komunikasi kelompok fix klp 1

30
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK Disusun Oleh: KELOMPOK 1 FAISAL FADLAN 0910352050 AGUNG RACHMADI 1110352002 MAFAZA 1110352009 PUTRI SUKMA DERI 1110352018 A. MELATI HIRERA GUCCI 1110352023 INDAH ANDIKA OCTAVIA 1110353005 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: iching-sugar

Post on 26-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

FAISAL FADLAN 0910352050

AGUNG RACHMADI 1110352002

MAFAZA 1110352009

PUTRI SUKMA DERI 1110352018

A. MELATI HIRERA GUCCI 1110352023

INDAH ANDIKA OCTAVIA 1110353005

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

Page 2: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Kelompok dan pengaruhnya terhadap komunikasi

I. Klasifikasi Kelompok

KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)

mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan

kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik

komunikasinya, sebagai berikut:

a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,

menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam

suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang

menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder

komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok

sekunder nonpersonal.

c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada

aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok

sekunder instrumental.

e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok

sekunder formal.

KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK RUJUKAN

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan

(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok

keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan

Page 3: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok

yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk

membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,

fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok

rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang

(fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah

sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya,

sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu,

Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan

situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai

objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan

satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi

Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok

keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi,

termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

KELOMPOK DESKRIPTIF DAN KELOMPOK PRESKIPTIF

John F. Cragan dan David W. Wright (1980:45) dari Illinois State Unversity,

membagi kelompok pada dua kategori : deskriptif dan preskriptif. Kategori deskriptif

menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara

alamiah. Kelompok preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-

langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai

tujuannya.

Untuk kelompok deskriptif, dapat dikelompokkan berdasarkan tujuannya.

Kelompok sepintas (casual groups) dibentuk hanya semata-mata untuk

membina hubungan manusiawi yang hangat. Kelompok katarsis dimaksud untuk

melepaskan tekanan batin atau frustasi anggota – anggotanya. Kelompok belajar

Kelompok sepintas

Kelompok katarsis

Kelompok belajar

Kelompok pembuat kebijaksanaan

Kelompok aksi

Page 4: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

tentu dibentuk untuk menambah informasi. Kelompok pembuat kebijaksanaan dan

kelompok aksi kedua-duanya dibentuk untuk menyelesaikan tugas berupa

perumusan kebijakan atau tindakan.

Ketika pada tahun 1960-an muncul kelompok pertemuan (encounter group)

dan kelompok penyadar (consciousness-raising group), klasikasi di atas tidak lagi

memadai. Kelompok pertemuan lahir di dunia psikiatri, dibentuk untuk pencerahan

intrapersonal, untuk pertumbuhan kesehatan mental. Termasuk ke dalamnya T-

groups, kelompok terapi, dan kelompok sensitivitas. Kelompok penyadar lahir di

dunia politik, dibentuk untuk menimbulkan kesadaran identitas sosial-politi yang

baru.

Akhir-akhir ini, dengan melihat tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, para ahli

komunitas kelompok meringkasnya menjadi tiga kelompok saja : kelompok tugas,

kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan

memecahkan masalah, kelompok pertemuan menjadikan diri mereka sebagai acara

pokok, dan kelompok penyadar mempunyai “tugas” utama menciptakan identitas

sosial politik yang baru.

Kelompok preskriptif meliputi enam format kelompok, yaitu diskusi meja

bundar, symposium, diskusi panel, forum, kolokuium, prosedur parlementer.

Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi

Perubahan perilaku terjadi karena pengaruh sosial (social influence). Ada tiga

macam pengaruh kelompok, yaitu :

Konformitas

Menurut Kiesler dan Kiesler (1969), konformitas adalah perubahan perilaku atau

kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok, yang real

atau yang dibayangkan. Penelitian tentang konformitas dilakukan oleh Moore (1921),

Sherif (1935) dan Solomon E. Asch (1959).

Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas :

- Faktor Situasional :

Kejelasan situasi

Page 5: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Semakin tidak jelas dan semakin tidak berstruktur situasi yang kita hadapi,

makin besar kecendrungan kita untuk mengikuti kelompok.

Konteks situasi

Ada situasi yang menghargai konformitas, dan ada juga situasi yang

mendorong kemandirian.

Cara menyampaikan penilaian

Umumnya, bila individu harus menyatakan responsnya secara terbuka, ia

cendrung melakuka konformitas dari pada kalau ia dapat mengungkapkannya

secara rahasia.

Karakteristik sumber pengaruh

Ukuran kompok

Tingkat kesepakatan kelompok.

- Faktor Personal : usia, jenis kelamin, stabilitas emosional,

otoritarianisme, kecerdasan, motivasi, dan harga diri.

Fasilitasi Sosial

Prestasi individu yang meningkat karena di saksikan kelompok di sebut

Allport sebagai fasilitasi sosial. Fasilitasi menunjukkan kelancaran atau peningkatan

kualitas kerja karena di tonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan

sehingga terasa menjadi “lebih ringan”.

Fasilitasi sosial sebetulnya bukan istilah yang tepat karena dalam beberapa

hal, kehadiran kelompok malah menghambat pelaksanaan kerja. Kehadiran

kelompok bersifat fasilitatif jika pekerjaan yang dilakukan berupa pekerjaan

keterampilan yang sederhana. Sebaliknya, kelompok mempersukar pekerjaan bila

pekerjaan itu berkenaan dengan nalar dan penilaian.

Robert Zajonc (1965) mencoba menjelaskan teori “drive”. Menurut teori ini

kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energy pada perilaku

individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya di depan orang

yang menggairahkan kita. Energi yang meningkatkan akan mempertinggi

kemungkinan di keluarkannya respons yang dominan. Respon dominan adalah

perilaku yang kita kuasai. Bila respons dominan ini adalah respon yang benar, terjadi

peningkatan prestasi. Bila respon yang dominan ini adalah respon yang salah,

Page 6: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon dominan adalah

respon yang benar.

Polarisasi

Ada anggapan yang kuat bahwa dalam kelompok, individu menjadi kurang

berani, kurang kreatif dan kurang inovatif. Kelompok cenderung untuk menghindari

resiko. Anggapan ini kemudian di permasalahkan oleh Stoner (1961). Ia menemukan

bahwa ketika orang lebih berani ketika mereka berada dalam kelompok daripada

ketika mereka sendirian. Gejala ini kemudian di kenal sebagai geseran resiko (risky

shift).

Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak

mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi

mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok

agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentangnya

lebih keras lagi.

Jadi, yang ada adalah kecendrungan ke arah posisi yang ekstrem.banyak

eksperimen menunjukkan bahwa setelah beberapa kali diskusi kelompok, sikap

anggota kelompok menjadi lebih ekstrim.

Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang negative. Pertama,

kecendrungan kearah ekstrimisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih

jauh dari dunia nyata; karena itu, makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat

kesalahan. Produktivitas kelompok tertentu menurun. Gejala ini di sebut dengan

groupthink. Groupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada

kelompok yang sangat kohesif dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan

konsesus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi.

Kedua, polarisasi akan mendorong ektrimisme dalam kelompok politik atau

sosial. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggota yang memiliki

pandangan yang sama. Ketika mereka berdiskusi, pandangan yang sama ini

semakin di pertegas sehingga mereka makin yakin akan kebenarannya.

Page 7: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

II. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok

A. Faktor Situasional: Karakteristik Kelompok

Ukuran kelompok

Kita dapat membedakan dua macam tugas kelompok: tugas koatif dan tugas

interaktif. Pada tugas koatif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang

lainnya, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas korelatif, anggota-anggota berinteraksi

secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, keputusan atau penilaian tunggal.

Pada tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas:

yakni makin banyak anggota, makin besar jumlah pekerjaan yang di selesaikan. Bila

satu orang dapat mengangkat setumpuk kayu bakar dalam 10 jam, sepuluh orang

dapat mengangkatnya dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi,

keluaran secara keseluruhan akan berkurang.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran

kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan

konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar), hanya di perlukan kelompok

kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang di lakukan hanya

membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas

memerlukan kegiatan yang divergen (gagasan kreatif), di perlukan jumlah anggota

kelompok yang lebih besar.

Hasil kelompok juga di tentukan oleh distribus partisipasi anggotanya. Dari

segi komunikasi, makin besar kelompok, makin besar kemungkinan sebagian besar

anggota tidak mendapat kesempatan berpartisipasi. Makin banyak jumlah anggota,

makin sedikit tersedia peluang untuk berinteraksi dengan anggota lainnya dalam

jarak tertentu. Akibatnya, sejumlah orang tidak mendapat kesempatan berinteraksi.

Page 8: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Jaringan kelompok

Lima macam jaringan komunikasi

Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavitt menemukan bahwa

roda- yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi-menghasilkan

kelompok yang tercepat dan terorganisasi. Kelompok lingkaran- paling tidak

memusat- adalah yang paling lambat dalam memecahkan masalah. Lingkaran

cendrung melahirkan sejumlah besar kesalahan. Shaw menambahkan bahwa

kelompok roda hanya efektif bila mereka memecahkan persoalan yang mudah. Bila

masalahnya kompleks, kelompok lingkaran yang lebih cepat.penelitian penelitian

berikutnya menemukan pola komunikasi yang paling efektif: yaitu, pola semua

saluran. Karena pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang peminpin, pola

ini juga memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan yang paling cepat

menyelesaikan tugas bila tugas itu berkenaan dengan masalah sukar. Pola roda

adalah pola komunikasi yang memberika kepuasan paling rendah.

Kohesi Kelompok ( Group Cohesiveness)

Didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk

tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. kohesi

diukur dari (1) ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain, (2)

ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan (3) sejauh mana

anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan

personalnya.

Kohesif erat kaitannya dengan kepuasan. dari suatu penelitian menemukan

makin kohesif kelompok yang diikuti, makin besar tingkat kepuasan anggota.

penelitian lain mengemukakan bahwa kohesi kelompok berkaitan erat dengan

produktivitas, morel dan efisiensi komunikasi. dalam kelompok kohesif anggota

Page 9: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

merasa aman dan terlindungi. karena itu komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka

dan lebih sering.

Beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok yang kohesif (Bettinghaus, 1973)

1. Devian akan ditentang dengan keras, komunikator akan dengan mudah

berhasil memperoleh dukungankelompok jika gagasannya sesuai dengan

mayoritas anggota kelompok.

2. Kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. ada

tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan dan tindakan.

3. Harus memperhitungakan distribusi komunikasi diantara anggota kelompok.

4. Dalam situasi pesaan tampak merupakan ancman kepada kelompok,

kelompok yang lebih kohesif akan lebih cendrung menolak pesan

dibandingkan dengan kelompok kohesi rendah.

5. Komunikator dapat eningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu

menolak pesan yaang bertentangan.

Kepemimpinan

Didefinisikan sebagai komunikasi yang secara positif mempengaruhi

kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. kepemimpinan adalah faktor

yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.

Ada tiga gaya kepemimpinan yaitu : otoriter, demokratis, dan laissez faire.

kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya

ditentukan oleh pemimpin. kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang

mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan

memutuskan semua kebijakan. kepemimpinan laissez faire memberika kebebasan

penuh baagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi

pemimpin yaang minimal.

Menurut Gibb, kepemimpinan demokratis paling efektif bila : (1) tidak ada

anggota kelompok yang merasa dirinya lebih mampu mengatasi persoalan daripada

kelompok lain, (2) bila metode komunikasi yang tepaat belum diketahui, (3) bila

semua anggota kelompok berusaha mempertahankan hak individual mereka.

Sebaliknya kepemimpinan otoriter efektif bila : (1) kecepatan dan efisiensi pekerjaan

lebih penting daripada perundingan, dan (2) situasinya begitu baru sehingga mereka

Page 10: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

tidak tahu apa yang harus ereka lakukan dan memerlukan pengarahan dari

pemimpin.

B. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok

Cragan dan Wright menyebutkaan dua dimensi interpersonal yang

mempengaruhi keefektifan kelompok : kebutuhan interpersonal dan proses

interpersonal.

a. Kebutuhan Interpersonal

Schultz merumuskan teori FIRO. menurut teori ini orang memasuki kelompok

karena didirong oleh tiga kebutuhan interpersonal : inclusion (ingin masuk, menjadi

bagian dari kelompok), control (ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan

hierarkis), dan affection (ingin memperoleh keakrababan emosional dari anggota

kelompok yang lain).

b. Tindak Komunikasi

Satuan komunikasi yang berupa pernyataan, pertanyaan, pendapat atau

isyarat disebut sebagai tindak komunikasi. Bales mengembangkan sistem kategori

untuk menganaalisis tindakan komunikasi yaang dikenal dengan IPA. ia membagi

tindak komunikasi paada dua kelas besar : hubungan tugas dan hubungan sosial

emosional. kelas ini dibagi lagi menjadi positif, netral dan negatif.

c. Peranan

Peranan dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian

tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang baik, atau hanya

menampilkan kepentingan individu saja. Ada tiga kelompok peranan yaitu :

1. Peranan Tugas Kelompok

Tugas kelompok ialah memecahkan masalah atau melahirkan

gagasangagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya

memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang yang menunjang

tercapainya tujuan kelompok. Setiap anggota boleh saja menjalankan lebih

dari satu peranan dalam komunikasi kelompok.

Page 11: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

a. Initiator – Contributor

Menyarankan atau mengusulkan kepada kelompok gagasan-gagasan

baru atau cara baru yang berkenaan dengan masalah atau tujuan

kelompok.

b. Information seeker (pencari informasi)

Meminta penjelasan saran yang diajukan ditinjau dari kecermatannya,

otoritasnya, dan fakta yang berkenan dengan masalah yang

dibicarakan

c. Opinion seeker (pencari pendapat)

Bukan hanya menanyakan fakta atau kasus, tetapi juga penjelasan

mengenai nilai yang relevan dengan usaha kelompok atau nilai-nilai

yang mendasari saran yang diajukanatau saran alternatif.

d. Information giver (pemberi informasi)

Memberikan fakta atau generalisasi yang “otoritatif ”, atau

menghubungkan pengalamannya sendiri dengan masalah kelompok

e. Opinion giver (pemberipendapat)

Menyatakan pendapatnya yang relevan dengan saran yang diajukan

atau saran alternatif.

f. Elaborator (penjabar)

Menjabarkan saran-saran dengan contoh-contoh atau dengan makna

yang lebih luas, memberikan dasar rasional dari saran yang sudah

dibuat, dan berusaha menyimpulkan konsekuensi gagasan atau saran

itu jika diambil oleh kelompok

g. Summarizer (penyimpul)

Mengumpulkan gagasan, saran, dan komentar anggota kelompok dan

keputusan kelompok untuk membantu menentukan dimana posisi

kelompok dalam proses berpikir atau tindakannya

h. Coordinator – integrator (pemadu)

Memperjelas hubungan di antara berbagai gagasan dan saran,

berusaha mengambil gagasan – gagasan pokok dari kontribusi

anggota dan memadukannya menjadi keseluruhan yang bermakna.

i. Orienter (pengarah)

Posisi kelompok dalam hubungannya dengan tujuan kelompok, titik

tolak arah atau tujuan yang disepakati

Page 12: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

j. Disagree (pembantah)

Memberikan pandangan yang berbeda, mengajukan bantahan,

menunjukkan kesalahan fakta atau penalaran.

k. Evaluator – critic (evaluator kritikus)

Mengukur prestasi kelompok berdasarkan serangkaian standar kerja

kelompok dalam konteks tugas kelompok.

l. Energizer (pendorong)

Mendorong kelompok untuk bertindak atau mengambil keputusan

m. Procedural – technician (petugasteknik)

Melayani keperluan kelompok untuk melaksanakan tugas rutin

n. Recorder (pencatat)

Menuliskan saran, keputusan kelompok, dan produk diskusi

2. Peranan pemeliharaan kelompok

Di bawah ini adalah daftar peranan yang dimaksudkan untuk memelihara

hubungan emosional di antara anggota-anggota kelompok.

a. Encourager (penggalak)

Memuji, menyetujui, dan menerima kontribusi anggota yang lain.

b. Harmonizer (wasit)

Melerai pertikaian di antara anggota – anggota yang lain, berusaha

mendamaikan perbedaan, mengurangi ketegangan pada situasi konflik

melalui kata-kata lelucon atau kata-kata yang menentramkan

c. Compromiser (kompromis)

Bekerja dari dalam konflik yang melibatkan gagasan atau posisi.

d. Gatekeeper and expediter (penjaga gawang)

Berusaha membuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi

yang lain atau dengan mengusulkan aturan komunikasi

e. Standard setter or ego ideal (pembu ataturan)

Menetapkan kriteria kelompok dalam menjalankan fungsinya atau

menggunakan kriteria dalam menjalankan fungsinya atau

menggunakan kriteria dalam menilai kualitas proses kelompok

f. Group observer and commentator (pengamat kelompok)

Page 13: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Menyimpan catatan berbagai aspek proses kelompok dan memberikan

data tersebut berikut penafsirannya untuk dipakai oleh kelompok dalam

menilai prosedurnya

g. Follower (pengikut)

Mengikuti gerakan kelompok, secara pasif menerima gagasan yang

lain, berfungsi sebagai pendengar dalam pengambilan keputusan

3. Peranan Individual

Usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak

relevan dengan tugas kelompok, yang berpusat pada individu.

a. Aggressor

Berbuat macam-macam, contoh merendahkan status yang lain,

menolak nilai, tindakan atau perasaan yang lain.

b. Blocker (penghambat)

Cenderung bersikap negatif, selalu menolak, menentang, tanpa alasan

yang kuat, dan berusaha mempertahankan atau membuka kembali

persoalan yang sudah ditolak oleh kelompok

c. Recognition seeker (pencari muka)

Berusaha dengan berbagai cara menarik perhatian orang, sering

dengan membual, melaporkan kehebatan kepribadiannya, bertindak

dengancara yang tidak biasa

d. Self consessor (pengungkap diri)

Menggunakan kesempatan yang disediakan oleh kelompok untuk

mengungkapkan perasaan, wawasan, ideologi yang bersifat pribadi

dan tidak ada sangkut pautnya dengan kelompok

e. Playboy

Ketidakacuhannya terhadap prroses kelompok dengan sinisme,

bermain-main, dan acuh tak acuh.

f. Dominator

Menegaskan otoritas dan superioritasnya ketika mengendalikan

kelompok atau anggota-anggota tertentu.

Page 14: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

g. Help seeker

Menarik simpati dari anggota kelompok yang lain atau dari seluruh

kelompok dengan mengungkapkan rasa tidak aman, kebingungan,

atau ketidaktahuan

h. Special interest pleader (sponsor kepentingan khusus)

berbicara atas nama “orang kecil”, mayarakat, kaum ibu.

III. Bentuk – bentuk komunikasi kelompok

A. Komunikasi Kelompok Deskriptif

Para ahli komunikasi kelompok menunjukkan ada tiga kategori kelompok

yang besar, yaitu :

a. Kelompok tugas : Model Fisher

Aubrey fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas menemukan

bahwa kelompok melewati empat tahap :orientasi, konflik, pemunculan,

dan peneguhan. Pada tahap pertama, setiap anggota berusaha saling

mengenal, saling menangkap perasaan orang lain. Tindakan pada tahap

miniumumnya menunjukkan persetujuan ,mempersoalkan pernyataan,

berusaha memperjelas informasi.

Pada tahap kedua, terjadi peningkatan perbedaan antara anggota.

Masing-masing berusaha mempertahankan posisinya. Tindakan komunikasi

pada tahap ini kebanyakan berupa pernyataan tidak setuju, dukungan pada

pendirian masing-masing. Pada tahap ketiga, orang mengurangi tingkat

polarisasi dan perbedaan pendapat. Disini anggota yang menentang usulan

tertentu menjadi bersikap tidak jelas. Tindak komunikasi umumnya berupa

usulan-usulan ambigu.

Pada tahap keempat, para anggota memperteguh konsesus kelompok .

Mereka mulai memberikan komentar tentang kerjasama yang baik dalam

kelompok dan keputusan yang diambil oleh kelompok. Pernyataan umumnya

bersifat positif dan melepaskan ketegangan.

b. Kelompok Pertemuan : Model Bennis dan Shepherd

Page 15: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Kelompok pertemuan ini dapat membantu pertumbuhan diri, tetapi juga

dapat mempercepat penghancuran diri. Ada dua tahap model yang

dikemukakan Bennis dan Shepherd, yaitu :

1. Tahap satu : Ketergantungan Otoritas

Contoh: bila dua belas orang berkumpul melingkar dan saling melihat

secara kaku selama beberapa menit seorang anggota segera memecahkan

ketegangan humor. Tidak lama kemudian seseorang terganggu, ia marah

karena pemimpinnya menolak memberikan pengarahan dan menyusun acara

sehingga muncul pemimpin baru. Sub fase satu ditandai dengan harapan

bahwa pelatih akan segera mengambil alih pimpinan. Ketika ternyata ini tidak

terjadi subfase kedua dimulai dengan terbentuknya koalisi diantara beberapa

anggota, dan menyerang pelatih karena tidak mau memimpin.

2. Tahap dua : Kebergantungan satu sama lain

Pada periode kehidupan kelompok pertemuan ketika banyak orang

mengalami pertumbuhan diri; namun ini ketika emosi dikuras habis , dan

dalam beberapa hal menimbulkan kerusakan emosional pada individu. Pada

sub fase inilah instruktur diperlukan, terutama orang yang mempunyai

keahlian dibidang psikologi klinis. Intensi emosional ini akhirnya menimbulkan

katarsis dan kelompok pada umumnya merasakan keakraban dan

kebergantungan satu sama lain.

c. Kelompok Penyadar : Model Chesebro, Cragan, dan Mc Cullough

Ada empat tahap perkembangan kelompok penyadar:

1. Tahap satu : Kesadaran diri akan identitas baru

Untuk menimbulkan kesadaran diri, orang-orang yang berkumpul di

dalam kelompok harus terdiri atas orang-orang yang mempunyai

karakteristik yang menjadi dasar pembentukan kelompok. Pada

kelompok feminis, semua anggotanya harus perempuan. Pada

kelompok homoseksual, semua anggotanya harus homoseksual.

2. Tahap dua : Identitas kelompok melalui polarisasi

Page 16: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Mereka mulai membagi dunia pada kelompok “kita” dan kelompok

“mereka”. Pada gerakan homoseksual, kelompok “kita” adalah orang-

orang yang homoseksual, dan “mereka” adalah mengacu pada

masyarakat yang heteroseksual.

3. Tahap ketiga : Menghubungkan diri dengan kelompok revolusioner

lainnya

Bagaimana hubungan mereka dengan kelompok tertindas lainnya

yang sedang melancarkan revolusi kebudayaan. Tetapi, pada

kelompok lain biasanya mereka merumuskan tindakan nyata yang

harus dilakukan untuk mencapai cita-cita kelompok.

B. Komunikasi Kelompok Prespektif

Berbagai komunikasi pada kelompok ini menurut formatnya dapat

diklasifikasikan pada dua kelompok besar: privat danpublic (terbatas dan

terbuka). Kelompok pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia,

konferensi (rapat) adalah kelompok privat, panel, wawancara terbuka, forum,

simposium, termasuk kelompok publik. Di sini kita akan mempergunakan format

diskusi dari Cragan dan Wright (1980):meja bundar, simposium, diskusi panel,

macam-macam forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Komunikasi Organisasi

Definisi Komunikasi Organisasi

Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization,

mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan

pembagian tugas.

Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach,

mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan

sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-

tugas dan wewenang. Dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan suatu paduan

dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung. Dalam komunikasi

organisasi akan erat kaitannya dengan suatu kekuasaan, arus pesan, dan perilaku

karena melibatkan jumlah orang yang tidak sedikit dalam setiap organisasinya.

Page 17: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Menurut Gold Haber, Komunikasi organisasi adalah arus pesan dalam suatu

jaringan yang sifat hubungannya saling bergantungan satu sama lain. Arus pesan

yang digunakan bersifat: vertikal, horizontal, dan diagonal.

Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi

(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh

organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa

cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus

dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers,

dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui

secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya

secara individual.

Secara fungsional, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai

pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi dapat terjadi kapanpun,

setidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi akan

menafsirkan suatu pertunjukkan.

Sedangkan secara tradisional, komunikasi organisasi cenderung dianggap

menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu “batas

organisasional (organizational boundary)”. Dalam hal ini komunikasi organisasi

dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan

makna atas interaksi yang merupakan organisasi.

Hal yang membedakan komunikasi organisasi dengan lainnya adalah adanya

hierarki. Hierarki adalah prinsip-prinsip pengaturan dimana orang diberikan urutan

diatas atau dibawah orang lain.

Teori Komunikasi Organisasi

1)  Teori Informasi Organisasi

            Teori Komunikasi Organisasi dikemukakan oleh Karl Weick (1995). Karl

Weick mengembangkan sebuah pendekatan untuk menggambarkan proses dimana

organisasi mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi yang mereka

terima.

Page 18: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

            Fokus utama penelitian Weick adalah pada pertukaran informasi yang terjadi

dalam organisasi dan bagaimana anggota mengambil langkah untuk memahami hal

ini. Weick percaya bahwa “orgaanisasi berbicara pada dirinya sendiri”. Maksud dari

pernyataan tersebut adalah anggota-anggota organisasi adalah penting dalam

penciptaan dan pemeliharaan makna pesan.

            Weick melihat organisasi sebagai sebuah sistem yang mengambil sebuah

informasi yang membingungkan atau ambigu dari lingkungannya dan membuat

informasi tersebut menjadi masuk akal. Oleh karenanya, menurut Teori Informasi

Organisasi, organisasi akan berevolusi selama mereka masih berusaha untuk

memahami diri mereka dan lingkungannya.

            Weick pertama kali memperkenalkan pendekatan teoritis yang menjelaskan

bagaimana organisasi memahami dan menggunakan informasi dalam bukunya The

Social Psyhology Organizing (1969). Ia kemudian memperbarui teorinya untuk

mengklarifikasikan kebingungan yang mungkin muncul (1995).                              

Teorinya berfokus pada proses yang dilalui organisasi dalam usaha untuk

memahami semua informasi yang membombardir mereka tiap harinya. Weick

mengatakan, “organisasi dan lingkungan mereka berubah begitu cepatnya sehingga

sangat tidak realistis untuk menunjukkan seperti apa mereka saat ini, karena mereka

tidak akan tetap seperti itu nantinya.”(1969).

            Fokus dari teori organisasi adalah pengkomunikasian informasi yang penting

bagi suksesnya sebuah oraginsasi. Sangat jarang bahwa seseorang atau satu

departemen dalam sebuah organisasi mempunyai semua informasi penting untuk

menyelesaikan suatu proyek. Tugas pemrosesan informasi tidak dilaksankan hanya

dengan melakukan perolehan informasi, bagian tersulit adalah dalam mengartikan

dan mendistribusikan informasi yang didapatkan.

            Asumsi dasar teori informasi organisasi :

1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi.

Asumsi ini menyatakan bahwa organisasi bergantung pada informasi agar

dapat berfungsi dengan efektif dan mencapai tujuan mereka. Weick (1979)

memandang konsep lingkungan informasi sebagi sesuatu y6ang berbeda dari

lingkungan fisik dimana organisasi berada. Ia menyatakan bahwa lingkungan

informasi ini diciptakan oleh anggota organisasi.

2.  Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal

ketidakjelasannya.

Page 19: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

Asumsi Yang diajukan oleh Weick berfokus pada ambiguitas yang ada dalam

informasi. Pesan-pesan berbeda dalam hal sejauh mana mereka dapat dipahami.

Sebuah organisasi harus menentukan mana anggota yang lebih mengetahui atau

berpengalaman dalam berurusan dengan informasi penting yang didapatkan.

Sebuah rencana untuk memahami informasi harus disusun. Pesan-pesan, menurut

teori Weick, sering kali tidak jelas. Ketidakjelasan merujuk pada pesan yang rumit,

tidak pasti, dan tidak dapat di prediksi.

3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemprosesan informasi untuk mengurangi

ketidakjelasan informasi.

Asumsi ini menyatakan bahwa organisasi mulai dalam aktifitas kerjasama

untuk mebuat informasi yang diterima dapat lebih dipahami. Weick melihat proses

mengurangi ketidakjelasan sebagi sebuah aktifitas bersama diantara anggota

organisasi. Ini bukan hanya merupakan tanggung jawab dari seseorang saja untuk

mengurangi ketidakjelasan. Sebaliknya, ini adalah sebuah proses yang mungkin

melibatkan beberapa anggota organisasi.

2) Teori Budaya Organisasi

            Teori Budaya Organisasi dikemukakan oleh Clifford Geertz, Michael

Pacanowsky dan Nick O’Donnell-Trujillo. Untuk memahami kehidupan organisasi

melampaui budaya termasuk nilai-nilai, kisah, tujuan, praktik, dan filosofi

perusahaan. Michael Pacanowsky, dan Nick O’Donnell-Trujillo (1982,1990)

mengonseptualisasikan teori budaya organisasi. Pacanowsky dan Nick O’Donnell-

Trujillo merassa bahwa organisasi dapat paling baik dipahami dengan menggunakan

lensa budaya, sebuah ide yang mulanya dikenukakan oleh seorang antropolog

bernama Clifford Geertz.  

        Dalam hal ini budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan

latar belakang individu. Menurut Pacanowsky dan O’Donnell-Trujillo budaya adalah

suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim

atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini mencakup semangat kerja

karyawan, sikap, dan tingkat produktifitas (schrodt, 2002). Budaya organisasi juga

mencakup semua simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dst) dan makna-makna

yang dilekatkan orang pada simbol-simbol ini. Makna dan pemahaman budaya

dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak menejemen.

Page 20: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

            Pacanowsky dan O’Donnell-Trujillo percaya bahwa budaya organisasi

“mengindikasikan apa yang mnyusun dunianya ingin diselidiki”. Dengan kata lain,

budaya organisasi adalah esensi dari kehidupan organisasi. Mereka mengadopsi

pendekatan interpretasi sombolik yang dikemukakan oleh Clifford Geertz (1973)

dalam model teoritis mereka. Clifford Geertz menyatakan bahwa orang-orang adalah

“yang tergantung di dalam jaringan kepentingan”. Clifford Geertz menggambarkan

jaringan kepentingan seperti jaring laba-laba. Clifford Geertz menggunakan

gambaran mengenai laba- laba bukan tanpa tujuan. Ia yakin budaya seperti sebuah

jaring yang dipintal oleh laba-laba. Maksudnya, jaring ini memiliki desain yang rumit,

dan tiap jaring berbeda dengan yang lainnya.

            Asumsi dasar Teori Budaya Organisasi:

1. Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan

yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada

pemahaman yang lebih baik mengenai nila-nilai sebuah organisasi.

2. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.

3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi

tindakan dalam budaya ini juga beragam.

3)  Toeri Penstrukturan Adaptif

            Anthony Giddens, seorang sosiolog pertama kali mempresentasikan teori

penstrukturan adaptif pada tahun 1979. Dalam penelitiannya, Giddens

mendeskripsikan bagaimana institusi sosial dan organisasi, misalnya diproduksi,

direproduksi, dan ditransformasi melalui penggunaan aturan-aturan sosial. Giddens

memandang struktur sosial sebagai pedang bermata dua,  struktur dan aturan yang

diciptakan membatasi perilaku seseorang. Akan tetapi, aturan yang sama juga

membuat seseorang mampu memahami dan berinteraksi denagn orang lain.

            Aturan-aturan ini dapat dinyatakan secara eksplisit (seperti prosedur

penyampaian keluhan yang dijabarkan di dalam buku panduan karyawan) atau

dipelajari secara implisit ( seperti menghormati satu sama lain dengan menberikan

kesempatan pada tiap anggota kelompok untuk menyuarakan pendapatnya).

            Dalam teori penstrukturan adaptif, Giddens (1984) menyatakan bahwa kunci

dari memahami komunikasi yang terjadi di dalam organisasi adalah dengan

Page 21: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

mempelajari struktur yang berfungsi sebagai pondasi mereka. Ia membuat

perbedaan antara konsep sistem dan struktur.

            Istilah sistem merujuk pada organisasi itu sendiri dan perilaku yang

dilaksanakan oleh organisasi ini untuk mencapai tujuannya. Istilah struktur merujuk

pada aturan-aturan dan sumber daya yang digunakan para anggotanya untuk

menciptakan dan mempertahankam sistem, dan juga untuk mengarahkan perilaku

mereka.

           Penstrukturan dalam kelompok atau organisasi dideskripsikan sebagai

“proses dimana sistem diproduksi dan direproduksi melalui pemakaian aturan dan

sumber daya oleh anggota-anggota” (Poole, seibold, dan McPhee,1996).

            Penstrukturan memberikan pondasi yang berguna untuk mempelajari

dampak yang dimiliki oleh aturan dan sumber daya terhadap keputusan kelompok

dan komunikasi  organisasi. Penstrukturan bersifat komunikatif: “berbicara adalah

tindakan. Jika struktur benar-benar diproduksi melalui interaksi, maka komunikasi

lebih dari sekedar pengantar tindakan; komunikasi adalah tindakan” (Modaff dan

DeWine, 2002).

             Asumsi dasar Teori Penstrukturan Adaptif adalah sebagai berikut :

1. Kelompok dan organisasi diproduksi dan direproduksi melalui penggunaan

aturan dan sumber daya.

2. Aturan komunikasi berfungsi baik sebagai medium untuk maupun hasil akhir dari

interaksi.

3. Struktur kekuasaan ada di dalam organisasi dan menuntun proses pengambilan

keputusan dengan menyediakan informasi mengenai bagaimana untuk

mencapai tujuan kita dengan Cara ayang terbaik.

Page 22: Komunikasi KELOMPOK FIX Klp 1

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

http://ekalasmawati.blogspot.com/2012/04/komunikasi-organisasi.html (diunduh

tanggal 24 Oktober 2013)