analisis kerusakan tanaman kelapa dan musuh alami hama

14
96 Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia Analysis of coconut palm damage and natural enemies of the Segestes decoratus pest (Orthoptera: Tettigoniidae) in Indonesia MELDY L.A. HOSANG 1 , J.C. ALOUW 2 DAN W.J. SAMBIRAN 1 1 Balai Penelitian Tanaman Palma Jl. Raya Mapanget PO BOX 1004 Manado 95001 Email: [email protected] 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jl. Tentara Pelajar No.1. Kota Bogor, Jawa Barat. 16111 International Coconut Community, 8th Floor, BAPPEBTI Building Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta 10430, Republic of Indonesia Diterima 31 Agustus 2020 / Direvisi 28 September 2020 / Disetujui 21 Desember 2020 ABSTRAK Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) merupakan salah satu hama yang merusak daun kelapa dan dapat menyebabkan kerusakan yang sangat berat di daerah penyebarannya terutama pada kebun yang tidak terpelihara pada pulau-pulau tertentu. Di Indonesia, hama S. decoratus hanya ditemukan di Kepulauan Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Informasi kerusakan, populasi hama dan musuh alaminya serta distribusi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kerusakan tanaman kelapa, populasi hama dan potensi musuh alami yang dapat menekan perkembangan hama di lapangan. Penelitian dilaksanakan pada lahan petani Kecamatan Morotai Selatan, Kecamatan Morotai Utara, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Pada setiap lokasi dipilih 10 pohon contoh kemudian diambil daun muda, daun tengah dan daun tua. Dari setiap tanaman contoh diamati kerusakan tanaman, populasi hama, musuh alami dan produksi tanaman kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama S. decoratus merusak daun kelapa tetapi tidak merusak bunga betina atau buah muda. Serangan hama ini pada umumnya dikategorikan pada serangan ringan dan sedang, tetapi pada lokasi tertentu di Kecamatan Morotai Utara dan di Desa Posi Posi Rao (Pulau Rao), Kecamatan Morotai Selatan Barat, terdapat tanaman dengan tingkat serangan berat. Hampir semua lokasi yang dikunjungi sudah terdapat serangan hama S. decoratus, kecuali di Pulau Loleba Kecil dan Loleba Besar. Berdasarkan penilaian kerusakan anak daun dari setiap pelepah, ternyata persentase kerusakan daun lebih tinggi pada daun tua dibandingkan dengan daun tengah dan terendah pada daun muda. Rata-rata kerusakan pada daun tua 26,57 – 48,65%, daun tengah 10,15 – 36,97% dan daun muda 8,69 – 14,88%. Nimfa S. decoratus lebih memilih daun muda sebagai makanannya dibandingkan dengan tengah dan daun tua, hal ini ditunjukkan oleh populasi nimfa tertinggi pada daun mudadan terendah pada daun tua, sebaliknya populasi imago lebih banyak pada pelepah daun tua dibandingkan dengan daun tengah dan terendah pada daun muda. Preferensi ini kemungkinan disebabkan karena kebutuhan nutrisi yang berbeda antara nimfa dan imago dan perbedaan profile nutrisi dari pinak daun pada pelepah daun yang muda dan tua, sertamandibel nimfa masih lunak sehingga memilih daun yang masih muda sedangkan mandibel imago lebih kuat. Dari nimfa dan imago S. decoratus yang dikoleksi, tidak ditemukan parasitoid Stichoterma dallatorreanum tetapi ditemukan pada Tettigoniidae lain yang bukan hama kelapa. Ditemukan predator laba-laba, Oecophylla smaragdina, semut hitam, burung predator dan cendawan entomopatogen. Kata kunci: Kelapa, Segestes decoratus, kerusakan tanaman, populasi hama, dan musuh alami ABSTRACT Segestes docoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) is one of the pests that can damage coconut leaves and cause very heavy damage in the area of distribution, especially in abandoned fields in certain islands. In Indonesia, S. docoratus pest only found in the Morotai Islands, Morotai Island Regency, North Maluku Province. Detailed information on damage, the population of the pest and its natural enemies, as well as distribution are still limited. This research aims to study the damage of coconut trees, pest populations and the potential of natural enemies that can suppress pests development in the field. The study was conducted on farmers land in Darame Village, Pilowo, South Morotai District, Yao Village, Bido Village North Morotai District, Waringin Village (Small Loleba Island and Big Loleba Island), Posi Posi Rao Village (Rao Island), South West Morotai District, Regency Morotai Island, North Maluku. At each location was selected 10 trees

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

96

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia

Analysis of coconut palm damage and natural enemies of the Segestes decoratus pest (Orthoptera: Tettigoniidae) in Indonesia

MELDY L.A. HOSANG1, J.C. ALOUW2 DAN W.J. SAMBIRAN1

1Balai Penelitian Tanaman Palma

Jl. Raya Mapanget PO BOX 1004 Manado 95001 Email: [email protected]

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Jl. Tentara Pelajar No.1. Kota Bogor, Jawa Barat. 16111 International Coconut Community, 8th Floor, BAPPEBTI Building Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta 10430, Republic of Indonesia

Diterima 31 Agustus 2020 / Direvisi 28 September 2020 / Disetujui 21 Desember 2020

ABSTRAK

Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) merupakan salah satu hama yang merusak daun kelapa dan dapat menyebabkan kerusakan yang sangat berat di daerah penyebarannya terutama pada kebun yang tidak terpelihara pada pulau-pulau tertentu. Di Indonesia, hama S. decoratus hanya ditemukan di Kepulauan Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Informasi kerusakan, populasi hama dan musuh alaminya serta distribusi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kerusakan tanaman kelapa, populasi hama dan potensi musuh alami yang dapat menekan perkembangan hama di lapangan. Penelitian dilaksanakan pada lahan petani Kecamatan Morotai Selatan, Kecamatan Morotai Utara, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Pada setiap lokasi dipilih 10 pohon contoh kemudian diambil daun muda, daun tengah dan daun tua. Dari setiap tanaman contoh diamati kerusakan tanaman, populasi hama, musuh alami dan produksi tanaman kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama S. decoratus merusak daun kelapa tetapi tidak merusak bunga betina atau buah muda. Serangan hama ini pada umumnya dikategorikan pada serangan ringan dan sedang, tetapi pada lokasi tertentu di Kecamatan Morotai Utara dan di Desa Posi Posi Rao (Pulau Rao), Kecamatan Morotai Selatan Barat, terdapat tanaman dengan tingkat serangan berat. Hampir semua lokasi yang dikunjungi sudah terdapat serangan hama S. decoratus, kecuali di Pulau Loleba Kecil dan Loleba Besar. Berdasarkan penilaian kerusakan anak daun dari setiap pelepah, ternyata persentase kerusakan daun lebih tinggi pada daun tua dibandingkan dengan daun tengah dan terendah pada daun muda. Rata-rata kerusakan pada daun tua 26,57 – 48,65%, daun tengah 10,15 – 36,97% dan daun muda 8,69 – 14,88%. Nimfa S. decoratus lebih memilih daun muda sebagai makanannya dibandingkan dengan tengah dan daun tua, hal ini ditunjukkan oleh populasi nimfa tertinggi pada daun mudadan terendah pada daun tua, sebaliknya populasi imago lebih banyak pada pelepah daun tua dibandingkan dengan daun tengah dan terendah pada daun muda. Preferensi ini kemungkinan disebabkan karena kebutuhan nutrisi yang berbeda antara nimfa dan imago dan perbedaan profile nutrisi dari pinak daun pada pelepah daun yang muda dan tua, sertamandibel nimfa masih lunak sehingga memilih daun yang masih muda sedangkan mandibel imago lebih kuat. Dari nimfa dan imago S. decoratus yang dikoleksi, tidak ditemukan parasitoid Stichoterma dallatorreanum tetapi ditemukan pada Tettigoniidae lain yang bukan hama kelapa. Ditemukan predator laba-laba, Oecophylla smaragdina, semut hitam, burung predator dan cendawan entomopatogen. Kata kunci: Kelapa, Segestes decoratus, kerusakan tanaman, populasi hama, dan musuh alami

ABSTRACT

Segestes docoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) is one of the pests that can damage coconut leaves and cause very heavy damage in the area of distribution, especially in abandoned fields in certain islands. In Indonesia, S. docoratus pest only found in the Morotai Islands, Morotai Island Regency, North Maluku Province. Detailed information on damage, the population of the pest and its natural enemies, as well as distribution are still limited. This research aims to study the damage of coconut trees, pest populations and the potential of natural enemies that can suppress pests development in the field. The study was conducted on farmers land in Darame Village, Pilowo, South Morotai District, Yao Village, Bido Village North Morotai District, Waringin Village (Small Loleba Island and Big Loleba Island), Posi Posi Rao Village (Rao Island), South West Morotai District, Regency Morotai Island, North Maluku. At each location was selected 10 trees

Page 2: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

97

sample, and then young frond, mature frond and old frond were taken. Plant damage, coconut production, pest and natural enemies population were observed from each sample. The results showed that the S. decoratus pest damages coconut leaves but does not damage female flowers or young fruits. These pest attacks are generally categorized as light and moderate, but in certain locations in the North Morotai District and the Village of Posi Posi Rao (Rao Island), South West Morotai District, there are plants with a heavy attack level. Nearly all locations visited had S. decoratus pest attacks, except on the islands of Small Loleba and Big Loleba. Based on the assessment of the damage to leaflets from each frond, the percentage of leaf damage is higher in older leaves than mature leaves and lowest in young leaves. The average damage to old leaves is 26.57% - 48.65%, mature leaves 10.15% - 36.97% and young leaves 8.69% - 14.88%. The nymph of S. decoratus preferred young leaves as its food compared to mature and old leaves. This was indicated by the highest nymph population on young leaves and the lowest on old leaves. On the other hand, the higher adult population was found on the old fronds than the mature fronds and lowest on young fronds. This preference might be due to different nutritional components needs between nymph and adult stages, and different nutrient profiles of coconut leaflet between young and old fronds, or the mandible strength. Mandible of the imago is typically more robust than that of the nymphs. Hence, S. decoratus nymphs preferred the soft young leaves, while imagos prefer old leaves. The Stichoterma dallatorreanum parasitoid was not found in the nymphs and adults of S. decoratus collected, but it was found in other Tettigoniidae which are not coconut pests. Other natural enemies found were a spider predator, Oecophylla smaragdina, black ants, predator birds, and entomopathogenic fungi. Keywords: Coconut, Segestes decoratus, palm damage, pest population and natural enemies

PENDAHULUAN

Produktivitas kelapa yang rendah di tingkat petani (sekitar 1,1 ton/ha/tahun) sudah berlangsung lebih dari 30 tahun, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: teknik budidaya kelapa yang belum dilakukan dengan baik, banyak tanaman yang rusak atau sudah tua, penggunaan bibit unggul masih terbatas, dan serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa, diantaranya hama Segestes decoratus, Sexava nubila, S. coriacea, S. karnyi,Rhynchophorus ferrugieus, R. vulneratus(Rugman-Jones et al., 2013; Sazali et al., 2018), R. bilineatus, kumbang kelapa Oryctes rhinoceros,Brontispa longissima, Plesispa reichei, Promecothecacumingii, Parasa balitkae, Altha alastor, Thosea monoloncha, Darna catenatus, Artona catoxantha, Hidari irava, Aspidiotus destructor, Batrachedra arenosella, Tirathaba rufivena, Platypus jansoni, Platypus lepidus, Xyleborus affini, dan hama baru tungau kelapa Aceriaguerreronisserta penyakit busuk pucuk dan gugur buah. Kerugian akibat serangan hama Sexava, Oryctes, Brontispa, Artona, Hidari, Aspidiotus, dan penyakit busuk pucuk diperkirakan bisa mencapai Rp. 1,2 triliun per tahun jika tidak dikendalikan (Hosang, 2015).

Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) merupakan salah satu hama yang merusak tanaman kelapa terutama di Kepulauan Morotai, Maluku Utara sehingga hama ini disebut jug`a sebagai belalang Morotai. Di Indonesia, penyebaran hama ini hanya terbatas di Kepulauan Morotai, Provinsi Maluku Utara. Hama S. decoratus, merusak daun kelapa dengan gejala serangan yang sama dengan kerusakan daun yang disebabkan oleh hama Sexava spp.Hama S. decoratuspada kondisi tertentu dapat

menyebabkan kerusakan berat terutama pada lahan yang tidak dipelihara dengan baik.

Bioekologi hama S. decoratus hampir sama dengan hama Sexava spp., sehingga komponen pengendalian yang dapat diterapkan di lapangan dapat mengacu pada teknologi pengendalian yang sudah dilembangkan pada hama Sexava spp., dengan modifikasi yang sesuai untuk hama S. decoratus,seperti pemanfaatan perangkap (Hosang dan Alouw, 2010), musuh alami seperti parasitoid Leefmasia bicolor (Lalisang, et al., 2015), prospek pemanfaatan predator burung pentet Lanius schach(Lala et al., 2010; Lala, 2016; Wagiman et al., 2014), cendawan entomopatogen (Alouw, 2010), penggunaan insektisida sistemik jika diperlukan (Hosang et al., 2010) dan penerapan pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan (Hosang, 2015; Hosang, 2016)

Beberapa strategi pengendalian sudah dilakukan untuk mengatasi hama di lapangan tetapi lebih banyak mengandalkan insektisida. Hal ini sangat merugikan karena selain dapat meningkatkan biaya produksi dapat juga mencemari lingkungan hidup. Penggunaan bahan kimia tidak dapat menyelesaikan masalah dalam jangka panjang karena (1) kemungkinan dapat menyebabkan resistensi hama terhadap insektisida dan (2) munculnya hama sekunder. Pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan salah satu pendekatan yang baik dalam mengelola pertanaman kelapa secara berkelanjutan karena selain lebih aman terhadap lingkungan hidup, dapat juga mengurangi dan mengatasi masalah hama dalam jangka panjang.

Konsepsi PHT sekarang ini lebih mengarah pada pemahaman dan pengelolaan ekosistem. Penggunaan ambang ekonomi atau ambang pengendalian yang didasarkan pada kepadatan populasi hama merupakan contoh ketidak pedulian

Page 3: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia (Meldy L.A. Hosang, et.al.)

98

terhadap keutuhan tatanan ekosistem. Oleh karena itu, konsepsi ambang ekonomi diganti dengan konsepsi analisis ekosistem. Ambang pengendalian adalah acuan pengambilan keputusan yang berdimensi tunggal (hanya atas dasar hama), sedangkan analisis ekosistem adalah acuan pengambilan keputusan yang berdimensi majemuk. Berdasarkan hal itu maka analisis kerusakan tanaman, populasi hama, musuh alami dan faktor ekologis lainnya perlu mendapat perhatian dalam penerapan pengendalian hama di lapangan.(Wagiman et al., 2012) menyatakan bahwa tingkat kerusakan hama Sexavadibagi dalam lima kelas yaitu sehat, ringan, sedang, berat dan sangat berat: (1) Sehat: 0% pelepah daun diserang, (2) Ringan: 1% - 25% pelepah daun diserang, (3) Sedang: >25% – 50% pelepah daun diserang, (4) Berat: >50% – 75% pelepah daun diserang dan (5) Sangat berat : >75 – 100 pelepah daun diserang. Penilaiaan kerusakan seperti ini dapat dilakukan secara cepat oleh petugas lapangan. Zelazny dan Hosang (1991) menyatakan bahwa kerusakan anak daun dapat mengestimasi kerusakan tanaman kelapa sehingga dalam penelitian ini difokuskan pada penilaian kerusakan daun per pelepah daun yang dapat berfungsi untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam pengendalian hama S. decorates di lahan petani.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan pada lahan petani di Desa Darame, Pilowo, Kecamatan Morotai Selatan, Desa Yao, Desa Bido Kecamatan Morotai Utara, Desa Waringin (Pulau Loleba Kecil dan Loleba Besar), Desa Posi Posi Rao (Pulau Rao), Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Penelitian dilaksanakan sejak tahun 2017 sampai 2019.

Pada setiap lokasi dipilih 10 pohon contoh kemudian diambil daun muda, daun tengah dan daun tua.Pengambilan contoh pelepah daun pada setiap tanaman dipilih pada spiral daun yang terdapat tandan bunga termuda dari setiap tanaman (modifikasi dari Zelazny dan Hosang, 1991). Sebagai patokan daun tengahyang diambiladalah pelepah daun tempat keluar tandan bunga termuda (2), kemudian diambil pelepah daun muda (1) dan daun tua (3) seperti terlihat pada Gambar 1. Dari setiap pelepah daun contoh diambil anak daun ke 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100, tergantung jumlah anak daun pada setiap pelepah. Penilaian kerusakan meliputi persentase kerusakan mahkota daun, kerusakan pelepah daun dan kerusakan setiap anak daun per pelepah, populasi hama, musuh alami dan produksi buah kelapa.

Gambar 1. Pengambilan pelepah daun dari setiap pohon contoh,pengamatan produksi dan populasi

S. decorates Figure 1. Leaf fronds sampling from each sample tree, observing coconut production and S. decoratus population

1 2

3

Page 4: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

99

HASIL DAN PEMBAHASAN Kerusakan Tanaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama S. decoratus merusak daun kelapa tetapi tidak merusak bunga atau buah kelapa. Berbeda dengan hama Sexava, selain merusak daun dapat juga merusak bunga betina dan buah muda (Hosang 2015). Berdasarkan penilaian kerusakan anak daun dari setiap pelepah, ternyata persentase kerusakan daun lebih tinggi pada daun tua dibandingkan dengan daun ditengah mahkota dan terendah pada daun muda. Rata-rata kerusakan pada daun tua 26,57 – 48,65%, daun tengah 10,15 – 36,97% dan daun muda 8,69 – 14,88% (Gambar 2). Demikian halnya dengan penilaian kerusakan tanaman per pelepah daun pada setiap pohon mengikuti pola yang sama dengan rata-rata kerusakan pada daun tua 34,00 – 46,00%, daun tengah 17,00 – 36,00% dan daun muda 7,50 – 10,00% (Gambar 3).

Rata-rata kerusakan tanaman per pohon berdasarkan penilaian kerusakan per anak daun bervariasi antara 18,85 – 32,64% atau rata-rata 25,74%, hampir sama dengan rata-rata kerusakan tanaman berdasarkan penilaian per pelepah daunbervariasi antara 21,50 – 32,67% atau arata-rata 26,07%. Sedangkan rata-rata kerusakan tanaman berdasarkan penilaian per mahkota pohon atau kanopi kelapa, ternyata persentase

kerusakan lebih tinggi dengan variasi kerusakan antara 27 – 43% atau rata-rata 35,43% (Gambar 4). Jika penilaian kerusakan daun digunakan hanya satu pelepah per pohon yaitu pelepah daun tengah maka rata-rata kerusakan berdasakan penilaian kerusakan per anak daun kerusakannya antara 14,71 – 36,97% atau rata-rata 26,35%, sama dengan penilaian kerusakan per pelepah daun, kerusakannya antara 17,00 – 36,00% atau 26,71%.

Persentase kerusakan tanaman per pohon (3 pelepah daun muda, tengah, tua) berdasarkan penilaian kerusakan per anak daun dan penilaian per pelepah daun berturut turut 25,74% dan 26,07%, hampir sama dengan kerusakan tanaman per pohon (satu pelepah daun tengah) berdasarkan penilaian kerusakan per anak daun dan penilaian per pelepah daun berturut turut 26,35% dan 26,71%. Dari penelitian ini terbukti bahwa penilaian kerusakan tanaman per pohon akibat serangan hama S. decoratus dapat dilakukan dengan estimasi kerusakan satu pelepah daun tengah atau pelepah daun yang terdapat tandan bunga betina termuda berdasarkan kerusakan per pelepah daun. Hal ini lebih praktis dan dapat menjadi dasar serta mempermudah peneliti atau petugas lapangan dalam melaksanakan pengamatan hama S. decoratus, atau hama pemakan daun kelapa lainnya.

Gambar 2. Persentase kerusakan anak daun akibat serangan S. decoratus pada tujuh lokasi (n=70) di

Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara Figure 2. Percentage of leaflet damage due to S. decoratus attack at seven locations (n=70) in Morotai Island

Regency, North Maluku

Ke

rusa

kan

an

ak d

aun

(%

)

Lea

flet

dam

ag

e (%

)

Page 5: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia (Meldy L.A. Hosang, et.al.)

100

Gambar 3. Persentase kerusakan pelepah daun akibat serangan S. decoratus pada tujuh lokasi di

Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara Figure 3. Percentage of frond damage due to S. decoratus attack at seven locations in Morotai Island Regency,

North Maluku

Gambar 4. Rata-rata kerusakan tanaman per pohon berdasarkan penilaian kerusakan anak daun,

kerusakan pelepah daun dan kerusakan mahkota pohon kelapa serta produksi kelapa per pohon

Figure 4. Average damage per tree based on the assessment of leaflets damage, fronds damage and crown damage of coconut trees and coconut production per tree

Zelazny dan Hosang (1991) menyatakan bahwa kerusakananak daun secara detail, dapat digunakan untuk mengestimasi kerusakan tanaman akibat serangan hama Sexava. Hal ini sesuai untuk kegiatan penelitian tetapi tidak

praktis diterapkan pada pengamat hama di lapangan. Pada hama Sexava, apabila kanopi kelapa yang terserang berat oleh belalang Sexava dibandingkan dengan yang sehat, perbedaan yang jelas terlihat adalah hilangnya lamina daun.

Ke

rusa

kan

pel

epah

dau

n (

%)

Fro

nd

da

ma

ge

(%)

Ke

rusa

kan

dau

n L

eaf

dam

ag

e (%

)

Page 6: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

101

Gambar 5. Serangan berat S. decoratus pada tanaman kelapa tua (kiri) dan muda (kanan) di Desa Posi Posi, Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara

Figure 5. Severe damage of S. decorates on mature (left) and young (right) coconut palm in Morotai Island Regency, North Maluku Province

Pengamatan visual dari dekat menunjukkan bahwa bekas gigitan belalang Sexava pada lamina anak daun, tepi daun yang luka lebih kurang 1 mm berwarna coklat dan mengering. Sisa lamina anak daun yang tidak dimakan tampak sehat sama dengan anak daun yang tidak dimakan Sexava. Belalang Sexava memakan daun mulai dari tepi lembaran daun pada setiap anak daun sampai di dekat lidi. Jaringan daun bekas gigitan lamakelamaan mengering. Perbedaan warna dan kesegaran yang tegas antara bagian daun yang luka (< 1 mm) dan lembaran daun sisa dimakan mengindikasikan bahwa kerusakan daun ini terjadi secara mekanik (Wagiman et al., 2019).

Serangan hama S. decoratus pada umumnya dikategorikan pada serangan ringan dan sedang. Di Kecamatan Morotai Utara dan di Desa Posi Posi Rao (Pulau Rao), Kecamatan Morotai Selatan Barat, terdapat tanaman dengan tingkat serangan berat (Gambar 5). Produksi kelapa dari setiap lokasi yang diamati bervariasi antara 4,34 – 6,30 butir per tandan atau rata-rata 5,24 butir per tandan (Gambar 4), dengan perkiraan produksi sekitar 69,17 butir/pohon/tahun.

Populasi Hama S. Decoratus

Berdasarkan hasil penelitian ini ternyata nimfa S. decoratus lebih memilih daun muda

sebagai makanannya atau sebagai tempat berlindung dibandingkan dengan tengah dan daun tua, hal ini ditunjukkan oleh populasi nimfa tertinggi pada daun muda dan terendah pada daun tua, sebaliknya populasi imago lebih banyak pada pelepah daun tua dibandingkan dengan daun tengah dan terendah pada daun muda (Gambar 6). Preferensi ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan kebutuhan nutrisi dari nimfa dan imago, profile nutrisi anak daun pada pelepah tua dan pelepah muda ataumandible nimfa yang masih lunak sehingga memilih daun yang masih muda sedangkan mandible imago lebih kuat sehingga memilih daun tua. Untuk membuktikan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pertimbangkan hama ini aktif pada malam hari, sehingga kondisi pada siang hari belum tentu sama dengan malam hari.Morfologi nimfa muda, nimfa tua dan imago seperti terlihat pada Gambar 7.

Jika dikaitkan dengan kerusakan tanaman maka terlihat bahwa makin tinggi populasi imago maka kerusakan tanaman kerusakan tanaman meningkat (Gambar 8, 9). Hal ini disebabkan karena imago memiliki kemampuan makan lebih tinggi dibandingkan dengan stadia nimfa.

Page 7: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia (Meldy L.A. Hosang, et.al.)

102

Keterangan (Note): A = Nimfa muda (Young nymphs). B= Nimfa tua (Old nymphs), C= Nimfa muda dan tua (Young and old nymphs), D= Imago jantan (Male adults), E= Imago betina (Female adults), F= Imago jantan dan betina (Male and female adults), G= Populasi (Population).

Gambar 6. Populasi S. decoratus pada pelepah daun kelapa muda, tengah dan tua di Kabupaten Pulau

Morotai, Maluku Utara Figure 6. Population of S. decorates on young, middle and old coconut leaf fronds in Pulau Morotai Regency, North

Maluku

Gambar 7. Nimfa dan imago S. decoratus: (A) nimfa muda (baru muncul dari telur), (B) nimfa tua dan (C) imago S. decoratus

Figure 7. Nymphs and adults of S. decoratus: (A) young nymphs (newly emerged from eggs), (B) old nymphs and (C) adults of S. decorates

A

B

C

Po

pu

lasi

S. d

eco

ratu

s p

ada

pel

epah

dau

n k

ela

pa

Pop

ula

tion

of

S.

dec

ora

tes

on c

ocon

ut

leaf

fro

nd

s

Page 8: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

103

Gambar 8. Kerusakan tanaman kelapa dan populasi S. decoratus pada daun muda, tengah dan tua di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara

Figure 8. Damage to coconut trees and S. decoratus population on young, middle and old leaf fronds in Pulau Morotai Regency, North Maluku

Kemampuan Makan Nimfa dan Imago S. decorates

Hama ini mengalami metamorfosa dari telur, nimfa dan imago. Telur S. decoratus mirip dengan telur hama Sexava spp., warna dan bentuknya hampir sama dengan buah padi yang sudah masak (gabah) dengan panjang 8,5 - 9 mm. Belalang Morotai S. decoratus berukuran lebih kecil dari belalang Sexava spp. Panjang imago jantan ± 6 cm dan imago betina ± 7 cm. Panjang antena imago jantan ± 13 cm dan betina ± 10,5 cm. Belalang ini ada yang berwarna hijau atau cokelat. Alat peletak telur berwarna kuning dan ujungnya berwarna hitam dengan panjang ± 2,5 cm. Stadia yang merusak daun kelapa adalah stadia nimfa dan imago dengan kemampuan makan seperti terlihat pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa lama hidup nimfa betina tua S. decorates sekitar 24 hari dengan rata-rata kemampuan makan 5,45 cm2/hari. Lama hidup Imago betina antara 50-67 hari dengan kemampuan makan 14,06 cm2/hari sedangkan lama hidup imago jantan 68-73 hari atau lebih dengan rata kemampuan makan 7,41 cm2/hari. Kemampuan makan hama S. decorates lebih rendah, dibandingkan dengan kemampuan makan hama Sexava nubila (Gambar 9).Kemampuan makan nimfa dan imago S. nubila per hari untuk nimfa instar 1 (N1) =2,81 cm2, N2 = 11.25 cm2, N3 = 16,06 cm2, N4= 44,00 cm2, imago betina 24.07 cm2, dan imago jantan 38,67 cm2. Selama hidupnya (stadia nimfa dan imago), satu individu Sexava betina dapat mengkonsumsi 5470,11 cm2 dan jantan 6049,83 cm2 (Sabbatoellah dan Hosang, 2006).

Po

pu

lasi

S. d

eco

ratu

s p

ada

pel

epah

dau

n k

ela

pa

Pop

ula

tion

of

S.

dec

ora

tes

on c

ocon

ut

leaf

fro

nd

s

Page 9: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia (Meldy L.A. Hosang, et.al.)

104

Tabel 1. Lama hidup dan kemampuan makan S. decoratus di laboratoriun Table 1. Life span and eating ability of S. decoratus in the laboratory

No. Karakteristik Characteristics

Imago 1 Adult 1

Imago 2 Adult 2

Imago 3 Adult 3

Nimfa tua (Old nymph) 1. Panjang badan (cm2)

Body length (cm2) 3,7 – 4,5 3,6 – 4,5

2. Lama hidup nimfa betina (hari) Life span of female nymphs (days)

24 24

3. Luas daun yang dikonsumsi/hari (cm2) Leaf area consumed /day (cm2)

6,13 (8,95%) 4,78 (8,07%)

4. Luas daun yang disediakan sebagai pakan/hari (cm2) Leaf area provided as food /day (cm2)

46,916 48,33

5. Lama pengamatan (hari) 16 16 Length of observation (days)

Imago Betina (di pelihara dari nimfa tua) Female adults (raised from old nymphs) 1. Lama hidup imago betina (hari)

Life span of female adults (days) 50 50 67

2. Luas daun yang dikonsumsi/hari (cm2) Leaf area consumed /day (cm2)

13,15 (17,02%) 15,40 (22,26%) 12,16 (18,74%)

3. Luas daun yang disediakan sebagai pakan/hari (cm2) Leaf area provided as food /day (cm2)

80,46 81,36 67,95

4. Lama pengamatan (hari) 29 25 42 Length of observation (days)

Imago Betina (dikoleksi dari lapangan) Female adults (collected from the field) 1. Lama hidup imago betina (hari)

Life span of female adults (days) 43 39 44

2. Luas daun yang dikonsumsi/hari (cm2) Leaf area consumed /day (cm2)

15,05 (24,15%) 13,24 (20,27%) 15,37 (22,41%)

3. Luas daun yang disediakan sebagai pakan/hari (cm2) Leaf area provided as food /day (cm2)

67,34 68,01 67,39

4. Lama pengamatan 23 21 24 Length of observation (days)

Imago Jantan (dikoleksi dari lapangan) Male adults (collected from the field) 1. Lama hidup imago jantan (hari)

Life span of male adults (days) 73 68 73

2. Luas daun yang dikonsumsi/hari (cm2) Leaf area consumed /day (cm2)

7,54 (11,05%) 6,85 (10,01%) 6,73 (12,23%)

3. Luas daun yang disediakan sebagai pakan/hari (cm2) Leaf area provided as food /day (cm2)

69,82 70,07 66,88

4. Lama pengamatan (hari) Length of observation (days)

45 40 45

Page 10: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

105

Luas

dau

n d

iko

nsu

msi

per

har

i (cm

2)

Lea

f a

rea

co

nsu

med

per

da

y (c

m2)

Gambar 9. Konsumsi daun kelapa dari nimfa tua dan imago S. decorates dan S. nubila Figure 9. Coconut leaf area consumed by old nymph and adults of S. decorates and S. nubile

Musuh Alami Segestes decotarus

Dari nimfa dan imago S. decoratus yang dikoleksi di Kepulauan Morotai, ternyata tidak ditemukan parasitoid nimfa dan imago Stichoterma dallatorreanum tetapi ditemukan pada imago Tettigoniidae lain yang tidak merusak tanaman kelapa (Gambar 10). Parasitoid ini belum pernah dilaporkan pada hama Segestes spp. yang

merusak tanaman kelapa di Pulau Morotai, Maluku Utara.Hasil survei di Sorong pada populasi hama Sexava nubila, ditemukan parasitoid S. dallatorreanum (Gambar 11), walaupun tingkat parasitasinya rendah. Parasitoid tersebut pernah dilaporkan pada populasi hama S.nubila di Sorong dan sekitarnya (Hosang dan Soekarjoto, 1991).

Page 11: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia (Meldy L.A. Hosang, et.al.)

106

Parasitoid nimfa dan imago S. dallatorreanummerupakan salah parasitoid potensial pada hama Segestes dan hama Sexava.Pengaruh parasitoid S. dallatorreanum terhadap inangnya telah dipelajari pada hamaS. decoratus. Dari 32 imago betina terparasit rata-rata mempunyai 11,7 telur dewasa dan 34,2 telur belum dewasa, sedangkan pada 31 imago betina tidak terparasit rata-rata terdapat 35,3 telur dewasa dan 19,0 telur belum dewasa. Disini jelas terlihat bahwa inang terparasit lebih sedikit ditemukan telur dewasa dibandingkan dengan inang tidak terparasit, selanjutnya dinyatakan bahwa parasitoid nimfa dan imago, S. dallatorreanum, berkontribusi dalam pengendalian S. decoratus di daerah dengan curah hujan yang terdistribusi secara merata dan parasitoid tersebut berpotensi sebagai agens pengendali hayati di daerah yang endemik terhadap spesies hama Sexava, Segestes dan Segestidea (Young, 1987). Selanjutnya telah diteliti juga pengaruh parasitoid ini pada nimfa S. decoratus. Rata-rata kematian nimfa 47,4% pada hari ke 30, sedang kematian nimfa tanpa perlakuan hanya 7,7%. Seluruh nimfa yang mati pada kelompok dengan perlakuan menunjukkan adanya serangan triungulin (larva aktif) pada kutikula, tetapi tidak terdapat pada serangga kontrol. Persentase

mortalitas nimfa 87% pada hari ke 40 dan 100 persen pada hari ke 45, sedangkan pada kontrol berturut-turut 3,2 dan 16,7 persen (Young, 1987), dengan demikian jelaslah bahwa triungulin S. dallatorreanum berpengaruh terhadap kehidupan inang S. decoratus. Peran parasitoid ini di alam perlu dipelajari lebih rinci untuk menunjang program pengendalian hama Sexava spp. dan S. decoratus di Indonesia.

Musuh alami lain yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dikemudian hari untuk mengendalikan hama S. decoratus adalah cendawan entomopatogen Metabron (Metarhizium yang diisolasi dari hama Brontispa longissima) yang diformulasi dalam air kelapa dan minyak kelapa sawit dengan konsentrasi konidia 5 x 105 konidia/µl masing-masing dapat menginfeksi hama 65% dan 100% sehingga berpeluang untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida untuk hama Sexava yang sama family dengan hama S. decoratus. Teknik aplikasi dapat dilakukan melalui penyemprotan suspensi konidia (Alouw, 2010). Pada daerah serangan hama S. decorates ditemukan cendawan entomopatogen (Hirsutella ?) yang menginfesi laba-laba (Gambar 12), musuh alami ini berpeluang dikembangkan sebagai salah satu agens hayati.

Gambar 10. Gejala imago Tettigoniidae yang terparasit Stichoterma dallatorreanum di Morotai, Maluku Utara Figure 10. Symptoms of Tettigoniidae adult that was parasitized by Stichoterma dallatorreanum in Morotai,

North Maluku

Gambar 11. Imago S. nubilayang terparasit Stichotremma dallatorreanum di Sorong, Papua Barat Figure 11. Symptoms of S. nubila adult which was parasitized by Stichotremma dallatorreanum in Sorong, West

Papua

Page 12: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

107

Gambar 12. Cendawan entomopatogen (Hirsutella?) menginfesi laba-laba Figure 12. Entomopathogenic fungus (Hirsutella?) infected a spider

Gambar 13. Imago S. decoratus yang sementara dimangsa semut hitam (kiri) dan semut Oecophylla

smaragdina (kanan) Figure 13. Adults of S. decoratus was eaten by black ant (left) and Oecophylla smaragdina ants (right) Ditemukan predator laba-laba, Oecophylla smaragdina, semut hitam, burung predator dan cendawan entomopatogen (Gambar 13). Young (1987) menyatakan bahwa predator telur dengan identitas yang tidak diketahui berperan terhadap mortalitas telur yang lebih tinggi daripada parasitoid telur Triteleia atrella dan Tetrastichus spp., tidak efektif dalam mengendalikan hama karena parasitoid tersebut hanya mampu memparasitisasi telur yang nampak pada permukaan.Dalam penelitian kedepan pelepasan burung pentet Lanius schach yang sudah diuji pada populasi hama Sexava (Wagiman et al., 2014)

dapat uji pada populasi hama S. decoratus di Kepulauan Morotai. Tanaman Inang dan Daerah Penyebarannya

Hama S. decoratus bersifat polifag karena selain kelapa dapat memakan beberapa tanaman inang lainnya seperti kelapa sawit, aren, pinang (Areca cathecu), pandan dan pisang (Gambar 14). Daerah penyebaraannya adalah Papua New Guinea, New West Britain Province, dan Kepulauan Morotai, Provinsi Maluku Utara, Indonesia (Young, 1985).

Page 13: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama Segestes decoratus (Orthoptera: Tettigoniidae) di Indonesia (Meldy L.A. Hosang, et.al.)

108

Gambar 14. Tanaman inang utama Segestes decoratus adalah tanaman kelapa dan tanaman inang alternatif

yang ditemukan di lapangan seperti pinang, pisang (kiri) pandan (tengah) dan Aren (kanan) Figure 14. The main host plants of Segestes decoratus are coconut trees and the alternative host plants found in the

field such as areca nut, banana (left) pandanus (center) and sugar palm (right)

KESIMPULAN

Hama S. decoratus merusak daun kelapa tetapi tidak merusak bunga betina atau buah muda, berbeda dengan hama Sexava spp., yang merusak bunga betina dan buah muda. Serangan hama ini pada umumnya dikategorikan pada serangan ringan dan sedang, tetapi pada lokasi tertentu terutama pada lahan yang tidak terpelihara terdapat tanaman dengan tingkat serangan berat.

Persentase kerusakan tanaman per pohon (3 pelepah daun muda, tengah, tua) berdasarkan penilaian kerusakan per anak daun dan penilaian per pelepah daun berturut turut 25,74% dan 26,07%, hampir sama dengan kerusakan tanaman per pohon (satu pelepah daun tengah) berdasarkan penilaian kerusakan per anak daun dan penilaian per pelepah daun berturut turut 26,35% dan 26,71%. Dengan demikian penilaian kerusakan tanaman per pohon dapat diestimasi dari satu pelepah daun tengah.

Nimfa S. decoratus lebih banyak ditemukan pada daun muda dibandingkan dengan tengah

dan daun tua, sebaliknya populasi imago lebih banyak pada pelepah daun tua dibandingkan dengan daun tengah dan terendah pada daun muda.

Parasitoid potensial Stichoterma dallatorreanum ditemukan pada belalang Tettigoniidae tetapi tidak ditemukan pada hama S. decoratus. Musuh alami lain yang ditemukan di lokasi adalah predator laba-laba, Oecophylla smaragdina, semut hitam, burung dan cendawan entomopatogen.

DAFTAR PUSTAKA

Alouw, J.C. 2010. Patogenisitas metabron terhadap hama sexava nubila (Orthoptera : Tettigoniid. Buletin Palma 38 (1): 24-32.

Alouw J.C., dan Hosang MLA. 2016. Sexava nubila (Orthoptera: Tettigoniidae): Ledakan dan kerusakannya pada tanaman kelapa sawit. Buletin Palm 17:97–104.

Page 14: Analisis Kerusakan Tanaman Kelapa dan Musuh alami Hama

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 2020: 96 - 109

109

Hosang M.L.A. 2015. Ekobiologi dan Pengendalian Hama Sexava pada Tanaman Kelapa. Jakarta: IAARD Press.

Hosang, M.L.A. Sistem pengendalian hama Sexava ramah lingkungan pada tanaman kelapa. Jakarta: IAARD Press.

Hosang, M.L.A. and J.C. Alouw. 2010. Eco-friendly trap to control Sexava spp. Cord, International Journal on Coconut R&D 26(1):44-51.

Hosang, M.L.A., J.C. Alouw dan I.W. Laba. 2010. Pengujian lapangan insektisida monosultap 400 SL Terhadap Hama Sexava nubila pada Tanaman Kelapa. Buletin Palma 39: 163-172 .

Lala, F. 2016. Kemapanan burung bentet kelabu (Lanius schach) asal Yogyakarta di pulau Salibabu. Buletin Palma 17(1): 25 – 34.

Lala, F., F.X. Wagiman dan N.S. Putra. 2010. Aktivitas harian dan preferensi burung predator Lanius sp. terhadap hama Sexava spp. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 16(1): 22–27.

Lalisang, A., B.A.N. Pinaria, M.F. Dien, C.S. Rante. 2015. Parasitisasi Leefmansia bicolor terhadap telur Sexava nubila Stal. (Orthoptera; Tettigonidae) pada tanaman kelapa di pulau Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Cocos 6(6).

Rugman-Jones, P.F., Hoddle, C.D., Hoddle, M.S., Stouthamer, R., 2013. The lesser oftwo weevils: molecular-genetics of pest palm weevil populations confirm Rhynchophorus vulneratus (Panzer 1798) as a valid species distinct from R. ferrugineus (Olivier 1790), and reveal the global extent of both. PLos One 8(e78379), 15.

Sazali, S.N., I.R. Hazmi, F. Abang, F. Rahim and A.A. Jemain. 2018. Morphometric study of the palm weevils, Rhynchophorus vulneratus and R. ferrugineus (Coleoptera: Curculionidae) in View of Insular and Mainland Populations of Malaysia. Pertanika J. Trop. Agric. Sc. 41 (3): 1347 – 1358.

Sabbatoellah, S. dan M.L.A. Hosang. 2006. Kemampuan Makan Sexava nubila Stal (Orthoptera: Tettigoniidae) pada Daun Kelapa. Buletin Palma 31(2): 79-90.

Syakir M, Barri NL, HosangMLA, Indrawanto C. 2013. Budidaya dan Pascapanen Kelapa. Jakarta: IAARD Press.

Young, GR. 1985. Observations on the biology of 'Segestes decoratus' Redtenbacher (Orthoptera: Tettigoniidae), a pest of coconut in Papua New Guinea.

Young, G. R. 1987. Some parasites of Segestes decoratus Redtenbacher (Orthoptera: Tettigoniidae) and their possible use in the biological control of tettigoniid pests of coconuts in Papua New Guinea. Bulletin of Entomological Research 77(3): 515-524.

Wagiman, F.X., M.L.A. Hosang dan F. Lala. 2012. Dampak serangan hama belalang Sexava terhadap kerusakan bunga betina dan buah kelapa. Makalah Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Pertanian dan Perikanan Tahun 2012. Fakultas Pertanian UGM, 5 September 2012.

Wagiman, F.X., N.S. Putro, F. Lala dan M.L.A. Hosang. 2014. The introduction of Predatory Bird Lanius schach from Yoggyakarta to Salibabu Island for controlling Sexava spp. on coconut palm. Buletin Palma 15(2): 115-119.

Wagiman, F.X., M.L.A. Hosang , F. Lala. 2019. Analisis kerusakan daun dan buah kelapa akibat serangan belalang Sexava. Jurnal Entomologi Indonesia 16(3): 171–179.

Zelazny B, Hosang MLA. 1991. Estimating defoliation of coconut palms by insect pests. Tropical Pests Management. 37(1): 63-65. Published online: 13 November 2008.