tugas isbd 1

of 23 /23
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Pengertian Secara Bahasa Para Ahli Perwujudan Kebudayaan Bersifat Abstrak Co : Ide- ide, Gagasan- gagasan, Norma, dll Bersifat Konkret Co : Perilaku bermasyara kat, Bahasa, Candi Borobudur, Pakaian Adat, dll Substansi (Isi) Utama Kebudayaan Kepercay aan Sistem Pengeta uan Perseps i Nilai Pandang an Hidup Etos Kebudayaa n PETA KONSEP 1

Author: ippay31

Post on 09-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

PETA KONSEP

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang Hubungan manusia dan kebudayaan sangat erat kaitannya satu sama lain, secara bahasa manusia berasal dari kata manu (sansekerta ), mens (latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang merupakan bentuk kata majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Dalam bahasa sansekerta kebudayaan disebut dengan budhayah yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Pada dasarnya manusia adalah mahluk budaya yang harus nembudayakan dirinya, Manusia sebagai mahluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada manusia beberapa hal penting dalam kehidupan seperti etika sopan & santun menjadikan ciri khas kebudayaan orang Indonesia. Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan elemen masyarakat yang sebelumnya merenggang akibat konflik yang berkepanjangan dan dapat pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa saling menhormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai cirri khas suatu kelompok masyarakat. Banyak hal dapat dikaji mengenai manusia dan kebudayaan, dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat tentang hubungan erat manusia dan kebudayaan yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.

1.2 Tujuan kebudayaan dalam kehiduoan manusia memegang peranan penting dan tak dapat dihindari manusia, dengan kebudayaan manusia merasakan adanya ketenangan batin yang tak bisa didapatkan dari manapun. Dengan mempelajari hubungan manusia dan kebudayaan dapat di ketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan sebagai identitas dalam bersosialisasi dengan mahluk yang lain. Bersosialisasi dan adaptasi sangatlah penting bagi manusia dalam bertahan hidup di tengah permasalahan yang semakin rumit. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting dalam kehidupan manusia seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan masih banyak lagi peranan penting yang dimiliki kebudayaan. Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah penunjang yang bertujuan memperkenalkan macam-macam kebudayaan, tujuan dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara semacam ini diharapkan para generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna kebudayaan. pemerintah juga harus ikut mendorong dan berpartisipasi agar kebudayaan di masa yang akan datang tidak mengalami kepunahan kebudayaan. telah banyak kebudayaan Indonesia diakui oleh bangsa lain , dikarenakan tak adanya rasa kepedulian kebudayaan leluhur yang telah diwariskan pada generasi selanjutnya. dengan membahas materi tentang pengertian manusia dan kebudayaan, perwujudan kebudayaan, serta subtansi (isi) utama kebudayaan diharapkan dapat menambahkan wawasan pengetahuan dan kepedulian terhadap kebudayaan. dengan menumbuhkan rasa kepedulian dan pemberian materi ini semoga dapat membuat mahasiswa program studi biologi semester enam kelas C fkip unpak khususnya dan bangsa Indonesia umumnya agar menjadi individu dan bangsa yang menghargai kebudayaannya dan membuka mata dunia tentang bangsa ini.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Definisi Manusia dan KebudayaanSecara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.Dalam hubungannya dengan lingkungan dan budaya, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Ketika seorang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan. Sedangkan panduan untuk mengolah dan berinteraksi dengan lingkungan dibutuhkan adanya budaya. Oleh karena itu budaya mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda diistilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Adapun para ahli antropologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya merumuskan definisi budaya sebagai berikut:E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.Sedangkan R. Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia. M.Jacobs dan B.J.Stern dalam bukunya general antropologi menulis bahwa : kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda(kebudayan ) yang semua itu merupakan warisan sosial. Prof, Takdir Alisyahbana, mengemukakan kebudayaan ialah : manifestasi dari cara berfikir. Bagi takdir pengertian kebudayaan amatlah luas,sebab semua laku dan perbuatan dapat di pulangkan pada hasil cara berfikir. Perasaan bagi takdir masuk pikiran juga.Selo Soemardjan dan soelaiman soemardi memberikan defenisi kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan karya cipta masyarakat.Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatakan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Berdasarkan definisi para ahli tersebut Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan suatu system nilai dan gagasan utama (vital) yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material dan dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.Dari kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.2.2. Perwujudan KebudayaanApabila kita menelaah pengertian budaya seperti yang dikemukakan sebelumnya jelas kebudayaan tidak memiliki wujud nyata atau konkret seperti sesuatu yang dapat dilihat dan diraba.Menurut analisis tersebut kebudayaan hanya ada dalam alam pikiran manusia para pendukung kebudayaan yang bersangkutan, wujudnya hanyalah merupakan ide, pandangan hidup,peraturan atau norma yang dianut oleh para anggota masyarakatnya, yang apabila dilaksanakan secara konsekuen dan teratur akan melahirkan prilaku yang dipandang layak dan dapat diterima.Secara lebih rinci Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan kedalam tiga wujud, ( Dr. Elly M. Setiadi, M.Si.,dkk,2010 : 28 ) yaitu:1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, artinya tidak bisa diraba, dipegang ataupun difoto. Berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup. 2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret. Wujud ini tampak jelasnya dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat manusia berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari; 3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkrit berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka wujud kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi : budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.1. Budaya yang bersifat AbstrakSebagaimana telah dijelaskan di atas, budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam pikiran manusia, sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Karena terwujud sebagai ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturanperaturan dan cita-cita. Dengan demikian, budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari budaya. Ideal disini berarti sesuatu yang seharusnya atau sesuatu yang diinginkan manusia sebagai anggota masyarakat yang telah menjadi aturan main bersama. Contohnya : nilai-nilai dalam pancasila, norma-norma pembagian kelompok masyarakat dalam agama hinduisme 1500 SM, peraturan-peraturan yang terkandung di dalam Al-quran dan Hadist;2. Budaya yang bersifat KonkretWujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau perbuatan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang terlihat secara kasat mata. Sebagaimana disebutkan Koentjaraningrat wujud budaya konkret ini dengan system social dan fisik, yang terdiri dari : perilaku, bahasa dan materi.a. PerilakuPerilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakatnya. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama. Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia diperlukan design for living atau garis-garis petunjukdalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya :1) apa yang baik dan buruk, benar-salah, sesuai-tidak sesuai dengan keinginan (valuational elements)2) bagaimana orang harus berlaku (priscriptrive elements)3) perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive elements), misalnya : kelahiran, pernikahan, kematian.b. Bahasa Ralph Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkouminkasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan : bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi mendatang. Bahasa bermanfaat bagi manusia, bahasa dapat menjelaskan ketidak mengertian manusia akan sesuatu hal. Dengan demikian bahasa dapat menambah pengetahuan manusia, memperluas cakrawala pemikiran, melanggengkan kebudayaan.c. MateriBudaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya. Contohnya : Candi Borobudur, rumah adat daerah, pakaian, batik, tembok cina, piramida dan lain-lain.2.3 Substansi (isi) Utama KebudayaanDr. Elly M. Setiadi, M.Si. dkk dalam bukunya Ilmu Sosial Budaya Dasar : 2010. Menyatakan bahwa subtansi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, presepsi, dan etos kebudayaan. Selanjutnya substansi-substansi tersebut akan dibahas secara lebih mendetail yaitu:1. Sistem PengetahuanMelalui sistem pengetahuan, manusia mampu beradaptasi untuk menyesuaikan hidupnya dengan alam sekitarnya. Melalui sistem pengetahuan juga manusia mampu meningkatkan produktivitas kebutuhan hidupnya. Contohnya, pengetahuan manusia tentang flora dan fauna dapat membantu upaya manusia untuk mengembangkan produktivitas di bidang perburuan, penangkapan ikan, peternakan, dan pertanian. Pengetahuan manusia tentang pengobatan tradisional melalui dukun atau tabib membantu upaya manusia mengobati dan menyembuhkan berbagai penyakit atau luka akibat kecelakaan dan peperangan. Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan tentang:a. Alam sekitarb. Alam flora dan fauna di tempat tinggalc. Zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannyad. Tubuh Manusiae. Sifat-sifat dan tingkah laku manusiaf. Ruang dan waktu.Untuk memperoleh pengetahuan yang telah disebutkan diatas manusia melakukan tiga cara, yaitu: a. Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka piker individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannyab. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman formal disekolah maupun dari pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, penataran dan ceramahc. Melalui petunjuk-petunjukyang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolik.2. NilaiMenilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu:a. Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitasc. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.C. Kluchson mengemukakan bahwa yang menemukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu:a. Hakikat hidup manusiab. Hakikat karya manusiac. Hakikat waktu manusiad. Hakikat alam manusiae. Hakikat hubungan antar manusia3. Pandangan HidupPandangan hidup atau idiologi merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi berbagai macam problema dalam kehidupan. Pandangan hidup berisikan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Karenanya di dalam pandangan hidup terkandung konsep nilai yang dicita-citakan oleh suatu individu, masyrakat atau bangsa. Tanpa pendangan hidup suatu bangsa atau masyarakat akan mudah dintervensi oleh bangsa lain, dan sulit berkembang yang kemungkinan cepat atau lambat bangsa tersebut akan mengalami kemunduran atau bahkan hancur.Habib Mustofa mengkategorikan pandangan hidup dalam 3 kategori, yaitu: a. Pandangan hidup yang berasal dari norma-norma agama, yang dinyatakan sebagai dogma, berisi perintah atau keharusan dan larangan bagi segenap penganut agama yang bersangkutan.b. Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi negara, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.c. Pandangan hidup yang berasal dari renungan atau falsafah hidup seorang individu. Kebenaran pandangan hidup ini bersifat relatif, karena hanya sesuai dengan pribadi individu yang bersangkutan. Misalnya, ada orang yang berpandangan bahwa hidup berserah kepada nasib atau takdir.4. KepercayaanSecara naluriah manusia sadar akan kelemahannya sebagai manusia dan sadar akan adanya zat yang lebih berkuasa (Maha) yang mengatur kehidupan mereka. Kepercayaan terhadap zat yang Maha ini tentunya akan berbeda setiap orangnya, tergantung kepada keyakinan orang tersebut. Dorongan tersebut merupakan suatu akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap sesuatu yang maha diluar diri manusia, bermacam macam tergantung keyakinan manusia,; orang islam tentu saja percaya pada Allah SWT sebagai kekuatan diatas kekuatan, dan agama lain percaya pada TuhanNya. Sementara pada jaman prasejarah kepercayaan kepada roh nenek moyang (animisme), kepercayaan kepada benda(dinamisme).5. PersepsiPersepsi adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan. Pengertian sederhananya, persepsi adalah pandangan individu atau kelompok terhadap sesuatu. Ada kalanya persepsi satu individu dengan individu lainnya berbeda, hal ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor pengalaman, pengetahuan, lingkungan dan lain-lain. Menurut Dr. Elly M Setiadi : 2010. Persepsi terdiri dari:a. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra manusiab. Persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lainc. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempatlain, jauh dari orang yang bersangkutan.6. Etos KebudayaanEtos secara harfiah diambil dari Bahasa Inggris yang berarti watak yang khas. Etos atau jiwa kebudayaan sering terlihat pada gaya perilaku dalam suatu masyarakat, misalnya pada kegemaran-kegemarannya, hasil kerajinan tangannya dlsb. Setiap suku memilki etosnya masing-masing, . Contohnya, kebudayaan batak dilihat oleh orang jawa sebagai orang yang agresif , kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan jawa dilihat oleh orang batak, bahwa watak orang jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak. Gagasan yang berbelit-belit, feudal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial. terlepas dari baik atau buruk jika dipandang oleh suku lainnya. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kita memilki sikap kedewasaan dan toleransi yang tinggi terhadap budaya-budaya tersebut.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDari Pembahasan di atas dapat disimpulkan secara bahasa budaya berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda diistilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Banyak para ahli yang mengartikan kebudayaan, dari semuanya dapat disimpulkan secara praktis bahwa kebudayaan merupakan suatu system nilai dan gagasan utama (vital) yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material dan dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.Dipandang dari Wujudnya Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga yaitu : kebudayaan sebagai kompleks ide atau gagasan yang bersifat abstrak, karena hanya terdapat dalam alam pikiran manusia; kebudayaan sebagai kompleks tingkah laku atau perbuatan manusia; kebudayaan sebagai kompleks hasil perbuatan manusia, yang pada umumnya berwujud benda-benda, sehingga disebut kebudayaan material. Dari pengelompokan tersebut tampak wujud budaya itu ada yang bersifat abstrak ( ideu-ideu, gagasan, nilai-niai, norma-norma) dan bersifat konkret (perilaku bermasyarakat, bahasa, artefak, pakaian adat, bangunan).Adapun Subtansi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, presepsi, dan etos kebudayaan.

3.2 Kritik dan Saran Demikian penulisan makalah tentang manusia dan kebudayaan yang di dalamnya masih banyak materi yang di sampaikan. Saran serta kritik kami terima demi kesempurnaan penulisan makalah yang akan mendatang. Kekhilafan dan kesalahan dalam penulisan kata-kata dalam makalah, mohon di maafkan karena tak ada gading yang tak retak dan tak ada yang sempurna kecuali ALLAH Swt.

14