laporan hasil penelitian dosen penelitian terapan

33
LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN PENELITIAN TERAPAN UNIVERSITAS LAMPUNG FORMULASI DAN OPTIMASI SEDIAAN PEEL-OFF GEL MASKER ANTIOKSIDAN DENGAN KANDUNGAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN (SLD) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG LAMPUNG 2021

Upload: others

Post on 03-Apr-2022

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN

PENELITIAN TERAPAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

FORMULASI DAN OPTIMASI SEDIAAN

PEEL-OFF GEL MASKER ANTIOKSIDAN DENGAN KANDUNGAN

EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) MENGGUNAKAN METODE

SIMPLEX LATTICE DESIGN (SLD)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

LAMPUNG

2021

ii

DAFTAR ISI

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN ......................................................... i

ii

.............................................................................. iv

RINGKASAN ....................................................................................................... v

BAB 1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

1.1 Pendahuluan .................................................................................................... 1

1.2 Permasalahan ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Khusus Penelitian ................................................................................ 2

1.4 Urgensi Penelitian............................................................................................ 2

1.5 Spesifikasi Skema ............................................................................................ 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

2.2 Road Map Penelitian ........................................................................................ 7

BAB 3. METODE ................................................................................................. 7

3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................................... 7

3.2. Alat ................................................................................................................. 7

3.3. Bahan .............................................................................................................. 8

3.4. Pengumpulan dan determinasi tanaman............................................................ 8

3.5. Preparasi Ekstrak Daun pepaya (Carica papaya L.) ......................................... 8

3.6. Skrining Fitokimia ........................................................................................... 8

3.7. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pepaya ................................... 8

3.8. Formulasi Peel-off Gel Masker Ekstrak Etanol Daun Pepaya ........................... 8

3.9. Karakterisasi fisik sediaan Peel-off Gel Masker ............................................... 9

DAFTAR ISI...........................

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................

iii

3.10. Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 9

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 11

4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Pepaya ............................................. 12

4.4 Penentuan Formula Optimum Masker Gel Peel-Off ....................................... 13

4.5 Daya Sebar Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya ...................... 15

4.6 Viskositas Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya ........................ 17

4.7 Waktu Mengering Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya ............ 18

4.8 pH Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya ................................... 20

4.9 Formula Optimum Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya ............ 21

4.1 Verifikasi Formula Optimum Menggunakan Statistik ..................................... 23

4.11 Antioksidan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya .................... 24

BAB 5. PENUTUP .............................................................................................. 25

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 25

5.2 Saran ............................................................................................................. 25

v

RINGKASAN

Radiasi ultraviolet, polusi, dan asap rokok dapat menimbulkan radikal bebas yang

berakibat buruk pada kulit. Radikal bebas diredam dengan pemberian antioksidan yang

bersumber dari antioksidan sintetis dan alami. Namun penggunaan antioksidan sintetis

mulai dibatasi karena efek samping yang ditimbulkan sehingga antioksidan alami

dapat dipilih sebagai sumber antioksidan aman. Salah satu bagian tanaman yang

mengandung senyawa antioksidan yakni senyawa flavonoid adalah Daun pepaya

(Carica papaya L.). Pemanfaatan antioksidan ekstrak Daun pepaya untuk kulit wajah

lebih baik bila diformulasikan dalam sediaan kosmetik topikal dibandingkan oral.

Salah satu bentuk sediaan kosmetik topikal adalah Peel-off Gel Masker dengan

kelebihan yaitu berbentuk gel yang sejuk dan tanpa dibilas sehingga mampu

merelaksasikan dan menutrisi kulit wajah secara maksimal. Kualitas fisik masker

seperti viskositas, daya sebar, dan waktu mengering merupakan faktor yang

mempengaruhi penerimaan (acceptability) pemakaian. Beberapa komponen yang

mempengaruhi karakteristik fisik Peel-off Gel Masker antara lain PVA (Poly Vinyl

Alcohol), HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Celulosa), dan gliserin. Optimasi dari ketiga

komponen tersebut sangat diperlukan untuk menghasilkan masker yang berkualitas.

Metode Simplex Lattice Design (SLD) dapat digunakan untuk mengoptimasi komposisi

bahan yang berbeda sehingga menghasilkan formula optimum dengan sifat fisik yang

diharapkan. Metode ini cepat dan praktis karena dapat menghindarkan penentuan

formula secara coba-coba (trial and error). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

aktivitas antioksidan daun pepaya dan konsentrasi optimum PVA, HPMC dan gliserin

untuk menghasilkan karakteristik fisik Peel-off Gel Masker yang baik dan memiliki

aktivitas antioksidan. Tahapan dari metode penelitian meliputi pengujian aktivitas

antioksidan ekstrak etanol daun pepaya dengan menggunakan metode DPPH (1,1-

Diphenyl-2-Picryl Hydrazyl), formulasi ekstrak daun papaya dengan aktivitas

antioksidan optimum menjadi Peel-off Gel Masker , optimasi formula masker

menggunakan software Design Expert 7.1.5 metode Simplex Lattice Design dengan

memvariasikan konsentrasi komponen PVA, HPMC dan gliserin, serta karakterisasi

sediaan Peel-off Gel Masker meliputi uji daya sebar, uji viskositas, uji waktu

mengering, uji pH dan uji antioksidan. Hasil penelitian menunujukkan bahwa aktivitas

antioksidan daun pepaya termasuk kategori kuat dengan nilai IC50 sebesar 94,04 ppm.

Nilai desirability yang disarankan simplex lattice design adalah 1,000 dengan variasi

komponen PVA, HPMC dan gliserin dari formula optimal masker gel peel-off

masingmasing adalah 14%, 1% dan 2% dengan karakteristik fisik daya sebar 5,8 cm,

viskositas 430 dPa.s, waktu mengering sediaan 18,3 menit dan pH 6,1. Aktivitas

antioksidan formula optimum sediaan masker gel peel-off termasuk kategori sedang

dengan nilai IC50 150,6 ppm.

Kata kunci : Antioksidan, Carica papaya, Masker, Optimasi

1

BAB 1. LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan

Sinar matahari dapat menyebabkan terjadinya penuaan kulit (photoaging), yang

mengakibatkan berbagai kerusakan struktur pada kulit, karena efek radikal bebas dari

fotobiologik UVA dan UVB [1]. Radikal bebas dapat diredam dengan menggunakan

antioksidan [2]. Penggunaan antioksidan sintetis mulai dibatasi karena efek samping

ditimbulkan cenderung lebih besar. Sehingga perlu alternatif antioksidan alami yang

aman untuk dikembangkan [3]. Antioksidan alami meliputi senyawa flavonoid,

turunan senyawa hidroksinat, kumarin, dan tokoferol [4]. Daun pepaya (Carica papaya

L.) merupakan salah satu tanaman mengandung flavonoid dan ß-karoten sebagai

antioksidan [5].

Pemanfaatan antioksidan pada sediaan untuk kulit wajah lebih baik bila

diformulasikan dalam sediaan kosmetik topikal dibandingkan oral [6]. Kosmetika

wajah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya Peel-off Gel Masker.

Peel-off Gel Masker berbentuk gel dan setelah diaplikasikan dalam waktu tertentu

hingga mengering akan membentuk lapisan film transparan yang elastis, sehingga

dapat dikelupaskan. Peel-off Gel Masker memiliki keunggulan yaitu berbentuk gel

sejuk yang mampu merelaksasikan dan membersihkan wajah secara maksimal [7].

Basis sediaan topikal memiliki pengaruh terhadap absorbsi dan efek bahan

aktif [8]. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kualitas fisik masker wajah gel

peel-off dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan yang digunakan [9]. Variasi

konsentrasi PVA dan HPMC dapat mempengaruhi sifat fisika sediaan seperti

viskositas dan daya sebar, sedangkan variasi konsentrasi gliserin secara signifikan

mempengaruhi waktu mengering dari sediaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi optimum PVA, HPMC, dan gliserin yang

dapat menghasilkan Peel-off Gel Masker dengan karakteristik fisik yang baik.

Kombinasi PVA, HPMC, dan gliserin dalam sediaan Peel-off Gel Masker

dapat dioptimasi dengan metode Simplex Lattice Design, sehingga menghasilkan

formula dengan sifat fisik optimum serta dapat menghindarkan penentuan formula

secara trial and error [10].

2

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memanfaatkan ekstrak

etanol daun pepaya dalam Peel-off Gel Masker yang dioptimasi dengan metode

Simplex Lattice Design (SLD) sebagai antioksidan untuk mencegah penuaan dini.

1.2 Permasalahan

Rumusan masalah dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana aktivitas antioksidan ekstrak etanol 96% Daun pepaya (Carica papaya

L.)?

2. Berapa konsentrasi optimum PVA, HPMC, dan gliserin untuk menghasilkan Peel-

off Gel Masker dengan karakteristik fisik optimum berdasarkan metode Simplex

Lattice Design (SLD)?

3. Bagaimana aktivitas antioksidan dan karakteristik fisik formula optimum Peel-off

Gel Masker dengan kombinasi basis PVA, HPMC, dan gliserin menggunakan

metode Simplex Lattice Design (SLD)?

1.3 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol 96% daun pepaya

2. Untuk menghasilkan formula optimum Peel-off Gel Masker dengan karakteristik

fisik yang baik berdasarkan metode Simplex Lattice Design (SLD).

3. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan sediaan dan karakteristik fisik formula

optimum Peel-off Gel Masker dengan kombinasi basis PVA, HPMC, dan gliserin

menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD).

1.4 Urgensi Penelitian

Penelitian ini ditargetkan menghasilkan sediaan Peel-off Gel Masker sebagai alternatif

antioksidan untuk perawatan kulit. Langkah awal dalam proposal Penelitian terapan

adalah:

1. Sediaan Peel-off Gel Masker layak untuk mengatasi radikal bebas yang dapat

memberikan efek negatif pada kulit wajah dengan memanfaatkan ekstrak etanol

Daun pepaya.

2. Menghasilkan inovasi baru dalam pengembangan bahan baku kosmetika alami guna

mendukung Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3

1.5 Spesifikasi Skema

Spesifikasi skema penelitian ini adalah memformulasi Peel-off Gel Masker ekstrak

etanol Daun pepaya, mempelajari aktivitasnya sebagai antioksidan, dan memastikan

kelayakan penggunaan. Penerapan teknologi penelitian adalah Kesiapan Teknologi

Tingkat (TKT) 6 yaitu mengimplementasikan software Design Expert 7.1.5 metode

Simplex Lattice Design dalam menghasilkan Peel-off Gel Masker antioksidan ekstrak

Daun pepaya (Carica papaya L.) dengan karateristik fisik yang optimal dan terdaftar

di Sentra HaKI LPPM Unila.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 State of The Art

Pepaya (Carica papaya L.), anggota keluarga Caricaceae, merupakan buah

tropis yang kaya antioksidan (vitamin C, tokoferol, fenol, dan β-karoten) dan fitokimia

bioaktif dengan aktivitas antioksidan (benzil isotiosianat). Ekstrak daun mengandung

asam folat, vitamin B12, vitamin A, vitamin C, alkaloid, saponin, glikosida, tanin, dan

flavonoid dengan aktivitas antikanker dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif

[11].

Klasifikasi tanaman pepaya adalah [12]:

Domain : Tanaman berbunga

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Dilleniidae

Superdivision : Spermatophyta

Phyllum : Steptophyta

Order : Brassicales

Family : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Senyawa saponin dalam daun pepaya dapat memicu pembentukan kolagen

yang berperan dalam proses penyembuhan luka, papain berguna sebagai antiinflamasi

Gambar 1. (Carica papaya L.) [12]

4

dan antiedema. Daun pepaya juga berperan sebagai antimikroba [13]. Kandungan

flavonoid bersifat pereduksi yang menghambat banyak reaksi oksidasi dan bertindak

sebagai penampung yang baik bagi radikal hidroksi dan superoksida serta melindungi

membran lipid terhadap reaksi yang merusak [14].

Beberapa penelitian terkait aktivitas antioksidan daun papaya antara lain:

Aktivitas Antioksidan dan Total Flavonoid Daun Carica papaya L. dengan Varietas,

Kematangan dan Pelarut yang Berbeda yaitu methanol, aquades, dan ethanol 70%

[15]; Studi in vitro tentang aktivitas antioksidan ekstrak daun metanol Carica papaya

[16]; Perbedaan komposisi aktivitas antioksidan dan antibakteri pada seluruh bagian

Carica papaya menggunakan pelarut berbeda [17]; Isolasi, Identifikasi, dan Aktivitas

Antioksidan Senyawa Kimia Pada Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya (Carica Papaya

L.) [18]; Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Pepaya (Carica papaya L)

dengan Metode 2, 2 – Diphenyl - 1 – Picrylhydrazil (DPPH) [19]; Potensi Antioksidan

Ekstrak Daun Carica papaya Linn (Caricaceae) pada mencit yang mengalami stres

oksidatif dengan siklofosfamid [20].

Pemanfaatan antioksidan sangat penting untuk kesehatan dan mengatasi

penuaan kulit. Penyebab penuaan dikelompokkan menjadi faktor internal yaitu radikal

bebas dan eksternal yaitu stress, polusi, dan sinar UV [21]. Lipid berubah menjadi

lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas yang diinduksi oleh sinar UV,

sehingga mempercepat penuaan dan menimbulkan kerusakan pada membran selular

kulit [4]. Sinar UVA memiliki λ 320-400 nm, dapat menyebabkan tanning karena

menstimulasi melanogenesis. Hampir 50% sinar UVA berpenetrasi ke dermis sehingga

dapat menyebabkan penuaan kulit [22].

Senyawa radikal bebas yang sering terpapar pada tubuh dapat menyebabkan

stress oksidatif yang memicu terjadinya kanker kulit dan photo aging. Photo aging

merupakan suatu proses penuaan dini yang menyebabkan kulit menjadi lebih kasar,

keras, dan terbentuk kerutan yang dalam, sehingga akan berdampak buruk pada

penampilan [23]

Salah satu bentuk sediaan kosmetik topikal perawatan kulit wajah dalam

mencegah efek buruk radikal bebas adalah Peel-off Gel Masker. Masker merupakan

sediaan topikal yang digunakan pada wajah untuk mendapatkan efek mengencangkan

5

dan membersihkan dari kotoran yang menempel. Masker digunakan pada wajah dan

leher dengan cara dioleskan dan dibiarkan mengering kemudian diangkat atau dilepas

(peel-off) [24].

Masker yang diaplikasikan pada wajah menyebabkan suhu kulit wajah

meningkat sehingga peredaran darah lebih lancar, pengantaran zat-zat gizi ke lapisan

permukaan kulit dipercepat dan kulit muka terlihat lebih segar [25]. Melalui

mekanisme tersebut maka fungsi kelenjar kulit meningkat, kotoran dan sisa

metabolisme dikeluarkan ke permukaan kulit dan kemudian diserap oleh lapisan

masker yang mengering. Cairan yang berasal dari keringat dan masker diserap oleh

lapisan tanduk, meskipun masker mengering, lapisan tanduk tetap kenyal, bahkan sifat

ini menjadi lebih baik setelah masker diangkat, terlihat keriput kulit berkurang,

sehingga kulit muka tidak saja halus tetapi juga kencang. Setelah masker diangkat,

bagian cairan yang telah diserap oleh lapisan tanduk akan menguap akibatnya terjadi

penurunan suhu kulit sehingga menyegarkan kulit [26].

Pemanfaatan ekstrak etanol daun papaya dalam beberapa sediaan kosmetik telah

dilakukan antara lain: Optimasi Sediaan Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Muda Pepaya

(Carica papaya L.) Sebagai Antioksidan [27]; Formulasi Sediaan Anti Jerawat Ekstrak

Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Dalam Bentuk Gel [28]; Efek Penyembuhan Luka

Bakar Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Dalam Sediaan Gel Pada

Kulit Punggung Kelinci New Zealand [29]; Formulasi Sediaan Peel-off Gel Masker

Peel-off Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Antijerawat dan Uji

Aktivitasnya Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes [24]; dan Formulasi Sediaan

Sabun Antiseptik Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya [30].

Formulasi suatu sediaan sebaiknya dilakukan secara runut dan dapat melihat

interaksi antara factor atau komponen yang diformulasi, sehigga diperoleh sediaan

dengan komposisi yang optimum. Optimasi adalah suatu metode atau desain

eksperimental untuk memudahkan dalam penyusunan dan interpretasi data secara

matematis [31]. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk optimasi adalah

Simplex Lattice Design. Metode Simplex Lattice Design (SLD) dapat digunakan untuk

optimasi formula pada berbagai jumlah komposisi bahan yang berbeda sehingga

menghasilkan formula optimum yang memiliki sifat-sifat fisik yang diharapkan.

6

Metode ini cepat dan praktis karena dapat menghindarkan penentuan formula secara

coba-coba (trial and error) [10].

Formula optimum ditentukan dengan memasukkan target respon yang ingin

dicapai serta derajat kepentingan (importance). Target respon (goal) yang dapat dipilih

antara lain minimize, maximixe, target, in range, dan equal to. Derajat kepentingan

menunjukkan seberapa penting masing-masing respon untuk dipertimbangkan dalam

menentukan formula optimum [32].

Optimasi dilakukan untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan yang

diinginkan (desirability). Tujuan dari optimasi adalah untuk meminimumkan usaha

yang diperlukan atau biaya operasional dan memaksimumkan yang diinginkan [33].

2.2 Penelitian yang telah dikerjakan

Optimasi formula yang dilakukan dengan pendekatan Simplex Lattice Design

menggunakan software Design Expert sudah kami lakukan di beberapa tahun terakhir

Tabel 1.

Tabel 1. Publikasi penelitian yang telah dikerjakan beberapa tahun terakhir

Judul Tahun Terbit Nomor Pustaka

Optimasi Formula Sirup Ekstrak

Terstandar Daun Kembang Sepatu

(Hibiscus Rosa-sinensis L.) Dengan

Kombinasi Sorbitol, Xanthan Gum, Dan

Gliserin Menggunakan D-optimal

Mixture Design

2014 [34]

Optimasi Formula Gel Antioksidan

Ekstrak Etanol Buah Bligo (Benincasa

hispida) dengan Metode Simplex Lattice

Design (SLD).

2017 [35]

Penelitian terkait pemafaatan ekstrak etanol 96% Carica papaya L. sebagai

sumber antioksidan dalam sediaan Peel-off Gel Masker, pengujiannya aktivitas

antioksidan, optimasi bahan tembahan yang meliputi Gliserin, HMPC, dan PVA untuk

menghasilkan sediaan Peel-off Gel Masker dengan karakteristk fisik dan aktivitas

antioksidan yang optimal belum pernah dilakukan. Sehingga tim kami akan

menggunakan ekstrak tersebut dalam penelitian yang berjudul “Formulasi dan

7

Optimasi Sediaan Peel-off Gel Masker Antioksidan Dengan Kandungan Ekstrak Daun

Pepaya (Carica papaya L.) Menggunakan Metode Simplex Lattice Design (SLD).

2.2 Road Map Penelitian

BAB 3. METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Dilakukan di Laboratorium Farmasi FK UNILA dan Laboratorium Terpadu Sentra

Inovasi dan Teknologi (LTSIT) Universitas Lampung bulan April – Oktober 2021.

3.2. Alat

Spektrofotometer UV-Vis, rotary evaporator, hot plate, timbangan analitik,

oven, inkubator, blender, votex, pH meter, viskometer rhion, dan alat-alat

gelas.

Gambar 2. Roadmap penelitian dari tahap Ekplorasi hingga Implementasi

8

3.3. Bahan

Daun pepaya (Carica papaya L.), pelarut etanol 96%, radikal DPPH, Asam

askorbat, akuades, PVA, HPMC, gliserin, metil paraben, pengaroma melati,

akuades.

3.4. Pengumpulan dan determinasi tanaman

Daun pepaya diperoleh di Bandar Lampung dan dideterminasi di Laboratorium

Botani Fakultas Matematika dan Ilmu Pengerahuan UNILA.

3.5. Preparasi Ekstrak Daun pepaya (Carica papaya L.)

Sampel dicuci, dikeringan dalam oven suhu 60oC, dan diserbukan dengan ukuran

65 mesh (Departemen Kesehatan, 2000). 500 gram dimaserasi etanol 96% selama

3 x 24 jam. Filtrat dikentalkan dalam rotary vacuum evaporator suhu 60°C

(Departemen Kesehatan, 2000).

3.6. Skrining Fitokimia

Skrining ekstrak daun jeruk purut meliputi uji Flavonoid, Tanin, Saponin, Steroid,

Triterpenoid, dan Alkaloid (Harborne, 1987).

3.7. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Uji aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode

DPPH diukur pada panjang gelombang maksimum.

3.8. Formulasi Peel-off Gel Masker Ekstrak Etanol Daun Pepaya

PVA, HPMC, dan gliserin divariasikan pada level tertinggi dan terendah

menggunakan rancangan penelitian Simplex Lattice Design (SLD) dengan

program Design Expert Version 7.1.5 yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rancangan Formula Peel-off Gel Masker

No Bahan Fungsi Konsentrasi (%)

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7

1 Ekstrak

etanol daun

pepaya

Zat aktif

x x x x x x x

1 PVA Pembentuk

lapisan film 14,0 12,0 12,0 10,0 10,0 11,3 10,0

2 HPMC Gelling agent 1,0 3,0 1,0 5,0 3,0 2,3 1,0

3 Gliserin Humektan 2,0 2,0 4,0 2,0 4,0 3,3 6,0

4 Metil

paraben

Pengawet 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

9

5 Pengaroma

melati

Pengaroma q.s. q.s. q.s. q.s. q.s. q.s. q.s.

6 Akuades Pelarut q.s. q.s. q.s. q.s. q.s. q.s. q.s.

Keterangan : x = konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya berdasarkan nilai IC50 terbaik

3.9. Karakterisasi fisik sediaan Peel-off Gel Masker

a. Uji pH

Sebanyak 1gram sediaan dilarutkan dalam 10 mL akuades. Mencelupkan pH

meter ke dalam sediaan Peel-off Gel Masker [36].

b. Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan Viskometer Rion® VT-04F yaitu

enempatkan 50gram sediaan dalam wadah tertentu. Viskositas diketahui

dengan mengamati gerak jarum penunjuk viskositas yang menunjuk pada

angka tertentu. [37].

c. Uji Waktu Sediaan Mengering

Satu gram Peel-off Gel Masker dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 7

cm dan lebar 7 cm, waktu mengering Peel-off Gel Masker hingga membentuk

lapisan film menggunakan stop-watch [38].

d. Uji Daya Sebar

Sebanyak 1gram sediaan gel diletakkan dengan hati-hati di atas kaca

berukuran 20 x 20 cm. Selanjutnya ditutupi dengan kaca yang lain dan

digunakan pemberat diatasnya hingga bobot mencapai 125gram dan diukur

diameternya setelah 1 menit [37].

e. Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Peel-off Gel Masker

Uji aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan

metode DPPH diukur pada panjang gelombang maksimum.

3.10. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tiap pengujian karakteristik fisik Peel-off Gel

Masker dianalisa dengan software Design Expert 7.1.5 dan SPSS 19.

10

Anggota Pengusul I

Anggota Pengusul I

Formulasi dan karaterisasi fisik

Sediaan Peel-Off Gel Masker

Ekstrak Etanol Daun Pepaya

(Carica papaya L.)

Formulasi dan Evaluasi Karakteristik

Fisik sediaan Peel-Off Gel Masker

Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica

papaya L.) yang meliputi Uji:

pH,viskositas, waktu sediaan mengering,

daya sebar

Anggota Pengusul II

Gambar 3. Diagram Alir Tahapan Penelitian sampai menghasilkan luaran berupa

Produk Terapan yang yang terdaftar di sentra HaKI LPPM Unila dan publikasi hasil

penelitian

11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan dan Preparasi Sampel

Daun pepaya yang telah dikumpulkan dalam keadaan segar dan dibersihkan dari

kotoran, kemudian dirajang lalu dikeringkan. Setelah kering, daun dicacah dengan

pencacah elektrik sehingga membentuk serbuk kering (Gambar 4.). Pengeringan

dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga meminimalkan pertumbuhan

mikroorganisme dan Perajangan bertujuan untuk memperluas ukuran permukaan

sampel sehingga lebih luas area kontak dengan pelarut pada saat ekstraksi.

4.2 Ekstraksi

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Maserasi adalah

metode ekstraksi padat-cair dengan menggunakan pelarut yang sesuai, pelarut yang

digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96%. Penggunaan etanol yang bersifat

semipolar dapat menarik senyawa polar maupun nonpolar yang terkandung dalam

daun pepaya. Filtrat yang diperoleh dari hasil maserasi kemudian dievaporasi untuk

mengurangi kadar etanol yang selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan oven

suhu 40°C untuk memperoleh ekstrak kental lalu dilakukan perhitungan rendemen.

Gambar 4. Perajangan dan pengeringan daun pepaya (a) dan

pernyerbukkan simplisia daun papaya kering (b)

(a) (b)

12

Sebanyak 300 g simplisia kering menghasilkan 62,2 g ekstrak kental daun pepaya.

Hasil rendemen ekstrak kental daun pepaya adalah 20,73% (Gambar 5.).

4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Pepaya

Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis. Pengujian secara kuantitatif ini dilakukan untuk

mengetahui serapan DPPH yang tersisa setelah ditambahkan ekstrak. Jika suatu

senyawa memiliki aktivitas antioksidan, maka akan terjadi penurunan nilai serapan

Gambar 5. Ekstraksi dengan metode Maserasi serbuk daun pepaya

menggunakan etanol 96% (a) dan (b) dan pemekatan ektrak dengan rotavapor

pada suhu 40°C (c)

(a) (b)

(c)

13

DPPH pada panjang gelombang 515,5 nm. Pembanding yang digunakan adalah

vitamin C. Vitamin C digunakan sebagai pembanding karena berfungsi sebagai

antioksidan primer yaitu menangkap radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi

berantai (Ikhlas, 2013). Nilai serapan dan persen penghambatan ekstrak etanol daun

pepaya dan vitamin C dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai serapan dan % penghambatan ekstrak etanol daun pepaya

dan vitamin C pada panjang gelombang maksimal 515,5 nm.

Sampel Absorbansi

Blanko Konsentrasi

ekstrak (mg/L)

Absorbansi

Sampel %

Penghambatan IC50

Ekstrak

etanol

daun pepaya

0,4410 100

200

300

400

500

0,2218

0,1963

0,1786

0,1503

0,1408

49,7052

55,4875

59,5011

65,9183

68,0725

94,04 ppm

Vitamin

C 0,4462 1

2

3

4 5

0,3811

0,3101

0,2653

0,2142 0,1832

14,58

30,50

40,54

51,99 58,94

3,96 ppm

Data dalam Tabel 3 memperlihatkan aktivitas antioksidan semakin tinggi

seiring dengan peningkatan konsentrasi larutan. Hal ini ditandai dengan semakin

pudarnya warna DPPH dan semakin besarnya nilai persen penghambatan. Perubahan

warna DPPH terjadi karena adanya senyawa yang dapat memberikan radikal hidrogen

kepada radikal DPPH sehingga teredukasi menjadi DPPH-H (1,2-defenil-2-

pikrilhidrazin) (Ikhlas, 2013). Setelah mendapatkan data persen penghambatan maka

dibuat grafik antara konsentrasi sampel (x) dan persen penghambatan (y) kemudian

didapatkan persamaan regresi linearnya. Hasil uji aktivitas antioksidan secara

kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya memiliki aktivitas

antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 94,04 ppm. Sedangkan aktivitas antioksidan

vitamin C sebagai pembanding termasuk dalam rentang sangat kuat dengan nilai IC50

3,96 ppm.

4.4 Penentuan Formula Optimum Masker Gel Peel-Off

Penentuan formula optimum ditentukan oleh software Design Expert 7. 1. 5

dengan menggunakan metode Simplex Latice Design. Formula yang dihasilkan oleh

14

Simplex Latice Design terdiri dari 7 formula dengan nomor urut (run) pembuatan. Tiga

faktor komponen yang merupakan variabel bebas yakni PVA, HPMC dan Gliserin.

Nilai variabel terikat dan variabel bebas pada Simplex Latice Design untuk

menentukan formula optimum dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Variabel Bebas dan Variabel Terikat pada SLD untuk Menentukan Formula Optimum

Nilai target (goal) pada Tabel 4 dari komponen variabel bebas dibuat dalam

rentang konsentrasi (in range). Hal tersebut disebabkan ketiga komponen yang

digunakan memiliki peranan yang sama pentingnya dalam optimasi sediaan masker

gel peel-off. Batas bawah dan batas atas variabel terikat telah memenuhi syarat sediaan

masker gel peel-off. pH sediaan masker gel peel-off harus memenuhi persyaratan pH

sediaan untuk kulit wajah. Persyaratan pH sediaan topikal yaitu 4,5-6,5 (Syarifah dkk.,

2015). Nilai target (goal) pH dibuat dalam rentang (in range). Gel yang baik

membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk tersebar dan memiliki nilai daya sebar

yang tinggi. Daya sebar gel yang baik yaitu antara 5-7 cm (Garg dkk. 2002). Nilai

daya sebar masker gel peel-off yang telah dibuat memenuhi rentang tersebut, nilai

terget (goal) daya sebar dibuat dalam rentang (in range). Daya sebar ini erat kaitannya

dengan viskositas, apabila viskositas meningkat maka daya sebar akan mengalami

penurunan (Garg dkk., 2002). Oleh karena itu, nilai terget (goal)) viskositas pada

metode SLD dibuat dalam rentang (in range). Waktu sediaan mengering mengacu

pada sediaan yang beredar dimana telah diteliti sebelumnya oleh Ainaro dkk (2015).

Waktu sediaan mengering yang ada di pasaran yaitu 15-30 menit. Nilai target (goal)

waktu sediaan mengering dibuat dalam batas terendah (minimize) karena diharapkan

Variabel Percobaan Batasan

Variabel Bebas Komposisi Rendah Komposisi Tinggi Target

PVA

HPMC Gliserin

10 %

1 % 2 %

14 %

5 % 6 %

In range

In range In range

Variabel Terikat Batas Bawah Batas Atas Target

Daya sebar Waktu mengering pH Viskositas

5,8 cm

11,7 menit

6,1

216,7 dPa.s

7,0 cm

19,7 menit

6,4

650,0 dPa.s

In range

Minimize

In range

In range

15

sediaan mengering lebih cepat. Nilai karakteristik sifat fisik (variabel terikat) masker

gel peel-off yang digunakan dalam metode Simplex Lattice Design untuk memperoleh

formula optimum dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Karakteristik Fisik Masker Gel Peel-Off

Formula Run Waktu mengering

(menit)

Viskositas

(dPa.s)

Daya sebar

(cm)

pH

1 1 18,3±0,58 430,0±17,3 5,8±0,46 6,1±0,31

2 5 23,3±2,31 330,0±17,3 5,9±0,74 6,3±0,15

3 2 25,7±2,31 256,7±11,5 6,9±0,26 6,3±0,21

4 4 20,7±0,58 660,0±17,3 6,0±0,51 6,4±0,29

5 6 19,3±0,58 290,0±17,3 6,6±0,36 6,2±0,25

6 7 20,7±0,58 590,0±17,3 6,3±0,35 6,1±0,25

7 3 22,3±2,08 243,3±5,8 7,0±0,25 6,3±0,25

4.5 Daya Sebar Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Optimasi formula dengan menggunakan Simplex Latice Design dilakukan untuk

melihat pengaruh dari masing-masing komponen terhadap respon yang ditentukan.

Respon yang akan ditentukan salah satunya adalah daya sebar masker gel peel-off.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Simplex Latice Design, maka

diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y1 = 5,80(A) + 6,00(B) + 7,00(C) + 0,19(AB) + 2,00(AC) + 0,40(BC) – 6,30(ABC)…(1)

Ket: Y1 = Daya sebar AB = Interaksi PVA-HPMC

A = PVA

B = HPMC

C = Gliserin

BC = Interaksi HPMC-Gliserin

AC = Interaksi PVA-Gliserin

ABC = Interaksi PVA-HPMC-Gliserin

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga komponen yang

dioptimasi bernilai positif, hal ini menunjukkan ketiga komponen tersebut memiliki

peran sama pentingnya terhadap daya sebar masker gel peel-off. Semakin besar

koefisien yang bernilai positif maka semakin besar perannya untuk meningkatkan daya

sebar masker gel peel-off. Koefisien gliserin lebih besar (7,00) dibandingkan dengan

PVA (5,80) dan HPMC (6,00) sehingga dapat dikatakan bahwa gliserin memiliki

pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan daya sebar masker gel peel-off

dibandingkan dengan PVA dan HPMC. Interaksi antara PVA-HPMC, HPMC-gliserin

16

dan PVA-Gliserin memberi pengaruh meningkatkan daya sebar masker gel peel-off

yang ditandai dengan koefisien yang bernilai positif masing-masing sebesar 0,19, 2,00

dan 0,40. Sedangkan interaksi PVAHPMC-Gliserin memberi pengaruh menurunkan

daya sebar masker gel peel-off yang ditandai dengan koefisien bernilai negatif sebesar

6,30.

Gambar 6. Countour Plot Respon Daya Sebar

Gambar 6 menunjukkan variasi warna area yaitu dari biru, kemudian hijau,

kuning lalu merah. Warna tersebut diartikan bobot sediaan dari terendah hingga

tertinggi. Warna merah yang berada pada titik tertinggi gliserin menunjukkan bahwa

gliserin memiliki peran yang lebih besar untuk meningkatkan daya sebar masker gel

peel-off dimana semakin tinggi konsentrasi gliserin maka semakin tinggi pula nilai

daya sebar yang akan dihasilkan.

Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran gel

pada kulit saat dioleskan. Peningkatan konsentrasi PVA, HPMC, dan gliserin pada

masing-masing formula menyebabkan penurunan daya sebar. Penurunan daya sebar

terjadi melalui meningkatnya ukuran unit molekul karena telah mengabsorbsi pelarut

sehingga cairan tersebut tertahan dan meningkatkan viskositas (tahanan suatu cairan

untuk mengalir dan menyebar), sehingga viskositas sediaan gel berbanding terbalik

dengan daya sebar yang dihasilkan (Martin dkk., 1993).

Nilai daya sebar tertinggi sediaan masker gel peel-off adalah 7,0 cm (formula 7,

run 3), dimana konsentrasi PVA dan HPMC paling rendah dan konsentrasi gliserin

paling tinggi, hal ini dikarenakan semakin kecil konsentrasi PVA dan HPMC maka

17

viskositas menurun sehingga daya sebar meningkat. Meskipun gliserin dapat

meningkatkan viskositas, akan tetapi pengaruh komponen yakni PVA dan HPMC

lebih besar.

4.6 Viskositas Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Viskositas sangat berperan penting dalam mempengaruhi karakteristik fisik

sediaan semisolid. Oleh karena itu viskositas merupakan salah satu respon yang

ditargetkan dalam optimasi masker gel peel-off menggunakan metode Simplex Lattice

Design. Berdasarkan optimasi yang telah dilakukan, diperoleh persamaan sebagai

berikut:

Y1 = 430,0(A)+660,0(B)+243,3(C)–860,0(AB)–319,8(AC)–646,6(BC) + 9409,5(ABC)(2)

Ket: Y1 = Viskositas AB = Interaksi PVA-HPMC

A = PVA BC = Interaksi HPMC-Gliserin

B = HPMC AC = Interaksi PVA-Gliserin

C = Gliserin ABC = Interaksi PVA-HPMC-Gliserin

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga komponen yang

dioptimasi bernilai positif, hal ini menunjukkan ketiga komponen tersebut memiliki

peran sama pentingnya terhadap viskositas masker gel peel-off. Nilai koefisien

komponen tertinggi adalah HPMC (660,0) yang berarti bahwa HPMC memberikan

pengaruh yang lebih besar dibandingkan PVA (430,0) dan gliserin (243,3). Akan

tetapi interaksi antara PVA-HPMC-gliserin memberikan pengaruh yang lebih besar

yang ditandai dengan koefisien bernilai positif yang lebih tinggi (9409,5). Interaksi

PVA-HPMC, interaksi PVA-gliserin dan interaksi HPMCgliserin memberikan

pengaruh menurunkan viskositas dengan koefisien bernilai negatif masing-masing

860,0, 319,8 dan 646,6.

Viskositas adalah suatu sifat dari cairan yang lebih bertahan untuk mengalir.

Semakin tinggi nilai viskositas, semakin sulit sediaan untuk dioleskan pada kulit.

Peningkatan viskositas akan menurunkan daya sebar (Ansel dkk., 2008). Pengujian

viskositas merupakan pegujian yang penting karena mempunyai parameter daya sebar

dan pelepasan zat aktif dari gel tersebut. Selain itu, gel yang memiliki viskositas

18

optimum akan mampu menahan zat aktif tetap terdispersi dalam basis gel dan

meningkatkan konsistensi gel tersebut (Sukmawati dkk., 2012).

Gambar 7. Countour Plot Respon Viskositas

Nilai viskositas tertinggi adalah 660 (formula 4, run 4) dimana konsentrasi

HPMC paling tinggi. Gambar 7 menunjukkan warna merah pada titik tertinggi

HPMC yang berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC maka viskositas

meningkat. Peningkatan konsentrasi PVA dan HPMC dapat meningkatkan jumlah

serat polimer sehingga semakin banyak juga cairan yang tertahan dan diikat oleh agen

pembentuk gel sehingga viskositas sediaan menjadi meningkat (Martin dkk., 1993).

4.7 Waktu Mengering Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Pengujian waktu mengering bertujuan untuk mengetahui berapa lama gel

mengering pada permukaan kulit dan embentuk lapisan film. Respon waktu mengering

sediaan masker gel peel-off yang dioptimasi menggunakan metode

Simplex Lattice Design diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y1 = 18,30(A) + 20,70(B) + 22,40(C) + 15,20(AB) + 21,40(AC) – 9,00(BC) – 76,50(ABC) (3)

Ket: Y1 = Waktu mengering AB = Interaksi PVA-HPMC

A = PVA BC = Interaksi HPMC-Gliserin

B = HPMC AC = Interaksi PVA-Gliserin

C = Gliserin ABC = Interaksi PVA-HPMC-Gliserin

19

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga komponen yang

dioptimasi bernilai positif, hal ini menunjukkan ketiga komponen tersebut memiliki

peran sama pentingnya terhadap waktu mengering masker gel peel-off. Nilai koefisien

tertinggi yang bernilai positif adalah gliserin (22,40) yang berarti bahwa gliserin

memberikan pengaruh yang lebih besar untuk meningkatkan waktu mengering

dibandingkan PVA (18,30) dan HPMC (20,70). Gliserin yang bersifat higroskopis

dengan afinitas yang tinggi untuk menarik dan menahan molekul air akan menjaga

kestabilan dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan mengurangi

penguapan air dari sediaan (Sukmawati dkk., 2012).

Interaksi PVA-HPMC dan interaksi PVA-gliserin dapat meningkatkan waktu

mengering yang ditunjukkan dengan koefisien bernilai positif masingmasing sebesar

15,20 dan 21,40 sedangkan interaksi HPMC-gliserin dan interaksi PVA-HPMC-

gliserin dapat menurunkan waktu mengering yang ditunjukkan dengan koefisien

bernilai negatif masing-masing sebesar 9,00 dan 76,50.

Gambar 8. Countour Plot Respon Waktu Mengering

Gambar 8 menunjukkan warna biru di titik tertinggi PVA dan warna merah di

titik terendah HPMC, hal ini berarti semakin tinggi konsentrai PVA maka waktu

mengering menurun dan semakin rendah konsentrasi HPMC waktu mengering

meningkat. Nilai waktu mengering tertinggi adalah 25,7 (formula 3, run 2) dan

terendah 18,3 (formula 1, run 1). Semakin besar konsentrasi PVA semakin cepat

sediaan mengering dan sebaliknya. Kandungan air yang banyak akan memperlambat

penguapan pembentukan film pada masker gel. Setelah air yang terkandung dalam

20

masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tiis dan transparan pada kulit wajah

(Ainaro dkk., 2015).

4.8 pH Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Optimasi formula dengan menggunakan Simplex Latice Design dilakukan

untuk melihat pengaruh dari masing-masing komponen terhadap respon yang

ditentukan. Respon yang akan ditentukan salah satunya adalah pH masker gel peel-off.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Simplex Latice

Design, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y1 = 6,10(A) + 6,40(B) + 6,30(C) + 0,20(AB) + 0,40(AC) – 0,60(BC) – 4,50(ABC)……(4)

Ket: Y1 = pH AB = Interaksi PVA-HPMC

A = PVA BC = Interaksi HPMC-Gliserin

B = HPMC AC = Interaksi PVA-Gliserin

C = Gliserin ABC = Interaksi PVA-HPMC-Gliserin

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga komponen yang

dioptimasi bernilai positif, hal ini menunjukkan ketiga komponen tersebut memiliki

peran sama pentingnya terhadap pH masker gel peel-off. Nilai koefisien tertinggi

adalah 6,40 (HPMC) yang menandakan bahwa HMPC memiliki pengaruh yang lebih

besar dibandingkan PVA (6,10) dan gliserin (0,20). Interaksi PVA-HPMC dan

interaksi PVA-gliserin dapat meningkatkan pH yang ditunjukkan dengan koefisien

bernilai positif masing-masing sebesar 0,20 dan 0,40. Sedangkan interaksi HPMC-

gliserin dan interaksi PVA-HPMC-gliserin dapat menurunkan pH yang ditunjukkan

dengan koefisien bernilai negatif masingmasing sebesar 0,60 dan 4,50.

21

Gambar 9. Countour Plot Respon pH

Gambar 9 menunjukkan warna merah di titik tertinggi HPMC dan warna di

titik tertinggi PVA, hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC akan

memberikan pengaruh peningkatan nilai pH sediaan masker gel peeloff sedangkan

peningkatan konsentrasi PVA akan memberikan pengaruh

penurunan nilai pH sediaan masker gel peel-off.

Uji pH sediaan bertujuan untuk menentukan pH sediaan yang sesuai dengan

pH kulit agar tidak mengiritasi kulit pada saat pemakaian. Jika pH sediaan memiliki

pH yang rendah (asam) dapat mengiritasi kulit, dan sebaliknya jika pH sediaan

memiliki pH yang tinggi (basa) akan mengakibatkan kulit menjadi kering saat

penggunaan (Ainaro dkk., 2015).

Nilai pH paling rendah adalah 6,1 (formula 1, run 1 dan formula 6, run 7)

sedangkan nilai pH paling tinggi adalah 6,4 (formula 4, run 4). Nilai pH

masingmasing sediaan masker gel peel-off telah memenuhi rentang persyaratan pH

sediaan topikal.

4.9 Formula Optimum Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Prediksi formula optimum dari masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya

dilakukan dengan menggunakan software Design Expert 7.1.5 yaitu pada Simplex

Latice Design. Berdasarkan analisis software tersebut diperoleh nilai desirability dari

formula optimum yang dapat dilihat pada Gambar 10.

22

Gambar 10. Contour Plot Desirability Formula Optimum

Nilai desirability yang paling tinggi yaitu 1,000. Nilai dari desirability

maksimal adalah satu. Semakin mendekati 1,000 nilai desirability tersebut semakin

baik. Berdasarkan contour plot formula optimum pada Gambar 13 diperoleh daerah

optimum (daerah berwarna merah) dengan karakteristik fisik masker gel peel-off yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Area optimum sangat sempit yang

mengindikasikan bahwa sedikit kemungkinan formula optimum yang bisa memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan formula optimum maka

selanjutnya ditentukan satu titik dalam daerah optimum yang disarankan Simplex

Lattice Design sehingga akan diperoleh satu titik yang merupakan daerah prediksi.

Berdasarkan titik tersebut maka diperoleh komposisi optimum masker gel peel-off

yang dapat dilihat pada Gambar 10.

23

Gambar 11. Superimposed dari Contour plot Respon Daya Sebar, Viskositas, Waktu

Mengering dan pH

Komposisi formula optimum meliputi :

Ekstrak Etanol Daun Pepaya = 94,04 ppm (0,094%)

PVA = 14 %

HPMC = 1 %

Gliserin = 2 %

Metil paraben = 0,02 %

Pengaroma melati = q.s

Akuades = q.s

Superimposed merupakan penjabaran dari nilai desirability. Superimposed

menampilkan nilai masing-masing variabel terikat dan variabel bebas dari nilai

desirability. Prediksi respon dari komposisi formula optimum tersebut adalah daya

sebar sebesar 5,8 cm; viskositas sebesar 430 dPa.s, waktu mengering selama 18,3

menit dan pH 6,1.

4.1 Verifikasi Formula Optimum Menggunakan Statistik

Prediksi respon yang dihasilkan dari Simplex Latice Design kemudian

dibandingkan dengan respon hasil percobaan. Analisis statistik yang digunakan adalah

uji t-one sample. Uji t-one sample digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata

antara nilai hasil percobaan yang dilakukan dengan nilai teoritis hasil prediksi dari

Simplex Latice Design.

Tabel 6. Verifikasi Hasil Optimasi Menggunakan Uji t-One Sample

Respon Prediksi Percobaan Signifikansi Kesimpulan

Daya sebar (cm) 5,8 5,93±0,05 0,057 Tidak signifikan

Viskositas (dPa.s) 430,0 431,6±10,4 0,808 Tidak signifikan

Waktu mengering (menit) 18,3 19,0±1,0 0,349 Tidak signifikan

pH 6,1 6,5±0,28 0,296 Tidak signifikan

Tabel 6 menunjukkan bahwa respon daya sebar, viskositas, waktu mengering

dan pH menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan antara prediksi Simplex

Lattice Design dengan hasil percobaan. Hal tersebut dilihat dari nilai signifikansi

masing-masing respon yang lebih dari 0,05. Tidak adanya perbedaan signifikan antara

24

prediksi Simplex Lattice Design dengan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa

software tersebut valid digunakan untuk mengoptimasi masker gel peel-off ekstrak

etanol daun pepaya.

4.11 Antioksidan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis. Pengujian secara kuantitatif ini dilakukan untuk

mengetahui serapan DPPH yang tersisa setelah ditambahkan sediaan masker gel peel-

off. Sediaan masker gel peel-off yang digunakan adalah sediaan yang diformulasi

berdasarkan formula optimum yang telah diperoleh. Jika sediaan memiliki aktivitas

antioksidan, maka akan terjadi penurunan nilai serapan DPPH pada panjang

gelombang 515,5 nm.

Tabel 7. Nilai Serapan dan % Penghambatan Sediaan Masker Gel Peel-Off pada Panjang Gelombang 515,5 nm

Sampel Absorbansi

Blanko

Konsentrasi

sediaan (mg/L)

Absorbansi

Sampel

%

Penghambatan

IC50

Sediaan

masker

gel

peel-off

0,1863 100

200

300

400

500

0,1076

0,0806

0,0534

0,0112

0,0018

42,2436

56,7364

71,3365

93,9881

99,0338

150,6 ppm

Hasil uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif menunjukkan bahwa sediaan

masker gel peel-off memiliki aktivitas antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 150,6

ppm. Terjadi penurunan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun pepaya setelah

diformulasi dalam bentuk sediaan masker gel peel-off yang ditandai dengan

meningkatnya nilai IC50. Hal ini menunjukkan bahwa proses formulasi dapat

menurunkan aktivitas antioksidan ekstrak. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

aktivitas antioksidan antara lain oksigen, penyimpanan, pemanasan ataupun iradiasi

yang menyebabkan peningkatan terjadinya inisiasi dan propagasi dari reaksi oksidasi

dan menurunkan aktivitas antioksidan yang ditambahkan dalam bahan (Purwaningsih

dkk., 2014).

25

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun pepaya yang diuji dengan menggunakan

metode DPPH termasuk kategori kuat dengan nilai IC50 94,04 ppm.

2. Konsentrasi PVA, HPMC dan gliserin pada formula optimum masker gel peel-off

yang dihasilkan dari metode Simplex Lattice Design masing-masing adalah 14%,

1% dan 2%.

3. Aktivitas antioksidan formula optimum masker gel peel-off termasuk kategori

sedang dengan nilai IC50 150,6 ppm dengan karakteristik fisik daya sebar 5,8 cm,

viskositas 430 dPa.s, waktu mengering 18,3 menit dan pH 6,1.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan uji stabilitas fisik dan uji iritasi sediaan masker gel peel-off

ekstrak etanol daun pepaya.

2. Perlu dilakukan optimasi ekstrak etanol daun pepaya untuk melihat konsentrasi

efektif ekstrak pada sediaan masker gel peel-off.

26

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. M. Ardhie, “Radikal bebas dan peran antioksidan dalam mencegah

penuaan,” Medicinus, vol. 24, no. 1, pp. 4–9, 2011.

[2] S. S. Toripah, “Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan Total Fenolik Ekstrak

Daun Kelor (Moringa oleifera LAM),” Pharmacon, vol. 3, no. 4, 2014.

[3] A. T. Septiana and A. Asnani, “Aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut

Sargassum duplicatum,” J. Teknol. Pertan., vol. 14, no. 2, pp. 79–86, 2013.

[4] T. Rusdiana, B. Soebagio, and S. Ade Kurniawati, “Formulasi Gel Antioksidan

dari Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L) Dengan Menggunakan

Aqupec HV-505,” Makal. pada Kongr. Ilm. XV ISFI, pp. 1–10, 2009.

[5] M. Muharlien and V. M. A. Nurgiartiningsih, “Pemanfaatan limbah daun

pepaya dalam bentuk tepung dan jus untuk meningkatkan performans produksi

ayam arab,” Res. J. Life Sci., vol. 2, no. 2, pp. 93–100, 2015.

[6] Z. D. Draelos and L. A. Thaman, “Cosmetic formulation of skin care products,”

2006.

[7] F. Rahim and D. Nofiandi, “Formulasi Masker Peel Off Ekstrak Rimpang

Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) sebagai Anti Jerawat,” in Prosiding

Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan

Klinik IV Tahun 2014, 2014, pp. 64–73.

[8] R. Andaryekti, M. Mufrod, and S. Munisih, “Pengaruh Basis Gel Sediaan

Masker Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis Linn.) pada Karakteristik

Fisik dan Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923,” Maj. Farm.,

vol. 11, no. 2, pp. 294–299, 2015.

[9] N. M. A. Sukmawati, C. I. S. Arisanti, and N. Wijayanti, “Pengaruh Variasi

Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin terhadap Sifat Fisika Masker Wajah Gel

Peel Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.),” J.

Farm. Udayana, 2013.

[10] Y. T. Gumbara, M. Murrukmihadi, and S. Mulyani, “Optimasi Formula Sediaan

Lipstik Ekstrak Etanolik Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) dengan

Kombinasi Basis Carnauba Wax dan Paraffin Wax Menggunakan Metode SLD

(Simplex Lattice Design),” Maj. Farm., vol. 11, no. 3, pp. 336–345, 2015.

[11] E. Panzarini, M. Dwikat, S. Mariano, C. Vergallo, and L. Dini, “Administration

dependent antioxidant effect of Carica papaya seeds water extract,” Evidence-

Based Complement. Altern. Med., vol. 2014, 2014.

[12] V. Yogiraj, P. K. Goyal, C. S. Chauhan, A. Goyal, and B. Vyas, “Carica papaya

Linn: an overview,” Int. J. Herb. Med., vol. 2, no. 5, pp. 1–8, 2014.

[13] E. O. Ruswanti and B. I. S. Cholil, “Evektifitas Ekstrak Ekstrak Etanol Daun

Pepaya (Carica papaya) 100% Terhadap Waktu Penyembuhan Luka,” J.

Kedokt. Gigi, II, pp. 162–166, 2014.

[14] S. D. Astuti, “Efek ekstrak etanol 70% daun pepaya (Carica papaya, Linn.)

terhadap aktivitas AST dan ALT pada tikus galur wistar setelah pemberian obat

tuberkulosis (Isoniazid & Rifampisin),” Skripsi. Surakarta Fak. Farm. Univ.

Setia Budi Surakarta, 2009.

[15] F. Z. Nisa, M. Astuti, S. M. Haryana, and A. Murdiati, “Antioxidant activity

and total flavonoid of Carica papaya L. leaves with different varieties, maturity

27

and solvent,” Agritech, vol. 39, no. 1, pp. 54–59, 2019.

[16] H. K. Aboobacker, G. Valoth, and S. Kizhedath, “In vitro study on the

antioxidant activity of methanolic leaf extract of Carica papaya,” 2020.

[17] N. Asghar et al., “Compositional difference in antioxidant and antibacterial

activity of all parts of the Carica papaya using different solvents,” Chem. Cent.

J., vol. 10, no. 1, pp. 1–11, 2016.

[18] Y. Farida and I. Iswahyuni, “Isolation, identification, and antioxidant activity of

chemical compound in ethanol extract of Papaya leaves (Carica Papaya L.),”

Asian J. Pharm. Clin. Res., vol. 11, no. Special Issue 1, pp. 118–121, Apr.

2018, doi: 10.22159/ajpcr.2018.v11s1.26583.

[19] H. Sepriyani, “Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Pepaya (Carica

Papaya L) dengan Metode 2, 2–Diphenyl-1–Picrylhydrazil (DPPH),” J. Penelit.

Farm. Indones., vol. 9, no. 1, pp. 8–11, 2020.

[20] T. C. Luiz et al., “Antioxidant potential of Carica papaya Linn (Caricaceae) leaf

extract in mice with cyclophosphamide induced oxidative stress,” Sci. Med.

(Porto. Alegre)., vol. 30, no. 1, pp. e34702–e34702, 2020.

[21] I. A. D. Wiryanthini, “Pemberian Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.)

Menurunkan Kadar MDA dan Meningkatkan Kadar Nox Darah Tikus Putih

yang diinduksi Stres Psikososial,” Medicina (B. Aires)., vol. 43, no. 3, pp. 146–

152, 2012.

[22] A. K. Zulkarnain, N. Ernawati, and N. I. Sukardani, “Activities of Yam Starch

(Pachyrhizus Erosus (L.) Urban) as Sunscreen in Mouse and the Effect of Its

Concentration to Viscosity Level,” Maj. Obat Tradis., vol. 18, no. 1, pp. 1–8,

2013.

[23] S. E. Priani and A. Gadri, “Aktivitas Antibakteri Minyak Batang Kayu Manis

(Cinnamomum burmanni Nees Ex Bl.) Terhadap Bakteri Propionibacterium

acnes,” 2015.

[24] R. S. Syarifah, “Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-off Ekstrak Daun Pepaya

(Carica papaya L.) Sebagai Antijerawat dan Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri

Propionibacterium Acnes,” 2015.

[25] E. P. Ainaro, “Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-Off Mengandung Lendir

Bekicot (Achatina Fulica Bowdich) sebagai Pelembab Kulit,” 2015.

[26] C. P. Ginting, “Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol

Daun Pepaya (Carica papaya L.).” Skripsi. Program Studi Sarjana Farmasi,

Fakultas Farmasi, Universitas …, 2015.

[27] H. Himaniarwati, N. Lolok, N. H. Nasir, and D. Chulaifah, “Optimasi Sediaan

Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Muda Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai

Antioksidan,” J. Mandala Pharmacon Indones., vol. 5, no. 01, pp. 1–9, 2019.

[28] Hamalatul Qur’ani, “Formulasi Sediaan Anti Jerawat Ekstrak Daun Pepaya

(Carica Papaya L.) Dalam Bentuk Gel,” 2019.

http://repository.wima.ac.id/18703/1/ABSTRAK.pdf (accessed Feb. 27, 2021).

[29] E. Septiningsih, “Efek Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol 70% Daun

Pepaya (Carica Papaya L.) Dalam Sediaan Gel Pada Kulit Punggung Kelinci

New Zealand.” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.

[30] M. Sahambangung, O. Datu, G. Tiwow, and N. Potolangi, “Formulasi Sediaan

Sabun Antiseptik Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya,” Biofarmasetikal Trop.,

28

vol. 2, no. 1, pp. 43–51, 2019.

[31] S. Anggraini, “Optimasi formula fast disintegrating tablet ekstrak daun jambu

biji (Psidium guajava L.) dengan bahan penghancur sodium starch glycolate dan

bahan pengisi manitol.” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.

[32] P. F. Yuniarto, E. S. Rejeki, and D. Ekowati, “Optimation of Formula of Green

Apple (Pyrus malus L.) an Antioxidant with Carbopol 940 and Glycerin

Combination by Simplex Lattice Design,” J. Farm. Indones., vol. 11, no. 2, pp.

130–138, 2014.

[33] S. Sunaryo, “Optimasi Multi Respon Dengan Pendekatan Fungsi Desirability

Untuk Rancangan Gabungan Mixture Design Dan Orthogonal Array Dari

Taguchi Pada Proses Pembuatan Lem di PT XYZ,” J. Ilm. Sains Dan Teknol.,

vol. 7, p. 2, 2008.

[34] A. NAFISAH, “Optimasi Formula Sirup Ekstrak Terstandar Daun Kembang

Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L.) Dengan Kombinasi Sorbitol, Xanthan Gum,

Dan Gliserin Menggunakan D-Optimal Mixture Design.” [Yogyakarta]:

Universitas Gadjah Mada, 2014.

[35] S. Suryani, A. Nafisah, and S. Mana’an, “Optimasi Formula Gel Antioksidan

Ekstrak Etanol Buah Bligo (Benincasa hispida) dengan Metode Simplex Lattice

Design (SLD),” J. Farm. Galen. (Galenika J. Pharmacy)(e-Journal), vol. 3, no.

2, pp. 150–156, 2017.

[36] R. I. Tranggono and F. Latifah, “Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik,”

Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama, vol. 3, no. 47, pp. 58–59, 2007.

[37] A. Garg, D. Aggarwal, S. Garg, and A. K. Singla, “Spreading of semisolid

formulations: an update,” Pharm. Technol., vol. 26, no. 9, pp. 84–105, 2002.

[38] P. I. Pertiwi, “Formulasi Gel Masker Peel Off Ekstrak Bongkahan Gambir

(Uncaria gambir Roxb.) dengan Basis Kitosan dan Polivinil Alkohol (PVA),”

Jakarta Skripsi Fak. Kedokt. dan Ilmu Kesehat. UIN Syarif Hidayatullah, 2012.