penerapan budidaya kakao (theobroma cacao l yang baik … libra si… · laporan tugas akhir...

97
LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L) YANG BAIK OLEH PETANI DI DESA SUKA DAME KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG Oleh ARIADI LIBRA SINAGA 01.4.3.15.0338 PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2019 i

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN TUGAS AKHIR

    PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L)

    YANG BAIK OLEH PETANI DI DESA SUKA DAME

    KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI

    SERDANG

    Oleh

    ARIADI LIBRA SINAGA

    01.4.3.15.0338

    PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN

    POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN

    2019

    i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • HALAMAN PERUNTUKAN

    BERILAH DAN KAMU AKAN DIBERI:SUATU TAKARAN YANG

    BAIK,YANG DIPADATKAN, YANG DIGONCANG DAN YANG TUMPAH

    KE LUAR AKAN DICURAHKAN KE DALAM RIBAANMU. SEBAB

    UKURAN YANG KAMU PAKAI UNTUK MENGUKUR, AKAN

    DIUKURKAN KEPADAMU

    LUKAS 6 : 38

    Kupersembahkan hasil karya ini untuk Ayahanda ku Marlen Sinaga sebagai Damang Parsinuan dan Ibunda ku tercinta Resma Tampubolon sebagai

    Inang Pangintubu serta adikku Doni Aries Sinaga, Ardi Prima Cancer Sinaga, Ghabriel Koihervez Sinaga dan Sri Dewi Sinaga, serta buat

    keluarga besarku, terima kasih atas doa, pengorbanan, kesabaran dan dorongan yang tak henti-hentinya untuk diriku. Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku demi sebuah harapan yang menjadikan

    diriku sebagai seorang sarjana.

    Buat Bapak dan Ibu dosen terkhusus Dosen Pembimbing Tugas Akhirku Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM ucapkan ribuan

    terima kasih yang tak terhingga selama masa bimbingan kipa, dan atas jasa-jasamu yang memberikan banyak ilmu sebagai modal dalam langkahku

    menuju masa depan yang cemerlang.

    serta Buat sahabat-sahabat terbaikku JURLUHBUN 2015, JURLUHTAN 2015,STM IMMANUEL, BATAGOR (BATAK GORONG- GORONG) dan Skuad

    BRAVO yang tak dapat disebutkan satu persatu, Yang telah berjuang bersama selama 4 tahun menempuh pendidikan di POLBANGTAN Medan

    tercinta, khususnya jurusan penyuluhan perkebunan dan jurusan pertanian, semoga kesuksesan selalu ada dalam kehidupan kita, ku

    ucapkan salam sukses untuk kita bersama.

    Dan terkhusus buat Cyntia Onitra Girsang yang selalu setia memberikan support kepada saya. Semoga kita dilahirkan untuk berjodoh.

    semoga Tuhan Mengiringi Setiap Langkah Kita…..!

    Tidak Selamanya termotivasi Dari Orang Sukses

    Tapi jadikankan sekelilingmu motivasimu

    Salam Perubahan

    Ariadi Libra Sinaga S.Tr.Pt

    vi

  • RIWAYAT HIDUP

    ARIADI LIBRA SINAGA, lahir di Seribudolok pada Tanggal

    08 Oktober 1994, merupakan anak pertama dari lima bersaudara

    dari pernikahan ayahanda Marlen Sinaga dan Ibunda Resma

    Tampubolon. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri

    097367 Bahinsir Kabupaten Simalungun Tahun 2001,

    meneruskan ke SLTP Swasta HKBP Simantin Pane Dame

    Kabupaten Simalungun Tahun 2007 kemudian Tahun 2010

    melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Pematang Raya dan lulus Tahun 2013. Setelah menamatkan pendidikan di di SMK Negeri 1 Pematang

    Raya, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Medan pada Tahun

    2013, Namun pada Tahun 2015 penulis keluar dan melanjutkan pendidikan di

    Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan (STPP) Provinsi Sumatera Utara yang

    berganti nama menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

    (POLBANGTAN). Pada tahun 2019 melakukan pengkajian untuk penulisan Tugas

    Akhir dengan judul “Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik

    Oleh Petani Di Desa Suka DameKecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang”

    sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) di

    bawah bimbingan Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM

    dan berhasil menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr. Pt). Tahun 2019

    Penulis diberi kesempatan untuk bekerja Di PT. GAMA PLANTATION.

    vii

  • ABSTRAK

    Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma

    cacao L) yang Baik oleh Petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

    Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani, Mengetahui Tingkat

    faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan budidaya kakao yang baik dan

    Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya kakao yang baik.

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru,

    Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Metode

    pengumpulan data yaitu metode observasi dan wawancara menggunakan kusioner

    yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara metode analisis data

    menggunakan skala likert dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukan

    bahwa Tingkat Penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka

    Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori kurang menerapkan yaitu 37,5%,

    sementara hasil korelasi rank spearman Hubungan faktor internal dan eksternal

    petani terhadap budidaya kakao yang baik dengan menggunakan besarnya nilai

    thitung dan tTabel . Hasil menunjukkan adanya hubungan antara Luas lahan,

    Ketersediaan Sarana produksi dan Jaminan pasar terhadap Tingkat penerapan

    petani, dan ada hubungan yang signifikan antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana

    produksi, Ketersediaan Modal dan Jaminan Pasar terhadap tingkat penerapan

    petani.

    Kata Kunci : Penerapan, budidaya kakao yang baik, dan korelasi rank spearman

    viii

  • ABSTRACT

    Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Application of Good Cocoa (Theobroma

    cacao L) Cultivation by Farmers. The purpose of this study was to find out the level

    of application of good cocoa cultivation by farmers, knowing the level of internal

    and external factors of farmers in the application of good cocoa cultivation and the

    relationship of farmers' internal and external factors to good cocoa cultivation. This

    research was conducted in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict, Deli

    Serdang Regency in March to May 2019. Data collection methods namely

    observation and interview methods used questionnaires that had been tested for

    validity and reliability, while data analysis methods used a Likert scale and

    Spearman rank correlation. The results showed that the level of application of

    farmers in good cocoa cultivation in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict in

    the category of less implementing was 37.5%, while the results of the Spearman

    rank correlation The relationship between farmers' internal and external factors on

    cocoa cultivation using the value of tcount and t Table. The results show a

    relationship between land area, availability of production facilities and market

    guarantees to the level of application of farmers, and there is a significant

    relationship between land area, availability of production facilities, availability of

    capital and market guarantees on the level of application of farmers

    Keywords: Implementation, good cocoa cultivation, and spearman rank correlation

    ix

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) yang berjudul

    “Penerapan Budidaya Kakao yang Baik Oleh Petani Di Desa Suka Dame

    Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdangi Provinsi Sumatera Utara ’’

    ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditetapkan.

    Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini tidak terlepas dari

    bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ucapkan

    terima kasih kepada :

    1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, Selaku Direktur Politeknik Pembangunan

    Pertanian Medan.

    2. Dr.Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Prodi Penyuluhan Perkebunan

    Presisi dan Selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan Selaku pembimbing II.

    3. Firman RL. Silalahi, STP, M.Si, selaku pembimbing I.

    4. Panitia pelaksana Tugas Akhir.

    5. Rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

    Laporan ini.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini masih

    ada kekurangan. Untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

    membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) yang akan

    datang.

    Medan , Juli 2019

    Penulis

    x

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul ........................................................................................................................................ i Lembar Pengesahan Penguji ............................................................................................................. ii

    Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................................................... iii

    Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................................................... iv

    Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............................................................................. v

    Halaman Peruntukan ........................................................................................................................... vi

    Riwayat Hidup ......................................................................................................................................... vii Abstrak (Bahasa Indonesia) ............................................................................................................... viii

    Abstract (Bahasa Inggris) ................................................................................................................... ix

    Kata Pengantar ....................................................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ xi

    DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................ xv

    I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2

    C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3

    D. Manfaat ............................................................................................................................................ 3

    II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 5

    A. Landasan Teoritis .......................................................................................................................... 5

    B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 17

    C. Kerangka Pikir ............................................................................................................................... 17

    D. Hipotesis .......................................................................................................................................... 19

    III. METODE PELAKSANAAN ..................................................................................................... 20

    A. Waktu dan Tempat ....................................................................................................................... 20

    B. Batasan Operasional ..................................................................................................................... 20

    C. Pelaksanaan Pengkajian .............................................................................................................. 22

    1. Prosedur Pelaksanaan .............................................................................................................. 22 2. Pengumpulan Data ................................................................................................................... 22

    3. Analisis Data .............................................................................................................................. 29

    IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN. ....................................................... 32

    A. Letak Geografis. ............................................................................................................................ 32

    B. Topografi. ........................................................................................................................................ 32

    C. Keadaan Penduduk. ...................................................................................................................... 32

    D. Keadaan Pertanian. ....................................................................................................................... 33

    xi

  • E. Data Kelembagaan. ....................................................................................................................... 35

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 36

    A.Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao) Yang Baik Oleh

    Petani Di Desa Suka Dame ........................................................................................................ 36

    B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .................................................................................... 38

    C. Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal Petani dengan Tingkat

    Penerapan Petani Dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao) di Desa Suka

    Dame Kecamatan Kutalimbaru ................................................................................................. 51

    V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 57

    A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 57 B. Saran ................................................................................................................................................. 58

    C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan) ........................................................................... 58

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 62

    xii

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Judul Halaman 1. Pengukuran Variabel Tingkat penerapan Budidaya Kakao yang baik

    oleh petani di kecamatan Kutalimbaru ................................................................................ 23

    2. Populasi Pengkajian di Kecamatan Kutalimbaru. ........................................................... 26

    3. Perhitungan Sampel Pada Masing – Masing Kelompoktani. ...................................... 27

    4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Suka Dame . ............................................................................................................... 32

    5. Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame. .............................. 33 6. Data Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame. ....................... 33

    7. Luas Panen dan Produksi Tanaman dan Hortikultura di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. ....................................................................................................... 34

    8. Jumlah Petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. ................................................................................ 34

    9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame................................................................. 35

    10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan. ............................................... 36

    11. Tingkat Penerapan Responden Dalam Budidaya Kakao di Desa

    Suka Dame. ................................................................................................................................ 37

    12. Distribusi Umur Responden Pengkajian. .......................................................................... 38

    13. Tingkat Umur Responden. ..................................................................................................... 38

    14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ............................................. 39

    15. Tingkat Pendidikan Responden. .......................................................................................... 40

    16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman. ............................................................ 41

    17. Tingkat Pengalaman Responden.......................................................................................... 41

    18. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan. ............................................................. 42

    19. Tingkat Pendapatan Responden. .......................................................................................... 43

    20. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan. ........................................................... 44

    21. Tingkat Luas lahan Responden. .......................................................................................... 44

    22. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan. ....................................... 45

    23. Tingkat Kosmopolitan Responden. .................................................................................... 46

    24. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Produksi. .......................... 47

    25. Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi Responden. .................................................... 47

    26. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Modal. ............................................ 48

    27. Tingkat Ketersediaan Modal Responden. ....................................................................... 49 28. Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Pasar. ...................................................... 50

    29. Tingkat Jaminan Pasar Responden. .................................................................................. 50

    30. Analisi Hubungan Faktor Internal dan Eksternal petani dengan tingkat

    penerapan dalam budidaya kakao yang baik. .................................................................... 51

    xiii

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Judul Halaman 1. Kerangka Pikir Pelaksanaan TA ........................................................................................ 18 2. Garis Kontinum Tingkat Penerapan. ................................................................................ 29

    3. Garis Kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .............................................. 29

    4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani. .............................................. 37

    5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani. ....................................................... 39

    6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani. ............................................ 40

    7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Petani. .......................................... 41

    8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendapatan Petani. ............................................ 43 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas Lahan Petani. ........................................... 45

    10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan Petani. ....................................... 46

    11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi

    Petani. ........................................................................................................................................ 48

    12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Modal Petani. ........................... 49

    13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Jaminan Pasar Petani. ...................................... 50

    xiv

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Judul Halaman 1. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................ 64 2. Output SPSS Uji Validitas dan Realibilitas ...................................................................... 66

    3. Rekapitulasi Kuisioner ............................................................................................................ 70

    4. Output SPSS Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Penerapan.................................................................................................................................... 73

    5. Karakteristik Responden ........................................................................................................ 76

    6. Kuisioner Pengkajian .............................................................................................................. 78 7 Rencana Kegiatan Penyuluhan ............................................................................................. 82

    xv

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1560,

    tepatnya di Sulawesi, Minahasa. Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke

    Manila tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itu menurun karena adanya

    serangan hama. Hal ini yang membuat ekspor kakao terhenti setelah tahun 1928. Di

    Ambon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakao dan telah menghasilkan

    11,6 ton tapi tanamannya hilang tanpa informasi lebih lanjut. Penanaman di Jawa

    mulai dilakukan tahun 1980 ditengah-tengah perkebunan kopi milik Belanda,

    karena tanaman kopi Arabika mengalami kerusakan akibat serangan penyakit karat

    daun (Hemileia vastatrix). Tahun 1988 puluhan semaian kakao jenis baru

    didatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanya satu pohon. Biji-biji dari

    tanaman tersebut ditanam dan menghasilkan tanaman yang sehat dengan buah dan

    biji yang besar. Tanaman tersebutlah yang menjadi cikal bakal kegiatan pemuliaan

    di Indonesia dan akhirnya di Jawa Timur dan Sumatera.

    Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling

    luas di dunia dan termasuk Negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai

    Gading dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/tahun. Dalam

    kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao

    meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini

    mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan

    rakyat.

    Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki

    potensi perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, Karet, dan kakao. Tanaman

    Kakao merupakan tanaman ke-3 yang diusahakan oleh rakyat setelah tanaman

    kelapa sawit dan karet. Dengan potensi yang ada dan harga yang relative stabil

    dibandingkan tanaman karet dan kelapa sawit jadi penunjang tanaman ini

    diusahakan oleh rakyat.

    1

  • Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang terletak di provinsi

    Sumatera Utara. Tanaman kakao lebih dominan diusahakan oleh rakyat dengan luas

    lahan 6148,80 Ha Menurut BPS (2017). Namun produksi tanaman kakao di

    kabupaten Deli Serdang tidak sebanding dengan Luas lahan. Produksi yang tidak

    mencapai target disebabkan adanya kesalahan yang dilakukan petani dalam

    penerapan budidaya kakao yang baik.

    Kecamatan Kutalimbaru terkenal dengan luas lahan kakaonya yang mencapai

    1128 Ha Menurut BPS (2017), Namun produksinya hanya 478 Ton/Tahun. Namun

    dalam perkembangannya teknologi budidaya, kakao yang diterapkan oleh petani

    belum maksimalnya produktivitas kakao.

    Produksi yang hanya 478 ton/Tahun dengan luas lahan 1.128 Ha. Hal ini

    dirasa tidak signifikan dengan jumlah luasan areal pertanaman kakao oleh

    karenanya diperlukan adanya perbaikan disektor-sektor usahatani tersebut untuk

    menunjang peningkatan produktifitas tanaman kakao, sehingga para petani yang

    tetap melakukan budidaya tanaman kakao hingga saat ini perlu dikaji. Dalam

    pelaksanaan budidaya ini, petani selalu berhubungan dengan faktor internal dan

    eksternal yang menyebabkan baik atau tidaknya proses budidaya. Danim (2012)

    menyebutkan bahwa faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,

    sedangkan faktor eksternal bersumber dari lingkungan. Selain itu, pengelolaan

    terhadap usahatani kakao yang dilihat dari proses manajemen usahatani belum

    dilakukan dengan baik. Pada umumnya, masyarakat tani mengusahakan budidaya

    Kakao tanpa perencanaan yang matang. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan

    judul penelitian yaitu “Penerapan Budidaya Kakao yang Baik oleh Petani di

    Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru”.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa

    Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru?

    2

  • 2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan

    budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

    3. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan

    budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

    C. Tujuan

    Tujuan yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Mengetahui Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa

    Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.?

    2. Mengetahui Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan

    budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

    3. Mengetahui Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya

    kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagi Mahasiswa

    a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa permasalahan

    usahatani di lapangan.

    b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan

    berdasarkan bukti autentik hasil penelitian.

    c. Meningkatkan daya responsif mahasiswa dalam menjalin komunikasi di

    lingkungan masyarakat tani.

    d. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk dapat bernalar

    berdasarkan pola pikir dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan

    melalui penelitian yang bersifat konkret.

    2. Bagi Polbangtan Medan

    a. Memperkenalkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan

    sebagai institusi pendidikan yang berorientasi terhadap penelitian dan

    pengabdian kepada masyarakat.

    3

  • b. Sebagai bahan masukan bagi Politeknik Pembangunan Pertanian

    (Polbangtan) Medan dalam bidang inovasi penyuluhan pertanian, khususnya

    tentang analisa usahatani jagung yang dapat ditindaklanjuti.

    3. Bagi Masyarakat Tani

    a. Membantu pemecahan permasalahan tentang pelaksanaan budidaya kakao

    (Theobroma cacao L) selama ini diabaikan, sehingga dapat meningkatkan

    produktivitas dari kegiatan budidaya.

    b. Membantu petani dalam penyediaan informasi dalam keberlanjutan kegiatan

    budidaya yang lebih baik.

    4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

    a. Sebagai bentuk sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan,

    khususnya di bidang penyuluhan pertanian berkelanjutan dalam proses

    pemberdayaan masyarakat.

    b. Sebagai pijakan, referensi, dan dasar teoritis bagi para peneliti lain dalam

    melakukan penelitian yang sejenis.

    4

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Petani

    Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan

    Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan yang dimaksud dengan Petani adalah

    Perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang

    mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran

    satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha

    tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.

    Menurut Mardikanto (2009), pelaku utama usahatani adalah para petani dan

    keluarganya, yang lain sebagai jurutani, sekaligus sebagai pengelola usahatani yang

    berperan dalam memobilisasi dan memanfaatka sumberdaya (faktor-faktor

    produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu produksi, efesiensi

    usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumber daya alam berikut lingkungan

    hidup yang lain.

    Petani adalah penduduk atau orang-orang yang secara defakto memiliki atau

    menguasai sebidang lahan pertanian serta mempunyai kekuasaan atas pengelolaan

    faktor-faktor produksi pertanian (tanah berikut faktor alam yang melingkupinya,

    tenaga kerja termasuk organisai dan skill, modal dan peralatan) di atas lahannya

    tersebut secara mandiri dan (otonom ) atau bersama-sama. Petani sebagai orang

    yang menjalankan usahataninya mempunyai peran yang jamak (multiple roles)

    yaitu sebagai juru tani dan juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga

    petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi

    kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang

    berkaitan dengan kemampuan mengelola usahataninya akan sangat dipengaruhi

    oleh faktor di dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri yang sering disebut

    sebagai karakteristik sosial ekonomi petani. Apabila ketrampilan bercocok tanam

    sebagai juru tani pada umumnya adalah ketrampilan sebagai pengelola mencakup

    kegiatan pikiran didorong oleh kemauan Mosher dalam Dewandini (2010).

    5

  • Petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai sebidang

    tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani

    dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran (Samsudin dalam

    Dewandini 2010).

    2. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Berhubungan Dengan Penerapan

    Petani Dalam Budidaya kakao (Theobroma cacao L)) Yang Baik.

    a. Faktor Internal

    1) Umur

    Umur merupakan salah satu faktor penentu cepat atau tidaknya daya tangkap

    seseorang terhadap sesuatu.

    2) Tingkat Pendidikan

    Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan

    adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran. Mudjiono dalam Dewandini (2010) mengemukakan bahwa

    pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang pada ranah kognitif, afektif

    mencakup pengetahuan dan psikomotorik. Ranah kognitif mencakup pengetahuan,

    pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis, dan mengevaluasi.

    Ranah afektif meliputi melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap,

    mengorganisasi, dan membentuk pola hidup. Ranah psikomotorik berupa

    kemampuan untuk mempersepsi, bersiap diri, dan gerakan-gerakan..

    3) Pendapatan

    Jhingan (2003) mengatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa

    uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan sebagai

    semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang, baik

    yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan

    tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan.

    6

  • 4) Pengalaman

    Chaplin (2006) menyebutkan bahwa dalam pengalaman merupakan

    pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasia seseorang sebagai

    akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama

    jangka waktu tertentu yang mempengaruhi minat seseorang terhadap apa yang

    dikerjakan. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh oleh petani, maka hal ini

    diduga berhubungan dengan dengan penerapan petani dalam berbudidaya.

    5) Luas Lahan

    Luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau

    mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan

    diperoleh petani (soekartawi, 2002)

    6) Tingkat Kosmopolitan

    Kosmopolitanisme merupakan sebuah paham yang berasal dari bahasa

    yunani cosmos dan polites. Cosmos dapat diartikan sebagai universe, sementara

    polities memiliki arti citizen. Sehingga arti dari kosmpolitanisme adalah paham

    yang meyakini bahwa kita manusia adalah citizen of the universe atau warga

    dunia, dimana kita dapat hidup bersama dan hidup dengan manusia lain

    (Wardhani 2017)

    b. Faktor Eksternal

    1) Ketersediaan Sarana Produksi

    Sarana produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk,

    pestisida, zat pengatur tumbuh, obat – obatan, dan peralatan lain yang digunakan

    untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana – sarana tersebut harus sudah

    disiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman (Djakfar, 1990)

    2) Ketersediaan Modal

    Modal dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam

    menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa

    modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami

    bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di

    7

  • sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat

    diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga

    bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancer (Amirullah, 2005).

    3) Jaminan Pasar

    Pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan

    terhadap produk tertentu, memiliki kemampuan dan kemauan untuk membeli

    produk tersebut dan memiliki kesempatan untuk memutuskan membeli sebuah

    produk (Simamora, 2012)

    3. Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)

    a. Botani Tanaman Kakao

    Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau

    cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman

    caulifloris. Adapun sistematikanya menurut klasifikasi botani sebagai berikut :

    Divisio : Spermatophyta

    Kelas : Dicotyledonae

    Ordo : Malvales

    Famili : Sterculiaceae

    Genus : Theobroma

    Spesies : Theobroma cacao L.

    b. Syarat Tumbuh Kakao

    1) Curah Hujan

    Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan penanaman dan

    produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan

    masa pembentukan tunas muda (flushing) dan produksi. Areal penanaman kakao

    yang ideal adalah daerah yang bercurah hujan 1.000-3.000 mm per tahun. Di

    samping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm per

    tahun tampaknya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah

    8

  • 2) Suhu

    Suhu ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30ᵒ-32ᵒ(maksimum) dan 18ᵒ-21ᵒC

    (minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia dengan suhu 25ᵒ-26ᵒC, kondisi

    ini merupakan suhu rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas.

    3) Tanah

    Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki

    kemasaman tanah (pH) 6-7,5. pH tanah yang juga disebutkan ideal bagi kakao

    adalah 5,6-7,2. Di samping faktor kemasaman, sifat kimia tanah yang juga turut

    berperan adalah kadar zat organik. Zat organik pada lapisan tanah di areal

    penanaman setebal 0-15 cm memberikan pertumbuhan kakao yang baik. Tekstur

    tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan

    komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu.

    c. Teknis Budidaya Tanaman Kakao

    1) Persiapan Lahan

    Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ialah a). Petani tidak diperkenankan

    menebang hutan dan atau membakar hutan untuk membuka kebun baru. b). Petani

    harus membuat area penyangga antara kebun dengan hutan lindung, sumber mata

    air dan pemukiman. c). Petani sebaiknya menanam tanaman alami (native species)

    sebagai tanaman pembatas kebun atau tanaman pagar (buffer zone).

    2) Penanaman Penaung

    Prinsip yang perlu diperhatikan ialah a). Petani dapat menyesuaikan jumlah

    tanaman penaung sesuai dengan kebutuhan. b). Petani dapat memilih jenis tanaman

    penaung yang memiliki nilai tambah seperti mampu meningkatkan kesuburan

    tanah, bernilai ekonomi, sumber bahan pestisida nabati, dan tidak menjadi

    kompetitor kakao. c). Komunitas pohon di areal minimal 12 spesies asli, kanopi

    pohon minimum dua strata, kepadatan kanopi minimum 40%.

    (1) Sejumlah syarat pohon penaung

    9

  • Syarat yang ideal untuk tanaman kakao ialah (a) Memiliki perakaran yang

    dalam. (b) Memiliki percabangan yang mudah diatur. (c) Ukuran daun relatif kecil,

    tidak mudah rontok dan memberikan cahaya yang menyebar (diffus). (d) Termasuk

    leguminosae dan berumur panjang. (e) Menghasilkan banyak bahan organik. (f)

    Tidak menjadi inang hama dan penyakit kakao.

    (2) Fungsi dan jenis tanaman penaung sementara

    (a) Melindungi kakao muda dari penyinaran yang berlebih.

    (b) Melindungi tanah dari erosi.

    (c) Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan bahan organik dari hasil

    pangkasan dan seresahnya.

    (d) Menekan pertumbuhan gulma.

    3) Diversifikasi Tanaman

    Merupakan usaha untuk mendatangkan pendapatan bagi pekebun terlebih

    selama tanaman kakao belum menghasilkan. Dengan kata lain, diversifikasi

    tanaman merupakan upaya untuk memaksimumkan pendapatan dan

    meminimumkan resiko.

    a). Tumpang sari dengan tanaman semusim

    Diusahakan selama masa persiapan lahan dan selama tanaman kakao belum

    menghasilkan (tajuk kakao belum saling menutup), atau selama iklim mikro di

    dalam kebun masih memungkinkan. Tanaman semusim yang pernah diteliti cukup

    ekonomis dan tepat untuk diusahakan selama persiapan lahan yaitu jagung, kacang

    tanah, padi gogo, dan wijen. Spesies yang dapat diusahakan selama kakao

    muda(umur 1-3 tahun) antara lain nilam aceh (Pogostemon cablin), garut (Maranta

    arundinacea), dan iles-iles (Amorpophallus muelleri). b). Tumpang sari dengan

    tanaman tahunan

    Dipilih spesies yang memiliki kanopi tidak terlalu rimbun, daun berukuran

    kecil atau sempit memanjang agar dapat meneruskan cahaya diffus dengan baik.

    Komoditas yang banyak dipakai untuk kakao antara lain tanaman pisang,

    10

  • kelapa,dan banyak lagi spesies yang lazim diusahakan di pekarangan, antara lain

    petai, durian, nangka, sirsak, dll.

    4) Bahan Tanam Unggul

    Beberapa Prinsip yang harus diperhatikan:

    a) Petani dilarang menanam tanaman transgenik, termasuk tanaman sela dan

    penaung transgenik.

    b) Varietas atau klon yang ditanam sebaiknya yang telah direkomendasikan oleh

    lembaga resmi terkait, yaitu Dinas Perkebunan, Balai Besar Perbenihan dan

    Proteksi Tanaman Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

    Karakteristik beberapa klon kakao anjuran disajikan di bawah ini.

    (1). ICCRI 03SK Mentan No. 530/Kpts/SR.120/9/2006

    Potensi daya hasil : 2.09 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)

    Karakteristik mutu biji

    (a). Berat per biji kering : 1,28 gram

    (b). Kadar kulit ari : 11,03 %

    (c). Kadar lemak biji : 55,01 %

    Ketahanan hama dan penyakit

    (a). Penyakit busuk buah : tahan

    (b). Penyakit VSD : Agak tahan

    (c). Hama PBK : Agak tahan

    Kesesuaian wilayah pengembangan

    Wilayah/lokasi yang memenuhi persyaratan agroklimat kakao; tipe iklim A, B, dan

    C menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson; tipe tanah Alfisol, Ultisol, Inceptisol;

    ketinggian tempat 0-600 m dpl., disarankan untuk kelas kesesuaian lahan S1 dan

    S2.

    (2). ICCRI 04SK Mentan No. 529/Kpts/SR.120/9/2006

    Potensi daya hasil : 2.06 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)

    Karakteristik mutu biji

    (a). Berat per biji kering : 1,27 g

    (b). Kadar kulit ari : 11,04 %

    11

  • (c). Kadar lemak biji : 55,07 %

    Ketahanan hama dan penyakit

    (a). Penyakit busuk buah : tahan

    (b). Penyakit VSD : Rentan

    (c). Hama PBK : Agak rentan

    5) Penanaman

    a) Bibit kakao ditanam apabila pohon penaung telah berfungsi baik, dengan

    kriteria intensitas cahaya yang diteruskan penaung 30-50% terhadap

    penyinaran langsung.

    b) Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan.

    c) Alat yang harus disiapkan yaitu cangkul, pisau besar, keranjang (alat angkut).

    d) Pada waktu mengangkut, mengecer dan menanam, media di dalam polibeg

    dihindarkan jangan sampai pecah. Untuk itu sebelum bibit diangkut, media

    disiram sampai jenuh dan media dipadatkan dengan tangan. Bibit yang ditanam

    dipilih yang sedang tidak bertunas.

    e) Di tempat penanaman, dibuat lubang seukuran polibeg, pangkal polibeg

    dipotong selebar 1-2 cm, polibeg dimasukkan ke dalam lubang yang digali,

    diisikan tanah, salah satu sisi polibeg disayat dari bawah ke atas, tanah

    dipadatkan dengan tangan kemudian polibeg ditarik ke atas.

    f) Dalam perkembangannya, bibit yang mati atau tumbuh kerdil segera disulam.

    6) Pemeliharaan Tanaman

    a). Pemupukan

    (1) Manfaat pemupukan

    (a) Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap perubahan lingkungan

    yang ekstrim, seperti kekeringan dan pembuahan terlalu lebat.

    (b) Meningkatkan produksi dan mutu hasil.

    (c) Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi.

    12

  • (2) Kebutuhan pupuk

    (a) Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia pertumbuhan

    tanaman atau umur dan varietas.

    (b) Secara umum, pupuk yang dibutuhkan tanaman kakao ada 2 jenis, yaitu pupuk

    organik dan pupuk an-organik.

    (c) Pelaksanaan pemupukan anorganik khususnya harus tepat waktu, tepat jenis,

    tepat dosis dan tepat cara pemberian. Agar dapat tepat jenis dan dosis maka

    harus mendasarkan pada hasil analisis sampel tanah.

    (d) Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos, pupuk kandang atau

    limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.

    (e) Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun. (tergantung pada

    tekstur tanah, jika tanah berpasir dosis pupuk organik ditambah)

    (f) Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tanah

    yang kadar bahan organiknya rendah (< 3,5%). Pupuk organik tidak mutlak

    diperlukan pada tanah yang kadar bahan organiknya > 3,5%.

    (g) Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir musim

    hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan sebaiknya

    dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil risiko hilangnya pupuk karena

    pelindian (tercuci air).

    b). Konservasi Tanah dan Air

    (1) Kebun produksi berada di areal dengan iklim, tanah dan topografi yang

    memang sesuai.

    (2) Pertanian harus melaksanakan pencegahan erosi, misalnya dengan terasering,

    pembuatan rorak, penanaman tanaman penaung beberapa strata, penanaman

    penutup tanah, dan penggunaan mulsa.

    (3) Program pemupukan harus berdasarkan pada karakteristik tanah.

    (4) Pertanian harus menggunakan tanaman penutup tanah utamanya selama kakao

    masih muda guna meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi erosi.

    (5) Pertanian harus menerapkan program mengurangi emisi

    13

  • c). Pemangkasan

    Pangkasan kakao bertujuan untuk mempermudah manajemen hama,

    penyakit, panen buah dan agar diperoleh produksi yang tinggi. Pangkas bentuk

    dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), tujuannya untuk membentuk

    kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Cabang primer yang tumbuh dari

    jorget dipelihara tiga, dipilih yang tumbuh kuat dan seimbang. Ujung cabang

    primer pada batas 75-100 cm dari jorget, dipotong. Cabang-cabang sekunder diatur

    zig-zag diatur yang tumbuhnya seimbang ke segala arah. Awal tumbuhnya cabang

    sekunder sekitar 30 cm dari jorget.

    Pangkas pemeliharaan dan produksi dilakukan pada tanaman menghasilkan

    (TM), tujuannya untuk mempertahankan kerangka percabangan yang sudah

    terbentuk dan untuk mendapatkan produksi yang optimum. Cabang/tunas yang

    dipangkas pada pangkas pemeliharaan ini yaitu tunas air (wiwilan), cabang yang

    meninggi > 3m, cabang sakit, cabang balik, cabang overlapping atau yang

    menaungi, intinya semua cabang tidak produktif yang menyebabkan kanopi rimbun.

    Tunas air dibuang 2-4 minggu sekali dan pangkas pemeliharaan 4-6 kali per tahun.

    d). Pengelolaan Penaung

    (1). Penaung sementara

    (a) Pada awal musim hujan, penaung sementara Moghania macrophylla dirempes

    agar tidak terlalu rimbun.

    (b) Hasil rempesan ditempatkan di sekeliling batang atau dimasukkan ke dalam

    rorak.

    (c) Moghania dapat dipelihara sebagai tanaman penguat teras atau sumber pupuk

    hijau, dan akan mati setelah ternaung berat oleh kanopi kakao

    (2). Penaung tetap

    Percabangan paling bawah penaung tetap, termasuk penaung produktif,

    diusahakan 1-2 m di atas pohon kakao untuk memperlancar peredaran udara dan

    masuknya cahaya. Agar percabangan segera mencapai tinggi yang dikehendaki,

    14

  • cabang-cabang di bagian bawah harus sering dibuang. Dilakukan penjarangan

    penaung secara sistematis apabila pohon kakao telah saling menutup dan tumbuh

    baik. Populasi akhir jika digunakan lamtoro atau gamal dipertahankan sebanyak

    500-600 ph/ha pada kebun dengan tipe curah hujan C-D (menurut klasifikasi

    Schmidt dan Ferguson) dan 250-300 ph/ha pada kebun dengan tipe hujan A-B.

    Selama musim hujan, cabang-cabang dan ranting lamtoro dan gamal yang terlalu

    lebat dirempes untuk merangsang pembentukan pembungaan kakao.

    e). Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

    Tindakan pengendalian OPT dapat bersifat preventif dan atau korektif.

    Pengendalian secara preventif dengan melakukan budidaya tanaman sehat yang

    bertujuan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT dan dampak

    perubahan iklim. Kondisi tanaman kakao dan lingkungan dibuat sedemikian rupa

    sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan OPT tetapi memberikan daya

    dukung optimum bagi perkembangan kakao dan musuh alami OPT.

    Tindakan pengendalian secara korektif dilaksanakan berdasarkan hasil

    pengamatan OPT. Pengamatan OPT diarahkan untuk mengetahui dengan cepat, dan

    akurat tentang jenis gangguan tanaman (OPT) yang mencakup padat populasi,

    intensitas serangan, luas dan kerugian yang ditimbulkannya. Hasil pengamatan

    digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian OPT dan

    tindakan lain yang diperlukan. Prinsip PHT dengan menggabungkan cara kultur

    teknis, mekanis, fisik, biologi dan kimiawi. Keberhasilan pengendalian secara

    kimiawi (penggunaan pestisida) tergantung pada jenis, dosis, waktu, dan ketepatan

    mencapai sasaran (drift).

    7) Rehabilitasi Tanaman

    Syarat kebun yang disarankan untuk direhabilitasi:

    a) Tanamannya masih umur produktif (umur

  • c) Produktivitas tanaman rendah (

  • lemak dan menambah presentase biji cacat (biji berkecambah). Panen buah

    muda akan menghasilkan biji kakao yang bercitarasa khas cokelat tidak

    maksimal, rendemen yang rendah, presentase biji pipih (flat bean) tinggi dan

    kadar kulit bijinya juga cenderung tinggi.

    d) Pemanenan buah kakao dimungkinkan sebelum tepat matang, yaitu pada saat

    buah masih muda atau kurang matang, apabila ada alasan teknis atau alasan lain

    yang sangat mendesak seperti misalnya serangan hama penyakit dan pencurian.

    Hal ini untuk menghindari kehilangan produksi yang lebih banyak.

    e) Buah kakao masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta

    mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya asam-manis.

    Sebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak

    manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal. Kandungan lendir

    pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa

    gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.

    B. Hasil Penelitian Terdahulu

    Penggunaan hasil-hasil penelitian sebelumnya dimaksudkan untuk

    memberikan gambaran yang lebih jelas dalam kerangka dan kajian penelitian ini.

    Ruriani Septiana (2010), dengan judul “ Faktor – Faktor yang berhubungan

    dengan penerapan budidaya kakao anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa

    Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur”.

    Hipotesis penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara luas lahan, sikap

    petani, pendidikan formal, keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir

    kritis, sifat kosmopolit dengan penerapan budidaya kakao dan hubungan antara

    penerapan budidaya kakao dengan tingkat produksi kakao, diuji dengan analisis

    Rank Sperman (rs).

    C. Kerangka Pikir

    Kakao merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peranan yang

    cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan

    17

  • pertanian, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan

    wilayah, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan pendapatan/devisa

    negara. Petani merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda –

    beda.. Hal ini yang menyebabkan perbedaan dalam menanggapi atau menerapkan

    teknologi baru yang dianjurkan, maka dapat ditemukan faktor – faktor yang

    berhubungan dengan penerapan budidaya kakao. Agar lebih mudah dipahami maka

    disusun kerangka berpikir sebagai berikut:

    Keadaan yang diinginkan : Keadaan di lapangan: Produksi kakao rendah produksi kakao Tinggi

    Rumusan Masalah:

    1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru? 2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di Desa

    Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. 3. Bagaimana Hubungan faktor-faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di

    Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

    Variabel Y: Variabel X:

    Tingkat penerapan Budidaya Kakao

    Faktor Internal:

    Umur(X1) Pendidikan(X2)

    Pendapatan(X3) Pengalaman(X4)

    Luas Lahan(X5) Hubungan Tingkat Kosmopolitan(X6)

    Faktor Eksternal : Ketersediaan Sarana dan

    produksi(X7) Ketersedian modal(X8)

    Hasil pengkajian

    Jaminan Pasar(X9)

    Gambar 1. Kerangka Berfikir Tingkat Penerapan budidaya kakao (Theobroma

    cacao L)yang baik oleh Petani Di Desa Suka Dame Kecamatan

    Kutalimbaru.

    18

  • D. Hipotesis

    Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang telah

    diuraikan, maka hipotesisnya :

    1. Diduga tingkat penerapan petani dalam budidaya tanaman kakao (Theobroma

    cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori

    tidak menerapkan.

    2. Diduga Tingkat faktor Internal dan Eksternal petani dalam penerapan budidaya

    tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan

    Kutalimbaru dalam kategori rendah.

    3. Diduga ada hubungan faktor Internal dan Eksternal petani dengan penerapan

    budidaya tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame

    Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori tidak ada hubungan.

    19

  • III. METODE PELAKSANAAN

    A. Waktu Dan Tempat

    Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret s/d 24 Mei

    2019 di Desa Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi

    Sumatera Utara. Pemilihan lokasi pengkajian dilakukan secara purposive yaitu

    dengan cara sengaja karena pertimbangan tertentu. Pengkajian ini dilakukan diDesa

    Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

    Utara, karena Desa Suka Dame ini merupakan salah satu Desa yang mempunyai

    perkebunan kakao terluas diantara Desa yang ada.

    B. Batasan Operasional

    1. Batasan masalah

    a. Petani yang diambil sebagai sampel adalah petani yang tergabung dalam

    kelompok tani kakao di Desa Suka Dame kecamatan Kutalimbaru yaitu

    kelompoktani Dame dan Merga Silima.

    b. Hubungan faktor-faktoryang dikaji adalah Faktor Internal (umur, tingkat

    pendidikan, pengalaman, Luas lahan,pendapatan, tingkat kosmopolitan), faktor

    Eksternal (ketersediaan Sarana produksi, Kegiatan penyuluhan, dan Jaminan

    pasar).

    2. Definisi Operasional

    a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan petani terdiri dari :

    1) Faktor Internal petani merupakan karakteristik yang dimiliki oleh petani

    sasaran yang meliputi:

    a) Umur yaitu lama hidup petani sampai pada saat penelitian dilakukan,

    diukur dengan melihat usia petani yang dinyatakan dalam tahun.

    b) Tingkat Pendidikanyaitu tingkat pendidikan yang dicapai petani pada

    bangku sekolah atau berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki, diukur

    dengan tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai petani di bangku sekolah.

    20

  • c) Pengalaman yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang

    berpengaruh nyata terhadap kemampuan individu dalam menerima

    stimulus dari objek baik itu berupa inovasi atau dalam bentuk lain,

    dikarenakan pengalaman yang dialami tersebut tertentunya akan

    membekas diingatan setiap petani.

    d) Luas lahan yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang

    berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam menerapkan stimulus dari

    objek.

    e) Pendapatan yaitu perolehan dari kegiatan usahatani kakao, diukur dengan

    menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani selama satu tahun

    dan melihat kemampuan petani dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

    f) Tingkat kosmopolitan, Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu

    individu atau kelompok masyarakat yang terjadi karena adanya pengaruh-

    pengaruh dari luar kelompok masyarakat tersebut, dimana gaya hidup itu

    diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka.

    2) Faktor Eksternal yaitu kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam

    masyarakat di lokasi penelitian yang keberadaannya dapat mendorong atau

    menghambat petani dalam membudidayakan tanaman kakao, yang meliputi:

    a) Ketersediaan Saprodi, yaitu tersedianyainput produksi pertanian yang

    mendukung budidaya, diukur dengan melihat sumber input dan

    ketersediaan input.

    b) Ketersediaan Permodalan, yaitu Tersedianya Sumber Modal Usahatani,

    diukur dengan ada tidaknya sumber permodalan di lokasi pengkajian.

    c) Jaminan Pasar, yaitu adanya penampung dari hasil produksi kakao, diukur

    dengan ada tidaknya jaminan pasar di lokasi penelitian.

    3) Tingkat Penerapan Yaitu Tahapan budidaya kakao (Theobroma cacao L)

    yang baik.Diukur dengan dilaksanakannya tahapan berikut:

    a) Penggunaan bibit unggul

    b) Pembukaan lahan

    c) Adanya tanaman pelindung,

    21

  • d) Adanya tanaman tumpang sari,

    e) Integrasi ternak,

    f) Pemupukan 5 T,

    g) Pemangkasan rutin,

    h) Pengendalian hama dan penyakit secara intensif,

    i) Pemanenan sesuai kriteria.

    C. Pelaksanaan Pengkajian

    1. Prosedur Pelaksanaan

    Adapun prosedur pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

    a. Penetapan Lokasi pengkajian dan melakukan kegiatan identifikasi masalah.

    b. Melakukan topik kajian dan pengajuan judul.

    c. Pembuatan Proposal dan melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing yang

    telah ditetapkan.

    d. Melaksanakan kegiatan seminar proposal dan perbaikan proposal.

    e. Pelaksanaan Pengkajian sekaligus penyusunan laporan.

    f. Seminar Hasil dan mengikuti ujian konprehensif

    2. Pengumpulan Data

    a. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey. Sujarweni (2014) menerangkan

    Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menyusun daftar

    pertanyaan yang diajukan pada responden, digunakan untuk meneliti gejala suatu

    perilaku dan penggalian data melalui kuisioner sebagai alatnya dan wawancara.

    b. Pengukuran Variabel

    Berdasarkan batasan operasional dari masing-masing variabel yang telah

    diuraikan di atas maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan diuraikan

    sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

    penyekoran dari kriteria-kriteria yang ada tersebut. Pengukuran variabel dalam

    pengkajian ini menggunakan skala ordinal (Data Ordinal). Suryabrata (1998) dalam

    22

  • bukunya yang berjudul Pengembangan Alat Ukur Psikologis mengatakan bahwa,

    ciri-ciri penerapan skala ordinal adalah seperangkat obyek diurutkan dari yang

    “paling atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.

    Tabel 1. Pengukuran Variabel Faktor Internal dan Eksternal Petani dalam

    Budidaya Tanaman Kakao No Variabel Indikator Kriteria Skor Jumlah Total

    orang Skor

    1. Variabel X

    1 Umur a.20 – 30 a. Sangat Produktif 5 b.31 - 40 b. Produktif 4 c.41 - 50 c. Cukup Produktif 3

    d.51 - 60 d. Kurang Produktif 2 e. >60 e.Sangat Tidak Produktif 1

    2 Pendidik a.Perguruan a. Sangat Baik 5

    an Tinggi b. Baik 4 b.SMA c. Cukup Baik 3 c.SMP d. Kurang Baik 2 d.SD e. Sangat tidak Baik 1

    e.Tidak Sekolah

    3 Pengalama a. > 20 tahun a. Sangat Tinggi 5

    n b. 16s/d20 tahun b. Tinggi 4 c. 11s/d15 tahun c. Cukup Tinggi 3

    d. 6 s/d 10 tahun d. Kurang Tinggi 2

    e. 1 s/d 5 tahun e. Sangat Kurang 1

    Tinggi

    4 Pendapat a. > 4.000.000 a. Sangat Tinggi 5

    an b. 3 s/d 4.000.000 b. Tinggi 4

    c. 2 s/d 3.000.000 c. Sedang 3 d. 1 s/d 2.000.000 d. Kurang 2

    e. 2 ha a. Sangat Luas 5 b. 1,5 s/d 2 ha b. Luas 4 c. 1 s/d 1,5 c. Cukup Luas 3

    d. 0,5 s/d 1 ha d. Kurang Luas 2

    e. < 0,5 ha e. Sangat Kurang Luas 1

    6 Tingkat a.1 X Bulan 5 Kosmopolit b.1 X 3 Bulan a. Sangat Sering 4 an c. 1 X 6 Bulan b. Sering 3

    d. 1 X Tahun c. Cukup Sering 2

    e. Tidak Pernah d. Kurang 1

    e. Sangat tidak pernah

    23

  • Lanjutan Tabel 1

    7 Ketersediaa a.Toko Tani a. Sangat Tersedia 5 n Sarana b. KUD b. Tersedia 4 Produksi c. Agen c. Cukup Tersedia 3

    d. Toko Online d. Kurang Tersedia 2

    e. Tidak Tersedia 1

    8 Ketersediaa a.BRI a. Sangat Tersedia 5 n Modal b.KUD b. Tersedia 4 c.Tengkulak c. Cukup Tersedia 3

    d.Rentenir d. Kurang Tersedia 2

    e.Modal Sendiri e. Tidak Tersedia 1

    9 jaminan a.Pabrik a. Sangat Ada 5

    pasar b.Asosiasi b. Ada 4 c.Toko Online c. Cukup Ada 3

    d.KUD d. Kurang Ada 2

    e. Tidak Ada 1

    2. Variabel Y

    1. Tingkat 1.Penggunaan a.Sangat Diterapkan(9) 5 Penerapan bibit unggul b. Diterapkan(8) 4 2.Pembukaan c.Cukup Menerapkan(7) 3 Lahan d.Kurang Menerapkan(6) 2

    1 3.Adanya e.Tidak menerapkan(5) tanaman

    Pelindung

    4.Adanya

    Tanaman

    Tumpang Sari

    5.Integrasi Ternak

    6.Melakukan

    pemupukan 5 T

    7.Pemangkasan

    Rutin 8.Pengendalian

    hama dan

    penyakit secara

    intensif 9.pemanenan

    sesuai kriteria

    panen

    Jumlah

    24

  • c. Teknik Pengumpulan Data

    1). Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini

    menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.Data yang diperoleh harus

    mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan reliabilitas perlu diuji

    terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani.Pengujian ini hanya dilakukan kepada

    responden yang dianggap mewakili seluruh responden yang ada dengan ketepatan

    dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

    Data yang diperlukan dalam pengkajian ini dikumpulkan dengan

    menggunakan :

    a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor yang

    mempengaruhipetani data pendukung dengan pengamatan serta pencatatan

    secara langsung terkait dengan budidaya tanaman kakao dan obyek yang diteliti,

    yaitu petani kakao.

    b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor-

    faktor yang berhubungan dengan petani dengan mengajukan pertanyaan secara

    langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner yang telah

    disiapkan.

    c. Pencatatan, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor -

    faktor yang berhubungan dengan petani, dan data pendukung dengan mengutip

    dan mencatat sumber-sumber informasi baik dari responden, pustaka, maupun

    dari instansi-instansi yang terkait yang ada hubungannya dengan penelitian,

    seperti: Dinas Pertanian dan Tanaman pangan, Balai Penyuluhan Pertanian

    (BPP), Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Kecamatan Kutalimbaru serta

    Kantor Desa.

    Data pendukung yang digunakan dalam kegiatan pengkajian ini terdiri dari :

    1. Data primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner atau juga data

    hasil wawancara pengkaji dengan nara sumber.

    25

  • 2. Data sekunder, data yang didapat dari catatan, buku, laporan pemerintah, dan

    data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.

    d. Populasi dan Sampel

    Sujarweni (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah

    yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas

    tertentu yang ditetapkan untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan

    sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang

    digunakan

    Populasi dalam penelitian ini adalah kelompoktani yang berusahatani

    tanaman kakao.Penentuan sampel dalam pengkajian ini dilakukan dengan

    menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan rumus

    Yamane dan dapat dilihatpada Tabel 2.

    Tabel 2. Populasi Pengkajian di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru No Desa/Kelurahan Nama Kelompoktani Jumlah Petani

    1. Sukadame Dame 61

    Merga Silima 49

    J u m l a h 110

    Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio (2017).

    Penarikan sampel menurut rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2009)

    adalah : populasi yang melebihi100 maka menggunakan presisi (d) sebesar 15 % -

    20 %, jika populasi kurang dari 100 dan diatas 51, presisinya 10 %.Dan apabila

    populasinya kurang dari 50, maka diambil semua sebagai sampel. Adapun rumus

    Yamane adalah : N

    = N(di)2 + 1 Keterangan :

    n= Jumlah Sampel

    N = Jumlah Populasi

    d = Presisi

    26

  • Dengan jumlah petani kakao sebanyak 110 orang yang ada di Desa

    Sukadameyang menjadi populasi dalam pelaksanaan pengkajian ini, jika merujuk

    pada pada rumus Yamane di atas maka tingkat presisinya adalah 10%.

    n =

    110

    110(0,15)2+1

    n =

    110

    110(0,0225)+1

    n = 110

    3,47

    n = 31,7 di bulatkan menjadi 32 orang

    Untuk pembagian jumlah sampel pada masing-masing kelompoktani dalam

    desa, dilakukan secara metode random sampling, Perhitungan disajikan pada Tabel

    3.

    Tabel 3.Perhitungan Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Kelompoktani

    No Desa/Kelurahan Kelompoktani Jumlah Menghitung

    Jlh Sampel Kakao Petani Sampel

    1. Sukadame Dame 61 61 / 110 x 32 = 17,6 18

    Merga Silima 49 49 / 110 x 32 =14,08 14

    Jumlah 32

    Sumber : Analisis Data Primer (2019)

    Pemilihan sampel pada kelompoktani pada pengkajian ini dilakukan secara

    acaktanpa melihat keriteria tertentu pada sampel tersebut.

    e. Uji Instrument

    Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data pada pelaksanaan

    pengkajian ini yaitu dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Data yang

    diperoleh harus mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan

    27

  • reliabilitas perlu diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani, pengujian ini

    hanya dilakukan kepada responden diluar dari petani sampel yang memiliki

    karakteristik sama dengan petani sampel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

    melihat tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

    fungsinya.

    a) Uji validitas

    Noor (2011), uji validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir

    pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefenisikan suatu variabel, jika

    rtabel< rhitung, maka butir soal tersebut valid, dengan rumus sebagai berikut : N((∑XY)−(∑XY)

    Rumusrxy =√*N∑X2−(∑X)+*N∑Y2−(∑Y2)+

    Keterangan :

    N =Jumlah responden

    X =Skor pertanyaan Y

    =Skor total XY =Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor total R =Koefisien Kolerasi

    Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas test

    (r) pada umumnya diberikan patokan sebagai berikut :

    1) Apabila rhitungsama atau lebih besar dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji valid.

    2) Apabila rhitung sama atau lebih kecil dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji tidak valid.

    b) Uji reliabilitas

    Noor (2011), uji reliabilitas dimaksudkan untuk menilai kestabilan ukuran

    dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut

    mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk

    pertanyaan. Formula statistik yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas

    2 adalah dengan menggunakan rumus alpha cronbach :rii=( ) (1 − ∑ )

    −1

    2

    1

    Keterangan :

    rii = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

    ∑σ2

    = Jumlah butir pertanyaan

    28

  • Sσ12

    = Varian total

    Kemudian untuk menentukan reliabilitas dapat dilihat dari nilai Alpha :

    1. Jika nilai Alpha >nilai rtabel maka dapat dikatakan reliabel, dan 2. Jika nilai Alpha < nila rtabel maka dapat dikatakan tidak reliabel.

    3. Analisis Data

    a) Pengkajian Tingkat penerapan petani

    Untukmengkajitingkat penerapan petani dalam Budidaya kakaoyang baik

    digunakan rumus:

    N =

    Skor yang diperoleh

    × 100% Skor maksimum

    Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)

    0 % - 20 % = Sangat Menerapkan

    21 % - 40 % = Menerapkan

    41 % - 60 % = CukupMenerapkan

    61 % - 80 % = Kurang Menerapkan

    81 % - 100% = Tidak Menerapkan

    Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat pada

    gambar 2 di bawah ini.

    0% 20% 40% 60 % 80% 100%

    Tidak Kurang CukupMenerapka Menerapka

    Sangat

    Menerapka

    Menerapka Menerapka n n

    n

    n

    n

    Gambar 2. Garis kontinum Tingkat Penerapan

    b) Pengkajian Tingkat faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan

    budidaya kakao yang baik

    Untuk mengkaji tingkat factor internal dan eksternalpetani dalam Budidaya

    kakaoyang baik digunakan rumus:

    29

  • N = Skor yang diperoleh × 100% Skor maksimum

    Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)

    0 % - 20 % = Sangat Rendah

    21 % - 40 % = Rendah

    41 % - 60 % = Sedang

    61 % - 80 % = Tinggi

    81 % - 100% = Sangat Tinggi

    Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat

    pada gambar 3 di bawah ini.

    0% 20%40% 60 % 80%100%

    Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat

    Tinggi

    Gambar 3. Garis kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal

    c) Pengkajian Hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan Tingkat

    Penerapan Budidaya kakao

    Guna mengkaji Hubungan faktor internal dan eksternal petanidengantingkat

    penerapan budidaya tanaman kakao (Theobroma cacaoL) di Desa Suka Dame

    Kecamatan Kutalimbaru, maka digunakan analisis korelasi Rank Spearman untuk

    mencari keeratan hubungan antara dua variable : 6 ∑ 2

    rs = 1 − =1

    Keterangan :

    rs

    N

    di

    = koefisien korelasi Rank Spearman

    = Jumlah sampel

    = Selisih ranking antar variabel

    30

  • Analisis korelasi Rank Spearman merupakan analisis yang digunakan untuk

    mengetahui nilai hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Penghitungan

    terhadap ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product dan Servis

    Solutions (SPSS)

    d) Uji Hipotesis

    Uji hipotesis adalah pengujian atau analisis yang dilakukan untuk menguji

    dugaan sementara (hipotesis) yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam uji

    hipotesis pada penelitian ini, dilakukan dengan :

    1) Uji T (Secara Parsial)

    Uji T pada uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari

    masing-masing atau secara parsial variabel independen (Umur, tingkat pendidikan,

    pengalaman, Luas lahan, Pendapatan, dan Tingkat kosmopilitan) terhadap variabel

    dependen (Tingkat penerapan). Signifikansi tersebut diestimasi dengan

    membandingkan nilai ttabel dengan thitung dengan ketentuan :

    Nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya adalah bahwa

    variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

    Nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya adalah bahwa

    variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel

    dependen

    Uji T ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.

    31

  • IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN

    A. Letak Geografis

    Desa Sukadame secara administrasi terdapat di Kecamatan Kutalimbaru

    dengan batas-batas:

    - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.

    - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit.

    - Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kutalimbaru.

    B. Topografi Wilayah Desa Suka Dame secara umum, Berada pada ketinggian antara 200

    - 250 M di atas permukaan dengan kemiringan sampai antara 20 – 35 dan memiliki

    pH tanah berkisar 6 - 7.

    C. Keadaan penduduk

    Jumlah penduduk Desa Suka Dame tercatat sebanyak 2652 Jiwa.yang erdiri

    dari 1.322 jiwa laki-laki dan 1.330 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah rumah

    tangga penduduk adalah sebesar 790 rumah tangga, yang berarti rata-rata per rumah

    tangga terdiri dari 3 jiwa penduduk. Jumlah rumah tangga, jumlah penduduk

    berdasarkan jenis kelamin di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 4 berikut :

    Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis

    Kelamin di Desa Suka Dame

    No Kelurahan/Desa Rumah Penduduk

    Jumlah Tangga

    Laki-laki Perempuan

    1 Suka Dame 790 1.322 1.330 2.652

    Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018

    Berdasarkan Tabel 4, jumlah rumah tangga sebesar 790 dan jumlah

    penduduk di Desa Suka Dame tahun 2018 mencapai 2.652 jiwa yang terdiri dari

    jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.322 jiwa atau 49,80% persen dan jumlah

    penduduk perempuan 1.330 jiwa atau 50,20%, artinya tidak terdapat perbedaan

    yang jauh antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sehingga mempunyai

    32

  • peran yang sama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mensejahterakan

    keluarga salah satunya adalah kegiatan usahatani.

    Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame Belum Tidak SMP/ SMA/

    Diploma

    Perguruan

    No Kelurahan/Desa Seko- Tamat SD Sede- Sede- Tinggi (II-III)

    lah SD

    rajat rajat (S1-S2) 1 Suka Dame 419 - 1485 420 274 15 39

    Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018

    Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

    SD sebanyak 1.485 jiwa atau 56 %, SMP 420 jiwa atau 15,8 %, Belum Sekolah 419

    jiwa atau 15,8 %, SMA 274 jiwa atau 10,3 %, Perguruan tinggi (S1-S2) sebanyak

    39 jiwa atau 1,5%, dan diploma (I-II) 15 jiwa atau 0,6 %. Hal ini menunjukkan

    bahwa penduduk yang ada di Desa Suka Dame telah menganggap pentingnya arti

    pendidikan. Berikut data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Desa Suka

    Dame dan disajikan pada Tabel 6.

    Tabel 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame Kelurahan/Desa

    No. Jenis Pekerjaan

    Total Suka Dame

    1 Petani 550 550

    2 Buruh Tani 120 120

    3 Pedagang 90 90

    4 PNS 20 20

    5 Lainnya 10 10

    Jumlah 790 790 Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018

    Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat jumlah penduduk di Desa Suka Dame

    memiliki beragam pekerjaan, dimana jenis pekerjaan petani berada diurutan ke 1

    dengan jumlah 550 KK, diikuti buruh tani sebesar 120 KK dan jenis pekerjaan

    pedagang sebesar 90 KK.

    D. Keadaan pertanian

    Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Desa

    Suka Dame. Peran penting tersebut dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan

    masyarakat. Ketersediaan pangan tidak terlepas dari jenis komoditi yang ditanaman

    33

  • serta potensi lahan yang cocok untuk ditanam berbagai jenis komoditi oleh para

    petani baik tanaman pangan maupun tanaman hortikultura. Luas areal panen dan

    produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang

    dimiliki suatu daerah serta kemampuan dalam menghasilkan makanan pokok bagi

    penduduk. Berikut adalah luas areal panen serta produksi tanaman pangan di Desa

    Suka Dame disajikan pada Tabel 7.

    Tabel 7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di

    Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru

    No. Komoditas Luas Panen Produksi

    (Ha) (Ton/Tahun/Ha) 1 Padi 100,5 5,6

    2 Jagung 136 6

    Jumlah 236,5 11,6 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018

    Berdasarkan Tabel 7, potensi paling besar adalah komoditas Jagung. Jumlah

    produksi dalam satu tahun sebesar 6 ton/Ha. Prioritas komoditi yang dibudidayakan

    oleh petani disuatu wilayah dipengaruhi oleh kebiasaan serta tingkat kebutuhan

    oleh masyarakat terhadap komoditi tertentu.

    Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di Desa Suka

    Dame. Komoditi perkebunan ini dapat memberikan tambahan penghasilan secara

    ekonomi.Berikut adalah jumlah petani, luas areal dan produksi tanaman perkebunan

    di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 8.

    Tabel 8. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Desa Suka

    Dame

    No. Komoditi Luas Areal Produksi

    (Ha) (Ton)

    1 Kakao 70,5 1

    2 Kelapa Sawit 259,5 11 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018

    Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa areal tanaman kelapa Sawit

    merupakan areal terluas yakni 259,5 ha dan produksi mencapai 11 ton/Ha dan

    kakao merupakan komoditas kedua yang mempunyai areal terluas yaitu 70,5 ha

    dengan produksi mencapai 1 ton/Ha.

    34

  • E. Data Kelembagaan

    Desa Suka Dame terdapat 6 kelompoktani dengan klasifikasi 2

    kelompoktani pemula dan 4 kelompoktani lanjut. Berikut daftar kelas kelompoktani

    di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 9.

    Tabel 9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame.

    No Kelurahan/Desa Jumlah

    Pemula Lanjut Madya Utama Kelompoktani

    1 Suka Dame 6 2 4 - - Sumber : Programa Wkpp Suka Dame Tahun 2018

    Berdasarkan Tabel diatas kelas kelompoktani di Desa Suka Dame, Dari 6

    kelompoktani yang ada, 4 diantaranya sudah masuk dalam kelas kelompok lanjut

    sedangkan 2 kelompok lagi masuk dalam kelompok pemula.

    35

  • V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik Oleh

    Petani Di Desa Suka Dame

    Penerapan petani yang dimaksud dalam pengkajian ini adalah adopsi petani

    terhadap tahapan budidaya kakao yang baik, adopsi tersebut dimulai dari yang

    paling rendah yaitu tidak menerapkan hingga yang tertinggi yaitu sangat

    menerapkan. Frekuensi responden untuk penerapan budidaya kakao yang baik

    disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut :

    Tabel 10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan No Tingkat Penerapan Jumlah (Orang) Persentase (%)

    1 Sangat Menerapkan - -

    2 Menerapkan - -

    3 Cukup Menerapkan 5 15.6

    4 Kurang Menerapkan 18 56.3

    5 Tidak Menerapkan 9 28,1

    Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

    Hasil pada Tabel 10 selanjutnya diinterpretasikan untuk mencari persentase

    tingkat penerapan secara keseluruhan dari semua sampel pada pengkajian ini dan

    dari hasil interpretasi data akan kita dapat berapa tingkat penerapan petani dalam

    budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame. Hasil ini akan menjadi evaluasi

    dalam program ke depannya untuk mendukung program Gerakan nasional kakao

    dan membuat rencana tindak lanjut. Pengukuran penerapan petani dilakukan

    dengan 9 indikator yaitu penggunaan bibit unggul, pembukaan lahan, adanya

    tanaman pelindung, adanya tanaman tumpang sari, integrasi ternak, melakukan

    pemupukan 5 T, pemangkasan rutin, pengendalian hama dan penyakit secara

    intensif, dan pemanenan sesuai kriteria. Untuk mengetahui tingkat penerapan petani

    dalam budidaya kakao diukur dengan skala likert dengan penghitungan sebagai

    berikut (Riduwan, 2010). Analisis tingkat penerapan responden secara keseluruhan

    dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 11.

    36

  • Tabel 11. Tingkat Penerapan Petani Responden Dalam Budidaya Kakao Di

    Desa Suka Dame

    Indikator Kategori Nilai Jumlah Persentase Total

    (orang (%) Skor

    1. Bila 9 Tahap budidaya yang dilaksnakan Sangat Menerapkan 5 - - -

    2. Bila 8 Tahap budidaya yang dilaksnakan Menerapkan 4 - - -

    3. Bila 7 Tahap budidaya yang dilaksnakan Cukup

    3 5 15,6 15 Menerapkan

    4. Bila 6 Tahap budidaya yang dilaksnakan Kurang

    2 18 56,3 36 Menerapkan

    Sangat

    5. Bila 5 Tahap budidaya yang dilaksnakan Tidak 1 9 28,1 9

    Menerapkan

    Jumlah 32 100 60

    Skor yang diperoleh 60

    Skor ideal 160

    Persentase Tingkat Penerapan Petani (%) 37,5 %

    Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

    Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 60, skor ideal (skor tertinggi) 160

    (5x32). Berdasarkan data yang diperoleh dari 32 responden maka tingkat penerapan

    petani dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame terletak pada kategori kurang

    Menerapkan.

    Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat penerapan petani

    dalam budidaya kakao di Suka Dame sebagai berikut : Tingkat Penerapan 16060 × 100% = 37,5 %

    Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 4.

    0 20 37,5 40 60 80 100

    Sangat Kurang Cukup Menerapkan

    Sangat Tidak Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan

    Gambar 4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani

    Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan secara keseluruhan tingkat penerapan

    responden sebesar 37,5 % atau Kurang menerapkan, Hal ini menunjukan bahwa

    penerapan petani terhadap budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame tidak

    berjalan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. Keadaan ini dikarenakan adanya

    37

  • ketidakpercayaan terhadap stimulus atau budidaya kakao yang baik yang diberikan

    kepada petani.

    B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal petani

    1. Tingkat Faktor Internal Responden

    a. Umur responden

    Umur responden adalah umur yang dimiliki responden pada saat pengkajian

    dilaksanakan. Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel 12.

    Tabel 12. Distribusi Umur Responden Pengkajian

    No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 20–30 1 3.1

    2 31–40 9 28.1

    3 41–50 17 53.1

    4 51–60 3 9.4

    5 > 60 2 6.3

    Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

    Berdasarkan pada Tabel 12 diatas, hasil distribusi responden berdasarkan

    umur dapat dicari persentase keseluruhan responden. Analisis tingkat umur dapat

    disajikan pada Tabel 13.

    Tabel 13. Tingkat Umur Petani Responden

    No Tingkat Umur Nilai Jumlah( Orang) Total Skor 1 Sangat Produktif 5 1 5

    2 Produktif 4 9 36

    3 Cukup Produktif 3 17 51

    4 Kurang Produktif 2 3 6

    5 Sangat Tidak Produktif 1 2 2

    Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

    Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 100, skor ideal

    (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).

    Tingkat Umur =100160 × 100% = 62,5%

    38

  • Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.

    0 20 40 60 62,5 80 100

    Sangat Tidak Kurang Cukup

    Produktif Sangat

    Produktif

    Produktif

    Produktif Produktif

    Gambar 5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani

    Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat umur petani

    yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori produktif sebesar 62, 5

    % atau berada pada umur 31 - 40, Hal menunjukkan bahwa petani masih dalam

    keadaan prima untuk melaksanakan kegiatan budidaya dengan baik dan hal ini

    selaras dengan pendapat Mardikanto (1993) bahwa Petani responden yang berada

    pada kisaran umur 21-50 tahun termasuk kedalam umur yang masih produktif

    untuk mengelola usahataninya.

    b. Tingkat pendidikan

    Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat kecepatan petani dalam

    menerima suatu teknologi, secara teoritis semakin tinggi tingkat pendidikan formal

    petani maka semakin cepat petani dapat menenrima teknologi baru. distribusi

    responden berdasarkan pendidikan selengkapnya disajikan pada Tabel 14.

    Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

    1 Perguruan Tinggi 2 6.3

    2 SMA 23 71.9

    3 SMP 6 18.7

    4 SD 1 3.1

    5 Tidak Sekolah - -

    Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

    Berdasarkan Tabel 14 diatas, Maka dapat kita interpretasikan tingkat

    pendidikan responden secara keseluruhan. Analisis tingkat pendidikan responden

    disajikan pada Tabel 15.

    39

  • Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden

    No Tingkat Pendidikan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor 1 Sangat Baik 5 2 10

    2 Baik 4 23 92

    3 Cukup Baik 3 6 18

    4 Kurang Baik 2 1 2

    5 Sangat Tidak Baik 1 - -

    Jumlah 32 122 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

    Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 122, skor

    ideal (skor tertinggi) 160 (Jumlah pertanyaan dikalikan skor tertinggi dikalikan

    jumlah responden atau 1 x 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32

    responden, persentase tingkat pendidikan petani dalam pengkajian ini sebagai

    berikut : Tingkat Pendidikan =122160 × 100% = 76,25%

    Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 6.

    0 20 40 60 76,25 80 100

    Sangat Tidak

    Kurang Cukup Baik

    Baik

    Sangat Baik

    Baik

    Baik

    Gambar 6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani

    Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pendidikan

    petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori baik sebesar

    76,25 % atau berada pada tamatan SMA, Hal menunjukkan bahwa petani memiliki

    tingkat pendidikan yang mumpuni dan memiliki kesadaran akan pentingnya suatu

    perubahan.

    c. Pengalaman

    Pengalaman adalah lamanya seorang petani berkecimpung dalam suatu

    kegiatan usaha tani, Hal ini dapat berhubungan dengan adopsi petani terhadap suatu

    inovasi pertanian. Distribusi responden berdasarkan pengalaman petani disajiakan

    pada Tabel 16.

    40

  • Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman

    No Pengalaman(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 > 20 6 18,7

    2 16 – 20 5 15,6

    3 11 – 15 10 31,3

    4 6 – 10 11 34,4

    5 1 – 5 – –

    Jumlah 32 100

    Sumber : Analisis Data Primer (2019)

    Berdasakan Tabel 16 responden menurut pengalaman di Desa Suka Dame,

    tingkat pengalaman cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang

    memiliki tingkat pengalaman 6 – 10 Tahun sebesar 34,4 %, sedangkan responden

    dengan pengalaman 11 – 15 Tahun sebesar 31,3 % dan pali