standart operasional prosedur perawatan luka

24
1 PENATALAKSANAAN DAN PERAWATAN LUKA Dalam manajemen perawatan luka, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan, pemberian antibiotik, dan pengangkatan jahitan. a. Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi) b. Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. Untuk melakukan pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik. c. Penutupan Luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal. d. Pembalutan , pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom. e. Pemberian Antibiotik, prinsipnya pada luka bersih tdak perlu diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik. f. Pengangkatan Jahitan, jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti lokasi, jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi (Mansjoer, 2000: 398; Walton, 1990:44).

Upload: ikawidyah

Post on 18-Jan-2016

380 views

Category:

Documents


37 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

1

PENATALAKSANAAN DAN PERAWATAN LUKA

Dalam manajemen perawatan luka, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi

luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan,

pemberian antibiotik, dan pengangkatan jahitan.

a. Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi)

b. Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. Untuk melakukan

pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik.

c. Penutupan Luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka

sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.

d. Pembalutan , pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung

pada penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap

penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses

penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya

rembesan darah yang menyebabkan hematom.

e. Pemberian Antibiotik, prinsipnya pada luka bersih tdak perlu diberikan antibiotik dan

pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.

f. Pengangkatan Jahitan, jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi.

Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti lokasi, jenis

pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi (Mansjoer,

2000: 398; Walton, 1990:44).

Tabel. Waktu pengangkatan jahitan

No Lokasi Waktu

1. Kelopak mata 3 hari

2. Pipi 3-5 hari

3. Hidung, dahi, leher 5 hari

4. Telinga, kulit kepala 5-7 hari

5. Lengan, tungkai, tangan, kaki 7-10 + hari

6. Dada, punggung, abdomen 7-10 + hari

Sumber. Walton, 1990:44

Page 2: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

2

LUKA AKUT DAN KRONIK

LUKA AKUT

Apabila kulit mengalami injuri, maka fungsi normal bariernya menjadi terhalang. Luka akut

dapat dikategorikan; karena pembedahan, bukan pembedahan, dan atau trauma, dan proses

penyembuhan kira-kira sampai satu bulan. Luka akut pembedahan seperti insisi, eksisi dan

skin graf. Luka akut yang bukan pembedahan misalnya luka bakar. Luka akut dapat juga

dikatakan bila individu yang sehat mengalami luka seperti abrasi, laserasi, dan atau injuri

pada lapisan kulit superfisial dan jaringan lunak kemudian penyembuhannya akan spontan

tanpa mengalami kompllikasi.

LUKA KRONIK

Pada luka kronik proses penyembuhannya mengalami keterlambatan. Lazarus dkk, 1992

mendefinisikan luka kronik adalah kegagalan suatu perkembangan normal, keteraturan dan

rangkaian waktu perbaikan atau luka yang melewati proses perbaikan namun tanpa

memulihkan integritas anatomi dan fungsinya (Schilling J, 1983). Contoh luka kronik seperti;

dekubitus, luka diabetik, dan atau leg ulcer (luka pada kaki), dan luka pada tungkai. Kalau

luka pembedahan kronik seperti dehisced atau luka bedah yang terbuka dan mengaami

infeksi.

Page 3: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN LUKA

I. Pengertian

Perawatan luka adalah perawatan pada luka yang bertujuan untuk mencegah

komplikasi dan meningkatkan proses penyembuhan luka

II. Tujuan

1. Meningkatkan hemostatis luka

2. Mencegah infeksi

3. Mencegah cidera jaringan yang lebih lanjut

4. Mempertahankan integritas kulit

5. Mencegah terjadinya komplikasi pada luka

6. Meningkatkan proses penyembuhan luka

7. Mendapatkan kembali fungsi normal

8. Memperoleh rasa nyaman

III. Indikasi

a. Indikasi perawatan luka basah atau lembab

1. Mencegah, membatasi, atau mengontrol infeksi

2. Mengangkat jaringan nekrotik untuk meningkatkan penyembuhan luka

3. Menyerap drainase (eksudat)

4. Mempertahankan llingkungan luka yang lembab

5. Membantu menarik kelembaban dari luka kedalam balutan

b. Indikasi perawatan luka kering

1. Mencegah infeksi sekunder

2. Luka bersih dan kering

3. Meminimalkan mikroorganisme

4. Meningkatkan penyembuhan luka

5. Perlindungan dari cedera lebih lanjut

6. Pencegahan penyebaran mikroorganisme

7. Pengendalian perdarahan

Page 4: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

4

IV. Persiapan Perawat dan Lingkungan

1. Mengatur lingkungan dengan nyaman dan aman untuk pasien

2. Mempersiapkan alat-alat dan mendekatkan ke pasien

3. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga

4. Menjelaskan maksud dan tujuan

5. Memberitahu pasien bahwa pasien perlu diberikan obat analgesik untuk mencegah

sakit saat dirawat lukanya, kurang lebih 34 menit sebelum dilakukan perawatan.

V. Persiapan Klien

1. Pastikan identitas dan kondisi klien

2. Ucapkan salam, panggil pasien sesuai nama kesukaan dan sebutkan nama perawat

3. Jelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

4. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan

pasien

5. Posisikan pasien yang nyaman: supinasi

6. Jaga privasi klien

VI. Persiapan Alat

A. Alat dan Bahan steril

1. Bak Instrument

2. Pinset Anatomi 1 buah

3. Pinset Chirurgis 1 buah

4. Gunting 1 buah

5. Handschoon 1 pasang

6. Kasa, deppers

7. Korentang dalam tempatnya

B. Alat dan Bahan tidak steril

1. Skort

2. Bengkok

3. Handschoon tidak steril

4. Tempat sampah

5. Plester

Page 5: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

5

A. Obat

1. Antiseptik

2. Analgesik

3. Tulle

4. Cairan

VII. Cara Kerja

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.

2. Tanyakan keluhan klien.

3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien.

4. Beritahu lamanya tindakan.

5. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai.

6. Pertahankan privasi klien selama tindakan dilakukan.

7. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka.

Beritahu klien untuk tidak menyentuh area luka atau paralatan steril.

8. Pasang perlak dan pengalasnya di bawah area luka. Letakkan bengkok di atas

perlak.

9. Latakkan kantong sampah pada area yang mudah dijangklau. Lipat bagian atasnya

membentuk mangkuk.

10. Cuci tangan.

11. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai.

12. Lepaskan plester, balutan atau ikatan. Lepaskan plester dengan melepas ujungnya

dan menarik dengan perlahan, sejajar dengan kulit dan ke arah balutan.

13. Observasi kulit klien untuk reaksi terhadap plester. Jika perekatmasih di kulit,

dapat dibersihkan dengan penghilang perekat atauaseton.

14. Dengan menggunakan tangan bersarung tangan atau dengan pinset angkat balutan

kasa secara hati-hati. Jaga kotoran-kotoran pada lukaagar tidak terlihat oleh klien.

Peringatkan klien tentang rasa tidak nyaman yang mungkin timbul dan angkat

balutan dengan perlaha.

15. Observasi karakter, jumlah drainase pada balutan.

16. Buang balutan yang kotor ke dalam kantong sampah.

17. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar.Buang pada

tempat yang tepat.

18. Cuci tangan.

Page 6: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

6

19. Siapkan plester baru, perban atau pengikat bila diperlukan.

20. Letakkan set balutan steril pada meja tempat tidur atau sisi pasien. Buka set

balutan steril. Balutan, gunting dan pinset harus tetap pada tempat set steril.

21. Buka botol larutan dan tuangkan ke dalam baskom steril.

22. Gunakan sarung tangan steril.

23. Inspeksi luka. Peerhatikan kondisinya, tempat drain, integritas jahitan atau

penutupan kulit dan karakter drainase.

24. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau salinnormal. Jika

tidak ada bisa diganti dengan larutan steril seperti air hangat. Pegang kasa yang

basah dengan pinset. Gunakan kasa lainuntuk tiap usapan. Bersihkan dari area

yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Gerakan dalam

tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka. Ulangi membilas luka2-3x,

sampai luka terlihat bersih.

25. Keringkan dengan menggunakan kassa.

26. Jika ada obat topikal yang sesuai dengan indikasi, maka oleskan tipis obat topikal

secara merata pada luka sesuai dengan indikasi obat. Misalnya untuk penyakit

skabies, dapat diberikan salep topikal Scabimite dengan kandungan permethrin

5% (harus dengan resep dokter).

Cara penggunaan :

a.Bersihkan luka dan keringkan.

b.Oleskan secara menyeluruh secara merata pada permukaan kulit,termasuk

daerah luka pada malam hari sebelum tidur.

c.Biarkan selama 8-12 jam.d.Bilas sampai bersih dengan mandi.

27. Pasang kasa langsung pada tepi luka. Bila luka dalam, kemas kasa secara perlahan

dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara bertahap, masukkan kasa

sedalam luka hingga seluruh permukaan luka bersentuhan dengan kasa basah.

Berikan kasa steril kering(4x4) di atas kasa basah.

28. Pasang plester, perban atau pengikat.

29. Rapikan peralatan.

30. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah.

31. Kembalikan klien ke posisi

32. Cuci tangan

Page 7: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

7

VIII. Evaluasi

a. Pasien:

1. Luka terawat dengan aseptik

2. Pasien tidak kesakitan

3. Pasien mengatakan puas dengan perawatan yang dilakukan

b. Lingkungan:

1. Sketsel dikembalikan ke tempat semula

2. Lingkungan kembali rapi, tidak terdapat kassa tercecer di ruang perawatan

c. Peralatan dan Bahan:

1. Alat dan bahan dikembalikan ke tempat semula

2. Peralatan siap dikirim ke CSSD untuk disterilkan

IX. Hal- hal yang perlu diperhatikan:

1. Pertahankan teknik steril selama perawatan luka.

2. Pantau tanda dan gejala infeksi lokal atau sistemik.

3. Perhatikan kenyamanan klien selama perawatan luka, perhatikan adanya nyeri.

4. Jika drainase luka meningkat, tingkatkan frekuensi pergantian balutan.

5. Jika drai lepas, jangan memasang ulang drain

Page 8: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

8

PROSEDUR MENGGANTI BALUTAN

Prosedur mengganti balutan yang harus menjadi perhatian adalah memperhatikan

kondisi luka, dan tipe luka

Persiapan alat:

1. Macam dressing untuk luka yang dibutuhkan

2. Plester dengan ukuran besar dan kecil

3. Alat atau korentang steril dan atau sarung tangan steril untuk mengambil alat-alat atau

bahan steril.

4. Sarung tangan bersih untuk mengangkat balutan

5. Sarung tangan steril

6. Dressing set berisi : gunting tajam, pinset anatomi besar dan kecil, pinset chirurgis,

arteri klem bila perlu dan bisturi

7. Kasa steril yang lembut

8. Obat luka bila ada atau dressing kemasan

9. Bahan larutan normal salin atau NaCl

10. Larutan antiseptik untuk pembersih luka

11. Air hangat steril dalam tempatnya

12. Spuit besar untuk irigasi atau alat khusus untuk irigasi, selang yang akan dimasukkan

dalam kantong, fistula atau rongga

13. Gunting plester

14. Kantong plastik untuk tempat kotoran

15. Pengalas

Prosedur

1. Mencuci tangan

2. Persiapkan alat yang dibutuhkan sesuai hasil identifikasi luka

3. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur

4. Pengaturan posisi pasien

5. Bila luka pada area lengan atau kaki, tempatkan pengalas

6. Ingatkan untuk tidak menyentuh area luka dan berbicara di atas area luka

7. Buka set dressing

8. Gunakan alat steril untuk mengambil bahan dan alat yang dibutuhkan

Page 9: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

9

9. Siapkan kantong plastik

10. Bila menggunakan antiseptik yang belum siap pakai, tuangkan pada tempat yang steril

11. Siapkan plester agar siap pakai

12. Buka balutam dengan sarung tangan atau pinset (pastikan tidak ada kontaminasi),

hindari rasa nyeri pasien, dengan menekan kulit..

13. Masukkan gunting yang terkontaminasi dalam cairan antiseptik ( Seperti:

chlorhexidine atau yang lainnya )

14. Kaji balutan luka dan kemudian masukkan dalam kantong plastik

15. Observasi kondisi luka

16. Lakukan pemeriksaan swab bila perlu untuk kultur dan ditempatkan pada tabung steril

17. Bersihkan dengan larutan antiseptik atau sabun mulai dari luar kemudian bagian

dalam atau pusat luka

18. Lakukan irigasi dengann air hangat steril

19. Ganti sarung tangan steril

20. Lakukan irigasi dengan NaCl

21. Keringkan luka dengan kasa lembut

22. Lekatkan dressing steril dan atau obat

23. Plester balutan

24. Buka sarung tangan dan masukkan dalam kantong

25. Mengatur posisi pasien

26. Beri label pada tabung pemeriksaan

27. Mencuci tangan

28. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya

Page 10: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

10

TEKNIK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGGANTI BALUTAN

Mengangkat balutan :

Mengenakan sarung tangan bersih

Lepaskan plester; hindari rasa nyeri pasien, dengan menekan kulit, bila perlu

memakai gunting dan gunakan gunting yang tidak steril.

Masukkan gunting yang terkontamiasi dalam cairan antiseptik (Seperti: chlorhexidine

atau yang lainnya)

Angkat balutan dan hindari kontaminasi

Masukkan balutan dalam kantong plastik

Lepaskan sarung tangan

Bila ada tindakan debriment:

Kenakan sarung tangan bersih kalai debriment mekanik atau kimia.

Kenakan sarung tangan steril bila tindakan debriment bedah

Catatan: intrumen tetap steril

Bila ada tindakan debriment:

Kenakan sarung tangan bersih kalai debriment mekanik atau kimia.

Kenakan sarung tangan steril bila tindakan debriment bedah

Catatan: intrumen tetap steril

Dressing pada luka

Letakkan dressing steril pada luka dan yakin tidak ada kontaminasi.

Agar dressing penempatannya paten, harus diplester.

Angkat alat dan bahan yang telah digunakan kemudian masukkan ke dalam kantong

plastik, gunting dan alat lainnya yang terkontaminasi dengan luka dimasukkan ke

dalam tempat yang ada disinfektanya.

Lepaskan sarung tangan.

Mencuci tangan.

Aseptik universal precaution:

Teknik dan sikap provider adalah peran utama dalam kontaminasi luka.

Teknik aseptik menurunkan risiko bertambahnya jumlah mikroba pada luka.

Page 11: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

11

Teknik bersih/steril adalah tidak sepenting dengan penggunaan teknik aseptik yang

tepat.

Asepsis universal adalah sesuai dan esensial untuk perawatan luka.

Teknik perawatan luka kronik

Intervensi Cuci tangan

Sarung tangan Bahan persediaan(termasuk dressing dan

larutan)

instrument

Pembersihan luka Ya Bersih Normal salin atau larutan lainnya, bahan untuk pencuci luka; steril dan memperhatikan standard; tanggal kadaluarsa, biaya rekomendasi seperti penggunaan

Steril, dan memperhatikan standard; tanggal kadaluarsa, biaya, rekomendasi seperti penggunaan

Mengganti balutan secara rutin tanpa debriment

Ya Bersih Memperhatikan standard; tanggal kadaluarsa, biaya, rekomendasi seperti penggunaan

Steril, dan memperhatikan standard; tanggal kadaluarsa, biaya, rekomendasi seperti penggunaan

Mengganti balutan dengan debriment; mekanik, kimia, dan atau enzim

Ya Bersih Memperhatikan standard; tanggal kadaluarsa, biaya, rekomendasi seperti penggunaan

Steril, dan memperhatikan standard; tanggal kadaluarsa, biaya, rekomendasi seperti penggunaan

Mengganti balutan dengan debriment; bedah

Ya Bersih Steril Steril

Page 12: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

12

PROSEDUR MELAKUKAN DEBRIDEMENT CARA BEDAH

Definisi:

Metode debridement dan pembersihan pada luka adalah suatu prosedur untuk pembasmian

luka terhadap kontaminasi.

Persiapan alat

1. Normal salin

2. Kasa steril

3. Set instrumen steril

4. Bisturi atau gunting tajam steril

5. Arteri klem

6. Set pengangkat jahitan

7. Sarung tangan steril

8. Sarung tangan bersih

9. Pinset anatomi/ chirugis

10. Spuit besar

Prosedur

1. Verifikasi order

2. Jelaskan prosedur ke pasien

3. Pemberian obat untuk nyeri ;

- Lidokain topikal (xylocain spray atau larutan)

- Benzocain spry

(lidocain spray dapat dikompres selama 10 menit. Dapat pula dengan anastesi

lokal, juga dengann pemberian obat oral, intramuskular atau intravena)

4. Siapkan instrumen

5. Perlu ada asisten

6. Penerangan yang cukup

7. Mengatur posisi pasien

8. Mencuci tangan

9. Setting tempat yang bersih dan peralatan

10. Gunakan sarung tangan bersih

11. Angkat balutan yang kotor dan letakkan dalam kantong plastik

Page 13: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

13

12. Bersihkan luka dengan larutan pencuci luka yang hangat kuku, gunakan spuit dan

jarum yang besar untuk pembersihan luka langsung ke luka atau alat lainnya,

kemudian bersihkan dengan NaCl

13. Evaluasi keadaan luka

14. Lepaskan sarung tangan

15. Gunakan sarung tangan steril

16. Gunakan gunting tajam atau bisturi dan vinset, kemudian lakukan debridement dan

perhatikan jaringan yang sehat. Tanda nyeri dan perdarahan adalah jaringan sehat

17. Angkat semua jaringan yang nekrosis dan atau tidak berguna, ingat waktu perlu

diperhitungkan 15-30 menit

18. Perlu direevaluasi bila ada, peningkatan suhu tubuh, tidak ada perbaikan luka lebih

dari beberapa minggu, selulitis atau infeksi purulen, area abses, luasnya rongga.

19. Agresif debridement bila terjadi, jumlah nekrotik yang berlebihan, nyeri pasien dapat

ditolerir, namun perlu perhatikan kondisi pasien

20. Lakukan penghentian debridement bila, hingga hampir mengenai tulang atau tendon,

dekat dengan fascia atau struktur lainnya, anda merasa tremor

21. Pembersihan luka setelah debridement, bersihkan luka dengan normal salin,

pemberian dressing atau obat luka pilihan

22. Letakkan alat-alat yang dipakai ke kantong plastik

23. Lakukan dokumentasi

Page 14: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

14

MANAJEMEN KOMPLIKASI LUKA BAKAR

Fokus pada penangan luka adalah pencegahan terjadinya infeksi. Hal yang akan menjadi

fokus pertimbangan adalah debriment luka, penggunaan antibakterial tropikal dan dressing

biologic dan penutupan luka. Hal penting dalam penanganan luka :

Luka harus dibersihkan normal salin atau bahan pembersih antibakterial.

Eskar harus diangkat dapat dengan metoda enzimatik, mekanik, dan debriment secara

bedah.

Apabila pada saat akan melakukan pembersihan luka dan ternyata didapatkannya

adanya perlengketan balutan, perlu di basahi dengan normal salin.

Hindari pengompresan basah pada luka bakar luas karena dapar menurunkan secara

drastis suhu tubuh.

Eskar pada luka bakar akan mulai memisahkan dengan proses alami oleh

pertumbuhan bakteri yang menyebabkan lisis protein antar rongga jaringan hidup

dengan jaringan mati. Eskar juga terangkat melalui penggantian dressing ataupun

pada saat pembersihan luka.

Pengangkatan eskar sampai dengan dasar jaringan hidup kemudian ditutup dengan

dressing bilogic, heterograft, homoterograf atau autograph. Mungkin dressing ini

sering digunakan oleh negara-negara maju atau di Indonesia hanya di rumah sakit

tertentu.

Tropikal antimikorbial (silver sulphadiazine) diberikan untuk menutup luka dalam

rangka menurunkan jumlah mokroorganisme. Perlu diingat pula bahwa beberapa

gram negative dapat resisten terhadapi antimikrobial.

Antibiotik spektrum luas diperlukan untuk melawan infeksi oleh gram negative dan

positif dan beberapa infeksi akibat jamur.

Perawatan pada pasien dengan luka bakar akan tergantung pada tipe dan berat ringannya

luka bakar. Pada umumnya perawatan luka bakar akan memperhatikan faktor penyebab dan

faktor lain yang mungin akan memperberat kondisi pasien seperti; penyakit. Dalam

melakukan penanganan luka bakar secara umum pengobatan yang diberikan adalah;

mengurangi nyeri, mengangkat benda kotor, debris, dan jaringan yang mati.

Page 15: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

15

MANAJEMEN LUKA VENOUS

Pengkajian

Diagnosa pasien dengan luka venous tergantung pada riwayat dan pemeriksaan fisik.

Data-data yang perlu dikumpulkan dapat sesuai dengan penyebabnya. Lakukan pengkajian

dengan menyanyakann tentang riwayat penyakit, vena, trombosis, kehamilan, gagal jantung,

faktor kegemuka, dan usia. Karakterisitik klinik dapat dilihat pada manifestasi luka pada

venous.

Dalam venous infusesiensi, sel darah merah, cairan dan fibrin keluar dala jaringan.

Catat warna kulit pada pasien, hiperpigmentasi adalah sering pada pasien dengan luka

venous. Perubahan warna ini karena timbulnya hemosiderin dalam jaringan interstisial hasil

dari sel darah merah yang rusak dan keluar ke dalam jaringan. Fibrin menyebabkan kulit dan

jaringan subkuteneus menebal dan menjadi fibrotik, kondisi ini disebut lipodermatosclerosis.

Adapun komplikasi kemungkinan yang terjadi, seperti dermatis dan luka yang

mengalami infeksi. Kemudian perhatikan sekeliling luka yang mungkin terdapat

“hemosiderin” pada jaringan.

Intervensi:

1. Meningkatkan integritas kulit dan mencegah infeksi.

2. Kaji kondisi luka.

3. Manajemen edema; elastis verban, stoking, dan lain lain .

4. Ganti balutan dengan teknik steril.

5. Bersihkan luka dengan larutan normal salin.

6. Bila terdapat jaringan yang nekrotik lakukan debriment.

7. Lakukan terapi kompresi. Tujuannnya adalah untuk memperlancar aliran limpatik,

reduksi tekanan vena superfisial dan mengurangi aliran balik ke pembuluh vena

yang dalam.

8. Pemberian obat tropikal tergantung pada jumlah eksudat dan ukuran luka, ada

tidaknya infeksi dan karakteristik sekeliling luka.

Page 16: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

16

9. Pemberian antibiotik sistemik diperluka, pada klien dengan infeksi luka pemberian

antibiotik lokal biasanya kurang efektif.

10. Apabila menggunakan balutan untuk kelembaban lingkungan luka dapat

menggunakan hidrokoloid, transparant film, dan foam. Dan bila luka terdapat eksudat

dari ringan sampai berat dapat menggunakan “foam dressing”, dan alginates.

Mungkin obat ini tidak semua rumah sakit memiliki karena mahal. Bila tidak ada

dapat menggunakan yang lain yang sifatnya menyerap eksudat.

11. Lakukan peninggian posisi pada daerah kaki, hal yang dapat meingkatkan sensivitas

pada sekeliling luka; hindari larutan antimikrobial, hindari bahan-bahan yang sifatnya

lengket.

12. Prinsif; yaitu meningkatkan pengisian kembali ke venous, menurunkan statis venous,

verban elastis yang sesuai dan kondisi lingkungan luka.

13. Nyeri akan berkurang bila kaki ditinggikan.

14. Latiha yang dianjurkan; berjalan, mengendarai sepeda, renang bila tidak ada risiko.

15. Manajemen pada kulit yang kering.

Page 17: Standart Operasional Prosedur Perawatan Luka

17

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, MSN. 2007. Manajemen Luka. STIKEP MUHAMMADIYAH PONTIANAK:

Pontianak

Morison, J.M. 2004. Manajemen Luka. EGC: Jakarta

Uliyah M, dan Aziz A.H.A. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Aplikasi

Dasar-dasar Praktik Kebidanan. . Salemba Medika: Jakarta

Stevens, P.J.M, Bordui .F, dan Van der Weyde J.A.G. 1999. Ilmu Keperawatan jilid 2, Edisi

2. . EGC: Jakarta