manajemen risiko asuransi konstruksi pada pt....

of 72 /72
MANAJEMEN RISIKO ASURANSI KONSTRUKSI PADA PT. ASURANSI TRIPAKARTA UNIT SYARIAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: Agung Wahyu Pamungkas 1112046200017 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (PASSING OUT) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Author: others

Post on 08-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • MANAJEMEN RISIKO ASURANSI KONSTRUKSI PADA PT. ASURANSI

    TRIPAKARTA UNIT SYARIAH

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi

    Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

    Oleh:

    Agung Wahyu Pamungkas

    1112046200017

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (PASSING OUT)

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2019

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    ABSTRAK

    Asuransi Tripakarta Unit Syariah merupakan salah satu asuransi

    yang bergerak dalam bidang perasuransian yang berlandaskan prinsip

    syariah. Dalam bisnis asuransi sangat erat kaitannya dengan risiko. Oleh

    karena itu diperlukan suatu manajemen risiko yang baik guna

    meminimalisir kerugian akibat risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui risiko yang dihadapi oleh PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah serta menjelaskan bagaimana penerapan manajemen risiko di PT.

    Asuransi Tripakarta Unit Syariah dan juga menjelaskan langkah-langkah

    perusahaan dalam meminimalisir risiko itu sendiri.

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang

    bersifat deskriptif dengan menggambarkan permasalahan. Data yang

    digunakan adalah data primer dan data sekunder. Serta tekhnik

    pengumpulan data yang digunakan adalah tekhnik wawancara dan

    observasi.

    Kesimpulan penelitian ini adalah PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah sangat baik dalam mengelola risiko yang ada, segala risiko dapat

    di kelola dengan baik sehingga menguntungkan untuk perusahaan dan

    peserta. Serta sangat pantas mendapat beberapa penghargaan dalam risk

    management.

    Kata Kunci : Manajemen Risiko, Asuransi, Asuransi Konstruksi

    dan PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt., yang telah

    memberikan segala nikmat iman dan islam karena atas kehendaknya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Risiko Asuransi Konstruksi Pada

    PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah” dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta

    salam penulis panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw., semoga kita

    mendapat syafa’atnya kelak di hari akhir. Amin.

    Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah Swt. serta doa dan bantuan dari

    berbagai pihak secara langsung maupun tidak hingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini. Izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku Dekan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku Ketua

    dan Sekertaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, s.h., M.A., M.H. Selaku Dekan Fakultas

    Syariah dan Hukum UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua dan

    Sekertaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Mohamad Mujibur Rahman, M.A. selaku dosen pembimbing, Terimaksih

    atas bimbingan, bantuan, serta motivasi yang diberikan kepada penulis hingga

    selesai.

    6. Kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan penulis hingga sekarang.

    Semoga keberkahan menyertai hingga akhir hayat nanti.

  • vi

    7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan

    ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat selama ini.

    8. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan Keluarga Besar Asuransi Syariah,

    Muammalat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih telah

    membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

    9. Serta kepada pihak-pihak lain khususnya kepada seluruh karyawan PT. Asuransi

    Tripakarta Unit Syariah yang telah membantu hingga skripsi ini selesai. Khususnya

    Kepada Bpk Sandy Marsyahban, Ibu Budi Nurhayati, Ibu Mirza Wahyu Alisa yang

    telah meluangkan waktunya.

    10. Kepada teman-temanku ical aki-aki, gadod sun, kinoy hanabi, awan cou, adit

    batak, egi suntol, faiq cicek, aslam jember, ijon jigong, ifud ustad, boges pala udang,

    cipki, abe, rofiq, yang telah memberikan suport dan motivasinya.

    11. Kepada Sahabat-sahabatku tiyo sahmad sang kapten, rizky wakil kapten, fuad

    divisi tempur, faiz tukang kapal, unang tukang kapal 2, aan kangkung, terimakasih

    atas motivasinya semoga suskes selalu.

    Semoga Allah membalas berlipat ganda kepada semua yang telah membantu dalam

    pengerjaan skripsi ini. Semoga bisa bermanfaat bagi semua. Amin.

    Ciputat, 2019

    Penulis

  • vii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iii

    ABSTRAK ............................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR.............................................................................. v

    DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

    B. Pokok Permasalahan....................................................................... 6

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 8

    D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu............................................... 9

    E. Kerangka Teori dan Konseptual..................................................... 11

    F. Metode Penelitian dan Teknis Penulisan........................................ 16

    G. Sistematika Penulisan..................................................................... 19

    BAB II LANDASAN TEORI

    1. Tinjauan Umum Manajemen Risiko .............................................. 21

    A. Definisi Risiko ................................................................................ 21

    B. Hal – hal yang Berkaitan dengan Risiko ........................................ 21

    C. Macam – macam Risiko .............................................................. 22

    D. Manajemen Risiko ......................................................................... 24

    2. Proses Manajemen Risiko .............................................................. 25

    3. Asuransi Engineering (Rekayasa) ............................................... 27

  • viii

    4. Underwriting ................................................................................ 30

    5. Rasio Klaim .................................................................................. 33

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian .................................................................. 35

    B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... .35

    C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 36

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 37

    E. Teknik Analisis Data .................................................................... 37

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum PT. Asuransi Tripakarta................................. 39

    B. Manajemen Risiko Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi

    Tripakarta ................................................................................... 48

    C. Poses Seleksi Risiko ................................................................... 53

    D. Metode Underwriting ................................................................. 54

    E. Proses Penerimaan dan Penolakan Klaim .................................. 55

    F. Faktor yang Mendukung Kinerja Underwriting ......................... 56

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 58

    B. Saran ........................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    A. Latar Belakang Masalah

    Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang mengendalikan risiko

    dengan cara mengalihkan atau mentransfer risiko dari satu pihak kepada pihak

    lain. Sehingga aktivitas keseharian perusahaan adalah mengelola risiko dari

    pihak tertanggung.Secara umum, asuransi dipergunakan karena kita sebagai

    manusia memiliki sifat tidak kekal. Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan

    pada peristiwa yang tidak terduga yang akan terjadi, yang dapat menimbulkan

    kerugian bagi perorangan atau perusahaan. Risiko merupakan bagian yang tidak

    dapat terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitasnya mengandung

    risiko. Jadi, risiko merupakan ketidak pastian atau kemungkinan terjadinya

    sesuatu yang apa bila terjadinya dapat mengakibatkan kerugian.1Hal ini

    menyebabkan pentingnya penerapan manajemen risiko pada setiap perusahaan

    asuransi.

    Manajemen risiko merupakan suatu cara, metode dan ilmu pengetahuan

    yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko terjadi dan bagaimana

    cara mengelola risiko tersebut agar terhindar dari kerugian.2 Kecukupan proses

    manajemen risiko dari mulai proses identifikasi risiko hingga proses perlakuan

    risiko, akan menjadi tantangan yang besar, terutama metode untuk pengukuran

    risiko dari masing-masing risiko yang tidak selalu sama. Dengan begitu sebuah

    1 Soesino Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi ( Jakarta:

    Salemba Empat, 1999), Cet. Ke-1, h. 2 2 Syarif ayat, Manajemen Risiko ( Jakarta: Gema Akastri, 2003), h. 1.

  • 2

    kewajiban dan keharusan pada setiap perusahaan agar memiliki dan

    menerapkan manajemen risiko dengan baik.

    Perusahaan asuransi sebagai lembaga pengalihan risiko mulai mencoba

    menerapkan manajemen risiko dengan merumuskan masalah-masalah yang ada

    melalui proses underwriting. Underwriting merupakan proses penyelesaian dan

    pengelompokan risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan.3 Seorang

    underwriter pada umumnya meramalkan kemungkinan tertanggung menderita

    kerugian, tugas underwriter merupakan elemen yang sangat esensial dalam

    operasi perusahan asuransi, sebab tujuan underwriting adalah meningkatkan

    keuntungan perusahaan melalui penerimaan distribusi risiko yang diperkirakan

    akan mendatangkan keuntungan. Tanpa underwriting yang efisien, perusahaan

    asuransi tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan asuransi lainnya.

    Namun sejauh apapun risiko yang dapat diprediksi oleh manusia, ada

    beberapa hal juga yang tidak mudah untuk diprediksi. Contohnya adalah produk

    asuransi konstruksi. Di era pembangunan ini, potensi industri konstruksi sangat

    luar biasa. Lihat saja dari size market konstruksi di Indonesia sebagaimana

    diungkapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan

    Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Yusid Toyib, M.Eng. Sc, mencapai

    sekitar Rp 1.000 triliun per tahun. “Terhitung tahun 2014 – 2019 pasar

    konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp5.000 triliun,” jelasnya di sela

    konferensi pers Concrete Show South East Asia (SEA) 2015 di Jakarta

    3Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General) Konsep dan System

    Operasional,h. 183.

  • 3

    (7/10).4Risiko kecelakaan dan kerugian pada industri konstruksi adalah risiko

    yang tidak dapat diketahui dengan pasti kapan dan apa yang akan terjadi, karena

    akan ada banyak hal-hal yang dapat menyebabkan seorang mengalami

    kecelakaan dan kerugian. Dengan begitu perusahaan asuransi mempunyai

    tantangan yang besar dalam menghadapi setiap risiko yang ada.

    Salah satu upaya untuk memberikan proteksi dampak risiko pada proyek

    konstruksi adalah dengan metode pengalihan risiko dan penggunaan asuransi

    proyek konstruksi. Salah satu bentuk asuransi proyek konstruksi yang cukup

    dikenal oleh kontraktor di Indonesia adalah asuransi C.A.R. (Contractor All

    Risk).

    Salah satu perusahaan asuransi yang memiliki produk Asuransi

    Konstruksi (CAR) adalah PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah yang

    berpengalaman dan memiliki kompetensi di bidang asuransi dan jaminan.

    Produk asuransi di PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah memiliki beberapa

    jenis produk Asurasi Umum Syariah diantaranya yaitu Asuransi Rekayasa

    Syariah. Asuransi Rekayasa adalah salah satu bentuk asuransi yang

    memberikan pertanggungan atas risiko kehilangan atau kerusakan terhadap

    obyek yang dipertanggungkan (biasanya terkait dengan konstruksi, material,

    peralatan, atau mesin-mesin) selama masa konstruksi atau pemasangan mesin

    4”Perkembangan Industri Konstruksi Indonesia” diakses pada 28 November 2018

    http://concreteshowseasia.com/pasar-industri-konstruksi-indonesia-capai-rp1-000-

    triliun-per-tahun/.

    http://concreteshowseasia.com/pasar-industri-konstruksi-indonesia-capai-rp1-000-triliun-per-tahun/http://concreteshowseasia.com/pasar-industri-konstruksi-indonesia-capai-rp1-000-triliun-per-tahun/

  • 4

    terhadap setiap risiko kehilangan atau kerusakan yang tidak terduga, bersifat

    tiba-tiba dan merupakan suatu kecelakaan.

    Perluasan pertanggungan dapat diberikan terhadap risiko-risiko

    kehilangan atau kerusakan barang milik dan kecelakaan fisik dari Pihak Ketiga

    dengan nilai maksimum yang disepakati sebelumnya. Asuransi Rekayasa

    (Engineering Insurance) dibagi menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu Asuransi

    Engineering Proyek dan Asuransi Engineering Non Proyek. Jenis

    pertanggungan (polis) untuk Engineering Proyek, yaitu Asuransi Konstruksi

    (Contractor All Risk Insurance/CAR) memberikan pertanggungan atas risiko

    kehilangan dan/atau kerusakan fisik terhadap pelaksanaan pembangunan.5

    Tidak kurang dari 3 bulan ini Unit Syariah PT. Asuransi Tripakarta

    berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus KARIM Award 2018. Ketiga

    penghargaan tersebut untuk kategori aset kurang dari Rp200 miliar, yaitu The

    Best Islamic General Insurance Sharia Unit. The Best in Contribution Growth

    Islamic General Insurance, dan The Best in Risk Management Islamic General

    Insurance.6 Penghargaan tersebut merupakan hasil penilaian yang dilakukan

    oleh KARIM Consulting Indonesia berdasarkan laporan keuangan publikasi

    periode 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2017, dengan menilai faktor

    pertumbuhan Vertikal (kinerja perusahaan) dan pertumbuhan Horizontal

    (komparasi dengan industri).

    5Polis Asuransi Contractor All Risk PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah. 6“Asuransi Tripakarta Raih Tiga Penghargaan KARIM Award 2018” diakses pada 28

    November 2018 http://ekbis.sindonews.com/newsread/

  • 5

    Dengan pencapaian tersebut tentu sangat menguntungkan bagi perusahaan

    dan perlu di pertahankan agar tetap konsisten di tahun berikutnya. ini membuktikan

    bahwa manajemen risiko yang di miliki PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah

    dikelola dengan sangat baik, sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi

    untuk kemajuan dan keuntungan bagi perusahaan.

    Disadari bahwa manajemen risiko pada perusahaan asuransi merupakan hal

    yang paling utama dan yang paling mendasar, karena tugas utama perusahaan

    asuransi ialah mengelola risiko dari pihak tertanggung. Maka keberhasilan

    perusahaan asuransi dapat di lihat dari cara perusahaan mengelola risiko yang ada.

    Dengan pencapaian yang ada pada PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah ini

    menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana cara perusahaan mengelola manajemen

    risiko dengan baik sehingga mendapatkan hasil seperti ini? Atau ada faktor lain

    yang menunjang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menulis

    skripsi yang berjudul MANAJEMEN RISIKO PRODUK ASURANSI

    KONSTRUKSI PADA PT. ASURANSI TRIPAKARTA UNIT SYARIAH.

  • 6

    B. Pokok Permasalahan

    1. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang, maka identifikasi

    masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan PT. Asuransi

    Tripakarta ( Unit Syariah) pada produk asuransi konstruksi (CAR)?

    b. Bagaimana proses underwriting dalam menerima dan menolak calon

    peserta asuransi konstruksi (CAR) pada PT. Asuransi Tripakarta ( Unit

    Syariah)?

    c. Bagaimana proses penerimaan dan penolakan klaim terhadap produk

    asuransi konstruksi (CAR) pada PT. Asuransi Tripakarta ( Unit

    Syariah)?

    d. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh underwriter dalam menyeleksi

    kelayakan risko calon peserta asuransi konstruksi (CAR) pada PT.

    Asuransi Tripakarta ( Unit Syariah)?

    e. Bagaimana tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghindari dan

    mengurangi risiko yang terjadi pada produk asuransi konstruksi (CAR)

    di PT. Asuransi Tripakarta (Unit Syariah)?

    2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    a. Pembatasan Masalah

    Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan

    batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti.

  • 7

    Pembatasan masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana

    saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.7

    Pembahasan mengenai Asuransi Rekayasa memiliki

    cakupan yang sangat luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka

    penulis membatasi masalah hanya pada:

    a. Penelitian ini dibatasi untuk produk Asuransi Konstruksi.

    b. Penelitian dilakukan pada PT. Asuransi Tripakarta

    c. Penelitian ini dilakukan terhadap Analisis Manajemen

    Risiko asuransi konstruksi pada PT. Asuransi Tripakarta,

    khususnya risiko internal yaitu Risiko Underwriting.

    b. Perumusan Masalah

    Proses perumusan masalah menjadi tahapan yang penting

    dalam proses sebuah penelitian sehingga permasalahan yang

    menjadi pokok bahasan menjadi lebih jelas dan terfokus.8

    Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai

    berikut :

    a. Bagaimanakah Manajemen Risiko pada Asuransi Konstruksi yang

    di terapkan oleh PT. Asuransi Tripakarta?

    7Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta : Bumi Aksara,

    2006), h. 23. 8Yudhistira Garna, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : Judistira Foundation, 2009),

    h. 29.

  • 8

    b. Bagaimana proses Underwriting dalam seleksi Risiko Calon Peserta

    Asuransi Konstruksi pada PT. Asuransi Tripakarta?

    c. Faktor apa saja yang menunjang kinerja Underwriting pada PT.

    Asuransi Tripakarta?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk Mengetahui Manajemen Risiko yang di terapkan pada PT.

    Asuransi Tripakarta Unit Syariah.

    b. Untuk Mengetahu Proses Underwriting yang dilakukan perusahaan

    dalam penerapan manajemen risiko pada produk Asuransi

    Konstruksi (CAR) di PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah.

    c. Untuk mengetahui langkah langkah yang dilakukan perusahaan

    dalam menghindari dan mengurangi risiko yang terjadi pada produk

    asuransi konstruksi (CAR).

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat bagi perusahaan, membantu memudahkan pihak-pihak

    terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

    manajemen risiko pada perusahaan asuransi syariah.

    b. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini bisa di jadikan bahan kajian

    ilmu manajemen resiko konstruksi pada asuransi syariah.

    c. Manfaat bagi pihak lain. Penelitian ini diharapkan dapat menambah

    ilmu pengetahuan yang mendalam tentang dunia asuransi syariah.

  • 9

    D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

    Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pada

    penelitian ini :

    Amalia Novia Mardini S1 Konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas

    Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah (2013). Judul: Manajemen

    risiko dalam pengelolaan klaim nasabah asuransi pada PT Asuransi Jiwa

    Bringin Life Syariah. Pembahasan : Penerapan manajemen risiko yang

    dilakukan perusahaan asuransi jiwa PT. Bringin Life Syariah dalam

    pengelolaan klaim yang dilakukan nasabah pada perusahaan tersebut.

    Perbedaan : Perbedaan penelitian yang saya tulis terdapat pada objek dan

    judul, skripsi saya membahas penerapan manajemen risiko terhadap produk

    asuransi konstruksi yang berfokus pada proses underwriting dan proses

    pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak klaim.

    Isnaniah S1 Konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan

    Hukum. Universitas Islam Negeri Jakarta (2010). Judul: Analisis

    Manajemen Risiko Pada BRIngin Life Syariah. Pembahasan: Membahas

    mengenai manajemen risiko yang di terapkan oleh perusahaan asuransi

    terhadap produk unit link di PT. BRIngin Life Syariah dengan

    menggunakan metode underwriting dalam menyeleksi risiko yang

    berdampak pada klaim dan juga terhadap nilai tingkat solvabilitas

    perusahaan asuransi yang cukup maksimal. Perbedaan : Perbedaan

    penelitian yang saya tulis terdapat pada objek dan judul, skripsi saya

  • 10

    membahas penerapan manajemen risiko terhadap produk asuransi

    konstruksi yang berfokus pada proses underwriting dan proses pengambilan

    keputusan untuk menerima atau menolak klaim.

    Irwan Saputra S1 konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah

    dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah (2014). Judul: Analisis pertimbangan

    Underwriter dalam Menyeleski Kelayakan Risiko Calon Peserta Asuransi

    Kebakaran. Pembahasan : Analisis pertimbangan underwriter dalam

    menyeleksi kelayakan risiko calon peserta asuransi kebakaran yang

    objeknya merupakan bangunan berupa rumah tinggal, ruko, perkantoran,

    hotel, gedung dan perkantoran, hotel, dll. Perbedaan : Perbedaan penelitian

    yang saya tulis terdapat pada objek dan judul, skripsi saya membahas

    penerapan manajemen risiko terhadap produk asuransi konstruksi yang

    berfokus pada proses underwriting dan proses pengambilan keputusan

    untuk menerima atau menolak klaim.

  • 11

    E. Kerangka Teori dan Konseptual

    1. Kerangka Konsep

    Asuransi :

    Asuransi adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dimana

    penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi

    asuransi, untuk memberikan pengganti kepada tertaggung karena kerugian,

    kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau untuk

    memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

    hidupnya seorang yang dipertanggungkan.9 Sedangkan asuransi syariah

    merupakan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah

    pihak melalui investasi dalam bentuk aset tau dana tabarru yang

    memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui

    akad yang sesuai syariah. 10

    Manajemen Risiko :

    Menurut James A.F Stoner dan Charles Wanke manajemen adalah

    proses perencanaan, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota

    organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi demi

    tercapainya tujuan organisasi.11 Sedangkan risiko adalah ketidaktentuan

    9Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem

    Operasional, ( Cetakan 1, Jakarta: Gema Insani Press 2004), h. 27. 10Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 21/DSN-MUI/X/2001,

    Pedoman Umum Asuransi Syariah. 11Siswanto, Pengantar Manajemen. ( Jakarta: Bumi Aksara 2010), H. 2

  • 12

    atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian (Loss). Unsur

    ketidaktentuan ini bisa mendatangkan kerugian dalam asuransi. 12

    Manajemen risiko merupakan suatu cara , metode atau ilmu

    pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko itu

    terjadi, dan bagaimana risiko itu dikelola dengan baik agar terhidar dari

    kerugian. 13 Manajemen risiko mempunyai arti yang lebih luas, yaitu semua

    risiko yang terjadi dalam masyarakat (Kerugian harta, jiwa, keuangan,

    usaha, dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen perusahaan. 14

    Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang

    mencangkup identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat

    mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.15Manajemen

    risiko sangatlah penting karena tujuan dari manajemen risiko tersebut

    adalah mengelola perusahaan agar dapat mencegah perusahaan dari

    kegagalan, mengurangi pengeluaran, menaiki keuntungan perusahan,

    menekan biaya produksi, menambah nilai maksimum berkesinambungan

    (sustainable). Tujuan utama untuk memahami potensi upside dan downside

    dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi organisasi.

    Manajemen risiko meningkatkan kemungkinan sukses, dan mengurangi

    kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan

    sasaran organisasi atau perusahaan.

    12 Abbas Salim,Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan.7. Jakarta; PT RajaGrafindo

    Persada 2003), h. 4. 13Syarif Ayat, Manajemen Risiko, (Jakarta : Gema Akastri, 2003) hlm 1. 14Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan 7, Jakarta: PT Grafindo Persada

    2003), h. 195, Edisi Revisi ke-2 15Fahmi Basyah, Manajemen Risiko . Jakarta : PT Grasindo, 2007, h. 24.

  • 13

    Underwriting :

    Underwriting disebut juga seleksi risiko. Underwriting merupakan

    proses penaksiran, dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada

    calon tertanggung. Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial dalam

    operasi perusahaan asuransi, sebab tujuan underwriter adalah meningkatkan

    keuntungan melalui penerimaan distribusi risiko yang diperkirakan akan

    mendatangkan keuntungan. Tanggung jawab utama dari underwriter dalam

    seleksi risiko tersebut adalah memastikan tidak ada risiko yang bisa

    menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan . 16

    2. Kerangka Teori

    Tinjauan teoritis dalam penelitian ini adalah hubungan antara

    manajemen risiko dan underwriting dengan asuransi . Dunia asuransi sudah

    sangat identik dengan manajemen risiko, karena asuransi adalah salah satu

    teknik didalam manajemen risiko. Perusahaan asuransi adalah perusahaan

    yang menerima pengalihan risiko dari tertanggung. Sehingga aktivitas

    keseharian perusahaan adalah mengelola risiko pada pihak lain, hal ini

    menyebabkan penerapan manajemen risiko sangatlah penting untuk

    perusahaan asuransi. Manajemen risko sangat membantu proses

    pengambilan keputusan dengan memperhatikan hal-hal diluar dugaan yang

    dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan atau organisasi.

    16AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persepektif Hukum Islam ( Jakarta: Prenada Media,

    2005), h. 89.

  • 14

    Manajemen risiko juga memberikan pertimbangan mengenai tindakan yang

    harus diambil guna mengenali berbagai risiko.

    Proses manajemen risiko :

    Proses manajmene risiko dapat digolongkan menjadi tiga aktivitas

    besar, yaitu identifikasi risiko, analisis risiko, dan kontol risiko.

    a) Identifikasi risiko, tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengenali

    semua aspek risiko yang dapat memberikan dampak pada aset- aset atau

    kapasitasnya dari suatu organisasi.

    b) Analisis risiko, setelah diidentifikasi, risiko dianalisis sejauh mana

    peluang terjadinya (Frekwensi) dan apabila benar- benar terjadi berapa

    besarkah dampak kerugian yang bisa ditimbulkan (Severity).

    c) Control risiko, tahap akhir dalam proses manajemen risiko setelah risiko

    diidentifikasi dan dianalisis ditetapkan bahwa risiko tersebut memiliki

    tingkat ancaman dan memerlukan pengendalian. Dalam pengendalian risiko

    terdapat dua elemen, yaitu pengendalian risiko yang berupa fisik dan

    pengendalian risiko berupa financial. Pengendalian risiko fisik

    berhubungan dengan upaya untuk mengurangi tingkat risiko sejauh

    mungkin, baik dalam frekuensiya maupun peluang kejadian dan besaran

    kerugian apabila terjadi. Pengendalian risiko finansial lebih jauh dapat

    dibagi menjadi dua kategori, yakni retensi risiko dan pembagian atau

    penyebaran risiko. Retensi risiko berhubungan dengan risiko- risiko yang

    telah diidentifikasi dengan baik, dianalisis yaitu pemilik risiko telah

    dipertimbangkan bahwa sumber daya sudah cukup aman untuk menghadapi

  • 15

    risiko-risiko tersebut apabila terjadi. Pembagian risiko berhubungan dengan

    risiko-risiko yang pemiliknya telah diperhitungkan tidak mempunyai

    sumber daya internal yang cukup untuk menghadapi risiko-risiko tersebut

    apabila terjadi.17

    Penerapan manajemen risiko pada perusahaan asuransi dilakukan

    pada proses underwriting, yaitu sebuah proses identifikasi dan seleksi risiko

    dari calon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan

    asuransi. Tugas underwriter merupakan elemen yang sangat esensial dalam

    operasi perusahan asuransi, sebab tujuan underwriting adalah meningkatkan

    keuntungan perusahaan melalui penerimaan distribusi risiko yang

    diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Tanpa underwriting yang

    efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan

    asuransi lainnya.18

    Underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan

    risiko dengan cara menyeleksi risiko dan mengklasifikasi risiko sesuai

    tingakt insurability (dapat ditanggung oleh perusahaan), sehingga dapat

    ditentukan tarif yang sesuai. Proses ini meliputi penolakan atas risiko-risiko

    yang dapat diterima. Pertanggung jawaban yang utama dari underwriter

    dalam seleksi risiko tersebut adalah memastikan risiko yang akan dicover

    sesuai dengan tingkat risiko yang diasumsikan oleh perusahaan.

    17Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. ( Jakarta: Gema Insani) 2006.

    h. 157. 18Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta : Bumi aksara) 2000, h. 31.

  • 16

    Tugas Underwriter :

    a) Mempertimbangkan risiko yang diajukan, b) memutuskan untuk

    menerima atau tidak risiko-risiko tersebut, c) menentukan syarat, ketentuan,

    dan lingkup ganti rugi, d) mengenakan biaya upah pada dana kontibusi

    peserta, e) mengamankan margin profit.19

    Tujuan underwriter bukan hanya menyeleksi risiko yang tidak akan

    menimbukkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk

    menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antara risiko

    ringan dan risiko berat. Jadi jelas bahwa setiap bentuk penanggungan akan

    menjalani proses selection of risk atau proses underwriter agar perusahaan

    bisa mendapatkan keuntungan, maka perusahaan mengadakan evaluasi

    terlebih dahulu terhadap semua risiko yang hendak diasuransikan.

    F. Metode Penelitian dan Teknis Penulisan

    1. Objek Penelitian

    Objek penelitian ini adalah penerapan manajemen risiko terhadap

    produk asuransi konstruksi pada PT. Asuransi Tripakarta (Unit Syariah).

    2. Jenis dan Sifat Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, penelitian ini

    menggunakan jenis penelitian analisis kualitatif yang bersifat analisis

    19Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan System

    Operasional. (Jakarta : Gema insane 2004) h. 257.

  • 17

    deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun, dan mendeskripsikan

    berbagai dokumen data dan informasi yang aktual20.

    3. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini meggunakan pendekatan kualitatif, artinya

    pembahasan dititik-beratkan pada deskripsi data berupa kata-kata.

    Penelitian ini merupakan penelitian laporan yaitu penelitian terhadap data

    primer melalui wawancara dan data skunder yang didapatkan melalui

    beberapa sumber tidak langsung.

    1). Jenis Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Data primer adalah hasil wawancara langsung yang dilakukan kepada

    divisi underwriting mengenai informasi penerapan manajemen risiko

    pada produk asuransi kecelakaan diri, dan proses underwriting yang

    dilakukan underwriter pada PT Asuransi Tripakarta Unit Syariah.

    b. Data sekunder, yaitu data yang dipublish oleh perusahaan mengenai

    penerapan manajemen risiko, dan data-data pendukung lainnya.

    2). Teknik Pengumpulan Data

    Dalam hal ini untuk memperoleh data yang relevan, maka penelitian

    menggunakan metode pengumpulan data dengan cara :

    20Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis(Bandung: Alvabeta1999), h. 209.

  • 18

    1) Studi Kepustakaan

    Pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan cara mepelajari

    berbagai literatur yang diperoleh dari buku maupun jurnal yang

    berhubungan dengan penerapan manajemen risiko asuransi.

    2) Riset Lapangan

    Penelitian lapangan riset lapangan yaitu penulis mengumpulkan data secara

    langsung ketempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara

    :

    a. Wawancara yaitu merupakan salah satu cara pengumpula data dengan

    tanya jawab secara bertahap dengan muka responden. Peneliti akan

    mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang berkompeten juga

    respresentatif dengan masalah yang ditieliti, yaitu divisi underwriting,

    berkaitan dengan penerapan manajemen risiko yang dilakukan

    PT.Asuransi Tripakarta (Unit Syariah) pada produk asuransi kecelakaan

    diri, tujuannya untuk memperoleh informasi data yang valid dan akurat.

    4. Pedoman Penulisan Skripsi

    Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini adalah menggunakan

    buku “Pedoman Penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta tahun 2017”.

    G. Sistematika Penulisan

  • 19

    Untuk lebih mepermudah pemahaman dalam pembahasan isi laporan ini

    secara keseluruhan, maka penulis membagi penyusunan yang lebih

    sistematika penulisan skripsi ini kedalam lima bab, yang masing-masing

    dari bab sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah dari

    penelitian, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian, teknis penulisan dan

    sisematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini penulis akan yang memuat pengertian manajemen risiko,

    proses manajemen risiko, macam- macam risiko, Underwriting,

    asuransi kecelakaan diri, landasan manajemen risiko pada

    perusahaan PT. Asuransi Tripakarta, teori, kerangka pemikiran dan

    kajian terdahulu.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu

    prosedur pengumpulan data, teknik pengumpulan data, jenis dan

    sumber data serta analisis data.

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  • 20

    Dalam bab inipenulis menjelaskan penerapan manajemen risiko

    pada PT. Asuransi Tripakarta terhadap produk asuransi konstruksi,

    dan bagaimana strategi perusahaan tersebut dalam menghindari dan

    mengurangi risiko.

    BAB V PENUTUPAN

    Dalam bab ini merupakan penutupan dari skripsi ini, yang

    didalamnya memuat kesimpulan dan saran-saran untuk para

    pembaca terutama perusahaan dan peneliti selanjutnya.

    BAB II

  • 21

    LANDASAN TEORI

    1. Tinjauan Umum Manajemen Risiko

    A. Definisi Risiko

    Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin

    melahirkan kerugian (Loss). Unsur ketidaktentuan ini bisa mendatangkan

    kerugian dalam asuransi, ketidaktentuan dapat dibagi menjadi: a)

    ketidaktentuan ekonomi, b) ketidaktentuan yang disebabkan alam, c)

    ketidaktentuan yang diperoleh sebab prilaku manusia. Diantara ketiga jenis

    ketidaktentuan di atas, yang bisa dipertanggungkan ialah ketidaktentuan

    alam dan manusia, sedangkan yang pertama tidak bisa dipertanggungkan

    atau diasuransikan karna bersifat spekulatif dan tidak bisa di ukur.

    Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Speculatif Risk

    yaitu resiko yang bersifat spekulatif yaitu resiko yang bisa mendatangkan

    untung atau rugi (misalnya seorang pedangan bisa untung atau rugi), b) Pure

    Risk yaitu risiko yang selalu menyebabkan kerugian (Kematian, kapal

    tenggelam, kebakaran dan sebagainya).21

    B. Hal-hal yang Berkaitan dengan Risiko

    a. Peril ialah segala sesuatu yang bisa menimbulkan kerugian. Antara peril

    dan risk erat sekali hubungannya.

    21Abbas Salim. Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan.7. Jakarta; PT Raja Grafindo

    Persada 2003) hal. 4

  • 22

    b. Hazard ialah suatu keadaan yang menambah kemungkinan terjadinya

    peril (Kerugian), atau disebutkan pula hazard is a condition that

    increases the chance of loss arising from peril.

    Mengenai Hazard dapat kita bagi menjadi:

    a. Physical hazard, yaitu hazard uang berbentuk fisik dan mengandung

    unsure objektif, misalnya kerusakan secara fisik karena terbakar,

    tabrakan, dan lainnya.

    b. Moral hazard, yaitu hazard yang menyangkut diri seseorang dan

    mengandung unsure subjektif. Misalnya dengan sengaja menubrukan

    mobil kepohon, agar bisa mendapatkan ganti rugi.22

    C. Macam – macam Risiko

    Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan sebagai berikut :23

    a. Risiko yang tidak disengaja ( Risiko Murni) adalah risiko yang apabia

    terjadi tertentu dapat menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa

    disengaja, misalnya terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian,

    penggelapan, pengacuan dan sebagaiannya.

    b. Risiko yang disengaja ( Risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja

    ditimbulkan oleh seseorang agar terjadinya ketidakpastian itu

    mendapatkan keuntungan kepadanya, misalnya risiko utang piutang,

    perjudian, perdagangan berjangka dan sebagainya.

    22 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta: PT Grafindo Persada2005)

    hal.4-5 23 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba

    Empat 2003) hal.3

  • 23

    c. Risiko Fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan

    kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa

    orang saja tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan dan

    sebagainya.

    d. Risiko Khusus, adalah risiko yang bersumber dari peristiwa yang

    mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal

    kandas, peawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya.

    e. Risiko Dinamis, adalah Risiko yang timbul karena (dinamika)

    perkembangan dan kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu dan

    teknologi, seperti risiko keuangan, risiko luar angkasa. Kebalikannya

    disebut risiko statis, yaitu risiko hari tua, risiko kematian dan

    sebagainya.

    Dapat tidaknya risiko dialihkan pada pihak lain, maka risiko dapat

    dibedakan menjadi :

    a. Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan

    mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada

    perusahaan asuransi, dengan mebayar sejumlah premi asuransi,

    sehingga semua kerugian menjadi tanggungan perusahaan asuransi.

    b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat

    diasuransikan), umumnya sejenis risiko yang spekulatif.

    Menurut sumber atau penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan

    kedalam:

  • 24

    a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari perusahaan itu sendiri,

    seperti kecelakaan kerja, kerusakan aktiva karena karyawan, kesalahan

    manajemen, dll.

    b. Risiko ekstern, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti

    risiko pencurian penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan

    kebijakan pemerintah dan lainya.

    D. Manajemen Risiko

    Manajemen risiko merupakan suatu cara, metode atau ilmu

    pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko itu

    terjadi, dan bagaimana risiko itu dikelola dengan baik agar terhidar dari

    kerugian.24 Manajemen risiko mempunyai arti yang lebih luas, yaitu semua

    risiko yang terjadi dalam masyarakat (Kerugian harta, jiwa, keuangan,

    usaha dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen perusahaan.25 Manajemen

    risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencangkup identifikasi,

    evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan

    usaha atau aktivitas perusahaan. Manajemen risiko juga berhubungan erat

    dengan fingsi perusahaan (Fungsi keuangan, fungsi akuntansi, fungsi

    pemasaran, fungsi produksi, fungsi personalia, fungsi teknik serta

    pemeliharaan), dan fungsi-fungsi tersebut mengandung banyak risiko

    dalam pengelolaan perusahaan.26

    24 Syarif Ayat, Manajemen Risiko, (Jakarta : Gema Akastri, 2003) hal.1 25 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan 7, Jakarta: PT Grafindo

    Persada 2003) Hal.195, Edisi Revisi ke-2 26 Abbas Salim. Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan.7. Jakarta; PT Raja Grafindo

    Persada 2003), hal.199

  • 25

    Proses atau langkah yang biasanya dilakukan dalam upaya

    menghadapi atau mengelolasuatu risiko (risk manajemen proces) sangat

    tergantung pada konsep dasar yang digunakan oleh perusahaan.27

    2. Proses Manajemen Risiko

    Manajemen Risiko mencakup beberapa tahapan yaitu:

    a. Identifikasi Risiko :

    Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengenali semua

    aspek risiko yang dapat memberikan dampak pada aset-aset atau

    kapasitasnya dari suatu organisasi. Identifikasi dilakukan

    dengan menganalisis sejumlah faktor yang dapat meningkatkan

    dan menurunkan kecendrungan seseorang atau objek lain akan

    terjaidnya kehilangan. 28

    1) Physical hazard, yaitu hazard uang berbentuk fisik dan

    mengandung unsur objektif, misalnya kerusakan secara fisik

    karena terbakar, tabrakan, dan lainnya.

    2) Moral hazard, yaitu hazard yang menyangkut diri seseorang dan

    mengandung unsure subjektif. Misalnya dengan sengaja

    menubrukan mobil kepohon, agar bisa mendapatkan ganti rugi.

    b. Analisis Risiko

    27 Syarif Ayat, Manajemen Risiko , (Jakarta: Gema Akastri 2003) hal.62 28 Rini Endang Kusumarini, Pengantar Underwriting (Jakarta: PT. ReIndo 2010) hal.10

  • 26

    Setelah diidentifikasi, risiko dianalisis sejauh mana peluang

    terjadinya (Frequency) dan apabila benar- benar terjadi berapa

    besarkah dampak kerugian yang bisa ditimbulkan (Severity).

    c. Control risiko

    Tahap akhir dalam proses manajemen risiko setelah risiko

    diidentifikasi dan dianalisis ditetapkan bahwa risiko tersebut

    memiliki tingkat ancaman dan memerlukan pengendalian.

    Dalam pengendalian risiko terdapat dua elemen, yaitu

    pengendalian risiko yang berupa fisik dan pengendalian risiko

    berupa financial. Pengendalian risiko fisik berhubungan dengan

    upaya untuk mengurangi tingkat risiko sejauh mungkin, baik

    dalam frekuensiya maupun peluang kejadian dan besaran

    kerugian apabila terjadi. Pengendalian risiko finansial lebih jauh

    dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni retensi risiko dan

    pembagian atau penyebaran risiko. Retensi risiko berhubungan

    dengan risiko- risiko yang telah diidentifikasi dengan baik,

    dianalisis yaitu pemilik risiko telah dipertimbangkan bahwa

    sumber daya sudah cukup aman untuk menghadapi risiko-risiko

    tersebut apabila terjadi. Pembagian risiko berhubungan dengan

    risiko-risiko yang pemiliknya telah diperhitungkan tidak

  • 27

    mempunyai sumber daya internal yang cukup untuk menghadapi

    risiko-risiko tersebut apabila terjadi.29

    3. ASURANSI ENGINEERING (REKAYASA)

    Asuransi Engineering (Rekayasa) dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian,

    yaitu :

    A. Asuransi Engineering Proyek

    B. Asuransi Engineering Non Proyek

    A. Asuransi Engineering Proyek.

    Adalah suatu asuransi/pertanggungan yang memberikan jaminan/proteksi

    atas kerugian atau kerusakan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek

    pembangunan maupun pemasangan mesin-mesin termasuk instalasinya,

    sebagai akibat risiko-risiko yang dijamin dalam polis.

    Asuransi Engineering Proyek dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :

    1. Asuransi Engineering atas Proyek Pekerjaan Konstruksi atau

    Contractor All Risks Insurance (C.A.R.) Proyek Pekerjaan Konstruksi

    atau Pembangunan adalah proyek-proyek yang sebagian besar

    pekerjaannya adalah berupa pekerjaan tehnik sipil dalam kaitannya

    dengan kegiatan pembangunan suatu obyek, misal :

    29 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. ( Jakarta: Gema Insani) 2006.

    hal 157.

  • 28

    Proyek pembangunan Gedung, seperti Perkantoran, Rumah

    sakit dll.

    Proyek pembangunan prasarana, seperti : Jalan.

    2. Asuransi Engineering atas Proyek Pekerjaan Pemasangan atau Erection

    All Risks Insurance (E.A.R.) Proyek Pekerjaan Pemasangan adalah

    proyek-proyek yang sebagian besar pekerjaannya adalah berupa

    pekerjaan-pekerjaan Tehnik Mesin dan/atau Tehnik Listrik dan /atau

    Tehnik Sipil Baja, misal :

    Proyek pemasangan mesin pabrik Tektil, pabrik baja, pabrik

    pupuk dll.

    Proyek pemasangan peralatan listrik, seperti Genset, boiler,

    panel listrik dll.

    Proyek pemasangan peralatan telekomunikasi, seperti Antene,

    pemancar dll.

    3. Contractor All Risks Insurance (C.A.R.)

    Adalah suatu Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan jaminan

    atau proteksi atas kerugian atau kerusakan dalam pelaksanaan

    pekerjaan proyek pembangunan (Konstruksi) baik Tehnik Sipil Basah

    maupun Tehnik Sipil Kering, sebagai akibat dari seluruh risiko kecuali

    yang dikecualikan dalam pengecualian polis (All Risks).

    Proyek Pembangunan Tehnik Sipil Basah adalah proyek pembangunan

    seperti Jalan, Dam, Dermaga, Jetty, Mercu-suar, Jembatan dll.

  • 29

    Sedangkan Proyek pembangunan Tehnik Sipil Kering adalah proyek

    pembangunan gedung-gedung baik bertingkat maupun tidak bertingkat

    seperti Rumah tinggal, Sekolah, Rumah sakit, Perkantoran, Pertokoan

    dll.

    4. Erection All Risk Insurance (E.A.R.).

    Adalah suatu Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan jaminan/

    proteksi atas kerugian atau kerusakan dalam pelaksanaan pekerjaan

    proyek pemasangan mesin-mesin berikut instalasinya, sebagai akibat

    dari seluruh risiko kecuali yang dikecualikan dalam pengecualian

    polis.(All Risks) Misal : Proyek pemasangan mesin-mesin pabrik

    Tektil, pabrik baja, pabrik semen, Gen-set, Transformer, Boiler,

    Peralatan Telekomunikasi, Antena, Pemancar dan lain-lain.

    B. Asuransi Engineering Non Proyek.

    Adalah suatu Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan jaminan atau

    proteksi yang diberikan untuk kegiatan-kegiatan tehnik selama masa

    operasionalnya. Jaminan ini mencakup atas :

    Mesin-mesin industri maupun non-industri, seperti mesin-mesin

    pembangkit tenaga listrik, boiler, mesin-mesin produksi, mesin-

    mesin pembantu dll.

    Peralatan Elektronika, seperti instalasi komputer, mesin scanner,

    mesin pem-bangkit sinar X (X -ray), pemancar radio dll.

    alat-alat berat sepetrti Excavator, crane, bulldozer dll.

  • 30

    Struktur bangunan hasil pekerjaan tehnik sipil, seperti Dermaga,

    Dam, jembatan, jalan dll.

    Risiko-risiko yang terdapat dalam masa operasional mesin, pada

    dasarnya sangat beragam dan tergantung pada jenis mesin atau obyek

    itu sendiri.Dengan memperhatikan jenis mesin atau obyek yang akan

    dijamin dan dengan memper-hatikan kerakteristik jenis risiko yang

    dapat diasuransikan, maka pada prinsipnya jenis-jenis jaminan polis

    yang ada dapat bermacam-macam tergantung dari keperluannya.

    Lamanya jaminan dalam Asuransi Engineering Non Proyek umumnya

    1(satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali untuk periode 1(satu)

    tahun berikutnya.

    Jenis Asuransi yang tergolong dalam Asuransi Engineering Non Proyek

    :

    1. Machinery Breakdown Insurance. (M.B.).

    2. Boiler & Pressure Vessel Explosion Insurance.

    3. Deterioration of Stock Insurance. (D.O.S).

    4. Electronic Equipment Insurance. (E.E.I.)

    5. Civil Engineering Complete Risks Insurance. (C.E.C.R.).

    6. Etc 30

    4. UNDERWRITING

    A. Pengertian Underwriting

    30“Asuransi Rekayasa Syariah” Diakses pada Jumat 12 Juli 2019

    http://www.akademiasuransi.org/2012/10/pengelompokan-asuransi-engineering.html

    http://www.akademiasuransi.org/2012/10/pengelompokan-asuransi-engineering.html

  • 31

    Underwriting disebut juga seleksi risiko. Underwriting merupakan

    proses penaksiran, dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada

    calon tertanggung. Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial

    dalam operasi perusahaan asuransi, sebab tujuan underwriter adalah

    meningkatkan keuntungan melalui penerimaan distribusi risiko yang

    diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Tanggung jawab utama

    dari underwriter dalam seleksi risiko tersebut adalah memastikan tidak

    ada risiko yang bisa menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan . 31

    B. Tujuan Underwriting

    Tujuan utama underwriting adalah melindungi perusahaan

    terhadap seleksi kerugian. Namun, proses underwriting perusahaan

    asuransi tetap berfokus pada pemberian persetujuan dan penerbitan

    pertanggungan yang:

    a. Bertanggung jawab dalm risk assesment (penilaian risiko yaitu

    proses penentuan tingkat risiko setiap orang atau group calon

    tertanggung dimana setiaop tertanggung membayar premi yang

    mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki dan sesuai dengan

    produk asuransi yang diterima.

    b. Wajar dan adil para tertanggung dan perusahaan.

    c. Delivery by the agent (dapat disampaikan oleh agen)

    31 AM. Hasan Ali. Asuransi dalam Persepektif Hukum Islam ( Jakarta: Prenada Media,

    2005) hal.89.

  • 32

    seorang pemoohon asuransi perorang mebuat keputusan akhir yaitu

    akan menerima polis asuransi pada saat diserahkan. Jika si pembeli

    memilih untuk tidak meenerima polis asuransi pada saat agen

    asuransi berusaha untuk menyerahkan polisnya, maka polis tersebut

    dikatakan undeliverable (tidak dapat disampaikan).

    d. Memberikan profit pada perusahaan.32

    C. Tugas dan Fungsi Underwriting

    Seorang underwriter adalah bagian yang sangat penting pada

    perusahaan asuransi. Untuk itu tugas dan fungsi underwriter harus

    dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk peserta dan perusahaan

    asuransi. Adapun tugas dan fungsi underwriter adalah sebagai berikut:

    A. Tugas utama underwriter antara lain mengatur dana seefektif

    mungkin dan menguntungkan. Peranan lain underwriter, yaitu:33

    1) Mempertimbangka risiko yang diajukan.

    2) Memutuskan untuk menerima atau tidak risiko-risiko

    tersebut.

    3) Menentukan syarat, ketentuan, dan lingkup ganti rugi.

    4) Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta.

    5) Mengamankan margin profit.

    B. Fungsi Underwriting

    Underwriting merupkan salah satu fungsi utama dalam proses:

    32 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah dan Konvensional (Konsep dan Sistem

    Operasional), (Jakarta: Gema Insani 2004) hal.183-184 33 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah dan Konvensional (Konsep dan Sistem

    Operasional), (Jakarta:Gema Insani 2004) hal. 257

  • 33

    1) Menilai dan menggolongkan tingkat risiko yang dimiliki

    oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang

    dalam pertanggungkan sehubungan dengan produk asuransi

    tertentu.

    2) Mengambil keputusan untuk menerima atau menolak risiko.

    5. RASIO KLAIM

    1. Pengertian Klaim

    Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada

    perusahaan asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan

    ketentuan perjanjian. Klaim Asuransi yang diajukan akan ditinjau

    oleh perusahaan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan

    kepada pihak tertanggung setelah disetujui. Klaim merupakan

    sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk

    meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian. Klaim

    Asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk

    validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung

    setelah disetujui. Klaim juga merupakan salah satu kegiatan

    operasional perusahaan asuransi yang harus diselesaikan antara

    pihak asuransi dengan tertanggung atau pemegang polis.

    2. Rasio klaim

  • 34

    Pengukuran kinerja perusahaan selain dilihat dari aspek

    keuangan, juga dapat dilihat dari aspek operasional perusahaan.

    Klaim merupakan salah satu kegiatan operasional perusahaan

    asuransi yang harus diselesaikan antara pihak asuransi dengan

    tertanggung atau pemegang polis.

    Perusahaan dapat mengetahui berapa besar pembayaran

    klaim yang telah dilakukan akibat terjadinya kerugian yang dialami

    oleh pemegang polis (tertanggung). Untuk mengukur rasio klaim

    dalam perusahaan asuransi kerugian dilakukan dengan

    perbandingan antara klaim bruto dengan premi bruto.. Rasio ini

    mencerminkan pengalaman klaim ( loss ratio ) yang terjadi serta

    kualitas usaha penutupannya.

  • 35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif sifatnya

    deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil

    wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun

    peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-

    angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya

    informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar

    data aslinya. Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang

    diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.34

    B. Subjek-Objek Penelitian

    Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang

    terkait langsung di PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah, yang

    34 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta : Paragotama

    Jaya, 2013), h.87

  • 36

    beralamatkan Jl. Falatehan I No. 1, RT.2/RW.1, Melawai, Kecamatan

    Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.. Sedangkan objek dari penelitian ini

    adalah mengenai manajemen risiko, proses underwriting dilihat dari

    severity dan frekuensi dan proses penerimaan atau penolakan klaim pada

    Produk Asuransi Konstruksi (CAR) di PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Penelitian ini adalah suatu usaha untuk menentukan,

    mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan

    metode ilmiah.35 Pemilihan metode penelitian sangat berpengaruh pada

    kesempurnaan dari hasil penelitian ini, maka dalam hal ini penulis

    menggunakan penelitian sebagai berikut:

    1. Jenis Data

    Jenis Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

    a. Data Primer

    Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis

    atas gejala-gejala (fenomenal) yang sedang diteliti.36 Penulis melakukan

    observasi dengan melihat dan mengamati secara langsung terhadap

    35 Sutrisno Hadi, Metode Research I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), h.4 36 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis,

    (Yogyakarta : Unit Penerbit dan percetakn (UPP) Akademi Manajemen Perusahaan YKKPN, 2003), h.89

  • 37

    pihak-pihak yang terkait dalam proses pengajuan klaim dan proses

    pengambilan keputusan klaim tersebut.

    b. Data Sekunder

    Penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumen-

    dokumen perusahaan yang berkaitan dengan topic yang diteliti, data

    atau informasi dari instasi-instasi terkait dengan penelitian, buku jurnal,

    artikel, makalah, dan karya ilmiah lainnya yang berisi tentang informasi

    pendukung dan pelengkap data primer.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan ada dua macam yaitu

    metode penelitian lapangan dan metode penelitian perpustakaan, yang

    dimaksud oleh keduanya adalah :

    Wawancara (Interview) yaitu melakukan wawancara dengan pihak-pihak

    yang terkait, dengan menggunakan teknik wawancara, bentuk pertanyaan

    yang diajukan terlebih dahulu disusun sebelum proses wawancara dilakukan

    untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan

    pembahasan, yaitu manajemen risiko yang di terapkan, proses pengambilan

    keputusan untuk menerima atau menolak calon peserta dan proses

    pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak klaim.

    a. wawancara bersifat terbuka dimana responden diberi kesempatan

    untuk menjawab, dapat berkembang lebih lanjut dan disesuaikan dengan

    situasi.

  • 38

    b. Studi Kepustakaan, adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

    cara membaca dan menganalisis dokumen-dokumen, buku-buku, dan

    bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

    E. Teknik Analisis Data

    Menurut Patton analisis data adalah proses mengatur urutan data,

    mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar.

    Dalam melakukan analisis data ada beberapa hal yang dilakukan peneliti :

    1. Peneliti menulis hasil wawancara secara verbatim serta membuat

    laporan-laporan observasi yang telah dilakukan pada subjek penelitian

    selama wawancara.

    2. Analisis awal data setiap subjek, kemudian menyimpulkan inti dari

    setiap jawaban subjek untuk menemukan tema-tema dan pola-pola

    jawaban yang muncul dalam wawancara.

    3. Peneliti menuliskan kesimpulan sementara yang dilanjutkan dengan

    mendaftar tema-tema yang muncul dan mencoba memikirkan

    hubungan-hubungan diantara mereka.

    4. Peneliti menyusun data yang berisikan daftar tema-tema dan

    kategori yang telah disusun sehingga menampilkan pola hubungan

    antara kategori (cross case, bukan lagi tunggal kasus yang kemudian

    akan dituangkan dalam bentuk analisis).37

    37Moelong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Banung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004),

    h.103

  • 39

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah

    a) Sejarah Singkat PT. Asuransi Tripakarta

    PT Asuransi Tri Pakarta (TRIPA) adalah perusahaan asuransi

    yang didirikan oleh Yayasan Dana Pensiun Bank Negara Indonesia,

    Asuransi Wahana Tata dan PT. Tri Handayani Utama pada tahun 1978.

    Untuk memberikan jasa asuransi yang bernilai, TRIPA diperkuat oleh

    sumber daya manusia yang profesional, sistem pelayanan terintegrasi,

    penerapan teknologi informasi terkini, serta kerjasama harmonis dan

    mutual dengan para mitra usaha seperti loss adjuster dan reasuradur dari

    dalam dan luar negeri.

    Dalam system operasionalnya PT. Asuransi Tri Pakarta (TRIPA)

    menggunakan Dual Asurance System yaitu Conventional general

    insurance (Asuransi Konvensional) yang telah lama berdiri sejak tanggal

  • 40

    20 Desember 1978 yang kemudian membuka cabang Syariah General

    Insurance ( PT. Asuransi Tri Pakarta Syariah) pada tanggal 4 November

    2002. Setelah mendapat izin usaha sejak tanggal 15 juli 2002 dengan

    keputusan menteri keuangan bernomor Kep. 146/KM.6/2002. Beralamat

    di Jalan Falatehan 1/17-18-19, Kebayoran baru, Jakarta.

    PT. TRIPA Syariah dalam meningkatkan kinerja perusahaan

    senantiasa menerapkan Good Corporate Governance dalam arti

    sesungguhnya dalam penyelenggaraaan perusahaan yang diarahkan

    kepada keunggulan kinerja, sumber daya, dan layanan. Termasuk di

    dalamnya upaya mewujudkan operasional perusahaan yang terintegrasi

    dengan dukungan teknologi informasi, efisiensi operasional tanpa

    mengurangi produktivitas dan pelayanan, serta peningkatan modal setor

    dan memperluas jaringan reasuransi nasional maupun internasional.

    Berbekal pengalaman di bidang asuransi selama lebih dari 30

    tahun serta berpegang teguh pada prinsip tanggap, kepercayaan dan

    profesionalisme, TRIPA mantap melangkah memenuhi setiap kebutuhan

    para tertanggung dengan segenap usaha dan pelayanan yang lebih baik.

    Asuransi Tripa terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

    dengan izin usaha bernomor KEP-1754/MD/1978 tanggal 11 Desember

    1978.

    b) Lokasi Kantor Pusat, Kantor Cabang, dan Kantor Perwakilan PT.

    Asuransi Tri Pakarta

  • 41

    PT. Asuransi Tri Pakarta pada tahun 2013 memiliki 1 kantor

    pusat, 16 kantor cabang, dan 52 kantor perwakilan (Representative Office

    / RO) yang tersebar di beberapa lokasi. Lokasi kantor pusat PT. Asuransi

    Tri pakarta, Jl. Falatehan I No. 17-19 Kebayoran Baru-Jakarta, 12160.

    A. Visi dan Misi Perusahaan

    a. Visi Perusahaan

    Menjadi Asuransi Syariah yang handal dan terpercaya serta konsisten

    dalam menjalankan usahanya berdasarkan prinsip Syariah islam.

    b. Misi Perusahaan

    Mengelola dan mengembangkan bisnis Asuransi Syariah secara amanah

    dan professional dengan mengikuti perkembangan pasar dalam rangka

    memberikan kontribusi laba kepada PT. Asuransi Tri Pakarta.

    B. Nilai Perusahaan

    Arah gerakan perusahaan kami adalah dijelaskan seluruh nilai-nilai kami

    a. Terpercaya

    Kami memastikan bahwa kebutuhan yang anda tangani secara

    professional dan diselesaikan dalam waktu yang diberikan.

    b. Berkelanjutan

  • 42

    Kami memastikan bahwa kualitas layanan kami akan menjawab

    tantangan jangka panjang anda.

    c. Terpadu

    Kami membuat layanan manjemen fasilitas yang fleksibel, transparan,

    dan dibuang yang memenuhi organisasi.

    d. Terukur

    Kami bekerja keras untuk memberikan layanan dibedakan dengan

    kemampuan yang dapat diukur bersama, PT. Asuransi Tri Pakarta

    berkomitmen untuk mengkoordinasi beberapa aliran kerja melalui

    peningkatan focus menjadi pemimpin manajemen fasilitas nasional.

    C. Moto SMART Perusahaan

    S: Tetap Responsif terhadap perubahan

    M: Memotivasi hormat lain

    A: Bertindak dengan urgensi

    R: Tetap konstruktif ketidakpuasan

    T: Tepat waktu dan efisien

    D. Produk-produk Asuransi Tripakarta

    1. Asuransi Kebakaran

    Suatu bentuk yang menjamin kerugian dan kerusakan akibat terjadi

    kebakaran atau resiko perluasannya yang menimpa objek pertanggungan.

    Objek yang dapat di asuransikan berupa harta benda anda seperti

    bangunan rumah tinggal, ruko, gudang, pabrik, gedung perkantoran,

    hotel, perabot rumah tangga, perlengkapan rumah, mesin, barang

  • 43

    dagangan, persediaan barang baku atau barang jadi, dan sebagainya

    sesuai dengan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI).

    Risiko yang dapat dijamin:

    1) Polis standar asuransi kebakaran menjamin risiko-risiko kebakaran,

    peledakan, petir, kejatuhan pesawat terbang, dan asap.

    2) Selain risiko standar tersebut, ada juga perluasan jaminan atas risiko

    seperti:

    - Kerusuhan, pemogokan, perbuatan jahat orang lain, tertabrak

    kendaraan

    - Hura-hura, Terorisme & Sabotase

    - Bencana alam seperti: banjir, angin topan, badai, tanah longsor

    - Khusus risiko gempa bumi, letusan gunung api ditutup oleh polis

    tersendiri.

    2. Asuransi Kendaraan Bermotor

    Suatu bentuk asuransi yang menjamin kerugian, kerusakan, dan

    kehilangan atas kendaraan bermotor akibat terjadi resiko yang menimpa

    objek pertanggungan.

    Risiko yang dijamin:

    a. Kerugian, kerusakan, atau kehilangan atas kendaraan bermotor dan

    terjadinya resiko yang dijamin dalam polis.

    b. Tanggung jawab hukum pihak ketiga.

    c. Santunan atas kecelakaan pada pengemudi dan atau penumpang (jika

    dikehendaki).

  • 44

    Jenis pertanggungan:

    a. Total Loss Only (TLO), yakni ganti rugi diberikan jika kendaraan

    hilang atau nilai kerugian / kerusakan mencapai 75% atau lebih dari

    nilai pasar kendaraan.

    b. Comprehensive, yakni ganti rugi atas setiap kerugian / kerusakan yang

    terjadi pada kendaraan.

    3. Asuransi Rangka Kapal

    Suatu bentuk asuransi yang memberika jaminan kerusakan atau

    kerugian terhadap kapal, mesin, dan perlengkapannya dari bahaya laut

    dan risiko pelayaran (navigational perlis).

    Objek Pertanggungan:

    a. Hull and Machinery, yaitu asuransi atas rangka kapal beserta mesin-

    mesin maupun peralatannya.

    b. Third Party Liability, yaitu asuransi atas kemungkinan tuntutan pihak

    ketiga atau tanggung gugat dari piha ketiga yang diajukan akibat atau

    berkenan dengan kegiatan yang dilakukan.

    4. Asuransi Contractor All Risk

    Suatu bentuk asuransi yang menjamin kerugian karena kerusakan fisik

    yang diderita Tertanggung selama pelaksanaan proyek pekerjaan teknik sipil

    (umumnya). Kerusakan dan kerugian yang dijamin adalah sifatnya tiba-tiba, tak

    terduga dan terjadi di site (lokasi proyek).

    Resiko yang dijamin:

    a. Kebakaran

  • 45

    b. Petir

    c. Peledakan

    d. Tertimpa pesawat terbang

    e. Karena pemadaman kebakaran

    f. Kebanjiran

    g. Hujan

    h. Ombak besar

    i. Angin ribut

    j. Gempa bumi

    k. Tanah runtuh

    l. Pencurian dengan membongkar paksa

    m. Lalai

    5. Asuransi Aneka / Uang

    Suatu bentuk asuransi yang menjamin kerugian dan kehilangan

    uang akibat terjadi resiko yang menimpa objek pertanggungan, naik pada

    saat perjalanan maupun dalam tempat penyimpanan.

    Jenis pertanggungan:

    a. Cash in Safe

    b. Cash in Transit

    c. Cash in Cashier Box

    6. Asuransi Kecelakaan Diri

  • 46

    Suatu bentuk asuransi yang menjamin kematian, cacat tetap, biaya

    perawatan atau pengobatan yang secara langsung disebabkan oleh suatu

    kecelakaan.

    Luas Jaminan:

    1. Polis asuransi kecelakaan diri meamin risiko-risiko terjadina

    kecelakaan yang menimpa tertanggung sehingga mengakibatkan

    tertanggung:

    - Kematian (Death)

    - Cacat Tetap (Permanent Disablement)

    - Acat Sementara (Temporary Disablement)

    - Biaya Pengobatan (Medical Expenses)

    2. Pertanggungan/perlindugan berlaku di seluruh dunia

    3. Pertanggungan/perlindungan berlaku 24 jam

    4. Calon tertanggung dibatasi usianya antara 15-65 tahun

  • 47

    E. Struktur Organisasi

    Pemegang Saham

    Dewan Komisaris

    Dewan Pengawas

    Syariah Direksi

    Kepala Cabang Syariah

    Gatot Ario Damar

    Wakil Kepala

    Febriyani

    Kasie Tehnik

    Suci

    Yusmaningrum

    Asisten

    Underwriting

    - Fan Fifi Olla

    - Sandy M.

    Kasie

    Reasuransi

    Desi Meilina

    Asisten

    Reasuransi

    - Fadita Rosianti

    - Bangun Rizky

    Kasim Klaim

    Aniza A

    Wakil Kepala

    Romulda

    Asisten

    Klaim

    - Fahrul A.

    - Rofiqul U.

    Wakil Kepala

    Yaya Dahlia

    Kasie Keu &

    SDM

    Nandang M.

    Kasie Akuntansi &

    Umum

    Budi Nurhayati

  • 48

    B. Manajemen Risiko Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi Tripakarta

    Unit Syariah.

    Didalam kehidupan dunia perusahaan yaitu lembaga keuangan

    syariah seperti asuransi syariah untuk melakukan tata kelola perusahaan

    asuransi syariah khususnya PT. Asuransi Tripakarta berjalan sesuai dengan

    arah dan tujuan yang telah di tentukan dan menjadi dasar landasan PT.

    Asuransi Tripakarta dapat berjalan dengan efisien dan efektif, maka PT.

    Asuransi Tripakarta membentuk manajemen risiko. Dalam hal ini risiko

    merupakan tolak ukur untuk menentukan keberhasilan PT. Asuransi

    Tripakarta dalam menjalankan berbagai aktifitas ekonomi dan investasi.

    Seksi Marketing I

    Kairvansyah

    Seksi Marketing II

    Marwan

    Asisten MKT I

    - Aldi H.

    - Wahyu S.

    Asisten MKT II

    - Ibrahim Jumantoro.

    - Pandi Kumala.

    Asisten Keu

    -Priyatno

    - Diana Dewi

    (Kasir)

    Asisten SDM

    Astuti

    Suprihaningsih

    Asisten Akuntansi

    Mirza Wahyu Aliza

    Asisten Umum

    Agung Wahyu P

  • 49

    Berdasarkan tinjauan, manajemen risiko di PT. Asuransi Tripakarta

    sangat rentan terhadap risiko. Pengelolaan resiko di dalam aktivitas bisnis

    menganut prinsip kehati–hatian, komprehensif, dan selalu berupaya untuk

    meminimalisir ketidakpastian. Perencanaan manajemen risiko di PT.

    Asuransi Tripakarta diawali dengan Komitmen Top Management dan, Top

    level management Asuransi Tripakarta telah menerapkan good corporate

    governance sebagai pondasi.38

    Penerapan Good Corporate Governance di PT. Asuransi Tripakarta

    sebagai berikut:

    1. Transparansi

    Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

    2. Kemandirian

    Keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan

    kepentingan.

    3. Akuntabilitas

    Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi.

    4. Pertanggungjawaban

    Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan.

    5. Kewajaran (fairness)

    Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder.

    38 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 50

    Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di PT. Asuransi Tripa dan

    menguatkan fondasi penerapan Manajemen Resiko di perusahaan,

    Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan ISO 9000:2000

    dan pelayanan menggunakan standard operation procedure yang berstandar

    internasional sekaligus untuk kepentingan pengendalian organisasi serta

    manajemen risiko.39

    Menurut Sandy Marsyahban, manajemen risiko yang diterapkan di

    perusahaan asuransi PT. Asuransi Tripakarta meliputi beberapa tahapan

    berikut:

    TAHAP 1 : Dukungan dari senior manajemen, seperti:

    Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan

    Eksekutif.

    Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan

    dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif

    melaksanakan manajemen risiko.

    Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan

    penuh.

    TAHAP 2 : Pengembangan kebijakan organisasi

    Pengembangan dan dokumentasi kebijakan perusahaan serta

    kerangka berfikir untuk mengelola risiko, berisi informasi-informasi

    seperti:

    39 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 51

    Obyektifitas kebijakan dan dasar berfikir untuk mengelola

    risiko.

    Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/ rencana

    perusahaan.

    Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam sebuah

    kebijakan.

    Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan.

    Pembagian tanggungjawab dalam pengelolaan risiko.

    TAHAP 3: Komunikasi Peraturan, seperti :

    Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko.

    Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi

    tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi.

    Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan.

    Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan

    pendidikan dan pelatihan.

    Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan

    sanksi.

    TAHAP 4: Manajemen Risiko Pada Tingkat Organisasi

    Alur Proses Manajemen Resiko

    1. Penetapan Ruang Lingkup

    Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup

    manajemen risiko yang akan dilakukan.

    2. Identifikasi risiko

  • 52

    Mengidentifikasi organisasi dan konteks manajemen risiko.

    Yaitu mempelajari bentuk organisasi dan mengidentifikasikan

    konteks manajemen resiko yang terkait.

    3. Analisis risiko

    Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan

    konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan

    risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut

    (probabilitas X konsekuensi).

    4. Evaluasi risiko

    Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.

    5. Pengendalian risiko

    Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi

    yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa

    dengan transfer risiko, dan lain-lain.

    6. Monitor dan Review

    Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko

    yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan

    yang perlu dilakukan.

    7. Komunikasi dan konsultasi

    Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan

    internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen

    risiko yang dilakukan.

    8. Peningkatan kesadaran

  • 53

    Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan

    pendidikan.

    TAHAP 5: Pengendalian Risiko

    Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan

    tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program

    untuk pengendalian risiko di masing-masing bagian maupun area

    organisasi.

    TAHAP 6: Monitoring dan Telaah Ulang

    Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko

    perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen

    risiko.40

    C. Proses Seleksi Risiko Calon Peserta

    Proses seleksi risiko calon peserta pada PT. Asuransi Tripakarta

    Unit Syariah ada beberapa tahapan yang di lakukan, antara lain:

    a. Underwriter akan melihat penawaran dari objek yang akan di asuransikan.

    b. Underwriter akan melihat pembangunan yang akan di asuransikan terkait

    dengan projek apa.

    c. Underwriter melihat jangka waktu pengerjaan / periodenya dan

    maintenance periodenya.

    40 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 54

    d. Underwriter akan menganalisa risiko.

    e. Setelah itu underwriter akan membuatkan tisi atau kesepakatan asuransi

    untuk calon peserta.

    f. Apa bila calon peserta sudah setuju dengan apa yang telah disepakati, maka

    surat kesepakatan asuransi di revisi sesuai dengan kesepakatan.

    g. Setelah peserta mengkonfirmasi setuju, maka langsung polis bisa

    diterbikan.41

    D. Metode Underwriting

    Menurut Sandy, Metode atau cara yang diterapkan PT. Asuransi

    Tripakarta dalam menyeleksi risiko calon tertanggung terdiri dari tiga

    metode, yaitu :

    1. Manual Underwriter, dilakukan apa bila perusahaan tidak memiliki

    pengalaman data atas faktor risiko calon peserta maka perusahaan akan

    menilai risiko berdasarkan buku panduan (manual guide) yang dimiliki

    perusahaan.

    2. Experience Underwriting, dilakukan apabila perusahaan telah memiliki

    data tentang faktor risiko, dengan melihat rasio klaim perusahaan, data-

    data yang perusahaan miliki di masa lalu dan perusahaan memiliki data

    hasil dari sharing pihak internal dan eksternal.

    41 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 55

    3. Blanded Underwriting, yaitu campuran atau melakukan dengan

    menggabungkan kedua metode manual underwriting dan experience

    underwriting.42

    Ketiga metode underwriting diatas digunakan berdasarkan masing-

    masing risiko yang dimiliki calon peserta asuransi. Jika ada risiko calon

    peserta yang belum pernah dimiliki perusahaan, maka risiko tersebut

    akan dinilai berdasarkan buku panduan yang dimiliki perusahaan. Inilah

    yang dinamakan metode manual underwriting. Namun jika risiko calon

    peserta sudah pernah dimiliki perusahaan, maka akan dilihat rasio klaim

    dari risiko tersebut di masa yang lalu, dan perusahaan memiliki data

    hasil dari sharing pihak internal dan eksternal yang disebut dengan

    metode experience underwriting. PT. Asuransi Tripakarta juga

    menggunakan metode blanded underwriting, yang menggabungkan

    manual underwriting dan experience underwriting dalam menyeleksi

    risiko calon peserta.

    E. Proses Penerimaan dan Penolakan Klaim

    Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh peserta kepada

    pengelola untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian

    berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat.

    Dalam proses penerimaan klaim yang diajukan oleh peserta kepada

    perusahaan maka peserta harus dapat membuktikan kebenarannya, yaitu:

    42 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 56

    a. Perserta harus membuktikan bahwa ia mengalami risiko yang di jamin

    dalam polis yang berupa dokumen laporan klaim. Lalu di serahkan ke kantor

    cabang dimana peserta ikut serta dalam asuransi, lalu cabang akan

    melanjutkan laporan ke kantor pusat.

    b. Setelah laporan klaim masuk ke kantor pusat, peserta akan mendapatkan

    konfirmasi laporan klaim berupa email dan rincian persyaratan pengajuan

    klaim yang akan dilengkapi oleh peserta, seperti laporan kronologis

    kejadian, laporan dari pihak kepolisian, dan foto kerusakan.

    c. Setelah persyaratan terpenuhi semua, maka staff klaim akan memulai proses

    menganalisa klaim. Apabila klaim yang di ajukan bernilai besar maka

    perusahaan akan menggunakan jasa loss adjuster untuk membantu

    menganalisa klaim.

    d. Apabila sudah selesai di analisa, staff klaim akan menerbitkan lembar

    rekomendasi klaim yang isinya merekomendasikan klaim ditolak atau

    diterima dengan nominal yang telah di tentukan. Lalu dilaporkan kepada

    pihak direksi apakah di setujui atau tidak.

    e. Apabila direksi telah menyetujui, makan akan di konfirmasi kepada pihak

    tertanggung. Setelah tertanggung menyetujui maka akan ada surat

    persetujuan nominal klaim yang harus di tanda tangani di atas materai oleh

    tertanggung. Setelah surat telah di tandatangani baru bisa proses

    pembayaran klaim.43

    43 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 57

    f.

    F. Faktor yang Mendukung Kinerja Underwriter

    Menurut Sandy Marsyahban, Faktor yang mendukung kinerja

    underwriter sehingga proses underwriting di perusahaan PT. Asuransi

    Tripakarta Unit Syariah berjalan dengan baik yaitu terletak pada metode

    underwriting yang digunakan, terutama metode experience underwriting.

    Underwreter perusahaan telah memiliki data tentang faktor risiko, dengan

    melihat rasio klaim perusahaan dan data-data yang perusahaan miliki dan

    perusahaan memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan eksternal:

    a. Sharing Internal, seperti sharing dengan asuransi konvensional PT.

    Asuransi Tripakarta yang memiliki produk sama dan berdiri lebih lama

    dari syariah.

    b. Sharing eksternal, sharing data-data rasio klaim dengan beberapa

    reasuransi yang sering bekerjasama, karena menurut Sandy, reasuransi

    adalah bank data untuk underwriter dimana reasuransi memiliki data

    tentang penutupan dari banyak perusahaan asuransi, sehingga

    underwriter dapat mengambil keputusan untuk menerima atau menolak

    calon peserta.44

    44 Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah, Sandy Marsyahban, Jakarta, 15 Juli 2019, Pukul 14.00 WIB.

  • 58

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil riset penelitian, wawancara dan data-data

    yang diperoleh maka penulis menyimpulkan bahwa manajemen risiko

    asuransi konstruksi pada PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah sudah cukup

    maksimal. Hal ini dilihat dari penghargaa The Best in Risk Management

    Islamic General Insurance dan tidak adanya klaim asuransi yang di dapat

    PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah. Ada beberapa faktor yang

    menyebabkan hal tersebut bisa terjadi, diantaranya :

    1. Manajemen risiko yang diterapkan pada PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah cukup optimal yaitu menganut prinsip kehati–hatian,

    komprehensif, dan selalu berupaya untuk meminimalisir ketidakpastian.

    Manajemen risiko di PT. Asuransi Tripakarta diawali dengan Komitmen

    Top Management dan Top level management telah menerapkan good

    corporate governance sebagai pondasi.

    2. Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah dan menguatkan fondasi penerapan Manajemen Resiko di

  • 59

    perusahaan, Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan

    ISO 9000:2000 dan pelayanan menggunakan standard operation

    procedure yang berstandar internasional sekaligus untuk kepentingan

    pengendalian organisasi serta manajemen risiko.

    3. Proses Underwriting yang dilakukan pada PT. Asuransi Tripakarta Unit

    Syariah cukup ketat terhadap calon peserta asuransi, yaitu Pertama,

    underwriter akan melihat penawaran dari objek yang akan di

    asuransikan. Kedua, Underwriter akan melihat pembangunan yang akan

    di asuransikan terkait dengan projek apa. Ketiga, Underwriter melihat

    jangka waktu pengerjaan / periodenya dan maintenance periodenya.

    Semua risiko tidak bisa diambil oleh perusahaan PT. Asuransi

    Tripakarta Unit Syariah, seperti risiko yang cukup tinggi maka

    perusahaan tidak akan menerima walaupun suku premi atau suku

    kontribusi yang ditawarkan cukup besar di banding risiko sedang dan

    ringan. Dari proses Underwriting maka perusahaan PT. Asuransi

    Tripakarta Unit Syariah dapat membuat keputusan mengenai proses

    penerimaan dan penolakan klaim, sehingga proses klaim yang ketat

    dapat berjalan efektif dan tidak menimbulkan kerugian pada

    perusahaan.

    4. Faktor yang Mendukung Kinerja Underwriter :

    a. Sharing Internal, seperti sharing dengan asuransi konvensional PT.

    Asuransi Tripakarta yang memiliki produk sama dan berdiri lebih

    lama dari syariah.

  • 60

    b. Sharing eksternal, sharing data-data rasio klaim dengan beberapa

    reasuransi yang sering bekerjasama, karena menurut Sandy

    Marsyahban, reasuransi adalah bank data untuk underwriter dimana

    reasuransi memiliki data tentang penutupan dari banyak perusahaan

    asuransi, sehingga underwriter dapat mengambil keputusan untuk

    menerima atau menolak calon peserta

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan yang telah

    diuraikan penulis. Kinerja underwriter sudah sangat baik dalam menyeleksi

    risiko, sehingga nilai klaim mencapai angka nol atau tidak ada klaim. PT.

    Asuransi Tripakarta Unit Syariah harus mempertahankan manajemen risiko

    yang telah diterapkan, karena jika hal ini tidak dipertahankan maka akan

    merugikan PT. Asuransi Tripakarta Unit Syariah, dengan tingginya nilai

    klaim asuransi yang akan dibayarkan perusahaan.

    Diharapkan penelitian selanjutnya agar dapat lebih meningkatkan

    dan mengembangkan jauh lebih baik lagi.

  • 61

    DAFTAR PUSTAKA

    Djojosoedarso Soesino. 1999. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi .

    Jakarta :

    Salemba Empat

    Ayat Syarif. 2003. Manajemen Risiko. Jaka