mekanisme pertahanan diri1].pdf · 2018. 6. 11. · mekanisme pertahanan diri wanita dari orangtua...
TRANSCRIPT
MEKANISME PERTAHANAN DIRI WANITA DARI ORANGTUA YANG BERCERAI
DALAM MENJALIN KEINTIMAN DENGAN PRIA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh Celeste Urmeneta NIM : 009114101
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
Ilalamrn Persetujuan Pembimbing
SKilFSI
MEKANISME PERTAHANAN DIRIWAITIITA I}ARI ORANGTUA YANG BERCERAI
DALAM MENJALIN KEINTITT{AN I}ENGAIIT PRIA
H9
,""*,"1"*"ML. Anffntasaxi, S.Psi., M.Si.
1l
Jabatsn
Kefira
Sekretaris
Anggota
Halaman Pcngesahan
SKRIPSI
MEKAFNSME PERTAEANAII{ I}IRIWAI{ITA DARI ORANGTUA YANG BERCERAI
DAfuTM MENJALIN I(EINTIMAITI I}ENGAN PBIA
Yoryakarta, I September 20S8Fakultas PsikologiUnivcrsitas Sanata Dhanna
iii
Dpersiapkan dan ditulis oleh
ABSTRAK
Celeste Urmeneta Mekanisme Pertahanan Diri Wanita dari Orangtua yang Bercerai dalam Menjalin
Keintiman dengan Pria. Perceraian orangtua memberikan trauma dan pengaruh jangka panjang pada perkembangan peran jender anak perempuan. Anak perempuan memiliki kesulitan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenisnya karena adanya pandangan negatif terhadap pria sebagai akibat dari perceraian orangtuanya. Pada saatnya anak perempuan tersebut akan mencapai usia dewasa awal dimana dirinya dituntut untuk menjalani tugas-tugas perkembangan pada fase usia tersebut. Salah satu tugas perkembangan terpenting di usia dewasa awal adalah menjalin keintiman dengan lawan jenis agar kelak mampu memilih pasangan hidup dan membangun rumah tangga. Tugas perkembangan ini mengangkat kembali trauma akan perceraian orangtuanya dan akan memberikan kecemasan. Salah satu cara untuk meredakan kecemasan tersebut adalah dengan melalukan mekanisme pertahanan diri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh wanita dengan latar belakang orangtua yang bercerai ketika menjalin keintiman dengan pria. Subyek dalam penelitian ini adalah 2 wanita berusia 23 tahun dan 25 tahun yang memiliki pengalaman perceraian orangtua sebelum keduanya memasuki masa remaja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan 2 alat tes proyektif, yaitu TAT dan tes Grafis. Metode ini dipilih untuk dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang bersifat subconscious (tidak disadari), terutama mekanisme pertahanan diri dari subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subyek melakukan mekanisme pertahanan diri ketika menjalin hubungan dengan keintiman dengan pria. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan merupakan respon dari agresi emosi atas kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut muncul sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari orangtua terutama ayah, dan akibat dari perceraian orangtua. Kata kunci: Mekanisme Pertahanan Diri, perceraian orangtua, masa dewasa awal, tugas perkembangan.
iv
ABSTRACT
Celeste Urmeneta Defense Mechanism of Women from Divorced Parents
in Relating Intimacy to Men Parental divorced gives trauma and long term effect on gender development to children especially girls. These girls will undergo difficulty to relate with boys because of the negative point of view on men as a result from the separation of their parents. In time, these girls will reach the beginning of their adulthood where they have to face the developmental tasks on that specific fase. One of the important tasks that they have to undergo is to build intimacy with men so that they could choose potential partner in preparation to married life. This task would bring back the traumatic experience of their parents’ separation and will give them anxiety. One of the ways to overcome this anxiety is doing self defense mechanisms. Therefore, the objective of this research is to give broad picture of the defense mechanisms which is done by women who experienced parental divorced in relating intimacy to men. The participants in this research are 2 women aged 23 and 25 years old who experienced parental divorced before they reach their teenage life. This research is a descriptive qualitative research, and the methods used to gather the data needed are interviews and 2 projective tests, TAT and Grafis. These methods were chosen to reveal subconscious experiences, especially the defense mechanisms of the participants. The result of this research shows that both participants did defense mechanisms in their intimate relationship with men. The defense mechanisms done by both participants were as a result of their responses to unfulfilled needs, where these needs were the result of the unfulfilled needs from their parents, especially from father, and also as the effect from their parents’ separation. Key words: defense mechanisms, parental divorced, adulthood, and developmental tasks.
v
LEMBAR PERNYATAAF{ PERSETUJ UAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhatma:
Nama : Celeste Urmeneta
Nomor Mahasiswa : 009114101
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanats Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Mekanisme Pertahanan Diri'lTanita
dari Orangtua yang BerceraiDalam Menjalin Keintiman dcngan Pria
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari sayamaupnn memberikan royalti kepada saya selamatetayt mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikizur pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 September 2008
Yang menyatakan
l n l
/ r / f ^ -T l \ \ l lI t t a r t a | t r - - a
t,l /,1 /V,11 | I l l i l | /tTD-- - l l
'v\-/uuwvvv
l ( l a l a a 4 ; I I * ^ 6 ^ + ^ lf ugrgDLg ullltgllgtat,
vl
KATA PENGANTAR
Pada akhirnya karya ini selesai sudah. Syukurku padaNYA yang menguasai
Langit dan Bumi beserta isinya, untuk segala berkah yang diberikanNYA.
Terima kasih untuk Papa dan Mama, yang terus memberikan kasih dan
sayang, dan dukungan yang tak pernah usai. Untuk abangku Phidias, kakak iparku
Shinta, dan keponakanku Dennis, serta dua adikku Fernando dan Emelyn, terima
kasih atas segala makna yang kalian berikan.
For Lola in heaven, I’m so sorry that I failed to give you the chance to witness
that I finally made it.
My beloved, Didik Dwi Budi Saputro, thank you so much for everything.
Terima kasih untuk ibu Ari atas kesabarannya dalam membimbing, untuk ibu
Agnes dan mbak Tia atas bantuannya dalam proses pengerjaan karya ini. Terima
kasih untuk bapak Minto yang tidak pernah lupa untuk memberikan “teguran”.
Terima kasih juga untuk Mas Gandung, mbak Nanik, pak Giek, mas Doni dan mas
Muji atas semua bantuan yang telah diberikan. Tidak lupa terima kasih saya untuk ibu
Sylvi atas pengertian yang luar biasa.
Terima kasih sebesar-besarnya pada kedua subyek penelitian dalam karya ini,
YD dan GDA, tanpa kesediaan kalian untuk berpartisipasi karya ini akan terlalu sulit
untuk terelialisasikan.
Tidak terlupakan terima kasih untuk Pipit dan mas Bagus, Semedi crew and
partners (yang sekarang dan yang telah tergantikan), Seruni crew, dan keluarga besar
Wisma Bahasa khususnya Wisma Bahasa English Division. Terima kasih kalian telah
menjadi teman, adik, kakak, dan yang terpenting telah menjadi sahabat disaat susah
dan senang.
Penulis
vii
PERNYATAAI\ KEASLIAN KARYA
Saya menyataktrn dengzrn sesungguhnya bahwa skripsi ytrng saya tulis ini belum
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan tidak memuat karya atau bagian karla orang lain, kecuali
yang secara tertulis tclah disebutkan d:rlam kutipan dan daffar pustal[a
Yogyakarta, 25 Agustus 2008
Penulis,
MCeleste Urmeneta
vl1t
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………… iv
ABSTRACT ……………………………………………………………………... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………………. vi
KATA PENGANTAR ……………………..…………….…………………….. vii
PENYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………..………………. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..... ix
DAFTAR SKEMA ………………………..…………………………………..... xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………...…………………………………….... xiv
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………... 1
B. Batasan Masalah ………………………………………………………... 6
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 7
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ………………………………..……………... 8
A. Wanita ………………………………………………………………….. 8
1. Batasan Wanita ………………………………………………………. 8
2. Pengertian Usia Dewasa Awal ………………………………………. 8
3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal …………….…………..... 9
B. Keintiman ……………………………………………………………... 11
1. Pengertian Keintiman ………………………………………………. 11
2. Nilai Penting Keintiman ……………………………………………. 12
3. Keintiman Dengan Lawan Jenis ……………………………………. 12
C. Perceraian Orangtua …………………………………………………... 13
1. Pengertian Perceraian Orangtua ……………………………………. 13
ix
2. Dampak Perceraian Orangtua terhadap Perkembangan Keintiman
dengan Pria dalam Pertumbuhan Anak Perempuan ……………………. 14
D. Mekanisme Pertahanan Diri …………………………………………... 15
1. Pengertian Mekanisme Pertahanan Diri ……………………………. 15
2. Jenis-jenis Mekanisme Pertahanan Diri ……………………………. 18
E. Pengukuran Mekanisme Pertahanan Diri ……………………………... 23
1. Wawancara …………………………………………………………. 23
2. TAT (Thematic Apperception Test) ………………………………... 25
3. Tes Grafis …………………………………………………………... 30
F. Mekanisme Pertahanan Diri Wanita dari Orangtua yang Bercerai dalam
Menjalin Keintiman dengan Pria .…………………………………….. 33
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….. 38
A. Jenis Penelitian ………………………………………………………... 38
B. Batasan Istilah ………………………………………………………… 38
C. Subyek ………………………………………………………………… 41
D. Metode Pengumpulan Data …………………………………………… 42
E. Analisis Data ………………………………………………………….. 45
F. Keabsahan Data Penelitian ……………………………………………. 49
BAB IV : PELAKSANAAN PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN ..….. 53
A. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………... 53
B. Hasil Penelitian ……………………………………………………….. 55
1. Subyek 1 ……………………………………………………………. 55
a. Penyajian Data Subyek 1 ………………………………………… 55
b. Analisis Data Subyek 1 ………………………………………….. 67
2. Subyek 2 ……………………………………………………………. 72
a. Penyajian Data Subyek 2 ………………………………………… 72
b. Analisis Data Subyek 2 ………………………………………….. 79
C. Pembahasan …………………………………………………………… 85
BAB V : KESIMPULAN & SARAN ………………………………………… 107
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 107
B. Saran …………………………………………………………………. 108
x
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109
LAMPIRAN ....................................................................................................... 112
xi
DAFTAR SKEMA
Skema 1 : Kerangka Penelitian ………………………………………………… 37
Skema 2 : Dinamika Mekanisme Pertahanan YD ……...................……………. 95
Skema 3 : Dinamika Mekanisme Pertahanan GDA ……….....................…..… 101
Skema 4 : Hasil Penelitian ................................................................................. 106
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Mekanisme Pertahanan YD Berdasar Hasil Wawancara ..…………… 63
Tabel 2 : Ringkasan Hasil Interpretasi Grafis YD ....................………………....64
Tabel 3 : Mekanisme Pertahanan Diri YD Berdasar Hasil T.A.T .......………… 67
Tabel 4 : Uraian Mekanisme Pertahanan Diri YD ...................………………… 68
Tabel 5 : Mekanisme Pertahanan Diri GDA Berdasar Hasil Wawancara ............ 76
Tabel 6 : Ringkasan Hasil Interpretasi Grafis GDA ........................................... 77
Tabel 7 : Mekanisme Pertahanan Diri GDA Berdasar Hasil T.A.T ..................... 79
Tabel 8 : Uraian Mekanisme Pertahanan Diri GDA ........................................... 79
Tabel 9 : Rekapitulasi Hasil Penelitian YD dan GDA ......................................... 82
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel Tema / Karakter Stimulus Kartu-kartu TAT ...................... 112
Lampiran 2 : Tabel Panduan Pertanyaan Wawancara ........................................ 116
Lampiran 3 : Tabel Transkrip Verbatim Wawancara Subyek ............................ 118
Lampiran 4 : Gambar tes Grafis Subyek 1: BAUM, DAP, dan HTP ................ 161
Lampiran 5 : Hasil TAT Subyek 1 ..................................................................... 164
Lampiran 6 : Tabel Transkrip Verbatim Wawancara Subyek 2 ......................... 180
Lampiran 7 : Gambar tes Grafis Subyek 2: BAUM, DAP, dan HTP ................ 215
Lampiran 8 : Hasil TAT GDA Subyek 2 ……………………………………... 218
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika seorang wanita memasuki usia dewasa awal, seperti pada tahap-
tahap kehidupan sebelumnya, dia akan dihadapkan pada sekumpulan tugas
perkembangan. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau
sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, namun bila gagal, menimbulkan rasa tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya (Havighurst
dalam Hurlock, 1980).
Menurut Hurlock (1980), tugas-tugas perkembangan di usia dewasa awal
dititikberatkan pada aspek karier dan membina sebuah hubungan sosial yang lebih
berarti. Pada aspek karier individu (wanita maupun pria) diharapkan dapat meniti
sebuah pekerjaan yang dapat mendukung gaya hidup mereka kelak. Sedangkan
pada aspek hubungan sosial individu diharapkan mampu membangun sebuah
keintiman (intimacy) dengan lawan jenis, agar kelak dapat memilih pasangan
hidup dan membangun rumah tangga. Yang dimaksud dengan keintiman adalah
kemampuan untuk membangun sebuah kedekatan dan hubungan cinta (Erikson
dalam Halonen dan Santrock, 1996).
Walaupun tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tugas yang sama
pentingnya, tugas-tugas tersebut belum tentu dapat berjalan beriringan dengan
1
2
seimbang. Hurlock (1980) menjelaskan bahwa ketika seseorang mulai terjun
dalam dunia karier orang dewasa, hubungan dengan teman-teman kelompok
sebaya masa remaja menjadi renggang. Persaingan dan keinginan untuk maju
dalam karier membuat individu mencurahkan sebagian besar tenaga dalam hal ini,
yang menyebabkan sangat berkurangnya waktu untuk sosialisasi yang dibutuhkan
dalam membina keintiman.
Bagi seorang wanita, berkurangnya intensitas dalam menjalin keintiman
dapat merupakan masalah yang lebih besar dibandingkan dengan seorang pria.
Hal tersebut dikarenakan hubungan-hubungan yang terjalin di kalangan wanita
lebih menunjukkan keintiman daripada hubungan-hubungan yang terjalin di
kalangan pria (Antonucci dalam Hayer dan Roodin, 2003).
Penjelasan di atas menyatakan bahwa karier memberikan pengaruh dalam
perkembangan keintiman, terutama dengan lawan jenis. Namun karier bukanlah
satu-satunya hal yang memberikan pengaruh demikian. Santrock (2003)
menuturkan bahwa hubungan pernikahan orangtua mempengaruhi pandangan
remaja putri dalam membentuk hubungan kencan dengan lawan jenis.
Olmstead beserta beberapa peneliti lainnya berpendapat bahwa anak-anak
dari orangtua yang bercerai beresiko lebih besar untuk memiliki perasaan
kesepian (loneliness) ketika dewasa dibandingkan dengan anak-anak dari orangtua
yang tidak bercerai (Taylor, Peplay, Sears, 2000). Perasaan kesepian (loneliness)
ini menurut Santrock (2003) dapat mempengaruhi ketrampilan sosial seseorang. Ia
menjelaskan bahwa individu yang kesepian cenderung tidak memiliki kemampuan
untuk mengembangkan keintiman yang sesuai.
3
Agus (dalam Anggraini, Alia: Pesona Muslimah, Desember 2004)
mengemukakan bahwa perceraian orangtua mengakibatkan kecemasan pada anak.
Hal ini dapat menjadi trauma akan pernikahan, pertengkaran, dan merasa takut
gagal dan takut berhubungan dengan lawan jenis ketika anak dewasa.
Kartono (1992) menjabarkan bahwa perceraian orangtua dan
dipisahkannya anak dari ayah merupakan pengalaman traumatis masa kanak-
kanak yang menyebabkan gangguan-gangguan neurotis pada masa pra-pubertas
anak perempuan. Gangguan-gangguan neurotis yang dimaksud adalah kecemasan-
kecemasan, rasa rendah diri, dan rasa tidak mampu melaksanakan tugas-tugas
hidup.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Udry dan Wallerstein
mengungkapkan bahwa remaja putri yang tumbuh tanpa kehadiran ayah akibat
perceraian memiliki kesulitan untuk berinteraksi dengan teman lawan jenis seusia
mereka. Sementara itu menurut sebuah observasi yang dilakukan oleh Stevenson
dan Black anak perempuan yang tumbuh tanpa kehadiran ayah akibat perceraian
mempunyai masalah jangka panjang, terutama dalam perkembangan peran gender
(Vasta, Haith, Miller, 1995).
Seperti yang telah dijelaskan diatas, perceraian orang tua diikuti dengan
ketidakhadiran ayah yang terjadi di masa kanak-kanak ternyata memberikan
dampak yang sedemikian besar dalam perkembangan keintiman dengan lawan
jenis dalam kehidupan seorang wanita, bahkan sejak usia remaja. Namun
demikian tugas-tugas perkembangan yang merupakan sekelompok harapan dari
masyarakat ini harus tetap dilaksanakan.
4
Teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud mengatakan
bahwa pengalaman traumatis di dalam keluarga yang terjadi di masa kanak-kanak
dapat menimbulkan konflik psikologis dan kecemasan-kecemasan dalam
kehidupan individu (Pervin dan John, 1997; Taylor, Peplay, Sears, 2000).
Kecemasan merupakan pengalaman emosional menyakitkan yang menyebabkan
munculnya perasaan terancam atau tidak aman bagi seseorang (Pervin dan John,
1997), karenanya individu secara tidak sadar (unconscious) akan melakukan
mekanisme pertahanan diri (defense mechanisms) untuk melindungi dirinya dari
kecemasan tersebut (Pervin dan John, 1997; Santrock, 2003).
Freud mengemukakan 3 sistem pokok yang membentuk kepribadian dalam
teori psikoanalisis, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga sistem kepribadian tersebut
memiliki fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme
masing-masing, namun ketiganya berinteraksi dengan erat satu sama lain (Hall
dan Lindzey, 1993).
Freud menjelaskan bahwa id merupakan sistem kepribadian yang bersifat
tidak sadar dan tidak memiliki kontak dengan kenyataan. Id bekerja menggunakan
prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu bahwa id selalu mencari
kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Sama seperti id, superego juga bersifat
tidak sadar dan tidak memiliki kontak dengan kenyataan. Superego bertanggung
jawab untuk membangun sistem moral dalam kepribadian, dan selalu
mempertimbangkan sesuatu dengan penilaian baik atau buruk. Berbeda dengan id
dan superego, ego bersifat sebagian sadar (partly conscious) dan bekerja
berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle), yaitu konsep dimana ego
5
berusaha untuk menyelaraskan pemenuhan kenikmatan bagi individu dengan
nilai-nilai dalam masyarakat (Halonen dan Santrock, 1996).
Freud menjelaskan lebih lanjut bahwa kecemasan, yang telah disebutkan
sebelumnya, terbentuk karena adanya konflik antara id dan superego. Kecemasan
ini kemudian berperan sebagai sinyal bahaya bagi ego agar dapat bertindak
(Pervin dan John, 1997). Apabila ego tidak dapat menanggulangi kecemasan
dengan cara-cara rasional, maka ego akan menggunakan cara-cara yang tidak
realistis yang disebut mekanisme pertahanan diri (Hall dan Lindzey, 1993).
Mekanisme pertahanan diri ini dikatakan tidak realistis karena ego akan
menyangkal, memalsukan, atau mendistorsi/merusak realitas/kenyataan (Hall dan
Lindzey, 1993; Santrock, 2003).
Seperti yang telah dikemukakan oleh Agus (dalam Aggraini, Alia: Pesona
Muslimah, Desember 2004), perceraian orangtua mengakibatkan kecemasan pada
anak yang dapat menjadi trauma akan pernikahan dan memberikan perasaan takut
gagal dan takut berhubungan dengan lawan jenis ketika anak dewasa. Ketika anak
perempuan tumbuh menjadi remaja, perasaan takut gagal dan takut berhubungan
dengan lawan jenis tersebut ditunjukkan dengan kesulitannya berinteraksi dengan
teman lawan jenis seusianya (Udry dan Wallerstein dalam Vasta, Haith, Miller,
1995).
Pada saatnya remaja perempuan ini akan memasuki usia dewasa awal
dimana ia akan dituntut untuk membangun sebuah keintiman dengan lawan jenis,
yang merupakan salah satu tugas perkembangan terpenting di fase ini (Hurlock,
1980). Tugas perkembangan merupakan sekelompok harapan dari masyarakat
6
(Hurlock, 1980), sehingga sudah selayaknya bila individu memenuhi tugas-tugas
perkembangan yang ada karena itu yang dinilai benar. Konsep ini sejalan dengan
konsep yang digunakan oleh superego yang selalu mempertimbangkan sesuatu
dengan penilaian baik atau buruk dan selaras dengan nilai-nilai dalam masyarakat
(Halonen dan Santrock, 1996).
Perasaan takut gagal dan takut berhubungan dengan lawan jenis (pria)
sebagai dampak dari kecemasan atas perceraian orangtua bertemu dengan harapan
masyarakat untuk membangun keintiman sebagai pemenuhan tugas
perkembangan akan membentuk konflik yang menimbulkan kecemasan bagi ego.
Ego menemui kesulitan dalam menyelaraskan 2 hal tersebut secara bersamaan,
dan untuk menanggulanggi hal ini ego akan melakukan mekanisme pertahanan
diri.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti bermaksud untuk menggambarkan
mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh wanita dari orangtua yang
bercerai dalam menjalani tugas perkembangannya menjalin keintiman dengan
pria.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada penggambaran
mekanisme pertahanan diri wanita dari orangtua yang bercerai dalam menjalin
keintiman dengan pria.
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mekanisme
pertahanan diri yang dilakukan oleh wanita dari orangtua yang bercerai dalam
menjalin keintiman dengan pria.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi yang dapat memperkaya wawasan dan pemahaman
tentang mekanisme pertahanan diri serta penyajian fakta dan pengetahuan
di bidang psikodinamika bagi para peneliti maupun civitas akademika
pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para orangtua, penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan
dampak dari perceraian bagi kehidupan anak perempuan pada
perkembangan hubungan interpersonal, terutama dalam membina
keintiman dengan pria pada saat anak dewasa.
b. Hasil dari penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi anak-
anak perempuan dan wanita-wanita dari orangtua yang bercerai agar
memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme
pertahanan diri yang muncul ketika mereka menjalin keintiman dengan
pria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Wanita
1. Batasan Wanita
Wanita adalah sebutan untuk perempuan dewasa (Salim dan Salim, 1991).
Masa dewasa menurut Hurlock (1980) dibagi menjadi 3, yaitu: masa dewasa
dini/awal, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut/usia lanjut. Ketiga
rentang usia tersebut memiliki ciri-ciri dan tugas perkembangannya masing-
masing.
Penelitian ini membatasi istilah wanita pada wanita usia dewasa awal.
Pengertian dan tugas perkembangan dewasa awal tidak membedakan antara
wanita dan pria, karenanya penjelasan mengenai pengertian dan tugas
perkembangan dewasa awal dalam penelitian ini menggunakan teori yang
berlaku bagi kedua jenis kelamin.
2. Pengertian Usia Dewasa Awal
Mappiare (1983) memberikan pengertian masa dewasa dipandang dari 3
sudut pandang: sudut pandang hukum, pendidikan, dan biologis.
a. Secara hukum masa dewasa dimulai sejak seseorang menginjak usia 21
tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun
belum berusia 21 tahun), dan telah dapat dituntut tanggung jawab atas
perbuatan-perbuatannya.
8
9
b. Pada sudut pandang pendidikan, masa dewasa merupakan masa dicapainya
keemasan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil ajar latih yang
ditunjang kesiapan.
c. Secara biologis masa dewasa adalah suatu keadaan tumbuhnya ukuran-
ukuran tubuh dan mencapai kekuatan maksimal serta siap “berproduksi”.
Ketiga pandangan atas pengertian masa dewasa diatas menekankan pada
titik bermulanya masa dewasa, karenanya dapat pula dikatakan bahwa
ketiganya menjelaskan pengertian dari usia dewasa awal. Selain ketiga
pengertian yang telah dijelaskan ada pula pengertian yang hanya membatasi
rentang usia dari usia dewasa awal. Levinson menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan usia dewasa awal adalah rentang usia antara 22 hingga 40
tahun (Hayer dan Roodin, 2003).
Untuk kepentingan penelitian ini, yang dimaksud dengan wanita usia
dewasa awal adalah wanita yang berusia antara 21 hingga 30 tahun, belum
menikah, sedang menjalani/telah menyelesaikan pendidikan S1, atau sudah
bekerja.
3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
Becker menyatakan bahwa masa dewasa awal merupakan masa
penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan
sosial yang baru. Individu diharapkan memainkan peran-peran baru dalam
berbagai hal, seperti sebagai suami/istri, orang tua dan sebagai pemimpin
rumah-tangga, serta mengembangkan sikap-sikap, minat-minat dan nilai-nilai
10
dalam memelihara peranan-peranannya yang baru tersebut (Mappiare, 1983).
Harapan-harapan tersebut oleh Hurlock disebut sebagai tugas perkembangan
(1980). Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar
suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, namun bila gagal, menimbulkan rasa
tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya
(Havighurst dalam Hurlock, 1980). Berdasarkan pengertiannya, keberhasilan
individu dalam menjalani tugas perkembangan dalam periode tertentu
dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya individu tersebut menjalani tugas
perkembangan di periode sebelumnya. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa keberhasilan individu dalam menjalani tugas perkembangan dewasa
awal dipengaruhi oleh keberhasilannya melewati tugas perkembangan pada
masa remaja. Berikut adalah 8 tugas perkembangan untuk usia dewasa awal
menurut Hurlock:
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan
c. Belajar hidup dengan tunangan
d. Mulai membina rumah tangga
e. Mengasuh anak
f. Mengelola rumah tangga
g. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
h. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
11
Dari kedelapan tugas perkembangan diatas, penelitian ini hanya akan
menyoroti tugas-tugas pada aspek hubungan sosial. Menurut Hurlock (1980)
tugas-tugas perkembangan dewasa awal yang berhubungan dengan aspek
hubungan sosial ditekankan pada kemampuan individu untuk membangun
sebuah keintiman (intimacy) dengan lawan jenis agar kelak dapat memilih
pasangan hidup dan membangun rumah tangga.
B. Keintiman
1. Pengertian Keintiman
Keintiman, yang juga dikenal dengan istilah intimasi (intimacy), adalah
keadaan atau perasaan dimana setiap orang dalam sebuah hubungan memiliki
keinginan untuk membuka diri (self-disclose) dan mengekspresikan perasaan-
perasaan dan informasi penting pada orang yang lain (Lefton, 2000). Erikson
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan keintiman adalah kemampuan untuk
membangun sebuah kedekatan dan hubungan cinta (Halonen dan Santrock,
1996).
Sternberg mengemukakan bahwa keintiman, yang diartikan sebagai
perasaan akan kedekatan emosional, merupakan salah satu komponen dari
cinta, selain komitmen, dan gairah (passion) (Lefton, 2000). Namun keintiman
muncul tidak hanya dalam hubungan percintaan, tapi juga dalam hubungan
pertemanan (Gerrig & Zimbardo, 2002). Untuk kepentingan penelitian ini yang
dimaksud dengan keintiman adalah kemampuan subyek untuk membangun
12
sebuah kedekatan emosional, membuka diri dan mengekspresikan perasaan-
perasaan dan informasi penting pada pria, dan hubungan cinta dengan pria.
2. Nilai Penting Keintiman
Keintiman memiliki nilai penting dalam pertumbuhan setiap individu.
Erikson menyatakan bahwa keintiman menjadi salah satu tugas dalam masa
dewasa (Gerrig & Zimbardo, 2002), yang bahkan merupakan sebuah syarat
untuk kesehatan psikologis di periode hidup tersebut (Ishii-Kuntz dalam Gerrig
& Zimbardo, 2002). Menurut Erikson keintiman adalah krisis hidup pada masa
dewasa awal yang jika tidak berkembang akan menyebabkan individu
mengalami isolasi (Santrock, 1995). Yang dimaksud dengan isolasi adalah
keadaan dimana individu cenderung menghindari hubungan karena ia tidak mau
melibatkan diri dalam keintiman (Hall dan Lindzey, 1993). Kesuksesan atau
kegagalan dalam menjalin keintiman bergantung pada pengalaman-pengalaman
di fase-fase yang lebih awal selain situasi saat ini (Lemme, 1995).
3. Keintiman dengan Lawan Jenis
Menurut Dindia dan Allen, keintiman merupakan hal yang membedakan
hubungan-hubungan yang dibangun oleh pria dan wanita (Gazzaniga dan
Heatherton, 2003). Namun hanya ada sedikit penelitian mengenai hubungan
intim diluar pernikahan (Lefton, 2000).
Pria dan wanita memiliki standart yang berbeda dalam menilai hubungan
yang intim. Pria mendefinisikan aktifitas mereka dengan teman pria lainnya
sebagai sesuatu yang intim, sedangkan wanita mendefinisikan intimasi sebagai
komunikasi dan keterbukaan diri (self-disclosure) (Brannon, 1996).
13
Ada stereotip yang mengemukakan bahwa pria memiliki kesulitan dalam
membentuk hubungan intim, dimana sebaliknya wanita dinilai lebih mampu
dalam bidang ini (Brannon, 1996). Hal tersebut dikarenakan wanita cenderung
untuk mengungkapkan informasi personal pada teman sesama jenis dan teman
lawan jenis mereka dibandingkan pria (Dindia & Allen dalam Gazzaniga dan
Heatherton, 2003).
Donald O’Meara mengungkapkan adanya kesulitan-kesulitan yang
mendasari hubungan dari jenis kelamin yang berbeda. Salah satunya adalah
bagaimana pria dan wanita memaknai keterikatan emosi. Hadirnya intimasi
dalam sebuah hubungan merupakan nilai yang dianggap penting oleh wanita.
Sedangkan pria sebisa mungkin menghindari intimasi, namun menganggap
penting berbagi aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain (Gazzaniga
dan Heatherton, 2003).
Walau demikian Monsour menjelaskan bahwa hubungan beda jenis
kelamin memberikan beberapa aspek positif bagi ke dua belah pihak.
Pertemanan lawan jenis mengakomodasi pengekspresian diri, kebersamaan,
dan keintiman, dan bahwa pertemanan lawan jenis memberikan validasi
keatraktifan dari lawan jenisnya (Monsour dalam Gazzaniga dan Heatherton,
2003).
C. Perceraian Orangtua
1. Pengertian Perceraian Orangtua
Perceraian (Divorce) adalah perpisahan antara 2 hal atau berakhirnya
sebuah pernikahan secara hukum (Oxford Dictionary, 1995). Dengan demikian,
14
perceraian orangtua dapat diartikan sebagai perpisahan antara ayah dan ibu atau
berakhinya pernikahan orangtua yang disahkan secara hukum. Dalam penelitian
ini perceraian orangtua adalah retaknya hubungan pernikahan orangtua yang
diikuti dengan perpisahan ibu dan ayah.
2. Dampak Perceraian Orangtua terhadap Perkembangan Keintiman
dengan Pria dalam Pertumbuhan Anak Perempuan
Perceraian orangtua memberikan pengaruh jangka panjang bagi
pertumbuhan anak. Tekanan emosi yang berkelanjutan dan penurunan prestasi
sekolah yang diakibatkan oleh perceraian tersebut akan memberikan kesulitan
penyesuaian ketika anak memasuki masa dewasa awal (Chase-Lansdale,
Cherlin, & Kiernan dalam Berk, 2000). Bagi anak perempuan, pengaruh jangka
panjang yang paling kuat berhubungan dengan perilaku heterosexual. Mereka
meningkat dalam aktivitas seksual semasa remaja, mengalami kehamilan pada
masa remaja, dan resiko akan perceraian di masa dewasa (Chase-Lansdale,
Cherlin, & Kiernan; Hetherington dalam Berk, 2000).
Santrock (2003) menjelaskan bahwa remaja perempuan yang berasal dari
keluarga yang bercerai dan tumbuh dalam situasi dimana ia harus menyaksikan
pertengkaran setiap saat memiliki kemungkinan untuk mengalami kejadian-
kejadian yang tak jauh berbeda dalam hubungan kencannya dengan pria. Ia
akan menghadapi situasi dimana ia akan sangat ‘tenggelam’ dalam hubungan
tersebut sebagai salah satu usaha untuk menjauhkan diri dari stress yang harus
dihadapinya, atau menjadi seseorang yang penyendiri, tidak dapat mempercayai
laki-laki dan tidak ingin terlibat secara mendalam dengan seseorang dalam
15
hubungan kencan. Bahkan pada saat ia benar-benar memiliki pasangan kencan,
ia akan menemui kesulitan dalam membangun hubungan yang saling percaya
dengan seorang pria, karena ia telah melihat janji-janji yang telah diingkari oleh
kedua orang tuanya. Selain itu, menurut Hetherington, anak perempuan dari
orang tua yang bercerai memiliki pendapat yang lebih negatif tentang pria dari
pada anak perempuan yang berasal dari struktur keluarga lainnya
(Santrock,2003).
D. Mekanisme Pertahanan Diri
1. Pengertian Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme pertahanan dapat didefinisikan sebagai metode yang
digunakan individu untuk menangani perasaan-perasaan takut, kecemasan, dan
rasa tidak aman (Bellak dan Abrams, 1997). Mekanisme pertahanan diri
mempunyai dua ciri umum, yaitu (1) menyangkal, memalsukan atau
mendistorsi kenyataan, dan (2) bekerja secara tak sadar sehingga individu yang
melakukan mekanisme pertahanan tidak tahu apa yang sedang terjadi (Hall dan
Lindzey, 1993).
Proses terjadinya mekanisme pertahanan diri tidak terlepas dari dinamika
antara id, ego, dan superego. Freud menjelaskan bahwa id adalah struktur
kepribadian yang berisi insting-insting. Id yang merupakan tempat
penyimpanan/gudang energi fisik individu, sumber dari segala dorongan energi
untuk keberfungsian manusia (Halonen dan Santrock, 1996; Pervin dan John,
1997). Menurut pandangan Freud, id bersifat tidak sadar dan tidak memiliki
16
kontak dengan kenyataan. Id bekerja menurut prinsip kenikmatan, dimana id
selalu mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit (Halonen dan Santrock,
1996). Dengan beroperasi dengan cara ini id mencari pelepasan total yang
cepat. Id tidak dapat toleran pada frustrasi dan bebas dari hambatan. Id mencari
kepuasan melalui aksi atau melalui imajinasi bahwa ia sudah mendapatkan apa
yang diinginkannya; fantasi dari pemuasan sama baiknya dengan pemuasaan
yang sesungguhnya. Id tidak memiliki akal sehat, logika, nilai-nilai, moral, atau
etika. Pendeknya, id bersifat menuntut, impulsive, buta, irasional, asosial, ingin
menang sendiri, dan mencintai kenikmatan (Pervin dan John, 1997).
Superego adalah struktur kepribadian yang merupakan cabang moral dari
kepribadian (Halonen dan Santrock, 1996). Superego mempertimbangkan betul
atau salah, baik atau buruk, bermoral atau biadab, dsb, dan memperhatikan
bagaimana menjadi manusia yang baik dan bermoral, karenanya prinsip kerja
dari superego adalah prinsip moralitas (morality priciple) (Prihanto, 1993).
Superego biasa disebut sebagai hati nurani (Halonen dan Santrock, 1996), dan
berfungsi untuk mengontrol perilaku agar sejalan dengan aturan dari
masyarakat, menawarkan rewards (hadiah) seperti rasa bangga dan cinta diri
untuk perilaku baik dan hukuman (rasa bersalah, perasaan inferior) untuk
perilaku buruk (Pervin dan John, 1997). Seperti id, superego tidak peduli akan
kenyataan, superego tidak berhubungan dengan apa yang terjadi dalam
kenyataan, hanya memastikan bahwa impuls-impuls sexual dan agresif dari id
dapat dipuaskan dalam segi-segi moral (Halonen dan Santrock, 1996). Berdasar
penjelasan tersebut superego memiliki 3 fungsi pokok, yaitu: (1) merintangi
17
impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah
impuls-impuls yang pernyataannya sangat dikutuk oleh masyarakat; (2)
mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-
tujuan moralistis; (3) superego mengejar kesempurnaan, karena itu cenderung
untuk menentang id maupun ego, dan membuat dunia menurut gambarannya
sendiri (Hall dan Lindzey, 1993).
Ego adalah kepribadian yang berhubungan dengan tuntutan dari
kenyataan. Ego disebut sebagai cabang eksekutif dari kepribadian karena ego
melakukan keputusan-keputusan rasional dan melakukan fungsi mental yang
lebih tinggi seperti penalaran, penyelesaian masalah (problem solving), dan
pembuatan keputusan (Halonen dan Santrock, 1996). Ego berfungsi untuk
mengekspresikan dan memuaskan keinginan-keinginan id agar sejalan dengan
kenyataan dan tuntutan dari superego (Pervin dan John, 1997). Ego bersifat
setengah sadar dan tunduk pada prinsip kenyataan (reality priciple) (Halonen
dan Santrock, 1996), yaitu bahwa pemuasan insting ditunda sampai ketika
kenikmatan paling tinggi dapat diraih dengan rasa sakit atau konsekuensi yang
paling sedikit.
Berdasarkan prinsip kenyataan, energi dari id dapat di tahan, dialihkan,
atau dilepaskan secara bertahap, semua agar sejalan dengan tuntutan kenyataan
dan hati nurani (Pervin dan John, 1997). Walau demikian dorongan id
seringkali mengancam ego karena apa yang dibutuhkan id, mungkin tidak
tersedia pada kenyataan, misalnya: anak menangis karena lapar, tetapi tidak ada
air susu, atau kalaupun ada mungkin tidak cocok atau tidak sesuai dengan
18
kenyataan, misalnya: muncul dorongan seks, tetapi belum mempunyai suami
atau istri. Ketika hal tersebut terjadi ego akan mengalami kecemasan (Prihanto,
1993). Kecemasan dapat menyebabkan pengalaman emosional yang sangat
menyakitkan karena kecemasan merepresentasikan ancaman atau bahaya yang
akan segera terjadi pada ego, dengan demikian kecemasan menjadi fungsi ego
untuk memperingatkan akan hadirnya bahaya agar ego dapat bertindak (Pervin
dan John, 1997), dan untuk mengurangi kecemasan tersebut ego menggunakan
mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism) (Prihanto, 1993).
Ego melakukan beberapa strategi untuk menyelesaikan konflik diantara
tuntutan-tuntutannya akan kenyataan, keinginan-keinginan id, dan tekanan dari
superego. Melalui mekanisme pertahanan ego melakukan serangkaian reaksi
tidak disadari, tidak rasional, dan merusak kenyataan, untuk dengan cepat
mereduksi/mengurangi dan melindungi dirinya dari kecemasan (Halonen dan
Santrock, 1996; Carducci, 1998). Psikoanalis umumnya berasumsi bahwa
walaupun mekanisme pertahanan dapat bermanfaat dalam mereduksi
kecemasan, mekanisme pertahanan juga maladaptif karena membelokan orang
dari kenyataan (Pervin dan John, 1997).
Pengertian mekanisme pertahanan diri yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebuah proses yang terjadi secara tidak sadar yang dilakukan oleh
subyek, bertujuan untuk menghilangkan kecemasan yang muncul akibat adanya
konflik antara tuntutan untuk membina sebuah keintiman dengan pria dan
trauma masa kecil atas perceraian orangtua.
2. Jenis-jenis Mekanisme Pertahanan Diri
19
Menurut Fenichel, pertahanan ego dapat dibagi menjadi pertahanan yang
berhasil dan yang tidak berhasil. Pertahanan ego dikatakan berhasil bila
memberikan penangguhan atas sesuatu yang tidak diinginkan, dan dikatakan
tidak berhasil bila pertahanan yang digunakan merupakan sebuah pengulangan
atau kesinambungan proses dari sesuatu yang tidak diinginkan untuk
mempertahankan ledakan impuls-impuls dari yang tidak diinginkan (Bellak dan
Abrams, 1997).
Ada beberapa jenis mekanisme pertahanan diri yang umum digunakan:
a. Represi. Mekanisme pertahanan yang paling penting adalah represi.
Dalam represi, pikiran, ide, atau keinginan ditiadakan dari kesadaran
(Pervin dan John, 1997). Represi adalah mekanisme pertahanan yang
paling kuat, umum dan meresap, menurut Freud. Represi terjadi untuk
mendorong impuls-impuls id yang tidak dapat diterima dan kenangan-
kenangan traumatik keluar dari kesadaran dan kembali ke ketidaksadaran.
Represi adalah pondasi dari segala mekanisme pertahahan. Tujuan dari
semua pertahanan psikologis adalah untuk menekan impuls-impuls yang
mengancam, atau mendorongnya keluar dari kesadaran (Halonen dan
Santrock, 1996; Santrock, 2003). Freud mengatakan bahwa pengalaman
masa kecil kita, banyak diantaranya bersifat seksual, terlalu mengancam
dan menimbulkan stress jika dihadapi secara sadar, dan kita mengurangi
rasa cemas dari konflik ini melalui represi (Santrock, 2003).
b. Rasionalisasi. Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan psikoanalitik
yang muncul ketika ego tidak menerima motif sesungguhnya dari perilaku
20
individu dan menggantinya dengan motif terselubung (Halonen dan
Santrock, 1996). Mekanisme ini banyak digunakan oleh para pelajar. Di
sini sebuah aksi dipersepsikan, tapi motif yang menyebabkannya tidak.
Perilaku diinterpretasi ulang sehingga perilaku tersebut terlihat masuk akal
dan dapat diterima (Pervin dan John, 1997).
c. Displacement. Displacement adalah mekanisme pertahanan yang muncul
ketika individu mengubah perasaan-perasaan yang tidak dapat diterima
dari satu obyek ke obyek yang lain yang lebih dapat diterima (Halonen dan
Santrock, 1996). Pemuasan dilakukan dengan obyek pengganti karena
pemuasan dengan obyek yang asli dihambat atau dicegah oleh kekuatan-
kekuatan eksternal (Prihanto, 1993).
d. Sublimasi. Sublimasi dianggap sebagai mekanisme pertahanan yang
penting secara sosial. (Pervin dan John, 1997). Sublimasi muncul ketika
ego menggantikan impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan
perilaku yang lebih diterima oleh masyarakat (Halonen dan Santrock,
1996). Sublimasi adalah jenis pertahanan yang berhasil, dan karena tidak
memiliki karakter mekanisme yang spesifik sublimasi tidak mudah untuk
dideteksi (Bellak dan Abrams, 1997).
e. Proyeksi. Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang muncul ketika kita
melimpahkan kelemahan, masalah, dan kesalahan kita pada orang lain
(Halonen dan Santrock, 1996). Mekanisme pertahanan ini dianggap
mekanisme pertahanan yang paling primitif. Dalam proyeksi, yang berada
didalam (internal) dan tidak dapat diterima terproyeksi dan terlihat sebagai
21
eksternal. Contohnya, ketika individu tidak dapat menerima sifat
permusuhan dalam diri, individu melihat orang-orang lain menunjukkan
permusuhan tersebut (Pervin dan John, 1997). Proyeksi terjadi dalam
upaya melindungi ego dari rasa bersalah atau rasa takut/kawatir (Prihanto,
1993).
f. Reaksi formasi. Reaksi formasi adalah mekanisme pertahanan yang
muncul ketika individu mengekspresikan impuls yang tidak dapat diterima
dengan menunjukkan atau mengekspresikan yang sebaliknya (Halonen dan
Santrock, 1996; Pervin dan John, 1997). Contoh: perasaan benci terhadap
seseorang diganti dengan cinta kepada orang tersebut. Untuk membedakan
cinta yang sesungguhnya dengan yang palsu, Hall dan Lindzey
menjelaskan bahwa yang palsu akan menunjukan sifat yang berlebih-
lebihan atau dilakukan secara demonstratif (Prihanto, 1993).
g. Regresi. Regresi adalah mekanisme pertahanan yang muncul ketika
perilaku individu menunjukkan karakteristik dari level perkembangan
yang sebelumnya (Halonen dan Santrock, 1996). Regresi yang paling
sering terjadi adalah “infantilisme” atau kembali ke pola perilaku masa
kanak-kanak (Prihanto, 1993).
h. Fiksasi. Fiksasi adalah mekanisme pertahanan yang muncul ketika
individu tetap berada pada tahap perkembangan sebelumnya karena
kebutuhan-kebutuhannya tidak tercukupi atau terlalu tercukupi (Halonen
dan Santrock, 1996).
22
i. Denial. Denial adalah jenis pertahanan yang sering digunakan (Bellak dan
Abrams, 1997). Denial dapat terjadi dengan meyangkal kenyataan atau
meyangkal impuls-impuls. Penyangkalan akan kenyataan biasa terlihat
dimana orang berusaha untuk menghindari ancaman yang dikenal (Pervin
dan John, 1997).
j. Isolasi. Mekanisme pertahanan ini bekerja dengan cara mengisolasi
kejadian-kejadian dalam ingatan atau mengisolasi emosi dari isi memori
atau impuls. Dalam isolasi, impuls, pikiran, atau aksi tidak memungkiri
kenyataan, tapi memungkiri emosi yang menyertainya (Pervin dan John,
1997). Contohnya, individu tetap tenang sementara membicarakan
kejadian yang paling menegangkan. Kata-kata “saya betul-betul tidak
peduli” merupakan ciri dari individu yang melakukan isolasi. Dengan
mekanisme pertahanan ini, individu mampu untuk melepas dirinya dari
segala perasaannya (Bellak dan Abrams, 1997).
k. Withdrawal atau avoidance. Withdrawal atau avoidance merupakan
mekanisme pertahanan dimana individu menarik diri atau menghindari
obyek yang telah atau pernah memberikan trauma. Contohnya, jika
seorang anak digigit oleh seekor anjing, anak tersebut kemudian
memutuskan untuk menghindari berada dekat-dekat anjing manapun untuk
jangka waktu tertentu (Bellak dan Abrams, 1997).
l. Undoing. Undoing berhubungan dengan reaksi formasi. Proses yang
terjadi dalam reaksi formasi adalah tindakan yang dilakukan
mengkontradiksi kenyataan sesungguhnya sedangkan dalam undoing, ada
23
satu langkah lagi yang dilakukan. Ketika sesuatu yang positif dilakukan
(secara nyata atau tidak) merupakan lawan dari sesuatu yang (secara nyata
atau dalam imajinasi) telah dilakukan sebelumnya (Bellak dan Abrams,
1997).
m. Fantasi. Merupakan usaha individu untuk mengurangi ketegangan dengan
cara berangan-angan tentang keinginannya dan kepuasan diri dengan
menciptakan kehidupan khayalan dalam pikiran mereka sendiri (Kaplan
dan Sadock’s, 1997).
E. Pengukuran Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme pertahanan diri merupakan suatu proses yang terjadi tanpa
disadari ketika individu mengalami kecemasan (anxiety) (Halonen dan Santrock,
1996; Carducci, 1998). Pengukuran yang dibutuhkan untuk mengungkap
mekanisme pertahanan diri ini pun selayaknya menggunakan alat-alat ukur yang
dapat memunculkan pengalaman-pengalaman yang tidak disadari tersebut.
Wawancara, TAT (Thematic Apperception Test), dan tes Grafis adalah tiga alat
ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini guna mencoba mengungkap
mekanisme pertahanan diri yang muncul dalam keintiman dengan lawan jenis.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal
yang bersifat subjektif yang dipahami responden berkenaan dengan tema yang
diteliti (Poerwandari, 1998). Menurut Hadi (2004) interview merupakan alat
24
yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan,
motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya. Interview juga
mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu serta
rahasia seseorang. Selain itu interview juga dapat digunakan untuk menangkap
aksi-reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan-pembicaraan
sewaktu tanya-jawab sedang berlangsung.
Penelitian ini akan menggunakan panduan pertanyaan pada saat interview
berlangsung. Panduan pertanyaan (interview guide) dianggap penting oleh
peneliti karena keberadaannya akan memberikan bimbingan secara memokok
apa-apa yang akan ditanyakan, menghindarkan kemungkinan untuk lupa atas
beberapa persoalan yang relevan terhadap pokok-pokok penelitian, dan
meningkatkan interview sebagai suatu metode yang hasilnya memenuhi prinsip
komparabilitas (Hadi, 2004).
Panduan pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara mencakup
beberapa topik:
a. Latar belakang subjek, termasuk sejarah perpisahan orangtua subyek,
hubungan subjek dengan kedua orangtuanya sekarang, pandangan
subyek terhadap figur orangtua, dan pandangan subyek terhadap figur
pria dan wanita.
b. Hubungan subyek dengan pria, terutama dengan pasangannya saat ini.
c. Harapan-harapan subyek dalam membina hubungan dengan pria.
25
d. Masalah-masalah yang timbul dalam hubungan subyek dengan
pasangannya, dan bagaimana subyek menanggapi masalah-masalah
tersebut.
2. T.A.T. (Thematic Apperception Test)
T.A.T. (Thematic Apperception Test) pertama kali dikembangkan oleh
Henry Murray dan Christina Morgan di Klinik Psikologi Harvard (Harvard
Psychological Clinic), dan kemudian menjadi tes proyektif yang paling luas
digunakan (Aronow, Weiss, Reznikoff, 2001; Pervin dan John, 1997). Asumsi
dasar dari semua metode-metode proyektif adalah bahwa stimulus dari
lingkungan dipersepsi dan diorganisasikan oleh kebutuhan khusus, motif-motif
khusus, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan struktur kognitif, dan bahwa
sebagian besar proses ini terjadi secara otomatis dan di luar kesadaran (Frank
dalam Teglasi, 2001).
T.A.T. terdiri dari kartu-kartu dengan gambar yang hampir seluruhnya
melukiskan satu atau dua orang dalam situasi kehidupan yang penting, beberapa
kartu lainnya memiliki gambar yang lebih abstrak (Pervin dan John, 1997).
Kartu-kartu tersebut kemudian diperlihatkan pada subyek, dan mendorongnya
untuk bercerita berdasarkan gambar pada kartu, termasuk apa yang terjadi,
pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan dari subyek, apa yang terjadi
sebelumnya, dan akhir dari cerita tersebut yang diungkapkan ketika itu juga
(Murray, 1971; Pervin dan John, 1997).
Alasan prosedur tes T.A.T. dilakukan dengan cara demikian adalah adanya
fakta bahwa cara tersebut dapat mengungkap komponen signifikan dari
26
kepribadian yang bergantung pada dua tendensi psikologis umum, yaitu adanya
tendensi bahwa orang akan menginterpretasi sebuah situasi ambigu dengan
konformitas dari pengalaman masa lalu mereka dan keinginan-keinginan saat
ini, dan tendensi dari mereka yang membuat cerita akan berbuat demikian pula
dengan menggambarkan pengalaman-pengalaman mereka dan
mengekspresikan sentimen-sentimen dan kebutuhan-kebutuhan mereka, baik
secara sadar maupun tidak sadar (Murray, 1971).
a. Alasan Penggunaan T.A.T.
Penelitian ini menggunakan T.A.T. sebagai salah satu alat dalam
pengumpulan data berdasar pada beberapa alasan. Menurut Murray (1971)
T.A.T. adalah sebuah metode untuk mengungkap beberapa dorongan-dorongan,
emosi-emosi, sentimen-sentimen, kompleks-kompleks dan konflik-konflik
dominan dari kepribadian. Nilai kekuatan T.A.T. adalah untuk membuka
tendensi-tendensi terhambat, dimana subyek, atau pasien, tidak berkeinginan
untuk mengakui, atau tidak dapat mengakui karena ia tidak menyadarinya.
T.A.T. memiliki asumsi bahwa subyek tidak menyadari mereka membicarakan
diri mereka sendiri dan karenanya mencakup pertahanan mereka (Pervin dan
John, 1997).
T.A.T. memahami kepribadian individu secara dinamis, yaitu bahwa
didalam T.A.T. kepribadian dipahami saat berfungsi dalam situasi sosial.
Menurut Murray, setiap kartu T.A.T. dapat dianggap sebagai simulasi situasi
sosial, sehingga perilaku apapun yang muncul akan mencerminkan kepribadian
individu (Prihanto, 1993). Respon-respon dalam T.A.T. kaya akan makna, dan
27
mengungkap pandangan subyek akan hubungan-hubungannya dengan figur-
figur otoritas, subordinat, dan pertemanan sejenis atau lawan jenis. Selain itu
T.A.T. juga sangat efektif untuk menginformasikan bagaimana subyek
memandang dirinya dan dunia dengan caranya yang unik (Aronow, Weiss,
Reznikoff 2001).
b. Pemilihan kartu T.A.T.
T.A.T. terdiri 30 kartu bergambar dan 1 kartu kosong (Teglasi, 2001).
Setiap kartu memiliki angka sebagai urutan kartu, dan huruf (B, G, M, dan F)
yang digunakan untuk menunjukan tingkat usia dan jenis kelamin subyek kartu
tersebut diperuntukan. B untuk anak laki-laki, G untuk anak perempuan, M
untuk laki-laki diatas 14 tahun, F untuk wanita diatas 14 tahun. Angka-angka
yang tidak diikuti dengan huruf (B,G,M, atau F) menandakan kartu tersebut
sesuai untuk kedua jenis kelamin dan semua usia (No.
1,2,4,5,10,11,14,15,16,19,20). BM berarti gambar tersebut sesuai untuk anak
laki-laki dan laki-laki dewasa; GF berarti gambar tersebut sesuai untuk anak
perempuan dan wanita dewasa. B hanya untuk anak laki-laki, G hanya untuk
anak perempuan; BG untuk anak laki-laki dan anak perempuan; MF untuk laki-
laki dan wanita diatas 14 tahun (Murray, 1971).
Instruksi dalam buku pedoman/manual T.A.T. menuliskan 20 kartu
digunakan dalam pelaksanaan tes. Sebelas kartu diperuntukan bagi semua
responden, dan sembilan dipilih menurut usia dan jenis kelamin (Murray,
1971). Teglasi (2001) memberikan penjelasan yang berbeda dalam hal ini. Dia
berpendapat bahwa tidak diharuskan ke-20 kartu diberikan pada subyek. Kartu-
28
kartu tersebut tidak harus dipilih menurut peruntukan asalnya yaitu menurut
usia dan jenis kelamin, namun menurut penilaian penguji berdasar kegunaan
kartu-kartu tersebut untuk mengadakan materi psikologis yang berarti.
Hartman menyatakan bahwa kartu 16 atau yang dikenal dengan kartu
kosong merupakan kartu yang tidak sering digunakan, namun Kahn
menyarankan bahwa kartu ini adalah kartu yang sangat berguna karena kartu ini
betul-betul netral, simpel, dan bebas budaya. Kurangnya stimulus eksternal
pada kartu kosong ini mengasumsikan respon betul-betul didasarkan pada
faktor-faktor internal, dan karenanya memungkinkan untuk memiliki arti
penting (Aronow, Weiss, Reznikoff, 2001).
Berdasarkan penjelasan dan pendapat-pendapat di atas, kartu-kartu yang
akan digunakan dalam penelitian ini dipilih menurut 2 kriteria, yaitu:
1) Sesuai dengan usia dan jenis kelamin subyek, yaitu kartu-kartu yang
diperuntuk bagi wanita dewasa, yaitu kartu-kartu yang disertai huruf F
atau yang tidak disertai huruf sama sekali.
2) Tema atau karakter stimulus kartu (Tabel tema/karakter stimulus kartu-
kartu T.A.T. terlampir) sejalan dengan topik penelitian, yaitu tema-tema
atau stimulus-stimulus yang dapat mengungkapkan mekanisme pertahanan
dalam hubungan subyek dengan figur orangtua yang ditekankan pada figur
ayah, hubungan interpersonal subyek terutama dengan lawan jenis, dan
keintiman dengan lawan jenis.
29
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, kartu-kartu 3BM, 6BM, 7BM,
8BM, 9BM, 12BM, 12BG, 13B, 13G, 17BM, dan 18BM tidak digunakan
karena tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin subyek penelitian. Kartu-
kartu 5, 9GF, 11, 12F, 14, 15, 17GF, 18GF, 19, dan 20 tidak digunakan karena
tema kartu atau karakter stimulus dalam kartu-kartu tersebut tidak sesuai
dengan tujuan penelitian.
Kartu-kartu yang memenuhi kriteria pemilihan kartu berjumlah 10 buah.
Berikut adalah deskripsi ke-10 kartu berdasarkan buku pedoman TAT (Murray,
1971):
1) Kartu 1 memiliki gambar seorang anak laki-laki sedang merenungkan
sebuah biola yang tergeletak diatas sebuah meja di depannya.
2) Kartu 2 memiliki gambar pemandangan di pedesaan: di latar depan
seorang wanita muda dengan buku-buku ditangannya; di latar belakang
seorang laki-laki sedang bekerja di ladang dan seorang wanita yang
lebih tua memandang kearah wanita muda tadi.
3) Kartu 3GF memiliki gambar seorang wanita muda berdiri dengan
kepala yang menunduk, wajahnya ditutupi tangan kanannya. Lengan
kirinya menopang pada sebuah pintu kayu.
4) Kartu 4 memiliki gambar seorang wanita mencengkram bahu seorang
laki-laki dimana wajah dan badan sang laki-laki dipalingkan seolah dia
berusaha untuk meninggalkan sang wanita.
5) Kartu 6GF memiliki gambar seorang wanita muda sedang duduk
diujung sebuah sofa memandang kearah belakang bahunya pada
30
seorang laki-laki yang lebih tua dengan pipa di mulutnya yang terlihat
seolah sedang menyapa wanita tadi.
6) Kartu 7GF memiliki gambar seorang wanita lebih tua duduk di
sebuah sofa disebelah seorang anak perempuan, berbicara atau
membacakan buku untuknya. Anak perempuan tersebut memegang
sebuah boneka di pangkuannya, melihat kearah lain.
7) Kartu 8GF memiliki gambar seorang wanita muda duduk dengan
berpangku tangan dan menatap dengan hampa ruang kosong.
8) Kartu 10 memiliki gambar kepala seorang wanita muda bersandar
pada bahu seorang laki-laki.
9) Kartu 13MF memiliki gambar seorang laki-laki muda sedang berdiri
dengan kepala menunduk tersembunyi dengan lengannya. Di
belakangnya figur seorang wanita berbaring di tempat tidur.
10) Kartu 16 merupakan kartu kosong.
3. Tes Grafis
Test grafis dikembangkan untuk keperluan-keperluan klinis, dan bertujuan
untuk menggambarkan proyeksi diri dari orang yang dites (Kumpulan diktat).
Pengkonstruksian gambar dalam tes grafis dipercaya merefleksikan konflik-
konlik emosi dan kebutuhan-kebutuhan (Friedenberg, 1995), serta struktur
kelemahan-kelemahan, dan konflik-konflik motivasi yang menjadi dasar
kesulitan-kesulitan didalam penyesuaian diri (Kumpulan diktat). Penelitian ini
akan menggunakan 3 jenis tes Grafis, yaitu tes Baum atau tes gambar pohon,
31
DAP (Draw a Person)/DAM (Draw a Man) atau tes gambar orang, dan HTP
(House-Tree-Person) atau tes gambar rumah, pohon, dan orang.
a. Tes Baum
John Buck (di U.S) dan Emil Jucker (di Switzerland) masing-
masing menemukan bahwa gambar pohon dapat memproyeksikan
kepribadian (Newmark, 1996). Jucker menganggap gambar pohon yang
dibuat seseorang sebagai pernyataan dari “the being of the person”
(Kumpulan diktat). Gambar pohon ini kemudian dikembangkan oleh
Charles Koch, seorang murid Jucker, sebagai tes proyektif yang sekarang
dikenal sebagai tes Pohon (Baum Test) (Newmark, 1996; Kumpulan
diktat).
b. Draw a Man / Draw a Person
Draw a Man (DAM) atau Draw a Person (DAP) pertama kali
dikembangkan oleh Florence Goodenough, bertujuan untuk meneliti taraf
perkembangan intelektual pada anak. Para praktisi klinis kemudian
menyadari bahwa selain sebagai tes inteligensi, DAP juga mengungkap
berbagai variabel kepribadian (Newmark, 1996). Levy berpendapat bahwa
dari tes DAP/DAM dimungkinkan beberapa hal (Kumpulan diktat):
1) Gambar orang tersebut merupakan proyeksi daripada self concept.
2) Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan.
3) Proyeksi daripada ideal self imagenya.
4) DAM sebagai suatu hasil pengamatan individu terhadap
lingkungan.
32
5) Sebagai ekspresi pada kebiasaan dalam hidupnya.
6) Ekspresi keadaan emosinya.
7) Sebagai proyeksi sikap subyek terhadap tester dan situasi tes
tersebut.
8) Sebagai ekspresi sikap subyek terhadap kehidupan/masyarakat
pada umumnya.
9) Ekspresi sadar dan ketidaksadarannya.
c. House, Tree, Person
Buck menambahkan gambar rumah dan pohon pada gambar orang
yang dikembangkannya untuk membentuk teknik HTP. Buck memutuskan
untuk menggunakan gambar rumah dan pohon karena keduanya
merupakan hal yang sangat dikenal, bahkan bagi anak kecil, dan hampir
semua orang tidak berkeberatan untuk menggambarkannya (Newmark,
1996) .
Rumah, Pohon, dan Manusia (HTP: House, Tree, Person)
merupakan salah satu tes Grafis yang berguna melengkapi tes grafis yang
lain, yaitu untuk mengetahui hubungan keluarga. Rumah merupakan
cerminan dari tokoh ibu, pohon mencerminkan tokoh ayah, dan manusia
mencerminkan tingkat perkembangan individu (Kumpulan diktat).
Beberapa praktisi klinis mengidentifikasi gambar rumah sebagai simbol
perwakilan dari diri dan masa kecil, dan pengalaman-pengalaman masa
dewasa (Hammer dalam Newmark, 1996).
HTP digunakan dengan beberapa alasan berikut (Newmark, 1996):
33
1) HTP merefleksikan perasaan-perasaan individu tentang situasi di
rumahnya, biasannya diwakili oleh gambar rumah.
2) HTP merupakan tes yang kabur, membuat individu lebih sedikit
melakukan pertahanan, khususnya ketika diminta untuk
menggambarkan pohon dan rumah, karenanya mereka dapat
merepresentasikan masalah-masalah diri dan interpersonal secara lebih
langsung dan dengan lebih sedikit pertahanan diri.
3) Gambar pohon seringkali mampu merefleksikan sejarah emosi
individu dan dampak dari sejarah tersebut pada individu.
4) Gambar rumah dan pohon merupakan hal dasar yang menyenangkan
untuk digambar oleh anak-anak maupun orang dewasa.
5) Gambar pohon, dipercaya sebagai perwakilan dari diri, mampu
mengungkap lapisan lebih dalam dari diri dibandingkan DAP,
karenanya tes ini lebih dapat mengungkapkan masalah-masalah
dinamika yang terpendam.
F. Mekanisme Pertahanan Diri Wanita dari Orangtua yang Bercerai dalam
Menjalin Keintiman Dengan Pria
Perceraian orangtua yang disusul dengan ketidakhadiran ayah merupakan
pengalaman traumatis yang mengakibatkan kecemasan pada anak (Agus dalam
Anggraini, 2004; Kartono, 1992). Kehadiran kedua orangtua adalah hal yang
dibutuhkan oleh anak dalam hidupnya, karena kehadiran kedua orangtua
memberikan rasa aman yang merupakan kenikmatan bagi anak (Hurlock, 1980).
34
Keadaan tersebut sesuai dengan prinsip kerja id yang selalu mencari kenikmatan
dan menghindari rasa sakit (Halonen dan Santrock, 1996). Ketidakhadiran ayah
meniadakan rasa aman dari kehidupan anak, yang artinya meniadakan
kenikmatan. Kenikmatan yang hilang ini menyakiti perasaan anak. Anak yang
tersakiti karena merasa ditinggalkan/ditelantarkan akan menilai figur ayah sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan atau jahat dan memberikan rasa sakit. Ego
menjadi cemas saat hal ini terjadi, dan untuk meredakan kecemasan, ego akan
merepresi segala yang tidak menyenangkan agar anak tidak lagi merasa cemas.
Pada waktunya, anak akan beranjak remaja. Saat ini ia akan dituntut untuk
mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya,
baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan lawan jenis sebagai salah satu
tugas perkembangan di masa remaja (Havighurst dalam Rifai, 1984). Tugas
perkembangan merupakan sekelompok harapan dari masyarakat (Hurlock, 1980).
Superego yang beroperasi dengan prinsip moralitas (Prihanto, 1993), dimana
perilaku individu diharapkan sejalan dengan aturan masyarakat (Pervin dan John,
1997), akan mendukung ego untuk melaksanakan tugas perkembangan tersebut
dengan baik.
Menjalin hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya lawan
jenis dapat menjadi hal yang sulit bagi remaja perempuan dari orangtua yang
bercerai dan tumbuh tanpa kehadiran ayah (Udry; Walerstein dalam Vasta, Haith,
Miller, 1995). Hal ini disebabkan pandangan yang negatif tentang pria akibat
perceraian orangtuanya (Hetherington dalam Santrock, 2003), juga dikarenakan
adanya perasaan takut gagal dan takut berhubungan dengan pria (Agus dalam
35
Anggraini, Alia: Pesona Muslimah, Desember 2004). Situasi ini akan mengangkat
pengalaman masa kecil atas perceraian orangtuanya dan memposisikan ego dalam
kecemasan. Kecemasan yang merupakan representasi ancaman atau bahaya yang
akan segera terjadi menjadi peringatan agar ego bertindak (Pervin dan John,
1997). Ego kemudian menggunakan mekanisme pertahanan diri untuk
mengurangi kecemasan tersebut (Prihanto, 1993).
Udry dan Walerstein menyatakan bahwa remaja perempuan yang tumbuh
tanpa kehadiran ayah akibat perceraian menunjukan sikap pemalu dan menarik
diri, atau memperlihatkan perilaku yang terlalu ramah dan mencari-cari perhatian
terhadap teman sebaya lawan jenisnya (Vasta, Haith, Miller, 1995). Sikap dan
perilaku ini bisa saja merupakan bentuk-bentuk dari mekanisme pertahanan diri
yang dilakukan oleh ego. Sikap pemalu dan menarik diri ditunjukan sebagai
bentuk dari withdrawal/avoidance dimana remaja perempuan berusaha untuk
menarik diri atau menghindari figur laki-laki yang mengingatkannya akan figur
ayah yang juga seorang laki-laki, sedangkan perilaku terlalu ramah dan mencari-
cari perhatian merupakan bentuk dari reaksi formasi dimana perasaan benci
terhadap figur laki-laki yang mengingatkan akan figur ayah digantikan dengan
perasaan senang atau tertarik.
Ketika remaja perempuan ini memasuki masa dewasa awal, ia akan
dihadapkan pada tugas perkembangan berikutnya yang merupakan kelanjutan dari
tugas perkembangan di masa remaja. Sebagai seorang wanita yang memasuki
masa dewasa ia diharapkan untuk membangun keintiman dengan lawan jenisnya,
untuk memilih pasangan hidup dan membangun rumah tangga (Hurlock, 1980).
36
Selain itu ia juga mau tidak mau mengadopsi nilai-nilai yang dianut oleh orang
dewasa. Sejalan dengan tugas perkembangan diatas, nilai keintiman dalam sebuah
hubungan merupakan sesuatu yang dianggap penting bagi wanita dewasa
(O’Meara dalam Gazzaniga dan Heatherton, 2003), juga bahwa wanita dinilai
lebih mampu dalam membentuk keintiman dibandingkan pria (Brannon, 1996).
Kedua nilai tersebut memberi tekanan lebih pada pelaksanaan tugas
perkembangan yang harus diembannya.
Hal tersebut tentu berbenturan dengan pandangan negatif tentang pria,
bahwa mereka sama dengan figur ayah yang menyakitkan, dimana sang pria
kemudian akan meninggalkan dirinya seperti ayah meninggalkan ibunya. Seperti
yang telah terjadi sebelumnya, Ego mengalami ancaman yang menimbulkan
kecemasan pada wanita, dan ego kembali menggunakan mekanisme pertahanan
diri untuk menghilangkan kecemasan ini. Wanita ini bisa tetap menggunakan jenis
mekanisme pertahanan yang pernah dilakukannya semasa remaja, seperti
withdrawal/avoidance atau reaksi formasi, atau menggunakan mekanisme
pertahanan diri yang lainnya. Ia mungkin akan melakukan proyeksi bila ia
kemudian mengatakan bahwa teman prianya membenci dirinya untuk menutupi
perasaan bencinya, atau melakukan displacement ketika ia menunjukan agresi
pada obyek-obyek yang berhubungan dengan pria atau menunjukan sikap mencari
perhatian pada pria untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang yang tidak
didapatkan dari ayah.
37
Ego mengalami kecemasan
Mekanisme Pertahanan Diri: Represi/Rasionalisasi/
Displacement/Sublimasi/ Proyeksi/Reaksi Formasi/
Regresi/Fiksasi/Denial/Isolasi/ Withdrawal/Undoing/Fantasi
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal: Menjalin keintiman
dengan pria agar kelak dapat memilih
pasangan hidup dan membangun rumah
tangga (sejalan dengan
prinsip moralitas dari superego)
Perceraian orang tua
Pandangan negatif pada pria, perasaan
takut gagal dan takut berhubungan
dengan pria
anak memasuki masa dewasa
awal
Anak kehilangan kenikmatan
(melanggar prinsip kenikmatan dari id)
Anak mengalami kecemasan (ego)
Skema 1: Kerangka Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme pertahanan diri
yang dilakukan oleh wanita dari orangtua yang bercerai dalam menjalin keintiman
dengan pria. Berdasarkan tujuan tersebut maka jenis penelitian yang paling tepat
untuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk
memahami dan menjelaskan makna sebuah situasi menurut sudut pandang subyek
yang mengalami dan menghayati kejadian tersebut (Moleong dalam Alsa, 2004;
Alsa, 2004). Menurut pendekatan kualitatif, penelitian ini tidak bertujuan untuk
menemukan hukum-hukum ataupun membuat sebuah generalisasi (Brannen,
Suryabrata, Mulyana dalam Alsa, 2004).
B. Batasan Istilah
1. Wanita. Batasan wanita yang digunakan dalam penelitian adalah
perempuan dewasa dalam rentang usia dewasa awal (21 hingga 30 tahun),
belum menikah, sedang menjalani/telah menyelesaikan pendidikan S1,
atau sudah bekerja.
2. Perceraian orangtua. Istilah perceraian orangtua yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah retaknya hubungan pernikahan orangtua yang
diikuti dengan perpisahan ibu dan ayah.
38
39
3. Keintiman. Keintiman yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada
kemampuan subyek untuk membangun sebuah kedekatan emosional,
membuka diri dan mengekspresikan perasaan-perasaan dan informasi
penting pada orang lain, dan hubungan cinta dengan lawan jenis dalam
rangka menjalani tugas perkembangannya.
4. Mekanisme Pertahanan. Konsep mekanisme pertahanan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perilaku, pikiran, ide, keinginan yang
dilakukan oleh subyek, bertujuan untuk menghilangkan kecemasan ketika
subyek dihadapkan pada hubungan yang menuntut terbinanya keintiman
dengan pria. Berikut ini adalah 13 jenis mekanisme pertahanan yang
diajukan, beserta definisi teoritis dan pembatasan penggunaan istilah dari
masing-masing jenis mekanisme pertahanan yang dipakai sebagai acuan
dalam penelitian ini:
a. Represi: pikiran, ide, atau keinginan ditiadakan dari kesadaran (Pervin
dan John, 1997).
b. Rasionalisasi: Perilaku diinterpretasi ulang sehingga perilaku tersebut
terlihat masuk akal dan dapat diterima (Pervin dan John, 1997).
c. Displacement: individu mengubah perasaan-perasaan yang tidak dapat
diterima dari satu obyek ke obyek yang lain yang lebih dapat diterima
(Halonen dan Santrock, 1996).
d. Sublimasi: Sublimasi muncul ketika ego menggantikan impuls-impuls
yang tidak dapat diterima dengan perilaku yang lebih diterima oleh
masyarakat (Halonen dan Santrock, 1996).
40
e. Proyeksi: kita melimpahkan kelemahan, masalah, dan kesalahan kita
pada orang lain (Halonen dan Santrock, 1996).
f. Reaksi formasi: individu mengekspresikan impuls yang tidak dapat
diterima dengan menunjukkan atau mengekspresikan yang sebaliknya
(Halonen dan Santrock, 1996; Pervin dan John, 1997).
g. Regresi: perilaku individu menunjukkan karakteristik dari level
perkembangan yang sebelumnya (Halonen dan Santrock, 1996).
h. Fiksasi: individu tetap berada pada tahap perkembangan sebelumnya
karena kebutuhan-kebutuhannya tidak tercukupi atau terlalu tercukupi
(Halonen dan Santrock, 1996).
Peneliti membedakan antara regresi dan fiksasi dengan cara mengenali
kepribadian subyek berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara, TAT, tes Grafis dan observasi dari peneliti. Kepribadian
subyek ini kemudian menjadi pembanding dari respon-respon yang
diberikan oleh subyek untuk menunjukan terjadinya regresi atau
fiksasi.
i. Denial: Denial dapat terjadi dengan meyangkal kenyataan atau
meyangkal impuls-impuls (Pervin dan John, 1997).
j. Isolasi: mengisolasi kejadian-kejadian dalam ingatan atau mengisolasi
emosi dari isi memori atau impuls (Pervin dan John, 1997).
k. Withdrawal/Avoidance: individu menarik diri atau menghindari obyek
yang telah atau pernah memberikan trauma (Bellak dan Abrams,
1997).
41
l. Undoing: Ketika sesuatu yang positif dilakukan (secara nyata atau
tidak) merupakan lawan dari sesuatu yang (secara nyata atau dalam
imajinasi) telah dilakukan sebelumnya (Bellak dan Abrams, 1997).
m. Fantasi: Merupakan usaha individu untuk mengurangi ketegangan
dengan cara berangan-angan tentang keinginannya dan kepuasan diri
dengan menciptakan kehidupan khayalan dalam pikiran mereka sendiri
(Kaplan dan Sadock’s, 1997).
C. Subyek
Untuk mendapatkan subyek dengan kriteria yang sesuai dalam penelitian
ini, peneliti mencari sendiri dan menghubungi beberapa orang teman yang dapat
menghubungkan peneliti dengan calon-calon subyek. Pada awalnya terkumpul 4
orang calon subyek dengan kriteria yang sesuai, namun dengan pertimbangan
jarak, biaya, dan waktu, juga kesediaan dari para calon subyek, pada akhirnya
hanya 2 orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Deskripsi dari kedua subyek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Subyek pertama berusia 25 tahun. Subyek bekerja di salah satu perusahaan
telekomunikasi di Jogja. Orangtua subyek berpisah ketika subyek
menjalani pendidikannya di SMP. Sejak itu subyek tinggal bersama ibu
dan seorang adiknya hingga subyek lulus SMA dan pindah ke Jogja untuk
melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi.
2. Subyek kedua berusia 23 tahun. Subyek bekerja paruh waktu di salah satu
tempat hiburan di Jogja. Orangtua subyek bercerai ketika subyek masih di
42
Sekolah Dasar. Subyek kemudian hidup bersama ibunya hingga lulus
SMP. Ketika SMA subyek tinggal dengan tantenya di Balikpapan hingga
akhirnya subyek melanjutkan Perguruan Tingginya di Jogja.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan 3 metode dalam pengambilan data, yaitu
metode wawancara dan 2 metode proyektif: T.A.T (Thematic Apperception Test)
dan tes Grafis.
1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara
terstruktur dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dipersiapkan secara cermat untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
masalah penelitian (Kerlinger, 2003). Pertanyaan-pertanyaan tersebut
dipersiapkan berdasarkan topik-topik yang ditentukan sebelumnya (Tabel
Panduan Pertanyaan Wawancara terlampir).
Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pertanyaan
terbuka. Jenis pertanyaan terbuka dipilih karena pertanyaan terbuka memberikan
kerangka-acuan bagi jawaban subyek, namun sesedikit mungkin mengekang
jawaban subyek beserta cara pengungkapannya. Selain itu pertanyaan terbuka
memungkinkan peneliti untuk menjernihkan salah paham, memastikan
ketidaktahuan subyek tentang masalah yang ditanyakan, melacak ambiguitas,
mendorong kerja sama dan mencapai keakraban dengan subyek, serta membuat
43
penilaian yang lebih seksama mengenai itikad, keyakinan, dan sikap subyek
yang sebenarnya (Kerlinger, 2003).
2. T.A.T (Thematic Apperception Test)
Pelaksanaan T.A.T dalam penelitian ini menggunakan 10 buah kartu yang
telah dipilih sebelumnya dari seluruh rangkaian kartu dalam T.A.T. Kesembilan
buah kartu tersebut disajikan dengan urutan sebagai berikut: (1) kartu 1, (2)
kartu 2, (3) kartu 3 GF, (4) kartu 4, (5) kartu 6 GF, (6) kartu 7 GF, (7) kartu 8
GF, (8) kartu 10, (9) kartu 13 MF, (10) kartu 16 atau kartu kosong.
Instruksi dalam pelaksanaan T.A.T ini ada 2 macam. Hal ini dikarenakan
kartu 16 atau kartu kosong memiliki instruksi yang berbeda dengan instruksi
untuk kartu-kartu lainnya. Instruksi untuk kartu pertama hingga kartu kedelapan
adalah:
“Ini adalah sebuah tes imajinasi, salah satu bentuk tes inteligensi. Saya akan memperlihatkan beberapa kartu bergambar secara berurutan satu per satu dan Anda diminta untuk membuat cerita-cerita berdasarkan gambar-gambar yang anda lihat nanti. Buatlah cerita sedramatis mungkin. Kemukakanlah kejadian-kejadian apa yang terjadi sebelum peristiwa yang tertera dalam gambar tersebut, dan ceritakanlah bagaimana saat peristiwa dalam gambar itu terjadi, bagaimana ciri-ciri perasaan dan pikiran yang terkandung dalam peristiwa yang Anda ceritakan itu, dan bagaimana pula akhir cerita Anda itu. Kemukakan apa yang terlintas dalam pikiran Anda. Anda mempunyai waktu sekitar 5 menit untuk setiap cerita. Kita mulai dengan kartu pertama ini” (Prihanto, 1993).
Instruksi untuk kartu 16/kartu kosong sebagai kartu kesembilan atau kartu
terakhir, diberikan setelah penyajian delapan kartu sebelumnya selesai. Instruksi
untuk kartu kosong adalah:
“Lihatlah apa yang dapat Anda lihat pada kartu kosong ini. Bayangkan bahwa di sana ada suatu gambar, dan kemudian ceritakanlah tentang gambar itu kepada saya”.
44
Bila subyek belum berhasil melakukannya, peneliti menambahkan, “sekarang
pejamkanlah mata Anda, bayangkanlah suatu gambar”, setelah subyek
mengemukakan gambar apa yang dibayangkannya itu, peneliti mengatakan
“sekarang cobalah Anda ceritakan pada saya tentang gambar yang Anda
bayangkan itu” (Prihanto, 1993).
3. Tes Grafis
Rangkaian tes Grafis diberikan dengan urutan sebagai berikut: Baum tes,
DAP (Draw A Person), dan HTP (House, Tree, Person). Peralatan yang
digunakan untuk ketiga tes tersebut adalah: kertas putih berukuran 8,5 x 11 inch
atau 21,5 x 23 cm atau HVS ukuran A4, pinsil 2B, dan meja yang rata. Instruksi
dan waktu pengerjaan untuk tiap tes berbeda-beda, karenanya tester (peneliti)
akan memberikan setiap instruksi dan menginformasikan waktu pengerjaan di
awal pengerjaan tiap-tiap tes.
Instruksi tes Baum:
“Gambarlah suatu pohon yang berkayu, kecuali jenis pohon perdu, jenis pohon pinus, jenis pohon palma, jenis pohon randu, jenis bambu, jenis rumput-rumputan, jenis pohon beringin”.
Waktu: tidak dibatasi
Instruksi tes DAP (Draw A Person):
“Gambarlah manusia, bentuknya bebas, yang penting orang lain tahu itu gambar manusia bila melihatnya”.
Waktu: 20 menit
Setelah testee selesai menggambar, testee diberikan instruksi tambahan:
“ceritakan sedikit tentang orang yang digambar tersebut”.
Instruksi tes HTP (House, Tree, Person):
45
“Gambarlah rumah, pohon, dan orang pada kertas yang tersedia”.
Waktu: 10 menit
E. Analisis Data
1. Analisa data masing-masing alat
a. Wawancara
Data hasil wawancara yang berbentuk narasi dalam penelitian ini dianalisis
dengan metode analisis isi (content analisis). Analisis isi dinilai tepat untuk
dilakukan karena dengan analisis isi dapat dihasilkan deskripsi yang objektif
dan sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi. Data hasil
wawancara tersebut akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Organisasi data
Langkah ini akan mengorganisasikan data yang sudah diperoleh
secara rapih dan sistematis. Organisasi data yang rapih dan sistematis akan
memungkinkan peneliti unutk memperoleh kualitas data yang baik,
mendokumentasikan analisa yang dilakukan, serta menyimpan data dan
analisa yang berkaitan dengan tujuan penelitian (Highlen dan Finley dalam
Poerwandari, 2001).
Data-data yang akan diorganisasikan meliputi:
a) Data mentah berupa kaset rekaman hasil wawancara dan data yang
sudah diproses (transkrip wawancara).
b) Data yang sudah ditandai dengan kode-kode.
c) Penjabaran kode-kode.
46
2) Koding/Pengkodean
Koding atau pengkodean dilakukan untuk mengorganisasi dan
mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail, sehingga data dapat
memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Koding atau
pengkodean dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi
mekanisme pertahanan diri seorang wanita dari orangtua yang bercerai
ketika menjalin keintiman dengan pria.
Langkah-langkah koding atau pengkodean yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a) Menyusun transkrip verbatim (kata demi kata) hasil wawancara
dalam sebuah tabel dengan 4 kolom. Kolom pertama digunakan
untuk penomoran, kolom kedua untuk transkrip verbatim
wawancara, kolom ketiga untuk pemberian kode, dan kolom
keempat untuk catatan-catatan tertentu atas transkrip. Pembedaan
untuk pertanyaan dari peneliti dengan jawaban subyek dilakukan
dengan penggunaan warna yang berbeda. Warna biru untuk
pertanyaan dari peneliti dan warna hitam untuk jawaban dari
subyek.
Tabel: Koding Transkrip Verbatim Wawancara
No. Transkrip Wawancara Kode Catatan
b) Melakukan penomoran untuk setiap baris dalam transkrip
wawancara.
47
c) Memberikan kode-kode secara urut pada baris transkrip untuk
tema-tema mekanisme pertahanan diri yang muncul.
Kode-kode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Represi : MPD 1
2. Rasionalisasi : MPD 2
3. Displacement : MPD 3
4. Sublimasi : MPD 4
5. Proyeksi : MPD 5
6. Reaksi formasi : MPD 6
7. Regresi : MPD 7
8. Fiksasi : MPD 8
9. Denial : MPD 9
10. Isolasi : MPD 10
11. Withdrawal/avoidance : MPD 11
12. Undoing : MPD 12
13. Fantasi : MPD 13
3) Interpretasi
Transkrip wawancara yang telah diberi kode kemudian digunakan
untuk menggambarkan jenis-jenis mekanisme pertahanan diri yang
digunakan oleh subyek dan situasi-situasi yang memunculkan mekanisme
pertahanan diri tersebut.
b. T.A.T
Analisis data T.A.T dalam penelitian ini menggunakan interpretasi yang
yang dilakukan oleh Bellak, karena cara ini relatif sederhana, dan langsung
48
diarahkan pada isi dan dinamika cerita (Prihanto, 1993). Langkah-langkah
yang dilakukan dalam analisis data T.A.T untuk setiap cerita adalah:
1) Menentukan tema deskriptif, tema interpretif, dan tema diagnostik.
2) Merangkum dinamika dari tiap-tiap cerita menurut tema diagnostik.
c. Tes Grafis
Interpretasi masing-masing gambar hasil tes Grafis dilakukan sesuai
dengan petunjuk interpretasi tes Grafis. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
1) Mendeskripsikan gambar.
2) Sesuaikan deskripsi dengan indikasi pada petunjuk.
3) Membuat kesimpulan berdasarkan indikasi-indikasi yang ada.
2. Analisa data secara keseluruhan
Setelah semua analisis data dari hasil wawancara, T.A.T, dan tes Grafis
tersedia, analisis data secara keseluruhan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membuat rangkuman hasil analisis wawancara yang terfokus pada
penggunaan mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh subyek
dan situasi-situasi dalam hubungan intim dengan pria yang
memunculkan mekanisme pertahanan diri tersebut.
b. Membuat rangkuman hasil interpretasi T.A.T yang menggambarkan
penggunaan mekanisme pertahanan diri.
c. Membuat rangkuman hasil interpretasi tes Grafis.
49
d. Memadukan rangkuman hasil analisis data wawancara, T.A.T, dan tes
Grafis sehingga dapat ditarik kesimpulan.
e. Membuat kesimpulan mengenai situasi-situasi ketika subyek menjalin
keintiman dengan pria yang dapat memunculkan penggunaan
mekanisme pertahanan diri dan jenis-jenis mekanisme pertahanan diri
yang digunakan.
f. Membuat skema penggunaan mekanisme pertahanan diri kedua subyek
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas atas mekanisme
pertahanan diri yang dilakukan oleh kedua subyek ketika menjalin
keintiman dengan pria sebagai dampak atas pengalaman perceraian
orangtua mereka.
F. Keabsahan Data Penelitian
Untuk menjaga keabsahan data penelitian ini, peneliti berusaha untuk
mempertahankan kredibilitas, dependability, dan confirmability selama proses
penelitian ini dilakukan walaupun mungkin tidak mencapai hasil yang sempurna
karena keterbatasan tenaga, waktu, sarana dan biaya. Poerwandari (2001)
menjelaskan bahwa istilah kredibilitas menggantikan istilah validitas dalam
penelitian kualitatif. Kredibilitas bertujuan untuk merangkum bahasan mengenai
kualitas penelitian kualitatif. Keberhasilan kredibilitas studi kualitatif terletak
pada tercapainya tujuan dari pengeksplorasian masalah atau pendekripsian setting,
proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks, sehingga peneliti
kemudian mampu untuk memberikan deskripsi mendalam yang menjelaskan
50
kemajemukan atau kompleksitas aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari
berbagai aspek.
Upaya pencapaian validitas dilakukan dengan cara orientasi dan
pendalaman dunia empiris dengan menggunakan metode yang paling cocok untuk
pengambilan dan analisis data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3
metode pengambilan, yaitu dengan metode wawancara, T.A.T, dan Tes Grafis.
Ketiga metode pengambilan data tersebut dipercaya sebagai metode yang paling
tepat untuk mengungkapkan mekanisme pertahanan diri yang menjadi topik
permasalahan dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti mencoba memenuhi ketiga konsep yang digunakan
untuk dapat mempertahankan kredibilitas atau validitas penelitian ini, yaitu:
1. Validitas komunikatif dengan cara peneliti mengkonfirmasikan kembali
data dan hasil analisisnya pada responden atau subyek penelitian.
2. Validitas argumentatif dengan mempresentasikan alur temuan dan
kesimpulan yang dapat diikuti dengan baik serta dapat dibuktikan dengan
melihat kembali ke data mentah.
3. Validitas ekologis dengan melakukan pendekatan personal kepada subyek-
subyek dalam penelitian ini untuk membangun perasaan nyaman dan
percaya mereka kepada peneliti, sehingga subyek memberikan respon-
respon alami dan apa adanya.
Dependability menggantikan istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif.
Ada tiga hal yang dianggap penting untuk meningkatkan dependability atau
reliabilitas dalam penelitian kualitatif (Poerwandari, 2001), yaitu:
51
1. Koherensi, bahwa metode yang dipilih memang mencapai tujuan yang
diinginkan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara yang telah
difokuskan pada topik penelitian, serta dua tes proyektif yang
terstandardisasi (T.A.T dan tes Grafis) untuk memunculkan pengalaman-
pengalaman yang tidak disadari guna mengungkap mekanisme pertahanan
diri.
2. Keterbukaan, bahwa peneliti membuka diri dengan memanfaatkan
metode-metode yang berbeda untuk mencapai tujuan. Penelitian ini
menggunakan 3 metode pengambilan data yang dikenakan pada masing-
masing subyek penelitian. Alasan peneliti menggunakan 3 metode dalam
pengambilan data adalah untuk saling melengkapi kekurangan informasi
dan memeriksa kebenaran data dengan membandingkan data dari masing-
masing metode.
3. Diskursus, bahwa peneliti secara mendiskusikan temuan dan analisisnya
dengan orang-orang lain.
Confirmability menggantikan istilah objektivitas dalam penelitian
kualitatif. Confirmability menekankan bahwa temuan penelitian dapat
dikonfirmasikan, yaitu diperolehnya kesetujuan di antara peneliti-peneliti
mengenai aspek yang dibahas (Poerwandari, 2001). Usaha peneliti dalam
mempertahankan confirmalibity atau objektivitas penelitian ini adalah dengan
menggunakan tenaga ahli dalam menilai temuan dan hasil analisis wawancara,
T.A.T, dan tes Grafis yang telah dilakukan oleh peneliti.
52
Tenaga ahli adalah orang yang mempunyai kompetensi atau pengalaman
dalam menginterpretasi hal-hal yang memungkinkan munculnya sifat subyektif
atau laten seperti tes-tes proyektif. Dalam penelitian ini tenaga ahli adalah seorang
psikolog, dosen dari fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma dan seorang
psikolog dari P2TKP (Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi) Universitas
Sanata Dharma, Jogjakarta.
Proses confirmability yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan proses analisis data untuk masing-masing alat
pengumpulan data (wawancara, Grafis, dan T.A.T).
2. Peneliti meminta seorang psikolog untuk menjadi intereter untuk
menganalisis data T.A.T.
3. Peneliti melakukan penyesuaian hasil analisis T.A.T dari intereter
dengan hasil analisis T.A.T yang dilakukan oleh peneliti.
4. Peneliti mengkonsultasikan hasil analisis data wawancara, Grafis,
dan T.A.T yang telah selesai pada seorang psikolog dari P2TKP.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dalam dua tahap untuk
masing-masing subjek. Tahap pertama adalah proses wawancara dan tes Grafis
yang dilakukan dalam 1 hari, dan tahap kedua adalah T.A.T yang dilakukan satu
minggu kemudian. Penjadwalan pengumpulan data dalam dua tahap tersebut
dilakukan dengan pertimbangan bahwa tes Grafis yang dilakukan setelah proses
wawancara bukanlah tes yang melelahkan dan membutuhkan waktu yang lama,
sehingga subjek mampu untuk melaksanakan tes tersebut dengan baik. T.A.T
dilakukan satu minggu setelahnya agar respon-respon subjek terhindar dari bias
topik-topik pertanyaan wawancara yang diajukan sebelumnya. Selain itu peneliti
melakukan observasi sejak melakukan pendekatan personal hingga selesainya
seluruh proses pengumpulan data.
1. Subjek 1
a. Wawancara
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Februari 2007
Waktu : 10.50 – 12.35 (1 jam 45 menit)
Tempat : Kediaman peneliti di Minomartani, Jogjakarta
b. Tes Grafis
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Februari 2007
53
54
Waktu : 13.45 – 14.00 (15 menit)
Materi Tes : BAUM, DAP, dan HTP
Tempat : Kediaman peneliti di Minomartani, Jogjakarta
c. TAT
Hari/tanggal : Sabtu, 17 Februari 2007
Waktu : 11.10 – 11.55 (45 menit)
Materi Tes : 10 kartu terpilih (1, 2, 3GF, 4, 6GF, 7 GF, 8GF, 10,
13MF, 16)
Tempat : Ruang kelas tempat peneliti bekerja, Demangan,
Jogjakarta.
2. Subjek 2
a. Wawancara
Hari/tanggal : Minggu, 11 Februari 2007
Waktu : 14.15 – 16.25 (2 jam 10 menit)
Tempat : Kediaman subjek di jl. Kaliurang, Jogjakarta
b. Tes Grafis
Hari/tanggal : Minggu, 11 Februari 2007
Waktu : 16.40 – 17.05 (25 menit)
Materi Tes : BAUM, DAP, dan HTP
Tempat : Kediaman subjek di jl. Kaliurang, Jogjakarta
c. TAT
Hari/tanggal : Minggu, 18 Februari 2007
Waktu : 13.00 – 13.25 (25 menit)
55
Materi Tes : 10 kartu terpilih (1, 2, 3GF, 4, 6GF, 7 GF, 8GF, 10,
13MF, 16)
Tempat : Kediaman subjek di jl. Kaliurang, Jogjakarta
B. Hasil Penelitian
1. Subjek 1
a. Penyajian Data
1) Identitas Subjek
Nama : YD
Jenis kelamin : Wanita
Usia : 25 tahun
Suku Bangsa : Padang
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : Jogjakarta
2) Latar Belakang Subjek
YD adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adik laki-laki YD berusia
tiga tahun lebih muda dan saat ini sedang berkuliah di Padang. Ayah YD
bekerja sebagai dosen, dan ibu YD bekerja sebagai PNS.
YD hidup di Padang bersama keluarganya sejak lahir hingga lulus SMA.
Ketika YD masih duduk di bangku SD hingga SMP, YD lebih memiliki
kedekatan dengan neneknya yang juga tinggal di rumah yang sama
dibandingkan dengan ibunya. YD mengatakan hal tersebut dikarenakan
56
ibunya yang bekerja dari pagi sampai sore hari, dan terkadang masih harus
melaksanakan dinas luar di hari libur, sehingga YD lebih banyak dirawat
oleh neneknya. Hal ini menyebabkan YD lebih banyak berkomunikasi dan
bercerita banyak hal dengan neneknya dibandingkan dengan ibunya. YD
merasa bahwa neneknya lebih menjadi ibu untuknya. Selain itu YD
mengatakan bahwa neneknya yang mengajari untuk sholat dan mengajari
mengaji setiap hari. Nenek YD meninggal ketika YD SMP.
Hubungan YD dengan ayahnya juga tidak begitu dekat. YD hanya
berkomunikasi dengan ayahnya masalah pelajaran. Ayah YD membimbing
YD ketika belajar, namun di luar masalah pelajaran sekolah hubungan YD
dengan ayahnya tidak begitu bagus. Ayah YD suka memukul dan melempar
barang bila marah, dan sering kali YD dipukul untuk alasan yang menurut
YD bukan kesalahannya.
Adik YD mudah sekali sakit dan lemah ketika masih kecil. Hal ini
membuat orangtua YD lebih banyak melindungi dan memberikan perhatian
pada adiknya. YD merasa perlakuan orangtuanya tidak seimbang dan
menomorduakan dirinya bila menyangkut masalah adiknya tersebut.
Orangtua YD akan memarahinya bila adiknya menangis, walau YD merasa
adiknya menangis bukan karena kesalahannya. Selain itu YD juga merasa
bahwa orangtuanya selalu memenuhi permintaan adiknya, tapi tidak
demikian dengan permintaannya. Hal-hal ini membuat YD memiliki rasa
benci terhadap adiknya tersebut sampai YD duduk di kelas 1 SMP.
57
Orangtua YD berpisah ketika YD duduk di kelas 1 SMP. Menurut YD
sudah ada indikasi bahwa ayahnya berselingkuh dengan wanita lain sejak
YD masih SD. YD menyadari bahwa ayah dan ibunya ribut masalah itu,
namun YD dan adiknya tidak terlalu peduli karena sibuk dengan dunia
mereka sendiri. Setelah YD masuk SMP, YD lebih menyadari
perselingkuhan ayahnya karena pada saat itu om-om dan tante-tantenya
mulai memberi peringatan secara halus pada YD untuk menjaga dan lebih
memberi perhatian pada ayahnya.
Ayah YD memutuskan untuk pergi dari rumah setelah perkelahiannya
dengan YD. YD melawan ketika ayahnya melarang untuk menyalakan TV
karena sedang menerima telfon dari wanita selingkuhannya. Ketika ayah YD
mulai memukul, YD menyatakan ketidaksukaan terhadap ayahnya dan apa
yang telah dilakukan ayahnya terhadap ibunya. Sejak saat itu ayah dan ibu
YD berpisah. YD menyatakan perasaan lega atas perpisahan orangtuanya.
Hubungan YD dengan ibunya tidak berubah setelah ayahnya keluar dari
rumah mereka. YD menyatakan dirinya lebih mencari perasaan homy dari
teman-temannya. YD mulai merasakan kedekatan dengan ibunya ketika
SMA.
Sejak kepergian ayahnya dari rumah hingga YD lulus SMA, hubungan
YD dengan ayahnya sebatas pertemuan akhir minggu. Bertahun-tahun
ibunya membentuk pola pikir YD dan adiknya untuk tidak bergantung pada
ayahnya, bahwa hidup mereka tetap berjalan baik tanpa ayahnya. Ayah YD
tidak pernah mau berlama-lama saat bertemu walaupun saat ini YD, ibu, dan
58
adiknya mulai menunjukkan sikap penerimaan padanya. Walau demikian
YD mengakui bahwa perlakuan ayahnya menjadi lebih baik pada mereka
setelah mereka berpisah.
YD tetap melibatkan ayahnya dalam pengambilan keputusan yang
dianggap penting. YD menilai saran-saran yang diberikan oleh ayahnya
sejalan dengan pemikirannya.
Saat ini YD memandang ibunya sebagai wanita yang sabar, terlalu
sayang terhadap anak-anaknya, orang yang kuat, selalu maju ke depan, dan
selalu berpikiran positif. Berlawanan dengan pandangan YD terhadap
ibunya, YD memandang figur ayahnya sebagai orang yang pesimis, mudah
marah, sulit untuk minta maaf, dan takut gagal.
Hubungan YD dengan adiknya membaik pada saat adiknya duduk di
bangku SMA. YD menyadari bahwa adiknya lemah dan selalu diperalat oleh
teman-teman sekolahnya. Sejak itu YD memberikan perlindungan pada
adiknya. Ketika YD pindah ke Jogja, hubungan dengan adiknya menjadi
semakin baik. Mereka juga berkomunikasi lebih lancar.
Prestasi YD dibidang akademik saat SD sangat baik. YD sering meraih
juara 1 di kelasnya. Ketika di SMP, YD tidak lagi meraih juara, namun
banyak meraih 10 besar. Di SMA prestasi YD lebih menurun. YD hanya
mencapai 20 besar di kelasnya. YD memiliki kesulitan untuk mempelajari
semua mata pelajaran yang berhubungan dengan angka, sehingga sekeras
dan serajin apapun YD belajar, nilai mata pelajaran Matematika, Fisika, dan
Kimianya tetap jelek. Hal tersebut menyebabkan motivasi YD untuk belajar
59
menurun. Walau demikian, YD sangat menonjol dalam bidang Bahasa dan
Sejarah. YD tidak menyesal bergabung dengan kelas IPS saat dia kelas 3
SMA dengan pertimbangan bahwa dirinya tidak ingin menjadi pecundang di
kelas IPA. Ketika di Perguruan Tinggi, YD memilih jurusan HI (Hubungan
Internasional).
Hubungan pertemanan YD sejak SD hingga SMA berada pada lingkaran
pertemanan yang sama. Hal ini dikarenakan teman-teman YD pada saat SD
juga bersekolah di SMP dan SMA yang sama dengan YD. YD berpisah
dengan teman-temannya tersebut pada saat dirinya memutuskan untuk
meneruskan Perguruan Tingginya di Jogja. Namun demikian, ketika YD
berlibur ke Padang, mereka biasanya menyempatkan untuk bertemu.
Saat di SD, YD lebih banyak berteman dengan anak-anak laki-laki. Hal
ini disebabkan karena YD sangat suka bermain, seperti lari-lari. YD merasa
teman-teman laki-lakinya lebih mengakomodasi dirinya dibandingkan
teman-teman perempuan yang lebih menyukai duduk dan menggambar. Di
SMP teman-teman laki-laki YD mulai memiliki sikap tenang, karenanya
kemudian YD lebih banyak berteman dengan teman-teman perempuan.
YD memiliki hubungan yang sangat dekat dengan teman-teman
perempuannya sejak SMP hingga SMA. Mereka sering berkumpul di rumah
salah satu dari mereka untuk saling bercerita, memasak bersama, bermain,
dan aktivitas lainnya. YD selalu menceritakan masalah-masalahnya pada
teman-temannya tersebut, dan meminta pertimbangan mereka. YD
menyatakan dirinya lebih merasa puas berkomunikasi dengan teman-
60
temannya dibandingkan dengan ibunya, karena dengan ibunya YD merasa
tidak mendapatkan dukungan yang semestinya.
Sejak di Perguruan Tinggi hingga sekarang, YD lebih banyak memiliki
teman perempuan dibandingkan dengan teman pria. Namun YD menyatakan
bahwa dirinya memiliki kedekatan dengan beberapa teman prianya. Teman-
teman prianya tersebut menjadi tempat YD bercerita dan bertanya tentang
hal-hal yang berhubungan dengan pria yang menyukai atau disukainya.
YD pertama kali menjalin keintiman dengan seorang pria ketika duduk
di kelas 3 SMA. YD mengatakan bahwa keputusannya untuk berpacaran
dengan pria tersebut bukan dikarenakan YD sungguh-sungguh
menyukainya, namun karena pada saat itu YD sedang merasa kesepian.
Walau demikian, hubungan tersebut berjalan selama 3 tahun, dan berakhir
karena pria tersebut berselingkuh dengan wanita lain. YD merasa sangat
marah, dan membutuhkan beberapa tahun untuk menghapus kebenciannya
pada pria tersebut.
YD menjalin hubungan intim untuk kedua kalinya dengan teman pria
sekerja yang telah dikenalnya selama 1 tahun. Hubungan tersebut hanya
bertahan selama 2 hari. Teman pria YD tersebut memaksa untuk menyudahi
hubungan mereka tanpa alasan yang jelas. YD curiga bahwa alasannya
dikarenakan YD tidak menyetujui adanya hubungan sex dalam hubungan
mereka. YD sangat membenci pria ini hingga sekarang.
3) Hasil Wawancara
Wawancara bisa dikatakan berlangsung lancar tanpa halangan. YD
61
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan
antusias. YD dapat bercerita panjang lebar tanpa terkesan menutup-nutupi
sesuatu. Pada awal wawancara YD terlihat agak bingung dalam menyikapi
suasana. YD menjawab beberapa pertanyaan pertama dengan bahasa yang
agak formal. Namun karena peneliti menunjukkan sikap yang santai dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bahasa sehari-hari, YD akhirnya
dapat bersikap santai, dan suasana yang terasa pada saat wawancara
berlangsung lebih seperti suasana sharing dengan teman.
YD mengekspresikan diri dan emosinya dengan mudah ketika menjawab
beberapa topik pertanyaan. YD tidak sungkan-sungkan menunjukkan
perasaan-perasaannya, seperti rasa marah, sebal, dan kebenciannya pada
ayahnya, pada mantan pacar pertama, dan mantan pacar kedua, atau
perasaan senang, tersentuh, dan bingung pada pria yang disukainya dan pria
yang sedang mendekatinya.
Berdasarkan hasil wawancara, YD memiliki pandangan yang negatif
terhadap ayahnya. YD mengatakan bahwa ayahnya tidak memiliki figur
seperti yang diinginkannya (WYD: 35-38). YD menggambarkan ayahnya
sebagai figur pemarah dan suka memukul (WYD: 23&29), keras dan tidak
mau menerima saran orang lain (WYD: 49-50), agresif (WYD: 98), pesimis
(WYD: 263), harga diri tinggi dan sulit untuk minta maaf (WYD: 267-268),
dan takut gagal (WYD: 283). Kebalikan dari pandangan YD terhadap
ayahnya, YD memiliki pandangan yang jauh lebih positif kepada ibunya
walau YD mengatakan bahwa ia kurang memiliki kelekatan dengan ibunya
62
(WYD: 102). YD menggambarkan ibunya sebagai figur yang sabar,
memiliki afeksi yang kuat, melangkah maju, berpikiran positif (WYD: 213-
215), dan sebagai figur yang membantu dalam menyelesaikan masalahnya
(WYD: 1085-1091). Selain itu YD juga mengatakan bahwa ibu memiliki
kekuatan finansial yang lebih baik dibandingkan ayahnya (WYD: 110-111).
Berbanding lurus dengan pandangan YD terhadap kedua orangtuanya,
YD memiliki penilaian yang lebih negatif terhadap figur pria dibandingkan
dengan penilaiannya terhadap figur wanita. YD menyatakan bahwa ia tidak
ingin terlalu berhubungan dengan pria (WYD: 397) dengan alasan takut
disakiti (WYD: 444-445). Berlawanan dengan penilaian tersebut YD menilai
wanita sebagai figur yang seharusnya dilindungi oleh pria (WYD: 714).
Harapan-harapan YD dalam membina keintiman dengan pria
diungkapkan dengan idealisme hubungan yang saling menyayangi sampai
tua (WYD: 326-327), dan keseriusan dan kesetiaan dalam berhubungan
dengan pasangan (WYD: 1242-1244). Selain itu YD juga memiliki
keinginan untuk mempunyai pasangan yang kuat secara finansial (WYD:
459-460), dan pasangan yang sabar (WYD: 469).
Selama wawancara berlangsung, YD menggunakan 5 jenis mekanisme
pertahanan diri yang dilakukan atau diperlihatkan sebanyak 19 kali ketika
menjawab tema-tema pertanyaan yang berhubungan dengan keintiman
dengan pria. Ke-5 jenis mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh YD
beserta frekuensi kemunculannya selama wawancara berlangsung adalah
sebagai berikut: Rasionalisasi (1 kali), Reaksi Formasi (7 kali), Withdrawal
63
(6 kali), Displacement (2 kali), Sublimasi (3 kali). Penggunaan mekanisme
pertahanan diri YD dalam menjalin keintiman dengan pria berdasar hasil
wawancara disajikan secara lengkap pada tabel di bawah ini (transkrip
wawancara terlampir).
Tabel 1: Mekanisme Pertahanan YD Berdasar Hasil Wawancara
No. MPD Obyek Interpretasi Verbatim Wawancara 1 Withdrawal Pria Menyatakan tidak ingin berhubungan dengan pria
(397)* 2 Reaksi Formasi Pria Memiliki keinginan untuk memiliki pasangan
(778) namun menunjukan agresi pada pria yang mendekati (menjadi galak) (440-442)
3 Withdrawal Pacar 2 Tidak ingin bertemu lagi dengan pacar 2 (479) 4 Displacement Pacar 1 – kaca Ingin memukul pacar 1 namun lantas memukul
kaca (510-512) 5 Withdrawal Pacar 1 Benci dan tidak mau berhubungan dengan pacar 1
(518-519 & 525) 6 Reaksi Formasi Pacar 1 Marah karena tidak dipertahankan oleh pacar 1
(508-510) lantas menyatakan tidak ingin kembali pada pacar 1 (536-537)
7 Reaksi Formasi Pacar 1 Menutupi patah hati karena diselingkuhi dengan lelucon (595-599)
8 Withdrawal Pacar 2 Benci dan tidak mau bertemu lagi dengan pacar 2 (610)
9 Reaksi Formasi Pacar 2 Setelah putus tetap menunjukan sikap baik pada pacar 2 (664-665) namun mantan 2 memusuhi YD setelah putus (644-649) kemudian menyatakan tidak ingin menjaga hubungan baik (634)
10 Sublimasi Pacar 2 Menulis & jalan-jalan untuk menyalurkan rasa dendam pada pacar 2 (699-700)
11 Rasionalisasi Pacar 2 Memberi alasan memutuskan pacaran dengan pacar 2 karena dia mungkin akan baik terhadap dirinya karena sudah saling mengenal (816-818)
12 Withdrawal Pria Menolak ajakan pria yang berusaha mendekati (824-826)
13 Reaksi Formasi Pria Keinginan untuk memiliki pasangan (778) namun menyatakan tidak begitu membutuhkan pria (1024)
14 Sublimasi Pacar 1 Mengalihkan rasa sebal pada pacar 1 dengan beraktivitas (1047-1048)
15 Sublimasi Pacar 2 Mengalihkan pikiran tentang masalah dan dendam pada pacar 2 dengan mengerjakan skripsi (1066-1069)
16 Displacement Pacar 2 - Adik Tidak mendapatkan kasih sayang yang diinginkan dari pacar 2 (1055-1056) kemudian minta perhatian dari adik laki-lakinya (1071-1077)
64
No. MPD Obyek Interpretasi Verbatim Wawancara 17 Reaksi Formasi A Merasa takut kehilangan A dan merasa hubungan
tidak aman namun menyatakan bahwa kalau tidak dapat dari A, bisa dapat dari orang lain (1164-1166)
18 Reaksi Formasi A Merasa takut ditolak oleh A (1193) kemudian memilih untuk tidak bertemu (1196-1197)
19 Reaksi Formasi A Merasa takut kehilangan A dan merasa hubungan tidak aman (1164-1166) kemudian menyatakan tidak apa-apa kalau tidak bertemu lagi (1209-1210)
* Nomor baris dalam Transkrip Wawancara
4) Hasil Tes Grafis
YD melaksanakan seluruh rangkaian tes Grafis dengan serius. Setiap
gambar diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat (di bawah 5 menit).
Pada tes Baum (gambar pohon) YD memperbaiki bentuk dahan pada saat
gambar hampir selesai, pada tes DAP/Draw A Person YD memberikan
perhatian pada garis-garis rambut dan garis telinga yang ditebalkan beberapa
kali. YD tidak menunjukan kesulitan apapun atau penekanan pada saat
mengerjakan tes HTP/House-Tree-Person.
Tabel berikut adalah ringkasan hasil interpretasi tes Baum, DAP, dan
HTP (gambar terlampir).
Tabel 2: Ringkasan Hasil Interpretasi Grafis YD
No. Jenis Tes Indikasi 1 DAP Sukar melepaskan diri pada problem yang dihadapi 2 HTP Peran ibu baik / persepsi terhadap ibu positif 3 HTP Kurang adanya penerimaan dari ibu 4 HTP Fungsi ayah sangat kabur, tidak berharga, tidak dipercaya 5 HTP Merasa kurang dipercaya, dan kurang berharga 6 HTP Perhatian lebih besar pada keadaan di luar keluarganya
(tekanan pada perhatiannya saja) 7 Baum Mudah bergaul 8 DAP, HTP Penyesuaian diri yang baik 9 Baum, DAP Impulsif
10 DAP Merasa adanya anxiety 11 Baum Sering membesar-besarkan kenyataan 12 DAP Dorongan bermusuhan yang ditampakkan 13 Baum Kurang dapat menentukan sikap
65
No. Jenis Tes Indikasi 14 Baum, DAP Belum tercapainya tingkat kedewasaan yang baik 15 Baum Adanya suatu dorongan/kekuatan untuk mencapai sesuatu 16 Baum, DAP Banyak dikendalikan ketidaksadaran
5) Hasil T.A.T
Secara keseluruhan YD menjalani tes T.A.T dengan antusias dan serius.
YD tidak terlihat tegang menghadapi kartu-kartu yang disajikan. YD
menyatakan ketidaksukaannya pada beberapa kartu yang disajikan, seperti
kartu 4 karena YD merasa kesulitan dalam berimajinasi, dan kartu 13 MF
karena YD merasa kesulitan untuk bercerita tentang gambar pada kartu
tersebut. Namun YD juga menyatakan bahwa ia menyukai kartu 8GF tanpa
menyebutkan alasannya dan kartu 10 karena gambar dalam kartu tersebut
menyiratkan kedamaian. Kartu 16 amat sangat menyulitkan YD, dan
berakhir menceritakan tentang pengalamannya.
Respon-respon yang diberikan oleh YD mengangkat tema-tema yang
cukup beragam. Dari 10 kartu yang diberikan, 2 kartu mengangkat tema
keluarga (kartu 2 dan 3GF), 2 kartu mengenai hubungan dengan orangtua
(kartu 1 dan 7GF), 3 kartu mengenai hubungan antara pria dan wanita (kartu
4, 10, dan 13MF), 1 kartu mengenai perselingkuhan dari pria yang sudah
berkeluarga (kartu 6GF), dan 1 kartu mengenai kontemplasi diri (kartu
8GF). Kartu 16 atau kartu kosong tidak diinterpretasi karena respon yang
muncul adalah pengulangan pengalaman pribadi YD.
Sejalan dengan hasil wawancara, YD memberikan pandangan yang
negatif terhadap figur ayah yang muncul dalam respon-responnya,
sedangkan figur ibu mendapatkan penilaian yang jauh lebih positif. Pada
66
kartu 3 GF figur ayah dipandang sebagai figure yang tidak bisa diharapkan,
pada kartu 6 GF figur ayah adalah figur yang melakukan perselingkuhan,
dan pada kartu 7 GF figur ayah dipandang sebagai figur yang menghalangi
kesenangan anak. Untuk figur ibu, YD memandang figur ini sebagai sosok
yang membantu dalam menyelesaikan masalah (kartu 1), sebagai
penanggung jawab dalam keluarga (kartu 2 dan 3GF), sebagai inspirasi bagi
anak (kartu 3 GF), dan sebagai penengah masalah antara anak dan ayah
(kartu 7GF).
Masih sejalan dengan hasil wawancara, YD memberikan penilaian
negatif untuk pria yang muncul dalam respon-responnya. Figur pria
dipandang sebagai figur pemberi patah hati (kartu 6GF), dan melakukan sex
pranikah (kartu 13MF).
Berdasarkan hasil interpretasi T.A.T, YD menggunakan 5 jenis
mekanisme pertahanan diri yang dilakukan atau diperlihatkan sebanyak 10
kali. Ke-5 jenis mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh YD dalam
TAT beserta frekuensi penggunaanya adalah sebagai berikut: Displacement
(1 kali), Fantasi (2 kali), Proyeksi (5 kali), Rasionalisasi (1 kali), dan
Undoing (1 kali). Penggunaan mekanisme pertahanan diri YD berdasar hasil
T.A.T disajikan secara lengkap pada tabel berikut (Transkrip T.A.T
terlampir).
67
Tabel 3: Mekanisme Pertahanan Diri YD Berdasar Hasil T.A.T
Kartu TAT
No. MPD Tema Diagnostik Kartu TAT
2 1 Rasionalisasi Alasan tidak berhasil disekolah karena ingin bekerja. 3 GF 2 Proyeksi Merasa tidak mendapatkan cukup kasih sayang dari
orangtua. 3 Displacement Berharap suaminya akan memberikan cinta dan kasih
sayang yang tidak pernah ia dapatkan dari orangtua. 4 Proyeksi Merasa lega kehilangan ayah karena beban
berkurang.
3 GF
5 Fantasi Menjadi sukses. 6 Proyeksi Pengalaman cemburu dan marah pada pacar. 4 7 Proyeksi Ingin mengatasi rasa cemburu pada pasangan.
7 GF 8 Undoing Tidak bicara pada ayah karena marah, tapi kemudian hubungan dengan ayah kembali baik.
8 GF 9 Fantasi Berkhayal menginginkan lebih. 13 MF 10 Proyeksi Keinginan agar pacar kembali padanya.
b. Analisis Data Subjek 1
Mekanisme pertahanan diri yang disajikan dalam analisis ini hanyalah
mekanisme pertahanan diri yang digunakan YD ketika menjalin relasi atau
keintiman dengan pria. Analisis mekanisme pertahanan diri hanya berdasarkan
hasil interpretasi wawancara dan T.A.T dikarenakan hasil tes grafis tidak
mampu secara spesifik melihat mekanisme pertahanan diri yang terjadi dalam
sebuah keintiman dengan lawan jenis. Walau demikian, hasil tes grafis akan
digunakan sebagai bahan pendukung dalam analisis ini dan dalam
pembahasan.
Mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh YD ketika menjalin
keintiman dengan pria berdasar hasil wawancara dan T.A.T adalah
Withdrawal, Reaksi Formasi, Rasionalisasi, Sublimasi, Represi, Displacement,
dan Proyeksi. Uraian mekanisme pertahanan diri YD ketika menjalin
keintiman dengan pria disajikan secara lengkap pada tabel berikut.
68
Tabel 4: Uraian Mekanisme Pertahanan Diri YD
No. Kebutuhan Situasi Perasaan Respon Sumber Data
MPD Withdrawal 1 Tidak mau sakit
hati lagi Ada pria yang mendekati
Merasa perlu berbenah diri
Tidak ingin berhubungan dengan pria
Wawancara
2 Mendapatkan kasih sayang dari pacar 2
Pacar 2 meninggalkan YD dan menghasut teman-temannya untuk memusuhi YD
Geram Melarikan diri dan tidak ingin bertemu dengan pacar 2
Wawancara
3 Kesetiaan dari pacar 1
Pacar 1 berselingkuh
Benci Tidak mau berhubungan dengan pacar 1
Wawancara
4 Mendapatkan kasih sayang dari pacar 2
Pacar 2 meninggalkan YD dan menghasut teman-temannya untuk memusuhi YD
Benci Tidak mau bertemu lagi dengan pacar 2
Wawancara
5 Tidak mau sakit hati lagi
Ada pria yang mengajak kencan
Takut disakiti oleh pria
Menolak ajakan pria yang mendekati
Wawancara
6 Ingin bertemu dengan A
Pengalaman tidak disapa oleh A
Takut tidak disapa lagi oleh A
memilih untuk tidak bertemu
Wawancara
MPD Reaksi Formasi 7 Memiliki
pasangan Pengalaman patah hati
Takut disakiti oleh pria
Menunjukan sikap galak pada pria yang mendekati
Wawancara
8 Kesetiaan dari pacar 1
tidak dipertahankan oleh pacar 1
Marah Menyatakan tidak ingin kembali pada pacar 1
Wawancara
9 Kesetiaan dari pacar 1
diselingkuhi oleh pacar 1
Patah hati Menutupi patah hati dengan lelucon
Wawancara
10 Berhubungan baik dengan pacar 2
Pacar 2 memusuhi YD setelah putus
Benci Tidak ingin menjaga hubungan baik
Wawancara
11 Memiliki pasangan
Pengalaman patah hati
Takut disakiti oleh pria
Menyatakan tidak membutuhkan pria
Wawancara
12 Menjalin hubungan dengan A
Berantem dengan A
Takut kehilangan A
Menyatakan kalau tidak dapat dari A, bisa dapat dari orang lain
Wawancara
13 Menjalin hubungan dengan A
Hubungan dengan A tidak jelas
Takut kehilangan A
Menyatakan tidak apa-apa kalau tidak bertemu lagi
Wawancara
69
No. Kebutuhan Situasi Perasaan Respon Sumber Data
MPD Rasionalisasi 14 Menjalin
hubungan dengan pacar 2
Teman-teman tidak setuju karena dia bukan pria yang baik
Sangat suka pada pria tersebut
Memutuskan berpacaran dengan pacar 2 dan memberi alasan
Wawancara
MPD Sublimasi 15 Mendapatkan
kasih sayang dari pacar 2
Pacar 2 meninggalkan YD
Dendam Menulis & jalan-jalan
Wawancara
16 Perhatian dari pacar 1
Pacar 1 tidak memberi perhatian
Sebal Beraktivitas Wawancara
17 Mendapatkan kasih sayang dari pacar 2
Pacar 2 meninggalkan dan menghasut teman-temannya untuk memusuhi YD
Dendam Mengalihkan dendam dengan mengerjakan skripsi
Wawancara
MPD Displacement 18 Kesetiaan dari
pacar 1 Pacar 1 berselingkuh
Marah dan ingin memukul pacar 1
lantas memukul kaca
Wawancara
19 Kasih sayang dari pacar 2
Pacar 2 memutuskan hubungan
Sedih Meminta perhatian dari adik laki-lakinya
Wawancara
20 Cinta dan kasih sayang dari orangtua
YD tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orangtua (WYD: 87-91)
Tidak muncul
Berharap suaminya kelak akan memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ia dapatkan dari orangtuanya
T.A.T Kartu 3 GF
MPD Proyeksi 21 Menjalin
hubungan dengan pria
Pengalaman marah pada pacar 1 (WYD: 1037)
Tidak muncul
Menyatakan bahwa sang pria marah pada sang wanita karena cemburu
T.A.T Kartu 4
22 Menjalin hubungan dengan pria
Merasa belum mampu menangani perasaan dalam berhubungan dengan pria (WYD: 438-439)
Tidak muncul
Menyatakan bahwa sang pria ingin mengatasi rasa cemburu pada pasangan
T.A.T Kartu 4
23 Menjalin keintiman dengan lawan jenis secara serius
Pegalaman ditinggalkan oleh pacar (WYD: 437)
Tidak muncul
Menyatakan bahwa sang pria ingin kembali pada sang wanita
T.A.T Kartu 13
MF
70
Berdasarkan tabel uraian mekanisme pertahanan YD, secara umum
mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh YD ketika menjalin keintiman
dengan pria terbentuk sebagai tanggapan atas agresi emosi (perasaan benci,
dendam, sebal, dan marah) dan perasaan sedih yang disebabkan oleh
kebutuhan akan kesetiaan, kasih sayang, dan perhatian dari pasangan tidak
terpenuhi. Hal lain yang turut mempengaruhi adalah kebutuhan YD untuk
menjalin keintiman dengan pria (didukung hasil TAT kartu 4, 6GF, 10,
13MF), dan pengalaman patah hati yang pernah dialami, perasaan takut
kehilangan obyek afeksinya, dan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang
dirasa tidak YD dapatkan dari orangtuanya. Selain kebutuhan-kebutuhan yang
telah disebutkan, kebutuhan untuk memastikan hubungan dengan pasangan
berjalan baik juga mempengaruhi pembentukan mekanisme pertahanan YD
dalam menjalani keintiman dengan pria.
Berdasarkan hasil wawancara dan TAT terlihat bahwa YD memiliki
superego yang kuat (WYD: 63-66, 450-452; TAT kartu 3GF, 6GF, 13MF).
Seperti yang telah disebutkan dalam bab terdahulu, superego beroperasi
dengan prinsip moralitas (Prihanto, 1993). Menurut prinsip moralitas,
superego akan mengatur perilaku individu agar sejalan dengan aturan
masyarakat (Pervin dan john, 1997). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
YD akan selalu memastikan diri untuk menjalani tugas perkembangannya,
mengingat bahwa tugas perkembangan merupakan sekelompok harapan dari
masyarakat (Hurlock, 1980).
71
Keinginan YD untuk menjalin keintiman dengan pria dalam menjalankan
tugas perkembangannya berlawanan dengan pengalaman akan perceraian
orangtuanya. Agus (dalam Anggraini, Alia: Pesona Muslimah, Desember
2004) mengemukakan bahwa perceraian orangtua mengakibatkan kecemasan
pada anak. Pengalaman dari perceraian orangtua tersebut dapat menjadi
trauma akan pernikahan, pertengkaran, dan merasa takut gagal dan takut
berhubungan dengan lawan jenis ketika anak dewasa. Perasaan takut untuk
berhubungan dengan lawan jenis berlawanan dengan prinsip moralitas yang
dianut oleh superego, karena hal tersebut bertentangan dengan nilai yang
dianut oleh masyarakat. Maka, situsi ini dan mereduksi kecemasan yang
muncul, ego menciptakan kriteria-kriteria untuk memastikan pengalaman akan
perpisahan orangtuanya tidak terulang ketika YD menjalani tugas
perkembangannya menjalin keintiman dengan pria. Dalam penerapannya
kriteria-kriteria tersebut berbentuk kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan akan
kesetiaan muncul sehubungan dengan perselingkuhan yang dilakukan oleh
ayah YD, kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian muncul karena YD tidak
mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya (TAT kartu 3GF
dan WYD: 87-91), kebutuhan untuk dimengerti muncul karena YD merasa
kurang mendapatkan pengertian dari ibunya (WYD: 384-385), dan kebutuhan
untuk memastikan hubungan dengan pasangan berjalan baik muncul
sehubungan dengan perpisahan dari kedua orangtuanya.
72
2. Subjek 2
a. Penyajian Data Subjek 2
1) Identitas Subjek
Nama : GDA
Jenis kelamin : Wanita
Suku Bangsa : Campuran banyak suku
Agama : Islam
Pekerjaan : Kerja paruh waktu
Alamat : Jogjakarta
2) Latar Belakang Subjek
Subjek adalah anak tunggal. Pada saat kecil subjek memiliki kelekatan
fisik yang besar terhadap ibunya. Hal ini berlangsung hingga subjek duduk
di kelas 5 SD, karena pada saat itu ayah dan ibu subjek berpisah dan ibunya
kemudian harus bekerja untuk menafkahi subjek. Walau memiliki kelekatan
fisik yang besar dengan ibunya, subjek mengaku bahwa ia tidak banyak
bercerita tentang apapun dengan ibunya.
Subjek bercerita bahwa sebelum perpisahan orangtuanya terjadi,
orangtua subjek sudah sering kali terdengar bertengkar. Setiap kali
pertengkaran terjadi ibu subjek selalu meminta subjek untuk berada di dalam
kamar dan mengunci pintu, atau pergi ke luar rumah. Hal ini menurut ibunya
agar subjek tidak terpengaruh oleh pertengkaran-pertengakaran tersebut.
Dari beberapa pertengkaran yang dicuri dengar oleh subjek, ayahnya
melakukan perselingkuhan dengan wanita lain. Ketika mengetahui hal ini
73
subjek merasa sakit hati, namun ia tidak pernah membicarakan hal tersebut
dengan siapapun.
Sejak awal hubungan subjek dengan ayahnya tidak baik. Subjek tidak
ingat mengapa, namun rasa hormat subjek semakin hilang ketika subjek
kerap kali mendapati ayahnya sedang mengkonsumsi narkotik. Subjek hanya
melakukan interaksi dengan ayahnya dalam hal sekolah, seperti ketika
pengambilan rapot, dan ketika subjek membutuhkan uang jajan. Sejak
perpisahan orangtuanya subjek sama sekali tidak ingin tahu apapun tentang
ayahnya. Kabar terakhir yang didengar oleh subjek bahwa ayahnya masuk
penjara. Subjek mengatakan bahwa bila saat ini ada orang yang bertanya
tentang ayahnya, ia hanya menjawab bahwa ayahnya sudah meninggal.
Sejak kelas 1 SD subjek selalu berpindah-pindah kota mengikuti
orangtuanya. Ia mengaku 7 kali pindah sekolah hingga lulus SD. Hal ini
membuat subjek merasa kesulitan untuk membangun hubungan pertemanan
yang erat dan lama dengan teman-teman SDnya.
Ketika subjek duduk di bangku kelas 2 SMP, subjek dan ibunya pindah
ke Balikpapan. Di sana subjek tinggal hingga lulus SMA. Walau tidak lagi
pindah-pindah sekolah, subjek tetap merasa kesulitan untuk menjalin
pertemanan dengan teman-teman sekolahnya. Subjek mengaku tidak
memiliki sahabat hingga saat itu.
Subjek menyatakan bahwa ia tidak memiliki prestasi akademis yang
cukup dapat dibanggakan. Sejak SD ia sudah terbiasa dengan peringkat 20
sekian. Subjek meraih peringkat pertama ketika duduk di bangku SMP,
74
namun hal ini hanya terjadi sekali. Subjek menyatakan hal itu terjadi
mungkin karena dia merasa adanya dukungan dari teman-teman sekelasnya.
Di bangku SMA prestasi subjek tidak begitu baik dimana subjek
menggambarkannya dengan kata “parah”.
Subjek sudah sering kali memiliki pacar, namun usia hubungan subjek
dengan pacar-pacarnya terbilang pendek. Perpisahan yang dialami subjek
dengan pacar-pacarnya disebabkan oleh banyak hal, seperti tidak adanya
kecocokan antara mereka, subjek merasa bosan, dan perselingkuhan dari
sang pacar. Subjek merasa sakit hati setiap kali, namun ia tidak pernah
merasa terlarut terlalu lama dan tidak pernah membicarakan hal itu dengan
siapapun.
3) Hasil Wawancara
Selama wawancara berlangsung GDA terlihat bersikap santai dari awal
hingga wawancara berakhir. Walau demikian GDA banyak menunjukkan
sikap diam dan terlihat berpikir sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. GDA jarang sekali memberikan jawaban yang spontan. GDA
beberapakali menunjukan sikap seperti tidak ingin menjawab pertanyaan,
terutama seputar hubungan dengan ayahnya.
GDA dapat mengekspresikan perasaannya akan pengalaman-
pengalaman hidupnya dengan cukup terbuka. Namun GDA terlihat berusaha
untuk tidak memperlihatkan emosinya ketika menjawab topik pertanyaan
seputar orangtuanya. Walau demikian, beberapakali GDA terlihat seperti
ingin menangis ketika menceritakan tentang perpisahan orangtuanya.
75
Berdasarkan hasil wawancara GDA menunjukan penilaian yang negatif
terhadap ayahnya. GDA memandang ayahnya sebagai figur pembohong
(WGDA: 270), penghianat dan penipu (WGDA: 542-543). GDA juga
menilai bahwa peran ayahnya dirasa tidak cukup signifikan (WGDA: 326-
327). Ketika ditanya mengenai konsep tentang ayah, GDA terlihat
kebingungan, dan akhirnya menyatakan bahwa dia tidak mengerti dan tidak
bisa menjawab (WGDA: 321-322).
Berbeda dengan pandangan GDA terhadap ayahnya yang negatif,
pendangan GDA terhadap ibunya jauh lebih positif. GDA memandang
ibunya sebagai figur yang demokratis (WGDA: 108), santai, demokrat,
moderat, pasrah (WGDA: 205-206), cuek, kuat, tomboy, dan tidak pernah
terlihat sedih (WGDA: 381-384).
Seperti penilaian GDA terhadap figur ayahnya yang negatif, GDA juga
memberikan penilaian yang negatif terhadap figur pria. GDA memandang
pria sebagai figur yang tidak berperasaan (WGDA: 560) dan mengerikan
(WGDA: 578-580). Namun GDA memberikan penilaian yang baik terhadap
teman-teman prianya (WGDA: 562-563). Bertentangan dengan penilaian
GDA terhadap pria, GDA memberikan penilaian yang lebih positif terhadap
figur wanita. GDA mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang lemah
lembut, berperasaan halus, dan suka disayangi (WGDA: 582).
Dalam menjalin keintiman dengan pria, GDA mengharapkan pasangan
yang setia, ada saat dibutuhkan, dan bisa bersenang-senang bersama
(WGDA: 808-811).
76
Selama wawancara berlangsung, GDA menggunakan 2 jenis mekanisme
pertahanan diri yang dilakukan atau diperlihatkan sebanyak 5 kali. Ke-2
jenis mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh GDA beserta
frekuensi penggunaanya selama wawancara berlangsung adalah sebagai
berikut: Withdrawal (4 kali), dan Displacement (1 kali). Penggunaan
mekanisme pertahanan diri GDA berdasar hasil wawancara diuraikan secara
lengkap pada tabel dibawah ini (transkrip wawancara terlampir).
Tabel 5: Mekanisme Pertahanan Diri GDA Berdasar Hasil Wawancara
No. MPD Obyek Interpretasi Wawancara 1 Withdrawal Pria Malas untuk berhubungan lagi dengan pria (675) 2 Withdrawal Pacar Benci pada pacar dan tidak mau bertemu lagi (690-692) 3 Displacement Pacar Menuntut perhatian yang tidak didapatkan dari orangtua
pada pacar (716-719) 4 Withdrawal Pacar Tidak bicara dengan pacar setelah bertengkar (766-768) 5 Withdrawal Pacar Tidak mau bertemu pacar yang menyelingkuhinya (798-
799) * Nomor baris dalam Transkrip Wawancara
4) Hasil Grafis
Secara keseluruhan subjek menggambar dengan lancar, namun subjek
membutuhkan waktu lebih lama dalam menggambar DAP/Draw A Person
(10 menit) dan HTP/House-Tree-Person (10 menit) dibandingkan
menggambar Baum/menggambar pohon (5 menit). Pada saat tes BAUM
subjek memberikan komentar bahwa ia merasa kesulitan untuk menggambar
pohon. Subjek memberikan perhatian lebih dalam menggambarkan ranting-
ranting pohon, dan arsiran pada pohon. Ketika menggambar orang (DAP),
subjek menyatakan kesulitan dalam menggambar tangan, dan melakukan
penghapusan pada bagian tersebut. Subjek juga memberikan perhatian lebih
77
dalam memberikan arsiran pada bagian rok dari orang yang digambar. Saat
menggambar HTP, subjek menyatakan kesulitan dan tidak bisa menggambar
rumah. Subjek melakukan beberapa penghapusan dan perbaikan pada
gambar ini.
Tabel berikut adalah ringkasan hasil interpretasi tes Baum, DAP, dan
HTP (gambar terlampir).
Tabel 6: Ringkasan Hasil Interpretasi Grafis GDA
No. Jenis Tes Indikasi 1 Baum Perasaan lebih menonjol daripada ratio 2 Baum, DAP Impulsif 3 Baum Belum masak, ada hambatan dalam perkembangan 4 Baum Kecemasan yang ditekan 5 Baum, DAP Adanya rasa tak aman 6 Baum, DAP Introvert dan tidak terbuka 7 Baum Sifat putus asa dan depresif 8 Baum, DAP Banyak dikendalikan ketidaksadaran 9 DAP, HTP Sifat ketergantungan
10 Baum Adanya agresi yang ditekan 11 HTP kebutuhan terhadap perhatian, kesatuan, kasih sayang dari ayah 12 HTP Kurang adanya penerimaan dari ibu 13 HTP Adanya perasaan suka berkhayal kurang realistis
5) Hasil T.A.T
Selama T.A.T dilaksanakan, secara umum GDA merespon dengan santai
dan banyak tertawa mendengar ceritanya sendiri. GDA terlihat agak tegang
ketika diperlihatkan kartu 1, namun begitu mulai bercerita ketegangan GDA
terus berkurang dan menghilang dan tidak menunjukkan ketegangan pada
kartu-kartu selanjutnya. GDA memerlukan waktu yang cukup lama dalam
memberikan respon hampir untuk setiap kartu yang diberikan.
Tema-tema yang muncul dari respon –respon yang diberikan oleh GDA
pada T.A.T sangat bervariasi. Dari 10 kartu yang diberikan, tema yang
paling banyak muncul adalah tema kebutuhan materiil (Kartu 2, 3GF, 8 GF,
78
dan 16). Tema hubungan antara pria dan wanita muncul sebanyak 2 kali
pada kartu 4 dan 13 MF. Tema yang berhubungan dengan keluarga muncul
sebanyak 3 kali. Pada kartu 2 GDA memberikan sikap ambivalensi terhadap
hubungan keluarga, pada kartu 7 GF GDA menggambarkan seorang anak
yang kesepian karena selalu ditinggalkan oleh orangtuanya, dan pada kartu
10 GDA mengungkapkan hubungan anak dengan ayah.
Pada respon-respon T.A.T, GDA tidak sekalipun memunculkan
pandangannya terhdap figur ayah. Hanya pada kartu 10 respon GDA
menceritakan tentang hubungan anak dan ayah yang bermasalah, namun
kemudian keduanya dapat menyelesaikan masalah tersebut.
GDA memberikan penilaian yang positif terhadap figur ibu, dimana ibu
dipandang sebagai figur yang mandiri dan memenuhi kebutuhan keluarga. (kartu
2). Pandangan GDA terhadap figur pria muncul dalam kartu 4 dimana pria/
pasangan dipandang tidak dapat memenuhi keinginan karena suatu alasan.
Berdasarkan hasil interpretasi T.A.T GDA menggunakan 2 jenis
mekanisme pertahanan diri yang dilakukan atau diperlihatkan sebanyak 4
kali. Ke-2 jenis mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh YD beserta
frekuensi penggunaanya adalah sebagai berikut: Fantasi (3 kali), dan Represi
(1 kali). Penggunaan mekanisme pertahanan diri GDA berdasar hasil T.A.T
diuraikan secara lengkap pada tabel berikut (transkrip T.A.T terlampir).
79
Tabel 7: Mekanisme Pertahanan Diri GDA Berdasar Hasil T.A.T
Kartu TAT
No. MPD Tema Diagnostik Kartu TAT
2 1 Represi Menekan kebutuhan untuk memiliki obyek afeksi. 10 2 Fantasi Keinginan akan hubungan dengan ayah yang
membaik. 3 Fantasi Keinginan untuk mengubah keadaan dirinya. 16 4 Fantasi Keinginan agar laki-laki yang telah menyakitinya
menyesal dan dendam terbalaskan. b. Analisis Data Subjek 2
Mekanisme pertahanan diri yang disajikan dalam analisis ini hanyalah
mekanisme pertahanan diri yang digunakan GDA ketika menjalin relasi atau
keintiman dengan pria berdasarkan hasil wawancara dan T.A.T. Hasil tes
grafis akan digunakan sebagai bahan pendukung dalam pembahasan.
Mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh GDA ketika menjalin
keintiman dengan pria berdasar hasil wawancara dan T.A.T adalah
Withdrawal, Rasionalisasi, Displacement, Sublimasi, dan Fantasi.
Tabel 8: Uraian Mekanisme Pertahanan Diri GDA
No. Kebutuhan Situasi Perasaan Respon Sumber data
MPD Withdrawal 1 - Baru saja putus
dengan pacar terakhir
Sedih Malas untuk berhubungan lagi dengan pria.
Wawancara
2 Menjalin keintiman dengan pria (memiliki pacar).
Putus dengan pacar Benci Tidak mau bertemu lagi dengan pria tersebut
Wawancara
3 Menjalin keintiman dengan pria
Bertengkar dengan pacar karena pacar berselingkuh
Jengkel Tidak berkomunikasi dengan pacar.
Wawancara
4 Menjalin keintiman dengan pria (memiliki pacar).
Putus dengan pacar karena pacar berselingkuh
Benci Tidak mau bertemu dengan mantan pacar
Wawancara
80
No. Kebutuhan Situasi Perasaan Respon Sumber data
MPD Displacement 8 Kebutuhan
akan perhatian. Sejak kecil merasa tidak mendapat perhatian dari orangtua
Kecewa Menuntut perhatian dari pacar
Wawancara
MPD Fantasi 10 Pasangan yang
lembut, memberi kasih sayang, perhatian, memberi perlindungan, setia.
Banyak disakiti oleh pacar-pacar.
Dendam Berimajinasi bahwa laki-laki yang telah menyakitinya menyesal dan dendam terbalaskan.
TAT
Berdasarkan tabel uraian diatas, hal yang mempengaruhi GDA dalam
melakukan mekanisme pertahanan diri dalam menjalin keintiman dengan pria
adalah agresi emosi (benci, jengkel, dan dendam) dan perasaan sedih yang
disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan
pria dan gambaran pasangan yang ideal (pasangan yang lembut, memberi
kasih sayang, memberi perhatian, memberi perlindungan, dan setia). Hal lain
yang turut mempengaruhi adalah kebutuhan GDA akan perhatian yang
disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orangtua.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, GDA tidak cukup menampakkan
hadirnya superego sehingga peneliti tidak dapat menentukan lemah-kuatnya
superego dalam diri GDA dan menjelaskan lebih mendalam konflik antara id
dan superego dalam menjalani tugas perkembangannya untuk menjalin
keintiman dengan pria. Oleh karena itu, peneliti hanya bisa menyimpulkan
bahwa kebutuhan-kebutuhan yang mempengaruhi pembentukan mekanisme
pertahanan diri yang dilakukan GDA adalah sebagai usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan yang tidak didapatkan GDA dari orangtuanya, terutama
81
dari ayahnya. Kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria muncul
sehubungan dengan usaha GDA untuk mendapatkan perhatian, kesatuan, dan
kasih sayang yang tidak didapatkannya dari ayah (HTP). Kebutuhan akan
pasangan yang ideal (pasangan yang lembut, memberi kasih sayang, memberi
perhatian, memberi perlindungan, dan setia) muncul sehubungan dengan
pengalaman perceraian orangtuanya dan pandangan subjek terhadap cara ayah
memperlakukan ibunya.
Tabel 9: Rekapitulasi Hasil Penelitian Subyek 1 (YD) dan Subyek 2 (GDA)
YD GDA Tema Wawancara Grafis T.A.T Wawancara Grafis T.A.T
Pandangan terhadap figur ayah
- Pemarah dan suka memukul (23&29) - Keras dan tidak mau menerima saran orang lain (49-50) - Agresif (98) - Pesimis (263) - Harga diri tinggi dan sulit untuk minta maaf (267-268) - Takut gagal (283)
- Fungsi ayah sangat kabur, tidak berharga, tidak dipercaya (HTP)
- tidak bisa diharapkan (kartu 3GF) - Melakukan perselingkuhan (kartu 6GF) - Menghalangi kesenangan anak (kartu 7GF)
- Pembohong (270) - Penghianat dan penipu (542-543) - Peran ayah dirasa tidak cukup signifikan (326-327)
- Tidak muncul - Mengabaikan anak (kartu 7 GF)
Pandangan terhadap figur ibu
- Sabar, memiliki afeksi yang kuat, selalu melangkah maju, dan berpikiran positif (213-215) - Sebagai figur yang membantu dalam menyelesaikan masalah (1085-1091) - Memiliki kekuatan finansial yang lebih baik dibandingkan ayah (110-111)
- Peran ibu baik/persepsi terhadap ibu positif (HTP) - Kurang adanya penerimaan dari ibu (HTP)
- Figur yang membantu dalam menyelesaikan masalah (kartu 1) - Penanggung jawab dalam keluarga (kartu 2 & 3GF) - Sebagai inspirasi bagi anak (kartu 3GF) - Sebagai penengah masalah antara anak dan ayah (kartu 7GF)
- Demokratis (108) - Santai, moderat, pasrah (205-206) - Cuek, kuat, tomboy, dan tidak pernah terlihat sedih (381-384)
- Kurang adanya penerimaan dari ibu (HTP)
- Figur yang mandiri dan memenuhi kebutuhan keluarga (kartu 2) - Mengabaikan anak (kartu 7 GF)
82
YD GDA Tema Wawancara Grafis T.A.T Wawancara Grafis T.A.T
Pandangan terhadap figur pria
- Tidak ingin terlalu berhubungan dengan pria karena takut disakiti (397&444-445)
Tidak muncul - Pemberi patah hati (kartu 6GF) - Figur yang melakukan sex pranikah (kartu 13MF)
- Figur yang tidak berperasaan (560) - Figur yang mengerikan (578-580)
Tidak muncul - Pasangan yang dipandang tidak dapat memenuhi keinginan untuk memberi perhatian (kartu 4)
Pandangan terhadap figur wanita
- Figur yang harus dilindungi oleh pria (714)
Tidak muncul Tidak muncul - Figur yang lemah lembut, berperasaan halus, dan suka disayangi (582)
Tidak muncul Tidak muncul
Harapan dalam membina keintiman dengan pria
- Idealisme sebuah hubungan yang saling menyayangi sampai tua (326-327) - Keseriusan dan kesetiaan dalam menjalin hubungan (1242-1244) - Pasangan yang kuat secara finansial (459-460) - Pasangan yang sabar (469)
Tidak muncul - Memiliki pandangan mengenai pernikahan berdasar cinta (kartu 6GF) - Keinginan menjalani hidup berkeluarga dengan baik (kartu 8GF) - Keinginan untuk hidup bahagia bersama pasangan (kartu 10)
- Mengharapkan pasangan yang setia, ada saat dibutuhkan, dan bisa bersenang-senang bersama (808-811)
Tidak muncul Keinginan untuk diperlakukan dengan baik oleh pria (kartu 13 MF)
Kebutuhan-kebutuhan yang mempengaruhi terbentuknya MPD terhadap pria
- Kebutuhan akan kesetiaan - Kebutuhan akan kasih sayang - Kebutuhan untuk dimengerti oleh pasangan
Tidak muncul - Kebutuhan untuk menjalin hubugan dengan pria (kartu 4)
- Kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria - Kebutuhan akan pasangan yang ideal - Kebutuhan akan perhatian
- Kebutuhan terhadap perhatian, kesatuan, kasih sayang dari ayah (HTP)
- Kebutuhan untuk diperhatikan (kartu 4) - Kebutuhan akan intimasi/hubungan cinta (kartu 13MF)
83
YD GDA Tema Wawancara Grafis T.A.T Wawancara Grafis T.A.T
Kebutuhan-kebutuhan yang mempengaruhi terbentuknya MPD terhadap pria
- Kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria - Kebutuhan untuk memastikan hubungan dengan pasangan berjalan baik
- Kebutuhan untuk dicintai (kartu 4) - Kebutuhan intimasi dengan pria (kartu 6GF) - Kebutuhan untuk saling mencintai dengan pasangan (kartu 10) - Kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria secara serius (kartu 13MF)
Mekanisme Pertahanan Diri yang dilakukan terhadap pria
- Withdrawal - Reaksi Formasi - Rasionalisasi - Sublimasi - Displacement
Tidak muncul - Displacement - Proyeksi
- Withdrawal - Displacement
Tidak muncul - Fantasi
84
85
C. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan secara kronologis untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari perpisahan orang tua hingga
pembentukan mekanisme pertahanan diri kedua subjek dalam menghadapi tugas
perkembangan masa dewasa awal khususnya dalam menjalin keintiman dengan
pria.
1. Subjek 1
a. Masa Kecil
Orangtua YD berpisah ketika YD kelas 1 SMP. Sebelum orangtua YD
berpisah, ayah YD sudah berselingkuh selama beberapa waktu. Pemicu dari
perpisahan orangtua YD tersebut adalah pertengkaran antara YD dan ayahnya.
Ketika itu YD menunjukkan kemarahan atas perselingkuhan ayahnya yang
menyebabkan ayahnya kemudian pergi dari rumah meninggalkan YD, ibu, dan
adiknya.
Agus mengemukakan bahwa perceraian orangtua mengakibatkan
kecemasan pada anak (dalam Anggraini, artikel tahun 2004). Kecemasan
akibat perpisahan orangtuanya tidak ditunjukan oleh YD. Sebaliknya, YD
menyatakan sebuah kelegaan besar atas kepergian ayahnya (WYD: 76). Sejak
kecil YD tidak memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya. Hal ini
dikarenakan YD merasa selalu disalahkan, dimarahi, dan mendapat perlakuan
yang kasar dari ayahnya (WYD: 83, 91, 94, 98, 302-303). Oleh karena itu YD
mengalami rasa takut dimarahi dan dipukul oleh ayah ketika berada di rumah
(WYD: 95-96). Perasaan takut tersebut melanggar prinsip kerja id yang selalu
86
mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit (Halonen dan Santrock, 1996)
dan menyebabkan kecemasan bagi ego (Prihanto, 1993). Selain itu, perlakuan
tersebut membuat YD benci dan ingin berpisah dari ayahnya (WYD: 315-
318). Ketika orangtua YD kemudian berpisah, kepergian ayahnya dari rumah
menghilangkan kecemasan YD akan rasa takut dimarahi dan dipukul oleh
ayahnya.
b. Masa Remaja
Memasuki masa remaja, YD dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan
remaja. Salah satu tugas perkembangan yang harus dijalaninya adalah
mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebaya
lawan jenis (Havighurst dalam Rifai, 1984).
Hasil wawancara (WYD: 63-65) dan TAT (kartu 3 GF, 6 GF, dan 13 MF)
menunjukkan bahwa YD memiliki superego yang kuat. Superego selalu
mempertimbangkan sesuatu dengan penilaian baik atau buruk dan selaras
dengan nilai-nilai dalam masyarakat (Halonen dan Santrock, 1996), dengan
demikian dapat dikatakan bahwa YD akan berusaha untuk menjalankan tugas-
tugas perkembangannya dengan baik karena tugas perkembangan merupakan
sekelompok harapan dari masyarakat (Hurlock, 1980).
Usaha YD untuk menjalankan tugas perkembangan tersebut dapat terlihat
dari keputusan YD untuk mulai menjalin hubungan dengan salah satu teman
laki-laki (pacar 1) di SMAnya walau sebenarnya saat itu YD tidak sungguh-
sungguh menyukai pacar 1 (latar belakang YD). Keinginan YD untuk
menjalankan tugas perkembangan dan menjalin keintiman dengan pria tentu
87
saja berbenturan dengan ingatan YD akan pengalaman atas perpisahan
orangtuanya, dan benturan ini menghasilkan kecemasan (Pervin dan John,
1997). Untuk mereduksi kecemasan ini, ego kemudian berusaha untuk
menyelaraskan keduanya dengan memunculkan sebuah kebutuhan, yaitu
untuk memastikan hubungan dengan pasangan berjalan dengan baik (WYD:
417-418). Selain kebutuhan ini ada kebutuhan lain yang muncul ketika YD
menjalin hubungan dengan pacar 1, yaitu kebutuhan untuk dimengerti (WYD:
1029). Kebutuhan ini muncul karena YD merasa kurang mendapatkan
pengertian dari ibunya (WYD: 384-385).
Selama menjalani hubungan dengan pacar 1, YD merasa pacar 1 tidak bisa
mengerti dirinya (WYD: 1029), sehingga kebutuhannya untuk dimengerti
tidak terpenuhi. YD selalu merasa sebal setiap kali situasi tersebut terjadi,
namun YD selalu menahan rasa sebalnya (WYD: 1032-1033). YD menahan
rasa sebalnya sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan memastikan hubungan
dengan pasangan berjalan dengan baik, mengingat bahwa ketika YD
menunjukan rasa marah pada ayahnya, ayah kemudian memilih untuk pergi
dari rumah dan meninggalkan ibunya, YD, dan adiknya. Dengan menahan rasa
sebal kebutuhan YD untuk dimengerti tetap tidak terpenuhi, dan situasi ini
menimbulkan kecemasan. YD lantas melakukan sublimasi dengan beraktifitas
untuk mereduksi kecemasan yang dirasakannya (WYD: 1047-1048).
Ketika situasi di atas sedang terjadi, menurut YD, pacar 1 hanya akan
diam dan tidak melakukan apa-apa (WYD: 1033-1034). Oleh karena itu YD
kemudian meminta maaf pada pacar 1. YD melakukan hal tersebut, sekali lagi,
88
sebagai cara untuk memastikan hubungannya dengan pacar 1 tetap berjalan
dengan baik, karena sikap diam dari pacar 1 menandakan bahwa hubungannya
dengan pacar 1 dalam keadaan yang tidak baik (WYD: 547-548, 1036-1037).
c. Masa Dewasa Awal
Hubungan YD dengan pacar 1 bertahan hingga YD berkuliah, yaitu selama
3 tahun. YD memandang pacar 1 sebagai cowok yang payah (WYD: 550-
551), namun hubungannya dengan pacar 1 dapat bertahan sekian lama karena
YD begitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya untuk memastikan
hubungannya dengan pacar 1 berjalan baik. Selain itu, memasuki masa dewasa
awal ini YD dihadapkan pada tugas perkembangan selanjutnya, yaitu
membangun keintiman dengan pria agar kelak dapat memilih pasangan hidup
dan membangun rumah tangga (Hurlock, 1980). Tugas perkembangan ini
memaksa YD untuk lebih memastikan hubungannya dengan pacar 1 terus
berjalan baik.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ketika YD menghadapi tugas
perkembangan di masa remaja, keinginan YD untuk menjalani tugas
perkembangan dan mulai menjalin hubungan dengan pria mengalami benturan
dengan pengalaman atas perpisahan orangtuanya. Kecemasan yang muncul
akibat benturan tersebut kemudian berusaha diselaraskan dengan
memunculkan sebuah kebutuhan. Dinamika ini terulang kembali ketika YD
menghadapi tugas perkembangan untuk menjalin keintiman dengan pria di
masa dewasa awal. Perbedaan dengan dinamika pembentukan kebutuhan di
masa remaja, dinamika pembentukan kebutuhan di masa dewasa awal ini juga
89
dipengaruhi oleh pandangan YD tentang hubungan yang ideal dalam
berpasangan.
Tugas perkembangan masa dewasa awal menuntut YD untuk menjalin
keintiman dengan pria sebagai persiapan membangun kehidupan rumah
tangga. Hal ini mengingatkan YD akan kegagalan rumah tangga orangtuanya
dan mengangkat kembali pengalaman akan perpisahan orangtuanya.
pengalaman ini menyebabkan hadirnya perasaan takut gagal untuk menjalin
hubungan dengan pria, seperti kegagalan pernikahan orangtuanya (Agus
dalam Aggraini, Aulia: Pesona Muslimah, Desember 2004). Perasaan takut
gagal dan takut untuk berhubungan dengan pria tentu bertentangan dengan
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, dengan kata lain juga bertentangan
dengan superego.
YD kemudian mengevaluasi pernikahan orangtuanya yang gagal sebagai
usaha untuk menghindari kegagalan yang sama. Hasil dari evaluasi tersebut
menciptakan pandangan tentang hubungan yang ideal dalam berpasangan.
Berdasarkan hasil wawancara dan TAT, pandangan YD tentang hubungan
yang ideal dalam berpasangan adalah hubungan yang saling menyayangi
sampai tua (WYD: 326-327), pernikahan berdasar cinta (TAT kartu 6GF),
kehidupan berkeluarga yang baik (WYD: kartu 8GF), dan hidup bahagia
bersama pasangan (TAT kartu 10).
Untuk mencapai pandangan-pandangan ideal tersebut dan menyelaraskan
keinginan YD untuk menjalin keintiman dengan perasaan takut gagal untuk
menjalin hubungan dengan pria, ego menciptakan kriteria-kriteria untuk
90
memastikan pengalaman akan perpisahan orangtuanya tidak terulang ketika
YD menjalani tugas perkembangannya menjalin keintiman dengan pria.
Dalam penerapannya kriteria-kriteria tersebut berbentuk kebutuhan-
kebutuhan. Kebutuhan akan kesetiaan muncul sehubungan dengan
perselingkuhan yang dilakukan oleh ayah YD, dan kebutuhan akan kasih
sayang dan perhatian muncul karena YD tidak mendapatkan kasih sayang dan
perhatian dari orangtuanya (TAT kartu 3GF dan WYD: 87-91).
Setelah menjalin hubungan selama 3 tahun dengan pacar 1, YD mendapati
pacar 1 berselingkuh dengan wanita lain (WYD: 447). Perselingkuhan yang
dilakukan oleh pacar 1 membuat kebutuhan YD akan kesetiaan dari pasangan
tidak terpenuhi. Selain itu, tanpa disadari perselingkuhan tersebut juga
mengingatkan YD kembali pada perselingkuhan yang dulu dilakukan oleh
ayahnya hingga orangtuanya berpisah (didukung hasil TAT kartu 6 GF).
YD merespon perselingkuhan pacar 1 dengan kemarahan karena dirinya
tidak dipertahankan oleh pacar 1 dan bahwa usahanya untuk selalu
memastikan hubungannya dengan pacar 1 sia-sia (WYD: 508-510). YD
kemudian melakukan displacement dengan memukul kaca sebagai respon atas
kemarahannya pada pacar 1 (WYD: 510-512).
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan kesetiaan dari pacar 1 membuat YD
merasa patah hati. Situasi ini membuat id kehilangan kenikmatannya dan
menimbulkan kecemasan pada ego. Untuk menanggapi kecemasan tersebut
YD melakukan 2 jenis mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri
yang pertama dilakukan oleh YD adalah withdrawal untuk menghindari pacar
91
1 sebagai pria yang memberikan rasa sakit hati (WYD: 518-519 & 525).
Menghindari pacar 1 hanya menjauhkan YD dari obyek pemberi rasa sakit
tetapi tidak menghilangkan perasaan marah dan patah hati yang dirasakannya.
Untuk itu YD kemudian melakukan reaksi formasi. Bentuk reaksi formasi
yang dilakukan oleh YD dalam menanggapi kemarahan karena tidak
dipertahankan oleh pacar 1 adalah dengan cara menyatakan tidak ingin
kembali pada pacar 1 (WYD: 536-537). Sedangkan untuk menutupi rasa patah
hatinya, YD menggunakan topik seputar pacar 1 sebagai bahan untuk lelucon
(WYD: 595-599).
Kegagalan dengan pacar 1 menjadi penguat atas pengalaman perpisahan
orangtua YD, selain itu juga membentuk pandangan yang negatif terhadap
pria. Karenanya setelah mengalami kegagalan dengan pacar 1, YD menjadi
lebih berhati-hati.dalam masalah cinta (WYD: 789-790). Kehatian-hatian YD
tersebut ditunjukan oleh YD dengan meminta pertimbangan teman-temannya
seputar masalah pria (WYD: 798-800).
Ketika akhirnya YD memutuskan untuk menjalin hubungan dengan pacar
2, teman-teman YD tidak menyetujui keputusan YD tersebut karena mereka
menilai pacar 2 bukan pria baik-baik (WYD: 809-811). Mengingat YD
memiliki superego yang kuat, maka YD memiliki kebutuhan untuk selalu
memastikan bahwa keputusan-keputusan yang dibuatnya sejalan dengan
penilaian yang baik dari lingkungan. Maka untuk memenuhi kebutuhan ini
dan kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pacar 2, YD kemudian
92
melakukan rasionalisasi menanggapi pendapat teman-temannya (WYD: 816-
818).
Setelah 2 hari pacar 2 memutuskan hubungan dengan alasan yang menurut
YD tidak jelas. YD tidak menyetujui keputusan pacar 2 tersebut dan berusaha
untuk mempertahankan hubungan, namun akhirnya menyerah karena pacar 2
tetap bersikukuh pada keputusannya (WYD: 651-658). Hal ini tentu saja
bertentangan dengan kebutuhan YD untuk memastikan hubungan dengan
pasangan tetap utuh. Selain itu, dengan putusnya hubungan YD dengan pacar
2 maka kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria dan kebutuhan akan
kasih sayang menjadi tidak terpenuhi. Keadaan ini menimbulkan kecemasan
pada YD.
Setelah putus dari pacar 2, YD menyatakan masih ingin berhubungan baik
dengan pacar 2 yang sepertinya sebagai usaha YD untuk tetap mendapatkan
keintiman dan kasih sayang dari pacar 2, namun sebaliknya pacar 2
menunjukan sikap permusuhan pada YD. Sikap permusuhan dari pacar 2
tersebut membuat YD menjadi sakit hati, benci dan dendam pada pacar 2
(WYD: 485, 610, 649). Menanggapi kecemasan, rasa sakit hati, benci dan
dendamnya, YD kemudian melakukan serangkaian mekanisme pertahanan
diri.
Mekanisme pertahanan diri yang pertama YD lakukan adalah withdrawal
dengan melarikan diri/menghindari pertemuan dengan pacar 2 (WYD: 479)
dan tidak ingin bertemu dengan pacar 2 (WYD: 610). Namun seperti yang
terjadi sebelumnya ketika YD berpisah dengan pacar 1, dengan melakukan
93
withdrawal tidak menghilangkan perasaan sakit hati, benci, dan dendam yang
dirasakannya yang artinya tidak menghilangkan kecemasannya.
Untuk meredakan kecemasan tersebut YD kemudian melakukan
displacement dengan meminta perhatian dari ibu dan adik laki-lakinya (WYD:
1077). YD melakukan displacement karena tidak mendapatkan kasih sayang
yang diharapkan dari pacar 2 (WYD: 1055-1056). Mekanisme pertahanan
selanjutnya yang dilakukan YD adalah sublimasi dengan cara menulis, jalan-
jalan, menyelesaikan skripsinya, dan melakukan aktivitas (WYD: 699-700 &
1066-1069). Selanjutnya YD juga melakukan reaksi formasi dengan
menyatakan tidak ingin menjaga hubungan baik dengan pacar 2 (WYD: 634).
Mekanisme pertahanan ini dilakukan YD sebagai respon dari sikap
permusuhan yang ditunjukan oleh pacar 2.
Setelah mengalami 2 kali kegagalan dalam menjalin keintiman dengan
pria, YD menunjukan pandangan yang negatif terhadap pria (TAT kartu 6 GF
dan 13 MF). YD juga menyatakan bahwa dirinya tidak ingin terlalu
berhubungan dengan pria (WYD: 397) dan menolak ajakan pria-pria yang
mendekatinya (WYD: 824-826). Hal ini bisa dikatakan sebagai sebuah
mekanisme pertahanan diri yang dilakukan YD dengan cara withdrawal
terhadap pria. Ini dilakukan YD sebagai respon dari pengalaman disakiti oleh
pria (WYD: 444-445).
Selain ketidakinginan YD untuk berhubungan dengan pria sebagai bentuk
mekanisme pertahanan withdrawal, YD juga melakukan reaksi formasi untuk
pria-pria yang mendekatinya. YD melakukan reaksi formasi dengan
94
menunjukan sikap galak untuk melindungi dirinya (WYD: 440-442). YD
mengatakan bahwa dengan cara tersebut dirinya biasanya berhasil membuat
pria-pria tidak jadi mendekatinya (WYD: 835).
Dari beberapa pria yang mendekati YD, A tetap berusaha walaupun YD
terus menunjukan sikap galak pada A. Oleh karena itu YD mulai menyukai A.
Hal ini membuat YD merasa takut kehilangan dan takut ditolak oleh A,
terutama bila A tertanya menyukai wanita lain (WYD: 1164-1166).
Pernyataan YD tentang kemungkinan adanya wanita lain menunjukan
pengalaman YD atas perselingkuhan yang dilakukan oleh ayah dan pacar 1
masih mempengaruhinya.
Menanggapi perasaan takut akan penolakan dari A, YD kemudian
melakukan withdrawal dengan memilih untuk tidak perlu bertemu atau tidak
berhubungan dengan A (WYD: 1196-1197). Selain melakukan withdrawal
YD juga melakukan reaksi formasi dengan menyatakan tidak apa-apa bila
dirinya tidak bertemu lagi dengan A (WYD: 1196-1197) dan bila dirinya tidak
dapat menjalani keintiman dengan A, ia masih bisa mendapatkannya dari
orang lain (WYD: 1158-1160).
Selain dinamika mekanisme pertahanan yang telah dijabarkan di atas, pada
beberapa respon T.A.T YD juga melakukan displacement (kartu 3 GF) dan
proyeksi (kartu 4 dan 13 MF). YD melakukan displacement untuk
mendapatkan cinta dan kasih saying yang dirasa tidak dirinya dapatkan dari
orangtuanya. Sedangkan dengan proyeksi, YD mengungkapkan perasaan
marahnya pada pacar, dan keinginannya agar pacar berusaha kembali padanya.
95
Orangtua bercerai
Ayah berselingkuh
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal: Menjalin
keintiman dengan pria agar kelak dapat memilih pasangan hidup dan membangun rumah tangga
YD tumbuh memasuki masa dewasa awal
YD tumbuh menjadi remaja
Tugas Perkembangan Remaja: mencapai
hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman
sebaya laki-laki
Menjalin hubungan dengan pacar 1
YD marah pada ayah
Kebutuhan: - menjalin keintiman dengan pria
- kesetiaan dari pasangan - kasih sayang dan perhatian
Kebutuhan: memastikan hubungan dengan pasangan berjalan baik
Pacar 1 tidak pengertian
Agresi emosi (Sebal)
menahan rasa sebal; Sublimasi (beraktifitas);
Minta maaf
Kelanjutan hubungan dengan pacar 1; Menjalin hubungan dengan pacar 2
Pacar 1 berselingkuh (kebutuhan akan kesetiaan dari pasangan tidak terpenuhi);
Pacar 2 meninggalkan YD (kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria dan kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian tidak terpenuhi)
Agresi emosi (marah, dendam & benci); patah hati dan sedih
Displacement (memukul kaca; meminta perhatian dari adik laki-lakinya)
Withdrawal (tidak mau berhubungan dan bertemu dengan pacar 1 dan pacar 2 )
Reaksi Formasi (menutupi patah hati dengan lelucon; menyatakan tidak ingin kembali pada
pacar 1; Menyatakan tidak ingin menjaga hubungan baik dengan pacar 2)
Rasionalisasi (alasan menjalin hubungan dengan pacar 2)
Sublimasi (menulis & jalan-jalan; menyelesaikan skripsi)
Withdrawal (tidak ingin berhubungan dengan pria dan
menolak ajakan pria yang mendekati)
Reaksi Formasi (menyatakan tidak membutuhkan pria &
menjadi galak pada pria yang mendekati)
takut kehilangan dan takut ditolak
oleh A Takut disakiti kembali
oleh pria
Pengalaman patah hati
Reaksi Formasi (menyatakan bisa dapat dari orang
lain & tidak apa-apa kalau tidak bertemu
lagi) Withdrawal
(memilih untuk tidak bertemu)
Menyukai A
Takut gagal dan takut berhubungan
dengan pria
Skema 2: Dinamika Mekanisme Pertahanan Diri YD
96
2. Subjek 2
a. Masa Kecil
Ketika GDA kelas 5 SD orangtua GDA berpisah karena perselingkuhan
yang dilakukan oleh ayahnya. GDA menyatakan bahwa sejak sebelum
orangtuanya berpisah ia tidak memiliki hubungan yang lekat dengan ayahnya,
dan memiliki pandangan yang negatif terhadap ayahnya karena ayahnya
mengkonsumsi narkoba dan bersikap kasar pada ibunya. Pandangan negatif
GDA pada ayahnya semakin kuat ketika GDA mengetahui ayahnya
menyelingkuhi ibunya. GDA menyatakan bahwa dirinya merasa sakit hati atas
sikap kasar dan perselingkuhan ayah pada ibunya (WGDA: 358, 365) yang
membuat GDA menilai bahwa ayahnya tidak bertanggung jawab atas ibu dan
dirinya (WGDA: 376-377). Hubungan GDA dengan ayahnya sama sekali
terputus setelah perpisahan orangtuanya.
Agus mengemukakan bahwa perceraian orangtua mengakibatkan
kecemasan pada anak (dalam Anggraini, artikel tahun 2004). Namun GDA
menyatakan dirinya merasa senang ketika ibunya memutuskan untuk berpisah
dari ayahnya (WGDA: 331), karena dengan perpisahan orangtuanya tersebut
GDA tidak lagi harus menyaksikan sikap kasar ayahnya pada ibunya yang
memberikan kecemasan padanya.
b. Masa Remaja
Terlepas dari rasa senang GDA atas perpisahan orangtuanya, perceraian
orangtua dan dipisahkannya anak dari ayah merupakan pengalaman traumatis
masa kanak-kanak. Pengalaman ini menyebabkan kecemasan-kecemasan, rasa
97
rendah diri, dan rasa tidak mampu melaksanakan tugas-tugas hidup (Kartono,
1992). Tugas-tugas hidup yang dimaksud bisa dikatakan merupakan tugas
perkembangan yang harus diemban pada suatu periode rentang usia/tahap
perkembangan tertentu. Ketika GDA masuk dalam masa remaja, salah satu
tugas perkembangan yang harus dihadapinya adalah mencapai hubungan
sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-
teman sejenis maupun dengan lawan jenis (Havighurst dalam Rifai, 1984).
GDA menyatakan bahwa sejak SD dirinya memang tidak memiliki relasi
yang dekat dengan teman-temannya, baik laki-laki maupun perempuan.
Menurut GDA hal ini dikarenakan dirinya terlalu sering berpindah-pindah
sekolah, mengikuti ibunya yang selalu berpindah kota. Tetapi walaupun sejak
di kelas 2 SMP hingga lulus SMA GDA tidak lagi berpindah-pindah kota,
GDA tetap tidak membangun relasi yang dekat dengan teman-temannya di
sekolah maupun di luar sekolah (latar belakang GDA). Pernyataan GDA
tersebut memperlihatkan bahwa di masa remaja GDA memiliki jarak dalam
berhubungan dengan teman-teman laki-laki. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa GDA memiliki kesulitan untuk menjalani tugas perkembangannya. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Udry dan Wallerstein yang
mengungkapkan bahwa remaja putri yang tumbuh tanpa kehadiran ayah akibat
perceraian memiliki kesulitan untuk berinteraksi dengan teman lawan jenis
seusia mereka (Vasta, Haith, Miller, 1995).
c. Masa Dewasa Awal
Perceraian orangtua tidak hanya memisahkan GDA dari ayahnya namun
98
juga dengan ibunya. Hal ini dikarenakan setelah berpisah dari ayah, ibu GDA
harus bekerja untuk menafkahinya. Keadaan ini membuat GDA kehilangan
perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan dari kedua orangtuanya.
Kebutuhan GDA akan perhatian dan kasih sayang dari ibu terungkap ketika
GDA menyatakan bahwa dirinya merasa iri dengan sepupunya yang
mendapatkan perhatian dari ibunya (WGDA: 248-253). Sedangkan dari hasil
tes grafis (HTP) terungkap bahwa GDA memiliki kebutuhan terhadap
perhatian, kesatuan, dan kasih sayang dari ayah.
Ketika GDA memasuki masa dewasa awal, GDA dihadapkan pada tugas
perkembangan menjalin keintiman dengan pria agar kelak dapat memilih
pasangan hidup dan membangun rumah tangga (Hurlock, 1980). Terjalaninya
tugas perkembangan ini akan lebih pasti dengan hadirnya superego, karena
prinsip kerja superego yang selalu menuntut perilaku individu sejalan dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Halonen dan Santrock; 1996)
sejalan dengan tugas perkembangan yang merupakan sekelompok harapan
dari masyarakat (Hurlock, 1980).
Hasil penelitian tidak cukup menampakkan hadirnya superego yang
dimiliki oleh GDA, sehingga peneliti tidak bisa memastikan bahwa GDA
memiliki keinginan yang kuat untuk menjalani tugas perkembangannya.
Tugas perkembangan menjalin keintiman dengan pria lebih menjadi media
bagi GDA untuk dapat memenuhi kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang
dari orangtua yang tidak terpenuhi, terutama dari ayah, sehingga kebutuhan
untuk menjalin keintiman dengan pria muncul sehubungan dengan usaha
99
GDA untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan tersebut atau dengan kata lain
GDA melakukan displacement. Hal ini terlihat dari pernyataan GDA bahwa
dirinya menuntut perhatian dari pacarnya (WGDA: 716-719). Namun di sisi
lain, pengalaman akan cara ayah memperlakukan ibunya menimbulkan
kecemasan pada GDA. Maka ego kemudian menciptakan kebutuhan akan
pasangan yang ideal, yaitu pasangan yang lembut, memberi kasih sayang,
perhatian, memberi perlindungan, dan setia untuk memastikan pria yang
dipilihnya tidak memiliki karakteristik yang sama dengan ayahnya. Selain itu,
secara khusus GDA juga mengutamakan kebutuhannya akan pasangan yang
setia (WGDA: 808-811). Kebutuhan ini dapat dipastikan berhubungan dengan
trauma atas ketidaksetiaan ayah terhadap ibunya.
Berdasar hasil wawancara, GDA cukup banyak mengalami kegagalan
dalam menjalin keintiman dengan pria. Kegagalan-kegagalan tersebut
disebabkan oleh berbagai alasan, misalnya hubungan mereka tidak disetujui
oleh orangtua pacarnya (WGDA: 817), ketidakcocokan dalam menjalani
hubungan (WGDA: 713), dan perselingkuhan yang dilakukan oleh pacar
(WGDA: 707). Setiap kegagalan yang dialami oleh GDA sewajarnya akan
memberikan kecemasan karena kebutuhannya untuk mendapatkan perhatian
dari pacar menjadi tidak terpenuhi. Hal ini ditunjukan oleh GDA dengan
merasa sedih, menangis, dan merasa stres (WGDA: 726-727).
Menghadapi kecemasan atas gagalnya hubungan dengan pacar, GDA tidak
selalu melakukan mekanisme pertahanan diri. GDA menyatakan bahwa
dengan beberapa mantan pacarnya GDA dapat terus berhubungan dengan baik
100
(WGDA: 689-690). GDA hanya melakukan mekanisme pertahanan ketika
penyebab dari gagalnya hubungan GDA dengan pacar menyakiti perasaannya,
contohnya perselingkuhan yang dilakukan oleh sang pacar.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, GDA memiliki kebutuhan akan
kesetiaan yang besar dari pasangannya, sehingga ketika pacar berselingkuh
kebutuhan ini menjadi tidak terpenuhi dan mengangkat kembali trauma
perselingkuhan yang dilakukan oleh ayahnya. GDA menunjukan agresi emosi
(merasa sedih, kecewa, patah hati, jengkel, benci) dalam menanggapi keadaan
tersebut dan kemudian melakukan withdrawal/tidak mau bertemu lagi dengan
pria yang menyelingkuhinya (WGDA: 768, 798-799).
GDA merasa telah disakiti oleh banyak pria (TAT kartu 16). Ketika
wawancara dilakukan GDA menyatakan malas untuk berhubungan dengan
pria (WGA: 675). Dalam situasi tersebut dapat dikatakan bahwa GDA
melakukan withdrawal pada pria atas rasa takut disakiti kembali oleh pria. Hal
ini diperkuat dengan pandangan GDA yang negatif terhadap pria dengan
menyatakan bahwa pria tidak memiliki perasaan (WGDA: 560) dan
mengerikan karena bisa mempunyai niat jelek sejak awal (WGDA: 578-580).
Selain itu, masih berdasarkan hasil TAT (kartu 16), GDA menunjukan rasa
dendam pada pria-pria yang telah menyakitinya. Untuk melampiaskan
dendamnya, GDA kemudian melakukan fantasi, dimana GDA membayangkan
dirinya menjadi sukses dan para pria yang telah menyakitinya merasa
menyesal.
101
Orangtua bercerai
Ayah berselingkuh
Displacement (menuntut perhatian
dari pacar)
Fantasi (para pria yang
menyakitinya menyesal)
Agresi emosi (jengkel, benci); Sedih, kecewa,
patah hati
Hubungan dengan pacar gagal : tidak disetujui orangtua pacar, ketidakcocokan dalam menjalani
hubungan, pacar berselingkuh (Kebutuhan akan pasangan yang setia dan kebutuhan akan perhatian tidak terpenuhi)
Kebutuhan: - memiliki pasangan yang lembut, memberi kasih sayang, perhatian,
memberi perlindungan, setia - menjalin keintiman dengan pria
Agresi emosi (dendam)
Banyak disakiti oleh pria (pacar-pacar)
tidak mendapat perhatian dan kasih sayang dari
orangtua; hilangnya figur ayah
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal: Menjalin keintiman
dengan pria agar kelak dapat memilih pasangan hidup dan membangun
rumah tangga
Memiliki pacar
GDA memasuki masa dewasa awal
GDA tumbuh menjadi remaja
Tugas Perkembangan Remaja: mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan
teman-teman sebaya laki-laki Adanya jarak dengan
teman sebaya laki-laki
Kebutuhan akan perhatian dan kasih
sayang
Withdrawal (malas untuk berhubungan
lagi dengan pria)
Withdrawal (tidak mau bertemu lagi
dgn pria tersebut)
Skema 3: Dinamika Mekanisme Pertahanan Diri GDA
102
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa temuan yang
terungkap dari kedua subjek. Kedua subjek memberikan penilaian negatif pada
ayah mereka bahkan sebelum perpisahan orangtua terjadi. Penilaian negatif ini
disebabkan oleh perlakuan kasar yang ditunjukan oleh ayah mereka pada ibu atau
pada subjek sendiri. Perselingkuhan yang dilakukan oleh kedua ayah subjek
menguatkan penilaian negatif kedua subjek terhadap figur ayah.
Bertolak belakang dengan penilaian kedua subjek pada ayah, penilaian
yang mereka berikan pada figur ibu mereka jauh lebih positif. Hal ini menarik
untuk dilihat karena kedua subjek sama-sama menyatakan bahwa hubungan
mereka dengan figur ibu tidak bisa dikatakan sebagai hubungan yang lekat.
Sejalan dengan penilaian terhadap ayah yang negatif dan penilaian
terhadap ibu yang lebih positif, kedua subjek memiliki penilaian yang negatif
pada figur pria dan penilaian yang lebih positif pada figur wanita. Berdasarkan
data yang diperoleh, dimana kedua subjek menilai bahwa pria adalah figur
pemberi rasa sakit/patah hati (WYD: 397&444-445, TAT YD kartu 6 GF), figur
yang tidak berperasaan dan mengerikan, dan tidak bisa memenuhi keinginan
wanita (WGDA: 560, 578-580, TAT GDA kartu 4), penilaian yang negatif pada
pria lebih disebabkan oleh pengalaman patah hati dimana subjek merasa disakiti
oleh pria yang menjadi pasangannya saat itu. Namun dari hasil pembentukan
kebutuhan, dapat terlihat bahwa penilaian negatif terhadap figur ayah secara
tersirat mempengaruhi penilaian negatif subjek pada pria.
Seperti yang telah disebutkan di atas, kedua subjek memberikan penilaian
yang lebih positif pada wanita, bahwa wanita adalah figur yang lemah lembut,
103
suka disayangi, dan seharusnya dilindungi oleh pria. Berdasarkan penilaian kedua
subjek pada figur pria dan wanita, dapat dikatakan bahwa mereka melihat figur
wanita sebagai korban dari figur pria.
Sebelumnya telah dikatakan bahwa penilaian negatif yang diberikan
kedua subjek terhadap ayah mereka disebabkan oleh perlakuan kasar yang
dilakukan ayah pada ibu atau subjek. Perlakuan kasar dari ayah tersebut
menyebabkan kecemasan pada subjek, sehingga berbeda dengan pernyataan Agus
(dalam Anggraini, Aulia: Pesona Muslimah, Desember 2004) bahwa perceraian
orangtua memberikan kecemasan pada anak, kedua subjek sama-sama
menunjukan perasaan lega dan senang menanggapi perpisahan orangtuanya.
Mereka sama-sama menilai bahwa dengan berpisahnya orangtua mereka dan tidak
tinggal lagi bersama ayah, mereka tidak harus lagi menyaksikan perlakuan kasar
ayah, yang artinya meniadakan kecemasan mereka.
Berdasarkan data-data hasil penelitian, kedua subjek menggunakan
mekanisme pertahanan diri ketika menjalani tugas perkembangan usia dewasa
awal untuk menjalin keintiman dengan pria. Kedua subjek menunjukan bahwa
sebagian besar mekanisme pertahanan yang dilakukan didahului dengan agresi
emosi (perasaan marah, benci, dan dendam) pada pasangan mereka. Hadirnya
agresi emosi ini didukung oleh hasil DAP kedua subjek.
Terbentuknya mekanisme pertahanan diri pada kedua subjek disebabkan
oleh kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kedua subjek memperlihatkan
kebutuhan yang sama, yaitu: kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan
perhatian, dan yang terpenting kebutuhan akan kesetiaan. Kebutuhan-kebutuhan
104
tersebut muncul sehubungan dengan pengalaman perceraian orangtua dan
pandangan subjek terhadap figur ayah-ayah mereka.
Pada YD, dinamika pembentukan kebutuhan kuat dipengaruhi oleh
hadirnya superego yang selalu memastikan agar YD dapat menjalani tugas
perkembangannya. Hal ini menyebabkan ego harus menyelaraskan tuntutan dari
tugas perkembangan dan pengalaman atas perpisahan orangtuanya yang
disebabkan oleh perselingkuhan ayahnya. Sedangkan pada GDA, dinamika
pembentukan kebutuhan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi dari orangtuanya. Kedua subjek kemudian sama-sama melakukan
evaluasi atas pernikahan orangtua mereka agar tidak mengalami kegagalan yang
sama. Hasil dari evalusi ini kemudian menghasilkan kebutuhan-kebutuhan yang
telah disebutkan di atas.
Dari hasil penelitian, jenis mekanisme pertahanan yang sama-sama
digunakan oleh kedua subjek adalah withdrawal dan displacement. Terlihat pula
bahwa keduanya memiliki kecenderungan yang tinggi dalam menggunakan
withdrawal sebagai mekanisme pertahanan diri. Melakukan withdrawal adalah
cara yang sama dengan cara yang digunakan keduanya ketika menghadapi
kecemasan yang disebabkan oleh ayah-ayah mereka. Melakukan withdrawal
dengan menghindari pria-pria yang memberikannya rasa sakit atau menghindari
pria-pria yang mendekati karena takut bila kemudian disakiti sepertinya menjadi
cara termudah bagi keduanya untuk meniadakan kecemasan. Sedangkan dalam
melakukan displacement, keduanya sama-sama menggunakan mekanisme
105
pertahanan ini untuk melampiaskan kebutuhan akan perhatian yang tidak
terpenuhi dari orangtua.
Selain withdrawal dan displacement, ada jenis-jenis mekanisme
pertahanan diri lainnya yang digunakan oleh YD adalah rasionalisasi, reaksi
formasi, dan sublimasi, dan proyeksi. Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri
yang dilakukan oleh YD tersebut dipengaruhi oleh superego yang kuat. Superego
yang selalu mempertimbangkan sesuatu dengan penilaian baik atau buruk dan
selaras dengan nilai-nilai dalam masyarakat (Halonen dan Santrock, 1996), karena
dengan kuatnya superego yang dimiliki oleh YD membuat YD selalu memastikan
bahwa tindakannya dapat diterima dan dinilai baik oleh lingkungannya. Contoh
ini dapat terlihat dari rasionalisasi yang dilakukan oleh YD, yaitu ketika teman-
temannya tidak menyetujui YD memutuskan untuk menjalin hubungan dengan
pacar 2 karena pacar 2 dinilai sebagai pria yang tidak baik, YD berusaha
memberikan alasan yang dapat diterima oleh teman-teman.
Pada GDA, selain melakukan withdrawal dan displacement, mekanisme
pertahanan lainnya yang dilakukan adalah fantasi. Bentuk-bentuk mekanisme
pertahanan yang dilakukan oleh GDA terlihat dipengaruhi oleh ketidakmampuan
GDA untuk menyelesaikan masalah. Hal ini terlihat pada hasil TAT GDA kartu 6
GF, 7 GF, dan 8 GF.
106
Tugas Perkembangan Dewasa Awal: membangun keintiman dengan pria untuk memilih pasangan hidup dan membangun
rumah tangga
Orangtua bercerai M
asa
keci
l M
asa
Rem
aja
Mas
a D
ewas
a A
wal
Tugas Perkembangan Remaja: Menjalin hubungan yang lebih bermakna
dengan teman sebaya laki-laki.
Pandangan negatif kepada ayah Ayah berselingkuh
YD: Kebutuhan akan kesetiaan, perhatian dan kasih sayang, untuk memastikan hubungan dengan pasangan berjalan dengan baik, dan menjalin keintiman
dengan pria
GDA memberi jarak pada teman sebaya
laki-laki
GDA: Displacement (menuntut perhatian
dari pacar) Kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan pria, dan
kebutuhan akan pasangan yang ideal
MPD: Withdrawal, Reaksi Formasi,
Sublimasi, Represi, Displacement, Proyeksi
MPD: Withdrawal, Fantasi
Kebutuhan tidak terpenuhi Kebutuhan tidak terpenuhi
Agresi Emosi, patah hati, sedih Agresi Emosi, patah hati, sedih
YD: Kebutuhan utk mempertahankan hubungan dengan pasangan
Agresi emosi
MPD: Sublimasi
Pandangan negatif terhadap pria
Takut gagal dan takut berhubungan dengan pria Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang
Pasangan tidak sesuai harapan
Skema 4: Hasil Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai
berikut:
1. Kedua subyek dalam penelitian ini memiliki pandangan yang negatif terhadap
figur pria. Pandangan ini dipengaruhi oleh penilaian terhadap karakter ayah
yang negatif yang kemudian diperkuat dengan pengalaman disakiti oleh
pacar-pacar mereka ketika keduanya terlibat dalam hubungan cinta.
2. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh kedua subyek muncul
sebagai tanggapan atas agresi emosi (perasaan marah, benci, dan dendam) dan
perasaan sedih yang disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
3. Ada perbedaan dinamika pembentukan kebutuhan-kebutuhan antara YD dan
GDA. Pada YD, kebutuhan-kebutuhan spesifik dalam menjalani keintiman
dengan pria merupakan hasil usaha dari ego dalam menyelaraskan tuntutan
untuk menjalin keintiman dengan pria dengan rasa takut gagal untuk menjalin
hubungan dengan pria yang berasal dari pengalaman perpisahan orangtuanya.
Sedangkan pada GDA, dinamika pembentukan kebutuhan-kebutuhannya
untuk menjalin keintiman dengan pria dipengaruhi oleh hubungan GDA
dengan orangtua di masa kecil, terutama hubungan GDA dengan ayahnya.
107
108
B. Saran
1. Saran kepada peneliti selanjutnya.
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk memperkaya hasil yang telah
diperoleh. Dalam penelitian ini belum dibahas atau diteliti lebih dalam mengenai
perbedaan penggunaan mekanisme pertahanan diri antara anak laki-laki dengan
anak perempuan dari orangtua yang bercerai dalam menjalin keintiman dengan
lawan jenis. Selain itu juga masih dapat dapat diteliti lebih jauh mengenai
perbedaan dampak perceraian orangtua berdasarkan alasan perceraian dan proses
perceraian (dilakukan dengan damai atau penuh dengan pertengkaran antar
orangtua), pada perkembangan keintiman anak.
2. Saran kepada para orangtua yang bercerai
Disaran kepada para orangtua yang telah bercerai agar tetap menjalin
hubungan yang baik dengan anak-anak mereka dan terutama agar tetap
memberikan perhatian dan kasih sayang yang utuh, dan agar tetap menjalin
hubungan yang baik satu sama lain untuk meminimalisir pengalaman negatis
perceraian orangtua pada anak, yang memberikan dampak yang tidak diinginkan
terutama pada perkembangan keintiman anak dengan lawan jenis.
DAFTAR PUSTAKA Alsa, Asmadi. 2004. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam
Penelitian Psikologi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Anggraini. 2004, Desember. Menyiapkan Mental Anak Menghadapi Perceraian. Alia:
Pesona Muslimah. hh. 62-63. Aronow; Weis; Reznikoff. 2001. A Practical Guide to the Thematic Apperception
Test: The TAT in Clinical Practice. Brunner-Routledge. Bellak, Leopold. dan Abrams, David M. 1997. The T.A.T., The C.A.T., and The S.A.T.
in Clinical Use, sixth edition. Boston: Allyn and Bacon. Berk, Laura E. 2000. Child Development, fifth edition. Boston. Allyn and Bacon. Brannon, Linda. 1996. Gender: Psychological Perspectives. Boston: Allyn and
Bacon. Carducci, Bernardo J. 1998. The Psychology of Personality: viewpoints, research,
and applications. Brook /Cole Publishing Company. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston:
Allyn and Bacon. Gazzaniga dan Heatherton. 2003. Psychological Science: Mind, Brain, and Behavior.
New York: W.W. Norton & Company. Gerrig, Richard J. dan Zimbardo, Philip G. 2002. Psychology and Life. Boston: Allyn
and Bacon. Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. Dr. A. Supratiknya (editor). 1993. Teori-Teori
Psikodinamik (Klinis). Editor: Dr.A.Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Halonen, Jane S. dan Santrock, John W. 1996. Psycholgy: Contexts of Behavior.
Brown & Benchmark. Hayer, William J. dan Roodin, Paul A. 2003. Adult Development and Aging, fifth
edition. McGraw Hill.
109
110
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita (jilid 1): Mengenal Gadis Remaja &
Wanita Dewasa. Penerbit CV. Mandar Maju. Kerlinger, Fred N. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Lefton, Lester A. 2000. Psychology. Boston: Allyn and Bacon. Lemme, Barbara Hansen. 1995. Development in Adulthood. Boston: Allyn and
Bacon. Mappiare, Drs. Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha National. Murray, Henry A; And the staff of the hardvard Psychological Clinic. 1971. Thematic
Apperception Test : Manual. Harvard University Press. Newmark, Charles. S. 1996. Major Psychological Assessment Instruments. Second
Edition. Boston: Allyn and Bacon. Oxford: Advanced Learner’s Dictionary. 1995. Oxford University Press. Pedoman Penulisan Skripsi. 2004. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Pervin, Lawrence A. dan John, Oliver P. 1997. Personality: Theory and Research, 7th
edition. John Wiley & Sons, Inc. Poerwandari, E.K. 2001. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:
Lembaga Pengembangan sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Universitas Indonesia.
Prihanto, Sutyas. 1993. Thematic Apperception Test: TAT. Fakultas Psikologi
Universitas Surabaya. Rifai, Melly Sri Sulastri. 1984. Psikologi Perkembangan Remaja: Dari Segi
Kehidupan Sosial. Penerbit Bina Aksara. Salim dan Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English Press.
111
Santrock, John W. 1995. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi keenam.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Steward; Friedman; Koch. 1985. Child Development: A Topical Approach. New
York: John Wiley & Sons, Inc. Taylor; Peplay; dan Sears. 2000. Social Psychology (10th edition). Prentice Hall
International, Inc. Teglasi, Hedwig. 2001. Essentials of TAT and Other Storytelling Techniques
Assessment. John Wiley &Sons, Inc. Vasta; Haith; dan Miller. 1995. Child Psychology: The Modern Scince, 2nd edition.
John Wiley &Sons, Inc.
Lampiran 1
Tabel Tema / Karakter Stimulus Kartu-kartu TAT
Card Bellak & Abrams (1997) Aronow, Weiss, Reznikoff (2001) Prihanto (1993) 1 Hubungan dengan figur orangtua, tipe
hubungan dengan tiap orangtua. n.achievement, respon-respon seksual simbolik, agresi, citra tubuh, citra diri.
Bellak dan Abrams mengkarakteristikan kartu ini sebagai kartu yang paling berguna dari seluruh kartu dalam TAT.
Kartu ini mengungkap hubungan subyek dengan orangtua, konflik antara kebutuhan otonomi dan taat (n.autonomy vs. n.compliance), dan gambaran orangtua: dominan, mengontrol, tidak peduli, membantu, memahami, atau melindungi.
2 Hubungan keluarga, tendensi-tendensi kompulsif, peran dari pria dan wanita.
Seorang wanita muda yang berhasrat untuk melanjutkan pendidikannya dan meninggalkan perkebunan, bertentangan dengan keinginan keluarganya.
Kartu ini mengungkap hubungan di dalam keluarga, konflik antara kebutuhan otonomi dan taat (n.autonomy vs. n.compliance), dan pandangan subyek tentang peran sosial dari wanita dan pria.
3BM Agresi, depresi, citra tubuh (body image). Tema-tema depresif yang kuat, seperti bunuh diri atau depresi atas hilangnya sebuah hubungan.
Agresi ke luar (diarahkan pada orang lain) atau ke dalam (diarahkan pada diri sendiri), depresif, pengontrolan impuls, citra tubuh, dan citra diri.
3GF Perasaan depresif. Memberi tema depresif yang kuat. Kekalahan dalam hubungan interpersonal (interpersonal loss), dan rasa sakit yang diarahkan ke dalam karena rasa salah yang berasal dari perbuatan masa lalu.
4 Hubungan pria–wanita, masalah sexual. Sang wanita biasanya dirasa sedang mencoba menahan sang pria untuk tidak melakukan tindakan kekerasan atau ada cinta segi tiga yang berhubungan dengan figur di latar belakang. Hubungan antara pria dan wanita.
Memancing munculnya berbagai macam kebutuhan, hubungan antara pria-wanita, tema tentang kesetiaan, sikap pria terhadap peran wanita, dan perasaan cemburu dalam cinta segi tiga.
5 Ibu yang mungkin sedang mengamati, voyeurism (suka mengintip), ketakutan akan serangan.
Perasaan yang mencakup sang ibu sering muncul dengan kartu ini.
Sosok ibu yang sedang mengawasi, peran ibu dalam pandangan subyek, cerita simbolis tentang masturbasi.
112
6BM Hubungan ibu dengan anak laki-laki. Membawa berita buruk pada sang ibu atau memberi tahu bahwa sang anak laki-laki akan pergi atau pindah.
Hubungan ibu-anak, atau laki-laki dengan wanita lainnya sebagai pengganti ibu, tema kebutuhan untuk mandiri, dan tema oedipal.
6GF Hubungan antara wanita dengan ayahnya. Sebagai kartu ayah (father card) bagi subyek perempuan. Refleksi dari hubungan heterosexual pada umumnya.
Mengungkap hubungan wanita dengan ayah atau dengan laki-laki yang menjadi pengganti ayah.
7BM Hubungan ayah dengan anak laki-laki. Sebagai kartu ayah (father card) bagi subyek pria. Perasaan pada sang ayah dan figur otoritas lainnya.
Hubungan anak laki-laki dengan ayahnya, atau sosok-sosok pengganti ayah dan laki-laki pada umumnya.
7GF Hubungan antara ibu dengan anak pada wanita, ekspektasi dari anak.
Sebagai kartu Ibu (mother card) bagi subyek perempuan. Menstimulasi tema-tema interaksi ibu dan anak perempuannya.
Hubungan ibu dengan anak gadisnya, mengungkap sikap negatif terhadap sosok ibu, pengharapan terhadap seorang anak, dan sikap penolakan salah satu pihak.
8BM Tema agresi, ambisi, hubungan oedipal. Konflik oedipal. Tema tentang agresi dan ambisi. 8GF Hampir semua tema dapat muncul dari
kartu ini, biasanya renungan-renungan yang dangkal.
Kartu yang tidak jelas yang tidak dengan khusus memunculkan cerita-cerita yang menarik.
Memancing munculnya berbagai macam tema, yang umumnya bersifat kontemplatif.
9BM Hubungan antar pria, perasaan homoseksual atau perasaan takut, prasangka-prasangka sosial.
Kartu ini memunculkan cerita-cerita yang mencakup tema-tema orang gembel.
Mengungkap hubungan antara laki-laki sebaya, dorongan homoseksual, dan ketakutan.
9GF Hubungan antar wanita, depresi dan tendensi bunuh diri.
Kartu ini biasanya memunculkan cerita yang berhubungan dengan konflik antara kedua figur wanita, biasanya atas seorang pria.
Mengungkap perasaan antar wanita terutama untuk melihat kemungkinan adanya persaingan antar saudara.
10 Intimasi dalam hubungan dengan lawan jenis, homoseksual laten atau aktivitas homoseksual.
Hubungan heteroseksual seringkali terlihat dengan jelas dalam cerita-cerita dari kartu ini.
Mengungkap hubungan antara pria-wanita, dan sikap subyek terhadap kedekatan atau keintiman antara pria dan wanita.
11 Infantil atau munculnya ketakutan-ketakutan primitif. Ketakutan akan serangan. Agresi oral.
Merupakan salah satu kartu yang tidak begitu berguna dan jarang digunakan dalam TAT.
Mengungkap perasaan depresi, ketakutan-ketakutan kanak-kanak atau primitif, dan takut diserang.
12M Hubungan antara pria lebih muda dengan pria yang lebih tua, homoseksualitas pasif.
Kartu ini dapat berguna untuk menguraikan kemungkinan reaksi dari pasien terhadap psikoterapi.
Kualitas hubungan laki-laki muda dengan laki-laki yang lebih tua, homoseksual pasif, dan ketakutan didominasi oleh sosok-sosok yang lebih superior.
113
12F Konsep dari figur ibu. Wanita yang lebih tua sering diceritakan dengan kualitas-kualitas negatif, dan dideskripsikan sebagai ibu tiri atau ibu mertua. Mungkin sebenarnya merupakan perasaan terhadap ibu kandung.
Mengungkap konsepsi tentang sosok ibu yang dipunyai subyek.
12BG Percobaan bunuh diri atau subyek yang sangat depresi.
- Keinginan untuk bunuh diri atau depresi yang parah.
13MF Konflik seksual pada pria dan wanita. Ketiadaan ekonomi, tendensi oral, obsesif-kompulsif.
Seksual dan agresi. Bila seks dan agresi tidak muncul dalam cerita, hal ini dapat menandakan penggunaan penyangkalan (denial).
Konflik seksual pada pria maupun wanita.
13B Cerita-cerita masa kecil. Bagaimana masa kecil diingat seringkali terungkap dalam cerita-cerita dari kartu ini dan terkadang tema-tema kesepian dapat terlihat.
Memancing sikap terhadap introspeksi dan kesepian (kesendirian), dan angan-angan atau ingatan masa kecil.
13G - Tema-tema masa kecil dan kesepian ditemukan dalam cerita-cerita pada kartu ini.
Memancing sikap terhadap introspeksi dan kesepian (kesendirian).
14 Identifikasi jender, rasa takut akan gelap, tendensi bunuh diri, ketertarikan estetik, harapan untuk memenuhi keinginan.
Kartu ini sensitif pada tema-tema ketermenungan, terkadang tentang pencurian, depresi, dan kemungkinan akan ide-ide bunuh diri.
Ketakutan anak-anak akan gelap, kecnderungan bunuh diri, minat perenungan, minat estetik, dan harapan untuk memenuhi keinginan.
15 Kematian keluarga inti. Rasa takut akan kematian. Tendensi depresi.
Bukan kartu yang berguna. Hampir selalu memunculkan tema-tema tentang kematian.
Sikap terhadap kematian dan proses kematian, kecenderungan depresif.
16 Kartu kosong. Kartu kosong dari seluruh rangkaian kartu. Untuk hasil terbaik, harus diberikan sebagai kartu terakhir. Cerita yang muncul bervariasi, beberapa mengungkapkan hal-hal penting, beberapa yang lain tidak begitu mengungkapkan hal-hal penting.
Kartu kosong.
17BM Ketakutan oedipal, perasaan-perasaan homoseksual, citra tubuh.
Acara-acara atletik atau lepas dari situasi berbahaya.
Ketakutan akan trauma fisik, ketakutan oedipal, perasaan homoseksual, dan citra tubuh.
17GF Tendensi bunuh diri. Bukan kartu yang berguna. Kecenderungan bunuh diri pada wanita. 18BM Kecemasan pada pria. Rasa takut akan Mabuk dan perilaku menuju aktivitas mabuk Mengungkap kecemasan akan serangan pada
114
serangan, khususnya pada homoseksual. adalah tema umum kartu ini. pria. 18GF Agresi pada wanita. Konflik antara ibu dan
anak perempuannya. Interaksi kasar dengan figur wanita yang lain cenderung mewarnai cerita-cerita pada kartu ini.
Untuk mengetahui bagaimana agresi ditangani oleh wanita, dan konflik antara anak wanita dengan ibunya.
19 - Bukan merupakan kartu yang berguna. Berguna untuk anak-anak. Menimbulkan perasaan cemas dan tidak aman.
20 Rasa takut akan pria atau kegelapan pada wanita.
Variasi cerita dapat dimunculkan dengan kartu ini, termasuk tema-tema akan rasa sepi, pergi kencan, atau perjumpaan yang mengancam.
Tema kejahatan, ketakutan perempuan akan pria atau kegelapan, sikap subyek terhadap kesepian/kesendirian, kegelapan, dan ketidakpastian.
115
116
Lampiran 2
Tabel Panduan Pertanyaan Wawancara
Topik Pertanyaan Latar belakang subjek:
* Sejarah perpisahan orangtua
subyek.
* Hubungan subyek dengan
kedua orangtuanya sekarang.
* Pandangan subyek terhadap
figur orangtua
* Pandangan subyek terhadap
figur pria dan wanita.
1. Sejak kapan orangtua anda berpisah?
2. Apa yang anda ingat tentang perpisahan orangtua
anda?
3. Apa yang anda rasakan mengenai perpisahan
orangtua? Mengapa anda merasa demikian?
4. Bagaimana anda menangani perasaan anda
tersebut?
5. Bagaimana hubungan anda dengan ibu anda?
6. Bagaimana hubungan anda dengan ayah anda
sekarang?
7. Bila anda diminta untuk mendeskripsikan ibu anda
dalam 3 kata, apa saja itu? Bisa tolong jelaskan?
8. Bila anda diminta untuk mendeskripsikan ayah
anda dalam 3 kata, apa saja itu? Bisa tolong
jelaskan?
9. Apa yang ada dalam benak anda bila anda
mendengar kata “pria” atau “laki-laki”?
10. Apa yang ada dalam benak anda bila anda
mendengar kata “wanita” atau “perempuan”?
Hubungan subyek dengan lawan
jenis, terutama dengan
pasangannya saat ini.
11. Apa anda mempunyai banyak teman pria?
12. Bagaimana hubungan anda dengan mereka?
13. Anda lebih menyukai bersahabat dengan pria
atau wanita? Mengapa?
14. Apakah anda sering melakukan aktivitas bersama
dengan teman-teman anda (pria dan wanita)?
15. Apa anda mempunyai pacar?
16. Sudah berapa lama anda menjalani hubungan
dengannya?
17. Bagaimana hubungan anda dengan pacar anda?
117
18. Apa anda juga pernah mempunyai pacar sebelum
ini?
19. Mengapa anda berpisah dengannya/mereka?
20. Bagaimana perasaan anda menanggapi
perpisahan tersebut?
Harapan-harapan subyek dalam
membina hubungan dengan lawan
jenis.
21. Apa yang anda harapkan dari pacar anda dalam
hubungan yang anda jalani?
22. Apa harapan anda dari hubungan yang anda
jalani?
Masalah-masalah yang timbul
dalam hubungan subyek dengan
pasangannya, dan bagaimana
subyek menanggapi masalah-
masalah tersebut.
23. Masalah-masalah apa yang biasanya terjadi
dalam hubungan anda dengan pacar?
24. Bagaimana perasaan anda tentang masalah-
masalah tersebut?
25. Bagaimana anda kemudian menyelesaikan
masalah-masalah tersebut?
26. Masalah terbesar apa yang pernah terjadi dalam
hubungan anda dengan pacar sejauh ini?
27. Bagaimana perasaan anda tentang masalah
tersebut?
28. Bagaimana kemudian anda menyelesaikan
masalah tersebut?
29. Mengapa anda memilih cara itu untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
Makna keintiman (sense of
intimacy) bagi subyek.
30. Bagaimana anda memandang diri anda sendiri?
31. Bila anda mengalami perbedaan pendapat dengan
teman atau dengan pacar anda, bagaimana anda
menanggapinya?
32. Bagaimana anda memaknai hubungan anda
dengan teman dan dengan pacar?
33. Apakah anda biasa mengekspresikan rasa sayang
atau cinta anda? Bisa dijelaskan?
Jawaban atas pertanyaan no. 12 dan 14 juga akan
digunakan untuk topik ini.
Lampiran 3
(WYD) TABEL TRANSKRIP VERBATIM WAWANCARA SUBYEK 1
Nama : YD Jenis Kelamin : Wanita Usia : 25 tahun
No. Transkrip Wawancara Kode Interpretasi 1 Bisa ceritakan tentang keluargamu? 2 3
Saya dua bersaudara, punya adik satu orang, lagi kuliah juga, semester akhir. Papa saya dosen, mama itu pegawai negeri sipil.
4 Dari dulu tinggal di yk? 5 Nggak. Saya baru dateng ke yk tahun 2001. 6 Sekarang adikmu ada dimana? 7 Masih di padang, sekolah di padang. 8 Jadi sampai SMA kamu di padang? 9 Sampai SMA di padang.
10 Sekarang papa-mamamu di..? 11 Mama masih di padang, tapi papa lagi di medan karena lanjutin S2. 12 Sejak kapan orangtuamu berpisah? 13 Sejak saya kelas 1 SMP. 14 15
Yang kamu ingat tentang perpisahan itu apa? Maksudnya sejarah perpisahannya, kok sampai pisah?
16 17 18 19 20
Sebenarnya sudah ada indikasi sejak masih SD, bahwa papa itu punya wanita lain, ada selingkuhan gitu, cuma waktu itu ributnya di mama aja, kita anak-anak gak terlalu ambil pusinglah, karena mungkin sibuk dengan cerita dan permainan sendiri. Tapi pas waktu SMP, itu mulai tetangga mulai ngomong, terus ada saudara-saudara, om sama tante juga mulai seperti ngasih warning-warning gitu. Ngasih warning-warning kayak suka bilang,
Ayah berselingkuh.
118
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
“papanya dijagain ya” terus “papanya kok gak diajak?” Pokoknya sesuatu kayak ke papa gitu, untuk kita supaya lebih merhatiin papa, nangkepnya seperti itu. Nah terus, puncak kejadiannya sih waktu kelas 1 SMP itu gara-gara..papa kan memang tipe orang yang pemarah, temperamennya tinggi. Gara-gara waktu itu dia abis terima telfon dari perempuan itu di rumah, kita lagi nonton tv.. terus ada telfon, tv itu dimatikan, sementara saya sama adik saya mau nonton. Ketika mau ngidupin lagi papa itu marah, sangking marahnya itu dia melempar remote ke kepala saya. Saya udah gak terima. Karena saya rasa ini udah gak bener, dia marah untuk hal yang gak penting, hanya untuk terima telfon dari orang yang seharusnya dia tidak terima. Puncaknya disitu. Akhirnya kita ribut, marah dan..papa saya kan tipe orang yang suka mukul, waktu dia mulai mukul itu saya bilang kalau saya tidak mau punya papa seperti dia, dan saya tidak suka apa yang dia lakukan sama saya dan mama saya. Dan akhirnya, papa saya dengan penuh kemarahan juga, memutuskan, oke gak apa-apa, kalau kalian gak suka, saya bisa keluar hari ini dari rumah ini. Dan saya menjawab iya tidak apa-apa. Mungkin lebih baik kalau dia keluar, dari pada kayak gini. Saya juga dulu membandingkan pada pertengkaran itu, kenapa papa saya tidak bisa seperti orang lain? Misalnya dengan..baju yang sedikit formal, kata-kata yang sedikit halus, karena papa itu tipe yang perlente, jadi suka pake celana jeans, baju kaos, tidak seperti bapak-bapak yang kebapakan gitu. Setelah itu papa itu tinggal di rumah adiknya. Selama 3 bulan kita gak berhubungan sama sekali, tapi bulan ke-4 mulai datang ke rumah. Ya sampai sekarang masih seperti itu, sekali seminggu ke rumah, atau misalnya ada moment-moment pentinglah, misalnya saya pulang ke padang, atau adik saya ujian, atau apa. Jadi hubungannya seperti itu..dan dia susah sekali untuk diajak untuk menginap di rumah lagi. Misalnya pulangnya dah jam 10, jam 11 malam dia lebih memilih untuk pulang ke rumahnya yang sekarang daripada dia tinggal di rumah.
Figur ayah: Pemarah. Figur ayah: Suka memukul. Berpikir lebih baik jika ayah keluar dari rumah. Figur ayah tidak seperti yang diinginkan.
45 Jadi sekarang sudah tidak tinggal sama adiknya? 46 Udah gak lagi. Mereka punya masalah juga. 47 Adiknya perempuan atau laki-laki? 48 49 50 51
Adiknya perempuan. Adiknya yang perempuan itu ya seperti layaknya keluarga lah, menyarankan papa untuk balik lagi. Tapi papaku itu orang yang keras dan tidak mau menerima saran orang lain dan akhirnya dia ribut juga, dan sempat ribut juga sama orangtuaku. Dan akhirnya ya udah, di rumah sendiri sekarang.
Figur ayah: Keras & tidak mau menerima saran orang lain
119
52 53
Tadi kamu bilang dia berhubungan sama perempuan lain, terus dia gak tinggal sama perempuan itu?
54 55
Kalau menurut gosip nih ya…dia tinggalnya sendiri, dan dia gak nikah sama perempuan itu.
56 Tapi sejauh yang kamu tahu, dia masih berhubungan gak sama perempuan itu? 57 Kalau berhubungan kayaknya dah gak lagi. 58 Tapi gak tahu apa-apa tentang itu? 59 60
Gak tahu, karena aku cenderung untuk tidak mau tahu sih sebenernya. Tidak bertanya, tidak mencari tahu juga.
61 62
Terus tadi kamu bilang, waktu terima telfon itu, dia menerima telfon yang seharusnya tidak dia terima. Maksudmu apa?
63 64 65 66
Iya, karena itu kan salah. Dah jelas salah. Maksudnya, mamaku juga sepertinya sudah mengetahui hal itu, aku juga sudah membaca gelagatnya..tapi dia kenapa masih melakukan hal seperti itu, karena sebelumnya sudah sering terjadi pertengkaran-pertengkaran ngebahas tentang perempuan ini.
Menilai perbuatan selingkuh yang dilakukan oleh ayah salah. / Orangtua bertengkar karena ayah berselingkuh.
67 Tapi kalian tidak pernah diikutsertakan? 68 69
Gak, mereka berdua aja. Kita cuma sekedar tahu ceritanya mama, ceritanya tetangga dan saudara aja.
70 Pertengkarannya seperti apa? 71 Biasanya mereka ngobrol berdua dikamar. 72 Tapi tidak teriak-teriak atau apa gitu? 73 74
Papaku teriak biasanya, mamaku yang enggak. Kita kalau gitu kemana gitu, keluar atau main kemana. Gak mau terlibat.
75 Terus kamu merasa apa tentang perpisahan orangtuamu? 76 77 78 79
Aku sih merasa sebuah kelegaan besar ya mbak, karena ya dari kecil aku sama papaku hubungannya tidak begitu bagus, terutama ketika aku punya adik, itu terasa banget ketidakseimbangan, karena mungkin papaku terlalu melindungi adikku dan memang adikku itu tipe anak yang gampang sakit. Apalagi dia itu orangnya introvert sekali.
Lega orangtua berpisah. Alasan merasa lega krn hub dgn ayah tidak baik.
80 Jauh gak beda usia antara kamu dengan adikmu? 81 Sama adikku itu…3 tahun. Gak begitu jauh. Tapi perlakukannya itu terasa banget. Jadi
120
82 83
misalnya adikku nangis, kebetulan aku ada disitu, bukan aku nih yang salah tapi yang dimarahin aku.
84 Adikmu laki-laki? 85 Adikku laki-laki. Sempat aku mengalami kebencian sama adikku sampai kelas satu SMP. 86 Kenapa? 87 88 89 90 91
Mungkin kelamaan jadi anak satu-satunya..enggak juga ya…3 tahun. Adikku itu menyedot perhatian mamaku sekali, karena dia lemah dan dia sakit..gampang sakit. Terus dia sangat manja. Dan ngerasa kayak kalau misal adikku minta apa dia dapet aku enggak, kerasa dinomorduakan itu terasa banget. Ya itu perlakuan mama-papa itu, kalau misalnya adikku ngadu dikit, padahal yang salah mungkin dia, tapi yang kena selalu aku.
Merasa tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
92 Jadi kamu malah merasa lega ya? 93 94 95 96
Iya, merasa sedikit lega. Selain itu karena mungkin, aku pernah cerita ke mbak kan, kalau ternyata papaku abusive, suka mukul. Jadi aku nyaman aja ketika misalnya buat salah atau pulang ke rumah gak ada rasa takut akan dimarahi, ditanya sesuatu yang gak bisa jawab. Ya takut dipukulin juga.
Alasan merasa lega ayah keluar dari rumah karena ayah abusive.
97 Oh, kalau papamu ada di rumah? 98 Iya..ya itu, karena kalau papa marah kan selalu itu, lempar barang. Figur ayah: agresif 99 Jadi merasa lebih bebas..
100 Lebih bebas dan lebih nyaman. 101 Terus hubunganmu sama mamamu bagaimana setelah mereka berpisah? 102 103 104 105 106
Masih dingin, karena…aku lebih nyari…perasan rumah, homy feeling itu di luar. Jadi aku tuh sibuk dengan temen-temenku, kegiatan ekstra kurikuler, dan les segala macam. Hubunganku sama mamaku sama aja sih sebelum papaku keluar dan pas papa keluar sama aja. Deketnya itu pas aku mulai SMA. Waktu SMA itu, karena..ya mulai, yang ambil rapor mama, minta uang sama mama, disitu kita mulai banyak bicara.
Hub dgn ibu tdk lekat & dingin. Mencari perasaan homy pada teman. Mengikuti kegiatan ekskul dan les. Mulai dekat dengan ibu saat SMA.
107 108 109
Papamu terlibat sejauh mana dalam pertumbuhan kalian? Maksudnya setelah dia keluar dari rumah, apakah dia masih menyuport secara finasial, atau misalnya kalau kalian ada masalah dia ikut bantuin?
110 Kalau secara finansial kayaknya kurang, karena penghasilan mamaku memang lebih besar Finansial ibu lebih baik dari
121
111 dari papaku. Sempat beberapa tahun, mama gak mau terima duit dari papa. ayah. 112 O gitu? 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
Iya, jadi ini anakku, dan aku yang biayain. Kamu gak usah minta-minta sama siapa-siapa. Mama pokoknya, mama bisa kok biayain kalian. Pas aku dah tamat SMA, pas aku mau kuliah, baru mamaku yang kayak…ya sekali-sekali minta duit ke papa lah, dia bilang, biar dia ngerasa punya anak. Aku malah gak mau, aku gak butuh duit dari papa. Cuma, gak boleh kayak gitu, ya dinasehatin gitu, bagaimanapun tetep bapakmu, dia bilang gitu. Biar dia punya tanggungjawab buat anaknya, at least bikin papamu merasa berhargalah, pokoknya sempat ngomong yang jauh-jauh kayak gitu sama mama, karena kita yang udah mutusin … kita bisa hidup kok tanpa dia, dan kita lebih baik tanpa dia, jadi kita gak usah yang terlalu minta sama dia. Kalau dia mau dateng dia bisa dateng, kalau dia gak mau ya udah, kita jalan aja. Mamaku…selama bertahun-tahun itu kayak gitu, mempolakan pikiranku sama adikku.
124 Tanggapan adikmu, yang kamu tahu gimana? 125 126 127 128
Adikku gak begitu … terpengaruh sepertinya, karena dia masih kecil kan waktu itu terjadi, waktu itu dia masih SD, aku masih SMP, lagi puber-pubernya. Dah gitu dia juga..ya jarang dipukul sama papaku. Yang kena tuh aku. Jadi dia gak terlalu gimana, cuek aja dia, cenderung cuek. Justru kita, aku sama adikku, gak pernah ngomongin masalah papa.
129 Tapi, selain masalah itu kamu deket gak sama adikmu? 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141
Sama adikku…pas aku jauh. Pas aku kuliah ini aku baru deket. Baru nyari. Mungkin terasa nih, punya adik. Dia juga kayaknya mulai, wah kakakku mana ya? Soalnya adikku itu gak bisa diajak ngomong waktu SMA itu. Kalau misalnya ditanyain kayak…dia tuh sempet di…bullied…jadi misalnya dia bawa dompet apa, barang bagus nanti hilang. Kalau ditanya “mana dompetmu dek?” “O, dipinjem si A” tapi gak balik. Gak mau ngomong. Jadi, dia mencari teman dengan ngasih-ngasih barang. Atau misalnya dia bawa uang berapa nanti diambil temennya. Kita kan gak tahu, itu kejadiannya gara-gara itu barangku, dompetku dan kasetku yang gak kembali. Jadi kan aku cerewet ya orangnya, selalu nanya-nanya gitu, akhirnya “iya dipinjem sama si A” janji-janji balik gak balik, akhirnya aku nekat. Aku ke SMAnya, cerita dari gurunya, oh..ternyata adikku tuh kayak gitu. Ya udah, waktu itu kerasa gitu loh, oh..ternyata adikku tuh butuh orang juga, butuh lindungan. Akhirnya aku yang ambil dompetnya mbak. Aku sama temenku, preman-preman gitu mbak..aku ke
122
142 143 144 145 146
sekolahan dia, nyari kan..ya aku bilang “aku kakaknya D, dan aku gak suka kamu ambil barangku. Balikin sekarang.” Ya ngancem-ngancem gitu lah. Ya udah sejak saat itu gak pernah lagi sih aku denger dia digituin. Jadi tuh, waktu itu aku sadar, o iya ini adikku, akulah siapa lagi yang lindungin dia? Disitu sih mbak deketnya. Nah pas mulai kuliah kan pisah, mulai saling kangen-kangen…”gimana kabar dek?”.. ya gitu deh..
147 Tapi dia gimana sekarang? 148 149 150 151 152
Dia sekarang udah mulai… temen-temen SMAku banyak yang sekampus sama dia, ternyata D itu di kampusnya jadi…kalau dibilang centeng gak juga, jadi pokoknya dia cukup disegani gitu. Jadi dia ngebangun imagenya sendiri. Dan sekarang badannya jauh lebih besar dari pada dulu. Dulu kan dia kecil, sekarang dia lebih gemuk. Jadi secara penampilan orang juga bisa segan. Yah kayak kakaknya lah..
153 Hehe..jadi kamu menganggap dirimu preman? 154 155 156 157
Kalau preman ya enggak lah…jadi adikku juga kayak gitu, jadi bisa lebih melindungi dirinya. Aku ngeliat sih pas pulang ke padang, biasanya ikut dia ke kampus..terus liat cara temen-temennya ngomong ke dia, cara dia ngomong ke temen-temennya, dia udah bisa jaga dirinya sendirilah.
158 159
Hubunganmu sama ibumu ada yang berbeda gak setelah kamu di Jogja dengan waktu kamu masih di Padang?
160 161 162 163
Sama aja sih mbak, cuma belakangan aku ngerasain kayaknya mamaku tuh…pingin diperhatikan, selalu ingin diperhatikan. Dulu aku waktu telfon atau sms kan seminggu sekali..jarang aku berhubungan sama mamaku. Tapi belakangan mamaku yang pingin tiap hari aku nelfon..nanyain kabarnya..udah mulai kayak gitu sekarang.
Menjadi dekat dengan ibu karena ibu ingin diperhatikan oleh YD.
164 Usia mamamu berapa? 165 166
50…udah mulai tua. Mungkin dah mulai merasa kesepian kali ya, karena adikku juga sibuk dengan kampusnya, kegiatan sendiri.
167 Di rumah cuma berdua? 168 Cuma berdua.. 169 Terus sama papamu gimana hubunganmu? 170 171
Ya masih hubungan sekali seminggu gitu ya, masih hubungan weekend. Tapi sekarang kan papaku ke Medan, kalau dia pulang ke Padang pasti tuh di rumah, misalnya 2 hari berturut-
123
172 173 174
turut. Tapi tetep gak mau nginep. Misalnya dia dateng jam 3, jam 5 dia pulang. Jadi kayak selalu terburu-buru gitu loh. “duh, papa gak bisa lama-lama”…“makan dulu” “enggak-enggak, ini mau ketemu siapa…” selalu seperti itu.
175 Jadi kalian selalu merepon dia dengan baik? 176 Iya. 177 Tapi dia yang menjaga..menurutmu menjaga jarak atau gimana? 178 179 180 181 182 183
Mungkin…mungkin dia malu kali ya mbak. Mungkin dia malu atau ngerasa..bersalah, kalau aku ngeliatnya seperti itu. Karena sekarang itu, kalau misalnya aku sama adikku minta sesuatu, mungkin cuma kayak..pa lebaran beli ini ya? Papaku tuh yang kayak..oh, iya, harus dipenuhi, harus dipenuhi. Seakan akan harus seperti itu. Kalau dulu, pas masih di rumah, pasti dibantah atau di…tidak-tidakkan. Kalau sekarang kita liatnya lebih kayak…iya ini mau beli kaset ini ya dek ya, ntar papa beli.
Ayah yang sekarang berusaha untuk memenuhi kebutuhan/ keinginan anak.
184 Jadi seperti berusaha… 185 mm…mengambil hati kita tapi tidak untuk kembali ke rumah. Kalau aku nangkepnya gitu. 186 187
Begini gak…seperti..dulu dia merasa tidak begitu terlibat dengan hidup kalian, jadi sekarang saatnya untuk itu?
188 189 190 191 192
Iya, sepertinya seperti itu. Tapi tetep hati-hati mbak. Jadi kalau misalnya..kayak waktu itu kayak..pemilihan jurusan. Mamaku inginnya aku ekonomi, sementara aku inginnya HI, terus papa dilibatkan. Dia ngasih saran tapi kayak…tapi terserah kamu aja, terserah kakak aja maunya kayak apa. Kalau dulu kan, pokoknya kalau A tuh harus A, Kalau sekarang justru kayak…dia ngasih saran tapi terserah, gitu. Lebih berhati-hati.
193 Terus setelah kamu di Jogja, gimana hubunganmu sama papamu? 194 Komunikasi kalau ada masalah aja sih biasanya aku. 195 Jadi gak rutin gitu? 196 Enggak. 197 Biasanya yang menghubungi duluan siapa? 198 mmm…siapa yang rindu duluan kayaknya… Perasaan rindu pada ayah. 199 oh, masih rindu sama papamu? 200 201
Gak rindu, mungkin kayaknya, aku biasa sama papaku seperti itu. Kalau misalnya ada masalah aku dah mentok nih, dah cerita ke mamaku, ke temen-temen tapi kayaknya gak
Memberi alasan
124
202 203
nemu jalan, biasanya aku nanya bapakku. Dan entah kenapa biasanya apa yang diomongin bapakku tuh itu yang jadi keputusanku, sometimes kayak gitu.
menghubungi ayah.
204 Menurutmu kenapa kamu begitu? 205 206 207 208 209 210 211
Mungkin aku juga sedang belajar untuk menghargai dia ya mbak, karena pernah lama banget benci, pernah lama banget merasa gak butuh bapak gitu. Jadi sekarang kayak mungkin, kenapa sih gak dicoba gitu. Kenapa gak coba untuk mendengarkan papa, kenapa gak coba untuk…ya mungkin menjadi anak yang baik buat papa. Kadang ada perasaan-perasaan kayak gitu. Dan kebetulan apa yang papaku sarankan itu sering cocok sama yang aku pikirkan, gitu. Kayak butuh pembenaran yang gak dapat dari orang lain, aku carinya ke papaku. Seperti itu.
Alasan melibatkan ayah dalam memecahkan masalah krn belajar utk menghargai dan saran ayah sering cocok. Mencari pembenaran dari ayah.
212 Kalau misalnya kamu diminta untuk mendeskripsikan ibumu dalam 3 kata, itu apa aja? 213 214 215
Sabar, …ee…apalagi ya? Terlalu sayang sama anaknya, over affection kali ya? Terus, mamaku kuat orangnya. Apa, selalu maju ke depan, selalu step forward. Positive thinking ya..
Figur ibu: positif (sabar, afeksi, kuat, step forward, positive thinking)
216 Kenapa kamu bisa bilang mamamu sabar? 217 218 219 220 221
Sabar? After all this time gitu…masih baik. Aku salutnya mamaku masih bisa baik sama papa. Masih bisa yang..ee..mungkin mamaku memang pernah bilang “kita bisa hidup tanpa papa” segala macem, tapi selalu diakhir percakapan itu, kapan papa mau balik pasti tetep terbuka. Masih bisa yang…nyediain minum, ngebaikin papa, segala macem, meskipun dah kayak gitu-gitu, sakit.
Kagum dengan ibu masih baik dengan ayah yang telah menyakiti.
222 Kalau itu kamu kira-kira gimana? 223 Gak tau. Karena aku sepertinya punya intensi jadi orang yang pendendam. Citra diri: pendendam. 224 Terus kalau over affection? 225 226 227 228 229 230 231
Affection itu kayak…terutama sama adikku ya mbak, adikku itu…ee…mama kalau adikku jam 9 belum di rumah, mama pasti ribut. Dia selalu kawatir terhadap anak-anaknya. Beda secara…gak tau kalau sama aku mungkin lebih fleksibel. Aku ngeliatnya dia bener-bener kasihan itu sama adikku, dan sangat dimanja. Salah sering dibenerin, aku ngeliatnya kayak gitu. Terus gak bisa tegas, terutama masalah uang sih. Misalnya udah dikasih buat apa, terus abis buat apa, terus minta lagi terus dikasih. Gitu sama adikku. Kalau sama aku, mama lebih banyak, ah percayalah sama kakak, kakak bisalah. Seperti itu.
125
232 Jadi menurutmu mamamu orang yang tidak mudah marah? 233 Tidak mudah marah. Sabar. Sabar banget. Yang bisa bikin mama aku marah tuh aku. 234 Oh? Pernah? 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244
Lumayan..kalau aku pulang ke Padang pasti kita berantem sekali… kayak ada yang gak cocok, karena mamaku tuh …ee…biasanya kalau aku pulang ke Padang aku punya jadwal nih, aku mau main kemana-kemana. Sementara mamaku juga punya cerita lain, dan dia gak komunikasi. Nanti biasanya tiba-tiba kayak..kerumah tante ini ya, ke rumah tante ini ya…dan biasanya aku dah punya janji, dan ntar dia mulai bersedih hati gitu..kayak, aduh sekali-sekali ketemu anak, segala macem. Nah biasanya aku marah kalau kayak gitu. Kenapa gak ngomong begini-gini..nah itu bisa ribut.. terus terang aku tipe orang yang perlu berkomunikasi. Maksudnya kalau ada janji apa dijabarkan, jangan dadakan. Kadang mamaku..sekali-sekali ketemu anak, dilawan lagi..mamaku kayak gitu.. Itu paling yang bikin ribut biasanya.
Menilai ibu tidak berkomunikasi dengan baik.
245 246
Kamu bisa ceritakan satu kejadian yang bisa membuatmu berpikir bahwa mamamu adalah orang yang kuat…
247 248 249 250 251 252 253 254
mmm…tekanan keluarga. Ee..sebener, kalau dibalik-balik cerita lama nih, keluarga mamaku tuh gak setuju mamaku nikah sama papaku. Latar belakang keluarga, pendidikan dan segala macem.. Nah, ketika kita punya masalah yang … dengan papa ini, itu mama tuh gak cerita ke siapapun. Dia gak cerita ke kakak-kakaknya, dia gak cerita ke ibunya. Jadi dia bener-bener ngadepin itu sendiri. Sama sekali gak minta bantuan tuh loh mbak, secara financial, ataupun cuma sharing, itu tuh enggak. Dia istilahnya, cerita sama temennya dan sama kita. Ya aku merasa untuk, mamaku anak bungsu. Anak bungsu dan satu-satunya cewek.
255 Dari berapa bersaudara? 256 257 258 259 260
Dari berenam. Jadi aku rasa kalau aku jadi mamaku pasti aku butuh dukungan, terutama saudaraku, tapi mamaku gak melakukan itu. Terus kuat juga masalah di kantor. Mamaku lumayan prestasinya cepet naik, ya biasalah tikungan-tikungan kayak gitu. Tapi dia tetep aja happy. Mamaku tuh orangnya senyum terus. Gak pernah yang muka sedih tuh enggak. Tetep happy gitu loh. Jadi…apa ya? Nerima, tapi dia tetep jalan.
Citra diri: butuh dukungan saat menghadapi masalah.
261 Kalau papamu? Maksudnya, kalau kamu diminta untuk mendeskripsikan papamu dalam 3
126
262 kata, apa aja? 263 Papaku itu seperti aku, kebanyakan. Pesimis orangnya. Figur ayah: pesimis. 264 Pesimis? 265 Iya pesimis.. 266 Lalu? 267 268
Terus…cukup mudah marah. Harga dirinya tinggi banget. Susah banget untuk bilang maaf sepertinya.
Ayah mudah marah, harga diri tinggi, sulit minta maaf.
269 Oh? Gimana tuh pesimisnya? 270 271 272 273 274 275 276 277
Pesimisnya itu, …aku juga sebenernya tahu ini dari mama, cuma denger-denger cerita memang seperti itu. Misalnya dia mau beasiswa kemarin ke Medan. Ee..dapat anggaran biaya seberapa, terus pasti yang..aduh gak usahlah nanti gak bisa, gini gini gini gini. Pokoknya banyak, banyak takutnya dari pada iyanya. Nah biasanya kalau gitu mama, kayak kemarin contoh kasusnya yang mau kuliah ke Medan ini, kan anggarannya kan kalau diitung-itung gak cukup nih, papa tuh…aduh gak usahlah, gak usah ajalah sekolah, udahlah gak apa-apa kayak gini aja. Nah mamaku yang..gak apa-apa, nanti kalau gak ada kita adain. Mamaku suka ngomong gitu. Kalau duitnya gak ada kita adain.
Ibu memberi dukungan finansial pada ayah.
278 Jadi walaupun mereka sudah pisah, mamamu masih begitu? 279 280 281 282 283
Masih mau bantu.. tapi nanti, ini anak-anak…halah gak apa-apa, Y udah kerja. Ya udah, bisa bisa…kayak gitu mama. Pesimis kayak mau nyoba..ngajar tempat lain. Kan ada tawaran, abis gitu kayak..aduh gak usah lah, di sini aja. Pokoknya tipe orang yang..kayak gitulah dia pinginnya. Kalau mama enggak. Mama tuh coba ini, coba ini, coba ini.. agak takut gagal sih papaku, kalau aku liat orangnya.
Figur ayah: takut gagal.
284 Menurutmu, papamu yang seperti itu gimana? 285 286 287 288 289
Ya cocok sama aku…hehehe.. aku hampir look alike. Pokoknya kita hampir mirip. Makanya keras-keras kepalanya tuh mirip.. mamaku selalu bilang, kalau misalnya aku udah masalah gitu, ya jangan kayak papalah. Kamu tuh harus lebih optimis. Jangan kalau ada sedih sama orang tuh jangan dendam, diomongin.. Pokoknya dia berusaha mempositifkan aku, karena dia liat aku punya gelagat seperti papaku..
Identifikasi figur ayah.
290 Kamu juga takut gagal kah? 291 Aku orangnya banyak pemikiran ya, pertimbangan. Tapi biasanya berakhir dengan Citra diri: banyak pemikiran
127
292 293 294
kenekatan. Jadi, istilah mamaku, aku ngalamin papa dulu nih, ntar baru ada mamanya. Gitu. Aku, aku banyak ini..banyak keraguan, segala macem, tapi at the end biasanya aku akan selalu ngerjain juga.
dan nekat.
295 296
Apa pertimbanganmu sampai akhirnya kamu mau melakukannya, walaupun awalnya kamu ragu?
297 298
Sebab kalau gak kucoba aku penasaran. Maksudnya, kalau gak dicoba aku gak tahu. Gak tahu gimana, gak tahu sakitnya kalau gagal, atau suksesnya, karena aku gak nyoba.
299 Terus kalau yang mudah marahnya gimana tuh? 300 301 302 303 304 305
Mudah marah…cepet tersinggung gitu papaku. Misalnya ada omongan apa, gak suka, dia..bisa musuhan atau gimana sama temennya, gitu. Tapi papaku jarang ini..jarang mengekspresikan kemarahannya..kalau sama orang lain ya. Kalau sama kita dia langsung marah, pukul, terus diomelin. Kalau sama temennya dia cuma diem. Itu kadang mungkin yang dibawanya ke rumah kali ya.. kesel nih sama si ini, terus liat aku misalnya lagi ngapain yang gak bener nih, kena… misalnya kayak gitu.
306 Jadi pelampiasan menurutmu? 307 308 309
Sepertinya seperti itu. Kesel sama bosnya, terus di rumah mungkin aku lagi gangguin adikku, pasti kayak..lagi capek nih, punya masalah, kamu gini… papa tuh di rumah pinginnya tenang, tapi kamu.. gini gini..
310 Dan biasanya kamu menanggapi itu dengan? 311 312 313
Aku biasanya ngelawan. Aku tipe orang yang ngelawan pake mulut. Kayak misalnya, gak kok bukan aku, atau apa atau apa.. nah biasanya itu memicu kemarahannya lagi. Lebih lagi. Mulai kayak, kenapa gak bisa diem aja? Jadi anak tuh denger orangtua..apalah..
Menunjukkan agresi pada ayah (bertengkar).
314 Kalau dah begitu perasaanmu gimana? 315 316 317 318
Kalau papaku sudah begitu..aku lupa mbak..biasanya aku benci sama dia. Kayaknya aku benci dan pingin ngelawan, pingin kayak..dah kamu keluar aja, ribut aja…misalkan dalam hati membatin seperti itu. Atau kayak gini, suatu saat aku yang keluar dari rumah ini. Aku ninggalin kamu, kayak gitu-gitu.
Benci dan ingin melawan ayah tapi hanya membatin.
319 Oh? Pernah berpikir begitu? 320 321
Wah, sering. Kalau dah sebel, misalnya dimarahin terus ke kamar sendiri, itu pasti kepikirannya yang cerita-cerita seperti itu.
128
322 Terus kenapa tidak kamu lakukan? 323 Aku belum bisa saat itu kan? Aku masih butuh.. 324 Terus yang terakhir tadi..harga diri? 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334
Harga diri.. minta maaf susah banget. Ya kayak, contohnya..hubungan kita misalnya dah baik nih, dah gak ada masalah, anak-anak udah gede istilahnya. Mereka juga semakin tua, yang seharusnya sayang-sayangan, tapi dia itu..terlalu gengsi untuk balik ke rumah. Untuk makan itu bisa ribut loh mbak. Untuk ngajakin makan malam tuh bisa ribut. Misalnya aku kadang nyampe Padang itu jam 10 malam, terus..ee..bulan puasa kan biasanya aku pulang…dah pa sini aja, sahur bareng..gini gini..terus tuh bisa ribut..yang..enggak enggak ah pulang aja..loh kok pulang? Kan aku baru dateng?.. ya gak apa, makan aja, pulang aja..loh kok gitu?.. aku dah mulai dengan keegoisanku nih..dengan memanfaatkan rasa bersalah papaku yang dulu.. pasti yang..kok gak mau makan di sini?.. udah mulai segala macem. Papaku tuh tetep dengan..udah gak usah, makan di rumah aja.
Idealisme sebuah hubungan yg saling menyayangi hingga tua.
335 336 337 338 339
Menurutmu kenapa papamu begitu? Maksudnya, kan kalian welcome. Dari cerita kamu tadi mamamu tetap support, tetap care gitu kan? Tetap peduli. Kamu pun begitu. Dan juga udah gak mau mempermasalahkan..gitu. Bahkan kecenderungannya kalian yang..udahlah, ayo di sini.. kok dia begitu, menurutmu kenapa? Dia tidak menyambut juga dengan positif gitu.
340 341 342 343 344 345 346
Masalah harga diri kayaknya gak bisa jadi jawaban ya mbak? Aku nangkepnya cuma itu. Dia gengsi, dia malu. Mungkin dia malu karena ini..misalnya dia balik nih, tetangga pasti mulai bertanya..kayak gitu kan. Terus saudara-saudaranyanya…jadi seakan-akan..ee.. mungkin dia.. apa ya? Tidak mau keliatan seperti…gw pernah salah nih, dan sekarang gw lagi berusaha untuk ngebaikin. Mungkin dia tidak mau seperti itu. Gak tau, sempat punya pikiran, bayangan, kalau misalnya kita pindah kota, tinggal kita..kita berempat, mungkin dia akan mau. Sempat kepikiran seperti itu.
Pikiran bila pindah kota mungkin ayah bersedia untuk kembali bersatu.
347 Itu kamu yang berpikir begitu? 348 349 350
Aku yang berpikir begitu, karena aku belum pernah ngomong. Karena aku mikir lagi, bener gak nih kalau tinggal berempat bakal baik-baik aja? Siapa tau kejadiannya berulang lagi..
Tidak menyatakan pikirannya.
351 Oh..kamu masih takut dengan abusivenya itu?
129
352 353 354 355 356 357
Iya. Tapi jujur aku..nyaman sih mbak dengan hubungan kayak gini. Jadi kadang meskipun mama yang kayak..iya papa suruh pulang.. aku sampe.. ya dah lah, gak usah ajalah, kayak gini aja lebih enak..iya ya, udahlah..kayak gitu.. Cuma kadang kita selisihnya kayaknya penolakan diajak makan gak mau, gitu loh.. Diajak sahur bareng gak mau..terus kalau dikasih apa gitu gak mau..ya udahlah.. ya udahlah dibuat happy aja..ya udah happy aja.. Untuk tampil bersama tuh, papa itu agak susah.
Menyatakan lebih nyaman bila ayah tidak kembali.
358 O gitu.. jadi kalau misalnya ada acara keluarga gitu, gak pernah bareng? 359 360
Mamaku jarang ikut acara keluarga. Iya mungkin mamaku kayak aku, jadi dia kegiatan tuh yang ke..ke temen-temennya..sosialnya..atau apa.. kalau ke keluarga dia jarang.
Identifikasi figur ibu. Citra diri: sosial.
361 362
O iya, tadi kamu cerita ya, kamu mencari perasaan homy itu diluar. Itu seperti apa bentuknya?
362 363 364 365 366 367
Ee.. aku sama temen-temenku deket, deket banget mbak, jadi kita memang banyak waktu..selama aku SMA dari SMP itu habis buat les..terus main-main di rumah temenku sampe sore..pulang tidur, besok pagi kayak gitu lagi. Dan rata-rata temenku kan orangtuanya juga pegawai negeri, jadi yang memang yang pulang sore, siang tuh gak di rumah. Jadi kita di rumah tuh, di rumah siapa rame-rame, mau masak, makan, tidur, cerita..begitu..
Kebutuhan untuk lekat dengan teman-teman.
368 Jadi menurutmu..pengertian homy itu apa? 369 Kebersamaan di tempat yang merasa nyaman.. Tempat banyak orang bisa bicara. Kebutuhan untuk berafiliasi. 370 Oh, kamu butuh itu? 371 Aku orangnya butuh bicara. Bicara dan bicara gitu..berkomunikasi dan bercerita.. 372 Dan kamu merasa itu tersalurkan gak dengan orangtuamu? 373 Dengan mama..gak sebanyak yang kudapat sama temen-temenku sih.. Komunikasi dgn ibu kurang. 374 Jadi kamu malah merasa lebih dekat dengan teman-temanmu? 375 Dengan teman, iya. 376 Lebih bisa share cerita macem-macem gitu? 377 Iya. Sampe hal-hal terkecil dan yang buruk-buruk. 378 Apalagi sama papamu ya? Lebih sedikit… 379 380
Lebih sedikit. Paling cuma sekedar cerita tapi gak sebut nama orang..kayak ada nih pa orang yang kayak gini.. Gak bisa terlalu vulgar untuk cerita..
130
381 Kenapa? 382 Aku tidak terbiasa seperti itu. 383 Dah pernah nyoba? 384 385 386 387 388
Pernah coba, cuma…jawaban mereka kadang kurang ini..kurang seperti yang kuharapkan. Jadi kayak misalnya.. udah gak usah, gak usah dipikirin..selesai. kalau sama temen kan dibahas..gitu ya..mungkin yang kayak gitu. Dan aku sepertinya dari dulu seperti itu, dari… tiap punya masalah tuh dibahasnya detil-detil kayak gitu. Kalau dibawa ke rumah paling, alah gak usah dipikirin, cuek aja…paling mamaku cuma kayak gitu.
Pengertian dari ibu kurang seperti yang diharapkan
389 Perasaanmu gimana diperlakukan seperti itu? 390 391 392
Gak apa-apa, karena biasanya aku udah menemukan jawabannya di tempat lain. Jadi aku gak masalah mamaku bilang..udah cuekin aja..ya udah terserah lah.. aku dah punya cerita sendiri nih, apa yang harus kulakukan aku dah punya sendiri…
Mencari dukungan di tempat lain.
393 Kalau kamu mendengar kata “pria” atau “laki-laki” apa yang ada dalam benak kamu? 394 Secara apa nih? Secara… 395 396
Ya apapun. Jadi kalau kamu mendengar kata “laki-laki”, nah itu apa yang ada dalam benakmu?
397 Apa ya? Pertama..aku tidak ingin terlalu berhubungan dengan mereka.. MPD 11 Tidak ingin berhub dgn pria. 398 Oh? 399 Iya bener.. oke.. nice, tapi sebentar dulu.. 400 Terus apalagi? 401 402 403 404 405 406 407
Apalagi ya? …Aku sering dapet pertanyaan kayak…kayak apa sih gambaran cowok idealmu? Aku tuh selalu gak bisa jawab mbak. Karena aku ngerasa aku tipe orang yang adaptable, jadi aku dikasih kayak apapun, ini nih penilaianku terhadap diriku dan hubunganku, aku pasti bisa nyesuaiin, asal aku sayang dan cinta sama dia. Tapi ternyata itu juga…ee..jadi pemikiran sendiri ya..itu persepsi yang salah buat aku. Karena aku banyak dapet cerita yang tidak..apa..banyak pengalaman yang malah menyakitkan dengan keadjustableanku itu. Gampang aku untuk menyesuaikan diriku dengan orang..
Tidak tau gambaran cowok ideal. Citra diri: mudah menyesuaikan diri dengan pasangan.
408 409
Menurutmu kenapa kamu begitu adjustable? Maksudnya tadi kamu bilang, asal kamu cinta gitu ya.. menurutmu kenapa kamu melakukan itu?
410 Kenapa ya?
131
411 412
Banyak cewek yang gini..ehmm..sama pacar-pacarnya tuh yang agak keras gitu ya. Jadi yang…aku maunya gini, kamu harus gitu..
413 414
Aku gak bisa kayak gitu.. malah pingin belajar, aku sedang belajar untuk menjadi seperti itu sekarang.
415 Oh gitu? 416 417 418 419 420
Gak tau kenapa ya? Bukan juga aku tipe yang pasrah dan menyerah gitu ya sama cowok, misalnya aku udah suka. Gak juga. Tapi, oh ini, keinginan untuk memastikan bahwa hubungan itu baik-baik aja.. mungkin kayak..aku sama pacar gak pernah marah sama cowokku mbak, karena aku..ya itu, tipe pengertian, yang kayak..o berarti gak bisa nelfon, dia emang sibuk, oh ya udah gak apa-apa.
Tidak mau marah untuk memastikan hubungan dengan pasangan baik-baik saja.
421 Gak mau diambil pusing gitu? 422 Iya, gak mau ambil pusing. 423 424
Atau..apa namanya..dikorek-korek, cewek-cewek suka gitu kan? Misalnya…masak 5 menit aja gak bisa?
425 426 427 428 429
Gak bisa. Aku pingin seperti itu. Ternyata setelah mengalami kegagalan aku malah pingin untuk jadi orang seperti itu, karena sepertinya tempat teraman ya.. Tindakan aman untuk membuat kita merasa nyaman. Jadi ketika kita putus kita gak sakit-sakit banget nih..aku ngeliatnya seperti itu. Karena kita juga pernah marah sama dia, kita pernah ini, pernah ini, pernah ini..
Penilaian bahwa rasa sakit atas perpisahan akan lebih kecil karena pernah marah dengan pasangan.
430 Jadi kamu selama ini gak pernah marah sama pacarmu? 431 432 433
Karena kalo dipikir juga gak ada yang perlu dimarahin. Ya misalnya dia gak bisa telfon karena gak punya duit, terus kita mau apa? Mau teriak-teriak? Kasih dia duit? Kayaknya gak harus seperti itu.
434 435
Terus apalagi. Kamu kan tadi, mendengar kata “laki-laki” tidak ingin berhubungan.. Kenapa? Memang imagenya tuh seperti apa sih?
436 437 438 439 440
Karena aku ngerasa..ee..kayaknya aku nih yang perlu berbenah diri untuk menghadapi orang. Karena aku pacaran baru 2 kali, dan 2 kali berakhir tidak begitu menyenangkan. Aku ngerasa kayak..oke mungkin, akunya nih yang belum bisa memanage perasaanku. Belum bisa bersikap selayaknya seorang pacar, sehingga aku diperlakukan seperti itu. Aku gak nyalahin diriku, cuma mungkin aku belum tau aja caranya..Makanya kalau misalnya
132
441 442
ada yang deketin, aku cenderung berusaha untuk menjadi galak. Berusaha untuk lindungin diri sendiri..
MPD 6 Menujukkan agresi pada pria untuk melindungi diri.
443 Dari apa? 444 445
Ya dari kesalahan yang sama..takut disakitin. Takut kalau yang dateng lagi itu, sama aja kayak yang kemaren.
Rasa takut disakiti lagi oleh pria.
446 Sama aja kayak yang kemaren itu yang seperti apa? 447 448
Yang…tiga tahun pacaran tiba-tiba selingkuh. Gak ada kabar, tiba-tiba selingkuh. Atau yang..cuma mau…mau seks doang bisa juga kan?
Berpisah dgn pasangan krn diselingkuhi.
449 Kamu pernah ngalamin itu, atau pernah denger? 450 451 452 453 454 455
Iya, yang hubungan terakhirku seperti itu. Karena dia cuma..istilah kasarnya nih..cuma mau tubuhku doang. Ternyata gak dapet, karena aku memang gak mau yang kayak gitu kan.. itu mungkin asalan kenapa cuma berlaku 2 hari. Mungkin juga dia mikir, aduh gak bisa diapa-apain, udahlah selesai aja. Sementara aku udah ngerasa dalem banget kan sama dia, udah ngerasa udah dapet cowok orang yang kuinginkan. Karena selama setahun aku memang deket sama dia, sebagai temen.
Menilai ditinggalkan oleh pasangan krn tidak mau berhubungan sex.
456 Yang kamu inginkan itu seperti apa? 457 Seperti apa? Masih belum bisa jawab nih mbak, kayak apa ya? 458 Tadi kamu bisa bilang, dapet yang aku inginkan,nah berarti kamu tau dong… 459 460
Ya.. tidak hanya sex only yang pasti… bukan hanya..ee.. Terus aku pingin cowok yang agak tajir (kaya). Karena cowok-cowokku yang selama ini tuh tidak begitu beruang..
Ingin pasangan yang kuat secara finansial.
461 Sehingga? 462 463 464 465 466 467
Jarang memberiku hadiah…jarang mengajak aku keluar, dan cenderung aku yang ngebayarin. Aku sebenernya tidak itung-itungan orangnya, kalau memang aku ada, aku bisa, aku bayarin. Cuma, ya itu, aku mulai membandingkan.. Temen-temenku dikasih, diginiin, tapi mereka masih aja marah cowoknya, tapi masih aja tuh tetep jadian. Kenapa aku tidak bisa seperti itu? Jadi orang yang ngasih banyak ke aku, tapi aku bisa tetep marah sama dia.
Ingin seperti teman-temannya, diberi hadiah, tetap bisa marah, dan tetap jadian.
468 Lalu? 469 470
Apalagi ya contohnya? Ee..sabar sih, musti sabar. Karena aku, sedang mencoba memainkan peran menjadi cewek yang galak dan pemarah. … Aneh sih mbak, tapi aku
Ingin pasangan yang sabar. Mencoba mjd galak dan
133
471 472
memang lagi seperti itu. Aku lagi mengubah cara aku memperlakukan orang lain terutama sama cowok.
pemarah.
473 Pertimbangannya? 474 475 476 477
Aku gak mau sakit lagi. Setahun, dua tahun bisa kebayang, bisa benci banget sama orang itu. Ini sama yang terakhir cowokku, untungnya dia dah gak di sini, dah balik ke Bali. Kalau misalnya ketemu aku mungkin masih yang sedikit geram, apa, masih kayak gimana gitu. Kayak seakan-akan masih ada yang belum terselesaikan.
Rasa marah yang tidak terselesaikan pada pacar 2.
478 Terus gimana kamu menghandle itu? 479 480 481 482 483 484 485 486
Aku biasanya melarikan diri. Kalau misalnya ada kesempatan bertemu dia, aku gak mau. Kalau ada temen-temen yang cerita tentang dia, aku menyuruh mereka diam gitu loh. Udah, gak usah… aku gak mau denger. Aku melarikan diri. Aku belum bisa ngadepin itu. Tapi kalau buat pacarku yang pertama, aku dah bisa slow. Karena 2 tahun setelah kita putus aku dah berani nelfon dia untuk bilang maaf lahir batin pas lebaran. Itu istilahnya aku dah..ah udah gak apa-apa, ketemu dia juga dah gak apa-apa. Tapi yang ini masih belum.. kenapa ya? Ya itu kali, dendam. Masih kayak..gw masih gak terima nih lo perlakukan seperti ini.
MPD 11 Tidak mau bertemu dengan pacar 2. Dendam pada pacar 2.
487 Biasanya kalau pacaran berapa lama? 488 3 dan 2 hari itu mbak. 489 Oh.. 490 Kan 2 kali aku pacaran. 491 Yang pertama berapa lama? 492 Yang pertama 3 tahun. 493 Wah, lama tuh.. 494 Iya, hehe.. yang kedua 2 hari… 495 Terus kamu pisah sama yang pertama kenapa? 496 Suatu hari dia nelfon bilang kalau dia punya cewek lain. Diselingkuhi pacar pertama. 497 Oh, gitu aja? 498 499 500
He eh. Dan aku waktu itu minta dia milih. Dia gak mau. Aku menunggu selama 2 minggu. Akhirnya aku gak tahan, minggu ke 3 aku pulang ke Padang. Bener. Aku dah cerita ke mamaku, ke papaku.. Bilang, aku gak bisa kayak gini, aku harus ngomong, harus ketemu
134
501 502 503
orangnya. At least aku denger dari mulutnya..iya aku gak mau lagi sama kamu..selesai. Dan, mungkin aku sedih, tapi aku tau kejelasan. Akhirnya aku pulang ke Padang, tetep gak nemu jawaban. Dia gak mau milih.
504 O, jadi ini sempet long distance gitu sama dia? 505 Iya, 2 tahun di sini (Jogja), setahun di Padang. 506 Dari SMA berarti? 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516
SMA. SMA kelas 3. Ya udah aku pulang ke Padang, gak dapet juga jawabannya, ee..aku melakukan kesalahan bodoh waktu itu, aku marah. Akhirnya aku marah mbak. Jadi, selama itu aku ngerasa aku baik nih, gak ngapa-ngapain. Maksudnya, ngikutin, tapi terus tiba-tiba aku diperlakukan seperti itu, dan aku tidak dipilih pun, gitu kan.. Aku marah..gak tau waktu itu aku mukul kaca. Aku udah gak tau, dah emosi banget, ee..pingin mukul dia tapi gak bisa, pingin ngomong udah gak tau ngomong apa, akhirnya aku ya..kan aku kayak papaku aku bilang..aku mukul kaca, sialnya tanganku kena. Berdarah banyak banget. Nah itu, ee..mamaku sempat curiga, papaku juga. Apakah mau bunuh diri atau gimana gitu.. Terus aku bilang, ya terserah mau percaya atau enggak, tapi itu gak seperti itu. Ini karena aku marah dan aku pukul pake tanganku, jadi berbekas gitu. Nih..
MPD 3
Merasa marah karena tidak dipertahankan oleh pacar 1.
517 Oh.. 518 519 520 521 522
Terus ya udah balik ke sini lagi, tetep statusnya gak jelas. Aku dah benci, dah benci. Dalam hati aku dah gak mau tau lagi sama orang ini. Lama lama lama, 2 tahun aku gak pulang, segala macem..sempet pada suatu hari kesadaran muncul, kalau..udahlah terserah aja. Mungkin karena aku dapet kehidupan yang lebih baik, ketemu orang-orang yang lebih-lebih lagi, akhirnya aku bisa terima. O iya, mungkin memang bukan tempatku sama dia.
Benci pada pacar 1.
523 524
Jadi selama akhirnya kamu balik lagi ke Jogja itu, sampe kamu menemukan kesadaran..itu, tidak berhubungan sama sekali sama dia?
525 Gak mau. MPD 11 Menghindari pacar 1. 526 Dia berusaha gak menghubungi kamu? 527 E, iya. Tapi tidak sekeras yang kuinginkan. Cuman.. 528 Maksudnya tidak sekeras yang kamu inginkan gimana? 529 530
E, kalau dia bener-bener mau minta maaf pasti nelfon, pasti dia gencar gitu loh mbak. Dan dia tidak. Dia cuma sms dua kali, bertanya kenapa aku gak ngebales, udah seperti itu.
Ingin pacar 1 berusaha lebih keras untuk minta maaf.
135
531 532
Wah, aku udah menumpuk banget sumpah serapah dan benciku tuh sudah..sudah, eh..nih orang..emang, udah kutuk-kutukan segala macem.
Agresi emosi
533 534
Jadi kalau misalnya dia lebih gencar gitu ya, apakah kamu..maksudnya, ee…tadi apa? Pencerahan? Itu datang lebih awal menurutmu? Atau bagaimana?
535 536 537 538 539 540 541
Kayaknya aku perlu mempunyai kesadaran sendiri deh. Ya mungkin bisa lebih awal sih. Karena serasa, e..aku ada harganya nih. At least, orang yang pernah dekat aku diperjuangkan, untuk minta maaf aja, untuk balik mungkin aku juga dah gak mau. Tapi ternyata enggak tuh. Ya di situ aku ngeliat, oh, ternyata hanya kayak gini toh orangnya.. Jadi semakin kayak, ya mungkin pencerahannya ketika aku sadar, baguslah aku gak sama orang ini, gitu. Dan aku ketemu banyak orang lagi, nyiapin kehidupan, kerjaan, dan segala macem.
MPD 6
Mungkin tidak ingin kembali pada pacar 1. Berpikir ternyata lebih baik tidak bersama pacar 1.
542 543
Padahal, selama kamu berhubungan 3 tahun sama dia, itu seperti apa? Maksudnya, baik-baik saja, atau memang sering berantem, atau..
544 545 546 547 548 549 550 551 552
Gak pernah aku bilang. Kita tuh gak pernah berantem. Makanya aku juga bingung. Kadang aku juga pingin, tapi aku tuh gak bisa gitu loh mbak. Pingin kayak marah atau apa, gak bisa aja.. gak kayak, aduh..sepele nih, ngapain sih dimarahin, udahlah. Bukan, bukan karena takut kehilangan atau apa, karena aku memang tidak pingin berada di situasi yang benci-bencian seperti itu. Dan tipenya tipe cowok yang introvert gitu. Kalaupun kita marah atau gimana, dia pasti diem. Diem dan..kebingungan. kebingungan kayak tidak tau cara meminta maaf tuh seperti apa. Aku ngeliatnya dia seperti itu. Payah, payah pokoknya dia tuh.. Padahal aku dah deket sama keluarganya, suka main ke rumahnya dulu. Keluarga kita dia gak gitu kenal sih, tapi keluarganya kenal sama aku. Deket juga gitu..
Penilaian terhadap Pacar 1: introvert dan payah.
553 Menurutmu dia serius gak sama kamu? 554 555 556
Iya. Apa mungkin karena jarak ya? Terus akhirnya dia kesepian..bisa juga. Tapi waktu itu kasusnya gini, ceweknya yang niat banget. Ceweknya tau dia punya pacar, tapi ceweknya tuh gencar banget. Kabar terakhir sih akhirnya dia nikah sama cewek itu mbak.
557 O gitu.. 558 Dah bunting duluan kabarnya. 559 560
Nah ini, penilaianmu terhadap cewek itu kayak apa? Cewek yang ini ya, yang ngejar-ngejar cowokmu..
136
561 562 563 564 565 566 567
mm..aku lebih nyalahin cowokku sih, pacarku. Karena harusnya dia yang bisa bikin penegasan. Kalau memang dia mau putus sama aku, ya aku diputusin jangan digantung. Dan kalau emang dia mau sama cewek ini, ya, dia juga bilang dia mau sama cewek ini. Pokoknya aku lebih pada kata-kata sih sebenernya. Iya aku gak bisa, kamu jauh, aku mau sama cewek ini. Done. Masalah itu selesai. Ini aku dibiarkan menanti jawaban selama berbulan-bulan sampai aku bikin keputusan sendiri. Oh, ternyata hubungan ini memang dah berakhir.
Menyalahkan Pacar 1. Alasan menyalahkan pacar 1.
568 569 570
Itu yang lebih menyakitkan untukmu? Maksudnya gini, kalau misalkan ternyata suatu hari dia bilang, ternyata aku menemukan perempuan lain dan aku memilih dia. Itu akan lebih mudah buatmu?
571 572 573
Kalau dia punya alasan. Jadi misalnya kayak gini, alasan mungkin yang sakit, ya ceweknya lebih seksi, misalnya gitu. Ceweknya lebih pinter, dia lebih ini.. Bisa aku, bisa terima. Tapi kalau cuma kayak gitu doang..
574 Kayak gitu tuh kayak gimana? 575 576 577
Ya.. Aku ketemu orang lain nih. Suka nih sama orang, gak bisa sama kamu.. Pasti tuh, aku akan membandingkan diriku, dia punya apa sih? Gitu.. Sebenernya kalau aku pikir cowokku tinggal bilang..dia deket, kamu jauh. Mungkin aku akan..oke..
578 Kamu akan lebih terima ya… 579 580
Akan lebih terima jawaban seperti itu. Ternyata 3 tahun pacaran dia gak kenal aku ya? Dia tidak bisa menemukan jawaban seperti itu untuk aku.
Menilai pacar 1 tidak mengenal dirinya.
581 582
Tadi kamu bilang, karena dia tidak bisa memberikan jawaban kamu akan membandingkan dirimu dengan perempuan itu..
583 Iya.. 584 Kenapa? 585 586 587 588
Aku perlu pengertian di kepalaku. Perlu sebuah alasan. Aku tipe orang yang suka bertanya sama diri sendiri tuh loh mbak. Jadi kayak..kenapa ya aku diputusin ya? Itu akan jadi pertanyaan terus di kepalaku. Kalau aku gak bisa nemuin jawabannya, cenderung aku bikin sendiri.. ya mencari gitu..
Citra diri: pemikir.
589 Ya, kejadian itu terus gimana? 590 Ya aku rasa jawabannya karena aku jauh sih..
137
591 Gak ada alasan lain atau apa? 592 593
E.. temenku pernah ketemu cewek itu.. oke secara fisik mungkin dia lebih menarik, tapi sayang aku lebih pinter..haha..
594 Itu lebih penting? 595 596 597 598 599
Aku lebih suka itu. Cantik sih, modis sih, cuma bego..temenku bilang. Oh ya udah, gak apa-apa, kalau gitu sih gw fine aja..aku bilang gitu.. cocoklah, sama-sama bego.. dibikin lelucon aja, gitu.. temenku telfon.. aku dah liat ceweknya ya, ya gitu-gitu deh.. tapi bego, diajak ngomong gak nyambung. Oh, gak apa-apalah. Mungkin dia cocoknya sama yang kayak gitu kali. Terus jadi lelucon, terus udah..lega.. Gitu..
MPD 6 Menutupi patah hati dengan lelucon.
600 Jadi sekarang udah gak ada masalah? 601 Dah gak pingin balas, pingin ngutuk-ngutuk gitu ya.. enggak, udah gak ada.. 602 Kalau sama pacarmu yang kedua ini gimana? Maksudnya, hubungan kalian tuh gimana? 603 Tidak berhubungan sama sekali, komunikasi..tek..terputus. 604 Setelah dua hari itu? 605 606 607 608
Setelah dua hari. Oh, dua hari itu kita masih bersama, karena kita kerja satu kantor. Sebulanlah kita masih..aku sih tepatnya masih kepayahan-kepayahan, sementara dia udah, entah sama siapa lagi.. dan dia tuh menunjukkan tuh dikantor itu. Jadi kayak..eh, cewek gw telfon nih..oh, lagi di situ tuh, lagi sama hati-hati yang gak bener..
609 Terus? 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620
Ya benci sih. Aku jadi benci banget sama dia. Terus..ee..kalau bisa gak usah ketemu lagi deh. Karena masih sebel. Sebel dalam artian sekarang aku ingin menyakiti dia secara fisik. Jadi pernah sekali ketemu pas acara musik. Kasarnya acara komunitas bandku. Lagi santai, ketawa-ketawa, dia lewat. Ngapain nih orang ke sini..gitu kan? Dia juga liat aku kaget. Terus dia pergi, kemana.. Aku tuh dah gatel tangannya nih. Aku ada temen deket waktu itu..ee..cowok, R namanya. Kamu mau ngapain? Pingin tampar mukanya, aku bilang. Soalnya itu gak sempet kulakuin. Gak sempet aku lakuin ketika aku marah sama dia. Gak usah. Akhirnya aku diseret sama temenku. Orangnya kan gendut, dia seret aku pulang. Mendingan kamu nangis-nagis atau gimana dari pada kamu menghajar orang, itu membuat jelek dirimu sendiri, dia bilang gitu. Ya udah. Sekarang misal kalau denger nama atau ceritanya masih kayak…tai orang itu..masih ngomongnya masih kayak gitu. Sempet
MPD 11 Tidak mau bertemu pacar 2. Keinginan untuk melakukan agresi secara fisik. Menunjukkan agresi secara
138
621 ketemu gue.. Pokoknya ancem-anceman kayak gitu. verbal. 622 623
Apakah menurutmu kamu akan terpuaskan dengan melakukan..misalnya memukul dia gitu. Maksudnya menyakiti dia secara fisik?
624 625 626 627 628 629 630 631 632
Sepertinya gitu. Sepertinya aku punya gambaran..wah, ini cewek emang..maksudnya, ni orang dendam banget nih sama aku, aku lebih baik gak usah ketemu dia lagi. Intinya, aku pingin melakukan sesuatu, yang buat dia juga berpikir kalau dia gak mau ketemu aku lagi. Dan aku fine. Aku mikirnya seperti itu. Aku pingin dia juga punya pikiran sama seperti aku, aku gak pingin dia punya pikiran..ee..maksudnya..ah Y pacarku, apa kabar? Aku gak mau, karena aku benci sama kamu. Aku inginnya dipertegas seperti itu. Kenapa aku pingin nyakitin kamu sekarang? Aku pingin kamu tau, besok kamu gak usah, nganggap..gak usah ketemu lagi. Udahlah, kamu menghindarlah dariku, kamu liat aku kamu pergilah. Kayak gitu aku pinginnya.
Ingin membuat pacar 2 berpikir untuk menjauh.
633 O gitu.. 634 635
Dan aku tidak pingin menjaga hubungan baik apapun sama dia, toh aku gak butuh. Yang jahat sama aku kan dia..
MPD 6 Tidak ingin menjaga hub baik dengan pacar 2.
636 637
Tapi dia, setelah dua hari itu, yang memang..tadi kamu bilang, dia kayaknya dengan sengaja menunjukkan…
638 Keintimannya dengan orang lain di depanku.. 639 640
Nah terus, tidak ada..tidak pernah..menghubungi kamu dengan baik? Misalnya sms, apa kabar? Atau..ketemu yang terus say Hi!..
641 642
Ya, he-ho he-ho aja sih iya. Istilahnya, dia tidak mencoba untuk memperbaiki hatiku. Aku ditinggalin kayak gitu aja. Dan dia sibuk dengan hidupnya. Sebel banget, aku benci banget.
643 Meninggalkanmu begitu saja.. 644 645 646 647 648 649
Iya. Biasanya kan orang..kita pernah deket nih sebagai teman, terus tiba-tiba pernah lebih deket lagi sebagai pacar, tapi keesokannya kita pingin sebagai teman lagi, aku pinginnya bukan dijagain juga sih mbak, act like normal. Dan dia tidak. Dia bener-bener membuat aku dimusuhi, dan aku yang bencinya dia ngajak orang lain musuhin aku. Jadi dia balikin cerita nih..Y tuh ngejar-ngejar gue nih..temenin gue dong, biar kemana-mana gak digangguin Y. Makanya aku benci banget sama dia.
Pacar 2 memusuhi YD setelah putus. Benci pada pacar 2.
650 Putusnya gimana? Maksudnya dia bilang sama kamu?
139
651 652 653 654 655 656 657 658
Iya. Tiba-tiba dia bilang..kayaknya kita gak usah deh, gak bisa.. Terus dia bilang..ee..alasannya sih, karena dia sayang sama aku. Dia emang tipe cowok yang sembarangan. Maksudnya dia ketemu cewek malam ini, besoknya dia bisa tidur, besok pagi dia lupa. Terus aku bilang, aku tau kamu kayak gitu, aku terima kamu tuh bukan karena langsung iya-iya doang. Bukan karena napsu doang. Aku tuh punya pertimbangan sama kamu. Dia bilang, aku takut nyakitin kamu..gini gini.. aku bilang, aku bisa jaga diriku, kalau aku gak mau aku pasti bilang enggak. Tapi dia, gak mau, pokoknya putus.. Ya akhirnya ya udahlah.. tapi tenang kok, besok kita baik-baik aja.. katanya gitu..
Penilaian thd pacar 2: bukan cowok baik-baik.
659 660
Ternyata tidak seperti itu, terus berubah semuanya ya? Dan karena itu kah, kamu ber..tadi sebelumnya cerita kalau..mungkin saja dia hanya ingin tubuhmu..
661 Iya. 662 Karena dia punya reputasi itu sebelumnya. 663 664 665 666 667
Punya reputasi itu sebelumnya.. Nah di situ aku bilang mbak, kenapa aku pingin jadi cewek yang galak dan pemarah, karena masa..masa pasca kejadian putus itu, aku tetap baik sama dia, gitu loh.. Masih tetap..eh, kerjain ini dong.. Pokoknya masih tetap seperti act like normal. Sementara aku dah di tusuk-tusuk gitu aku gak marah, gak berontak, gak apa, tetap itu..
Alasan ingin menjadi cewek yang galak.
668 Sedangkan yang kamu inginkan sebenernya perlakuan seperti apa? 669 670 671 672
Sama seperti biasa. Paling enggak kayak abis kerja..ayo makan, gitu..ayo kemana kemana kemana.. tidak dimusuhin. Aku dimusuhin. Itu aku gak terimanya, di situ. Dan aku saat itu tidak berpikir untuk membalas atau mengatakan kalau aku gak suka. Aku bilang aku gak suka, tapi aku tidak melakukan tindakan.
Tidak melakukan tindakan walau tidak terima diperlakukan tidak baik oleh pacar 2.
673 Dan gimana perasaanmu sekarang, setelah pisah sama dia? 674 675 676 677 678 679
E..kadang kalau lagi normal ni…aku bersyukur mbak. Karena ketika aku keluar dari kantor itu, aku ketemu banyak orang lagi, punya kerjaan lagi, banyak juga cerita banyak orang yang sayang sama aku, yang lebih-lebih baik dari dia banyak banget. Cuma aku punya apa ya..kalau lagi gilanya nih..kapan ya gue ketemu dia ya? Kapan gue ngancurin dia? Gue pingin dia hancur nih. Gue pingin dia sakit nih. Atau gue pingin dia tau kalau gue hebat banget sekarang, dia tuh gak bakal kemana-mana. Dia tuh akan kayak gitu aja, pokoknya..
Keinginan untuk menyakiti pacar 2 (agresi).
680 Sampe sekarang masih suka kayak gitu?
140
681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692
Aku sedikit kawatir, temen deketku sekarang mau ke Bali, mau ada panggung di situ, dan dia memang lagi deketin temenku ini. Aku sempet bilang sama temenku..kamu kalau sempet ngomong sama dia, kamu jangan..aku gak mau lagi temenan sama kamu. Karena aku bener-bener gak mau ada hubungan. Sedeket apapun kita, kalau dah ada dia, aku gak mau tau. Aku mengeraskan hati seperti itu. Kayaknya temenku masih berhubungan, tapi dia dah janji sama aku.. Kita pernah musuhan tuh loh mbak 2 bulan..aku sih.. Gara-gara temenku..eh, si ini ngajakin ini loh.. Kamu ngomong lagi ya, kita gak ketemu 2 bulan. Bener aku nguatin hati gak mau ketemuan sama temenku. Akhirnya temenku ngerti, bahwa sekarang gak boleh ngomongin. Nah besok ke Bali, kayaknya nih orang dah dengan senjatanya mau apa sama temenku.. Aku agak sedikit kawatir sih gimana hubunganku sama temenku yang satu ini.. Cuma, terserah deh.. istilah kasarnya, egoisnya, temen gue banyak kok, ilang satu orang ini gak apa-apa..
693 694
Sampe segitunya kah? Sebegitu dendamnya kah kamu sehingga orang yang dekat sama kamu pun kalau berhubungan sama dia..
695 Akan ku korbankan.. Iya, iya kayak gitu. 696 697
Terus gimana kamu menanggapi dendammu itu? Apa yang kamu lakukan biasanya kalau kamu sedang merasa itu?
698 699 700 701 702
Udah jarang sih yang ke orang ini ya.. Apa ya? Karena kan sekarang aku juga..biasanya aku ngapain ya? Aku nulis sih mbak, nulis-nulis..terus aku jalan..Pokoknya yang..yang girl things to dolah. Belanja atau apa.. nyeneng-nyenengin hari sebetulnya kayak gitu. Jarang sih. Karena, mulai aku merasa nyaman, dia gak ada disekitarku, dia jauh nih, jadi kadang aku bisa berpikir kayak..ala ini aja cuman, perasaan sesaat aja, benci sesaat aja.
MPD 4
Menulis dan jalan-jalan untuk menyalurkan rasa dendam pada pacar 2.
703 Dia sekarang di Jogja? 704 Di bali. Dia orang Bali, dah balik ke Bali. 705 Oh, dah balik ke Bali. Kamu merasa apa dia tidak ada di Jogja? 706 707 708 709
Lega banget. Karena kemungkinan bertemu tuh besar. Kita sama-sama suka musik, sama-sama suka nongkrong, sama-sama megang band. Kemungkinan bertemu dan saling menyebutkan diri tuh besar banget. Eh, ini kan temenmu, ini kan…kayak gitu. Lega sih aku.
710 Sekarang kalau misalnya kamu mendengar kata perempuan, apa yang ada dalam
141
711 pikiranmu? 712 Seorang yang harus dilindungi.. Keinginan untuk dilindungi. 713 Oh? Terus… Kenapa? 714 Karena perempuan.. kenapa ya? Karena laki-laki harusnya melindungi perempuan. Pandangan bahwa laki-laki
seharusnya melindungi perempuan.
715 O begitu? Lalu? 716 717 718
Pasti menyenangkan gitu loh kalau bisa bicara dengan perempuan dan ketemu temen. Temen untuk perempuan yang baik, mau itu ibu, ibu-ibu yang jualan, atau apa. Selalu menyenangkan kalau ketemu perempuan yang bisa diajak bicara dengan baik.
Keinginan atas figur ibu yang dapat diajak berkomunikasi.
719 Secara general, arti kata perempuan itu buat kamu apa? 720 721
Seorang yang lemah, tapi bisa jadi..sekuat batu kalau memang dia pingin jadi kuat. Dan banyak masalah biasanya perempuan itu.
Ambivalensi figur perempuan.
722 Banyak masalah? 723 Bukan masalah sih, banyak apa ya? Banyak ketidaksimplelitasan..hehe.. 724 Misalnya? 725 726
Ya memutuskan sesuatu harus bertanya kiri-kanan dulu, terus harus meneguhkan hati untuk suatu hal.
Proyeksi diri.
727 Laki-laki gak gitu to menurutmu? 728 729
Aku tidak tahu kalau mereka sedih. Kurang tau.. aku lebih banyak dengan perempuan-perempuan dari pada laki-laki.
730 Lebih banyak mana, temen perempuan atau temen laki-laki? 731 Temen perempuan. 732 733
Kamu memilih untuk lebih banyak temen perempuan, dan membatasi untuk berhubungan dengan laki-laki atau memang secara natural terjadi begitu saja?
734 735 736 737
Secara natural terjadi seperti itu. Aku biasanya bertemen dengan laki-laki dari perempuan, jadi aku deket sama mbak Ete misalnya, ntar ada temen cowok mbak Ete siapa, kenalan sama aku, biasa kayak gitu.. Bukan tipe yang bener-bener nyari temen cowok itu enggak. Jarang aku..
Tidak ingin memulai hubungan dengan teman pria.
738 Terus gimana biasanya hubunganmu sama temen-temen…
142
739 740 741 742
Laki-laki? Deket. Rata-rata aku tuh jadi deket. Aku tuh deket sama adik kelasku ada lima orang. Itu kalau mau pasti nyari. Terus sama anak-anak bandku yang cowok juga deket. Jadi kalau mereka ada masalah..ibu cerita..deket. Di kantor juga ada yang deket. Biasanya aku yang deket banget, deket personal, cerita semua, segala macem, gitu..
Kebutuhan untuk menjadi dekat secara personal dengan pria.
743 Sejauh mana kedekatannya? 744 Sejauh mana.. 745 746 747
Hanya cerita-cerita, atau..hal yang lain misalnya melakukan aktivitas bareng-bareng sama mereka, gitu. Atau hanya misalnya gini, temen kantor, ya ketemu di kantor ya cerita bisa banyak..
748 749 750 751 752 753 754 755
O enggak, ketemu di kantor, hari minggu ketemu, fitness bareng, nonton. Bagian dari hidupkulah, ada satu orang namanya H. Satu itu deket banget. Apa-apa tuh pasti cerita. Lagi sedih sama siapa, pedekate sama siapa, ee..di sms sama siapa. Pokoknya deket banget. Wa..gue di sms sama si ini..terus dibaca, dibahas, ketawa..dah selesai.. Terus kalau lagi sedih, kurang ajar ya cewek ini, dia cuma kayak gini doang. Kedekatan kayak gitu. Sama anak bandku juga, aku cerita kayak misalnya..ini ni lagi dideketin sama ini, tapi enggak enak, terus gimana? Terus mereka cerita..iya bu, aku lagi punya masalah sama cewekku nih..
Melakukan aktivitas bersama teman pria.
756 Kamu dipanggil Bu? 757 Aku dipanggil ibu. 758 Karena? 759 Katanya aku galak…haha.. 760 O, kayak ibu-ibu gitu? 761 762 763 764
Ho oh.. Bukan penampilan, tapi ngomongnya kayak ibu-ibu. Iya, aku dipanggil ibu sama temen-temenku, ee..di..anak-anak bandku manggil ibu, di kos juga. Terus kan aku lagi ikut-ikut EO gitu mbak, sama temenku juga dipanggil ibu. Dan rata-rata cowok isinya. Anak bandku cowok semua.
765 766
Mm..tapi kalau misalnya yang..itu kan kamu yang satu orang ini dekat sekali gitu ya.. nah kalau sama yang lain-lain gimana hubunganmu sama mereka?
767 768
Mm..deket. Sama sih. Kayaknya aku ceritanya sama deh mbak. Sama H deket karena ketemu di kantor. Dari jam 8 sampe jam 5 ketemu dia terus, selama 5 hari. Ntar misalnya
143
769 770
kalau.. dia kan juga ngemc, atau dia juga misalnya dugem, dia pasti ngajakin aku. Ntar jemputin, ya gitu..
771 Perasaanmu diantara mereka gimana? 772 Nyaman. Nyaman dgn teman pria. 773 Nyaman? 774 775 776 777 778 779 780
Nyaman. Aku selalu punya tempat buat ngomong, dan aku..kebanjiran kasih sayang banget gitu loh.. nyaman. Kayaknya gini, kalau aku punya masalah sama...misalnya, aku lagi naksir orang nih, terus aku ditolak atau gimana, aku tinggal ke mereka aja. I’m happy with them gitu. Aku selalu punya tempat buat bersenang-senang. Dan gak perlu sedih lagi, kayak..ah siapa tau diantara mereka ada jodoh gue.. kayak gitu kan.. ah gak apa-apa ah, H masih sayang kok. Pokoknya pikiran-pikiran bodoh seperti itu, tapi itu membuat aku nyaman.
Kebutuhan berkomunikasi dan mendapat kasih sayang dari pria. Keinginan untuk memiliki pasangan.
781 782 783
Tunggu sebentar. Aku menemukan kontradiksi. Tadi kamu bilang, e..waktu aku tanya..apa yang ada dalam benakmu pada saat kamu mendengar kata “laki-laki”, terus kamu bilang..tidak ingin berdekatan dengan mereka.
784 Iya. 785 Tapi di satu sisi kamu bilang.. 786 787
Merasa nyaman dengan orang ini.. Karena aku sama orang ini tidak sedang jatuh cinta mbak. Aku sama dia sebagai teman.
Membatasi hubungan dgn pria sebagai teman.
788 O.. jadi konteksnya itu ya? 789 790 791 792 793 794 795
Konteksnya seperti itu. Ketika aku jatuh cinta dan suka sama seseorang aku harus hati-hati. Aku, istilahnya pagarku tuh muncul. Kalau cuma anak band kan cuma cerita.. ngurusin band segala macem, wah aku sayang banget nih sama mereka. Nyaman banget. Kayak gitu. Tapi kalau misalnya, aku mulai masalah kalau ada yang deketin. Nah aku mulai yang..mau ngapain nih? Mau ambil apa nih dari gue nih? Kepentingan apa nih? Pasti pertanyaan-pertanyaan kayak gitu. Itu yang aku berhati-hati. Aku tadi mengartikan kata “pria” bukan sahabat, bukan sodara, tapi orang yang ingin menjalin hubungan.
Merasa harus hati-hati ketika jatuh cinta. Perasaan curiga pada pria yang mendekatinya.
796 797
Nah terus, misalnya ada..cowok yang deketin kamu, dan kamu merasa seperti itu, terus yang kamu lakukan apa?
798 Aku biasa cerita ke H.. hehe.. Aku cerita ke temen cowokku lagi. Minta pertimbangan- Minta pertimbangan teman
144
799 800
pertimbangan.. Aku cerita ke banyak orang. Temen-temen kosku terutama, karena emang deket banget kan. Ya nanti, biasanya aku coba kenalin ke mereka.. Gimana, gimana?
pria, dan teman-teman lainnya.
801 O.. minta pertimbangan mereka? 802 Selalu. Karena aku gak..aku takut salah langkah. Takut salah langkah. Takut salah. 803 Nah, cowokmu yang 2 hari ini, kamu minta pertimbangan H juga? 804 805
Enggak. Aku belum kenal. Orang yang aku minta pertimbangan adalah orang itu juga. Seandainya aku dideketin orang, aku minta pertimbangan ke dia.
806 Dan ternyata jadian sama dia.. 807 Iya.. 808 Jadi minta pertimbangan sama siapa ya.. 809 810 811 812 813
Iya.. dan waktu itu, aku tidak minta pertimbangan siapa-siapa mbak. Karena secara..aku cerita sama temenku, dan dibilang enggak. Dah tau kan dia karakternya seperti itu, yang one night stand kemana-mana.. temen-temenku ngerti. Temen-temenku..jangan. Cuma istilahnya yang..berat nih feelingnya..udah mau banget nih..ya udah, akhirnya aku putuskan untuk sama dia.
Memutuskan untuk menjalin hubungan dengan pria yang tidak baik.
814 Nekat gitu? 815 816 817 818 819
Nekat, iya. Itu resikoku.. Ya itu, kalau gak dicoba gak tau. Lagian waktu itu aku ngerasa aku dah mengenal dia. Aku mikirnya gini, oke dia macem-macem sama perempuan lain, tapi sama aku kayaknya..dia mungkin akan berusaha untuk tidak macem-macem. Karena kita udah saling kenal, dia tau aku tuh yang kayak apa.. Tapi akhirnya tidak menghentikan dia tuh untuk mencoba untuk tidak baik..
MPD 2
Alasan memutuskan menjalin hubungan dengan pacar 2.
820 821 822 823
Nah itu kan sama yang 2 hari itu, kamu berteman baik sama dia, lalu kalian jadian 2 hari, dia melakukan itu dan kamu sakit hati. Nah, setelah kejadian itu ada lagi gak? Misalnya kamu sudah berteman baik dengan cowok, abis gitu ada yang mendekati kamu, pokoknya kejadiannya hampir sama dengan itu. Ada gak?
824 825 826
Rata-rata sih yang deketin aku karena emang pingin deket, gak berawal dari temen. Jadi emang kayak..”gue seneng nih liat lo, jalan yuk.” Atau “gue pingin kenal sama lo”. Dan biasanya aku langsung menolak. Enggak. Aku langsung bilang enggak.
MPD 11
Menolak ajakan pria yang mendekati.
827 Karena? 828 Karena..ee..apa ya? Mungkin aku lebih menyukai..kita coba temen dulu kali ya? Baru bisa MPD 2 Alasan menolak ajakan pria
145
829 dapet feeling.. yang mendekati. 830 Jadi menurutmu ajakan..misalnya kamu belum kenal, lalu dia.. 831 Ngajak keluar.. 832 Ngajak keluar. Itu pertanda bahwa sudah menginginkan lebih dari teman? 833 Iya. Aku mengartikannya seperti itu. 834 Tanggapan mereka gimana kamu tolak? 835 836 837 838 839 840 841
Mm..ada yang mundur, ada yang maju. Tapi ada yang kekeh banget masih maju sampe sekarang. Dan aku sedang mencoba nih, mencoba untuk menerima dia. Karena dia baik banget mbak, dan seperti yang aku bilang…tajir. Dia memberikanku banyak hal, meskipun aku gak minta nih. Terus, emang memperhatikan sekali yang kayak,…memastikan aku makan, udah mandi atau belum, aku gimana, nelfon, segala macem. Ya perhatian-perhatian seperti itu yang..itu yang kuinginkan. Cuma masalahnya sekarang, aku belum ada feeling nih sama dia nih..
Mencoba untuk menerima I, karena I baik dan kaya. Merasa belum ada rasa pada I.
842 Belum ada? 843 844 845 846 847 848 849 850 851
Belum ada. Tapi dia masih kekeh. Aku pernah bilang ke dia aku lagi deket sama orang lain. Orang yang tidak jelas, yang menggantung. Kayaknya naga-naganya seperti 2 cerita lain..hehe.. Udah hati-hati juga ini sebenernya, udah waspada, udah.. aku pernah bilang sama dia, aku tuh lagi deket sama orang, tapi emang gak jelas. Dan aku tuh bukan tipe cewek yang dalam satu waktu bisa deket sama cowok banyak, dalam artian menyelingkuhi tuh, gak bisa. Aku bilang, kamu mungkin liat aku deket sama anak bandku segala macem, emang, tapi kalau misalnya deket lagi itu aku gak bisa. Terus dia bilang, gak masalah, aku nunggu. Dia bilang gitu. Dan dia tetep..tetep berusaha dengan awalnya, tetep seperti biasa. Tidak mundurlah. Ya aku sedang mempertimbangkan..
Tidak mau berselingkuh / menduakan pria yang sedang dekat dengannya.
852 Perasaanmu menanggapi dia yang seperti itu bagaimana? 853 Aku gak nyaman.. Aku bilang, aku gak bisa kayak gini.. Merasa tidak nyaman dgn I. 854 Kamu malah gak nyaman? 855 856 857 858
Aku takut mbak. Takut dalam artian gini,..ee..orang nanti berharap, aku enggak. Kan sakit hati. Karena aku pernah diperlakukan seperti itu. Aku gak pingin ada orang sakit hati seperti itu. Aku masih bilang..udahlah, gak usah kayak gitu. Tapi dia gak mau. Aku.. aku sayang sama kamu, dia bilang gitu. Aku tidak peduli perasaanmu seperti apa, tapi aku ingin
Takut memberi harapan pada I.
146
859 860 861 862
seperti ini, dia bilang gitu. Atau kalau kamu gak mau aku kurangin, dia bilang gitu. Ya dia mencoba menguragi. Ya istilahnya dia bertindak seperti yang aku inginkan. Gak usah telfon aku dulu aku gak mau.. Ya udah dia gak nelfon.. nanti dah sebentar..dah boleh nelfon? Misalnya kayak gitu.
863 Kamu menanggapi itu gimana? 864 865
Seminggu ini aku mulai merasakan kesenangan.. Seminggu ini aku dah mulai merasa senang.
866 Senang..maksudnya..dia menuruti apa maumu, atau senang mendengar suaranya, atau..? 867 868 869 870
Senang cara dia memperlakukanku. Meskipun aku sudah menolak dia sekeras itu, istilahnya ya udah kayak, ..aku tuh gak bisa jalan sama kamu, aku gak mau. Tapi dia masih yang…orang yang sama ketika menawarkan kasih sayangnya, gitu. Masih orang yang sama.
Merasa senang dengan perhatian dari I/kebutuhan untuk mendapat perhatian.
871 872
Nah terus.. Tadi ceritamu..secara finasial kan kamu terpenuhi.. tapi tadi kamu bilang, aku ingin cowok yang..secara finansial lebih. Supaya aku bisa dikasih ini, segala macem..
873 He eh.. 874 875
Karena “aku melihat temen-temenku begitu, terus mereka bisa galak, dan mereka tetap bersama-sama..”
876 877
Iya.. aku sedikit cemburu dengan keadaan itu. Misalnya, aku gak pernah minta tuh sama yang lain. Aku selalu ngasih, tapi kok aku di..putusin. Kok aku di..selingkuhin..
878 879
Jadi sekarang makna untukmu bahwa laki-laki ini.. cowok yang kamu belum punya feeling, atau…
880 Namanya I..sudah. Kasihan dia, baik banget sih soalnya..hehe.. 881 882 883 884
Atau cowok lain yang kamu sudah punya feeling, Terus memberikan hal-hal gitu sama kamu, memberikan hadiah dan segala macem. Itu maknanya apa buat kamu? Karena gini, aku yakin kamu toh bisa beli sendiri gitu. Tapi apa maknanya buat kamu? Selama ini kamu gak pernah minta..
885 886 887 888
Iya.. Aku berharga.. ee.. berharga dalam artian, gak nilai barang nih.. tapi..nih orang bener-bener memperhatikanku, kebutuhanku, dan apa yang kuinginkan. Jadi bukan cuma sekedar..aku sayang sama kamu..udah sampe situ selesai. Aku sayang sama kamu, aku mau mastiin kamu mendapatkan..barang, atau mendapatkan makanan yang kamu
Keinginan untuk disayangi. Butuh pembuktian kasih
147
889 butuhkan, jadi wujud…wujud kasih sayang. Bukan cuma sekedar omongan doang. sayang. 890 Jadi lebih ke sana.. 891 892 893 894 895 896 897 898 899
Iya.. jadi kayak tindakan gitu.. kayak, sekarang nih..aku ada novel mbak, novel itu belum ada di Jogja, si I lagi ada di Jakarta, dia tuh dah 3 hari nyari novel itu gak dapet-dapet. Aku tuh yang..aa baik banget. “Iya pokoknya aku mau nyari. Aku harus dapet”. Nah, sebenernya nih, aku tau dimana buku itu ada, di Periplus sini. Aku pernah liat dan aku belum mampu beli. Cuma aku..dah bilang, aku gak mau terima. Dia tuh sampe harus nunggu 2 minggu sampe aku nyebutin judulnya. Jadi dia tuh..”ke toko buku yuk..yang mana?” Gak ada. “Yang mana?” gak ada. Sampai kayak gitu. Akhirnya..”aku dah di Jakarta nih, kamu harus sebutin bukunya”. Aku tuh baru nyebutin bukuny baru 2..3 hari yang lalu.
900 Terus perasaanmu gimana dia begitu? 901 902 903
Aku tersanjung..aku kayak..aku seneng banget nih diperlakukan seperti seorang putri tuh seneng banget. Dan dia menelfonku siang..ke kantor..dah makan? Udah..makan pake apa? Pertanyaan yang..geli-geli gitu deh.. Ya aku belum pernah diperlakukan seperti ini.
Senang diperlakukan dengan sangat baik (seperti seorang putri) oleh I.
904 Sama pacar-pacarmu yang dulu? 905 906 907
Tidak. Aku orangnya baik..enggak..haha.. Gak ada. Dan aku juga..aku juga tidak memperlakukan mereka seperti itu sih mbak. Aku gak gitu ke mereka. Gak nanya..dah makan..manggil sayang. Enggak.
908 Nah, sama yang ini apakah kamu memperlakukan dia seperti itu juga? 909 910 911 912
Ee..aku sedang berusaha, karena..ee..itu, aku gak punya feeling, belum punya feeling ke dia. Jadi kayak, nanya makan gak ya? Nanti dipikir gue mau lagi. Nah, kayak gitu, aku yang gitu. Tapi sekarang udah mulai yang kayak..ya..dia sms..dah makan..udah, kamu makan apa? Kayak gitu. Nunggu, aku nunggu dulu..
913 Dia sepertinya baik ya. Baik sekali. Tapi apa yang membuatmu.. 914 Belum mau? 915 916
Iya. Yang menahanmu itu lebih ke traumamu, atau memang karena..gak ada feeling aja. Atau ada pertimbangan lain?
917 Aku..lagi deket sama orang lain. Tidak bisa menerima I karena sedang dekat dengan pria lain
148
(A). 918 Saat ini? 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932
He eh. Jadi, ada cowok yang deketin aku, dan ini bablas kalau dibandingin beda banget. Ini cowok egois banget mbak. Dia itu selalu pingin, aku..”telfon aku ya..jemput aku ya..ini ya..” Pokoknya tuh yang..dia center of attentionnya. Dan dia gak ngebalas ke aku, cuman kita dah kayak gini selama 6 bulan. Ya gitu..entah egonya, ntar marah-marah segala macam. Cuman aku sama dia tuh aku hidup. Maksudnya aku bisa berantem, bisa marah. Sama A ini aku bisa ngomong apa aja. “Kamu tuh kayak gini gini gini”. Bisa ngomong. Ntar dia ngebalas aku. Udah, diem-dieman 2 minggu. Ntar dia telfon..”masih marah?” Gitu.. Tapi kita gak ada..gak ada statement kita nih seperti apa. Gitu. Tapi kalau aku gak ngasih ngasih kabar, dia marah-marah, dan aku juga. “Kamu kemana aja?” Gitu. Hubungan yang tingi-tingi. Kalau diliat sih gak sehat. Kalau menurutku itu gak sehat. Sementar I, dia dah baik banget, gini banget..tapi aku gak tergerak-gerak gitu. Aku masih nyari, aku masih mengharapkan yang satu ini. Ya aku tau itu bodoh banget, ini gak adil. Ada orang yang sedang berusaha, sementara ada satu orang lagi gak ngapa-ngapain. Cuman aku tuh masih beratnya ke situ, ke yang gak ngapa-ngapain ini.
Merasa “hidup” dengan A karena bisa marah dan bisa ngomong apa saja dan A tetap mencarinya. Lebih memilih A dari pada I.
933 934 935 936
Kalau misalnya..kita menganalisis sedikit. Kira-kira menurutmu, kenapa kamu lebih memilih cowok yang itu, yang menurutmu tadi egois, dibanding dengan I yang jelas-jelas baik, perhatian sama kamu, lebih lemah lembutlah. Lebih menjanjikan dalam hubungan yang serius. Udah minta malah toh?
937 938 939 940 941 942
Udah. Jadi aku deket setelah aku menolaknya mbak. Jadi aku menolaknya hari ini, besoknya dia masih seperti biasa, akhirnya aku.. Si H nih..kenapa sih gak dicoba? At least coba jalan sekali aja, dia bilang. Kalau emang gak mau ya udah gak apa-apa, toh dia juga gak teriak-teriak harus gimana-gimana. Kenapa ya? Karena mungkin aku lebih bertemu sama orang ini duluan. Masalah waktu. Enam bulan loh kita mencoba untuk berkomunikasi dengan cara kita, walaupun aku tidak tau akhirnya seperti apa.
943 Dia di Jogja? 944 Jogja. 945 Sering ketemu berarti? 946 Kalau diminta ketemu, ketemu.
149
947 Diminta ketemu maksudnya? 948 949 950 951 952 953
Dalam artian misalnya gini..”YD, aku kangen sama kamu, ketemu ya? Ketemu”. “A, aku pingin ini nih”. Ketemu. Terus, ya sama-sama di band-band juga kan..Cuman belakangan hubungan lagi gak baik, karena..gak tau dia marah, aku juga marah. Marah gara-gara..hal gak penting lah. Kemarin ketemu diem-dieman. Padahal kita satu komunitas mau rapat gitu, diem-dieman kayak gitu. Masih berharap aku sama dia mbak. Kenapa ya? Fisik kali ya?
954 Menurutmu dia lebih.. 955 956 957
Lebih menarik yang ini. Dan mungkin karena..mm..apa ya? Gak tau sih.. Sholat, sama-sama sholat sih, sama-sama kuat. Aku lebih hidup aja kalau ngomong sama A. Mungkin karena aku bisa marah itu kali ya? Aku bisa marah, bisa musuh-musuhan.
958 Menurutmu itu penting dalam suatu hubungan? 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970
Gak tau mbak.. aku lost in space ini.. maksudnya, kan..kan keliatan perbedaan.. Abis sama siapa? Abis nelfon siapa? Kata H. Sama A. Terus H bilang..terus gimana? Kurang ajar dia, gini gini gini.. Abis telfonan sama siap? Sama I. Terus gimana? Gak apa-apa, baik-baik aja. Nah, masa gak bisa bedain sih? Ini dah baik, dah bu.. Tapi gak bisa..masih ngarepin ke sini, aku bilang gitu. Gak tau mbak. Karena A tuh juga berusaha, dalam artian..aku dari awal juga menolak-menolak dia. Jadi dia akhirnya..kenapa sih aku cuman mau ngobrol sama kamu aja susah banget? Dia frontal-frontal gitu. Aku juga jawabnya frontal. Kalau ama I kan, gak bisa, gue lagi deket sama orang. Mungkin karena itu aku ngerasa lebih.. soulnya deketnya ke A, karena kita pernah ngalamin yang kayak..aku gak mau angkat telfon dia, gak mau ketemu dia, segala macem. Dia yang..”aku tuh cuman kepingin tau kamu tuh kayak apa, kenapa susah banget?” Sampe omong-omogan kayak gitu. Kalau I kan, o ya udah, gak apa-apa. Mungkin karena itu kali ya?
971 972
Sepertinya kamu lebih menyukai hubungan yang seperti roler coaster ya? Naik-turun-naik. Jadi, dinamis sekali gitu.
973 974 975 976
Karena hubungan-hubunganku sebelumnya kan kita tidak seperti itu. Jadi mungkin aku..jadi kita mencoba. Hubungan seperti itu kan rata-rata aja mbak, gak roler coaster. Dan aku nyaman sebenernya, dengan kayak gitu aku nyaman. Karena, kepercayaan lah istilahnya, tapi ya..ternyata berakhirnya tidak..tidak itu..baik.
150
977 Jadi kamu..ingin mencoba yang berbeda? 978 Iya. 979 Kamu lebih nyaman kalau bersahabat sama perempuan atau laki-laki? 980 Perempuan. Lebih nyaman bersahabat
dengan perempuan. 981 Walaupun kamu udah sedeket ini nih sama temenmu..siapa tadi? 982 R, temenku.. 983 O bukan.. tadi ya di.. 984 H? 985 Iya H. Kamu mempunyai sahabat perempuan yang juga kamu deket sekali? 986 987 988
Ada. Ee..aku orangnya gampang nangis ya.. Ke temen-temen cewek itu aku bisa nangis kapanpun aku mau. Kalau sama cowok aku pasti agak jaim. Misalnya aku deket sama H, cuman kalau nangis depan H kayaknya aku masih yang…gak bisa gitu.
Tidak mau terlihat lemah di depan pria.
989 Itu yang membedakan? 990 Yang membedakan. 991 Jadi menurutmu, siapa? R itu, itu tau segalanya yang orang lain tidak tau? 992 Iya. 993 994
Kamu sering..gak cuma cerita, tadi aku bilang, jalan bareng sama temen-temenmu, cewek-cowok..
995 He eh.. 996 Di luar komunitas bandmu? 997 998 999
Mm..aku biasa pengumpul sih mbak. Aku tipe pengumpul teman. Jadi..temen kantor sama temen bandku, besok aku mau nonton ini nih sama anak-anak bandku, ikut ya? Gitu. Aku suka aja ngumpul-ngumpulin orang.
1000 Aktivitas terbanyak biasanya apa? Band-banan itu, atau.. 1001 1002
Nonton band-bandnan..sama..ah ngumpul sama anak kosku. Kemana..pergi makan kemana..
Melakukan aktivitas dengan teman pria dan wanita.
1003 O sering gitu sama anak kos? 1004 1005
Iya. Sering kayak gitu. Misalnya hari ini kita mau makan di..ke Amplaz nih, ke Amplaz rame-rame naik bis..gitu..
Melakukan aktivitas dengan teman pria dan wanita.
151
1006 Hubunganmu sama pacar-pacarnya temen kosmu gimana? 1007 1008 1009
Temen kosku jomblo. Jarang. Gak banyak yang punya pacar. Justru yang centilnya nih, yang cerita-cerita tentang cowok itu aku. Mereka lagi kuliah S2, jadi rata-rata gak punya cowok. Anak bandku yang cewek juga gak punya cowok.
Menunjukkan kebutuhan untuk dekat dengan pria.
1010 1011
Kamu tidak bertanya-tanya gitu? Maksudnya, lingkunganku kok banyak yang gak punya cowok ya?
1012 Karena mungkin kita memang tipe perempuan susah cowok ya..? 1013 Kok gitu? 1014 1015 1016 1017 1018 1019
Ee..temen-temenku anak baik-baik, yang sholatnya rajin, sekolahnya bagus, keluarganya baik, dan mereka tuh..kayak gitu aja hidupnya. Maksudnya, ee..tipe yang..mereka juga suka sama orang, tapi tidak agresif, tidak harus punya hubungan dengan orang itu. Lebih pada kasih sayang kalau suka sama orang itu. Rata-rata temen-temen kosku gak punya cowok. Justru aku yang kayaknya kecentilan, tiap kali cerita sama ini sama ini sama ini..hehe..
1020 Terus gimana perasaanmu? 1021 1022 1023 1024 1025
Gak apa-apa. Makanya aku bilang aku nyaman sama temen cewekku kayak gitu mbak. Aku dengan ceritaku yang aneh-aneh mereka mendengarkan dan memberikan pandangan yang cukup membantu. Mungkin karena itu aku gak gitu kesepian ya, mungkin karena itu sometimes aku ngerasa aku gak butuh cowok-cowok bangetlah, masih ada temen-temenku segudang ini yang...punya perasaan..mungkin masalah yang sama.
MPD 6
Menyatakan tidak begitu membutuhkan cowok.
1026 1027 1028
Kembali lagi ke masalah pacaran. Seingetmu,..sedamai-damainya kamu menjalani hubungan, pasti ada masalah dong. Seingetmu masalah apa yang pernah ada dalam..atau yang sering muncul dalam..pada saat kamu berpacaran?
1029 1030 1031 1032 1033 1034
Mm..cowok itu gak ngerti aku maunya apa. Jadi aku harus selalu bilang aku pingin seperti apa. Misalnya aku pulang les..biasanya orang otomatis akan jemput toh? Kalau ini harus dibilangin. Jemput ya.. Dan itu biasanya..udah aku jarang minta, sering ditolak.. Gak bisa aku ketemu sama temenku. Nah, kayak gitu yang bikin aku..sebel banget. Tapi biasanya aku cuman diem sehari dua hari, tapi nanti aku lagi yang minta maaf mbak. Karena dia tidak melakukan apa-apa, dia hanya diam.
MPD 3
MPD 1
Merasa tidak dimengerti oleh pacar 1 Menahan rasa sebal pada pacar 1.
1035 Kok malah kamu yang minta maaf?
152
1036 1037
Karena aku cinta damai. Bukan aku suka banget, cuman aku..kayak..a udahlah minta maaf ajalah, “udah maaf ya kemarin marah-marah”. Jadi kayak gitu.
MPD 2 Alasan meminta maaf pada pacar 1.
1038 Jadi kamu merasa cowokmu tidak mengerti kamu? 1039 1040 1041
Tidak mengerti dan tidak melakukan apa-apa. Makanya sekarang aku seneng banget dengan I ini, dia bener-bener melakukan apa-apa. Jadi kayak emang berusaha kalau ini gimana..
Senang dengan I karena melakukan banyak hal dan berusaha.
1042 Nah terus, selama dulu itu, perasaanmu gimana menanggapi itu? 1043 1044 1045
Aku tenang aja sih. Gak sedih-sedih banget, gak emosi-emosi banget, cuman..datar aja. Misalnya aku emang sebel nih sama dia, cuman sebel yang tidak bikin aku nangis, tidak bikin aku ngapa-ngapain, aku tetep aja kemana, apa gitu..
1046 Maksudnya kamu langsung menanggapi itu dengan beraktivitas lain gitu, atau…? 1047 1048
Iya. Aku mengikuti apa yang harus kulakukan hari itu aja. Istilahnya, gak ada ah, bete ah, gak mau ngapa-ngapain gara-gara orang itu. Enggak, aku gak ngalamin mbak.
MPD 4 Mengalihkan rasa sebal dengan beraktivitas.
1049 Dan masalah terbesar yang pernah kamu alami dengan pacarmu? 1050 Mm...apa ya? Oh, dia lebih banyak waktu sama temen-temennya dari pada sama aku. Merasa tidak diutamakan. 1051 Ini yang 3 tahun itu? 1052 Iya. Masalah terbesarnya..gak ada sih, ya kayak gitu aja.. 1053 1054
Menurutmu apakah..sama yang 2 hari ini, tiba-tiba dia mutusin kamu, itu menjadi masalah terbesar gak dalam hubunganmu sama pacarmu?
1055 1056
Iya. Terbesar..istilahnya gini, aku belum menikmati nih rasa sayang dan segala macem. Ya ampun diputusin..
Menginginkan kasih sayang dari pacar 2.
1057 Dan berakhir dengan dendam itu ya? 1058 Iya. Karena dia mengacaukan kehidupanku yang lain. 1059 Maksudnya gimana? 1060 1061
Yang waktu aku difitnah, segala macem. Membuat aku gak nyaman dengan orang-orang yang..aku temui tiap hari.
1062 Terus kamu menyelesaikan itu dengan gimana? 1063 Aku..melarikan diri. 1064 Maksudnya melarikan diri? 1065 Aku keluar dari pekerjaan itu, dan aku..nah itu, kebetulan..syukurnya ya, hidupku tuh jalan
153
1066 1067 1068 1069
terus. Jadi aku gak punya kesempatan buat bener-bener stuck dan bersedih, itu enggak. Aku harus menyelesaikan skripsiku dalam waktu 2 bulan. Ya udah aku konsentrasi di situ, terus skripsi selesai, ada tawaran kerja tempat lain, ya udah hidupku berlanjut berjalan. Aku punya luka, tapi aku harus tetep jalan, gitu.
MPD 4
Mengalihkan pikiran tentang masalah dgn mengerjakan skripsi.
1070 Yang menguatkanmu itu apa? Maksudnya untuk tetap jalan. 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077
Mama sama adikku. Aku sempet yang kayak..aduh gila gak ada yang sayang.. Cuman aku..ee..gini, nelfon adikku..dek telfon ya, aku bilang..kenapa? mau cerita. Akhirnya aku cerita ke dia. Iya nih sedih, gini gini gini. Udah cuek aja.. Lo mah gampang cari cowok mah..pinter ini.. Iya ya dek..iya cuek aja lo.. Adikku dengan bahasanya gitu lah. Aku dipanggil..dia panggil nama sama aku sekarang. Kerja, skripsi, dia bilang gitu. Lo lulus kan gue ke sana, main. Iya ya dek? Telfon gue besok ya? Iya. Besoknya..gimana kak? Siap siap siap.. ya kayak gitu. Aku..ya minta diperhatikan.
MPD 3
Merasa tidak ada yang sayang. Tidak mendapatkan perhatian dari pacar 2 lalu meminta perhatian dari adiknya.
1078 Kamu memilih untuk berhenti pertimbangannya apa? 1079 1080 1081 1082
Disuruh mamaku. Ya pertimbangannya juga, aku udah gak kuat. Aku capek ngadepin omongan orang. Aku juga tidak bis..tidak ada yang membela aku istilahnya. Aku udah tidak bisa lagi mempertahankan diriku sendiri. Aku juga punya tanggung jawab yang harus aku selesaikan.
1083 Tanggung jawab.. 1084 1085 1086 1087 1089 1090 1091
Skripsi. Mamaku sampai dateng ke Jogja loh mbak. Aku tuh yang nelfon..Ma, gak bisa nih, harus ada yang diomongin, harus ke Jogja, aku bilang. Ya mamaku dateng ke Jogja, seminggu di sini, ngobrol malem..udah keluar aja, dia bilang gitu. Mamaku bilang gini..orang dia dah gak peduli sama kamu, kok kamu masih kayak orang bego. Kejadiannya simple. Pagi-pagi aku tuh disuruh bagun aku gak mau bangun, terus mamaku ngomongnya kayak gitu. Ya udahlah..akhirnya yang..mamaku yang buat surat pengunduran diri. Rencananya mamaku malah mau nganterin aku ke kantor.
Menceritakan masalah pada ibu/butuh bantuan dalam menyelesaikan masalah. Ibu membantu menyelesaikan masalah.
1092 Jadi suana di kantor itu betul-betul yang tidak mendukungmu sama sekali.. 1093 1094 1095 1096
Tidak mendukung. Mulai aku masuk...temennya kebetulan lebih banyak dari temenku, karena mereka satu kampus. Mulai masuk resepsionis tuh, aduh yang..tanggapannya udah gak enak. Meeting, masalah kita juga dibahas. Kebetulan temen-temen dia semua, jadi aku the outsidernya. Jadi yang kayak..tau sih ada yang punya masalah pribadi di sini, cuman
154
1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105
kerja jangan terganggu dong. Ya tolong ya Y.. Aduh sakit banget.. berlarut-larut.. Jadwal juga diatur, dikacaukan supaya aku gak ketemu dia. Kalau ketemu sama dia pasti yang..udah gak nyaman gitu loh mbak. Jadi udah gak sehat kerjanya. Dan aku sebenarnya gak ada yang dipertahankan di sana. Ya udahlah gitu. Itu yang membuat aku semakin geram sama dia. Maksudnya kalau emang jantan, urusannya sama gue aja nih, lo gak usah bawa temen-temen lo yang lain. Makanya kenapa mungkin aku pingin face to face sama dia, nyakitin secara fisik, gue bisa kok ngelawan lo..cuman gue nahan, gitu kan. Lo kuat karena ada temen lo, kalau gak ada temen lo, lo gak ada apa-apa. Pingin seperti itu. Ya itulah dendam-dendamnya.
Dendam pada pacar 2.
1106 Tidak tersampaikan ya? 1107 Tidak tersampaikan. Dan waktu itu aku tidak melakukan apa-apa. MPD 1 Tidak melakukan apa-apa. 1108 Jadi kamu tidak menyesal sama sekali keluar dari tempat kerjamu? 1109 Mm..menyesal..enggak, karena memang juga gak ada yang perlu dipertahanin. Gak nyesal. 1110 Perasaanmu apa? Lega? 1111 Ee..ada yang tersisa, karena aku pingin menyelesaikan dengan orang ini. 1112 Hubunganmu sama yang temen-temen kantormu gimana? 1113 Baik, sampe sekarang masih baik. 1114 Menjadi baik? 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122
Tetap baik, karena..ee..aku sama cowok ini satu tim. Kita divisi off-air. Kan ada on-air, radio kan mbak. Nah aku tuh, temen-temenku banyak di on-air, penyiar. Nah aku sama mereka baik. Tapi memang aku harus bekerja dengan timku yang tidak baik ini. Off-air kan mau gak mau aku pasti kerja sama mereka. On-air paling ketemu gitu-gitu aja, ato ketemu di luar. Dan itu aku pikir dah gak sehat. Kalo mereka dah gak mau kerja sama aku kenapa aku masih bertahan? Apalagi ada masalah kayak gini. Sekarang kalo sama penyiar-penyiar gitu masih ngumpul, ngobrol. Memang gak ada masalah. Kadang aku masih ke kantor itu juga.
1123 Tapi dia udah gak di situ kok ya? 1124 1125 1126
Dia dah gak ada. Dan temen-temennya, ternyata kehidupan mereka kayak gitu-gitu aja. Kayak gitu aja, gak kemana-mana. Dan mereka bergerombol terus bertiga. Ya biarlah, terus aku merasa, terserah deh, gue dah lebih baik. Justru sama temen-temennya aku gak
155
1127 dendam. Kasihan malah sebenernya mungkin. 1128 Kasihan karena? 1129 1130
Mungkin juga korban dari dia. Korban hasutan segala macem. Mereka tuh segank berempat.
1131 Itu cowok semua? 1132 Tiga cewek. Dia sendiri cowok. 1133 O dia sendiri cowoknya… 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141
Gimana aku gak semakin dengan jender itu. Untuk hal ini kan.. Ya temen-temen ceweknya juga mikir gitu loh, musuhin aku tanpa tau ceritanya. Sekarang kan kayak..lo kayak gak bakal pernah ngalamin aja. Dan ya aku, bersyukur aja sih mbak. Kehidupanku menjadi baik, semakin baik, sementara temen-temennya yang…masih siaran doing, kuliah gak selesai-selesai, kayak gitu-gitu aja. Jadi aku sedikit ada perasaan..oke, aku..dendamku, lega nih. Sementara dia..sebenernya kehidupannya juga gak baik. Dia buka toko, tapi toko itu sering kemalingan, sering kehilangan uang. Cuma istilahnya, itu kan bukan dari aku nih yang bikin dia sakit.
1142 Itu tidak cukup buatmu ya, bahwa dia mendapatkan ganjarannya? 1143 1144 1145 1146
Belom. Karena dia kayaknya gak peduli sama aku. Dia kayaknya gak merasa bersalah. Sebenernya bodohnya gini, aku aja yang sakit-sakit, tapi dia tetep aja aneh-aneh, gak ada urusan. Karena mungkin aku adalah satu dari sekian banyak yang pernah dia sakitin, sedangkan bagiku dia sempet menjadi begitu berharga.
Merasa dendam belum terpuaskan.
1147 Nah kamu berpikiran gitu gimana? Tetep Dendam. 1148 He eh. Ya kayak gitu lah. 1149 Kamu memandang dirimu sendiri seperti apa? 1150 Aku adalah orang yang beruntung. 1151 Beruntung? Dalam arti? 1152 1153 1154 1155 1156
Beruntung dalam hidup. Aku merasa, pergantian hidupku tuh imbang. Ya aku sakit-sakitnya ada, cuma seneng-senengku juga gak kalah banyak. Aku punya temen-temen yang sayang banget sama aku. Keluargaku, mamaku, adekku, papaku, ya meskipun kayak gitu, tapi kan dia tetep sayang sama aku. Secara finansial aku alhamdulillah gak pernah kekurangan juga. Tapi ya sedih-sedihnya ya kayak gitu, ketika hubungan-hubungan kayak
Merasa menjadi orang yang beruntung.
156
1157 1158 1159 1160 1161 1162
gitu. Sebenernya aku gak punya banyak alasan untuk sedih sih. Aku tuh cuma cepet down kalo masalah cowok. Yang sama A ini, kalo kita berantem itu aku cepet down, dan agak mempengaruhi sama hidupku. Tapi aku sedang berusaha untuk tidak menjadikan itu. Aku bilang, kalo aku gak dapet di sini nih kasarnya, di sana juga ada. Cukup mempengaruhi moodku kadang kalo misalnya lagi berantem dengan dia tuh, aduh..gak pingin ngapa-ngapain. Bete. Tapi ya..
MPD 6
Citra diri: cepat down bila ada masalah dengan pria.
1163 Apa yang membuatmu merasa begitu? 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171
Aku sekarang sudah mulai takut kehilangan dia. Tidak siap kalo misalnya ternyata ada wanita lain misalnya. Tidak siap tiba-tiba dia bilang: Aku gak mau lagi ngomong sama kamu. Aku bosan karena kamu marah-marah. Misalnya kayak gitu. Tapi tuh kayaknya kalo semakin kupikirkan, semakin ku lihat tuh kecil banget. Dengan semua yang ada disekelilingku, itu semua masalah kecil aja. Tapi aku bisa bete lama, kalo ketemu sama dia gak disapa. Bisa bete lama. Aku mengalaminya 2 hari yang lalu. Dia tidak menyapaku. Ya udah, aku gondok banget. Aku lagi sama anak bandku. Ternyata kita di tempat yang sama. Dia tuh gak nyapa. Tapi akhirnya aku mengalah mbak, aku menyapa dia.
Takut kehilangan A karena ada wanita lain atau bosan atas rasa marah yang ditunjukkannya. Gondok karena tidak disapa oleh A.
1172 Terus dia gimana? 1173 Ngebales. 1174 Terus, terselesaikan gak itu, perasaanmu: kok aku gak disapa? 1175 1176 1177
E..terselesaikan..terselesaikan sih. Cuma gak tau besok kalo ketemu, aku deg-degan lagi nih. Dia seperti apa lagi ya? Dan aku gak nyaman sih dengan perasaan kayak gitu. Menebak perasaan orang sama aku seperti apa berikutnya.
1178 Terus? 1179 Gak tau aku. 1180 Apa yang kamu lakukan dengan itu? Kamu tau kamu tidak nyaman. 1181 1182 1183
Aku biasanya mengajak orang lain yang membuatku nyaman. Jadi misalnya aku mau ke lingkungan yang ada 1 orang yang membuatku gak nyaman, aku ntar dateng ke situ dengan 4 atau 5 orang yang membuat aku nyaman.
Butuh dukungan sosial untuk menghadapi masalah.
1184 1185
Tapi gini, aku mengartikannya agak berbeda sepertinya. Kamu deg-degan untuk menunggu responnya dia. Ini kan sama si A kamu suka..
1186 Iya.
157
1187 1188 1189
Tapi nyaman yang kedua, misalnya kamu pergi ke suatu tempat dan kamu tidak nyaman dengan orang, sepertinya itu lebih berkonotasi negatif. Sedangkan menurutku ini lebih berkonotasi positif, karena ini perasaan suka. Nah, maksudnya gimana tuh?
1190 Apa ya? 1191 1192
Apakah dengan yang, perasaan suka ini, kamu juga tetap membutuhkan 4 sampai 5 orang untuk membuatmu nyaman?
1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201
Iya. Karena aku takut ditolak. Karena aku takut..aku deg-degan pingin ketemu A, aku seneng. Tapi kalo misalnya dia tidak memperlakukan aku dengan baik, aku pasti yang.. Nah, aku ajak temenku ah. Aku mau ketemu A. Kenapa? Takut gak disapa, kalo ada kalian kan aku masih bisa happy-happy. Ato aku malah mutusin, udah lah aku gak usah ketemuan sama dia sama sekali, gak usah berhubungan sama dia malah gak apa-apa. Lebih baik seperti itu. Aku mencari tempat yang aman mbak untuk diriku untuk dekat sama orang. Aku lebih pingin cepet selesai gitu loh. Suka gak ya? Enggak. Ya udah, selesai. Lebih kayak gitu. Karena aku dah pingin nanya sama A sebenernya: Kita nih kayak apa sih sebenernya? Kalo misalnya enggak ya enggak, tapi berarti aku gak mau ketemu kamu lagi.
MPD 11
Merasa takut ditolak oleh A. Memilih untuk tidak bertemu.
1202 Sepertinya dalam kamusmu kalo misalnya kamu kecewa terhadap seseorang.. 1203 Gak mau berhubungan lagi. Memang kayak gitu. 1204 Tapi kamu sama papamu tidak seperti itu? 1205 1206
Karena dia bapakku mungkin. Enggak ya? Atau mungkin ini mbak, papaku kan berusaha untuk balik lagi ke aku.
1207 Dan menurutmu usahanya itu besar? 1208 1209 1210
Besar. Dengan kegengsian yang ku anggap bapakku punya harga diri dan gengsi itu, dia tetep baik. Nah kalo kayak A atau siapa ini, dah lah gak usah aja, gak usah. Gak usah ketemu lagi gak apa-apa.
MPD 6
menyatakan tidak apa-apa kalau tidak bertemu lagi dengan A.
1211 Karena menurutmu mereka tidak begitu penting.. 1212 1213
Tidak begitu penting, dan mereka juga..aku juga tidak begitu penting mungkin bagi mereka.
1214 Kenapa kamu berpikiran begitu? 1215 1216
Gak tau. Itu selalu muncul di kepalaku kalo aku ingin mengakhiri hubungan. Aku gak begitu penting kok, jadi ya udah lah.
158
1217 1218
Sering ada beda pendapat gak, kamu dengan pacar-pacarmu, dengan teman-temanmu? Perempuan atau laki-laki.
1219 Sering. 1220 Biasannya gimana? Gimana kamu menanggapi perbedaan itu? 1221 1222 1223 1224 1225 1226
Aku mendengarkan..tapi tidak melakukan. Maksudnya aku menghargai masukan-masukannya, cuma kan at the end…gini: Kamu bilang aku jangan makan A, tapi makan juga nih, nanti kalo aku sakit perut aku diem kok. Aku gak bakal cerita ke kamu kalo aku sakit perut. Tapi biasanya temenku: Udah makan A ya? Gimana, sakit gak? Tapi aku bukan tipe orang yang keras hati, yang selalu…orang bilang gak, bertentangan. Aku juga kadang ngikutin kata-kata orang lain kok.
Menghargai perbedaan pendapat dengan orang lain.
1227 Sesuatu yang prinsip misalnya? 1228 1229 1230 1231 1232 1233
Misalnya..waktu itu aku pingin ke Bojonegoro, dengan orang-orang yang aku gak kenal, padahal mereka punya predikat jelek. Temen-temenku tuh semua bilang enggak, enggak. Tapi karena aku penasaran, aku pergi juga. Pergi, terus waktu aku pulang, gak ditanyain kan. Ya udah lah. Setelah lama-lama: Gimana Bojonegoro? Wah, seru.. Oh iya? Kita semua takut kamu diapa-apain. Yang kayak gitu membuat aku merasa beruntung banget, punya orang-orang yang kayak gitu.
1234 Gimana kamu memaknai hubunganmu dengan temen-temenmu? 1235 1236
Penting banget mbak. Kayak..meskipun nih, aku gak punya pasangan, semoga gak gitu, asalkan aku punya temen-temen yang kayak gitu, aku Insya Allah bisa hidup deh.
Teman lebih bernilai penting dibanding pacar.
1237 Kamu merasa lebih penting punya temen atau pacar? 1238 Temen. 1239 Karena? 1240 Karena pacar-pacarku meninggalkanku.. Krn pacar meninggalkannya. 1241 Sekarang jadi, bagaimana kamu memaknai hubunganmu dengan pacarmu? 1242 1243 1244 1245 1246
Setiap kali berhubungan aku selalu pingin serius. Dalam artian, ini yang pertama dan terakhir. Pinginnya selalu seperti itu. Cuma e..ya masih seperti itu sih mbak. Kalaupun aku barusan deket sama orang, pemikiranku tidak berubah. Kalo dah satu orang, ya aku sama satu orang ini. Aku seperti itu. Belum berubah, keinginan dasarnya masih seperti itu. Makanya aku cenderung, sekarang banyak nolak-nolak gitu. Aku pingin mastiin bener gak
Pandangan ideal dalam berhubungan dengan pasangan: serius dan setia.
159
1247 sih nih.1248 Sebelum kamu.. 1249 Sebelum menyerahkan hatiku. 1250 Biasanya kamu mengekspresikan rasa sayangmu, rasa cintamu bagaimana? 1251 1252
Cowok-cowok yang deketin aku rata-rata mau manfaatin aku. Aku jadi biasanya tidak begitu menunjukan. Tapi aku menyediakan waktu sebanyak-banyaknya untuk orang itu.
Berhati-hati dalam mengekspresikan rasa cinta dan sayang pada pasangan.
1253 Yak. Selesai. Makasih banyak ya.. 1254 Iya, sama-sama mbak.
160
Pohon Ap,l
5ybgeb t
*r
r-f \
ritri
tt*T
--TLi*l
--.f+r
tt!il
rT1
L--f'-'
i-fl
i.-ilL}\
.r*Af1--a
@8
t.bgr*
{br-' -^
Wr=
fm
ffir-K
W"
ffie
164
Lampiran 5
(TAT YD) Interpretasi TAT Subyek 1 Kartu 1
Ada gambar seorang anak, sedang memandangi biolanya, sepertinya dia sedang memikirkan bagaimana cara memainkan biola ini. Sepertinya dia kebingungan. Dia mendapatkan hadiah dari seseorang mungkin dari orangtuanya. Kan ini ada bungkus, biolanya awalnya terbungkus. Ketika dia buka, dia malah bingung, karena dia tidak tau cara main biola seperti apa. Terus saat itu dia sedang bingung. Bagaimana cara mempergunakan hadiah yang diberikan oleh seseorang yang sepertinya berarti dalam hidupnya dia. Orangtuanya.
Akhirnya, sepertinya dia menunggu. Menunggu orangtuanya atau saudaranya, atau ada orang lain yang datang terus memberi tahu dia apa yang harus dia lakukan. Karena sepertinya dia masih sangat muda, dan dia memerlukan bantuan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Akhirnya ibunya datang, terus ibunya memberitahu bahwa mulai minggu depan dia bisa ikut les biola. Akhirnya dia bisa memakai hadiah yang diberikan ke dia.
Ide cerita: Tokoh utama : Seorang anak Waktu reaksi : 8 detik Waktu cerita : 1 menit 44 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang anak bingung karena tidak tau bagaimana cara mempergunakan hadiah biola dari orang yang berarti dalam hidupnya, orangtuanya.
Jika seorang anak bingung bagaimana cara mempergunakan hadiah biola dari orang yang berarti dalam hidupnya, orangtuanya
Keinginan untuk memenuhi harapan/patuh terhadap orangtua. Orangtua sangat berarti dalam hidup seorang anak.
Menunggu orangtua atau saudaranya untuk memberi tahu apa yang harus dia lakukan.
Dia akan menunggu orangtua atau saudaranya untuk memberi tahu apa yang harus dilakukannya.
Kebutuhan akan bantuan/masukan dalam menyelesaikan masalah.
Ibunya datang memberitahu bahwa mulai minggu depan dia bisa ikut les biola dan dia akhirnya bisa memakai hadiah yang diberikan padanya.
Ibu memberikan jalan keluar agar dia bisa memakai hadiahnya.
Ibu sebagai figur yang membantu dalam menyelesaikan masalah.
Catatan Klinis
Subjek memiliki keinginan untuk memenuhi harapan/patuh pada orangtuanya karena orangtua memiliki nilai penting dalam hidup subjek. Ketika terbentur dengan masalah, subjek memiliki kebutuhan untuk mendapatkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya tersebut. Subjek menilai figur ibu sebagai figur yang memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalahnya.
165
Kartu 2
Sepertinya kehidupan mereka sama sekali tidak menarik. Karena muka-mukanya sedih. Setidaknya muka kedua perempuan ini kelihatan sedih. Yang satu seorang anak gadis yang mau sekolah karena megang buku, tapi raut mukanya sama sekali tidak memperlihatkan kalau dia ingin datang ke sekolah itu. Kemudian ada laki-laki yang sedang bekerja mungkin ini saudaranya. Saudaranya harus bekerja keras supaya dia bisa sekolah.
Dan ini sepertinya ibunya. Dan sepertinya ibunya hamil. Ibunya lagi memandang jauh memikirkan nasib keluarga mereka. Sepertinya mereka sedang mengalami kesusahan, dan anak perempuan ini diharapkan nantinya akan jadi pembawa atau pemecah masalah dari masalah yang mereka hadapi. Mungkin mereka mengalami masalah ekonomi. Itu terlihat mereka sedang menggarap sawah tapi keliatannya gersang sekali. Ada pohon tapi tidak di sekitar lapangan, persawahan mereka.
Gambar ini menyedihkan kalau ku liat. Terlalu sepi dan mukanya tidak ada semangat untuk hidup. Mereka melakukan tapi terpaksa, karena tidak ada pilihan sepertinya. Yang laki-laki tetap bekerja, yang perempuan tetap sekolah. Sementara ibu dengan ketidakmampuannya hanya bisa menunggu. Akhir cerita ini.. Mereka bangkrut. Pertaniannya gagal. Si ibu sakit-sakitan. Si anaknya juga tidak begitu berhasil dengan sekolahnya, karena mungkin dia memang tidak ingin sekolah. Sepertinya dia ingin bekerja dari pada sekolah. Akhirnya..oh mereka punya bapak ternyata. Ya tragis sih sepertinya. Bapaknya sakit-sakitan juga seperti ibunya.
Akhirnya mereka harus menjual pertanian, mungkin mereka pindah ke kota, dua bersaudara ini. Dan akhirnya yang perempuan bisa bekerja dan yang laki-laki juga bisa bekerja. Yang pasti mereka akan meninggalkan tempat ini, tempat tinggal, tanah kelahiran mereka, karena sepertinya tidak menjanjikan apapun buat mereka.
Ide cerita: Tokoh utama : seorang anak gadis Waktu reaksi : 4 detik Waktu cerita : 2 menit 41 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Anak gadis dari keluarga yang mengalami kesusahan ekonomi harus tetap sekolah walau ia memperlihatkan kalau ia tidak ingin datang ke sekolah itu.
Jika anak gadis dari keluarga yang mengalami kesusahan ekonomi harus tetap bersekolah walaupun tidak mau,
Merasa terpaksa dengan apa yang harus dilakukan.
ia diharapkan akan jadi pemecah masalah yang mereka hadapi.
karena menjadi harapan keluarga untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Menjadi harapan keluarga untuk memperbaiki keadaan.
Saudara laki-lakinya harus bekerja keras agar ia tetap bisa sekolah.
Saudara laki-lakinya harus bekerja keras agar ia tetap bisa bersekolah.
Kebutuhan untuk dibantu.
Ibunya yang sedang hamil memandang jauh memikirkan nasib keluarga.
Ibunya yang hamil memikirkan nasib keluarga.
Sibling rivalry. Gambaran ibu sebagai penanggung jawab dalam keluarga.
Pertaniannya gagal, dan bapak ibunya sakit-sakitan
Pertanian gagal dan kedua orangtuanya sakit.
Kedua orangtua yang sudah tidak berdaya.
Ia tidak begitu berhasil di Anak tidak berhasil di Rasionalisasi (alasan tidak
166
sekolahnya, karena mungkin dia lebih ingin bekerja dari pada sekolah.
sekolah karena lebih ingin bekerja.
berhasil di sekolah karena ingin bekerja).
Mereka menjual pertanian, dan dua bersaudara ini pindah ke kota meninggalkan tempat ini, tempat tinggal, tanah kelahiran mereka, karena tidak menjanjikan apapun buat mereka.
Mereka menjual pertanian dan pindah ke kota meninggalkan tempat tinggal dan tanah kelahiran mereka yang tidak menjanjikan apapun.
Kebutuhan untuk pindah ke tempat baru dan meninggalkan tempat dimana masalah berada.
Akhirnya yang perempuan bisa bekerja dan yang laki-laki juga bisa bekerja.
Dua bersaudara sama-sama bekerja.
Pembagian tugas yang seimbang dengan adik laki-laki.
Catatan Klinis:
Subjek memandang orangtua sebagai figur yang sudah tidak berdaya, dimana ibu dipandang sebagai penanggung jawab dalam keluarga. Subjek merasa dirinya mejadi harapan bagi keluarganya untuk memperbaiki keadaan. Hal ini dirasakan subjek sebagai keterpaksaan, dan subjek membutuhkan bantuan untuk dapat memenuhi harapan tersebut. Subjek memiliki kebutuhan untuk pindah ke tempat baru untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh keluarganya (perpisahan orangtuanya). Selain itu subjek menunjukkan adanya sibling rivalry.
167
Kartu 3 GF
Ini perempuan ya? Sepertinya dia baru mendapat berita kematian. Kematian dari orang yang terdekat, mungkin suaminya dia. Tapi sepertinya ada unsur kelegaan, karena suaminya orang yang pemabuk, tidak mau bekerja keras, dan akhirnya meninggal karena sakit-sakitan.
Selama ini dia yang menghidupi keluarganya. Dia yang bekerja keras untuk merawat keluarga, anak-anaknya, dan suaminya. Tapi meskipun begitu dia tetep mencintai suaminya dan tetap mempertahankan pernikahan mereka. Sampe kemudian suaminya sakit karena terlalu sering minum. Lever ya? Sakit dan harus dirawat di rumah, dan dia tetep mencintai dan merawat suaminya, dan memperhatikan anak-anaknya.
Sepertinya beban hidup wanita ini berat sekali, tapi dia tetap bertahan demi anak-anaknya dan dia sepertinya seorang wanita yang tidak punya sanak saudara. Dia selalu sendiri. Dan ketika dia menikah dengan suaminya, dia berharap bahwa suaminya itu akan bisa memberikan cinta dan kasih sayang yang mungkin dia tidak dapat dari orangtua dan saudara-saudaranya, karena dia sepertinya dari kecil selalu sendiri. Sebatang kara.
Tapi akhirnya suaminya meninggal, dia merasakan kesedihan yang sangat dalam, tapi dia juga ya sebuah kelegaan mungkin, karena bebannya berkurang. Sekarang dia hanya hidup untuk anak-anaknya saja. Selanjutnya untuk tahun-tahun awal hidupnya masih sulit, karena anak-anaknya masih kecil. Tapi begitu anak-anaknya berangkat usia remaja, anak-anaknya mulai mengerti perjuangan dan penderitaan ibunya dan mereka mulai untuk lebih mengasihi ibunya dan berbuat sesuatu untuk masa depan mereka masing-masing. Mereka besar kemungkinan jadi orang sukses, karena mereka belajar dari ibunya.
Ide cerita: Tokoh utama : seorang wanita Waktu reaksi : 8 detik Waktu cerita : 2 menit 28 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang wanita yang tidak punya sanak saudara, sebatang kara dan selalu sendiri, ketika dia menikah dengan suaminya, dia berharap bahwa suaminya itu akan bisa memberikan cinta dan kasih sayang yang dia tidak dapat dari orangtua dan saudara-saudaranya.
Jika seorang wanita yang tidak punya saudara, sebatang kara, dan selalu sendiri menikah, ia berharap suaminya akan memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan dari orangtua.
Proyeksi (merasa tidak mendapatkan cukup kasih sayang dari orangtua). Displacement (berharap suaminya akan memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan dari orangtua).
Dia menghidupi keluarganya, dan bekerja keras untuk merawat keluarga, anak-anaknya, dan suaminya.
Dia bekerja keras untuk menghidupi dan merawat keluarganya, anak-anaknya dan suaminya.
Gambaran ibu sebagai penanggung jawab dalam keluarga.
Suaminya pemabuk, tidak mau bekerja keras, sampe kemudian suaminya sakit lever karena terlalu sering minum dan meninggal.
Suaminya yang pemabuk dan tidak mau bekerja keras menjadi sakit karena terlalu sering minum dan meninggal.
Superego yang kuat. Gambaran ayah tidak bisa diharapkan.
168
Dia tetep mencintai dan merawat suaminya dan tetap mempertahankan pernikahan mereka, dan memperhatikan anak-anaknya.
Dia tetap mencintai dan merawat suaminya, dan tetap mempertahankan pernikahan mereka, dan memperhatikan anak-anaknya.
Keinginan akan pernikahan orangtua tetap utuh.
Dia merasakan kesedihan yang sangat dalam, tapi dia juga sebuah kelegaan, karena bebannya berkurang.
Dia merasa sedih yang sangat dalam, tapi juga merasa kelegaan karena bebannya berkurang.
Ambivalensi sikap terhadap ayah. Proyeksi (lega karena beban berkurang).
Sekarang dia hanya hidup untuk anak-anaknya saja. Untuk tahun-tahun awal hidupnya masih sulit, karena anak-anaknya masih kecil.
Dia kemudian hidup di tahun-tahun awal yang sulit untuk anak-anaknya yang masih kecil.
Gambaran figur ibu yang merawat anak tanpa suami.
anak-anak yang berangkat remaja mulai mengerti perjuangan dan penderitaan ibunya dan mereka mulai lebih mengasihi ibunya dan berbuat sesuatu untuk masa depan mereka masing-masing.
Anak-anak mengerti perjuangan ibunya dan mulai untuk lebih mengasihi ibunya dan berbuat sesuatu untuk masa depan mereka masing-masing.
Keinginan untuk dapat membantu beban ibu.
Mereka besar kemungkinan jadi orang sukses, karena mereka belajar dari ibunya.
Anak-anak menjadi orang sukses karena mereka belajar dari ibunya.
Fantasi (menjadi sukses). Figur ibu sebagai inspirasi.
Catatan Klinis:
Subjek merasa tidak mendapatkan cukup kasih sayang dari orangtua, sehingga tokoh berharap pasangannya kelak akan memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ia dapatkan dari orangtua (displacement).
Subjek menggambarkan figur ibu sebagai penanggung jawab dalam keluarga, dan merawat anak tanpa suami. Sebaliknya subjek menilai ayah sebagai sosok yang tidak bisa diharapkan dan menilai ayah sebagai beban bagi ibu. Ketika tokoh kehilangan ayahnya, subjek menunjukkan sikap ambivalensi dengan adanya perasaan sedih yang sangat dalam dan perasaan lega akan beban yang berkurang namun melakukan proyeksi atas perasaannya tersebut.
Subyek memiliki keinginan untuk dapat membantu beban ibunya dan melakukan fantasi untuk memnuhi keinginannya untuk menjadi sukses.
169
Kartu 4
Jadi mereka bertengkar, yang perempuan berusaha untuk meminta maaf. Perempuannya cantik, cantik dan pintar menggoda sepertinya. Dan perempuan ini bisa mendapatkan lelaki manapun yang dia suka dengan kecantikannya. Sementara yang laki-laki mukanya biasa aja, tapi mungkin kaya, atau berkarisma, sehingga si perempuan sepertinya..tidak ada cinta sih diantara mereka, hanya sebuah kebutuhan. Kalau yang perempuan ini membutuhkan yang laki-laki ini.
Yang wanita dengan daya tariknya mungkin dekat dengan beberapa orang laki-laki, dan itu tidak disukai oleh yang laki-laki. Pasangannya. Si laki-laki sudah cukup bersabar untuk menahan kecemburuannya sampai pada akhirnya, di sebuah pesta, perjamuan dia melihat sang wanitanya berbicara dengan banyak laki-laki dan dia merasa sudah cukup dengan kesabarannya selama ini. Akhirnya dia mengatakan kecemburuan dan kekesalannya kepada wanita dan laki-laki ini jarang marah, makanya wanitanya kaget sekali ketika akhirnya tiba-tiba laki-laki sangat marah dan menumpahkan kekesalannya. Dan si wanita sedang berusaha untuk membujuk laki-lakinya untuk memaafkan dia pada saat itu juga. Sementara yang laki-lakinya membutuhkan waktu lebih lama dari pada yang diharapkan oleh wanita ini untuk bisa memaafkan dia.
Laki-lakinya ingin pergi meninggalkan ruangan itu tapi si wanita butuh pengampunan maaf saat itu juga. Jadi akhirnya si laki-laki mengalah, dan dia memaafkan wanitanya itu. Tapi sepertinya kejadian ini akan terulang lagi. Terulang lagi sampai si wanita bener-bener menyadari betapa laki-lakinya sangat mencintai dia. Dan begitu juga laki-lakinya untuk bisa lebih mengatasi rasa kecemburuannya.
Akhirnya they get back together again. Tapi mereka harus berpisah dulu untuk mungkin 2 atau 3 bulan.
Ide cerita: Tokoh utama : Seorang perempuan Waktu reaksi : 6 detik Waktu cerita : 3 menit 27 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang perempuan cantik dan pintar menggoda dan bisa mendapatkan lelaki manapun yang dia suka.
Jika seorang perempuan cantik bisa mendapatkan lelaki manapun yang dia suka
Keinginan untuk bisa mendapatkan lelaki yang disukainya.
Dia membutuhkan si laki-laki walau tidak cinta, tapi karena si laki-laki kaya atau berkarisma.
Dia membutuhkan pasangan bukan karena cinta, tetapi karena kekayaan atau karismanya.
Keinginan untuk mendapatkan pria yang kaya atau berkarisma.
Si laki-laki cemburu karena dia dekat dengan laki-laki lain. Kesabaran si laki-laki habis dan menyatakan kecemburuan dan kemarahannya.
Si laki-laki cemburu dan marah karena dirinya dekat dengan laki-laki lain.
Proyeksi (pengalaman cemburu dan marah pada pacar).
Dia berusaha membujuk laki-lakinya untuk memaafkan dia, hingga si laki-laki mengalah dan memaafkannya.
Dia membujuk hingga dimaafkan
minta maaf pada pasangan.
170
Mereka berpisah sampai dia menyadari betapa laki-lakinya sangat mencintai dia, dan laki-lakinya bisa mengatasi rasa cemburunya, dan mereka kembali bersama.
Berpisah dengan pasangan sampai menyadari pasangannya sangat mencintainya, dan pasangan bisa mengatasi rasa cemburu, dan kembali bersama.
Kebutuhan untuk dicintai. Proyeksi (ingin mengatasi rasa cemburu pada pasangan). Kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan pria.
Catatan Klinis:
Subjek menunjukan kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan pria dan kebutuhan untuk dicintai oleh pria yang disukainya. Subyek memiliki keinginan untuk mendapatkan pasangan yang kaya atau berkarisma. Subyek menujukan kecemburuan dan rasa marah pada pasangan yang dekat dengan orang lain (proyeksi).
171
Kartu 6 GF
Ada seorang laki-laki tua, sepertinya pengusaha. Dari mimik mukanya dia seperti seorang Casanova. Laki-laki yang telah berurusan dengan banyak wanita. Dan dia sedang berusaha untuk mendekati college student.
Ini ada perjamuan atau persidangan apa. Dan si laki-laki sudah tau apa yang diinginkannya, dan bagaimana cara mendapatkan si wanita ini. Istilahnya dia sudah siap untuk menyerang. Sementara si wanita, kaget dan tidak siap tiba-tiba mendapat serangan dalam tanda kutip, dari orang seperti laki-laki ini, bapak ini. Tiba-tiba didekati. Ditanyakan nama, ditanyakan sedang melakukan apa. Sementara mereka sama sekali tidak pernah tidak saling mengenal sebelumnya.
Dan si bapak ini yakin sekali dia bisa mengajak ngobrol atau mengajak makan malam wanita ini, kayaknya dia sudah berpengalaman. Dia seorang Casanova. Dia sudah tahu. Sementara yang perempuan, dia wanita cerdas dikagumi pemuda seumuran dia. Belum pernah jatuh cinta sepertinya dia. Jadi akhirnya dia bicara dengan bapak ini, dengan laki-laki ini, sampai akhirnya dia memutuskan untuk keluar dengan laki-laki ini, tapi hubungan mereka tidak bisa berlanjut karena laki-laki ini sudah punya keluarga.
Karena dia sudah punya keluarga, berakhir patah hatilah wanita ini. Karena secara logis dia tidak bisa punya hubungan dengan orang yang sudah menikah. Sementara bapak ini hanya ingin bermain-main dan mendapatkan keuntungan saja dari dia. Tubuhnya, kepintarannya. Dan selingan mungkin. Kayaknya dia sedikit bosan dengan rumah tangganya. Dan sebenarnya perempuan ini bukan yang pertama buat bapak ini. Hanya kebetulan saat di ruangan itu, bapak ini sedang tertarik sama dia. Akhirnya mereka berpisah, si bapaknya tetap dengan hobinya menggoda wanita-wanita muda itu, dan setelah dua tiga kali patah hati akhirnya dia menikah dengan orang yang mencintai dia.
Ide cerita: Tokoh utama : Pelajar wanita Waktu reaksi : 9 detik Waktu cerita : 2 menit 42 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang pelajar wanita yang cerdas dan belum pernah jatuh cinta didekati oleh laki-laki tua yang telah berurusan banyak dengan wanita.
Jika seorang wanita cerdas dan belum pernah menjalin hubungan dengan pria didekati oleh pria yang berpengalaman dengan wanita
Innocent dalam hal cinta, belum mengerti cara menjalin intimasi dengan pria. Gambaran ayah yang berselingkuh.
Dia bicara dengan bapak ini dan memutuskan untuk keluar dengannya.
Dan memutuskan untuk kencan dengannya
Kebutuhan intimasi dengan pria.
Dia patah hati karena laki-laki ini sudah punya keluarga.
Maka dia akan patah hati karena si laki-laki sudah berkeluarga.
Patah hati.
Dia tidak bisa punya hubungan dengan orang yang sudah menikah
Dia tidak bisa berhubungan dengan laki-laki yang sudah menikah.
Superego kuat. Tidak menyetujui perselingkuhan.
Dia menikah dengan orang yang mencintai dia.
Menikah dengan orang yang mencintainya.
Pandangan mengenai pernikahan berdasar cinta.
172
Catatan Klinis:
Subjek memiliki kebutuhan untuk menjalin intimasi dengan pria walau ia belum memiliki pengalaman dan belum mengerti bagaimana cara menjalani sebuah hubungan. Bila subjek harus kehilangan pasangan, ia akan merasa patah hati. Subjek tidak menyetujui adanya perselingkuhan dalam hubungan, dan memiliki padangan pernikahan harus berdasarkan cinta. Subyek menunjukan pandangan mengenai ayah yang berselingkuh.
173
Kartu 7 GF
Ada seorang ibu yang sedang membujuk anaknya. Anaknya cantik, ibunya biasa. Si anak sedang merajuk karena tidak boleh pergi bermain keluar, ke pesta temannya. Sementara dia sudah siap dengan baju dan rambutnya yang ditata tapi tidak diijinkan keluar oleh ayahnya, dan dia marah sekali, dan merajuk. Dan ibunya datang dan berusaha membujuknya supaya anaknya tidak merajuk dan marah terhadap bapaknya.
Ya seperti biasa anaknya menangis. Mereka mengadakan perdebatan, kenapa dia tidak boleh, kenapa dia harus tetap di rumah. Tapi..and thing back to normal. Udah biasa aja.
Dia dengan ayahnya, dia tidak akan berbicara dengan ayahnya sekitar setengah hari, tapi kemudian dia lupa, dan hubungan mereka balik lagi seperti biasa.
Ide cerita: Tokoh utama : anak perempuan Waktu reaksi : 10 detik Waktu cerita : 1 menit 51 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang anak merajuk dan marah karena tidak diijinkan pergi ke pesta teman oleh ayahnya.
Jika seorang anak merajuk dan marah pada ayahnya karena tidak diijinkan pergi ke pesta teman.
Figur ayah yang menghalangi kesenangan anak. Agresi emosi pada ayah.
Ibunya berusaha membujuk supaya dia tidak merajuk dan marah terhadap ayahnya.
Ibu akan membujuk Ibu sebagai penengah masalah antara anak dan ayah.
Dia menangis dan mengadakan perdebatan.
Dia menangis dan berdebat Kebutuhan untuk menangis. Agresi verbal dengan ayah.
Dia tidak akan berbicara dengan ayahnya sekitar setengah hari. Dia kemudian lupa, dan hubungan dengan ayahnya balik seperti biasa.
Dia tidak bicara dengan ayahnya tapi kemudian hubungan kembali seperti biasa.
Undoing (tidak bicara dengan ayah karena marah, tapi kemudian hubungan dengan ayah kembali baik).
Catatan Klinis:
Subjel menilai ayah sebagai figur yang menghalangi kesenangannya. Bila keinginan subjek akan sesuatu/kesenangan dihalangi, ia akan cenderung melakukan agresi verbal. Subjek menilai ibu sebagai figur penengah ketika tokoh memiliki masalah dengan ayah. Subjek melakukan undoing dalam menanggapi rasa marahnya pada ayah.
174
Kartu 8 GF
Seorang guru. Seorang guru sedang istirahat sejenak. Mungkin menjelang satu jam pelajaran ke jam pelajaran berikutnya. Dia sedang memikirkan sesuatu. Sepertinya dia sedang berkhayal. Tidak memikirkan suatu masalah atau suatu beban yang harus dia bikin keputusan. Tapi dia cuman mengkhayalkan seperti..dua atau tiga tahun lagi apakah dia akan menjadi seorang guru? Apakah dia masih bekerja di tempat yang sama? Atau dia berniat melanjutkan pendidikannya. Dia cukup bahagia dengan hidupnya. Tapi dia menginginkan lebih sepertinya.
Untuk satu tahun dua tahun ini dia tidak berkeberatan seperti ini, dia bahagia, tapi untuk berikutnya dia pingin sesuatu yang lebih. Mungkin dia pingin menikah, pingin sekolah di tempat lain. Lagi menikmati kesendiriannya. Diruangan ini. Kan tadi ini adalah waktu jeda jam pelajaran satu ke jam berikutnya, dan dia masih di kelasnya dengan duduk dan memandang keluar. Dia memandang kursi-kursi anak muridnya. Sepertinya dia sering melakukan hal ini. Tapi biasanya berakhir dengan..oke, saya putuskan nanti, karena saya tidak terburu-buru. Pinter wanitanya, tegar.
Selama dua tiga tahun kedepan dia bener-bener berusaha untuk mendapatkan beasiswa agar bisa sekolah. Dia punya dua pilihan, antara sekolah di tempat lain, sekolah di luar negeri, atau dia mengajar di tempat lain. Ternyata dalam range waktu yang dia tetapkan sendiri itu dia mendapatkan kesempatan untuk belajar, beasiswa di tempat lain. Dia datang ke sana, dan setelah menamatkan pendidikannya di tempat itu, dia mengajar kembali tetapi di tempat yang lain lagi. Jadi dia mendapatkan dua keinginannya, dalam waktu yang berturut-turut. Dia menikah dengan sesama pengajar. Membesarkan anak-anaknya dengan baik. Hidupnya lurus, dan normal. Tapi dia banyak berjuang untuk mendapatkannya.
Ide cerita: Tokoh utama : seorang perempuan Waktu reaksi : 9 detik Waktu cerita : 4 menit 3 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang guru yang pinter dan tegar sedang istirahat sambil memikirkan sesuatu dan berkhayal menginginkan lebih
Jika seorang guru yang pinter dan tegar sedang istirahat sambil berkhayal menginginkan lebih
Citra diri: pintar dan tegar. Fantasi (berkhayal menginginkan lebih).
Dia menikmati kesendiriannya
Dan menikmati kesendirinnya
Kebutuhan untuk menyendiri.
Dua tiga tahun kedepan dia berusaha mendapatkan beasiswa agar bisa sekolah dan mendapatkannya.
Berusaha untuk mendapatkan beasiswa agar bisa sekolah
Kebutuhan untuk berprestasi.
Dia menikah dengan sesama pengajar dan membesarkan anak-anaknya dengan baik.
Kemudian menikah dan membesarkan anak-anaknya.
Keinginan menjalani hidup berkeluarga dengan baik.
Catatan Klinis:
Subjek memiliki kebutuhan untuk menyendiri ketika sedang memikirkan hidupnya. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk berprestasi, dan keinginan untuk menjalani hidup berkeluarga dengan baik. Subjek melakukan fantasi untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang belum terpenuhi.
175
Kartu 10
Ini gambar dua orang pasangan yang sudah lanjut usia. Sepertinya mereka sedang bersyukur. Bersyukur karena masih memiliki satu sama lain. Mereka dari keluarga yang tenang, bahagia, dan punya 3 orang anak. Sampai kemudian, mereka tinggal di desa, ada satu wabah penyakit. Dua dari tiga anaknya meninggal karena penyakit itu. Mereka dan satu orang anaknya berhasil diselamatkan, dan mereka sedang bersyukur bahwa mereka berhasil diselamatkan dari penyakit itu dan mereka masih mempunyai satu orang lagi.
Sepertinya yang paling disyukuri adalah hubungan antara mereka berdua. Masa-masa sedih ketika harus kehilangan anak mereka, dan pergolakan dan berbagai macam masalah yang ada, sempat membuat mereka menjauh saling membenci dan bertengkar, tapi at the end mereka menyadari kalo mereka punya harta yang tidak bisa diambil oleh orang lain, sebab itu perasaan cinta sesama mereka.
Mereka terpaksa keluar dari kota itu, karena kalo mereka masih tinggal di situ, mereka juga terancam terserang dari penyakit itu. Berat hati sebenarnya, karena mereka dari kecil sampai menikah dan punya anak mereka tinggal di situ. Terus mereka pindah dengan satu orang anak mereka, memulai kehidupan baru. Gambar ini diambil beberapa tahun setelah mereka keluar dari kota itu, dan anaknya juga sudah besar. Mereka kemudian menghabiskan masa tua bersama. Yang laki-laki lebih cepat meninggal dari pada yang perempuan. Tapi mereka live happily ever after.
Ide cerita: Tokoh utama : sepasang suami-istri Waktu reaksi : 6 detik Waktu cerita : 3 menit 17 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Sepasang suami-istri punya 3 orang anak sampai desa mereka diserang satu wabah penyakit dan 2 dari anak mereka meninggal.
Jika anak dari sepasang suami-istri meninggal karena suatu wabah penyakit
Pandangan tentang lingkungan yang tidak bersahabat.
Mereka sedih harus kehilangan anak mereka.
Pasangan itu akan merasa sedih dan kehilangan
Sedih kehilangan orang yang disayangi.
Berbagai macam masalah sempat membuat mereka menjauh, saling benci, dan bertengkar.
Masalah membuat mereka menjauh, saling benci, dan dan bertengkar
Agresi emosi dan verbal ketika ada masalah dengan pasangan.
Akhirnya mereka menyadari perasaan cinta sesama mereka
Kemudian menyadari mereka saling mencintai
Keinginan akan pernikahan orangtua yang saling mencintai. Kebutuhan untuk saling mencintai dengan pasangan.
Mereka terpaksa pindah kota dengan berat hati karena ancaman penyakit tadi dan memulai hidup baru.
Wabah penyakit memaksa mereka untuk pindah kota dan memulai hidup baru.
Keinginan untuk meninggalkan tempat dimana masalah berada.
176
Mereka menghabiskan masa tua bersama, bersyukur karena masih memiliki satu sama lain dan live happily ever after.
Menghabiskan masa tua bersama, bersyukur atas kebersamaan mereka, dan hidup bahagia selamanya.
Idealisme tentang suatu pernikahan: hidup bahagia bersama pasangan hingga tua. Keinginan agar orangtua bersatu hingga tua.
Catatan Klinis:
Subjek memiliki keinginan untuk hidup bahagia dengan pasangan dan memiliki idealisme pernikahan dimana ia akan menghabiskan masa tua bersama pasangan. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk saling mencintai dengan pasangan. Subjek menunjukan hadirnya agresi emosi dan verbal ketika memiliki masalah. Subjek menilai lingkungan tempatnya berada adalah tempat yang tidak bersahabat dan bermasalah, sehingga ia memiliki keinginan untuk meninggalkan tempatnya berada sekarang. Subjek menunjukan keinginan akan pernikahan orangtua yang saling mencintai dan bersatu hingga tua.
177
Kartu 13 MF
Gambar sepasang kekasih. Mereka habis melakukan hubungan seksual, atau yang laki-laki menemukan yang wanita sedang terbunuh? Kalau habis melakukan hubungan seksual sepertinya yang laki-laki menyesal. Tidak tahu apa yang disesalkannya, karena dia sepertinya juga menginginkan hubungan itu pada awalnya. Tapi mungkin sesudah itu wanita itu terbunuh.
Mereka mahasiswa. Baru pacaran sekitar 7 bulanan. Hubungan mereka pada awalnya lancar-lancar saja. Yang perempuan pinter, yang laki-laki juga pinter. Jadi mereka tertarik dengan kepintarannya masing-masing. Dan mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan bersama. Punya gambaran buat masa depan juga. Maksudnya hubungan ini bukan sekedar hubungan pada saat itu, tapi mau di bawa ke masa depan.
Ini mereka sedang berada di kamar cowoknya. Laki-laki ini menyesal sepertinya telah berhubungan seksual, tapi si perempuan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Gak tahu apakah perempuannya menyesal, atau perempuan meninggal?
Laki-laki ini, dia menjadi pemurung. Pendiam, dan menghindar dari wanitanya. Cuma sepertinya sang wanita tidak peduli. Dan ternyata si wanita ini sudah sering melakukan hubungan itu. Si cowok menganggap itu sesuatu yang istimewa dan dia merasa bersalah karena mereka belum terlibat pernikahan. Sementara si perempuan tidak menjadikan itu masalah, dia tetap seperti biasa. Bahkan ketika si laki-lakinya menjauh pun dia tidak merasakan duka atau merasakan kehilangan. Karena ternyata dia perempuan yang biasa melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Ternyata yang mengganggap hubungan ini serius cuman cowoknya aja.
Berikutnya tapi si cowok karena masih ada perasaan bersalah, dia ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dan dia berusaha untuk kembali lagi ke perempuannya ini. Akhirnya mereka bersama kembali. Bersama kembali untuk masa depan mereka.
Ide cerita: Tokoh utama : Mahasiswa laki-laki Waktu reaksi : 5 detik Waktu cerita : 3 menit 58 detik
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang laki-laki dan perempuan yang saling tertarik memutuskan untuk melanjutkan hubungan yang mau dibawa ke masa depan.
Jika seorang laki-laki dan perempuan saling tertarik dan menjalin hubungan yang serius.
Kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan lawan jenis dengan serius.
Mereka melakukan hubungan seksual dan laki-laki ini menyesal.
Kemudian melakukan hubungan seks, maka si laki-laki akan menyesal
Gambaran laki-laki (pacar 1 dan 2) yang melakukan sex pranikah.
Dia merasa bersalah karena mereka belum terlibat pernikahan.
Perasaan bersalah, karena melakukan hubungan seks diluar nikah.
Superego kuat.
Dia ingin mempertangungjawabkan perbuatannya, dan berusaha untuk kembali lagi ke perempuannya.
Dia berusaha kembali pada wanitanya dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Proyeksi (keinginan agar pasangan kembali padanya).
Mereka bersama kembali. Kembali bersama. Kebutuhan untuk tetap menjalin intimasi.
178
Catatan Klinis:
Subjek memiliki kebutuhan untuk menjalin keintiman dengan lawan jenis dengan serius dan cenderung untuk mempertahankan hubungan dengan pasangan. Subjek melakukan proyeksi untuk menunjukan kebutuhannya tersebut. Tokoh memiliki super ego yang kuat, hal ini dapat terlihat bahwa tokoh menilai hubungan sex sebelum pernikahan adalah hal yang tidak benar.
179
Kartu 16
Gambarnya kantor rektorat UGM. Jam delapan malam. Waktu itu habis hujan, ada motor sedang diparkir di depannya, ada aku di samping motornya. Waktu itu aku sedang menunggu temen deketku namanya A. A udah istilahnya udah kayak sobat, udah kayak sodara. Kita udah barengan sejak pertama kali di Jogja. A lagi kerja di UGM. LPP UGM. Dan malam itu hari ulang tahunnya A. Jadi sebenernya waktu itu kita janjian, aku jemput dia ke kantor, nemenin dia lembur, terus kita mau makan cake di kantornya A. Tapi karena ketiduran aku telat, janji jam 7 baru datang jam 8. Sebelumnya, sore-sore A telfon, minta dijemput di kantor, janjian jam 7. Dia pikir aku dari kantor langsung ke kantornya dia, tapi ternyata aku pulang dulu, makan dan shalat, akhirnya aku ketiduran. Ketiduran sampe jam delapan kurang, ada temen yang dateng ngingetin kalo janjian ke tempat A. Akhirnya aku langsung buru-buru ke rektorat.
Setelah dari situ aku diajakin makan sama temenku. Aku ajakin A juga. Aku diajak I makan malam bareng. Dan aku lagi tidak ingin cuma berdua, aku ajak A. Sekalian kan aku lagi mau jemput A. Akhirnya kita berdua nyusul ke tempat I, makan di situ. Akhirnya kita ngobrol bertiga. Yang terjadi..kita makan. Aku senang mengenalkan orang yang sudah dekat dengan aku sama orang yang baru kenal sama aku.
Seperti yang aku certain sebelumnya, aku masih belum menentu, perasaanku sama I. Aku tidak mau kelihatan berdua sama dia. Karena aku masih menunggu A nih. Aku sudah bilang kan, aku tidak ingin kelihatan dengan orang lain, siapun, berdua sementara sedang menunggu seseorang. Seperti itu. Dan aku lebih nyaman kalau bertemu dengan orang yang aku tahu ada perasaan sama aku tapi aku gak ada perasaan sama dia, dengan orang-orang yang lain. Suasananya lebih netral. Aku gak mau diajak ngomong serius. Jadi aku mengantisipasi hal-hal yang duluar dugaan.
Setelah makan, kita pulang. Aku pulang. A kan sekos sama aku, terus kita ngobrol di kamar. Karena..sejak A kerja dan aku juga kerja, kita jarang banget ketemu. Pokoknya jarang banget. Dulu kamarnya sebelahan. Akhirnya ngobrol di kamar sampe jam sebelas. Akhirnya udah, dia balik ke kamarnya aku tidur.
Lampiran 6
(WGDA) TABEL TRANSKRIP VERBATIM WAWANCARA SUBYEK 2
Nama : GDA
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 23 tahun
No. Transkrip Wawancara Kode Interpretasi 1 Bisa ceritakan tentang masa kecilmu? 2 3 4 5 6
Waktu kecil aku tinggal tempatnya nenek. Nenek dari mama di Surabaya. Sempet di tempatnya kakek nenek dari papa, terus gak lama pindah ke tempat kakek nenek dari pihak mama. Itu sampe umur…sampe kelas 4 SD terus pindah ke Bali. Dari kecil aku dah pindah…7 kali SD. Bolak-balik gak jelas. Surabaya – Bali. Soalnya waktu itu, aku tuh pindah-pindah gitu mungkin…ya namanya sekolah ya susah jadinya punya temen.
7 Jadi selama itu kamu gak punya temen deket? 8 9
10 11 12
Mm…biasanya kan kalo anak SD punya temen dari kelas 1 sampe kelas 6…gak ada. Soalnya biasanya paling 1 tahun pindah lagi. Jangankan 1 tahun, pernah yang cuma setengah tahun. Aku juga gak ngerti kenapa sering pindah-pindah. Soalnya pas aku dah mulai puber, mulai SMA, aku dah gak akrab sama mamaku. Dah sering gak ketemu kan…jadinya gak nanya, dulu kenapa sih begini, kenapa sih begitu.
Saat menginjak remaja (SMA) tidak akrab lagi dengan ibu.
13 Terus kamu beradaptasi dengan itu gimana? Pindah-pindah terus gitu.. 14 Paling enak itu pas waktu di…pas waktu SD di Kalimantan. 15 Itu kamu kelas berapa? 16 17
Kelas 5. Itu cuma sebentar banget. Jadi aku pernah di Balikpapan itu SD, tapi cuma sebentar banget. Paling enak itu. Tapi kalo anak-anaknya paling suportif banget ya itu di
180
18 19
Surabaya. Tapi anak-anak yang paling gak enak itu malah di Bali. Banyak diskriminasi. Yang aku liat anak-anak yang di Surabaya suportif banget, buat temen-temen maju gitu.
20 Contohnya gimana? 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kayak…aku kan orangnya males banget belajar. Aku paling benci Matematika. BENCI BANGET DEH pokoknya. Tapi temen sebangku aku kan termasuk 5 besar dari dulu, rangking. Terus dia tau aku gak bisa Matematika. Dia ngsih support dan ngasih kayak…”ini caranya begini begini begini. Kamu bisa gak? Ntar kamu kasih tau aku kalo ndak bisa.” Kayak gitu. Kalo dia “ Aduh aku gak bisa njelasin.” Dia nanya kebelakang. Kebetulan…mereka tuh yang…mau bantuin gitu loh. Mereka ngasih tau tanpa aku harus banyak bertanya. Jadinya enak-enak aja waktu di Surabaya itu. Hanya memang sempet…pas aku karena kebiasaan pindah-pindah tempat, jadinya…pas terakhir kan di Surabaya itu pas kelas 6, sebenernya seru, tapi awalnya aku pernah ngalamin masalah. Jadinya mereka pada gak suka sama aku. Karena mungkin aku gak bisa adaptasi ya? Karena gak biasa adaptasi, bingung.
Citra diri: sulit untuk beradaptasi.
32 Apa mungkin kamu berpikiran…ntar pindah lagi… 33 34
Gak tau juga. Aku gak inget sih waktu kecil kenapa gitu. Gak tau…gak bisa, gak bisa ngomong sama orang dengan baik.
35 36
Tapi di Surabaya itu dengan bantuan temen-temenmu, prestasimu memang jadi lebih baik atau gimana?
37 Aku jadi rangking 5 tumben banget. 38 Biasanya? 39 Biasanya ya paling 24lah. 40 Dari berapa? 41 Empat puluhan. 42 Jadi selama kamu SD gak ada kegiatan lain selain sekolah? 43 44 45
Aku gak suka pramuka. Gak tau dari kecil gak suka kemping. Gak suka yang namanya ribet-ribet. Mungkin dasarnya aku agak pemales..hahaha.. Terus, sebel banget waktu disuruh pramuka. Waktu kelas 6 tuh, “semua wajib ikut pramuka.” PUALING BUETE.
Citra diri: pemalas.
46 Lalu gimana? Terpaksa ikut? Apa suka bolos? 47 Aku orangnya hampir gak pernah bolos. Aku dari SD gak pernah bolos. Eh, kalo SD…aku
181
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
pernah. Aku sering bolos itu pas aku selama di Bali. Benci banget soalnya. Benci banget sama keadaannya. Tapi kalo SD yang di Surabaya gak pernah, yang di SD yang terakhir. Tapi kalo SD yang di Bali, SD Saraswati namanya, Saraswati 7 apa ya? Itu aku benci banget. Jadinya aku sering gak masuk. Ogah banget, gak suka aku. Gak masuk alasan gimana caranya. Orangnya mungkin agak diskriminasi ato gimana, jadi yang kelompok ato gimana jadinya. Terus sinis, beberapa jutek. Gak tau kenapa. Itu kayaknya SD yang ke…ke 2. Benci banget aja. Yek! Males banget aku masuk. Terus pindah-pindah lagi. Ya lega deh gak di situ lagi. Tapi setelah itu, setelah dari Balikpapan sempet ke Bali lagi. Yang di Balikpapan tuh SD deket rumah. Nah itu udah aku sering masuk. Apalagi kan tanteku yang di Kalimantan kan keras, maksudnya teratur. Terus pindah ke Bali lagi sebentar.
Suka membolos karena benci dengan keadaan SD Saraswati 7, Bali karena teman-temannya diskriminatif.
58 Di Bali itu sama ibumu? 59 60 61 62 63 64
He em… Itu di SD 11. Itu udah aku sering masuk, dan rajin banget bangun jam setengah 5. Soalnya aturannya di situ aneh. Kalo cewek tuh harus kerja, cowok enggak. Nah kalo di Saraswati itu cewek-cowok gak kerja, soalnya sekolah swasta, ada tukang kebunnya. Nah ini kan, waktu itu di SD negeri jadi harus kerja. Cewek tapi, cowoknya enggak. Aku bangun jam setengah 5, tapi kok rajin-rajin aja ya? Padahal aku pemales. Aku juga gak ngerti.
65 Apa ada sesuatu yang menyenangkan di sekolah itu untuk kamu? 66 67 68 69
Enggak juga. Umum umum umum. Biasa aja. Ya tapi buka…menyenangkan, menyenangkan. Sebenarnya gak terlalu…ya umumlah sebenarnya. Tapi kenapa aku jadi semangat gitu, gak ngerti juga. Aku bangun jam setengah 5 gitu. Terus pas kelas 8 pindah ke Surabaya, ya itu yang paling mungkin…aku…mau yang namanya belajar.
70 Jadi kamu lulus SD, masuk SMP kelas 1 itu di Surabaya? 71 Tapi sebenernya total kalo diitung-itung dari sampe SMP aku paling banyak di Surabaya. 72 Di Surabaya kamu sama siapa? 73 Sama mama. 74 Mamamu juga ke Surabaya? 75 76
He eh..kan waktu kecil sebelum pindah-pindah itu kan pertama sama kakek-nenek pihak ayah, terus sama kakek-nenek pihak ibu. Terus pindah tempat lainnya, tempat lainnya.
182
77 Perasaanmu gimana pindah-pindah gitu? Gak selalu sama mamamu… 78 Kalo dari SD selalu sama orangtua sih. 79 Jadi pindah-pindah mamamu juga pindah-pindah? 80 81 82
He eh. Tapi yang mulai gak sama orangtua itu, maksudnya…kalo secara langsung gak bareng orangtua itu sejak aku mulai SMP kelas 2. Tapi kalo yang misalnya, walaupun bareng mama aku, tapi aku gak akrab sama mamaku dari SD kelas 5.
Tidak lekat dengan ibu sejak kelas 5 SD, dan tidak tinggal dengan ibu sejak 2 SMP.
83 Itu karena apa? 84 Mmm… 85 Berarti sebelum SD kelas 5 kamu dekat sama mama kamu? 86 Iya. Sebelumnya lekat dengan ibu. 87 Apa-apa cerita gitu? 88 89
Enggak. Jadinya aku selalu nempel. Aku anak tunggal kan. Mungkin anak SD jarang cerita kali ya. Tapi mamaku tuh, apa-apa aku gak bisa cerita. Anak kecil mau cerita apa sih?
Lekat dgn ibu secara fisik tapi tidak berkomunikasi.
90 Tapi deket aja, lengket? 91 He eh, itu aja. 92 Terus yang membuat kamu menjadi jauh sama mamamu? 93 94 95 96
Mamaku mulai sibuk. Waktu itu aku kelas 5 mulai sibuk. Jarang ketemu. Terus aku jarang nempel sama mamaku…ya udah…lama-lama terbiasa. Dulunya sih, rasanya awal-awal…ee…namanya juga anak kecil. Tapi abis itu kelas 6, tambah lebih parah ternyata. Tambah malah jarang ketemu. Akhirnya, SMP, SMA gak pernah ketemu.
Kelas 5 SD mulai jarang ketemu ibu karena ibu mulai sibuk bekerja.
97 Tapi orangtuamu menanggapi…prestasi gimana? 98 … 99 Maksudnya, kamu biasa rangking 24, terus dah gitu yang di Surabaya rangking 5.
100 Mamaku tuh gak terlalu… 101 Memperhatikan itu? 102 103
Bukan gak merhatin. Kayaknya…dia punya pendapat, IP tinggi atau nilai tinggi itu tidak menjamin masa depan. Terus sama…mamaku kan suka seni.
104 Mamamu menekuni seni apa? 105 Dulu suka seni lukis, tapi kan keluarganya gak setuju, jadinya mamaku gak pengen
183
106 107 108 109
menekankan apa-apa tentang, mau…sekolah, atau…maksudnya “nilai kamu harus segini.” Soal senipun mamaku gak mau ngoyo gitu ke aku. Soalnya mamaku dulu bilang, agak-agak tertekan dan menderita kalo ditekan seperti itu. Kan mamaku orangnya demokratis banget. Apa yang mamaku alami, mamaku gak pengen aku mengalami hal itu.
Figur ibu: demokratis.
110 Terus SMP gimana? Sekolahmu gitu.. 111 O…aku SMP di… 112 Pindah-pindah juga? 113 114 115 116 117
Dah di Balikpapan, dah di Kalimantan itu. Itu awal-awal, apa namanya…aku mulai males belajar lagi. Mungkin…gak tau…gak, gak, gak nyaman kali ya awal-awal. Gak tau gimana kok aku gak nyaman. Tapi lama-lama, akhirnya pas mulai kelas 2, eh kelas…enggak, kelas 2 naik ke kelas 3 maksudnya, mulai semangat lagi. Gak tau kenapa. Oh iya, ya itu, ada temen-temen yang support lagi. Aku sebenernya mungkin semua tuh karena temen ya…
118 Butuh dukungan? 119 120 121 122 123 124 125
He eh. Terus kayaknya sih… aku tuh baru nyadar. He eh, aku temenan sama anak yang rangking 1. kayaknya aku perlu kayak gitu, iya ya… E…hanya kan metode kayak gitu gak bisa diterapkan saat kuliah. Jadinya mulai semangat lagi, semangat lagi…gak tau semangatnya kenapa juga. Aku rajin bener yang namanya nyalin catetan. Harus yang bagus, di warna-warni. Sampe sepupuku bilang gini, “kamu nih kok catetan dibolak-balik dibolak-balik, dicatet lagi, dihias-hias lagi.” Gak tau jadi seneng aja. Terus akhirnya kelas 3 aku rangking 1.
126 Oh ya? 127 128 129 130
Aneh memang, aneh. Aku aja gak nyangka. Aneh banget. Yang biasanya rangking 1 jadi rangking 2, padahal…aku juga bingung. Duduknya sih gak deket, agak jauh di sana, dia di depan. Aku anaknya gak suka di depan kan. Agak dibelakang. Minderan. Aku duduk di depan bisa gemeteran.
Citra diri: minderan.
131 Kenapa? 132 Gak tau. 133 Takut ditanya guru? 134 Gak ngerti. Waktu aku di kuliahan ini, aku pernah nangis di depan kelas kok. 135 Kenapa? Kamu di depan kelas, kamu duduk di depan?
184
136 137 138
Enggak. Aku di depan kelas disuruh bacain yang tak bikin. Bikin kalimat. Dah kubuat. Saat itu aku bisa buat kalimatnya. Pas di depan aku langsung nangis-nangis. Gak bisa ngomong.
139 Kamu punya trauma kah? 140 Gak ngerti yang kayak gitu. 141 142
Maksudnya, apa pernah ada kejadian di depan orang banyak kamu dimarahin misalnya, atau kamu dipermalukan gitu?
143 144
Gak ngerti. Gak tau ya. Mungkin apa samar ya? Gak ngerti. Mm…baru mulai Pede itu…pas 2 tahun ini. Itu juga karena dipaksa temen-temen.
145 Terus kamu di Balikpapan sampe SMA? 146 He em. 147 148
Jadi itu paling lama ya? Maksudnya gak pindah-pindah sekolah. Dari kelas berapa? 2 SMP?
149 Kelas 1 naik kelas 2lah. 150 Sampe lulus SMA? 151 He em. 152 SMA prestasimu gimana? Tetap bagus… 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
SMA itu aku kelas 1…agak parah. Kelas 2 masih parah. Kelas 3…mending. E..rangking berapa ya? Aku lupa. Pokoknya, di sana itu nilai sama tapi tetep diurutin gitu loh, gak digabung jadi satu. Jadinya nilai yang…aku dari misalnya, kita punya nilai sekian…misalnya anggep aja dari rangking 5 sampe rangking 10 nilainya sama semua. Yang jadiin itu buat urutan 6, 7, 8, 9, 10 itu mungkin karena mana mata pelajaran yang dianggap guru itu yang diutamakan. Sedangkan aku tuh yang gak… Biasanya kan kalo gak Fisika, Matematika gitu kan yang diutamakan. Berarti itu nanti yang rangking-rangking, yang duluan. Aku kan biasanya yang bagusnya paling kayak IPS. Aku yang buat aku naik paling karena IPSnya. Nilainya sama dari…banyak banget. Waktu itu aku setiap rangking sama kelas 3 itu. Sama nilainya sampe 6 orang nilainya sama. Tapi itu.
163 Diurut-urut… 164 He eh. Asal jangan suruh Kimia. Benci aku. 165 Jadi kamu gak ada masalah dengan Fisika, Matematika..?
185
166 167 168 169
Ya masalah. Semua eksak. Nah pas…e…itu pas mulai kelas 2 mulai mending kan, ya itu. Paling yang buat aku agak-agak naik dikit karena IPSnya. Tapi pas kelas 3 kan dah full IPS. Itu juga nilainya suka sering sama sama temen-temen. Ya biasanya sih aku kayak pelajaran Sosiologi, sama Tata Negara.
170 Itu yang tinggi? 171 172 173 174 175 176 177
He eh. Biasanya Tata Negara. Aku dulu suka banget namanya ngapal. Jadinya, kalo misalnya pas…aku juga pernah saling contek-contekan sama temen. Nyonteknya itu begini, jadi barter. Aku dulu sistem barter. Aku ngasih kamu satu, kamu ngasih aku satu. Jadi gak ada yang di…nanti gak mau dibelakang…”ah, kamu sering ngasih tau aku terus. Aku ngasih tau kamu terus. Kamu kok gak ada.” Aku gak suka digituin. Jadinya aku 1 kamu 1. Walaupun aku gak tau 5, kalo aku cuma bisa 1, ya udah kamu ngasih tau aku 1. Aku kayak gitu. Aku gak mau ntar resiko dibelakang. Aku gak suka. Terus ya gitu.
178 179
Apa yang membuat kamu berpikir seperti itu? Maksudnya, kalo aku ngasih kamu 1, ya kamu ngasih aku 1 aja. Takut kalo ada…
180 181
Aku gak pernah nganalisa sih. Tapi bawaanku waktu itu juga…ya bawaanku memang kayak gitu. Mungkin karena aku Libra kali. Hehehe…
182 Haha…jadi musti seimbang gitu? 183 Iya kayaknya. Hehe…mungkin. 184 Terus selain sekolah, kegiatanmu apa aja selama SMP-SMA? 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195
SMP pernah disuruh ikut olah raga, klub. E…bukan klub sih, kayak…ekskul gitu kan. Basket. Tapi emang dasarnya aku gak hobi olah raga, ya udah keluar. Terus tante aku kan kurang suka kalo…gak usah namanya ikut kegiatan-kegiatan lain, sekolah sekolah. Gitu kan. Juga kurang setuju, ya udah. Tadi sih enjoynya karena temen-temen. Aku tuh yang buat aku enjoy tuh karena temen. Walaupun kegiatannya mungkin olah raga, aku agak males, tapi karena bareng temen, itu aku jadi suka. Rame soalnya. Gak cuma satu dua. Aku suka yang rame-rame gitu kan. Ya akhirnya keluar. Terus abis gitu kalo SMA tuh, cuma les Inggris. Cuma les Inggris aja. Pas selama les Inggris aku gak pernah ngulang. Padahal sebenernya kan aku gak suka bahasa. Tapi aku juga gak tau. Mungkin karena…apa ya? Sampe keluargaku juga…e…mamaku bilang “emang kamu selama ini suka bahasa pa?” “enggak sih ma, sukanya IPS.” Terus aku mikir lagi. Waktu SMA kok nilaiku bahasa kok
186
196 bagus-bagus aja ya? Maksudnya ya…gak ada ngulang gitu. Mulus-mulus aja. Kenapa ya? 197 Terus udah, jadi sekolah, les terus pulang, gitu? 198 He eh. 199 Kalo di rumah kamu ngapain? 200 201 202 203
E…di rumah itu biasa aja. Paling kan kalo di keluarga aku, kalo misalnya…siang, kalo misalnya pilihannya kalo gak tidur, …kalo gak belajar, gitu kan. Pokoknya sama suruh kerja. Kalo enggak, dimarahain, kayak gitu. Tante aku di Balikpapan itu keras orangnya. Galak.
204 Itu tantemu dari mamamu? 205 206 207 208 209
He eh. Gak tau sifatnya 180 derajat. Mamaku yang santai banget, yang cuek, yang demokrat, yang moderat. Tanteku itu teratur, disiplin, terus..agak mengatur kan..kedepannya harus gimana, ini hal-hal apa dipikirin. Terus agak panikan. Kalo mamaku tuh santai banget, cuek, dan pasrah. Gak tau kenapa bisa kontras begitu. Gak pernah cocok katanya dari kecil.
Figur ibu: santai, cuek, demokrat, moderat, pasrah.
210 Jadi selama kamu di Balikpapan gak sama mama kamu kan? 211 Em… 212 Hubunganmu sama mamamu setelah kamu ke…sekolah di Balikpapan gimana? 213 Ya tambah rengganglah. Gak pernah ketemu muka sama sekali selama 9 tahun. Hubungan dengan ibu
semakin renggang. 214 Tapi telfon-telfonan, kirim surat… 215 216
Paling ya setahun sekali, 8 bulan sekali. Kalo kirim surat itu setengah tahun sekali, 8 bulan sekali. Kalo telfon itu paling setahun 2 kali, setahun 3 kali.
Komunikasi dengan ibu hanya sesekali.
217 Dan biasanya apa yang kalian bicarakan kalo pas lagi telfon? 218 Mamaku tuh suka membicarakan hal yang tidak penting. … 219 Seperti apa misalnya? Yang menurutmu tidak penting. 220 221 222 223 224
Ya kayak, e…apa ya..”Kamu marah ya sama mama. Jangan ragukan. Gini gini gini.” “Ma, aku ini gak ke situ, ini pulsanya jalan.” Dan kadang kalo bahas masalah tuh pake ada embel-embel apa gitu. Kadang-kadang jadinya yang…kayak embel-embel, em…”Kamu jangan marah ya, ini begini begini.” Atau misalnya…”Kamu pasti kecewa sama mama. Kamu asal tau aja, mama tuh gak berpikir begini begini begini.” “Ma, masalahnya tuh
187
225 226 227
apa?” Aku nanya masalahnya. Itu udah tiap kali mamaku, entah di surat atau di telfon, yang diomongin itu lagi. Mesti itu bisa selembar penuh baru inti masalahnya di lembar berikutnya. Ya kayak gitu. Sebenernya aku dah tau. Ya kayak embel-embel apa ya?
228 Jadi menurutmu inti masalahnya sampe membuat mamamu merasa seperti itu apa? 229 230
Juga gak ngerti. Aku kan memang kurang akrab sama mamaku, jadi…aku jarang ngobrol. Aku juga gak ngerti.
231 Hubunganmu sama tantemu gimana? 232 Dekat secara fisik, tidak dengan hati. 233 Terus kamu menanggapi situasi itu? 234 Diam. 235 Diam aja? 236 Hem. 237 Jadi kamu tidak begitu banyak berkomunikasi sama tantemu? 238 Em…paling ngomongin soal sinetron, telenovela. 239 Dan sekolah? 240 Enggak. 241 Enggak juga? Dia punya anak? 242 He em. 243 Jadi kamu tinggal dengan sepupumu juga? 244 245
Iyalah dia pasti ngurus anak-anaknyalah. Ya aku kan, mungkin, perhatian yang terakhir. Paling itu dah sisa keberapa.
246 Perasaanmu menanggapi itu? 247 248 249 250 251 252 253 254
Gak kerasa sih. Gak kerasa tapi ternyata cukup, cukup apa ya sih? Gak kerasa tapi cukup apa ya? Cukup berbekas juga bahwa…ternyata, aku sebenarnya…ingin juga diperhatiin. Kadang-kadang suka…gak tersadar secara langsung sih, lama-lama aku akhirnya…iya ya, kadang suka iri gitu kalo misalnya ada liat yang…misalnya, e…aku kan anehnya kadang suka iri sama sepupuku. Dia jalan sama mamanya, “Pergi dulu ya?” jalan ke mall. Kadang aku males kan…ke mall. Atau kadang aku ikut. Dia bisa ngobrol sama mamanya, gandengan, gitu gitu. Aku gak gitu. Jadi dulu, gak nyadar sih kalo itu iri, tapi pas udah gede, hehe…malu-maluin aja.
Keinginan untuk diperhatikan. Iri pada sepupu mendapat perhatian dari mamanya (tante).
188
255 Kenapa malu? 256 Pake iri-iri segala. 257 Tapi, pas kamu tersadar bahwa, kok aku merasa begini, apa yang kamu lakukan saat itu? 258 Diam. 259 Diam aja? 260 Aku biasa diam. Aku gak biasa curhat. 261 Untuk menanggapi masalah apapun kamu biasanya diam juga? 262 He eh. 263 Terus, waktu kamu SD itu kamu pisah sama papamu? 264 265
Kelas 5. Kelas 5 itu mulai pisah, terus…em…apa namanya? Mulai pisah…kelas 5…e…dulu sering berantem-berantem gitu, ya…
Orangtua berpisah sejak GDA kelas 5 SD.
266 Yang berantem mamamu sama papamu? 267 268
He em. Mulai pisahnya itu. Tapi bener-bener yang namanya resmi itu waktu aku 2 SMA ya.
Orangtua resmi bercerai saat GDA kelas 2 SMA.
269 Yang kamu inget tentang perpisahan mereka itu apa? Kenapa mereka sampe pisah… 270 271
Setauku sih…papaku tuh suka, banyak…ya mungkin, e…dia udah banyak bohongin mama, terus dia punya dua…ya selingkuhlah gitu.
Figur ayah: pembohong. Orangtua berpisah karena ayah berselingkuh.
272 Oh, selingkuh dari mamamu… 273 274 275 276 277
He eh. Terus abis itu…e…dia tuh pake narkoba. Terus sama…apa namanya? Mungkin karena efek narkoba, atau efek selingkuhnya, jadinya…itu memang ada hubungan sebab-akibat ya. Karena kita kalo merhatiin, misalnya merhatiin pihak si ini, manusia gak akan bisa adil kan? Jadinya, mamaku bagian yang gak diperhatikan. Kadang mamaku yang diperhatikan, yang sininya iri. Jadinya ribut. Dan mamaku juga baru tau kok kalo dia…
Ayah pengguna narkoba.
278 Selingkuh? 279 280 281
He eh. Jadinya…mamaku tuh gak tau kenapa masih nahan atau gimana, waktu itu aku gak gitu ngerti, aku gak…gak nanya. Kenapa waktu itu mamaku masih sempet bertahan. Tapi mungkin, karena…mikirin aku juga kali ya? Atau gimana, aku gak tau juga.
282 Maksudmu? 283 Ya kalo misalnya pisah, mungkin ntar nama aku gimana, atau gimana gitu. Mama aku gak Pandangan bahwa ibu
189
284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296
pernah njelasin, kenapa kok masih mau bertahan dulu gitu. Mama aku, “ya, ya udahlah gak usah dibahas.. Pokoknya mama benci banget sama dia. Ya itu bodohnya mama.” Tapi mungkin, kalo analisa aku dulu sempet mau bertahan, namanya perempuan mungkin pake perasaan. Masa gak ada rasa sayang? Itu mungkin yang masih buat bertahan. Tapi mungkin akhirnya mamaku gak bisa nahan lagi, gak kuat lagi kan. Mungkin bertahannya gak sampe kayak, orang lain yang..”ya udah, walaupun dia dah selingkuh yang penting aku tetep punya suami. Tetep keluargaku keliatan oleh orang lain utuh.” Mungkin ada yang kayak gitu. Tapi mamaku mungkin gak kuat. Ada juga mungkin, kalo analisa aku, apa karena mamaku sayang. Atau karena…mungkin mamaku mikir, ntar kalo misalnya cerai kan, nanti nama aku gimana…gitu mungkin. Itu anak broken home, ato gimana…mungkin! Tapi aku gak pernah nanya mamaku. Aku pernah nanya, tapi mamaku jawabnya tuh kurang, apa ya, kurang memuaskan. Karena mamaku kalo cerita suka, bertele-tele, banyak embel-embelnya, aku jadi bingung.
membenci ayah. Memiliki pandangan bahwa perempuan menggunakan perasaan dalam menghadapi masalah dengan pasangan.
297 Intinya apa gitu? 298 299 300 301 302 303
He eh, soalnya…lagian aku memang kurang komunikasikan sama mamaku, jadinya ya weslah. Terus, analisa aku lagi…atau mungkin mamaku mengumpulkan cukup kekuatan. Ngumpulin cukup kekuatan untuk pergi dari seseorang. Karena kita biasa bergantung dengan seseorang. Untuk pergi itu mungkin perlu kekuatan mungkin. Iya iya, kekuatan mental, apa apa itu mungkin perlu dipikirin ya. Mungkin itu. Gak tau juga sih aku. Antara itu kali ya?
304 Tapi sebelum berpisah itu, hubunganmu sama papamu itu gimana? 305 Biasa, umum. Tidak lekat dengan ayah. 306 Apa yang membuatmu tidak dekat dengan dia? 307 308
… Apa ya? E…mungkin karena aku nempel banget sama mama aku ya? aku terlalu nempel sama mama aku jadinya ya udah aku dah nempel sama itu, ya itu terus..
309 Tapi dia sama kamu gimana? 310 Biasa. Baik-baik aja. Ya biasa aja. 311 312
Kamu merasa dia mengurusi hidupmu gak? Maksudnya, peduli dengan sekolah, nanyain sekolahmu gimana, atau apakah dia juga menghidupimu juga secara finansial?
313 Kan lewat mamaku.
190
314 Jadi dulu mamamu memang tidak bekerja? 315 He em. Sempet gak kerja. Mulai kerja itu pas udah mulai pisah sama papaku. 316 Hanya sebatas itu? Dia sama sekali tidak yang…berperan sebagai ayah buatmu? 317 Mamaku? 318 Papamu? 319 Oh…sebagai ayah tuh gimana ya? 320 Ya…ayah sama anaknya tuh gimana ya…ngurusin.. 321 322
Gak ngerti. Aku dari dulu gak ngerti. Kalo ditanya, misalnya figur ayah itu gimana, gak ngerti. Jadi bingung. Gak, aku gak bisa jawab.
Tidak memiliki konsep tentang figur ayah.
323 324 325
Ayah tuh biasanya…lebih peduli dengan pendidikan. Jadi ya nanyain sekolah, ada masalah apa di sekolah, pelajaran apa yang kamu lemah. Terus misalnya kamu ada masalah dengan teman-temanmu..biasanya yang ikut turun tangan.
326 327
Enggak. Jadinya mungkin ngasih duit, terus di sekolah mau dijemput jam berapa, berangkatnya biasanya jam berapa, telat ato enggak atau gimana yang umum.
Peran ayah dirasa tidak signifikan.
328 Tapi tidak pernah.. 329 Paling nilainya. Liat rapot, oh mana, ngambil rapot ya, ya udah ngambil rapot. Umum. 330 Perasaanmu, mamamu memutuskan untuk pisah sama dia gimana? 331 Seneng. Merasa senang ibu
memutuskan untuk pisah dari ayah.
332 Seneng? Karena? 333 Ya…aku taulah. SD aku udah liat yang namanya papaku menghisap narkoba di depanku. Alasan merasa senang ibu
memutuskan pisah dari ayah. 334 Di rumah? 335 Di rumah. Dia liat. Sebelahan kayak gini, lagi bakar, pake… Aku baca komik aja. 336 Kamu tidak kepikiran untuk… 337 Menegur? 338 Bukan. Malah ikutan maksudku. Anak kecil kan biasanya apa-apa ikut. 339 Enggak. 340 Dan dia juga tidak pernah menawarkan?
191
341 342 343 344 345 346 347 348
Ya mungkin karena…gak tau ya, mungkin dari kecil aku karena…keseringan pindah-pindah jadi aku lebih sering nutup diri kan. Jadi aku tidak komunikasi ini ini ini. Jadi lu mau ngapain ya terserah lu. Mungkin juga gen dari mamaku yang orangnya…ya kamu gimana terserah, gitu kan. Kayak gitu. Terus mamaku juga menanamkan apa yang papamu atau mama yang lakukan yang menurutmu tidak menyenangkan atau gimana…cuekin aja gitu. Waktu itu aku tetap aja baca komik. Aku lagi baca komik, dia di sebelah aku bakar…itu loh kertas yang…kertas rokok. Dia tarok situ, dia isep pake rokok…itu apa sih? Morfin?
Citra diri: tertutup.
349 Aku juga gak ngerti.. 350 351 352 353 354
Aku gak ngerti… Pokoknya gitu. Aku tau dia selingkuh. Karena, mungkin karena rumah itu kecil, jadinya waktu papa sama mamaku teriak-teriak, mamaku terus bilang “udah kamu masuk kamar. Nonton TV. Kamu harus cuek. Gak boleh nangis, kamu gak boleh sedih, gak boleh marah, gak boleh gimana-gimana. Anggap gak ada apa-apa, kamu cuek-cuek aja.” Aku nonton TV. Tapi kan gak betah ya? Tar tar tar… Aku dari kelas 5 SD sering keluar.
355 Keluar rumah? 356 He em. Keluar rumah pulang jam 9 malem. 357 Terus, kamu tau papamu berselingkuh, perasaanmu? 358 Sakit hati. Sakit hati ayah berselingkuh. 359 Sakit hati… 360 Ya sakit hatilah. Sakit hati. …Tapi kok diem aja? 361 Iya? 362 Sakit hati iya, tapi.. 363 364
Apa yang kamu pikirkan? Sampe kamu menahan rasa sakit hati itu gimana? Yang ada dalam pikiranmu waktu itu apa?
365 366 367 368
Ya sakit hatinya…ya aku liat juga kan, dia nyekek mamaku. Ya aku ngeliat gitu. Ih males banget. Tapi mamaku memang punya…kalo sampe aku nangis aku tambah dimarahin sama mama aku. Jadinya aku gak boleh ikut-ikut. Gak boleh terlarut gitu, jadinya…oke, mama minta kayak gitu, aku pergi dari rumah.
Ayah abusif secara fisik terhadap ibu.
369 370
Yang membuatku agak bingung begini. Kamu bilang hubunganmu sama papamu tidak begitu dekat, dan dia sepertinya mempunyai image yang tidak begitu baik juga dimatamu.
192
371 372
Dia narkoba dan segala macem. Tapi pada saat dia meninggalkan…saat kamu mengetahui ternyata dia selingkuh, kok kamu bisa sakit hati?
373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394
Ya sakit hati karena posisinya mamaku yang disakitin kan? Aku sakit hati bukan karena dia selingkuh. Ini kan, soal dia pake narkoba ato gimana, itu kan kehidupannya dia. Aku tidak perlu sakit hati, yang rusak rusak dia. Tapi ini kan menyangkut dua perasaan. Dia berarti tidak menghargai perasaan mamaku dan dia tidak bisa bertanggung jawab terhadap mamaku dan aku kan. Maksudnya, buat apa kamu dulu memilih mama aku untuk jadi pasangan kamu ato kamu memilih…menawarkan diri untuk menjadi pasangan mamaku kalo kamu bakal hanya menghianati mama aku. Dan memang aku kan deketnya sama mama aku kan dulu, waktu kecil nempel terus kan. Nah jadinya umum dan wajar kalo aku sakit hati. Apalagi juga…ya baru kali itu aku pernah…selama ini aku liat mamaku yang dalam figurnya, dalam cerita-ceritanya sodara-sodara atau mamaku sendiri kalo orangnya cuek, tough, yang tomboy banget. Dan di depan aku mamaku tuh gak pernah tau ngeliat wajah mamaku sedih. Ternyata mungkin mamaku, mungkin analisaku, mamaku nutupin dari aku. Suatu saat aku pernah ngeliat, ketangkep, kegep, entah mamaku nyadar ato enggak, aku liat dia nangis. Jadinya…oh, seperti ini toh. Jadinya pandangan aku yang menurut aku mamaku sekuat baja, oh dia tetep juga seorang manusia biasa dan…aku pas pelan-pelan mulai nyadarin, ya…kalo aku liat…waktu kecil, waktu mungkin SMP aku mikirnya, kalo inget-inget peristiwa itu, oh ya ternyata dia…oh iya ya, orang kan bisa juga nangis. Mungkin karena marah, karena sedih, ato kesel ato gini. Tapi pas aku gede sampe sekarang jadinya, aku mikir, bagaimanapun juga kita perempuan, kita pake perasaan. Ya itu yang aku tangkepnya. Gak cuma, o kita nangis karena sedih. Tapi karena kita perempuan, dan kita merasa dihianati, gak dihargai dan rasa tercampakan. Jadi pikirannya, analisanya tambah banyak.
Sakit hati pada ayah karena menyakiti ibu dan tidak bertanggung jawab. Figur ibu: cuek, kuat, tomboy, dan tidak pernah terlihat sedih. Figur perempuan: memakai perasaan dalam menghadapi masalah.
395 Kamu sekarang mengingat kejadian itu perasaanmu gimana? 396 Ya…e… 397 Mengingat dia bahwa dia berselingkuh, menghianati mamamu.. 398 399 400 401
Apa ya… ya kalo sakit jelas. Rasa rasa…kalo kuinget-inget terus ntar aku nangis. Aku gak mau bayangin. Jadinya dari pada aku nangis. Ya tambah sakitlah, sakit, pasti sakit. Tapi karena aku gak biasa memperlihatkan, oh waktu masalah keluargaku kayak gini..aku sedihnya sampe kayak gini loh, gak semua orang tak kasih tau bentuk sedih aku sih. Ada
193
402 403 404 405 406 407 408 409 410 411
beberapa pernah liat pas aku nangis pas waktu aku keinget itu, pernah. Beberapa tapi gak banyak. Ya sedihnya itu sakit hati. Apalagi ternyata aku gede aku orangnya dendaman. Tapi biasanya sama cowokku. Soalnya selama ini pandanganku tentang mamaku, dari ceritanya dia dulu tomboy, sampe pernah ikut tawuran, dan mamaku pernah nyodet muka orang, karena tawuran kan. Aku langsung, pandangan aku saat itu…wow…ya shock gitu kan. Wownya tuh ceritanya yang gini gini gini dari tanteku, dari sodara-sodara, dari temen-temennya. Terus saat itu, pas aku liat gini, ya ampun dia… maksudnya, kok sampe akhirnya nangis aku jadinya kayak…kayak sekokoh gunung gitu bisa juga ya mencair. Oh kayak gini. Jadinya…blank gitu loh saat waktu ngeliat itu, aku gak tau gimana. Apalagi aku masih kecil kan, kelas 5.
Citra diri: pendendam, terutama pada pasangan.
412 Terus kamu menanggapi perpisahan mamamu.. 413 Senenglah pasti. Senang orangtua berpisah. 414 Dan kamu tau papamu selingkuh dan sakit hati. Kamu menanggapi itu gimana? 415 Menanggapi…perselingkuhan itu ato menanggapi perpisahan? 416 Dua-duanya. 417 418
Kalo menanggapi perselingkuhan itu…pas aku tau papaku selingkuh, aku jadi lebih biasa lagi, seperti aku menganggap hampir kayak orang lain tapi aku kenal.
Menganggap ayah orang lain karena menyelingkuhi ibu.
419 Lalu hubunganmu sama papamu menjadi? 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431
Ya dia juga jarang pulang kan. Dia jadi jarang pulang. Tapi entah aku jadi…karena..aku gak tau ya, aku baru menyadari atau baru menganalisa sekarang, aku jadi kayak gini, aku biasanya…yang…biasanya yang gak seperti itu jadi seperti itu. Aku misalnya mau pergi, aku langsung ”aku minta uang.” Jadi kayak gitu gitu loh. Jadi kurang respect. Jadinya aku gini, aku minta-mintain aja uangnya. Jadinya mbalesnya, mungkin karena aku cuma anak kecil saat itu yang terlintas cuma itu. Jadinya ”Aku mau keMc D”, aku males di rumah, soalnya ada dia sama mamaku..kan mamaku kalo misalnya di rumah sampe ada bertengkar jangan sampe kamu...ngerespon. Sedih ato gimana, mamaku marah banget kan, kalo aku sampe sedih. Mamaku gak pengen liat aku sedih mungkin ya? Nah, kan aku denger kayak gitu capek kan? Barang-barang dilempar, capek banget. Terus jadinya mendingan aku pergi. Aku kelas 5 SD nonton bioskop sendiri. Minta uang. Ke McD, ke Burger King, minta duit. Itu di Bali kan, di Legian. Terus ya udah, minta 10 ribu. Aku
Menjadi tidak hormat pada ayah. Pergi nontan bioskop atau makan Mc D saat orangtua
194
432 433
minta duit, duitnya dia kan banyak. Kayaknya dia judi juga. Aku tau dulu daerah Legian tempat markasnya mereka.
bertengkar. Ayah penjudi.
434 Kamu menangani perasaan sakit hatimu gimana? 435 Diam. 436 Diam aja? 437 He em. 438 Gak bicara sama mamamu, gak bicara sama siapapun gitu? 439 Enggak. Diam. 440 Dan terselesaikan dengan kamu diam? 441 Enggak. Sakit hati pada ayah tidak
terselesaikan. 442 Kamu bawa sampe sekarang? 443 He eh. 444 Terus semenjak itu hubunganmu sama mamamu? Itu tadi ya, pisah. 445 He eh. 446 Terus sekarang gimana? 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456
Ya mamaku mulai sejak pindah, waktu aku kelas 6 kan dah, kan pindah sama pisah kan tinggal sama mamaku tuh. Terus lari-lari dari dia soalnya...mamaku dah muaklah berurusan sama dia. Mamaku mulai nyari kesibukan kan. Pastilah. Karena kan dah gak sama suami lagi kan. Mamaku jarang pulang. Mamaku menyibukan diri. Dulu aku sempet jengkel kan, kok mama sering pergi sih? Kok mama sering pergi-pergi? Terus yang sampe...apa namanya...aku SMP, aku kok malah dititipin? Kok tambah jauh lagi, gitu kan. Mamaku sering sibuk begini begini begini. Aku pernah soalnya sakit dua hari gak bisa bangun, gak ada yang barengan aku, waktu SD. Jadinya gak ada yang...ngerawat gitu kan. Ya itu, SD kelas 6 itu, kayak gitu. Ya udah, aku biasa ngurus diri sendiri akhirnya sejak saat itu.
Sejak kelas 6 SD terbiasa mengurus diri sendiri.
457 Kamu merasa apa pada saat itu? 458 459 460
Awal itu kecewa. Maksudnya, ya ampun aku sakit kayak gini mamaku gak ada. Coba kalo anak lain mungkin gak kayak gini. Kecewa, entah kecewa sama mamaku ato keadaan. Entah ya aku, bingung waktu itu aku. Tapi, ternyata aku masih bisa nyantai-nyantai aja.
Merasa kecewa pada ibu/keadaan. Menahan rasa kecewa dengan
195
461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485
Maksudnya bukan nyantai sih, maksudnya, ya udah lah gitu kan. Sebenernya sih kecewa. Tapi pas waktu aku dah gede, aku mikir,...dah gede dah..SMP dulu masih kecewa. SMA masih, masih sedengan. Pas udah kuliah aku berpikir, oh dulu mungkin mamaku mencari kesibukan, aku tau lah rasanya sakit hati kayak apa. Kita pasti yang gimana caranya agar gak kepikiran terus, perlu menyibukan diri. Pasti itu sangat sakit hati banget sampe...dia harus sampe nyari kesibukan yang gini juga untuk...ya mungkin kerja kayak gitu gitu. Itu kan sekaligus kayak...ada plus plusnya untuk menyibukan diri biar gak keinget, sedih ato peristiwa, masalah yang kayak gitu. Ya mungkin harus ada yang dikorbankan. Ya mungkin bukan aku, aku gak merasa dikorbankan, tapi memang...menurut aku mungkin wajar ya saat kita sedih, kita mungkin gak bisa merhatiin orang lain kan? Ya mungkin, sesayang-sayangnya, mungkin saat itu mungkin mamaku juga shock, orang kan kekuatannya kan sendiri-sendiri. Jadinya aku pikir, iya ya dari pada ntar mamaku diem aja di rumah, ntar mungkin malah jadi kepikiran, mungkin itu caranya dia untuk melupakan ato paling tidak...mengurangi ingatan-ingatannya tentang hancurnya hubungan rumah tangganya itu. Itu kan bisa aja kan juga, pasti juga nyangkutin perasaan kan? Mungkin perasaannya remuk banget kan? Ya mungkin...itu jalan yang dia pilih. Saat itu mungkin bagi dia...itu caranya dia, dia gak tau lagi kan? Ya aku gak bisa menyalahkan, orang sakit hati soalnya kan, sedih gitu kan? Ya udah. Sedangkan saat mamaku perlu nyari kesibukan itu kan aku anak tunggal, jadinya mungkin mamaku mikir nanti siapa yang merhatiin aku. Aku ketemu paling pagi. Terus kalo aku pulang sekolah mamaku dah gak ada, dah gitu malem aku dah mau tidur, udah gak ada komunikasi lagi, gak deket lagi. Maksudnya gak kayak waktu aku kelas 4, kelas 5 dah mulai kayak gitu, tapi mungkin karena sering perang, sering perang sama papaku. Pas kelas 6 walaupun gak ada papaku, mamaku mungkin...karena ada kesibukan itu. Jadinya, jadi kayak gitu lah, paling ketemu pagi pas bangun sama sebelum tidur.
bersikap santai.
486 Jadi kamu sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk mengkomunikasikan itu? 487 Tentang? 488 Tentang kamu pernah kecewa, bahwa kamu sakit... 489 Sekarang ini? 490 Dari dulu sampe sekarang. Pernah? 491 Enggak.
196
492 Sekarang gimana hubunganmu sama mamamu? 493 494
Ya mulai kayak, setahun kemaren, setahun kemaren mulai kayak baru...”oh, kamu sukanya ini ini ini ya?” kayak..
495 Kayak baru saling mengenal lagi? 496 497 498 499 500 501 502 503
He eh. Kan saat SD, saat SD kelas 3, kelas 4 berbeda saat aku sudah...umur segini. Itu kan kontras banget, itu udah banyak...banyak apa ya? Banyak waktu, banyak...apa ya? Banyak hal yang sudah dilewatkan mama aku. Sangat banyak yang dilewatkan mamaku. Mamaku gak liat aku tumbuh, gak liat aku puber, gak liat aku ’halangan’ pertama kali. Gak tau ngeliat pertama kali aku jatuh cinta, mamaku juga gak tau. Mamaku juga gak tau pertama kali aku patah hati. Gak tau gimana waktu aku lulus SMA rasanya gimana, gak tau aku saat nilaiku jeblok...waktu...jeblok setelah masa puber itu kan berarti SMP ya? Kan gak tau. Jadi banyak banget kan yang mamaku lewatin. Jadi perlu di...tau dari awal lagi.
504 Hubunganmu sama papamu setelah itu gimana? 505 Gak pernah komunikasi lagi. Tidak berkomunikasi dengan
ayah. 506 Bener-bener putus gitu aja? 507 508
Ya iyalah, pasti dia takut lah. Dia takut, soalnya kalo ke keluargaku mungkin akan ngelaporin dia ke polisi kan.
509 Oh ya... 510 511
Keluargaku kan, ”mengerikan” gini gini gini. “Itu kriminal.” Kan keluargaku mandangnya kayak gitu.
512 Jadi keluarga mamamu juga setuju banget kalo mamamu pisah sama papamu? 513 He eh. Soalnya, narkoba. Serem banget. 514 Kalo kamu diminta untuk mendeskripsikan mamamu dalam 3 kata, itu apa kira-kira? 515 516 517 518 519 520
E...cuek. Cuek banget. Terus abis gitu...ee...lamban. Terus...ee...apa sih namanya itu? E..apa ya? Gak tipe cewek nerimo gitu. Ya mungkin, mama aku itu kalo misalnya...ya mungkin kalo jaman sekarang banyak, mungkin kalo jamannya dia dulu enggak. Kayak misalnya papaku mukul mamaku bales mukul. Kayak gitu. Ya...dia kalo dikerasin dia juga akan keras, jadinya...gak akan yang ”kamu kok gitu sih?” Gak ada mamaku kayak gitu. Ya mungkin karena, ya udah pernah ikut tawuran gitu kali ya. Jadinya udah, wah cuma satu
Penilaian terhadap ibu: cuek, lamban, bukan tipe nerimo.
197
521 orang aja. Hehe... 522 Kenapa kamu bilang mamamu cuek? 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533
Ya...cuek banget, emang keliatan. Sampe keluargaku, sampe tetangga-tetangga juga bilang kayak gitu. Ya maksudnya cara...dilihat dari cara berpakaian, mamaku dah umur segitu biasanya ibu-ibu pake daster, tapi mamaku mikir ”Ya cuek aja, style aku memang begini.” Mamaku masih pake jeans, terus masih...dandan high heels. Dandannya tapi antara cowok dan tetep ada femininnya sih. Terus mm...mamaku hampir gak punya daster, terus pake celana bermuda, gitu. Terus pake kaca mata. Walaupun gak yang girly. Aku kan lebih arah feminin, mamaku enggak. Terus, ”mama kan dah hampir setengah abad” terus abis gitu ”Loh, ibu-ibu sekarang kan banyak yang kayak gitu. Kenapa enggak, ini di Bali. Makanya mama suka Bali. Yang kamu mau ngapain, selama itu pantes, gak ngerugiin orang, ya udah. Selama kamu gak ngerugiin orang, gak bikin sakit hati orang, mau pake apa aja, gak asusila, ya silakan silakan aja. Ya suka-suka.” Gitu. Orangnya kayak gitu.
534 Cuek, lalu? Lamban? 535 536
Lambannya...kalo lamban itu mungkin bukan sifat ya? Berarti bukan sifat. Karena mamaku dulu waktu kecil...kayak cacat, bawaan. Kan dia lahirnya 6 bulan ato 7 bulan..
537 Dan itu terlihat sekali? 538 539 540
Kalo udah...ee..enggak, enggak terlihat sekali sih. Tapi kalo misalnya udah beberapa kali ketemu, ngobrol, ato gimana, dari ngambil apa.. Tapi bisa sampe tawuran gitu loh. Aku juga bingung.
541 Kalo mendeskripsikan papamu dalam 3 kata? 542 543
Mm..ya mungkin penghianat, terus..ee...penipu, terus...itu udah banyak banget. Penipu sama penghianat. Kok jelek-jelek semua.. Terus ya...pinter ngomong lah.
Penilaian terhadap figur ayah negatif: penghianat dan penipu.
544 Penghianat karena... 545 Ya dia menghianati mamaku 546 Penipu? 547 Ya dia nipu-nipu orang kan buat itu, buat narkoba. 548 Kamu tau pasti? 549 Mm...dia kan punya kerjaan. Jadi dia kayak...dibilang ada proyek, dia nipu. Ya kayak,
198
550 entah korup, gitu-gitu. 551 Terus pinter ngomong? 552 553 554
Ya pinter ngomong itu dari cara dia membual, cara dia kok bisa nipu orang, dan gak Cuma satu dua kali kan. Karena dia juga butuh uang untuk narkoba mungkin. Ato cara dia membohongi mamaku.
555 Sampe orang bisa percaya.. 556 He eh. 557 Kalo kamu mendengar kata laki-laki atau pria yang ada dalam pikiranmu apa? 558 Sekarang? 559 Iya. 560 Aku kan baru putus jadinya jelek. Haha... Mm...kayaknya kurang berperasaan ya? Pandangan bahwa pria tidak
berperasaan. 561 Laki-laki kurang berperasaan? 562 563
Eh, ya...aku tapi kalo teringet temenku yang cowok-cowok langsung nurut deh, soalnya mereka baik-baik. Apa ya?
Penilaian yang baik terhadap teman-teman pria.
564 Secara general? 565 Secara general... 566 Atau kamu punya satu konsep khusus tentang laki-laki? 567 Ya sebenarnya pada hakekatnya mereka itu lebih kuat dari pada kita. 568 Dalam hal? 569 570 571
Dalam hal...ee...fisik, umumnya. Mungkin ada juga yang sakit-sakitan. Lebih kuat secara menghadapi sesuatu juga sebenarnya lebih kuat, karena mereka 70% menggunakan logika 30% menggunakan perasaan.
572 Ada lagi? 573 574
Ya aku coba untuk lebih objektif deh, gak mungkin aku..kalo ngikut perasaanku bakalan..cowok gak punya perasaan.
575 Ya kalo menurut perasaanmu? 576 Ya karena aku baru putus ya..menurut aku cowok itu..agak mengerikan. 577 Mengerikan? Maksudnya? 578 Ya..mengerikan. Mengerikann itu niatnya tuh bisa..bisa..niat jelek itu bisa dari awal gitu Menilai pria itu mengerikan
199
579 580
loh. Ya cewek kadang juga bisa gitu sih, tapi mungkin karena...ya mengerikan lah. Mungkin karena aku kebawa... Mengerikan, terus gak berperasaan.
dan tidak berperasaan.
581 Sekarang kalo kamu mendengar kata perempuan, apa yang ada dalam pikiranmu? 582 Mm...biasanya lebih lembut, berperasaan halus. Terus...mm..suka disayangin. Menilai perempuan itu lemah
lembut, berperasaan halus, dan suka disayangi.
583 Temen cowokmu banyak gak? 584 Mm...gak ngerti ya. Sama aja, cewek cowok sama. 585 Menurutmu seimbang secara general? 586 He em. Seimbang. 587 Hubunganmu sama temen-temen cowokmu gimana? 588 Seru. 589 Maksudnya seru? 590 591 592 593 594 595
Ya...menyenangkan. Aku punya temen kumpulan di sini 8 orang, anak kos arjuna. Kalo ketemu bisa gila-gilaan bareng. Gak punya makan kan, kadang aku minta sama mereka. ”Gak punya duit. Makan.” Terus kalo enggak, ”minta rokok dong, aku gak ada rokok nih.” ngaco banget. Jadi aku kalo sama temen cowok tuh hampir gak ada jaimnya. Hampir gak punya jaim, makanya gak pernah terjadi temen...cowok yang udah akrab sama aku tuh...naksir sama aku tuh gak ada. Hampir gak ada.
596 Menurutmu karena? 597 598 599 600
Karena, aku memang membedakan. Buat orang yang disayangi sama temen cowok itu sikap harus berbeda. Aku memang kan, orangnya ngasal kan, jadinya sama temen cowok ya aku bersikap kayak cowok. Jadinya sengasal mungkin. Bukan sengasal mungkin, memang bawaannya mungkin kayak gitu ya? Itu gimana sih, aku juga gak ngerti.
601 602
Ya tadi kamu bilang berbeda. Itu sama temen cowok. Kalo misalnya sama yang kamu sayangi?
603 604 605 606
Oh, kalo sama temen cowok aku bisa manggil ”o telek kamu. O tai” kadang ”He pantek kau mau kemana?” kayak gitu. Kalo sama cowok aku gak bakalan aku ngomong kayak gitu. Ya paling ngomongnya gini ”Loh say, mau kemana?” kan beda. Hehe.. aku kalo sama temen cowok emang bener-bener kasar. Cara negur juga, main tabok. Pak, gitu. Kalo sama
200
607 cowok aku enggak. 608 609 610
Tapi sejauh mana kamu membolehkan temen-temen cowokmu, yang kamu anggap hanya teman, sama yang kamu sayangi, tentang dirimu? Ada bedanya gak? Mereka untuk tau tentang kamu.
611 Ya tergantung aku. Belum tentu aku punya pacar dia tau tentang aku. 612 Tapi temen-temen cowokmu yang menurutmu deket itu tau banyak tentang kamu gak? 613 614 615 616
Tentang background aku enggak, tapi tentang apa yang aku alami sehari-hari mungkin. Tentang cowokku siapa, ini lagi temen-temen akrabku si ini, tentang kebiasaan aku suka kemana, oke. Tapi kalo tentang background aku, tentang keluargaku enggak. Sampe cowokku sendiri aku gak bisa cerita.
Tertutup mengenai latar belakang keluarga pada teman maupun pacar.
617 Kenapa? 618 619
Aku memang dari dulu gak, dari kecil kan, aku gak pengen. Paling hanya beberapa, yang lainnya enggak. Itu juga kalo tergantung keadaannya, tergantung orangnya juga.
620 Jadi kamu juga jarang sekali cerita-cerita sama mereka? 621 He eh. 622 Pertimbanganmu apa? Kamu tidak ingin mereka tau.. 623 Buat apa? 624 Maksudnya buat apa gimana? 625 626 627 628 629 630 631 632 633
Maksudnya, ya mereka tau ya mereka temen. Maksudnya aku punya temen misalnya, aku punya temen cowok, ya dia gak tau background aku lah dia gak nanya. Kita kan temen gak peduli dia mau backgroundnya kayak apa. Jadinya aku tidak bertanya tentang, paling misalnya kalo ada tiba-tiba cerita ”oh, perumahanmu di caltex? Oh bapakmu kerja di caltex to?” jadinya umum gitu loh. Jadi paling itu, gak yang lebih dari itu. Aku juga begitu sama mereka, karena aku pikir kalo mau kerja, ya bapakmu kerjanya apa, kamu gimana, aku tetep...ee...temen itu nerima apa adanya. Kalo gak nerima apa adanya,... Nerima apa adanya tapi tidak saling merugikan loh. Kalo gak terima apa adanya ya..gak usah temenan aja.
634 Tapi kalo misalnya mereka bertanya, kamu mau bercerita? 635 Tentang? 636 Ya tentang masa lalumu.
201
637 Oh sedikit banget. Paling ”Mamamu kerja dimana?” ”Di Bali”. 638 Jadi hubunganmu sama mereka cuma gila-gilaan gitu? 639 640 641
He eh. Kalo gak ya, aku misalnya ngadepin masalah apa, aku nanya solusi, misalnya soal kerjaan ato gimana. Ini gimana nih? Ini aku lagi ngadepin kayak gini gini gini. Misalnya ada beban apa, ato pemikiran apa. “Kira-kira kalo gini gimana?”, mereka ngasih saran.
Konsultasi masalah pekerjaan pada teman-teman pria.
642 Kamu memperlakukan temen perempuanmu begitu juga? 643 Kasar? Enggak. 644 Perlakuan yang berbeda antara temen perempuan dan laki-laki itu gimana? 645 646 647 648
Aku berbeda. Jadinya kalo ke laki-laki mungkin aku negurnya dengan main tabok, main tendang, main injak kaki. Kalo cewek tuh enggak, jadinya ”halo sayang”, langsung pelukan ato ciuman, cium pipi kiri-kanan gitu. Ato ”WAA...ketemu!” gitu. Beda. Aku kontras emang.
Memberi perlakuan yang berbeda antara teman pria dan teman wanita.
649 Kamu lebih suka punya temen deket perempuan atau laki-laki? 650 651 652 653
Sama aja. Karena bagi aku semua itu balance ya.. Kayak yin dan yang, dunia itu kayak gitu. Gak ada yang namanya...lebih enak, pasti paling enak cewek, paling enak cowok. Apapun juga gitu. Kayak semacam, kalo misalnya kita ”aku paling enak sahabatan sama cowok. Begini gini gini.” Dia juga ada kelemahannya. Diatas langit masih ada langit.
654 Jadi gak ada beda apapun.. 655 656 657 658 659
Enggak. Jadinya, mungkin kalo soalnya kita mau ngomongin soal kesedihan, mungkin kalo kita pengen orang itu tahan juga liat kita nangis,.. mungkin kalo temen cewek itu mungkin lebih kearah perasaannya kita. Lebih ngayom mungkin ya. Kalo cowok, ada yang kayak gitu, tapi mereka pengen kita tough kan? Kayak gitu. Jadinya masing-masing ada kelebihan ada kekurangan sih. Gak ada yang namanya 100% oke.
Sama-sama menyukai berteman dengan pria atau wanita, hanya membedakan jenis kegiatan yang dilakukan.
660 Lebih sering mana kamu beraktivitas, bareng temen-temen cewek atau cowok? 661 Sama. 662 663
Aktivitas seperti apa yang kamu lakukan sama temen cewek dan seperti apa sama temen cowok?
664 665
Kalo temen cewek mungkin, kalo misalnya ke mall lebih enak sama temen cewek.Ini aktivitas yang fun aja ya?
666 Apa aja...
202
667 668 669
Ambil contoh yang soal main lah, yang soal fun. Kalo ke mall aku lebih milih sama temen cewek. Kalo sama temen cowok tuh buat ngumpul, hang out, misalnya ngopi. Nongkrong. Kalo sama temen cewek misalnya ke mall, makan bareng, terus sama...e...survey baju.
670 Ada kegiatan lain selain seneng-seneng? 671 Ya pasti ada, tapi... Ambil contoh yang paling umum itu kali ya.. 672 Kamu baru putus kan sama pacarmu? Itu pacarmu yang keberapa? 673 Aduh, gak inget. 674 Jadi sekarang kamu tidak punya pacar, ada lagi yang deket? 675 Mm..yang deketin ada sih...tapi males.. ya.. MPD 11 Malas untuk berhubungan
dengan pria. 676 Belum mau aja? 677 678
Bukan.. Entah ya, belum mau, ato lagi kadung asik sama temen-temen. Aku gak tau, belum tau. Ya liat-liat dulu lah.
679 680
Biasanya berapa lama kalo kamu menjalani hubungan? Maksudnya pacar, paling lama berapa lama?
681 Hampir...1,5 sampe 2 tahun. 682 Kalo yang paling cepet? 683 Paling cepet...2 minggu. 684 Rata-rata berapa lama? 685 Berapa bulan ya? E...3, 3 sampe... ya 3 bulanan. 686 Jadi, yang kemarin itu yang paling cepet putus? 687 Enggak. Yang paling cepet ada lagi. 688 Terus hubunganmu sama mereka gimana? 689 690 691 692
Ada yang temenan, ada yang malah jadi sohiban banget. Ada yang malah jadi kuanggap kakak sekarang, sampe keluargaku kenal. Aku manggil dia kakak. Ada yang...aku benci banget, sampe aku gak mau ketemu lagi. Ngeliatpun, kalo misalnya ngeliat, mudah-mudahan gak liat, langsung menghindar.
MPD 11
Hubungan dengan mantan pacar: ada yang tetap dekat, ada yang tidak ingin bertemu lagi.
693 Sama yang hubungannya tetap baik, apa kamu merasa mereka jadi lebih mengenal kamu? 694 Gak juga. Ada yang iya, ada yang enggak. 695 Hubunganmu selama pacaran sama mereka, rata-rata kayak gimana?
203
696 Enggak ngerti. 697 Maksudnya, apakah dia menjadi satu-satunya tempatmu untuk curhat... 698 699
Gak satu-satunya. Tapi kalo pas aku punya pacar biasanya dia itu orang yang kuhormati, yang kuhargain juga, e...dia harus jadi yang lebih tau dari pada orang lain.
Pacar adalah orang yang dihormati, dihargai, dan lebih tau dari orang lain tentang dirinya.
700 Tentangmu? 701 702 703
He eh. Maksudnya kayak...aku nangis, dia harus tau. Aku seneng dia harus tau. Isi hatikupun dia juga paling berhak tau. Jadinya kalo aku punya pacar, dia berhak semuanya tentang aku. Jadinya, ya mungkin dia tempat curhat aku.
Pacar paling berhak untuk tau semua isi hatinya.
704 Rata-rata kamu berpisah dari mereka karena apa? 705 Macem-macem. 706 Misalnya? 707 Misalnya gak disetujui orangtua, terus...selingkuh. Dia yang selingkuh. Putus dengan pacar karena
tidak disetujui oleh orangtua pacarnya, atau karena pacar berselingkuh.
708 Berapa kali kamu diselingkuhi? 709 Mm...3. 3 kali diselingkuhi. 710 Tiga kali. Lalu apa lagi? 711 Terus...gak cocok. 712 Gak cocok maksudnya gimana? 713 714
Gak cocok soal, cara ngejalanin kita. Apa ya...bukan cara jalanin, kayak...aku punya kesibukan gini, aku gak bisa kalo kamu gak perhatiin.
Putus dengan pacar karena merasa kurang mendapat perhatian dari pacar.
715 Dianya atau kamunya? 716 717 718 719
Aku gak bisa kalo gak diperhatiin. Aku orangnya kan bergantung banget ya. Ya sebanget-bangetnya bergantung, ya gak bergantung yang selalu 24 jam. Aku bukan orang yang minta ketemu tiap hari. Anehnya juga gitu. Jadinya, kalo dia sibuk itu aku pusing gitu loh, kayak gitu tuh. Maksudnya, aku orangnya manja soalnya.
MPD 3 Menuntut perhatian yang tidak didapatkan dari orangtua pada pacar.
204
720 Jadi maksudnya, dia punya kesibukan kamu tetap ingin diperhatikan, gitu? 721 722 723 724
He eh. Apalagi kalo orangnya sibuk banget itu... aduh, susah kan. Terus ada yang karena kita berbeda. Jadinya selama jalanin itu, sampe hal kecil pun kita berbeda. Berbeda bukan karena...putusnya karena kita berbeda, karena..kita udah menyerah untuk nyatuin. Jadi kita mau, kita berusaha nyatuin tapi dengan bertengkar. Capek jadinya kan.
Putus dengan pacar karena menyerah untuk menyatukan perbedaan.
725 Terus gimana kamu menanggapi perpisahan-perpisahan itu? 726 727
Nangis. Aku..aku orangnya kan pake perasaan banget, jadi setiap kali aku putus aku pasti nangis, sedih. Yang stress.
Citra diri: memakai perasaan saat menghadapi masalah.
728 Apa yang ada dalam pikiranmu? 729 Ya sedih. Kok gini ya...nangis. 730 Aku kok gini gitu? 731 Maksudnya aku kok ngalamin kayak gini. 732 Waktu yang kamu diselingkuhi, kamu gimana? 733 Kok dia jahat banget ya... kok dia tega banget. Gitu. 734 735
Terus kamu menanggapi perasaanmu? Caranya? Ya kamu sedih, kamu dah sakit hati. Terus apa yang kamu lakukan?
736 737
Main sama temen. E...kalo gak nangis, sebenernya obat yang paling buat aku lupa tuh belanja. Kalo gak ada duit ya udah, mampu deh, mampus.
MPD 4 Mengalihkan rasa sedih putus dengan pacar dengan belanja.
738 Nah, kalo lagi sakit hati terus gak ada duit, kamu ngapain? 739 E...ya...ngumpul sama temen sih. Ngerokok. Mengalihkan rasa sedih putus
dengan pacar dengan kumpul dengan teman..
740 Terus sama yang kamu diselingkuhi, hubungan kamu sama mereka gimana? 741 742 743 744
Mmm...lain-lain. Kalo yang sama...anak jogja tuh, aku anehnya gak musuhin dia. Anehnya gitu. Soalnya sakitnya cuma 2 hari 3 hari. Aku juga gak ngerti kenapa. Padahal seingetku aku sayang banget sama dia. Mungkin karena dia udah kubalas. Dia udah kubuat malu kan. Aku malu, dia juga malu. Jadinya...lega. Jadi sakitnya bentar.
745 Cara kamu membalas dia? 746 Jadi dia aku jebak. Ketemu bertiga, ada ibunya juga. Jadi ”seperti ini anak ibu.” 747 Oh, kamu berani melakukan itu?
205
748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760
Berani. Aku kalo ngebalas, balas. Tapi, ibunya bukan malu sih, jadinya...anakku kok kayak gini. Terus, aku sebenernya gak maksud bales ibunya, tapi supaya ibunya juga ngeliat, anak ibu tuh udah seperti ini. Saat itu dia malu banget, dan itu juga dihadapan temen-temen dia. Dia mukanya sampe merah padam. Itu membuat aku puas. Dan...e..”aku mau membuat kamu sakit. Aku malu. Kamu perlakukan aku seperti ini.” karena aku dijadiin cewek kedua ternyata. ”Aku malu, kamu juga harus malu.” Tapi kalo yang sama anak Madiun...pas dia selingkuh, entah ya, mungkin...aku juga bisa temenan lagi sama dia..karena aku bales juga. Jadi caranya...e..aku tuh...gak ada komunikasi sama dia, terus aku tetep jadian, tapi dia gak tau aku jadian sama orang lain juga. Oke mungkin aku tau kamu selingkuh, tapi aku selingkuh kan kamu gak tau. Terus...abis itu...tiba-tiba...selain aku selingkuh selama sama dia, aku tinggalin dia, aku langsung pacaran sama orang lain. Jadi dia kutinggalkan walaupun..”kok kamu tiba-tiba ninggalin aku?” gini gini gini. Ya...kayak gitu deh, aku tinggalin.
761 Dia bertanya kamu menjelaskannya gimana? 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778
Agak sedikit bermuka dua sih sebenernya. ”Abis selama ini aku pikir kamu jadian lagi sama cewek itu, aku pikir kan lebih cocok, lebih sayang sama dia. Ya udah, aku milih orang lain aja. Ya aku coba sama dia. Apa lagi kan kamu banyak yang suka. Aku tau selama ini tidak memperhatikan kamu dengan baik”. Waktu itu aku bermuka dua banget. Jadi ceritanya, dia gak tau selama ini aku selingkuh. Dia sama anak Balikpapan. Kita waktu itu karena abis bertengkar-bertengkar gitu kan, kita sempet gak komunikasi. Ngambek-ngambekan mungkin ya? Abis gitu, kutinggal kan dia gak kuhubungi lagi. ”Kamu kok katanya jadian lagi? Kamu kok bisa gitu sih?” Gini gini gini.. ”Ya abis waktu itu kan kamu..selingkuh”. Eh, aku gak bilang dia selingkuh, kesannya kan memojokan dia. Emang dasar bermuka dua aku waktu itu. Gak tau kenapa. ”Kamu kan jadian lagi sama dia. Ya mungkin kamu masih sayang sama dia. Selama ini kan, waktu aku jadian sama kamu, kan aku bilang aku belum tau”. Emang waktu jadian sama dia, dia gak langsung tak terima karena sebenernya aku gak naksir sama dia. Tapi lama-lama pas jadian aku mulai ada rasa suka. Tapi abis gitu kok diselingkuhin, kan jengkel. ”Terus, ya kupikir, aku mungkin gak bisa ngebahagiain kamu. Jadi kamu lebih bahagia sama dia. Ya udah aku lah yang ngalah”. Aku bilang kayak gitu kan. ”Kamu sama dia aja. Apa lagi kan kamu banyak yang suka”. Padahal gak tau siapa yang suka sama dia, dari Hongkong! Cuma asal naik-naikin dia aja.
MPD 11
Merasa jengkel diselingkuhi oleh pacar.
206
779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790
Jadinya aku kesannya seperti...aku ini kan cuma apa? Aku bilang kayak gitu. Ya aku kesannya seperti...aku tuh yang merendah gitu loh. Biar aku gak disalah-salahin kan. Terus abis gitu kutinggalin beneran. Terus..”Kamu milih dia ato aku?” ”Aku lebih milih dia, soalnya aku liatnya kamu kan lebih suka sama cewek itu. Bukan aku gak milih kamu, tapi kayaknya dia lebih suka sama kamu. Lebih sayang. Sedangkan aku...dulu apa sih? Waktu kamu jadian sama dia, kamu bilang ”abis GDA sih belum suka sama aku, jadinya aku selingkuh.” ”Kamu jadian sama dia kan alasannya gitu. Ya mungkin, kamu bisa milih dia kamu kan mesti ada rasa suka. Cewek itu kan juga suka sama kamu. Kalian dah saling suka. Ya udah. Sedangkan aku gak gimana-gimana, gak ada apa-apanya. Aku mundur aja. Aku ini apa? Aku biasa banget. Terus aku juga gak ngerti harus gimana sama kamu selama ini. Mungkin aku kurang perhatian. Aku gak...” Ah, pokoknya aku...ngerendah-rendahin aku kan. Terus aja aku tinggalin. Padahal aku dah males banget sama orang ini.
791 Kalau yang satu lagi? 792 Yang ini yang terakhir. 793 Itu dia selingkuh dari kamu? 794 Yang terakhir, he eh. Ni ceweknya lagi sms aku. 795 Oh.. Terus kamu gimana menanggapi dia begitu sama kamu? 796 Em... Benci. Aku Ketemu, liat mukanya dia aja males. Membenci mantan pacar yang
terakhir. 797 Jadi kamu gimana? 798 799
Ya gak mau ketemu. Kalo misalnya...kalo terpaksa liat ya..ya liat aja yang lain. Biar pemandangan gak jelek-jelek banget.
MPD 11
800 801
Tapi dia berusaha menghubungi kamu lagi atau berusaha menegur kamu misalnya kalo ketemu?
802 803 804
E... Ada sih dia berusaha menegur aku, dia ngeliatin aku. Ya aku cuekin terus. Ya keliatan lah orang kalo digituin. Aku bener-bener ngeliatin kan. Jadinya...aku kalo digituin juga mikir mau deketin. Kan baru beberapa hari putusnya.
805 Iya. Jadi kamu menghindar dari dia? 806 He eh. 807 Saat kamu pacaran, yang kamu harapkan dari hubunganmu itu apa?
207
808 809 810 811
Setia. Terus aku diperhatiin. Terus abis gitu, dia bisa nolong aku disaat aku susah. Terus bisa have fun bareng. Kalo bisa dia bisa gabung ke temen-temen aku dan aku bisa gabung ke temen-temennya, dan kalo bisa dia orangnya bisa asik banget, walopun gak rame banget ngomongnya. Maksudnya bisa easy going lah. Tapi yang paling pertama setia.
Mengharapkan pasangan yang setia, ada saat dibutuhkan, bisa bersenang-senang bersama.
812 Dari semua itu pernah gak ada yang bisa memenuhi? 813 Mm.. Setianya ada beberapa. Tapi kalo yang soal...apa ya? 814 Sama yang setia kenapa kamu pisah? 815 Ya itu, gak... 816 Gak cocok... 817 He eh. Orangtuanya gak setuju. Putus dengan pacar karena
orangtua pria tidak setuju. 818 Masalah-masalah yang terjadi pada saat kamu pacaran apa? 819 E...aku keras kan. Orangnya susah ngalah. Kayak gitu. Kadang-kadang sulit diatur. 820 Kamu sulit diatur? 821 822
He eh. Mungkin karena aku anak tunggal sih, suka egois gitu loh. Apa lagi mamaku demokratis banget kan, jadinya...
823 Tidak pernah melarang gitu? 824 He eh. 825 Sedangkan mereka? 826 827 828
Banyak larangannya. Kayak, yang terakhir, protek banget. Cowok aku yang anak Kalimantan Selatan tuh juga...posesif. Terus cowok aku yang namanya R, itu juga...cemburuan lah gitu.
Merasa banyak larangan dari pacar-pacarnya.
829 Perasaanmu menanggapi masalah itu gimana? 830 831 832 833
Kalo posesif ya, sebel lah. Apa-apa dicurigain kan. Tapi wajar lah kita kalo misalnya kayak cemburuan yang terlalu itu kan juga sebel kan nanggepinnya? Ya udah mau gimana lagi. Tapi kadang-kadang aku harus njelasin. Dengan penjelasan, kalo bisa aku memberikan bukti-bukti juga.
Merasa sebal pada pacarnya yang posesif. Memberi penjelasan saat pacar mencurigainya.
834 Itu kalo yang posesif. Kalo yang dilarang-larang? 835 836
Kalo yang dilarang, setiap larangan itu harus ada alasannya. Kalo alasannya logis aku terima, kalo enggak, enggak.
208
837 Berarti kamu ingin kebebasan juga kan dalam hubungan? Tidak banyak larangan. 838 Boleh ngelarang, tapi harus logis. 839 Perasaanmu pada saat kamu dilarang seperti apa? 840 Oh kamu ngelarang kayak gini? Ya...biasa aja sih aku. Tapi alasannya apa? 841 Biasanya kamu menyelesaikan masalah itu gimana? 842 Mm...biasanya dengan..ya argumen. Kan kita harus mengemukakan pendapat kita juga. 843 Pernah ada masalah yang besar sekali gak? 844 845 846 847 848 849 850 851 852
He em. Karena mungkin kita berbeda pendapat kan jadinya berantem banget. Ada lah pasti. Karena kita gak cocok satu pendapat, dan itu kan masalah nyangkut dah dengan perasaan kan. Beda dengan kita berbeda pendapat di kuliahan yang...suatu hal yang objektif, ato enggak, ato gimana, ato misalnya bahas satu masalah itu kan berdasarkan..”oh, analisa aku begini.” Tapi kan tanpa nyangkutin perasaan dan bukan untuk kepentingan berdua. Jadinya, biasanya jarang terjadi kita adu argumen di kelas jadi jontok-jontokan, jadi ngambek-ngambekan. Tapi kalo ini kan dengan nyangkutin perasaan. Jadi kadang kita ”aku kan pendapat gini kan demi kebaikan kita.” ”Loh, aku juga ngomong gini demi kebaikan kita.” Kalo udah nyangkutin perasaan itu susah sih.
853 Sama masalah yang terbesar ini yang pernah ada, perasaanmu gimana? 854 Ini tentang yang beda argumen nih? 855 Ya apa masalah terbesar yang kamu alami selama kamu pacaran? 856 Ya banyak. 857 Terbesar loh ya.. 858 859 860
Aduh, apa ya? Oh, kalo masalah terbesar selalu menurut aku, separah-parahnya argumen masalah yang paling besar tuh soal selingkuh lah. Kalo itu aku gak argumen. Aku malah gak argumen. Ya...aku gak akan sama dia. Aku dah langsung pasti, aku gak akan sama dia.
Menilai bahwa selingkuh adalah masalah terbesar dengan pacar.
861 Nah perasaanmu dengan perselingkuhan itu? 862 Ya kecewa, sedih iya, pasti lah. Patah hati banget. Merasa kecewa, sedih, dan
patah hati diselingkuhi pacar. 863 Dan berakhir bahwa kamu memutuskan dia? 864 E..ceritanya tadi itu.
209
865 Penilaianmu terhadap dirimu sendiri gimana? 866 Mm... Penilaianku tentang diriku sendiri apa ya? 867 Kamu memandang dirimu seseorang yang bagaimana? 868 869 870
Yang..suka banget bertemen. Ya mungkin, ada yang pernah bilang aku supel, tapi aku gak merasa aku supel. Tapi aku suka banget punya temen banyak. Terus...aku orangnya pemales. Terus sama suka makan.
871 Arti teman buatmu apa? 872 E.. 873 Kamu suka berteman kan? 874 Harta buat aku. Teman adalah harta. 875 Begitu penting mereka buatmu? 876 Penting. 877 Kalau misalnya kamu hidup tanpa teman, menurutmu? 878 Menderita. Soalnya yang buat aku dewasa kan temen-temen. Menilai teman yang
membuatnya dewasa. 879 Misalnya gimana? 880 Yang buat aku jadi percaya diri sekarang kan temen, bukan keluargaku. Peran keluarga dirasa tidak
signifikan. 881 882
Jadi menurutmu mereka, temen-temenmu, dalam perjalanan hidupmu, mereka yang malah banyak membantu kamu menjadi seperti sekarang?
883 He eh. 884 885 886
Secara general, tadi kan masalah perbedaan pendapat dengan pacarmu, kalo misalnya secara general kamu memandang perbedaan pendapat dengan temen-temenmu gimana? Kamu menanggapinya bagaimana?
887 888 889 890 891 892
Ya..aku orangnya gini : Kamu boleh berpendapat gitu, aku ambil jalan ini. Ya udah terserah ambil jalan kamu, aku ambil jalan aku. Maksud aku gak jalan sendiri-sendiri, tapi..aku tetep berpendapat gini, mungkin kita pendapatnya gak akan nyatu, itu gak masalah kan? Kita toh, temen itu dari hati, dari kecocokan. Walopun kita gak cocoknya satu hal, kita pasti ada kecocokan yang lain. Oleh karena itu kita bisa berteman kayak sekarang. Bagi aku Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang itu, sejenis kita kok.
210
893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903
Gak jauh-jauh dari kita. Mungkin kita cocok karena kita...suka bertemen juga, ato misalnya bisa jadi karena kita cocok...kadang dari hal-hal kecil bisa jadi juga. Kayak kita suka musik yang sama. Kayak gitu. Jadinya menurut aku, kita bisa sampe beda pendapat itu wajar. Manusia beda kepala beda isi. Terus, tapi ya gak masalah kalo kita merasa nyaman-nyaman aja sama dia. Ya udah dia mau beda pendapat soal...”Ah walo aku temen sama dia, aku gak akan clubbing.” Ada temen aku kayak gitu. ”Aku gak akan clubbing.” ”Ya udah itu pendapat kamu.” Dia juga gak ngejek-ngejek aku. Aku juga...”Toh kamu, walopun gak clubbing tapi kamu hobi ’minum’.” Kadang di rumah dia ’minum’ sendiri. Ya udah aku gak nganggep dia jelek gitu. Ya biasa aja, kita dengan jalannya sendiri-sendiri, tapi bukan berarti hanya karena itu pertemanan kita rusak. Temen itu...hubungan pertemanan itu lebih besar dari pada cuma masalah hal-hal kecil. Seperti itu lah.
904 Jadi kamu memaknai teman atau pertemanan itu apa? 905 906 907 908
Yang...yang membuat hidup kita itu jadi lebih berarti, berkesan, dan memberikan...masukan, support. Terus abis gitu...dan menurut aku ya, karena temen tuh aku jadi belajar lebih dewasa, lebih bijak, karena pengalamannya mereka mereka bagi sama aku. Ya kayak gitu terus.. ya menurutku mereka itu ya harta.
909 Kalau kamu memaknai pacar? 910 911 912 913 914 915 916
Memaknai pacar itu..pasangan hidup aku yang berhak atas aku, segalanya. Yang harusnya memperlakukan aku dengan lembut. Ya mungkin kalo sama temen...temen buat seru-seruan, suka-duka bareng, tapi kita boleh bersikap kasar. Maksudnya kasarnya bukan kasar kurang ajar, kasar becanda gitu. Kalo cowok gak kayak gitu. Kalo cowok harus dengan lembut, dengan kasih sayang, memperlakukan aku. Memperlakukan aku dengan kasih sayang, dengan perhatian, yang...jagain, lindungin banget, yang setia, yang hatinya cuma buat aku. Yang bakal ngelindungin aku sampe nanti.
Pacar adalah pasangan hidup yang berhak atas segalanya. Kebutuhan untuk diperlakukan dengan lembut, kasih sayang, dilindungi, dan rasa setia oleh pacar.
917 Biasanya kamu mengekspresikan rasa sayangmu, rasa cintamu sama cowokmu gimana? 918 Kayak apa ya? Hee..ya mungkin perhatian kali ya. Perhatian sebagai ekspresi
rasa cinta. 919 Perhatian. Terus apa lagi? Ada lagi? 920 Apa ya? 921 Perhatian seperti...dah makan belum? Kayak gitu-gitu?
211
922 923 924 925 926
He eh. Misalnya dia bilang gak enak badan, aku beliin dia enervon C. Aku anterin ke kosannya. Atau misalnya kayak vitamin. Lengkapin vitamin-vitaminnya. Atau misalnya, aku liat kamar mandinya. Kadang beberapa cowok tuh suka..aduh shampo abis gak dipikirin. Gitu, aku beliin shampo. Aku kayak ibu rumah tangga aja. Hehehe.. Kayak yang gitu-gitu.
927 Jadi juga memperhatikan kebutuhannya... 928 929
He eh. Karena bagi aku, kebutuhan cowok utama itu bukan..bukan apa yang di dalam kendaraannya dia, tapi ya..yang ada di kamarnya dia dan di kamar mandinya dia.
930 931
Apa kamu dan pacarmu juga mengkomunikasikan tentang perasaan kalian? Maksudnya kamu mengekspresikan rasa sayangmu dan mengekspresikan perasaanmu gak sama dia?
932 Iya lah. 933 Dia pun begitu? 934 He eh. 935 Contohnya bisa kasih tau? 936 He...malu gua. Hehe.. 937 938 939
Bukan masalah bilang aku sayang kamu. Tapi misalnya kalian berdua menghadapi suatu masalah, lalu ”Gini loh, perasaanku menghadapi itu seperti ini.” Gitu. Dan itu juga menyangkut, menurutmu itu sebuah ekspresi bahwa ini karena kamu sayang dia.
940 941 942 943 944 945 946 947 948 949
Ya tergantung masalahnya apa sih. Misalnya kita ngadepin masalah, kayak soal...kayak di tempat kerjaan. Ambil contoh kayak cowokku yang cemburuan. Misalnya ”Kamu tuh di tempat clubbing itu temen cowok kamu banyak banget. Hati-hati kalo sampe dipegang. Gini-gini. Kamu kok tadi, ngapain? Diajak kenalan sama cowok itu?” atau ”Cowok itu sampe ngapain?” ”Kamu kok nanyanya sampe curiga bener gitu?” ”Ya ini kan semua karena aku ngelindungin kamu. Karena aku sayang kamu. Jadinya aku wajar kayak gini, karena aku cowok kamu.” dia bilang gitu. ”Aku gak pengen lah kamu kenapa-napa.” Kayak gitu kan. ”Dia cuma kenalan doang.” ”Gak ngapa-ngapain kan? Gak aneh-aneh kan dia?” ”Gak kok, dia masih wajar-wajar. Kebetulan itu temennya itu.” ”Ya udah kalo kayak gitu.”
950 Itu dari pihaknya. Kalo dari pihakmu? 951 Kalo dari pihakku itu... Kayak, soal kalo, aku kan suka makan jadinya aku gak suka kalo
212
952 953 954 955 956 957
cowok tuh yang misalnya... Beberapa cowok aku kan kadang-kadang, misalnya diajak temen-temennya kan dia suka minum. Jadinya, kalo sebelum minum harus makan. Aku gak pernah ngelarang cowok aku. ”Jangan begini-begini.” Aku gak suka soalnya, nanti kalo misalnya...dilarang tapi dibelakangku kayak gitu. ”Tadi cewekku ngelarang, tapi kan aku lagi sama kalian. Gak enak. Jangan bilang ya.” Aku gak suka kayak gitu. Jadinya bilang aja.
958 Jadi lebih ke hal-hal praktikal gitu ya? Sepertinya.. 959 Harusnya gimana? 960 961 962
Enggak. Jadi misalnya perhatianmu lebih ke...kayak tadi...shampo. Terus kamu memperhatikan...mungkin kamu berpikir kalo sebelum ’minum’ makan dulu itu akan lebih save buat..
963 964 965 966 967
Lambung, karena aku punya mag berat. Kan asam lambung itu kan udah asem, ada alkohol kan lebih mengikis. Takutnya radang. Jadinya ya udah, ”Kamu minum, tapi inget..ada batesannya. Kamu tau kan organmu kayak apa. Dah pernah masuk rumah sakit. Aku gak ngelarang kamu, biar kamu jack pot-jack pot, jungkir balik.” Kayak gitu. Intinya aku tidak mengekang, tapi memberikan kesadaran diri sendiri.
Tidak mengekang pasangan.
968 969
Nah menurutmu, pengorbanan terbesar yang pernah kamu berikan untuk pacar-pacarmu apa?
970 971 972
Saat aku disuruh milih antara...bukan milih ya.. Kayak semacam..temen-temen aku lagi ngumpul di sini, mereka dah lama gak ketemu aku, tapi cowok aku pengen saat itu ketemu. Itu termasuk terbesar. Mbak kan tau, temen buat aku berharga.
973 Itu buatmu menjadi pengorbanan terbesar? 974 Salah satu yang terbesar. 975 Berarti ada yang lain? 976 He eh. Soalnya aku tuh gak ada yang namanya satu hal yang selalu nomor satu tuh gak ada. 977 Jadi contoh lain? 978 979 980
Contohya lain... Misalnya...saat aku juga gak punya duit, dia tuh terus ”aku pinjem duit.” Misalnya aku punya 200, dan aku ya udah kepepet, dia pinjem aku 100. Terbesar karena masalah makan kan. Aku kan doyan makan.
981 Kalo yang pertama tadi, buatmu temen-temen adalah sesuatu yang amat sangat penting,
213
982 lalu kamu mengorbankan itu untuk bertemu pacarmu. Perasaanmu gimana? 983 984 985 986 987
Bingung. Bingung tapi aku pikir kalo namanya...soalnya kalo temen-temen itu paling acaranya memang ngumpul bareng, rame-rame yang...gak sedikit anak, yang sering..temen yang hampir tiap hari ketemu. Ya maksudnya, yang kadang-kadang ketemu. Dah gitu lagi pas ngumpul rame-rame...terus temen-temen yang memang seru buat aku, ya itu...menurutku sayang banget dilewatin. Tapi aku biasanya milih cowok aku.
988 Dengan pertimbangan? 989 Ya..seperti yang kubilang tadi, cowokku kan punya hak terhadap aku. 990 Oke. Selesai. Makasih ya.. 991 Sama-sama.
214
-t-1 11 ..r a .T 5 (. V1 (n ft
218
Lampiran 8
(TAT GDA) Interpretasi TAT Subyek 2 Kartu 1
Sebelumnya dia ini ikut les biola. Ikut les biola terus dia gak bisa-bisa. Dia ngerasa buntu, padahal temen-temennya pada..kayaknya feelnya tuh dapet banget gitu loh. Terus abis gitu dia pulang ke rumah, terus dia sebel. Kok kayaknya aku ngerasa aku gak bisa sih. Terus habis itu dia jadi kayak putus asa gitu. Dia dah berkali-kali..maksudnya dia kan les biola, dah berapa kali masuk tapi gak dapet juga feelnya. Kok kayaknya, aku gak bisa-bisa sih? Kayaknya minat aku apa gak di sini ya? Aku tuh bingung..dia bilang. Kayaknya dia bingung banget, terus biolanya tuh dipandangin sampe..entah sampe bulukan kek, sampe karatan. Dipandangin mulu, karena dia lagi mikir banget gitu kan. Dipikirin banget. Jadinya dipandangin terus. Hanya bengong aja. Dipandangin biolanya. Apa biolanya kulempar ya?
Sesudahnya biolanya dia tarok dan dia coba hal lain, yang mungkin satu saat, mungkin dia malah bisa di minat yang lain. Tapi dia masih ngerasa kecewa. Berarti selama ini, aku les biola itu, aku dapetnya apa ya? Sayang sih, udah lama banget dia coba les biola, tapi dia gak maju-maju juga. Tapi minatku gak di situ. Kenapa dari dulu aku gak bener-bener mikir apa yang ingin aku lakukan ya? Akhirnya dia nyari aktivitas lain, kegiatan lain yang sesuai minatnya dia. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang anak Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang anak yang ikut les biola tapi gak bisa-bisa terus merasa sebel dan putus asa.
Jika seorang anak ikut les biola tapi tidak bisa-bisa, kemudian merasa sebel dan putus asa
Perasaan sebal dan putus asa atas usaha yang tidak menghasilkan.
Dia bingung banget, biolanya dipandagin terus karena dia lagi mikir.
Dia bingung dan berpikir Kebutuhan untuk berpikir.
Dia merasa kecewa karena selama ini les biola tidak mendapat apa-apa.
Merasa kecewa Perasaan kecewa atas usaha yang sia-sia.
Sesudahnya biolanya dia tarok dan dia coba dan nyari aktivitas lain yang sesuai minatnya.
Kemudian dia akan mencoba dan mencari aktivitas lain yang sesuai dengan minatnya.
keinginan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan.
Catatan Klinis: Subjek memiliki keinginan untuk dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya dan memiliki kecenderungan untuk menunjukan agresi emosi (perasaan sebal) dan untuk merasa putus asa bila usahanya tidak berhasil.
219
Kartu 2
Cowok yang lagi megang kuda, dia lagi geret kudanya mau di tarok ke kandang. Mau dia rapiin mungkin biar masukin kandang, soalnya pekerjaannya udah mau hampir selesai. Tadinya dia abis latihan sama kudanya, entah muter-muter di daerah peternakan ini, ya mungkin kayak hewan peliharaan ya sekali-sekali diajak jalan-jalan gitu kali. Terus, dia lagi giring kudanya itu ke kandang.
Terus abis itu cewek yang di sebelahnya, yang lagi megang buku, dia lagi megang buku ini dia baru pulang dari ngajar. Dia kayaknya seorang guru, kalau enggak, kalau bukan seorang guru dia abis ngajarin anak kecil, atau ngajarin seseorang. Dia baru pulang dari itu, terus dia bawa buku-buku ini, dia mau pulang ke rumah tapi pas di tengah jalan dia ngeliat ada ibu-ibu lagi bersender di pohon, terus dia bayangkan, dia kan abis capek ya? Kayaknya enak deh senderan di pohon itu. Habis itu dia liat, hah ibu ini kayaknya mengandung. Wah entar kalau aku mengandung gimana ya? Tadi dia kan abis ngajarin orang, ngajarin anak, kayaknya dia abis ngajarin anak kecil nih. Terus dia mikir, aku suka anak-anak, wah kalau aku mengandung gimana ya? Mungkin lucu kali ya punya anak kecil yang bisa diajak. Yang aku perhatiin, yang aku ajak main gitu. Habis itu, tapi kayaknya enggak aku banget deh. Terus abis itu, dia mikir, sebenernya suka gak sih aku ngajarin anak kecil, kayaknya enggak deh. Ini kan karena aku butuh duit aja. Tapi kayaknya aku gak mikir punya anak dulu deh. Membayangkan aja aku udah bingung-bingung gitu, ah mendingan aku pulang aja.
Terus abis itu yang ibu ini lagi kayaknya abis dari ladang padi. Mungkin dia abis kerja apa gitu mungkin. Kayak, abis dari kebun atau dari perkebunan, atau dari pertanian. Dia abis panen atau gimana, terus dia istirahat bentar sambil bediri ada pohon senderan bentar, karena dari tadi seharian capek, apalagi dia mengandung, jadinya dia letih. Terus dia sambil bayangin..wah entar kalau misalnya anak aku lahir, entar makan dari perkebunan sendiri. Wah..kayaknya seru nih aku mau tambah perkebunanku tambah macem-macem. Abis ini pulang ah.. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang wanita Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang cewek ngeliat ibu yang sedang mengandung, “wah ntar kalau aku mengandung gimana ya?, mungkin lucu kali punya anak kecil, tapi kayaknya enggak aku banget deh”
Jika seorang gadis yang menyukai anak-anak tetapi juga menganggap diri bukan pecinta anak-anak.
Sikap ambivalensi pada anak-anak/sebuah keluarga. Represi (Menekan kebutuhan untuk memiliki obyek afeksi).
Kayaknya enggak, ini karena dia butuh duit aja.
Tidak suka mengajar anak kecil, namun karena butuh uangnya.
Kebutuhan materiil.
Seorang ibu yang sedang mengandung membayangkan jika anaknya lahir, entar makan dari perkebunan sendiri
Jika seorang ibu hamil berpikir akan memenuhi kebutuhan anak dari perkebunan sendiri
Pandangan terhadap figur ibu yang mandiri memenuhi kebutuhan keluarga.
Catatan Klinis: Subyek menunjukan sikap ambivalensi terhadap gambaran keluarga, dan menunjukan represi untuk memiliki obyek afeksi. Namun subyek memberikan pandangan yang positif terhadap figur ibu, dimana ibu dipandang sebagai tulang pungung keluarga. Subyek juga menunjukan kebutuhannya akan materi.
220
Kartu 3 GF
Ee..kepalanya abis bocor. Kayaknya tadi dia baru bangun, terus abis gitu, dia masih ngehang gitu dia keluar dari kasur, dari tempat tidurnya, kepentok sama lemari kalau enggak kepentok sama panci gantung deh. Terus dia masih..benjut-benjut pusing gitu eehh kayaknya ada tamu dateng..tok tok tok. Aduh, kok gak pas banget sih.. Kasihan bener deh gua. Ah entar ah bukain dulu, sapa tau aja ada orang yang mau bayar utang. Terus abis itu, dia masih megang-megangin kepala nih, aduh gak enak banget, udah gitu idungnya juga kena lagi..nyut nyut nyut.. aku buka pintu ah, keluar dulu deh dari kamar. Dia kayak gitu kan. Terus abis gitu, gak pas banget sih ada tamu dateng, tapi siapa tau aja ada yang bayar utang, udah gak apa-apa aku keluar aja. Ntar gua harus mikir nih, kayaknya gua harus sisiran dulu apa ya? Terus abis gitu akhirnya dibukain deh pintunya, terus ada tamu. Eh ternyata cowoknya. Yah, gak dapet duit sih, tapi ada cowok gua, gua minta duit ah.. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang wanita Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang cewek yang berpikir kalau ada yang mau bayar utang.
Jika seorang cewek mengharapkan tamu yang datang untuk membayar hutang
Sikap materialistis.
Ternyata cowoknya, dia minta duit sama cowoknya.
Karena cowoknya yang dateng dia minta uang pada cowoknya.
Sikap materialistis.
Catatan Klinis: Subyek menunjukan sikap materialistis yang cukup besar, dan memandang laki-laki (pasangan) adalah tempat untuk dimintai pertolongan dalam hal tersebut.
221
Kartu 4
Apa namanya…emm..apa ya? Ee..cowok ini lagi ada masalah, lagi ada pikiran di dalam pekerjaannya. Terus ee..cewek ini..entah pekerjaan atau dia ada beban pikiranlah. Dia pas dat..ee..pas lagi di ini..apa namanya? Lagi dateng ke situ, dia pengen ngobrol sebenernya, pengen ngobrol, pengen nyantai. Terus abis itu, ee..sebenarnya cewek ini suka sama cowok ini, jadi cewek ini jadi care banget gitu, jadi entah genit, entah perhatian, pokoknya nyari perhatiannya nih cowok. Tapi cowok ini sebenarnya bukan gak tertarik, tapi dia lagi ada beban pikiran. Jadinya, dia juga bingung. Dia ke situ sebenarnya tidak menyelesaikan masalah, dia jadinya, antara gak jelas, dia di situ tapi dia gak bisa ngeladenin untuk merespon cewek ini, karena dia sedang ada pikiran. Nah cewek ini lagi berusaha juga untuk membujuk dia. Terakhirnya, cowok ini bilang, ya udah entar aku telfon kamu, soalnya aku lagi ada masalah. Loh tadi kamu kenapa ke sini? Rencananya aku pengen nyantai, pengen ngobrol, tapi entah kok gak bisa-bisa juga. Mungkin kayaknya aku perlu nyelesaiin masalah dulu, entar kalau udah masalahku udah selesai aku hubungi kamu. Nanti aku akan certain ceritanya. Ya udah, akhirnya dia pulang, cewek ini nunggu telfonnya dia. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang cewek Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang cewek yang suka sama cowok dan mencari perhatian cowok tersebut
Jika seorang cewek suka dan mencari perhatian dari cowok yang disukainya
Kebutuhan afiliasi
Tapi cowok ini tidak bisa merespon karena lagi ada beban pikiran, bukan karena gak tertarik
Dan si cowok tidak dapat memenuhi karena sedang punya beban pikiran
Pasangan yang tidak dapat memenuhi keinginan untuk memberi perhatian
Cewek ini berusaha untuk membujuk cowok, tapi cowok perlu nyelesein masalah dulu
Ia masih berusaha membujuk Kebutuhan akan perhatian dari objek afeksi.
Cewek ini nunggu telepon dari si cowok
Ia kemudian menunggu dihubungi oleh orang yang disukai
Kebutuhan afiliasi
Catatan Klinis: Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dan perhatian yang cukup besar. Namun kebutuhan ini tampaknya tidak terpenuhi dengan baik dari objek afeksi subjek.
222
Kartu 6 GF
Mmm..kalau yang ini..mm.apa namanya.. Cewek ini sebelumnya dateng ke situ untuk melamar pekerjaan. Terus dia disuruh nunggu di ruang tunggu. Eh tapi ternyata, selama dia nunggu, ternyata yang menejer di situ itu ternyata ee..saudara jauhnya dia, yaitu paman, pamannya dia. Jadi pamannya pas negur, loh kamu di sini? Hah paman, kok di sini? Iya aku kan bagian personalia. O gitu ya? Terus..ee..dia bilang gini, ah sejak kapan paman rokoknya pipa gede gitu.. terus kan pamannya bilang, ya udah kamu ini aja, apa namanya, masuk ke ruangan sana. Ntar kita bicarain. Loh paman kok gak tau kamu dah di kota ini, dia bilang gitu. Iya paman aku lag nyari kerjaan nih. Ya udah gampang lah. Kamu kan keponakanku ini juga. Ya udah kamu ke ruangan dulu. Akhirnya mereka ke ruangan, ya bicarain soal kerjaan itu. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang cewek Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang cewek melamar pekerjaan disuruh nunggu di ruang tunggu.
Jika seorang cewek melamar pekerjaan
Kebutuhan akan prestasi.
Ternyata pamannya manager di situ dan mereka keruangan bicarain soal kerjaan itu.
Pamannya sebagai manager di tempat itu dan sang paman membantunya untuk mendapat pekerjaan
Kebutuhan untuk mendapatkan bantuan dari orang lain.
Catatan Klinis: Subjek menunjukan kebutuhan akan prestasi, dan untuk mencapai kebutuhannya tersebut subjek membutuhkan pertolongan dari orang lain.
223
Kartu 7 GF
Sebelumnya..anak ini..apa namanya, ee..dia tuh sering ditinggal orang tuanya. Dia selalu main sendirian sama pembantunya. Di sebelahnya ini pembantunya. Entah bibi, atau misalnya pengasuh dia dari kecil. Dia punya boneka, dia punya rumah mewah, tapi dia kayaknya males banget deh, kok kayaknya sepi terus. Nah bibinya ini berusaha menghibur, dicertain cerita yang bagus-bagus, tapi tidak membuat dia..ee..tidak membuat hatinya penuh. Karena dia merasa ada yang kurang, tapi dia gak tau apa. Dia megang boneka, punya boneka, dia punya kursi yang bagus, punya rumah yang bagus, tapi…dia punya baju yang bagus. Sebenarnya dia cantik dan dia punya semua, tapi..dia bosen. Dia males banget. Tapi bibinya berusaha membujuknya dengan cerita-cerita bagus, apalah. Terus bujuk-bujuk dia. Dia tapi tetep gak mood. Akhirnya dia pergi tidur. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang anak Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang anak sering ditinggal orangtuanya selalu main sendirian sama pengasuhnya merasa kesepian dan bosen.
Jika seorang anak sering ditinggal orangtuanya merasa kesepian dan bosan
Merasa diabaikan orangtua dan merasa kesepian.
Pengasuhnya berusaha membujuk dan mneghiburnya dengan cerita-cerita bagus, tapi dia tetep gak mood.
Tetap merasa tidak mood walau dibujuk dan dihibur oleh pengasuhnya
Rasa kesepian yang tidak dapat diatasi.
Akhirnya dia pergi tidur. Dia akan pergi tidur. Sikap pasif (tidak menyelesaikan masalah)
Catatan Klinis: Subjek memiliki pengalaman merasa diabaikan oleh orangtua ketika kecil. Subjek menunjukan perasaan kesepian yang tidak mampu diatasinya dan tidak berusaha (bersikap pasif) untuk menyelesaikan masalahnya tersebut.
224
Kartu 8 GF
Mmm…dia lagi..dia tuh lagi mikir mau..sebelumnya dia ee..dia sebelumnya ada masalah berat. Terus dia pindah ke apartemen yang baru. Pindah ke apartemen yang baru, karena sebenarnya dia sendiri punya masalah berat, rasanya untuk beres-beres, untuk ngapa-ngapain dia tuh males banget. Dalam pikirannya penuh dengan masalah. Akhirnya dia ngelamun, apartemennya gak jadi-jadi bersih deh, gak jadi-jadi..ee..gak jadi-jadi di tata. Dia mikir, harusnya ku tarok apa ya? Harusnya..ee..kuhias gimana ya kamar ini? Kok bingung ya? Tapi tiap kali dia mikir kayak gitu, keinget lagi masalahnya. Karena pikiran gak ilang-ilang juga yang dia pikirin. Jadi dia melamun, sampe akhirnya dia minta bantuan temen-temennya nantinya buat bantuin dia nata-nata kamarnya. Ngehias-hias apartemennya. Walaupun nanti dia sudah ngehias-hias apartemennya, tapi karena masalahnya belum selesai, dia tetap aja ngelamun. Masalahnya..ee..soal karir, ee..soal keuangan juga.. Uang sih dia ada, walaupun gak banyak-banyak banget, maksudnya dia lagi mikirin sebenernya aku enjoy gak sih ngejalanin ini. Terus sama, dia..dia apa sih..dia..mmm..dia ingin mengubah sesuatu dari dirinya, tapi dia belum tau. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang wanita Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang cewek ada masalah soal karir dan keuangan pindah ke apartemen baru.
Jika seorang cewek memiliki masalah dan pindah ke tempat baru
Perhatian terhadap masalah prestise dan materiil. Mengalami masalah berat dan menghindar dari masalah.
Pikiran gak ilang-ilang juga Beban pikiran tidak dapat hilang
Masalah tidak dapat diatasi
Akhirnya dia minta bantuan temen-temennya buat bantuin nata-nata kamarnya.
Dia akan meminta bantuan temen-temennya untuk menata kamarnya.
Membutuhkan bantuan teman untuk menyelesaikan masalah.
Dia berpikir sebenernya enjoy gak sih ngejalanin ini.
Berpikir apakah menikmati hidup saat ini
Tidak menikmati hidup saat ini
Dia ingin mengubah sesuatu dari dirinya, tapi belum tau.
Ingin mengubah sesuatu pada dirinya.
Keinginan untuk mengubah keadaan.
Catatan Klinis: Subjek menunjukan kecenderungan untuk menghindar dari masalah yang alaminya. Hal ini cenderung disebabkan oleh ketidakmampuan subjek untuk menyelesaikan masalah. Subjek juga memperlihatkan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya tersebut. Selain itu subjek menunjukan perhatiannya akan materi.
225
Kartu 10
Ini apa sih? Gelap. Ee..kayaknya mereka..sebelumnya bapak dan anak mengalami pertengkaran. Terus abis itu suatu saat setelah sekian lama mereka..ee..mungkin perang dingin, ada pada suatu akhirnya mereka harusnya berdamai, dan mereka saling..ee..apa ya? Berpelukan mungkin. Berpelukan. Terus menyadari bahwa, ternyata gak perlu kayak gini deh, kita kayaknya perlu bicara biasa aja. Terus akhirnya mereka berpelukan, dan mereka membahas masalah itu, dan akhirnya mereka bisa akur lagi. Ide cerita: Tokoh utama : Bapak dan anak Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Bapak dan anak mengalami pertengkaran.
Jika ada masalah hubungan antara bapak dan anak.
Hubungan yang tidak harmonis dengan ayah.
Setelah sekian lama perang dingin mereka menyadari bahwa gak perlu kayak gini.
Mereka berpikir untuk memperbaiki hubungan.
Keinginan untuk berhubungan baik dengan ayah.
Mereka berpelukan dan membahas masalah itu, dan bisa akur lagi.
Mereka menyelesaikan masalah dan akur kembali.
Fantasi (Keinginan untuk berhubungan baik dengan ayah).
Catatan Klinis: Subjek menunjukan tidak adanya hubungan yang harmonis dengan figur ayah. Namun subjek memiliki keinginan untuk dapat berhubungan baik dengan ayah. Keinginannya tersebut ditanggapi subyek dengan melakukan fantasi.
226
Kartu 13 MF
Mm.. Mm.. Ceritanya cowok ini tadinya lugu banget. Nah, cowok ini lugu banget, terus suatu saat dia tergoda sama cewek. Dia sayang banget sama cewek ini, tapi cewek ini sebenernya liar. Cewek ini sebenernya liar. Dia dateng ke tempat cewek ini tadinya mau buat..belajar. Buat belajar, dia..buku-buku di atas mejanya tuh punyanya dia. Terus dia buat, maksudnya dia mau cerita sama tuh cewek, ini buku-buku aku, aku mau cerita-cerita tentang..entah apa yang dia tekunin. Kegiatannya, aktivitasnya. Tapi cewek ini mungkin liar atau..sebenernya mereka saling suka sebenarnya. Dan mungkin cewek ini mungkin..apa ya..lebih expert dari pada cowoknya. Dan cewek itu godain cowok ini terus akhirnya terjadi, akhirnya mereka tuh tidur bareng. Cowok ini syok, karena sebelumnya dia gak pernah ngelakuinnya. Cewek ini kayaknya lebih tua deh, entah berapa tahun ya.. terus melakukan itu cewek itu tertidur. Dan cowok ini langsung bangun dan dia berpakaian, dan terus dia bingung, pusing. Ya ampun, kok aku bisa ngelakuin kayak gini? Aku gak pernah kayak gini. Terus abis itu, cowok ini mikir, tapi aku gak bisa…gak bisa mungkin nolak dia. Aku kan suka banget sama dia. Tapi salah gak sih orang yang kusayang kuperlakukan seperti gini? Abis itu, ee..gak lama dia duduk di bangku sebelah meja, dia nungguin cewek itu sampe bangun. Dia natap cewek itu, dari muka, semuanya dia liat. Dia menatapnya sambil berpikir, aku bener-bener menyukai dia, tapi…aku..apa yang kulakukan ini bener ya? Masak sih, pantes gak sih cewek yang aku sayang aku lakukan kayak gini? Tapi emang aku saying sama dia, wajarlah ya. Dia dalam kebingungan kayak gitu, karena dia emang beneran tadinya gak pernah ngelakuin kayak gitu. Tapi kan aku belum jadian sama dia. Ee..tapi kalau dia pergi dari aku, aku juga gak mau. Terus abis itu, akhirnya dia nunggu cewek itu bangun, terus mereka bicara. Ya mereka ngobrol-ngobrol. Dan cowok ini akhirnya bilang suka sama ini cewek. Cewek itu jadi senyum-senyum sendiri deh. Maksudnya bilang gak nolak. Ide cerita: Tokoh utama : Seorang pria Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang cowok lugu menyukai dan menyayangi cewek yang liar, tergoda dan kemudian tidur bareng.
Jika seorang cowok lugu digoda oleh wanita dan melakukan hubungan sex
Pandangan terhadap cowok yang belum pernah melakukan hubungan sex.
Cowok ini berpikir kok aku bisa ngelakuin kayak gini. Tapi aku gak bisa nolak dia, aku kan suka banget sama dia. Tapi salah gak sih orang yang kusayang kuperlakukan seperti ini?
Si laki-laki menyesal telah melakukan hubungan intim dengan wanitanya.
Superego kuat. Keinginan untuk diperlakukan dengan baik oleh pria.
Cowok ini akhirnya bilang suka sama cewek ini. Cewek ini jadi senyum-senyum sendiri, maksudnya bilang gak nolak.
Si laki-laki menyatakan cinta dan wanita tidak menolak
Kebutuhan akan intimasi dari lawan jenis.
Catatan Klinis: Subjek menunjukan kebutuhan akan intimasi dengan lawan jenis, dan keinginan untuk diperlalukan dengan baik oleh pria.
227
Kartu 16
Mmm..kok gak ada gambar ya.. apa ya? Gak tau.. Ee..mm..dandan kali ya? Aku dandan. Ceritanya..eh, apa ya? Kayaknya aku pengen itu
deh, kayaknya pengen..bukan make over ya, kayaknya gimana caranya biar aku make upnya kayak yang kuharapkan. Terus habis gitu, aku pengen nunjukin bahwa, aku lebih. Terus habis gitu, dan aku menemukannya, dan orang-orang akhirnya melihat ke aku. Dan, ternyata gak cuma make up, aku saat itu..ee..kayaknya aku juga ada kegiatan yang aku lakuin yang ternyata membuat aku bangga. Dan di situ aku melihat, aku..lagi dalam keadaan yang..bukan puncak sih..tapi dalam keadaan yang fun, ngerasa puas sama diri sendiri. Terus habis gitu aku melihat..ee..dan aku ngalamin, dan aku mendengar bahwa orang yang telah nyakitin aku ternyata mm..udah terbalaskan dan kapok-kapok terhadap aku. Liatlah sekarang mereka melihatku. Dan cowok-cowok yang udah nyakitin aku dan lihatlah mereka udah terbalaskan dan menyesal, dan ampun-ampun dan dia liat aku. Dan aku, dalam hatiku aku mikir bahwa itulah balasan kamu, dan aku sekarang lebih dari kalian. Dan kalian nyesal sudah nyakitin aku. Dan ternyata mereka memang menyesal, dan bener-bener ampun-ampun deh, kapok-kapok, tobat-tobat. Dan bener-bener pengen deket sama aku. Aku juga akhirnya ngerasain gak kesulitan uang, saat itu. Dan ternyata memang keadaan karir aku bagus, dan aktivitas yang aku lakuin ee..memuaskan aku dan menghasilkan. Kepuasan batin aku, dan juga menghidupi aku. Dan orang-orang, temen-temen bangga sama aku. Ide cerita: Tokoh utama : Subyek Waktu reaksi : Waktu cerita :
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Aku pengen make over, pengen nunjukin bahwa aku lebih. Gak cuma make up tapi juga ada kegiatan yang dilakukan yang membuat aku bangga
Jika subjek ingin berubah untuk menunjukkan jika ia lebih dalam segala hal.
Fantasi (Keinginan untuk merubah keadaan)
Aku lagi dalam keadaan fun, ngerasa puas sama diri sendiri
ingin merasa fun dan puas pada diri sendiri
Cinta diri
Aku mendengar bahwa orang yang telah nyakitin aku ternyata udah terbalaskan dan kapok-kapok terhadap aku.Aku sekarang lebih dari kalian, kalian nyesal sudah nyakitin aku, dan bener-bener pengen deket sama aku
membayangkan orang yang telah menyakiti merasa kalah dan menyesal telah menyakiti serta menginginkan kembali
Fantasi (Keinginan agar orang lain yang menyakiti menyesal dan kembali)
Catatan Klinis: Subyek memiliki keinginan untuk mengubah keadaannya saat ini. Keinginan ini sepertinya sebagai cara subyek untuk membalas sakit hati yang dirasakannya agar pria-pria yang menyakitinya menyesal dan kembali padanya. Subjek cenderung melakukan fantasi untuk memuaskan keinginannya tersebut.