rehabilitasi psikososial terhadap orang...

106
REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: ICHSAN KURNIA NIM: 1113054100029 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 01-Sep-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG

DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) DI PANTI

SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3

JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

ICHSAN KURNIA

NIM: 1113054100029

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

i

Page 3: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

ii

Page 4: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

iii

Page 5: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

iv

ABSTRAK

Ichsan Kurnia

Rehabilitasi Psikososial Terhadap Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

Jakarta Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

proses rehabilitasi psikososial yang diberikan di Panti Sosial

Bina Laras Harapan Sentosa 3. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu peneliti

mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi dan

menganalisa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti adalah secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rehabilitasi

Psikososial di lakukan dengan baik sesuai dengan program-

program yang dilakukan oleh panti, sesuai juga dengan hasil

wawncara dan observasi yang peneliti lakukan. Kegiataan

Rehabilitasi Psikososial yang dilakukan disini adalah

bercakap-cakap dan kegiatan jalan-jalan disekitaraan panti

yang dimana diselingi dengan berkomunikasi dengan

masyarakat di sekitar panti. Dalam proses penerapannya

pekerja sosial melakukan peran tersebut sesuai dengan

tahapan pelayanan yang sudah diatur dalam aturan panti

sosial. Sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Kata Kunci : Rehabilitasi Psikososial

Page 6: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

v

REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG

DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) DI PANTI

SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3

JAKARTA BARAT

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ICHSAN KURNIA

NIM: 1113054100029

Dibawah Bimbingan

Lisma Dyawati Fuaida, M.Si.

NIP : 198005272007102001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS

ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS

ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

Page 7: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan nikmat yang tak terhingga kepada penulis, juga

memberikan kesehatan sehingga penulis mendapatkan

kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir dalam kuliah yaitu

skripsi yang berjudul “Rehabilitasi Psikososial Terhadap Orang

Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Lara

Harapan Sentosa 3 Jakarta Barat”. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

para sahabat, tabi‟in dan umat islam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan, sekalipun

penulis sudah berusaha untuk menyusun skripsi ini sebaik

mungkin. Karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah

SWT.

Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan,

motivasi, dan arahan serta saran terhadap penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan

segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, serta segenap jajaran Dekanat Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Page 8: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

vii

2. Ahmad Zaky, M.Si sebagai ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hj.

Nunung Khoriyah, MA selaku sekretaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah membantu membimbing dan

memberikan masukan serta support dalam menyelesaikan

skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

dan keikhlasan yang telah beliau curahkan.

4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pengajaran, dan bimbingan selama penulis

menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Kedua Orang tuaku, Ayahanda Tarmin dan Almarhumah

Ibunda Ani yang senantiasa mendo’akan, memberikan

dukungan tenaga dan semangat setiap harinya sehingga

penulis termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk Guruku, Ustadz H. Endang Husna Hadiawan yang

senantiasa memberikan dukungan dan do’a sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Segenap pihak Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

Jakarta Barat yang sudah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian serta telah berpartisipasi untuk

membantu penulis dalam pengumpulan informasi untuk

penyelesaian skripsi ini.

Page 9: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

viii

8. Kakuku tercinta Iqbal Priyadi dan Sefty Fadriyah yang

selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepada

penulis.

9. Eko Radityo, Ari Herlangga, Erby Eko, dan Lisda Nur

Asiah, yang merupakan sahabat terbaik yang selalu

memberikan support, kritik dan masukan kepada penulis.

Serta meluangkan waktunya untuk menghibur penulis

dikala jenuh dalam menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013, yang telah memberikan warna

selama menjalankan perkuliahan dan berjuang bersama-

sama untuk mendapatkan gelar sarjana strata 1.

11. Untuk kawan-kawan The Kubs , yang tidak lain adalah

Radit, Ari, Erby, Nurman, Sahri, Agung, Agik dan

Ridwan. Mereka adalah kawan-kawan selalu menemani

penulis di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih atas canda dan tawa, nasehat, dukungan

serta doa kalian untuk proses penyelesaian skripsi penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi

dan perkuliahan.

Ichsan Kurnia

1113054100029

Page 10: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Maslah ......................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 7

D. Metodologi Penelitian ............................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ........................................................ 18

F. Sistematika Penulisan ................................................ 21

BAB II KERANGKA TEORI ................................................ 22

A. Rehabilitasi Psikosial ................................................. 22

1. Pengertian Rehabilitasi Psikosisial ...................... 22

2. Prinsip-prinsip rehabilitasi psikososial ................ 24

3. Faktor- Faktor Psikososial.................................... 25

4. Tahapan Perkembangan Psikososial .................... 27

Page 11: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

x

5. Permasalahan Psikososial .................................... 32

B. Gangguan Jiwa ........................................................... 42

1. Definisi Gangguan Jiwa ....................................... 42

2. Faktor Yang Menyebabkan Gagguan Jiwa .......... 42

3. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa ........................ 45

C. Keranga Berpikir Penelitian ....................................... 49

BAB III GAMBARAN UMUM ........................................... 50

A. Sejarah Singkat........................................................... 50

B. Visi dan Misi .............................................................. 51

C. Struktur Organisas ...................................................... 52

D. Dasar Hukum ............................................................. 53

E. Tahapan Pelayanan Sosial .......................................... 53

F. Tujuan Pelayanan ....................................................... 54

G. Ruang Lingkup Pelayanan ......................................... 55

H. Sasaran dan Kriteria Warga Binaan Sosial ................ 55

I. Sarana Panti Sosial ..................................................... 56

J. Sumber Daya Manusia ............................................... 57

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................. 58

A. Data Informan ............................................................ 58

B. Tahapan Pelayanan Sosial .......................................... 59

Page 12: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

xi

C. Rehabilitasi Psikososial .............................................. 63

D. Prinsip-prinsip Rehabilitasi Psikososial ..................... 65

BAB V PEMBAHASAN ....................................................... 69

BAB VI Kesimpulan dan Saran ............................................. 76

a. Kesimpulan ................................................................ 76

b. Saran ........................................................................... 77

Daftar Pustaka ........................................................................ 78

Lampiran ............................................................................... 80

Page 13: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan Tuhan dengan kesempurnaan

baik segi jasmani maupun rohani, sehingga manusia

berupaya menjaga kesehatan jasmani maupun rohani agar

sehat sehingga terhindar dari penyakit. Kesehatan

merupakan aset terpenting, oleh karena itu tidak

mengherankan jika manusia yang merasakan sakit akan

terus berusaha berobat demi mendapatkan kesehatannya

kembali.

Menurut WHO (World Health Organization) sehat

adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental, tidak

hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kebalikan

dari sehat adalah sakit atau penyakit. Sakit atau penyakit

adalah suatu penyimpangan yang simtomnya diketahui

melalui diagnosis. Sehat dan sakit adalah keadaan

biopsikososial yang menyatu dengan kehidupan

manusia.(Latipun 2005, 8)

Page 14: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

2

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan

menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup

produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut pengertian

tersebut maka kesehatan harus dilihat sebagai satu

kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental

dan sosial yang berkontribusi membentuk suatu

kemungkinan untuk seseorang produktif dalam kehidupan

sosial dan ekonominya.

Berbicara mengenai kesehatan adalah yang sangat

penting karena kesehatan merupakan elemen yang sangat

penting dalam kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh

manusia.

Jika kita mengamati kehidupan ini, semua orang

pasti pernah merasakan sakit. Salah satu penyakit yang

mengganggu kesehatan manusia adalah mengenai

gangguan jiwa. Berbicara mengenai gangguan jiwa

menurut beberapa pandangan orang merupakan hal yang

masih asing terdengar ditelinga, bahkan menurut sebagian

Page 15: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

3

orang merupakan sesuatu yang menakutkan jika melihat

orang dengan gangguan jiwa.

Namun hal semacam ini terjadi baik di kota

maupun desa. Gangguan jiwa di daerah perkotaan dan

pedesaan hampir sama, sudah menjadi kepercayaan di

dalam masyarakat bahwa gangguan jiwa bukanlah suatu

penyakit. Melainkan karena dibawa oleh tenaga

supranatural atau karena suatu kutukan, hal inilah yang

akhirnya membawa mereka mencari pertolongan kepada

dukun bahkan sampai melakukan pasung dan lain-lainnya.

Masyarakat sering menyamakan arti ganguan jiwa dengan

gila dan susah mencari obat, sehingga masyarakat

beranggapan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan

secara medis.

Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami

peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di

berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa

bertambah. Berdasarkan data dari World Health

Organisasi (WHO), ada sekitar 450 juta orang di dunia

yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan

Page 16: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

4

setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami

masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa

yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang

sangat serius.

Berdasarkan hasil penelitian prevalensi (angka

kasakitan) masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar

6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan

dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa (

RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga

kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5

juta orang.

Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas

15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti

terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang

menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut

diketahui bahwa 11,6% penduduk Indonesia mengalami

masalah gangguan mental emosional. Sedangkan pada

tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7

juta.

Page 17: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

5

Berdasarkan data penelitian di atas menyatakan

bahwa penderita gangguan jiwa dari tahun ketahun

meningkat jumlahnya, baik itu ganguan jiwa ringan,

sedang, maupun berat. Penderita gangguan jia tidak

mengenal usia baik remaja, dewasa bahkan lanjut usia

dapat mengalami masalah gangguan jiwa.

Dalam perkembangannya, sebagian dari

masyarakat sudah mulai menyadari bahwa penyakit ini

bukanlah disebabkan karena kutukan, melainkan oleh

beberapa faktor yang mempengaruhi pikirannya, sehingga

tidak heran jika masyarakat mulai mengakses rumah sakit

sebagai tempat rujukan. Guna mengatasi masalah

gangguan jiwa, bukan hanya dengan penyembuhan secara

fisik melainkan juga butuh penanganan secara preventif,

terapi, serta rehabilitasi.

Salah satu Panti Sosial yang melakukan

rehabilitasi psikososial ialah Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3 Jakarta Barat. Rehabilitasi psikososial

merujuk lebih khusus pada restorasi fungsi psikologis dan

Page 18: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

6

sosial dan paling sering digunakan dalam konteks

penyakit mental. Ini didasarkan pada dua prinsip inti :

• Orang termotivasi untuk mencapai kemandirian dan

kepercayaan diri melalui penguasaan dan kompetensi.

• Orang mampu belajar dan beradaptasi untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan.

Adapun ruang lingkup pelayanan yang dimiliki Panti Sosial Bina

Laras Sentosa 3, diantaranya: Symptom

Management (Manajemen Gejala), Medication Management

(Manajemen Pengobataan), Basic Conversational

Skills (Keterampilan Percakapan Dasar), Community Re-

integration (Reintegrasi Ke-Masyarakat).

Dengan rehabilitasi psikososial ini dimaksudkan agar

peserta rehabilitasi dapat kembali adaptif bersosialisasi dalam

lingkungan sosialnya. Program rehabilitasi psikososial

merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat (reentry

program). Oleh karena itu mereka perlu dibekali dengan

pendidikan dan keterampilan misalnya berbagai kursus ataupun

rehabilitasi. Dengan demikian diharapkan mereka dapat kembali

secara optimal di lingkungan dengan mengembangkan

kemampuannya dan bisa beradaptasi dengan perubahan di

lingkungan.

Page 19: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

7

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti dalam sebuah penulisan skripsi dengan judul

“Rehabilitasi Psikososial Terhadap Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

Jakarta Barat.”

B. Pembatasan dan Perumusan Maslah

1. Pembatasan Masalah

Dalam Hal Pembatasan Masalah penelitian skripsi ini

untuk lebih menjelaskan dan lebih memberikan arah yang tepat

dalam pembahasan skrispsi ini, penulis membatsi penelitian ini

hanya pada ‘ Rehabilitasi Psikososial Terhadap Orang Dengan

Gangguan Jiwa di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

Jakarta Barat’.

2. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini:

a) Bagaimana proses rehabilitasi psikososial yang diberikan

di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3?

b) Bagaimana pengaruh rehabilitasi psikososial terhadap

WBS yang diberikan Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 3?

Page 20: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

a) Mendeskripsikan proses rehabilitasi psikososial di Panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3.

b) Mendeskripsikan pengaruh yang ada saat rehabilitasi

psikososial yang diberikan oleh Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3.

2. Manfaat penelitian

a) Manfaat Akademis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diharapkan

penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan

meningkatkan wawasan akademi dalam bidang kesejahteraan

sosial khususnya yang terkait dengan rehabilitasi psikososial

untuk orang dengan gangguan jiwa.

b) Manfaat Praktis

1) Menginformasikan hasil yang dicapai dari rehabilitasi

psikososial bagiorang dengan gangguan jiwa diPanti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3.

Page 21: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

9

2) Memberikan pemahaman dan masukan untuk penelitian-

penelitian lebih lanjut dan juga praktisi di lembaga.

D. Metodologi Penelitian

1.Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang saya gunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme.

Filsafat ini sering disebut sebagai paradigma interpretif dan

konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai suatu yang

utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala

bersifat interaktif (timbal balik).

Penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian yang

dilakukan pada kondisi alamiah dengan berlandaskan pada

paradigma post-positivisme, yang lebih ditujukan untuk

mengungkap makna dari pandangan subjek yang diteliti untuk

mendapatkan pemahaman tentang fenomena yang diteliti secara

luas, menyeluruh, dan mendalam, bukan ditujukan untuk mencari

generalisasi (Sugiyono: 2009) (Rustanto 2015, 8).

Page 22: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

10

2. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat

memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya,

data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah staff

klinis dan klien dari Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3, Jakarta

Barat.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh sumber-sumber

infomasi baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya

maupun gambar atau benda yang berkaitan dengan penelitian.

Data sekunder ini peneliti dapatkan dari Panti Sosial Bina Laras

Sentosa 3, website Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3, media

masa, dan lain-lain.

Page 23: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

11

3. Teknik Pemilihan Informan

Menurut Sugiyono, purposive sampling adalah teknik

untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa

pertimbangan tertentu bertujuan agar data yang diperoleh

nantinya bisa lebih representatif. Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah klien dan pekerja sosial yang

ada di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3.

Sedangkan objek penelitian ini adalah rehabilitasi

psikososial untuk orang dengan gangguan jiwa di Panti Sosial

Bina Laras Sentosa 3 Jakarta Barat. Dalam memilih subjek

penelitian ini, penulis menggunakan pengambilan informan

menggunakan purposive sampling yaitu peneliti sudah

mempunyai informan yang dituju untuk membantu melakukan

penelitian ini.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

purposive sampling yang diberikan keleluasaan kepada peneliti

dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian,

yang terpenting disini bukanlah jumlah informan, melainkan

potensi diri tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis

Page 24: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

12

yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.(Nanang Martono

2011)

Purposive sampling juga merupakan teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi sebelumnya peneliti

sudah melakukan perencanaan yang menjadi informan dalam

penelitian yang sesuai dengan penelitian ini. Berikut ini jumlah

informan yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan

dalam penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara :

a. Wawancara

Wawancara mendalam (in-dept, intensive

interview). dalam hal ini seharusnya peneliti

mempelajari teknik wawancara agar bisa dilakukan

wawancara secara mendalam. Teknik ini menuntut

peneliti untuk mampu bertanya sebanyak-banyaknya

dengan perolehan jenis data terntentu sehhingga

diperoleh data atau informasi yang rinci.

Page 25: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

13

Melakukan wawancara mendalam berarti

menggali informasi atau data sebanyak-banyaknya dari

responden atau informan. Agar informasi yang detail

diperoleh, peneliti hendaknya berusaha mengetahui,

menguasai sebelumnya tentang topik penelitiannya.

Sebelum wawancara peneliti menyiapkan

pedoman wawancara yang berhubungan dengan

keterangan yang ingin digali. Adapun hal yang

diwawancarai adalah seputar proses rehabilitasi

psikososial untuk pasien gangguan jiwa dan hasil yang

didapat setelah melakukan rehabilitasi psikososial.

Dalam hal ini peneliti menggunakan bahasa Indonesia

dalam mewawancarai responden, yaitu para klien, staff

klinis, dan pekerja sosial.

No Nama Jenis

Kelamin

Pekerjaan Waktu

Penelitian

Tempat Penelitian

1. Dwi Pasetyo

Utomo

Laki-laki Pekerja Sosial

30/05/20

Via WhatsApp

2. Netty Rumanti Perempua

n

Pekerja

Sosial

28/05/20

Via WhatsApp

1.1.Data Informan

Page 26: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

14

b. Observasi

Dengan teknik ini (termasuk wawancara) peneliti

harus berusaha dapat diterima sebagai warga atau

orang dalam para responden, karena teknik ini

memerlukan hilangnya kecurigaan para subjek

penelitian terhadap kehadiran peneliti.

Observasi, berarti peneliti melihat dan

mendengarkan (termasuk menggunakan tiga indera

yang lain, jika terjadi) apa yang dilakukan dan

dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari baik sebelum,

menjelang, ketika dan sesudahnya. Aktivitas yang

diamati terutama yang berkaitan dengan konsep-kunci

penelitian, tanpa melakukan intervensi atau memberi

stimuli pada aktivitas subjek penelitian.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data

tentang proses rehabilitasi psikososial untuk orang

dengan gangguan jiwa dan hasil rehabilitasi psikososial

di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3.

Page 27: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

15

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan

perlengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara.(Gunawan 2013)

Teknik dokumentasi yang berupa informasi yang

berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau

organisasi maupun perorangan.

Peneliti berusaha mengumpulkan, membaca, dan

mempelajari berbagai bentuk data tertulis yang ada

dilapangan serta data-data lain yang didapat dari buku,

majalah, surat kabar, artikel, kliping, dan lain-lain.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang diambil oleh penulis yaitu Panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3.

c) Waktu Penelitian

Page 28: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

16

Waktu penelitian yang dilakukan penulis berlangsung

selama enam bulan dimulai dari bulan Januari 2020 sampai bulan

Juni 2020.

6. Analisa Data

Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola.

Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu

untuk menetapkan bagian- bagiannya, hubungan antar kajian dan

hubungannya terhadap keseluruhan. Artinya, semua analisis

kualitatif akan mencakup penelusuran data, melalui catatan-

catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola

budaya yang dikaji oleh penelit.

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif, data

yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan tersebut

dideskripsikan dalam bentuk uraian. Setelah data terkumpul dan

informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan

penelitian, maka selanjutnya peneliti melaksanakan analisis

terhadap data dan informasi tersebut. Dalam menulis data

tersebut, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu

mendeskrpsikan hasil temuan penelitian secara sistematik, faktual

Page 29: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

17

dan akurat yang disertai dengan petikan wawancara yang akan

dipaparkan oleh peneliti.

7. Teknik Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini

memiliki kriteria yaitu, Dilakukan dengan membandingkan dan

mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode

kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari

perbandingan yang diharapkan adalah berupakesamaan atau

alasan-alasan terjadinya perbedaan.(Bungin 2013)

8. Teknik Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini maka

penulis mengacu pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta Nomor 507 tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta.

Page 30: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

18

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka

terhadap beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian. Adapun penelitian tersebut

diantaranya:

a. “Rehabilitasi Sosial Untuk Penyalahgunaan Napza di

Yayasan Karya Peduli Kita Tangerang Selatan” oleh Raudhotul

Firdha, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Program Studi

Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Yang membedakan dengan skripsi peneliti adalah subjek

penelitiannya adalah klien dari Panti Sosial Bina Laras 3.

Sedangkan objek penelitian adalah mengetahui pengaruh

rehabilitasi psikososial yang diberikan Panti Sosial Bina Laras 3.

b. Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan

Narkoba Di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar

Selatan, Jakarta Timur. Disusun oleh Jovendra Aliansyah, jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 31: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

19

Yang membedakan dengan skripsi peneliti adalah subjek

penelitiannya adalah klien dari Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 3. Sedangkan objek penelitian adalah mengetahui

proses rehabilitasi psikososial yang diberikan Panti Sosial Bina

Laras 3 untuk pasien gangguan jiwa dan juga pengaruh

rehabilitasi psikososial yang diberikan Panti Sosial Bina Laras

3.

G. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan; pada bab ini peneliti menuliskan

tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II: Kerangka teori; Pada bab ini memuat didalamnya

landasan teori, dan kerangka pemikiran

teoritis. Landasan teori yang digunakan

merupakan teori-teori yang berkaitan

Page 32: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

20

dengan Rehabilitasi Psikososial dan

Gangguan Jiwa.

BAB III :Gambaran umum; mendeskripsikan Panti Sosial

Bina Laras Harapan Sentosa 3 terdiri dari

sejarah singkat lembaga, identitas lembaga,

visi dan misi lembaga, program lembaga,

sumber daya manusia, sarana dan

prasarana.

BAB IV : Temuan Analisis; Pada bab ini peneliti

menguraikan analisa hasil penelitian

meliputi gambaran umum objek

penelitian, analisis data dan

pembahasan hasil penelitian tentang

Rehabilitasi Psikososial Terhadap

Pasien Gangguan Jiwa Panti Sosial

Bina Laras Harapan Sentosa 3.

BAB V: Pembahasan; Pada bab ini, peneliti akan

menjelaskan mengenai uraian pembahasan

mengenai permasalahan yang diangkat

Page 33: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

21

dalam penelitian ini seperti teori dalam

melakukan penelitian tersebut.

BAB VI: Penutup; Bab terakhir yang menguraikan

tentang kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah didapat dan disertakan saran-

saran yang diajukan pihak terkait sebagai

bentuk dari hasil penelitian dalam masalah

ini.

Page 34: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

22

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Rehabilitasi Psikosial

1. Pengertian Rehabilitasi Psikosisial

Rehabilitasi Psikososial adalah suatu pelayanan

berupa strategi yang memfasilitasi peluang-peluang yang

ada dalam individu dengan masalah kesehatan jiwa

sehingga bisa berfungsi secara optimal di lingkungan

dengan mengembangkan kemampuannya dan bisa

beradaptasi dengan perubahan di lingkungan. Rehabilitasi

mengacu secara luas pada pemulihan fungsi dan

digunakan secara luas dibidang kesehatan.

Rehabilitasi psikososial merujuk lebih khusus

pada restorasi fungsi psikologis dan sosial dan paling

sering digunakan dalam konteks penyakit mental.(Meehan

2007, 9). Ini didasarkan pada dua prinsip :

• Orang termotivasi untuk mencapai kemandirian dan

kepercayaan diri melalui penguasaan dan kompetensi.

Page 35: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

23

• Orang mampu belajar dan beradaptasi untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan.

Kebutuhan psikososial mencangkup cara

seseorang berfikir dan merasa mengenal dirinya dengan

orang lain, keamanan dirinya dan orang- orang yang

bermakna baginya, hubungan dengan orang lain dan

lingkungan sekitarnya serta pemahaman dan reaksinya

terhadap kejadian-kejadian disekitarnya.(Meinarno 2012,

11)

Psikososial merupakan istilah yang digunakan

untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial

seseorang dengan kesehatan mental atau emosionalnya

yang melibatkan aspek psikologis dan sosial. Dalam

beberap Sebagai hasil dari identifikasi awalnya dengan

casework, adalah teori psikososial yang paling

diidentifikasikan secara dekat dengan pemikiran

psikoanalitik dan perkembangan selanjutnya dengan

psikologi ego.

Teori psikososial berusaha mempertahankan

identifikasi “orang-dalam-situasi” sementara pada waktu

Page 36: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

24

yang sama mengadopsi dari pemikiran psikoanalitik

konsep-konsep tersebut konteks dan strategi-strategi

terapeutik yang sesuai dengan tugas pekerja

sosial.(Greene 2009, 168)

2. Prinsip-prinsip rehabilitasi psikososial

a. Semua orang memiliki kapasitas yang kurang

dimanfaatkan, yang harus dikembangkan

b. Semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan (sosial, kejuruan, pendidikan,

interpersonal dan lain-lain)

c. Orang-orang memiliki hak dan tanggung jawab

untuk menentukan nasib sendiri

d. Layanan harus disediakan dalam lingkungan yang

dinormalisasi

e. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda untuk

setiap individu

f. Staf harus memiliki komitmen yang dalam

g. Perawatan diberikan dalam lingkungan yang intim

tanpa perisai profesional dan otoritatif

h. Strategi intervensi krisis telah tersedia

i. Badan dan struktur lingkungan tersedia untuk

memberikan dukungan

Page 37: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

25

j. Mengubah lingkungan (mendidik masyarakat dan

menata kembali lingkungan untuk merawat

penderita cacat mental)

k. Tidak ada batasan partisipasi

l. Proses yang berpusat pada pekerjaan

m. Ada penekanan pada model perawatan sosial dari

pada model medis

n. Penekanan pada kekuatan klien dan bukan pada

patologi

o. Penekanan ada di sini dan sekarang dari pada

masalah dari masa lalu.(Meehan 2007, 10)

3. Faktor- Faktor Psikososial

Faktor-faktor psikososial antara lain:(Soetjiningsih 1998,

9)

a. Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang paling penting

dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapatkan

stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak

mendapat stimulasi.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini,

dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk

Page 38: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

26

belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh,

buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.

c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita

memberi ganjaran, misalnya pujian, ciuman, belaian,

tepuktangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan

menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk

mengulangi tingkah lakunya.

Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang

wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang

penting hukuman harus diberikan secara obyektif, disertai

pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan

hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan

terhadap anak.

Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang

tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri

pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian

anak kelak kemudian hari.

d. Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan

dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan

yang adil dari orang tuanya. Agar kelak kemudian hari

menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan

kasih sayangnya pula kepada sesamanya.

Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara

berlebihan dan menjurus ke arah memanjakannya, maka

Page 39: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

27

akan menghambat bahkan mematikan perkembangan

kepribadian anak.

Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang

mandiri, pemboros, sombong dan kurang bisa menerima

kenyataan.

e. Kualitas interaksi anak-orang tua

Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua,

akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan

terbuka terhadap orang tuanya, sehingga komunikasi bisa

dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan

bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan

antara orang tua dan anak.

Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita

bersama anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari

interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan

masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi

kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling

menyayangi.

4. Tahapan Perkembangan Psikososial

Menurut Erik H. Erickson, fase-face perkembangan

psikososial dibagi dalam beberapa tahapan tertentu, yaitu

sebagai berikut :(Elizabeth B. Hurlock 1997, 25)

a. Kepercayaan dasar versus kecurigaan dasar (trust vs

mistrust)

Page 40: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

28

Masa bayi berlangsung antara 0-1 tahun. Pada

tahap ini anak mulai belajar percaya pada orang yang

ada di sekitarnya. Namun sebaliknya, pada tahap ini

pula anak dapat merasa tidak percaya pada orang lain,

menarik diri dari lingkungan masyarakat, dan

melakukan pengasingan diri.

Pemenuhan kebutuhan pada tahap ini cenderung

bersifat fisik, seperti pemenuhan kepuasan untuk

makan dan menghisap, rasa hangat dan nyaman, cinta

dan rasa aman. Semuapemenuhan ini akan

menimbulkan sebuah kepercayaan pada diri anak

terhadap orang lain.

Sebaliknya jika kepuasan ini tidak terpenuhi maka

akan mengakibatkan perasaan curiga, rasa takut, dan

tidak percaya pada orang lain. Hal ini ditandai dengan

perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.

b. Otonomi versus perasaan malu dan keragu-raguan

(autonomy vs shame& doubt)

Masa kanak-kanak permulaan yaitu berlangsung

pada usia 2-3 tahun yang menentuka tubuhnya

kemauan baik dan kemauan keras, anak

mempelajariapakah yang diharapkan dari dirinya,

apakah kewajiban dan hak-haknya yang disertai

pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya.

Inilah tahap saat berkembangnya kebebasan

pengungkapan diri dan sifat penuh kasih sayang, rasa

mampu mengendalikan diri yang pada akhirnya akan

Page 41: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

29

menimbulkan rasa percaya diri pada anak.

Konsekuensi apabila kepuasan pada tahap ini tidak

terpenuhi adalah anak akan menjadi individu yang

pemalu.

c. Inisiatif versus kesalahan (initiative vs guilt)

Masa bermain, berlangsung pada usia 4 tahun

sampai usia sekolah. Pada tahap ini anak mulai

belajar pada tingkat tertentu. Anak mulai

mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukannya. Namun sebaliknya, pada tahap ini pula

anak bisa merasa kurang percaya diri, pesimis, takut

salah. Perasaantakut salah ini muncul pada saat anak

melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang

yang lebih tua darinya. Selain itu, anak juga perlu

belajar untuk melakukan aktivitas yang tidak merusak

hak-hak orang lain.

d. Kerajinan versus inferioritas (industry vs inferiority)

Masa usia sekolah, berlangsung antara usia 6-12

tahun. Pada masa ini berkembang kemampuan berfikir

deduktif, disiplin diri, dan kemampuan berhubungan

dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan

meningkat.

Pada tahap ini anak mulai membangun rasa

bersaing dan ketekunan pada dirinya. Sebaliknya,

anak mungkin akan kehilangan harapan, merasa

cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

Anak mulai mendapatkan pengenalan melalui

Page 42: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

30

demonstrasi keterampilan dan produksi benda-benda

serta mengembangkan harga dirinya melalui suatu

pencapaian apa yang diinginkannya.

Tahap ini mendorong anak untuk memiliki

perasaan inferior,yaitu perasaan yang timbul akibat

adanya orang dewasa yang memandang usaha anak

untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui

manipulasi dianggap merupakan sesuatu yang bodoh

atau merupakan masalah.

e. Identitas versus kekacauan identitas (identity vs role

confusion)

Masa odolesen, berlangsung pada usia 12/13-20

tahun. selama masa ini individu mulai merasakan

suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan

bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk

memasuki suatu peranan yang berarti ditengah

masyarakat, entah peranan ini bersifat menyesuaikan

diri atau sifat memperbaharui.

Selain itu individu mulai menyadari sifat-sifat

yang melekat pada dirinya sendiri, seperti aneka

kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan-tujuan yang

dikejarnya di masa depan, kekuatan dan hasrat untuk

mengembngkan rasa identitas akan menyebabkan

kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan

tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.

f. Keintiman versus isolasi (intimacy vs isolation)

Page 43: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

31

Masa dewasa muda, berlangsung antara usia 20-24

tahun. Pada masa ini, mereka mengorientasikan

dirinya terhadap pekerjaan dan teman hidupnya.

Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan

kemampuan dan kesedian meleburkan diri dengan

orang lain, tanpa merasa takut kehilangan sesuatu

yang ada pada dirinya yang disebut intimasi.

Ketidakmampuan untuk masuk ke dalam

hubungan yang menyenangkan sert akrab dapat

menimbulkan hubungn sosial yang hampa dan

terisolasi atau tertutup (menutup diri).

g. Generativitas versus stagnasi

Masa dewasa tengah, berlangsung pada usia 25-45

tahun. Generativitas yang ditandai jika individu mulai

menunjukan perhatiannya terhadap apa yang

dihasilkan, ia mulai kreatif, produktif, dan peduli

terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan grjala negatif

yang dapat timbul adalah ia mulai merasa kurang

nyaman terhadap dirinya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia cenderung sangat

perhatian dengan dirinya baik dari segi penampilan

maupun cara bertindaknya dihadapan orang lain.

Orang dewasa ini sangat membutuhkan bimbingan

dari orang lain demi tercapainya cita-cita di masa

depan. Ia akan melakukan perenungan diri yang

mengarah pada stagnasi kehidupan.

Page 44: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

32

h. Integritas versus keputus-asaan

Masa usia tua, berlangsung diatas usia 65 tahun.

tahap ini merupakan tahap terakhir dimana individu

telah menjalani kehidupannya dan menerima

kehidupannya itu sebagai suatu yang berharga dan

unik. Masa ini disebut juga masa lansia.

Pada masa ini manusia telah dapat melihat ke

belakang dengan rasa puas dan sikap menerima

sebuah kematian. Resolusi (pencapaian) yang tidak

berhasil bisa menghasilkan perasaan putus asa karena

individu melihat kehidupan sebagai bagian dari

ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagagalan.

5. Permasalahan Psikososial

Masalah psikososial adalah masalah kejiwaan dan

kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik,

sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau

gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan

gangguan jiwa.

Masalah psikososial adalah setiap perubahan

dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikis

ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik

dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor

penyebab terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan

kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalah

kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial.

1. Masalah Psikososial Orang tua: Ansietas

Page 45: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

33

a). Pengertian Ansietas

Kata ansietas berasal dari bahasa Latin, angere,

yang berarti tercekik atau tercekat. Respon ansietas sering

kali tidak berkaitan dengan ancaman yang nyata, namun

tetap dapat membuat seseorang tidak mampu bertindak

atau bahkan menarik diri. Ansietas (kecemasan) adalah

kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya.(Said Az-zahroni Musfir 2005, 511)

Keadaan emosi ini tidak memilki obyek yang

spesifik. Anseitas dialami secara subyektif dan

dikomunikasikan secara interpersonal, ansietas berbeda

dengan rasa takut, yang merupakan penelian intelektual

terhadap bahaya. Kecemasan adalah kondisi jiwa yang

penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran dan ketakutan

akan apa yang mungkin terjadi.(Said Az-zahroni Musfir

2005, 512)

Lazarus mengatakan kecemasan merupakan suatu

respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan

dan diikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut.

Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi

seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak

menyenangkan yang sifatnya subyektif dan timbul karena

menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak

aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari

dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami

kecemasan.

Page 46: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

34

b). Jenis dan Tingkat Kecemasan

1. Jenis kecemasan

Sigmund freud sang pelopor psikoanalisis banyak

mengakaji tentang kecemasan ini, dalam kerangka

teorinya, kecemasan dipandang sebagai komponen utama

dan memegang peranan penting dalam dinamika

kepribadian seorang individu. Freud membagi kecemasan

kedalam tiga tipe yaitu kecemasan realitas, kecemasan

neurotik, dan kecemasan moral.

a. Kecemasan realitas atau objektif (reality or

objective anxiety)

Suatu kecemasan yang bersumber dari

adanya ketakutan terhadap ancaman atau bahaya-

bahaya nyata yang ada dilingkungan maupun

dunia luar.

b. Kecemasan neurotik (Neurotic Anxiety)

yaitu rasa takut, jangan-jangan , (insting

doron id) akan lepas dari kendali dan

menyebabkan dia berbuat sesuatu yang dapat

membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik

bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu

sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman

yang akan menimpanya jika suatu insting

dilepaskan.

c. Kecemasan moral (Moral Anxiety)

Kecemasan ini merupakan hasil dari

konflik antara Id dan superego. Secara dasar

Page 47: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

35

merupakan ketakutan akan suara hati individu

sendiri. Ketika individu termotivasi untuk

mengekspresikan implus instingtual yang

berlawanan dengan nilai moral yang termaksud

dalam superego individu itu maka ia akan merasa

malu atau bersalah.

2. Tingkat kecemasan

Semua orang pasti mengalami kecemasan pada

derajat tertentu, ada 4 tingkatan kecemasan yaitu:

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari. Tanda dan gejala antara lain: persepsi dan

perhatian meningkat, waspada, sadar akan stimulus

internal dan eksternal, mampu mengatasi masalah

secara efektif serta terjadi kemampuanbelajar.

Perubahan fisiologis ditandai dengan gelisah, sulit

tidur, hipersentif.

b. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang

memusatkan pada hal yang penting dan

mengesampingkan yang lain, sehingga individu

mengalami perhatian yang selektif, namun dapat

melakukan sesuatu yang lebih terarah.

Respon fisiologi: sering nafas pendek, nadi dan

tekanan darah naik, gelisah. Sedangkan respon

kognitif yaitu lahan persepsi menyempit, rangsangan

Page 48: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

36

luar tidak dapat diterima, berfokus pada apa yang

menjadi perhatian.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi

individu, individu cenderung untuk memusatkan

pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak

dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku

ditunjukan untuk mengurangi ketegangan.

Tanda dan gejala dari kecemasan berat yaitu:

persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang

detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat

berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah. Pada

tingkatan ini individu mengalami sakit kepala,

gemetar, insomnia. Secara emosi individu

mengalami ketakutan serta seluruh perhatian

terfokus pada dirinya.

d. Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan

dengan terpengarah, ketakutan dan teror. Karena

mengalami kehilangan kendali, individu yang

mengalami panik tidak dapat melakukan

sesuatubelajar. Perubahan fisiologis ditandai dengan

gelisah, sulit tidur, hipersentif.

3. Masalah Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya melalui

keefektifan sumber dan keluarga. Mencari sumber

Page 49: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

37

penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,

pengaturan penghasilan keluarga, serta menabung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Beban yang dirasakan

keluarga ketika memiliki anak tunagrahita berkaitan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi

fungsi ekonomi.

Keluarga akan dihinggapi perasaan cemas tentang

masa depan pembiayaan anak, terkait dengan

kemunduran produktivitas kepala keluarga dan

kekhawatiran bahwa anak tidak mampu berfungsi

optimal secara ekonomis, dikarenakan keterbatasan yang

dimilikinya.

Status Sosial-ekonomi (socioeconomic status atau

SES) merujuk pada kelompok orang-orang yang

memiliki pekerjaan, pendidikan, dan karakteristik

ekonomi yang kurang lebih sama. Individu yang berasal

dari SES yang berbeda memiliki tingkat kekuasaan,

pengaruh dan prestasi yang berbeda-beda. Beberapa

perbedaan status sosial-ekonomi yang terlihat secara

gamblang tergantung pada ukuran dan kompleksitas

komunitas. Sosial ekonomi rendahkadangkala

dideskripsikan sebagai orang yang memiliki penghasilan

rendah, kelas pekerja atau kerah biru.

Sementara sosial ekonomi menengah kadangkala

dideskripsikan sebagai orang yang memiliki penghasilan

menengah, memegang pekerjaan manajerial atau kerah

putih. Para profesional yang berada di puncak

Page 50: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

38

bidangnya, para eksekutif perusahaan tingkat tinggi,

para pemimpin politik, dan individu-individu yang kaya

adalah mereka yang digolongkan sebagai kategori sosial

ekonomi kelas atas.(Santrcok John 2007, 198)

Hoff, Laursen, & Tardif, mengemukakan bahwa

ditemukan perbedaan pengasuhan anak di antara

kelompok-kelompok sosial-ekonomi yang berbeda.

a. Orang tua yang memiliki sosial-ekonomi rendah

lebih mengusahakan agar anaknya meyesuaikan diri

terhadap ekspektasi sosial, mencipatakan atmosfir

rumah dimana orang tua memiliki otoritas yang jelas

terhadap anak-anak, lebih banyak menggunakan

hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak- anaknya,

dan komunikasi yang dilakukan kepada anak-

anaknya bersifat searah.

b. Orang tua yang memiliki sosial-ekonomi lebih tinggi

lebih mengusahakan agar anak-anaknya

mengembangkan inisiatif dan mampu

menundakepuasan, menciptakan lingkungan rumah

dimana anak-anak lebih ditempatkan sebagai

partisipan yang setara dan lebih banyak

mendiskusikan aturan-aturan yang akan

diberlakukan dibandingkan hanya sekedar

menetapkannya dengan otoriter, jarang

menggunakan hukuman fisik untukmenghukum, dan

lebih banyak melakukan komunikasi dua arah

dengan anak-anaknya.

Page 51: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

39

4. Masalah Menarik Diri Dari Lingkungan Sosial

a. Definisi menarik diri

Menurut Rawlins dan Heacock, menarik diri

merupakan suatu usaha seseorang untuk menghindari

interaksi dengan lingkungan sosial atau orang lain,

merasa kehilangan kedekatan dengan orang lain dan

tidak bisa berbagi pikiran dan perasaannya.

Sedangkan menurut Carpenito menarik diri adalah

keadaan dimana individu atau kelompok mengalami

atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk

meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi

tidak mampu untuk membuat kontak.

Kebanyakan orang tua yang memiliki anak

tunagrahita merasa malu dan tertekan dengan stigma

dari lingkungannya sehingga mereka cenderung

menyembunyikan anaknya. Orang tua menganggap

bahwa kondisi anaknya disebabkan karena

kecelakaan atau hukuman dari Tuhan sehingga orang

tua merasa tidak mampu, rendah diri gagal dan

berperilaku menghindari atau menarik diri dari

interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut

akan berdampakpada munculnya tugas maladaptif

sebagai orang tua.

b. Penyebab menarik diri

Page 52: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

40

Penyebab dari menarik diri adalah harga diri

rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri,

hilang kepercayaan diri, mersa gagal mencapai

keinginan, yang ditandai dengan adanya perasaan

malu terhadap diri sendiri, rasa bersalahterhadap diri

sendiri, gangguan hubungan sosial, percaya diri

kurang, dan juga dapat mencederai diri.(W.A.

Gerungan 1988, 114) Faktor predisposisi menarik

diri menurut Stuart GW :

1. Faktor perkembangan

Tiap gangguan dalam pencapaian tugas

perkembangan mempengaruhi respon sosial

maladafptif pada individu. Sistem keluarga yang

terganggu dapat berperan dalam perkembangan

respon sosial maladaptif.

2. Faktor biologis

Faktor grnrtik dapat berperan dalam respon

sosial maladaptif.

3. Faktor sosial kultural

Menarik diri merupakan faktor utama

dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari

transiensi norma yang tidak mendukung

pendekatan terhadap orang lain, atau tidak

menghargai anggota masyarakat yang kurang

produktif, seperti lanjut usia (lansia), anak

berkebutuhan khusus, dan penderita penyakit

kronis. Menarik diri dapat terjadi karena

Page 53: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

41

mengadopsi norma, perilaku dansistem nilai yang

berbeda dari yang dimilki budaya mayoritas.

c. Tanda dan gejala menarik diri Gejala subyektif:

1. Individu menceritakan perasaan kesepian atau

ditolak oleh orang lain.

2. Individu merasa tidak aman berada dengan orang

lain.

3. Responverbal kurang dan sangat singkat.

4. Individu mengatakan hubungan yang tidak

berarti dengan orang lain.

5. Individu merasakn bosan dan lambat

menghabiskan waktu.

6. Individu tidak dapat berkonsentrasi dan membuat

keputusan.

7. Individu merasa ditolak Gejala obyektif:

a. individu banyak diam dan tidak mau bicara.

b. Tidak mengikuti kegiatan.

c. Individu menyendiri .

d. Individu tampak sedih, kontak mata kurang

dan ekspresi datar.

e. Aktivitas menurun.

f. Kurang spontan.

g. Apatis (acuh terhadap lingkungan).

h. Ekspresi wajah kurang berseri.

i. Kurang energi (tenaga).

j. Rendah diri.

Page 54: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

42

B. Gangguan Jiwa

1. Definisi Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku

individu yang berkaitan dengan suatu gejala penderitaan

dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari

manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik,

gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan antara

dirinya sendiri dan juga masyarakat. (Maramis 2010)

Gangguan jiwa atau mental illnes adalah keadaan

dimana seseorang mengalami kesultan mengenai

persepsinya tentang kehidupan, hubungan dengan orang

lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan

jiwa merupakan suatu gangguan yang sama halnya

dengan gangguan jasmaniah lainnya, tetapi gangguan jiwa

bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti

rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa sakit jiwa.

Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana

seseorang mengalami gangguan dalam pikiran,perilaku,

dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk

sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang

bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan

hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai

manusia. (Budiono, 2010)

2. Faktor Yang Menyebabkan Gagguan Jiwa

Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa

terdapat pada unsur kejiwaan, biasanya tidak terdapat

penyebab tunggal, akan tetapi terdapat beberapa penyebab

Page 55: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

43

dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau

kebetulan terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan

kejiwaan.

Menurut Maramis dalam Buku Ajar Keperawatan

Jiwa, sumber penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan

atas :(Maramis 2010)

a. Faktor Somatik (Somatogenik),yaitu akibat gangguan

pada neuroanatomi, neurofisiologi,dan nerokimia,

termasuk tingkat kematangan dan perkembangan

organik, serta faktorpranatal dan perinatal.

b. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan

interaksi ibu dan anak, peranan ayah,persaingan antara

saudara kandung, hubungan dalam keluarga,pkerjaan,

permintaan masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi,

tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola

adaptasi juga akan mempengaruhi kemampuan untuk

menghadapi masalah. Apabila keadaan tersebut

kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan,

depresi, rasa malu, dan rasa bersalah yang berlebihan.

c. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan

keluarga, pola mengasuh anak, tingkat ekonomi,

perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang

meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan

kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh

mengenai keagamaan. Sedagangkan Menurut Faris

faktor-faktor penyebab gangguan jiwa diantaranya :

1. Usia

Page 56: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

44

Pada usia menginjak dewasa, dimana pada

usiaini merupakan usia yang produktif, dimana

seseorang dituntut untuk menghadapi dirinya

sendiri secara mandiri, masalah yang dihadapi

juga semakin banyak, bukan hanya masalah

dirinya sendiri tetapi juga harus memikirkan

anggota keluarganya.

2. Tidak bekerja

Tidak mempunyai pekerjaan

mengakibatkan seseorang tidak mempunyai

penghasilan dan gagal dalam menunjukan

aktualisasi dirinya, sehingga seseorang tidak

bekerja tdak mempunyai kegiatan dan

memungkinkan mengalami harga diri rendah yang

berdampak pada gangguan jiwa.

3. Kepribadian yang tertutup

Seseorang yang memiliki kepribadian

tertutup cenferung menyimpan permasalahannya

sendiri sehingga masalah yang dihadapi akan

semakin menumpuk. Hal ini yang membuat

seseorang tidak bisa menyelesaikan permasalahan

dan enggan mengungkapkan sehingga

menimbulkan depresi dan mengalami gagguan

jiwa.

4. Putus obat

Pada beberapa penelitian menunjukan

bahwa seseorang dengan gangguan jiwa harus

Page 57: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

45

minum obat seumur hidup, terkadang klien merasa

bosan, dan kurang pengetahuan akan

menghentikan minum obat dan merasa sudah

sembuh.

5. Pengalaman yang tidak menyenangkan

Pengalaman tidak menyenangkan yang

daialami misalnya adanya aniaya seksual, aniaya

fisik, dikucilkan oleh masyarakat atau kejadian

lain akan memicu seseorang mudah mengalami

ganguan jiwa

6. Konflik dengan teman atau keluarga

Seseorang yang memepunyai konflik

dengan keluarga misalnya karena harta warisan

juga dapat membuat seseorang mengalami

gangguan jiwa.

Konflik yang tidak terselesaikan dengan

teman atau keluarga akan memicu stressor yang

berlebihan. Apabila seseorang mengalami stressor

yang berlebihan namun mekanisme kopingnya

buruk, maka kemungkinan besar sesorang akan

mengalami gangguan jiwa.

3. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan

gangguan jiwa menurut Maramis diantaranya :(Maramis

2010)

a. Normal dan Abnormal

Page 58: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

46

Abnormal berarti menyimpang dari yang normal.

Seseuatu dikatakan abnormal apabila terdapat suat

norma, dan seseorang tersebut telah menyimpang dari

batas-batas norma.

b. Gangguan Kesadaran

Kesadaran mrupakan kemampuan individu dalam

mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya

serta dengan dirinya sendiri (melalui panca

inderanya).apabila kesadaran tersebut baik maka

orientasi (waktu, tempat, dan orang) dan pengertian

yang baik serta pemakaian informasi yang masuk

secara efektfif (melalui ingatan dan pertimbangan).

Kesadaran menurun adalah suatu keadaan dengan

kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang

berkurang secara keseluruhan (secara kwantitatif).

Kesadaran yang berubah atau tidak normal

merupakan kemampuan dalam mengadakan hubungan

dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu

dalam taraf tidak sesuai kenyataan.

c. Gangguan Ingatan

Ingatan berdasarkan tiga proses yaitu, pencatatan

atau regristasi (mencatat atau meregristasi sesuatu

pengalaman didalam susunan saraf pusat); penahanan

atau retensi (menyimpan atau menahan catatan

tersebut) ; dan pemanggilan kembali atau “recall”

(mengigat atau mengeluarkan kembali catatan itu).

Page 59: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

47

Gangguan ingatan terjadi apabila terdapat

gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga usnsur

diatas.

d. Gangguan Orientasi

Gangguan orientasi atau Disorientasi timbul

sebagai akibat gangguan kesadarandan dapat

menyangkut waktu, tempat, atau orang. Gangguan

Afek dan Emosi. Afek ialah nada perasaan,

menyenangkan atau tidak (seperti kebanggan,

kekecewaan, kasih sayang) yang menyertai suatu

pikiran dan biasanya bermanifestasi afek ke luar dan

disertai oleh banyak komponen fisiologik.

Emosi adalah manifestasi fek ke luar dan dsertai

oleh banyak komponen fisiologi dan berlansung relatif

tidak lama. Seseorang dikatakan telah mengalami

gangguan afek atau emosi yaitu dapat berupa depresi,

kecemasan, eforia, anhedonia, kesepian, kedangkalan,

labil, dan ambivalensi.

e. Gangguan Psikomotor

Psikomotor merupakan gerakan badan yang

dipengaruhi oleh keadaan jiwa, gangguan psikomotor

dapat berupa :

1). Hipokinesia atau hipoaktivitas : gerakan atau

aktivitas berkurang

2). Stupor Katatonic : reaksi terhadap lingkungan

sangat berkurang, gerakan dan aktivitas menjadi

sangat lambat.

Page 60: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

48

3). Katalepsi : mempertahankan posisi tubuh secara

kaku posisi badan tertentu.

4). Fleksibilitas serea : memetahankan posisi badan

yang dibuat padanya oleh orang lain.

5). Hiperkinesia : pergerakan atau aktivitas yang

berlebihan

6). Gaduh gelisah katatonik : aktivtas motorik yang

kelihatannya tidak bertujuan, yang berkali-kali dan

seakan- akan tidak dipengaruhi oelh rangsangan dari

luar

7). Berisikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap

atau posisi badan yang tidak wajar

8). Grimas : mimik yang aneh dan brulang- ulang

9.Stereotype : gerakan salah satu anggota badan yang

berkali- kali dan tidak bertujuan.

Page 61: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

49

C. Kerangka Berpikir Penelitian

Orang dengan Gangguan Jiwa

Prinsip Rehabilitasi Psikososial

hak dan tanggung jawab Manusia

Penilaian kebutuhan dan perawatan.

Semua orang dapat

dilengkapi dengan

keterampilan.

Membuat WBS memutuskan

atau mencari penyelesainnya.

Memberikan penangan WBS

Sendiri.

Memberikan keahlian serta

keterampilan WBS.

Program Rehabilitasi Psikososial Panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

Page 62: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

50

BAB III

GAMBARAN UMUM

PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3

A. Sejarah Singkat

Sejarah berdirinya Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 4 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta

bermula pada tahun 1972, dengan diterbitkannya Surat

Keputusan Gubernur Nomor CA 6/1/31972, sebagai Panti

yang menampung gelandangan dan Pengemis (gepeng)

sebagai tempat mempersiapkan calin-calon transmigran.

Berdasarkan SK Gubernur Nomor 736/1996,

tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti-panti Sosial di

lingkungan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, terjadi

perubahan sasaran Warga Binaan Sosial (WBS) menjadi

tempat penampungan penderita gangguan jiwa (Psikotik

terlantar), dengan kapasitas 100 orang dengan nama

Sasana Bina Laras Harapan Sentosa 3 yang berada di

bawah naungan PSBL HS 1.

Sejalan dengan era globalisasi yang membawa

dampak yang cukup signifikan terhadap meningkatnya

masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan akibat

Page 63: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

51

berbagai tekanan ekonomi sosial dan ekonomi. Sehingga

pada tahun 2010 Sasana Bina Laras Harapan Sentosa 3

berubah bentuk menjadi Sasana Bina Laras Harapan

Sentosa 4, berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Nomor 125 Tahun 2010, dengan daya tamping sebanyak

276 orang. Pada tahun 2012 gedung PSBL Harapan

Sentosa 4 dilakukan rehab total, sehingga kapasitasnya

menjadi 350 orang dengan sasaran pelayanan adalah WBS

Psikotik terlantar yang kooperatif.(Panti Sosial, 1)

B. Visi dan Misi

Berikut ini merupakan visi dan misi dari lembaga

yang bersangkutan.

a. Visi

Mengetaskan penyandang psikotik terlantar di

Provinsi DKI Jakarta, agar hidup layak normative

dan manusiawi.

b. Misi

1. Meningkatkan harkat, martabat serta kualitas

Warga Binaan Sosial, agar memiliki kemauan

dan kemampuan untuk mengembangkan fungsi

sosialnya.

2. Meningkatkan Sumber Daya Warga Binaan

Sosial menuju kemandirian.

Page 64: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

52

3. Meningkatkan prakarsa serta peran Aktif

Keluarga, masyarakat dalam memberikan

dukungan dalam proses penyembuhan.

4. Meningkatkan Profesionalisme Pekerjaan

Sosial dan Petugas Panti dalam pelayanan dan

Rehabilitasi Warga Binaan Sosial.

5. Meningkatkan kerjasama dengan Organisasi

Sosial Dunia.

C. Struktur Organisasi

Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

KEPALA PANTI

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KASATPEL

PELAYANAN SOSIAL

KASATPEL

PEMBINAAN SOSIAL

SUB KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

Page 65: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

53

D. Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial;

2. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan SOsial;

3. Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2011 tentang

Perlindungan Penyandang Disabilitas;

4. Peraturan Daerah No. 104 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan tata Kerja Dinas Sosial

5. Peraturan Gubernur No. 45 tahun 2010 tentang

Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar

Pelayanan Minimal Bidang Sosial;

6. Peraturan Gubernur No. 95 Tahun 2011 tentang

Pelayanan Kesehatan bagi Warga Binaan Sosial;

7. Peraturan Gubernur no. 300 Tahun 2014 tentang

Pembentukan Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa;

8. Peraturan Gubernur No. 18 Tahun 2014 tentang

Standar Pelayanan Sosial.(Panti Sosial, 2)

E. Tahapan Pelayanan Sosial Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3

1. Warga binaan sosial dapat berasal dari Panti Sosial

Bina Laras Harapan Sentosa 1 dan Panti Sosial Bina

Laras Harapan Sentosa 2

2. Pendekatan awal meliputi, obsevasi dan seleksi.

Page 66: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

54

3. Penerimaan meliputi, identifikasi, pemeriksaan

dokumen, tanda tangan berita acara serah terima,

registrasi, penjelasan program, penempatan dalam

panti.

4. Asesmen meliputi, pengungkapan dan pemahaman

masalah, penelaahan data warga binaan sosial,

identifikasi potensi dan sumber-sumber dari warga

binaan sosial dan keluarga, case conference, rencana

pelayanan.

5. Pembinaan meliputi, bimbingan (fisik, mental

spiritual, sosial, keterampilan, rekreasi, terapi musik,

aktifitas kehidupan sehari-hari), konsultasi (keluarga

dan psikologis).

6. Resosialisasi meliputi, silaturahmi dengan keluarga

dan masyarakat, memperkenalkan panti sosial dan

lembaga rujukan, mengikutsertaan warga binaan

sosial dalam kegiatan.

7. Penyaluran meliputi, persiapan dan pelaksanaan

(keluarga, instansi/lembaga, rujukan, masyarakat)

8. Bina lanjut meliputi, monitoring, konsultasi,

penguatan dan evaluasi.

F. Tujuan Pelayanan

Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Rehabilitasi

Sosial Penyandang Psikotik terlantar.

Page 67: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

55

G. Ruang Lingkup Pelayanan

1. Pengobatan penyakit fisik gangguan jiwa

2. Pelayanan makanan bergizi

3. Pelayanan kesehatan/olah raga

4. Konseling psikologis

5. Bimbingan mental keagamaan

6. Bimbingan sosial individu

7. Bimbingan sosial kelompok

8. Pelayanan konsultasi keluarga warga binaan sosial

9. Pelayanan terapi musik

10. Pelayanan keterampilan kerja

11. Pembahasan kasus

12. Pelayanan rekreasi dan kesenian

13. Penyaluran (ke keluarga, daerah asal, bekerja)

14. Pembinaan lanjut bagi warga binaan sosial yang

sudah disalurkan

15. Pelayanan informasi bagi masyarakat(Panti Sosial,

4)

H. Sasaran dan Kriteria Warga Binaan Sosial

1. Sasaran

Disabilitas psikotik terlantar

2. Kritreria

a. Psikotik terlantar

b. Warga DKI Jakarta dan sekitarnya

c. Laki-laki/perempuan

Page 68: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

56

d. Usia 17 sampai 65 tahun

e. Berasal dari keluarga tidak mampu

f. Mampu didik dan mampu latih

g. Mampu melaksanakan aktifitas untuk keperluan

dirinya

h. Rujukan dari Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 1 dan Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 2

I. Sarana Panti Sosial

1. Kantor

Tempat kerja kepala panti, Kasubag kepala seksi

dan staf

2. Aula

Ruang pertemuan/kegiatan

3. Ruang asrama

Ruang tidur warga binaan sosial terdiri dari 21 unit

4. Rumah petugas

Ruang petugas atau pramusosial terdiri dari 3 unit

5. Rumah dinas

Rumah pegawai atau staf terdiri dari 6 unit

6. Poliklinik

Ruang pengobatan

7. Ruang workshop

Ruang keterampilan terdiri dari 4 unit

8. Mushola

Bimbingan Agama Islam

Page 69: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

57

9. Dapur

Pengolahan bahan makanan

10. Isolasi

Tempat penampungan warga binaan sosial agresif

terdiri dari 2 unit

11. Ruang Laundry

Tempat cuci, jemur, dan setrika baju warga binaan

sosial

J. Sumber Daya Manusia

1. Dokter umum : 1 orang

2. Dokter jiwa : 1 orang

3. Psikolog : 1 orang

4. Pekerja sosial : 4 orang

5. Perawat : 2 orang

6. WBS : 490 orang

Page 70: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

58

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian di Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3. Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

merupakan panti sosial dibawah wewenang Dinas Sosial Provinsi

DKI Jakarta dengan sasaran WBS yaitu penderita gangguan jiwa

(Psikotik terlantar).

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang rehabilitasi

psikososial pada WBS yang dikaji berdasarkan hasil observasi

dan wawancara, peneliti juga akan menjelaskan mengenai

tahapan pelayanan sosial pada WBS yang dilakukan oleh pekerja

sosial, yang diawali pada tahap penerimaan dan rehabilitasi

psikososial yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pekerja sosial

sebagai informan dan observasi yang peneliti lakukan, Panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 adalah panti sosial di bawah

wewenang Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini yang

menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam

kategori ringan atau kluster tiga. Pengklusteran ini berdasarkan

dengan ISPDS. ISPDS adalah Instrumen Skrinning Psikotik

Dinas Sosial yang dibuat untuk pengklusteran di dinas

sosial. Karena sudah masuk dalam kategori ringan atau kluster

tiga WBS di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 sudah

akti dan komunikatif sehingga dapat berkomunikasi dengan baik

serta responsif. Selain mendapat pengobatan farmakoterapi dari

Page 71: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

59

psikiater di panti sosial ini juga diberikan keterampilan,

diantaranya adalah membuat mote-mote, pel, sapu dan keahlian

menyalon bagi perempuan.

Pekerja Sosial di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

berperan melakukan pelayanan sosial kepada WBS dimulai dari

penerimaan, rehabilitasi, hingga resosialisasi. Panti Sosial Bina

Laras Harapan Sentosa 3 mempunyai tujuan utama kepada WBS

yaitu untuk dapat memulangkan kembali WBS ke keluarganya

dengan dibekali dengan keterampilan dan juga WBS disini dapat

bersosialisai dilingkungan asalnya serta memebrikan WBS BPJS

serta obat rutin untuk tiga bulan bagi WBS yang bertempat

tinggal di luar kota dan obat rutin untuk satu bulan bagi WBS

yang bertempat tinggal di jakarta.

A. Tahapan Pelayanan Sosial

Pekerja sosial di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan sosial dan

rehabilitasi sosial terhadap WBS dan menyelenggarakan kegiatan

resosialisasi. Tahapan pelayanan sosial yang ada di Panti Sosial

Bina Laras Harapan Sentosa 3 yaitu :

1. Asal WBS

WBS di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa

3 ini berasal dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa

1 dan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2, Panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 tidak menerima

langsung ODGJ dari jalan atau diantar oleh warga. Karena

suadah ada prosedur yang mengaturnya.

Page 72: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

60

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Pak Dwi

sebagai Pekerja Sosial yaitu :

“ Asal WBS di sini itu rujukan dari PSBL 1 dan 2.

Jadi penerimaan WBS itu sudah ada prosudernya,

jadi tidak sembarang mengambil WBS dari

jalanan.”

Dan juga pernyataan Ibu Netty sebagai Pekerja Sosial,

yakni:

“Yaa hampir sebagian besar WBS itu berasal

dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1

dan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2.”

Pernyataan kedua pekerja sosial tersebut, selaras

dengan observasi yang dilakukan peneliti.

2. Pendekatan Awal

Pekerja Sosial pada tahapan pendekatan awal

melakukan observasi dan seleksi.

Observasi

Observasi merupakan tugas yang dilakukan oleh

pekerja sosial yaitu aktivitas mengamati terhadap

WBS dengan maksud mengamati dan kemudian

memahami perilaku dan sikap WBS, untuk

mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan

untuk melanjutkan pada tahapan selanjutnya.

Page 73: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

61

Seperti yang dilakukan oleh Pak Dwi, yang

menjabat sebagai peksos, menerangkan bahwa tugas

peksos diantaranya adalah melakukan observasi

terhadap WBS. Hal ini terungkap dalam penuturan

Pak Dwi, yaitu:

“ Observasi pada WBS yang kita lakukan disini

dengan cara mengamati dari apa yang kita lihat

seperti perilaku WBS lalu kita analisa apakah

WBS tersebut pasif atau aktif..”

Begitu pula dengan penuturan yang disampaikan

oleh Ibu Netty sebagai Pekerja Sosial terkait tugas

peksos pada tahap observasi, yaitu:

“Observasi pada WBS yang kita lakukan disini

dengan cara mengamati dari apa yang kita lihat

seperti perilaku WBS lalu kita analisa apakah

WBS tersebut pasif atau aktif.”

Pernyataan kedua pekerja sosial tersebut selaras

dengan observasi yang dilakukan peneliti, peneliti

mengamati bahwa pekerja sosial menganalisis dan

melakukan pengamatan fisik terhadap Hasil observasi.

Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan

pada saat kegiatan pagi waktu para WBS untuk

berjemur, ada WBS yang di kumpulkan terpisah dari

WBS yang lainnya karena sakit kulit hal tersebut

merupakan hasil observasi awal yang dilakukan oleh

pekerja sosial.

Page 74: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

62

3. Penerimaan

Penerimaan adalah tahap kegiatan yang mengawali

keseluruhan proses pelayanan dan rehabilitasi bagi

WBS yang dilaksanakan di Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3 untuk mempersiapkan pelaksanaan

kegiatan pelayanan sosial baik yang diselenggarakan

didalam panti maupun diluar panti.

Disinilah pekerja sosial mulai mengarahkan

kepada WBS untuk lebih menyesuaikan lingkungan

barunya dan dapat beradaptasi dengan para WBS yang

lainnya. Tahap penerimaan terdiri dari identifikasi,

pemeriksaan dokumen, tanda tangan berita acara

sserah terima, registrasi, penjelasan proram dan

penempatan dalam panti.

Hal ini terungkap dalam penuturan Pak Dwi

sebagai pekerja sosial, yaitu:

“Jadi pada awalnya kami melihat dulu form

rujukan dari psbl 1 dan 2, apakah ada skrinning

ispds terbarunya, lalu melihat form perkembangan

WBS, dokumen bpjsnya, dan laporan konsultasi.

.”

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ibu

Netty sebagai peksos, yaitu:

“Yaa, biasanya saya melihat rujukan dari Panti

Sosisal Bina Laras 1 dan 2 ada skrinning ISPDS

Page 75: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

63

terbaru form perkembangan WBS, dan juga

laporan konsultasi sama bpjs WBS tersebut.”

B. Rehabilitasi Psikososial

Rehabilitasi Psikososial merupakan serangkaian

kegiatan pelayanan berdasarkan hasil assessment yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan

masing-masing WBS dan juga usaha untuk

mengembalikan WBS ke masyarakat untuk

menjadikannya sebagai warga yang berswasembada

(mandiri) dan berguna.

Rehabilitasi Psikososial adalah suatu pelayanan

berupa strategi yang memfasilitasi peluang-peluang

yang ada dalam individu dengan masalah kesehatan

jiwa sehingga bisa berfungsi secara optimal di

lingkungan dengan mengembangkan kemampuannya

dan bisa beradaptasi dengan perubahan di lingkungan.

Seperti dalam penuturan Pak Dwi sebagai pekerja

sosial, yaitu:

“Jadi kalau disini proses rehabilitasi

psikososialnya itu langsung ikut kegiatan dan

langsung ikut bimbingan. Kalo disini itu

kegiatannya sudah terprogram. Jadi WBS tingal

mengikuti kegiatan yang sudah terjadwal di panti

atau WBS mengikuti arahan yang diberikan oleh

peksos. Rehabilitasi psikososial yang diberikan

kepada WBS yaitu kegiatan seperti bercakap-

cakap,melakuakn jalan sehat diluar panti dan

sekaligus mengajak WBS untuk berinteraksi

dengan masyarakat yang ada dilingkungan panti.

Selain berinteraksi dengan masyarakat WBS juga

Page 76: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

64

melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan

diluar panti. Itu untuk melatih WBS agar nantinya

WBS dapat berkomunikasi dengan baik kepada

petugas maupun dengan sesama WBS dan juga

masyarakat. Selain itu disini juga ada kegiatan

keterampilan seperti membuat mote, sapu,pel,keset

dan lain-lain.”

Begitu pula dengan penuturan yang disampaikan

oleh Ibu Netty sebagai pekerja sosial, yaitu:

“Yaa, kalau disini itu proses rehabilitasi

psikososialnya itu langsung saja mengikut

kegiatan-kegiatan dan langsung ikut bimbingan.

Kan disini itu sudah jelas yah programnya. Yaa

WBS langsung mengikuti kegiatan yang sudah

terjadwal di panti atau WBS mengikuti arahan

yang diberikan oleh pengasuh atau peksos disini.

Yaa, ada banyak lah kegiatan rehabilitasi

psikososial yang dilakukan dipanti ini, seperti

melakuakn jalan sehat diluar panti dan sekaligus

mengajak WBS disini untuk berinteraksi dengan

masyarakat yang ada dilingkungan panti. Selain

berinteraksi dengan masyarakat WBS juga

melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan

diluar panti. Selain itu juga kegiatan bercakap-

cakap dimana ini untuk melatih WBS agar

nantinya WBS dapat berkomunikasi dengan baik

kepada petugas maupun dengan sesama WBS dan

juga masyarakat. Selain itu disini WBS juga ada

kegiatan keterampilan seperti membuat mote,

sapu,pel,keset dan lain-lain. Yang dimana ini

untuk menambah keterampilan para WBS.”

Pernyataan tersebut selaras dengan observasi yang

dilakukan peneliti yaitu peneliti memperhatikan bahwa

terdapat kegiatan rehabilitasi psikososial yang telah

Page 77: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

65

diprogram atau dijadwalkan kemudian pekerja sosial

mengarahkan WBS untuk mengikuti kegiatan rehabilitasi

psikososial yang sudah dijadwalkan.

WBS mengikuti kegiatan pembinaan tersebut

dengan dipandu oleh pekerja sosial dan petugas lainnya

selain itu pekerja sosial juga mengarahkan WBS untuk

mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan sehingga

seluruh kegiatan dapat berjalan sebagaimana yang sudah

dijadwalkan. Selain itu WBS terlihat antusias dan aktif

dalam mengikuti kegiatan panti, namun ada juga beberapa

WBS yang pasif.

C. Prinsip-prinsip Rehabilitasi Psikososial

Di sini Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 menerapkan

beberapa prinsip-prinsip rehabilitasi psikosial

Seperti dalam penuturan Pak Dwi sebagai pekerja

sosial, yaitu:

“Jadi saya menerapakan prinsip-prinsip itu dari

program yang sudah dibuat oleh panti, seperti ;

a. semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan di sini saya melatih WBS untuk

menghasilkan sesuatu dan membuat WBS

mempunyai keterampilan, selain itu dalam

melakukan kegiatan keterampilan disini juga

menjadi media saya untuk dapat ngobrol sama

WBS untuk interaksi sehingga dapat digali

informasi dan perkembangan WBS.

Page 78: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

66

b. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda

untuk setiap individu. Jadi seperti diawal saya

bilang, bahwa setiap WBS itu memiliki

perbedaan dari WBS yang satu dengan yang

lain. Jadi ketika saya menghadapi WBS yang

pasif atau sulit di ajak berkomunikasi saya

harus lebih bersabar untuk melakukan

pendekatan atau pada saat melakukan kegitan

rehabilitasi psikososial sperti bercakap-cakap

saya lebih sabar untuk mendapatka informasi

yang diberikan dari WBS tersebut. Sebaliknya

ketika saya menghadapi WBS yang aktif saya

lebih mudah untuk memberikan WBS tersebut

dalam melakukan kegitan rehabilitasi

psikososial.

c. Orang-orang memiliki hak dan tanggung

jawab untuk menentukan nasib sendiri, disini

saya hanya sebagai pendengar apabila ada

WBS yang sedang ada masalah tentang sehari-

harinya atau dengan temannya biasanya

dilakukan saat terapeutik seperti bercakap

cakap, membuat buku kegiatan, berkenalan

sambil mendengarkan cerita WBS.”

Begitu pula dengan penuturan yang

disampaikan oleh Ibu Netty sebagai pekerja

sosial, yaitu:

Page 79: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

67

“Yaa saya menerapakan prinsip-prinsip

rehabbilitasi psikososial melalui program

yang sudah dibuat oleh panti, seperti ;

a. Orang-orang memiliki hak dan tanggung

jawab untuk menentukan nasib sendiri, yaa

biasanya saya disini hanya mendengarkan

apabila ada WBS yang bercerita yang sedang

ada masalah kesehariannya atau masalah

dengan WBS yang lain, biasanya ini saya

lakukan saat terapeutik seperti membuat buku

kegiatan, bercakap-cakap dan saat WBS

sedang bercerita dihadapan WBS yang lain.

b. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda

untuk setiap individu. Yaa seperti yang Anda

tahu bawa setiap WBS itu memiliki perbedaan

ya, jadi saya juga menyesuaikan diri saya

pada setiap WBS seperti pada WBS yang pasif

saya lebih intens atau lebih banyak

berkomunikasi lagi dengan mereka. Untuk

saya melakukan ini pada saat pendekatan atau

pada saat melakukan kegitan rehabilitasi

psikososial sperti bercakap-cakap saya yang

harus lebih aktif untuk mendapatkan informasi

yang diberikan dari WBS tersebut. Sebaliknya

ketika saya menghadapi WBS yang aktif saya

lebih gampang dan tidak membutuhkan

komunaksi yang intes kepada WBS tersebut

dalam melakukan kegitan rehabilitasi

psikososial.

c. semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan, yaa di sini saya melatih

keterampilan WBS untuk menghasilkan karya

dan membuat WBS mempunyai keahlian,

selain itu dalam melakukan kegiatan

keterampilan disini juga menjadi media saya

untuk dapat berbincang dengan WBS untuk

interaksi sehingga dapat digali informasi dan

perkembangan WBS.”

Pernyataan tersebut selaras dengan observasi yang

Page 80: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

68

dilakukan peneliti. Berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti pada tahap ini, pekerja sosial

memang melakukan prinsip-prinsip rehabilitasi

psikososial tersebut dan ditamabah selaras dengan

program-program yang diberikan Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3 .

Page 81: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

69

BAB V

PEMBAHASAN

Peneliti akan membahas tentang Rehabilitasi Psikososial

dalam Pelayanan Sosial Warga Binaan Sosial Orang dengan

Ganguan Jiwa (ODGJ) di panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 3. Analisis dilakukan dengan menggunakan dan mengkaji

antara temuan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

dengan teori- teori yang telah dijelaskan pada bab II.

Dari hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa hal

mengenai Rehabilitasi Psikososial dalam Pelayanan Sosial Warga

Binaan Sosial Orang dengan Ganguan Jiwa (ODGJ) di panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3. Kegiataan Rehabilitasi

Psikososial yang dilakukan disini adalah bercakap-cakap dan

kegiatan jalan-jalan disekitaraan panti yang dimana diselingi

dengan berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar panti.

Berdasarkan temuan yang peniliti dapat disimpulkan

bahwa pernyataan kedua peksos adalah sama. Dari dua

pernyataan diatas, dalam hal ini apa yang telah disampaikan

oleh Pak Dwi dan Ibu Netty, bahwa kegiatan Rehabilitasi

Psikosoial tersebut memang ada dan selalu dijalankan oleh

setiap WBS yang ada dipanti. Tujuan kegiatan Rehabilitasi

Psikososial tersebut ialah membuat WBS mampu melatih

berkomunikasi dengan baik dan juga meningkatkan kepercayaan

diri dari WBS tersebut. Dimana dengan WBS melakukan

interaksi dengan masyarakat sekitar panti atau dengan sesama

Page 82: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

70

WBS membuat fungsi sosial dari WBS tersebut kemabali

berfungsi dengan baik.

Itu sesuai dengan pernyataan bahawa Rehabilitasi

Psikososial mengacu secara luas pada pemulihan fungsi dan

digunakan secara luas dibidang kesehatan. Rehabilitasi

psikososial merujuk lebih khusus pada restorasi fungsi

psikologis dan sosial dan paling sering digunakan dalam konteks

penyakit mental.(Meehan 2007, 9)

Ini didasarkan pada dua prinsip :

• Orang termotivasi untuk mencapai kemandirian dan

kepercayaan diri melalui penguasaan dan kompetensi.

• Orang mampu belajar dan beradaptasi untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan.

Jadi kegiataan yang telah di berikan oleh Panti Sosial Bina

Laras Sentosa 3 sesuai dengan pernyataan tersebut. Dimana

kegiatan-kegiatan Rehabilitasi Psikososial yang diberikan oleh

panti sangat tepat dimana Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3

menginginkan WBS yang ada disana termotivasi dan mempunyai

kepercayaan diri kembali.

Serta para WBS juga bisa beradaptasi lingkungan yang ada

didalam atau diluar panti. Sehingga jika nanti WBS dikembalikan

Page 83: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

71

kepada keluarganya di akan mudah untuk beradaptasi dan WBS

tersebut dapat diterima kembali di masyarakat.

1. Prinsip-prinsip Rehabilitasi Psikososial

Peneliti akan membahas tentang prinsip-prinsip

Rehabilitasi Psikososial dalam Pelayanan Sosial Warga

Binaan Sosial Orang dengan Ganguan Jiwa (ODGJ) di

panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3.

Prinsip-prinsip rehabilitasi psikososial menurut Meehan

adalah sebagai berikut :

a. Semua orang memiliki kapasitas yang kurang

dimanfaatkan, yang harus dikembangkan

b. Semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan (sosial, kejuruan, pendidikan,

interpersonal dan lain-lain)

c. Orang-orang memiliki hak dan tanggung jawab

untuk menentukan nasib sendiri

d. Layanan harus disediakan dalam lingkungan yang

dinormalisasi

e. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda untuk

setiap individu

f. Staf harus memiliki komitmen yang dalam

g. Perawatan diberikan dalam lingkungan yang intim

tanpa perisai profesional dan otoritatif

h. Strategi intervensi krisis telah tersedia

Page 84: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

72

i. Badan dan struktur lingkungan tersedia untuk

memberikan dukungan

j. Mengubah lingkungan (mendidik masyarakat dan

menata kembali lingkungan untuk merawat

penderita cacat mental)

k. Tidak ada batasan partisipasi

l. Proses yang berpusat pada pekerjaan

m. Ada penekanan pada model perawatan sosial dari

pada model medis

n. Penekanan pada kekuatan klien dan bukan pada

patologi

Penekanan ada di sini dan sekarang dari pada

masalah dari masa lalu.(Robert King Tom Meehan 2007,

10)

Ada beberpa Prinsip-prinsip Rehabilitasi Psikososial

yang diterapkan oleh Pekerja Sosial disini dalam

menanggani para WBS yaitu :

1. Orang-orang memiliki hak dan tanggung jawab untuk

menentukan nasib sendiri.

2. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda untuk

setiap individu.

3. semua orang dapat dilengkapi dengan keterampilan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pak Dwi

sebagai Pekerja Sosial, yaitu:

Berdasarkan hasil wawancara tersebut

disimpulkan bahwa pernyataan kedua peksos adalah

sama. Dari dua pernyataan diatas, dalam hal ini apa

Page 85: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

73

yang telah disampaikan oleh Pak Dwi dan Ibu Netty,

bahwa Prinsip-prinsip Rehabilitasi Psikosoial

tersebut diterapkan dan selalu dijalankan oleh

Pekerja Sosial yang ada di Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3.

Dari Prinsip Rehablitasi Psikososial Orang-

orang memiliki hak dan tanggung jawab untuk

menentukan nasib sendiri, disini para Pekerja Sosial

mereka hanya menjadi pendengar ketika ada WBS

yang sedang mengalami masalah baik masalah

dengan kegiatannya, atau dengan sesama WBS dan

bahakn dengan perawat yang ada di Panti Sosial Bina

Larasa Harapan Sentosa 3.

Para Pekerja Sosial biasanya mendengarkan

keluahan atau masalah-masalah itu pada saat

kegiatan menlis buku kegiatan dimana disana para

WBS disuruh menceritakan kegiataan atau hal-hal

apa saja yang mereka lakukan dan satu hari kemarin.

Disitu biasanya kesempatan para WBS

mengutarakan masalah yang sedang dialaminya.

Pekerja Sosial disana tidak pernah memberikan

solusi utnuk masalah tersebut.

Tetapi WBS lah yang harus memutuskan atau

mencari penyelesainnya sendiri.

Lalu selanjutnya Prinsip-prinsip Rehabilitasi

Psikososail, Penilaian kebutuhan dan perawatan

berbeda untuk setiap individu. Jadi disini para

Page 86: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

74

Pekerja Sosial itu tidak bisa memberikan

perlakuakan yang sama kepada setiap WBS,

maksudnya bahwa WBS itu memiliki sifat yang

berbeda-beda ada yang aktif dan juga ada yang pasif.

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti

lakukan untuk WBS yang pasif itu,Pekerja Sosial

lebih bekerja keras dan sabar dalam menanggani atau

memberikan arahan kepada WBS tersebut.

Karena WBS tersebut masih tertutp, tidak banyak

berkomunikasi dan terlalu banyak diam saat sedang

melakukan kegiatan Rehablitasi Psikososial

berlangsung, bahkan masih banyak WBS yang

kadang suka bengong.

Ketika ada WBS yang bengong langusng ditegur

oleh Pekerja Sosial karena itu sangat dilarang takut

menimbulkan halusinasi kemabli kepada WBS.

Sedangkan untuk WBS yang aktif menurut

observasi peneliti Pekerja Sosial di Panti Sosial Bina

Laras Harapan Sentosa 3 lebih mudah untuk

mengarahkan WBS dan WBS tersebut juga dapat

berkomunikasi dengan baik dengan Pekerja Sosial

atau sesama WBS.

Dan yang terakhir Prinsip-prinsip Rehablitasi

Psikososail, semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan. Di Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 3 berdasarkan wawancara dan obervasi

peneliti, keterampilan-keterampilan yang diberikan

Page 87: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

75

sangat banyak mulai keterampilan sederhana yang

dapat membantu kegiatan WBS sehari-hari seperti

membereskan tempat tidur,mencuci pakaian, dan

menyetrika. Itu menurut peneliti kegiatan yang

keliatan kecil tapi mempunyai dampak yang besar

dimana nantinya kalau para WBS ini dikembalikan

kekeluarga mereka, para WBS sudah terbiasa dan

tidak akan menyusahkan keluarganya justu para

WBS tersebut bisa di berdayakan oleh keluarganya

untuk membantu keluarganya dirumah.

Lalu ada keterampilan yang mana bisa

menambah sekil dan juga menghasilkan uang untuk

para WBS yaitu kegiatan menghasilkan karya yang

dapat dibeli oleh masyarakat, seperti membuat mute-

mute, membuat pel, membuat keset dimana

keterampilan tersebut sangat berguna untuk WBS,

dimana ketika WBS dipulangkan dia bisa membuat

kerajinan dan dapat menghasilkan uang utnuk WBS

dan dapat membantu ekonomi keluarganya. Sehingga

WBS tersebut tidak akan menjadi beban keluarganya

ketika nanti pulang.

Page 88: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

76

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil yang telah didapat oleh peneliti di Panti Sosial Bina

Laras Harapan Sentosa 3 untuk melihat proses rehabilitasi

psikososial dari observasi, wawancara, dan dokumentasi

maka peneliti menyimpulkan:

Rehabilitasi Psikososial dalam Pelayanan Sosial Warga

Binaan Sosial Orang dengan Ganguan Jiwa (ODGJ) di panti

Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3. Kegiataan Rehabilitasi

Psikososial yang dilakukan disini adalah bercakap-cakap dan

kegiatan jalan-jalan disekitaraan panti yang dimana diselingi

dengan berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar panti.

Rehabilitasi Psikosoial tersebut memang ada dan selalu

dijalankan oleh setiap WBS yang ada dipanti. Tujuan

kegiatan Rehabilitasi Psikososial tersebut ialah membuat

WBS mampu melatih berkomunikasi dengan baik dan juga

meningkatkan kepercayaan diri dari WBS tersebut. Dimana

dengan WBS melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar

panti atau dengan sesama WBS membuat fungsi sosial dari

WBS tersebut kemabali berfungsi dengan baik.

Ada beberpa Prinsip-prinsip Rehabilitasi Psikososial yang

diterapkan oleh Pekerja Sosial di Panti Sosial Bina Laras

Harapan Sentosa 3 dalam menanggani para WBS yaitu :

Page 89: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

77

1. Orang-orang memiliki hak dan tanggung jawab

untuk menentukan nasib sendiri

2. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda untuk

setiap individu.

3. semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan.

B. Saran

1. Kepada Pekerja Sosial lebih semangat dan

meningkatkan kinerja dalam melakukan kegiatan

Rehabilitasi Psikososial sehingga lebih profesional

dalam memberikan pelayanan kepada WBS, dengan

mengikuti seminar-seminar serta pelatihan-pelatihan

yang bersifat mendidik dan keilmuan, sehingga

menjadi pekerja sosial yang profesional dan

berkualitas yang akan membantu menghasilkan WBS

yang lebih baik.

2. Kepada pihak panti lebih menambahkan kegiatan

Rehabilitasi Psikososial, serta mensinergikan lagi

kerjasama antar bidang pekerjaan yang ada, seperti

pekerja sosial, perawat dan psikolog. Agar semakin

baik lagi dalam mencapai tujuan WBS untuk pulih.

Jumlah pekerja sosialnya mungkin harus di tambah

karena tidak sebanding dengan jumlah WBS yang di

layani, agar proses pelayanan lebih baik lagi.

Page 90: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

78

DAFTAR PUSTAKA

Moeljono Notosoedirjo dan Latipun, Kesehatan Mental :

Konsep Dan Penerapan (Malang : UMM Press, 2005), h. 8.

Cnaan, R., Blankertz, L., Messinger, KW, & Gardner, J.

Psychosisal Rehabilitation (Victoria: Blackwell

Publishing,2007), h. 9.

Koentjoro, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial, (Jakarta:Salemba Humanika, 2012).

Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.79.

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), Cetakan Pertama, h. 176.

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana,

2011), Edisi kedua, Cetakan ke-5, h. 264-265.

Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi umum, (Jakarta: Rineka

Cipta,2009), Cetakan keempat h.7.

Laury M.G Korobu, G.D Kandou, Ch.R. Tilaar. Jurnal

Penelitian, Analisis Pelaksanaan Layanan Instalasi Rehabilitasi

Psikososial di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang

Provisi Sumatra Utara . h.185

Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial,

(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h, 12

Yustinus, Semiun, Kesehatan Mental 1,(Yogyakarta : Kanisius,

2006) h. 9.

Page 91: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

79

Maramis, Wf. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, ( Surabaya : Air

Langga University Press, 1980) Cet ke-1.

Said Az-zahroni Musfir, Konseling Terapi, (Jakarta : Gema

Insani,2005).

Dirkes Jiwa. 1983. Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental

Rumah Sakit Jiwa di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Soetjiningsih, 1998. Tumbuh Kemabng Anak. Laboratorium Ilmu

Kesehatan Anak Universitas Airlangga

Blankertz Gardner. Jurnal Psychosisal Rehabilitation,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

http://yankes.kemkes.go.id/read-rehabilitasi-psikososial-untuk-orang-

dengan-gangguan-jiwa-odgj--8225.html, Diakses pada tanggal 25 April

2020

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta, 1997)

Robert King Tom, Meehan, Psychosocial Rehabilitation

(Victoria, Blackwell Publishing, 2007)

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa

Page 92: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

80

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

(Pekerja Sosial)

A. Identitas Informan

Nama : Dwi Pasetyo Utomo

Usia : 27 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : D4 Pekerja Sosial STKS Bandung

Tanggal : 30 Mei 2020

Tempat : Via Whatsapp

B. Pertanyaan

I. Proses Penerimaan Warga Binaan Sosial(WBS)

1. Darimana asal WBS?

Asal WBS di sini itu rujukan dari PSBL 1

dan 2. Jadi penerimaan WBS itu sudah ada

prosudernya, jadi tidak sembarang mengambil

WBS dari jalanan.

2. Bagaimana kondisi WBS pada saat penerimaan

awal?

Page 93: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

81

Jadi kondisi WBS pada saat penerimaan

awal atau saat pertama datang itu seperti

mengisolasi diri, mereka hanya diam,tidak mau

bicara dan lebih sering menyendiri saja.

3. Apa saja tahapan pendekatan awal pada WBS?

Jadi Pendekatan awal kepada WBS itu

beragam sih tergantung WBS itu, ada yang kita

ajak ngobrol ringan seperti kita menayakan nama

WBS tersebut. Ada juga WBS yang kita lakukan

pedekatan awal itu dia tidak mau bicara sama kita.

4. Apa yang dilakukan pada saat pendekatan awal?

Bagaimana prosesnya?

Jadi pada saat pendekatan awal kita

melakukan observasi dari apa yang kita lihat

seperti apa perilaku WBS tersebut, kemudian kita

analisa apakah WBS tersebut pasif atau aktif.

Setelah itu kita ajak ngobrol. Balik lagi yang tadi

sudah bilang pendekatan tergantung kondisi WBS.

Karena mereka kan ODGJ yang setiap

WBS berbeda cara pendekatannya namun rata-rata

WBS yg sudah di PSBL 3 memiliki kondisi yang

sudah cukup baik yah. Nah untuk kondisi WBS

yang sudah cukup baik dalam berkomunikasi ini

kita melakukan tanya jawab sederhana seperti apa

masih mendengar bisikan-bisikan dll.

Page 94: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

82

Selain itu kita juga melakukan identifikasi

dan assesmen. Melakukan penggalian informasi

kepada WBS mengenai data diri dan data keluarga

WBS.

5. Apa yang dilakukan pekerja sosial saat observasi

pada WBS?

Observasi pada WBS yang kita lakukan

disini dengan cara mengamati dari apa yang kita

lihat seperti perilaku WBS lalu kita analisa apakah

WBS tersebut pasif atau aktif.

6. Setelah pendekatan awal, bagaimana proses

penerimaan secara administrasi yang dilakukan

pekerja sosial?

Jadi pada awalnya kami melihat dulu form

rujukan dari psbl 1 dan 2, apakah ada skrinning

ispds terbarunya, lalu melihat form perkembangan

WBS, dokumen bpjsnya, dan laporan konsultasi.

II. Proses Rehabilitasi Psikososial

1. Apakah Anda mendampingi WBS? Sejak kapan

dan sampai kapan?

Iya saya mendampingi WBS disini,saya

mendampingi dari tahap penerimaan awal sampai

resosialisasi.

Page 95: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

83

2. Bagaimana proses rehabilitasi psikososial yang

diberikan di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3?

Jadi kalau disini proses rehabilitasi

psikososialnya itu langsung ikut kegiatan dan

langsung ikut bimbingan. Kalo disini itu

kegiatannya sudah terprogram. Jadi WBS tingal

mengikuti kegiatan yang sudah terjadwal di panti

atau WBS mengikuti arahan yang diberikan oleh

peksos.

3. Apa saja kegiatan rehabilitasi psikososial yang

dilakukan di panti sosial bina laras sentosa 3?

Rehabilitasi psikososial yang diberikan

kepada WBS yaitu kegiatan seperti bercakap-

cakap,melakuakn jalan sehat diluar panti dan

sekaligus mengajak WBS untuk berinteraksi

dengan masyarakat yang ada dilingkungan panti.

Selain berinteraksi dengan masyarakat WBS juga

melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan

diluar panti.

Itu untuk melatih WBS agar nantinya

WBS dapat berkomunikasi dengan baik kepada

petugas maupun dengan sesama WBS dan juga

masyarakat. Selain itu disini juga ada kegiatan

Page 96: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

84

keterampilan seperti membuat mote,

sapu,pel,keset dan lain-lain.

4. Kapan biasanya Anda melaksanakan proses

rehabilitasi psikososial terhadap WBS?

Saya melakukan rehabilitasi psikososial itu

berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh

panti,jadi saya mengikuti itu saja.

5. Apakah Anda mengetahui tentang prinsip-prinsip

rehablitasi psikososial?

Iya saya mengetahui prinsip-prinsip

rehabilitasi psikososial, seperti semua orang dapat

dilengkapi dengan keterampilan, penilaian

kebutuhan dan perawatan berbeda untuk setiap

individu, orang-orang memiliki hak dan tanggung

jawab untuk menentukan nasib sendiri.

6. Bagaimana Anda menerapkan prinsip-prinsip

tersebut ke dalam pelaksanaan proses rehabilitasi

psikososial pada WBS?

Jadi saya menerapakan prinsip-prinsip itu dari

program yang sudah dibuat oleh panti, seperti ;

a. semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan di sini saya melatih WBS

untuk menghasilkan sesuatu dan membuat

WBS mempunyai keterampilan, selain itu

Page 97: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

85

dalam melakukan kegiatan keterampilan

disini juga menjadi media saya untuk dapat

ngobrol sama WBS untuk interaksi

sehingga dapat digali informasi dan

perkembangan WBS.

b. Penilaian kebutuhan dan perawatan

berbeda untuk setiap individu. Jadi seperti

diawal saya bilang, bahwa setiap WBS itu

memiliki perbedaan dari WBS yang satu

dengan yang lain. Jadi ketika saya

menghadapi WBS yang pasif atau sulit di

ajak berkomunikasi saya harus lebih

bersabar untuk melakukan pendekatan atau

pada saat melakukan kegitan rehabilitasi

psikososial sperti bercakap-cakap saya

lebih sabar untuk mendapatka informasi

yang diberikan dari WBS tersebut.

Sebaliknya ketika saya menghadapi WBS

yang aktif saya lebih mudah untuk

memberikan WBS tersebut dalam

melakukan kegitan rehabilitasi psikososial.

c. Orang-orang memiliki hak dan tanggung

jawab untuk menentukan nasib sendiri,

disini saya hanya sebagai pendengar

apabila ada WBS yang sedang ada masalah

tentang sehari-harinya atau dengan

temannya biasanya dilakukan saat

Page 98: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

86

terapeutik seperti bercakap cakap,

membuat buku kegiatan, berkenalan sambil

mendengarkan cerita WBS.

7. Bagaimana cara Anda menghadapi WBS yang

sulit untuk diajak bekerja sama dalam pelaksanaan

rehabilitasi psikososial?

Alhamdulillah disini WBSnya mudah

diajak kerja sama untuk melakukan-melakukan

kegiatan rehabilitasi psikososial, mereka itu nurut

dan selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah

dibuat oleh panti.

Tapi terkadang ada yang malas untuk

mengikuti kegiatn saya langsung menghampiri

kamarnya dan menyuruh WBS tersebut untuk

melakukan kegiatan dan dia langsung nurut dan

langsung bergabung untuk melakukan kegiatan

rehabilitasi psikososial.

8. Ketika WBS Anda memiliki masalah, bagaimana

cara Anda menyelesaikan masalah WBS tersebut?

Apabila ada WBS yang sedang ada

masalah tentang sehari-harinya atau dengan

temannya biasanya dilakukan saat terapeutik

seperti bercakap cakap, membuat buku kegiatan,

berkenalan sambil mendengarkan cerita WBS.

Page 99: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

87

Saya memberikan tanggapan terhadap masalah

WBS tersebut.

9. Bagaimana jika WBS tidak mau mengikuti

kegiataan rehabilitasi psikososial ?

Seperti yang tadi saya bilang sebelumnya,

alhamdulillah WBS disini selalu mengikuti

kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh panti.

Tetapi terkadang ada juga WBS yang pura-pura

sakit agar tidak mau mengikuti kegiatan, kalau ada

yang sperti iyu bisanya saya cek kondisi WBS

tersebut apakah benar-benar sakit atau pura-pura,

kalau hanya punya pura-pura saja maka saya

langsung untuk menyuruh WBS tersebut

bergabung dengan WBS yang lain untuk

melakukan kegiatan rehabilitasi psikososial.

PEDOMAN WAWANCARA

(Pekerja Sosial)

A. Identitas Informan

Nama : Netty Rumanti

Usia : 27 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Page 100: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

88

Pendidikan : D IV Pekerja Sosial

Tanggal : 28 Mei 2020

Tempat : Via Whatsapp

B. Pertanyaan

I. Proses Penerimaan Warga Binaan Sosial(WBS)

1. Darimana asal WBS?

Yaa hampir sebagian besar WBS itu

berasal dari Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 1 dan Panti Sosial Bina Laras Harapan

Sentosa 2.

2. Bagaimana kondisi WBS pada saat

penerimaan awal?

Kebanyakan kondisi WBS disini itu sudah

tenang lah dan bisa diajak komunikasi dengan

baik, walaupun terkadang masih agak tertutup,

masih suka menyendiri begitu. Namun

semakin lama ada komunikasi dan interaksi

WBS juga semakin terbuka secara perlahan.

3. Apa yang dilakukan pada saat pendekatan

awal? Bagaimana prosesnya?

Yaa, yang bisa saya lakukan pada saat

pendekatan awal yaitu komunikasi ringan

dengan WBS seperti ngobrol menanyakan

Page 101: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

89

mengenai identitas seperti nama, asal

darimana, dan lain-lain. Seiring berjalannya

waktu komunikasi akan lebih sering dilakukan

seperti menanyakan kabar dan menanyakan

kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

Kemudiaan saat kegiatan rutin dilakukan

itu menjadi media untuk interaksi sehingga

WBS yang tadinya pasif dan tertutup lama-

lama lebih aktif dan terbuka.

4. Apa yang dilakukan pekerja sosial saat

observasi pada WBS?

Pada saat observasi saya biasanya

melakukan pengamatan yang memfokuskan

pada pengamatan fisik atau interaksi WBS.

Jadi kita amati bagaimana perilaku atau sikap

WBS sehingga kita dapat penempatan WBS

sesuai kondisi WBS tersebut.

5. Setelah pendekatan awal, bagaimana proses

penerimaan secara administrasi yang dilakukan

bapak/ibu?

Yaa, biasanya saya melihat rujukan dari

Panti Sosisal Bina Laras 1 dan 2 ada skrinning

ISPDS terbaru form perkembangan WBS, dan

juga laporan konsultasi sama bpjs WBS

tersebut.

Page 102: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

90

II. Proses Rehabilitasi Psikososial

1) Apakah Anda mendampingi WBS? Sejak kapan

dan sampai kapan?

Yaa , saya mendampingi itu saat mulai

WBS sudah masuk asrama atau pada saat

penerimaan sampai nanti WBS dipulangankan.

2) Bagaimana proses rehabilitasi psikososial yang

diberikan di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3?

Yaa, kalau disini itu proses rehabilitasi

psikososialnya itu langsung saja mengikut

kegiatan-kegiatan dan langsung ikut bimbingan.

Kan disini itu sudah jelas yah programnya. Yaa

WBS langsung mengikuti kegiatan yang sudah

terjadwal di panti atau WBS mengikuti arahan

yang diberikan oleh pengasuh atau peksos disini.

3) Apa saja kegiatan rehabilitasi psikososial yang

dilakukan di panti sosial bina laras sentosa 3?

Yaa, ada banyak lah kegiatan rehabilitasi

psikososial yang dilakukan dipanti ini, seperti

melakuakn jalan sehat diluar panti dan sekaligus

mengajak WBS disini untuk berinteraksi dengan

masyarakat yang ada dilingkungan panti.

Selain berinteraksi dengan masyarakat

WBS juga melakukan kegiatan bersih-bersih

lingkungan diluar panti. Selain itu juga kegiatan

bercakap-cakap dimana ini untuk melatih WBS

Page 103: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

91

agar nantinya WBS dapat berkomunikasi dengan

baik kepada petugas maupun dengan sesama WBS

dan juga masyarakat.

Selain itu disini WBS juga ada kegiatan

keterampilan seperti membuat mote,

sapu,pel,keset dan lain-lain. Yang dimana ini

untuk menambah keterampilan para WBS.

4) Kapan biasanya Anda melaksanakan proses

rehabilitasi psikososial terhadap WBS?

Yaa tentu saya melakukan rehabilitasi

psikososial itu sesuai jadwal yang telah diberikan

oleh panti,jadi saya mengikuti itu saja pada saat

melakukan rehabilitasi.

5) Apakah anda mengetahui prinsip-prinsip

rehabilitasi psikososial?

Yaa saya mengetahuinya seperti orang-

orang memiliki hak dan tanggung jawab untuk

menentukan nasib sendiri, penilaian kebutuhan

dan perawatan berbeda untuk setiap individu, dan

semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan.

6) Bagaimana Anda menerapkan prinsip-prinsip

tersebut ke dalam pelaksanaan proses rehabilitasi

psikososial pada WBS?

Page 104: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

92

Yaa saya menerapakan prinsip-prinsip

rehabbilitasi psikososial melalui program yang

sudah dibuat oleh panti, seperti ;

a. Orang-orang memiliki hak dan tanggung

jawab untuk menentukan nasib sendiri, yaa

biasanya saya disini hanya mendengarkan

apabila ada WBS yang bercerita yang sedang

ada masalah kesehariannya atau masalah

dengan WBS yang lain, biasanya ini saya

lakukan saat terapeutik seperti membuat buku

kegiatan, bercakap-cakap dan saat WBS

sedang bercerita dihadapan WBS yang lain.

b. Penilaian kebutuhan dan perawatan berbeda

untuk setiap individu. Yaa seperti yang Anda

tahu bawa setiap WBS itu memiliki perbedaan

ya, jadi saya juga menyesuaikan diri saya pada

setiap WBS seperti pada WBS yang pasif saya

lebih intens atau lebih banyak berkomunikasi

lagi dengan mereka. Untuk saya melakukan ini

pada saat pendekatan atau pada saat

melakukan kegitan rehabilitasi psikososial

sperti bercakap-cakap saya yang harus lebih

aktif untuk mendapatkan informasi yang

diberikan dari WBS tersebut. Sebaliknya

ketika saya menghadapi WBS yang aktif saya

lebih gampang dan tidak membutuhkan

komunaksi yang intes kepada WBS tersebut

Page 105: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

93

dalam melakukan kegitan rehabilitasi

psikososial.

c. semua orang dapat dilengkapi dengan

keterampilan, yaa di sini saya melatih

keterampilan WBS untuk menghasilkan karya

dan membuat WBS mempunyai keahlian,

selain itu dalam melakukan kegiatan

keterampilan disini juga menjadi media saya

untuk dapat berbincang dengan WBS untuk

interaksi sehingga dapat digali informasi dan

perkembangan WBS.

7) Bagaimana cara Anda menghadapi WBS yang

sulit untuk diajak bekerja sama dalam pelaksanaan

rehabilitasi psikososial?

Yaa karena WBS disini termasuk kategori

yang ringan jadi lebih mudah diarahkan, tetapi jika

ada WBS yang sulit diajak kegiatan rehabilitasi

psikososial yaa saya deketin saya tanya-tanya

sambil saya bujuk WBS tersebut agar mau ikut

kegiatan rehabiliasi psikososial.

8) Ketika WBS Anda memiliki masalah, bagaimana

cara Anda menyelesaikan masalah WBS tersebut?

Yaa kalau ada WBS yang sedang ada

masalah enatah itu kesehariannya atau masalah

dengan temannya biasanya saya lakukan saat

Page 106: REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51088...dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh

94

terapeutik seperti bercakap cakap, membuat buku

kegiatan, berkenalan sambil mendengarkan cerita

WBS. Yaa saya hanya memberikan tanggapan dan

nasehat terhadap masalah WBS tersebut.

9) Bagaimana jika WBS tidak mau mengikuti

kegiataan rehabilitasi psikososial ?

Yaa seperti yang tadi saya bilang

sebelumnya, WBS didini kan termasuk WBS

kategori ringan jadi menerka kebanyakan

mematuhi apa yang diberikan oleh peksos . Tetapi

apabila ada WBS yang tidak mau ikut kegiataan

saya akan dekati dan membujuk dia agar

mengikuti kegiatan dan mereka biasanya langsung

nurut.