pp hiponatremia

Upload: uga-mizen

Post on 12-Jul-2015

543 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Penurunan Kesadaran Akibat HiponatremiaOleh: RUGAIYAH 0508120 928 Pembimbing : Dr. Jazil Karimi Sp.PD.FINASIM

1

BAB ILatar belakang kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impul eferen dan aferen. Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan melihat reaksi pasien yang wajar terhadap stimulus visual, auditor maupun taktil. Penurunan kesadaran adalah suatu kondisi yang kompleks dengan gejala yang multiple yang dapat digambarkan sebagai perubahan tingkah laku atau respon yang abnormal.2

Tingkat kesadaran: Komposmentis Apatis Delirium Somnolen Sopor KomaSalah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale)3

Etiologi penurunan kesadaran 1.Intracranial/ stuktural : Trauma Vascular Infeksi Epilepsy dan hidrosephalus. 2.Penyebab metabolik Hipoksia Gangguan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia dll) Hipoglikemia Uremia Hepatic Keracunan Kelainan psikiatri

4

Penurunan kesadaran hiponatremia (kekurangan natrium) Na cairan kation utama dalam ektrasel. keseimbangan cairan dan elektolit. Hiponatremia merupakan kelainan elektrolit yang paling sering ditemukan dengan insiden 1,5 % dari semua kasus pediatrik di rumah sakit. Hiponatremia telah diobservasi pada 42,6% pasien pada rumah sakit yang menangani kasus akut di Singapura dan 30% pasien rawat rumah sakit pada penanganan akut di Rotterdam. Hiponatremia hampir sama pada pria dan wanita.5

Batasan MasalahReferat ini membahas tentang penurunan kesadaran akibat gangguan elektrolit kekurangan natrium (hiponatremia)

6

Tujuan Penulisan Untuk mengetahui gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit terutama hiponatremia Meningkatkan kemampuan dalam penulisan Memenuhi salah satu syarat kelulusan

Metode PenulisanTinjauan pustaka, literatur7

BAB II Tinjauan PustakaKeseimbangan cairan dan elektrolit Komposisi tubuh manusia dewasa : - zat padat : 40 % BB - zat cair : 60 % BB Zat cair bayi : < 1 tahun 80-85 % BB > 1 thn 70 -75% BB Cairan LK dewasa 50-60 % BB Cairan PR dewasa 50% BB8

Distribusi air dalam tubuh terdiri : cairan intrasel : 40 % BB cairan ekstrasel : 20 % BB Cairan ekstrasel terbagi dalam : cairan intravaskuler : 5 % BB cairan interstitial : 15 % BB cairan transeluler : 1 %

9

Hormon yg mengendalikan keseimbangan cairan dan elektrolit : - anti diuretik hormon (ADH) - aldosteron

10

Elektrolit - Kation - Anion Keseimbangan tercapai bila masuk & keluar sama utk setiap elektrolit. Penting karena : - pengaruhi scr langsung keseimbangan cairan - pengaruhi fungsi sel11

NATRIUM : - kation dominan di CES - NaCl & NaHCO3 - Normal Na CES : 136-142 mEq/l CIS : 10 mEq/l

Keseimbangan natrium yang terjadi dalam tubuh diatur oleh 2 mekanisme: Pengatur kadar natrium yang sudah tetap pada batas tertentu Keseimbangan antara natrium yang masuk dan keluar.12

KESEIMBANGAN KALIUM 99 % di CIS Konsentrasi di CES < Keseimbangan antara : 1. Masukan mell epitel digestif. 2. Keluaran mell urine

13

Kalsium Kalsium dapat dalam makanan dan minuman,80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake,besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, dan hipofisis.

14

Magnesium Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan untuk pertumbuhan 10 mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces. Karbonat Asam karbonat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal dan paru-paru dan sangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.

15

Proses pergerakan cairan dalam tubuh: 1. Osmosis 2. Difusi 3. Pompa Na, K Gangguan cairan dan elektrolit 1.Ketidakseimbangan volume 2.Ketidakseimbangan osmosis 3,ketidakseimbangan komposisi16

Hiponatremia suatu keadaan dengan kadar natrium serum yang kurang dari 135 mEq/L Dapat terjadi : 1. Kekurangan natrium (depletional) Ginjal Non ginjal.

17

2. Kelebihan cairan (dilutional) adanya suatu defek dalam ekskresi air bebas ginjal dengan asupan yang terus berlangsung Berkurangnya volume sirkulasi efektif, seperti gagal jantung kongestif, sindroma nefrotik, dan sirosis hepatis. SIADH Polidipsi psikogenik

18

Klasifikasi 1. Hiponatremia kronik 2. Hiponatremia akut. Gambaran klinis hiponatremia berkaitan dengan kecepatan penurunan konsentrasi Na serum Diagnosis berdasarkan anamnesis, tanda dan gejala klinik, dan pemeriksaan penunjang.19

Penanganan Tujuan penanganan hiponatremia: 1. Meningkatkan kadar natrium serum menjadi normal 2. mengatasi penyakit yang mendasari. Langkah yang dilakukan dalam pengobatan: perlu dibedakan hiponatremi akut dan kronik Hiponatremia akut - koreksi Na dilakukan secara cepat dgn larutan Na hipertonik intravena. - 0,5 x BB x delta Na20

Hiponatremia kronik Hiponatremia kronik, koreksi Na dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 meq/L setiap 1 jam, maksimal 10 meq/L dalam 24 jam. Bila delta Na sebesar 8 meq/L, dibutuhkan waktu pemberian selama 16 jam. Pembatasan asupan air sering efektif dalam menangani kasus-kasus SIADH dan menghilangkan penyebab pelepasan ADH Kasus kronik pada ADH ektopik dpt diberikan demeklosiklin.21

Keseimbangan asam basaAsam Asam satu atau lebih H+ yang dapat dilepaskan dalam larutan (donator proton). Dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolisme tubuh asam menguap dan tak menguap (volatile dan nonvolatile).22

BASA basa menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan (akseptor proton).

23

PENYANGGA mengurangi perubahan pH dalam larutan terdiri dari campuran asam lemah dan garam basanya (atau basa lemah dengan garam asamnya). CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

24

Empat pasang sistem penyangga: Bikarbonat/asam karbonat Binatrium/mononatrium fosfat Hemoglobin/oksihemoglobin (HbO2- dan HHbO2) Protein

25

Asidosis Metabolik Asidosis metabolik ditandai dg kadar ion-HCO3 diikuti tekanan parsil CO2 di dalam arteri.

Kadar ion-HCO3 24 meq/L dan kadar PCO2 40 mmHg dengan kadar ion-H sebesar 40 nanomol/L.

26

Etiologi mengkonsumsi asam atau bahan yang diubah menjadi asam. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.

27

Asidosis metabolik dapat ditemui pada keadaan-keadaan: Gagal ginjal Asidosis tubulus renalis Ketoasidosis diabetikum Asidosis laktat Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare

28

Gejala Klinis dan Diagnosis cendrung kabur dan dapat asimtomatik, kecuali jika HCO3- serum 15 meq/L. 1 Pernapasan Kussmaul. Menunjukkan kompensatorik

29

pH lebih dari 7,1: Rasa lelah (fetique) hingga koma. Mual/muntah Sesak napas (Kussmaull) Nyeri perut Nyeri tulang

30

pH kurang dari atau sama dg 7,1: Gejala pada pH > 7,1 penurunan kontraktilitas jantung, efek inotropik negatif, aritmia Konstriksi vena perifer Dilatasi arteri perifer (penurunan resistensi perifer), hipotensi penurunan tekanan darah Aliran darah ke hati menurun Konstriksi pembuluh darah paru (pertukaran CO2 terganggu)

Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis, pastikan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap pH, PaCO2 dan HCO3-.

32

Penatalaksanaan Koreksi = pemberian larutan Na-bikarbonat, ketahui kebutuhan bikarbonat pasien.

RL, pilihan perbaiki keadaan asidosis metabolik dg selisih anion normal serta kekurangan volume cairan ekstraseluler yang sering menyertai. Natrium laktat dimetabolisme menjad NaHCO3-, asidosis diperbaiki

Alkalosis Metabolik Alkalosis metabolik ditandai dg kadar ionHCO3 diikuti tekanan parsil CO2 di dalam arteri.

Kenaikan kadar HCO3 sebesar 1 meq/L akan menyebabkan kenaikan PCO2 sebesar 0,7 mmHg

Etiologi Asupan basa yang berlebihan (misalnya : soda bikarbonat, antasida alkalis dimakan) Kehilangan asam (muntah atau pengosongan lambung). Meningkatnya kehilangan bikarbonat melalui ginjal (hiperaldosteronisme)

Gejala Klinis Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik. Riwayat muntah, NGT, diuretik

Diagnosis berdasarkan riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan pH plasma meningkat diatas 7,45 dan HCO3- lebih dari 26 meq/L. PaCO2 normal atau sedikit meningkat.

Penatalaksanaanberdasarkan etiologi maupun gejala klinis Bila deplesi volume cairan tubuh, normalkan volume plasma dg pemberian NaCl isotonis. Bila hipokalemi, koreksi Kalium dalam plasma. Bila Hipokloremi, koreksi klorida dengan pemberian NaCl isotonis. Bila pemberian bikarbonat berlebihan, stop pemberian bikarbonat.

Asidosis Respiratorik keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan CO2 akibat fungsi paru-paru yang buruk atau pernapasan yang lambat.

terkumpul CO2, pH darah turun dan menjadi asam. Tingginya CO2 merangsang otak yang mengatur pernapasan, sehingga pernapasan cepat dan lebih dalam

Etiologi sedasi, terutama dengan opiat, sedatif, anastetik (akut) terapi hiperkapnea kronik henti jantung apnea saat tidur kelemahan otot pernapasan, ,misalnya sindrom GuillainBarre, poliomielitis atau miastenia gravis. Deformitas rongga dada: kifoskoliosis. Cedera dinding dada: patah tulang iga. penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) berat. Emfisema, Bronkitis kronis, Pneumonia berat, Edema pulmoner, Asma

Gejala Klinis dan Diagnosis Tanda dan gejala klinis retensi CO2 tidak khas dan pada umumnya tidak mencerminkan kadar PCO2. Penumpukan CO2 = denyut nadi , edema papil, mioklunus (kedutan otot). bila kronis kompensasi ginjal peningkatan konsentrasi bikarbonat dalam darah

Diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis, dan dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap pH, PaCO2 dan HCO3-.

PenatalaksanaanTerapi meliputi perbaikan gangguan pernapasan, stimulan pernapasan jarang digunakan Pasien dg gagal napas akut, pengguanaan ventilasi buatan dapat menjadi pilihan

Alkalosis Respiratorik pernapasan yang cepat dan dalam, sehingga CO2 darah menjadi rendah.

Penurunan primer dari PCO2 (hipokapnea), sehingga terjadi pH. Kompensasi ginjal ekskresi H+ dengan akibat lebih sedikit absorpsi HCO3-

Etiologi Respon terhadap hipovolemia atau hipoksia jaringan. Hiperventilasi, misalnya pada serangan panik. Ventilasi buatan yang terlalu banyak

dilakukan.

Gejala Klinis dan DiagnosisPenurunan CO2 dan peningkatan pH berhubungan dg kalsium terionisasi, gejala berupa parestesia perifer. kepala terasa ringan dan spasme karpopeal.

Penatalaksanaanbertujuan mengoreksi hipoksemia dan faktor penyebab memperlambat pernapasan. kecemasan, memperlambat pernapasan rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan napas dalam kantung kertas menahan napasnya selama mungkin, kemudian menarik napas dangka

Gangguan AsanBasa Campuran ggn asam-basa tidak disertai respon kompensasi yang memadai ggn asam basa campuran. Ditemukan dua atau lebih penyebab dasar

BAB IIISimpulan Penurunan kesadaran adalah suatu kondisi yang komplek dengan gejala yang multiple yang dapat digambarkan sebagai perubahan tingkah laku atau respon yang abnormal. Etiologi penurunan kesadaran salah satunya adalah gangguan elektrolit yaitu hiponatremia (kekurangan natrium). Hiponatremia merupakan kelainan elektrolit yang paling sering ditemukan dengan insiden 1,5 % dari semua kasus pediatrik di rumah sakit. Hiponatremia telah diobservasi pada 42,6% pasien pada rumah sakit yang menangani kasus akut di Singapura dan 30% pasien rawat rumah sakit pada penanganan akut di Rotterdam.

Hiponatremia adalah suatu keadaan dengan kadar natrium serum yang kurang dari 135 mEq/L, etiologinya bisa karena kehilangan natrium maupun kelebihan cairan. Hiponatremia berdasarkan waktu terjadinya dibagi menjadi hiponatremia kronik dan akut. Penanganan hiponatremia dengan meningkatkan kadar serum natrium dan mengatasi penyakit yang mendasarinya. Pada beberapa penyakit,ditemukan hiponatremia disertai dengan gangguan asam basa ataupun sebaliknya. Secara umum ada 4 gangguan pada asam basa yaitu ; asidosis metabolik, alkalosis metabolik, asidosis respiratorik, dan alkalosis respiratorik.49

SaranDiperlukan pemahaman mengenai gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit terutama hiponatremia untuk melakukan diagnosis dan dalam upaya pengelolaan dan penatalaksanaanya secara cepat dan tepat. Perlu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit serta penggantian cairan dan elektrolit yang cepat setelah adanya pengeluaran cairan dan elektrolit