dipanaskan sampai kering, kemudian didinginkan + alkohol + HCl + serbuk Zn, dipanaskan (dalam hal ini gugus nitro berubah menjadi gugus amin), dinginkan + beberapa tetes larutan 1 % NaNO2 + larutan 1-beta naphthol / amonia terbentuk warna merah orange
3. Dengan BromCara : Zat ditambah larutan Brom endapan senyawa substitusi yang stabil pada pemanasan dengan alkali
Uji Alkohol
Sifat-sifat umum: • sebagian besar alkohol berupa cairan, alkohol dengan jumlah C >
10 berupa padatan, alkohol polivalen bersifat kental• Alkohol ber-BM rendah baik monovalen maupun polivalen larut
air dan bereaksi netral
1. Reaksi Esterifikasi
Cara : Zat + asam karboksilat (as. asetat/as. benzoat/as. salisilat) + H2SO4 p,
dipanaskan diatas water bath bau harum
2. Reaksi warna Azo
Cara : Larutan zat/air + 4 tetes pereaksi diazo A (Asam Sulfanilat) +1 tetes pereaksi diazo B (NaNO2) + basa (NaOH) sampai alkalis , panaskan di atas WB warna merah (warna tak tertarik oleh eter)
Uji Fenol1. Reaksi warna AZO
Cara : Larutan zat/air + 4 tetes pereaksi diazo A (Asam Sulfanilat) +1 tetes pereaksi diazo B (NaNO2) + basa (NaOH) sampai alkalis , panaskan di atas WB warna merah (warna tertarik oleh eter)
2. Reaksi warna dengan FeCl3
Cara : ± 5 tetes larutan zat pada papan tetes + 1 tetes FeCl3 warna ( ungu / merah ungu / hijau dll. )
3. Reaksi warna PaugnetCara : Sedikit zat padat pada papan tetes + 1 tetes pereaksi (1 tetes formalin / 1 ml H2SO4 pekat) ungu / ungu merah
4. Reaksi Landolt (untuk fenol monovalen)Cara : 1 ml larutan zat / tabung reaksi + air brom tetes demi tetes endapan putih hasil subtitusi yang sukar larut.
Catatan : Jika warna hilang, mungkin karena adanya ikatan rangkap Jika timbul warna lain mungkin fenol polivalen
Uji Fenol5. Reaksi Spiro (untuk fenol bebas pada posisi orto dan para)
Cara : Sedikit larutan zat / tabung reaksi + H2O2 (oksidasi)
Kemudian :
bila + larutan FeSO4 hijau
bila + NH4OH ungu
6. Reaksi Indofenol
Cara : 1 ml larutan zat dalam tabung reaksi + 1 tetes anilin + 1-2
ml larutan kaporit (NaOCI) jenuh + larutan NaOH sampai alkalis
(bila perlu dipanaskan) Warna biru (bila suasana asam
merah)
Uji Karbonil – Aldehid & Keton Reaksi Umum Gugus Karbonil
Dengan pereaksi NESSLER
Cara : Zat ditambah pereaksi Nessler Terbentuk endapan Daya reduksi aldehid > keton
1. Larutan Kalium dikromat(VI) dalam suasana asam
Cara : Sedikit larutan kalium dikromat(VI) diasamkan dengan asam sulfat encer ditambah dengan sampel, jika pada suhu biasa tidak terjadi perubahan, campuran dipanaskan secara perlahan selama beberapa menit, hasil
Keton tidak ada perubahan warna, larutan tetap orange.
Aldehid Larutan orange berubah menjadi biru
Uji Karbonil – Aldehid & Keton2. Pereaksi Tollens (uji cermin perak)
Cara : Pereaksi tollens yang baru dibuat ditambah beberapa tetes sampel, dipanaskan secara perlahan dalam penangas air panas selama beberapa menit, hasil
Keton tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna.
Aldehid Larutan tidak berwarna dan endapan perak berwarna abu – abu atau cermin perak pada tabung uji
3. Pereaksi Fehling
Cara : Larutan Fehling ditambah beberapa tetes sampel, campurannya dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air selama beberapa menit, hasil
Keton tidak ada perubahan warna pada larutan biru.
Aldehid Aldehid Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari tembaga (I)Oksida.
Uji Karbonil – Aldehid & Keton4. Pereaksi Benedict
Cara : Larutan Benedict ditambah beberapa tetes sampel, campurannya dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air selama beberapa menit.
Hasil :– Keton tidak ada perubahan warna pada larutan biru.
– Aldehid Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari tembaga (I)Oksida.
Uji Eter – R-O-RSIFAT : Kedua Atom C tidak dapat dioksidasi Peruraian lebih baik dalam suasana asam / H2SO4p pada temperatur
180 °C
REAKSI : Reaksi warna WEBER & TOLLENS
Cara : Zat + larutan 1 % Phloroglusin dalam campuran as vol. ( air + H2SO4p) warna merah
Uji Ester – R-C-O-RSIFAT: Ester mudah mengalami hidrolisis. Oleh karena itu Ester dapat
diikenali melalui reaksi terhadap alkohol dan asam karboksilat hasil hidrolisis.
Reaksi : Ester dihidrolisis dengan alkali Alkohol + As. Karbosilat.
Reaksi identifikasi ditujukan terhadap hasil hidrolisis:
Zat + NaOH + FeCl3 terbentuk warna ungu
Uji AminMerupakan Derivat NH3
– Amin primer : - C - NH 2
– Amin sekunder : - (C)2 - NH
– Amin tersier : - (C)2 - N
Derivat Amin lainnya – Amin : - C = NH – Nitril : - CN (- C = N )
Reaksi :
1. Reaksi warna azo (untuk amin aromatis)
Cara : Larutan zat / HCl + larutan NaNO2 + larutan alfa Naphtol / air + NaOH sampai basa,dipanaskan orange sampai merah
2. Dengan pereaksi DAB HCl
Cara : zat + DAB HCl jingga
3. Reaksi batang korek api
Zat + HCl pada papan tetes kemudian kedalamnya dicelupkan batang korek api, biarkan. Hasil positif jika terbentuk warna jingga.
Uji AMIDA (R-CONH2)
Reaksi Biuret
Cara : 10 mg zat / 2 cc. Air + beberapa tetes NaOH sampai alkalis + sedikit larutan CUSO4 biru violet
Uji ASAM SULFONAT ( R - SO2 - OH)
Pembentukan Endapan BaSO4
Cara : Asam Sulfonat + larutan KOH (2 :1), dipanaskan sampai kering, kemudian + air + Ba (NO3 )2 endapan BaSO4
PENGANTAR MENUJU ANALISIS INSTRUMENTAL
Kimia Analisis Terbagi menjadi :1. Kimia Analisis Kualitatif2. Kimia Analisis Kuantitatif
Perkembangan Kimia Analisis
Dari Era Kimia Analisis Visual (konvensional)
Kimia Analisis Modern yaitu Analisis Instrumental
Perkembangan analisis instrumental mengikuti perkembangan kemajuan teknik elektronika
ANALISIS KUALITATIF
Analisis instrumental dikenal juga sebagai analisis fisiko kimia, karena penentuan sampel yang dianalisis (dgn menggunakan instrumen yang memadai) yaitu berdasarkan sifat fisiko kima dari molekul atau atom sampel yang dianalisis
Meskipun telah digunakan instrumen yang serba modern untuk penentuan sampel yang
dianalisis hasil analisis tidak lepas dari
galat/error oleh karena itu tetap
dibutuhkan validasi (kesahihan/kebenaran) analisis instrumental
MODERN /INSTRUMEN
VALIDASI ANALISIS1. Selektivitas / Kepemilahan & spesifisitas
spesifisitas :Detektor instrumen hanya memberikan
tanggapan terhadap sinyal molekul yang spesifik
selektivitas : detektor dapat membedakan sinyal analit
dan sinyal matriks
2. Sensitivitas, menentukan :
Limit of Detection konsentrasi analit terkecil yang dapat
memberikan respon yang signifikan dibandingkan blangko
Limit of Quantitation konsentrasi analit terkecil yang
dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi tertentu
3. Linieritas / rentang kelurusan
yaitu korelasi rentang kadar terendah sampai kadar
tertinggi dengan tanggap detektor instrumen, dimana
korelasi yang dihasilkan mendekati satu
Lanjutan …..
4. Akurasi / Kecermatan
Keterdekatan hasil analisis yang diperoleh
dengan harga yang sebenarnya
5. Presisi / Ketelitian
adalah simpangan baku atau simpangan
relatif dari beberapa kali penentuan
kuantitatif terhadap sampel yang dianalisis
dengan metode terpilih
MACAM –MACAM SAMPEL / ANALIT
1. KNOWN SAMPEL
sampel yang akan dianalisis diketahui kandungannya,
meliputi :
• Sampel bahan alam
• Sampel kimia
Analisis yg dilakukan : kualitatif (bersifat pembuktian) &
kuantitatif
2. UNKNOWN SAMPEL
sampel yang akan dianalisis tidak diketahui
kandungannya, meliputi :
• Sampel bahan alam
• Sampel kimia
Analisis yg dilakukan : kualitatif (bersifat identifikasi) &
kuantitatif
Tunggal , campur
Tunggal , campur
SAMPEL CAMPUR sampel dengan matriks yang kompleks perlu tahapan pemisahan dan pemurnian
PEMISAHAN
Pekerjaan analisis pada umumnya tidak dapat
dipisahkan dengan proses pemisahan campuran
zat-zat kimia terutama apabila yang dianalisis
adalah suatu sampel dengan matriks yang
kompleks
Maksud/ tujuan pemisahan adalah untuk
memisahkan komponen yang akan ditentukan
agar berada dalam keadaan murni tidak
tercampur dengan komponen lain
Terpisahnya satu atau lebih komponen zat kimia
dalam matriks sampel yang dianalisis akan
mempertajam pengamatan detektor
Methods of Separation
1. Extraction
2. Crystallization
3. Distillation
4. Chromatography
Principle of Chromatography Separation
1. Methods based on polarity
LSC, LLC, GLC
2. Methods based on ionic chargeIEC, electrophoresis
3. Methods based on size
ultrafiltration, GPC
4. Methods based on shapeAC
KLASIFIKASI TEKNIK DAN METODE INSTRUMENTAL
TEKNIK ANALISIS suatu fenomena ilmiah dasar yang telah terbukti berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat-zat yang dianalisis
METODE ANALISIS penerapan yang spesifik dari suatu teknis analisis untuk memecahkan persoalan analitik
KLASIFIKASI TEKNIK ANALISIS :Teknik Spektroskopik, Teknik Kromatografi, Teknik Elektrokimia, Teknik berbagai fenomena ilmiah, Teknik terpadu
PRINSIP TEKNIK ANALISIS
TEKNIK SPEKTROSKOPIK adalah salah satu teknik
analisis fisiko kimia yang mengamati tentang interaksi
atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik
(REM)
TEKNIK ELEKTROKIMIA adalah salah satu teknik
analisis berdasarkan metode elektrokimia, yaitu reaksi
redoks dan reaksi asam basa. Pada elektrokimia
terdapat konsep:
• Transfer partikel bermuatan
• Keseimbangan
• Donor dan aseptor partikel bermuatan
Pada Teknik Kromatografi untuk Tujuan
Analisis
setelah komponen dipisahkan dari matriks
sampel komponen yang diinginkan dibiarkan
dalam fase diam kemudian ditentukan untuk
dianalisis
TEKNIK KROMATOGRAFI adalah teknik analisis
yang dapat memisahan suatu campuran zat kimia
berdasarkan perbedaan migrasi dari masing-masing
komponen campuran yang terpisah pada fase diam
dibawah pengaruh pergerakan fase gerak
Lanjutan….
TEKNIK BERBAGAI FENOMENA ILMIAH
Yang tergolong dalam teknik ini :
1. Metode Spektrometri Massa
2. Metode Kinetika Reaksi
3. Diferensial Thermal Analysis (DTA) merupakan teknik analisis yang tidak dapat
digolongkan dalam teknik yang lain, karena
fenomena ilmiahnya berbeda yang satu dengan
yang lain Walaupun prinsip Metode Spektrometri Massa
fenomena adalah interaksi REM dengan molekul,
metode ini tidak digolongkan dalam Spektroskopik
karena detektornya berbeda
Lanjutan….
TEKNIK ANALISIS TERPADU
• Merupakan gabungan dua atau tiga teknik
analisis yang berbeda
• Tujuan teknik analisis terpadu adalah untuk
menjawab tantangan matriks sampel yang
kompleks
• Teknik ini mempunyai tingkat validitas
(kesahihan / kebenaran) yang tinggi karena
semakin banyak parameter analisis yang
diberikan
Lanjutan….
KLASIFIKASI TEKNIK DAN METODE INSTRUMENTAL
1. TEKNIK SPEKTROSKOPI1. Spektrofotometri UV-Vis2. Spektrofotometri IR (Infra Red)3. Spektrofotometri Fluorescensi4. Spektrofotometri Serapan Atom5. Spektrometri Raman6. Spektrometri Resonansi Magnet Inti7. Spektrometri Massa 8. Spektroskopi Radio Kimia9. Spektroskopi Sinar X10. Spektroskopi Resonansi Putaran Elektron
2. TEKNIK ELEKTROKIMIA1. Potensiometri2. Voltametri3. Coulometri4. Elektrogravimetri
Lanjutan ……3. TEKNIK KROMATOGRAFI
1. Kromatografi Gas2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi3. Kromatografi Elusi CO2 pada temperatur
super kritik4. Kromatografi Planar
4. TEKNIK BERBAGAI FENOMENA ILMIAH1. Analisis termik2. Kinetika Reaksi
5. TEKNIK TERPADU1. GC/FT-IR/MS (Gas Chromatography / Fourier
Trasform-Infra Red / Mass Spectrometry)2. HPLC/FT-IR/MS3. MS-MS
TEKNIK SPEKTROSKOPI
TEKNIK SPEKTROSKOPI
Teknik Spektroskopi adalah :
Teknik analisis fisikokimia yang mengamati interaksi
atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik
Pada prinsipnya interaksi REM dengan atom atau
molekul akan menghasilkan :
• Hamburan / scattering
• Absorpsi / absorption
• Emisi / emision
Interaksi REM dengan molekul
Dasar Metode
Change of spin / perubahan pergasingan inti atom/elektron
…….metoda spektrometri nmr (nuclear magnetic resonance)
Change of orientation / perubahan orientasi ggs molekul
…….. Microwave theory
Change of configuration / perubahan conf. ggs molekul
………metoda spektrometri infra Red
Change of electron distribution / perubahan distribusi elektron
……….metode spetrofotometri UV-Vis, fosforesensi, fluorosensi, AAS, X-Ray
Change of Nuclear Configuration / peluruhan ………..radiasi radioaktif sinar gama
Energi yg dimiliki Atom / Molekul
• Energi Potensial
Energi potensi yg dimiliki oleh atom / molekul
• Energi Kinetik
Energi yg dimiliki oleh atom / molekul untuk melakukan gerakan berpindah
• Energi Rotasi
Energi yg dimiliki oleh molekul untuk melakukan gerakan rotasi pada sumbunya
• Energi Vibrasi
Energi yg dimiliki oleh molekul untuk melakukan gerakan vibrasi / bergetar
Teori REM dikonsep I oleh James Clark Maxwell :
“Cahaya secara fisis merupakan gelombang
elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan
vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus
dengan arah rambatan”
Arahrambatan
Gambar. Sebuah berkas REM
Spektrum Elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum anggota REM dari berbagai panjang gelombang
1 mm = 1000 = 10-3 m
1 = 1000 m = 1000 nm
1 nm = 10 A = 10-9 m
1 A = 10-8 cm = 10-10 m
0
0
20.000 m
2.000 m
200 m
50 m
10 m
1 m
5 mm
40
3 0,7 = 700m = 700 nm
400 nm
200 nm
500 A
0,05 A
1 U
Radio Wave
Infrared Rays
Visible Rays
UV Rays
X Rays
Y Rays
Long Wave
Medium Wave
Short Wave
Ultra-Short Wave
Micro Wave
Far IR
Near IR
Visible
Near UV
Far UV
Red
Violet
Spektro UV Vis
0
0
The Electromagnetic Spectrum
Frequency (v)
Energy (E)
High
High Low
Low
Wavelength ()Short Long
MicrowaveInfraredX-RayVacuum
UV
Near Ultraviolet
Visible VibrationalInfrared
NuclearMagnetic
Resonance
Radio Frequency
200 nm 400 nm 800 nm 2.5 15 1 m 5 m
Blue Red
Cosmic&
Ray
0.1 nm
1019 Hz 1015 Hz 1013 Hz
190 nm 30 cm
1 x108 cm-1 0.002 cm-1400 cm-14000 cm-1
10 cm-1 3 cm-10.01 cm-1
1 mm
Energy absorption by transparent materials in any portion of the electromagnetic spectrum causes atoms or molecules to pass from a state of low energy to a state of higher energy.
Energy States – Electronic, Vibrational, Spin
The excitation process is quantitized, in which the amount of energy absorbed is equal to the energy difference between the excited and ground states.
E = hc /
c = Velocity of Light (cm/sec)
h = Planck’s Constant
E = h
= Frequency (Hz)
= Wavelength (cm)
= c /
Energy Absorption in Spectroscopy
Sinar X UV Vis NIR MIR FIR Micro wave
Radio wave
<200 nm 200-380 nm 380-780 nm 780-2500 nm 2500-50000 nm 50000-106 nm 10-6-107 nm >107 nm
Interaksi REM dengan atom, molekul / ggs molekul
Elect. Transformation/transition
Elect. Transformation/transiti
on
Elect. Transformation/transition
Mol. Vibration
Mol. Vibration
Mol. Rotation
Electron Spin Resonance (nmr)
SPEKTROFOTOMETER Infra MerahFourier Transform Infra Red
Metoda ini didasarkan pada perubahan amplitudo vibrasi suatu ggs pada molekul karena menyerap energi radiasi infra red.
Interaksi Radiasi infra merah dengan molekul
Bila molekul menyerap energi maka molekul mengalami perubahan tingkat energi……eksitasi
Bila radiasinya adalah Infra merah maka yang terjadi adalah perubahan tingkat energi Vibrasi danRotasi
Radiasi IR Molekul kimia Eksitasi
(Perubahan tingkat energi Vibrasi dan Rotasi)
Energi Vibrasi dan Rotasi
energi
Level energi rotasi (0,1,2,3,4,5)
Level energi rotasi
Level energi rotasi
Level energi Vibrasi (2)
Level energi Vibrasi (1)
Level energi Vibrasi (0)
Daerah pengukuran Infra merah / infra red (IR)
Daerah Spektrum NIR (Near infra Read)
MIR (Medium Infra Red)
FIR (Far Infra Red)
Bilangan gel. (cm-1 ) 12800-4000 4000-200 200-10
Panjang gel. (nm) 780-2500 2500-50000 50000-10 jt
Panjang gel. (μm) 0,78-2,5 2,5-50 50-1000
Daerah Finger Print
1500-667 (cm -1 )
Gerakan Vibrasi
H H
H H
H H
VIBRASI ALUR
VIBRASI TEKUK
Symmetric stretch Asymmetric stretch
Vibrasi Alur
Vertical Bend
Horizontal Bend (Rotated by 90o)
Vibrasi Tekuk
INTERAKSI RADIASI IR DENGAN MOLEKUL
MOLEKUL SIMETRIS
1. kedua gugus molekul atau atom mempunyai
keelektronegatifan sama
2. Tidak ada perubahan netto momen dwikutub
3. Tidak terjadi perbedaan muatan listrik pada kedua
kutub
4. Medan listrik IR tidak berinteraksi dengan molekul
5. Molekul tidak mengalami mengalami perubahan
vibrasi (karena tidak menyerap radiasi IR)
MOLEKUL ASIMETRIS / tidak simetris
1. kedua gugus molekul atau atom mempunyai
keelektronegatifan yang berbeda
2. Ada perubahan netto momen dwikutub
3. Terjadi perbedaan muatan listrik pada kedua kutub
4. Tiap gugus akan mempunyai vibrasi alamiah yang
besarnya berbeda-beda sehingga bila vibrasi alamiah
gugus molekul cocok dengan frekuensi radiasi IR akan
terjadi interaksi medan listrik
5. Terjadi absorpsi radiasi IR oleh gugus molekul
6. Molekul mengalami perubahan vibrasi
7. Terjadi perubahan amplitudo vibrasi yg dikenal sbagai
tanggapan radiasi IR (sinyal)
Lanjutan….
0
50
100
Panjang gelombang / wave length
Transmitan
Gambar spektrum IR
Examples of FTIR spectra of inorganics
talc chalk
Example of complaint: SBR gel in EPDM compound
ANALISIS KUALITATIF DENGAN SPEKTROFOTOMETER IR
• Sebagian besar senyawa organik merupakan molekul tidak simetris sehingga dapat dianalisa dengan Spektrofotometer IR
• Senyawa simetris misal metana /CH4 tidak dapat
menyerap radiasi IR
• Cara Analisis Kualitatif:
Known sampel : membandingkan spektrum IR sampel dengan standar atau dengan literatur
Unknown sampel : interpretasi spektra (menentukan gugus fungsi senyawa)
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis adalah anggota
teknik analisis spektroskopik yang memakai radiasi
elektromagnetik utraviolet dekat (190 – 380 nm) dan
sinar tampak (380 – 780 nm) dengan memakai
instrumen spektrofotometer
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis sehingga lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif
INTERAKSI ELEKTRON DENGAN REM
Dalam suatu senyawa organik terdapat tiga macam distribusi elektron :
1. Orbital elektron pi (π)2. Orbital sigma (σ)3. Elektron tdk berpasangan (n)
H
H
C O
H
HC O
Keterangan :
Orbital elektron n
Orbital elektron σ
Orbital elektron π
Diagram tingkat energi elektronik
Energi
n
σ
π
π*
σ* Anti bonding
Anti bonding
Non bonding
BondingBonding
Radiasi Elektromagnetik (UV-Vis) menyebabkan eksitasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi (orbital anti bonding)
(n π*) < (π π*) < (n σ*) < (σ σ*)Energi
Eksitasi σ σ* …….. pd daerah UV jauh
Ikatan tunggal
Eksitasi π π* …….. pd daerah UV jauh
Ikatan rangkap
Eksitasi n σ* …...... pd daerah UV jauh
gugus auksokrom yaitu gugus yg mempunyai el. Bebas terikat pada atom yg membentuk ikatan rangkap Contoh : karbonil C=O ; OH ; O-NH2 ; OCH3
Eksitasi n π* …… pd daerah UV jauh
Ikatan rangkap
1. Suatu molekul sederhana yang terkena radiasi
elektromagnetik
2. Molekul tersebut akan mengabsorbsi REM yang sesuai
3. Interaksi yang terjadi akan meningkatkan energi
potensial elektron pada tingkat keadaan eksitasi
4. Terjadinya transisi elektron absorpsi yang berupa
garis spektrum
5. Bila transisi elektron dan eksitasi elektron yang terjadi
lebih dari satu macam yaitu pada gugus molekul yang
kompleks maka yang terbentuk bukan lagi garis
spektrum tapi pita spektrum
PRINSIP DASAR TERBENTUKNYA SPEKTRUM UV Vis
PRINSIP DASAR TERBENTUKNYA SPEKTRUM UV Vis
Eksitasi elektronik
S1
S2
E A
(1) 1/E
Gambar. Garis spektrum sederhana
1 (1/E)
Gambar. Pita spektrum
Eksitasi elektronik
S1
S2
E
The amount of radiation absorbed may be measured in a number of ways: Transmittance, T = P / P0
% Transmittance, %T = 100 T
Absorbance,
A = log10 P0 / P
A = log10 1 / T
A = log10 100 / %T
A = 2 - log10 %T
The Beer-Lambert Law
A = log 1 = ε . c . b T
A AbsorbanT % transmitan
ε absorbansi molar (L. mol-1.cm-1)
c konsentrasi (mol. L-1)b tebal larutan
Beer’s LawBeer’s Law A =A = ab abcc
Concentration Dependence, cConcentration Dependence, c ReadoutAbsorbance
0.42
Source
Detector
b
Sample
ε
ANALISIS KUALITATIF dengan
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV Vis
Data analisis kualitatif dengan metode
Spektrofotometri UV Vis hanya dipakai sebagai data
pendukung saja
Yang dianalisis untuk tujuan kualitatif adalah
spektrum UV Vis dari sampel dalam keadaan murni
atau sudah dipisahkan dari matriks sampel
Analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri
UV Vis tidak mungkin dilakukan untuk sampel
multikomponen
Analisis kualitatif metode Spektrofotometer UV Vis
dilakukan dengan dua cara yaitu cara pencocokan
spektra dan cara meramalkan panjang gelombang
maksimum
Lanjutan……..
1. Cara pencocokan spektra (Curve Fitting)
Cara ini dilakukan dengan menumpuk (overlay) spektra
sampel dengan standar. Untuk lebih tepatnya lagi
pencocokan spektra diperhitungkan dengan statistik
2. Cara meramalkan panjang gelombang
maksimum
Untuk meramalkan panjang gel maksimum harus
dipakai pelarut yang telah ditentukan dan harga
maksimum yang dipersyaratkan tidak boleh berbeda
lebih dari 2 nm dari yang tertera pada pustaka resmi
MEMBANDINGKAN SPEKTRUM SAMPEL DENGAN LITERATUR
LiteraturClarck”Identification drug and poisons” Spektra Parasetamol (dlm larutan alkali)
Spektrofotometer UV Vis Hitachi U-1800
CONTOH ANALISIS KUALITATIF DENGANMETODE SEKTROFOTOMETRI UV Vis
KIMIA ANALISIS KUALITATIF dengan
TEKNIK KROMATOGRAFI
OLEH :Lestyo Wulandari, S.Si., Apt
Bagian Kimia Farmasi Program Studi Farmasi
Universitas Jember
ASAS DAN DASAR-DASAR KROMATOGRAFI
Prinsip Pemisahan Kromatografi :
Distribusi komponen-komponen dalam fase diam
dan fase gerak dengan memanfaatkan perbedaan
sifat fisikokimia
Dasar Kromatografi :
Mengubah sistem distribusi komponen dari distribusi
keseimbangan statis menjadi sistem keseimbangan
dinamik, yaitu dalam sistem distribusi keseimbangan
pada fase diam dan fase gerak
Principle of Separation
1. Methods based on polarity
LSC, LLC, GLC
2. Methods based on ionic chargeIEC, electrophoresis
3. Methods based on size
ultrafiltration, GPC
4. Methods based on shapeAC
KEUNTUNGAN KROMATORAFI
1. Jangkauan analisis (baik kuanti mapun kuali)
sangat luas dari rentang yang sangat tinggi untuk
tujuan preparatif sampai kadar yang sangat rendah
2. Dapat dilakukan dengan mudah dan cepat bila
dilakukan oleh operator yang memiliki
ketrampilan yang baik, berpengalaman dan
memiliki pengetahuan teori yang memadai
3. Memiliki ketelitian dan ketepatan yang
memadai
KLASIFIKASI KROMATOGRAFI
CHROMATHOGRAPHY(KROMATOGRAFI)
LIQUIDSCFGAS
GSC GLC PLANARCOLOUM
TLC PCLSC IECBPC
LLC EC
KETERANGAN :
SCF Super Critical Fluid
Chromatography
GSC Gas Solid Chromatography
GLC Gas Liquid Chromatography
LSC Liquid Solid Chromatography
LLC Liquid Liquid Chromatography
BPC Bonded Phase Chromatography
IEC Ion Exchange Chromatography
EC Exclusion Chromatography
GPC Gel Permeation Chromatography
GFC Gel Filtration Chromatography
TLC Thin Layer Chromatography
PC Paper Chromatography
PRINSIP PEMISAHAN
SCF Gas Cair Partisi
GSC Gas Padat Adsorpsi
GLC Gas Cair Partisi
LSC Cair Padat Adsorpsi
LLC Cair Cair Partisi
BPC Cair Bonded phase
Adsorpsi/partisi
IEC Cair Resin Penukar ion Pertukaran
ion
GPC Cair Zat Padat Polimer Penyaringan
TLC Cair Padat Adsorpsi
PC Cair Cair Partisi
Fase Gerak Fase Diam Prinsip Pemisahan
KROMATOGRAFI PLANAR
1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) TLC
2. Kromatografi Kertas
3. Elektro Kromatorafi (Elektroforesa)
FASE DIAM merupakan lapisan uniform bidang
datar yang didukung oleh :
1. Pelat kaca
2. Pelat aluminium
3. Pelat plastik
4. Pelat sellulose Kromatografi kertas
SEDERHANA
KLT
KROMATOGRAFI KERTAS
• Prinsip sama dengan KLT
• Fase diam air yang didukung oleh pelat serat
sellulose yang uniform
• Fase gerak kombinasi air dan pelarut organik
• Kertas yang digunakan utk kromatografi kertas :
• Whatman No. 1, 3, 4, 31 ET dan 54
• Scheicher & Schull jenis 2040a, 2043b
(MG1), 2045 (G1) dan 2071
THIN LAYER CHROMATOGRAFI (TLC)
atau KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
• Dasar Pemisahan Adsorpsi, partisi, pertukaran ion
atau reversed phase tergantung fase diam
• Fase diam bahan padat yang diletakkan secara uniform
pada pelat kaca, aluminium atau plastik dengan ketebalan
lebih kurang 0,250mm
• Fase gerak disebut eluen atau pelarut pengembang,
yang terdiri dari satu atau kombinasi dua / lebih pelarut
• Untuk memisahkan sampel non polar digunakan eluen
non polar
• Untuk memisahkan sampel polar digunakan eluen polar
1. Silika gel, alumina, kieselgur (KLT adsorbsi)
2. Sellulosa, kiselguhr, silika gel (KLT Partisi)
3. Selulosa Penukar Ion, Resin penukar ion (KLT
Penukar Ion)
4. Sephadex type gels, biogels (KLT
eksklusi/permeasi)
5. Polyamides, porapak
Fase diam organik tidak dapat digunakan dg eluen
asam kuat
FASE DIAM PADA KLT
MACAM ADSORBAN PADA FASE DIAM
Adsorban Mekanisme pemisahan
Contoh Komponen yang dipisahkan
Silica Gel
Silica Gel - RP
Cellulose,
kilselguhr
Aluminium oksida
Poliamid Cellulose
Mg Silikat
Absorpsi
Reversed
Phase
Partisi
Adsorpsi
Pertukaran Ion
Absorpsi
Steroid, as. Amino, alkohol, lemak aflatoksin, vitamin, alkaloid
As. Lemak, vitamin, steroid hormon, karotenoid
Karbohidrat, gula, alkohol, as. Amino, as. Karboksilat, as. Lemak
Amina, alkohol, steroid, lemak, as. Empedu, vit, alkaloid
As. Nukleat, nukleotida, purin, pirimidin
Steroid, pestisida, lemak alkaloida
KLT dengan fase diam non polar lebih dikenal dengan KLT fase terbalik (Reversed Phase) yang dikenal dengan fase diam RP-2, RP-8 dan RP-18
ANALISIS KUALITATIF DENGAN KROMATOGRAFI PLANAR
TAHAPAN:
Bila sampel known1. Tentukan fase diam dan fase gerak yang sesuai2. Eluasi sampel pada fase diam dan fase gerak terpilih3. Bandingkan warna dan Rf noda dengan pembanding
atau literatur
Bila sampel unknown
1. Lakukan pemisahan dan screening didapat dugaan
sampel
2. Tentukan fase diam dan fase gerak sesuai hasil
screening
3. Eluasi sampel pada fase diam dan fase gerak terpilih
4. Bandingkan warna dan Rf noda dengan literatur atau
pembanding sesuai hasil sceening
1. Preparasi / persiapan sampel
Sampel dilarutkan dalam pelarut organik yang mudah
menguap
2. Preparasi Fase Gerak pembuatan eluen
Eluen merupakan kombinasi beberap pelarut, sehingga
perlu disiapkan sesuai dengan prosentase kombinasi
3. Preparasi Chamber
• Chamber adalah tempat untuk eluasi (pengembangan
sampel dalam fase diam oleh fase gerak)
• Sekeliling chamber diberi kertas saring untuk
menjenuhkan chamber dengan eluen
• Biarkan chamber jenuh dengan eluen yang ditandai
dengan seluruh kertas saring terbasahi eluen
TAHAPAN ELUSI SAMPEL SAMPAI IDENTIFIKASI SAMPEL
Lanjutan….
4. Preparasi Fase Diam• Potong lempeng/pelat sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki• Beri tanda berupa garis & titik dengan pensil untuk
tempat penotolan dan tempat berakhirnya eluasi5. Penotolan sampel pada fase diam
Sampel ditotolkan pada lempeng sesuai konsentrasi yang dikehendaki
6. Elusi Sampel dalam fase diam oleh fase gerakPelat/lempeng dimasukkan dalam chamber yang sudah jenuh
7. Pengeringan lempeng
Elusi keluarkan angin-anginkan lempeng dalam
lemari asam, agar eluen (pelarut organik) menguap8. Identifikasi dengan visual (dgn pewarna), lampu UV
254 nm dan lampu deteksi fluoresensi 366
Gambar cara elusi
. . . .
chamber
Penyangga lempeng
Lempeng KLT
Lar. pengembang
Gambar. Chamber dari depan Gambar. Chamber dari samping
Illustration of Chromatography
Components Affinity to Stationary Phase Affinity to Mobile Phase
Blue ---------------- Insoluble in Mobile Phase
Black
Red
Yellow
Mixture Components
Separation
Stationary Phase
Mobile Phase
. .
RESOLUSI menunjukkan seberapa jauh
pemisahan dua komponen pada fase diam
Pada Kromatogram KLT dikenal istilah Faktor
Retardasi (Rf), yaitu :
RESOLUSI DAN PENAMPILAN NODA
Rf = Jarak migrasi komponen = ajarak migrasi fase gerak b
aabb
. .
CONTOH NODA SAMPEL PADA LEMPENG KLT
T 2 DigoksinT 3 Digitoksin1 dan 2 : sampel
A B
C D
T2 T3 T3 T2
T2 T3 T2 T3
Gbr. A, B, C Ident. dg pewarnaan
Gbr. D Ident. dg lampu UV 366 nm
DENSITOMETER
CONTOH KROMATOGRAM SAMPEL Puncak dan luas area dari noda sampel hanya dapat diperoleh bila sudah discaning dengan instrumen Densitometer