pemanfaatan limbah kulit buah kakao theobroma …

76
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENYERAPAN ION LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH ELEKTROPLATING DI BUKITTINGGI SKRIPSI OLEH ULET PUTRI HAYATI YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG 2016

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma cacao) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK

PENYERAPAN ION LOGAM KROMIUM (VI)

PADA LIMBAH ELEKTROPLATING

DI BUKITTINGGI

SKRIPSI

OLEH

ULET PUTRI HAYATI

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2016

Page 2: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma cacao) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK

PENYERAPAN ION LOGAM KROMIUM (VI)

PADA LIMBAH ELEKTROPLATING

DI BUKITTINGGI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

OLEH

ULET PUTRI HAYATI

NPM : 1210024426008

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND)PADANG

2016

Page 3: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao)

SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENYERAPAN ION LOGAM

KROMIUM (VI) PADA LIMBAH ELEKTROPLATING

DI BUKITTINGGI

Nama : Ulet Putri Hayati

NPM : 1210024428006

Program Studi : Teknik Lingkungan

Padang, Agustus 2016

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Hendri Sawir, S.T, M. Si Sri Yanti Lisha, S.T

NIDN. 1015086704 NIDN. 1028017902

Ketua Program Studi, PLT Ketua STTIND Padang,

Yaumal Arbi, S.T, M.T Tri Ernita, S.T, M.P

NIDN. 1007058407 NIDN. 1028027801

Page 4: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

THE USE OF CACAO (Theobroma cacao) PEELS AS AN

ADSORBENT FOR ADSORPTION METAL IONS

CHROMIUM (VI) OF ELECTROPLATING

WASTE IN BUKITTINGGI

Name : Ulet Putri Hayati

Student ID : 1210024428006

Supervisor : Ir. Hendri Sawir, S.T, M.Si

Co-Supervisor : Sri Yanti Lisha, S.T

ABSTRACT

The ability of cacao (Theobroma cacao) peels to remove metal ions chromium

(VI) from waste water has been investigated. Effect of pH, initial concentrationof

metal ions solution, contact time, adsorbent mass and particle size of adsorbent

with batch method has been studied. The optimum conditions for metal ions

chromium (VI) was found at pH 6 with initial concentration of 750 mg/L, contanct

time 15 minutes, adsorbent mass 0,1 gram and particle size 32 µm. This optimum

conditions have been applied to electroplating waste in Jirek – Bukittinggi, gave

capacity of adsorption metal ions chromium (VI) about 0,0776 mg/g and

efficiency of adsorption about 84,07 %.

Keywords : Cacao (Theobroma cacao) peels, metal ions chromium (VI),

adsorbent and adsorption

Page 5: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma cacao) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK

PENYERAPAN ION LOGAM KROMIUM (VI)

PADA LIMBAH ELEKTROPLATING

DI BUKITTINGGI

Nama : Ulet Putri Hayati

NPM : 1210024428006

Dosen Pembimbing 1 : Ir. Hendri Sawir, S.T, M.Si

Dosen Pembimbing 2 : Sri Yanti Lisha, S.T

ABSTRAK

Penelitian ini mempelajari tentang kemampuan kulit buah kakao (Theobroma

cacao) untuk mengurangi konsentrasi ion logam kromium (VI) pada limbah cair.

Dalam penelitian dilakukan uji terhadap : pengaruh pH, konsentrasi awal larutan

ion logam, waktu kontak, massa adsorben dan ukuran partikel dengan

menggunakan metode batch. Kondisi optimum untuk ion logam kromium (VI)

diperoleh pada pH 6, dengan konsentrasi awal 750 mg/L, waktu kontak 15 menit,

massa adsorben 0,1 gram dan ukuran partikel 32 µm. Kondisi optimum telah

diaplikasikan pada limbah elektroplating di Jirek – Bukittinggi, diperoleh

kapasitas penyerapan ion logam kromium (VI) 0,0776 mg/g dengan efisiensi

penyerapan 84,07 %.

Kata Kunci : Kulit buah kakao (Theobroma cacao), ion logam kromium (VI),

adsorben dan penyerapan

Page 6: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian

yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao)

sebagai Adsorben Untuk Penyerapan Ion Logam Kromium (VI) pada

Limbah Elektroplating di Bukittinggi”. Laporan penelitian ini merupakan salah

satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada jenjang pendidikan Strata 1

(S1) di Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Rasa cinta dan bangga penulis persembahkan kepada Ayahanda, Ibunda,

serta adik-adik tercinta atas do’a dan semangat yang diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan

kepada :

1. Bapak Ir. Hendri Sawir, S.T, M. Si, selaku pembimbing I dan Ibu Sri Yanti

Lisha, S.T selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

pemikiran sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik;

2. Bapak Ir. H. Riko Ervil, M.T selaku Ketua Yayasan Muhammad Yamin

Padang ;

3. Ibu Tri Ernita, S.T, M.P selaku PLT Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang ;

Page 7: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

4. Bapak Yaumal Arbi, S.T, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan

yang telah menyumbangkan ide dan saran serta petunjuk teknis semenjak

awal penyusunan laporan penelitian ini ;

5. Seluruh staf pengajar, karyawan dan karyawati Sekolah Tinggi Teknologi

Industri (STTIND) Padang.

6. Seluruh rekan–rekan sesama mahasiswa/i di Sekolah Tinggi Teknologi

Industri (STTIND) Padang, serta semua pihak yang telah membantu penulis

dalam penyusunan laporan penelitian ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan dengan

pahala yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa laporan penelitian ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi

peningkatan di masa depan. Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas pada umumnya.

Padang, Agustus 2016

Ulet Putri Hayati

NPM. 1210024428006

Page 8: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR………………………………………………………........ii

DAFTAR ISI.……………………………………………………………….........iv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….......viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………….........ix

DAFTAR LAMPIRAN..……………………………………………………........x

BAB I. PENDAHULUAN..………………………………………………….......1

1.1 Latar Belakang..…………………………………………………......1

1.2 Identifikasi Masalah..…………………………………………..........4

1.3 Batasan Masalah………………………………………………..........4

1.4 Rumusan Masalah……………………………………………….......5

1.5 Tujuan Penelitian………………………………………………........5

1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………..........5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...........7

2.1 Landasan Teori………………………………………………...........7

2.1.1 Buah Kakao (Theobroma cacao)……………………...........7

2.1.2 Kulit Buah Kakao……………………………..…..............10

Page 9: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

2.1.3 Logam Berat…………………………………..………........12

2.1.4 Kromium (Cr)……………………………..…………….....13

2.1.4.1 Penyebaran dan Sifat...............................................13

2.1.4.2 Toksisitas Kromium (Cr)………………………......15

2.1.5 Kromium (Cr) dalam Limbah..............................................16

2.1.6 Adsorpsi……………………………………………............16

2.6.3.1 Sejarah Singkat Adsorpsi…………………….........16

2.1.7 Biosorpsi……………………………………………...........17

2.1.8 AdsorbendanAdsorbat.........................................................20

2.1.9 Elektroplating……………………………………................21

2.1.10 Limbah Cair Elektroplating....………………………..........21

2.1.11 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)..............................22

2.2 Kerangka Konseptual……………………………………...............24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………….....25

3.1 Jenis Penelitian.………………………………………………….....25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian....…………………………………....25

3.3 Populasi dan Sampel.……………………………………………....25

3.3.1 Populasi...………………………………………………......25

3.3.2 Sampel..………………………………………………….....26

3.4 Variabel Penelitian...…………………………………………….....26

3.5 Data dan Sumber Data...…………………………………………...26

3.5.1 Data....………………………………………………….......26

3.5.2 Sumber Data...……………………………………………...27

Page 10: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.6 Teknologi Pengolahan dan Analisis Data..………………………...27

3.6.1 Alat.………………………………………………………...27

3.6.2 Bahan……………………………………………………....27

3.6.3 Prosedur Kerja……………………………………………...27

3.6.3.1 Pembuatan Reagen HNO3 0,01 M............………....27

3.6.3.2 Pembuatan Reagen NaOH 0,01 M..……………......28

3.6.3.3 Pembuatan Buffer Ammonia.……………………...28

3.6.3.4 Pembuatan Buffer Asetat...………………………...28

3.6.3.5 Pembuatan Larutan Induk K2Cr2O7...……………....29

3.6.3.6 Pembuatan Adsorben Kulit Buah Kakao......……...29

3.6.4 Pengaruh pH Larutan terhadap Penyerapan Ion Logam

Cr (VI).................................................................................29

3.6.5 Pengaruh Konsentrasi Awal terhadap Penyerapan Ion Logam

Cr (VI)..................................................................................30

3.6.6 Pengaruh Waktu Kontak terhadap Penyerapan Ion Logam

Cr (VI)..................................................................................30

3.6.7 Pengaruh Massa Adsorben terhadap Penyerapan Ion Logam

Cr (VI)..................................................................................30

3.6.8 Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Penyerapan Ion Logam

Cr (VI)........................................................................…......31

3.6.9 Aplikasi Kondisi Optimum pada Limbah Elektroplating.....31

3.6.10 Analisis Data........................................................................31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.…………………….33

Page 11: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

4.1 Pengaruh pH pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)..............…..…33

4.2 Pengaruh Konsentrasi Awal pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI).34

4.3 Pengaruh Waktu Kontak pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)......35

4.4 Pengaruh Massa Adsorben pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)...37

4.5 Pengaruh Ukuran Partikel pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)…38

4.6 Aplikasi Kondisi Optimum pada Limbah Elektroplating........…....39

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN................................…………………41

5.1 Kesimpulan.....................................................……...…..…………41

5.2 Saran........................................................................................…....42

DAFTAR KEPUSTAKAAN.…………………………………………………....43

LAMPIRAN............................…………………………………………………..46

LEMBARAN KONSULTASI...…………………………………………..........49

SURAT PERNYATAAN….…...…………………………………….................55

BIODATA WISUDAWAN/TI…...……………………………………………..56

Page 12: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Buah Kakao..................................…………..………………………..7

Gambar 2.2 Kulit Buah Kakao.....................................................…..…………...12

Gambar 2.3 Cara Kerja Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).…..….......……23

Gambar 4.1 Pengaruh pH pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)...…..…………..32

Gambar 4.2 Pengaruh Konsentrasi Awal pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)...33

Gambar 4.3 Pengaruh Waktu Kontak pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)….....34

Gambar 4.4 Pengaruh Massa Adsorben pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI).…36

Gambar 4.5 Pengaruh Ukuran Partikel pada Penyerapan Ion Logam Cr (VI)..….38

Page 13: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Persentase Bagian-Bagian dan Buah Kakao......................……………..8

Tabel 2.2 Komposisi Nutrisi Kulit Buah Kakao................................…………...10

Tabel 2.3 Bentuk-Bentuk Oksida, Ion dan Warna Ion Krom............……………14

Tabel 2.4 Karakteristik Limbah Elektroplating.................................……………21

Tabel 2.5 Baku Mutu Limbah Cair Industri Pelapisan Logam..........……………22

Tabel 4.1 Tabel Aplikasi Kondisi Optimum Adsorben pada Limbah

Elektroplating........................................................................................40

Page 14: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Contoh Perhitungan.......................................................……………45

Lampiran 2. Pengaruh pH terhadap kapasitas penyerapan dan efisiensi

penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah

kakao................................................................................................45

Lampiran 3. Pengaruh konsentrasi awal terhadap kapasitas penyerapan dan

efisiensi penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben

kulit buah kakao...............................................................................46

Lampiran 4. Pengaruh waktu kontak terhadap kapasitas penyerapan dan efisiensi

penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah

kakao.................................................................................................46

Lampiran 5. Pengaruh massa adsorben terhadap kapasitas penyerapan dan

efisiensi penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben

kulit buah kakao...............................................................................46

Lampiran 6. Pengaruh ukuran partikel terhadap kapasitas penyerapan dan efisiensi

penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah

kakao.................................................................................................47

Lampiran 7. Pengaruh kondisi optimum adsorben terhadap kapasitas penyerapan

dan efisiensi penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan

adsorben kulit buah kakao...............................................................47

Lampiran 8. Adsorben Kulit Buah Kakao................................................……......47

Page 15: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …
Page 16: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bidang industri di Indonesia pada saat ini cukup pesat. Hal

ini ditandai dengan semakin banyaknya industri yang memproduksi berbagai jenis

kebutuhan manusia seperti industri logam, kertas, tekstil, percetakan,

elektroplating dan sebagainya. Seiring dengan pertambahan industri tersebut,

maka semakin banyak pula hasil sampingan yang diproduksi sebagai limbah.

Salah satu limbah tersebut adalah limbah logam berat.

Kontaminasi lingkungan oleh logam berat dapat berasal dari pembuangan

limbah yang mengandung logam ke badan air, dapat menumpuk di sepanjang

rantai makanan yang menyebabkan bahaya ekologi dan kesehatan. Limbah ini

akan menyebabkan pencemaran serius terhadap lingkungan jika kandungan logam

berat yang terdapat di dalamnya melebihi ambang batas serta mempunyai sifat

racun yang sangat berbahaya. Logam berat diakui sebagai kontaminan berbahaya

dalam jangka panjang karena toksisitasnya tinggi, dapat terakumulasi dan retensi

di dalam tubuh manusia, misalnya seperti limbah elektroplating yang mengandung

logam berat seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), nikel (Ni), kadmium

(Cd) dan kromium (Cr).

Elektroplating di wilayah Sumatera Barat khususnya di Bukittinggi

ditemukan dalam bentuk bengkel dengan skala usaha kecil menengah.

Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan bengkel elektroplating di Bukittinggi

terdapat di beberapa lokasi yakni di daerah Gulai Bancah, Aua Ateh, Jirek,

Page 17: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Munggu dan Tanjung Alam. Namun, bengkel elektroplating yang ditemukan pada

umumnya tidak memperbolehkan konsumen untuk melihat secara langsung

bagaimana proses dari elektroplating yang dilakukan, ini dikarenakan bengkel

yang ada di Bukittinggi tersebut tidak memiliki perizinan secara resmi dari Kantor

Lingkungan Hidup (KLH) setempat. Hal ini ditakutkan dapat membahayakan

lingkungan apabila dibiarkan begitu saja mengingat bahwa limbah elektroplating

mengandung logam berat yang berbahaya bagi lingkungan.

Belakangan ini penelitian untuk menemukan teknik pengolahan baru bagi

limbah logam berat semakin banyak dilakukan. Salah satunya ialah proses

adsorpsi (penyerapan) logam berat dengan menggunakan bahan-bahan yang

bersumber dari alam (biomaterial). Bahan tersebut dapat diperoleh dari limbah

pertanian ataupun perkebunan. Bahan yang dimanfaatkan tersebut biasanya

berasal dari daun, batang, buah, biji, kulit ataupun akar. Mengingat bahwa

Indonesia khususnya provinsi Sumatera Barat merupakan daerah dengan sektor

pertanian dan perkebunan yang cukup luas tentunya juga menghasilkan limbah

pertanian dan perkebunan yang besar dan cenderung tidak dimanfaatkan

seutuhnya.

Salah satu daerah di Sumatera Barat dengan sektor perkebunan yang luas

adalah Pasaman Barat. Selain kelapa sawit Pasaman Barat juga banyak

menghasilkan buah kakao dengan luas lahan perkebunan rakyat sebesar 154.129

hektare dan hasil produksi kakao mencapai 88.967 ton/tahun, karena mayoritas

masyarakat Pasaman Barat memiliki kebun buah kakao sebagai sumber penambah

penghasilan. Disamping buah kakao membantu meningkatkan ekonomi

Page 18: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

masyarakat, buah kakao ini juga menimbulkan masalah yaitu adanya limbah kulit

buah kakao. Produksi limbah kulit buah kakao ini mencapai sekitar (60-75%) dari

total produksi buah kakao atau enam kali lipat produksi biji kakao kering

(Balitbang Pertanian 2007; Yuli Yetri 2015). Limbah kulit kakao ini timbul

karena banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana cara mengolah limbah buah

kakao tersebut. Limbah kulit buah kakao ini menimbulkan adanya masalah

lingkungan seperti : estetika, bau dan sumber penyakit. Biasanya masyarakat

setelah panen kakao, kulit kakao tersebut hanya ditumpuk di suatu tempat dan

dibiarkan membusuk secara alami. Oleh sebab itu, untuk menjaga keseimbangan

dan kelestarian alam maka perlu digalakkan penggunaan limbah kulit buah kakao

menjadi bahan yang berdaya guna tinggi guna meningkatkan nilai ekonomis dari

kulit buah kakao yang selama ini hanya terbuang percuma saja.

Maka pada penelitian ini penulis bermaksud memanfaatkan limbah kulit

buah kakao yang diperoleh dari Pasaman Barat sebagai biomaterial dalam

penyerapan logam berat dari limbah elektroplating di salah satu bengkel

elektroplating di Bukittingi dan untuk memperoleh hasil penelitian maka penulis

melakukan pengujian di Laboratorium Biota Sumatera – UPT Sumber Daya

Hayati Universitas Andalas Padang. Dengan demikian penelitian ini diberi judul

“Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) sebagai

Adsorben Untuk Penyerapan Ion Logam Kromium (VI) pada Limbah

Elektroplating di Bukittingi”.

Page 19: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka didapatkan identifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao) dalam jumlah yang cukup

besar cenderung tidak termanfaatkan sepenuhnya dan terbuang percuma

saja di sekitar lingkungan sehingga dapat memicu berbagai masalah

lingkungan;

2. Limbah dari elektroplating cenderung mengandung berbagai macam

logam berat seperti kromium (Cr) yang dapat menimbulkan

pencemaran bagi lingkungan (ekologi) dan kesehatan;

3. Adanya keterbatasan dan teknis yang rumit dalam pengolahan limbah

sehingga diperlukan metode pengolahan yang lebih ekonomis dan

bersahabat.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi masalah

tersebut yakni sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan limbah kulit buah kakao

(Theobroma cacao) yang berasal dari perkebunan rakyat di Pasaman

Barat, Provinsi Sumatera Barat;

2. Penelitian dilakukan dengan mereduksi limbah kulit buah kakao

(Theobroma cacao) menjadi serbuk kulit buah kakao yang

dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam kromium (VI) dengan

perlakuan/ variasi tertentu yakni : pH (3-7), konsentrasi (10, 50, 100,

Page 20: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

250, 500, 750 ppm), waktu kontak (15, 30, 90, 120 menit), massa

adsorben (0,1, 0,3, 0,6, 0,9 gram) dan ukuran partikel (32, 160, 425 µm)

;

3. Penelitian dilakukan terhadap penyerapan ion logam kromium (VI) dari

limbah elektroplating yang diperoleh dari salah satu usaha elektroplaing

di Jirek - Kota Bukittinggi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao) dapat dijadikan

sebagai adsorben terhadap penyerapan ion logam kromium (VI) ?

2. Bagaimanakah kondisi optimum terjadinya proses adsorpsi ion logam

kromium (VI) oleh adsorben limbah kulit buah kakao (Theobroma

cacao), apakah telah memenuhi baku mutu PERMENLH No. 5 tahun

2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan /atau Kegiatan

Industri Pelapisan Logam?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari

pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bahwa limbah kulit buah kakao dapat dijadikan

sebagai adsroben dalam menyerap ion logam kromium (VI) ;

2. Untuk mengetahui kondisi optimum dari proses adsorpsi ion logam

kromium (VI) oleh adsorben limbah kulit buah kakao dan dibandingkan

Page 21: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

dengan baku mutu PERMENLH No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu

Air Limbah Bagi Usaha dan /atau Kegiatan Industri Pelapisan Logam.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada:

1. Penulis

Sebagai tambahan ilmu dan wawasan dalam memberikan pengetahuan

mengenai kemampuan limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao)

sebagai adsorben dalam penyerapan ion logam kromium (VI) serta

memberikan informasi mengenai teknik adsorpsi ion logam kromium

(VI) ;

2. Instansi/ Lembaga

Sebagai syarat bagi penulis dalam penyelesaian studi di Jurusan Teknik

Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang dan

menambah koleksi perpustakaan berupa skripsi berwawasan

lingkungan;

3. Masyarakat

Sebagai alternatif pemecahan masalah pencemaran lingkungan oleh

logam berat, dan memberikan informasi bagi masyarakat dalam

mengurangi limbah padat organik demi memperbaiki estetika

lingkungan dan keseimbangan alam.

Page 22: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …
Page 23: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Kecendrungan pencemaran lingkungan saat ini adalah mengarah kepada

dua hal yaitu, pembuangan senyawa kimia tertentu dan pengunaan berbagai

produk bahan-bahan berbahaya oleh berbagai kegiatan industri (Achmad, 2004).

Salah satu bahan pencemar yang dihasilkan berupa logam berat, seperti raksa

(Hg), kromium (Cr), timbal (Pb), Cadmium (Cd), tembaga (Cu), seng (Zn), dan

besi (Fe). Limbah logam berat ini seringkali dibuang ke lingkungan perairan tanpa

pengolahan yang baik. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama

karena akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam,

serta meningkatnya sejumlah logam berat yang menyebabkan pencemaran

terhadap tanah, udara dan air meningkat (Suhendrayatna, 2001).

2.1.1 Buah Kakao (Theobroma cacao)

Gambar 2.1 Buah Kakao

Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang

berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan

Page 24: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

yang dikenal sebagai cokelat.

Klasifikasi buah kakao :

Nama binomial Theobroma cacao

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Family : Malvaceae (Sterculiaceae)

Genus : Theobroma

Spesies : T. Cacao

Buah kakao terbagi atas kulit buah, pulp, placenta, dan biji. Kulit buah

adalah kulit bagian terluar yang menyelubungi buah kakao dengan tekstur

kasar,tebal, dan agak keras. Sedangkan kulit biji adalah kulit yang tipis, lunak dan

agak berlendir yang menyelubungi biji kakao. Kulit buah kakao terdiri dari 10

alur (5 dalam dan 5 dangkal) berselang seling. Permukaan buah ada yang halus

dan ada yang kasar, warna buah beragam ada yang merah hijau, merah muda dan

merah tua (Poedjiwidodo, 1996).

Persentase bagian-bagian buah coklat dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut

ini :

Tabel 2.1

Persentase Bagian-Bagian dan Buah Kakao

Komponen Segar (%) Kering (%)

Kulit Buah 68,5 47,2

Placenta 2,50 2,0

Biji 29,0 50,8

Sumber: Siregar, dkk, 1992

Page 25: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki

sistem inkompatibilitas sendiri. Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki, ukuran

buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang.

Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang serta di dalamnya terdapat biji.

Warna buah berubah-ubah, sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu dan

apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning. Dari data yang diperoleh

pada tahun 2005, Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga setelah

dua negara di benua Afrika yaitu Pantai Gading dan Ghana. Di Indonesia tanaman

kakao sendiri tersebar sebagian besar di beberapa pulau seluruh wilayah Indonesia

yaitu diantaranya di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Di

Indonesia sendiri tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 800 m

dibawah permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1100 – 3000 mm per tahun.

Suhu ideal bagi tanaman kakao untuk tumbuh adalah 30–32 derajat Celcius

(Maksimum) dan 18–21 derajat Celcius (Minimum). Tanaman kakao dapat

tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki bahan organik tanah yang tinggi

masaman pH 6–7,5 tidak lebih tinggi dari 8 dan tidak lebih rendah dari 6,

kebutuhan air dan hara yang cukup serta membutuhkan naungan dalam

pertumbuhannnya.

Kakao sebagai komoditas perdagangan biasanya dibedakan menjadi dua

kelompok besar : kakao mulia (edel cacao) dan kakao curah/lindak (bulk cacao).

Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah.

Kakao curah berasal dari kultivar-kultivar yang self-incompatible. Kualitas kakao

curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang

Page 26: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya. Produksi kakao telah meningkat

dari 1,5 juta ton pada tahun 1983-1984 menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2003-

2004, hampir seluruhnya karena perluasan area produksi daripada menghasilkan

meningkat. Kakao ditanam baik oleh perkebunan besar dan agroindustri produsen

kecil, sebagian besar produksi berasal dari jutaan petani yang memiliki beberapa

pohon masing-masing.

2.1.2 Kulit Buah Kakao

Kulit buah kakao adalah bagian dari buah kakao yang pemanfaatannya

masih terbatas. Umumnya kulit buah kakao dapat dibenamkan kembali kedalam

tanah sebagai penambah unsur hara atau pupuk. Selain itu kulit buah kakao juga

sering dijadikan pakan ternak karena kandungan protein dan karbohidratnya

cukup tinggi. Pada perkebunan rakyat umumnya kulit buah kakao yang dihasilkan

dari panen biji kakao dari buah yang telah matang hanya dibiarkan membusuk di

sekitar area perkebunan kakao tersebut. Padahal pembusukan kulit buah kakao

dapat menghasilkan hama-hama yang dapat mengganggu kelangsungan hidup dari

tanaman kakao itu sendiri. Kulit buah kakao mengandung air dan senyawa-

senyawa lain. Komposisi kimia kulit buah kakao tergantung pada jenis dan tingkat

kematangan buah kakao. Sedangkan kandungan gizi pada kulit kakao dapat dilihat

pada tabel 2.2 seperti yang terlihat di bawah ini :

Page 27: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Tabel 2.2

Komposisi Nutrisi Kulit Buah Kakao

Komponen Persentase (%)

Bahan Kering 91,33

Protein Kasar 9,71

Lemak 0,9

Serat Kasar 40,33

Abu 14,8

BETN 34,26

TDN 40

ADF 65,12

NDF 66,26

Hemiselulosa 1,14

Selulosa 37,17

Silika 0,7

Lignin 27,15

Sumber : Amirroenas (1990)

Kasus penanganan limbah pertanian dan perkebunan sampai saat ini masih

merupakan kendala dalam program penanganan limbah di tingkat petani. Masalah

ini di antaranya adalah keterbatasan waktu, tenaga kerja, maupun keterbatasan

areal pembuangan. Disamping itu limbah pertanian dan perkebunan belum banyak

dimanfaatkan walaupun dalam beberapa kondisi memiliki potensi sebagai bahan

pakan ternak maupun bahan baku pembuatan kompos, sehingga perlu dilakukan

pengamatan dalam mendukung program pemanfaatan limbah kulit buah kakao.

Limbah kulit buah kakao ini banyak manfaatnya seperti bisa digunakan

untuk pakan teknak, untuk peptin, kosmetik termasuk menjadikan briket

pengganti bahan bakar, dan lain-lain. Selain memanfaatkan kulit kakao yang

terbuang dapat juga dapat menambah nilai kulit kakao, menjadikan kulit kakao

bernilai ekonomis bahkan dapat menjadi mata pencaharian masyarakat. Oleh

Page 28: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

sebab itu pada perkebunan kakao masyarakat, limbah kulit kakao selalu tersedia

mengingat buah kakao pada perkebunan rakyat dapat dipanen sepanjang tahun.

Kulit buah kakao dapat dilihat seperti gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.2 Kulit Kakao

2.1.3 Logam Berat

Logam-logam dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk

ion. Ion-ion tersebut dapat merupakan ion bebas, pasangan ion organik, ion

kompleks dan bentuk-bentuk ion lainnya. Selain itu juga terdapat logam-logam

dalam bentuk persenyawaan di dalam perairan, seperti senyawa hidroksida,

senyawa oksida, senyawa karbonat dan senyawa sulfida. Senyawa-senyawa

tersebut sangat mudah larut dalam air. Namun demikian, pada badan perairan

yang mempunyai derajat keasaman (pH) mendekati normal atau pada daerah

kisaran pH 7 sampai 8, kelarutan dari senyawa-senyawa ini cenderung stabil

(Palar, 2004).

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang

sama dengan logam-logam lain, yaitu sebagai penghantar panas dan listrik yang

baik, memiliki rapatan yang tinggi, dapat membentuk alloy dengan logam lain,

Page 29: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

dan dapat ditempa untuk yang berbentuk padat. Perbedaannya terletak pada

pengaruh yang dihasilkan bila logam ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh

organisme hidup. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai berikut

(Palar, 1994) :

a. Memiliki berat jenis yang sangat besar (lebih dari 4);

b. Memiliki nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan

aktinida;

c. Mempunyai respon biokimia spesifik pada organisme hidup.

Berbeda dengan logam-logam lainnya, logam berat biasanya menimbulkan

efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat

dapat menjadi racun pada tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam

raksa (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), dan kromium (Cr) (Palar, 1994).

2.1.4 Kromium (Cr)

2.1.4.1 Penyebaran dan Sifat

Kata kromium berasal dari bahasa Yunani (Chroma) yang berarti warna.

Dalam bahan kimia, kromium di lambangkan dengan “Cr”. Sebagai salah satu

unsur logam berat, kromium mempuyai momor atom 24 danberat atom 51,996.

Logam kromium (Cr) ditemukan pertama kali oleh Vagualine pada tahun 1797

(Palar, 1994). Kromium (Cr) adalah logam kristalin putih, tak begitu liat, dan

dapat ditempa. Logam krom melebur pada suhu 17650C, logam ini larut dalam

asam khlorida encer atau pekat (Vogel, 1985).

Logam kromium (Cr) murni tidak pernah ditemukan di alam. Logam ini di

alam ditemukan dalam persenyawaan pada tatau mineral dengan unsur-unsur lain.

Page 30: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Sebagai bahan mineral, kromium (Cr) paling banyak ditemukan dalam bentuk

“Chromite” (FeOCr2O3). Kadang-kadang pada batuan mineral chromite juga

ditemukan logam-logam magnesium (Mg), alumunium (Al) dan senyawa silikat

(SiO3). Logam-logam dan senyawa silikat tersebut dalam mineral chromite

bukanlah merupakan penyusunan pada chromite melainkan berperan sebagai

pengotor (impurities) (Palar, 1994).

Sesuai dengan tingkat valensinya, logam atau ion-ion kromium yang telah

membentuk senyawa, mempunyai sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat

ionitasnya. Senyawa yang terbentuk dari ion logam Cr2+

akan bersifat basa,

senyawa yang terbentuk dari ion logam Cr3+

bersifat amfoter dan senyawa yang

terbentuk dari ion logam Cr6+

akan bersifat asam. Ion cromat (CrO42-

) bila berada

dalam suasana asam, akan menimbulkan sifat sebagai penyebab terjadinya

peristiwa reduksi (oksidator) yang sangat kuat (Palar, 1994). Krom mempunyai 3

macam bilangan oksidasi yaitu 2, 3 dan 6. Bentuk oksida dan ion-ionnya dapat

dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.3

Bentuk–bentuk Oksida, Ion danWarna Ion Krom

Oksida Formula Bentuk Ion Warna Ion

Krom (II) oksida CrO Cr2+

Biru

Krom(III) oksida Cr2O3 Cr3+

Ungu

Krom(VI) oksida CrO3

Cr(OH)4-

Kromit Hijau

CrO42-

Kromat Kuning

Cr2O72-

Dikromat Jingga

Sumber : Indah, 2004

Page 31: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

2.1.4.2 Toksisitas Kromium (Cr)

Di dalam tubuh manusia persenyawaan kromium (Cr) dapat berguna atau

beracun tergantung pada valensi ion dan konsentrasinya. Cr (III) dalam

konsentrasi kecil berguna untuk membantu proses metabolisme karbohidrat pada

tubuh. Sementara itu, Cr (VI) bersifat lebih toksik dan mutagenik.

Ion Cr6+

merupakan bentuk logam kromium (Cr) yang paling banyak

dipelajari sifat racunnya bila dibandingkan dengan ion-ion Cr2+

dan Cr3+

. Sifat

racun yang dibawa oleh logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan

akut dan keracunan kronis. Keracunan akut yang disebabkan olehs enyawa

K2Cr2CrO7 pada manusia ditandai dengan kecenderungan terjadinya

pembengakakkan pada hati. Tingkat keracunan kromium (Cr) pada manusia

diukur melalui kadar atau kandungan kromium (Cr) dalam urin. Kristal asam

kromat sering digunakan sebagai obat kulit, akan tetapi penggunaan senyawa

tersebut seringkali mengakibatkan keracunan (Palar, 1994).

Senyawa-senyawa yang memiliki berat molekul rendah, seperti yang

terdapat dalam sel darah, dapat melarutkan kromium (Cr) dan seterusnya ikut

terbawa kedalam tubuh bersama peredaran darah. Senyawa – senyawa ligan

penting yang terdapat dalam tubuh juga dapat mengubah kromium (Cr) menjadi

bentuk yang mudah terdifusi sehingga dapat masuk kedalam jaringan. Diantara

ligan– ligan tersebut adalah piropospat, metionin, serin, glisin, leusin, lisin dan

prolin (Palar, 1994).

Logam atau persenyawaan kromium (Cr) yang masuk kedalam tubuh akan

ikut dalam proses fisiologis atau metabolisme tubuh. Ion-ion Cr6+

dalam proses

Page 32: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

metabolisme tubuh akan menghalangi atau mampu menghambat kerjadari enzim

benzoperin hidroksilase. Penghalangan kerja enzim benzoperin hidroksilase dapat

mengakibatkan perubahan dalam kemampuan pertumbuhan sel, sehingga sel-sel

menjadi tumbuh secara liar dan tidak terkontrol, atau lebih dikenal dengan istilah

kanker. Selain itu, percobaan laboratorium menunjukkan bahwa Cr3+

dapat

mengendapkan RNA dan DNA pada pH 7. Cr6+

dan Cr3+

dapat menyebabkan

denaturasi pada albumin.

2.1.5 Kromium (Cr) dalam Limbah

Logam kromium (Cr) banyak dimanfaatkan secara luas dalam kehidupan

manusia. Logam ini banyak digunakan sebagai bahan pelapis (plating) pada

bermacam-macam peralatan. Mulai dari peralatan rumah tangga sampai ke

kendaraan bermotor. Kromium (Cr) juga banyak dibentuk untuk menjadi alloy.

Selain itu, persenyawaan lain yang dapat dibentuk dengan menggunakan logam

kromium (Cr) seperti senyawa-senyawa kromat dan dikromat sangat banyak

digunakan dalam industri tekstil, penyamakan, pencelupan, fotografi, zat warna,

sebagai bahan peledak dan sebagai geretan (korek kapi) dan lain sebagainya.

Menurut Nemerrow (1971), limbah yang dikeluarkan dari industri

penyamakan kulit rata-rata mengandung 40 ppm Cr (III). Sedangkan efluen

industri electroplating mengandung kira-kira 100 mg/L Cr (VI).

2.1.1 Adsorpsi

2.1.6.1 Sejarah Singkat Adsorpsi

Proses adsorpsi pada larutan pertama kalinya dilakukan oleh Lowitz pada

tahun 1785 untuk menghilangkan warna pada proses pengolahan gula. Pada

Page 33: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

pertengahan terakhir abad ke-19, filter arang kayu tanpa diaktivasi digunakan

dalam pengolahan air di Amerika. Selama Perang Dunia I, diproduksi Granular

Activated Carbon (GAC) dalam jumlah besar untuk digunakan pada masker

pelindung. Powdered Activated Carbon (PAC) digunakan di Chicago pada tahun

1920-an untuk mengontrol rasa dan bau dalam proses pengolahan air minum.

GAC pertama kali digunakan dalam proses air minum di Hamm, Jerman pada

tahun 1929 dan di Bay City, Michigan, New Milford dan New Jerseypada tahun

1930. Untuk beberapa dekade berikutnya PAC lebih banyak digunakan khususnya

untuk mengontrol rasa dan bau pada pengolahan air.

Pada pertengahan tahun 1970-an, proses adsorpsi banyak digunakan dalam

menyisihkan zat-zat organik pada proses pengolahan air minum dan lebih lanjut

digunakan untuk menyisihkan kontaminan pada buangan industri, limbah kimia

pertanian dan proses akhir pengolahan air buangan. Sekarang ini proses adsorpsi

juga digunakan untuk menyisihkan bahan kimia organik, warna, logam berat dan

proses desinfeksi.

2.1.7 Biosorpsi

Proses penyerapan yang menggunakan material biologi (biomaterial)

sebagai adsorben disebut dengan biosorpsi. Biosorpsi didefenisikan sebagai

proses penggunaan bahan alami untuk mengikat logam berat. Adsorben yang

seringkali digunakan untuk proses penurunan kadar logam berat dalam larutan

pada umumnya berasal dari tanaman atau berasal dari limbah biomassa (Munaf,

dkk 2014).

Page 34: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Teknik biosorpsi mempunyai keuntungan dibandingkan dengan

konvensional adalah :

1. Murah

Harga biosorben yang murah, dikarenakan mereka sendiri adalah

limbah ;

2. Selektif terhadap ion logam dan zat warna

Setiap ion logam dan zat warna dapat diserap oleh biosorben yang

berbeda ;

3. Regeneratif

Biosorben dapat digunakan kembali setelah diregenerisasi ;

4. Cepat ;

5. Efisien.

Proses biosorpsi sendiri melibatkan fasa padat (biosorben, adsorben,

material biologi) dan fasa cair (pelarut, air) yang mengandung zat terlarut yang

akan diserap (adsorban/ zat warna / logam berat). Afinitas yang tinggi dari

adsorben untuk menyerap, sehingga adsorban tertarik dan membentuk ikatan

dengan adosrben dengan mekanisme yang berbeda-beda. Proses biosorpsi terus

berlanjut sampai tercapai kesetimbangan. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi biosorpsi :

1. Luas Permukaan

Semakin kecil ukuran partikel, berarti luas permukaannya semakin

besar, sehingga tempat adsorban yang akan terikat pada adsorben juga

akan semakin banyak ;

Page 35: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

2. Konsentrasi Adsorban

Semakin besar konsentrasi adsorban, maka akan semakin banyak juga

jumlah adsorban yang akan diserap oleh adsorben ;

3. pH

pH sebuah larutan dapat mempengaruhi sifat ion logam dalam larutan,

sehingga menghasilkan daya serap yang berbeda-beda pada suasana

yang berbeda ;

4. Temperatur

Temperatur lingkungan akan memberikan pengaruh pada daya serap

biosorben, karena pada suhu tinggi, biosorben yang didalamnya

terdapat senyawa organik bisa rusak dan menyebabkan daya serap

menjadi kecil ;

5. Kecepatan Pengadukan

Kecepatan Pengadukan berpengaruh pada daya serap biosorben, dimana

pengadukan mempengaruhi pendistribusian molekul zat warna atau

logam berat dalam larutan dan pembentukan lapisan batas luar dari

molekul zat warna disekitar ikatan aktif pada permukaan biosorben.

Sehingga, daya serap akan optimum pada kecepatan pengadukan

tertentu ;

6. Massa Biosorben

Massa dari biosorben akan memberikan pengaruh pada daya serap,

dimana jika massa biosorben kecil, maka daya serap dari biosorben

Page 36: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

akan meningkat, sedangkan jika massa biosorben besar menyebabkan

daya serapnya menjadi kecil.

2.1.8 Adsorben dan Adsorbat

Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu

dari fase fluida (Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben adalah bahan-bahan

berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori-pori atau pada letak-

letak tertentu di dalam partikel itu. Oleh karena permukaan pori-pori biasanya

sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih

besar dari pada permukaan luar dan bisa mencapai 200m/g. Pemisahan terjadi

karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaan polaritas yang

menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan tersebut lebih erat dari

pada molekul lainnya.

Adsorben yang digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu adsorben polar dan adsorben non polar. Adsorben polar disebut juga

hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah silica

gel, alumina aktif dan zeolit. Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis

adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan

karbon aktif. Menurut IUPAC (International Union of Pure of Applied Chemical)

ada beberapa klasifikasi pori yakni : a. Mikropori : diameter < 2 nm, b. Mesopori :

diameter : 2 – 50 nm, c. Makropori : diameter > 50 nm.

Sedangkan adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang

terkonsentrasi pada permukaan adsorben. Adsorbat terdiri atas 2 kelompok yakni

Page 37: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

kelompok polar dan non polar. Kelompok polar seperti air dan kelompok non

polar seperti methanol, ethanol dan kelompok hidrokarbon (Saragih, 2008).

2.1.9 Elektroplating

Elektroplating adalah proses pelapisan yang menggunakan prinsip

pengendapan logam dengan cara elektrokimia. Speseimen besi atau baja yang

akan dilapisi dijadikan katoda, seddangkan logam yang melapisi dijadikan sebagi

anoda. Kedua elektroda berada dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan

satu daya arus searah yaitu DC Power Supply.

Elektrolit yang digunakan merupakan larutan yang mengandung ion-ion

yang sama dengan logam yang digunakan sebagai pelapis atau anoda. Permukaan

logam anoda akan melepaskan atau membentuk ion-ion logam yang larut dalam

larutan elektrolit. Ion-ion logam ini bergerak ke arah katoda ataubenda kerja dan

mengendap pada permukaan spesimen. Misalnya pelapisan logam tembaga (Cu)

dan nikel (Ni).

2.1.10 Limbah Cair Elektroplating

Limbah cair elektroplating adalah limbah yang dihasilkan dari proses

elektroplating yang terkontaminasi oleh logam Cu, Pb, Cr, Cd, Ni dan Zn (Ajmal

et al., 2001 ; Mastuti dan Prayanto, 2007). Adapun karateristik limbah

elektroplating dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini :

Page 38: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Tabel 2.4

Karakteristik Limbah Elektroplating

Parameter Nilai

TSS (mL/L) 23

Ph 7,89

COD (mg O2/L) 59,4

Cu (mg/L) 18,9

Zn (mg/L) 76,3

Cd (mg/L) 8,52

Cr (mg/L) 81

Mg (mg/L) 62,6

Sumber : Sciban et al., 2007

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5

Tahun 2014 mengenai Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan

Industri Pelapisan Logam (Elektroplating) sebagaimana pada tabel 2.4 di bawah

ini :

Tabel 2.5

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau

Kegiatan Industri Pelapisan Logam

Parameter

Kadar Paling

Tinggi Pelapisan

Logam (mg/L)

Beban Paling Tinggi Pelapisan

Logam (gram/m2)

TSS 20 0.4

Cu 0.5 0.01

Zn 1.0 0.02

Cr+6 0.1 0.002

Cr 0.5 0.01

Cd 0.05 0.001

Pb 0.1 0.002

Ni 1.0 0.02

CN 0.2 0.004

Ag 0.5 0.01

pH 6 - 9

Kuantitas air limbah paling

tinggi 20 L per m2 produk pelapisan logam

Sumber : PERMENLH No. 5 Tahun 2014

Page 39: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

2.1.11 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Konsentrasi logam dapat diukur dengan menggunakan

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang merupakan alat pengukuran

untuk menentukan suatu sampel secara kualitatif dan kuantitatif dengan

menyemprot larutan sampel ke alat pembakaran lalu diberikan penyinaran

cahaya oleh lampu terhadap sampel. Sampel yang diradiasi akan

menghasilkan cahaya berupa spektrum tertentu. Cahaya berupa spektrum yang

diteruskan oleh sampel akan dibaca oleh alat detektor sebagai transmitan (T).

Transmitan didefenisikan sebagai rasio antara penyinaran cahaya awal (Io) dan

cahaya yang diteruskan oleh sampel (I). Nilai absorban merupakan nilai yang

penting dalam menentukan secara kuantitatif suatu sampel dalam SSA, karena

nilai absorben memiliki hubungan yang linear dengan konsentrasi sampel.

Alat ini memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga dapat menganalisis unsur

logam yang konsentrasinya sangat kecil bahkan hingga part per billion (ppb).

Gambar 2.3 Cara Kerja Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Page 40: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

2.2 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual di atas

Keterangan :

1. Input, merupakan dasar permasalahan yang di butuhkan untuk dilakukan

tindak lanjutnya ;

2. Proses, merupakan langkah yang akan dilakukan sehingga menghasilkan

output dari penelitian ini ;

3. Output, yakni hasil dari proses yang telah dilakukan.

1. Limbah

elektroplating ;

2. Limbah pertanian

berupa kulit buah

kakao

(Theobroma

cacao).

1. Metode

Adsorpsi secara

Batch

(Permukaan)

1. Untuk mengetahui bahwa

limbah kulit buah kakao dapat

dijadikan sebagai adsroben

dalam menyerap ion logam

kromium (VI) ;

2. Untuk mengetahui kondisi

optimum dari proses adsorpsi

ion logam kromium (VI) oleh

adsorben limbah kulit buah

kakao dan dibandingkan

dengan baku mutu

KEPMENLH No.51 tahun

1995 tentang Baku Mutu

Limbah Cair Industri

Pelapisan Logam.

INPUT PROSES OUTPUT

Page 41: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …
Page 42: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

rancangan percobaan. Penelitian rancangan percobaan adalah penelitian yang

bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/ tindakan/ treatment terhadap

suatu objek atau menguji hipotesis tentang ada – tidaknya pengaruh tindakan itu

bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan

umum percobaan adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu

terhadap gejala suatu kelompok tertentu di banding dengan kelompok lain yang

menggunakan perlakuan yang berbeda (Sumadi, 1998).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda yakni di Jirek –

Bukittinggi untuk pengambilan limbah elektroplating, di Pasaman Barat untuk

pengambilan limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao) dan di Laboratorium

Biota Sumatera – UPT Sumber Daya Hayati Universitas Andalas Padang.

Penelitian ini berlangsung pada bulan April s.d Juni 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek kajian penelitian yang

memiliki karakteristik tertentu. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah

limbah elektroplating yang diperoleh dari bengkel elektroplating di daerah Jirek –

Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat.

Page 43: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi data yang dianggap mewakili

populasi keseluruhan. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah limbah

elektroplating untuk pelapisan krom yang diberikan perlakuan dalam penyerapan

kadar ion logam kromium (VI) menggunakan adsorben limbah kulit buah kakao

(Theobroma cacao) dengan variasi tertentu.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah parameter yang akan dikaji dalam melakukan

penelitian. Adapun parameter yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

Penentuan pH optimum adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao),

konsentrasi optimum, waktu kontak optimum, massa adsorben optimum dan

ukuran partikel optimum terhadap penyerapan ion logam kromium (VI) yang

diindikasikan dari penurunan kadar ion logam kromium (VI) pada limbah

elektroplating.

3.5 Data dan Sumber Data

3.5.1 Data

Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah :

a. Sampling untuk percobaan pendahuluan

Sampel limbah langsung diambil dari bengkel elektroplating di Jirek -

Bukittinggi ;

b. Sampling untuk pembuatan adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao)

Sampel limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao) diambil dari

perkebunan rakyat di kawasan Pasaman Barat.

Page 44: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

c. Sampling untuk percobaan utama.

3.5.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang akan diambil adalah data primer yaitu data

yang diambil langsung dari hasil pengujian di laboratorium. Untuk sumber data

yang penulis gunakan adalah data primer hasil uji laboratorium.

3.6 Teknologi Pengolahan dan Analisis Data

Berikut akan dijelaskan mengenai teknologi pengolahan dan analisis data

yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6.1 Alat

Alat yang digunakan adalah pH meter (Metrohm), neraca analitik (Kern &

Sohn GmbH), rotary shaker (Edmun Buhler 7400 Tubingen), AAS, Oven

(Memmert), pipet gondok, erlenmeyer, gelas piala, labu ukur, pipet takar dan

peralatan gelas laboratorium lainnya. Disamping itu juga digunakan alat lain

yakni pisau dan grinder.

3.6.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah HNO3 0,01 M, NaOH 0,01 M, Buffer

Ammonia, Buffer Asetat, Larutan induk K2Cr2O7, aquadest dan kulit buah kakao

(Theobroma cacao).

3.6.3 Prosedur Kerja

3.6.3.1 Pembuatan Reagen HNO3 0,01 M

Dipipet 1,37 mL HNO3 65 % dikarutkan dengan aquades hingga volume

2 L.

Page 45: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.6.3.2 Pembuatan Reagen NaOH 0,01 M

Ditimbang 0,2 gram NaOH dilarutkan dengan aquades hingga volume

500 mL.

3.6.3.3 Pembuatan Buffer Ammonia

Larutan stok A : 0,1 M larutan Ammonium hidroksida (NH4OH) dengan

larutan stok B : 0,1 M larutan Ammonium khlorida (NH4Cl) dicampurkan dengan

perbandingan volume :

Larutan Stok A (mL) Larutan Stok B (mL)

5,52 94,48

0,58 99,42

Sumber : Marissa, 2015

3.6.3.4 Pembuatan Buffer Asetat

Larutan stok A : 0,1 M larutan Asam asetat (CH3COOH) dengan larutan

stok B : 0,1 M larutan Natrium asetat (CH3COONa.3H2O) dicampurkan dengan

perbandingan volume :

Sumber : Marissa, 2015

Larutan Stok A (mL) Larutan Stok B (mL)

98,23 1,77

84,75 15,25

35,71 64,74

5,26 94,74

Page 46: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.6.3.5 Pembuatan Larutan Induk K2Cr2O7 1000 mg/L

Ditimbang 2,8360 gram K2Cr2O7 dilarutkan dengan aquadest dalam labu

ukur 1000 mL.

3.6.3.6 Pembuatan Adsorben Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao)

Kulit buah kakao (Theobroma cacao) dicuci terlebih dahulu dengan air

kran mengalir, kemudian dikeringkan pada temperatur kamar. Setelah kering kulit

buah kakao (Theobroma cacao) dicincang menggunakan pisau agar lebih mudah

diolah, kemudian dikeringkan hingga benar-benar kering. Kulit buah kakao

(Theobroma cacao) yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan grinder

sampai berbentuk serbuk, serbuk diayak dengan ayakan 425, 160 dan 32 μm.

Kemudian serbuk direndam dengan larutan HNO3 0,01 M selama 3 jam, disaring

kemudian dibilas menggunakan air destilasi sampai netral. Serbuk kulit buah

kakao (Theobroma cacao) dikeringkan pada temperatur ruangan. Adsorben kulit

buah kakao (Theobroma cacao) siap digunakan.

3.6.4 Pengaruh pH Larutan terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao) sebanyak 0,1 gram

berukuran 160 μm dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL ion logam

Cr (VI) 50 mg/L. Larutan ion logam tersebut dibuat dengan variasi pH 3,4,5,6 dan

7. Pengaturan pH dilakukan dengan penambahan HNO3 0,01 M dan NaOH 0,01

M dan dilakukan penambahan larutan buffer untuk mempertahankan pH larutan.

Pengadukan dlakukan dengan kecepatan 200 rpm selama 15 menit. Larutan

disaring dan filtratnya dianalisis dengan AAS pada panjang gelombang 357,9 nm.

Page 47: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.6.5 Pengaruh Konsentrasi Awal terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao) sebanyak 0,1 gram

berukuran 160 μm dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL larutan

ion Cr (VI) dengan konsentrasi 10, 50, 100, 250, 500 dan 750 mg/L pada pH

optimum. Pengadukan dilakukan dengan kecepatan 200 rpm selama 15 menit.

Larutan disaring dan filtratnya dianalisis dengan AAS pada panjang gelombang

357,9 nm.

3.6.6 Pengaruh Waktu Kontak terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao) sebanyak 0,1 gram

berukuran 160 μm dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL larutan

ion Cr (VI) dengan konsentrasi dan pH optimum. Percobaan dilakukan dengan

variasi waktu kontak 15, 30, 90, 120 menit. Pengadukan dilakukan dengan

kecepatan 200 rpm. Larutan disaring dan filtratnya dianalisis dengan AAS pada

panjang gelombang 357,9 nm.

3.6.7 Pengaruh Massa Adsorben terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao) dengan variasi massa 0,1 ;

0,3 ; 0,6 dan 0,9 gram berukuran 160 μm ditambahkan ke dalam erlenmeyer yang

berisi 10 mL larutan ion Cr (VI) dengan konsentrasi dan pH optimum.

Pengadukan dilakukan selama waktu kontak optimum dengan kecepatan 200 rpm.

Larutan disaring dan filtratnya dianalisis dengan AAS pada panjang gelombang

357,9 nm.

Page 48: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.6.8 Pengaruh Ukuran Partikel Adsorben terhadap Penyerapan Ion

Logam Cr (VI)

Adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao) dengan variasi ukuran

partikel 425, 160 dan 32 μm, ditambahkan ke dalam erlenmeyer berisi 10 mL

larutan ion Cr (VI) dengan konsentrasi dan pH optimum sebanyak masa adsorben

optimum. Pengadukan dilakukan selama waktu kontak optimum dengan

kecepatan 200 rpm. Larutan disaring dan filtratnya dianalisis dengan AAS pada

panjang gelombang 357,9 nm.

3.6.9 Aplikasi Kondisi Optimum pada Limbah Elektroplating

Sampel limbah elektroplating disaring terlebih dahulu untuk memisahkan

partikel-partikel padat. Sebanyak 10 mL sampel dimasukkan ke dalam

erlenmeyer, diatur pH sesuai dengan pH optimum yang didapatkan. Adsorben

kulit buah kakao (Theobroma cacao) dengan ukuran partikel optimum dan masa

optimum ditambahkan kedalamnya, kemudian diaduk selama waktu kontak

optimum dengan kecepatan 200 rpm. Larutan disaring dan filtratnya dianalisis

dengan AAS pada panjang gelombang 357,9 nm.

3.6.10 Analisis Data

Setelah percobaan di laboratorium selesai, tahap penelitian selanjutnya

adalah melakukan pengolahan data hasil percobaan dan pembahasannya.

Pengolahan data dan pembahasan meliputi efisiensi penyerapan dan penentuan pH

optimum, konsentrasi optimum, waktu kontak, massa adsorben dan ukuran

partikel, maka dapat di analisis data berdasarkan isoterm adsorpsi yakni hubungan

yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorpsi pada permukaan

Page 49: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

adsorben pada kondisi tertentu. Jumlah logam per unit adsorben yang diserap

dapat ditentukan dengan rumus berikut (Marissa, 2015) :

Sedangkan untuk % penghilangan atau efisiensi penyerapan yang

menyatakan besarnya penyerapan Cr (VI) oleh adsorben kulit buah kakao

(Theobroma cacao) dinyatakan dalam persentase yang ditentukan dengan rumus

(Marissa, 2015) :

dimana :

Q = Kapasitas adsorpsi (mg/g)

% X = Efisiensi penyerapan / % penghilangan (%)

[in] = Konsentrasi awal (mg/L)

[out] = Konsentrasi akhir (mg/L)

V = Volume larutan (L)

m = Masa adsorben (gram)

Page 50: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …
Page 51: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6.10 Pengaruh pH Terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

pH merupakan parameter yang penting pada proses penyerapan ion

Cr (VI) oleh adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao). Nilai pH

mempengaruhi dua aspek yaitu kelarutan ion logam dan jumlah muatan

biosorben. Karena proton dapat terserap atau dilepaskan. Pengaruh pH dipelajari

pada rentang 3 – 7. Hasil yang didapat ditunjukkan pada Gambar.4.1

Gambar.4.1. Pengaruh pH pada penyerapan ion logam Cr (VI) ;10 mL

larutan ion logam; konsentrasi 10mg/L; massa adsorben 0,1 g; ukuran partikel

160µm; waktu kontak 15 menit; kecepatan pengadukan 200 rpm

Berdasarkan Gambar 4.1, pada pH 3 kapasitas penyerapan ion logam

Cr (VI) kecil. Hal ini terjadi karena adanya kompetisi antara ion logam Cr (VI)

dengan ion lain yang berasal dari larutan untuk dapat berikatan dan terjerap pada

Page 52: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

permukaan adsorben. Kapasitas penyerapan ion Cr (VI) meningkat pada pH 4

sampai 7 namun peningkatan kapasitas penyerapan tersebut tidak menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Kapasitas penyerapan optimum ion logam Cr (VI)

terjadi pada pH 6 yakni 0,9934 mg/g. Namun berbeda pada penyerapan ion logam

Cr (VI) menggunakan adsorben kulit jagung, kapasitas penyerapan optimum

terjadi pada pH 4.

4.2 Pengaruh Konsentrasi Awal terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Konsentrasi awal larutan ion logam dipelajari untuk mengetahui seberapa

banyak ion logam yang dapat berikatan dengan sisi aktif dari adsorben.

Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi awal dilakukan pada pH optimum

yakni pada pH 6. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar.4.2 dibawah ini.

Gambar.4.2. Pengaruh konsentrasi awal pada penyerapan ion logam

Cr (VI) dengan 10 mL larutan ion dengan berbagai konsentrasi; pH 6; massa

adsorben 0,1 g; ukuran partikel 160µm; waktu kontak15 menit; kecepatan

pengadukan 200 rpm

Page 53: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Jumlah ion logam yang diserap oleh adsorben kulit buah kakao

(Theobroma cacao) meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi larutan

logam. Hal ini terjadi karena, pada konsentrasi tinggi semakin banyak ion logam

yang akan bersaing untuk dapat berikatan pada gugus aktif dari adsorben. Namun

terlihat jelas pada konsentrasi 10 mg/L sampai dengan 500 mg/L tidak terjadi

penyerapan yang begitu signifikan. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi

tertinggi ion logam saling berkompetisi dalam berikatan dengan adsorben

sehingga pada konsentrasi tertinggilah kapasitas penyerapan menjadi optimum

yakni pada konsentrasi 750 mg/L dengan kapasitas penyerapan sebesar 17,0450

mg/g.

4.3 Pengaruh Waktu Kontak terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Pengamatan waktu kontak terhadap kapasitas penyerapan ion logam

Cr (VI) dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini :

Gambar.4.3. Pengaruh waktu kontak pada penyerapan ion logam Cr (VI)

dengan 10 mL larutan ion; pH 6; konsentrasi 750 mg/L; massa adsorben 0,1 g;

ukuran partikel 160µm; kecepatan pengadukan 200 rpm.

Page 54: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui waktu optimum yang

dibutuhkan oleh adsorben kulit buah kakao (Theobroma cacao) agar dapat

menyerap ion logam Cr (VI) dengan baik. Pada Gambar.4.3 terlihat bahwa waktu

optimum untuk penyerapan ion logam Cr (VI) adalah pada saat 15 menit.

Pada saat 15 menit sisi aktif dari biosorben lebih banyak tersedia sehingga

ion logam dapat berinteraksi dengan mudah dan lebih leluasa, sehingga pada

rentang waktu awal tersebut ion logam sudah lebih dahulu berikatan secara

maksimal dengan permukaan adsorben sehingga pada waktu kontak selanjutnya

yakni 30 menit, 90 menit dan 120 menit kapasitas penyerapan ion logam pun

semakinn menurun. Hal ini disebabkan karena hampir semua permukaan adsorben

telah berikatan dengan ion logam secara maksimal pada awal waktu kontak yakni

15 menit. Dengan demikian waktu kontak optimum pada penyerapan ion logam

Cr (VI) adalah pada saat 15 menit dengan kapasitas penyerapan 52,0100 mg/g

dengan efisiensi penyerapan sebesar 69,35 %.

Sedangkan utuk penyerapan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben

kulit jagung terjadi perbedaan waktu optimum yakni selama 3,5 jam percobaan

dengan metoda kolom, jika dibandingkan dengan adsorpsi dengan kulit buah

kakao maka adsorben kulit jagung membutuhkan waktu yang cukup lama

dibanding dengan adsorben kulit buah kakao yang hanya membutuhkan waktu

optimum selama 15 menit. Berbeda lagi dengan adsorpsi menggunakan zeolit,

waktu kontak optimum yang didapatkan adalah selama 50 menit.

Page 55: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

4.4 Pengaruh Massa Adsorben terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Pengamatan massa adsorben terhadap kapasitas penyerapan ion logam

Cr (VI) dilakukan pada rentang 0,1 gram, 0,3 gram, 0,6 gram dan 0,9 gram.

Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.4 dibawah ini :

Gambar.4.4. Pengaruh massa adsorben terhadap penyerapan ion logam

Cr (VI) ukuran partikel 160µm; dengan 10 mL larutan ion logam; pH 6;

konsentrasi 750 mg/L; massa adsorben berbagai variasi; waktu kontak 15 menit;

kecepatan pengadukan 200 rpm.

Jumlah adsorben yang digunakan menentukan potensi adsorben untuk

menghilangkan ion logam pada konsentrasi awal yang diberikan. Berdasarkan

Gambar.4.4 semakin besar dengan bertambahnya massa dari adsorben maka

kapasitas penyerapan ion logam menjadi semakin menurun.

Peningkatan massa biosorben mengakibatkan turunnya kapasitas

penyerapan ion logam Cr (VI). Ini terjadi karena terlalu banyaknya sisi aktif pada

Page 56: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

permukaan adsorben sedangkan jumlah ion logam tetap sama. Pada massa

adsorben rendah, jumlah ion teradsorpsi per satuan berat adsorben menjadi tinggi.

Peningkatan penyerapan ion logam dapat dilakukan dengan meningkatkan

dosis adsorben karena akan menyebabkan peningkatan jumlah situs aktif dan luas

permukaan yang tersedia. Dalam aplikasi nyata, massa adsorben yang paling

menguntungkan harus didefinisikan sebagai jumlah terendah yang memberikan

tingkat efisiensi penyerapan yang sesuai. Maka massa adsorben optimum adalah

pada 0,1 gram adsorben dengan kapasitas penyerapan ion logam sebesar

52,0100 mg/g.

Namun berbeda dengan proses adsorpsi ion logam Cr (VI) menggunakan

zeolit, kapsitas penyerapan optimum diperoleh pada percobaan masssa adsorben

sebanyak 25 gram. Ini menunjukkan jumlah yang jauh berbeda dengan adsorpsi

ion logam Cr (VI) menggunakan kulit buah kakao (Theobroma cacao).

4.5 Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI)

Ukuran partikel adsorben berhubungan dengan luas permukaan yang akan

berinteraksi dengan ion logam. Pengamatan pengaruh ukuran partikel adsorben

dapat ditunjukkan pada Gambar.4.5 terlihat bahwa penyerapan optimum untuk ion

logam adalah dengan menggunakan adsorben dengan ukuran paling kecil, yaitu

32 µm.

Page 57: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Gambar.4.5. Pengaruh ukuran partikel pada penyerapan ion logam

Cr (VI), dengan 10 mL larutan ion logam; pH 6; konsentrasi 750 mg/L; massa

adsorben 0,1 g; waktu kontak 15 menit; kecepatan pengadukan 200 rpm.

Kapasitas penyerapan ion logam Cr (VI) adalah 27,6350 mg/g. Efisiensi

penyerapan merupakan fungsi luas permukaan adsorben. Semakin kecil ukuran

partikel maka semakin besar luas permukaan adsorben sehingga kapasitas suatu

adsorben dalam menyerap suatu adsorbat juga akan bertambah besar. Terbukti

pada percobaan ini bahwa ukuran partikel optimum adalah ukuran partikel terkecil

yakni 32 μm. Ini sama halnya dengan adsorpsi ion logam Cr (VI) menggunakan

kulit jagung dengan ukuran partikel terkecil dari percobaan yakni 0,075-0,250

mm. Sedangkan pada percobaan adsorpsi ion logam Cr (VI) menggunakan zeolit

diperoleh ukuran partikel optimum sebesar 60 μm.

4.6 Aplikasi Kondisi Optimum pada Limbah Elektroplating

Kondisi optimum terhadap penyerapan ion logam Cr (VI) diaplikasikan

pada limbah elektroplating yang berasal dari salah satu bengkel elektroplating

Page 58: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

yang ada di Bukittingi. Dapat dilihat bahwa adsorben dari kulit buah kakao

(Theobroma cacao) ini dapat digunakan untuk menyerap ion Cr logam (VI).

Namun efisiensi penyerapan atau % penghilangan ion logam belum mencapai

100%. Ini disebabkan karena adanya keberadaan ion logam lain yang terdapat

pada limbah tersebut. Sehingga terjadi kompetisi antar ion logam untuk dapat

berikatan dengan sisi aktif pada permukaan adsorben kulit buah kakao

(Theobroma cacao) tersebut.

Pada percobaan ini diperoleh konsentrasi awal limbah elektroplating

sebesar 0,9230 mg/L, jika dibandingkan dengan baku mutu PERMENLH No. 5

tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan /atau Kegiatan

Industri Pelapisan Logam tertera bahwa batas maksimal keberadaan ion logam

Cr (VI) adalah sebesar 0,1 mg/L. Ini menunjukkan bahwa limbah tersebut telah

melampaui baku mutu dan perlu diolah sebelum di buang ke lingkungan. Oleh

sebab itu, penelitian ini bermanfaat untuk meminimalisir pencemaran oleh logam

berat Cr (VI) sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel.4.1

Data Aplikasi Kondisi Optimum Adsorben Kulit Buah Kakao (Theobroma

cacao) Terhadap Penyerapan Ion Logam Cr (VI) pada Limbah Elektoplating

pH Limbah Ion Logam Konsentrasi

Awal (mg/L)

Konsentrasi

Akhir

(mg/L)

Q %X

6 Cr (VI) 0,9230 0,1470 0,0776 84,07

Sumber : Hasil Penelitian

Page 59: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …
Page 60: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan analisis data

menunjukkan bahwa kulit buah kakao (Theobroma cacao) yang diperlakukan

dengan HNO3 0,01 M maka dapat diperoleh kesimpulan :

1. Limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao) dapat dijadikan sebagai

adsorben untuk mengurangi konsentrasi ion logam Cr (VI) dalam

limbah cair elektroplating ;

2. Kondisi optimum untuk penyerapan ion logam Cr (VI) diperoleh pada

pH 6, konsentrasi awal 750 mg/L, waktu kontak 15 menit, massa

adsorben 0,1 g dan ukuran partikel adsorben 32 µm. Kapasitas

penyerapan ion pada kondisi optimum adalah sebesar 0,0776 mg/g

dengan efisiensi penyerapan ion logam mencapai 84,07 % yang

diaplikasikan pada limbah elektroplating. Dimana konsentrasi ion

logam Cr (VI) pada limbah elektroplating yang diperbolehkan adalah

sebesar 0,1 mg/L, sedangkan hasil konsentrasi akhir ion logam Cr (VI)

dari proses adsorpsi pada kondisi optimum adalah sebesar 0,1470 mg/L

sehingga hasil yang diperoleh belum mencapai standar baku mutu yang

ditetapkan pada PERMENLH No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu

Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Pelapisan Logam.

Page 61: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Dengan demikian, pemanfaatan limbah kulit buah kakao (Theobroma

cacao) sebagai adsorben ion logam sudah dapat dilakukan sebagai salah satu

upaya atau metode yang sederhana dalam mengolah limbah kulit buah kakao yang

cenderung tidak termanfaatkan dan dibuang secara percuma walaupun belum

dapat terlaksana secara optimal, sehingga dapat mengurangi permasalahan

lingkungan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya para petani

kakao di wilayah Sumatera Barat dalam mengolah limbah perkebunan kakao

tersebut.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka penelitian

selanjutnya disarankan untuk:

1. Penelitian selanjutnya, untuk mengurangi atau menghilangkan

kandungan/ konsentrasi ion logam Cr (VI) pada limbah elektroplating,

untuk lebih sempurnanya perlu dilakukan kombinasi adsorben yang

digunakan dan variabel uji lainnya agar penyerapan ion logam Cr (VI)

menjadi lebih optimal dan memenuhi standar baku mutu PERMENLH

No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau

Kegiatan Industri Pelapisan Logam.

2. Penelitian lanjutan untuk melihat morfologi dari permukaan adsorben ;

3. Penelitian lanjutan dengan menjadikan kulit buah kakao kedalam

bentuk lain sehingga memiliki daya guna yang tinggi dan bernilai

ekonomis misalnya pemanfaatan adsorben untuk pengolahan air di

PDAM.

Page 62: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …
Page 63: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan, Yogyakarta : Andi, 2004.

Al-Homaidan, A., Al-Houri, H.J., Al-Hazzani, A.A., Elgaaly, G., Moubayed,

N.M.S. Biosorption of Copper Ions From Aqueous Solutions By Spirulina

Platensis Biomass. Arab J. Chem. Vol. 7, 57 – 62, 2014.

Amirroenas, D. E. Mutu Ransum Berbentuk Pellet Dengan Bahan Serat

Biomassa POD Coklat Untuk Pertumbuhan Sapi Perah Jantan, Tesis

Fakultas Pascasarjana, Institute Pertanian, Bogor, 1990.

Ervil, Riko. dkk. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi, Padang: STTIND

Padang, 2013.

Garcia, R., Bez, A. P. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), Mexyco,

2012

H. M. F. Freundlich,. “Uber Die Adsorption In Losungen, “ Zeitschrift fuer

Physikalische Chemie, Vol. 57, pp. 385-470, 1906.

Igwe, et. al. Competitive Adsorption of Zn (II), Cd (II) and Pb (II) Ions from

Aqueous and Non-Aqueous Solution by Maizecob and Husk, African

Journal of Biotechnology. Vol. 4. No.10, 2005.

Indah, Shinta. Pengaruh Variasi Proses Aktivasi Terhadap Kulit Jagung (Zea

mays. L) Sebagai Adsorben Pada Penyisihan Logam Besi (Fe) dan Mangan

(Mn) dari Air Tanah, Fakultas Teknik Lingkungan. Universitas Andalas.

Padang, 2004.

Janes M. Montgomery. Water Treatment Principles and Design, USA : John

Willey & Sons, Inc, 1985.

PERMENLH. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Bagi Usaha dan/atau Kegiatan

Industri Pelapisan Logam dan Galvanis, Lampiran I. Baku Mutu Air

Limbah, 2014.

Lindawati. Pengaruh Variasi Ketinggian dan Diameter Adsorben Kulit Jagung

(Zea mays. L) Terhadap Penyerapan Cr(VI) dalam Air, Fakultas Teknik.

Universitas Andalas. Padang, 2014.

Page 64: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Marissa. Pemanfaatan Cangkang Pensi (Carbicula moltkiana) Sebagai

Biosorben Ion Logam Cd (II) dan Cr (VI) dalam Limbah Cair, Fakultas

Matematika Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas. Padang, 2015.

Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal, and Reuse. 4th

Edition, USA : Mc – Graw Hill, Inc, 1991.

Munaf, E & R. Zein. The Use of Rice Husk for The Removal of Toxic Metals

from Wastewater, Environ – Technol. Vol. 18, 1997.

Munaf, F. Hayuni, R. Zein and H. Suyani. The use of snake fruit (Salacca

sumatrana) seeds powder for removal of Cd(II), Cu(II) and Zn(II) ions from

environmental water, Res. J. Pharm. Biol. Chem. Sci., 5(2), 1535-1543.

(SCOPUS-Cited Publication), 2004.

Nemerow, N.L. Liquid Wastewater Management Handhook, Mc. Grow Hill,.

New York, 1971.

Palar, Heryando. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Jakarta : Rineka

Cipta, 1994.

Poedjiwidodo, Y. Sambung Samping Kakao, Trubus Agriwidya. Ungaran, 1996.

Purnomo, Herry, dkk. Penurunan Kadar Krom VI dalam Limbah Cair dengan

Zeolit, Yogyakarta, 2003.

Reynolds, Tom D. Unit Operation and Processes in Enviromental Engineering,

California : Brooks/ Cole Engineering Division, 1982.

Saragih. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Batu Bara Riau

Sebagai Adsorben, Universitas Indonesia. Jakarta, 2008.

Siregar, T.T.S., dkk. Budidaya Pengolahan Dan Pemasaran Coklat, Penebar

Swadaya, Jakarta, 1992.

Suhendrayatna. Bioremoval Logam Berat dengan Menggunakan

Mikroorganisme, 2001.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta, 1998.

Veneu, D.M,. Torem, M.L., Pino, G.A.H. Fundamental Aspects Of Copper And

Zinc Removal From Aqueous Solutions Using A Streptomyces

Lunalinharesii Strain. Miner Eng, Vol. 48:44.50, 2013.

Vogel. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi

Kelima. PT Kalman Media Pusaka : Jakarta, 1985.

Page 65: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Yetri, Yuli. Inhibisi Korosi dan Pemulihan Sifat Mekanik Baja Lunak

Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) dalam Media

Asam, Universitas Andalas : Padang, 2015.

Page 66: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Lampiran 1. Contoh perhitungan

1.1. Menghitung kapasitas penyerapan (Q) ion logam Cr (VI) pada pH 6.

Konsentrasi awal [in] = 10 mg/L

Konsentrasi akhir [out] = 0,066 mg/L

Massa adsorben (m) = 0,1 gram

Volume larutan (V) = 0,01Liter

1.2. Menghitung % penghilangan ion logam Cr (VI) pada limbah

elektroplating

Konsentrasi awal [in] = 0,9230 mg/L

Konsentrasi akhir [out] = 0,1470 mg/L

Lampiran 2. Pengaruh pH terhadap kapasitas penyerapan dan efisiensi

penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah kakao

(Theobroma cacao)

pH Cin (mg/L) Cout (mg/L) Q % X

3 10 2,2700 0,7730 77,30

4 10 0,3430 0,9657 96,57

5 10 0,3255 0,9675 96,75

6 10 0,0660 0,9934 99,34

7 10 0,1585 0,9842 98,42

Page 67: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Lampiran 3. Pengaruh konsentrasi terhadap kapasitas penyerapan dan efisiensi

penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah kakao

(Theobroma cacao)

Konsentrasi (Cin)

mg/L Cout (mg/L) Q % X

10 1,3171 0,8683 86,83

50 23,4825 2,6518 53,04

100 50,6650 4,9335 49,34

250 184,4500 6,5550 26,22

500 423,3000 7,6700 15,34

750 579,5500 17,0450 22,73

Lampiran 4. Pengaruh waktu kontak terhadap kapasitas penyerapan dan efisiensi

penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah kakao

(Theobroma cacao)

Waktu

Kontak

(Menit)

Cin (mg/L) Cout (mg/L) Q % X

15 750 229,9000 52,0100 69,35

30 750 243,7750 50,6225 67,50

90 750 281,0500 46,8950 62,53

120 750 289,2000 46,0800 61,44

Lampiran 5. Pengaruh massa adsorben terhadap kapasitas penyerapan dan

efisiensi penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah

kakao (Theobroma cacao)

Massa

Adsorben

(gram)

Cin (mg/L) Cout (mg/L) Q % X

0,1 750 229,9000 52,0100 69,35

0,3 750 28,4750 24,0508 96,20

0,6 750 4,1090 12,4315 99,45

0,9 750 1,4210 8,3175 99,81

Page 68: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Lampiran 6. Pengaruh ukuran partikel adsorben terhadap kapasitas penyerapan

dan efisiensi penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah

kakao (Theobroma cacao)

Ukuran

Partikel (µm) Cin (mg/L) Cout (mg/L) Q % X

32 750 473,6500 27,6350 36,85

160 750 483,6000 26,6400 35,52

425 750 531,9000 21,8100 29,08

Lampiran 7. Pengaruh kondisi optimum adsorben terhadap kapasitas penyerapan

dan efisiensi penghilangan ion logam Cr (VI) menggunakan adsorben kulit buah

kakao (Theobroma cacao)

pH

Limbah

Ion

Logam

Konsentrasi

Awal (mg/L)

Konsentrasi

Akhir

(mg/L)

Q %X

6 Cr (VI) 0,9230 0,1470 0,0776 84,07

Lampiran 8. Asorben Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao)

LEMBARAN KONSULTASI

Page 69: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Nama : ULET PUTRI HAYATI

NPM : 1210024428006

Program Studi : Teknik Lingkungan

Judul Penelitian : Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Theobroma

cacao) sebagai Adsorben Untuk Penyerapan Ion Logam

Kromium (VI) pada Limbah Elektroplating di

Bukittinggi

No Tanggal Catatan / Saran / Perbaikan Paraf

1.

2.

Sabtu/

19 Maret 2016

Sabtu/

16 April 2016

Perbaikan BAB I. Pendahuluan, antara lain :

a. Latar belakang;

b. Identifikasi masalah ;

c. Rumusan masalah ;

d. Batasan masalah ;

e. Tujuan penelitan ;

f. Manfaat penelitian.

Penyusunan BAB II. Tinjauan Pustaka, antara

lain :

a. Landasan teori berisikan informasi

mengenai jagung secara umum dan

diteruskan dengan logam berat.

Perbaikan BAB I. Pendahuluan, antara lain :

a. Batasan masalah;

b. Tujuan penelitian.

Penambahan beberapa informasi pada BAB II.

Tinjauan Pustaka, antara lain :

a. Jenis-jenis jagung ;

b. Contoh industri elektroplating ;

Perbaikan BAB III. Metodologi Penelitian,

antara lain :

a. Populasi dan sampel ;

b. Variabel penelitian ;

Page 70: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.

4.

5.

6.

7.

Sabtu/

30 April 2016

Minggu/

22 Mei 2016

Sabtu/

04 Juni 2016

Rabu/

15 Juni 2016

Kamis/

23 Juni 2016

c. Input dan output.

Penambahan informasi tentang usaha

elektroplating.

Diskusi perbaikan setelah Seminar Proposal

pada Sabtu/21 Mei 2016, antara lain :

a. Penambahan data bengkel elektroplating

yang ada di Bukittinggi ;

b. Penambahan data jumlah produksi jagung

di Sumatera Barat ;

c. Penambahan data mengenai jenis-jenis

jagung yang ada di Sumatera Barat ;

d. Penambahan variasi adsorben : variasi dari

jenis jagung ;

e. Perbaikan untuk penulisan kata yang tidak

tepat ;

f. Perbaikan untuk pemberian spasi pada kata

;

g. Perbaikan untuk penulisan yang seharusnya

dicetak miring.

Diskusi pengajuan pertukaran sampel,

adsorben semula yakni kulit jagung sudah

banyak dilakukan pada penelitian

sebelumnya, maka adsorben yang akan

digunakan untuk penelitian selanjutnya

adalah kulit buah kakao (Theobroma cacao).

Diskusi mengenai hasil pengujian

menggunakan adsorben kulit buah kakao,

Acc Seminar Hasil.

Konsultasi perbaikan setelah Seminar Hasil “

a. Perbaikan latar belakang ;

b. Perbaikan dan penambahan landasan teori ;

Page 71: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

8.

9.

10

Sabtu

24 Sept 2016

Jumat/

14 Okt 2016

Jumat/

21 Okt 2016

c. Perbaikan susunan prosedur kerja ;

d. Penambahan daftar pustaka ;

e. Penambahan saran ;

f. Melengkapi lampiran baku mutu industri

pelapisan logam ;

g. Acc Komprehensif.

Perbaikan cover halaman depan, sesuaikan

dengan modul panduan metodologi penelitian.

Perbaikan judul pada kurva hasil penelitian

pada BAB IV

Acc Jilid Skripsi

Padang, 29 Oktober 2016

Pembing I,

Ir. Hendri Sawir, S.T, M. Si

NIDN 1015086704

Page 72: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

Nama : ULET PUTRI HAYATI

NPM : 1210024428006

Program Studi : Teknik Lingkungan

Judul Penelitian : Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Theobroma

cacao) sebagai Adsorben Untuk Penyerapan Ion Logam

Kromium (VI) pada Limbah Elektroplating di

Bukittinggi

No Tanggal Catatan / Saran / Perbaikan Paraf

1.

2.

Sabtu/

19 Maret 2016

Sabtu/

16 April 2016

Perbaikan BAB I. Pendahuluan, antara lain :

a. Latar belakang;

b. Identifikasi masalah ;

c. Rumusan masalah ;

d. Batasan masalah ;

e. Tujuan penelitan ;

f. Manfaat penelitian.

Penyusunan BAB II. Tinjauan Pustaka, antara

lain :

a. Landasan teori berisikan informasi

mengenai jagung secara umum dan

diteruskan dengan logam berat.

Perbaikan BAB I. Pendahuluan, antara lain :

a. Batasan masalah;

b. Tujuan penelitian.

Penambahan beberapa informasi pada BAB II.

Tinjauan Pustaka, antara lain :

a. Jenis-jenis jagung ;

b. Contoh industri elektroplating ;

Perbaikan BAB III. Metodologi Penelitian,

antara lain :

a. Populasi dan sampel ;

b. Variabel penelitian ;

Page 73: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

3.

4.

5.

6.

7.

Sabtu/

30 April 2016

Minggu/

22 Mei 2016

Sabtu/

04 Juni 2016

Rabu/

15 Juni 2016

Kamis/

23 Juni 2016

c. Input dan output.

Penambahan informasi tentang usaha

elektroplating.

Diskusi perbaikan setelah Seminar Proposal

pada Sabtu/21 Mei 2016, antara lain :

a. Penambahan data bengkel elektroplating

yang ada di Bukittinggi ;

b. Penambahan data jumlah produksi jagung

di Sumatera Barat ;

c. Penambahan data mengenai jenis-jenis

jagung yang ada di Sumatera Barat ;

d. Penambahan variasi adsorben : variasi dari

jenis jagung ;

e. Perbaikan untuk penulisan kata yang tidak

tepat ;

f. Perbaikan untuk pemberian spasi pada kata

;

g. Perbaikan untuk penulisan yang seharusnya

dicetak miring.

Diskusi pengajuan pertukaran sampel,

adsorben semula yakni kulit jagung sudah

banyak dilakukan pada penelitian

sebelumnya, maka adsorben yang akan

digunakan untuk penelitian selanjutnya

adalah kulit buah kakao (Theobroma cacao).

Diskusi mengenai hasil pengujian

menggunakan adsorben kulit buah kakao,

Acc Seminar Hasil.

Konsultasi perbaikan setelah Seminar Hasil “

a. Perbaikan latar belakang ;

b. Perbaikan dan penambahan landasan teori ;

Page 74: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

8.

9.

10.

Sabtu

24 Sept 2016

Jumat/

14 Okt 2016

Jumat/

21 Okt 2016

c. Perbaikan susunan prosedur kerja ;

d. Penambahan daftar pustaka ;

e. Penambahan saran ;

f. Melengkapi lampiran baku mutu industri

pelapisan logam ;

g. Acc Komprehensif.

Perbaikan cover halaman depan, sesuaikan

dengan modul panduan metodologi penelitian.

Perbaikan judul pada kurva hasil penelitian

pada BAB IV

Acc Jilid Skripsi

Padang, 29 Oktober 2016

Pembing II,

Sri Yanti Lisha, S.T

NIDN 1028017902

Page 75: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ulet Putri Hayati

NPM : 1210024428006

Program Studi : Teknik Lingkungan

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :

“Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) sebagai

Adsorben Untuk Penyerapan Ion Logam Kromium (VI) pada

Limbah Elektroplating di Bukittinggi”

adalah benar-benar hasil karya saya sendri dan bukan merupakan plagiat dari

Skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaannya).

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Padang, 29 Oktober 2016

Ulet Putri Hayati

NPM. 1210024428006

Page 76: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Theobroma …

BIODATA WISUDAWAN/TI

No. Urut : -

Nama : Ulet Putri Hayati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tgl Lahir : Padang/ 13 Oktober 1992

NPM : 1210024428006

Program Studi : Teknik Lingkungan

Tanggal Lulus : 02 Juli 2016

IPK : 3,72

Predikat Lulus : Dengan Pujian

Judul Skripsi : Pemanfaatan Kulit Buah Kakao

(Theobroma cacao) sebagai

Adsorben Untuk Penyperapan Ion

Logam Kromium (VI) pada Limbah

Elektroplating di Bukittinggi

Dosen Pembimbing : 1. Ir. Hendri Sawir, S.T, M.Si

2. Sri Yanti Lisha, S.T

Asal SMA : SMAK Padang

Nama Orang Tua : Efirman

Alamat / Tlp / Hp : JL. DR. M. Hatta No. 13 RT 001

RW 001 Kel. Anduring Kec.

Kuranji, Padang – Sumatera Barat/

082389434845