5 kiat - isnaeniapriliani2013.files.wordpress.com file4 5 kiat menghadapi persoalan hidup berbeda...

76
5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Upload: vuongkhuong

Post on 26-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5 KiatMenghadapi Persoalan

Hidup

5 Kiat

Cetakan I & II, Januari 2012Cetakan III, Februari 2012

Cetakan IV, Maret 2012Cetakan V, Mei 2012Cetakan VI, Juli 2012

PenulisAbdullah Gymnastiar

EditorRashid Satari

Desainer/LayouterAgus Anwar

Diterbitkan olehSMS Tauhiid

Jl. Gegerkalong Girang No.30F BandungTelp. 022-2002282, Hp. 0821 2002 2002

www.smstauhiid.com

Menghadapi PersoalanHidup

3

Pengantar Penerbit

Kehidupan dunia adalah siklus per-masalahan. Perputaran dari satu

persoalan kepada persoalan beri-kutnya. Namun, berbeda orang maka berbeda pula cara mereka menghadapi persoalan hidup. Meskipun persoalan yang mereka hadapi adalah sama.

Ada orang yang menyikapi per-soalan dengan diri yang tenang dan pikiran yang jernih. Namun, ada juga orang yang menyikapi persoalan de-ngan diri yang panik dan pikiran yang kalut. Tentu saja cara penyikapan yang

4 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

berbeda akan melahirkan dampak yang berbeda pula.

Sejatinya, persoalan hadir dalam kehidupan dunia ini adalah sebagai sarana untuk pelatihan diri manusia menjadi insan yang tangguh dan berkualitas. Sayangnya, tidak setiap orang mengetahui bagaimanakah cara yang baik dalam menyikapi persoalan.

Dalam buku ini dijelaskan lima kiat agar kita bisa menyikapi dengan baik setiap persoalan yang datang di dalam hidup kita. Lima kiat yang akan membantu kita menghadapi setiap persoalan sehingga kita bisa menjadi pemenang sejati. Selamat membaca.

Bandung, Mei 2012

Penerbit

5

Daftar Isi

1. Siap Pada Berbagai Kemungkinan — 112. Ridha Pada Apa yang Terjadi — 233. Jangan Mempersulit Diri — 314. Evaluasi Diri — 525. Jadikan Allah Saja Sebagai Penolong — 63

7

Sahabatku, dunia dan seisinya dicip-takan sebagai karunia bagi seluruh

makhluk, khususnya manusia. Untuk itulah kemudian manusia berperan sebagai khalifah atau pengelola. Na-mun, rupanya banyak sekali manu-sia yang menjadi tersiksa oleh dunia. Seolah-olah kehidupan dunia ini men-jadi beban berat yang tiada hentinya. Seolah-olah segala yang terjadi adalah permasalahan yang tiada ujungnya.

Kehidupan dunia memang siklus atau perputaran masalah. Ada manu-

5 KiatMenghadapi Persoalan Hidup

8 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

sia yang piawai menghadapi masalah sehingga mereka bisa melewatinya dengan baik bahkan menikmatinya. Namun, ada juga manusia yang tidak pandai menghadapi permasalahan dunia sehingga mereka pun frustasi dan tersiksa. Maka, yang jadi persoalan itu bukanlah masalahnya, akan tetapi sikap manusia dalam menghadapi masalah itu.

Ada sebuah cerita ringan yang menggambarkan tentang bagaimana manusia menghadapi permasalahan hidup. Cerita tentang kakak-beradik penjual tape. Suatu ketika sehabis sha-lat Subuh, mereka berdua berangkat untuk berjualan tape. Ketika melintasi pematang sawang, sang kakak terpe-leset dan terjatuh. Kayu pikulan keran-jang tapenya patah sehingga tape yang akan dijualnya itu tumpah berserakan di atas sawah yang basah.

9

Sang kakak menggerutu atas peri-stiwa tersebut karena belum sempat berjualan, tape yang diharapkan bisa mendatangkan keuntungan itu su-dah berhamburan tak karuan. Ia pun memutuskan untuk kembali pulang. Sedangkan sang adik melanjutkan perjalanannya.

Tak lama kemudian, sang kakak memperoleh kabar bahwasanya ken-daraan satu-satunya yang biasa dipakai untuk moda transportasi para penjual tape dari kampung tersebut ke pasar, mengalami kecelakaan. Seluruh pe-numpangnya mengalami cedera.

Mendengar kabar itu, betapa terke-jutnya sang kakak. Ia merasa begitu beruntung tidak turut serta di dalam kendaraan tersebut karena batal be-rangkat gara-gara ia terjatuh dan pa-tah kayu pikulannya di sawah tadi. Demikian lah, beberapa saat sebelum-

10 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

nya, ia menganggap bahwa terjatuh-nya ia dan patahnya pikulan itu sebagai kesialan. Namun, beberapa saat kemu-dian, ia menganggap kejadian tersebut sebagai keberuntungan.

Cerita di atas menunjukkan bahwa yang jadi masalah itu bukanlah ke-jadian ia terjatuh dan patahnya kayu pikulan. Akan tetapi yang jadi masalah adalah cara atau sikapnya ketika meng-hadapi kejadian tersebut.

Lantas, bagaimanakah supaya kita bisa menjadi insan yang terampil dan pandai menghadapi berbagai per-masalahan kehidupan dunia. Sehingga dari setiap permasalahan hidup ini, kita justru bisa belajar dan menjadi manu-sia yang lebih tangguh lagi.

Berikut ini lima kiat menghadapi persoalan hidup.

11

Kiat pertama adalah kesiapan diri dalam menghadapi berbagai

kemungkinan yang terjadi, yaitu ter-hadap kejadian yang sesuai dengan keinginan kita dan terhadap kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Mengapa kita harus siap? Karena, yang terjadi di dalam hidup ini tidak akan selalu sesuai dengan keinginan kita. Bahkan, kita harus akui bahwa jauh lebih banyak yang terjadi tanpa kita duga daripada yang kita duga.

Maka, alangah menderitanya diri kita apabila kita hanya memper-

Siap Pada Berbagai Kemungkinan

12 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

siapkan diri untuk menghadapi ke-jadian yang sesuai dengan keinginan diri kita. Karena yang banyak terjadi adalah yang tidak sesuai dengan ke-inginan kita. Selain itu, yang penting kita yakini adalah bahwa sesungguh-nya yang kita sangka baik untuk diri kita itu belum tentu baik menurut Allah Swt, Dzat Yang Maha Tahu.

Adalah suatu kesombongan terse-lubung jika kita merasa bahwa perhi-tungan kita adalah yang terbaik. Pada-hal wawasan kita dan ilmu kita tidaklah seberapa. Sedia payung sebelum hu-jan, itu mengakibatkan apabila hujan maupun tidak hujan bisa disikapi de-ngan sikap terbaik. Beda dengan orang yang tidak mempersiapkan payung, maka ketika hujan turun, ia harus me-nanggung resiko yang cukup besar yaitu dirinya basah kuyup, barang bawaannya pun ikut basah.

13

Oleh karena itu, mental kita di dalam mengarungi hidup ini harus senantiasa siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan, yaitu ke-mungkinan yang terjadi sesuai de-ngan keinginan kita, atau tidak sesuai dengan keinginan kita.

Allah Swt berfirman, “..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Menge­tahui, sedangkan kamu tidak menge­tahui” (QS. Al Baqarah [2]:216).

Maka, tugas kita hanyalah dua, me-luruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Selebihnya, biarlah Allah Swt yang menentukan apa yang terbaik untuk kita. Barangkali kita berupaya sekuat tenaga agar bisa diterima seba-gai pegawai negeri, akan tetapi yang terjadi tidak sesuai harapan.

14 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Sungguh, Allah Swt yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Bukankah banyak sekali orang yang bisa meraih kesuksesan tanpa men-jadi pegawai negeri, bahkan mereka jauh lebih sukses ketimbang mereka yang menjadi pegawai negeri. Boleh jadi inilah yang Allah Swt rencanakan. Apalagi, tidak jaminan juga bahwa menjadi pegawai negeri itu adalah jalan menggapai kesuksesan masa depan. Bukankah banyak pegawai negeri yang harus “pensiun” lebih ce-pat karena tidak amanah pada tugas yang diembankan kepadanya.

Contoh lain misalnya seorang wani-ta yang dilamar atau dikhitbah oleh seorang pemuda. Meski sudah dilaku-kan khitbah, kedua calon pe ngantin ini sudah seharusnya memiliki kesiapan. Siap apa? Siap jika pernikahan yang mereka dambakan itu benar-benar ter-

15

jadi, juga siap seandainya pernikahan yang mereka impi-impikan itu tidak terjadi. Karena sesungguhnya yang melamar itu belum tentu jodohnya. Walaupun segala janji, sumpah, berba-gai kata-kata manis sudah diikrarkan, pernikahan tidak akan terjadi jika Allah Swt tidak menghendakinya.

Salah satu cara yang mujarab agar kita senantiasa siap menghadapi se-gala kemungkinan yang akan terjadi adalah dengan berprasangka baik kepada Allah Swt Jika tidak terbiasa, berprasangka baik kepada Allah Swt itu akan sulit. Namun, tidak jika kita mem-biasakan diri dengan cara me latih diri.

Mengapa berprasangka baik kepada Allah Swt itu sangat pen ting? Sebuah hadits qudsi berbunyi, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku sebagaimana pra­sangka hambaku kepada­Ku. Aku ber­

16 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

samanya jika ia berdoa kepada­Ku.” (HR.Turmudzi)

Di dalam hadits yang lain Rasu-lullah Saw bersabda, “Allah Swt berfir­man, “Aku sesuai prasangka hamba­Ku kepada­Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat­Ku. Jika ia meng­ingat­Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri­Ku, jika ia mengingat­Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam se­kumpulan yang lebih baik dan lebih ba­gus darinya. Jika ia mendekat kepada­Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada­Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada­Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi­Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berprasangka baik terhadap Allah Swt akan membuat kita senantiasa siap

17

menerima ketetapan Allah Swt yang akan terjadi kepada kita. Baik itu ken yataan yang sesuai dengan keinginan kita, mau-pun kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Baik itu kenyataan yang berupa keberuntungan, maupun ken ya-taan yang berupa musibah.

Prasangka baik terhadap Allah Swt akan membuat kita senantiasa yakin bahwasanya setiap ketetapan Allah Swt terhadap diri kita itu pada hakikatnya adalah kebaikan. Meskipun, kenyataan yang terjadi itu adalah berupa musibah atau ketidakberuntungan, tetaplah itu suatu kebaikan dari-Nya. Karena, selalu ada makna, pelajaran atau hikmah di balik suatu kejadian. Allah Swt tidak menjadikan suatu peris tiwa di dunia ini dengan sia-sia atau tanpa maksud dan tujuan.

Oleh karenanya, prasangka baik kepada Allah Swt kemudian akan

18 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

membuat kita senantiasa siap meng-hadapi kenyataan yang akan terjadi terhadap diri kita. Karena, prasangka baik terhadap Allah Swt akan mem-buat mental kita lebih kuat sebelum segala sesuatunya terjadi.

Hasan Al Bashri pernah mengung-kapkan, “Sesungguhnya seorang muk­min selalu berhusnudzan kepada Tu­hannya lalu ia memperbagus amalnya. Dan, sesungguhnya seorang pendosa berpesangka buruk kepada Tuhannya sehingga ia berbuat yang buruk.” (Di-riwayatkan Imam Ahmad dalam Al Zuhd, hal. 402).

Demikianlah pentingnya berpra-sangka baik terhadap Allah Swt Kare-na, berprasangka baik terhadap-Nya akan berkonsekuensi logis terhadap kecenderungan kita untuk berteguh hati kepada-Nya dan untuk beramal shaleh. Sedangkan prasangka buruk

19

terhadap Allah Swt akan melahirkan kerusakan hati, amal, bahkan mem-belokkan akidah. Sehingga wajar jika dalam keterangan di atas, Hasan Al Bashri menyatakan bahwa prasangka terhadap Allah Swt. akan membedakan antara orang yang beriman dengan orang pelaku dosa dan kemaksiatan.

Oleh karena itulah mengapa pada beberapa hari sebelum wafat, Rasulullah Saw sempat mewasiatkan, “Janganlah salah seorang di antara kalian mening­gal kecuali dalam keadaan berhusnuzan kepada Allah.” (HR. Muslim).

Seseorang yang senantiasa mem-biasakan diri berprasangka baik ter-hadap Allah Swt, akan melalui hari-harinya dengan mantap dan penuh optimisme. Semangat akan senantiasa hadir di dalam setiap derap langkah dan pekerjaan yang dilakukan. Karena, ia selalu di dalam keadaan siap pada

20 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

apapun yang akan Allah Swt berikan kepadanya.

Pernah mendengar teori tukang parkir? Ini adalah gambaran sederha-na bagaimana seseorang yang memi-liki kesiapan diri dalam menghadapi kenyataan yang akan terjadi.

Seorang tukang parkir senantiasa siap dengan datangnya kendaraan yang akan parkir di tempatnya. Demikian juga apabila para pemilik kendaraan itu mengambil kendaraannya kembali dan pergi, ia senantiasa siap. Mengapa demikian? Karena sejak semula ia sudah memiliki pandangan bahwa semua ken-daraan itu hanyalah titipan. Bisa datang dan pergi kapan saja sesuai dengan ke-hendak para pemiliknya. Tidak akan ada rasa berat hati di dalam dirinya. Karena ia hanya bertugas menjaganya selama kendaraan-kendaraan itu dititipkan ke-pada dirinya.

21

Demikianlah juga kita di dalam ke-hidupan ini. Ketika kita sudah memiliki kesiapan terhadap apapun yang akan terjadi, kita akan ringan menghadapi segala yang terjadi. Bahkan kenyataan seberat dan sepahit apapun. Hadirkan Allah Swt di dalam hati kita sebagai satu-satunya tempat kita berpegang dan bersandar. Dia-lah Dzat Yang Maha Memiliki atas segala hal yang terjadi di dunia ini.

Maka dari itu, selalu persiapkanlah diri kita untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah Swt. Demikian juga apa yang buruk menurut kita, belum tentu buruk menurut Allah Swt Hadapi hidup ini dengan terus-menerus meminimalkan perasaan kecewa, karena kekecewaan tidak akan mengubah apapun. Hadapi pula hidup ini dengan meminimalkan

22 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

keluh kesah, karena siapa tahu yang kita keluhkan itu adalah rezeki dari Allah Swt.

Banyak sekali peristiwa di sekitar kita yang awalnya membuat kita kesal dan dongkol, namun kemudian mem-buat kita bersujud syukur.

23

Pada penjelasan kiat pertama kita sudah membahas bahwasanya

kesiapan diri itu sangatlah penting dalam rangka menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi di dalam kehidupan ini. Kemungkinan-kemungkinan ini adalah hal yang be-lum terjadi. Adapun jika hal tersebut telah terjadi, maka sikap yang harus kita miliki adalah ridha. Ridha terhadap apa yang akhirnya terjadi atau ridha pada hasil yang akhirnya kita terima setelah usaha yang kita lakukan.

Ridha Pada Apa yang Terjadi

24 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Mengapa kita harus ridha? Karena jika kita tidak ridha pun, kejadian atau hasil itu tetap terjadi. Contoh seder-hananya adalah apabila kita sedang berjalan di tengah lapangan golf, ke-mudian ada satu bola golf yang ter-lempar dan mengenai jempol kaki kita. Jika peristiwa ini terjadi pada diri kita, maka bersikaplah ridha. Karena tak ada untungnya juga bersikap tidak ridha, toh bola itu telah mengenai jempol kaki kita. Biarlah rasa sakit sejenak. Janganlah rasa sakit itu membuat kita bersikap menggerutu, mengutuk atau sikap apapun yang tidak baik.

Dalam salah satu haditsnya, Rasu-lullah Saw bersabda, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb­nya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya.” (HR. Muslim)

25

Sebagaimana isi hadits di atas, bersi-kap ridha itu akan memberikan nuansa tersendiri di dalam batin kita. Karena sebenarnya penderitaan kita saat kita menggerutu dan mengutuk itu bukan karena peristiwa jatuhnya bola pada jempol kaki kita. Melainkan karena kita tidak mau menerima kenyataan yang terjadi pada diri kita. Sehingga akhirnya kita pun merasakan penderitaan.

Contoh lainnya yang jamak ter-jadi di tengah-tengah kita adalah si-kap mengejek atau mencibir keadaan diri sendiri. Ada orang yang mencibir fisiknya sendiri hanya karena hidung-nya yang pesek, atau kulitnya yang hitam, atau posturnya yang pendek. Atau ada juga orang yang mencibir dirinya sendiri hanya karena terlahir dari keluarga yang tidak kaya raya.

Orang-orang seperti di atas ak-hirnya merasakan penderitaan. Pen-

26 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

deritaan mereka bukan disebabkan oleh kenyataan yang terjadi, akan tetapi karena ketidakterampilan men-talnya dalam menerima kenyataan. Maka, tidak heran apabila kita ba nyak me nyaksikan orang-orang yang me-ngalami stress. Mereka stress karena tidak terampil untuk menerima kenya-taan yang terjadi pada diri mereka, baik itu ber kenaan dengan masalah penampilan, keuangan, karir, dan lain sebagainya.

Seorang wanita yang sudah melewati umur 30 tahun, pontang-panting me-nata penampilan diri demi menghindari keriput di wajahnya. Berbagai cara ia lakukan, meski harus mengeluarkan bi-aya jutaan rupiah bahkan lebih. Namun, keriput tetap saja muncul. Ia pun stress.

Sikap di atas adalah salah satu si-kap tidak ridha menghadapi kenyataan. Wanita ini bersikap berlebih-lebihan

27

karena tidak ridha menerima kenyataan bahwasanya setiap manusia itu seiring bertambahnya usia akan mengalami penuaan, baik cepat ataupun lambat. Sebanyak apapun kosmetik digunakan, sebesar apapun biaya perawatan yang dikeluarkan, tua itu adalah keniscayaan.

Apakah sikap ridha itu adalah sikap pasrah? Jelas bukan. Ridha itu adalah keterampilan mental kita untuk realis tis menerima kenyataan. Hati menerima kenyataan, adapun otak dan anggota tubuh berikhtiar terus untuk mem-perbaiki kenyataan, hingga mencapai keadaan yang lebih baik lagi.

Saat sakit gigi terasa misalnya, ber-sikap ridhalah. Karena tidak ridha pun tetap sakit gigi. Bersikap ridha, akan tetapi tidak berdiam diri, melainkan berikhtiar memperbaiki kenyataan de-ngan cara pergi berobat ke dokter gigi. Saat pergi ke klinik dokter gigi dan me-

28 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

nemukan kenyataan bahwa kliniknya sedang tutup, maka bersikaplah ridha kembali. Jangan lantas menggerutu, karena sikap demikian hanya akan sia-sia belaka, bahkan berpotensi menjeru-muskan diri ke dalam dosa tanpa terasa.

Oleh karena itu, apapun kenyataan yang kita hadapi, terimalah dan jangan berkeluh kesah. Bersikaplah ridha dan bukan mengutuk atau menggerutu. Sikap ridha akan menghindarkan kita dari rasa menderita. Kenyataan yang berbeda dengan harapan akan jadi tera-sa ringan dan kita pun akan lebih bisa mengkondisikan diri untuk berbahagia.

Apalagi, sebagaimana kita yakini bahwa tidak ada satu kejadianpun yang tidak memiliki maksud dan tujuan. Ter-masuk jika kejadian itu adalah sebuah musibah atau ujian. Sungguh suatu kerugian besar apabila musibah yang datang disikapi dengan sikap negatif,

29

tidak menerima, menggerutu, atau si-kap sejenisnya. Karena, musibah adalah ujian yang justru akan semakin mem-perkokoh kekuatan diri seseorang.

Bahkan, musibah apabila dihadapi dengan sikap ridha, akan menjadi ja-lan menuju surga. Sebagaimana fir-man Allah Swt, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, pada­hal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang­orang ter­dahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam­macam cobaan) sehingga berkatalah Ra­sul dan orang­orang yang beriman ber­samanya, “Bilakah datangnya nashrullah (pertolongan Allah).” Ingatlah, sesung­guhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214).

Bersikap ridha itu seperti apabila kita menanak nasi ternyata tanpa disa-

30 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

dari air yang kita tuangkan terlalu ban-yak sehingga beras yang kita rencana-kan menjadi nasi malah menjadi bubur. Dalam keadaan seperti ini, sikap yang kita lakukan bukanlah menggerutu dan menyalahkan diri apalagi memarahi orang lain. Akan tetapi bersikaplah ridha, sembari mencari daun seledri, kacang kedelai dan suwiran daging ayam. Ditambahi kecap dan krupuk. Maka, bubur itu menjadi bubur ayam dengan rasa yang spesial.

Bersikaplah ridha menghadapi kenyataan. Hidup akan terasa ringan dan bahagia. Bukankah kita ingin sekali memperoleh keridhaan dari Allah Swt.. Kunci untuk mendapatkannya ada-lah bersikap ridha terhadap apapun keputu san-Nya. Rasulullah Saw ber-sabda, “Barangsiapa yang ridha (kepada ketentuan Allah) maka Allah akan ridha kepadanya..” (HR. Tirmidzi).

31

Jangan Mempersulit Diri

Dalam dua kiat sebelumnya sudah kita bahas bahwasanya hendak-

lah kita senantiasa mengkondisikan untuk senantiasa siap menghadapi berbagai macam kemungkinan yang terjadi. Baik itu yang sesuai dengan keinginan atau harapan kita, mau-pun yang tidak. Kemudian, apabila kenyataan sudah terjadi terhadap diri kita, maka hendaklah kita ridha menerimanya sembari terus-menerus memperbaiki pencapaian-pencapaian yang sudah kita peroleh.

32 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Kiat berikutnya yang perlu kita laku-kan dalam menyikapi kenyataan hidup adalah tidak mendramatisir kenyataan yang terjadi. Karena, jika mau jujur, permasalahan yang terjadi di dalam hidup kita adalah hasil dari dramatisasi yang dilakukan oleh diri kira sendiri. Kita lebih banyak merasakan pende-ritaan atas kenyataan yang terjadi, se-bagai akibat dari karangan kita sendiri, kekhawatiran kita sendiri, kepanikan kita sendiri. Ternyata kesemua itulah yang membuat kita menjadi merasa tertekan dan terbebani.

Padahal, segala kenyataan yang terjadi itu, jika kita sikapi dengan kepala dingin, pikiran jernih dan hati yang lapang, kita tidak akan merasa kerepotan menghadapi segala kenya-taan yang terjadi pada hidup kita.

Sebagai contoh misalnya, sese-orang yang merasakan sakit pada ping-

33

gangnya. Kemudian, dia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Se-belum jadi berangkat, ia berbincang dengan rekannya dan menceritakan apa yang sedang dirasakannya itu.

Ia sampaikan segala kekhawati-ran atas sakit pinggangnya tersebut. Ia ceritakan tentang kekhawatiran jika seandai nya yang ia derita adalah penyakit ginjal, maka ia akan mengha-dapi resiko pengobatan dan perawatan yang tidak sederhana dan mahal. Bah-kan, ia pun menceritakan kegelisahan-nya seandainya ternyata ia harus me-ngalami gagal ginjal dan menjalani cuci darah, dan seterusnya, dan sebagainya.

Semakin orang ini menceritakan ke-takutan dan kekhawatirannya, maka se-makin terbebanilah ia, semakin stress-lah ia. Beban yang datang disebabkan ketakutan-ketakutan yang ia hadirkan sendiri dari perkiraan atau dugaannya

34 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

sendiri. Padahal ia sama sekali belum menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter. Hal seperti inilah yang banyak terjadi pada diri manusia, yang kemu-dian menimbulkan penderitaan jiwa di dalam diri mereka sendiri.

Maka, kendalikanlah diri sebisa mungkin agar terhindar dari sikap men-dramatisir masalah yang sedang terjadi. Janganlah larut di dalam jebakan-jeba-kan sikap yang mempersulit diri sendiri. Karena sikap-sikap seperti itulah yang akan semakin memperbesar kesulitan dan penderitaan di dalam diri.

Hadapilah setiap kenyataan hidup, baik yang menyenangkan ataupun tidak, dengan sikap tenang, pikiran yang jernih, dan hati yang lapang. Karena pada hakikatnya, setiap persoalan yang menimpa diri manusia itu sudah terukur oleh Allah Swt, sesuai dengan kadar kemampuan manusia tersebut untuk

35

menghadapinya. Hal ini sesuai dengan janji Allah Swt di dalam Al Quran, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya..” (QS. Al Baqarah [2]:286).

Dalil tersebut di atas bisa dikenakan dalam urusan ibadah maupun kehidu-pan keseharian. Bahwasanya Allah Swt tidak akan memberikan beban kepada seseorang kecuali dengan beban yang sesuai dengan kadar kemampuannya untuk memikul atau menghadapi be-ban tersebut. Allah Swt Maha Tahu siapa dan bagaimana diri kita. Allah Swt pula Yang Maha Tahu kekuatan, kelemahan, ilmu dan batas kemampuan kita.

Maha Suci Allah Swt dari perbuatan dzalim terhadap hamba-hamba-Nya. Tidak ada ketetapan-Nya yang di luar batas kesanggupan hamba-hamba-Nya. Kesemuanya sudah terukur. Tidak ada yang berat dan tidak ada yang tidak bisa

36 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

dihadapi. Adapun yang berat adalah ka-rena kita kurang ilmu dan kurang iman dalam menghadapi kenyataan yang ter-jadi pada diri kita, sehingga kita keliru dalam menyikapi apa yang Allah Swt tetapkan kepada diri kita.

Sebenarnya, tidak ada yang aneh di dalam kehidupan ini. Polanya masih sama, begitu-begitu saja. Seperti per-gantian siang dan malam, terus-me-nerus seperti itu. Ada senang dan tidak senang, gembira dan kesedihan. Ada gelap dan terang, murung dan riang. Susah dan mudah, marah dan ramah. Kadang dipuji, kadang dicaci. Sesekali disukai, sesekali dibenci. Punya dan tidak punya, sehat dan sakit, lapang dan sempit. Begitulah seterusnya. Tidak ada yang aneh, kecuali yang aneh itu adalah apabila kita tidak semakin mengerti tentang kehidupan ini.

37

Semestinya, apapun yang terjadi pada diri kita menjadi pelajaran ber-harga untuk kita. Hendaknya, setiap yang terjadi menimpa kita, itu menjadi ilmu tentang kehidupan, sehingga kita semakin tangguh dan siap untuk meng-hadapi setiap kemungkinan. Persis se-perti ketika kita menghadapi siang dan malam. Kita siap menghadapi siang, kita pun siap menyongsong malam.

Jadi saudaraku, bahwa hidup ini bagaikan siang dan malam. Kita siap menghadapi siang karena kita tahu persis apa yang akan kita lakukan pada siang hari. Kita pun tidak panik saat malam akan menjelang karena kita tahu apa yang akan kita lakukan di waktu malam. Bahkan, tidak jarang kita sangat mendambakan malam segera datang karena kita tahu akan ada manfaat yang akan kita peroleh di waktu malam. De-mikian juga, tidak jarang kita menanti-

38 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

nanti datangnya waktu siang karena tahu bahwa ada hal menyenangkan yang akan didapat di waktu siang.

Begitulah apabila kita siap meng-hadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di dalam kehidupan ini dan mengetahui ilmu cara mengha-dapinya. Ketika kita dilimpahi kekayaan materi yang berlebih, maka kita man-faatkan kesempatan tersebut untuk berderma, membantu sesama dan mem belanjakannya di jalan Allah Swt. Kita manfaatkan juga kesempatan terse-but untuk meraup lebih banyak ilmu, memperluas wawasan, memperlebar dan memperkuat persaudaraan, serta manfaat lainnya.

Akan tetapi ketika kekayaan materiil itu tidak ada di tangan kita, kita pun su-dah mengetahui ilmunya. Yaitu, dengan bersabar, berprasangka baik terhadap Allah Swt, gigih menjaga kehormatan

39

diri dengan tidak meminta-minta kepada orang lain, bahkan justru meningkatkan kreatifitas untuk berusaha mendapatkan penghasilan secara baik dan halal. De-ngan begitu, ketiadaan materiil itu tidak menjadi bencana baginya, melainkan jadi kesempatan emas untuk mendidik diri menjadi pribadi yang matang dan tangguh dalam mengarungi kehidupan dunia ini.

Memang benar, tidak jarang babak kehidupan yang menimpa kita terasa berat dan getir. Tapi itu sama sekali bu-kan alasan bagi kita untuk mendrama-tisir keadaan kemudian merasa berala-san untuk tenggelam dalam kesedihan, seolah kemalangan adalah nasibnya.

Ketika ada yang memuji kita, kita harus mawas diri bahwasanya pujian tersebut tidaklah cocok untuk kita. Kita dipuji sebenarnya bukan karena kelebi-han kita, akan tetapi karena orang yang

40 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

memuji itu tidak mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya. Ia tidak menge-tahui kejelekan-kejelekan kita yang tersembunyi. Sehingga apabila kita ke-tahui ilmunya, ketika kita mendapatkan pujian, maka kita tidak akan terjebak untuk mendramatisir diri, memboho-ngi diri karena pujian tersebut dengan bentuk sikap membangga-banggakan diri karena pujian tersebut.

Jika kita mengetahui ilmunya, ke-tika ada yang memuji diri kita, maka kita tidak akan terjebak untuk mem-bohongi diri, menipu diri dengan si-kap sombong dan tinggi hati. Jika kita mengetahui ilmunya, maka sikap yang akan kita lakukan adalah mengemba-likan pujian tersebut kepada Sang Pe-milik pujian sejati yaitu Allah Swt, Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Terpuji.

Pujian memang bisa memotivasi kita untuk meraih pencapaian baru

41

atau prestasi yang lebih tinggi lagi. Tapi pada kenyataannya, pujian justru lebih sering membuat kita lupa diri. Semakin sering dipuji oleh orang lain, maka se-makin besar kemungkinan kita untuk terlena dan menjadi tinggi hati.

Rasulullah Saw memberikan trik yang sangat baik untuk diteladani su-paya kita tidak terjerat dengan jebakan pujian manusia. Pertama, selalu mawas diri agar tidak terbuai oleh pujian orang lain. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Rasulullah Saw menanggapinya dengan doa, “Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang­orang itu.” (HR. Bukhari).

Kedua, menyadari sepenuh hati bahwa hakikat pujian adalah topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketa-hui orang lain. Ketika ada yang memuji kita, itu lebih karena ketidaktahuannya

42 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

tentang sisi kejelekan kita. Oleh sebab itu, Rasulullah Saw. dalam menanggapi pujian, beliau berdoa, “Ya Allah, am­punilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku).” (HR Bukhari).

Ketiga, kalaupun pujian yang dilontarkan orang lain terhadap diri kita memang benar ada di dalam diri kita, Rasulullah Saw mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt un-tuk dijadikan pribadi yang lebih baik lagi. Apabila mendengar pujian, Rasu-lullah Saw kemudian berdoa, “Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.” (HR Bukhari).

Sedangkan ketika kita memper-olah cacian dan makian dari orang lain, kita pun tidak akan panik apabila kita mengetahui ilmunya. Karena ketika itu terjadi pada diri kita, kita menya-dari bahwa demikianlah kehidupan, adakalanya dipuji dan adakalanya

43

dicaci. Jika kita mengetahui ilmunya, ketika kita mendapatkan cacian dari orang lain, kita tidak akan merasa ri-sau dan panik, karena kita menyadari bahwa cacian tersebut masihlah lebih sederhana dibandingkan kejelekan diri kita yang sebenarnya.

Ketika kita mendapatkan cacian, jika kita mengetahui ilmunya, kita tidak akan panik. Kita justru akan bersikap tenang dan mendengarkan cacian tersebut, karena bisa jadi cacian itu adalah informasi untuk kita tentang diri kita supaya kita mau mengevaluasi dan memperbaiki diri. Kita seringkali merasa terhina oleh ucapan orang lain tentang diri kita, padahal apa yang diu-capkannya itu adalah sesuatu hal yang memang ada di dalam diri kita.

Cacian atau hinaan adalah episode bagaimana Allah Swt menguji kearifan diri kita. Bahkan sangat mungkin, hi-

44 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

naan yang datang dari orang lain kepa-da kita itu adalah sarana dari Allah Swt supaya kita bisa memperbaiki kualitas diri kita. Bahkan tidak jarang, hinaan itulah yang justru memperkokoh dan memperjelas kemuliaan seseorang yang dihina itu. Karena, banyak ke-jadian, apabila sikap orang yang dihina itu tetap tenang dan mantap, orang-orang akan jadi bisa melihat dengan jelas siapakah dan bagaimanakan se-benarnya orang yang dihina dan orang yang menghina.

Hinaan itu tidak akan melekat pada diri orang yang dihina apabila dia bersi-kap arif dan bijaksana dalam menyikapi hinaan tersebut. Hinaan itu justru akan berbalik dan melekat kepada diri orang yang melontarkan hinaan itu.

Jika kita mengetahui ilmunya, maka kita akan bersikap tenang dan arif ketika diri kita dihina. Karena, kita menyadari

45

bahwa orang paling mulia saja yaitu Mu-hammad Saw, mendapat hinaan dan cacian, apalagi kita yang kemuliaannya sangat jauh berada di bawah beliau. Jika kita benar menyikapi hinaan orang lain terhadap kita, maka hinaan itu justru akan mempertinggi derajat kita.

Jika kita mengetahui ilmunya, se-hat dan sakit akan sama-sama menjadi kebaikan bagi diri kita. Ketika sehat, maka kita akan menyadari bahwa itu adalah kesempatan berharga untuk kita be kerja, beramal saleh, membantu sesama, mengelola lingkungan dan lain sebagainya yang memberikan kemanfaatan dan nilai tambah. Kese-hatan kita menjadi sangat produktif dalam kebaikan.

Demikian juga ketika kita sakit, jika kita mengetahui ilmunya maka kita akan selalu siap menghadapi keadaan ini. Ketika sakit menimpa kita, maka

46 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

kita akan menyadari bahwa orang yang sakit adalah ladang rezeki bagi para dokter dan perawat. Kita juga akan menyadari bahwa sakit adalah satu episode di dalam hidup kita yang juga harus kita nikmati.

Bukankah Rasulullah Saw sendiri yang menjanjikan bahwa kita akan digugurkan dosa ketika kita sakit, bagai kan daun-daun kering yang ber-guguran. Sebagaimana sabda Rasu-lullah Saw, “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah­gu­lanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan­kesalahannya”. (HR. Bukhari).

Sakit adalah sarana kita untuk ber-tafakur, memohon ampun dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Bukankah kita ingin sekali dihapus-

47

kan dosa-dosa kita yang sudah terlalu banyak ini?! Sakit semestinya menjadi kesempatan emas kita untuk semakin memperbanyak syukur.

Karena dengan sakit, Allah Swt sedang mengingatkan kita sekaligus memberikan kesempatan yang ter-buka lebar untuk penghapusan dosa-dosa kita. Seperti disebutkan di dalam hadits di atas, bahkan rasa sakit yang diakibatkan tertusuk duri sekalipun, itu adalah peluang emas dihapuskannya dosa-dosa kita. Hal itu terjadi jika kita menyikapi sakit kita dengan sikap ber-tafakur dan bersyukur. Bukan dengan tenggelam di dalam keluh kesah atau menggerutui keadaan.

Mungkin ada yang bertanya misal-nya, bagaimana dengan biaya yang harus dikeluarkan ketika masa penyem-buhan atau perawatan selama sakit? Tidak perlu risau, karena bukankan reze-

48 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

ki itu Allah Swt yang mengatur?! Allah Swt tidak akan membebani hamba-Nya dengan beban yang tidak akan sanggup untuk dipikulnya. Allah Swt yang akan mengatur semua, dengan cara-Nya.

Ada juga orang yang gelisah ke-tika sakit karena takut mati. Jangankan yang sedang sakit, bahkan yang sehat saja bisa mati kapan saja dan di mana saja jika memang sudah waktunya. Jikapun memang sakit tersebut me-ngantarkan kepada kematian, apabila sakit itu dilalui dengan sikap sabar dan tawakal kepada-Nya, maka kita akan meraih husnul khatimah. Jadi, sikapilah sakit dengan prasangka baik terhadap-Nya dan sikap optimis.

Benar, sakit itu ada juga yang ber-langsung lama dan menyakitkan. Tapi, tetaplah yakin bahwa sesungguhnya semua sudah terukur oleh Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt tidak akan

49

berbuat dzalim terhadap hamba-ham-ba-Nya. Dia-lah Yang Maha Tahu ten-tang kekuatan, kelemahan dan batas kemampuan kita.

Saudaraku, ada sebuah pengam-baran antara orang yang sedang be-rada di perahu di permukaan laut de-ngan orang yang sedang menyelam di dalam laut. Orang yang berada di per-mukaan laut akan terombang-ambing oleh gelombang dan juga terancam dengan topan badai. Berbeda dengan orang yang sedang menyelam di dalam laut, ia tengah menikmati alam dalam laut yang tenang nan indah.

Demikianlah gambaran tentang perbedaan orang yang baru hanya mengetahui kehidupan ini dipermu-kaannya saja dengan orang yang su-dah mengetahui rahasia kehidupan ini secara mendalam. Orang yang masih berkutat pada permukaan kehidupan

50 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

dunia ini, ia akan dengan mudah ter-ombang-ambing. Sedangkan orang yang sudah berkutat di dalam makna kehidupan dunia ini yang sebenarnya, ia akan hidup dengan tenang dan ko-koh karena telah mengerti apa maksud dan tujuan kehidupan ini.

Oleh karena itu, jangan memper-sulit diri, tidak perlu mendramatisir ke n ya taan yang terjadi. Hadapi saja, jalani saja hidup ini. Tidak perlu panik saat melihat kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan. Juga tidak perlu berbangga diri bisa melihat ke-nyataan yang sesuai dengan harapan. Serahkan setiap yang terjadi kepada Allah Swt.. Setiap kenikmatan yang terjadi di dunia ini hanyalah sedikit dan semu belaka. Ada kenikmatan yang jauh lebih besar, tiada berbatas, dan sejati di akhirat kelak.

51

Sahabat, tidak ada kesengsasaraan yang kekal di dunia ini. Malah, kes-esengsaraan itu sendiri adalah hasil re-kaan atau akibat dari sikap kita sendiri yang keliru menyikapi kehidupan du-nia ini. Jika manusia menemukan suatu ujian di dalam hidupnya, maka sesung-guhnya ujian tersebut datang sudah satu paket dengan kemudahan atau jalan keluarnya. Allah Swt. berfirman, “Karena sesungguhnya bersama kesuli­tan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah [94]:5 - 6).

52 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Evaluasi Diri

Kita harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi diri, karena

kehidupan dunia ini seperti suara yang menggaung di pegunungan. Bila kita berteriak di pegunungan, maka suara kita akan bergaung dan kembali kepada kita. Demikianlah kehidupan dunia ini. Apa yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita. Apa yang kita perbuat, akan mendatangkan akibat kepada diri kita sendiri. Sekecil apap-un perbuatan kita, akan menimbulkan akibat, baik itu berupa akibat kebaikan maupun keburukan.

53

Di dalam Al Quran Allah Swt berfir-man, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), nis­caya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan ke­jahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya.” (QS. Al Zalzalah [99]:7-8).

Langkah terbaik yang harus kita lakukan setelah sesuatu kejadian menimpa diri kita, adalah ridha yang disusul dengan tafakur atas apa yang telah menimpa kita itu. Langkah ter-baik selanjutnya yang mesti kita tem-puh adalah mengevaluasi diri kita.

Sebagai contoh, kita lihat kembali cerita tentang kita dengan bola golf di pembahasan sebelumnya. Ketika kita berada di tengah-tengah lapangan golf yang luas, kemudian sebuah bola tiba-tiba jatuh di atas jempol kaki kita. Bi-asanya, yang akan dilakukan seseorang

54 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

bila mengalami peristiwa ini adalah marah dan menyalahkan orang yang telah memukul bola tersebut. Padahal sebenarnya kita bisa melakukan hal lain yang jauh lebih efektif daripada marah-marah dan menyalahkan si pe-mukul bola.

Sikap tersebut adalah misalnya dengan berdiam diri sejenak dan me-ngucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Ya Allah, bukankah lapangan ini sangat luas, sementara jempol kaki ini sangat kecil, mengapa dipilih jempol saya ini yang tertimpa bola, ya Allah.. Bukankah di sebelah kiri dan kanan saya lapangan masih sangat luas, atau mengapa tidak menimpa batu saja.. Mengapa engkau pilih jempol kaki hamba, ya Allah..”

Lalu, renungkanlah hikmah di ba-lik peristiwa tersebut. Evaluasilah diri kita. Boleh jadi itu adalah teguran dari

55

Allah Swt karena kaki kita lebih ba nyak berjalan mencari dunia daripada di-langkahkan menuju masjid untuk shalat berjamaah. Atau, bila memang kita banyak melangkahkan kaki kita ke masjid, boleh jadi hati kita tidak. Se-hingga Allah Swt mengingatkan kita sebagai salah satu bentuk kasih sayang dan perhatian-Nya kepada kita.

Karena sesungguhnya, tidak ada suatu ciptaan dan kejadian di dunia ini yang diciptakan secara sia-sia tanpa me-miliki maksud dan makna. Allah Swt ber-firman, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia­sia, Maha Suci Engkau..” (QS. Ali ‘Imran [3]:191).

Latihlah dan biasakanlah diri kita untuk bisa secara spontan menyikapi peristiwa yang tidak kita inginkan den-gan sikap bertafakur. Bukan dengan menggerutu apalagi hingga marah-marah dan mencaci-maki.

56 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Contoh lain, apabila kita kehilangan dompet karena kecopetan atau jatuh di jalan. Segeralah bertafakur, me-ngapa dari sekian banyak orang yang memiliki dompet, harus kita yang ke-hilangan. Bertafakurlah, merenunglah, karena pasti ada maksud dari peristi-wa tersebut. Barangkali itu cara Allah Swt mengingatkan kita supaya kita lebih bisa mengendalikan diri dalam membelanjakan harta kita. Evaluasilah diri kita, barangkali kita masih lebih ban-yak memubazirkan uang kita daripada menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

Sahabatku, sungguh kita tidak akan pernah rugi sedikitpun apabila kita membiasakan diri untuk melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dengan cara yang positif. Ketika kita ingat pada kekurangan dan kesalahan diri, jangan-

57

lah lantas hal itu membuat diri kita men-jadi putus asa dan merasa bahwa diri sudah tanggung bergelimang dosa.

Karena sebenarnya ketika kita bisa bersikap jujur melihat diri kita sendiri dengan segala kekurangan dan kelebi-hannya, maka itu adalah karunia yang besar dari Allah Swt terhadap diri kita. Karena tidak banyak orang yang di-karuniai kemampuan melakukan hal itu. Kejujuran melihat diri sendiri ada-lah pintu gerbang menuju perbaikan diri menjadi pribadi yang tangguh dan berkualitas.

Peristiwa yang menimpa diri kita itu persis manfaat cermin. Hanya saja, jika cermin adalah untuk bercermin ‘to-peng’ yang kita kenakan, sedangkan peristiwa adalah untuk bercermin diri.

Akan tetapi, peristiwa-peristiwa semacam ini apabila menimpa terhadap orang lain jangan sampai membuat kita

58 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

dengan mudah begitu saja menuduh bahwa orang yang me ngalami peris-tiwa tersebut telah banyak melakukan kemaksiatan atau kesalahan. Kita tidak berhak memberikan penilaian terhadap orang lain. Kita hanya berhak menilai diri sendiri. Bahkan untuk menilai diri sendiri saja kita masih kesulitan, apalagi menilai orang lain.

Ketika anak-anak kita nakal, evalu-asilah diri kita selaku orang tua. Siapa tahu ternyata kita kurang sungguh-sungguh dalam mendidik dan men-doakan mereka disebabkan kita lebih disibukkan dengan pekerjaan kedu-niawian kita. Ketika anak nakal, itu adalah kesempatan emas kita untuk mengevaluasi diri kita sendiri. Siapa tahu ternyata kita pun belum sungguh-sungguh menjaga kualitas kebaikan diri kita sendiri sehingga kejelekan kita ditiru oleh anak-anak kita.

59

Evaluasilah diri kita sendiri saat kita didzalimi oleh orang lain. Jangan-jangan kita pun banyak melakukan kedzaliman kepada orang lain, dan seterusnya dan sebagainya. Tidak ada bentuk kedzaliman yang kita lakukan kepada orang lain kemudian kita tidak meminta maaf dan tidak memohon ampun kepada Allah Swt, melainkan kedzaliman itu akan berbalik kepada diri kita sendiri.

Pentingnya mengevaluasi diri telah ditegaskan oleh Allah Swt. di dalam Al Quran, “Hai orang­orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hen­daklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang­orang yang lupa ke­pada Allah, lalu Allah menjadikan mere­

60 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

ka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang­orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr [59]:18–19).

Di dalam ayat di atas, Allah Swt me-nyeru kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa mengevalu-asi diri. Karena, dengan mengevaluasi atau menilai diri sendirilah kita akan mengetahui sudah seperti apa pen-capaian kita. Khususnya pencapaian-pencapaian hal yang berkaitan dengan urusan akhirat kita. Jika dalam urusan dunia saja kita seringkali melakukan evaluasi, seperti evaluasi keuangan di dalam perusahaan misalnya, maka evaluasi dalam urusan akhirat kita jauh lebih penting lagi.

Evaluasi diri hendaknya kita lakukan dalam setiap hal yang kita lakukan, seke-cil apapun. Sehingga apapun yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan kita terhindar dari perbuatan yang sia-sia.

61

Juga agar kita terhindar dari perbuatan yang malah mengakibatkan dosa.

Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Di dalam Al Quran, Allah Swt berfirman, “Dan, Aku tidak men­ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah­Ku (beriba­dah).” (QS. Adz Dzaariyaat [51]:56).

Senantiasa evaluasilah, nilailah diri kita. Sudahkah kita menjadikan setiap apa yang kita lakukan di dalam keseharian kita sebagai bentuk keta-atan dan peribadatan kepada Allah Swt? Karena sesungguhnya tidak ada perbuatan sekecil apapun yang lu-put dari pengetahuan-Nya. Apalagi, bukankah setiap perbuatan kita akan ada ganjarannya. Dalam ayat-Nya yang lain, Allah Swt berfirman, “Katakanlah sesungguhnya sholatku, sembelihanku (ibadah kurban di saat ibadah haji dan

62 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

umrah), dan hidupku dan matiku hanya­lah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al An’aam [6]:162).

Saudaraku, jadikan setiap peris-tiwa yang menimpa diri kita sebagai kesempatan untuk mengevaluasi diri, sehingga kita bisa berubah menjadi in-san yang semakin baik dari hari ke hari.

Daripada kita sibuk menilai orang lain, lebih baik kita sibuk menilai dan mengevaluasi diri kita sendiri. Suatu rezeki yang besar dari Allah Swt ketika kita diberikan kesempatan oleh-Nya un-tuk mengetahui kekurangan diri, dan di-berikan kesempatan untuk memperbai-kinya. Kita tidak bisa mengubah orang lain, sebelum kita bisa mengubah diri sendiri. Bagaimana kita bisa mengubah orang lain dan mengubah lingkungan yang lebih besar lagi, jika kita tidak bisa jujur dan memperbaiki diri sendiri.

63

Jadikan Allah Saja Sebagai Penolong

Allah Swt berfirman, “..Hasbunallah wani’mal wakil (Cukuplah Allah se­

bagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik­baik tempat bersandar).” (QS. Ali `Imran [3]:173).

Kalimat di atas adalah ucapan doa nabi Ibrahim AS kepada Allah Swt, manakala beliau berhadapan dengan penguasa Babilonia yaitu raja Nam-rud. Kita tentu tahu betul bagaimana kisah beliau ketika itu. Nabi Ibrahim AS menghancurkan seluruh berhala yang disembah rakyat dan penguasa babilonia, dan menyisakan satu yang

64 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

paling besar. Hal itu beliau lakukan ka-rena beliau yakin bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang salah kaprah dan sesat menyesatkan.

Nabi Ibrahim AS bermaksud untuk mengajak mereka berpikir, menggu-nakan akalnya, bahwa sesungguhnya yang mereka lakukan adalah kesesa-tan. Beliau bermaksud mengajak mereka untuk menyembah Allah Swt, Dzat yang telah menciptakan mereka.

Beliau berpikir, bagaimana mung-kin mereka menyembah benda-ben-da mati yang mereka buat sendiri. Bagaimana mungkin mereka menyem-bah benda-benda yang bahkan tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali. Na-mun, perbuatan beliau itu rupanya ter-cium oleh para penguasa Babilonia. Sehingga beliaupun dijatuhi huku-man dengan dilemparkan ke dalam api yang berkobar panas dan besar.

65

Sesaat sebelum dihempaskan ke dalam api itu, nabi Ibrahim AS. ber-doa kepada Allah Swt dengan kalimat, “..Hasbunallah wani’mal wakil (Cuku-plah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar)”, sebagaimana tercantum di dalam ayat tersebut di atas. Seke-tika itu pula, atas kehendak Allah Swt, kobaran api itu menjadi dingin bagi nabi Ibrahim AS. Allah Swt berfirman, “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al Anbiyaa [21]:69).

Kisah nabi Ibrahim AS di atas mem-berikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa meyakini sepenuh hati bahwasanya hanya Allah Swt tem-pat kita berlindung dan memohon pertolo ngan. Kisah ini juga mengajar-kan bahwa hendaklah kita berpegang teguh hanya kepada-Nya secara total.

66 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Kita berbuat sesuatu dengan niat yang lurus dalam rangka ibadah kepada-Nya. Kita pun meyakini bahwasanya hanya kepada Allah Swt kita memas-rahkan hasil dari segala ikhtiar yang kita lakukan.

Nabi Ibrahim AS telah dengan sedaya upaya memberikan pencera-han kepada kaumnya kala itu. Beliau telah berikhtiar supaya kaumnya mau menggunakan akal pikiran agar ber-henti berbuat kemusyrikan untuk ke-mudian berpindah kepada keimanan kepada Allah Swt. Setelah semua beliau lakukan, beliau pasrahkan hasilnya ke-pada Allah Swt dan beliau memohon perlindungan hanya kepada-Nya dari apapun perbuatan yang akan dilaku-kan kaumnya terhadap beliau.

Sahabatku, setelah kita memper-siapkan diri untuk menghadapi ber-bagai kemungkinan yang akan terjadi,

67

bersikap ridha pada apa yang terjadi, tidak mempersulit diri, dan mengevalu-asi diri atas setiap peristiwa yang kita alami, maka sikap selanjutnya adalah kita kuatkan keyakinan bahwasanya hanya Allah Swt penolong kita.

Seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, jika kita meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya Allah Swt. Dzat Yang Maha Memiliki dan Dia-lah Yang Maha Menghendaki, niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia ber-sekutu untuk mencelakai kita, jika Allah Swt tidak menghendakinya, maka tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita.

Kesengsaraan kita adalah apabila kita terlalu banyak berharap kepada makhluk dan terlalu banyak takut ter-hadap makhluk. Karena bila harapan kita kepada makhluk terlalu besar dan tidak banyak yang bisa terpenuhi,

68 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

akibatnya kita akan menjadi manusia yang mengemis dan menjilat demi terpenuhinya keinginan kita.

Tidak jarang kita temui orang yang telah melakukan usaha sedemikian rupa, namun sayangnya ia justru malah masih percaya kepada jimat atau mantra yang diberikan ‘orang pintar’ kepadanya. Padahal ia telah menyatakan keimanan-nya kepada Allah Swt. Sebagaimana fir-man Allah Swt, “Dan sebagian besar dari mereka itu beriman pada Allah, hanya saja merekapun berbuat syirik kepada­Nya “. (QS. Yusuf [12]:106). Jika demiki-an yang terjadi, maka sungguh sia-sialah segala apa yang telah diupayakannya. Sia-sialah pula keimanan yang telah dinyatakannya karena ia terjerumus pada kemusyrikan.

Demikian juga apabila kita terlalu besar rasa takut terhadap makhluk, maka kita akan menyembah-nyembah

69

dan tunduk kepadanya. Padahal, hanya Allah Swt. Dzat Yang Maha Agung dan pantas untuk ditakuti. Allah Swt yang Maha Menguasai segalanya.

Sepelik apapun masalah yang kita hadapi, pasti Allah Swt sudah Maha Tahu akan masalah kita sekaligus jalan keluarnya. Oleh karena itu, janji Allah Swt yang harus menjadi pegangan kita. Allah Swt berfirman, “..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka­sangka. Dan, barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq [65]:2-3).

Maka, janganlah ada rasa pesimis saat kita ditimpa suatu peristiwa yang tidak kita kehendaki atau yang menyu-litkan kita. Karena sesungguhnya rasa bingung, takut, menderita, itu adalah

70 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah Swt. memberikan jalan keluar bagi kita. Ketika kita ditimpa suatu kepelikan masalah keuangan, sesungguhnya Allah Swt akan mendatangkan rezeki-Nya ke-pada kita dari jalan dan cara yang tidak kita sangka sebelumnya.

Hal ini akan terjadi apabila kita men-jadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berusaha dan memasrahkan hasil segala usaha kita hanya kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt, “..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..” (QS. Ath Thalaq [65]:3).

Oleh karenanya, dalam urusan ekonomi misalnya, tidak perlulah kita meminta untuk dijadikan manusia yang kaya raya. Mintalah kepada Allah Swt agar rezeki kita dicukupkan. Berke-cukupan itu lebih bermakna dari sek-

71

edar kaya raya. Karena kaya raya belum tentu berkecukupan. Betapa banyak manusia yang bergelimang harta ke-kayaan akan tetapi fustasi karena masih saja kekayaannya itu tidak mencukupi segala keinginannya. Semoga Allah Swt mencukupkan rezeki kita sesuai de-ngan apa yang kita butuhkan.

Saudaraku, kehidupan ini memang selalu ada suka dan duka, sedih dan gembira. Begitu seterusnya silih ber-ganti. Apa yang menjadi masalah bukanlah pergantian siklus tersebut, melainkan cara kita menghadapi atau menyikapi siklus itu. Jika kita bisa me-nyikapinya dengan baik, maka kehidu-pan yang sedang kita jalani ini akan menjadi kesempatan yang selalu ter-buka untuk kita terus-menerus mem-perbaiki diri, menambah wawasan, me-nambah ilmu, menguatkan keimanan,

72 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

dan menyongsong kehidupan abadi di akhirat yang dipenuhi kebahagiaan.

Jadi, segala persoalan hidup yang kita temui di dunia merupakan kesem-patan emas yang diberikan Allah Swt ke-pada kita untuk mengangkat kemuliaan kita, meninggikan derajat kita dan membahagiakan kita. Cukuplah Allah Swt sebagai penolong dan pelin dung kita. Wallahu a’lam bishawab.[]